• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Dan Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Anggota (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Dan Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Anggota (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA

(Studi Kasus : KUD Saroha Aek Natolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)

SKRIPSI

OLEH

ELISABETH SITUMORANG

040304005

SEP-AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA

(Studi Kasus : KUD Saroha Aek Natolu, Kecamatan Lumban Julu,

Kabupaten Toba Samosir)

SKRIPSI

OLEH

ELISABETH SITUMORANG

040304005

SEP-AGRIBISNIS

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

(H.M.Mozart B.Darus,Msc.) (Ir.H.Hasman Hasyim M.Si)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

RINGKASAN

Elisabeth Situmorang (040304005), dengan judul “KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)”. Penelitian ini

dibimbing oleh Ketua Komisi Pembimbing Bapak H.M.Mozart B.Darus, dan anggota Bapak Ir.Luhut Sihombing, MP.

Metode yang digunakan untuk pemilihan sampel adalah dengan menggunakan Metode Simple Random Sampling (secara acak sederhana), dimana ada 1 koperasi yang diteliti dan untuk ini diambil juga secara acak yang akan menjadi respondennya dan ada 30 orang yang menjadi responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Elisabeth Situmorang dilahirkan di Samrinda pada tanggal 06 Januari

1987 sebagai anak pertama dari 5 bersaudara, dari keluarga Bapak Parasian

Situmorang dan Ibu Febrina Siburian.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah:

1. Sekolah Dasar (SD) tahun 1992-1998 di SD Swasta Katolik 2

W.R.Supratman Samarinda.

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tahun 1998-2001 di SLTP

Negeri 1 Sidikalang

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2001–2004 di SMA Negeri 1

Sidikalang

4. Melalui jalur SPMB tahun 2004 diterima di Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan.

5. Bulan Juni 2008 – Juli 2008, melaksanakan PKL di Nagori Purba Dolok,

Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun.

6. Bulan Agustus 2008, melaksanakan penelitian skripsi di Kecamatan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

berkat dan anugerahNya yang selalu menyertai penulis sehingga penulisan skripsi

ini dapat selesai dengan baik.

Adapun yang menjadi judul dari skripsi ini adalah “Kinerja dan

Pengembangan Koperasi Unit desa (KUD) terhadap Pendapatan Anggota (Studi

Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamtan Lumban Julu, Kabupaten Toba

Samosir”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapakan terimakasih kepada:

1. Bapak H.M.Mozart B.Darus,Msc. sebagai Ketua Komisi Pembimbing.

2. Bapak Ir.Luhut Sihombing,MP sebagai Ketua Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian dan sebagai anggota komisi pembimbing.

3. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.

4. Kedua orangtuaku Bapak Parasian Situmorang dan Ibu Febrina Siburian atas

kasih sayang, pengorbanan moril dan materil, dorongan dan doa yang tidak

henti-hentinya kepada penulis.

5. Adik-adikku Barbara, Resti, Maria dan Netti yang telah banyak memberi doa,

bantuan, dan dorongan selama ini.

6. Sahabatku: roma, yani, dan janiar yang telah mendukung aku baik dalam doa

maupun motivasi sehingga aku boleh semangat mengerjakannya.

7. Teman-teman di Fakultas yang memberikan ide-idenya dalam pengerjaan

(6)

8. Keluarga Sirait yang telah memberi tumpangan kepada saya selama saya

mengadakan penelitian.

9. Buat pengurus, manager, dan karyawan KUD Saroha Aeknatolu yang telah

membantu saya dalam pengumpulan data-data yang diperlukan dalam

penulisan skripsi ini.

10.Dinas Koperasi dan Perindustrian Perdagangan Toba Samosir yang

memberikan data-data yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini

11.Camat Lumban Julu yang memberikan data-data yang mendukung dalam

penyusunan skripsi ini

12.Para responden yang telah membantu saya dalam pengumpulan informasi

yang diperlukan serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata

penulis mengucapkan terimakasih dan kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Medan, Februari 2009

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Landasan Teori ... 15

2.3 Kerangka Pemikiran ... 22

2.4 Hipotesis Penelitian ... 24

III. METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 25

3.2 Metode Pengambilan Sampel... 25

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.4 Metode Analisis Data ... 26

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 29

3.5.1 Definisi ... 29

3.5.2 Batasan Operasional ... 30

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 31

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Geografis dan Topografis Kecamatan Lumban Julu31 4.1.2 Demografi/Keadaan Penduduk ... 31

4.1.3 Sarana dan Prasarana ... 32

4.1.4 Desa Sionggang Utara ... 33

(8)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

5.1 Sejarah KUD Saroha Aeknatolu ... 36

5.2 Pelaksanaan Fungsi Pengurus di Koperasi Saroha Aeknatolu ... 39

5.3 Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Saroha Aeknatolu... 42

5.4 Dampak Kinerja Koperasi terhadap Kesejahteraan Anggota ... 48

5.5 Perkembangan Jumlah Anggota, Kegiatan Usaha, volume Usaha, Modal, dan SHU ... 51

5.6 Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Pengembangan KUD Saroha Aeknatolu ... 56

5.7 Upaya-Upaya yang dilakukan Koperasi dalam Menghadapi Masalah-Masalah yang Ada di KUD Saroha Aeknatolu ... 57

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 59

6.1 Kesimpulan ... 59

6.2 Saran ... 60

(9)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Data Jumlah Koperasi di Sumatera Utara ... 3

2. Data Jumlah Koperasi di Kabupaten toba samosir ... 4

3. Distribusi Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Lumban Julu Tahun 2008 ... 32

4. Hasil Penilaian Kinerja Koperasi ... 43

5. Jumlah Anggota KUD Saroha Aeknatolu Tahun 2003-2007 ... 52

6. Jumlah Kegiatan Usaha di KUD Saroha AeknatoluTahun 2003-200753 7. Jumlah penilaian Variabel Kinerja Koperasi ... 28

8. Karakteristik Anggota Koperasi sebagai Responden ... 34

9. Modal Usaha KUD Saroha Aeknatolu Tahun 2003-2007... 55

10. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Lumban Julu Tahun 2008 ... 33

11. SHU KUD Saroha Aeknatolu Tahun 2003-2007 ... 56

12. Variabel Kinerja Koperasi ... 27

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Bagan organisasi Badan usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa...12

2. Skema Kerangka pemikiran... 23

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1. Karakteristik Anggota Koperasi sebagai Responden

2. Variabel Kinerja Koperasi

3a. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator:Keanggotaan

3b. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator: Pelayanan

3c. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator: Keuangan

3d. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator: Keorganisasian

4. Total Score Kinerja Koperasi

5. Perkembangan Jumlah Anggota, Kegiatan Usaha, Volume

Usaha, Modal dan SHU KUD Saroha Aeknatolu Tahun

2003-2007

6. Perkembangan Usaha yang Dikelola KUD Saroha Aeknatolu

(12)

RINGKASAN

Elisabeth Situmorang (040304005), dengan judul “KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)”. Penelitian ini

dibimbing oleh Ketua Komisi Pembimbing Bapak H.M.Mozart B.Darus, dan anggota Bapak Ir.Luhut Sihombing, MP.

Metode yang digunakan untuk pemilihan sampel adalah dengan menggunakan Metode Simple Random Sampling (secara acak sederhana), dimana ada 1 koperasi yang diteliti dan untuk ini diambil juga secara acak yang akan menjadi respondennya dan ada 30 orang yang menjadi responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif.

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia selalu menghadapi masalah untuk bisa tetap hidup. Hal ini

disebabkan karena tidak sesuainya jumlah barang dan jasa yang tersedia

dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

dan untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia harus selalu

berusaha, manusia akan selalu memilih berbagai alternatif yang dapat memuaskan

kebutuhan hidup mereka.

Pendapatan merupakan faktor yang sangat dominan dalam memenuhi

kebutuhan seseorang. Untuk meningkatkan pendapatan tersebut dan dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya manusia akan mencari atau bergabung dalam

suatu organisasi yang merupakan suatu alternatif yang dapat memberikan manfaat

baginya, salah satu bentuk organisasi tersebut adalah koperasi.

Seseorang akan memilih masuk menjadi anggota koperasi apabila koperasi

tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar daripada manfaat yang

diperoleh kalau tidak menjadi anggota karena bisnis dengan organisasi non

koperasi atau koperasi saingannya.

