• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akta Kelahiran sebagai Hak Konstitusional Anak: Perspektif Hukum Perlindungan Anak T1 312012080 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akta Kelahiran sebagai Hak Konstitusional Anak: Perspektif Hukum Perlindungan Anak T1 312012080 BAB II"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Pustaka

A.1 Konsep Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi

masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak

sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan

ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati

martabatnya sebagai manusia.1

Perlindungan hukum merupakan suatau hal yang melindungi

subyek-subyek hukum melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 2

a. Perlindungan Hukum Preventif Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta

1

Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), (Surakarta; Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004) hal. 3.

2

(2)

memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan dalam melakukan sutu kewajiban. b. Perlindungan hukum Represif

Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran.

A.2 Pengertian Akta kelahiran

Sebelum kita mengetahui apa yang dimaksud dengan akta kelahiran

kita harus mengetahui dulu bahwa akta kelahiran merupakan bagian dari

suatu akta catatan sipil. Akta Catatan Sipil ialah alat bukti yang kuat atas

peristiwa ( kejadian ) untuk memperoleh kepastian hukum dari status

keperdataan seseorang yang mengalami peristiwa hukum tersebut dan

membantu/memperlancar aktivitas pemerintah dibidang kependudukan

dan pencatatan tersebut dilakukan oleh lembaga catatan sipil.3Lembaga

catatan sipil adalah suatu lembaga yang bertujuan mengadakan

pendaftaran, serta pembuktian yang selengkap-lengkapnya dan

sejelas-jelasnya serta memberi kepastian hukum yang sebesar-besarnya atas

peristiwa kelahiran, pengakuan, perkawinan, dan kematian.4

Berdasarkan penjelasan diatas penulis bisa menyimpulkan bahwa akta

kelahiram ialah alat bukti yang dibuat oleh instansi terkait ( Dinas

Kependudukan dan catatan sipil ) yang kuat atas peristiwa kelahiran

3

Djaja s. meliala, Op.Cit., h. 46. 4

(3)

seseorang untuk memperoleh kepastian hukum dari status keperdataan

seseorang yang mengalami peristiwa hukum

pokok akta menurut Pasal 1871 KUH Perdata hal itu hanya akan berlaku

sebagai permulaan bukti tertulis. Adapun isi pasal 1871 KUH Perdata ialah :5

(1) Suatu akta otentik namunlah tidak memberikan bukti yang yang sempurna tentang apa yang termuat di dalamnya sebagai suatu penuturan belaka, selainnya sekedar apa yang dituturkan itu ada hubungannya langsung dengan pokok isi akta.

(2) Jika apa yang termuat disitu sebagai suatu penuturan belaka tidak ada hubungannya langsung dengan pokok isi akta, maka itu hanya dapat berguna sebagai permulaan pembuktian dengan tulisan.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendefinisikan akta

kelahiran sebagai berikut :6

akta kelahiran adalah bentuk identitas setiap anak yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari hak sipil dan politik warga negara. Hak atas identitas merupakan bentuk pengakuan negara terhadap keberadaan seseorang di depan hukum.

Akta kelahiran memiliki manfaat yang sangat berpengaruh terhadap anak yaitu meliputi : menjadi bukti bahwa negara mengakui atas identitas seseorang yang menjadi warga negara tersebut, sebagai alat dan data dasar bagi pemerintah untuk menyusun anggaran nasional dalam bidang pendidikan, kesehatan, social, dan perlindungan anak, merupakan bukti awal kewarganegaraan dan identitas diri pertama yang dimiliki anak, menjadi bukti yang sangat kuat bagi anak untuk mendapatkan hak waris dari orangtuanya, mencegah terjadinya pemalsuan umur, perkawinan dibawah

5

Muhammad Fauzi Syareyza, Aspek Hukum Pencatatan Akta Kelahiran anak dan kaitannya dengan Hubungan Anak dan Orang Tuannya ( Studi Putusan Mahkamah Konstitusi no 16/PUU/VIII/2010 ), Skripsi, Universitas Sumatra Utara, Medan, 2013, h. 30-31

6

(4)

umur, tindak kekerasan terhadap anak, perdagangan anak, adopsi illegal, dan eksploitasi seksual.

A.3 Pengaturan tentang Akta Kelahiran a. Berdasarkan Uudang-undang 1945

Bagian Undang-Undang dasar 1945 yang mengatur tentang akta kelahiran yaitu

UUD 1945 sendiri mengakui dengan jelas bagaimana hak asasi manusia itu harus dihargai, dijunjung tinggi, dihormati dan negara menjadi pemangku kewajiban dari pemenuhan hak-hak asasi tersebut. Dasar hukum bagi pelaksanaan HAM di negara ini pun sudah cukup jelas dicantumkan dalam setiap hukum positif yang berlaku, UUD 1945 ( pasal 28D ), UU Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, UU Nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, dan berbagai ratifikasai penegakkan HAM yang sudah diundangkan. Hal itu berarti,dalam undang-undang tersebut secara eksplisit juga menerapkan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia termasuk anak sebagai warga negara (masyarakat). Hak ini kemudian dijabarkan lagi dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 5, 27 dan 28; Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan pada pasal 27; serta Undang-Undang No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan pasal 5.7

b. Berdasarkan Convention on the Rights of the Child ( Konvensi Hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 20 November 1989 dan diratifikasi Indonesia ada tahun 1990 )8

7

Davit Setyawan,http: http://www.kpai.go.id/artikel/pemenuhan-hak-anak-atas-akta-kelahiran-merupakan-bagian-dari-hak-sipil-yang-harus-dilindungi-konstitusi/, 15 Febuari 2014. Diakses pada tanggal 9 Juli 2016

(5)

Pasal 9 konvensi PBB mengenai hak-hak anak menentukan bahwa

semua anak harus didaftarkan segera setelah kelahirannya dan juga

harus mempunyai nama serta kewarganegaraan.

