• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Profil Perusahaan Sampel yang Terdaftar di DES Selama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Profil Perusahaan Sampel yang Terdaftar di DES Selama"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

58

A. Gambaran Profil Perusahaan Sampel yang Terdaftar di DES Selama Tahun 2011-2014

1. PT. Astra Agro Lestari Tbk.

PT. Astra Agro Lestari Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri Perkebunan kelapa sawit . Perusahaan ini berdiri pada tanggal 03 Oktober 1988 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 09 Desember 1997. Perusahaan ini kepemilikan sahamnya dipegang oleh PT. Astra Internasional sebesar 79,68% dan Masyarakat luas sebesar 20,32%. Pembagian dividen ditentukan sepenuhnya dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pembayaran dividen akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan pajak, peraturan Bursa Efek Indonesia dan peraturan pasar modal lainnya yang berlaku.49

2. PT. Astra Internasional Tbk.

PT. Astra Internasional Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri Otomotif . Perusahaan ini berdiri pada tanggal 20 Februari 1957 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 04 April 1990. Perusahaan ini kepemilikan sahamnya dipegang oleh Astra Internasional sebesar 50,11% dan Masyarakat luas sebesar 49,89%.

Pembagian dividen akan dibagi dengan mempertimbangkan kinerja

49 Profil perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk.

http://www.idx.co.id/Portals/0/staticData/ListedCompanies/performanceSummary/AALI.pdf, Di Akses tanggal 20 April 2016, Jam 10.00 WIB

(2)

perseroan tahun berjalan, pergerakan pertumbuhan perseroan dan saldo laba yang positif perusahaan.50

3. PT. Sepatu Bata Tbk

PT. Sepatu Bata Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri sepatu. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 15 Oktober 1931 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 04 April 1990.

Perusahaan ini kepemilikan sahamnya dipegang oleh Jardine Cycle dan Carriage Limited sebesar 50,11% dan Masyarakat luas sebesar 49,89%.

Perusahaan ini kepemilikan sahamnya dipegang oleh Blu sphere Singapore Pte.Ltd. sebesar 92,66% dan masyarakat luas sebesar 7,34%. Pembagian Dividen ditentukan berdasarkan keuntungan Perseroan untuk tahun buku dan kewajiban untuk mengalokasikan cadangan sesuai dengan undang- undang dan peraturan yang berlaku, serta kondisi keuangan Perseroan secara keseluruhan.51

4. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan dan minuman. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 14 Agustus 1990 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Juli 1994. Perusahaan ini kepemilikan sahamnya dipegang oleh CAB kepemilikan terbatas sebesar 50,05% dan masyarakat luas sebesar

50 Profil perusahaan PT. Astra Internasional Tbk.

http://www.idx.co.id/Portals/0/staticData/ListedCompanies/performanceSummary/ASII.pdf, Di Akses tanggal 20 April 2016, Jam 10.00 WIB

51 Profil perusahaan PT. Sepatu Bata Tbk.

http://www.idx.co.id/Portals/0/staticData/ListedCompanies/performanceSummary/BATA.pdf, Di Akses tanggal 20 April 2016, Jam 10.00 WIB

(3)

49,95%. Pembagian dividen dapat dibagikan setelah dilakukannya penyisihan dana cadangan wajib yang dipersyaratkan oleh undang-undang.

Pembagian dividen harus disetujui oleh pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan berdasarkan rekomendasi Direksi Perseroan.52

5. PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk.

PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri semen. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 16 Januari 1985 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 05 Desember 1989. Perusahaan ini kepemilikan sahamnya dipegang oleh Bichwoood Omnia dan Mekar Perkasa sebesar 64,03% dan masyarakat luas sebesar 35,97%. Perseroan akan membayarkan dividen dengan memperhatikan keadaan keuangan dan laba perseroan selama tahun buku bersangkutan, serta tanpa mengurangi hak para pemegang saham untuk menentukan pembayaran dividen sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.53

6. PT Kimia Farma Tbk.

PT Kimia Farma Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri farmasi. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 23 Januari 1969 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 04 Juli 2001.

