KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA
(Studi Kasus : KUD Saroha Aek Natolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)
SKRIPSI
OLEH
ELISABETH SITUMORANG
040304005
SEP-AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA
(Studi Kasus : KUD Saroha Aek Natolu, Kecamatan Lumban Julu,
Kabupaten Toba Samosir)SKRIPSI
OLEH
ELISABETH SITUMORANG
040304005
SEP-AGRIBISNIS
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing
(H.M.Mozart B.Darus,Msc.) (Ir.H.Hasman Hasyim M.Si)
Ketua Anggota
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RINGKASAN
Elisabeth Situmorang (040304005), dengan judul “KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)”. Penelitian ini
dibimbing oleh Ketua Komisi Pembimbing Bapak H.M.Mozart B.Darus, dan anggota Bapak Ir.Luhut Sihombing, MP.
Metode yang digunakan untuk pemilihan sampel adalah dengan menggunakan Metode Simple Random Sampling (secara acak sederhana), dimana ada 1 koperasi yang diteliti dan untuk ini diambil juga secara acak yang akan menjadi respondennya dan ada 30 orang yang menjadi responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif.
RIWAYAT HIDUP
Elisabeth Situmorang dilahirkan di Samrinda pada tanggal 06 Januari
1987 sebagai anak pertama dari 5 bersaudara, dari keluarga Bapak Parasian
Situmorang dan Ibu Febrina Siburian.
Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah:
1. Sekolah Dasar (SD) tahun 1992-1998 di SD Swasta Katolik 2
W.R.Supratman Samarinda.
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tahun 1998-2001 di SLTP
Negeri 1 Sidikalang
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2001–2004 di SMA Negeri 1
Sidikalang
4. Melalui jalur SPMB tahun 2004 diterima di Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
5. Bulan Juni 2008 – Juli 2008, melaksanakan PKL di Nagori Purba Dolok,
Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun.
6. Bulan Agustus 2008, melaksanakan penelitian skripsi di Kecamatan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan anugerahNya yang selalu menyertai penulis sehingga penulisan skripsi
ini dapat selesai dengan baik.
Adapun yang menjadi judul dari skripsi ini adalah “Kinerja dan
Pengembangan Koperasi Unit desa (KUD) terhadap Pendapatan Anggota (Studi
Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamtan Lumban Julu, Kabupaten Toba
Samosir”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapakan terimakasih kepada:
1. Bapak H.M.Mozart B.Darus,Msc. sebagai Ketua Komisi Pembimbing.
2. Bapak Ir.Luhut Sihombing,MP sebagai Ketua Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian dan sebagai anggota komisi pembimbing.
3. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.
4. Kedua orangtuaku Bapak Parasian Situmorang dan Ibu Febrina Siburian atas
kasih sayang, pengorbanan moril dan materil, dorongan dan doa yang tidak
henti-hentinya kepada penulis.
5. Adik-adikku Barbara, Resti, Maria dan Netti yang telah banyak memberi doa,
bantuan, dan dorongan selama ini.
6. Sahabatku: roma, yani, dan janiar yang telah mendukung aku baik dalam doa
maupun motivasi sehingga aku boleh semangat mengerjakannya.
7. Teman-teman di Fakultas yang memberikan ide-idenya dalam pengerjaan
8. Keluarga Sirait yang telah memberi tumpangan kepada saya selama saya
mengadakan penelitian.
9. Buat pengurus, manager, dan karyawan KUD Saroha Aeknatolu yang telah
membantu saya dalam pengumpulan data-data yang diperlukan dalam
penulisan skripsi ini.
10.Dinas Koperasi dan Perindustrian Perdagangan Toba Samosir yang
memberikan data-data yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini
11.Camat Lumban Julu yang memberikan data-data yang mendukung dalam
penyusunan skripsi ini
12.Para responden yang telah membantu saya dalam pengumpulan informasi
yang diperlukan serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata
penulis mengucapkan terimakasih dan kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Medan, Februari 2009
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
2.1 Tinjauan Pustaka ... 8
2.2 Landasan Teori ... 15
2.3 Kerangka Pemikiran ... 22
2.4 Hipotesis Penelitian ... 24
III. METODE PENELITIAN ... 25
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 25
3.2 Metode Pengambilan Sampel... 25
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 25
3.4 Metode Analisis Data ... 26
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 29
3.5.1 Definisi ... 29
3.5.2 Batasan Operasional ... 30
IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 31
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Geografis dan Topografis Kecamatan Lumban Julu31 4.1.2 Demografi/Keadaan Penduduk ... 31
4.1.3 Sarana dan Prasarana ... 32
4.1.4 Desa Sionggang Utara ... 33
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
5.1 Sejarah KUD Saroha Aeknatolu ... 36
5.2 Pelaksanaan Fungsi Pengurus di Koperasi Saroha Aeknatolu ... 39
5.3 Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Saroha Aeknatolu... 42
5.4 Dampak Kinerja Koperasi terhadap Kesejahteraan Anggota ... 48
5.5 Perkembangan Jumlah Anggota, Kegiatan Usaha, volume Usaha, Modal, dan SHU ... 51
5.6 Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Pengembangan KUD Saroha Aeknatolu ... 56
5.7 Upaya-Upaya yang dilakukan Koperasi dalam Menghadapi Masalah-Masalah yang Ada di KUD Saroha Aeknatolu ... 57
VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 59
6.1 Kesimpulan ... 59
6.2 Saran ... 60
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Data Jumlah Koperasi di Sumatera Utara ... 3
2. Data Jumlah Koperasi di Kabupaten toba samosir ... 4
3. Distribusi Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Lumban Julu Tahun 2008 ... 32
4. Hasil Penilaian Kinerja Koperasi ... 43
5. Jumlah Anggota KUD Saroha Aeknatolu Tahun 2003-2007 ... 52
6. Jumlah Kegiatan Usaha di KUD Saroha AeknatoluTahun 2003-200753 7. Jumlah penilaian Variabel Kinerja Koperasi ... 28
8. Karakteristik Anggota Koperasi sebagai Responden ... 34
9. Modal Usaha KUD Saroha Aeknatolu Tahun 2003-2007... 55
10. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Lumban Julu Tahun 2008 ... 33
11. SHU KUD Saroha Aeknatolu Tahun 2003-2007 ... 56
12. Variabel Kinerja Koperasi ... 27
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Bagan organisasi Badan usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa...12
2. Skema Kerangka pemikiran... 23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
1. Karakteristik Anggota Koperasi sebagai Responden
2. Variabel Kinerja Koperasi
3a. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator:Keanggotaan
3b. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator: Pelayanan
3c. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator: Keuangan
3d. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator: Keorganisasian
4. Total Score Kinerja Koperasi
5. Perkembangan Jumlah Anggota, Kegiatan Usaha, Volume
Usaha, Modal dan SHU KUD Saroha Aeknatolu Tahun
2003-2007
6. Perkembangan Usaha yang Dikelola KUD Saroha Aeknatolu
RINGKASAN
Elisabeth Situmorang (040304005), dengan judul “KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)”. Penelitian ini
dibimbing oleh Ketua Komisi Pembimbing Bapak H.M.Mozart B.Darus, dan anggota Bapak Ir.Luhut Sihombing, MP.
Metode yang digunakan untuk pemilihan sampel adalah dengan menggunakan Metode Simple Random Sampling (secara acak sederhana), dimana ada 1 koperasi yang diteliti dan untuk ini diambil juga secara acak yang akan menjadi respondennya dan ada 30 orang yang menjadi responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia selalu menghadapi masalah untuk bisa tetap hidup. Hal ini
disebabkan karena tidak sesuainya jumlah barang dan jasa yang tersedia
dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya
dan untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia harus selalu
berusaha, manusia akan selalu memilih berbagai alternatif yang dapat memuaskan
kebutuhan hidup mereka.
Pendapatan merupakan faktor yang sangat dominan dalam memenuhi
kebutuhan seseorang. Untuk meningkatkan pendapatan tersebut dan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya manusia akan mencari atau bergabung dalam
suatu organisasi yang merupakan suatu alternatif yang dapat memberikan manfaat
baginya, salah satu bentuk organisasi tersebut adalah koperasi.