Dalam kerangka hukum Hak Asasi Manusia (HAM) internasional, hak atas kewarganegaraan merupakan hak asasi setiap manusia. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) dalam Pasal 15 huruf a menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh suatu kewarganegaraan. Kemudian Kovenan Hak-Hak Sipil dan Politik, hak atas kewarganegaraan diatur dalam Pasal 24 ayat 3. Karena setiap anak yang lahir harus didaftarkan sebagai bukti awal kewarganegaraannya, maka Convention on the Rights of the Child (CRC) yang secara spesifik mengatur kebutuhan anak menjadi acuan yuridis untuk menganalisis persoalan ini. Pasal 7 C menyatakan anak akan didaftarkan segera setelah kelahiran dan berhak memperoleh kewarganegaraan. Selanjutnya Pasal 8 menegaskan bahwa negara menghormati hak anak atas kewarganegaraannya.

Konvensi ini menghimbau agar dilaksanakan pendaftaran kelahiran gratis bagi semua anak dan merupakan tujuan yang dapat dicapai oleh semua negara

c. Berdasarkan Kitab undang-undang Hukum Perdata

Pencatatan kelahiran adalah akta atau catatan otentik yang

dibuat oleh pegawai catatan sipil berupa catatan resmi tentang tempat

dan waktu kelahiran anak, nama anak, dan nama orang tua anak secara

lengkap dan jelas, serta status kewarganegaraan anak. 9

Pada dasarnya aspek hukum pencatatan kelahiran dalam usaha

perlindungan anak merupakan suatu wujud dari kekuatan suatu

9

(6)

pembuktian tentang status seorang anak yang baru dilahirkan.Dimana

dengan status tersebut maka diketahui siapa orang tuanya yang

memiliki kewajiban untuk memelihara dan mendidiknya.

Dengan demikian maka aspek hukum pelaksanaan pencatatan

dalam usaha perlindungan anak memberikan suatu keadaan bahwa

pencatatan tersebut akanmemberikan bukti kedudukan anak baik itu

statusnya, maupun juga orang tua dankeluarganya. Sehingga

pelaksanaan pencatatan tersebut dituangkan dalam suatu

bentuk akta yaitu akta kelahiran.10

Sebagaimana disebutkan oleh Sudikno Mertokusumo, bahwa fungsi

terpenting dari pada akta adalah sebagai alat bukti yaitu :11

1. Kekuataan pembuktian lahir.

Yang dimaksudkan dengan kekuataan pembuktian lahir, ialah kekuataan pembuktian yang didasarkan atas keadaan lahir, apa yang tampak pada lahirnya, yaitu bahwa surat yang tampaknya (dari lahir) seperti akta, dianggap (mempunyai kekuataan) seperti akta sepanjang tidak terbukti sebaliknya.

2. Kekuatan pembuktian formil.

Kekuataan pembuktian formil didasarkan atas ada tidaknya pernyataan oleh yang bertanda tangan di bawah itu.Kekuataan pembuktian formil ini memberi tentang peristiwa bahwa pejabat dan para pihak menyatakan dan melakukan apa yang dimuat dalam akta.

3. Kekuataan pembuktian materiil.

Kekuatan pembuktian materiil ini memberi kepastian tentang materi suatu akta, kepastian tentang peristiwa

10

Muhammad Fauzi Syareyza, Op.Cit, h. 29-30. 11

(7)

bahwa pejabat atau para pihak menyatakan dan melakukan seperti yang dimuat dalam akta.

d. Berdasarkan Undang-undang Nomer 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Dalam Undang-undang Nomer 1 Tahun 1974 pengertian akta

kelahiran tidak diatur secarta berbeda dengan pengaturan lain namun

dalam Undang-undang tersebut mengatur secara spesifiik tentang

penulisan akta serta syarat penulisan akta jika terjadi anak luar kawin

dan anak hasil pernikahan sah bedasarkan agama bukan negara .

Pengaturan akta dalam kasus tersebut ialah :12

Perkawinan yang dilangsungkan di depan pemuka agama berdasarkan ketentuan hukum tanpa dilangsungkan di depan pegawai pencatat perkawinan (dalam hal ini Kantor Urusan Agama), maka perkawinan tersebut adalah termasuk perkawinan siri (di bawah tangan).Meski secara agama perkawinan tersebut sah, namun menurut hukum Indonesia perkawinan tersebut tidak sah karena tidak dicatatkan. Akibatnya, anak-anak yang dilahirkan dari hasil nikah siri status hukumnya sama dengan anak luar kawin yakni hanya punya hubungan hukum dengan ibunya ( Pasal 43 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan). Jadi, anak yang lahir dari kawin siri secara hukum negara tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya. Hal tersebut antara lain akan terlihat dari akta kelahiran si anak.

