• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI DAN MENGGUNAKAN LAPTOP TOSHIBA (Studi Kasus Pada Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI DAN MENGGUNAKAN LAPTOP TOSHIBA (Studi Kasus Pada Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur)."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syar atan Memper oleh Gelar Sar jana Ilmu Administr asi Bisnis Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

OLEH

AYU ANJ AR WATI NPM. 0942010044

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

Disusun Oleh: AYU ANJ AR WATI

NPM. 0942010044

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awaTimur Pada Tanggal : 28 Mar et 2013

Menyetujui,

Pembimbing : Tim Penguji :

1. Ketua

R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si Dra. Hj. Supar wati, M.Si NIP. 372069500461 NIP : 195507181983022001

2. Sekretaris

Dra. Sonja Andar ini, M.Si NIP.196503261993092001

3. Anggota

R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si NIP. 372069500461

Mengetahui DEKAN

(3)

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh

Brand Equity Ter hadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Laptop

Toshiba (Studi pada Mahasiswa UPN “Veteran” J awa Timur) dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terimah kasih kepada Bapak R.Y.Rusdianto S.sos, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun materill. Untuk itu penulis mengucapkan terimah kasih kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 2. Ibu Dra. Lia Nirawati, MSi selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Siti Ning Farida, MSi selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

dalam mengerjakan skripsi sampai selesai.

6. Teman-teman ADMINISTRASI BISNIS dan semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini

Penulis juga menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan proposal skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, Maret 2013

(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR……… . x

ABSTRAKSI... xi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Rumusan Masalah………. . 7

1.3 Tujuan Penelitian……….. 7

1.4 Manfaat Penelitian………. 8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA……….. 9

2.1 Landasan Teori……… 9

2.1.1 Manajemen Pemasaran………... 9

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran………. 9

2.1.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran………. 10

2.1.1.3 Konsep Pemasaran……….. 11

2.1.1.4 Tujuan Pemasaran……….. 15

2.1.1.5 Strategi Pemasaran... 15

(6)

2.1.2.3 Manfaat-manfaat Merek………. 22

2.1.3 Brand Equity (Ekuitas Merek)………... 23

2.1.3.1 Pengertian Brand Equity……… 23

2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Brand Equity (Ekuitas Merek)……… 26

2.1.4 Perilaku Konsumen………. 34

2.1.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen………... 34

2.1.4.2 Model Perilaku Konsumen……….. 36

2.1.5 Persepsi Konsumen……….. 38

2.1.5.1 Pengertian Persepsi Konsumen……….. 38

2.1.5.2 Beberapa Jenis Persepsi……….. 40

2.1.5.3 Proses Persepsi………. 40

2.1.6 Keputusan Pembelian……… 41

2.1.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian………. 41

2.1.6.2 Faktor-faktor Keputusan Pembelian……… 43

2.1.6.3 Proses Pengambilan Keputusan……… 44

2.1.7 Pengaruh Brand Equity (Ekuitas Merek) Terhadap Keputusan Pembelian……….. 46

(7)

Terhadap Keputusan Pembelian……… 51

2.1.7.4 Pengaruh Brand Loyalty (loyalitas merek) Terhadap Keputusan Pembelian……… 52

2.1.8 Kerangka Berfikir dan Hipotesis……… 53

2.1.8.1 Kerangka Berfikir……… 53

2.1.8.2 Hipotesis………. 55

BAB III METODELOGI PENELITIAN……… 56

3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel………… . 56

3.1.1 Definisi Operasional………. 56

3.1.2 Skala Pengukuran Variabel……….... 59

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel… 3.2.1 Populasi………. 60

3.2.2 Sampel……… 60

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel……….. 61

3.3 Teknik Pengumpulan Data………... 62

3.3.1 Sumber Data………. 62

3.3.2 Jenis Data……….. 62

3.3.3 Pengumpulan Data……… 62

3.4 Uji Validitas dan Reabilitas Data……….. 63

(8)

3.5.1 Teknik Analisis……… 67

3.5.2 Uji Hipotesis ... 67

3.5.2.1 Uji F……… 68

3.5.2.2 Uji t……….. 70

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…... 72

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian………72

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan……….. 72

4.1.2 Model-model Dari Laptop Toshiba………. 77

4.2 Deskripsi Variabel Penelitian…...………. 83

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin………... .83

4.2.2 Deskripsi Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Usia………. 84

4.2.3 Deskripsi Hasil Penelitian…..………. 85

4.2.3.1 Deskripsi Variabel Brand Awareness (X1)………. 86

4.2.3.2 Deskripsi Variabel Perceived Quality (X2)………. 87

4.2.3.3 Deskripsi Variabel Brand Association (X3)……… 88

4.2.3.4 Deskripsi Variabel Brand Loyalty (X4)………….. 89

(9)

4.4 Uji Asumsi Klasik……….. 94

4.5 Analisis Linear Regresi Berganda……… 99

4.6 Pembahasan………... 107

4.6.1 Pembahasan Secara Simultan………. 107

4.6.2 Pembahasan Secara Parsial………. 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 112

6.1Kesimpulan……… 112

6.2Saran……….. 114

DAFTAR PUSTAKA KUESIONER

(10)

Tabel 1 Deskripsi Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin…….. 83

Tabel 2 Deskripsi Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan Usia……….. 84

Tabel 3 Kategori Rata-rata Jawaban Responden………. 85

Tabel 4 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Brand Awareness (X1)………. 86

Tabel 5 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Perceived Quality (X2)………. 87

Tabel 6 Hasil Jawaban Reponden Untuk Pertanyaan Variabel Brand Association (X3)………... 88

Tabel 7 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Brand Loyalty (X4)……… 89

Tabel 8 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Keputusan Pembelian (Y)……….. 91

Tabel 9 Hasil Pengujian Validitas………. 93

Tabel 10 Hasil Pengujian Reliabilitas………. 94

Tabel 11 Hasil Pengujian Kolmogorov-Smirnov Residual………. 95

(11)

Tabel 15 Hasil Nilai R dan R Square………. 101

Tabel 16 Hasil Uji F………... 103

Tabel 17 Hasil Uji t……… 104

Tabel 18 Hasil Nilai r dan r2 ………. 106

(12)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 53

Gambar 3.1 Kurva F ... 70

Gambar 3.2 Kurva t ... 71

Gambar 4.1 Diagram Pencar Kenormalan Residu………. 95

(13)

DALAM MEMBELI DAN MENGGUNAKAN LAPTOP TOSHIBA

Oleh:

AYU ANJ AR WATI NPM.0942010044

In this era of globalization, the development of technology has developed very rapidly and most people felt. it directly or indirectly has brought people into the life of a technology is no exception modern.perkembangan is an information technology (TI), one of the advances in information technology is the existence of which is often called a laptop.

Brand equity will be able to establish a loyal customer if the company is able to increase and maintain consumer confidence in the product brand Toshiba laptop. brand equity is not formed in a short time but through the process and based on the results of a consistent experience from buyers all the time.

