Besaran
Besaranadalah sesuatu yang memiliki nilai dan dapatadalah sesuatu yang memiliki nilai dan dapat diukur
diukur. . MenurutMenurut penyusunnya penyusunnya besaran dibagi menjadibesaran dibagi menjadi dua, yaitu besaran pokok dan turunan. Sedang menurut dua, yaitu besaran pokok dan turunan. Sedang menurut arahnya
arahnya terbagi menjadi 2, yaitu besaran skalar danterbagi menjadi 2, yaitu besaran skalar dan vektor.
vektor.
A.
A. BESARAN BESARAN POKOK POKOK DAN DAN BESARAN BESARAN TURUNAN TURUNAN
-
-
Besaran pokok Besaran pokok : besaran yang satuannya telah: besaran yang satuannya telah ditentukan terlebih dahulu.ditentukan terlebih dahulu.
-
- Besaran turunan:Besaran turunan: besaran yang diturunkan daribesaran yang diturunkan dari besaran pokok.
besaran pokok.
Satuan dan Dimensi Be
Satuan dan Dimensi Besaran Pokoksaran Pokok B
Beessaarraan n PPookkookk SSaattuuaann DDiimmeennssii p
paannjjaanngg mm [[LL]] m
maassssaa kkgg [[MM]] w
waakkttu u ss [[TT]] k
kuuaat t aarruus s lliissttrriikk AA [[II]] s
suuhhuu KK [[qq]] i
inntteennssiittaas s ccaahhaayyaa ccdd [[JJ]] j
juummllaah h zzaatt mmooll [[NN]] Contoh Besaran
Contoh Besaran TurTurunanunan B
Beessaarraan n TTuurruunnaann SSaattuuaann DDiimmeennssii P
Peerrcceeppaattaan n ((aa)) mm//ss22 LLTT-2-2 G
Gaayya a ((FF)) kkg g mm//ss22= = nneewwttoonn MMLLTT-2-2 M
Moommeennttuum m ((pp)) kkg g mm//ss MML L TT-1-1 E
Enneerrggii//uussaahhaa kkg g ((mm//ss))22= = jjoouullee MMLL22TT-2-2 D
Daayya a ((PP)) kkg g mm22/s/s33 MLML22TT-3-3
B.
B. BESARAN BESARAN SKALAR SKALAR DAN DAN VEKTOR VEKTOR
-
- Besaran Besaran skalar skalar : besaran yang hanya memiliki nilai: besaran yang hanya memiliki nilai tetapi dak memiliki arah, contoh: massa dan tetapi dak memiliki arah, contoh: massa dan waktu.
waktu.
-
- Besaran Besaran vektor vektor : besaran yang memiliki nilai dan: besaran yang memiliki nilai dan arah, contoh: kecepatan, perpindahan, momentum.
arah, contoh: kecepatan, perpindahan, momentum.
n
n Dua Vektor BerpaduDua Vektor Berpadu Resultan:
Resultan: RR
= = +
FF 11+ =
FF22= ( ( )
FF11) (
22+ + ++ ( ))
FF22 22 22FF F11 2F2ccoossθ θ
Selisih:Selisih: FF 11
− − =
FF22= ( ( )
FF11) (
22+ + −− ( ))
FF22 22 22FF F11 2F2ccoossθ θ
n
n Resultan dari Dua Vektor dengan Sudut TertentuResultan dari Dua Vektor dengan Sudut Tertentu
(
( )
11) (
22( ))
22 22=
=
++
R
R FF F F RR
= = −−
FF 11 F F 22 RR= = ++
FF 11 F F 22n
nUraian VektorUraian Vektor
cos
==
cosx
F x
F F F
α α
dandan FFy y==
F F sinsinα α
Arah:
Arah: tantan
== ∑ ∑
∑
∑
x x y yF F F
α
Fα
x x y
y
F F11
F F22
F F
a a
BAB
BAB 1 1 BESARAN BESARAN
FISIKA
FISIKA
C. PENGUKURAN C. PENGUKURAN
Alat ukur
Alat ukur KetelianKetelian M
Miissttaarr 1 1 mmmm R
Rool l mmeetteerr 1 1 mmmm J
Jaannggkka a ssoorroonngg 00,,1 1 mmmm M
Miikkrroommeetteer r sseekkrruupp 00,,001 1 mmmm
D.
D. AT AT URAN URAN ANGKA ANGKA PENTING PENTING
a.
a. Semua Semua angka angka bukan bukan nol nol adalah adalah angka angka penng.penng.
b.
b. Angka Angka nol nol yang yang terletak di terletak di antara antara dua dua angka angka bukanbukan nol termasuk angka penng.
nol termasuk angka penng.
Contoh: 3,002 memiliki 4 angka penng.
Contoh: 3,002 memiliki 4 angka penng.
c.
c. Semua Semua angka angka nol nol yang yang terletak terletak pada pada deretan deretan akhirakhir dari angka-angka yang ditulis di belakang koma dari angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penng.
desimal termasuk angka penng.