52 Profil perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

http://www.idx.co.id/Portals/0/staticData/ListedCompanies/performanceSummary/INDF.pdf, Di Akses tanggal 20 April 2016, Jam 10.00 WIB

53 Profil perusahaan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk.

http://www.idx.co.id/Portals/0/staticData/ListedCompanies/performanceSummary/INTP.pdf, Di Akses tanggal 20 April 2016, Jam 10.00 WIB

(4)

Perusahaan ini kepemilikan sahamnya dipegang oleh Negara Repubik Indonesia sebesar 90,03% dan masyarakat luas sebesar 9,97%. Pembagian dividen ditentukan sepenuhnya dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen tunai akan dibagikan kepada Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.54

7. PT Kalbe Farma Tbk.

PT Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri farmasi. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 10 September 1966 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Juli 1991. Perusahaan ini kepemilikan sahamnya dipegang oleh PT Bina Arta Charisma sebesar 8,66%, PT Ladang Ira Panen sebesar 9,21%, Lucasta Murni cemerlang sebesar 9,47%, PT Diptanala bahana sebesar 9,49%, PT Santa Seha Sanadi Sebesar 9,70%, PT Gira Sole Prima sebesar 10,17%, dan masyarakat luas sebesar 43,30%. Pembagian dividen dibagikan sekitar 40%-50% dari labanya dan disesuaikan berdasarkan kondisi finansial dan rencana perseroan.55

8. PT Mandom Indonesia Tbk

PT Mandom Indonesia Tbk perusahaan yang bergerak dibidang kosmetik dan rumah tangga. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 05 November 1969 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30

54 Profil perusahaan PT Kimia Farma Tbk.

http://www.idx.co.id/Portals/0/staticData/ListedCompanies/performanceSummary/KAEF.pdf, Di Akses tanggal 20 April 2016, Jam 10.00 WIB

55 Profil perusahaan PT Kalbe Farma Tbk.

http://www.idx.co.id/Portals/0/staticData/ListedCompanies/performanceSummary/KLBF.pdf, Di Akses tanggal 20 April 2016, Jam 10.00 WIB

(5)

September 1993. Perusahaan ini kepemilikan sahamnya dipegang oleh PT Asia Jaya Paramita sebesar 11,00%, Mandom Corp sebesar 60,00% dan masyarakat luas sebesar 29,00%. Pembagian dividen ditentukan oleh Direksi Perseroan dengan memperhatikan peraturan Bursa Efek Indonesia dan sisanya akan dibukukan sebagai laba ditahan untuk kegiatan perseroan.56

9. PT Unilever Indonesia Tbk

PT Unilever Indonesia Tbk merupakan yang bergerak dibidang kosmetik dan rumah tangga. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 05 Desember 1933 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Januari 1982. Perusahaan ini kepemilikan sahamnya dipegang oleh Unilever Indonesia Holding BV sebesar 84,99% dan masyarakat luas sebesar 15,01%. Pembagian dividen ditetapkan dalam rapat Direksi untuk kemudian bersama-sama disahkan dalam RUPS Tahunan.57

B. Deskripsi Data

1. Statistik Deskriptif

Deskripsi data dari masing-masing variabel penelitian yang meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :

56 Profil perusahaan PT Mandom Indonesia Tbk.

http://www.idx.co.id/Portals/0/staticData/ListedCompanies/performanceSummary/TCID.pdf, Di Akses tanggal 20 April 2016, Jam 10.00 WIB

57 Profil perusahaan PT Unilever Tbk.

http://www.idx.co.id/Portals/0/staticData/ListedCompanies/performanceSummary/UNVR.pdf, Di Akses tanggal 20 April 2016, Jam 10.00 WIB

(6)

Tabel 4.1

Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation FCF 36 -84165589 842541630 50132942,81 160194076,579

MWON 36 2,00 87,00 45,1111 32,01230

DPR 36 2,00 533,00 68,1667 92,66545

DER 36 2,00 214,00 66,1944 58,41420

Valid N (listwise)

36

Sumber : Data sekuder yang diolah Keterangan :

FCF = Free cash Flow

MWON = Kepemilikan Manajerial DPR = Kebijakan Dividen DER = Kebijakan Hutang

Tabel 4.1 diatas menunjukkan data dalam penelitian ini berjumlah 36 data. Di dalam penelitian ini terdapat 3 variabel independen dan 1 variabel dependen. Variabel independen pertama yaitu Free Cash Flow dengan nilai tertinggi (maximum) adalah 842.541.630 yaitu PT. Kalbe Farma Tbk. tahun 2011 dan nilai terendah (minimum) adalah -84.165.589 yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk. Tahun 2013, sedangkan rata-rata (Mean) FCF pada periode 2011-2014 adalah sebesar 50.132.942,81.