Dalam tata kehidupan ekonomi yang semata-mata dilandasi oleh semangat

persaingan, maka sebagian besar rakyat kecil yang lemah seperti petani, buruh,

nelayan pedagang kecil, pengrajin, dan lain-lain. Akan tertinggal dari arus

kemajuan karena tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan golongan lain

(14)

seluruh rakyat Indonesia, maka tata kehidupan ekonomi harus dikembangkan atas

dasar semangat kerja sama dan kekeluargaan. Golongan masyarakat lemah di desa

dan di kota yang merupakan sebagian besar diajak, diikutsertakan secara aktif dan

diberi kesempatan yang lebih luas untuk membangun dirinya melalui koperasi

(Widiyanti dan Sunindhia).

Hanya saja koperasi di Indonesia kinerjanya pada umumnya masih jauh

dari memuaskan. Menurut Joko (2008) menyatakan pandangan masyarakat pada

umumnya, khususnya masyarakat ”modern”, terhadap koperasi tidak terlalu

positif dimana koperasi dianggap lebih sebagai suatu lembaga sosial yang

tujuannya untuk membantu orang miskin.

Sejalan dengan ide pengembangan eksistensi koperasi, dalam kondisi

globalisasi/liberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, terutama dalam upaya

penyembuhan perekonomian nasional, upaya untuk mendorong dan meningkatkan

kesadaran masyarakat termasuk swasta untuk memberi kesempatan bagi

pembangunan koperasi adalah sangat penting. Keikutsertaan semua pelaku

ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya mencapainya sasaran pembangunan

yang terutama penyembuhan ekonomi nasional. Hal tersebut didasarkan atas

pemikiran bahwa pemulihan perekonomian nasional harus memasukkan keinginan

untuk mengembangkan peran serta koperasi tidak hanya disandarkan pada

pendanaan dari pemerintah (Nasution, 2002 Hal:169). Kinerja koperasi di

Sumatera Utara dalam dua tahun terakhir menunjukkan kemajuan pesat. Salah

satu indikatornya terlihat dari volume usaha dan juga ditandai dengan

pertambahan jumlah koperasi dengan persentase peningkatan sebesar 3,8%.

(15)

meningkat seiring pertumbuhan jumlah unit koperasi. Tercatat pada 2004, RAT

diikuti 2.175 unit, dan pada 2006 meningkat menjadi 2.213 unit. Perbaikan kinerja

juga disokong oleh pertambahan jumlah anggota sebanyak 69.526 orang, atau

naik 11,1%. Dan kenaikan jumlah koperasi yang aktif sebesar 6,9%. Dan untuk

SHU naik 0,9% dibanding SHU 2004.

(Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional, 2006).

Adapun jumlah koperasi yang terdapat di Sumatera Utara dapat dilihat

pada Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1. Data Jumlah Koperasi di Sumatera Utara

No Kabupaten/Kota Jumlah (unit)

1 Nias 296

2 Mandailing Natal 298

3 Tapanuli Selatan 528

4 Tapanuli Tengah 326

5 Tapanuli Utara 354

6 Toba Samosir 348

7 Labuhan Batu 463

8 Asahan 411

9 Simalungun 433

10 Dairi 214

11 Karo 306

12 Deli Serdang 495

13 Langkat 562

14 Nias Selatan 85

15 Humbang Hasundutan 149

16 Pakpak Barat 42

17 Samosir 89

18 Serdang Bedagai 256

19 Batubara 198

20 Padang Lawas Utara X

21 Padang Lawas X

Kota

22 Sibolga 146

23 Tanjung Balai 213

24 Pematang Siantar 261

25 Tebing Tinggi 193

26 Medan 1.684

27 Binjai 190

28 Padang Sidempuan 176

(16)

Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa jumlah koperasi terbanyak terdapat di

Kota Medan dan ada dua kabupaten yaitu Kabupaten Padang Luwas Utara dan

Padang Lawas belum dapat ditentukan jumlahnya karena masih bergabung dengan

kabupaten induk. Jumlah koperasi yang berada di Kabupaten Toba Samosir

mengalami peningkatan sebesar 6,3%, dimana pada tahun 2006 jumlah koperasi

sebanyak 326 unit dan pada tahun 2007 sebanyak 348 unit.

Menurut Ferdinand, di SUMUT masih banyak koperasi yang aktif dan

potensial seperti KUD, KSU, KSP, dan KPN. Dan pada tahun 2006 ada tiga

koperasi yang menjadi koperasi terbaik/berprestasi tingkat SUMUT yaitu dari

Kabupaten Asahan (I), Kabupaten Toba Samosir (II), dan Kabupaten Simalungun

(III), (Provinsi Sumatera Utara, 2006).

Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten dimana jumlah

koperasi yang ada disana mengalami peningkatan. Adapun data koperasi yang

terdapat di Kabupaten Toba Samosir tahun 2008 per kecamatannya dapat dilihat

pada tabel 2. berikut ini.

Tabel 2. Data Jumlah Koperasi di Kabupaten Toba Samosir

No Kecamatan Jumlah Koperasi Total Aktif Tidak Aktif

(17)

Dari tabel 2. dapat dilihat bahwa jumlah koperasi terbanyak terdapat di

Kecamatan Balige dengan jumlah 57 unit koperasi dan yang paling sedikit berada

di Kecamatan Nassau. Salah satu koperasi yang aktif yang terdapat di Kabupaten

Toba Samosir adalah Koperasi Unit Desa (KUD) Saroha Aeknatolu Kecamatan

Lumban Julu dimana pada tahun 2006 telah menjadi koperasi terbaik tingkat

Kabupaten Toba Samosir dan koperasi percontohan pada Tahun 2005 se

Kabupaten Tobasa, sehingga diharapkan dapat juga menjadi terbaik di Sumatera

(Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir, 2007).

KUD Saroha, yang juga mewakili 4 desa di Kecamatan lumban Julu ini

dengan anggota mencapai 500 orang, sesuai prestasi yang dicapai koperasi ini

sebagai soko guru ekonomi rakyat diharapkan akan mampu mendorong

perekonomian masyarakat sehingga kehadiran koperasi mampu menolong

masyarakat dari kesulitan ekonomi. Dan apakah kinerja dari koperasi yang baik

tersebut berdampak terhadap kesejahteraan anggota koperasi, sehingga

dilakukanlah penelitian ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur dan pelaksanaan fungsi pengurus KUD di daerah

penelitian ?

(18)

3. Bagaimana dampak kinerja koperasi terhadap kesejahteraan anggota dari

sudut aspek ekonomi dan sosial?

4. Bagaimana perkembangan anggota, kegiatan usaha, volume usaha, modal,

dan SHU KUD di daerah penelitian selama tiga tahun terakhir?

5. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam pengembangan KUD di

daerah penelitian?

6. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah

KUD yang terdapat di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui struktur dan pelaksanaan fungsi pengurus KUD di daerah

penelitian.

2. Untuk mengetahui kinerja koperasi unit desa di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui dampak kinerja koperasi terhadap kesejahteraan anggota

dari sudut aspek ekonomi dan sosial.

4. Untuk mengetahui perkembangan anggota, kegiatan usaha, volume usaha,

modal dan SHU selama tiga tahun di daerah penelitian..

5. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam pengembangan

KUD di daerah penelitian.

6. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam mengatasi masalah-masalah KUD

(19)

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait untuk

menyusun kebijakan dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja dan

kualitas koperasi.

2. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan dalam

mengembangkan peran Koperasi Unit Desa Sebagai bahan referensi dan

studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

3. Sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan sebagai salah satu

syarat untuk dapat menempuh ujian skripsi di Fakultas Pertanian,

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan

usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai organisasi

ekonomi yang berwatak sosial harus mampu menjalankan kegiatannya secara

seimbang, jangan sampai kegiatan ekonominya tidak diisi dan hanya dilandasi

oleh nilai-nilai kemasyarakatan saja. Sebagai badan usaha koperasi adalah sebuah

perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya

mendapatkan laba sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan

jasmani anggota-anggotanya (Sumarsono, 2003).

Sebagai lembaga ekonomi yang berwatak sosial maka jelas kiranya bahwa

sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah pada manajemen

partisipatif dimana adanya kebersamaan, keterbukaan sehingga setiap anggota

koperasi, baik yang turut serta dalam pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun

yang diluar kepengurusan (anggota biasa), memiliki rasa bertanggung jawab

bersama dalam organisasi koperasi (Anoraga P. Dan Widiyanti N., 1999).