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) huruf a PP No. 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan

12

(8)

siri tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak bernama siapa, hari dan tanggal kelahiran, urutan kelahiran, nama ibu dan tanggal kelahiran ibu (menyebut nama ibu saja, tidak menyebut nama ayah si anak).

e. Berdasarkan UU no 23 Tahun 2006 Administrasi Kependudukan jo UU no 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas UU no 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kepenendudukan

Dalam undang-undang tersebut tidak menjelaskan apa yang di

maksud dengan akta kelahiran namun dari beberapa pasal ( pasal 1

butir 8,17,15,dan 24 ) bisa di simpulkan bahwa undang-undang

administrasi kependudukan mengartikan akta kelahiran adalah

dokumen resmi yang berisi peristiwa kelahiran yang dialami oleh

seseorang.dan di terbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai

kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari

pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.Pencatatan

Sipil adalah pencatatan Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang

dalam register Pencatatan Sipil pada Instansi pelaksana.Dan instansi

pelaksana yang dimaksud adalah satuan kerja di tingkat kecamatan

yang melaksanakan pelayanan Pencatatan Sipil dengan kewenangan

menerbitkan akta.

f. Berdasarkan UU Nomer 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak jo UU Nomer 35 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan atas UU Nomer 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Dalam Undang-undang perlindungan anak pengaturan tentang

(9)

27 di jelaskan bahwa identitas pada anak harus dituangkan dalam

bentuk akta kelahiran yang di berikan sejak lahir.Dalam pembuatan

akta kelahiran harus berdasarkan surat keterangan dari orang yang

membantu proses kelahiran anak tersebut , apabila anak tersebut tidak

di ketahui siapa dan dimana keberadaan orang tuanya maka pembuatan

akta kelahiran dibuat berdasarkan surat keterangan orang yang

menemukan anak tersebut.Selanjutnya Dalam pasal 28 menjelaskan

pemerintah yang bertanggung jawab dalam pembuatan akta kelahiran

tersebut, serta menjelaskan bahwa pembuatan akta kelahiran tidak di

kenakan biaya.

A.4 Syarat dan cara Pembuatan akta kelahiran

a. Berdasarkan pasal 51 sampai 66 Perpres No. 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Berdasarkan bagian pertama pencatatan kelahiran Perpres No. 25

Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil berisi tetntang peristiwa kelahiran yang terjadi di wilayah

NKRI dan pada pasal 51 ayat 2 akan ada 6 kemungkinan yang akan terjadi

terkait peristiwakelahiran, dan setiap kemungkinan tersebut di jelaskan

cara dan persyaratan yang digunakan untuk melakukan pencatatan

(10)

Adapun 6 kemungkinan peristiwa yang mungkin terjadi dalam

kelahiran serta bagaimana cara pembuatan akta kelahirannya sebagai

berikut :

a. Jika peristiwa kelahiran terjadi ditempat domisili ibunya bagi

penduduk Warga Negara Indonesia memiliki persyaratan serta tata

cara pembuatan sebagai berikut :

- Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;

- nama dan identitas saksi kelahiran;

- KK orang tua;

- KTP orang tua; dan

- Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua.

Dalam hal pelaporan kelahiran tidak disertai kutipan akta

nikah/akta perkawinan orang tua pencatatan kelahiran tetap

dilaksanakan.

Tata cara pembuatan :

- Penduduk Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Surat

Keterangan Kelahirandengan menyerahkan surat kelahiran dari

dokter/bidan/penolong kelahiran danmenunjukkan KTP ibu

atau bapaknya kepada Instansi Pelaksana.

- Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat

dalam Register AktaKelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta

(11)

b. Jika peristiwa kelahiran terjadi di luar tempat domisili ibunya bagi

penduduk Warga Negara Indonesia meiliki persyaratan dan tata

cara pembuatan sebagai berikut :

Persyaratan

- Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;

- Nama dan identitas saksi kelahiran;

- KK orang tua;

- KTP orang tua; dan

- Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua.

Tata cara pembuatan

- Penduduk Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Surat

Keterangan Kelahirandengan menyerahkan surat kelahiran dari

dokter/bidan/penolong kelahiran danmenunjukkan KTP ibu

atau bapaknya kepada Instansi Pelaksana.

- Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat

dalam Register Akta kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta

Kelahiran.

c. Jika peristiwa kelahiran terjadi ditempat domisili ibunya bagi

penduduk Orang Asing , di luar tempat domisili ibunya bagi

penduduk orang asing memiliki persyaratan dan tata cara

pembuatan sebagai berikut sebagai berikut

Persyaratan

(12)

- Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua;

- KK dan KTP orang tua bagi pemegang Izin Tinggal Tetap;

- Surat Keterangan Tempat Tinggal orang tua bagi pemegang

Izin Tinggal Terbatas

e. Paspor bagi pemegang Izin Kunjungan

Tata cara pembuatan

- Penduduk Orang Asing mengisi Formulir Surat Keterangan

Kelahiran dengan menyerahkan persyaratan kepadaInstansi

Pelaksana.

- Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat

dalam Register AktaKelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta

Kelahiran.

d. Orang Asing pemegang Izin Kunjungan memiliki pesyaratan dan

tata cara pembuatan pencatatan kelahiran sebagai berikut :

Persyaratan

- Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;

- Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua;

- KK dan KTP orang tua bagi pemegang Izin Tinggal Tetap;

- Surat Keterangan Tempat Tinggal orang tua bagi pemegang Izin

Tinggal Terbatas

- Paspor bagi pemegang Izin Kunjungan

(13)

- Orang Asing mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran

dengan menyerahkanpersyaratan kepada Instansi Pelaksana.

- Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat

dalam Register AktaKelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta

Kelahiran

e. anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang

tuanyamemiliki tata cara pembuatan sebagai berikut :

- Pelapor/pemohon mengisi formulir surat keterangan kelahiran

dengan menyertakan Berita Acara Pemeriksaan Kepolisian

kepada Instansi Pelaksana.

- Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat

dalam Register AktaKelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta

Kelahiran.

