PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI
SKRIPSI
OLEH :
ANDY CHRISTIAN 0731010003
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi i
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala Puja dan Puji syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan laporan hasil penelitian ini tanpa adanya hambatan apapun, meskipun
terdapat keterlambatan dalam penyusunan laporan hasil penelitian.
Pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan hasil penelitian ini
diajukan sebagai salah satu syarat pemenuhan mata kuliah yang ada di Program
Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dengan adanya pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan hasil penelitian
ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam pengenalan energi alternatif
khususnya briket yang sesungguhnya, dan dapat bermanfaat bagi kami sebagai
penyusun pada khususnya dan semua pihak yang telah membaca pada umumnya.
Selama penyusunan laporan hasil penelitian ini, penulis telah banyak
memperoleh bantuan, bimbingan dan saran yang berguna dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih
kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT., selaku Dekan di Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya dan
sekaligus Dosen Pembimbing Penelitian yang penuh kesabaran telah
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan – masukan dan
pencerahan dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT., selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur Surabaya.
3. Ir. Titi Susilowati, MT., selaku Dosen Penguji I
4. Ir. Atik Widiati, MT., selaku Dosen Penguji II
5. Bapak, Ibu, Saudara tercinta yang telah memberikan dorongan, doa dan restu
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi ii
KATA PENGANTAR
6. Rekan – rekan serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
telah membantu.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan hasil penelitian yang
kami susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak atas adanya kekurangan
laporan hasil Penelitian ini demi kesempurnaannya nanti.
Demikian kata pengantar dari penyusun dan semoga laporan hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.
Surabaya, Desember 2011
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Intisari ... iii
Daftar Isi ... iv
Daftar Gambar ... v
Daftar Tabel ... vi
Daftar Lampiran ... vii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
I.1. Latar Belakang ... 1
I.2. Tujuan ... 4
I.3. Manfaat ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5
II.1. Tinjauan Umum ... 5
II.1.1. Blotong ( Filter Cake ) ... 5
II.1.2. Tetes ( Molasses ) ... 6
II.1.3. Arang ( Char ) ... 7
II.1.4. Bahan Perekat ... 8
II.1.5. Briket Arang ( Char Briqutte ) ... 9
II.1.5.1. Jenis Briket Arang ... 9
II.1.5.2. Ukuran Briket Arang ... 10
II.1.5.3. Syarat Dari Briket Arang ... 10
II.1.5.4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Briket Arang ... 11
II.1.6. Inisiator ... 11
II.1.7. Karbonisasi ... 12
II.1.8. Proses Reaksi Briket Arang ... 14
II.2. Landasan Teori ... 19
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi v
DAFTAR ISI
BAB III. METODE PENELITIAN ... 21
III.1. Bahan Yang Digunakan ... 21
III.2. Alat Dan Rangkaian Alat ... 21
III.2.1. Rangkaian Alat ... 22
III.3. Peubah Yang Digunakan ... 22
III.3.1. Peubah Yang Ditetapkan ... 22
III.3.2. Peubah Yang Dijalankan ... 22
III.4. Metodologi Penelitian ... 23
III.4.1. Persiapan Bahan ... 24
III.4.2. Prosedur Penelitian ... 24
III.5. Metode Analisa ... 25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26
IV.1. Hasil Analisa Bahan Baku ... 26
IV.2. Hasil Penelitian ... 26
IV.2.1. Hasil Analisa Nilai Kalor ( Kal / Kg ) ... 26
IV.2.2. Hasil Analisa Kadar Karbon ( % ) ... 28
IV.2.3. Hasil Analisa Kadar Abu ( % ) ... 29
IV.2.4. Hasil Analisa Kadar zat yang menguap ( % ) ... 31
IV.2.5. Hasil Analisa Titik Tekan ( g/cm2 ) ... 33
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 34
BAB VI. JADWAL KEGIATAN ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
LAMPIRAN ... 39
LAMPIRAN I – Standart Kualitas Briket Arang ... 39
LAMPIRAN II – Foto Kegiatan ... 40
LAMPIRAN III – Hasil Analisa ... 42
LAMPIRAN III.1 – Analisa Bahan Baku ... 42
LAMPIRAN III.2 – Analisa Inisiator NaNO3 ... 43
LAMPIRAN III.3 – Analisa Produk ... 44
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Data Statistik Kebutuhan Arang di Indonesia
( BPS Surabaya, 2011 ) ... 1
Tabel 2.1. Analisa blotong pada proses sulfitasi ... 5
Tabel 2.2. Analisa Molasses ... 6
Tabel 2.3. Komposisi Tetes ... 7
Tabel 2.4. Spesifikasi Inisiator Spirtus ... 12
Tabel 2.5. Konsentrasi pirolisis selulosa pada perbedaan temperatur ... 16
Tabel 3.1. Analisa Bahan ... 21
Tabel 4.1. Analisa Bahan ... 26
Tabel 4.2.1. Hasil Analisa Nilai Kalor ( Kal / Kg ) ... 26
Tabel 4.2.2. Hasil Analisa Kadar Karbon ( % ) ... 28
Tabel 4.2.3. Hasil Analisa Kadar Abu ( % ) ... 29
Tabel 4.2.4. Hasil Analisa Kadar zat yang menguap ( % ) ... 31
Tabel 4.2.5. Hasil Analisa Titik Tekan ( g / cm2 ) ... 33
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi viii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Proses Pembuatan Briket Arang ... 14
Gambar 2.2. Skema Produk yang dihasilkan dari reaktor pirolisis ... 15
Gambar 3.1. Rangkaian Alat Pirolisis ... 22
Gambar 4.2.1. Hubungan antara suhu ( oC ) dan waktu ( menit ) pada nilai kalor
( Kal / Kg ) yang bervariasi ... 27
Gambar 4.2.2. Hubungan antara suhu ( oC ) dan waktu ( menit ) pada nilai kadar
karbon ( % ) yang bervariasi ... 28
Gambar 4.2.3. Hubungan antara suhu ( oC ) dan waktu ( menit ) pada nilai kadar
abu ( % ) yang bervariasi ... 30
Gambar 4.2.4. Hubungan antara suhu ( oC ) dan waktu ( menit ) pada nilai Kadar
Zat yang menguap ( % ) yang bervariasi ... 31
Gambar 4.2.5. Hubungan antara suhu ( oC ) dan waktu ( menit ) pada nilai Titik
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi iii
INTISARI
INTISARI
Krisis energi di Indonesia akhir – akhir ini disebabkan oleh semakin
meningkatnya kebutuhan manusia akan penggunaan bahan bakar minyak,
sedangkan persediaan minyak atau gas bumi sangat terbatas dan tidak dapat
diperbaharui. Terbatasnya persediaan minyak mengakibatkan kenaikan harga
BBM. di tambah lagi kecenderungan kenaikan harga BBM yang selalu diiringi
dengan meningkatnya harga bahan pokok lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut,
diperlukan sumber daya alternatif lain.
Pendekatan yang memungkinkan dengan melakukan penelitian untuk
mendapatkan bahan bakar yang murah dan dapat diperbaharui, yaitu pembuatan
briket arang dengan memanfaatkan bahan baku limbah blotong pabrik gula.
Blotong merupakan limbah yang bermasalah bagi pabrik gula dan
masyarakat karena blotong yang basah menimbulkan bau busuk. Oleh karena itu
apabila blotong dapat dimanfaatkan akan mengurangi pencemaran lingkungan
terutama bagi masyarakat yang ada di sekitar pabrik gula.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan nilai kalori yang relatif tinggi dari
briket arang dapat dibuat dari berbagai macam bahan yang mengandung karbon
salah satu contohnya adalah limbah blotong pabrik gula. Limbah blotong pabrik
gula mengalami proses karbonisasi untuk diubah menjadi bentuk arang kemudian
dilakukan penambahan bahan perekat molasses dan dicetak menjadi briket arang.
