SKRIPSI
Disusunoleh :
J ANUAR ADI WIJ AYA
0832015011
J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Bagaimana rancangan kursi lipat sebagai alat bantu memancing yang ergonomis sehingga mampu memberikan kenyamanan pada pengguna di kolam pancing Laguna Sidoarjo” Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menempuh gelar sarjana Teknik Program studi S-1
jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penelitian skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, saran dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Suedarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM. Selaku Ketua Jurusan Teknologi
Industri
4. Bapak Dr. Ir. Sunardi, MT. Selaku Dosen Pembimbing I yang sudah
memberikan bimbingan dan selalu memberi saran kepada penulis
5. Bapak Ir. Akmal, MT. Selaku Dosen Pembimbing II yang sudah
memberikan bimbingan dan selalu memberi saran kepada penulis
7. Orang Tuaku tercinta yang telah memberikan do’a dan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tak
dapat penulis sebutkan semua disini
Akhirnya tiada kata lain yang menjadi harapan, kecuali kritik serta saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan peulis semoga
skripsi ini dapat menjadikan referensi bagi pembacanya, dapat bermanfaat serta
menambah wawasan bagi kita semua.
Surabaya, 15 juni 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR TABEL...vi
DAFTAR GAMBAR...vii
ABSTRAKSI...viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..………...1
1.2 Rumusan Masalah………...2
1.3 Batasan Masalah………...2
1.4 Asumsi...2
1.5 Tujuan Penelitian...3
1.6 Manfaat Penelitian………....3
1.7 Sistematika Penulisan...4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1Produk………...5
2.1.1 Produk Kursi Lipat……….6
2.2Ergonomi...7
2.2.1 Kosep Dasar Ergonomi...7
2.2.2 Tujuan Ergonomi...10
2.2.3 Definisi Ergonomi...10
2.3Sistem Kerangka dan Otot Manusia...12
2.4.1 Pengujian Keseragaman Data...15
2.5 Anthropometri...15
2.6 Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Anthropometri....19
2.6.1 Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan Produk/ Fasilitas Kerja...20
2.7 Pengumpulan dan Pengolahan Data...28
2.8 Penelitian Pendahulu...28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 30
3.2 Identifikasi Variabel ... 30
3.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah ... 31
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data...35
4.1.1 Data Antropometri Pengguna ...36
4.2 Gambar Desain kursi awal...37
4.3 Data Observasi...37
4.3.1 Data Keluhan Pekerjaan...38
4.4 Pengolahan data...39
4.4.1 Uji Keseragaman data...39
4.4.2 Uji Kecukupan data...45
4.5 Menentukan Ukuran kursi...49
4.5.1 Perancangan Desain Kursi Pancing...52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...55
5.2 Saran...56
DAFTAR PUSTAKA
pesat sekali,dengan perkembangan yang baik dan diimbangi juga dengan kemampuan teknologi yang semakin tinggi maka fungsi kursi lipat dapat bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. Begitu pula perkembangan ekonomi
telah mendorong pertumbuhan kepemilikan ferniture di Indonesia. Secara
kuantitatif, pemilik ferniture khususnya kursi lipat dari hari ke hari semakin bertambah. Kursi lipat pada saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar orang untuk melengkapi perlengkapan memancing.
Kolam pancing di LAGUNA – Sidoarjo merupakan kolam pancing untuk tempat hiburan atau menyalurkan hobi bagi para pemancing. Tetapi pada kolam pancing tidak di sediakan tempat duduk untuk para pemancing secara umum para pemancing menyewa atau membawa sendiri kursi. Tempat duduk yang di gunakan terlalu kecil dan alas duduknya terlalu keras tidak ada busa yang melindingi alas duduk dan sandaran punggung kurang tinggi tidak sesuai dengan ukuran tubuh
orang dewasa yang menyebabkan (fatique) punggung terasa sakit. Sebagai para
pemancing yang merasa tidak nyaman dan sering menggerakkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa sakit pada bagian pantat dan punggung.merupakan kolam pancing untuk tempat hiburan atau menyalurkan hobi bagi para pemancing.
Hal diatas akan menurunkan kenyamanan si pemancing dimana pemancing dengan fatique merasa tidak nyaman dan sering menggerakkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa sakit di punggung. Sehingga akan menyebabkan menurunnya minat seorang dalam memancing.Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan sebuah penelitian ini, diharapkan akan diperoleh sebuah kursi lipat yang lebih ergonomis sehingga akan menimbulkan efek kenyamanan terhadap para pemancing.
Berdasarkan analisa data perancangan desain kursi lipat usulan adalah: Untuk merancang kursi adalah: panjang sandaran duduk kursi 58,3 cm, lebar sandaran kursi 40 cm, lebar alas duduk kursi 48,30 cm,tinggi dudukan kursi 19,8 cm,
tinggi kursi 78,17 cm, tinggi sandaran kursi 68,5 cm.
At this time equipment needs equipment once furniture is growing rapidly, with good growth and also to offset the increasingly high-tech capabilities, the function of folding chairs can be beneficial as expected. Similarly, economic development has encouraged the growth of ferniture ownership in Indonesia. Quantitatively, the owner ferniture especially folding chairs from day to day increasing. Folding chair at this time has become a staple for most people to complete the fishing gear.
Fishing pond in LAGUNA - Sidoarjo is a fishing pond for entertainment or a hobby for anglers. But at the fishing pond is not in a seat provided for the general angler anglers rent or bring your own chair. Seats are in use are too small and the seat base foam too hard not to protect the cushion and backrest height is less incompatible with the size of the adult body that cause (fatigue) back pain. For the angler who feel uncomfortable and often to move his body to relieve pain in the ass and punggung.merupakan fishing pond for entertainment or a hobby for anglers.
This above would reduce the convenience of the angler when fishing with fatigue and often uncomfortable to move his body to relieve pain in his back. So will lead to a declining interest in memancing.Dengan the problem then do a study, expected to be obtained a more ergonomic folding chair so that it will effect the convenience of the angler.
Based on the data analysis of the proposed design is a folding chair design: To design a chair are: length of the back seat sits 58.3 cm, width 40 cm sandarankursi, seat cushion width of 48.30 cm, seat height 78.17 cm high chair, high chair 68.5 cm.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belaka ng Masalah
Memancing adalah yang merupakan salah satu hobi dari sebagian
orang, kegiatan ini telah dikenal oleh manusia sejak peradaban kuno sekitar
10.000 tahun yang lalu. Hal ini dapat dilihat dari sisa-sisa arkeologis dari gua
kuno yang digunakan di Eropa sejak penemuan lukisan, foto dan mata kail,
dan tulang-tulang yang di pakai sebagai alat mendukung. Kini tampil dengan
lebih ringan dan praktis, desain maupun motif menambahkan kebanggaan bagi
penggunanya
Selain alat pancing yang harus dipersiapkan, para pemancing masih
membutuhkan fasilitas umumnya para pemancing menyewa atau membawa
sendiri. Tempat duduk yang di gunakan terlalu kecil dan alas duduknya terlalu
keras tidak ada busa yang melindungi alas duduk dan sandaran punggung
kurang tinggi tidak sesuai dengan ukuran tubuh orang dewasa yang
menyebabkan punggung terasa sakit. Sebagai para pemancing yang merasa
tidak nyaman dan sering menggerakkan tubuhnya untuk menghilangkan rasa
sakit pada bagian pantat dan punggung.