Selain pengaturan tentang tata cara serta persyaratan yang digunakan dalam

pembuatan akta kelahiran yang terjadi di wilayah NKRI, ada pengatauran juga

yang mengatur tentan jika terjadi kelahiran WNI yang terjadi diluar wilayah

NKRI

Berikut adalah kejadian yang mungkin terjadi dalam peristiwa kelahiran dan

terjadi diluar wilayah NKRI

a. Kelahiran Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia dicatatkan pada instansi yang

(14)

Kelahiran Warga Negara Indonesia yang telah dicatatkan,

dilaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia dengan

memenuhi syarat yaitu :

- bukti pencatatan kelahiran dari negara setempat;

- fotokopi Paspor Republik Indonesia orang tua; dan

- Kutipan Akta Perkawinan/Buku Nikah atau bukti tertulis

perkawinan orang tua.

Tata cara pembuatan :

- Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Pelaporan

Kelahiran denganmenyerahkan dan/atau menunjukkan

persyaratan kepada Pejabat Konsuler.

- Pejabat Konsuler mencatat laporan kelahiran Warga Negara

Indonesia dalamDaftar Kelahiran Warga Negara Indonesia dan

memberikan surat bukti pencatatankelahiran dari negara

setempat.

b. Jika negara setempat tidak menyelenggarakan pencatatan kelahiran

bagi orang asing, pencatatan kelahiran Warga Negara Indonesia

dilakukan oleh Perwakilan Republik Indonesia. Dengan memenuhi

syarat berupa:

- Surat Keterangan Lahir dari penolong kelahiran

- fotokopi Paspor Republik Indonesia orang tua

- Kutipan Akta Perkawinan/Buku Nikah atau bukti tertulis

(15)

Tata cara pembuatan

- Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Pencatatan

Kelahiran dengan menyerahkan dan/atau menunjukkan

persyaratan kepada Pejabat Konsuler.

- Pejabat Konsuler mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan

menerbitkanKutipan Akta Kelahiran.

Perwakilan Republik Indonesia berkewajiban menyampaikan data

kelahiran kepada Instansi Pelaksana melalui departemen yang

bidang tugasnya meliputi urusan pemerintahan dalam negeri dan

Instansi Pelaksana yang menerima data kelahiranmencatat dan

merekam ke dalam database kependudukan dan jika Warga Negara

sudah kembali ke Indonesia WNI melapor kepada Instansi

Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksanadi tempat domisili dengan

membawa bukti pelaporan/pencatatan kelahiran dari luar negeri.

c. Jika peristiwa kelahiran terjadi di atas kapal laut atau pesawat

terbang dalam keadaan posisi di luar wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia diberikan SuratKeterangan Kelahiran oleh

Nakhoda Kapal Laut atau Kapten Pesawat Terbang dan untuk

pembuatan pencatatan menggunakan pencatatan kelahiran di luar

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang sudah

di jelaskan tetapi jika peristiwa kelahiran yang terjadi di dalam

(16)

kelahiran di luar tempat domisili seperti yang sudah di jelaskan

diatas.

Selain itu pencatatan kelahiran jika mengalami keterlambatan

pencatatan dari mulai waktu 60 hari sampai 1 tahun tetap bisa

melakukan pencatatan dengan menggunakan persyaratan dan tata cara

pendaftaran sama persyaratan dan pencatatan kelahiran yang terjadi di

dalam wilayah NKRI dengan persetujuan instasi terkait,

Hasil Penelitian

B.1 Gambaran Tentang Kabupaten Gunung Kidul

B.1.1 Jumlah penduduk daerah Kabupaten Gunung Kidul

Tabel 1 13

Jumlah Penduduk Kabupaten Gunung kidul

NO KELOMPOK LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Diatas 18 tahun 372.258 377.590

2 Usia 0-18 tahun 116.544 109.798

JUMLAH 488.802 487.388

13

(17)

Berdasarkan tabel 1 bisa dilihat bahwa penduduk Kabupaten Gunung

kidul terdiri dari 488.802 penduduk laki-laki dan 487.388 penduduk

perempuan dan sudah termasuk 116.544 anak laki-laki dan 109.798 anak

perempuan.

B.1.2 Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 2

Penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan Tahun 2014

Kabupaten Gunung Kidul

NO PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Belum Sekolah 24.143 101.182 183.333

2 Belum Tamat SD/

Sederajat

7.240 34.741 69.318

3 Tamat SD/Sederajat 81.883 112.572 220.614

4 SLTP/Sederajat 41.638 67.068 142.210

5 SLTA/Sederajat 36.704 47.774 110.926

6 Diploma 1 dan 2 1.799 2.187 4.383

7 Diploma 3 1.776 2.453 4.936

8 Diploma 4 / Strata 1 5.317 6.008 12.781

9 Strata 2 505 210 771

10 Strata 3 72 84 175

Jumlah 201.077 374.279 149.447

(18)

Berdasarkan tabel 2 bisa diliahat bahwa penduduk Kabupaten Gunung

Kidul masih banyak yang belum sekolah yaitu sebanyak 183.333

penduduk yang terdiri dari 24.143 laki-laki dan 101.182 Perempuan.

B.1.3 Ekonomi

Tabel 3

Proporsi Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2014

Kabupaten Gunung Kidul

NO JENIS PEKERJAAN JENIS KELAMIN JUMLAH %

L P

1 Petani/Pekebun 107.960 126.074 234.034 31,23

2 Belum/Tidak bekerja 64.859 61.797 126.656 16,90

3 Pelajar/Mahasiswa 51.825 47.159 98.984 13,21

4 Wiraswasta 44.470 21.718 66.188 8,83

5 Buruh harian Lepas 44.998 20.748 65.746 8,77

6 Mengurus Rumah Tangga 67 62.723 62.790 8,38

7 Karyawan Swasta 30.248 15.491 45.739 6,10

8 Pegawai Negri Sipil 6.594 3.981 10.575 1,41

9 Buruh Tani/Perkebunan 4.252 4.018 8.270 1,10

10 Lainnya 19.895 10.570 30.465 4,06

Jumlah 375.168 374.279 749.447 100

(19)

Berdasarkan tabel 3 bisa dilihat bahwa sebagian besar jumlah

masyarakat kabupaten gunung kidul memiliki profesi sebagai petani yaitu

dengan jumlah 234.034 penduduk atau sekitar 31,23%

B.1.4 Luas Wilayah

Kabupaten Gunung Kidul memiliki luas wilayah ±1.485.36 Km².