Landasan Koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan

arah, tujuan serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya di

dalam sistem perekonomian Indonesia. Sebagaimana dinyatakan dalam

(21)

mempunyai landasan sebagi berikut: Landasan Idil (Pancasila), Landasan

Struktural (Undang-Undang Dasar1945), Landasan mental (Baswir,1997).

Dalam undang-undang No.12 tahun 1967, bagian 2, pasal 4, tentang fungsi

koperasi telah diperinci sebagai berikut:

1. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk

mempertinggi kesejahteraan rakyat

2. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pendemokrasian ekonomi

nasional

3. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai salah satu urat nadi perekonomian

Bangsa Indonesia

4. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pembina insan masyarakat

untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu

dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat

(Kartasapoetra,dkk, 1987)

Koperasi mempunyai dua aspek yaitu ekonomi dan sosial. Sebagai

organisasi ekonomi maka koperasi tunduk pada hukum, hukum ekonomi dan

efisiensi. Sebagai organisasi sosial maka koperasi perlu mengutamakan dimensi

kehidupan sosial yaitu peningkatan kualitas kehidupan masyarakat oleh karena itu

perlu diingat bahwa koperasi mempunyai dua tujuan yaitu: tujuan utama adalah

peningkatan kualitas terhadap masyarakat baik anggota koperasi maupun

masyarakat lingkungan koperasi itu dan tujuan antara adalah tujuan ekonomis

(Harsoyo,dkk, 2006).

Koperasi mempunyai fungsi sebagai alat perjuangan ekonomi dalam upaya

(22)

nasional; salah satu bentuk usaha yang melaksanakan kegiatan ekonomi yang

diandalkan menopang perekonomian nasional; dan sebagai alat yang mampu

mengelola perekonomian rakyat untuk memperkokoh kehidupan ekonomi

nasional berdasarkan azas kekeluargaan (Downey dan Erikson, 1992).

Sesuai ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU RI No.25 Tahun 1992

beserta penjelasannya dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan

kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Penjenisan koperasi dapat ditinjau

dari berbagai sudut pendekatan:

1. Berdasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan

sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka dikenal jenis-jenis koperasi

sebagai berikut: Koperasi Konsumsi, Koperasi Kredit, Koperasi Produksi,

Koperasi Jasa, Koperasi Distribusi

2. Berdasarkan Golongan fungsional, maka dikenal jenis-jenis koperasi

sebagai berikut: Koperasi Pegawai Negeri, Koperasi Angkatan Darat,

Koperasi Angkatan Laut, Koperasi Angkatan Udara, Koperasi Kepolisian,

Koperasi Pensiunan Angkatan Darat, Koperasi Pensiunan, Koperasi

Karyawan, Koperasi Sekolah

3. Berdasarkan Lapangan Usaha, maka dikenal beberapa jenis koperasi

sebagai berikut: Koperasi Desa, Koperasi Konsumsi, Koperasi Pertanian,

Koperasi Peternakan, Koperasi Perikanan, Koperasi Kerajinan/Industri,

Koperasi Simpan Pinjam/Kredit, Koperasi Asuransi, Koperasi Unit Desa

(Firdaus dan Susanto, 2002).

Menurut Inpres Nomor 2 Tahun 1978, KUD adalah suatu organisasi

(23)

berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan

untuk masyarakat itu sendiri (Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).

Adapun yang menjadi wilayah usaha dan wilayah keanggotaan KUD

adalah:

1. Wilayah usaha KUD harus cukup luas sehingga memungkinkan KUD

tersebut tumbuh menjadi Koperasi Primer yang kuat kedudukannya dan

meliputi beberapa desa dalam satu kecamatan.

2. Luas wilayah KUD harus sedemikian rupa sehingga KUD mampu

meberikan pelayanan dalam berbagai bidang kegiatan ekonomi serta

kebutuhan para anggotanya maupun masyarakat di wilayahnya.

(Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).

Keseluruhan anggota KUD terdiri dari tiga macam keanggotaan, yaitu:

1. Anggota yang dilayani, yaitu anggota KUD yang mendapat pelayanan

secara teratur.

2. Calon anggota, yaitu anggota yang sudah membayar simpanan pokok

tetapi belum penuh atau memenuhi persyaratan sebagai anggota penuh.

3. Anggota penuh yaitu anggota yang mempunyai hak suara.

(Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).

Dalam rangka memberikan pelayanan berbagai kegiatan perekonomian

pedesaan KUD memiliki dan melaksanakan fungsi-fungsi:

a. Perkreditan

b. Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi, barang-barang

keperluan sehari-hari dan jasa-jasa lainnya

(24)

d. Kegiatan-kegiatan perekonomian lainnya

(Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).

Menurut Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992, adapun bagan

organisasi Koperasi Unit Desa dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini.

Gambar 1.Bagan Organisasi Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa

Keterangan:

= Lingkup organisasi BUUD/KUD

= Penyuluh Tehnis

= Pelaksanaan Teknis Operasional

= Pembinaan Umum Perkoperasian Rapat Anggota KUD

Pengurus BUUD Pembimbing

Pengurus KUD

Badan Pemeriksa

Manajer

Perkreditan Sarana Produksi

Pemasaran DLL

Unit-unit Kegiatan Usaha Produktif

Pembina Ditjen Koperasi

(25)

Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No.25

Tahun 1992, salah satu syarat pendirian koperasi adalah tersedianya 20 orang

anggota. Artinya jumlah anggota pada saat pendirian koperasi

sekurang-kurangnya adalah 20 orang. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa setiap

terdapat 20 orang anggota, dapat didirikan sebuah koperasi baru di lingkungan

yang telah ada koperasi sejenis. Selain memperhatikan aspek jumlah anggota,

pendirian sebuah koperasi juga perlu memperhatikan aspek-aspek lain yang

berkaitan dengan kelayakan usahanya, seperti kondisi pasar, kondisi persaingan,

dan lain sebagainya (Baswir, 1997).

Pengaruh sosial ekonomi besar sekali pada hubungan keanggotaan. Dalam

penghidupan pertanian maka para anggota dari masyarakat pertanian akan

tergantung sekali hidupnya satu sama lain. Hal ini disebabkan banyaknya

pekerjaan-pekerjaan petani yang volumenya cukup besar tetapi harus diselesaikan

dalam jangka waktu yang relatif singkat agar supaya mereka tidak terlambat untuk

periode tanaman berikutnya. Koperasi di daerah semacam ini lebih dapat

diharapkan berhasil. Hubungan keanggotaan sudah lebih erat, masyarakatnya

lebih homogen. Tugas yang harus dilaksanakan tinggallah mengusahakan adanya

harmoni dan kemauan baik, masing-masing anggota atau orang harus betul-betul

menginsyafi bahwa ia tergantung pada orang lain, yaitu anggota masyarakat harus

menghormati hak-hak dari anggota lainnya seperti hak sendiri (Widiyanti, 2004).

Pola pembangunan top-down menyebabkan kurangnya inisiatif dan peran

serta yang bermakna dari masyarakat lapisan bawah dari koperasi. Koperasi yang

ditumbuhkan dari atas yang bagi masyarakat desa misalnya, merupakan suatu

(26)

penduduk desa. Tetapi dampak lain yang penting dari pola pendekatan top-down,

pola pembangunan ini membatasi devolusi pembuatan keputusan dari pemerintah

pusat ke masyarakat pada tingkat desa, konsekuensinya koperasi desa cenderung

merupakan lembaga yang memberikan pelayanan bukan usaha-usaha yang

mampu mendorong sendiri yang mendapat dukungan dari masyarakat desa secara

luas. Hal ini mengurangi keefektifan koperasi-koperasi dalam memperbaiki

kesejahteraan penduduk lapisan bawah (Anoraga, 1995).

Agar koperasi dapat menjalankan kegiatannya dengan baik, maka koperasi

harus memiliki alat perlengkapan organisasi. Alat perlengkapan organisasi

sebagaimana diketahui adalah pilar-pilar yang akan menentukan atau runtuhnya

koperasi. Alat perlengkapan organisasi juga merupakan alat yang akan

menentukan cara-cara untuk mencapai tujuan, serta tercapai tidaknya tujuan itu

pada akhirnya, ditegaskan dalam Bab VI Undang-Undang No.25/1992, perangkat

organisasi koperasi secara keseluruhan terdiri atas: Rapat Anggota, Pengurus,

Pengawas. Di antara ketiga alat perlengkapan organisai ini rapat anggota adalah

pemegang kekuasaan tertinggi (Baswir, 1997).