Purpose of this study was to determine the effect of variable simultaneously and partial of the Brand Awareness (X1), Perceived Quality (X2), Brand Association (X3) and Brand Loyalty (X4) on the purchase decision variable (Y)

Sampling technique using snowbale sampling was chosen as the elements of a population sample of determining samplenya small amount initially and then enlarged. who can provide information based on consideration of the respondents tersebut.jumlah samples taken 97 students upn who buy and use a laptop toshiba. Techniques of data analysis was done by using linear analysis Y = 1.000 + 0,318 X1 + 0,226 X2 + 0,077 X3 + 0,152 X4. while based on the analysis of the partial test t know variable Brand Awareness (X1) (thitung 4,673 > ttabel), variable Perceived Quality (X2) (thitung 3,971 > ttabel 1,986), variable Brand Association (X3) (thitung 2,019 > ttabel 1,986) variable Brand Loyalty (X4) (thitung 2,978 > ttabel 1,986). Partially variable Brand Awarenes (X1),Perceived Quality (X2),Brand Association (X3) and Brand Loyalty (X4) having an effect on purchase decisions (Y)

Keyword : Brand Awareness,Perceived Quality,Brand Association, Brand Loyalty

(14)

dalam Membeli dan Menggunakan Laptop Toshiba Oleh:

AYU ANJ AR WATI NPM.0942010044

Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi telah berkembang sangat pesat dan dirasakan sebagian besar manusia. Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung telah membawa manusia masuk dalam kehidupan yamg lebih modern. Perkembangan teknologi ini tidak terkecuali adalah Teknologi Informasi (TI), salah satu kemajuan di bidang teknologi informasi adalah keberadaan computer jinjing yang sering disebut Laptop.

Brand Equity (ekuitas merek) akan mampu membentuk pelanggan yang loyal jika perusahaan mampu meningkatkan dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk Laptop merek Toshiba. Ekuitas merek tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses dan berdasarkan dari hasil pengalaman dari pembeli yang konsisten sepanjang waktu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial variabel Brand Awareness (kesadaran akan merek) X1, Perceived

Quality (kesan akan kualitas X2, Brand Association (asosiasi merek) X3,Dan

Brand Loyalty (loyalitas merek) X4, terhadap variabel Keputusan pembelian Y.

Teknik pengambilan sampel ini menggunakan Snowbale sampling adalah elemen populasi yang dipilih sebagai sampel yang penentuan sampelnya mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar.yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan para responden tersebut. Jumlah sampel yang diambil 97 mahasiswa UPN yang membeli dan menggunakan laptop merek Toshiba.

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier Y = 1.000 + 0.318 X1 + 0.226 X2 + 0.077 X3 + 0.152 X4. Sedangkan berdasarkan hasil analisis secara parsial dengan uji t diketahui variabel Brand

Awareness (X1) (thitung 4,673 > ttabel 1,986), variabel Perceived Quality (X2) (thitung 3,971 > ttabel 1,986), variabel Brand Association (X3) (thitung 2,019 > ttabel 1,986),variabel Brand Loyalty (X4) (thitung 2,978 > ttabel 1,986). Secara parsial variabel Brand Awareness (X1), Perceived Quality (X2), Brand Association (X3), dan Brand Loyalty (X4) Berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Keyword : Brand Awareness,Perceived Quality,Brand Association ,Brand

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi telah berkembang sangat pesat dan dirasakan dalam sebagian besar kegiatan manusia. Hal tersebut diatas secara langsung maupun tidak langsung telah membawa manusia pada kehidupan modern. Perkembangan teknologi ini tidak terkecuali adalah teknologi informasi (TI), salah satu kemajuan dibidang teknologi adalah keberadaan suatu komputer jinjing yang biasanya disebut (Laptop).

(16)

Brand Equity merupakan sebuah tolak ukur dari aktifitas pemasaran, sebagai sesuatu yang bisa mengidentifikasikan kekuatan sebuah merek. Sedangkan definisi definisi brand equity (ekuitas merek) menurut Aaker yang dikutip Keller (2003:762) adalah “brand equity is a

set of brand assets and liabilities linked to a brand its name and symbol,

that add to or subtract from the value provided by a product or service to

firm and to that firm’s customers”, yang dapat diartikan bahwa ekuitas

merek adalah seperangkat aset dan kecenderungan yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang dapat menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau kepada pelanggan dari perusahan tersebut.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan brand

equity (ekuitas merek) yang kuat maka akan memunculkan banyak

keuntungan bagi perusahaan. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat pula daya tariknya untuk menggiring konsumen membeli produk tersebut.

(17)

computer. Ini sebagai bukti kalau merek Toshiba diterima oleh para konsumen.

Para konsumen memiliki alasan untuk memilih laptop Toshiba ini memiliki pertimbangan sakit kepala seperti ini yang mungkin disebabkan hidup dan teknologi. Teknologi Toshiba yaitu: fitur yang besar dan menarik disertakan untuk memberi solusi keamanan data, perlindungan system dan kemudahan penggunaan secara menyeluruh, selain itu fitur konektivitasnya yang canggih seperti: Konektivitas yang free dengan mudah menjalin koneksi dan tetap tekoneksi. Laptop Toshiba menawarkan berbagai fitur untuk memenuhi apapun kebutuhan anda.

Memiliki beberapa fitur yaitu:

1. Mobilitas

Semakin sering anda melakukan aktivitas yang menggunakan laptop, semakin anda akan menghargai fitur-fitur seperti usia pakai baterai yang panjang, dan desain ringan.

2. Kinerja

Bagi pengguna yang menggunakan aplikasi yang perlu banyak sumber daya, Kami menghadirkan processor paling unggul, dan kapasitas memori tinggi.

3. Kekokohan

(18)

4. Konektivitas

Bagi para pengguna yang selalu bepergian,beberapa port akan menghemat waktu saat tersambung keperangkat jaringan.

Pengukuran-pengukuran mengenai equitas merek suatu produk melalui keputusan pembelian tentang suatu merek laptop Toshiba melalui harga yang terjangkau serta menawarkan fitur besar serta pilihan dan desain yang baik.suatu merek sangatlah penting dimata konsumen. Konsumen memiliki kepedulian penerimaan, maupun preferensi yang tinggi terhadap merek yang dipandang bereputasi. Dengan demikian merek memegang peranan penting bagi perusahaan mengingat ekuitas merek yang sangat kuat memunculkan banyak keuntungan bagi perusahaan.

(19)

Upaya penciptaan loyalitas merek harus diikuti dengan evaluasi terhadap tingkat kepuasan. Hal ini sangat diperlukan karena dengan mengetahui tingkat kepuasan perusahaan dapat menentukan strategi yang lebih baik waktu yang akan datang. Brand equity (ekuitas merek) merupakan sekumpulan berbagai loyalitas merek kualitas dari produk dan jasa, kinerja keuangan, loyalitas, kepuasan dari keseluruhan penghargaan terhadap merek. Dengan memiliki Brand equity yang kuat suatu merek bisa bersaing merebut dan menguasai pasar berusaha keras memperbaiki kualitas produknya yang pada akhirnya memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen pada saat menggunakan produk.

Menurut Kotler dan Gary Amstrong (2006:285) adapun dimensi-dimensi yang membentuk Brand equity yang baik antara lain : Brand

Awareness (kesadaran akan merek) adalah kesanggupan seorang calon

(20)

karena dengan adanya persepsi maka suatu merek biasa mengetahui baik atau tidaknya ekuitas produknya.

Persepsi menentukan sikap konsumen dalam perilaku sebagai tanggapan dan penilaian sebuah merek berdasarkan Brand equity yang dimiliki, ini menunjukan bahwa persepsi dapat memotivasi konsumen untuk melakukan reaksi yang berupa sikap dan perilaku. Sikap merupakan faktor yang tepat untuk mengetahui bagaimana konsumen bersikap dalam menanggapi produk beserta atributnya.