Seseorang akan memilih masuk menjadi anggota koperasi apabila koperasi
tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar daripada manfaat yang
diperoleh kalau tidak menjadi anggota karena bisnis dengan organisasi non
koperasi atau koperasi saingannya.
Dalam tata kehidupan ekonomi yang semata-mata dilandasi oleh semangat
persaingan, maka sebagian besar rakyat kecil yang lemah seperti petani, buruh,
nelayan pedagang kecil, pengrajin, dan lain-lain. Akan tertinggal dari arus
kemajuan karena tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan golongan lain
seluruh rakyat Indonesia, maka tata kehidupan ekonomi harus dikembangkan atas
dasar semangat kerja sama dan kekeluargaan. Golongan masyarakat lemah di desa
dan di kota yang merupakan sebagian besar diajak, diikutsertakan secara aktif dan
diberi kesempatan yang lebih luas untuk membangun dirinya melalui koperasi
(Widiyanti dan Sunindhia).
Hanya saja koperasi di Indonesia kinerjanya pada umumnya masih jauh
dari memuaskan. Menurut Joko (2008) menyatakan pandangan masyarakat pada
umumnya, khususnya masyarakat ”modern”, terhadap koperasi tidak terlalu
positif dimana koperasi dianggap lebih sebagai suatu lembaga sosial yang
tujuannya untuk membantu orang miskin.
Sejalan dengan ide pengembangan eksistensi koperasi, dalam kondisi
globalisasi/liberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, terutama dalam upaya
penyembuhan perekonomian nasional, upaya untuk mendorong dan meningkatkan
kesadaran masyarakat termasuk swasta untuk memberi kesempatan bagi
pembangunan koperasi adalah sangat penting. Keikutsertaan semua pelaku
ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya mencapainya sasaran pembangunan
yang terutama penyembuhan ekonomi nasional. Hal tersebut didasarkan atas
pemikiran bahwa pemulihan perekonomian nasional harus memasukkan keinginan
untuk mengembangkan peran serta koperasi tidak hanya disandarkan pada
pendanaan dari pemerintah (Nasution, 2002 Hal:169). Kinerja koperasi di
Sumatera Utara dalam dua tahun terakhir menunjukkan kemajuan pesat. Salah
satu indikatornya terlihat dari volume usaha dan juga ditandai dengan
pertambahan jumlah koperasi dengan persentase peningkatan sebesar 3,8%.
meningkat seiring pertumbuhan jumlah unit koperasi. Tercatat pada 2004, RAT
diikuti 2.175 unit, dan pada 2006 meningkat menjadi 2.213 unit. Perbaikan kinerja
juga disokong oleh pertambahan jumlah anggota sebanyak 69.526 orang, atau
naik 11,1%. Dan kenaikan jumlah koperasi yang aktif sebesar 6,9%. Dan untuk
SHU naik 0,9% dibanding SHU 2004.
(Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional, 2006).
Adapun jumlah koperasi yang terdapat di Sumatera Utara dapat dilihat
pada Tabel 1. berikut ini.
Tabel 1. Data Jumlah Koperasi di Sumatera Utara
No Kabupaten/Kota Jumlah (unit)
1 Nias 296
2 Mandailing Natal 298
3 Tapanuli Selatan 528
4 Tapanuli Tengah 326
5 Tapanuli Utara 354
6 Toba Samosir 348
7 Labuhan Batu 463
8 Asahan 411
9 Simalungun 433
10 Dairi 214
11 Karo 306
12 Deli Serdang 495
13 Langkat 562
14 Nias Selatan 85
15 Humbang Hasundutan 149
16 Pakpak Barat 42
17 Samosir 89
18 Serdang Bedagai 256
19 Batubara 198
20 Padang Lawas Utara X
21 Padang Lawas X
Kota
22 Sibolga 146
23 Tanjung Balai 213
24 Pematang Siantar 261
25 Tebing Tinggi 193
26 Medan 1.684
27 Binjai 190
28 Padang Sidempuan 176
Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa jumlah koperasi terbanyak terdapat di
Kota Medan dan ada dua kabupaten yaitu Kabupaten Padang Luwas Utara dan
Padang Lawas belum dapat ditentukan jumlahnya karena masih bergabung dengan
kabupaten induk. Jumlah koperasi yang berada di Kabupaten Toba Samosir
mengalami peningkatan sebesar 6,3%, dimana pada tahun 2006 jumlah koperasi
sebanyak 326 unit dan pada tahun 2007 sebanyak 348 unit.
Menurut Ferdinand, di SUMUT masih banyak koperasi yang aktif dan
potensial seperti KUD, KSU, KSP, dan KPN. Dan pada tahun 2006 ada tiga
koperasi yang menjadi koperasi terbaik/berprestasi tingkat SUMUT yaitu dari
Kabupaten Asahan (I), Kabupaten Toba Samosir (II), dan Kabupaten Simalungun
(III), (Provinsi Sumatera Utara, 2006).
Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten dimana jumlah
koperasi yang ada disana mengalami peningkatan. Adapun data koperasi yang
terdapat di Kabupaten Toba Samosir tahun 2008 per kecamatannya dapat dilihat
pada tabel 2. berikut ini.
Tabel 2. Data Jumlah Koperasi di Kabupaten Toba Samosir
No Kecamatan Jumlah Koperasi Total Aktif Tidak Aktif
Dari tabel 2. dapat dilihat bahwa jumlah koperasi terbanyak terdapat di
Kecamatan Balige dengan jumlah 57 unit koperasi dan yang paling sedikit berada
di Kecamatan Nassau. Salah satu koperasi yang aktif yang terdapat di Kabupaten
Toba Samosir adalah Koperasi Unit Desa (KUD) Saroha Aeknatolu Kecamatan
Lumban Julu dimana pada tahun 2006 telah menjadi koperasi terbaik tingkat
Kabupaten Toba Samosir dan koperasi percontohan pada Tahun 2005 se
Kabupaten Tobasa, sehingga diharapkan dapat juga menjadi terbaik di Sumatera
(Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir, 2007).
KUD Saroha, yang juga mewakili 4 desa di Kecamatan lumban Julu ini
dengan anggota mencapai 500 orang, sesuai prestasi yang dicapai koperasi ini
sebagai soko guru ekonomi rakyat diharapkan akan mampu mendorong
perekonomian masyarakat sehingga kehadiran koperasi mampu menolong
masyarakat dari kesulitan ekonomi. Dan apakah kinerja dari koperasi yang baik
tersebut berdampak terhadap kesejahteraan anggota koperasi, sehingga
dilakukanlah penelitian ini.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur dan pelaksanaan fungsi pengurus KUD di daerah
penelitian ?
3. Bagaimana dampak kinerja koperasi terhadap kesejahteraan anggota dari
sudut aspek ekonomi dan sosial?
4. Bagaimana perkembangan anggota, kegiatan usaha, volume usaha, modal,
dan SHU KUD di daerah penelitian selama tiga tahun terakhir?
5. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam pengembangan KUD di
daerah penelitian?
6. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
KUD yang terdapat di daerah penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui struktur dan pelaksanaan fungsi pengurus KUD di daerah
penelitian.
2. Untuk mengetahui kinerja koperasi unit desa di daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui dampak kinerja koperasi terhadap kesejahteraan anggota
dari sudut aspek ekonomi dan sosial.
4. Untuk mengetahui perkembangan anggota, kegiatan usaha, volume usaha,
modal dan SHU selama tiga tahun di daerah penelitian..
5. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam pengembangan
KUD di daerah penelitian.
6. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam mengatasi masalah-masalah KUD
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait untuk
menyusun kebijakan dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja dan
kualitas koperasi.
2. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan dalam
mengembangkan peran Koperasi Unit Desa Sebagai bahan referensi dan
studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
3. Sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan sebagai salah satu
syarat untuk dapat menempuh ujian skripsi di Fakultas Pertanian,
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai organisasi
ekonomi yang berwatak sosial harus mampu menjalankan kegiatannya secara
seimbang, jangan sampai kegiatan ekonominya tidak diisi dan hanya dilandasi
oleh nilai-nilai kemasyarakatan saja. Sebagai badan usaha koperasi adalah sebuah
perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya
mendapatkan laba sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
jasmani anggota-anggotanya (Sumarsono, 2003).