Meskipun koperasi Indonesia bukan merupakan perkumpulan modal,

namun sebagai suatu badan usaha maka di dalam menjalankan usahanya koperasi

memerlukan modal pula. Tetapi pengaruh modal dan penggunaannya dalam

koperasi tidak mengaburkan dan mengurangi makna koperasi, yang lebih

menekankan kepentingan kemanusiaan daripada kepentingan kebendaan. Menurut

UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 41 dinyatakan bahwa modal

koperasi terdiri dari Modal Sendiri dan Modal Pinjaman. Modal sendiri dapat

(27)

Sedangkan Modal Pinjaman dapat berasal dari: anggota, koperasi lainnya dan/

atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan

surat hutang lainnya, sumber lain yang sah (Firdaus dan Susanto, 2002).

2.2 Landasan Teori

Menurut Prawiro Suntoro, 1999 (dalam bukunya Tika, 2006)

mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan

organisasi dalam periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja

terdiri dari:

1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan/pegawai

seperti:motivasi, kecakapan, persepsi peranan dan sebagainya.

3. Pencapaiaan tujuan organisasi

4. Periode waktu tertentu

Menurut Mahmudi (dalam bukunya Ramli, 2007) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah:

1. Faktor Personal/Individual, meliputi: pengetahuan, keterampilan,

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi , dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu.

2. Faktor Kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan,

(28)

3. Faktor Tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,

kekompakan dan keeratan anggota tim.

4. Faktor Sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas atau infrastruktur yang

diberikan organisasi, proses organisasi, kultur kinerja dalam organisasi.

5. Faktor Situsional, meliputi: tekanan dan perubahan lingkungan eksternal

dan internal.

Menurut Dharma (dalam bukunya Ramli, 2007) garis-garis besar bagi

penentuan ukuran-ukuran kinerja:

1. Ukuran-ukuran itu harus berhubungan dengan hasil-hasil yang dicapai,

bukan usaha untuk mendapatkannya.

2. Hasil-hasil tersebut harus berada di bawah kendali si pemegang pekerjaan.

3. Ukuran yang dipakai harus bersifat objektif dan dapat diamati.

4. Data harus tersedia dalam pengukuran.

5. Ukuran-ukuran yang sudah ada harus dipakai atau dimanfaatkan bilamana

mungkin.

Dalam melakukan pengukuran kinerja suatu badan usaha, maka hendaknya

ditilik bukan dari satu aspek saja melainkan dari empat perspektif, yaitu dari

perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan

perspektif pengembangan (proses belajar dan berkembang). Agar pengukuran

kinerja menghasilkan informasi yang berguna ada beberapa hal yang harus

diperhatikan yaitu: sistem pengukuran harus sesuai dengan tujuan organisasi,

dapat dimengerti para pegawai, mudah diukur dan dievaluasi serta dapat

(29)

misi suatu organisasi usaha, perlu upaya menterjemahkan kedalam tujuan yang

tingkat keberhasilannya perlu diukur melalui indikator kinerja (Sinaga, 2004).

Koperasi selaku badan usaha yang tergolong organisasi modern

(Hanel,1989) dan oleh karena itu dalam aktivitasnya diharapkan telah

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, pengembangan organisasi, pengelolaan

asset, pengembangan pemasaran dan pengelolaan keuangan serta pengembangan

kemitraan. Dengan demikian, pengukuran kinerja dengan balanced scorecard

tersebut pada hakekatnya dapat dilakukan berdasarkan kajian berbagai aspek dan

jika diperlukan dapat dilakukan modifikasi sesuai dengan karakter organisasi

koperasi sebagai badan usaha dan kumpulan orang yang disebut anggota.

Selanjutnya didalam implementasinya terhadap koperasi perlu ditentukan variabel

pengukuran kinerja yakni aspek keorganisasian, aspek keanggotaan, aspek

keuangan dan aspek kemitraan serta aspek pemasaran/pelayanan

(Sinaga, 2004).

Secara umum, variabel kinerja koperasi yang diukur untuk melihat

perkembangan atau pertumbuhan koperasi di Indonesia terdiri dari kelembagaan

(jumlah koperasi per provinsi, jumlah koperasi per jenis/kelompok koperasi,

jumlah koperasi aktif dan non aktif), keanggotaan, volume usaha, permodalan,

asset dan sisa hasil usaha. Variabel-variabel tersebut pada dasarnya belumlah

dapat mencerminkan secara tepat untuk dipakai melihat peranan atau pangsa

koperasi terhadap pembangunan ekonomi nasional. Akan tetapi variabel ini

cenderung hanya dijadikan sebagai salah satu alat untuk melihat perkembangan

(30)

Koperasi sebagai lembaga bisnis dalam ekonomi pasar memerlukan basis

ekonomi yang kuat untuk bekerja dan mengembangkan diri. Koperasi harus

mampu memanfaatkan sumber daya yang langka sebaik mungkin seperti halnya

lembaga-lembaga bisnis lainnya serta mampu mengelola kegiatannya sesuai

dengan metoda manajemen modern, meskipun tujuan perusahaan koperasi

berbeda dengan tujuan perusahaan komersil (Sumarsono,2003).

Keputusan individu bergabung dalam ke dalam koperasi adalah agar

anggota memperoleh beberapa manfaat, antara lain: meningkatkan efisiensi biaya,

meningkatkan kualitas produk dan melaksanakan pengembangan produk,

kemudahan memperoleh sumber-sumber pembiayaan, pengurangan risiko-risiko

usaha, pengembangan fungsi-fungsi baru atau meningkatkan fungsi yang sudah

ada (Joesron, 2005).

Suatu pelayanan yang berkualitas kepada anggota merupkan aset yang

berharga bagi koperasi untuk mencapai keunggulan untuk bersaing untuk

menciptakan nilai kesejahteraan bagi anggota. Ada terdapat lima dimensi kualitas

pelayanan, yaitu:

1. Reliability (keandalan) merupakan kemampuan yang dapat diandalkan

dalam memberikan jasa secara cepat, tepat, akurat dan konsiten sehingga

dapat memuaskan anggota sebagai pelanggan.

2. Responsiveness (daya tanggap) adalah keinginan pribadi para staf dan

karyawan perusahaan yang secara sadar ingin membantu pelanggan dan

memberikan jasa sesegera mungkin sehingga memuaskan anggota.

3. Assurance(ketejaminan) mencakup pengetahuan, kemampuan dan

(31)

4. Emphaty yang mencakup perhatian individu dalam memahami kebutuhan

pelanggan, kemudahan melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan

mudah dipahami.

5. Tangible (keberwujudan fisik) meliputi sarana fisik seperti bangunan dan

perlengkapan, penampilan karyawan, sarana komunikasi yang menjadi

perhatian pelanggan (Joesron, 2005).

Pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang mendorong

perkembangan koperasi secara sehat. Sebagai organisasi ekonomi, perkembangan

koperasi tidak mungkin dapat dilepaskan dari kondisi persaingan yang

dihadapinya dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain. Persaingan koperasi

dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain, selain memiliki arti positif; dapat pula

memiliki arti negatif bagi perkembangan koperasi. Hal itu sangat tergantung pada

iklim usaha tempat berlangsungnya proses persaingan tersebut. Sehubungan

dengan itu, maka pemerintah diharapkan dapat menjamin berlangsungnya proses

persaingan itu secara sehat (Sumarsono, 2003).

Tidak ada bedanya dengan usaha-usaha swasta non-koperasi, koperasi juga

memerlukan tenaga-tenaga yang baik, tidak saja tenaga-tenaga pimpinan, tetapi

juga tenaga pelaksana. Sebab sebagai badan yang begerak di bidang ekonomi,

juga segi-segi komersialnya harus dibina menurut dasar-dasar komersial dan

untuk itu diperlukan tenaga-tenaga yang cakap, jujur, lincah dan berpandangan

jauh. Dengan sendirinya mereka itu harus mempunyai keahlian mengenai

segi-segi perkoperasian, terutama cita-citanya yang menyebabkan kekhasan daripada

(32)

bahwa koperasi perlu mengadakan pendidikan bagi pengurus dan

pegawai-pegawainya (Widiyanti, 2004).