Brand equity (ekuitas merek) dapat mempengaruhi rasa percaya

diri konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu. Untuk dapat menggunakan merek akan menimbulkan persepsi yang berbeda dari masing-masing konsumen, yang ada pada suatu merek akhirnya dapat memberikan pengaruh dalam menentukan sebuah keputusan. Persepsi positif cenderung mempengaruhi konsumen untuk menggunakan atau membeli suatu produk. Sebaliknya persepsi yang negative mengakibatkan konsumen cenderung mengabaikan produk tersebut.

(21)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan, maka terdapat Perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Brand Awareness (kesadaran akan merek) , Perceived

Quality (kesan akan kualitas), Brand Associations (asosiasi merek),

Brand Loyality (loyalitas merek) berpengaruh secara simultan

terhadap keputusan pembelian Laptop Toshiba?

2. Apakah Brand Awareness (kesadaran akan merek), Perceived Quality (kesan akan kualitas), Brand Associations (asosiasi merek), Brand

Loyality (loyalitas merek) berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian Laptop Toshiba? 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui atau menganalisis pengaruh Brand Equity yang meliputi: Brand Awareness (kesadaran akan merek), Perceived

Quality (kesan akan kualitas), Brand Associations (asosiasi merek),

Brand Loyality (loyalitas merek) secara simultan terhadap

keputusan pembelian laptop Toshiba?

2. Untuk mengetahui atau menganalisis pengaruh Brand Equity yang meliputi: Brand Awareness (kesadaran akan merek), Perceived

(22)

Brand Loyality loyalitas merek) secara parsial terhadap keputusan

pembelian laptop Toshiba?

1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai referensi bagi manajemen yang ingin membangun ekuitas merek, agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

(23)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Pemasaran

Banyak ahli ekonomi mengemukakan definisi pemasaran meskipun terdapat perbedaan tetapi pada dasarnya adalah sama. Perbedaan ini dapat dilihat dari segi manajemennya serta berbagai seni yang selanjutnya dijadikan sebagai suatu system definisi-definisi tersebut akan membantu untuk mengerti dan memahami lebih lanjut mengenai arti dan maksud dari pemasaran.

(24)

Dari kedua definisi tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu usaha atau kegiatan manusia yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan sesuatu yang bernilai dan berwujud barang atau jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Kegiatan pemasaran dilakukan oleh penjual maupun pembeli dimana penjual berusaha untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan pembeli sedangkan pembeli menginginkan kebutuhannya dapat terpenuhi sehingga jika dilihat dari hal tersebut diatas dapat terlihat bahwa baik penjual maupun pembeli masing-masing memperoleh keuntungan melalui pertukaran.

2.1.1.2Pengertian Manajemen Pemasaran

Tugas manajemen pemasaran tidak hanya menawarkan barang yang sesuai dengan keinginan dan menetapkan harga yang efektif, komunikasi dan distribusi untuk memberi informasi yang mempengaruhi dan melayani pasarnya. Tetapi lebih luas dari itu, tugas manajemen pemasaran adalah merencanakan dan mengawasi seluruh kegiatan pemasaran agar dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

(25)

Menurut Rismiati dan Suratno (2001:32) manajemen pemasaran merupakan manjemen yang diterapkan dalam pemasaran atau kegiatan yang ditunjukkan untuk memuaskan kebutuhan manusia berdasarkan keinginan manusia berdasarkan keinginan manusia agar dapat efektif dan efisien.

Sedangkan menurut Tjiptono (2002:10), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Jadi manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen pemasaran yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Kegiatan ini menimbulkan pertukaran yang diinginkan bagi kedua belah pihak. Maka penentuan produk, harga, promosi dan distribusi yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen.

2.1.1.3Konsep Pemasaran

(26)

saja hal tersebut merupakan hambatan bagi penjual untuk memenuhi persyaratan tersebut sehingga memungkinkan bagi konsumen untuk membuat pilihan yang nantinya akan dipenuhi oleh penjual untuk memenuhi persyaratan tersebut. Disinilah pemasaran berperan untuk menjembatani masalah tersebut sehingga memungkinkan bagi konsumen untuk membuat pilihan yang nantinya akan dipenuhi oleh penjual.

Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat dan persaingan diantara perusahaan semakin ketat. Untuk mengatasi persaingan tersebut salah satunya dengan menggunakan konsep pemasaran, karena konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Beberapa definisi konsep pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya:

Menurut Alma (2004:14), konsep pemasaran adalah produsen memutuskan perhatian pada selera konsumen, produsen memperhatikan needs dan wants dari konsumen. Jadi produsen tidak hanya memperhatikan kebutuhan konsumen saja, tetapi juga memperhatikan apa keinginan konsumen. Konsumen juga tidak hanya sekedar membeli fisik barang, tetapi mengharapkan sesuatu dari barang itu.

(27)

diarahkan pada usaha mengetahui kebutuhan pembeli kemudian memuaskan kebutuhan tersebut dengan mendapatkan laba yang banyak dalam jangka panjang.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran adalah kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi dalam menciptakan ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar konsep pemasaran menurut Swastha dan Handoko (2006:6-8) meliputi:

a. Orientasi Konsumen

Perusahaan yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen harus 1. Menentukan kebutuhan produk dari pembeli yang akan dilayani

dan dipenuhi.

2. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan.

3. Menentukan produk dan program pemasarannya.

4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan, keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.

(28)

b. Penyusunan Kegiatan secara integral

Untuk memberikan kepuasan yang optimal semua elemen-elemen harus dikordinasikan dan diintegrasikan, selain itu juga dihindari adanya pertentangan didalam perusahaan maupun antar perusahaan harus menyadari bahwa mereka sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan dan mempertahankan pelanggan, jadi dapat dikatakan bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam usaha yang telah dikoordinasikan untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan terealisasi.

c. Kepuasan Konsumen

Faktor yang menentukan apakah dalam jangka panjang perusahaan akan mendapatkan laba adalah tingkat kepuasan konsumen yang akan dipenuhi.laba memberikan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan tersebut.

(29)

2.1.1.4 Tujuan Pemasaran

Berbicara tentang tujuan pemasaran yang dilakukan perusahaan, maka akan terdapat banyak sekali tujuan pemasaran yang ingin dicapai perusahaan dan tiap-tiap perusahaan akan mempunyai tujuan yang berbeda agar dapat bertahan hidup di pasarnya, menaikkan market share, mengembalikan investasi yang telah ditanamkan menjadi pemimpin pasar, melaqyani kepentingan masyarakat dan lain sebagainya.

Tujuan pemasaran menurut Alma (2001:10), adalah bukian untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana, namun tujuan pemasaran menurut Kotler dan Amstrong adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli.

2.1.1.5 Strategi Pemasaran

Dalam menentukan strategi pemsaran yang tepat untuk digunakan pada perusahaan akan sangat menentukan keberhasilan dari dunia usaha pemasaran dari suatu produk itu sendiri. Strategi pemasaran sangat bermanfaat untuk mengetahui tindakan yang akan dilakuan dalam usaha pemasaran untuk barang dan jasa.

(30)

mengembangkan serta memelihara suatu bauran pemasaran yang akan menghasilkan kepuasan bersama dengan pasar yang dituju.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2001;6), strategi pemasaran merupakan pernyataan mengenai bagaiman suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Atau strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar.

Dengan demikian pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dalam variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar, elemen bauran pemasaran, biaya bauran pemasaran sehingga sebuah strategi pemasaran merupakan bagian internal dari bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi.

Titik berat strategi pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong individu maupun organisasi.

