• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KURSI LIPAT YANG ERGONOMIS DI KOLAM PANCING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN KURSI LIPAT YANG ERGONOMIS DI KOLAM PANCING."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusunoleh :

J ANUAR ADI WIJ AYA

0832015011

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Bagaimana rancangan kursi lipat sebagai alat bantu memancing yang ergonomis sehingga mampu memberikan kenyamanan pada pengguna di kolam pancing Laguna Sidoarjo” Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menempuh gelar sarjana Teknik Program studi S-1

jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam penelitian skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, saran dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Suedarto, MP. Selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM. Selaku Ketua Jurusan Teknologi

Industri

4. Bapak Dr. Ir. Sunardi, MT. Selaku Dosen Pembimbing I yang sudah

memberikan bimbingan dan selalu memberi saran kepada penulis

5. Bapak Ir. Akmal, MT. Selaku Dosen Pembimbing II yang sudah

memberikan bimbingan dan selalu memberi saran kepada penulis

(3)

7. Orang Tuaku tercinta yang telah memberikan do’a dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tak

dapat penulis sebutkan semua disini

Akhirnya tiada kata lain yang menjadi harapan, kecuali kritik serta saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan peulis semoga

skripsi ini dapat menjadikan referensi bagi pembacanya, dapat bermanfaat serta

menambah wawasan bagi kita semua.

Surabaya, 15 juni 2012

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

ABSTRAKSI...viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..………...1

1.2 Rumusan Masalah………...2

1.3 Batasan Masalah………...2

1.4 Asumsi...2

1.5 Tujuan Penelitian...3

1.6 Manfaat Penelitian………....3

1.7 Sistematika Penulisan...4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1Produk………...5

2.1.1 Produk Kursi Lipat……….6

2.2Ergonomi...7

2.2.1 Kosep Dasar Ergonomi...7

2.2.2 Tujuan Ergonomi...10

2.2.3 Definisi Ergonomi...10

2.3Sistem Kerangka dan Otot Manusia...12

(5)

2.4.1 Pengujian Keseragaman Data...15

2.5 Anthropometri...15

2.6 Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Anthropometri....19

2.6.1 Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan Produk/ Fasilitas Kerja...20

2.7 Pengumpulan dan Pengolahan Data...28

2.8 Penelitian Pendahulu...28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

3.2 Identifikasi Variabel ... 30

3.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah ... 31

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data...35

4.1.1 Data Antropometri Pengguna ...36

4.2 Gambar Desain kursi awal...37

4.3 Data Observasi...37

4.3.1 Data Keluhan Pekerjaan...38

4.4 Pengolahan data...39

4.4.1 Uji Keseragaman data...39

4.4.2 Uji Kecukupan data...45

4.5 Menentukan Ukuran kursi...49

4.5.1 Perancangan Desain Kursi Pancing...52

(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan...55

5.2 Saran...56

DAFTAR PUSTAKA

(7)

pesat sekali,dengan perkembangan yang baik dan diimbangi juga dengan kemampuan teknologi yang semakin tinggi maka fungsi kursi lipat dapat bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. Begitu pula perkembangan ekonomi

telah mendorong pertumbuhan kepemilikan ferniture di Indonesia. Secara

kuantitatif, pemilik ferniture khususnya kursi lipat dari hari ke hari semakin bertambah. Kursi lipat pada saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar orang untuk melengkapi perlengkapan memancing.

Kolam pancing di LAGUNA – Sidoarjo merupakan kolam pancing untuk tempat hiburan atau menyalurkan hobi bagi para pemancing. Tetapi pada kolam pancing tidak di sediakan tempat duduk untuk para pemancing secara umum para pemancing menyewa atau membawa sendiri kursi. Tempat duduk yang di gunakan terlalu kecil dan alas duduknya terlalu keras tidak ada busa yang melindingi alas duduk dan sandaran punggung kurang tinggi tidak sesuai dengan ukuran tubuh

orang dewasa yang menyebabkan (fatique) punggung terasa sakit. Sebagai para

pemancing yang merasa tidak nyaman dan sering menggerakkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa sakit pada bagian pantat dan punggung.merupakan kolam pancing untuk tempat hiburan atau menyalurkan hobi bagi para pemancing.

Hal diatas akan menurunkan kenyamanan si pemancing dimana pemancing dengan fatique merasa tidak nyaman dan sering menggerakkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa sakit di punggung. Sehingga akan menyebabkan menurunnya minat seorang dalam memancing.Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan sebuah penelitian ini, diharapkan akan diperoleh sebuah kursi lipat yang lebih ergonomis sehingga akan menimbulkan efek kenyamanan terhadap para pemancing.

Berdasarkan analisa data perancangan desain kursi lipat usulan adalah: Untuk merancang kursi adalah: panjang sandaran duduk kursi 58,3 cm, lebar sandaran kursi 40 cm, lebar alas duduk kursi 48,30 cm,tinggi dudukan kursi 19,8 cm,

tinggi kursi 78,17 cm, tinggi sandaran kursi 68,5 cm.

(8)

At this time equipment needs equipment once furniture is growing rapidly, with good growth and also to offset the increasingly high-tech capabilities, the function of folding chairs can be beneficial as expected. Similarly, economic development has encouraged the growth of ferniture ownership in Indonesia. Quantitatively, the owner ferniture especially folding chairs from day to day increasing. Folding chair at this time has become a staple for most people to complete the fishing gear.

Fishing pond in LAGUNA - Sidoarjo is a fishing pond for entertainment or a hobby for anglers. But at the fishing pond is not in a seat provided for the general angler anglers rent or bring your own chair. Seats are in use are too small and the seat base foam too hard not to protect the cushion and backrest height is less incompatible with the size of the adult body that cause (fatigue) back pain. For the angler who feel uncomfortable and often to move his body to relieve pain in the ass and punggung.merupakan fishing pond for entertainment or a hobby for anglers.

This above would reduce the convenience of the angler when fishing with fatigue and often uncomfortable to move his body to relieve pain in his back. So will lead to a declining interest in memancing.Dengan the problem then do a study, expected to be obtained a more ergonomic folding chair so that it will effect the convenience of the angler.

Based on the data analysis of the proposed design is a folding chair design: To design a chair are: length of the back seat sits 58.3 cm, width 40 cm sandarankursi, seat cushion width of 48.30 cm, seat height 78.17 cm high chair, high chair 68.5 cm.

(9)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belaka ng Masalah

Memancing adalah yang merupakan salah satu hobi dari sebagian

orang, kegiatan ini telah dikenal oleh manusia sejak peradaban kuno sekitar

10.000 tahun yang lalu. Hal ini dapat dilihat dari sisa-sisa arkeologis dari gua

kuno yang digunakan di Eropa sejak penemuan lukisan, foto dan mata kail,

dan tulang-tulang yang di pakai sebagai alat mendukung. Kini tampil dengan

lebih ringan dan praktis, desain maupun motif menambahkan kebanggaan bagi

penggunanya

Selain alat pancing yang harus dipersiapkan, para pemancing masih

membutuhkan fasilitas umumnya para pemancing menyewa atau membawa

sendiri. Tempat duduk yang di gunakan terlalu kecil dan alas duduknya terlalu

keras tidak ada busa yang melindungi alas duduk dan sandaran punggung

kurang tinggi tidak sesuai dengan ukuran tubuh orang dewasa yang

menyebabkan punggung terasa sakit. Sebagai para pemancing yang merasa

tidak nyaman dan sering menggerakkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa

sakit pada bagian pantat dan punggung.

Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian

pengembangan kursi lipat yang dapat membuat para pemancing merasa

nyaman dan tidak menimbulkan rasa lelah (fatique) ialah kursi lipat pancing yang lebih nyaman dan ergonomis. Kursi lipat pancing ialah suatu produk yang

(10)

lebih nyaman dan ergonomis sehingga bisa di gunakan dengan mudah dan tidak

banyak memakan tempat.

1.2 Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian, yaitu

“Bagaimana rancangan kursi lipat sebagai alat bantu memancing yang ergonomis sehingga mampu memberikan kenyamanan pada pengguna di kolam pancing Laguna Sidoarjo ?”

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Perancangan tidak melakukan perbandingan kualitas produk.

2. Perancangan hanya melakukan pada ukuran produk kursi lipat memancing.

3. Pendekatan ergonomi sebatas kenyamanan pemakaian pada produk kursi lipat

memancing dengan menggunakan nilai prisentil 50 % & 95 %.

4. Data antropometri disesuaikan dengan masyarakat Indonesia dengan

pertimbangan usia antara 20 -50 tahun.

5. Tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%.

1.4 Asumsi

Asumsi yang dibahas adalah :

1. Kondisi pengguna diukur dalam keadaan normal.

(11)

1.5 Tujuan Penelitian

Membuat rancangan kursi lipat untuk memancing yang ergonomis

sehingga mampu memberikan kenyamanan dalam penggunanya.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian ini adalah :

a. Manfaat Praktis

Bagi Pengguna (pengguna kursi lipat memancing)

- Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi perusahaan

tentang faktor-faktor apa saja yang dapat digunakan untuk merancang

sebuah produk.

- Mengetahui pengaruh-pengaruh apa saja yang dihasilkan dari kombinasi

beberapa faktor dominan tersebut.

- Dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor

konsumen dalam pengembangan produk dengan pendekatan ergonomi.

b. Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah sejenis

dengan penulisan ini, khususnya tentang faktor-faktor yang dominan terhadap

perancangan dan pengembangan produk sehingga masih dapat dikembangkan

(12)

1.7 Sistematika Penulisan Lapor an

Dalam hal ini sistematika penulisan laporanpada makalah skripsi yang

dibuat oleh penyusun adalah membahas mengenai hal-hal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, perumusan masalah,

batasan masalah, asumsi, tujuan, manfaat dan ruang lingkup sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan teori-teori mengenai obyek produk yaitu, teori

mengenai desain produkkursi lipat untuk memancingdengan pendekatan

ergonomi.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan lokasi penelitian ,metode pengumpulan data dan

langkah pemecahan masalah.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan pengumpulan data dan perancangan kursi lipat untuk

memancing dengan pendekatan ergonomi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan terhadap permasalahan yang telah dibahas

serta memberikan saran yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

(13)

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Pr oduk

Produk adalah keluaran yang diperoleh dari sebuah proses produksi dan

merupakan pertambahan nilai dari bahan baku dan merupakan komoditi yang

dijual perusahaan kepada konsumen. Dari susdut pandang investor pada

perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses

jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Namun laba

sering kali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung. Lima dimensi spesifik

yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha

pengembangan produk, yaitu : ( Ulrich T. Karl; 2001,hal 2-3)

1. Kualitas produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan? Apakah

produk tersebut memuaskan kebutuhan pelanggan? Apakah produk tersebut

kuat dan andal? Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa

pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan untuk produk

tersebut.

2. Biaya produk

Apakah yang dimaksud dengan biaya manufaktur dari produk yaitu biaya

dari modal peralatan dan alat Bantu serta biaya produksi setiap unit produk.

Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan

(14)

3. Waktu pengembangan produk

Seberapa cepat anggota tim menyelesaikan pengembangan produk? Waktu

pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam

berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan

teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk

menerima pengembalian ekonomi dari usaha yang dilakukan tim

pengembangan.

4. Biaya pengembangan

Berapa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mngembangkan

produk? Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang

penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit/ laba.

5. Kapabilitas pengembangan

Apakah tim pengembangan dan perusahaan mempunyai kemampuan yang

lebih baik untuk mengembangkan produk masa depan sebagi hasil dari

pengalaman yang diperoleh pada produk pengembangan saat ini? Kapabilitas

pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan

datang.

2.1.1 Pr oduk Kur si Lipat

Kursi lipat adalah suatu produk furniture yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi kebutuhan perorangan. Kursi lipat yang

nyaman adalah idaman setiap seseorang, kesesuaian bentuk kursi dengan tubuh

(15)

kemudian membawa beberapa orang berpikir kursi mana kiranya yang aman

sekaligus nyaman untuk dipakai. Yang menjadi salah satu bahan pertimbangan

dalam memilih kursi adalah kualitas dan kenyamanan. Akan tetapi satu hal yang

harus dipikirkan sebelum membeli kursi lipat adalah sesuatu kebutuhan yang

sangat menunjang proses memancing.

2.2 Ergonomi

2.2.1 Konsep Dasar Ergonomi

Untuk mempermudah pemahaman terhadap ergonomi, kita dapat

menggunakan konsep umum dari cara berpikir rasional yang biasa kita gunakan.

Mengadop istilah (5W + 1H) dapat mempermudah kita berpikir secara sistematis

didalam memahami dan menerapkan ergonomi 5W dan 1H tersebut adalah :

(Tarwaka dkk;2004, hal 5-6)

1. What is ergonomics ? Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “ ergon “ berarti kerja dan “ nomos “ berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam

system kerja. Di Indonesia memakai istilah ergonomi tetapi di beberapa

Negara seperti skandinavia menggunakan istilah “ Bioteknologi “ sedangkan

di Negara Amerika menggunakan istilah “ Human Engineering “. Namun

demikian, semuanya membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi

fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan.

2. Why is ergonomic ? Dari pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan

(16)

akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat pada penurunan

efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomic disegala

bidang adalah suatu keharusan.

3. Where is ergonomic applied ? Secara umum penerapan ergonomi dapat dilakukan dimana saja, baik dilingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan

social maupun di lingkungan tempat kerja.

4. When is ergonomic applied ? Ergonomi dapat diterapkan kapan saja dalam putaran 24 jam sehari semalam, sehingga baik pada saat bekerja, istirahat,

maupun dalam berinteraksi social kita dapat melakukan dengan sehat, aman

dan nyaman.

5. Who must apply ergonomics ? Setiap komponen masyarakat baik masyarakat pekerja maupun masyarakat sosial harus menerapkan ergonomi dalam upaya

menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan, dan produktivitas kerja

yang setinggi – tingginya.

6. How is ergonomic applied ? Untuk dapat menerapkan ergonomi secara benar dan tepat, maka kita harus mempelajari dan memahami ergonomi secara

detail. Dalam penerapan ergonomi diperlukan suatu seni agar apa yang akan

diterapkan dapat diterima oleh pemakainya dan memberikan manfaat yang

besar kepadanya.

Dengan demikian ergonomic dapat didefinisikan sebagai berikut : (Tarwaka

dkk;2004, hal 7) “ Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk

menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik

dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia

(17)

lebih baik “. Ergonomi berkenan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat

rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia,

fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu

menyesuaikan suasana kerja dengan lingkungannya.

Ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan yaitu : (Iftikar Z.