Sebagai lembaga ekonomi yang berwatak sosial maka jelas kiranya bahwa
sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah pada manajemen
partisipatif dimana adanya kebersamaan, keterbukaan sehingga setiap anggota
koperasi, baik yang turut serta dalam pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun
yang diluar kepengurusan (anggota biasa), memiliki rasa bertanggung jawab
bersama dalam organisasi koperasi (Anoraga P. Dan Widiyanti N., 1999).
Landasan Koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan
arah, tujuan serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya di
dalam sistem perekonomian Indonesia. Sebagaimana dinyatakan dalam
mempunyai landasan sebagi berikut: Landasan Idil (Pancasila), Landasan
Struktural (Undang-Undang Dasar1945), Landasan mental (Baswir,1997).
Dalam undang-undang No.12 tahun 1967, bagian 2, pasal 4, tentang fungsi
koperasi telah diperinci sebagai berikut:
1. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk
mempertinggi kesejahteraan rakyat
2. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pendemokrasian ekonomi
nasional
3. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai salah satu urat nadi perekonomian
Bangsa Indonesia
4. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pembina insan masyarakat
untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu
dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat
(Kartasapoetra,dkk, 1987)
Koperasi mempunyai dua aspek yaitu ekonomi dan sosial. Sebagai
organisasi ekonomi maka koperasi tunduk pada hukum, hukum ekonomi dan
efisiensi. Sebagai organisasi sosial maka koperasi perlu mengutamakan dimensi
kehidupan sosial yaitu peningkatan kualitas kehidupan masyarakat oleh karena itu
perlu diingat bahwa koperasi mempunyai dua tujuan yaitu: tujuan utama adalah
peningkatan kualitas terhadap masyarakat baik anggota koperasi maupun
masyarakat lingkungan koperasi itu dan tujuan antara adalah tujuan ekonomis
(Harsoyo,dkk, 2006).
Koperasi mempunyai fungsi sebagai alat perjuangan ekonomi dalam upaya
nasional; salah satu bentuk usaha yang melaksanakan kegiatan ekonomi yang
diandalkan menopang perekonomian nasional; dan sebagai alat yang mampu
mengelola perekonomian rakyat untuk memperkokoh kehidupan ekonomi
nasional berdasarkan azas kekeluargaan (Downey dan Erikson, 1992).
Sesuai ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU RI No.25 Tahun 1992
beserta penjelasannya dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan
kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Penjenisan koperasi dapat ditinjau
dari berbagai sudut pendekatan:
1. Berdasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan
sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka dikenal jenis-jenis koperasi
sebagai berikut: Koperasi Konsumsi, Koperasi Kredit, Koperasi Produksi,
Koperasi Jasa, Koperasi Distribusi
2. Berdasarkan Golongan fungsional, maka dikenal jenis-jenis koperasi
sebagai berikut: Koperasi Pegawai Negeri, Koperasi Angkatan Darat,
Koperasi Angkatan Laut, Koperasi Angkatan Udara, Koperasi Kepolisian,
Koperasi Pensiunan Angkatan Darat, Koperasi Pensiunan, Koperasi
Karyawan, Koperasi Sekolah
3. Berdasarkan Lapangan Usaha, maka dikenal beberapa jenis koperasi
sebagai berikut: Koperasi Desa, Koperasi Konsumsi, Koperasi Pertanian,
Koperasi Peternakan, Koperasi Perikanan, Koperasi Kerajinan/Industri,
Koperasi Simpan Pinjam/Kredit, Koperasi Asuransi, Koperasi Unit Desa
(Firdaus dan Susanto, 2002).
Menurut Inpres Nomor 2 Tahun 1978, KUD adalah suatu organisasi
berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan
untuk masyarakat itu sendiri (Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).
Adapun yang menjadi wilayah usaha dan wilayah keanggotaan KUD
adalah:
1. Wilayah usaha KUD harus cukup luas sehingga memungkinkan KUD
tersebut tumbuh menjadi Koperasi Primer yang kuat kedudukannya dan
meliputi beberapa desa dalam satu kecamatan.
2. Luas wilayah KUD harus sedemikian rupa sehingga KUD mampu
meberikan pelayanan dalam berbagai bidang kegiatan ekonomi serta
kebutuhan para anggotanya maupun masyarakat di wilayahnya.
(Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).
Keseluruhan anggota KUD terdiri dari tiga macam keanggotaan, yaitu:
1. Anggota yang dilayani, yaitu anggota KUD yang mendapat pelayanan
secara teratur.
2. Calon anggota, yaitu anggota yang sudah membayar simpanan pokok
tetapi belum penuh atau memenuhi persyaratan sebagai anggota penuh.
3. Anggota penuh yaitu anggota yang mempunyai hak suara.
(Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).
Dalam rangka memberikan pelayanan berbagai kegiatan perekonomian
pedesaan KUD memiliki dan melaksanakan fungsi-fungsi:
a. Perkreditan
b. Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi, barang-barang
keperluan sehari-hari dan jasa-jasa lainnya
d. Kegiatan-kegiatan perekonomian lainnya
(Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).
Menurut Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992, adapun bagan
organisasi Koperasi Unit Desa dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini.
Gambar 1.Bagan Organisasi Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa
Keterangan:
= Lingkup organisasi BUUD/KUD
= Penyuluh Tehnis
= Pelaksanaan Teknis Operasional
= Pembinaan Umum Perkoperasian Rapat Anggota KUD
Pengurus BUUD Pembimbing
Pengurus KUD
Badan Pemeriksa
Manajer
Perkreditan Sarana Produksi
Pemasaran DLL
Unit-unit Kegiatan Usaha Produktif
Pembina Ditjen Koperasi
Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No.25
Tahun 1992, salah satu syarat pendirian koperasi adalah tersedianya 20 orang
anggota. Artinya jumlah anggota pada saat pendirian koperasi
sekurang-kurangnya adalah 20 orang. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa setiap
terdapat 20 orang anggota, dapat didirikan sebuah koperasi baru di lingkungan
yang telah ada koperasi sejenis. Selain memperhatikan aspek jumlah anggota,
pendirian sebuah koperasi juga perlu memperhatikan aspek-aspek lain yang
berkaitan dengan kelayakan usahanya, seperti kondisi pasar, kondisi persaingan,
dan lain sebagainya (Baswir, 1997).
Pengaruh sosial ekonomi besar sekali pada hubungan keanggotaan. Dalam
penghidupan pertanian maka para anggota dari masyarakat pertanian akan
tergantung sekali hidupnya satu sama lain. Hal ini disebabkan banyaknya
pekerjaan-pekerjaan petani yang volumenya cukup besar tetapi harus diselesaikan
dalam jangka waktu yang relatif singkat agar supaya mereka tidak terlambat untuk
periode tanaman berikutnya. Koperasi di daerah semacam ini lebih dapat
diharapkan berhasil. Hubungan keanggotaan sudah lebih erat, masyarakatnya
lebih homogen. Tugas yang harus dilaksanakan tinggallah mengusahakan adanya
harmoni dan kemauan baik, masing-masing anggota atau orang harus betul-betul
menginsyafi bahwa ia tergantung pada orang lain, yaitu anggota masyarakat harus
menghormati hak-hak dari anggota lainnya seperti hak sendiri (Widiyanti, 2004).
Pola pembangunan top-down menyebabkan kurangnya inisiatif dan peran
serta yang bermakna dari masyarakat lapisan bawah dari koperasi. Koperasi yang
ditumbuhkan dari atas yang bagi masyarakat desa misalnya, merupakan suatu
penduduk desa. Tetapi dampak lain yang penting dari pola pendekatan top-down,
pola pembangunan ini membatasi devolusi pembuatan keputusan dari pemerintah
pusat ke masyarakat pada tingkat desa, konsekuensinya koperasi desa cenderung
merupakan lembaga yang memberikan pelayanan bukan usaha-usaha yang
mampu mendorong sendiri yang mendapat dukungan dari masyarakat desa secara
luas. Hal ini mengurangi keefektifan koperasi-koperasi dalam memperbaiki
kesejahteraan penduduk lapisan bawah (Anoraga, 1995).