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian
pengembangan kursi lipat yang dapat membuat para pemancing merasa
nyaman dan tidak menimbulkan rasa lelah (fatique) ialah kursi lipat pancing yang lebih nyaman dan ergonomis. Kursi lipat pancing ialah suatu produk yang
lebih nyaman dan ergonomis sehingga bisa di gunakan dengan mudah dan tidak
banyak memakan tempat.
1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan
penelitian, yaitu
“Bagaimana rancangan kursi lipat sebagai alat bantu memancing yang ergonomis sehingga mampu memberikan kenyamanan pada pengguna di kolam pancing Laguna Sidoarjo ?”
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Perancangan tidak melakukan perbandingan kualitas produk.
2. Perancangan hanya melakukan pada ukuran produk kursi lipat memancing.
3. Pendekatan ergonomi sebatas kenyamanan pemakaian pada produk kursi lipat
memancing dengan menggunakan nilai prisentil 50 % & 95 %.
4. Data antropometri disesuaikan dengan masyarakat Indonesia dengan
pertimbangan usia antara 20 -50 tahun.
5. Tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%.
1.4 Asumsi
Asumsi yang dibahas adalah :
1. Kondisi pengguna diukur dalam keadaan normal.
1.5 Tujuan Penelitian
Membuat rancangan kursi lipat untuk memancing yang ergonomis
sehingga mampu memberikan kenyamanan dalam penggunanya.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian ini adalah :
a. Manfaat Praktis
Bagi Pengguna (pengguna kursi lipat memancing)
- Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi perusahaan
tentang faktor-faktor apa saja yang dapat digunakan untuk merancang
sebuah produk.
- Mengetahui pengaruh-pengaruh apa saja yang dihasilkan dari kombinasi
beberapa faktor dominan tersebut.
- Dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor
konsumen dalam pengembangan produk dengan pendekatan ergonomi.
b. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah sejenis
dengan penulisan ini, khususnya tentang faktor-faktor yang dominan terhadap
perancangan dan pengembangan produk sehingga masih dapat dikembangkan
1.7 Sistematika Penulisan Lapor an
Dalam hal ini sistematika penulisan laporanpada makalah skripsi yang
dibuat oleh penyusun adalah membahas mengenai hal-hal sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, perumusan masalah,
batasan masalah, asumsi, tujuan, manfaat dan ruang lingkup sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori-teori mengenai obyek produk yaitu, teori
mengenai desain produkkursi lipat untuk memancingdengan pendekatan
ergonomi.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan lokasi penelitian ,metode pengumpulan data dan
langkah pemecahan masalah.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan pengumpulan data dan perancangan kursi lipat untuk
memancing dengan pendekatan ergonomi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan terhadap permasalahan yang telah dibahas
serta memberikan saran yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Pr oduk
Produk adalah keluaran yang diperoleh dari sebuah proses produksi dan
merupakan pertambahan nilai dari bahan baku dan merupakan komoditi yang
dijual perusahaan kepada konsumen. Dari susdut pandang investor pada
perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses
jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Namun laba
sering kali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung. Lima dimensi spesifik
yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha
pengembangan produk, yaitu : ( Ulrich T. Karl; 2001,hal 2-3)
1. Kualitas produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan? Apakah
produk tersebut memuaskan kebutuhan pelanggan? Apakah produk tersebut
kuat dan andal? Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa
pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan untuk produk
tersebut.
2. Biaya produk
Apakah yang dimaksud dengan biaya manufaktur dari produk yaitu biaya
dari modal peralatan dan alat Bantu serta biaya produksi setiap unit produk.
Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan
3. Waktu pengembangan produk
Seberapa cepat anggota tim menyelesaikan pengembangan produk? Waktu
pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam
berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan
teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk
menerima pengembalian ekonomi dari usaha yang dilakukan tim
pengembangan.
4. Biaya pengembangan
Berapa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mngembangkan
produk? Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang
penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit/ laba.
5. Kapabilitas pengembangan
Apakah tim pengembangan dan perusahaan mempunyai kemampuan yang
lebih baik untuk mengembangkan produk masa depan sebagi hasil dari
pengalaman yang diperoleh pada produk pengembangan saat ini? Kapabilitas
pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan
datang.
2.1.1 Pr oduk Kur si Lipat
Kursi lipat adalah suatu produk furniture yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi kebutuhan perorangan. Kursi lipat yang
nyaman adalah idaman setiap seseorang, kesesuaian bentuk kursi dengan tubuh
kemudian membawa beberapa orang berpikir kursi mana kiranya yang aman
sekaligus nyaman untuk dipakai. Yang menjadi salah satu bahan pertimbangan
dalam memilih kursi adalah kualitas dan kenyamanan. Akan tetapi satu hal yang
harus dipikirkan sebelum membeli kursi lipat adalah sesuatu kebutuhan yang
sangat menunjang proses memancing.
2.2 Ergonomi
2.2.1 Konsep Dasar Ergonomi
Untuk mempermudah pemahaman terhadap ergonomi, kita dapat
menggunakan konsep umum dari cara berpikir rasional yang biasa kita gunakan.
Mengadop istilah (5W + 1H) dapat mempermudah kita berpikir secara sistematis
didalam memahami dan menerapkan ergonomi 5W dan 1H tersebut adalah :
(Tarwaka dkk;2004, hal 5-6)
1. What is ergonomics ? Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu “ ergon “ berarti kerja dan “ nomos “ berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam
system kerja. Di Indonesia memakai istilah ergonomi tetapi di beberapa
Negara seperti skandinavia menggunakan istilah “ Bioteknologi “ sedangkan
di Negara Amerika menggunakan istilah “ Human Engineering “. Namun
demikian, semuanya membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi
fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan.
2. Why is ergonomic ? Dari pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan
akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat pada penurunan
efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomic disegala
bidang adalah suatu keharusan.
3. Where is ergonomic applied ? Secara umum penerapan ergonomi dapat dilakukan dimana saja, baik dilingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan
social maupun di lingkungan tempat kerja.
4. When is ergonomic applied ? Ergonomi dapat diterapkan kapan saja dalam putaran 24 jam sehari semalam, sehingga baik pada saat bekerja, istirahat,
maupun dalam berinteraksi social kita dapat melakukan dengan sehat, aman
dan nyaman.
5. Who must apply ergonomics ? Setiap komponen masyarakat baik masyarakat pekerja maupun masyarakat sosial harus menerapkan ergonomi dalam upaya
menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan, dan produktivitas kerja
yang setinggi – tingginya.
6. How is ergonomic applied ? Untuk dapat menerapkan ergonomi secara benar dan tepat, maka kita harus mempelajari dan memahami ergonomi secara
detail. Dalam penerapan ergonomi diperlukan suatu seni agar apa yang akan
diterapkan dapat diterima oleh pemakainya dan memberikan manfaat yang
besar kepadanya.