Kepemilikan Manajerial dengan nilai tertinggi (maximum) adalah 87,00 yaitu PT. BATA Tbk. Tahun 2011-2014 dan nilai terendah (minimum) adalah 2,00 yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk. Tahun 2011-

(7)

2014, sedangkan rata-rata (Mean) Kepemilikan Manajerial pada periode 2011-2014 adalah sebesar 45,1111.

Kebijakan Dividen dengan nilai tertinggi (maximum) adalah 533,00 yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk. Tahun 2011 dan nilai terendah (minimum) adalah 2,00 yaitu PT. Kalbe Farma Tbk. 2014, sedangkan rata- rata (Mean) Kebijakan Dividen pada periode 2011-2014 adalah sebesar 68,1667

Kebijakan Hutang dengan nilai tertinggi (maximum) adalah 214,00 yaitu PT. Unilever Tbk. Tahun 2013 dan nilai terendah (minimum) adalah 2,00 yaitu PT. Astra Internasional Tbk. Tahun 2011 dan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Tahun 2013, sedangkan rata-rata (Mean) Kebijakan Hutang pada periode 2011-2014 adalah sebesar 66,1944.

C. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Cara untuk mendeteksi apakah variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

(8)

1) Analisis Grafik

Gambar 4. 1

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Probability Plot

Sumber : data sekunder yang diolah

Normal Probability Plot untuk uji regresi variabel

dependen kebijakan hutang terlihat bahwa titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal. Dari grafik tersebut maka dinyatakan bahwa model regresi pada penelitian ini memenuhi syarat.

2) Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Uji statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Untuk menentukan data dengan uji Kolmogorov-Smirnov,

(9)

nilai signifikasi harus di atas 0,05. Hasil uji statistik Kolmogorov- Smirnov tampak pada Tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2

Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-smirnov) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

N 36

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation

,95618289

Most Extreme Differences

Absolute ,169

Positive ,169

Negative -,080

Kolmogorov-Smirnov Z 1,016

Asymp. Sig. (2-tailed) ,253

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil Tabel 4.2 tersebut, nilai Kolmogorov- Smirnov sebesar 1,016 dengan signifikansi 0,253. Data signifikansi tersebut menunjukkan bahwa hasilnya lebih besar dari 0,05 atau (0,253 > 0,05) yang menyatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain telah memenuhi syarat uji normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas dilakukan sebagai syarat untuk analisis regresi berganda dan juga untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas itu sendiri. Pada model regresi yang baik, antar variabel independen seharusnya tidak terjadi korelasi. Untuk

(10)

mengetahui Uji Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang terdapat pada masing-masing variabel

pada Tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1

FCF ,863 1,158

MWON ,950 1,053

DPR ,874 1,144

a. Dependent Variable: DER Sumber : Data sekuder yang diolah

Suatu regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika mempunyai nilai tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Dari output data diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, untuk uji multikolinearitas tidak terjadi masalah antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

(11)

yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji scatterplot.

Berikut hasil output uji scatterplot : Gambar 4.2 Scatter Plot

Sumber : data sekunder yang diolah

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar dengan baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu memiliki periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t -1

(12)

(sebelumnya).58 Jika terjadi korelasi, maka dinamakan memiliki problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk itu mendeteksi gejala autokorelasi menggunakan Uji Durbin – Watson (DW), sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Durbin-Watson Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,452a ,204 ,130 54,49274 2,053

a. Predictors: (Constant), DPR, MWON, FCF b. Dependent Variable: DER

Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.6, hasil hitung Durbin-Watson sebesar 2,053. Nilai DW menurut tabel dengan n = 36 dan k = 3 diperoleh angka dl = 1,2953 dan du = 1,5639. Sehingga nilai 4 – dL = 4 – 1,2953 = 2,717 dan 4 – dU = 4 – 1,5639 = 2,053. Karena nilai du <

DW< 4-du atau 1,5639 < 2,053 < 2,4361 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi ini. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut :

58 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (Semarang: Badan Penerbit Undip, 2011), hlm. 110.