Limbah blotong pabrik gula dengan kondisi basah, kemudian keringkan
setelah itu dilakukan proses karbonisasi dengan berat blotong kering sebesar 300
Kg dengan suhu 200 0C, 250 0C, 300 0C, 350 0C dan 400 0C dan dengan waktu 20
menit, 40 menit, 60 menit, 80 menit, 80 menit, 100 menit. Kemudian arang yang
terbentuk ditumbuk dan diayak untuk menyeragamkan ukuran (40 mesh)
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi iv
INTISARI
dikeringkan dengan oven bersuhu 100oC selama 1 jam. Selanjutnya, briket di
analisa nilai kalor, kadar karbon, kadar abu, volatile matter, dan titik tekan
Nilai kalor tertinggi yang dihasilkan dari limbah blotong pabrik gula pada
komposisi suhu 400oC dengan waktu 100 menit yaitu sebesar 6224 kal / kg. Kadar
karbon tertinggi dihasilkan pada komposisi suhu 400oC dengan waktu 100 menit
yaitu sebesar 85,46 %. Kadar abu terendah dihasilkan pada komposisi suhu 200oC
dengan waktu 20 menit yaitu sebesar 4,68 %. Volatile Matter terendah dihasilkan
pada komposisi suhu 400oC dengan waktu 100 menit yaitu sebesar 9,64 %.
Sedangkan nilai titik tekan tertinggi dihasilkan pada komposisi suhu 400oC
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi 1
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Krisis energi di Indonesia akhir – akhir ini disebabkan oleh semakin
meningkatnya kebutuhan manusia akan penggunaan bahan bakar minyak,
sedangkan persediaan minyak atau gas bumi sangat terbatas dan tidak dapat
diperbaharui. Terbatasnya persediaan minyak mengakibatkan kenaikan harga
BBM. di tambah lagi kecenderungan kenaikan harga BBM yang selalu diiringi
dengan meningkatnya harga bahan pokok lainnya.
Biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan bakar makin lama
makin mahal. Makin tinggi teknologi yang dipakai untuk mengolah bahan bakar,
makin mahal pula harganya. Akibat langsung jika menggunakan bahan bakar
semacam ini adalah biaya hidup tinggi sehingga tidak banyak orang yang mampu
memanfaatkannya.
Perkembangan kebutuhan arang di Indonesia menurut Badan Penelitian
Surabaya Selama Tiga tahun, dimulai dari tahun 2007 – 2009 mengalami
peningkatan yang cukup pesat. Dapat dilihat pada tahun 2007 kebutuhan arang di
Indonesia mencapai 159.123 / kg dengan nilai perdagangan sebesar $ 12.945.
Pada tahun 2008 mengalami peningkatan dengan total 2.084.919 / kg dengan nilai
perdagangan sebesar $ 595.233. Namun pada tahun 2009 mengalami sedikit
penurunan yakni mencapai 1.418.383 / kg dengan nilai perdagangan sebesar $
329.002.
Berdasarkan kondisi bahan bakar minyak dunia yang fluktuatif dan
memiliki kecenderungan untuk naik, maka perlu diambil tindakan untuk
mengalihkan konsumsi bahan bakar minyak dengan bahan bakar alternatif
pengganti pengganti bahan bakar fosil dan kayu bakar yang lebih murah dan
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi 2
Pendahuluan
Blotong adalah limbah organik yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar pengganti kayu bakar. Blotong memiliki keunggulan api biru, bara api tahan
lebih lama, panasnya stabil dan jika sirkulasi udara baik maka asap dan abu sisa
pembakaran akan sedikit dihasilkan. Disamping keunggulan yang ada terdapat
beberapa kelemahan. Pembuatannya sangat bergantung pada musim giling pabrik
gula. Musim giling berkisar pada bulan Mei – September dan lama waktu giling
tergantung jumlah tebu yang ditanam masyarakat, selain itu, blotong yang masih
baru dan basah menimbulkan bau busuk yang menyengat, sehingga blotong harus
dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur dibawah matahari akan tetapi
jika sinar matahari kurang terik diperlukan waktu lebih lama. Briket yang sudah
jadi tidak boleh terkena air, karena walupun sudah dikeringkan akan memiliki
kelainan pada nyala api dan baranya. Warna api menjadi merah dan briket
menjadi kurang panas dalam pemakaiannya dan bahkan briket seringkali menjadi
sulit untuk dinyalakan setelah terkena air.
Selain pemanfaatannya menjadi briket arang, blotong dapat dijuga
dimanfaatkan sebagai :
1. Sumber Protein
Kandungan protein dari nira sekitar 0.5 % berat zat padat terlarut. Dari
kandungan tersebut telah dicoba untuk melakukan ekstraksi protein dari
blotong dan ditemukan bahwa kandungan protein dari blotong yang
dipress sebesar 7.4 %.
2. Pakan Ternak
Blotong dapat digunakan sebagai pakan ternak dengan cara dikeringkan
dan dipisahkan partikel tanah yang terdapat didalamnya. Untuk
menghindari kerusakan oleh jamur dan bakteri blotong yang dikeringkan
harus langsung digunakan dalam bentuk pellet.
3. Pupuk
Blotong dapat digunakan langsung sebagai pupuk, karena mengandung
unsur hara yang dibutuhkan tanah. Untuk memperkaya unsur N blotong
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi 3
Pendahuluan
tanaman tebu sebanyak 100 ton blotong atau komposnya per hektar dapat
meningkatkan bobot dan rendemen tebu secara signifikan. Kandungan
hara kompos ampas tebu ( KAT ), blotong dan kompos dari ampas tebu,
blotong dan abu ketel ( KABAK ).
Pada saat ini blotong mulai diperhatikan di pabrik gula karena memang
dapat memberikan manfaat secara ekonomis. Dengan mengolah blotong menjadi
barang yang berharga juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan sekitar
pabrik gula.
Pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yakni Pembuatan
Briket dari Limbah Blotong Pabrik Gula ( Bhinuko dan Dodik, 2006 ) dimana
mendapatkan hasil yang terbaik yaitu dengan volume briket 35 ml dan nilai kalor
3680 kal/kg.
Melihat dan mempertimbangkan keunggulan dan kekurangan briket
blotong yang telah dikemukakan diatas, maka dari itu dilakukan penelitian tentang
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses
Karbonisasi.
I.2. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh komposisi briket arang dari
limbah blotong pabrik gula dengan perekat molases ( tetes ) dan suhu karbonisasi
yang optimal sehingga didapat briket arang dari limbah blotong pabrik gula yang
mempunyai nilai kalor diatas 5000 Kal / Kg.
I.3. MANFAAT
Bagi Negara :
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi 4
Pendahuluan
b. Bersifat terbarukan karena melalui budi daya
c. Proses pengadaan bahan bakunya mampu memberdayakan masyarakat
sehingga menanggulangi kemiskinan dan pengangguran.
d. Mampu menghindari subsidi berkepanjangan sehingga dapat menghemat
devisa
e. Mengeluarkan emisi gas buang lebih bersih dibanding BBM
Bagi IPTEK :
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah limbah padat
pabrik gula yaitu blotong sehingga menjadi salah satu alternatif bahan
bakar.
b. Penelitian pembuatan alat press untuk briket arang yang lebih efektif
Bagi Masyarakat :
a. Sebagai mata pencaharian bagi masyarakat sekitar pabrik gula
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
5
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I. TINJAUAN UMUM
II.I.1. Blotong ( Filter Cake )
Tiap kali berproduksi pabrik gula selalu menghasilkan tiga macam limbah
yaitu tetes tebu ( molasses ), ampas tebu ( bagasse ) dan blotong ( Filter Cake ).
Blotong merupakan limbah padat yang diperoleh dari proses penapisan pertama
pada stasiun pemurnian Pabrik Gula Candi. Pabrik Gula Candi menggunakan
proses pemurnian sulfitasi yang menggunakan gas SO2 sebagai bahan pereaksi
untuk membentuk endapan CaSO3 yang dapat menyerap kotoran nira.
