• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membentuk Karakter Siswa Melalui Implementasi EWPK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Membentuk Karakter Siswa Melalui Implementasi EWPK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

181

Membentuk Karakter Siswa Melalui Implementasi EWPK

Oleh Ahmad Mufrodi, S.Pd. SD

(Guru SDN 02 Gendowang, Kabupaten Pemalang, Jawa Tenga) EJALAN dengan visi dan misi Presi-

den untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, man- diri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global. Demi- kian halnya dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pe- sat, telah membawa perubahan yang signi- fikan terhadap semua aspek kehidupan, ti- dak terkecuali terhadap perubahan karakter sumber daya manusia. Penguatan pendidik- an karakter peserta didik harus selalu di- upayakan melalui berbagai program dan kegiatan. Salah satunya melalui kegiatan ektrakurikuler wajib pendidikan kepramu- kaan di sekolah.

Dalam Kurikulum 2013, pendidikan ke- pramukaan ditetapkan sebagai kegiatan eks- trakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana penguatan psikologis-sosial-kultural (rein- forcement) perwujudan sikap dan keteram- pilan Kurikulum 2013 yang secara psikope- dagogis koheren dengan pengembangan

sikap dan kecakapan dalam pendidikan ke- pramukaan. Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3) mem- peroleh penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan kepramukaan di lingkungan sa- tuan pendidikan.

Pedoman pelaksanaan kegiatan eks- trakurikuler di satuan pendidikan telah di- atur dalam Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014. Kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana yang dimaksud dalam Permendikbud ini dikelompokkan menjadi kegiatan ekstraku- rikuler wajib dan kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler wajib ada- lah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib di- selenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik, yakni Ekstrakurikuler Pendidikan Kepra- mukaan. Sedangkan kegiatan ekstrakuriku- ler pilihan meliputi kegiatan yang mengacu pada minat, bakat, serta kemampuan peserta didik sesuai pilihannya.

S

(2)

182 Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti menjelas- kan bahwa pembiasaan merupakan serang- kaian kegiatan yang harus dilakukan peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan yang bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan yang baik dan membentuk generasi berka- rakter positif. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal mengamanatkan bahwa khusus bagi peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pen- didikan dasar atau satuan pendidikan jen- jang pendidikan menengah diberikan ruang yang luas untuk mengembangkan potensi melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Menurut Lutan (1986: 72), ekstrakuriku- ler ini merupakan sebuah bagian internal da- ri proses belajar yang menekankan pada pe- menuhan kebutuhan anak didik. Antara ke- giatan atau aktivitas intrakurikuler serta eks- trakurikuler tersebut aslinya tidak bisa dipi- sahkan, bahkan kegiatan atau aktivitas eks- trakurikuler itu merupakan perpanjangan pelengkap atau juga suat penguat kegiatan

atau aktivitas intrakurikuler untuk dapat menyalurkan bakat atau juga sebagai pen- dorong perkembangan potensi peserta didik untuk dapat mencapai taraf maksimum.

Kegiatan Ekstrkurikuler Wajib Pendidik- an Kepramukaan (EWPK) di sekolah dasar diatur dalam Permendikbud nomor 63 Ta- hun 2014. Konteks yang diambil adalah pe- nerapan metode dan teknik kepramukaan untuk mendukung proses pembelajaran Ku- rikulum 2013 dalam menguatkan nilai sikap dan keterampilan. Metode Kepramukaan tersebut meliputi: (a) pengamalan Kode Ke- hormatan Pramuka, (b) belajar sambil mela- kukan, (c) kegiatan berkelom pok/ bekerja sama/berkompetisi, (d) kegiatan yang me- narik/menantang, (e) kegiatan di alam ter- buka, (f) kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan/dorongan/du- kungan, (g) penghargaan berupa tanda kecakapan, dan (h) satuan terpisah antara putra dan putri.

Sedangkan Teknik Kepramukaan men- cakup praktik langsung, permainan, diskusi, produktif, lagu, gerak, widya wisata,

(3)

183 simulasi, napak tilas, pioneering, berkemah, dan penjelajahan. Penerapan metode dan teknik kepramukaan bermuara pada tujuan akhir pendidikan kepramukaan yaitu ter- bentuknya peserta didik yang berkarakter dan memiliki kecakapan hidup serta men- cintai bangsa dan tanah airnya.