Terdapat Empat tipe dari strategi pemasaran, yaitu :

(31)

2. Merancang primary demand dengan miningkatkan derajat pembeli, misalnya dengan menawarkan manfaat-manfaat baru, menghasilkan produk-produk pelengkap dan sebagainya.

3. Merancang selective demand (permintaan terhadap merek produk penjualan tertentu) dengan cara mempertahankan langganan yang sudah ada, misalnya dengan cara selalu memberikan kepuasan kepada pelanggan.

4. Merancang sumber daya dengan menarik pelanggan baru yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Bersaing secara langsung (head to head positioning).

b. Meluncurkan produk yang berbeda dengan pesaing (differentation positioning)

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pemilihan strategi pemasaran yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan usaha pemasaran suatu produk, terutama dalam iklim usaha yang sangat ketat saat ini.

2.1.1.6 Baur an Pemasar an

(32)

produk, harga, promosi dan distribusi dalam mencapai tujuan pemasaran dinamakan bauran pemasaran (marketing mix).

Menurut Basu Swastha dan Irawan (2001:74), marketing mix adalah variabel-variabel uang dipakai oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan kata lain marketing mix merupakan kumpulan dari empat variabel yaitu produk, harga, promosi dan distribusi.

Sedangkan Philip Kotler dan Amstrong (2000:11), marketing mix adalah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasikan dan mengawasi segala kegiatan, guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam mencapai tujuan organisasi.

Dari pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa bauran pemasaran merupakan suatu perangkat penentu keberhasilan pemasaran perusahaan. Keputusan marketing mix ini sangat dipengaruhi oleh keputusan penentuan posisi pasar yang dilakukan oleh perusahaan.

2.1.2 Merek (Brand)

2.1.2.1 Pengertian Brand (Merek)

(33)

Menurut American Marketing Assocation (AMA) sebagaimana dikutip oleh Keller (2003:3), merek adalah “a brand is a name, term,

sight, symbol, or design, or combination of them, intended to identy the

goods and service of one seller or group of seller and to differentiate

them from those of competition.” Berdasarkan pendapat ini dipahami

bahwa merek adalah semua hal yang bisa mengindentifikasikan suatu barang atau jasa di antara barang atau jasa lainnya. Merek adalah nama,istilah,symbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan utama pemeberian merek adalah untuk mengindentifikasikan produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing. Lebih lanjut,nama,logo,symbol,desain kemasan atau atribut yang lain yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah barang atau jasa yang disebut sebagai elemen atau identitas merek.

(34)

Pengertian merek (Brand) menurut Kotler dan Susanto (2001:575) adalah sebagai berikut :” Sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semua ini yang dimaksud untuk mengenali produk atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing. Menurut Kotler (2000:46) Merek memiliki enam tingkatan pengertian yaitu:

a. Atribut (Atributes)

Suatu merek membawa atribut-atribut dalam benak konsumen. Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.

b. Manfaat (Benefits)

Merek tidak saja serangkaian atribut, pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat,atribut hanya diperlukan untuk dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.

c. Nilai (Value)

Merek juga menyatakan nilai perusahaan. Pemasar merek harus dapat mengetahui kelompok pembeli yang mana mencapai nilai itu. d. Kepribadian (Personality)

Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. e. Budaya (Culture)

(35)

f. Pemakai (User)

Merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.

Semua diatas menunjukkan bahwa merek merupakan simbol yang komplek jika suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sebagai sebuah nama perusahaan tersebut tidak melihat tujuan mereka yang sebenarnya. Tantangan dalam memberikan merek adalah kemampuan untuk mengembangkan perngertian yang mendalam atas merek tersebut.

Jika orang-orang dapat melihat keenam tingkatan pengertian tersebut dari sebuah merek, maka merek tersebut disebut merek yang mendalam, jika sebaliknya disebut merek dangkal. Dengan keenam tingkatan pengertian merek tersebut pemasar harus menentukan pada tingkat nama akan ditetapkan identitas merek. Merupakan suatu kesalahan untuk mempromosikan hanya atribut merek, sehingga akan merugikan merek atas satu atau lebih pada atribut tersebut.

2.1.2.2Konsep Merek (Brand)

(36)

Citra merek dibangun dengan memasukkan “kepribadian atau citra” kedalam produk atau jasa, untuk kemudian “dimasukkan” kedalam alam bawah sadar konsumen. Merek merupakan salah satu elemen penting dalam pemilik merek di pasar.

Konsep merek dalam uraian diatas bahwa suatu merek (Brand) mempnyai konsep-konsep untuk membangun merek dan menciptakan sebuah citra di dalam diri konsumen.

2.1.2.3 Manfaat-Manfaat Merek

Manfaat merek bagi penjual atau produsen menurut Kotler (2000:52) adalah sebagai berikut:

1. Memberikan keyakinan kepada pembeli bahwa mereka telah membeli barang atau jasa yang benar seperti apa yang diinginkan. 2. Memberikan keyakinan kepada pembeli bahwa mereka telah

membeli barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan mereka.

3. Memudahkan mereka dalam membandingkan kualitas, harga dan sebagainya diantara produk yang sama.

4. Memudahkan mereka untuk mengingat ciri barang atau jasa untuk pembelian berikutnya.

(37)

Sedangkan bagi penjual merek dapat pula memberikan berbagai (Kotler 2002:58), antara lain:

1. Merek merupakan suatu yang dapat diiklankan untuk mendapatkan tanggapan dari calon pembeli.

2. Merek merupakan suatu identitas perusahaan yang dapat dijadikan tolak ukur kualitas.

3. Merek dapat melindungi penjual dari penurunan harga yang terlalu jauh. Karena pembeli tidak akan semata-mata menjadikan harga sebagai alat pembanding antara suatu produk berbeda merek. 4. Merek dapat membantu penjual dalam menambah suatu presentasi

bagi pembelinya.

5. Merek dapat membantu penjual dalam memperkirakan pangkal pasar mereka, karena pembeli tidak bingung dalam memilih produk.

2.1.3 Brand Equity (Ekuitas Merek)

2.1.3.1Pengertian Brand Equity

Brand Equity merupakan sebuah tolak ukur dari aktifitas

pemasaran, sebagai sesuatu yang bisa mengidentifikasikan kekuatan sebuah merek. Sedangkan definisi definisi brand equity (ekuitas merek) menurut Aaker yang dikutip Keller (2003:762) adalah “brand equity is a

set of brand assets and liabilities linked to a brand its name and symbol,

that add to or subtract from the value provided by a product or service

(38)

ekuitas merek adalah seperangkat aset dan kecenderungan yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang dapat menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau kepada pelanggan dari perusahan tersebut.

Ekuitas merek (Brand equity) akan mampu membentuk pelanggan yang loyal jika perusahaan mampu menjaga dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap merek produk. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa perusahaan harus menjaga dan meningkatkan merek produk di benak konsumen agar konsumen tidak berpindah ke produk lain.

Pengertian Brand Equity menurut Kotler (2004:461) Adalah nilai yang berupa kekuatan sehingga dapat menarik konsumen untuk memutuskan membeli. Merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimilikinya dipasar. Pada satu sisi ada merek yang tidak dikenal oleh sebagian besar pembeli pasar, beberapa sikap pelanggan terhadap merek antara lain:

1. Pelanggan akan mengganti merek, terutama untuk alasan harga.

2. Pelanggan puas, tidak ada alas an untuk berganti merek.

3. Pelanggan puas dan merasa rugi bila berganti merek.

4. Pelanggan menghargai merek itu dan merasa rugi bila berganti merek.

(39)

Ekuitas merek (Brand Equity) sangat berkaitan dengan seberapa banyak pelanggan suatu merek berada dalam suatu tingkatan pengakuan merek, mutu merek yang diyakini, asosiasi mental dan emosional yang kuat, serta aktiva lain seperti hak paten, merek dagang dan hubungan saluran distribusi.