Tabel 2.1. Analisa blotong pada proses sulfitasi
Komponen Kandungan
Nitrogen (N) 2.00 %
Phospor (P) 0.75%
Kalium (K) 0.81%
Calcium (ca) 2.51%
Magnesium (Mg) 0.99%
Besi (Fe) 441 ppm
Mangan (Mn) 101 ppm
Tembaga (Cu) 111 ppm
Seng (Zn) 269 ppm
Bahan organik 60.62%
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
6
TINJAUAN PUSTAKA
II.I.2. Tetes ( Molasses )
Molasses salah satu hasil samping pabrik gula yang memiliki kandungan
sukrosa sekitar 30 % di samping gula reduksi sekitar 20% berupa glukosa dari
fruktosa. Jumlah molasses yang dihasilkan pabrik gula per ton tebu kurang lebih
adalah 45 kg dan jumlah tebu yang tergiling selama satu tahun adalah sebesar 27
juta ton molasses adalah limbah parik gula yang masih mengandung gula jenis
fruktosa dan glukosa dalam kadar tinggi. Manfaat dari Molasses sering digunakan
sebagai bahan baku proses pembuatan penyedap makanan (MSG), alkohol, pakan
ternak dan pupuk cair.
(Bhinuko dan Dodik,2006)
Tabel 2.2. Analisa molasses
% Brix 38 – 40
HK Pol 40 – 42
% Sukrosa 5.7 – 18.7
% Gula Reduksi 6.68 – 20.73
%TSAI 25.54 – 26.72
TSAI (%Brix) 64.3 – 70.3
%SAR 2.1 – 3.6
Warna
(ICUMSA) 88.071 - 36823
(Bhinuko dan Dodik,2006)
Sucrose Ash Ratio ( SAR ) yang rendah adalah kendala terhadap proses
kristalisasi dan SAR rendah juga menggambarkan nisbah ( rasio ) sukrosa
terhadap abu sangat rendah dengan kata lain kadar abu dalam tetes relatif tinggi,
sehingga sangat mungkin dengan menambahkan molasses maka briket yang
dihasilkan akan berasap. % Btix yaitu persen berat dari zat padat yang larut
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
7
TINJAUAN PUSTAKA
pemurnian nira bertujuan untuk memisahkan gula (sukrosa) dari kotoran ( bukan
gula) yang ter ikut dalam nira maka peroleh nira jernih berkwalitas prima antara
lain warna standart icumsa <200, mempunyai kadar kapur rendah < 600 ppm
untuk sulfitasi dengan kehilangan sekecil - kecilnya baik mekanis atau chemis
pada blotong.
Tabel 2.3. Komposisi Tetes ( Molasses )
Bahan Komponen Normal Percentage Range (%)
Air - 17 – 25
Gula
Sukrose 30 – 40
Glukose 4 – 9
Fruktose 5 – 12
Ash Ash
Carbonates 7 – 15
Nitrogen Crude Protein 2.5 – 4.5
(Bhinuko dan Dodik,2006)
II.I.3. Arang ( Char )
Arang adalah hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon yang
berbentuk padat dan berpori. sebagian besar porinya masih tertutup oleh hidrogen,
tar, dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari abu, air, nitrogen,
dan sulfur . ( Diah S W, 2009)
Arang adalah residu yang berbentuk padat hasil pada pembakaran senyawa
organik pada kondisi terkontrol. ( Elais G, 2009 )
Menurut ITO ( International Trade Organization, 1970), arang dapat dibedakan
menurut jenis dan penggunaannya, yaitu :
1. Arang Keras ( hardCharcoa l)
Banyak digunakan sebagai reduktan pengolahan biji logam, metalurgi,
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
8
TINJAUAN PUSTAKA
2. Arang Sedang ( moderate charcoal )
Digunakan sebagai bahan bakar dan untuk obat – obatan kimia seperti
natrium sianida, dan sebagainya.
3. Arang lunak ( soft charcoal )
Merupakan bahan baku yang digunakan untuk pembuatan arang aktif dan
briket arang.
( Rezy dan Tieka, 2010 )
II.I.4. Bahan Perekat ( Binder )
Pemberian bahan perekat adalah untuk menarik air dan membentuk tekstur
yang padat atau menggabungkan antara dua bahan yang akan direkatkan.
Pemilihan dan penggunaan bahan perekat dilakukan berdasarkan beberapa hal
antara lain memiliki daya serap yang baik terhadap air, harganya relatif murah
serta mudah didapatkan.
Bahan perekat yang mudah terbakar (Combustable Brinderes)
- Natural or synthetic resins - Sewage mud
- Animal manure - Algae
- Fish waste - Molasses
- Starch - Tar
Bahan perekat yang tidak mudah terbakar (Non-Combustable Brinders) :
- Slime - Clay
- Mud - Cement
Ditinjau dari bahan perekat yang digunakan, produk yang dihasilkan dapat
dibedakan antara briket arang yang tidak atau kurang berasap dan banyak berasap.
Pemakaian ter dan molasses sebagai bahan perekat menghasilkan briket yang
tinggi kekuatan nyalanya, tetapi memberikan banyak asap jika dibakar. Bahan
perekat dari zat pati akan menghasilkan briket arang yang tidak berasap dan tahan
lama tetapi kekuatan nyalanya rendah. Kekuatan perekat dipengaruhi oleh sifat
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
9
TINJAUAN PUSTAKA
baik akan menghasilkan keteguhan rekat yang baik disertai dengan pemberian
tekanan yang cukup. Pemberian tekanan disamping memberikan kekuatan, juga
meratakan bahan perekat pada permukaan bahan serta memasukkan perekat
tersebut kedalam pori-pori. ( Restya Dewi, 2007 )
II.1.5. Briket Arang ( Char Briqutte )
Briket adalah bahan bakar padat yang terbuat dari serbuk arang yang
ditambah larutan perekat, kemudian dipress yang akhirnya mempunyai bentuk,
ukuran dan kerapatan tertentu, sehingga menjadi produk yang lebih efisien dalam
penggunaanya sebagai bahan bakar.
Briket arang pada umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk
keperluan rumah tangga, bahan bakar khusus seperti binatu, tungku pembakaran,
pengeringan daging, ikan peleburan timah, pengecoran logam, dapur dalam kereta
api, dan lain – lain. Selain itu juga sebagai bahan bakar atau bahan penolong pada
industri – industri misalnya pada industri makanan, kimia logam dan sebagainya.
Produk briket di indonesia mempunyai prospek yang cukup baik untuk
dikembangkan, karena cukup tersedianya bahan baku berupa limbah yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku briket arang yaitu blotong. (Sri Maharani,
2005)
II.1.5.1. Jenis Briket Arang
1. Jenis Berkarbonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih dahulu
proses dikarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan proses
karbonisasi zat-zat terbang yang terkandung dalam Briket
Batubara tersebut diturunkan serendah mungkin sehingga produk
akhirnya tidak berbau an berasap, namun biaya produksi menjadi
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
10
TINJAUAN PUSTAKA
terjadi rendemen sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan
untuk keperluan rumah tangga serta lebih aman dalam
penggunaannya.
2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang ini tidak mengalamai
dikarbonisasi sebelum diproses menjadi Briket dan harganya pun
lebih murah. Karena zat terbangnya masih terkandung dalam
Briket Batubara maka pada penggunaannya lebih baik
menggunakan tungku (bukan kompor) sehingga akan
menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana seluruh zat
terbang yang muncul dari Briket akan habis terbakar oleh lidah
api dipermukaan tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk
industri kecil.
II.1.5.2. Ukuran Briket Arang
1. Bentuk telur : sebesar telur ayam
2. Bentuk kubus : 12,5 x 12,5 x 5 cm
3. Bentuk siinder : 5 cm (tinggi) x 4 cm garis tengah
4. Briket bentuk telur cocok untuk keperluan rumah tangga atau
rumah makan, sedangkan bentuk kubus dan selinder digunakan
untuk kalangan industri kecil/menengah.
( Rezy dan Tieka, 2010)
II.1.5.3. Syarat dari Briket Arang
1. Kekuatan briket menjadi bahan yang tidak mudah hancur baik
dalam pengangkatan maupun penangannya. Kekuatan terhadap
hentakan, gesekan dan tekanan dalam keadaan dingin maupun
panas ( pijar ).