Yang merupakan kabupaten terluas di Daerah Istimewa Yogyakarata

sekitar 43,63% dari keseluruhan luas Daerah istimewa Yogyakarta yang

terdiri dari 18 Kacamatan, 144 Desa, 1,429 Dusun, 1542 RW, dan 6.868

RT.14

B.2 Kepemilikan Akta kelahiran .

B.2.1 Data kepemilikan akta Kelahiran oleh seluruh Penduduk Kabupaten

Gunung Kidul

Tabel 415

Kepemilikan Akta Kelahiran penduduk Kabupaten Gunung Kidul

NO PENDUDUK MEMILIKI TIDAK MEMILIKI Jumlah

penduduk Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

1 Diatas 18 tahun 237.984 266.558 134.274 111.032 749.848

14

Ibid,hal. 10 15

(20)

2 5-18 tahun 33.188 31.184 59.762 56.354 180.488

3 Dibawah 5 tahun 2.686 2.483 20.908 19.777 45.854

Jumlah 273.858 300.225 214.944 187.163

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa penduduk kabupaten Gunung

Kidul masih banyak yang belum memiliki akta kelahiran terumata bagi yang

berumur dibawah 18 tahun, jika dibandingka anak yang memiliki akta

kelahiran sangat sedikit dibanding dengan anak yang belum memiliki akta

kelahiran.

Tabel 5

Kepemilikan akta kelahiran usia 0-18 tahun Kabupaten Gunung Kidul

NO KECAMATAN BELUM

MEMILIKI

% SUDAH

MEMILIKI

% TOTAL

1 WONOSARI 5.656 26,8 15.890 73,2 21.546

2 NGLIPAR 1.389 17,81 6.707 82,19 8.096

3 PLAYEN 3.224 22,68 11.329 77,32 14.553

4 PATUK 1.539 18,54 7.026 81,46 8.565

(21)

6 PANGGANG 1.460 22,02 5.346 77,98 6.806

7 TEPUS 1,969 28,02 5.208 71,98 7.177

8 SEMANU 4.269 33,17 8.966 66,83 13.235

9 KARANGMOJO 3.178 24,38 10.355 75,62 13.533

10 PONJONG 2.530 19,92 10.540 80,08 13.070

11 RONGKOP 910 15,3 5.194 84,7 6.104

12 SEMIN 5.148 39,16 8.173 60,84 13.321

13 NGAWEN 906 11,21 7.601 88,79 8.507

14 GEDANGSARI 4.405 44,5 5.577 55,5 9.982

15 SAPTOSARI 1.542 17,03 7.809 82,97 9.351

16 GIRISUBO 1.272 25,45 3.816 74,55 5.088

17 TANJUNGSARI 1.158 19,67 4.887 80,33 6.045

18 PURWOSARI 886 18,09 4.138 81,91 5.024

JUMLAH 42.829 24,08 134.096 75,92 177.825

Sumber : Kantor dinas kependudukan Dan Catatan Sipil kabupaten Gunung Kidul

Berdasarkan tabel 4 jelas bahwa kacamatan Ngawen merupakan

kacamatan yang memiliki presentase terbesar anak yang sudah memiliki akta

kelahiran yaitu 88,79% anak dan kacamatan Gedangsari merupakan kacamatan

dengan jumlah presentasi terbesar anak yang belum memiliki akta kelahiran yaitu

44,5%

Berdasarkan data-data diatas, Secara Nasional target kepemilikan akta kelahiran

(22)

77% dan Kabupaten Gunung Kidul memiliki presentase kepemilikan akta

kelahiran yaitu 72%, 16 dan hal ini berbanding terbalik dengan kabupaten bantul

Provinsi Yogykarta Kabupaten Bantul bisa sampai 90% dalam usahanya

mendorong kepemilikan Akta Kelahiran ini. 17

B.2.2 Faktor Penyebab anak tidak memiliki Akta kelahiran

Jumlah data diatas bisa dilihat bahwa anak belum memliki haknya

secara utuh khususnya dalam kepemilikan akta kelahiran sebagai identitas

anak itu sendiri seperti yang dikatakan dalam Pasal 27 ayat 1 Undang-undang

Nomer 23 tahun 2002 jo Undang-undang Nomer 35 Tahun 2014 tentang

tentang Perubahan atas Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak mengatakan bahwa identitas setiap anak harus diberikan

sejak kelahirannya dan pada ayat 2 mengatakan bahwa identitas yang

dimaksud pada ayat 1 dituangkan dalam akta kelahiran. Oleh karena itu akat

kelahiran merupakan identitas yang sanagat penting dan berpangaruh bagi

masa depan penduduk khususnya anak. Menurut Eko Subiantoro seorang

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gunung Kidul

dalam wawancara singkat yang di lakukan penulis mengatakan “bagian

terpenting dari suatu akta kelahiran ialah bagian yang menyebutkan status

Kewarganegaraan dari si pemilik Akta Kelahiran, karna dengan adanya status

kewarganegaaraan pasti dia akan memiliki NIK dan bayi yang baru lahir pun

16

Wawancara dengan Eko Subiantoro Kepala dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gunung Kidul, pada tanggal 05 April 2016