Contoh:
Contoh: 0,03600 memiliki 4 0,03600 memiliki 4 angka angka penng.penng.
2,30 memiliki 3 angka penng.
2,30 memiliki 3 angka penng.
d.
d. Dalam Dalam notasi notasi ilmiah, semua ilmiah, semua angka angka sebelum sebelum ordeorde termasuk angka penng.
termasuk angka penng.
Contoh: 2,6
Contoh: 2,6
´ ´
101044memiliki dua angka penng.memiliki dua angka penng.9,60
9,60
´ ´
101044memiliki ga angka penng.memiliki ga angka penng.e.
e. Angka-angka Angka-angka nol nol yang yang digunakan digunakan hanya hanya untukuntuk tempat k desimal adalah
tempat k desimal adalahbukanbukan angka penng.angka penng.
Contoh: 0,0075 memiliki 2 angka penng.
Contoh: 0,0075 memiliki 2 angka penng.
n
n Aturan Penjumlahan atau PenguranganAturan Penjumlahan atau Pengurangan
Hasil penjumlahan atau pengurangan hanya boleh Hasil penjumlahan atau pengurangan hanya boleh mengandung satu angka taksiran (angka terakhir mengandung satu angka taksiran (angka terakhir dari suatu bilangan penng).
dari suatu bilangan penng).
Contoh: 4,461
Contoh: 4,461
→ →
1 adalah angka taksiran1 adalah angka taksiran 1,07 +1,07 +
→ →
7 adalah angka taksiran7 adalah angka taksiran 5,5315,531
→ →
ada dua angka taksiranada dua angka taksiran Sehingga dibulatkan menjadi 5,53; karena hanya Sehingga dibulatkan menjadi 5,53; karena hanya boleh mengandung satu angka taksiran.boleh mengandung satu angka taksiran.
n
n Aturan Perkalian atau PembagianAturan Perkalian atau Pembagian
Hasil operasi perkalian atau pembagian hanya Hasil operasi perkalian atau pembagian hanya boleh memiliki angka penng sebanyak bilangan boleh memiliki angka penng sebanyak bilangan yang angka penngnya paling sedikit.
yang angka penngnya paling sedikit.
Contoh: 2,42
Contoh: 2,42
→ →
3 angka penng3 angka penng 1,21,2
´ ´ → →
2 angka penng2 angka penng 2,9042,904
→ →
4 angka penng4 angka penng Dibulatkan menjadi 2,9 (2 angka penng).Dibulatkan menjadi 2,9 (2 angka penng).
Suatu benda dikatakan bergerak jika ia berpindah Suatu benda dikatakan bergerak jika ia berpindah posisi dinjau dari suatu k acuan dalam selang posisi dinjau dari suatu k acuan dalam selang waktu tertentu.
waktu tertentu.
=
=perpindahanperpindahan kecepatan
kecepatan
waktu
waktu
⇒ ⇒
besaran vektorbesaran vektor lintasanlintasan laju
laju
==
waktuwaktu⇒ ⇒
besaran skalarbesaran skalar Konsep:Konsep:Gerak Lurus, dibagi menjadi 2; GLB (a = 0)Gerak Lurus, dibagi menjadi 2; GLB (a = 0) dan GLBB (a≠0).
dan GLBB (a≠0).
A.
A. GERAK GERAK LURUS LURUS BERAT BERATURAN URAN (GLB) (GLB)
♦
♦ Percepatan,Percepatan,aa= 0= 0
♦
♦ V V t t ==V V 00
♦
♦ SS==V t V t
B.
B. GERAK GERAK LURUS LURUS BERUBAH BERUBAH BERA BERATURAN TURAN (GLBB) (GLBB)
♦
♦ aa≠ 0≠ 0
♦
♦ V V t t ==V V oo++at at
♦
♦ SSt t ==V V 00t t + 1/2+ 1/2aat t 22
♦
♦ V V t t 22 ==V V 0022+ 2+ 2asas
Penerapan dari GLBB Penerapan dari GLBB
1.
1. Gerak Gerak jatuh jatuh bebasbebas
♦
♦ aa==gg(percepatan gravitasi)(percepatan gravitasi)
♦
♦ V V 00= 0= 0
♦
♦ V V t t ==g t g t
♦
♦ 11 .. 22 2
==
2t
ht
h gg t t h
h
2.
2. GerGerakbakbendaendadiledilempamparververkrkalkalkeateatasas
♦
♦ aa= –= –gg
♦
♦ Kenggian maksimum:Kenggian maksimum:
2 2
max max ==2.2.v v oo h
h gg
♦
♦ Waktu sampai puncak:Waktu sampai puncak:
==
oopuncak puncak
v t v
t gg h
hmaksmaks
BAB
BAB 2 2 KINEMATIKA KINEMATIKA GERAK GERAK LURUS LURUS
C.
C. PERPADUAN PERPADUAN DUA DUA GERAK GERAK LURUS LURUS
1.