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
11
TINJAUAN PUSTAKA
3. Bersih dalam Penangannya
4. Mudah terbakar
5. Untuk dibuat bahan bakar yang tidak berasap.
6. Mempunyai sifat – sifat kimia fisika tertentu, misalnya
porositas, berat jenis, kadar zat terbang (volatile matter), kadar
abu dan kadar air. (Khumaidi Sholeh.2005)
II.1.5.4. Faktor - faktor yang mempengaruhi Briket Arang
1. Konsentrasi perekat
2. Ukuran partikel
3. Perbandingan bahan baku dengan perekat
4. Jenis Perekat
II.1.6. Inisiator
Inisiator merupakan bahan atau zat yang ditambahkan dengan tujuan
untuk meningkatkan kemampuan pembakaran pada briket. Dalam penelitian kami,
kami menambahkan Natrium Nitrat ( NaNO3 ). Natrium Nitrat ( NaNO3 ) ialah
tipe garam ( NaNO3 ) yang telah lama digunakan sebagai komposisi bahan
peledak, bahan bakar pada roket, serta sebagai pengawet makanan. Senyawa ini
juga disebut caliche, senyawa (saltpeper), senyawa Chile, dan soda niter. Sifat –
sifat umum Natrium Nitrat :
Rumus kimia : NaNO3
Sifat Fisika : Rupa Bubuk putih atau kristal tak berwarna
Titik lebur : 580 K ( 307oC )
Titik didih : 653 K ( 380oC )
Densitas : 2,3 x 103 Kg/m3
Kelarutan : 92 gram dalam 100 ml air
∆Hf cair : -452 kJ/mol
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
12
TINJAUAN PUSTAKA
Spesifikasi Inisiator Spirtus
Tabel 2.4. Spesifikasi Inisiator Spirtus
Bahan Penyala Sifat Umum Keterangan
Spirtus - Mudah menguap
- Mudah menyala - Warna api biru - Asap tidak terlihat - Golongan Alkohol
- Hasil pengolahan tetes
tebu
- Pada suhu kamar
berbentuk cair
Bila dibandingkan dengan menggunakan inisiator dari Spirtus, kekuatan
struktur dari briket arang tersebut mudah sekali hancur dan penambahan inisiator
dengan spirtus setelah briket arang telah dicetak. ( Oswan K & Marsono, 2008 )
II.1.7. Karbonisasi
Karbonisasi merupakan suatu proses peruraian pada suhu tinggi tanpa
kontak langsung dengan udara. Karbonisasi adalah proses untuk menghilangkan
zat yang mudah menguap.
Proses karbonisasi atau pengarangan dilakukan dengan membakar bahan
baku dalam situasi yang kurang oksigen. Alat dan metode yang digunakan ada
bermacam – macam. Cara yang paling sederhana yaitu dengan menumpuk kayu
dipermukaan tanah atau memasukkannya di dalam tanah. Untuk mengeluarkan
asap, timbunan tanah diberi lubang.
Cara lain proses pengarangan adalah dengan menggunakan tempat seperti
kiln bata (beton) atau kiln yang terbuat dari drum bekas. Yang terpenting dalam
hal ini proses harus berlangsung dalam keadaan kurang oksigen. Karena bila tidak
dalam keadaan tersebut, bahan yang akan dibakar akan menjadi abu. ( Rezy &
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
13
TINJAUAN PUSTAKA
Parameter yang berperan dalam proses karbonisasi adalah :
1. Tinggi suhu karbonisasi
Semakin tinggi suhu, arang yang diperoleh semakin berkurang sedangkan gas
yang dihasilkan semakin meningkat. Hal ini disebabkan makin banyaknya
zat-zat terurai dan teruapkan ( Rezy & Tieka, 2010 )
2. Lama karbonisasi
Bila waktu pemanasan diperpanjang maka pirolisis semakin sempurna,
sehingga hasil arang semakin berkurang. Tetapi cairan gas semakin meningkat,
waktu karbonisasi bervariasi yaitu berkisar antara 1 – 2 jam. Proses karbonisasi
sekam padi yang terbaik diperoleh pada suhu 240 – 2500C selama 2 jam dan
pada suhu 2000C didapatkan sekam padi yang belum terkarbonisasi sempurna,
sedangkan pada suhu 300 – 3200C telah terbentuk abu. ( Rezy & Tieka, 2010 )
3. Laju Pemanasan.
Laju pemanasan dimana temperature akhir tercapai berpengaruh pada porositas
dan kecepatan dari kabon yang terbentuk. Pada temperature yang naik dengan
cepat, sejumlah volatile berkembang pada waktu yang singkat dan
menghasilkan pori dengan ukuran yang lebih besar. Reaksi yang terjadi dengan
cara tersebut diatas lebih besar daripada kenaikan temperature secara lambat.
Hal ini akan menyebabkan porositas yang besar dan berkurangnya kepadatan
dari material karbon. ( Rezy & Tieka, 2010 )
Pada proses karbonisasi, karbon terbentuk secara baik pada suhu antara
300oC – 500oC dan akan menimbulkan asap akibat terlepasnya unsur yang mudah
menguap. Selulosa dengan rumus kimia (C6H10O5)n akan terdeformasi atau akan
terurai unsur – unsurnya pada suhu 325 – 375oC, sedangkan hemiselulosa dengan
rumus kimia ( C5H8O4 )n akan terdeformasi atau akan terurai unsur – unsurnya
pada suhu 225 – 325oC dan lignin dengan rumus kimia [( C9H10O3) (CH3O)]n
akan terdeformasi atau akan terurai unsur – unsurnya pada suhu 300 – 500oC.
Dilihat dari jumlah atom yang dimiliki oleh ketiga senyawa diatas, lignin
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
14
TINJAUAN PUSTAKA
memiliki jumlah atom karbon paling sedikit. Jumlah atom karbon tersebut
mempengaruhi kandungan karbon pada arang, sehingga bertambahnya kadar
karbon berbanding lurus dengan tingginya suhu karbonisasi yang mengakibatkan
semakin tinggi nilai kalor arang. (M. Tirono & Ali Sabit, 2011 )
II.I.8. PROSES REAKSI BRIKET ARANG
Proses reaksi adalah rangkaian dari beberapa tahapan proses membentuk proses keseluruhan dari awal sampai akhir ( bahan baku sampai produk ). Tahapan dari proses setiap langkah pada pembuatan briket arang dari limbah blotong pabrik gula tersebut, akan dikelompokkan menjadi 7 tahapan yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 2.1. Skema Proses Pembuatan Briket Arang
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
15
TINJAUAN PUSTAKA
Tahap 1. Bahan Baku ( sludge )
Tiap kali berproduksi pabrik gula selalu menghasilkan tiga macam limbah
yaitu tetes tebu ( molasses ), ampas tebu ( bagasse ) dan blotong ( Filter Cake ).
Blotong merupakan limbah padat yang diperoleh dari proses penapisan pertama
pada stasiun pemurnian Pabrik Gula Candi. Bahan baku yang digunakan dalam
proses pembuatan briket arang menggunakan blotong ( Filter Cake ).
Tahap 2. Penguapan air ( Dewatering )
Pada tahap kedua ini merupakan tahap penguapan air / dewatering dengan
proses bantuan sinar matahari sebagai pengeringan terbuka ( open drying ) yang
berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam meringankan kinerja reaktor
pirolisis.
Tahap 3. Karbonisasi / Pengarangan ( Drying )
Karbonisasi merupakan suatu proses peruraian pada suhu tinggi tanpa
kontak langsung dengan udara. Karbonisasi adalah proses untuk menghilangkan
zat yang mudah menguap. Dalam pembuatan briket arang dari limbah blotong pabrik
gula menggunakan reaktor pirolisis antara suhu 25 – 400 oC. Pada tahap karbonisasi ( drying ) menghasilkan 3 fase yaitu dehydration, depolymerization dan char
formation. Dibawah ini akan dijelaskan proses terjadinya 3 fase sebagai berikut :
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
16
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.5. Konsentrasi pirolisis selulosa pada perbedaan temperature
Dehydration ( 25o – 200oC )
Pada fase ini merupakan permulaan karbonisasi blotong menjadi briket arang.
Banyak komposisi blotong yang teruapkan terutama organic carbon dan H2O.
Dibawah ini merupakan penjelasan dari Dehydration :
- Suhu 25 - 100oC
Pada suhu ini kandungan air (H2O) mulai menguap dan mulai membentuk karbon
monoksida ( CO ) dan karbon oksida ( CO2 ) - Suhu 100 – 200oC
Pada suhu ini masih terjadi reaksi yang hampir sama dengan suhu 25 – 100oC,
namun pada suhu ini CO menguap / tidak ada sama sekali.
