BAHASA INDONESIA
EJAAN:
TANDA BACA
Taufik Setyadi Aras, M.Hum.
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Tanda Baca
a. Tanda Titik ( . ) b. Tanda Koma ( , ) c. Tanda Titik Koma ( ; ) d. Tanda Titik Dua ( : ) e. Tanda Hubung (-) f. Tanda Pisah ( -- ) g. Tanda Tanya ( ? ) h. Tanda Seru ( ! ) i. Tanda Elipsis ( ... ) j. Tanda Kurung ( () ) k. Tanda Kurung Siku ( [ ] ) l. Tanda Petik ( “....” )
m. Tanda Petik Tunggal ( ‘...’ ) n. Tanda Garis Miring ( / )
o. Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘ )
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia mengatur pemakaian tanda-tanda baca berikut:
Pemakaian Tanda Titik (.)
1. Akhir kalimat
2. Di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar 3. Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjkan waktu
4. Dalam penulisan daftar pustaka
5. Memisahkan bilangan ribuan dengan kelipatannya yang menunjukkan jumlah
6. Dipakai pada penulisan singkatan
01/14/2023
Pemakaian Tanda Koma ( , )
Di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Untuk memisahkan kaliamat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali.
Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat.
Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
Untuk memisahkan kata seru atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan.
Memisahkan petikan langsung dari bagian dalam kalimat.
Memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya.
Dipakai dimuka angka dsimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Pemakaian Tanda Titik Koma ( ; )
dipakai sebagai pengganti kata hubung dalam kalimat setara.
Untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata.
Untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.
01/14/2023
Pemakaian Tanda Titik Dua ( : )
Untuk mengkahiri suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian.
Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, (d) nama kota dan
penerbit buku acuan dalam karangan.
01/14/2023
Pemakaian Tanda Hubung ( - )
Untuk menyambung suku kata yang terpisah oleh baris.
Untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Untuk menyambung bagian tanggal dan huruf yang dieja satu-satu.
Untuk merangkai:
se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
ke- dengan angka
Angka dengan –an
Imbuhan dengan singkatan berhuruf kapital
Gabungan kata yang merupakan kesatuan
Untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Pemakaian Tanda Pisah (--)
Untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.
Untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
01/14/2023
Pemakaian Tanda Tanya ( ? )
Dipakai pada akhir kalimat tanya.
Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
01/14/2023
Pemakaian Tanda Seru ( ! )
Dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah.
01/14/2023
Pemakaian Tanda Elipsis ( .... )
Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Dipakai untuk menunjukkan bahwa suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
01/14/2023
Pemakaian Tanda Petik ( “ ” )
Untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan.
Untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Dapat digunakan sebagai pengganti idem atau sda. atau kelompok kata di atasnya dalam penyajian yang berbentuk daftar.
01/14/2023
Pemakaian Tanda Petik tunggal ( ‘ ’ )
Untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Mengapit makna kata atau ungkapan.
Untuk mengapit makna, kata, atau ungkapan bahasa daerah dan bahasa asing
01/14/2023
Pemakaian Tanda Kurung ( () )
Untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang ukan bagian utama kalimat.
Untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Untuk mengapit angka atau huruf yang merinci urutan keterangan.
01/14/2023
Pemakaian Tanda Kurung Siku ( [ ] )
Untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi tambahan pada kalimat atau bagian kalimat.
Untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
01/14/2023
Pemakaian Tanda Garis Miring ( / )
Dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.
Sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.
Dapat digunakan untuk membatasi penggalan-penggalam dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah.
01/14/2023
Pemakaian Tanda Penyingkat atau Apostrop ( ‘ )
Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
01/14/2023