(13)

Gambar 4.2 Hasil Uji Durbin Watson

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah FCF, Kepemilikan Manajerial, DPR sedang variabel dependennya dalah DER. Berikut hasil uji regresi linier berganda :

Tabel 4.7

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 32,531 18,465 1,762 ,088

FCF -3,989E-008 ,000 -,109 -,645 ,524

MWON ,770 ,295 ,422 2,609 ,014

DPR ,013 ,106 ,021 ,127 ,900

a. Dependent Variable: DER Sumber : data sekunder yang diolah

1,283 1,5639

2,053

Tidak Ada Autokorelasi

3 2,717 2,717

Ada Autokorelasi+ Ada Autokorelasi-

(14)

Berdasarkan data output dari Tabel 4.7 maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

DER = 32,531 – 3,989 FCF + 0,770 MWON + 0,013 DPR + e Persamaan tersebut mempunyai makna :

1) Konstanta sebesar 32,531 menggambarkan FCF, MWON, dan DPR bernilai konstan, maka akan menurunkan DER sebesar 32,531.

2) Koefisien regresi pada FCF (X1) sebesar -3,989 menggambarkan bahwa Free Cash Flow mempunyai hubungan negatif terhadap DER. Artinya setiap kenaikan 1 point free cash flow, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan, akan menurunkan DER sebesar -3,989.

3) Koefisien regresi pada variabel MWON (X2) sebesar 0,770 menggambarkan bahwa Kepemilikan Manajerial mempunyai hubungan positif terhadap DER. Artinya setiap kenaikan 1 point kepemilikan manajerial, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan, akan meningkatkan DER sebesar 0,770.

4) Koefisien regresi pada variabel DPR (X3) sebesar 0,013 menggambarkan bahwa kebijakan dividen mempunyai hubungan positif terhadap DER. Artinya setiap kenaikan 1 point DER, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan, akan meningkatkan DER sebesar 0,013.

(15)

b. Uji Signifikansi

1) Uji Statistik t (parsial)

Uji t yaitu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial, dan Kebijakan Dividen mempunyai pengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil uji statistik t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 32,531 18,465 1,762 ,088

FCF -3,989E-

008

,000 -,109 -,645 ,524

MWON ,770 ,295 ,422 2,609 ,014

DPR ,013 ,106 ,021 ,127 ,900

a. Dependent Variable: DER Sumber : data sekunder yang diolah

Hasil analisis uji t yang didapat dari Tabel 4.8 tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pengaruh Free Cash Flow (X1) Terhadap Kebijakan Hutang (Y) Variabel independen free cash flow memiliki thitung sebesar - 0,645 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,524. Karena thitung lebih kecil dari ttabel yaitu -0,645 < 1,694 dan nilai signifikansinya 0,524

> 0,05 maka H01 diterima dan Ha1 ditolak. Dengan demikian,

(16)

variabel free cash flow secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang.

2) Pengaruh Kepemilikan Manajerial (X2) Terhadap Kebijakan Hutang (Y)

Variabel independen kepemilikan manajerial memiliki t

hitung sebesar 2,609 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,014.

Karena t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,609 > 1,694 dan nilai signifikansinya 0,014 < 0,05 maka H02 ditolak dan Ha2 diterima.

Dengan demikian, variabel kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

3) Pengaruh Kebijakan Dividen (X3) Terhadap Kebijakan Hutang (Y) Variabel independen kebijakan dividen memiliki t hitung sebesar 0,127 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,900. Karena thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 0,127 < 1,694 dan nilai signifikansinya 0,900 > 0,05 maka H03 diterima dan Ha3 ditolak.

Dengan demikian, variabel Kebijakan Dividen secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang.

2) Uji Statistik F (simultan)

Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependennya secara bersama-sama (simultan).