17

(23)

akan memiliki NIK ( Nomer Induk Kependudukan ) , sebagai identitas anak

pertama sebagai Warga Negara Indonesia sebelum waktunya menerima KTP “

Pendapat tersebeut sudah cukup menggambarkan bahwa sejak bayi identitas

seorang anak harus sudah ada .namun masih ada beberapa hal yang menjadi

kendala tidak terpenuhinya hak tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis melalui

wawancara dengan Eko Subiantoro selaku Kepala Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kabupaten Gunung Kidul dan masyarakat yang belum memiliki

akta kelahiran , faktor belum memiliki akta kelahiran untuk anak di

Kabupaten Gunung Kidul ialah :

1. Faktor Pemerintah ( Dinas Kependudukan dan Catatan sipil Kab.

Gunung Kidul )18

a. Kurang adanya sosialisai tentang Akta kelahiran

beberapa masyarakat kabupaten Gunung kidul masih

belum mengerti apa yang di maksud dengan pentingnya

akta kelahiran , dan mereka berpendapat akta kelahiran

bukan merupakan dokumen yang penting bagi seorang

anak mereka cukup hanya dengan surat tanda kelahiran

dari rumah sakit dan bidan terkait sudah bisa di jadikan

identitas bagi seorang anak , selain itu masyrakat

tersebut juga belum pernah mengetahui adanya

18 Wawancara dengan Pak Sunardi masyarakat Kacamatan Wonosari pada hari Jumat

(24)

sosialisasi tentang hal tersebut, sehingga masyarakat

tidak memahami pentingnya akta kelahiran bagi anak .

namun masyarakat merasa sulit dalam

mengeluarkan putusan pengadilan dalam hal ini jika

masyarakat yang bersangkutan mengalami

keterlambatan pembuatan, keterlambatan yang

dimaksud ialah 60 hari setelah kelahiran. dalam hal

pembuatan keputusan pengadilan tersebut inilah yang

membuat masyarakat tidak membuat akta kelahiram

karna dalam membuat putusan pengadilan

membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak

sedikit.

2. Faktor Masyarakat 19

a. Kurangnya kesadaran masyarakat atas kepemilikan akta

kelahiran untuk anak.

Dalam hal ini masyarakat yang dimaksud ialah

orang tua dari anak yang belum memiliki akta kelahiran

tersebut dan bentuk dari kurangnya kesadaran orang tua

ialah dimana orang tua hanya membuat akta jika dalam

kedaan teredesak contohnya saat anak-anak mereka

ingin bersekolah dan menikah. Karna di daerah tersebut

19

(25)

akta kelahiran bukan salah satu syarat penting untuk

mendaftarkan anaknya bersekolah. Sehingga anak

mereka akan tetap bisa bersekolah tanpa adanya akta

kelahiran.

B.3 Kebijakan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul dalam Kepemilikan Akta Kelahiran20

Dari beberapa penyebab belum terpenuhinya akta kelahiran di daerah

kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta Eko Subiantoro menagatakan bahwa

kita pemerinta memeliki beberapa kebijakan guna mempermudah Masyarakat

dalam membuat Akta kelahiran.

Kebijakan yang dimaksud ialah :

a. Pelayanan Reguler

Dalam pelayanan reguler kantor dinas kependudukan dan catatan sipil

daerah kabupaten Gunung Kidul membuka pelayan dari hari senin sampai

jumat pada jam 9 pagi sampai jam 4 sore dan khusus hari jumat dari jam 9

pagi sampai jam 3 sore. Dalam pelayanan tersebut masyarakat aktif datang

kekantor Disdukcapil kabupaten gunung kidul serta menyerahkan persyaratan

dengan lengkap seperti

1. Surat lahir dari rumah sakit atau bidan terkait

2. Ktp kedua orang tua

3. Kartu keluarga

4. Surat nikah

20

(26)

5. Surat pengantar RT sampai Desa

Jika persyaratan tersebut sudah terpenuhi maka permintaan masyarakat

akan di proses.

b. Pelayanan Jemput Bola

Dalam kebijakan tersebut pemerintah Kabupaten Gunung Kidul

melakukan Tindakan aktif melakukan pendataan melalui RT dan RW

setempat guna mengetahui jumlah penduduk khususnya anak yang belum

memiliki akta kelahiran, sehingga pemerintah Disdukcapil Kabupaten Gunung

Kidul bisa memproses pembuatan Akta kelahiran, berdasarkan penjelasan pak

Eko Subiantoro selaku kepala dinas DISDUKCAPIL kabupaten Gunung kidul

kebijakan ini dilakukan berdasarkan rekomendasi kepala desa biasanya

pemerintah melakukan paling banyak 2 sampai 4 kali dalam sebulan .

c. Melakukan sosialisasi

Pemerintah Disdukcapil sering melakukan sosialisasi tentang kepemilikan

akta kelahiran bagii penduduk dan anak , sosialisasi yang dilakukan biasanya

selama 2 kali dalam 1 bulan tetapi sosialisai tersebut tidak bersifat tetap,

pemerintah menggantikan sosialisasi yang tidak tetap tersebut dengan melalui

pembuatan pamlet atau berita melalui surat kabar tentang pentingnya

kepemilikan akta kelahiran khususnya anak yang disebar secara merata .