Sutalaksana, dkk; 1979, hal 64)

1. Penyelidikan tentang display

Yang dimaksud tentang display disini adalah bagian dari lingkungan yang

berkomunikasikan keadaannya kepada manusia. Contohnya, kalau kita ingin

mengetahui berapa kecepatan motor yang sedang kita kemudikan maka

dengan melihat jarum speedometer, kita akan mengetahui keadaan lingkungan

dalam hal ini kecepatan motor.

2. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya.

Dalam hal ini diselidiki tentang aktifitas–aktifitas manusia ketika bekerja

dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut.

3. Penyelidikan mengenai tempat kerja

Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti sesuai dengan

kemampuan dan keterbatasan manusia, maka ukuran–ukuran dari tempat kerja

tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia. Hal–hal yang bersangkutan

dengan tubuh manusia ini dipelajari dalam Antrophometri.

4. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik

Yang dimaksud dengan lingkungan fisik disini meliputi ruangan dan

fasilitas–fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia serta kondisi lingkungan

(18)

2.2.2 Tujuan Er gonomi

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah : (Tarwaka, dkk. 2004,

hal 7)

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan

cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan kerja fisik dan mental,

mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak

sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan

meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun

setelah tidak produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,

ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan

sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

2.2.3 Definisi Er gonomi

Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat, kemampuan

dan keterbatasan manusia (Sutalaksana, 2006), dimana secara hakiki akan

berhubungan dengan segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk menunjukkan

performansinya yang terbaik. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat

bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah

penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan

stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat

kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan

kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

(19)

biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan

kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan

produktivitasnya. Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan

Sanders (1992) adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam perancangan obyek,

prosedur kerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metode pendekatannya adalah

dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan fasilitas pendukungnya,

dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah kelelahan yang terjadi akibat sikap

atau posisi kerja yang keliru. Untuk itu, dibutuhkan adanya data pendukung seperti

ukuran bagian-bagian tubuh yang memiliki relevansi dengan tuntutan aktivitas,

dikaitkan dengan profil tubuh manusia, baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua,

laki-laki dan perempuan, utuh atau cacat tubuh, gemuk atau kurus. Jadi, karakteristik

manusia sangat berpengaruh pada desain dalam meningkatkan produktivitas kerja

manusia untuk mencapai tujuan yang efektif, sehat, aman dan nyaman. Tujuan

tersebut dapat tercapai dengan adanya pengetahuan tentang kesesuaian, kepresisian,

keselamatan, keamanan, dan kenyamanan manusia dalam menggunakan hasil produk

desain, yang kemudian dikembangkan dalam penyelidikan di bidang ergonomi.

Penyelidikan ergonomi dibedakan menjadi empat kelompok, yakni :

1. Penyelidikan tentang tampilan/display Penyelidikan pada suatu perangkat

(interface) yang menyajikan informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada manusia antara lain dalam bentuk tanda-tanda,

angka, dan lambing.

2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia Penyelidikan dengan mengukur

kekuatan serta ketahanan fisik manusia pada saat kerja, termasuk perancangan

(20)

3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja Penyelidikan ini bertujuan untuk

mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran atau dimensi

tubuh manusia.

4. Penyelidikan tentang lingkungan kerja Meliputi penyelidikan mengenai

kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja, misalnya pengaturan cahaya,

kebisingan, temperatur, dan suara.

2.3 Sistem Ker angka dan Otot Manusia

Dalam rangka memenuhi tujuan desain atau perancangan produk baru

pekerjaan serta peralatan yang sesuai dengan kebutuhan manusia, maka

diperlukan beberapa pengetahuan dasar tentang karakteristik otot dan kerangka

manusia terutama dimensi dan kapasitasnya. Anatomi faal manusia merupakan

ilmu dasar yang mempelajari karakteristik otot dan sistem kerangka manusia. Hal

ini perlu kita uraikan sebelumnya untuk menjadi landasan bagi penerapan

ergonomi lebih lanjut: (Eko Nurmianto; 2004, hal 9-21)

1. Kerangka dan Sambungan Kerangka

a) Kerangka

Kerangka berfungsi untuk menggambarkan dasar bentuk tubuh,

penentuan tinggi seseorang, perlindungan organ tubuh yang lunak (otak,

jantung, hati) sebagai tempt untuk melekatnya otot–otot, mengganti sel–sel

yang telah rusak, memberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali

dan untuk menyerap reaksi dari gaya serta beban kejut. Sedangkan tulang

berfungsi sebagai alat untuk meredam dan mendistribusi gaya atau

(21)

b) Sambungan Cartilagenous

Sambungan Cartilagenous adalah sambungan yang berfungsi untuk

pergerakan yang relatif kecil, seperti misalnya : sambungan antara tulang

iga dan pangkal tulang iga

c) Sambungan Synovial

Sambungan Synovial adalah sambungan yang terdapat paling

banyak pada tangan dan kaki, dan berfungsi untuk pergerakan atau

perputaran bebas, walaupun tangan dan kaki tersebut amat terbatas

pergerakannya, misalnya arah dan rentang gerakannya.

d) Ligamen

Ligamen adalah berfungsi untuk membentuk bagian sambungan

dan menempel pada tulang, Ligament juga berfungsi untuk membatasi

rentang gerakan.

2. Sistem Sambungan Kerangka

Panjang tulang untuk menentukan tinggi badan seseorang, sedangkan

batas jangkuan dapat menentukan ruang gerak atau aktivitas yang

digambarkan oleh system sambungan tulang. Selain dari itu dimensi ruang

yang terbentuk tersebut amat penting untuk penempatan pengendali dan

desain stasiun kerja. Sifat masing–masing sambungan tulang pada pergerakan

adalah sangat kompleks. Contoh sambungan tulang yang sederhana ada pada

siku dan lutut.

3. Otot

Otot hanya mempunyai kemampuan berkontraksi dan relaks, selain itu otot

(22)

yang lain yang dikenal sebagai gerakan antagonis yang berfungsi untuk

mngendalikan dan mengembalikan posisi tangan dan kaki pada tempat

asalnya.

4. Jaringan Penghubung

Jaringan–jaringan penghubung yang terpenting pada sistem kerangka otot

adalah ligamen dan tendon. Tendon berfungsi sebagai penghubung antara otot

dan tulang sedangkan Ligamen berfungsi sebagai penghubung antara tulang

dengan tulang.

2.4 Pengujian Kecukupan Data

Perhitungan kecukupan data dimaksudkan untuk menentukan jumlah

sampel minimum yang dapat diolah untuk proses perhitungan selanjutnya.

Perhitungan ini dilakukan untuk melihat apakah data yang telah dikumpulkan

sudah cukup atau belum. Bila data yang didapat sudah cukup, maka perhitungan

penelitian dapat dilanjutkan tetapi jika data yang didapat tidak atau belum cukup,

maka proses pengambilan dan pengumpulan data harus dilakukan lagi.

Uji kecukupan data dilakukan pada data external. Uji kecukupan data ini

dimaksudkan untuk menentukan apakah sampel data yang dikumpulkan sudah

cukup atau belum.