Depolymerization ( 200 – 300oC )
Depolymerization atau disebut juga Produk Sekunder, dimana pada suhu ini Tar
yang diperoleh mulai bertambah daripada fase sebelumnya. Dibawah ini
merupakan penjelasan dari Depolymerization :
- Suhu 200 – 300 oC
Pada suhu ini C dan H2O menurun sampai dengan 4% dan gas CH4 ( 1,5 % ) serta
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
17
TINJAUAN PUSTAKA
Char Formation ( 300 – 400oC )
Produk utama yang dihasilkan dari proses karbonisasi dengan reaktor pirolisis
yaitu arang. Pada tahap char formation ini, blotong yang awalnya seperti lumpur
kering berubah menjadi sebuah arang. Tahap char formation merupakan
rangkaian dari seluruh tahapan proses karbonisasi, dimana arang adalah produk
utama yang dihasilkan.
- Suhu 300 – 400 oC
Pada suhu ini C menurun sampai dengan 1 %, H2O menurun sampai dengan 23 %.
Untuk komposisi gas mengalami peningkatan seperti CH4 sebesar 0.5 %, CO2
sebesar 4 %, dan CO sebesar 0,1 %.
Tahap 4. Pencampuran ( Mixing )
Sifat alamiah bubuk arang cenderung memisah dengan bantuan perekat,
butiran – butiran arang dapat disatukan dan dibentuk sesuai kebutuhan. Selain itu,
perlu ditambahkan inisiator dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan
pembakaran pada briket.
Tahap 5. Pencetakan / Pembriketan ( Briquetting )
Arang yang bubuk maupun dicampur dengan perekat tidak akan bernilai
ekonomis sebelum berbentuk spesifik. Pencetakan arang bertujuan memperoleh
bentuk yang seragam dan memudahkan dalam pengemasan dan penggunaannya.
Dengan kata lain, akan memperbaiki penampilan dan mengangkat nilai jual di
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
18
TINJAUAN PUSTAKA
Tahap 6. Pengeringan ( Drying & Classifying )
Briket arang yang telah selesai dicetak kemudian dikeringkan dengan
bantuan oven, hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang masih tersisa.
Briket yang tidak memenuhi syarat atau gagal cetak akan dilakukan proses ulang
agar tidak membuang bahan secara percuma.
Tahap 7. Briket Arang ( Briquetts )
Tahap 7 merupakan tahapan terakhir dari semua proses dimana briket
arang yang telah dibentuk terlebih dahulu akan dianalisa sesuai dengan kebutuhan
analisa yang bertujuan nilai ekonomis dari suatu briket arang tersebut. Pada
umumnya, pasaran melihat dari segi nilai kalor, kadar air, dan kadar abu.
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
19
TINJAUAN PUSTAKA
II.2. Landasan Teori
Kondisi karbonisasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, antara
lain :
1. Kadar Air
Bila kadar air bahan tinggi, maka sehingga makin panjang waktu yang
diperlukan. Hal ini disebabkan karena uap air yang dihasilkan makin
banyak.
2. Ukuran bahan
Makin kecil ukuran bahan, makin cepat peretaan keseluruh bahan
sehingga karbonisasi berjalan sempurna.
3. Waktu Karbonisasi
Bila waktu pemanasan diperpanjang maka karbonisasi semakin
sempurna. Sehinga mengakibatkan cairan dan gas semakin meningkat.
4. Suhu Karbonisasi
Semakin tinggi suhu karbonisasi, maka proses karbonisasi semakin
sempurna. Dan nilai kalor yang dihasilkan akan semakin tinggi.
(Rezy & Tieka, 2010)
Faktor – faktor yang mempengaruhi proses pembuatan briket, yaitu :
1. Suhu karbonisasi
Pengaruh suhu karbonisasi, bila semakin tinggi suhu karbonisasi maka
proses karbonisasi semakin sempurna. Hal ini juga mempengaruhi nilai
kalor dari briket arang. Semakin tinggi proses karbonisasi, maka semakin
sebesar pula nilai kalor yang di hasilkan briket arang.
(Rini dan Dina, 2006)
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
20
TINJAUAN PUSTAKA
2. Waktu kabonisasi
Bila waktu pemanasan diperpanjang maka reaksi pirolisis semakin
sempurna dan arang yang terjadi semakin meningkat, sampai pada waktu
tertentu jumlah arang akan stabil karena arang telah terbentuk semua.
Sampai pada waktu tertentu terdekomposisi menjadi abu. Waktu
karbonisasi bervariasi yaitu berkisar antara 1 – 2 jam. (Indah Kusetiowati,
2007)
3. Ukuran bahan
Bahan baku berupa padatan dihaluskan sampai dengan ukuran yang
diinginkan, dimana semakin kecil ukuran bahan maka permukaan akan
semakin luas, sehingga proses pembentukan arang akan merata. Ukuran
bahan baku yang dianjurkan oleh peneliti sebelumnya adalah antara 40
mesh sampai dengan 70 mesh. (Rini dan Dina, 2006)
4. Cara pendinginan
Untuk mendapatkan karbon yang tidak mudah hancur atau keras maka
pendinginan dilakukan secara perlahan – lahan. (Rini dan Dina, 2006).
5. Bahan perekat
Penggunaan bahan perekat pada proses pencampuran arang dengan bahan
perekat dapat mempengaruhi sifat-sifat briket arang yang dihasilkan.
(Rini dan Dina, 2006)
II.3. Hipotesa
Dari proses pembuatan briket arang dari limbah blotong Pabrik Gula
dengan aplikasi suhu karbonisasi dengan perbedaan berat arang blotong dan
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
21
METODE PENELITIAN
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
III.1. Bahan yang digunakan
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah Blotong
yang didapatkan dari limbah padat Pabrik Gula Candi ( PG. Candi )
Sidoarjo.
Tabel 3.1. Analisa Bahan
Parameter Unit Result Method
Moisture Content % 71.90 Drying Oven at 105oC,
Method 950.01*)
Sulfate (SO4) Content % 0.80 Gravimetric, method 980.02 *)
( Sucofindo, 2010 )
III.2. Alat dan Rangkaian Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seperangkat
alat karbonisasi yang dihubungkan dengan temperature indikator kontrol
yang berfungsi untuk mengatur suhu karbonisasi. Serta digunakan alat
pencetak briket dari Pipa Paralon dengan Ketinggian 5 cm dan dengan
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
22
METODE PENELITIAN
III.2.1. Rangkaian Alat
Gambar 3.1. Rangkaian Alat Pirolisis
III.3. Peubah yang digunakan
III.3.1. Peubah yang ditetapkan
Suhu Pengeringan Oven = 100oC
Waktu Pengeringan Oven = 60 Menit
Perekat = 31 ml
Inisiator NaNO3 = 10 gr
Berat Blotong Kering = 300 gr
III.3.2 Peubah yang dijalankan
Suhu Karbonisasi = 200, 250, 300, 350, 400 ( oC )
Waktu Karbonisasi = 20, 40, 60, 80, 100 ( Menit )
K e t e r a n g a n G a m b a r 1 . G a s L P G 3 K g
2 . R e g u l a t o r K o m p o r T e k a n a n T i n g g i 3 . K o m p o r T e k a n a n T i n g g i
4 . T u n g k u P e m b a k a r a n 5 . R e a k t o r P i r o l i s i s 6 . T e r m o m e t e r P i r o l i s i s 7 . S e l a n g T a r
8 . K o l o m P e n P e n a m p u r T a r 9 . B o t o l P l a s t i k P e n a m p u n g T a r I 1 0 . K o n d e n s o r
1 1 . S e l a n g A i r 1 2 . B a s k o m
1 3 . K a b e l F i l t e r A i r
1 4 . B o t o l P l a s t i k P e n a m p u n g T a r I I 1 5 . S t o p K o n t a k
1 2
3 4 5 6
7 8
10
9 11
12 13 14
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
23
METODE PENELITIAN
III.4. Metodologi Penelitian
Blotong dikeringkan dengan oven selama 1 jam dengan suhu 100oC
Di dinginkan sampai kering & Ditimbang 300 gr
Karbonisasi bahan ( 200oC, 250oC, 300oC, 350oC, 400oC ) dengan waktu ( 20 menit, 40 menit, 60
menit, 80 menit, 100 menit )
Ditambahkan Perekat Tetes dan Inisiator NaNO3 menurut variabel yang sudah ditentukan
Pencetakan Briket + Di dinginkan sampai kering
Analisa Hasil
Analisa
Nilai kalor
Di dinginkan sampai dingin sampai dengan 30oC& Dihancurkan hingga halus menggunakan alu
Analisa
Kadar Karbon
Analisa
Kadar Abu
Analisa
Volatile Matter
Analisa
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
24
METODE PENELITIAN
III.4.1. Persiapan Bahan
Blotong yang berasal dari Pabrik Gula Candi masih basah dan
banyak mengandung air, sehingga perlu dilakukan proses pengeringan
dengan cara dikeringkan dengan oven selama ½ jam dengan suhu 100oC
III.4.2. Prosedur Penelitian
Blotong yang telah dikeringkan dari oven, kemudian di dinginkan
sampai dingin & timbang bahan blotong kering sebesar 300 gr. Bahan
blotong yang telah ditimbang 300 gr kemudian dikarbonisasi bahan
( 200oC, 250oC, 300oC, 350oC, 400oC ) dengan waktu ( 20 menit, 40
menit, 60 menit, 80 menit, 100 menit ). Bahan yang telah dikarbonisasi,
kemudian di dinginkan dan ditumbuk hingga halus. Setelah arang
dihaluskan, ditambahkan perekat dan inisiator NaNO3 menurut variabel
yang sudah ditentukan. Proses selanjutnya yaitu proses pembriketan atau
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
25
METODE PENELITIAN
III.5. Metode Analisa
1. Pengukuran Kadar air
a. Timbang 1 gram contoh briket arang ke dalam botol timbang yang
telah diketahui beratnya.