Pemerintah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta selalu berusaha aktif dalam

melakukan pengembangan kepemilikan akta kelahiran khusus untuk anak agar

(27)

B. Analisis

C.1 Analisis kepemilikan akta kelahiran sebagai hak kostitusional

Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada manusia yang

mencerminkan martabatnya, yang harus memeperoleh jaminan hukum, sebab

hak-hak hanya efektif apabila hak-hak itu dilindungi hukum Hak Anak adalah

bagian dari Hak Asasi Manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi

oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah,dan negara. Didalam

Undang-undang Dasar 1945 pada Pasal 28A sampai 28J melindungi jelas

tentang Hak asasi manusia dan hak anak merupakan bagian dari Hak Asasi

Manusia. Salah satu hak asasi manusia yang dilindungi dalam

undang-undang dasar ialah hak atas identitas dan status kewarganegaraan ( pasal 28D

ayat 4 ). Dengan dilindunginya hak atas kewarganegaaraan tersebut bisa

dikatakan bahwa hak tersebut merupakan bagian dari hak konstitusional, Hak

konstitusional adalah hak-hak yang dijamin oleh konstitusi atau

Undang-undang Dasar, baik jaminan itu dinyatakan secara tegas maupun tersirat.

Selain Undang-undang dasar 1945 dalam Pasal 9 konvensi PBB mengenai

hak-hak anak menentukan bahwa semua anak harus didaftarkan segera setelah

kelahirannya dan juga harus mempunyai nama serta kewarganegaraan.

Selain Undang-undang dasar 1945 dan konvensi yang di lakukan PBB

Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo

Undang-undang Nomer 35 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan atas

(28)

mengatur tantang hak anak atas identitas dan kewarganegaraan, Pasal 27

ayat 1 Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 jo Undang-undang Nomer

35 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan atas Undang-undang Nomer 23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengatakan bahwa identitas

setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya dan pada ayat 2

mengatakan bahwa identitas yang dimaksud pada ayat 1 dituangkan dalam

akta kelahiran.

Berdasarkan dari beberapa peraturan hukum diatas jelas bahwa akta

kelahiran merupakan hak yan penting dan sangat beerpengaruh terhadap

anak, jika seorang anak tidak memiliki akta kelahiran akan mengakibatkan

hal-hal yang dapat mengganggu kehidupan anak tersebut seperti

diskriminasi, tidak memiliki akses terhadap pelayanan dasar pendidikan

dan kesehatan, rawan menjadi korban perdagangan manusia, mudah

dijadikan pekerja anak, rawan menjadi korban kejahatan seksual, dan

lain-lain, dengan melihat akibat tersebut sudah seharusnya masyarakat

keluarga negara bisa menyelesaikan masalah tersebut dan meratakan

kepemilikan akta kelahiran bagi anak di seluruh Indonesia.

C.2 Analisis faktor-faktor penyebab anak belum memiliki akta kelahiran di daerah Kabupaten Gunung Kidul berdasarkan konsep Perlindungan Hukum

C.2.1 Faktor Pemerintah

Perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk

(29)

penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan

ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk

menikmati martabatnya sebagai manusia dan Perlindungan hukum

merupakan suatau hal yang melindungi subyek-subyek hukum melalui

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipaksakan

pelaksanaannya dengan suatu sanksi.

berdasarkan konsep tersebut bisa dibilang bahwa pemerintah

tidak menerapkan konsep Perlindungan Hukum terhadap masyarakat

berkaitan dengan permasalahan akta kelahiran di Daerah kabupaten

gunung kidul hal ini terlihat dari beberapa program pemerintah yang

tidak terlaksana dengan baik yaitu sebagai berikut :

1. Kurangnya sosialisasi tentang akta kelahiran

Ada 2 contoh kurangnya perlindungan hukum yang dilakukan

pemerintah terhadap masyarakat khusus anak dalam

pembuatan akta kelahiran, yaitu :

Pertama berdasarkan pasal pasal 32 ayat 2

Undang-undang Nomer 32 tahun 2006 tentang administrasi

kependudukan yang mengatakan bahwa jika pendaftaran akta

kelahiran mengalami keterlambatan 1 tahun , dilaksanakan

melalui penetapan pengadilan Negri. Hal ini lah yang membuat

anak di daerah Kabupaten gunung Kidul tidak memiliki akta

kelahiran secara menyuluruh, namun sejak adanya putusan

(30)

2013 yang menyatakan bahwa pasal 32 ayat (2) UU no 23 th

2006 tentang Administrasi Kependudukan tidak mempunyai

kekuatan hukum mengikat Ini artinya jika mengalami

keterlambatan tidak perlu penetapan pengadilan negri sebagai

syarat yang dibutuhkan untuk pembuatan akta kelahiran .

Dan yang kedua, Undang-undang Nomer 39 Tahun

1999 Tentang Hak Asasi Manusia dalam pasal 52 sampai Pasal

66 Menjelaskan Tentang Hak-hak Anak dan salah satu hak

tersebut ialah hak atas identitas dan Berdasarkan Pasal 27 ayat

1 Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 jo Undang-undang

Nomer 35 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan atas

Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak mengatakan bahwa identitas setiap anak harus diberikan

sejak kelahirannya dan pada ayat 2 mengatakan bahwa

identitas yang dimaksud pada ayat 1 dituangkan dalam akta

kelahiran. Menurut Eko Subiantoro seorang Kepala Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gunung Kidul

dalam wawancara singkat yang di lakukan penulis mengatakan

“bagian terpenting dari suatu akta kelahiran ialah bagian yang

menyebutkan status Kewarganegaraan dari si pemilik Akta

Kelahiran, karna dengan adanya status kewarganegaaraan pasti

dia akan memiliki NIK dan bayi yang baru lahir pun akan

(31)