Dengan demikian ergonomic dapat didefinisikan sebagai berikut : (Tarwaka
dkk;2004, hal 7) “ Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik
dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia
lebih baik “. Ergonomi berkenan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat
rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia,
fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu
menyesuaikan suasana kerja dengan lingkungannya.
Ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan yaitu : (Iftikar Z.
Sutalaksana, dkk; 1979, hal 64)
1. Penyelidikan tentang display
Yang dimaksud tentang display disini adalah bagian dari lingkungan yang
berkomunikasikan keadaannya kepada manusia. Contohnya, kalau kita ingin
mengetahui berapa kecepatan motor yang sedang kita kemudikan maka
dengan melihat jarum speedometer, kita akan mengetahui keadaan lingkungan
dalam hal ini kecepatan motor.
2. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya.
Dalam hal ini diselidiki tentang aktifitas–aktifitas manusia ketika bekerja
dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut.
3. Penyelidikan mengenai tempat kerja
Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia, maka ukuran–ukuran dari tempat kerja
tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia. Hal–hal yang bersangkutan
dengan tubuh manusia ini dipelajari dalam Antrophometri.
4. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik disini meliputi ruangan dan
fasilitas–fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia serta kondisi lingkungan
2.2.2 Tujuan Er gonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah : (Tarwaka, dkk. 2004,
hal 7)
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun
setelah tidak produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan
sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
2.2.3 Definisi Er gonomi
Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat, kemampuan
dan keterbatasan manusia (Sutalaksana, 2006), dimana secara hakiki akan
berhubungan dengan segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk menunjukkan
performansinya yang terbaik. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat
bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah
penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan
stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat
kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan
kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan
kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan
produktivitasnya. Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan
Sanders (1992) adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam perancangan obyek,
prosedur kerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metode pendekatannya adalah
dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan fasilitas pendukungnya,
dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah kelelahan yang terjadi akibat sikap
atau posisi kerja yang keliru. Untuk itu, dibutuhkan adanya data pendukung seperti
ukuran bagian-bagian tubuh yang memiliki relevansi dengan tuntutan aktivitas,
dikaitkan dengan profil tubuh manusia, baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua,
laki-laki dan perempuan, utuh atau cacat tubuh, gemuk atau kurus. Jadi, karakteristik
manusia sangat berpengaruh pada desain dalam meningkatkan produktivitas kerja
manusia untuk mencapai tujuan yang efektif, sehat, aman dan nyaman. Tujuan
tersebut dapat tercapai dengan adanya pengetahuan tentang kesesuaian, kepresisian,
keselamatan, keamanan, dan kenyamanan manusia dalam menggunakan hasil produk
desain, yang kemudian dikembangkan dalam penyelidikan di bidang ergonomi.
Penyelidikan ergonomi dibedakan menjadi empat kelompok, yakni :
1. Penyelidikan tentang tampilan/display Penyelidikan pada suatu perangkat
(interface) yang menyajikan informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada manusia antara lain dalam bentuk tanda-tanda,
angka, dan lambing.
2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia Penyelidikan dengan mengukur
kekuatan serta ketahanan fisik manusia pada saat kerja, termasuk perancangan
3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja Penyelidikan ini bertujuan untuk
mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran atau dimensi
tubuh manusia.
4. Penyelidikan tentang lingkungan kerja Meliputi penyelidikan mengenai
kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja, misalnya pengaturan cahaya,
kebisingan, temperatur, dan suara.
2.3 Sistem Ker angka dan Otot Manusia
Dalam rangka memenuhi tujuan desain atau perancangan produk baru
pekerjaan serta peralatan yang sesuai dengan kebutuhan manusia, maka
diperlukan beberapa pengetahuan dasar tentang karakteristik otot dan kerangka
manusia terutama dimensi dan kapasitasnya. Anatomi faal manusia merupakan
ilmu dasar yang mempelajari karakteristik otot dan sistem kerangka manusia. Hal
ini perlu kita uraikan sebelumnya untuk menjadi landasan bagi penerapan
ergonomi lebih lanjut: (Eko Nurmianto; 2004, hal 9-21)
1. Kerangka dan Sambungan Kerangka
a) Kerangka
Kerangka berfungsi untuk menggambarkan dasar bentuk tubuh,
penentuan tinggi seseorang, perlindungan organ tubuh yang lunak (otak,
jantung, hati) sebagai tempt untuk melekatnya otot–otot, mengganti sel–sel
yang telah rusak, memberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali
dan untuk menyerap reaksi dari gaya serta beban kejut. Sedangkan tulang
berfungsi sebagai alat untuk meredam dan mendistribusi gaya atau
b) Sambungan Cartilagenous
Sambungan Cartilagenous adalah sambungan yang berfungsi untuk
pergerakan yang relatif kecil, seperti misalnya : sambungan antara tulang
iga dan pangkal tulang iga
c) Sambungan Synovial
Sambungan Synovial adalah sambungan yang terdapat paling
banyak pada tangan dan kaki, dan berfungsi untuk pergerakan atau
perputaran bebas, walaupun tangan dan kaki tersebut amat terbatas
pergerakannya, misalnya arah dan rentang gerakannya.
d) Ligamen
Ligamen adalah berfungsi untuk membentuk bagian sambungan
dan menempel pada tulang, Ligament juga berfungsi untuk membatasi
rentang gerakan.
2. Sistem Sambungan Kerangka
Panjang tulang untuk menentukan tinggi badan seseorang, sedangkan
batas jangkuan dapat menentukan ruang gerak atau aktivitas yang
digambarkan oleh system sambungan tulang. Selain dari itu dimensi ruang
yang terbentuk tersebut amat penting untuk penempatan pengendali dan
desain stasiun kerja. Sifat masing–masing sambungan tulang pada pergerakan
adalah sangat kompleks. Contoh sambungan tulang yang sederhana ada pada
siku dan lutut.
3. Otot
Otot hanya mempunyai kemampuan berkontraksi dan relaks, selain itu otot
yang lain yang dikenal sebagai gerakan antagonis yang berfungsi untuk
mngendalikan dan mengembalikan posisi tangan dan kaki pada tempat
asalnya.
4. Jaringan Penghubung
Jaringan–jaringan penghubung yang terpenting pada sistem kerangka otot
adalah ligamen dan tendon. Tendon berfungsi sebagai penghubung antara otot
dan tulang sedangkan Ligamen berfungsi sebagai penghubung antara tulang
dengan tulang.
2.4 Pengujian Kecukupan Data
Perhitungan kecukupan data dimaksudkan untuk menentukan jumlah
sampel minimum yang dapat diolah untuk proses perhitungan selanjutnya.
Perhitungan ini dilakukan untuk melihat apakah data yang telah dikumpulkan
sudah cukup atau belum. Bila data yang didapat sudah cukup, maka perhitungan
penelitian dapat dilanjutkan tetapi jika data yang didapat tidak atau belum cukup,
maka proses pengambilan dan pengumpulan data harus dilakukan lagi.