Agar koperasi dapat menjalankan kegiatannya dengan baik, maka koperasi
harus memiliki alat perlengkapan organisasi. Alat perlengkapan organisasi
sebagaimana diketahui adalah pilar-pilar yang akan menentukan atau runtuhnya
koperasi. Alat perlengkapan organisasi juga merupakan alat yang akan
menentukan cara-cara untuk mencapai tujuan, serta tercapai tidaknya tujuan itu
pada akhirnya, ditegaskan dalam Bab VI Undang-Undang No.25/1992, perangkat
organisasi koperasi secara keseluruhan terdiri atas: Rapat Anggota, Pengurus,
Pengawas. Di antara ketiga alat perlengkapan organisai ini rapat anggota adalah
pemegang kekuasaan tertinggi (Baswir, 1997).
Meskipun koperasi Indonesia bukan merupakan perkumpulan modal,
namun sebagai suatu badan usaha maka di dalam menjalankan usahanya koperasi
memerlukan modal pula. Tetapi pengaruh modal dan penggunaannya dalam
koperasi tidak mengaburkan dan mengurangi makna koperasi, yang lebih
menekankan kepentingan kemanusiaan daripada kepentingan kebendaan. Menurut
UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 41 dinyatakan bahwa modal
koperasi terdiri dari Modal Sendiri dan Modal Pinjaman. Modal sendiri dapat
Sedangkan Modal Pinjaman dapat berasal dari: anggota, koperasi lainnya dan/
atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan
surat hutang lainnya, sumber lain yang sah (Firdaus dan Susanto, 2002).
2.2 Landasan Teori
Menurut Prawiro Suntoro, 1999 (dalam bukunya Tika, 2006)
mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dalam periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja
terdiri dari:
1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan/pegawai
seperti:motivasi, kecakapan, persepsi peranan dan sebagainya.
3. Pencapaiaan tujuan organisasi
4. Periode waktu tertentu
Menurut Mahmudi (dalam bukunya Ramli, 2007) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah:
1. Faktor Personal/Individual, meliputi: pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi , dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu.
2. Faktor Kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan,
3. Faktor Tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,
kekompakan dan keeratan anggota tim.
4. Faktor Sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas atau infrastruktur yang
diberikan organisasi, proses organisasi, kultur kinerja dalam organisasi.
5. Faktor Situsional, meliputi: tekanan dan perubahan lingkungan eksternal
dan internal.
Menurut Dharma (dalam bukunya Ramli, 2007) garis-garis besar bagi
penentuan ukuran-ukuran kinerja:
1. Ukuran-ukuran itu harus berhubungan dengan hasil-hasil yang dicapai,
bukan usaha untuk mendapatkannya.
2. Hasil-hasil tersebut harus berada di bawah kendali si pemegang pekerjaan.
3. Ukuran yang dipakai harus bersifat objektif dan dapat diamati.
4. Data harus tersedia dalam pengukuran.
5. Ukuran-ukuran yang sudah ada harus dipakai atau dimanfaatkan bilamana
mungkin.
Dalam melakukan pengukuran kinerja suatu badan usaha, maka hendaknya
ditilik bukan dari satu aspek saja melainkan dari empat perspektif, yaitu dari
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan
perspektif pengembangan (proses belajar dan berkembang). Agar pengukuran
kinerja menghasilkan informasi yang berguna ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu: sistem pengukuran harus sesuai dengan tujuan organisasi,
dapat dimengerti para pegawai, mudah diukur dan dievaluasi serta dapat
misi suatu organisasi usaha, perlu upaya menterjemahkan kedalam tujuan yang
tingkat keberhasilannya perlu diukur melalui indikator kinerja (Sinaga, 2004).
Koperasi selaku badan usaha yang tergolong organisasi modern
(Hanel,1989) dan oleh karena itu dalam aktivitasnya diharapkan telah
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, pengembangan organisasi, pengelolaan
asset, pengembangan pemasaran dan pengelolaan keuangan serta pengembangan
kemitraan. Dengan demikian, pengukuran kinerja dengan balanced scorecard
tersebut pada hakekatnya dapat dilakukan berdasarkan kajian berbagai aspek dan
jika diperlukan dapat dilakukan modifikasi sesuai dengan karakter organisasi
koperasi sebagai badan usaha dan kumpulan orang yang disebut anggota.
Selanjutnya didalam implementasinya terhadap koperasi perlu ditentukan variabel
pengukuran kinerja yakni aspek keorganisasian, aspek keanggotaan, aspek
keuangan dan aspek kemitraan serta aspek pemasaran/pelayanan
(Sinaga, 2004).
Secara umum, variabel kinerja koperasi yang diukur untuk melihat
perkembangan atau pertumbuhan koperasi di Indonesia terdiri dari kelembagaan
(jumlah koperasi per provinsi, jumlah koperasi per jenis/kelompok koperasi,
jumlah koperasi aktif dan non aktif), keanggotaan, volume usaha, permodalan,
asset dan sisa hasil usaha. Variabel-variabel tersebut pada dasarnya belumlah
dapat mencerminkan secara tepat untuk dipakai melihat peranan atau pangsa
koperasi terhadap pembangunan ekonomi nasional. Akan tetapi variabel ini
cenderung hanya dijadikan sebagai salah satu alat untuk melihat perkembangan
Koperasi sebagai lembaga bisnis dalam ekonomi pasar memerlukan basis
ekonomi yang kuat untuk bekerja dan mengembangkan diri. Koperasi harus
mampu memanfaatkan sumber daya yang langka sebaik mungkin seperti halnya
lembaga-lembaga bisnis lainnya serta mampu mengelola kegiatannya sesuai
dengan metoda manajemen modern, meskipun tujuan perusahaan koperasi
berbeda dengan tujuan perusahaan komersil (Sumarsono,2003).
Keputusan individu bergabung dalam ke dalam koperasi adalah agar
anggota memperoleh beberapa manfaat, antara lain: meningkatkan efisiensi biaya,
meningkatkan kualitas produk dan melaksanakan pengembangan produk,
kemudahan memperoleh sumber-sumber pembiayaan, pengurangan risiko-risiko
usaha, pengembangan fungsi-fungsi baru atau meningkatkan fungsi yang sudah
ada (Joesron, 2005).
Suatu pelayanan yang berkualitas kepada anggota merupkan aset yang
berharga bagi koperasi untuk mencapai keunggulan untuk bersaing untuk
menciptakan nilai kesejahteraan bagi anggota. Ada terdapat lima dimensi kualitas
pelayanan, yaitu:
1. Reliability (keandalan) merupakan kemampuan yang dapat diandalkan
dalam memberikan jasa secara cepat, tepat, akurat dan konsiten sehingga
dapat memuaskan anggota sebagai pelanggan.
2. Responsiveness (daya tanggap) adalah keinginan pribadi para staf dan
karyawan perusahaan yang secara sadar ingin membantu pelanggan dan
memberikan jasa sesegera mungkin sehingga memuaskan anggota.
3. Assurance(ketejaminan) mencakup pengetahuan, kemampuan dan
4. Emphaty yang mencakup perhatian individu dalam memahami kebutuhan
pelanggan, kemudahan melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan
mudah dipahami.
5. Tangible (keberwujudan fisik) meliputi sarana fisik seperti bangunan dan
perlengkapan, penampilan karyawan, sarana komunikasi yang menjadi
perhatian pelanggan (Joesron, 2005).
Pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang mendorong
perkembangan koperasi secara sehat. Sebagai organisasi ekonomi, perkembangan
koperasi tidak mungkin dapat dilepaskan dari kondisi persaingan yang
dihadapinya dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain. Persaingan koperasi
dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain, selain memiliki arti positif; dapat pula
memiliki arti negatif bagi perkembangan koperasi. Hal itu sangat tergantung pada
iklim usaha tempat berlangsungnya proses persaingan tersebut. Sehubungan
dengan itu, maka pemerintah diharapkan dapat menjamin berlangsungnya proses
persaingan itu secara sehat (Sumarsono, 2003).