1. GLB GLB dengan dengan GLBGLB
( ( ))
22( ( ))
22=
= ++
R
R PP SS
vv vv v v
v v RR v v SS v v PP
2.
2. GLBB GLBB dengan dengan GLBGLB
Benda diluncurkan horizontal dari kenggian Benda diluncurkan horizontal dari kenggian hh dengan kecepatan
dengan kecepatan v v ..
♦
♦ Waktu sampai di tanah:Waktu sampai di tanah:
2
==
2hh tt gg
♦
♦ Jarak mendatar maksimum:Jarak mendatar maksimum:
ma ma
2
==
2ks ks
h X h
X v v g g h
h
v v
X X maksmaks 3.
3. Gerak Gerak parabolaparabola
v v oo
X X maksmaks
Y Y maksmaks
a a
n
n Kecepatan:Kecepatan:
arah
arah X X ::v v xx==v v oocoscosaa arah
arahY Y ::v v yy==v v oosinsinaa––gg..t t
n
n Posisi:Posisi:
arah
arah X X = (= (v v oocoscosaa).t ).t dandan
arah
arahY Y = (= (v v oosinsinaa))t t –– 11 2 2 gg..t t 22 Waktu sampai ke puncak:
Waktu sampai ke puncak: 00sinsin
p
==
p
v t v
t gg
α α
Tinggi maksimum:
Tinggi maksimum:
2 2 22 0 0 max max
sin sin 2
==
v v 2 YY gg
α α
Jarak mendatar maksimum:
Jarak mendatar maksimum:
2
2 22
0
0 00
max max
2
2.. ssiinn ccooss ssiinn((22 ))
=
=
vv==
v vX
X gg gg
α
α α α α α
D.
D. PERSAMAAN PERSAMAAN GERAK GERAK LURUS LURUS
n
n Posisi benda:Posisi benda: r r ( ( ) t t ) = = x x i y ( ( ) t t ) i y j ++ ( ( ))t t j atauatau rr(( ))t t
= = ∫ ∫
vv d..dtt++
r r 00besar (
besar (||r r ||):): rr
= = ( ( )
xx) (
22++ ( ))
y y 22n
n Kecepatan:Kecepatan:
==
dr dr v
v dt dt atauatau vv(( ))t t
= = ∫ ∫
aa d..dtt++
v v 00besar (
besar (||v v ||):): v v = =
( ( ))
v v x x 22 ++( ( ))
v v y y 22n
n Percepatan:Percepatan:
==
dv dv a a dt dt besar (
besar (||aa||):): aa
= = ( ( ))
aa x x 22++ ( ( ))
aay y 22 nn Kecepatan rata-rata:Kecepatan rata-rata:
∆ ∆
22−−
11=
= ==
∆
∆ ∆ ∆
r r rr r r v
v tt t t
n
n Percepatan rata-rata:Percepatan rata-rata: ∆∆ 2 2 −− 11
=
= ==
∆
∆ ∆∆
v v v v v v a
a t t t t
E.
E. GERAK GERAK MELINGKAR MELINGKAR
Konsep:
Konsep:
Rumus gerak melingkar beraturan (GMB) idenk Rumus gerak melingkar beraturan (GMB) idenk dengan GLB, dan gerak melingkar berubah beraturan dengan GLB, dan gerak melingkar berubah beraturan (GMBB) idenk dengan GLBB.
(GMBB) idenk dengan GLBB.
Hubungan gerak rotasi dan gerak lurus Hubungan gerak rotasi dan gerak lurus
a
a= α.= α.RR w
w= 2 π= 2 π f f = 2 π/= 2 π/T T S
S ==qq. R. R V
V ==ww..RR 1.
1. Sifat Sifat dari dari sistem sistem roda roda sederhanasederhana
A
A A A BB A A BB
A
==
A BB
vv v v
A
==
A BB
vv v v
A
==
A BB
ω ω ω ω
Dua roda Dua roda sepusatsepusat BersinggunganBersinggungan DihubungkanDihubungkan tali tali
2.
2. Gerak Gerak Melingkar Melingkar Beraturan Beraturan (GMB (GMB ,,αα= 0)= 0)
==
..t tθ θ ω ω
Gaya sentripetal:
Gaya sentripetal:
2
2 22
=
,,= ==
ss ss
V
V V V F
F mm aa R
R RR
3.
3. Gerak Gerak Melingkar Melingkar Berubah Berubah Beraturan Beraturan (GMBB,(GMBB, αα== konstan)
konstan) w
wt t ==wwoo++aa..t t q
qt t ==wwoo..t t + ½+ ½aa..t t 22 w
wt t 22== wwoo22 + 2+ 2 aa..qqt t
2
2 22
=
,,= ==
ss ss
V
V V V F
F mm aa R
R RR
2
2 22
total
total tt ss
a
a
= =
aa++
aaGaya
Gayaadalah tarikan atau dorongan.adalah tarikan atau dorongan.