Rumus pengujian kecukupan data, adalah sebagai berikut : (Sritomo Wignjosoebroto;

2000,hal 207)

2 2 2

' 40. .( ( ) ( ) )

    

 

=

i

i i

x

x x

(23)

2. 4. 1 Pengujian Keser agaman Data

Pengujian keseragaman data ini perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum

kita melakukan pengolahan data lebih lanjut, untuk memastikan data yang kita

pakai seragam. Pengujian ini bias dilakukan dengan menggunakan peta kontrol,

dimana rumus yang kita pakai untuk menentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan

Batas Kontrol Bawah (BKB) adalah sebagai berikut : (Sritomo Wignjosoebroto;

2000,hal 195)

BKA= x + 3

x σ

BKB = x - 3

x σ

Dimana :

x = nilai rata - rata

x

σ = standard deviasi

2.5 Anthr opometr i

2.5.1 Definisi Anthr opometr i

Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya istilah antropometri

berasal dari "anthro" yang berarti manusia dan "metri" yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan

dengan pengukurandimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki

bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat dan lain-lain. Yang berbeda satu dengan

yang lainnya. Antropometri secara luasakan digunakan sebagai

pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk maupun

sistem kerja yang akan memerlukan interaks imanusia. Data antropometri yang

(24)

1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll ).

2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.

3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer

dll.

4. Perancangan lingkungan kerja fisik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan

menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk

yangdirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk

tersebut. Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu

mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan

produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90 % - 95

% dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk

haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya.

2.5.2 Data Anthr opometr i dan Car a Pengukur annya

Manusia pada umumnya akan berbeda–beda dalam hal bentuk dan dimensi

ukuran tubuhnya. Disini akan ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi

ukuran tubuh manusia, sehingga sudah semestinya seorang perancang produk

harus memperhatikan faktor–faktor tersebut yang antara lain adalah : ( Sritomo

(25)

1. Umur

Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar

seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai

dengan umur sekitar 20 tahunan. Selanjutnya tidak lagi akan terjadi

pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi penurunan

ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.

2. Jenis Kelamin

Dimensi ukuran tubuh laki–laki umumnya akan lebih besar dibandingkan

dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu sperti pinggul

dan sebagainya.

3. Suku / Bangsa

Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki karakteristik

fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.

4. Usia

Pada umumnya bertambahnya umur manusia akan menyebabkan semakin

berkembangnya ukuran tubuh. Ukuran tubuh berkembang dari saat lahir

sampai umur ± 20 tahun untuk pria dan ± 17 tahun untuk wanita. Dimensi

tubuh manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun. Setelah mengijak usia

dewasa, tinggi badan manusia memiliki kecenderungan untuk menurun yang

disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang dan gerakan tangan

dan kaki.

5. Pakaian

Karena terjadinya perbedaan iklim/musim menyebabkan manusia

(26)

waktu musim dingin menyebabkan orang memakai pakaian tebal dan ukuran

relatif besar.

6. Faktor Kehamilan pada Wanita

Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti bila

dibandingkan dengan antara wanita yang hamil dengan wanita yang tidak

hamil.

7. Cacat Tubuh secara Fisik

Berikut ini beberapa penjelasan dan gambar pengukuran dimensi struktur

tubuh dan dimensi fungsional tubuh, sebagai berikut :

1. Pengukuran dimensi struktur tubuh (struktural body dimensions).

- Tubuh diukur dalam posisi tidak bergerak (static anthropometri).

- Meliputi : berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,

panjang lengan, dsb.

- Percentile : 5-th dan 95-th percentile.

(27)

2. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimensions).

- Tubuh diukur dalam posisi melakukan gerakan kerja atau posisi dinamis

(dynamic anthropometri).

- Banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas/ ruang kerja.

Gambar 2.2. Pengukur an Dimensi Fungsional Tubuh dalam Berbagai Posisi Ger akan Ker ja

2.6 Aplikasi Distr ibusi Nor mal Dalam Penetapan Data Anthr opometr i

Untuk penetapan data antropometri, diterapkan pemakaian distribusi

normal. Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata

(mean, X ) dan standar deviasi (SD, σx). Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya

sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama

dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.

Rumus umum persentil adalah sebagai berikut:

Px = data ke

100 ) 1 (n+ x

(28)

Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh

berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika

diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi maka 2.5 dan 97.5

persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. Seperti tampak pada diagram

berikut ini : ( Sritomo Wignjosoebroto; 2000,hal 65-67)

Gambar 2.3 Distr ibusi Nor mal Dengan Data Anthr opometr i 95-th per sentil

Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi

normal dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Per hitungan Per sentil

Per sentil Kalkulasi

1st x - 2.325σx

2.5 th x - 1.96σx

5 th x - 1.645σx

10 th x - 1.280σ

x

50 th x

90 th x + 1.280σx

95 th x + 1.645σx

97.5 th x - 1.96σx

99 th x - 2.325σx

(29)

a) Pilihlah standart deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud.

b) Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud untuk

populasi yang sesuai.

c) Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan.

d) Pilihlah jenis kelamin yang sesuai.

Pengukuran bentuk tubuh bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh

manusia sehingga peralatan yang dirancang lebih sesuai dengan bentuk tubuh

manusia agar lebih nyaman dan menyenangkan.

2.6.1 Aplikasi Data Anthropometr i dalam Per ancangan Pr oduk/ Fasilitas

Ker ja

Data–data dari hasil pengukuran atau dapat juga disebut sebagai data

anthropometri, digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses

perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi

manusia.

Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasi secara luas,

antara lain : (Iftikar Z. Sutalaksana dkk;1979, hal 78-80)

1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil dan lain–lain)

2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya.

3. Perancangan produk–produk konsumtif seperti pakaian, meja, kursi dan lain–

lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan

menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk

(30)

produk tersebut. Dalam hal ini maka perancang harus mampu mengakomodasikan

dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil

rancangan itu. Secara umum sekurang–kurangnya 90% - 95% dari populasi yang

menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk harus dapat

menggunakannya secara layak.

Mengingat bahwa keadaan dan cirri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor

sehingga berbeda satu sama lainnya, maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian

data–data tersebut yaitu :

a. Perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim

Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang akan

dirancang tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagaian

besar orang–orang yang akan memakainya. (biasanya minimal oleh 95%

pemakai)

b. Perancangan fasilitas yang dapat digunakan

Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas

tersebut bisa menampung atau dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh

semua orang yang memerlukannya. Misalnya kursi pengemudi yang bisa

diatur maju mundur dan kemiringan sandarannya.

c. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata–rata pemakai

Prinsip ini digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak

mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika tidak menggunakan prinsip

perancangan fasilitas yang bias disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim

tidak mungkin dilakukan apabila lebih banyak rugi daripada untungnya,

(31)

ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan fasilitas tersebut dirancang

berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan tidak layak karena mahal biayanya.

Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam

proses perancangan produk atau fasilitas kerja, maka ada beberapa langkah

dalam penerapannya yaitu : (Sritomo Wignjosoebroto; 2000, hal 67-71)

1. Pertama kali harus ditetapkan anggota tubuh yang nantinya akan difungsikan

dalam mengoperasikan rancangan tersebut.

2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut

(fungsional atau struktural).

3. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasi dan menjadi

target utama pemakai rancangan produk tersebut.

4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti, apakah untuk ukuran individual

yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata.

5. Pilih prosentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai

persentil yang lain yang dikehendaki.

6. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih atau

tetapkan nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai.

Seorang desainer seharusnya mengetahui aspek dimensi tubuh dari

populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangan tersebut. Dalam hal

ini, harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90% sampai 95% dari populasi

yang harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.

Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam

(32)

1. Tetapkan anggota tubuh yang mengoperasikan rancangan tersebut.

2. Tentukan dimensi tubuh yang penting ((struktural body dimensions atau

functional body dimensions).

3. Tentukan populasi terbesar yang menjadi target utama.

4. Tetapkan prinsip ukuran (ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran

yang fleksibel atau ukuran rata-rata).

5. Pilih nilai percentile yang dikehendaki (90-th, 95-th, 99-th atau yang lain). 6. Tetapkan nilai ukuran dari tabel data anthropometri yang sesuai, aplikasikan

data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran.

Gambar 2.4, data anthropometri yang diaplikasikan dalam perancangan dan

pengukuran kerja.

Gambar 2.4. Data Anthr opometr i Untuk Per ancangan Pr oduk/ Fasilitas

(33)

Keterangan :

1 = dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala).

2 = tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.

3 = tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.

4 = tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).

5 = tinggi kepalan tangan yang berjulur lepas dalam posisi berdiri tegak

(dalam gambar tidak ditunjukkan).

6 = tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/ pantat

sampai dengan kepala).

7 = tinggi mata dalam posisi duduk.

8 = tinggi bahu dalam posisi duduk.

9 = tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).

10 = tebal atau lebar paha.

11 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut.

12 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari lutut/betis.

13 = tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.

14 = tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan

paha.

15 = lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk).

16 = lebar pinggul/ pantat.

17 = lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan

dalam gambar).

18 = lebar perut.

19 = panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam

posisi siku tegak lurus.

20 = lebar kepala.

21 = panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.

22 = lebar telapak tangan.

23 = lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping

kiri-kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar).

24 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai

(34)

25 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya

no. 24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar).

26 = jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai

ujung jari tangan.

Tabel 2.2.

Per kir aan Anthr opometr i Untuk Masyar akat Hongkong, Dewasa, dapat Diekivalensikan Sementar a Untuk Masyar akat Indonesia (Kesamaan Etnis

Asia) (mm)

Dimensi Tubuh Pr ia Wanita

5% X 95% S.D 5% X 95% S.D

1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri tegak

1.585 1.680 1.775 58 1.455 1.555 1.655 60

2. Tinggi Mata 1.470 1.555 1.640 52 1.330 1.425 1.520 57

3. Tinggi Bahu 1.300 1.380 1.460 50 1.180 1.265 1.350 51

4. Tinggi Siku 950 1.015 1.080 39 870 935 1.000 41

5. Tinggi Genggaman Tangan

(knuckle) pada posisi relaks kebawah

685 750 815 40 650 715 780 41

6. Tinggi Badan pada Posisi Duduk 845 900 955 34 780 840 900 37

7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 720 780 840 35 660 720 780 35

8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 555 605 655 31 165 230 295 38

9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 190 240 290 31 165 230 295 38

10. Tebal Paha 110 135 100 14 105 130 155 14

11. Jarak dari Pantat ke Lutut 505 550 595 26 470 520 570 30

12. Jarak dari Lipat Lutut (popliteal)

ke Pantat 405 450 495 26 385 435 485 29

13. Tinggi Lutut 450 495 540 26 410 455 500 27

14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 365 405 445 25 325 375 425 29

15. Lebar Bahu (bideltoid) 380 425 470 26 335 385 435 29

16. Lebar Panggul 300 335 370 22 295 330 365 21

17. Tebal Dada 155 195 235 25 160 215 270 34

18. Tebal Perut (abdominal) 150 210 270 36 150 215 280 39

19. Jarak dari siku ke ujung jari 410 445 480 22 360 400 400 24

20. Lebar Kepala 150 160 170 7 135 150 165 8

21. Panjang Tangan 165 190 195 9 150 165 180 9

22. Lebar Tangan 70 80 90 5 60 70 80 5

23. Jarak Bentang dari ujung jari

tangan kanan ke kiri 1.480 1.635 1.790 95 1.350 1.480 1.610 80

24. Tinggi pegangan tangan (grip)

pada posisi tangan vertikal ke atas & berdiri tegak

1.835 1.970 2.105 83 1.685 1.825 1.965 86

25. Tinggi pegangan tangan (grip)

pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk

1.110 1.205 1.3 58 855 940 1.025 51

26. Jarak genggaman tangan (grip)

ke punggung pada posisi tangan

ke depan (horisontal) 640 705 770 38 580 635 690 32

(35)

Tabel 2.3.

Anthr opometr i Masyar akat Indonesia Yang Didiapat Dar i Inter polasi Masyar akat Br itish dan Hongkong (Phesant, 1286) Ter hadap Masyar akat

Indonesia (mm)

Dimensi Tubuh Pr ia Wanita

5% X 95% S.D 5% X 95% S.D

1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri tegak 1.532 1.632 1.732 61 1.464 1.563 1.662 60

2. Tinggi Mata 1.425 1.52 1.615 58 1.35 1.446 1.542 58

3. Tinggi Bahu 1.247 1.338 1.429 55 1.184 1.272 1.361 54

4. Tinggi Siku 932 1.003 1.074 43 886 957 1.028 43

5. Tinggi Genggaman Tangan

(knuckle) pada posisi relaks kebawah

655 718 782 39 646 708 771 38

6. Tinggi Badan pada Posisi Duduk 809 864 919 33 775 834 893 36

7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 694 749 804 33 666 721 776 33

8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 523 572 621 330 501 550 599 30

9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 181 231 282 31 175 229 283 33

10. Tebal Paha 117 140 163 14 115 140 165 15

11. Jarak dari Pantat ke Lutut 500 545 590 272 488 527 586 30

12. Jarak dari Lipat Lutut (popliteal)

ke Pantat 405 450 495 27 488 537 586 30

13. Tinggi Lutut 448 496 544 29 428 472 516 27

14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28

15. Lebar Bahu (bideltoid) 382 424 466 26 342 385 428 26

16. Lebar Panggul 291 331 371 24 298 345 392 29

17. Tebal Dada 174 212 250 23 178 228 278 30

18. Tebal Perut (abdominal) 174 228 282 33 175 231 287 34

19. Jarak dari siku ke ujung jari 405 439 473 21 374 409 287 34

20. Lebar Kepala 140 450 160 6 135 146 157 7

21. Panjang Tangan 161 176 190 9 153 168 183 9

22. Lebar Tangan 71 79 87 5 64 71 78 4

23. Jarak Bentang dari ujung jari

tangan kanan ke kiri 1.52 1.663 1.806 87 1.4 1.523 1.646 75

24. Tinggi pegangan tangan (grip)

pada posisi tangan vertikal ke atas

& berdiri tegak 1.795 1.923 2.051 78 1.713 1.841 1.969 79

25. Tinggi pegangan tangan (grip)

pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk

1.065 1.169 1.273 63 945 1.03 1.115 52

26. Jarak genggaman tangan (grip) ke

punggung pada posisi tangan ke depan (horisontal)

649 708 767 37 610 661 712 31

(36)

2.7 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik menghitung

maupun mengukur, kualitatif maupun kuantitatif, daripada karakteristik tertentu

mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas. Sampel adalah sebagian

data yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara–cara tertentu

Untuk keperluan perhitungan data dalam penelitian ini digunakan

beberapa rumus tertentu. Di dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi

adalah pengguna Kursi lipat khususnya para pemancing.