Uji kecukupan data dilakukan pada data external. Uji kecukupan data ini
dimaksudkan untuk menentukan apakah sampel data yang dikumpulkan sudah
cukup atau belum.
Rumus pengujian kecukupan data, adalah sebagai berikut : (Sritomo Wignjosoebroto;
2000,hal 207)
2 2 2
' 40. .( ( ) ( ) )
−
=
∑
∑
∑
i
i i
x
x x
2. 4. 1 Pengujian Keser agaman Data
Pengujian keseragaman data ini perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum
kita melakukan pengolahan data lebih lanjut, untuk memastikan data yang kita
pakai seragam. Pengujian ini bias dilakukan dengan menggunakan peta kontrol,
dimana rumus yang kita pakai untuk menentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan
Batas Kontrol Bawah (BKB) adalah sebagai berikut : (Sritomo Wignjosoebroto;
2000,hal 195)
BKA= x + 3
x σ
BKB = x - 3
x σ
Dimana :
x = nilai rata - rata
x
σ = standard deviasi
2.5 Anthr opometr i
2.5.1 Definisi Anthr opometr i
Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya istilah antropometri
berasal dari "anthro" yang berarti manusia dan "metri" yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan
dengan pengukurandimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki
bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat dan lain-lain. Yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Antropometri secara luasakan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk maupun
sistem kerja yang akan memerlukan interaks imanusia. Data antropometri yang
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll ).
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer
dll.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yangdirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk
tersebut. Dalam kaitan ini maka perancangan produk harus mampu
mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan
produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang-kurangnya 90 % - 95
% dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk
haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya.
2.5.2 Data Anthr opometr i dan Car a Pengukur annya
Manusia pada umumnya akan berbeda–beda dalam hal bentuk dan dimensi
ukuran tubuhnya. Disini akan ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi
ukuran tubuh manusia, sehingga sudah semestinya seorang perancang produk
harus memperhatikan faktor–faktor tersebut yang antara lain adalah : ( Sritomo
1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar
seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai
dengan umur sekitar 20 tahunan. Selanjutnya tidak lagi akan terjadi
pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi penurunan
ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.
2. Jenis Kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki–laki umumnya akan lebih besar dibandingkan
dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu sperti pinggul
dan sebagainya.
3. Suku / Bangsa
Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki karakteristik
fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.
4. Usia
Pada umumnya bertambahnya umur manusia akan menyebabkan semakin
berkembangnya ukuran tubuh. Ukuran tubuh berkembang dari saat lahir
sampai umur ± 20 tahun untuk pria dan ± 17 tahun untuk wanita. Dimensi
tubuh manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun. Setelah mengijak usia
dewasa, tinggi badan manusia memiliki kecenderungan untuk menurun yang
disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang dan gerakan tangan
dan kaki.
5. Pakaian
Karena terjadinya perbedaan iklim/musim menyebabkan manusia
waktu musim dingin menyebabkan orang memakai pakaian tebal dan ukuran
relatif besar.
6. Faktor Kehamilan pada Wanita
Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti bila
dibandingkan dengan antara wanita yang hamil dengan wanita yang tidak
hamil.
7. Cacat Tubuh secara Fisik
Berikut ini beberapa penjelasan dan gambar pengukuran dimensi struktur
tubuh dan dimensi fungsional tubuh, sebagai berikut :
1. Pengukuran dimensi struktur tubuh (struktural body dimensions).
- Tubuh diukur dalam posisi tidak bergerak (static anthropometri).
- Meliputi : berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,
panjang lengan, dsb.
- Percentile : 5-th dan 95-th percentile.
2. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimensions).
- Tubuh diukur dalam posisi melakukan gerakan kerja atau posisi dinamis
(dynamic anthropometri).
- Banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas/ ruang kerja.
Gambar 2.2. Pengukur an Dimensi Fungsional Tubuh dalam Berbagai Posisi Ger akan Ker ja
2.6 Aplikasi Distr ibusi Nor mal Dalam Penetapan Data Anthr opometr i
Untuk penetapan data antropometri, diterapkan pemakaian distribusi
normal. Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata
(mean, X ) dan standar deviasi (SD, σx). Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya
sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama
dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.
Rumus umum persentil adalah sebagai berikut:
Px = data ke
100 ) 1 (n+ x
Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh
berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika
diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi maka 2.5 dan 97.5
persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. Seperti tampak pada diagram
berikut ini : ( Sritomo Wignjosoebroto; 2000,hal 65-67)
Gambar 2.3 Distr ibusi Nor mal Dengan Data Anthr opometr i 95-th per sentil
Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi
normal dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Per hitungan Per sentil
Per sentil Kalkulasi
1st x - 2.325σx
2.5 th x - 1.96σx
5 th x - 1.645σx
10 th x - 1.280σ
x
50 th x
90 th x + 1.280σx
95 th x + 1.645σx
97.5 th x - 1.96σx
99 th x - 2.325σx
a) Pilihlah standart deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud.
b) Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud untuk
populasi yang sesuai.
c) Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan.
d) Pilihlah jenis kelamin yang sesuai.
Pengukuran bentuk tubuh bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh
manusia sehingga peralatan yang dirancang lebih sesuai dengan bentuk tubuh
manusia agar lebih nyaman dan menyenangkan.
2.6.1 Aplikasi Data Anthropometr i dalam Per ancangan Pr oduk/ Fasilitas
Ker ja
Data–data dari hasil pengukuran atau dapat juga disebut sebagai data
anthropometri, digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses
perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi
manusia.
Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasi secara luas,
antara lain : (Iftikar Z. Sutalaksana dkk;1979, hal 78-80)
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil dan lain–lain)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya.
3. Perancangan produk–produk konsumtif seperti pakaian, meja, kursi dan lain–
lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
produk tersebut. Dalam hal ini maka perancang harus mampu mengakomodasikan
dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil
rancangan itu. Secara umum sekurang–kurangnya 90% - 95% dari populasi yang
menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk harus dapat
menggunakannya secara layak.
Mengingat bahwa keadaan dan cirri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor
sehingga berbeda satu sama lainnya, maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian
data–data tersebut yaitu :
a. Perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim
Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang akan
dirancang tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagaian
besar orang–orang yang akan memakainya. (biasanya minimal oleh 95%
pemakai)
b. Perancangan fasilitas yang dapat digunakan
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas
tersebut bisa menampung atau dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh
semua orang yang memerlukannya. Misalnya kursi pengemudi yang bisa
diatur maju mundur dan kemiringan sandarannya.
c. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata–rata pemakai
Prinsip ini digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak
mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika tidak menggunakan prinsip
perancangan fasilitas yang bias disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim
tidak mungkin dilakukan apabila lebih banyak rugi daripada untungnya,
ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan fasilitas tersebut dirancang
berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan tidak layak karena mahal biayanya.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam
proses perancangan produk atau fasilitas kerja, maka ada beberapa langkah
dalam penerapannya yaitu : (Sritomo Wignjosoebroto; 2000, hal 67-71)
1. Pertama kali harus ditetapkan anggota tubuh yang nantinya akan difungsikan
dalam mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut
(fungsional atau struktural).
3. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasi dan menjadi
target utama pemakai rancangan produk tersebut.
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti, apakah untuk ukuran individual
yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata.
5. Pilih prosentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai
persentil yang lain yang dikehendaki.
6. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih atau
tetapkan nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai.
Seorang desainer seharusnya mengetahui aspek dimensi tubuh dari
populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangan tersebut. Dalam hal
ini, harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90% sampai 95% dari populasi
yang harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam
1. Tetapkan anggota tubuh yang mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting ((struktural body dimensions atau
functional body dimensions).
3. Tentukan populasi terbesar yang menjadi target utama.
4. Tetapkan prinsip ukuran (ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran
yang fleksibel atau ukuran rata-rata).
5. Pilih nilai percentile yang dikehendaki (90-th, 95-th, 99-th atau yang lain). 6. Tetapkan nilai ukuran dari tabel data anthropometri yang sesuai, aplikasikan
data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran.
Gambar 2.4, data anthropometri yang diaplikasikan dalam perancangan dan
pengukuran kerja.
Gambar 2.4. Data Anthr opometr i Untuk Per ancangan Pr oduk/ Fasilitas
Keterangan :
1 = dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala).
2 = tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 = tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
4 = tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).
5 = tinggi kepalan tangan yang berjulur lepas dalam posisi berdiri tegak
(dalam gambar tidak ditunjukkan).
6 = tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/ pantat
sampai dengan kepala).
7 = tinggi mata dalam posisi duduk.
8 = tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 = tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).
10 = tebal atau lebar paha.
11 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut.
12 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari lutut/betis.
13 = tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.
14 = tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 = lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk).
16 = lebar pinggul/ pantat.
17 = lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan
dalam gambar).
18 = lebar perut.
19 = panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam
posisi siku tegak lurus.
20 = lebar kepala.
21 = panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 = lebar telapak tangan.
23 = lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping
kiri-kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai
25 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya
no. 24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar).
26 = jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai
ujung jari tangan.
Tabel 2.2.
Per kir aan Anthr opometr i Untuk Masyar akat Hongkong, Dewasa, dapat Diekivalensikan Sementar a Untuk Masyar akat Indonesia (Kesamaan Etnis
Asia) (mm)
Dimensi Tubuh Pr ia Wanita
5% X 95% S.D 5% X 95% S.D
1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri tegak
1.585 1.680 1.775 58 1.455 1.555 1.655 60
2. Tinggi Mata 1.470 1.555 1.640 52 1.330 1.425 1.520 57
3. Tinggi Bahu 1.300 1.380 1.460 50 1.180 1.265 1.350 51
4. Tinggi Siku 950 1.015 1.080 39 870 935 1.000 41
5. Tinggi Genggaman Tangan
(knuckle) pada posisi relaks kebawah
685 750 815 40 650 715 780 41
6. Tinggi Badan pada Posisi Duduk 845 900 955 34 780 840 900 37
7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 720 780 840 35 660 720 780 35
8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 555 605 655 31 165 230 295 38
9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 190 240 290 31 165 230 295 38
10. Tebal Paha 110 135 100 14 105 130 155 14
11. Jarak dari Pantat ke Lutut 505 550 595 26 470 520 570 30
12. Jarak dari Lipat Lutut (popliteal)
ke Pantat 405 450 495 26 385 435 485 29
13. Tinggi Lutut 450 495 540 26 410 455 500 27
14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 365 405 445 25 325 375 425 29
15. Lebar Bahu (bideltoid) 380 425 470 26 335 385 435 29
16. Lebar Panggul 300 335 370 22 295 330 365 21
17. Tebal Dada 155 195 235 25 160 215 270 34
18. Tebal Perut (abdominal) 150 210 270 36 150 215 280 39
19. Jarak dari siku ke ujung jari 410 445 480 22 360 400 400 24
20. Lebar Kepala 150 160 170 7 135 150 165 8
21. Panjang Tangan 165 190 195 9 150 165 180 9
22. Lebar Tangan 70 80 90 5 60 70 80 5
23. Jarak Bentang dari ujung jari
tangan kanan ke kiri 1.480 1.635 1.790 95 1.350 1.480 1.610 80
24. Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke atas & berdiri tegak
1.835 1.970 2.105 83 1.685 1.825 1.965 86
25. Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk
1.110 1.205 1.3 58 855 940 1.025 51
26. Jarak genggaman tangan (grip)
ke punggung pada posisi tangan
ke depan (horisontal) 640 705 770 38 580 635 690 32
Tabel 2.3.
Anthr opometr i Masyar akat Indonesia Yang Didiapat Dar i Inter polasi Masyar akat Br itish dan Hongkong (Phesant, 1286) Ter hadap Masyar akat
Indonesia (mm)
Dimensi Tubuh Pr ia Wanita
5% X 95% S.D 5% X 95% S.D
1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri tegak 1.532 1.632 1.732 61 1.464 1.563 1.662 60
2. Tinggi Mata 1.425 1.52 1.615 58 1.35 1.446 1.542 58
3. Tinggi Bahu 1.247 1.338 1.429 55 1.184 1.272 1.361 54
4. Tinggi Siku 932 1.003 1.074 43 886 957 1.028 43
5. Tinggi Genggaman Tangan
(knuckle) pada posisi relaks kebawah
655 718 782 39 646 708 771 38
6. Tinggi Badan pada Posisi Duduk 809 864 919 33 775 834 893 36
7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 694 749 804 33 666 721 776 33
8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 523 572 621 330 501 550 599 30
9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 181 231 282 31 175 229 283 33
10. Tebal Paha 117 140 163 14 115 140 165 15
11. Jarak dari Pantat ke Lutut 500 545 590 272 488 527 586 30
12. Jarak dari Lipat Lutut (popliteal)
ke Pantat 405 450 495 27 488 537 586 30
13. Tinggi Lutut 448 496 544 29 428 472 516 27
14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28
15. Lebar Bahu (bideltoid) 382 424 466 26 342 385 428 26
16. Lebar Panggul 291 331 371 24 298 345 392 29
17. Tebal Dada 174 212 250 23 178 228 278 30
18. Tebal Perut (abdominal) 174 228 282 33 175 231 287 34
19. Jarak dari siku ke ujung jari 405 439 473 21 374 409 287 34
20. Lebar Kepala 140 450 160 6 135 146 157 7
21. Panjang Tangan 161 176 190 9 153 168 183 9
22. Lebar Tangan 71 79 87 5 64 71 78 4
23. Jarak Bentang dari ujung jari
tangan kanan ke kiri 1.52 1.663 1.806 87 1.4 1.523 1.646 75
24. Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke atas
& berdiri tegak 1.795 1.923 2.051 78 1.713 1.841 1.969 79
25. Tinggi pegangan tangan (grip)
pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk
1.065 1.169 1.273 63 945 1.03 1.115 52
26. Jarak genggaman tangan (grip) ke
punggung pada posisi tangan ke depan (horisontal)
649 708 767 37 610 661 712 31
2.7 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik menghitung
maupun mengukur, kualitatif maupun kuantitatif, daripada karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas. Sampel adalah sebagian
data yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara–cara tertentu
Untuk keperluan perhitungan data dalam penelitian ini digunakan
beberapa rumus tertentu. Di dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi
adalah pengguna Kursi lipat khususnya para pemancing.