==
..∑
∑
FF mm aam
m= massa benda (kg)= massa benda (kg) a
a= = percepatan percepatan benda (mbenda (m/s/s22)) Konsep:
Konsep:
Resultan gaya
Resultan gaya ⇒⇒ gaya yang searah dijumlahkan, dangaya yang searah dijumlahkan, dan yang berlawanan arah
yang berlawanan arah dikurangkan.dikurangkan.
1.
1. Hukum Hukum Newton Newton
n
n Hukum Newton IHukum Newton I 0
==
0∑
∑
F F ,,aa= 0, benda diam atau GLB= 0, benda diam atau GLBn
n Hukum Newton IIHukum Newton II
==
..∑
∑
FF mm aa ,,aa≠ 0, benda ber-GLBB≠ 0, benda ber-GLBBn
n Hukum Newton IIIHukum Newton III F
F aksi = –aksi = –F F reaksireaksi
2.
2. Gaya Gaya Gesek Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang mbul akibat gesekan Gaya gesek adalah gaya yang mbul akibat gesekan dua benda.
dua benda.
F
F x x = = gaya gaya searah searah perpindahanperpindahan (menyebabkan pergeseran) (menyebabkan pergeseran) f
f gesek gesek = gaya gesek= gaya gesek m
mss = koesien gesek stas= koesien gesek stas m
mk k = koesien gesek kines= koesien gesek kines Benda dari keadaan diam, maka
Benda dari keadaan diam, maka (i) Jika
(i) Jika FF x x
≤≤ µ µ
ssNN⇒ ⇒
benda diambenda diam⇒ ⇒
f fggeesseekk==
F F x x(ii) Jika
(ii) Jika FF x x
>> µ µ
ssNN⇒ ⇒
benda bergerak denganbenda bergerak dengan percepatanpercepatan aa
⇒ ⇒
f fggeesseekk== µ µ
k k NN N adalahN adalahgaya normal bendagaya normal benda, yaitu gaya yang diberikan, yaitu gaya yang diberikan bidang pada benda, tegak lurus dengan bidang.
bidang pada benda, tegak lurus dengan bidang.
3.
3. Kasus Kasus pada pada Sistem Sistem Katrol Katrol Licin Licin
W W A A W
W A A W
W W
W
θ
− θ
− −−
=
= = = ==
+
+ + + ++
.sin
; .sin
; ;;
A
A BB AA AA BB
A
A BB AA BB AA BB
w
w ww ww ww ww
a
a aa aa
m
m mm mm mm mm mm
a
a = = percepatan percepatan sistem sistem (massa(massa A Adan massadan massaBB)) T
T = = tegangan tegangan tali ;tali ;T T A A==T T BB==T T m
mBB = massa= massaBB m
m A A = massa= massa A A N
N = = gaya gaya normalnormal
4.
4. Gaya Gaya pada pada Gerak Gerak Melingkar Melingkar
Arah ArahF F
s
s: ke pusat ingkaran.: ke pusat ingkaran.
Gaya sentripetal:
Gaya sentripetal:
2 2
2
=
2= ==
ss
v F v
F mm mm RR R
R
ω ω
Percepatan sentripetal:Percepatan sentripetal:
2 2
2
=
2= ==
ss
v a v
a RR
R R
ω ω
n
n TaliberputarverkalTaliberputarverkal
Di k ternggi ( Di k ternggi (BB):):
F
F ss==T T ++w w Di k terendah ( Di k terendah ( A A):):
F
F ss= T – w = T – w Di k C:
Di k C:
F
F ss==T T ––w w .cos.cosqq
w
w = berat benda= berat benda T
T = tegangan tali= tegangan tali W
W T T
F F SS
n
n Tali berputar horizontalTali berputar horizontal
F
F ss==T T = tegangan tali= tegangan tali F
F SS
n
n Pada luar bidang melingkarPada luar bidang melingkar
W W
W W N N N
N
F F SS F F SS
Di k ternggi ( Di k ternggi ( A A):):
F
F ss==w w ––NN Di k
Di kBB:: F
F ss ==w w .cos.cosqq ––NN N
N= gaya normal= gaya normal
n
nPada dalam bidang melingkarPada dalam bidang melingkar
W W
F F SS N N
Di k ternggi ( Di k ternggi (BB):):
F
F ss==NN++w w Di k terendah ( Di k terendah ( A A):):
F
F ss== NN––w w
BA
BAB B 3 3 GAY GAY A A
5.
5. Pada Pada Kasus Kasus Tikungan Tikungan
Keka suatu kendaraan membelok di kungan, bisa Keka suatu kendaraan membelok di kungan, bisa dideka sebagai gerak melingkar agar dak terjadi selip dideka sebagai gerak melingkar agar dak terjadi selip maka:
maka:
n
n Tikungan Datar:Tikungan Datar:
2 2
..