b. Panaskan dalam oven pengering pada suhu 104 – 110 oC selama 1
jam
c. Dinginkan dalam dessicator dan timbang
%
2. Uji Nyala
Briket yang dihasilkan dimasukkan pada oven, oven kemudian
dinyatakan pada elevasi suhu tertentu sampai briket habis. Pada saat
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
26
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Analisa Bahan Baku
Berdasarkan bahan baku yang diperoleh dari pabrik gula candi di
sidoarjo, di dapatkan hasil analisa awal kandungan kadar air dan kadar SO4
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Analisa Bahan
Parameter Unit Result Method
Moisture Content % 71.90 Drying Oven at 105oC,
Method 950.01*)
Sulfate (SO4) Content % 0.80 Gravimetric, method 980.02 *)
IV.2. Hasil Penelitian
Dari hasil yang diperoleh selama penelitian dan yang telah dianalisa
meliputi hasil analisa nilai kalor, kadar karbon, kadar abu, dan kadar zat yang
menguap, serta titik tekan dengan peubah yang dijalankan yaitu suhu dan waktu.
Tabel 4.2.1 Hasil Analisa Nilai Kalor ( Kal / Kg )
Suhu
200 oC 250 oC 300 oC 350 oC 400 oC
Waktu
20 Menit 5520 5586 5651 5761 5870
40 Menit 5570 5652 5733 5860 5988
60 Menit 5620 5718 5815 5960 6105
80 Menit 5685 5800 5914 6039 6165
P G n P s 6 d n n d k y 2 d Pembuatan B Gambar 4.2 nilai kalor ( Pembahasa
Sem
semakin bes
6224( Kal /
dipengaruhi
nilai kalor y
nilai kalor
ditetapkan. H
kualitas brik
Bila
yakni Pembu
2006 ) dima
dan nilai kal
5400 5500 5600 5700 5800 5900 6000 6100 6200 6300 0
riket Arang D
HASI
2.1. Hubu ( Kal / Kg ) an :
makin lama
sar nilai kalo
/ Kg ) dan
oleh kondis
yang tinggi. A
( Kal / Kg
Hasil nilai k
ket arang. (L
a di bandingk
uatan Briket
ana mendapa
lor 3680 kal/
0 100
Dari Limbah B
IL DAN
ungan antar .
waktu dan
or yang di d
n nilai kalo
si briket ara
Apabila kon
g ) yang re
kalor ( Kal /
ampiran I )
kan dengan
t dari Limba
atkan hasil y
/kg.
0 200
Blotong Pabrik
N PEMB
ra suhu ( oC
semakin tin
dapat. Sehin
or terendah
ang yang tel
ndisi briket a
endah mesk
Kg ) yang d
penelitian y
ah Blotong P
yang terbaik
300
k Gula Dengan
BAHAS
C ) dan wak
nggi suhu y
ngga diperole
h 5520 ( K
ah kering, s
arang masih kipun semak diperoleh tel yang pernah Pabrik Gula yaitu denga 400
n Proses Karb
SAN
ktu ( menit )
yang ditetap
eh nilai kalo
Kal / Kg )K
sehingga me
basah, maka
kin lama w
lah memenu
dilakukan s
( Bhinuko d
an volume br
500 T =
T =
T =
T =
T =
bonisasi 27 ) terhadap pkan, maka or tertinggi Keadaan ini enghasilkan a diperoleh waktu yang uhi standart ebelumnya dan Dodik,
riket 35 ml
= 20 menit
= 40 menit
= 60 MENIT
= 80 menit
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
28
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai kalor yang di peroleh relatif besar hal ini di karenakan kandungan air
yang terdapat pada bahan cukup kecil dan kadar abu yg di hasilkan juga tidak
terlalu banyak sehingga nilai kalor yang di dapat relatif besar. Nilai kalor juga
berbanding lurus dengan kadar carbon, jika kadar karbon relatif tinggi maka tinggi
juga nilai kalor yang di hasilkan. Pada suhu Suhu 300 – 400 oC, C menurun
sampai dengan 1 %, H2O menurun sampai dengan 23 %. Untuk komposisi gas
mengalami peningkatan seperti CH4 sebesar 0.5 %, CO2 sebesar 4 %, dan CO
sebesar 0,1 %.
Bila di tinjau dari penelitian terdahulu menurut (Fajar dan Agustina,2011)
nilai kalor briket arang di pengaruhi oleh besarnya kandungan air dan kadar abu
dalam bahan. Maka penelitian yang sekarang di lakukan bertujuan untuk
meningkatkan nilai kalor dari briket arang dengan cara karbonisasi dengan tujuan
untuk meminimalisir kandungan air yang terdapat pada bahan.
Tabel 4.2.2 Hasil Analisa Kadar Karbon ( % )
Suhu
200 oC 250 oC 300 oC 350 oC 400 oC
Waktu
20 Menit 71,24 75,68 80,11 81,61 83,10
40 Menit 73,68 77,33 80,99 82,52 84,06
60 Menit 76,11 78,99 81.86 83,44 85,02
80 Menit 77,46 80,00 82,54 83,89 85,24
P G n P 8 H d m d s A k t Pembuatan B Gambar 4.2 nilai kadar Pembahasa Pada
85,46 % dan
Hasil dipero
didapatkan n
maka berpen diperoleh tel Bila sebelumnya Alternatif ( karbon tertin terendah yai 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 0
riket Arang D
HASI
2.2. Hubun karbon ( % an :
a grafik 4.2. n
n nilai kadar
oleh dipenga nilai kadar ngaruh pada lah memenu di bandingk yakni Pem
Fajar dan A
nggi dalam
itu 41,683%.
100
Dari Limbah B
IL DAN
gan antara % ).
nilai kadar k
r karbon ( %
aruhi oleh ka
karbon yan
a nilai kalor
uhi standart k
kan dengan mbuatan Bio Agustina,20 percobaan . 200 Blotong Pabrik
N PEMB
suhu ( oC
karbon ( % )
% ) yang teren
adar air dan
ng tinggi. Ap
r briket aran
kualitas brike n penelitian obriket dari 011) dimana yaitu 43,667 300
k Gula Dengan
BAHAS
) dan wakt
yang terting
ndah di dapa
n kadar abu y
pabila nilai
ng. Hasil ni
et arang.
terdahulu y
i Blotong s
a mendapatk
7%.Sedangk
400
n Proses Karb
SAN
tu ( menit )
ggi di dapatk
atkan sebesa
yang rendah
kadar karb
lai kadar ka
yang pernah
sebagai Bah
kan hasil n
kan nilai kad
500 T T T T T bonisasi 29 ) terhadap kan sebesar
ar 71,24 %.
h, sehingga on rendah, arbon yang dilakukan han Bakar nilai kadar dar karbon
T = 20 mennit
T = 40 menit
T = 60 menit
T = 80 menit
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
30
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar karbon yang di peroleh relatif besar hal ini di karenekan nilai kalor
yang di hasilkan dari biket arang relatif tinggi. Kadar karbon sangat berpengaruh
terhadap besar – kecilnya nilai kalor, hal ini di karenakan kadar karbon
berbanding lurus dengan nilai kalor yang di hasilkan. Pada suhu Suhu 300 – 400
oC, C menurun sampai dengan 1 %, H
2O menurun sampai dengan 23 %. Untuk
komposisi gas mengalami peningkatan seperti CH4 sebesar 0.5 %, CO2 sebesar 4
%, dan CO sebesar 0,1 %.