Tidak ada bedanya dengan usaha-usaha swasta non-koperasi, koperasi juga
memerlukan tenaga-tenaga yang baik, tidak saja tenaga-tenaga pimpinan, tetapi
juga tenaga pelaksana. Sebab sebagai badan yang begerak di bidang ekonomi,
juga segi-segi komersialnya harus dibina menurut dasar-dasar komersial dan
untuk itu diperlukan tenaga-tenaga yang cakap, jujur, lincah dan berpandangan
jauh. Dengan sendirinya mereka itu harus mempunyai keahlian mengenai
segi-segi perkoperasian, terutama cita-citanya yang menyebabkan kekhasan daripada
bahwa koperasi perlu mengadakan pendidikan bagi pengurus dan
pegawai-pegawainya (Widiyanti, 2004).
Pengurus sebagai pucuk pimpinan/administrator (Top manajemen) di
dalam koperasi mempunyai tugas mengendalikan koperasi secara keseluruhan
tanpa menitikberatkan kepada salah satu unsur, baik organisasi, usaha, keuangan,
dan pembukuan. Unsur-unsur tersebut semua dikelola karena menjadi tugas dan
kewajibannya yang harus dilaksanakan dan wajib dipertanggungjawabkan kepada
rapat anggota, sebab pengurus dipilih dan diangkat oleh rapat anggota. Untuk
kelancaran tugas pengelolaan usaha dan pelayanan kepada anggota serta
urusan-urusan lain (baik urusan-urusan luar maupun dalam), pengurus dapat mengangkat
manajer dan karyawan untuk membantu dalam pelaksanaan tugas sehari-hari
(Sudarsono dan Edilius, 1994).
Adapun pengurus mempunyai tugas, wewenang, dan kewajiban sebagai
berikut:
1. Menetapkan kebijaksanaan yang meliputi: keputusan-keputusan kerja
menetapkan sasaran dan tujuan koperasi tindakan lain demi perbaikan dan
kemajuan koperasi, pemupukan modal, penyediaan sarana dan prasarana,
menetapkan harga, produksi pemasaran, penggunaan dana-dana, mewakili
di dalam maupun di luar pengadilan, hubungan dengan instansi-instansi
terkait lainnya, pengangkatan dan pemberhentian manajer dan karyawan,
gaji/honor, pendidikan dan latihan kerja baik di dalam maupun ke luar
negeri dan lain-lain.
2. Merencanakan kegiatan kerja secara keseluruhan.
4. Penanggung jawab koperasi secara keseluruhan baik di dalam maupun
keluar.
5. Melakukan pengawasan atau pelaksanaan manajer dan karyawan.
6. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada rapat anggota dan pejabat
koperasi.
Adapun hal-hal yang dilimpahkan kepada manajer:
1. Mengkoordinir seluruh kegiatan kepala-kepala usaha dan karyawan
2. Memimpin dan melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha koperasi sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam anggaran rumah tangga, rencana kerja,
rencana anggaran belanja dan pendapatan dari koperasi itu sendiri.
3. Mengelola usaha produksi dan jasa, fasilitas-fasilitas dan pemasaran yang
ada dalam perjanjian kontrak kerja.
4. Mengelola keuangan/permodalan untuk usaha yang disepakati bersama.
5. Menggunakan dan memelihara sarana-sarana dan peralatan-peralatan.
6. Memberikan pelayanan kepada anggota dan masyarakat.
7. Dan lain-lain yang termuat dalam perjanjian/kontrak kerja
(Sudarsono dan Edilius, 1994).
Jangkauan koperasi dalam meningkatkan kecerdasan para anggotanya,
ialah agar mereka dapat lebih mengembangkan perkoperasian, misalnya dengan
mendirikan subunit-subunit Industri yang sejalan dengan produk-produk yang
dihasilkannya yang selalu dipasarkan melalui koperasi, sehingga pendapatannya
pun akan lebih meningkat dan usahanya dapat menyerap tenaga kerja
Berbicara tentang pengembangan koperasi untuk masa yang akan datang,
kita membutuhkan peningkatan mutu profesional dari para fungsionaris koperasi,
seperti pengurus, badan pemeriksa, manager, dan para karyawan.sehubungan
dengan itu maka pendidikan anggota-anggota koperasi untuk menjadi insan
koperasi yang memahami visi, tujuan, dan usaha-usaha koperasi perlu semakin
digalakkan dari waktu ke waktu. Pendidikan anggota meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, bersikap mental sebagai warga koperasi yang juga memahami
makna peningkatan profesionalisme dalam koperasinya (Mutis, 1992).
2.3 Kerangka Pemikiran
Koperasi Unit Desa adalah sebuah organisasi di mana didalamnya terdapat
anggota yang pada umumnya adalah petani, di mana mereka mempunyai tujuan
yang sama.
Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial harus mampu
menjalankan kegiatannya secara seimbang, supaya dari setiap usaha yang
dijalankan dapat menghasilkan laba yang dapat meningkatkan perekonomian
anggota koperasi tersebut. Koperasi unit desa ini bergerak dalam beberapa unit
usaha, yaitu: toko, agrobisnis dan simpan pinjam. Anggota koperasi akan
memanfaatkan setiap unit usaha yang ada dan itu akan mendatangkan pendapatan
bagi koperasi. Dari pendapatan tersebut akan diperoleh laba berupa sisa hasil
usaha yang mana akan dibagikan kepada anggota sesuai dengan ketentuan yang
ada sisanya sebagai sumber modal koperasi.
Hasil laba yang diperoleh merupakan salah satu ukuran dari kinerja
yang diharapkan. Dengan kinerja koperasi yang baik maka pendapatan koperasi
akan bertambah dan SHU yang akan dibagikan kepada anggota tersebut semakin
besar dan modal koperasi pun semakin bertambah sehingga dapat meningkatkan
unit usaha yang ada sehingga melalui peningkatan tersebut diharapakan
tercapainya kesejahteraan dari anggota koperasi. Adapun gambar skema kerangka
pemikirannya dapat dilihat pada Gambar 2. berikut ini
Kinerja
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan
= Menyatakan Hubungan = Pemanfaatan kegiatan usaha KUD
Unit Usaha: 1. Toko 2. Agrobisnis 3. Simpan Pinjam
Pendapatan Koperasi
SHU Anggota
2.4 Hipotesis Penelitian
1. Kinerja koperasi unit desa (KUD) di daerah penelitian adalah baik.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah Penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Kabupaten Toba
Samosir, Kecamatan Lumban Julu. Adapun alasan memilih daerah ini karena
jumlah dari koperasi yang terdapat di Kabupaten ini dari tahun sebelumnya
mengalami peningkatan dan di Kabupaten Toba samosir terdapat koperasi terbaik
tingkat Sumatera Utara pada tahun 2006.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini ditetapkan koperasi unit desa (KUD) Saroha
Aeknatolu sebagai sampel dimana objek penelitian adalah seluruh anggota
koperasi. Sampel ini ditetapkan secara purposive dengan pertimbangan bahwa
KUD Saroha Aeknatolu ini merupakan koperasi terbaik tingkat Sumatera Utara
pada tahun 2006 dan pada tahun 2005 telah menjadi koperasi percontohan se
Kabupaten Toba Samosir.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan
responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah
lengkap yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, KSU Kecamatan Lumban Julu,
buku-buku pendukung, instansi atau lembaga yang terkait.
3.4 Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dari identifikasi masalah
1, 3, 5 dan 6 adalah menggunakan metode deskriptif, yaitu menjelaskan masalah
yang ada yang dihubungkan dengan teori.