==
ssv v R
R gg
µ µ
n
n Tikungan Miring:Tikungan Miring:
2
2 tantan
.. 11 ttaann
== ++
−−
ss
ss
v v R R gg
µ
µ θ θ µ µ θ θ
v
v = laju maksimum kendaraan= laju maksimum kendaraan m
mss= koesien gesekan stas antara roda dengan jalan= koesien gesekan stas antara roda dengan jalan R
R= jari-jari putaran jalan= jari-jari putaran jalan q
q= sudut kemiringan jalan terhadap = sudut kemiringan jalan terhadap horizontalhorizontal g
g= percepatan gravitasi= percepatan gravitasi
6.
6. Kasus Kasus pada pada Tong Tong Stan Stan
min min
= ..
=
ss
g R v g R
v
µ µ
Laju minimum putaran motor:
Laju minimum putaran motor:
BAB
BAB 4 4 USAHA USAHA DAN DAN ENERGI ENERGI
A. USAHA A. USAHA
Usaha
Usaha adalah kerja atau akvitas yang menyebabkanadalah kerja atau akvitas yang menyebabkan suatu perubahan, dalam mekanika, kuantas dari suatu perubahan, dalam mekanika, kuantas dari suatu kerja atau usaha diberikan sebagai berikut.
suatu kerja atau usaha diberikan sebagai berikut.
cos cos F F
θ θ
Jika sebuah benda ditarik dengan gaya sebesar F dan Jika sebuah benda ditarik dengan gaya sebesar F dan benda berpindah sejauh S , maka usaha yang dilakukan benda berpindah sejauh S , maka usaha yang dilakukan gaya terhadap benda adalah:
gaya terhadap benda adalah:
.. .. ccooss
= W =
W F F SS
θ θ
untukuntukqq= 0= 0oo, maka, maka
= ..
W =
W F F SS
B. ENERGI B. ENERGI
Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usahaadalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
atau kerja.
n
nEnergi Kinek:Energi Kinek: EEkk
==
1122mm v ..v 22n
nEnergi Potensial Gravitasi:Energi Potensial Gravitasi: EEpp
==
mm g.. ..g hhn
nEnergi Mekanik:Energi Mekanik: EEMM
= = ++
EEkk EEppUsaha dapat merubah energi yang dimiliki benda Usaha dapat merubah energi yang dimiliki benda
sehingga:
sehingga:
n
nLaju benda berubah:Laju benda berubah:
2
2 22
2
2 11
1
1 11
2
2 22
=
=
aak−
khhiirr−
aaw=
waal l= −−
W E
W Ekk EEkk mmvv mmvv
n
nPosisi nggi benda berubah:Posisi nggi benda berubah:
(( ))
=
=
aakkhhiirr− −
aawwaal l= = ∆ ∆
W
W EEpp EEpp mmg hg h
Hukum Kekekalan Energi Mekanik Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Pada sistem yang konservaf (hanya gaya gravitasi Pada sistem yang konservaf (hanya gaya gravitasi saja yang diperhitungkan) berlaku kekekalan energi saja yang diperhitungkan) berlaku kekekalan energi mekanik, yaitu energi mekanik di seap kedudukan mekanik, yaitu energi mekanik di seap kedudukan adalah sama besar. Contoh-contohnya:
adalah sama besar. Contoh-contohnya:
=
= ==
A
A BB CC
E
EMM EEMM EEMM
Dari hukum kekekalan energi mekanik pada kasus Dari hukum kekekalan energi mekanik pada kasus gambar-gambar di atas, untuk puncak dan dasar gambar-gambar di atas, untuk puncak dan dasar berlaku:
berlaku:
2.
= 2.
A =
A BB
v
v ghgh atauatau
2 2
2.
==
2. A AB B
v h v
h gg
Sebuah Bandul Diputar Vertikal Sebuah Bandul Diputar Vertikal
Dari penerapan hukum kekekalan energi mekanik, Dari penerapan hukum kekekalan energi mekanik, maka syarat agar bandul bergerak 1 lingkaran penuh maka syarat agar bandul bergerak 1 lingkaran penuh adalah:
adalah:
Laju di k ternggi ( Laju di k ternggi (BB):):
==
..B
vvB gg RR Laju di k terendah ( Laju di k terendah ( A A):):
5
==
5 ..B
vvB gg RR V
V A A
Energi pada Gerak Parabola Energi pada Gerak Parabola
Di dasar:
Di dasar:
E
E PP= = 0 0 dandan Di puncak:
Di puncak:
( ( ))
221 1 2 2 ..
K
K oo
E
E
==
mm v vα α α α
==
==
2 2 22 1
1 2 2
2 2 22 1
1 2 2
..(( )) ..ssiinn ..(( )) ..ccooss
P
P oo
K
K oo
E
E mm v v E
E mm v v
Energi Potensial Gravitasi Energi Potensial Gravitasi
G
G = = konstanta konstanta gravitasigravitasi R
R = = jarak jarak 2 2 massamassa ..