Hasil uji statistik F akan ditunjukkan dalam tabel berikut :

(17)

Tabel 4.9 Hasil Regresi Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 11419,849 3 3806,616 4,635 ,008b Residual 26279,189 32 821,225

Total 37699,038 35

a. Dependent Variable: DER

b. Predictors: (Constant), DPR, MWON, FCF Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji F sebesar 4,635 dengan nilai signifikansi 0,008 kurang dari 0,05 maka Ha4 ditolak. Secara simultan free cash flow, kepemilikan manajerial, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

3) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar presentase perubahan atau variasi dari variabel dependen bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen.59 Semakin tinggi nilai koefisien determinasi akan semakin baik kemampuan variabel independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R square pada analisis regresi berganda. Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:

59 Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (Semarang: Badan Penerbit Undip, 2011) hlm. 97.

(18)

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,452a ,204 ,130 54,49274

a. Predictors: (Constant), DPR, MWON, FCF Sumber : data sekunder yang diolah

Dilihat dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui nilai Adjusted R2 sebesar 0,130 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 13%. Sedangkan sisanya sebesar 87% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel independen dalam penelitian ini.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan hasil penelitian secara parsial

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan pembahasan mengenai hasil analisis yang telah dilakukan secara parsial. Secara umum dapat disimpulkan bahwa variabel independen free cash flow dan kebijakan dividen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang.

Sedangkan variabel independen kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang . Hal ini sebagaimana terlihat dalam analisis berikut ini

(19)

a. Pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang.

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil analisis free cash flow dengan menggunakan regresi berganda dapat dijelaskan bahwa variabel independen free cash flow memiliki thitung sebesar -0,645 sedangkan ttabel adalah 1,694 dengan nilai signifikansi 0,524. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa thitung < ttabel (-0,645 < 1,694). Nilai signifikansi ini juga menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 (0,524 > 0,05). Maka variabel free cash flow secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Pramudita Preswari60, dan Faris Ilham Yudhistira61. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa free cash flow belum mampu mengurangi tingkat penggunaan hutang dalam rangka mengurangi konflik keagenan. Tinggi rendahnya free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan, karena meskipun free cash flow perusahaan besar namun perusahaan membagikan dividen

yang stabil sehingga pemegang saham tidak mempermasalahkan alokasi free cash flow atau tidak menuntut manajemen membagikan free cash flow sebagai tambahan dividen. Sehingga manajemen tidak perlu mempertimbangkan perlunya pendanaan tambahan dari pihak lain yang berupa hutang. Penelitian ini

60 Pramudita Pawestri, “Analisis Free Cash Flow dan Manajerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Prespektif Pada Agency Teory”, (Jurnal Akuntansi, 2010)

61 Fariz ilham yudhistira, “Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Automotif & Allied Product Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. (Jurnal Akuntansi, 2012)

(20)

hasilnya tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Eza62 dan Indahningrum63 b. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang.

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil analisis kepemilikan manajerial dengan menggunakan regresi berganda dapat dijelaskan bahwa variable kepemilikan manajerial memiliki thitung sebesar 2,609 sedangkan ttabel adalah 1,694 dengan nilai signifikansi 0,014. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2,609 >

1,694). Nilai signifikansi ini menunjukkan angka yang lebih kecil dari 0,05 (0,014< 0,05). Maka variabel kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Hasil penelitian ini mendukung beberapa peneliti sebelumnya diantaranya Abdullah64, Wahidahwati65, dan Taswan66. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori agency yang dikemukan oleh Jensen Dan Meckling yang menyatakan bahwa peningkatan kepemilikan manajerial dapat menurunkan agency cost karena dapat mensejajarkan kepentingan dari pemilik dengan kepentingan para pemegang manajer. Peningkatan dari

62 Esa Setiana, dan Reffina Sibagariang, “Pengaruh Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang”, (Jurnal Telaah Akuntansi , 2013)

63 Indahningrum, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang”, (Jurnal Akuntansi, 2009)

64 Abdullah Jabid, “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kepemilikan Insider, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva Terhadap Kebijakan Hutang”, .(Jurnal Akuntansi, 2009)

65 Wahidahwati, “Pengaruh Manajerial dan Kepemilikan Institusional Pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Teori Agensi”, ( Jurnal Akuntansi, 2003)

66 Taswan, “Kepemilikan Insider, Firm Size, Kebijakan Dividen, Business Risk, Profitability, dan Growth Terhadap Kebijakan Hutang”, (Jurnal Akuntansi, 2003)

(21)

kepemilikan saham oleh pihak manajerial akan membuat manajer lebih berhati-hati dalam menggunakan hutang dan meminimalisir risiko yang akan ditimbulkan karena pihak manajer akan merasa memiliki perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena manajer akan merasakan manfaat langsung dari setiap keputusan yang diambil dan kerugian jika keputusan yang diambil salah. Dengan demikian menurut teori agensi semakin tinggi kepemilikan saham yng dimiliki oleh pihak manajer maka hutang yang akan digunakan suatu perusahaan akan semakin rendah. 67

c. Pengaruh kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang.