Untuk identifikasi masalah 2 dianalisis secara deskriptif yaitu dengan
menggunakan konsep balanced scorecard, hal ini sesuai dengan pendapat paimin
yang menyatakan bahwa balanced scorecard tersebut pada hakekatnya dapat
dilakukan berdasarkan kajian berbagai aspek dan jika diperlukan dapat dilakukan
modifikasi sesuai dengan karakter organisasi dimana variabel pengukuran kinerja
koperasi itu dapat dilihat dari aspek keorganisasian, aspek keanggotaan, aspek
keuangan serta aspek pemasaran/pelayanan bahwa dengan memberikan
pertanyaan kepada anggota koperasi yang menjadi responden mengenai kinerja
dari KUD kemudian jawaban dari responden tersebut diskoringkan berdasarkan
pemberian skor atas kinerja KUD tersebut. Adapun variabel kinerja yang
digunakan sesuai dengan konsep Balanced Scorecard, dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Variabel Kinerja Koperasi
N o
Aspek Indikator Verifer
1. Keanggotaan
Anggota koperasi melaksanakan kewajiban dan
menggunakan haknya sebagai anggota
1. Anggota koperasi memberikan saran/pendapat terhadap koperasi
2. Anggota koperasi ikut dalam pemilihan pengurus
3. Anggota koperasi memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi melalui bidang usaha yang ada di koperasi tersebut
4.Anggota koperasi memberikan kontribusi keuangan terhadap koperasi (simpanan wajib, sukarela,simpanan pokok, dll)
5. Anggota koperasi mengetahui perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam Anggarn Dasar Koperasi
2 Pelayanan
Kualitas Pelayanan yang diberikan kepada anggota telah memberikan kepuasan maksimal
1.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) terhadap produk yang disediakan koperasi
2.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) akan sarana fisik koperasi (bangunan dan perlengkapan, penampilan karyawan)
3. Kepuasan pelanggan akan pelayanan koperasi (keramahtamahan, keterampilan)
3. Keuangan Pertumbuhan keuangan koperasi berdasarkan perencanaan dalam RAT
1.Ada transparansi laporan keuangan
2.Peningkatan penjualan di koperasi
3. Peningkatan SHU
4. Peningkatan modal
5.Pengembalian utang dari anggota
4. Keorganisasian Fungsi managemen koperasi yang telah berjalan dengan baik dan yang melibatkan seluruh anggota
1.Dalam penetapan anggaran dasar dan kebijaksanaan umum telah melibatkan seluruh anggota
2.Dalam pemilihan pengurus telah dilaksanakan secara demokrasi
3.Struktur koperasi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan koperasi
4.Penempatan orang yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5.Adanya hubungan yang baik antara pengurus dengan anggota koperasi
6.Pengurus memotivasi anggota koperasi untuk meningkatkan partisipasinya terhadap koperasi
Untuk mengetahui hasil penjumlahan seluruh skor dari masing-masing
Variabel kinerja KUD tersebut, dpat dilihat pada tabel 4. Berikut ini
Tabel 4. Jumlah penilaian Variabel Kinerja Koperasi
No Aspek Jumlah Verifer Skor Nilai Jumlah Penilaian
1 Keanggotaan 5 0 – 100 0 – 90.000
2 Pelayanan 3 0 – 100 0 – 75.000
3 Keuangan 5 0 – 100 0 – 60.000
4 Keorganisasian 7 0 – 100 0 – 75.000
Total 20 0 – 300.000
Sumber: Pengolahan Data Primer Lampiran 3a,3b,3c,3d
Hasil penelitian ini menghasilkan skor dan dari skor yang dihasilkan akan
ditentukan bagaimana kinerja KUD. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai
berikut:
0 – 60.000 = Kinerja Sangat Buruk
60.001 – 120.000 = Kinerja Buruk
120.001 – 180.00 = Kinerja Sedang
180.001 – 240.000 = Kinerja Baik
240.000 – 300.000 = Kinerja Sangat Baik
Untuk identifikasi masalah 4 dianalisis dengan metode deskriptif dengan
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai
pengertian tentang istilah-istilah dalam usulan penelitian, maka dibuat definisi dan
batasan operasional, sebagai berikut:
3.5.1 Definisi
1. KUD adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari penduduk desa
yang mempunyai kepentingan bersama.
2. Kinerja adalah Hasil kerja yang dicapai.
3. Struktur adalah bagan yang menunjukkan suatu pembagian kerja.
4. Pendapatan adalah jumlah penerimaan anggota koperasi.
5. Volume Usaha adalah total nilai penjualan/pendapatan barang dan jasa pada
tahun buku yang bersangkutan.
6. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam 1
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
7. Kesejahteraan anggota dalah suatu keadaan dimana tersedianya kebutuhan
anggota baik kebutuhan pokok maupun sarana produksi (pupuk, pestisida,
dan alat pertanian) sehingga tingkat pendapatan dari anggota tersebut
3.5.2 Batasan Operasional:
1. Daerah Penelitian adalah Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba
Samosir.
2. Waktu Penelitian adalah tahun 2008.
3. Sampel penelitian adalah KUD Saroha Aeknatolu dan jumlah responden
IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK ANGGOTA KOPERASI SEBAGAI
RESPONDEN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1 Letak Geografis dan Topografis Kecamatan Lumban Julu
Kecamatan Lumban Julu terletak di Kabupaten Toba Samosir dengan luas
wilayah 8.770 Ha. Kecamatan ini terletak pada 30˚ - 140˚LU dan 99˚ - 100˚ BT.
Daerah ini berada pada ketinggian 900 – 1.200 dpl dengan curah hujan rata-rata
2.200 mm/tahun. Keadaan permukaan tanah di kecamatan ini pada umumnya
bergelombang/berbukit.
Kecamatan Lumban Julu dahulu terdiri dari 15 desa, akan tetapi pada
tahun 2008 terjadi pemekaran sehingga jumlah desa yang terdapat di kecamatan
ini sebanyak 9 desa. Adapun batas-batas daerah Kecamatan Lumban Julu:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Simalugun/Kecamatan Ajibata
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bonatua Lunasi/Kecamatan
Porsea
- Sebelah Timur berbatasan dengan Bukit Barisan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Toba
4.1.2 Demografi / Keadaan Penduduk
Penduduk yang terdapat di Kecamatan lumban Julu berjumlah 8.398 jiwa.
Dimana jumlah laki-laki sebanyak 3.990 jiwa, perempuan sebanyak 4.408 jiwa,
Penduduk di Kecamatan Lumban Julu mempunyai mata pencaharian yang
bervariasi yang dapat dilihat dari tabel 3.berikut ini
Tabel 5. Distribusi Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Lumban Julu Tahun 2008
No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1
Sumber: Kantor Camat Lumban Julu
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagaian besar penduduk yang
berada di Kecamatan Lumban Julu bermata pencaharian sebagai petani berjumlah
6.682 jiwa dengan persentase 79,57% dari keseluruhan penduduk.
4.1.3 Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Lumban Julu
Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Lumban Julu tahun 2008 4 Telekomunikasi dan Penerangan:
a. Kantor Pos b. Kantor PLN
1 1 5 Perdagangan dan Jasa:
a. Pusat Pasar b. Koperasi/KUD c. Koperasi Non KUD d. Pasar Desa
Sumber: Kantor Camat Lumban Julu
Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Lumban Julu sudah
termasuk lengkap, baik dilihat dari bidang pendidikan, kesehatan, rumah ibadah,
telekomunikasi dan penerangan, perdagangan dan jasa, perbankan.
Kecamatan Lumban Julu memiliki jalan negara seluas 13 km, jalan
kabupaten seluas 43 km, jalan desa: jalan perkerasan seluas 35,7 km dan jalan
tanah seluas 44,5 km.
4.1.4 Desa Sionggang Utara
Desa Sionggang utara berada di Kecamatan Lumban julu, Kabupaten Toba
dpl dengan suhu rata-rata 28˚C. Luas wilayah desa ini seluas 1.887 Ha yang
merupakan daerah dataran tinggi.
Adapaun batas-batas wilayah Desa Sionggang Utara adalah sebagai
berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Sipangan Bolon (Kabupaten Simalungun)
Sebelah Selatan berbatasan dengan Lumban Julu
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sionggang Tengah
Sebelah Timur berbatasan dengan Pegunungan Bukit Barisan
Desa Sionggang Utara memiliki hasil-hasil pertanian yang utama berupa
tanaman kopi, dan sayur-sayuran sedangkan hasil pertanian sampingan berupa
beternak babi.
4.2 Karakteristik Anggota koperasi sebagai Responden
Karakteristik anggota koperasi yang dimaksud adalah: umur, tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan, lama menjadi anggota koperasi, dan pekerjaan
yang dikerjakan oleh anggota koperasi tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Karakteristik Anggota koperasi sebagai Responden No Karakteristik Anggota
Koperasi sebagai Responden
Satuan Range Rata-rata
1. Lama menjadi Anggota
Dari tabel 7 dapat diketahui bahawa rataan umur anggota koperasi yang
menjadi responden dalam penelitian ini adalah 51,23 tahun dan rataan anggota
tersebut menjadi anggota koperasi adalah 9,7 tahun. Hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap keaktifan anggota atau partisipasi dari anggota koperasi
tersebut terhadap koperasi tersebut.