Menurut Kotler (2000:462) ekuitas merek (Brand equity) yang tinggi memberikan sejumlah keuntungan antara lain:

1. Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil karena kesadaran dan kesetiaan merek konsumen yang tinggi. 2. Perusahaan akan mengenakan harga yang lebih tinggi daripada

pesaingnya karena merek tersebut memiliki mutu yang diyakini lebih tinggi.

3. Perusahaan lebih muda untuk meluncurkan perluasan merek karena merek tersebut memiliki kredibilitas tinggi.

4. Merek akan melindungi perusahaan dalam persaingan harga.

5. Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam negoisasi dengan distributor dan pengecer karena pelanggan mengharapkan mereka untuk menjual produk tersebut.

(40)

terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui prosesz dan berdasarkan hasil hasil pengalaman dari pembeli yang konsisten sepanjang waktu.

Menurut Fandy Tjiptono (2000:31) definisi Ekuitas Merek (Brand

Equity) adalah merupakan nilai atau penilaian normative yang

mencerminkan kinerja dari suatu merek, nilai penting dari suatu merek tersebut meliputi: (Brand Awareness) Kesadaran akan merek, (Perceived

Quality)Persepsi atau kesan kualitas, (Brand Association) Asosiasi merek,

(Brand Loyality) (Loyalitas merek)

2.1.3.2 Faktor -faktor yang Mempengar uhi Brand Equity (Ekuitas merek) Menurut Aaker yang dikutip oleh Husein Umar (2001:424), faktor-faktor di dalam menilai Brand Equity (ekuitas merek) mempunyai kategori yang mempengaruhi terciptanya ekuitas merek adalah:

1. Brand Awareness (Kesadaran akan merek)

Brand Awareness adalah komponen penting dalam Ekuitas merek, mulai dari pengenalan merek saja sampai pada dominasi, yang menunjukkan kondisi dimana merek yang dibutuhkan hanyalah merek yang telah diingit oleh konsumen.

Menurut Aaker dan Joachimsthaler 2000,) menyatakan bahwa Brand Awareness ini adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu.

(41)

biasanya mempunyai peranan kunci dalam Brand Equity, meningkatnya kesadaran adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek. Keasadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Kesadaran merek merupakan kunci pembuka untuk masuk ke elemen lainnya, jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hamper dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah.

Tingkatan kesadaran merek adalah sebagai berikut:

a. Tidak menyadari merek (unware of brand) adalah tingkatan paling rendah dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.

b. Pengenalan merek (brand recognition) adalah tingkatan minimal dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan.

c. Pengingatan kembali terhadap merek (brand recall) pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan.

d. Puncak pikiran (top of mind) merek yang diusutkan pertama kali oleh konsumen atau pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain merek tersebut merupakan merek utama berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.

(42)

2. Perceived Quality (Kesan kualitas)

Perceived Quality ini adalah dimensi penting lain dari ekuitas merek (Aaker,1991). Mengetahui kualitas bukan kualitas aktual produk tetapi evaluasi subjektif dari konsumen terhadap produk.perceived qulity memberikan nilai untuk konsumen untuk memberikan alasan bagi mereka untuk membeli dan dengan membedakan suatu merek dengan merek saingan.

Perceived Quality merupakan informasi berupa persepsi

konsumen terhadap kualitas produk. Perceived Quality dipengaruhi oleh kualitasproduk dan kualitas pelayanan yang diberikan. Kualitas produk dapat dilihat dari kinerja produk, ciri khas produk, dapat dipercaya, daya tahan produk, kemampuan memberikan layanan dan apakah produk tampak berkualitas.

Service Quality dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan

kepada konsumen dalam bentuk nyata yaitu penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik harus dapat diandalkan, respon kepada pelanggan serta empati (memberikan perhatian yang bersifat individu kepada pelanggan dan berupaya untuk memahami keinginan konsumen) dan kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpecaya.

Menurut Darmadi (2005:15) persepsi kualitas merupakan

(43)

diharapkannya. Sehingga persepsi kualitas adalah salah satu kunci dimensi ekuitas merek. Persepsi kualitas mempunyai atribut penting yang dapat diaplikasikan dalam berbagai hal antara lain:

a. Kualitas actual atau objektif, perluasan suatu bagian dari produk atau jasa yang memberikan pelayanan yang baik.

b. Kualitas isi produk, merupakan karakteristik dan kuantitas unsur, bagian atau pelayanan yang disertakan.

c. Kualitas proses manufaktur, kesesuaian dengan spesifikasi, hasil akhir yang tanpa cacat.

Nilai –nilai dari persepsi kualitas dalam bentuk antara lain: 1. Alasan untuk membeli

Konsumen sering kali tidak termotivasi untuk mendapatkan dan menyaring informasi yang mungkin mengarah pada objektivitasnya mengenai kualitas. Atau informasi memang tidak tersedia atau konsumen tidak mempunyai kesanggupan atau sumber daya untuk mendapatkan atau memproses informasi.

2. Diferensi atau posisi

(44)

3. Harga Optimum

Keuntungan persepsi kualitas memberikan pilihan-pilihan dalam penetapan harga optimum. Harga optimum bisa meningkatkan lana dan memberikan sumber daya untuk berinvestasi pada merek tersebut. Berbagai sumber daya ini dapat digunakan untuk membangun merek seperti menguatkan kesadaran atau asosiasi mtu produk. Harga optimum juga dapat menguatkan persepsi kualitas yaitu, anda mendapatkan yang anda bayar.

4. Minat saluran distribusi

Persepsi kualitas mempunyai arti penting bagi para pengecer, distributor dan berbagai pos saluran lainnya. Sebuah pengecer dapat menawarkan suatu produk yang memiliki persepsi tinggi dengan harga yang menarik dan menguasai lalu lintas distribusi tersebut. Pos saluran distribusi dimotivasi untuk menyalurkan merek-merek yang diminati oleh konsumen.

5. Perluasan merek

(45)

Cara mengukur efektifitas perluasan merek adalah kita mengukur efek dari perluasan merek adalah kita mengukur efek dari perluasan merek tersebut, dalam hal kepercayaan, kesukaan, dan kejelasan.

3. Brand Association (Assosiasi merek)

Asosiasi merek adalah sesuatu yang dapat dihubungkan dalam memori responden terhadap sebuah merek. Asosiasi merek akan membentuk brand image. Dengan asosiasi merek berhubungan dengan prestise dan penghargaan terhadap suatu merek. Merek sebagai suatu organisasi yang menjadi penentu diferensiasi. Asosiasi akan menjadi faktor yang penting jika merek kita miliki mirip dalam hal atribut yang ada didalam produk, manfaat produk didalam masyarakat, nilai-nilai produk dan pemakai produk itu sendiri dengan merek yang lainnya.