Bila di tinjau dari penelitian terdahulu menurut (Rahman N,2010) nilai
Kadar karbon terikat mempengaruhi nilai kalor, semakin tinggi kadar karbon
terikat akan semakin tinggi pula nilai kalornya, sehingga diperlukan proses
karbonisasi untuk mendapatkan kadar kabon yang relatif tinggi.
Tabel 4.2.3 Hasil Analisa Kadar Abu ( % )
Suhu
200 oC 250 oC 300 oC 350 oC 400 oC
Waktu
20 Menit 4,68 4,87 5,06 5,23 5,4
40 Menit 4,72 4,96 5,21 5,35 5,5
60 Menit 4,76 5,06 5,35 5,48 5,6
80 Menit 4,83 5,14 5,45 5,60 5,75
P G n P 5 K s k ( s A t 3 Pembuatan B Gambar 4.2 nilai kadar Pembahasa Pada
5,9 % dan
Kondisi ini d
sempurna ta
kadar abu
( Lampiran I
Bila
sebelumnya
Alternatif (
tertinggi dal 3,837%. 4 5 6 0
riket Arang D
HASI
2.3. Hubun abu ( % ). an :
a grafik 4.3.
nilai kadar dipengaruhi anpa mening yang diper I ) di bandingk yakni Pem (Fajar dan am percobaa 100
Dari Limbah B
IL DAN
gan antara
nilai kadar
abu ( % )
oleh kadar a
ggalkan sisa
roleh telah
kan dengan
mbuatan Bio
Agustina,20
an yaitu 5,24
200 3
Blotong Pabrik
N PEMB
suhu ( oC
abu ( % ) y
yang teren
air yang rend
pembakaran memenuhi n penelitian obriket dari 011) dimana 48%. Sedang 300 40
k Gula Dengan
BAHAS
) dan wakt
yang terting
dah di dapa
dah, sehingg
n ( abu ) ya
standart k
terdahulu y
i Blotong s
a mendapat
gkan nilai ka
00 500
n Proses Karb
SAN
tu ( menit )
gi di dapatk
atkan sebesa
ga briket aran
ang banyak.
kualitas brik
yang pernah
sebagai Bah
tkan hasil
adar abu tere
T = 20 men
T = 40 men
T = 60 men
T = 80 men
T = 100 me
bonisasi
31 ) terhadap
kan sebesar
ar 4,68 %.
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
32
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar abu adalah sisa dari hasil pembakaran briket arang. Kadar abu juga
berperan sebagai penghambat tingginya nilai kalor dan kadar karbon dari briket
arang. Hal ini di karenakan abu berperan menurunkan mutu dari nilai kalor, jika
nilai kalor menurun maka kadar karbon yg di hasilkan juga ikut menurun. Pada
suhu Suhu 300 – 400 oC, C menurun sampai dengan 1 %, H2O menurun sampai
dengan 23 %. Untuk komposisi gas mengalami peningkatan seperti CH4 sebesar
0.5 %, CO2 sebesar 4 %, dan CO sebesar 0,1 %.
Bila di tinjau dari penelitian terdahulu menurut (Rahman N,2010) kadar
abu berperan menurunkan mutu bahan bakar karena menurunkan nilai kalor.
Sehinga dalam pembuatan briket arang jika memiliki kadar abu yang tinggi maka
nilai kalor dari briket tersebut akan tidak maksimal dan abu tersebut akan keluar
sebagai sisa pembakaran.
Tabel 4.2.4 Hasil Analisa Kadar zat yang menguap ( % )
Suhu
200 oC 250 oC 300 oC 350 oC 400 oC
Waktu
20 Menit 26,32 22,07 17,82 16,07 14,31
40 Menit 23,69 20,21 16,74 14,47 12,20
60 Menit 21,05 18,36 15,66 12,88 10,09
80 Menit 19,43 16,14 12,84 11,35 9,87
P G n P d d m d a s s s A y z Pembuatan B Gambar 4.2 nilai Kadar Pembahasa Pada dapatkan seb dapatkan se
matter ) ma
dalam peng arang harus sama sekali. standart kua Bila sebelumnya Alternatif (F yang mengu
zat yang men
0 10 20 30
0
riket Arang D
HASI
2.4. Hubun r zat yang m
an :
a grafik 4.4.
besar 26,32
ebesar 9,64
aka asap yan
eringan brik
benar – ben
Hasil nilai k
alitas briket a
di bandingk
yakni Pem
Fajar dan A
uap tertinggi
nguap terend
100
Dari Limbah B
IL DAN
gan antara menguap ( %
. nilai kadar
% dan kad
%. Semaki
ng ditimbulk
ket arang ba
nar kering, d
kadar zat mu
arang.
kan dengan
mbuatan Bio
Agustina,201
i dalam perc
dah yaitu 42
200
Blotong Pabrik
N PEMB
suhu ( oC % ).
r zat yang m
dar zat yang
in rendah n
kan dari brik
aik sebelum
dimana kand
udah mengu
n penelitian
obriket dari
1) dimana m
cobaan yaitu
2,02%.
300
k Gula Dengan
BAHAS
) dan wakt
menguap (
menguap (
nilai zat yan
ket arang sem
m maupun se
dungan air h
uap yang dip
terdahulu y
i Blotong s
mendapatkan
u 44,578%..
400 5
n Proses Karb
SAN
tu ( menit )
% ) yang t
% ) yang t
ng menguap makin sedik esudah men harus sedikit eroleh telah yang pernah sebagai Bah
n hasil nilai
Sedangkan
00
T = 20 m
T = 40 m
T = 60 m
T = 80 m
T = 100
bonisasi
33 ) terhadap
tertinggi di
terendah di
p ( volatile
kit. Kondisi
njadi briket
t atau tidak
memenuhi
dilakukan
han Bakar
i kadar zat
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
34
HASIL DAN PEMBAHASAN
volatile matter / zat yang muda menguap di pengaruhi oleh tingginya suhu.
Hal ini di karenakan suhu yang tinggi menekan zat yang menguap pada briket
arang. Maka untuk mendapatkan zat yang muda menguap diperlukan suhu yang
relative tinggi untuk menekan tingginya zat yang muda menguap pada pembuatan
briket arang. Pada suhu Suhu 300 – 400 oC, C menurun sampai dengan 1 %, H2O
menurun sampai dengan 23 %. Untuk komposisi gas mengalami peningkatan
seperti CH4 sebesar 0.5 %, CO2 sebesar 4 %, dan CO sebesar 0,1 %.
Bila di tinjau dari penelitian terdahulu menurut (Rahman N,2010)
besarnya suhu yang digunakan dalam proses pembutan briket arang akan
mempengaruhi kadar zat menguap. Semakin tinggi suhu yang digunakan
mengakibatkan semakin rendahnya kadar zat menguap pada briket arang yang
dihasilkan. Sehingga untuk menekan kadar zat yang menguap maka suhu
karbonisasi harus relatif tinggi.
Tabel 4.2.5 Hasil Analisa Titik Tekan ( g / cm2 )
Suhu
200 oC 250 oC 300 oC 350 oC 400 oC
Waktu
20 Menit 856 1009 1162 1276 1390
40 Menit 969 1095 1221 1322,75 1424,50
60 Menit 1082 1181 1280 1369,50 1459
80 Menit 1112 1216 1321,50 1407,50 1493,50
P G n P s s k l h u d s m s s p s Pembuatan B Gambar 4.2 nilai Titik T Pembahasa Pada sebesar 1528 sebesar 856 karbonisasi lama waktu hasilkan aka
untuk di hal
dan memper
sampai deng
mengalami p
sebesar 0,1 %
Bila
sebelumnya
pembuatan b
sentra nilam 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 0
riket Arang D
HASI
2.5. Hubun Tekan ( gr / an :
a grafik 4.5.