Rataan jumlah tanggungan dari anggota koperasi adalah 1,5 jiwa, Rata-rata
anggota koperasi tersebut bermata pencaharian sebagai petani dari 30 orang ada
sekitar 21 orang yang mata pencaharian utamanya dari bertani dan ada yang
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sejarah KUD Saroha Aeknatolu
Latar belakang dibentuknya koperasi ini karena masyarakat yang berada di
sekitar wilayah KUD merasakan betapa sulitnya untuk memperoleh sarana
produksi dalam meningkatkan produksi pertanian atau sulitnya processing dan
pemasaran sewaktu panen dan jasa lainnya. Maka atas dasar mufakat dan
musyawarah desa, Kepala Desa, Aparat Dinas Pertanian, LKMD, Tokoh
Masyarakat di wilayah kerja KUD Saroha Aeknatolu serta Petunjuk teknis dari
Kepala Kantor Departemen Koperasi Kabupaten Tapanuli Utara, maka disepakati
pembentukan KUD Saroha Aeknatolu pada tanggal 24 Agustus 1974.
KUD ini terletak di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu,
Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun daerah kerja dari koperasi ini adalah:
Sionggang Utara, Sionggang Tengah, Pardamean sibisa, Sionggang Selatan,
Parsaoran Sibisa. KUD ini memiliki badan hukum dengan nomor Badan Hukum :
3264/BH/III.22-8-1984.
Pada saat ini KUD ini bukan lagi berada di wilayah Kabupaten Tapanuli
Utara akan tetapi wilayah Kabupaten toba Samosir, ini disebabkan karena adanya
pemekaran kabupaten.
Dahulunya KUD ini terbentuk dari usaha kincir air yang digunakan
sebagai alat untuk menggiling padi dan ini mendapatkan respon yang baik dari
setiap anggota sehingga KUD ini terus mengalami perkembangan yang
Pada saat ini usaha yang dikelola KUD Saroha Aeknatolu dibagi atas tiga bidang
(unit usaha), yaitu:
1. Unit usaha simpan pinjam
2. Unit usaha pertokoan
3. Unit usaha agrobisnis, yang terdiri dari: penjualan pupuk bersubsidi dan
non subsidi, penjulan pestisida, RMU (Rice Miller Unit).
Struktur Organisasi Koperasi Saroha Aeknatolu
Adapun struktur organisasi KUD Saroha Aeknatolu terdiri dari dua unsur
yaitu: unsur-unsur alat perlengkapan koperasi (rapat anggota, pengurus,
pengawas) dan unsur-unsur pelaksanaan teknis (manager dan karyawan) yang
Mekanisme Kerja:
Bagian toko, agrobisnis, simpan pinjam mengajukan program/kebutuhan
yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang diajukan kepada ketua untuk
penentuan keputusannya dalam pengadaannya. Setelah disetujui maka akan
didistribusikan dan harus dibuat laporan pertanggungjawabannya baik bulanan,
triwulan + neraca, dan tahunan.
Dari Gambar 3 struktur organisasi di atas dapat disimpulkan bahwa KUD
Saroha Aeknatolu ini memiliki bagan organisasi koperasi sedang hal ini
didasarkan menurut pendapat direktur jenderal koperasi dalam buku yang berjudul
pengetahuan perkoperasian yang menyatakan bahwa bila usaha koperasi tersebut
memerlukan seorang tenaga khusus yang cakap di bidang usaha yang
mengkoordinir seluruh karyawan yang ada atau yang disebut manager maka
bagan organisasi koperasinya termasuk bagan organisasi koperasi sedang.
5.2 Pelaksanaan Fungsi Pengurus di Koperasi Saroha Aeknatolu
Adapun yang menjadi pembagian tugas pengurus di KUD Saroha
Aeknatolu adalah:
A. Pengurus
1. Berdasarkan Struktur Organisasi
Ketua I : Tanggung jawab luar dan dalam
Ketua II : Pengawasan dan pembinaan usaha
Sekretaris I : Administrasi umum
Sekretaris II : Personalia karyawan
2. Berdasarkan Bidang Kegiatan
Ketua I : Pengadaan
Ketua II : Pertokoan/waserda
Sekretaris I : Agribisnis, RMU
Sekretaris II : -
Bendahara : Simpan pinjam
3. Mekanisme Kerja
Kegiatan Harian : Melaksanakan tugas sesuai dengan:
1. Tugas dalam struktur organisasi dan berdasarkan
bidang kegiatan
2. Aktif dalam pekerjaan/pengawasan menurut kegiatan
bidang masing-masing
3. Mengatasi segala kesulitan dalam bidang kegiatan
masing-masing sehingga tidak terjadi stagnasi
kegiatan
Kegiatan Bulanan : 1. Membuat rekapitulasi kegiatan serta membawa dalam
rapat pengurus
2. Mengkompilasi segala kondisi yang mengakibatkan
tidak tercapainya program
3. Mengadakan perbaikan
Kegiatan Triwulan : 1. Menyimpulkan segala kegiatan baik dalam organisasi
maupun usaha sehingga dapat membuat laporan
Kegiatan Tahunan : Menyimpulkan segala laporan kegiatan
1. Organisasi dan usaha selama 1 tahun untuk persiapan
mengadakan RAT
2. Mengadakan evaluasi atas rencana kerja dan rencana
anggaran belanja
3. Membuat rencana kerja dan anggaran belanja untuk
tahun berikutnya
4. Menetapkan RAT
B. Badan Pengawas
1. Berdasarkan Struktur Organisasi
Ketua : Tanggung jawab untuk melaksanakan pengawasan secara rutin
maupun insidentil
Anggota : Bersama-sama dengan ketua melaksanakan fungsi pengawasan
2. Berdasarkan Bidang Kegiatan
Ketua : Pengawasan agribisnis dan RMU
Anggota I : Waserda
Anggota II : Simpan Pinjam
Wewenang Pengurus dalam Pembagian Tugas:
- Menandatangani untuk urusan Bank : Ketua I dan Bendahara
- Pengambilan uang dengan Cek/ATM : Ketua I dan Bendahara
- Pemberian Pinjaman kepada Anggota :
• Bendahara : s/d batas Rp 5.000.000
•Ketua II dan Bendahara : Diatas Rp 5.000.000 s/d Rp 10.000.000
Adapun kriteria peminjaman di KUD Saroha Aeknatolu adalah anggota
yang meminjam harus memiliki agunan dan peminjam harus membuat surat
pengajuan untuk meminjam sesuai dengan contoh yang dibuat oleh koperasi.
Jumlah pinjaman yang dapat dipinjam oleh anggota koperasi tergantung
keputusan dari pengurus.
Pembagian tugas pengurus di KUD Saroha Aeknatolu ini semakain baik,
hal ini dapat dilihat dari pembagian tugas yang jelas. Dulunya semua urusan baik
dari agribisnis dan waserda hanya ditangani oleh manager, pengurus kurang
menjalankan peranannya hal ini disebabkan karena pembagian tugas yang kurang
terarah.