Pengurus sebagai pucuk pimpinan/administrator (Top manajemen) di

dalam koperasi mempunyai tugas mengendalikan koperasi secara keseluruhan

tanpa menitikberatkan kepada salah satu unsur, baik organisasi, usaha, keuangan,

dan pembukuan. Unsur-unsur tersebut semua dikelola karena menjadi tugas dan

kewajibannya yang harus dilaksanakan dan wajib dipertanggungjawabkan kepada

rapat anggota, sebab pengurus dipilih dan diangkat oleh rapat anggota. Untuk

kelancaran tugas pengelolaan usaha dan pelayanan kepada anggota serta

urusan-urusan lain (baik urusan-urusan luar maupun dalam), pengurus dapat mengangkat

manajer dan karyawan untuk membantu dalam pelaksanaan tugas sehari-hari

(Sudarsono dan Edilius, 1994).

Adapun pengurus mempunyai tugas, wewenang, dan kewajiban sebagai

berikut:

1. Menetapkan kebijaksanaan yang meliputi: keputusan-keputusan kerja

menetapkan sasaran dan tujuan koperasi tindakan lain demi perbaikan dan

kemajuan koperasi, pemupukan modal, penyediaan sarana dan prasarana,

menetapkan harga, produksi pemasaran, penggunaan dana-dana, mewakili

di dalam maupun di luar pengadilan, hubungan dengan instansi-instansi

terkait lainnya, pengangkatan dan pemberhentian manajer dan karyawan,

gaji/honor, pendidikan dan latihan kerja baik di dalam maupun ke luar

negeri dan lain-lain.

2. Merencanakan kegiatan kerja secara keseluruhan.

(33)

4. Penanggung jawab koperasi secara keseluruhan baik di dalam maupun

keluar.

5. Melakukan pengawasan atau pelaksanaan manajer dan karyawan.

6. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada rapat anggota dan pejabat

koperasi.

Adapun hal-hal yang dilimpahkan kepada manajer:

1. Mengkoordinir seluruh kegiatan kepala-kepala usaha dan karyawan

2. Memimpin dan melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha koperasi sesuai

dengan ketentuan-ketentuan dalam anggaran rumah tangga, rencana kerja,

rencana anggaran belanja dan pendapatan dari koperasi itu sendiri.

3. Mengelola usaha produksi dan jasa, fasilitas-fasilitas dan pemasaran yang

ada dalam perjanjian kontrak kerja.

4. Mengelola keuangan/permodalan untuk usaha yang disepakati bersama.

5. Menggunakan dan memelihara sarana-sarana dan peralatan-peralatan.

6. Memberikan pelayanan kepada anggota dan masyarakat.

7. Dan lain-lain yang termuat dalam perjanjian/kontrak kerja

(Sudarsono dan Edilius, 1994).

Jangkauan koperasi dalam meningkatkan kecerdasan para anggotanya,

ialah agar mereka dapat lebih mengembangkan perkoperasian, misalnya dengan

mendirikan subunit-subunit Industri yang sejalan dengan produk-produk yang

dihasilkannya yang selalu dipasarkan melalui koperasi, sehingga pendapatannya

pun akan lebih meningkat dan usahanya dapat menyerap tenaga kerja

(34)

Berbicara tentang pengembangan koperasi untuk masa yang akan datang,

kita membutuhkan peningkatan mutu profesional dari para fungsionaris koperasi,

seperti pengurus, badan pemeriksa, manager, dan para karyawan.sehubungan

dengan itu maka pendidikan anggota-anggota koperasi untuk menjadi insan

koperasi yang memahami visi, tujuan, dan usaha-usaha koperasi perlu semakin

digalakkan dari waktu ke waktu. Pendidikan anggota meningkatkan pengetahuan,

keterampilan, bersikap mental sebagai warga koperasi yang juga memahami

makna peningkatan profesionalisme dalam koperasinya (Mutis, 1992).

2.3 Kerangka Pemikiran

Koperasi Unit Desa adalah sebuah organisasi di mana didalamnya terdapat

anggota yang pada umumnya adalah petani, di mana mereka mempunyai tujuan

yang sama.

Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial harus mampu

menjalankan kegiatannya secara seimbang, supaya dari setiap usaha yang

dijalankan dapat menghasilkan laba yang dapat meningkatkan perekonomian

anggota koperasi tersebut. Koperasi unit desa ini bergerak dalam beberapa unit

usaha, yaitu: toko, agrobisnis dan simpan pinjam. Anggota koperasi akan

memanfaatkan setiap unit usaha yang ada dan itu akan mendatangkan pendapatan

bagi koperasi. Dari pendapatan tersebut akan diperoleh laba berupa sisa hasil

usaha yang mana akan dibagikan kepada anggota sesuai dengan ketentuan yang

ada sisanya sebagai sumber modal koperasi.

Hasil laba yang diperoleh merupakan salah satu ukuran dari kinerja

(35)

yang diharapkan. Dengan kinerja koperasi yang baik maka pendapatan koperasi

akan bertambah dan SHU yang akan dibagikan kepada anggota tersebut semakin

besar dan modal koperasi pun semakin bertambah sehingga dapat meningkatkan

unit usaha yang ada sehingga melalui peningkatan tersebut diharapakan

tercapainya kesejahteraan dari anggota koperasi. Adapun gambar skema kerangka

pemikirannya dapat dilihat pada Gambar 2. berikut ini

Kinerja

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan

= Menyatakan Hubungan = Pemanfaatan kegiatan usaha KUD

Unit Usaha: 1. Toko 2. Agrobisnis 3. Simpan Pinjam

Pendapatan Koperasi

SHU Anggota

(36)

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Kinerja koperasi unit desa (KUD) di daerah penelitian adalah baik.

(37)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah Penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Kabupaten Toba

Samosir, Kecamatan Lumban Julu. Adapun alasan memilih daerah ini karena

jumlah dari koperasi yang terdapat di Kabupaten ini dari tahun sebelumnya

mengalami peningkatan dan di Kabupaten Toba samosir terdapat koperasi terbaik

tingkat Sumatera Utara pada tahun 2006.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini ditetapkan koperasi unit desa (KUD) Saroha

Aeknatolu sebagai sampel dimana objek penelitian adalah seluruh anggota

koperasi. Sampel ini ditetapkan secara purposive dengan pertimbangan bahwa

KUD Saroha Aeknatolu ini merupakan koperasi terbaik tingkat Sumatera Utara

pada tahun 2006 dan pada tahun 2005 telah menjadi koperasi percontohan se

Kabupaten Toba Samosir.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan

responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah

(38)

lengkap yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, KSU Kecamatan Lumban Julu,

buku-buku pendukung, instansi atau lembaga yang terkait.

3.4 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dari identifikasi masalah

1, 3, 5 dan 6 adalah menggunakan metode deskriptif, yaitu menjelaskan masalah

yang ada yang dihubungkan dengan teori.

Untuk identifikasi masalah 2 dianalisis secara deskriptif yaitu dengan

menggunakan konsep balanced scorecard, hal ini sesuai dengan pendapat paimin

yang menyatakan bahwa balanced scorecard tersebut pada hakekatnya dapat

dilakukan berdasarkan kajian berbagai aspek dan jika diperlukan dapat dilakukan

modifikasi sesuai dengan karakter organisasi dimana variabel pengukuran kinerja

koperasi itu dapat dilihat dari aspek keorganisasian, aspek keanggotaan, aspek

keuangan serta aspek pemasaran/pelayanan bahwa dengan memberikan

pertanyaan kepada anggota koperasi yang menjadi responden mengenai kinerja

dari KUD kemudian jawaban dari responden tersebut diskoringkan berdasarkan

pemberian skor atas kinerja KUD tersebut. Adapun variabel kinerja yang

digunakan sesuai dengan konsep Balanced Scorecard, dapat dilihat pada tabel 3

(39)

Tabel 3. Variabel Kinerja Koperasi

N o

Aspek Indikator Verifer

1. Keanggotaan

Anggota koperasi melaksanakan kewajiban dan

menggunakan haknya sebagai anggota

1. Anggota koperasi memberikan saran/pendapat terhadap koperasi

2. Anggota koperasi ikut dalam pemilihan pengurus

3. Anggota koperasi memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi melalui bidang usaha yang ada di koperasi tersebut

4.Anggota koperasi memberikan kontribusi keuangan terhadap koperasi (simpanan wajib, sukarela,simpanan pokok, dll)

5. Anggota koperasi mengetahui perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam Anggarn Dasar Koperasi

2 Pelayanan

Kualitas Pelayanan yang diberikan kepada anggota telah memberikan kepuasan maksimal

1.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) terhadap produk yang disediakan koperasi

2.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) akan sarana fisik koperasi (bangunan dan perlengkapan, penampilan karyawan)