8 gr / cm2 d
gr / cm2. K
dan kekuat
dan semaki
an semakin m
luskan dan d
rmudah pros
gan 1 %, H2
peningkatan
%.
di bandingk
yakni Peran
bahan bakar
m di kabu
0 100
Dari Limbah B
IL DAN
gan antara cm2 ).
nilai titik t
dan nilai titik
Kondisi ini
an penekan
in tinggi suh
mudah untu
di ayak. Seh
ses pencetak
2O menurun
n seperti CH
kan dengan
ncangan dan
r briket berb
upaten Nga
0 200
Blotong Pabrik
N PEMB
suhu ( oC
tekan ( gr /
k tekan ( gr
di pengaruh
an sewaktu
hu pada pro
uk di cetak, k
hingga bisa m
kan. Pada suh
n sampai de
H4 sebesar 0
n penelitian
n pengemba
basis blotong
awi, Kabup
300
k Gula Dengan
BAHAS
) dan wakt
cm2 ) yang
/ cm2 ) yang
hi oleh lama
mencetak b
oses karboni
karena arang
menghasilka
hu Suhu 300
ngan 23 %.
.5 %, CO2 s
terdahulu y
angan mesin
g dalam men
paten Ngan
400
n Proses Karb
SAN
tu ( menit )
g tertinggi d
g terendah d
anya karbon
briket arang
sasi maka a
g tersebut ak
an arang yan
0 – 400 oC, C
Untuk kom
sebesar 4 %
yang pernah
n press hidra
nopang peng
njuk dan K
500 T T T T T bonisasi 35 ) terhadap di dapatkan di dapatkan nisasi, suhu g. Semakin
arang yg di
kan mudah
ng seragam
C menurun
mposisi gas
%, dan CO
dilakukan
aulik untuk
gembangan
Kecamatan
= 20 menit
= 40 menit
= 60 menit
= 80 menit
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
36
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wonosalam (Arino dan Soeprijanto,2009) dimana mendapatkan hasil Kekuatan
tekan rata – rata bahan bakar briket berbasis blotong ini adalah sekitar = 35,37
Kg/cm2 atau 35,37 bar.
Titik tekan / kuat tekan di pengaruhi oleh komposisi perekat yang
digunakan dan alat pengepresan bahan baku yang akan di jadikan briket. Semakin
kuat tekanan waktu pencetakan maka akan semakin padat briket yang di hasilkan.
Sehingga sewaktu briket di bakar atau di simpan briket tersebut tidak mudah
hancur. Oleh karna itu semakin kuat titik tekan dari briket maka kuwalitas briket
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
36
SIMPULAN DAN SARAN
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1. SIMPULAN
1. Penelitian proses, penelitian pembuatan briket arang dari limbah blotong
pabrik gula dengan proses karbonisasi telah memenuhi standart kualitas
briket arang. ( Lampiran 1 )
2. Dari hasil analisa didapatkan nilai kalor yang tertinggi yaitu 6224 Kal / Kg,
sedangkan yang terendah yaitu 5520 Kal / kg.
3. Dari hasil analisa didapatkan kadar karbon yang tertinggi di dapatkan
sebesar 85,46 % dan nilai kadar karbon ( % ) yang terendah di dapatkan
sebesar 71,24 %.
4. Dari hasil analisa didapatkan nilai kadar abu yang tertinggi di dapatkan
sebesar 5,9 % dan nilai kadar abu ( % ) yang terendah di dapatkan sebesar
4,68 %.
5. Dari hasil analisa didapatkan nilai kadar zat yang menguap ( % ) yang
tertinggi di dapatkan sebesar 26,32 % dan kadar zat yang menguap ( % )
yang terendah di dapatkan sebesar 9,64 %.
6. Dari hasil analisa didapatkan nilai titik tekan ( gr / cm2 ) yang tertinggi di
dapatkan sebesar 1528 gr / cm2 dan nilai titik tekan ( gr / cm2 ) yang
terendah di dapatkan sebesar 856 gr / cm2.
V.2. SARAN
1. Diharapkan peneliti menggunakan APD ( Alat Pengaman Diri ) seperti
sarung tangan, kaca mata google, dan masker dikarenakan menggunakan
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
36
SIMPULAN DAN SARAN
2. Pengeringan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembuatan briket
arang dan berpengaruh pada nilai kalor, kadar karbon, kadar abu, kadar zat
yang menguap, dan titik tekan
3. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat dicoba membuat briket arang
dari sekam padi, daun kering, dsb dengan alat dan proses yang sama
bertujuan mendapatkan dan membandingkan kondisi yang terbaik dengan
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
37
JADWAL KEGIATAN
BAB VI
JADWAL KEGIATAN
NO JADWAL
KEGIATAN
BULAN KE ( 2011 )
4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PENGAMBILAN
BAHAN BAKU
2 PENGERINGAN
BAHAN BAKU
3 TRIAL & ERROR
4
PEMBUATAN
LAPORAN
PROPOSAL
PENELITIAN
5
SIDANG
PROPOSAL
PENELITIAN
6 PENELITIAN
BRIKET ARANG
7 ANALISA HASIL
8 PEMBUATAN
LAPORAN
SEMINAR HASIL
PENELITIAN
9 SIDANG SEMINAR
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
38
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Arino dan Soeprijanto,2009. “Perancangan dan pengembangan mesin press
hidraulik untuk pembuatan bahan bakar briket berbasis blotong dalam menopang pengembangan sentra nilam di kabupaten Ngawi, Kabupaten Nganjuk dan Kecamatan Wonosalam”, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Bhinuko dan Arief, D., 2006. “Pembuatan Briket dari Limbah Blotong Pabrik
Gula”, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Biro Pusat Statistik., 2011. “Data Statistik Kebutuhan Arang”, Surabaya
Diah SW, 2009, “Karakteristik Briket Arang dari Serbuk Gergaji dengan
penambahan Arang Cangkang Kelapa Sawit”, Penelitian, Departemen
Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Sumatera.
Elais G, 2009, “Karakteristik Briket Arang Serbuk Gergaji Kayu Campuran
Dengan Penambahan Arang Cangkang Kelapa Sawit”, Penelitian,
Departemen Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Sumatera.
Fajar dan Agustina,2011, “Pembuatan Biobriket dari Blotong sebagai Bahan
Bakar Alternatif ”, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Indah, 2007, ” Pemanfaatan Sabut Kelapa menjadi Arang “, Penelitian, Jurusan
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Khumaidi S, 2005, “Pembuatan Briket Arang Gambut dengan Beberapa
Jenis Perekat”, Penelitian, Jurusan Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Pembuatan Briket Arang Dari Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Proses Karbonisasi
39
DAFTAR PUSTAKA
Maharani, Sri, 2005. “ Pemanfaatan Limbah Sumpit Bambu Dan Serbuk Kayu
Pada Pembuatan Briket Arang Dengan Bahan Perekat Tetes”. Penelitian, Jurusan Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Marsono dan Kurniawan, Oswan., 2008, “Superkarbon Bahan Bakar Alternatif
Pengganti Minyak Tanah dan Gas”, Penebar Swadaya, Jakarta.
M. Tirono & Ali Sabit, 2011. “Efek Suhu Pada Proses Pengarangan Terhadap
Nilai Kalor Arang”, Penelitihan, Jurnal Neutrion vol . 3 . No . 2, Jakarta
Restya D, 2007, “Briket Arang BioBatubara dengan Proses Karbonisasi “,
Penelitian, Jurusan Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Rezy & Tieka, 2007, ” Briket Arang Kulit Kacang dengan Proses Karbonisasi “, Penelitian, Jurusan Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Rini D, 2006, “ Karbonisasi Ampas Klentheng “, Penelitian, Jurusan Teknik
Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
United Stated Patent, 1998 “ Sewage Sludge Disposal Process And Product “USA
Sumber – sumber dari internet