5.3 Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Saroha Aeknatolu
Koperasi merupakan suatu badan usaha yang berwatak sosial ekonomi
dimana koperasi merupakan perkumpulan orang-orang yang mengakui adanya
kebutuhan yang sama di kalangan mereka. Koperasi selaku badan usaha yang
tergolong organisasi modern seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan dari
para anggotanya.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8. berikut memperlihatkan kinerja
Tabel 8. Hasil Penilaian Kinerja Koperasi 1. Keanggotaan
Anggota koperasi melaksanakan kewajiban dan
menggunakan haknya sebagai anggota
1. Anggota koperasi memberikan saran/pendapat terhadap koperasi
4 9 17
2. Anggota koperasi ikut dalam
pemilihan pengurus 25 5 0
3. Anggota koperasi memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi melalui bidang usaha yang ada di
koperasi tersebut 29 1 0
4.Anggota koperasi memberikan kontribusi keuangan terhadap koperasi (simpanan wajib,
sukarela,simpanan pokok, dll) 17 13 0 5. Anggota koperasi mengetahui
perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam Anggarn Dasar Koperasi
13 17 0
2 Pelayanan
Kualitas Pelayanan yang diberikan kepada anggota telah memberikan kepuasan maksimal
1.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) terhadap produk yang disediakan koperasi
25 5 0
2.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) akan sarana fisik koperasi (bangunan dan perlengkapan, penampilan karyawan)
30 0 0
3. Kepuasan anggota koperasi akan
pelayanan koperasi
(keramahtamahan, keterampilan) 30 0 0 3. Keuangan Pertumbuhan keuangan
koperasi berdasarkan perencanaan dalam RAT
1.Ada transparansi laporan keuangan
0 30 0
2.Peningkatan penjualan di koperasi 30 0 0
3. Peningkatan SHU 30 0 0
4. Peningkatan modal 30 0 0
5.Pengembalian utang dari anggota 17 13 0
4. Keorganisasian 1.Dalam penetapan anggaran dasar dan kebijaksanaan umum telah melibatkan seluruh anggota
30 0 0
2.Dalam pemilihan pengurus telah dilaksanakan secara demokrasi
30 0 0
3.Struktur koperasi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan koperasi
30 0 0
4.Penempatan orang yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
30 0 0
5.Adanya hubungan yang baik antara pengurus dengan anggota koperasi
30 0 0
6.Pengurus memotivasi anggota koperasi untuk meningkatkan partisipasinya terhadap koperasi
30 0 0
7.Pengawasan terhadap koperasi dilaksanakan oleh seluruh anggota koperasi
0 30 0
1. Keanggotaan
Anggota koperasi memegang peranan yang penting dalam sebuah
organisasi koperasi, hal ini disebabkan karena anggota koperasi merupakan
pemilik sekaligus menjadi pelanggan. Dalam sebuah organisasi anggota pasti
memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Dari tabel 8 dapat dilihat
bahwa hanya ada 4 orang anggota koperasi yang memberi saran baik pada waktu
rapat maupun di luar rapat. Hal ini juga dipengaruhi dari pemahaman anggota
tersebut mengenai organisasi koperasi ini. Dimana ada sebagian dari anggota
datang dalam rapat (RAT) hanya untuk mendapatkan uang duduk dan mereka
datang mau terlambat dan selama rapat berlangsung ada sebagian anggota yang
menyatakan mereka tidak fokus. Akan tetapi anggota juga mau memberi sarannya
jika pengurus menanyakan langsung kepada mereka baik pada waktu rapat
belangsung maupun di luar rapat.
Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa semua anggota mengetahui kapan
diadakannya pemilihan pengurus anggota koperasi akan tetapi ada sebagian yang
tidak menghadirinya karena pada hari sama mereka harus mengikuti acara
paradatan.
Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa anggota secara umum memanfaatkan
pelayanan yang diberikan koperasi melalui bidang usaha yang ada di koperasi. ada
1 orang yang kurang memanfaatkannya hal ini disebabkan dari 6 kegiatan usaha
yang ada di koperasi dia hanya memanfaatkan 4 bidang usaha ini juga disebabkan
karena anggota tersebut tidak menanam padi sehingga dia tidak pernah
Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa ada 17 orang yang membayar
kontribusi keuangannya secara rutin. Alasan anggota yang tidak rutin membayar
kontribusi keuangan tersebut adalah karena mereka sering lupa akan tetapi pihak
koperasi (pengurus/karyawan) secara aktif mengingatkan anggota tersebut ketika
mereka datang ke koperasi maupun ketika di luar koperasi.
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa ada 13 orang yang mengetahui
perkembangan koperasi sesuai dengan ketentuan anggaran dasar koperasi. hal ini
juga dipengaruhi oleh lamanya anggota tersebut menjadi anggota koperasi.
Dimana anggota koperasi yang baru masuk (5 Tahun ke bawah) kurang
mengetahui perkembangan koperasi itu secara dalam mereka hanya mengetahui
perkembangan dari keuangan saja setiap tahunnya yang mereka peroleh dari RAT.
2. Pelayanan
Di dalam kedudukannya sebagai pelanggan, maka anggota koperasi harus
menggunakan jasa pelayanan koperasi karena pelayanan koperasi diselenggarakan
atas keputusan dan modal anggota sendiri untuk memenuhi kebutuhan anggota.
Tercapainya kepuasan anggota dapat bermanfaat bagi terciptanya hubungan yang
harmonis antara perusahaan koperasi dan anggota. Dari tabel 8 dapat diketahui
ada 25 orang anggota yang meras puas dengan produk yang disediakan koperasi.
mereka merasa puas karena produk yang mereka perlukan telah tersedia di
koperasi dan ada 5 orang yang merasa kurang puas karena ada kebutuhan mereka
yang tidak tersedia di koperasi. Semakin banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh
koperasi semakin tidak efektif partisipasi dari anggota karena akan bertambahnya
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa semua anggota merasa puas dengan
sarana fisik yang disediakan oleh koperasi. Mereka merasa puas karena bangunan
yang ada di koperasi itu sudah baik, dimana bangunan yang ada sudah permanen,
tidak bocor, dan penataannya baik dimana bangunan setiap kegiatan usaha dipisah
sehingga terlihat rapi dan tidak berantakan. Di koperasi ini terdapat 7 bangunan
yaitu: bangunan khusus untuk Waserda, bidang agrobisnis (penjualan pupuk dan
pestisida), gudang (tempat penyimpanan pupuk dan alat-alat pertanian),
penggilingan padi, ruang jaga malam, bangunan simpan pinjam, dan ruangan
pengurus koperasi. Dari segi penampilan karyawan adalah baik, dimana karyawan
wajib memakai baju seragam yang diberikan oleh koperasi.
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa semua anggota merasa puas akan
pelayanan yang diberi oleh koperasi melalui karyawan yang menangani kegiatan
usaha yang ada di koperasi. Menurut anggota karyawan tersebut ramah dalam
bertanya bahkan sabar dalam melayani anggota ketika sedang berbelanja.
3. Keuangan
Agar dapat bersaing dengan organisasi lain koperasi harus sehat baik dari
sudut organisasi maupun keuangannya. Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa
transparansi keuangan koperasi secara detailnya hanya diketahui oleh pengurus
koperasi.
Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penjualan, SHU,
modal dari koperasi sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Hal ini
juga dapat terlihat dari Lampiran 4 dimana dalam 5 tahun terakhir ini terjadi
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa ada 17 anggota koperasi yang
mengembalikan utangnya secara rutin sesuai kesepakatan terhadap koperasi.
kebanyakan dari anggota meminjam ke koperasi bukan untuk meningkatkan
produksi dari pertaniannya akan tetapi karena adanya kebutuhan mendadak.
Anggota yang tidak membayar rutin akan mendapat surat peringatan dari pihak
koperasi sampai 3 kali dan jika tidak diresponi maka pengurus/karyawan akan
langsung mendatangi anggota tersebut.
4. Keorganisasian
Semua organisasi baik formal maupun non formal membutuhkan adanya
fungsi managemen sebab tanpa mangemen yang baik tujuan organisasi tidak akan
tercapai secara efisien. Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa dalam penetapan anggaran
dasar dan kebijaksanaan umum telah melibatkan seluruh anggota koperasi. Hal ini
telah sesuai dengan prinsip koperasi dimana satu anggota mempunyai satu suara.
Dari tabel 8. dapat dilihat bahwa pemilihan pengurus koperasi dilakukan
secara demokrasi. Dimana pemilihan pengurus ini dilaksanakan dalam 5 tahun
sekali.
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa struktur organisasi koperasi sudah sesuai
dengan kebutuhan koperasi tersebut. Hal ini dilihat dari pembagian tugas dan
tanggungjawab dari pengurus atas setiap bidang usaha yang ada di koperasi.
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa orang-orang yang dipilih memiliki
kemampuan yang sesuai dengan tugas yang dikerjakannya. Ini terbukti dari
berkembangnya koperasi tersebut dari setiap bidang usaha yang ada.
Dari tabel 8 juga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang baik