3. Kepuasan pelanggan akan pelayanan koperasi (keramahtamahan, keterampilan)

3. Keuangan Pertumbuhan keuangan koperasi berdasarkan perencanaan dalam RAT

1.Ada transparansi laporan keuangan

2.Peningkatan penjualan di koperasi

3. Peningkatan SHU

4. Peningkatan modal

5.Pengembalian utang dari anggota

4. Keorganisasian Fungsi managemen koperasi yang telah berjalan dengan baik dan yang melibatkan seluruh anggota

1.Dalam penetapan anggaran dasar dan kebijaksanaan umum telah melibatkan seluruh anggota

2.Dalam pemilihan pengurus telah dilaksanakan secara demokrasi

3.Struktur koperasi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan koperasi

4.Penempatan orang yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

5.Adanya hubungan yang baik antara pengurus dengan anggota koperasi

6.Pengurus memotivasi anggota koperasi untuk meningkatkan partisipasinya terhadap koperasi

(40)

Untuk mengetahui hasil penjumlahan seluruh skor dari masing-masing

Variabel kinerja KUD tersebut, dpat dilihat pada tabel 4. Berikut ini

Tabel 4. Jumlah penilaian Variabel Kinerja Koperasi

No Aspek Jumlah Verifer Skor Nilai Jumlah Penilaian

1 Keanggotaan 5 0 – 100 0 – 90.000

2 Pelayanan 3 0 – 100 0 – 75.000

3 Keuangan 5 0 – 100 0 – 60.000

4 Keorganisasian 7 0 – 100 0 – 75.000

Total 20 0 – 300.000

Sumber: Pengolahan Data Primer Lampiran 3a,3b,3c,3d

Hasil penelitian ini menghasilkan skor dan dari skor yang dihasilkan akan

ditentukan bagaimana kinerja KUD. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai

berikut:

0 – 60.000 = Kinerja Sangat Buruk

60.001 – 120.000 = Kinerja Buruk

120.001 – 180.00 = Kinerja Sedang

180.001 – 240.000 = Kinerja Baik

240.000 – 300.000 = Kinerja Sangat Baik

Untuk identifikasi masalah 4 dianalisis dengan metode deskriptif dengan

(41)

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai

pengertian tentang istilah-istilah dalam usulan penelitian, maka dibuat definisi dan

batasan operasional, sebagai berikut:

3.5.1 Definisi

1. KUD adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari penduduk desa

yang mempunyai kepentingan bersama.

2. Kinerja adalah Hasil kerja yang dicapai.

3. Struktur adalah bagan yang menunjukkan suatu pembagian kerja.

4. Pendapatan adalah jumlah penerimaan anggota koperasi.

5. Volume Usaha adalah total nilai penjualan/pendapatan barang dan jasa pada

tahun buku yang bersangkutan.

6. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam 1

tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya

termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

7. Kesejahteraan anggota dalah suatu keadaan dimana tersedianya kebutuhan

anggota baik kebutuhan pokok maupun sarana produksi (pupuk, pestisida,

dan alat pertanian) sehingga tingkat pendapatan dari anggota tersebut

(42)

3.5.2 Batasan Operasional:

1. Daerah Penelitian adalah Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba

Samosir.

2. Waktu Penelitian adalah tahun 2008.

3. Sampel penelitian adalah KUD Saroha Aeknatolu dan jumlah responden

(43)

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK ANGGOTA KOPERASI SEBAGAI

RESPONDEN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Letak Geografis dan Topografis Kecamatan Lumban Julu

Kecamatan Lumban Julu terletak di Kabupaten Toba Samosir dengan luas

wilayah 8.770 Ha. Kecamatan ini terletak pada 30˚ - 140˚LU dan 99˚ - 100˚ BT.

Daerah ini berada pada ketinggian 900 – 1.200 dpl dengan curah hujan rata-rata

2.200 mm/tahun. Keadaan permukaan tanah di kecamatan ini pada umumnya

bergelombang/berbukit.

Kecamatan Lumban Julu dahulu terdiri dari 15 desa, akan tetapi pada

tahun 2008 terjadi pemekaran sehingga jumlah desa yang terdapat di kecamatan

ini sebanyak 9 desa. Adapun batas-batas daerah Kecamatan Lumban Julu:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Simalugun/Kecamatan Ajibata

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bonatua Lunasi/Kecamatan

Porsea

- Sebelah Timur berbatasan dengan Bukit Barisan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Toba

4.1.2 Demografi / Keadaan Penduduk

Penduduk yang terdapat di Kecamatan lumban Julu berjumlah 8.398 jiwa.

Dimana jumlah laki-laki sebanyak 3.990 jiwa, perempuan sebanyak 4.408 jiwa,

(44)

Penduduk di Kecamatan Lumban Julu mempunyai mata pencaharian yang

bervariasi yang dapat dilihat dari tabel 3.berikut ini

Tabel 5. Distribusi Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Lumban Julu Tahun 2008

No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1

Sumber: Kantor Camat Lumban Julu

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagaian besar penduduk yang

berada di Kecamatan Lumban Julu bermata pencaharian sebagai petani berjumlah

6.682 jiwa dengan persentase 79,57% dari keseluruhan penduduk.

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Lumban Julu

(45)

Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Lumban Julu tahun 2008 4 Telekomunikasi dan Penerangan:

a. Kantor Pos b. Kantor PLN

1 1 5 Perdagangan dan Jasa:

a. Pusat Pasar b. Koperasi/KUD c. Koperasi Non KUD d. Pasar Desa

Sumber: Kantor Camat Lumban Julu

Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Lumban Julu sudah

termasuk lengkap, baik dilihat dari bidang pendidikan, kesehatan, rumah ibadah,

telekomunikasi dan penerangan, perdagangan dan jasa, perbankan.

Kecamatan Lumban Julu memiliki jalan negara seluas 13 km, jalan

kabupaten seluas 43 km, jalan desa: jalan perkerasan seluas 35,7 km dan jalan

tanah seluas 44,5 km.

4.1.4 Desa Sionggang Utara

Desa Sionggang utara berada di Kecamatan Lumban julu, Kabupaten Toba

(46)

dpl dengan suhu rata-rata 28˚C. Luas wilayah desa ini seluas 1.887 Ha yang

merupakan daerah dataran tinggi.

Adapaun batas-batas wilayah Desa Sionggang Utara adalah sebagai

berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Sipangan Bolon (Kabupaten Simalungun)

Sebelah Selatan berbatasan dengan Lumban Julu

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sionggang Tengah

Sebelah Timur berbatasan dengan Pegunungan Bukit Barisan

Desa Sionggang Utara memiliki hasil-hasil pertanian yang utama berupa

tanaman kopi, dan sayur-sayuran sedangkan hasil pertanian sampingan berupa

beternak babi.

4.2 Karakteristik Anggota koperasi sebagai Responden

Karakteristik anggota koperasi yang dimaksud adalah: umur, tingkat

pendidikan, jumlah tanggungan, lama menjadi anggota koperasi, dan pekerjaan

yang dikerjakan oleh anggota koperasi tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Karakteristik Anggota koperasi sebagai Responden No Karakteristik Anggota

Koperasi sebagai Responden

Satuan Range Rata-rata

1. Lama menjadi Anggota

(47)

Dari tabel 7 dapat diketahui bahawa rataan umur anggota koperasi yang

menjadi responden dalam penelitian ini adalah 51,23 tahun dan rataan anggota

tersebut menjadi anggota koperasi adalah 9,7 tahun. Hal ini akan sangat

berpengaruh terhadap keaktifan anggota atau partisipasi dari anggota koperasi

tersebut terhadap koperasi tersebut.

Rataan jumlah tanggungan dari anggota koperasi adalah 1,5 jiwa, Rata-rata

anggota koperasi tersebut bermata pencaharian sebagai petani dari 30 orang ada

sekitar 21 orang yang mata pencaharian utamanya dari bertani dan ada yang

(48)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Sejarah KUD Saroha Aeknatolu

Latar belakang dibentuknya koperasi ini karena masyarakat yang berada di

sekitar wilayah KUD merasakan betapa sulitnya untuk memperoleh sarana

produksi dalam meningkatkan produksi pertanian atau sulitnya processing dan

pemasaran sewaktu panen dan jasa lainnya. Maka atas dasar mufakat dan

musyawarah desa, Kepala Desa, Aparat Dinas Pertanian, LKMD, Tokoh

Masyarakat di wilayah kerja KUD Saroha Aeknatolu serta Petunjuk teknis dari

Kepala Kantor Departemen Koperasi Kabupaten Tapanuli Utara, maka disepakati

pembentukan KUD Saroha Aeknatolu pada tanggal 24 Agustus 1974.