identitas anak pertama sebagai Warga Negara Indonesia

sebelum waktunya menerima KTP. dari contoh penjelasan

tersebut yang menyebutkan perubahan proses dari yang

masyarakat anggap sulit yaitu pembuatan penetapan

pengadilan dalam pembuatan akta kelahiran jika mengalami

keterlambatan dan tentang kegunaan akta dan undang-undang

yang berlaku masyarakat mengaku belum pernah menerima

sosialisasi mengenai hal tersebut sehingga ini berakibat pola

pikir masyarakat masih sangat minim tentang hal tersebut, dan

hal inilah yang membuat masyarakat menjadi cuek dengan akta

kelahiran

C.2.2 Tidak terealisasinya Kebijakan pemerintah daerah

Kabupaten Gunung Kidul ( Disdukcapil )

a. Berdasarkan hasil penelitian diatas tentang kebijakan

yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten

gunung kidul untuk pemenuhan hak anak untuk

memperoleh identitas dalam bentuk akta kelahiran

adalah langkah yang kurang tepat, berdasarkan pasal 28

I ayat 4 Undang-undang dasar 1945 yang mengatakan

“Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan

hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara,

terutama pemerintah “ dalam pasal tersebut jelas bahwa

(32)

dalah hal pemenuhan hak asasi manusia ialah

kebijakan-kebijakan dimana pemerintah dituntut aktif .

Berdasarkan hasil penelitian berupa

kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten

gunung kidul dalam pemenuhan hak anak atas identitas

berupa akta kelahiran mencerminkan bahwa rakyat

yang dituntut aktif dalam melakukan pemenuhan hak

tersebut. Contohnya dalam kebijakan pelayanan reguler

dimana rakyat yang harus datang kepada pemerintah

untuk mengurus pembuatan akta kelahiran. Dari

kebijakan tersebut jelas bahwa penerapan pasal 28 I

ayat 4 yang mengatakan negara harus aktif dalam

pemenuhan hak asasi manusia belum dilakukan

sepenuhnya.

b. Selanjutnya adalah masih berkaitan dengan kebijakan

yang dikeluarkan pemerintah daerah kabupaten gunung

kidul dalam menyelesaikan proses yang sulit dalam

pembuatan akta kelahiran, Pak sunardi seorang

masyarakat kecamatan wonosari kabupaten gunung

kidul yang memiliki anak berusia 17 tahun yang belum

memiliki akta kelahiran tidak membuatkan akta bagi

anaknya karna pengalaman beliau dalam membuatkan

(33)

mengalami proses yang sulit dan biaya yang mahal,

dalam dalam wawancara penulis pa sunardi

mengatakan dalam pembuatan akta tersebut memakan

waktu selama 8 minggu dengan biaya sekitar 500 ribu

rupiah dan biaya tersebut hanya dalam pembuatan

putusan pengadilan belum sampai keluarnya akta

kelahiran selain itu beliau mengaku tidak tau apa

rincian uang yang beliau kasih, berdasarkan informasi

ini jelas bahwa pemerintah belum memiliki kebijakan

yang efektif dalam mengatasi masalah proses yang sulit

dalam pembuatan akta kelahiran karna masyrakat masih

di repotkan dalam memperoleh akta kelahiran sebagai

hak konstitusional untuk anak.

c. Yang berikutnya ialah kebijakan pemerintah dalam

memberikan sosialisai kepada masyarakat tentang

pentingnya akta kelahiran guna menumbuhkan

kesadaran masyarakat untuk membuat akta kelahiran

bagi anak mereka , berdasarkan wawancara penulis

dengan Harry selaku kepala dukuh tawar sari yang

sudah menjabat selama 3 tahun , haryanto selaku ketua

RT 06 sudah menjabat selama 3 tahun , suhardi selaku

ketua RT 08 yang sudah menjabat selama 8 tahun , dan

(34)

RW 18 dukuh tawarsari kacamatan wonosari kabupaten

gunung kidul mengatakan bahwa mereka selama

menjabat belum pernah sama sekali mendapatkan

sosialisai tentang pentingnya akta kelahiran dan mereka

juga belum ada menerima kebijakan-kebijakan yang

sudah dibuat oleh pemerintah kabupateng Gunung

Kidul.

Berdasarkan dari infomasi diatas jelas bahwa disini

pemerintah tidak aktif dalam melakukan pembuatan akta

kelahiran dan konsep Perlindungan hukum tidak terlihat dari

kebijakan yang dilakukan pemerintah terbukti dari masyarakat

yang mengatakan belum adanya kebijakan yang mereka terima

Gambar

Tabel 1 13
Tabel 2 Penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan Tahun 2014
Tabel 3  Proporsi Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2014
Tabel 415
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan metode peramalan dilakukan dengan membandingkan nilai error , dimana metode peramalan dengan nilai error terkecil dipilih sebagai metode peramalan terbaik

(1) Permohonan perubahan jenis bidang penyelenggara pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf (b) dilakukan lembaga pelatihan dengan

This research is expected to give the useful input in teaching learning process for improving students reading comprehension by using Collaborative Strategic Reading in

bukMn dMlMm MrPi bMhwM yMng kuMP MkMn memMPikMn yMng lemMh, yMng kMyM MkMn memMPikMn. yMng miski n, PePMpi suMPu mMsyMrMkMP yMng memi nPM perkembMngMn yMng opPi mMl

berhadapan dengan hukum maupun tidak harus memahami hukum dan peraturan tersebut. Seharusnya wartawan sendiri harus memahami peraturan tersebut karena dalam

Unsur-unsur alam yang akan digunakan sebagai penambah suasana rekreatif pada pola tata ruang adalah unsur alam yang berupa sinar matahari, air dan tumbuhan yang merupakan suatu

Ruang lingkup penanggulangan bencana yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian adalah penanggulangan pasca bencana yang mencakup kegiatan penyaluran bantuan sosial berupa dana

Meminta ketersediaan Saudara/i Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Salatiga untuk mengisi angket penelitian saya yang berjudul “ Pengaruh Product Knowledge