P P
M M mm E
E GG R
== −−
RUsaha dan Energi Potensial Pegas Usaha dan Energi Potensial Pegas
Energi potensial pegas:
Energi potensial pegas: EEPP
==
1122kk x ..x 22 Usaha:Usaha: WW
== ∆ ∆ =
EEPP=
1122kk xx.. 2222−−
1122kk x..x1122 Jika simpanganJika simpangan di di mulai dari k mulai dari k sembang, maka:sembang, maka:
k
k = = konstanta pegas konstanta pegas (N/m),(N/m), x
x = simpangan pegas (m).= simpangan pegas (m).
2 1 2 1 2 2 ..
P
W EP
W
= = ==
E kk xxEnergi pada Gerak Harmonis Energi pada Gerak Harmonis
n
n Energi potensial:Energi potensial:
2 2 22 1
1 2
2 .. ssiinn
P
EP
E
==
kk AAθ θ
k
k = konstanta pegas,= konstanta pegas, A A= amplitudo,= amplitudo,qq= sudut fase.= sudut fase.
n
n Energi kinek:Energi kinek:
θ
==
1122 .. 22ccooss22θ
K
EK
E kk AA k
k ==mm..ww22;; mm= massa;= massa;ww= 2= 2pp f f
n
n Energi mekanik:Energi mekanik:
E
E MM==E E PP++EK EK
BAB
BAB 5 5 GA GA Y Y A A GRAVITASI GRAVITASI DAN DAN PEGAS PEGAS
A.
A. GAY GAY A A GRAVITASI GRAVITASI
1 1 22
2 2
==
MM M..M FF GG R R
F
F = gaya = gaya tarik-menarik anttarik-menarik antara Mara M11dan Mdan M22 G = konstanta gravitasi = 6,673 × 10
G = konstanta gravitasi = 6,673 × 10-11-11NmNm22/kg/kg22
1.
1. Kuat Kuat Medan Medan Gravitasi Gravitasi (Percepatan (Percepatan Gravitasi)Gravitasi) Medan gravitasi:
Medan gravitasi: tempat di mana gaya gravitasitempat di mana gaya gravitasi terjadi.
terjadi.
2
==
MM2g g GG
R R
2.
2. Hukum Hukum KepplerKeppler a.
a. Hukum Hukum Keppler Keppler II
“
“Lintasan planet berbentuk elips danLintasan planet berbentuk elips dan matahari di salah satu
matahari di salah satu k fokusnyak fokusnya””.. Aphelium
Aphelium: k terjauh,: k terjauh,PeriheliumPerihelium: k: k terdekat.
terdekat.
b.
b. Hukum Hukum Keppler Keppler IIII
“
“Garis yang menghubungkan planet danGaris yang menghubungkan planet dan matahari akan menyapu luas juring dan matahari akan menyapu luas juring dan
dalam waktu yang sama dalam waktu yang sama””..
II II III
III I
I
Jika:
Jika:
luasan I = luasan II = luasan III
luasan I = luasan II = luasan III
⇒ ⇒
t t AB AB==t t CDCD== tt EF EF t
t AB AB= waktu dari= waktu dari A AkekeBB c.
c. Hukum Hukum Keppler Keppler IIIIII
“
“Perbandingan Perbandingan kuadrat kuadrat periode revolusi periode revolusi planet (T
planet (T 22 ) terhadap jari-jari rata-rata planet ) terhadap jari-jari rata-rata planet pangkat ga (R
pangkat ga (R33 ) selalu tetap untuk seap ) selalu tetap untuk seap planet
planet ..”” Dirumuskan:
Dirumuskan:
2
2 33
==
A
A AA
B
B BB
T
T RR
T
T RR
B. ELASTISITAS B. ELASTISITAS
1. Tegangan 1. Tegangan==
F FA
τ
Aτ
F F : gaya: gaya A
A: Luas penampang: Luas penampang
2. Regangan 2. Regangan
∆
== ∆
LLε
LLε
D
DLL: perubahan panjang: perubahan panjang L
L: panjang mula-mula: panjang mula-mula
3.
3. Modulus Modulus YoungYoung ..
=
..= ==
∆
∆
F Y F LL
Y A A LL
τ
τ ε ε
C. PEGAS C. PEGAS
1.1. Gaya Gaya Pada Pada PegasPegas
Jika pegas diberi gaya akan mengalami perubahan Jika pegas diberi gaya akan mengalami perubahan panjang yang dirumuskan:
panjang yang dirumuskan:
==
..F F kk x x F
F : gaya yang menarik/: gaya yang menarik/
mendorong pegas mendorong pegas k
k : konstanta pegas (N/m): konstanta pegas (N/m) x
x : perubahan : perubahan panjang panjang (m)(m)
2.