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil analisis kebijakan dividen dengan menggunakan regresi berganda dapat dijelaskan bahwa variabel independen kebijakan dividen memiliki t hitung sebesar 0,127 sedangkan ttabel adalah 1,694 dengan nilai signifikansi 0,900. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa thitung < ttabel (0,127 <

1,694). Nilai signifikansi ini juga menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 (0,900 > 0,05). Maka variabel kebijakan dividen secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Hal ini menunjukkan bahwa dividen tidak relevan dengan kebijakan hutang, karena dividen lebih baik digunakan untuk keputusan investasi daripada keputusan pendanaan. Keputusan

67 Revi Maretta Sheisarvian, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012”, ( Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi, 2012)

(22)

tersebut hanya akan dilakukan bila mereka yakin bahwa dividen dalam keadaan stabil di masa yang akan datang.68

Peningkatan dividen akan menurunkan penggunaan jumlah hutang yang ada didalam suatu perusahaan. Dalam konteks masalah agensi, mekanisme pembayaran dividen dapat digunakan untuk menggantikan peranan hutang dalam pengawasan masalah agensi, namun hubungan tersebut tidak berjalan secara efektif, sehinga kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. 69

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dikemukakan oleh Wahidahwati70, Makaryanawati dan Mamdy71, yang menyatakan bahwa penentuan kebijakan dividen lebih diarahkan pada peluang investasi daripada keputusan pendanaan, dan tidak mendukung penelitian dari Soesetio.72

68 Akhmad Afif Junaidi, “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan”, (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2012)

69 Yeniatie dan Nicken Estriana, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar Di BEI (Jurnal Bisnis Akuntansi, 2010)

70 Wahidahwati, “Pengaruh Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Teori Agensi”, (Jurnal Bisnis Akuntansi, 2003)

71 Makaryanawati, dan Bagus Adela Mamdy, “Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan”,(Jurnal Akuntansi, Bisnis, dan Manajemen, 2009)

72 Soesetio, Yuli, “Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, kuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang”, (Jurnal Keuangan dan Perbankan, 2008)

(23)

2. Pembahasan Hasil Penelitian Secara Simultan

Pengujian secara simultan tingkat pengaruh variabel independen free cash flow, kepemilikan manajerial, dan kebijakan dividen

terhadap kebijakan hutang dengan nilai signifikansi 0,008. Hasil uji statistik tersebut menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,008 < 0,05). Hal ini berarti bahwa secara simultan free cash flow, kepemilikan manajerial, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Gambar

Gambar 4.2  Hasil Uji Durbin Watson
Tabel 4.8  Hasil uji statistik t
Tabel 4.9  Hasil Regresi Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Kedua penelitian tersebut menjelaskan bahwa variabel variance return berpengaruh negatif signifikan terhadap holding period sesuai dengan teori yang

living constitution , dalam arti bahwa suatu UUD yang benar-benar hidup dalam masyarakat tidak hanya terdiri dari naskah yang tertulis saja, akan tetapi juga meliputi

aitam desa Baros Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes?.. 3.Untuk mengetahui pengaruh kegiatan dakwah Ponpes darul aitam terhadap. perilaku remaja desa Baros

dari Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir dan

Efek pembebanan meningkat dengan resistor unit DIGIAC 1750 karena resistor 1KΩ termasuk didalam hubungan output variabel untuk mencegah kerusakan pada peralatan

Karakteristik Teknis Produk Spring bed /kasur Pegas ... Planning Matrix Produk Spring Bed /Kasur

matematika kelas VIII pada materi phytagoras di MTs Negeri 1 Kota Blitar. BAB VI (Penutup), terdiri dari : (a) Kesimpulan dan

membeli barang dagang dan pendukung nota pembelian input transaksi pembelian di K-system (325) update data selesai Pemilik Pembelian Persediaan barang dagang master