2.8 Penelitian Pendahulu
Hasil – hasil penelitian sebelumnya tentang ergonomis adalah :
1. Wahyu Susiallina, Perancangan ulang kursi kuliah sebagai upaya untuk
memperoleh rancangan alternatif yang lebih ergonomis, UPN ”Veteran”
Jatim, 2005. Penelitian tersebut dilakukan bertujuan untuk memperoleh desain
kursi kuliah sebagai salah satu desain alternatif dalam upaya mengembangkan
desain yang telah ada. Pengambilan data dimensi tubuh manusia diambil dari
Mahasiswa UPN “Veteran” Jatim. Setelah dilakukan pengumpulan data,
kemudian dilakukan uji keseragaman data dan uji kecukupan data, setelah data
cukup menentukan persentil, kemudian dilakukan perancangan kursi,
pembuatan kursi, membandingkan kursi lama dengan kursi hasil rancangan,
apakah kursi hasil rancangan sudah lebih mempunyai nilai-nilai ergonomi
yang tinggi dibandingkan dengan kursi sebelumnya.
2. Moh. Ali Hanafi, Perancangan ulang kursi kerja yang ergonomis pada sistem
dilakukan bertujuan untuk memperoleh desain kursi kerja sebagai salah satu
desain alternatif dalam upaya mengembangkan desain yang telah ada.
Pengambilan data dimensi tubuh manusia diambil dari karyawan PT. Walet
Kencana Perkasa – Surabaya. Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian
dilakukan uji keseragaman data dan uji kecukupan data, setelah cukup
menentukan petrsentil, kemudian dilakukan perancangan kursi, pembuatan
kursi, membandingkan kursi lama dengan kursi hasil rancangan, apakah kursi
hasil rancangan sudah lebih mempunyai nila-nilai ergonomis yang tinggi di
METODEPENELITIAN
3.1. LokasiPenelitian
Penelitianinidilaksanakan diKolam P
ancingLAGUNA - Sidoarjo, denganalamat: Jl.Kalang Anyar Sedati -
Sidoarjo.SedangkanwaktupelaksanaannyayaknipadabulanFebruari
2012sampaidengan data yang dibutuhkantercukupi.
3.2. IndentifikasiVar iabel
Secaragarisbesar, hanyaada 2 (dua) variabelyaituvariabel yang
mempengaruhidanvariabel yang dipengaruhi.Artinyaadalahsebagaiberikut :
1. Var iabelTer ikatadalah :variabel yang dipengaruhivariabelbebas,
dalamhaliniadalah : kursi lipat pancing yang ergonomis.
2. Var iabelBebasadalah : variabel yang mempengaruhivariabelterikat,
dimanavariabelbebasiniterdiridari :
a. Tinggibahuposisiduduk :diukur dari alas tempat duduk/ pantat sampai
dengan bahu.
b. Panjangpaha :diukur dari pantat sampai lutut.
c. Lebar bahu : diukur dalam posisis berdiri ataupun duduk dari tangan
lengan kiri sampai lengan kanan.
d. Lebar pantat / pinggul : di ukur dari sisi kanan dan kiri lebar pantat /
e. Tinggi lutut : di ukur dari lutut sampai ujung telapak kaki
f. Tinggitubuhposisiduduk :diukur dari alas tempat duduk/ pantat sampai
dengan kepala.
3.3. Langkah – Langka h Pemeca han Masalah
Ga mbar 3.1 Langkah-langkah Pengumpulan Data Per ancangangan
Kur si lipat
Typ e eq uation here.
Mulai
Studi Lapangan StudiPustaka
PenentuanJumlahSampel PerumusanMasalah
Tujuan Penelitian
IdentifikasiVariabel
PengumpulanData : - Tinggi bahu posisi duduk - Panjang paha
- Lebar bahu
- Lebar pantat / Pinggul - Tinggi paha
- Tinggi tubuh
UjiKeseragaman Data
Ya
Buang Data Ekstrim Data Seragam BKA = + 2 σ×
BKA = + 2 σ×
Data Cukup
N1 ≤ N
Tidak
Menentukan persentil
Penjelasan Langkah-langka h Pengumpulan Data Per ancangan
Kur si Lipat:
1. Obser vasi Penelitian
Observasi Penelitian dilakukan dengan tujuan mengenal kondisi loksai
pemancingan agar dapat dijadikan kerangka dasar pemikiran pada tahap-tahap
selanjutnya. Pada tahap ini juga berguna untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh pengelolah yang dapat dijadikan sebagai topik
bahasan penelitian (riset) yang akan dipilih.
Perancangan desain kursi lipat usulan
DesainKursi Lipat
Tidak PembuatanKursi Lipat
UjiCobaKursi Lipat
DesainErgon amis
Kesimpulandan Saran HasildanPembahasan
Selesai Ya
A B
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan
didalam penelitian ini adalah:
- Data observasi di lapangan, yang meliputi :
a. Data keluhan memancing
b. Data dimensi tubuh pekerja
- Nilai percentil : 50 %, & 95 %
3. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari pengumpulan data, selanjutnya diolah untuk
mendapatkan suatu gambaran mengenai usulan perbaikan sistem kerja
berdasarkan metode kerja yang lama dan fasilitas kerja yang lama, meliputi :
a. Ujikeseragaman data
Pengujian ini untuk melihat apakah ada data yang out of control
(diluarbataskendali).Data yang outo fcontrol harus dikeluarkandan harus dihitung batas Kendali yang baru. Untuk membuat peta kontrol, terlebih
dahulu ditentukan batas-batas kontrolnya dengan menggunakan rumus:
BKA= x + k
σ
BKB = x - k
Dimana :
x= Nilai rata - rata
σ
= Standardeviasik = Tingkatkeyakinan
Standar deviasi : = ∑( − )
b. Uji kecukupan data dengan rumus:
Dengan :
k = Tingkatkeyakinan
s = Derajatketelitian
N = Jumlah data pengamatan
N’ = Jumlah data teoritis
[[
c. Persntil
Persentiladalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari
sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari 95
persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5
persentil.
d.Pengolahan data untukmerancangfasilitas
Langkah-langkah yang dilakukandalampengolahan data
denganmenggunakanprinsipanthropometriyaitumendapatkan rata-rata
dimensitubuhterlebihdahulukemudianmencari standard deviasi,
nilaimaksimumdan minimumselanjutnyadilakukandanujinormalitas data
sertadiakhiriolehpersentiluntukmendapatkansistemkerja yang baru (usulan).Hasil
pengukuran kursi sesuai percentil tersebut dilanjutkan denganperancangan kursi
lipat pancing yang berupa desain, pembuatan, dan uji coba kursi lipatyang telah
disesuaikan dari hasil pengolahan data yang ada.