2.8 Penelitian Pendahulu

Hasil – hasil penelitian sebelumnya tentang ergonomis adalah :

1. Wahyu Susiallina, Perancangan ulang kursi kuliah sebagai upaya untuk

memperoleh rancangan alternatif yang lebih ergonomis, UPN ”Veteran”

Jatim, 2005. Penelitian tersebut dilakukan bertujuan untuk memperoleh desain

kursi kuliah sebagai salah satu desain alternatif dalam upaya mengembangkan

desain yang telah ada. Pengambilan data dimensi tubuh manusia diambil dari

Mahasiswa UPN “Veteran” Jatim. Setelah dilakukan pengumpulan data,

kemudian dilakukan uji keseragaman data dan uji kecukupan data, setelah data

cukup menentukan persentil, kemudian dilakukan perancangan kursi,

pembuatan kursi, membandingkan kursi lama dengan kursi hasil rancangan,

apakah kursi hasil rancangan sudah lebih mempunyai nilai-nilai ergonomi

yang tinggi dibandingkan dengan kursi sebelumnya.

2. Moh. Ali Hanafi, Perancangan ulang kursi kerja yang ergonomis pada sistem

(37)

dilakukan bertujuan untuk memperoleh desain kursi kerja sebagai salah satu

desain alternatif dalam upaya mengembangkan desain yang telah ada.

Pengambilan data dimensi tubuh manusia diambil dari karyawan PT. Walet

Kencana Perkasa – Surabaya. Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian

dilakukan uji keseragaman data dan uji kecukupan data, setelah cukup

menentukan petrsentil, kemudian dilakukan perancangan kursi, pembuatan

kursi, membandingkan kursi lama dengan kursi hasil rancangan, apakah kursi

hasil rancangan sudah lebih mempunyai nila-nilai ergonomis yang tinggi di

(38)

METODEPENELITIAN

3.1. LokasiPenelitian

Penelitianinidilaksanakan diKolam P

ancingLAGUNA - Sidoarjo, denganalamat: Jl.Kalang Anyar Sedati -

Sidoarjo.SedangkanwaktupelaksanaannyayaknipadabulanFebruari

2012sampaidengan data yang dibutuhkantercukupi.

3.2. IndentifikasiVar iabel

Secaragarisbesar, hanyaada 2 (dua) variabelyaituvariabel yang

mempengaruhidanvariabel yang dipengaruhi.Artinyaadalahsebagaiberikut :

1. Var iabelTer ikatadalah :variabel yang dipengaruhivariabelbebas,

dalamhaliniadalah : kursi lipat pancing yang ergonomis.

2. Var iabelBebasadalah : variabel yang mempengaruhivariabelterikat,

dimanavariabelbebasiniterdiridari :

a. Tinggibahuposisiduduk :diukur dari alas tempat duduk/ pantat sampai

dengan bahu.

b. Panjangpaha :diukur dari pantat sampai lutut.

c. Lebar bahu : diukur dalam posisis berdiri ataupun duduk dari tangan

lengan kiri sampai lengan kanan.

d. Lebar pantat / pinggul : di ukur dari sisi kanan dan kiri lebar pantat /

(39)

e. Tinggi lutut : di ukur dari lutut sampai ujung telapak kaki

f. Tinggitubuhposisiduduk :diukur dari alas tempat duduk/ pantat sampai

dengan kepala.

3.3. Langkah – Langka h Pemeca han Masalah

Ga mbar 3.1 Langkah-langkah Pengumpulan Data Per ancangangan

Kur si lipat

Typ e eq uation here.

Mulai

Studi Lapangan StudiPustaka

PenentuanJumlahSampel PerumusanMasalah

Tujuan Penelitian

IdentifikasiVariabel

PengumpulanData : - Tinggi bahu posisi duduk - Panjang paha

- Lebar bahu

- Lebar pantat / Pinggul - Tinggi paha

- Tinggi tubuh

UjiKeseragaman Data

Ya

Buang Data Ekstrim Data Seragam BKA = + 2 σ×

BKA = + 2 σ×

Data Cukup

N1 ≤ N

Tidak

Menentukan persentil

(40)

Penjelasan Langkah-langka h Pengumpulan Data Per ancangan

Kur si Lipat:

1. Obser vasi Penelitian

Observasi Penelitian dilakukan dengan tujuan mengenal kondisi loksai

pemancingan agar dapat dijadikan kerangka dasar pemikiran pada tahap-tahap

selanjutnya. Pada tahap ini juga berguna untuk mengetahui

permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh pengelolah yang dapat dijadikan sebagai topik

bahasan penelitian (riset) yang akan dipilih.

Perancangan desain kursi lipat usulan

DesainKursi Lipat

Tidak PembuatanKursi Lipat

UjiCobaKursi Lipat

DesainErgon amis

Kesimpulandan Saran HasildanPembahasan

Selesai Ya

A B

(41)

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan

didalam penelitian ini adalah:

- Data observasi di lapangan, yang meliputi :

a. Data keluhan memancing

b. Data dimensi tubuh pekerja

- Nilai percentil : 50 %, & 95 %

3. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data, selanjutnya diolah untuk

mendapatkan suatu gambaran mengenai usulan perbaikan sistem kerja

berdasarkan metode kerja yang lama dan fasilitas kerja yang lama, meliputi :

a. Ujikeseragaman data

Pengujian ini untuk melihat apakah ada data yang out of control

(diluarbataskendali).Data yang outo fcontrol harus dikeluarkandan harus dihitung batas Kendali yang baru. Untuk membuat peta kontrol, terlebih

dahulu ditentukan batas-batas kontrolnya dengan menggunakan rumus:

BKA= x + k

σ

BKB = x - k

Dimana :

x= Nilai rata - rata

σ

= Standardeviasi

k = Tingkatkeyakinan

Standar deviasi : = ∑( − )

(42)

b. Uji kecukupan data dengan rumus:

Dengan :

k = Tingkatkeyakinan

s = Derajatketelitian

N = Jumlah data pengamatan

N’ = Jumlah data teoritis

[[

c. Persntil

Persentiladalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari

sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari 95

persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5

persentil.

d.Pengolahan data untukmerancangfasilitas

Langkah-langkah yang dilakukandalampengolahan data

denganmenggunakanprinsipanthropometriyaitumendapatkan rata-rata

dimensitubuhterlebihdahulukemudianmencari standard deviasi,

nilaimaksimumdan minimumselanjutnyadilakukandanujinormalitas data

sertadiakhiriolehpersentiluntukmendapatkansistemkerja yang baru (usulan).Hasil

pengukuran kursi sesuai percentil tersebut dilanjutkan denganperancangan kursi

lipat pancing yang berupa desain, pembuatan, dan uji coba kursi lipatyang telah

disesuaikan dari hasil pengolahan data yang ada.

2 2 2

' / .( ( ) ( ) )

    

 

=

i

i i

x

x x

(43)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

4.1.1 Data Antropometr i Pengguna

Ukuran untuk perancangan kursi lipat yang baru ini diambil dari data

antropometri pengguna tersebut yaitu dimensi tubuh orang Indonesia dengan usia 20

-50 tahun. Dalam pengukuran kursi lipat ini juga memperhatikan aspek-aspek

ergonomis dan dimensi tubuh yang sesuai dengan alat kerja yang akan di rancang.