Unsur-unsur di dalam asosiasi merek antara lain a. Orientasi pada masyarakat atau komunitas

(46)

b. Berinovasi

Inovasi merupakan asosiasi merek kunci bagi perusahaan internasional. Inovasi juga merupakan hal penting bagi perusahaan internasional, terutama persaingan di dalam jenis produk yang sama.

c. Perhatian dan pelanggan

Merupakan sebagai elemen identitas merek perusahaan. Hal ini mengimplikasikan bahwa merek tersebut memberikan yang diinginkan oleh konsumen dalam hal kejujuran, perhatian,dapat dipercya dan rasa hormat.

4. Brand Loyality (loyalitas merek)

Loyalitas merek merupakan inti dari Brand Equity. Loayalitas atau kepuasan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal terhadap suatu merek. Kepuasan terutama menjadi pengukuran di bisnis jasa. Loyalitas merupakan hasil akumulasi pengalaman penggunaan produk, tingkatan loyalitas merek adalah:

a. Pembeli yang berpindah-pindah (Switcher/price buyer)

(47)

yang paling jelas dalam kategori ini adalah mereka membeli suatu merek karena banyak konsumen lain yang membeli merek tersebut karena harganya murah.

b. Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual buyer)

Adalah pembeli yang tidak mengalami ketidakpuasan suatu merek produk. Tidak ada alasan yang kuat baginya untuk membeli merek produk lain atau berpindah merek, terutama jika peralihan itu membutuhkan usaha,biaya, atau pengorbanan lain. Jadi ia membeli suatu merek karena lasan kebiasaan.

c. Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (Satisfied buyer) Adalah kategori pembeli yang puas dengan merek yang mereka konsumsi, namun mereka dapat saja berpinda dengan menanggung biaya peralihan. Untuk menarik pembeli kategori ini, pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung pembeli.

d. Menyukai merek (Likes brand)

Adalah kategori pembeli yang bersungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Rasa suka didasari oleh asosiasi yang berkaitan dengan simbol, rangkaian pengalaman menggunkan merek itu sebelumnya, atau persepsi kualitas yang tinggi.

e. Pembeli yang berkomitmen ( committed buyer)

(48)

bahkan menjadi sangat penting baik dari segi fungsi maupun dari segi ekspresi siapa sebenarnya penggunanya. Ciri yang tampak pada kategori ini adalah tindakan pembeli untuk merekomendasikan atau mempromosikan merek yang ia gunakan kepada orang lain.

2.1.4 Perilaku Konsumen

2.1.4.1 Pengertian Perilaku konsumen

Memahami perilaku pembeli dari pasar sasaran merupakan tugas penting dari manajemen pemasaran. Terdapat beberapa alasan yang dapat menunjukkan pentingnya memahami konsumen. Alasan, pertama, bahwa konsumen sebenarnya menggunakan produk atau jasa dan pengalaman yang dilalui saat menggunakannya. Pengalaman konsumsi merupakan bagian yang penting pada industry jasa, contoh: restoran,taman hiburan dan promosi konser music, diman apengalaman konsumsi merupakan alasan untuk melakukan pembelian, ketiga tahap disposisi (perolehan) yaitu apa yang dilakukan oeleh seorang konsumen ketika mereka telah selesai menggunakannya, hali ini juga menunjukkan tingkat kepuasan konsumen setelah pembelian barang atau jasa.

(49)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ada 2 elemen penting dari arti perilaku konsumen, yaitu:

a. Proses pengambilan b. Kegiatan fisik

Sedangkan menurut Nugroho Setiadi (2003:3) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan tersebut. Dari definisi tersebut diatas terdapat 3 ide penting:

a. Perilaku konsumen adalah dinamis, yang artinya bahwa perilaku seseorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

b. Hal tersebut melibatkan interaksi, perilaku dan kejadian sekitar artinya, dengan mengetahui perilaku konsumen maka perusahaan dapat merencanakan dan membuat surat keputusan mengenai produk,harga distribusi dan promosi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.

(50)

Beberapa definisi mengenai perilaku konsumen menurut para ahli diantaranya, menurut Mowen dan Minor (2002:6) perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan batang atau jasa, pengalaman serta ide-ide.

2.1.4.2 Model Perilaku Konsumen

Model perilaku menunjukkan adanya interaksi antara pemasar dengang konsumennya. Komponen pusat dari model ini adalah pembuatan keputusan konsumen yang terdiri atas proses merasakan dan mengevaluasi informasi merek produk, mempertimbangkan bagaimana alternative merek dapat memenuhi kebutuhan konsumen, dan pada akhirnya memutuskan merek apa yang dibeli.

Menurut Sutisna (2001:6) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen. Faktor utama adalah konsumen individual, artinya pilihan utntuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan persepsi terhadap karakteristik merek,sikap, kondisi demografis, gaya hidup, dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu itu terhadap berbagai alternative merek yang tersedia.

Faktor yang kedua yaitu lingkungan yang mempengaruhi

(51)

yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografi, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu itu terhadap berbagai alternative merek yang tersedia.

Faktor yang ketiga yaitu stimuli pemasaran atau juga disebut

strategi pemasaran. Strategi pemasaran yang banyak dibahas adalah satu-satunya variabel dalam model yang dikendalikan oleh pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu yang berhubungan dengan produk apa yang akan ditawarkan, penentuan harga jual produknya, strategi promosinya dan bagaimana melakukan distribusi produk kepada konsumen.

(52)

menyampaikan kepuasannya itu kepada orang lain, dan inilah yang disebut sebagai pengaruh promosi dari mulut ke mulut.

2.1.5 Persepsi Konsumen

2.1.5.1 Pengertian Persepsi Konsumen

Beberapa definisi persepsi yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah : menurut Richard L.Daft (2000:22) persepsi

Merupakan sebuah proses yang digunakan orang untuk dapat mengerti lingkungannya dengan cara menyeleksi, mengorganisasai dan menginterprestasikan informasi dari lingkungannya.

Sedangkan menurut Nugroho Setiadi (2003:15) Persepsi didefinisikan sebagai proses, dimana seseorang memilih mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini, orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari obyek yang sama karena adanya 3 proses persepsi yaitu :

1. Perhatian yang selektif 2. Gangguan yang selektif

3. Mengingat kembali yang selektif

(53)

oleh sesuatu dari dalam maupun luar orang itu. Media masa dengan segala bentuknya dapat membentuk persepsi yang serupa antar kelompok masyarakat tertentu. Dalam hal pemasaran, pengaruh iklan (kemasan,produk,papan reklame, dan sebagainya) di media massa.

Menurut Prasetijo dan IHallow (2004:74-76) persepsi adalah fenomena yang selektif dimana tingkat selektivitas dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Selektive exposure dimana orang cenderung mengabaikan stimulus

yang menyebabkan kekuatiran, ketidaknyamanan, dan yang tidak penat.

2. Selektive attention dimana orang cenderung selektif dalam

perhatiannya atas keterlibatannya terhadap stimulus-stimulus yang berbeda.

3. Selektive interpretation dimana stimulus yang diterima akan

diinterprestasikan secara subtaktif.

4. Selektive retention untuk efisiensi orang melupakan, menyaring,

atau gagal untuk menyimpan stimulus yang prioritasnya rendah atau tidak penting.