2. Gerak Gerak Harmonik Harmonik pada pada PegasPegas
n
n SimpanganSimpangan
sin
= sin y =
y AA
θ θ ϕ ϕ == θ θ
qq == wwt t ++qqooπ
π
2 2
y
y : simpangan getar (m): simpangan getar (m) A
A : amplitudo (simpangan maksimum) (m): amplitudo (simpangan maksimum) (m) q
q : sudut fase: sudut fase w
w : frekuensi sudut (rad/s): frekuensi sudut (rad/s) q
q00: sudut fase awal: sudut fase awal
n
n Kecepatan getarKecepatan getar
2
2 22
.. cco oss
=
= = = − −
v
v ω ω A A θ θ ω ω A A y y
v
v : : kecepatan kecepatan getargetar y
y : : simpangan simpangan getargetar A
A: : amplitudo (simpangamplitudo (simpangan maksimuman maksimum))
n
n Frekuensi sudut (rad/s)Frekuensi sudut (rad/s) 2
2 22
=
= ==
f fT T
π ω π
ω π π
f
f = frekuensi getaran (Hz)= frekuensi getaran (Hz) T
T = = periode periode getaran getaran (s)(s)
n
n Percepatan getarPercepatan getar
2
2 22
.. ssiinn
=
= − − == −− a
a
ω ω
A Aθ θ ω ω
y y yy : simpangan getar: simpangan getar A
A : amplitudo (simpangan maksimum): amplitudo (simpangan maksimum)
n
n Frekuensi dan periode pada pegas danFrekuensi dan periode pada pegas dan bandul sederhana
bandul sederhana 1
1 2
==
2 k k ff
π π
mm1
==
1 T T f fk
k = konstanta pegas= konstanta pegas Sedangkan untuk
Sedangkan untukayunan bandul sederhanaayunan bandul sederhana frekuensi diberikan:
frekuensi diberikan:
1 1 2 2
g f g
f
== π π
l l g
g : percepatan gravitasi: percepatan gravitasi l
l : panjang tali: panjang tali
BAB
BAB 6 6 IMPULS IMPULS DAN DAN MOMENTUM MOMENTUM
A.
A. IMPULS IMPULS DAN DAN MOMENTUM MOMENTUM
1.
1. Impuls Impuls (I)(I)
Gaya bekerja pada suatu benda dalam selang waktu Gaya bekerja pada suatu benda dalam selang waktu D
Dt t adalah Impuls (adalah Impuls (II).).
n
n Untuk gayaUntuk gayaF F tetaptetap
=
..= ∆ ∆
II FF t t
n
n Untuk gayaUntuk gayaF F = f(t)= f(t)
2 2
1 1
== ∫ ∫
t t ..II FF ddt t t
t
n
n Untuk grak (Untuk grak (F F --t t ), impuls), impuls II dinyatakan olehdinyatakan oleh luas di bawah grak.
luas di bawah grak.
t t F
F
I
I= luas daerah yang diarsir= luas daerah yang diarsir
Impuls juga merupakan perubahan hukum Impuls juga merupakan perubahan hukum momentum. Dapat ditulis:
momentum. Dapat ditulis:
== ∆ ∆ = =
aakkhhiirr−−
aawwaal lI p
I p pp pp
2.
2. Momentum Momentum (p)(p)
= p = p mmv v p
p = momentum (kgms= momentum (kgms-1-1), besaran vektor), besaran vektor m
m = massa (kg)= massa (kg) v
v = kecepatan (ms= kecepatan (ms-1-1))
B.
B. HUKUM HUKUM KEKEKALAN KEKEKALAN MOMENTUM MOMENTUM
Pada proses tumbukan/ledakan berlaku kekekalan Pada proses tumbukan/ledakan berlaku kekekalan momentum.
momentum.
∑
∑
p psseebbeelluumm== ∑ ∑
ppsseessuuddaahh mm vv11 11+ +
mm vv22 22= =
mm vv11 11′ ′ ++
mm v 22 2v 2′′
C. TUMBUKAN C. TUMBUKAN
Kelenngan suatu tumbukan ditentukan dengan Kelenngan suatu tumbukan ditentukan dengan koesien restusi (
koesien restusi (ee).).
( (
11 22))
1 1 22
′ ′ ′′ −−
== −−
−−
vv v v e
e vv v v
1.
1. LenngSempurnaLenngSempurna: Koesien restusi: Koesien restusiee= 1= 1 2.
2. LenngSebagianLenngSebagian: : Koesien restusi Koesien restusi 0 0 <<ee< 1< 1 3.
3. TidakLenngSamasekaliTidakLenngSamasekali::Koesien restusiKoesien restusiee= 0= 0
D.
D. BENDA BENDA DIJA DIJA TUHKAN TUHKAN DAN DAN MEMANTUL MEMANTUL
Benda yang jatuh kemudian memantul, maka besarnya Benda yang jatuh kemudian memantul, maka besarnya koesien restusi dirumuskan dengan:
koesien restusi dirumuskan dengan:
1
1 22
1
1 11
== − −
vv ''==
hhe
e vv hh
Berlaku:
Berlaku:
1
++1
==
nnn n
h e h
e hh
Dengan
Denganhhnnadalah nggi pantulan ke-adalah nggi pantulan ke-nn ((nn= 0, 1, 2).= 0, 1, 2).
A.