2 2 2
' / .( ( ) ( ) )
−
=
∑
∑
∑
i
i i
x
x x
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Data Antropometr i Pengguna
Ukuran untuk perancangan kursi lipat yang baru ini diambil dari data
antropometri pengguna tersebut yaitu dimensi tubuh orang Indonesia dengan usia 20
-50 tahun. Dalam pengukuran kursi lipat ini juga memperhatikan aspek-aspek
ergonomis dan dimensi tubuh yang sesuai dengan alat kerja yang akan di rancang.
Dalam pelaksanaan pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik
pengumpulan data terdiri dari dua kegiatan pokok yakni studi lapangan dan studi
kepustakaan. Melalui studi lapangan didapatkan data-data yang berkenaan dengan
aktivitas kerja pengguna, data antropometri, analisa persentil. Sedangkan studi
kepustakaan didapatkan melalui referensi-referensi yang terkait dengan ergonomi dan
berbagai informasi mengenai perancang produk yang akan diperlukan dalam penelitian
ini. Data yang diambil berdasakan data antropometri yang berasal dari 30 orang
pengguna kursi lipat pancing.
Adapun dimensi tubuh besesuaian yang diukur adalah sebagai berikut :
1. Tinggi bahu posisi duduk (Tb
2. Panjang paha (Pp)
3. Lebar bahu (Lb)
4. Lebar pantat / pinggul (Lp)
5. Tinggi paha di ukur dari lantai sampai paha (Tp)
Tabel 4.1 Dimensi Tubuh Pemakai kursi Lipat
Or ang Mancing
Ke
Dimensi Tubuh (cm)
Tb Pp Lb Lp Tp Tt 1 69 46 49 46 15 75 2 68 44 49 46 16 74 3 68 46 48 46 17 74 4 66 45 46 44 15 72 5 70 48 50 48 15 74 6 67 46 49 46 17 73 7 68 44 48 46 15 74 8 68 45 46 44 16 74 9 70 46 48 46 16 74 10 69 46 49 46 15 75 11 68 46 48 46 17 74 12 66 45 48 46 14 72 13 68 46 48 46 15 74 14 70 48 50 48 16 75 15 69 48 48 46 17 74 16 70 46 48 48 18 75 17 68 46 49 48 15 73 18 69 48 48 46 16 74 19 66 45 48 48 15 72 20 70 48 50 48 16 74 21 68 46 49 48 17 73 22 66 46 49 46 15 71 23 69 46 48 46 16 73 24 68 48 49 46 15 75 25 70 48 48 47 14 74 26 69 48 49 47 15 73 27 66 46 48 47 16 71 28 68 46 49 46 14 74 29 69 46 48 48 15 73 30 70 48 48 46 18 74
4.2 Gambar Desain Kur si Awal
Gambar kursi awal bisa di lihat pada Gambar 4.1 di bawah ini :
Gambar dari samping Gambar dari depan
Gambar 4.1 Kursi Lipat Awal
Sedangkan untuk ukuran kursinya sebagai berikut :
a. Ukuran tinggi sandaran kursi : 40 cm
b. Ukuran panjang sandaran duduk kursi : 35 cm
c. Ukuran lebar sandaran kursi : 40 cm
d. Ukuran lebar alas duduk kursi : 35 cm
e. Ukuran tinggi dudukan kursi : 15 cm
f. Ukuran tinggi kursi : 45 cm
4.3. Data Obser vasi
Data yang diperoleh dari hasil observasi di lapangan termasuk juga dengan
menggunakan kuisioner. a
b
c
d
e
4.3.1. Data Keluhan Pemancing
Data keluhan pemancing diperlukan untuk mengidentifikasi bagian-bagian otot
yang mengalami kelelahan (fatique) yang terjadi akibat penerapan metoda kerja yang
ada. Data ini disajikan pada Tabel 4.1 yang diambil dari 30 responden (pekerja
packing) dari keseluruhan shift.
Tabel 4.2 Hasil Kuisioner Keluhan Pemancing
No. Jenis Keluhan
Setelah Pemakaian
Tidak Sakit
Agak
Sakit Sakit
1 Bagian bahu 21 9 0
2 Bagian punggung 9 16 5
3 Bagian pinggang 24 6 0
4 Bagian bokong 3 17 10
5 Bagian paha 24 6 0
Hasil data keluhan yang telah diperoleh, selanjutnya diolah dengan melihat
hasil skor untuk tiap item pertanyaan, dimana disini digunakan skala likert: 1 s/d 3. 1 = Tidak sakit, 2 = Agak Sakit, 3 = Sakit. Hasil pembobotan data keluhan tersebut
dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan hasil analisisnya pada Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil Pembobotan Data Keluhan
No. Lokasi otot yang mengalami
fatique
Setelah Pemakaian Nilai pembobotan Total
Scor T.Sakit
1
A.Sakit 2
Sakit 3
T. .Sakit
A.
Sakit Sakit
1 Bagian bahu 21 9 0 21 18 0 39
2 Bagian punggung 9 16 5 9 36 15 60
3 Bagian pinggang 24 6 0 24 12 0 36
4 Bagian bokong 3 17 10 3 34 30 67
Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data Keluhan
No. L okasi ot ot yang
mengalami fatique
Total Skor Hasil Analisis
(scor) (% )
1 Bagianbahu 39 16,39
2 Bagian punggung 60 25,22
3 Bagian pinggang 36 15,13
4 Bagian pantat 67 28,16
5 Bagian paha 36 15,13
Dari hasil pengolahan data keluhan diatas terlihat bahwa bagian-bagian otot
yang mengalami kelelahan (fatique) yang berlebihan adalah pada bagian: pantat,
punggung dan bahu yakni berkisar (28,16 %; 25,22 %; & 16,39 %).