(54)

2.1.5.2 Beberapa J enis Per sepsi

Menurut Deddy Mulyana (2000:19). Persepsi manusia terbagi menjadi tiga jenis yaitu :

a. Persepsi terhadap lingkungan fisik (objek), adalah persepsi manusia terhadap objek melalui lambing-lambang fisik atau sifat-sifat luar dari suatu benda. Dapat diartikan manusia dalam menilai suatu benda mempunyai persepsi yang berbeda-beda. Dan persepsi terhadap objek bersifat statis karena objek tidak mempersiapakan manusia ketika manusia mempersepsikan objek-objek tersebut.

b. Persepsi terhadap manusia adalah persepsi manusia terhadap orang melalui sifat-sifat luar dalam (perasaan, motif dan harapan), dapat diartikan manusia bersifat interaktif karena manusia akan mempersepsikan dan bersifat dinamis karena persepsi terhadap manusia bisa berubah-ubah dari waktu kewaktu.

c. Persepsi terhadap lingkungan sosial, adalah suatu proses bagaimana seseorang menangkap arti dari objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita.

2.1.5.3 Pr oses Per sepsi

(55)

1. Seleksi Perseptual

Terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih berdasarkan

psychological set yang dimiliki meliputu berbagai informasi yang ada

dalam memori konsumen. 2. Organisasi Persepsi

Organisasi persepsi artinya bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan yang berarti bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh.

3. Interprestasi Persepsi

Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interprestasi atas simulti yang diterima oleh konsumen. Dalam proses interprestasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam waktu lama yang berhubungan dengan stimulus yang diterima.

2.1.6 Keputusan Pembelian

2.1.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian

(56)

Peter dan Alson (2000:160) pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang menghasilkan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih.

Dari definisi diatas keputusan pembeli adalah suatu proses dimana seseorang membuat penilaian dan pemilihan dari berbagai alternative. Dan merupakan perilaku seseorang terhadap produk atau jasa sebagai hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Beberapa peranan yang mungkin dimainkan orang dalam keputusan pembelian:

1. Pengambilan inisiatif adalah orang pertama memikirkan atau menyarankan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.

2. Orang yang mempengaruhi (influences) yaitu orang yang nasehatnya diperhitungkan dalam pembuatan keputusan.

3. Pembuatan keputusan (decides) yaitu orang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli atau diman amembeli.

4. Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user) yaitu seseorang atau seberapa orang yang memakai produk atau jasa.

(57)

mereka. Para pemasar harus mengidentifikasikan siapa yang membuat keputusan pembelian dan langkah-langkah dalam proses pembelian. 2.1.6.2 Faktor-faktor keputusan pembelian

Dengan meningkatkan kebutuhan dan keinginan konsumen serta bertambah banyaknya produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen menyebabkan keputusan seseorang dapat berubah-ubah setiap saat.Menurut Tjiptono (2000:52-54) menyatakan terdapat delapan faktor pembentuk, yaitu:

1. Kinerja (performance)

Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produksi inti

(core product) yang dibeli.

2. Ciri-ciri atau keistemewaan tambahan (features)

Ciri-ciri atau keistemewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder dan pelengkap.

3. Keandalan (reability)

Keandalan (reability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)

(58)

5. Daya tahan (durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan dimensi ini mencakup umur teknis maupun ekonomis penggunaan suatu produk.

6. Sevice Ability

Service Ability meliputi kecepatan kompetensi, kenyamanan,

pelayanan diberikan tidak terbatas pada penjualan tetapi juga selama proses penjualan.

7. Daya tarik (estetika)

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera misalnya body, warna, model dan lainnya

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

Yaitu citra dan reputasi produk perusahaan serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2.1.6.3 Proses Pengambilan Keputusan

Suatu kegiatan pengambilan keputusan yang nyata hanyalah merupakan salah satu tahap dari keseluruhan proses mental dan kegiatan fisik yang lainnya yang terjadi dalam proses pembelian pada suatu periode tertentu serta pemenuhan kebutuhan tertentu pula.

(59)

1. Pengenalan Masalah (problem recognition)

Proses dengan pengenalan masalah atau kebutuhan para pemasar perlu meneliti konsumen untuk memperoleh jawaban apakah kebutuhan yang dirasakan atau masalah yang timbul, apa yang menyebabkan seseorang mencari produk tertentu.

2. Pencarian informasi

Seseorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan konsumen adalah kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli objek tersebut. Sumber-sumber informasi terbagi atas empat kelompok, yaitu:

a. Sumber pribadi seperti keluarga,tetangga,teman dan kenalan. b. Sumber niaga seperti periklanan,seles, bungkus, dan pameran c. Sumber umum seperti media masa organisasi konsumen d. Sumber pengalaman seperti pernah menangani, menguji dan

mempergunakan produk 3. Evaluasi Alternatif

(60)

4. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian adalah pengambilan keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa mereka yang tergantung dalam perangkat lain.

5. Perilaku pasca pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

2.1.7 Pengaruh Brand Equity (Ekuitas merek) terhadap Keputusan pembelian.

Brand equity (ekuitas merek) sangat berpengaruh terhadap

keputusanpembelian karena empat faktor yang terdapat dalam brand

equity (ekuitas merek) yaitu brand awareness (kesadaran merek) ,

perceived quality (kesan akan kualitas) , brand association (asosiasi

(61)

2.1.7.1Pengaruh brand awareness (kesadaran akan merek) terhadap Keputusan Pembelian

Peran kesadaran merek dalam membantu merek dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai. Nilai-nilai yang dapat diciptakan oleh kesadaran merek (Durianto, dkk, 2004) antara lain:

1. Jangkar sebagai tempat tautan berbagai asosiasi

Suatu produk atau layanan baru, sudah pasti diarahkan untuk mendapatkan pengenalan. Jarang sekali suatu keputusan pembelian terjadi tanpa pengenalan. Pengetahuan mengenai berbagai bagian

manfaat dari produk baru sangat sulit tanpa terlabih dahulu mendapatkan pengakuan. Pengakuan merek merupakan langkah dasar pertama dalam tugas komunikasi. Sebuah merek biasanya dikomunikasikan dengan menggunakan atribut-atribut asosiasinya. Dengan tingkat pengenalan yang mapan, suatu asosiasi baru, seperti atribut produk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika kesadaran suatu merek rendah, suatuasosiasi yang diciptakan pemasar akan sulit melekat pada merek tersebut.

2. Keakraban / rasa suka

(62)

kesadaran merek sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan suatu merek.

3. Tanda mengenai substansi / komitmen

Kesadaran merek bisa menjadi suatu signal dari kehadiran, komitmen,dan substansi sebuah merek produk. Jika sebuah merek dikenali, pasti ada sebabnya, seperti perusahaan telah mengiklankan secara luas,perusahaan telah menggeluti bisnis tersebut dalam waktu lama,perusahaan mempunyai jangkauan distribusi yang luas, dan merek tersebut berhasil. Sehingga, apabila kesadaran merek tinggi, kehadiran merek itu akan selalu dapat dirasakan konsumen.

4. Mempertimbangkan merek

(63)

alasan untuk diperhatikan dan dikenang atau menjadi berbeda dan istimewa. Hal itu dapat ditempuh antara lain dengan melibatkan slogan atau jingle,membuat simbol atau logo, publisitas (iklan), menjadi sponsor kegiatan, dan perluasan merek.Kesadaran merek mempengaruhi rasa percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian dengan mengurangi tingkat risiko yang dirasakan atas suatu merek yang diputuskan untuk dibeli (Aaker, 1991). Kesadaran merek mampu memberikan keyakinan konsumen dalam memilih suatu merek. Produk mudah untuk ditiru, tetapi merek yang terekam dalam benak konsumen tidak dapat ditiru oleh pesaing (Yuan, 2008).Membangun kesadaran merek biasanya dilakukan dalam periode waktu yang lama karena penghafalan bisa berhasil dengan repetisi dan penguatan. Dalam kenyataanya, merek-merek dengan tingkat pengingatan kembali yang tinggi biasanya merupakan merek-merek yang berusia tua. Menurut Astuti dan Cahyadi (2007), saat pengambilan keputusan pembelian dilakukan, kesadaran merek(brand awareness) memegang peranan penting. Merek menjadi bagian dari (consideration set) sehingga memungkinkan preferensi pelanggan untuk memilih merek tersebut.