Dalam pelaksanaan pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik

pengumpulan data terdiri dari dua kegiatan pokok yakni studi lapangan dan studi

kepustakaan. Melalui studi lapangan didapatkan data-data yang berkenaan dengan

aktivitas kerja pengguna, data antropometri, analisa persentil. Sedangkan studi

kepustakaan didapatkan melalui referensi-referensi yang terkait dengan ergonomi dan

berbagai informasi mengenai perancang produk yang akan diperlukan dalam penelitian

ini. Data yang diambil berdasakan data antropometri yang berasal dari 30 orang

pengguna kursi lipat pancing.

Adapun dimensi tubuh besesuaian yang diukur adalah sebagai berikut :

1. Tinggi bahu posisi duduk (Tb

2. Panjang paha (Pp)

3. Lebar bahu (Lb)

4. Lebar pantat / pinggul (Lp)

5. Tinggi paha di ukur dari lantai sampai paha (Tp)

(44)

Tabel 4.1 Dimensi Tubuh Pemakai kursi Lipat

Or ang Mancing

Ke

Dimensi Tubuh (cm)

Tb Pp Lb Lp Tp Tt 1 69 46 49 46 15 75 2 68 44 49 46 16 74 3 68 46 48 46 17 74 4 66 45 46 44 15 72 5 70 48 50 48 15 74 6 67 46 49 46 17 73 7 68 44 48 46 15 74 8 68 45 46 44 16 74 9 70 46 48 46 16 74 10 69 46 49 46 15 75 11 68 46 48 46 17 74 12 66 45 48 46 14 72 13 68 46 48 46 15 74 14 70 48 50 48 16 75 15 69 48 48 46 17 74 16 70 46 48 48 18 75 17 68 46 49 48 15 73 18 69 48 48 46 16 74 19 66 45 48 48 15 72 20 70 48 50 48 16 74 21 68 46 49 48 17 73 22 66 46 49 46 15 71 23 69 46 48 46 16 73 24 68 48 49 46 15 75 25 70 48 48 47 14 74 26 69 48 49 47 15 73 27 66 46 48 47 16 71 28 68 46 49 46 14 74 29 69 46 48 48 15 73 30 70 48 48 46 18 74

(45)

4.2 Gambar Desain Kur si Awal

Gambar kursi awal bisa di lihat pada Gambar 4.1 di bawah ini :

Gambar dari samping Gambar dari depan

Gambar 4.1 Kursi Lipat Awal

Sedangkan untuk ukuran kursinya sebagai berikut :

a. Ukuran tinggi sandaran kursi : 40 cm

b. Ukuran panjang sandaran duduk kursi : 35 cm

c. Ukuran lebar sandaran kursi : 40 cm

d. Ukuran lebar alas duduk kursi : 35 cm

e. Ukuran tinggi dudukan kursi : 15 cm

f. Ukuran tinggi kursi : 45 cm

4.3. Data Obser vasi

Data yang diperoleh dari hasil observasi di lapangan termasuk juga dengan

menggunakan kuisioner. a

b

c

d

e

(46)

4.3.1. Data Keluhan Pemancing

Data keluhan pemancing diperlukan untuk mengidentifikasi bagian-bagian otot

yang mengalami kelelahan (fatique) yang terjadi akibat penerapan metoda kerja yang

ada. Data ini disajikan pada Tabel 4.1 yang diambil dari 30 responden (pekerja

packing) dari keseluruhan shift.

Tabel 4.2 Hasil Kuisioner Keluhan Pemancing

No. Jenis Keluhan

Setelah Pemakaian

Tidak Sakit

Agak

Sakit Sakit

1 Bagian bahu 21 9 0

2 Bagian punggung 9 16 5

3 Bagian pinggang 24 6 0

4 Bagian bokong 3 17 10

5 Bagian paha 24 6 0

Hasil data keluhan yang telah diperoleh, selanjutnya diolah dengan melihat

hasil skor untuk tiap item pertanyaan, dimana disini digunakan skala likert: 1 s/d 3. 1 = Tidak sakit, 2 = Agak Sakit, 3 = Sakit. Hasil pembobotan data keluhan tersebut

dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan hasil analisisnya pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Hasil Pembobotan Data Keluhan

No. Lokasi otot yang mengalami

fatique

Setelah Pemakaian Nilai pembobotan Total

Scor T.Sakit

1

A.Sakit 2

Sakit 3

T. .Sakit

A.

Sakit Sakit

1 Bagian bahu 21 9 0 21 18 0 39

2 Bagian punggung 9 16 5 9 36 15 60

3 Bagian pinggang 24 6 0 24 12 0 36

4 Bagian bokong 3 17 10 3 34 30 67

(47)

Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data Keluhan

No. L okasi ot ot yang

mengalami fatique

Total Skor Hasil Analisis

(scor) (% )

1 Bagianbahu 39 16,39

2 Bagian punggung 60 25,22

3 Bagian pinggang 36 15,13

4 Bagian pantat 67 28,16

5 Bagian paha 36 15,13

Dari hasil pengolahan data keluhan diatas terlihat bahwa bagian-bagian otot

yang mengalami kelelahan (fatique) yang berlebihan adalah pada bagian: pantat,

punggung dan bahu yakni berkisar (28,16 %; 25,22 %; & 16,39 %).

4.4. Pengolahan Data

4.4.1. Uji Keser agaman Data

Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data yang

ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Tinggi bahu posisi

duduk (Tb) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk mencari X dan σ adalah sebagai

berikut: 3 , 68 30 70 ... 68 68 69 = + + + + = X 1 30 ) 3 , 68 68 ( ... ) 3 , 68 68 ( ) 3 , 68 69

( 2 2 2

− − + + − + − =

(48)

• Uji keseragaman data Tinggi bahu posisi duduk (Tb) dengan tingkat kepercayaan

yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

σ k X

BKA= +

BKA = 68,3 + 2 (1,34) = 70,98

σ k X

BKB= −

BKB = 68,3 - 2 (1,34) = 65,62

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi bahu posisi duduk (Tb)

pada halaman sebagai berikut :

Gambar 4.2 Uji Keseragaman Tinggi Bahu Posisi duduk

• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Panjang paha (Pp) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk

mencari X dan σ adalah sebagai berikut:

3 , 46 30 48 ... 46 44 46 = + + + + = X 1 30 ) 3 , 46 48 ( ... ) 3 , 46 44 ( ) 3 , 46 46

( 2 2 2

− − + + − + − =

σ = 1,24

62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72

1 3 5 7 9

1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3 2 5 2 7 2 9 T b

Oran g manci ng

LB h

BKA

(49)

• Uji keseragaman data Panjang paha (Pp) dengan tingkat kepercayaan yang

digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

σ

k X

BKA= +

BKA = 56,3 + 2 (1,24) = 58,78

σ k X

BKB= −

BKB = 56,3 - 2 (1,24) = 53,82

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi tubuh posisi duduk (Pp)

sebagai berikut :

Gambar 4.3 Uji Keseragaman Dimensi Pp

• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Lebar bahu (Lb) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk

mencari X dan σ adalah sebagai berikut:

4 , 38 30 38 ... 38 39 39 = + + + + = X 1 30 ) 4 , 38 38 ( ... ) 4 , 38 39 ( ) 4 , 38 39

( 2 2 2

− − + + − + − =

σ = 0,93

• Uji keseragaman data Lebar bahu (Lb) dengan tingkat kepercayaan yang

digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

σ k X

BKA= +

BKA = 38,4 + 2 (0,93) = 40,26

σ

k X

BKB= −

51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

1 3 5 7 9

(50)