A. DINAMIKA DINAMIKA ROTA ROTA SI SI
G
Geerraak Lk Luurruuss GGeerraak Rk Roottaassii HubunganHubungan Keduanya Keduanya
==
SSR
θ
Rθ
R
R: jari-jari: jari-jari putarannya putarannya
Momen gaya Momen gaya
=
=
∑ ∑
τ τ.. ..ssiinn
==
RR F Fτ
τ θ θ
q
q: sudut antara: sudut antaraF F dengan
denganRR
Massa =
Massa =mm MomenMomen Inersia = Inersia =II
2
.. .. 2
==
II kk mm RR k
k = konstanta= konstanta Untuk satu parkel Untuk satu parkel k
k = 1= 1
==
dSdSv
v dt dt
==
d ddt dt
θ ω θ
ω ==
v vR
ω
Rω
==
dv dva
a dt dt
==
d ddt dt
ω α ω
α ==
aaR
α
Rα
Gaya
Gaya ==
∑ ∑
F Fn
n Momen InersiaMomen Inersia
Besaran yang analog dengan massa untuk gerak Besaran yang analog dengan massa untuk gerak rotasi.
rotasi.
2
.. .. 2
==
ll kk mm RR dengan k = konstanta.
dengan k = konstanta.
Untuk benda yang sudah baku diberikan tabel Untuk benda yang sudah baku diberikan tabel sebagai berikut.
sebagai berikut.
N
Noo BBeennttuuk k BBeennddaa MMoommeen n IInneerrssiiaa 1
1 Benda berupa kBenda berupa k II==mRmR22 2
2 Benda panjang, homogen,Benda panjang, homogen, diputar di salah satu ujung
diputar di salah satu ujung II== 1133 mm l l 22
3
3 Benda panjang, homogen,Benda panjang, homogen, diputar tepat di tengah
diputar tepat di tengah II== 121211 mm l l 22
4
4 BBoolla a bbeerroonnggggaa II== 2233 mRmR22 5
5 BBoolla a ppeejjaall II== 2255 mRmR22 6
6 Silinder berongga pisSilinder berongga pis II==mRmR22 7
7 SSiilliinnddeer r ppeejjaall II== 1122 mRmR22 8
8 Silinder berongga dak pisSilinder berongga dak pis II== 1122 mm((RR1122++RR2222))
n
n Hukum Dinamika Rotasi:Hukum Dinamika Rotasi:
==
..∑
∑ τ τ
IIα α
Kita dapat meninjau suatu kasus benda yang Kita dapat meninjau suatu kasus benda yang menggelinding (berotasi dan bertranslasi) seper
menggelinding (berotasi dan bertranslasi) seper
gambar di bawah ini.
gambar di bawah ini.
Dinamika lurus:
Dinamika lurus:
F
F –– f f gesek gesek == m.am.a ... (1)... (1)
Dinamika rotasi:
Dinamika rotasi:
t t==II..aa f
f gesek gesek ((RR) =) =k.m.Rk.m.R22(( aa R R )) f
f gesek gesek == k.m.ak.m.a ... (2)... (2) Persamaan (2) disubtusikan ke (1) akan didapat:
Persamaan (2) disubtusikan ke (1) akan didapat:
k
k = konstanta pada rumus momen inersia: silinder pejal= konstanta pada rumus momen inersia: silinder pejal k
k == 11 2
2; bola pejal; bola pejalk k == 22 5
5 ; dan seterusnya.; dan seterusnya.
Untuk beberapa kasus seper gambar dapat diberikan Untuk beberapa kasus seper gambar dapat diberikan percepatannya adalah:
percepatannya adalah:
( (
11))
== ++
g a g
a k k θ
==
θ++
.sin .sin 1 1 g a g
a k k
== −−
+ + ++
..A
A BB
A
A BB kkaattrrool l
w w w w a
a mm mm kk MM == ..
+ + ++
A A A
A B B kkaattrrool l
w a w
a m m m m k k MM
sin sin ..
−
= −
= + + ++
A
A BB
A
A B B kkaattrrool l
w w w w a
a m m m m k k MM θ θ
n
n EnergiKinekEnergiKinek
Untuk benda menggelinding (rotasi & translasi) Untuk benda menggelinding (rotasi & translasi)
2 2
2
2 22 22 22
2 2
1 1.. ..
2 2 1
1 11 11
.. .. ..(( ))(( )) .. ..
2
2 22 22
1
1 ((11 )) 2
2
==
=
= = = ==
=
= + + = = ++
translasi translasi
rotasi rotasi
ttoottaall ttrraannssllaassii rroottaassi i
E
Ekk mm vv
v E v
Ekk II kkmmRR kkmm vv R
R E
Ekk EEkk EEkk mmvv kk
ω
ω
BAB
BAB 7 7 DINAMIKA DINAMIKA ROT ROT ASI ASI DAN DAN KESETIMBANGAN KESETIMBANGAN BENDA BENDA TEGAR TEGAR
θ θ