KUD ini terletak di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu,

Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun daerah kerja dari koperasi ini adalah:

Sionggang Utara, Sionggang Tengah, Pardamean sibisa, Sionggang Selatan,

Parsaoran Sibisa. KUD ini memiliki badan hukum dengan nomor Badan Hukum :

3264/BH/III.22-8-1984.

Pada saat ini KUD ini bukan lagi berada di wilayah Kabupaten Tapanuli

Utara akan tetapi wilayah Kabupaten toba Samosir, ini disebabkan karena adanya

pemekaran kabupaten.

Dahulunya KUD ini terbentuk dari usaha kincir air yang digunakan

sebagai alat untuk menggiling padi dan ini mendapatkan respon yang baik dari

setiap anggota sehingga KUD ini terus mengalami perkembangan yang

(49)

Pada saat ini usaha yang dikelola KUD Saroha Aeknatolu dibagi atas tiga bidang

(unit usaha), yaitu:

1. Unit usaha simpan pinjam

2. Unit usaha pertokoan

3. Unit usaha agrobisnis, yang terdiri dari: penjualan pupuk bersubsidi dan

non subsidi, penjulan pestisida, RMU (Rice Miller Unit).

Struktur Organisasi Koperasi Saroha Aeknatolu

Adapun struktur organisasi KUD Saroha Aeknatolu terdiri dari dua unsur

yaitu: unsur-unsur alat perlengkapan koperasi (rapat anggota, pengurus,

pengawas) dan unsur-unsur pelaksanaan teknis (manager dan karyawan) yang

(50)
(51)

Mekanisme Kerja:

Bagian toko, agrobisnis, simpan pinjam mengajukan program/kebutuhan

yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang diajukan kepada ketua untuk

penentuan keputusannya dalam pengadaannya. Setelah disetujui maka akan

didistribusikan dan harus dibuat laporan pertanggungjawabannya baik bulanan,

triwulan + neraca, dan tahunan.

Dari Gambar 3 struktur organisasi di atas dapat disimpulkan bahwa KUD

Saroha Aeknatolu ini memiliki bagan organisasi koperasi sedang hal ini

didasarkan menurut pendapat direktur jenderal koperasi dalam buku yang berjudul

pengetahuan perkoperasian yang menyatakan bahwa bila usaha koperasi tersebut

memerlukan seorang tenaga khusus yang cakap di bidang usaha yang

mengkoordinir seluruh karyawan yang ada atau yang disebut manager maka

bagan organisasi koperasinya termasuk bagan organisasi koperasi sedang.

5.2 Pelaksanaan Fungsi Pengurus di Koperasi Saroha Aeknatolu

Adapun yang menjadi pembagian tugas pengurus di KUD Saroha

Aeknatolu adalah:

A. Pengurus

1. Berdasarkan Struktur Organisasi

Ketua I : Tanggung jawab luar dan dalam

Ketua II : Pengawasan dan pembinaan usaha

Sekretaris I : Administrasi umum

Sekretaris II : Personalia karyawan

(52)

2. Berdasarkan Bidang Kegiatan

Ketua I : Pengadaan

Ketua II : Pertokoan/waserda

Sekretaris I : Agribisnis, RMU

Sekretaris II : -

Bendahara : Simpan pinjam

3. Mekanisme Kerja

Kegiatan Harian : Melaksanakan tugas sesuai dengan:

1. Tugas dalam struktur organisasi dan berdasarkan

bidang kegiatan

2. Aktif dalam pekerjaan/pengawasan menurut kegiatan

bidang masing-masing

3. Mengatasi segala kesulitan dalam bidang kegiatan

masing-masing sehingga tidak terjadi stagnasi

kegiatan

Kegiatan Bulanan : 1. Membuat rekapitulasi kegiatan serta membawa dalam

rapat pengurus

2. Mengkompilasi segala kondisi yang mengakibatkan

tidak tercapainya program

3. Mengadakan perbaikan

Kegiatan Triwulan : 1. Menyimpulkan segala kegiatan baik dalam organisasi

maupun usaha sehingga dapat membuat laporan

(53)

Kegiatan Tahunan : Menyimpulkan segala laporan kegiatan

1. Organisasi dan usaha selama 1 tahun untuk persiapan

mengadakan RAT

2. Mengadakan evaluasi atas rencana kerja dan rencana

anggaran belanja

3. Membuat rencana kerja dan anggaran belanja untuk

tahun berikutnya

4. Menetapkan RAT

B. Badan Pengawas

1. Berdasarkan Struktur Organisasi

Ketua : Tanggung jawab untuk melaksanakan pengawasan secara rutin

maupun insidentil

Anggota : Bersama-sama dengan ketua melaksanakan fungsi pengawasan

2. Berdasarkan Bidang Kegiatan

Ketua : Pengawasan agribisnis dan RMU

Anggota I : Waserda

Anggota II : Simpan Pinjam

Wewenang Pengurus dalam Pembagian Tugas:

- Menandatangani untuk urusan Bank : Ketua I dan Bendahara

- Pengambilan uang dengan Cek/ATM : Ketua I dan Bendahara

- Pemberian Pinjaman kepada Anggota :

• Bendahara : s/d batas Rp 5.000.000

•Ketua II dan Bendahara : Diatas Rp 5.000.000 s/d Rp 10.000.000

(54)

Adapun kriteria peminjaman di KUD Saroha Aeknatolu adalah anggota

yang meminjam harus memiliki agunan dan peminjam harus membuat surat

pengajuan untuk meminjam sesuai dengan contoh yang dibuat oleh koperasi.

Jumlah pinjaman yang dapat dipinjam oleh anggota koperasi tergantung

keputusan dari pengurus.

Pembagian tugas pengurus di KUD Saroha Aeknatolu ini semakain baik,

hal ini dapat dilihat dari pembagian tugas yang jelas. Dulunya semua urusan baik

dari agribisnis dan waserda hanya ditangani oleh manager, pengurus kurang

menjalankan peranannya hal ini disebabkan karena pembagian tugas yang kurang

terarah.

5.3 Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Saroha Aeknatolu

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang berwatak sosial ekonomi

dimana koperasi merupakan perkumpulan orang-orang yang mengakui adanya

kebutuhan yang sama di kalangan mereka. Koperasi selaku badan usaha yang

tergolong organisasi modern seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan dari

para anggotanya.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8. berikut memperlihatkan kinerja

(55)

Tabel 8. Hasil Penilaian Kinerja Koperasi 1. Keanggotaan

Anggota koperasi melaksanakan kewajiban dan

menggunakan haknya sebagai anggota

1. Anggota koperasi memberikan saran/pendapat terhadap koperasi

4 9 17

2. Anggota koperasi ikut dalam

pemilihan pengurus 25 5 0

3. Anggota koperasi memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi melalui bidang usaha yang ada di

koperasi tersebut 29 1 0

4.Anggota koperasi memberikan kontribusi keuangan terhadap koperasi (simpanan wajib,

sukarela,simpanan pokok, dll) 17 13 0 5. Anggota koperasi mengetahui

perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam Anggarn Dasar Koperasi

13 17 0

2 Pelayanan

Kualitas Pelayanan yang diberikan kepada anggota telah memberikan kepuasan maksimal

1.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) terhadap produk yang disediakan koperasi

25 5 0

2.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) akan sarana fisik koperasi (bangunan dan perlengkapan, penampilan karyawan)

30 0 0

3. Kepuasan anggota koperasi akan

pelayanan koperasi

(keramahtamahan, keterampilan) 30 0 0 3. Keuangan Pertumbuhan keuangan

koperasi berdasarkan perencanaan dalam RAT

1.Ada transparansi laporan keuangan

0 30 0

2.Peningkatan penjualan di koperasi 30 0 0

3. Peningkatan SHU 30 0 0

4. Peningkatan modal 30 0 0

5.Pengembalian utang dari anggota 17 13 0

4. Keorganisasian 1.Dalam penetapan anggaran dasar dan kebijaksanaan umum telah melibatkan seluruh anggota

30 0 0

2.Dalam pemilihan pengurus telah dilaksanakan secara demokrasi

30 0 0

3.Struktur koperasi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan koperasi

30 0 0

4.Penempatan orang yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

30 0 0

5.Adanya hubungan yang baik antara pengurus dengan anggota koperasi

30 0 0

6.Pengurus memotivasi anggota koperasi untuk meningkatkan partisipasinya terhadap koperasi

30 0 0

7.Pengawasan terhadap koperasi dilaksanakan oleh seluruh anggota koperasi

0 30 0

(56)

1. Keanggotaan

Anggota koperasi memegang peranan yang penting dalam sebuah

organisasi koperasi, hal ini disebabkan karena anggota koperasi merupakan

pemilik sekaligus menjadi pelanggan. Dalam sebuah organisasi anggota pasti

memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Dari tabel 8 dapat dilihat

bahwa hanya ada 4 orang anggota koperasi yang memberi saran baik pada waktu

rapat maupun di luar rapat. Hal ini juga dipengaruhi dari pemahaman anggota

tersebut mengenai organisasi koperasi ini. Dimana ada sebagian dari anggota

datang dalam rapat (RAT) hanya untuk mendapatkan uang duduk dan mereka

datang mau terlambat dan selama rapat berlangsung ada sebagian anggota yang

menyatakan mereka tidak fokus. Akan tetapi anggota juga mau memberi sarannya

jika pengurus menanyakan langsung kepada mereka baik pada waktu rapat

belangsung maupun di luar rapat.

Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa semua anggota mengetahui kapan

diadakannya pemilihan pengurus anggota koperasi akan tetapi ada sebagian yang

tidak menghadirinya karena pada hari sama mereka harus mengikuti acara

paradatan.

Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa anggota secara umum memanfaatkan

pelayanan yang diberikan koperasi melalui bidang usaha yang ada di koperasi. ada

1 orang yang kurang memanfaatkannya hal ini disebabkan dari 6 kegiatan usaha

yang ada di koperasi dia hanya memanfaatkan 4 bidang usaha ini juga disebabkan

karena anggota tersebut tidak menanam padi sehingga dia tidak pernah

(57)

Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa ada 17 orang yang membayar

kontribusi keuangannya secara rutin. Alasan anggota yang tidak rutin membayar

kontribusi keuangan tersebut adalah karena mereka sering lupa akan tetapi pihak

koperasi (pengurus/karyawan) secara aktif mengingatkan anggota tersebut ketika

mereka datang ke koperasi maupun ketika di luar koperasi.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa ada 13 orang yang mengetahui

perkembangan koperasi sesuai dengan ketentuan anggaran dasar koperasi. hal ini

juga dipengaruhi oleh lamanya anggota tersebut menjadi anggota koperasi.

Dimana anggota koperasi yang baru masuk (5 Tahun ke bawah) kurang

mengetahui perkembangan koperasi itu secara dalam mereka hanya mengetahui

perkembangan dari keuangan saja setiap tahunnya yang mereka peroleh dari RAT.

2. Pelayanan

Di dalam kedudukannya sebagai pelanggan, maka anggota koperasi harus

menggunakan jasa pelayanan koperasi karena pelayanan koperasi diselenggarakan

atas keputusan dan modal anggota sendiri untuk memenuhi kebutuhan anggota.

Tercapainya kepuasan anggota dapat bermanfaat bagi terciptanya hubungan yang

harmonis antara perusahaan koperasi dan anggota. Dari tabel 8 dapat diketahui

ada 25 orang anggota yang meras puas dengan produk yang disediakan koperasi.

mereka merasa puas karena produk yang mereka perlukan telah tersedia di

koperasi dan ada 5 orang yang merasa kurang puas karena ada kebutuhan mereka

yang tidak tersedia di koperasi. Semakin banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh

koperasi semakin tidak efektif partisipasi dari anggota karena akan bertambahnya

(58)

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa semua anggota merasa puas dengan

sarana fisik yang disediakan oleh koperasi. Mereka merasa puas karena bangunan

yang ada di koperasi itu sudah baik, dimana bangunan yang ada sudah permanen,

tidak bocor, dan penataannya baik dimana bangunan setiap kegiatan usaha dipisah

sehingga terlihat rapi dan tidak berantakan. Di koperasi ini terdapat 7 bangunan

yaitu: bangunan khusus untuk Waserda, bidang agrobisnis (penjualan pupuk dan

pestisida), gudang (tempat penyimpanan pupuk dan alat-alat pertanian),

penggilingan padi, ruang jaga malam, bangunan simpan pinjam, dan ruangan

pengurus koperasi. Dari segi penampilan karyawan adalah baik, dimana karyawan

wajib memakai baju seragam yang diberikan oleh koperasi.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa semua anggota merasa puas akan

pelayanan yang diberi oleh koperasi melalui karyawan yang menangani kegiatan

usaha yang ada di koperasi. Menurut anggota karyawan tersebut ramah dalam

bertanya bahkan sabar dalam melayani anggota ketika sedang berbelanja.

3. Keuangan

Agar dapat bersaing dengan organisasi lain koperasi harus sehat baik dari

sudut organisasi maupun keuangannya. Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa

transparansi keuangan koperasi secara detailnya hanya diketahui oleh pengurus

koperasi.

Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penjualan, SHU,

modal dari koperasi sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Hal ini

juga dapat terlihat dari Lampiran 4 dimana dalam 5 tahun terakhir ini terjadi

(59)

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa ada 17 anggota koperasi yang

mengembalikan utangnya secara rutin sesuai kesepakatan terhadap koperasi.

kebanyakan dari anggota meminjam ke koperasi bukan untuk meningkatkan

produksi dari pertaniannya akan tetapi karena adanya kebutuhan mendadak.

Anggota yang tidak membayar rutin akan mendapat surat peringatan dari pihak

koperasi sampai 3 kali dan jika tidak diresponi maka pengurus/karyawan akan

langsung mendatangi anggota tersebut.

4. Keorganisasian

Semua organisasi baik formal maupun non formal membutuhkan adanya

fungsi managemen sebab tanpa mangemen yang baik tujuan organisasi tidak akan

tercapai secara efisien. Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa dalam penetapan anggaran

dasar dan kebijaksanaan umum telah melibatkan seluruh anggota koperasi. Hal ini

telah sesuai dengan prinsip koperasi dimana satu anggota mempunyai satu suara.

Dari tabel 8. dapat dilihat bahwa pemilihan pengurus koperasi dilakukan

secara demokrasi. Dimana pemilihan pengurus ini dilaksanakan dalam 5 tahun

sekali.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa struktur organisasi koperasi sudah sesuai

dengan kebutuhan koperasi tersebut. Hal ini dilihat dari pembagian tugas dan

tanggungjawab dari pengurus atas setiap bidang usaha yang ada di koperasi.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa orang-orang yang dipilih memiliki

kemampuan yang sesuai dengan tugas yang dikerjakannya. Ini terbukti dari

berkembangnya koperasi tersebut dari setiap bidang usaha yang ada.

Dari tabel 8 juga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang baik

Gambar

Tabel 2. Data Jumlah Koperasi di Kabupaten Toba Samosir
Gambar 1.Bagan Organisasi Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 3. Variabel Kinerja Koperasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, apabila bawahan semakin mengenal secara teknis pekerjaan dan pegawai mempunyai pemahaman yang lebih baik mengenai apa yang dapat dicapai pada area tanggung

Kegiatan tuton terdiri dari 8 kali inisiasi yang disertai dengan diskusi, serta 3 tugas yang harus dikumpulkan pada saat mahasiswa tutorial tatap muka.. Jadwal kegiatan tuton dapat

Hasil dari penelitian diperoleh bahwa proses berpikir probabilistik mahasiswa laki-laki dan perempuan masuk dalam level 4 pada soal ruang sampel dimana mahasiswa sudah

Metode Kerja Praktek yang diterapkan untuk dapat mengetahui informasi mengenai sistem pengeluaran pada Kantor Walikota Bekasi adalah dengan melakukan metode objek penelitian

Untuk memudahkan dalam melakukan pemeriksaan maka sebagai indikatornya berupa suara, dimana apabila terdapat sinyal input ataupun terdapat hubungan maka insikator akan akan

celana pendek warna biru tua, panjang celana 5 cm di atas lutut, bagian pinggang disediakan tali gesper untuk ikat pinggang, saku dalam pada sisi kiri dan kanan serta

fasilitas bangunan Servis maintenance gedung Privat, tertutup, tidak pengap Gudang, ruang istirahat, unit hunian Melayani urusan teknis dalam. pengoperasian apartemen

In general, soybean grown during the rainy season had higher content of genistein, daidzein, glycitein and higher total of isoflavone content compared to soybean grown during the