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Lebar bahu (Lb) pada halaman

berikut :

Gambar 4.4 Uji Keser agaman Dimensi Lb

• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Lebar pinggul (Lp) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk

mencari X dan

σ

adalah sebagai berikut:

5 , 46 30 46 ... 46 46 46 = + + + + = X 1 30 ) 5 , 46 46 ( ... ) 5 , 46 46 ( ) 5 , 46 46

( 2 2 2

− − + + − + − =

σ = 1,10

• Uji keseragaman data Lebar pinggul (Lp) dengan tingkat kepercayaan yang

digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

σ k X

BKA= +

BKA = 46,5 + 2 (1,10) = 48,7

σ k X

BKB= −

BKB = 46,5 - 2 (1,10) = 44,3

34 35 36 37 38 39 40 41

1 3 5 7 9

1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3 2 5 2 7 2 9 L b

Or ang manc ing

Lb

BKA

(51)

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Lebar pinggul (Lp) sebagai

berikut :

Gambar 4.5 Uji Keseragaman Dimensi Tp

• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Tinggi paha (Tp) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk

mencari X dan

σ

adalah sebagai berikut:

8 , 19 30 21 ... 22 21 20 = + + + + = X 1 30 ) 8 , 19 21 ( ... ) 8 , 19 21 ( ) 8 , 19 20

( 2 2 2

− − + + − + − =

σ = 1,17

• Uji keseragaman data Tinggi paha (Tp) dengan tingkat kepercayaan yang

digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

σ k X

BKA= +

BKA = 19,8 + 2 (1,17) = 22,14

σ k X

BKB= −

BKB = 19,8 - 2 (1,17) = 17,46

42 43 44 45 46 47 48 49 50 L p

Oran g mancing

L p

BKA

(52)

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi paha (Tp) sebagai

berikut :

Gambar 4.6 Uji Keseragaman Dimensi Tp

• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Tinggi tubuh (Tt) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk

mencari X dan

σ

adalah sebagai berikut:

5 . 73 30 74 ... 74 74 75 = + + + + = X 1 30 ) 53 . 73 74 ( ... ) 53 . 73 74 ( ) 53 . 73 75

( 2 2 2

− − + + − + − =

σ

= 1,52

Uji keseragaman data Tinggi tubuh (Tt) dengan tingkat kepercayaan yang

digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:

σ k X

BKA= +

BKA = 73,53 + 2 (1,52) = 75,52

σ k X

BKB= −

BKB = 73,53 - 2 (1,52) = 71,12

0 5 10 15 20 25

1 3 5 7 9

1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3 2 5 2 7 2 9 T p

Oran g mancin g

Ps

B KA

(53)

Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi lutut (Tt) sebagai

berikut :

Gambar 4.7 Uji Keser agaman Dimensi Tt

Berdasarkan grafik uji keseragaman data untuk seluruh dimensi tubuh orang

memancing, diperoleh tabel 4.5 hasil uji keseragaman data sebagai berikut :

Tabel 4.5 Hasil Uji Keser agaman Data

Dimensi

Tubuh BKA BKB (cm)

Simp. Baku

Data min.

Data

max. Keter angan

Tb 70,98 65,62 68,3 1,34 66 70 Data seragam

Pp 58,78 53,82 56,3 1,24 54 58 Data seragam

Lb 50,26 46,54 48,4 0,93 46 50 Data seragam

Lp 48,76 44,34 46,5 1,10 46 48 Data seragam

Tp 22,14 17,46 19,8 1,17 18 22 Data seragam

Tt 75,52 72,12 73,5 1,52 72 76 Data seragam

4.4.2. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisa jumlah pengukuran apakah

sudah representative, dimana tujuannnya membuktikan bahwa data sampel yang

X 70 71 72 73 74 75 76

1 3 5 7 9

1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3 2 5 2 7 2 9 T t

Orang man cing

Ps

BKA

(54)

Untuk uji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 50 % dan tingkat

keyakinan 95 % digunakan persamaan:

(

)

2

2 2 / '         =

X X X N s k N

Jika, N`<N maka data sudah cukup untuk melakukan perancangan

N`>N maka data belum cukup untuk melakukan perancangan.

• Data Tinggi bahu posisi duduk (Tb) dari tabel 4.1 diperoleh nilai:

∑ X =2050

∑ X2 = 4202500

Maka : 057 , 0 2050 (2050) ) 4202500 ( 30 40 ' 2 2 =         = N Kesimpulan:

N’ = 0,057 < N data = 30

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan

perancangan produk.

• Data Panjang paha (Pp) dari tabel 4.1 diperoleh nilai::

∑ X = 1690

∑ X2 = 2856100

Maka : 0016 , 0 1690 (1690) ) 2856100 ( 30 40 ' 2 2 =         = N Kesimpulan:

(55)

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan

perancangan produk.

• Data Lebar bahu (Lb) dari tabel 4.1 diperoleh nilai:

∑ X = 1452

∑ X2 = 1946025

Maka : 09 , 0 1452 (1452) ) 1946925 ( 30 40 ' 2 2 =         = N Kesimpulan:

N’ = 0,09 < N data = 30

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan

perancangan produk.

• Data Lebar pantat (Lp) dari tabel 4.1 diperoleh nilai:

∑ X = 1395

∑ X2 = 1946025

Maka : 12 , 0 1395 (1395) ) 1946025 ( 30 40 ' 2 2 =         = N Kesimpulan:

N’ = 0,12 < N data = 30

Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan

(56)

• Data Panjang siku (Tp) dari tabel 4.1 diperoleh nilai::

∑ X = 595

∑ X2 = 354025

Maka : 052 , 0 595 (595) ) 354025 ( 30 40 ' 2 2 =         = N Kesimpulan:

N’ = 0,052 < N data = 30

• Data Tinggi tubuh (Tt) dari tabel 4.1 diperoleh nilai::

∑ X = 2206

∑ X2 = 4866436

Maka : 062 , 0 2206 (2206) ) 4866436 ( 30 40 ' 2 2 =     

Gambar

Gambar 2.1. Pengukuran Dimensi Struktur Tubuh dalam  Posisi Berdiri dan Duduk Tegap
Gambar 2.2. Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh dalam  Berbagai Posisi Gerakan Kerja
Tabel  2.1 Perhitungan Persentil
Gambar 2.4. Data Anthropometri Untuk Perancangan Produk/ Fasilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak kemana langkah dan arah yang dituju, sehingga dapat diketahui apa yang akan dilakukan oleh

- Melakukan entry data rencana studi yang sudah diisikan pada FPRS ke dalam komputer sesuai dengan jadwal dan ruang yang tercantum padaa. KETENTUAN UMUM

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ ANALISIS PORTOFOLIO DENGAN

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C TERHADAP SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN DI

Rasio Gross Profit Margin mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau apabila rasio ini dikurangkan dengan 100%

Fransiskus Asisi dan kini ia telah merelakan diri menjadi alat Allah dalam menolong sesamanya yang menderita.berkat karya baik yang dilakukannya ini, banyak orang yang berbalik

Meskipun hasil ini tampak seperti kontradiktif dengan teori, namun pada kenyataannya terdapat beberapa alasan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendukung hasil

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pengaruh komposisi komisaris independen terhadap tax avoidance diperoleh nilai t hitung lebih kecil dibanding t tabel (-2,035