Brand Awareness (kesadaran akan merek) berpengaruh positif

(64)

2.1.7.2Pengaruh Perceived Quality (kesan akan kualitas) terhadap keputusan pembelian

Persepsi kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesan akan kualitas terhadap kualitas suatu merek produk. Kesan akan kualitas ini akan membentuk persepsi kualitas secara keseluruhan terhadap suatu produk dibenak konsumen. Persepsi kualitas keseluruhan dari suatu produk dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek (Durianto,dkk, 2004).Persepsi kualitas yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Hal itu karena konsumen akan lebih menyukai produk yang memiliki persepsi kualitas yang baik. David A Aaker (1991) menyatakan bahwa persepsi kualitas (perceived quality) akan mempengaruhi keputusan pembelian dan brand loyalty secara langsung. Persepsi kualitas harus diikuti dengan peningkatan kualitas yang nyata dari produknya.Kesan atau kualitas yang dirasakan mencerminkan perasaan konsumen secara menyeluruh mengenai suatu merek, sehingga menjadi sangat berperan dalam keputusan konsumen dalam memutuskan merek yang akan dibeli (Durianto, dkk, 2004).

(65)

Perceived Quality (kesan akan kualitas) berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian.

2.1.7.3Pengaruh Brand association (asosiasi mer ek) terhadap keputusan pembelian

Asosiasi dapat menjadi pijakan dalam keputusan pembelian (Humdiana,2005:47). Asosiasi mampu mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian dengan membangkitkan alasan untuk membeli melalui penciptaan sense of fit antara merek dengan produk baru. Sebuah asosiasi juga bisa menciptakan informasi padat bagi pelanggan dan bisa mempengaruhi pengingatan

(66)

Brand Association (asosiasi merek) berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian

2.1.7.4Pengaruh Brand Loyalti (loyalitas merek) terhadap keputusan pembelian

Aaker (1991) menyatakan bahwa tingkat loyalitas merek yang tinggi terhadap merek dapat menciptakan rasa percaya diri yang besar pada pelanggan saat mengambil keputusan pembelian. Hal itu disebabkan karena pelanggan merasa memiliki ikatan dengan merek sehingga pelanggan memiliki keyakinan yang besar bahwa keputusannya membeli merek tersebut adalah keputusan yang tepat (Aaker, 1991). Loyalitas merek tidak terjadi tanpa melalui tindakan pembelian dan pengalaman menggunakan suatu merek (Aaker, 1991). Fadli dan Qomariyah (2007) menyatakan bahwa loyalitas merek sebagai sejauh mana seorang konsumen menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen tertentu, dan berniat untuk terus membelinya dimasa depan. Astuti dan Cahyadi (2007) menambahkan bahwa pelanggan yang loyal terhadap suatu merek,memiliki kecenderungan untuk lebih percaya diri pada pilihan mereka.

Brand Loyalty (loyalitas merek) berpengaruh positif terhadap

(67)

2.1.8 Kerangka Ber fikir dan Hipotesis 2.1.8.1 Kerangka Ber fikir

Gambar 2.1

Dari kerangka berfikir diatas menerangkan mengenai pengaruh faktor brand equity yang terdiri dari brand awareness,perceived quality,

brand association dan brand loyalty terhadap keputusan pembelian,

selagi usaha perusahaan di dalam mencapai penjualan secara maksimal. Dalam penelitian ini keputusan variabel terikat (Y) yang merupakan tahap penilaian yang menyebabkan konsumen suatu pilihan yang membuat konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. Sedangkan faktor brand awareness,perceived quality, brand association

dan brand loyalty merupakan variabel bebas (X).

(68)

Brand Awareness (kesadaran akan merek) menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Adanya kesadaran merek menimbulkan kecenderungan konsumen membeli suatu merek yang sudah dikenal.

Perceived Quality (kesan kualitas) mencerminkan persepsi

pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenan dengan maksud yang diharapkan, apabila kesan kualitas tinggi terhadap produk. Konsumen yang memiliki kesan kualitas akan selalu teringat dengan kualitas dan keunggulan merek tersebut sehingga mendorong terjadinya loyalitas merek.

Brand Association (asosiasi merek)mencerminkan pecitraan suatu

merek terhadap suatu kesan dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, harga , pesaing,selebritis

Asosiasi merek dapat membantu konsumen dalam membedakan merek yang satu dengan merek lainnya, secara spesifik melalui atribut-atribut atau manfaat dari suatu produk.

Brand Loyalty (loyalitas merek) adalah sikap senang terhadap

(69)

tinggi terhadap suatu mereka pada umumnya akan melakukan pembilian ulang terhadap mereka tersebut.

Keempat dimensi yang terdapat dalam brand equity (ekuitas merek) memberikan nilai kepada konsumen dengan memperkuat informasi rasa percaya diri dalam keputusan pembelian serta pencapaian keputusan pembelian tersebut.

2.1.8.2 Hipotesis

Berdasarkan beberapa teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diajukan suatu hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang akan diangkat dan selanjutnya perlu diadakan pembuktian atas hipotesis tersebut. Adapun hipotesis yang diajukan adalah:

1. Terdapat pengaruh simultan Brand Awareness, Perceived Quality,

Brand Asociation dan Brand Loyalty terhadap keputusan pembelian

Laptop Toshiba

2. Terdapat pengaruh parsial Brand Awareness, Perceived Quality,

Brand Asociation dan Brand Loyalty terhadap keputusan pembelian

(70)

BAB III

METODE PENELITIAN

2.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah persepsi dalam mengartikan variabel-variabel yang dianalisis , maka perlu dirumuskan penjelasan variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini.

1. Variabel bebas (X) adalah variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian laptop Toshiba

Gambar

 Gambar 2.1 Kesadaran merek
 Gambar 3.1 Kurva uji F
Tabel 1. Deskripsi Karakteristik Mahasiswa Berdasarkan                                     Jenis Kelamin
Tabel 2. Deskripsi Karakteristik Mahasiswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penulisan Laporan Akhir ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik

diperoleh Kinerja karyawan adalah (93,208 > 2,72), dengan demikian Hipotesis terdapat pengaruh positif dan signifikan antara budaya organisasi, disiplin kerja dan

Selain itu diharapkan hasil penelitian yang penulis temukan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan

ananas merupakan 3 kelompok bakteri patogen tumbuhan yang berasal dari genus Erwinia dengan kisaran inang yang luas, mencakup tanaman pangan, sayuran, buah dan tanaman hias,

apakah telah selesai. Berikut simak pada Gambar 4.35 SMS Inbox.. Laporan, menu laporan yang tesedia pada menu bar adalah berfungsi sebagai pemanggilan data – data

Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan motivasi melaksanakan diet pada pasien diabetes mellitus rawat jalan di RSUD Dr.. Bagi RSUD

The method of this study is library research. The primary source is the novel entitled My Name is Red. The secondary sources are taken from books and articles which

Sedangkan parameter lainnya sudah memenuhi persyaratan konsentrasi maksimum kualitas air minum (air baku yang digunakan sudah memenuhi persyaratan kualitas air