4.4. Pengolahan Data
4.4.1. Uji Keser agaman Data
Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data yang
ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Tinggi bahu posisi
duduk (Tb) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk mencari X dan σ adalah sebagai
berikut: 3 , 68 30 70 ... 68 68 69 = + + + + = X 1 30 ) 3 , 68 68 ( ... ) 3 , 68 68 ( ) 3 , 68 69
( 2 2 2
− − + + − + − =
• Uji keseragaman data Tinggi bahu posisi duduk (Tb) dengan tingkat kepercayaan
yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
σ k X
BKA= +
BKA = 68,3 + 2 (1,34) = 70,98
σ k X
BKB= −
BKB = 68,3 - 2 (1,34) = 65,62
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi bahu posisi duduk (Tb)
pada halaman sebagai berikut :
Gambar 4.2 Uji Keseragaman Tinggi Bahu Posisi duduk
• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Panjang paha (Pp) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk
mencari X dan σ adalah sebagai berikut:
3 , 46 30 48 ... 46 44 46 = + + + + = X 1 30 ) 3 , 46 48 ( ... ) 3 , 46 44 ( ) 3 , 46 46
( 2 2 2
− − + + − + − =
σ = 1,24
62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
1 3 5 7 9
1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3 2 5 2 7 2 9 T b
Oran g manci ng
LB h
BKA
• Uji keseragaman data Panjang paha (Pp) dengan tingkat kepercayaan yang
digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
σ
k X
BKA= +
BKA = 56,3 + 2 (1,24) = 58,78
σ k X
BKB= −
BKB = 56,3 - 2 (1,24) = 53,82
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi tubuh posisi duduk (Pp)
sebagai berikut :
Gambar 4.3 Uji Keseragaman Dimensi Pp
• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Lebar bahu (Lb) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk
mencari X dan σ adalah sebagai berikut:
4 , 38 30 38 ... 38 39 39 = + + + + = X 1 30 ) 4 , 38 38 ( ... ) 4 , 38 39 ( ) 4 , 38 39
( 2 2 2
− − + + − + − =
σ = 0,93
• Uji keseragaman data Lebar bahu (Lb) dengan tingkat kepercayaan yang
digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
σ k X
BKA= +
BKA = 38,4 + 2 (0,93) = 40,26
σ
k X
BKB= −
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 3 5 7 9
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Lebar bahu (Lb) pada halaman
berikut :
Gambar 4.4 Uji Keser agaman Dimensi Lb
• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Lebar pinggul (Lp) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk
mencari X dan
σ
adalah sebagai berikut:5 , 46 30 46 ... 46 46 46 = + + + + = X 1 30 ) 5 , 46 46 ( ... ) 5 , 46 46 ( ) 5 , 46 46
( 2 2 2
− − + + − + − =
σ = 1,10
• Uji keseragaman data Lebar pinggul (Lp) dengan tingkat kepercayaan yang
digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
σ k X
BKA= +
BKA = 46,5 + 2 (1,10) = 48,7
σ k X
BKB= −
BKB = 46,5 - 2 (1,10) = 44,3
34 35 36 37 38 39 40 41
1 3 5 7 9
1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3 2 5 2 7 2 9 L b
Or ang manc ing
Lb
BKA
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Lebar pinggul (Lp) sebagai
berikut :
Gambar 4.5 Uji Keseragaman Dimensi Tp
• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Tinggi paha (Tp) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk
mencari X dan
σ
adalah sebagai berikut:8 , 19 30 21 ... 22 21 20 = + + + + = X 1 30 ) 8 , 19 21 ( ... ) 8 , 19 21 ( ) 8 , 19 20
( 2 2 2
− − + + − + − =
σ = 1,17
• Uji keseragaman data Tinggi paha (Tp) dengan tingkat kepercayaan yang
digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
σ k X
BKA= +
BKA = 19,8 + 2 (1,17) = 22,14
σ k X
BKB= −
BKB = 19,8 - 2 (1,17) = 17,46
42 43 44 45 46 47 48 49 50 L p
Oran g mancing
L p
BKA
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi paha (Tp) sebagai
berikut :
Gambar 4.6 Uji Keseragaman Dimensi Tp
• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai Tinggi tubuh (Tt) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk
mencari X dan
σ
adalah sebagai berikut:5 . 73 30 74 ... 74 74 75 = + + + + = X 1 30 ) 53 . 73 74 ( ... ) 53 . 73 74 ( ) 53 . 73 75
( 2 2 2
− − + + − + − =
σ
= 1,52
Uji keseragaman data Tinggi tubuh (Tt) dengan tingkat kepercayaan yang
digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
σ k X
BKA= +
BKA = 73,53 + 2 (1,52) = 75,52
σ k X
BKB= −
BKB = 73,53 - 2 (1,52) = 71,12
0 5 10 15 20 25
1 3 5 7 9
1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3 2 5 2 7 2 9 T p
Oran g mancin g
Ps
B KA
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman Tinggi lutut (Tt) sebagai
berikut :
Gambar 4.7 Uji Keser agaman Dimensi Tt
Berdasarkan grafik uji keseragaman data untuk seluruh dimensi tubuh orang
memancing, diperoleh tabel 4.5 hasil uji keseragaman data sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil Uji Keser agaman Data
Dimensi
Tubuh BKA BKB (cm)
Simp. Baku
Data min.
Data
max. Keter angan
Tb 70,98 65,62 68,3 1,34 66 70 Data seragam
Pp 58,78 53,82 56,3 1,24 54 58 Data seragam
Lb 50,26 46,54 48,4 0,93 46 50 Data seragam
Lp 48,76 44,34 46,5 1,10 46 48 Data seragam
Tp 22,14 17,46 19,8 1,17 18 22 Data seragam
Tt 75,52 72,12 73,5 1,52 72 76 Data seragam
4.4.2. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisa jumlah pengukuran apakah
sudah representative, dimana tujuannnya membuktikan bahwa data sampel yang
X 70 71 72 73 74 75 76
1 3 5 7 9
1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3 2 5 2 7 2 9 T t
Orang man cing
Ps
BKA
Untuk uji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 50 % dan tingkat
keyakinan 95 % digunakan persamaan:
(
)
22 2 / ' − =
∑
∑
∑
X X X N s k NJika, N`<N maka data sudah cukup untuk melakukan perancangan
N`>N maka data belum cukup untuk melakukan perancangan.
• Data Tinggi bahu posisi duduk (Tb) dari tabel 4.1 diperoleh nilai:
∑ X =2050
∑ X2 = 4202500
Maka : 057 , 0 2050 (2050) ) 4202500 ( 30 40 ' 2 2 = − = N Kesimpulan:
N’ = 0,057 < N data = 30
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan
perancangan produk.
• Data Panjang paha (Pp) dari tabel 4.1 diperoleh nilai::
∑ X = 1690
∑ X2 = 2856100
Maka : 0016 , 0 1690 (1690) ) 2856100 ( 30 40 ' 2 2 = − = N Kesimpulan:
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan
perancangan produk.
• Data Lebar bahu (Lb) dari tabel 4.1 diperoleh nilai:
∑ X = 1452
∑ X2 = 1946025
Maka : 09 , 0 1452 (1452) ) 1946925 ( 30 40 ' 2 2 = − = N Kesimpulan:
N’ = 0,09 < N data = 30
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan
perancangan produk.
• Data Lebar pantat (Lp) dari tabel 4.1 diperoleh nilai:
∑ X = 1395
∑ X2 = 1946025
Maka : 12 , 0 1395 (1395) ) 1946025 ( 30 40 ' 2 2 = − = N Kesimpulan:
N’ = 0,12 < N data = 30
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan
• Data Panjang siku (Tp) dari tabel 4.1 diperoleh nilai::
∑ X = 595
∑ X2 = 354025
Maka : 052 , 0 595 (595) ) 354025 ( 30 40 ' 2 2 = − = N Kesimpulan:
N’ = 0,052 < N data = 30
• Data Tinggi tubuh (Tt) dari tabel 4.1 diperoleh nilai::
∑ X = 2206
∑ X2 = 4866436
Maka : 062 , 0 2206 (2206) ) 4866436 ( 30 40 ' 2 2 =