Pendidikan kepramukaan sebagai eks- trakurikuler di sekolah dasar dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu melalui: (1) EWPK dengan model blok dan model aktua- lisasi; (2) Ekstrakurikuler kepramukaan de- ngan model reguler. Pengimplemetasian model blok dan model aktualisasi sepenuh- nya menjadi tanggung jawab sekolah dan struktur di atas mulai dari Dinas Pendidikan di tingkat Kota/Kabupaten sampai di Ke- menterian Pendidikan Kebudayaan. Sedang- kan model reguler dikelola bersama antara Pengurus Gugus Depan dan Satuan Pendi- dikan sebagai tempat bernaung (Pangkalan) dan di bawah koordinasi Kwartir Ranting sampai Kwartir Nasional.

1. Model Blok

Model blok merupakan bagian kegiatan dalam penerapan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan. Kegiatan model blok di satuan pendidikan dikemas dalam kegiatan perkemahan. Muatan materi ke- giatan model blok meliputi materi pelajaran, pengenalan lingkungan sekolah, pendidikan kepramukaan, dan penguatan karakter.

Kegiatan model blok diisi juga dengan pembiasaan positif sebagai sarana untuk penguatan karakter peserta didik. Pembiasa-

an positif dapat berupa ibadah secara ber- jamaah, apel kedisiplinan setiap pagi, korve- /pergantian jaga di tenda, dan sebagainya.

Pelaksanaan model blok sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 sebagai berikut: (1) bersifat wa- jib, (2) dilaksanakan setahun sekali, (3) berla- ku bagi seluruh peserta didik, (4) terjadwal, dan (5) penilaian umum. Kegiatan model blok bersifat wajib bagi seluruh peserta di- dik, dilaksanakan setahun sekali di awal ta- hun pembelajaran untuk peserta didik kelas I yang diintegrasikan dengan Masa Penge- nalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Sedang- kan peserta didik kelas II-VI dapat dilaksa- nakan sesuai dengan program satuan pendi- dikan (tidak harus di awal tahun).

Kegiatan model blok di sekolah dasar di- laksanakan dalam bentuk perkemahan, de- ngan ketentuan sebagai berikut: Pertama, pelaksanaan model blok bagi peserta didik kelas I, kelas II, dan kelas III, dilaksanakan dalam format perkemahan sehari tanpa menginap selama 9-18 jam. Kedua, pelaksa- naan model blok bagi peserta didik kelas IV, kelas V dan kelas VI, dilaksanakan dengan menginap semalam di perkemahan selama 18 jam. Ketiga, pada pelaksanaan kegiatan model blok tidak harus menggunakan se- ragam Pramuka.

2. Model Aktualisasi

Kegiatan aktualisasi adalah kegiatan pembelajaran di luar kelas yang difungsikan sebagai wahana mengaktualisasikan muatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4 mata pelajaran yang

(4)

184 tidak selesai di kelas dan/atau membutuh- kan penguatan di luar kelas dengan meng- gunakan metode dan teknik kepramukaan.

Kegiatan model aktualisasi bersifat wajib bagi seluruh peserta didik, dilaksanakan sekali setiap minggu di luar jam pelajaran sekolah selama 120 menit, terjadwal, dengan sistem penilaian formal. Bentuk kegiatan ak- tualisasi serupa dengan latihan rutin kepra- mukaan di Gugus Depan.

Urutan pelaksanaan kegiatan aktualisasi sebagai berikut: Pertama, upacara pembukaan kegiatan. Upacara pembukaan kegiatan Model Aktualisasi dilakukan sebagai bagian dari penanaman nilai patriotisme, kedisiplin- an, religiusitas, dan penjelasan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kedua, kegiatan inti yang berisi materi mata pelajaran yang dikemas melalui teknik dan metode kepramukaan.

Teknik kepramukaan yang dapat digunakan sebagai kemasan mata pelajaran antara lain:

penjelajahan, penaksiran, pertolongan perta- ma, sandi, semboyan, isyarat, simpul dan ikatan, sketsa dan panorama, kemampuan indera manusia (KIM), berkemah, atau me- masak. Ketiga, upacara penutupan. Upacara penutupan kegiatan model aktualisasi dila- kukan sebagai bagian dari refleksi nilai yang dilakukan dalam kegiatan inti dan pemberian apresiasi kepada peserta didik.

Kegiatan aktualisasi dikelola guru di bawah pengendalian Kepala Sekolah. Guru dalam kegiatan aktualisasi dapat berkolaborasi dengan Pembina Gugus Depan. Peran Pembina Gugus Depan merupakan konsultan dalam merancang proses pembelajaran dengan metode dan

teknik kepramukaan, sedangkan guru bertindak sebagai pembina dalam kegiatan aktualisasi.

3. Model Reguler

Model reguler adalah kegiatan kepramu- kaan yang diselenggarakan oleh Gugus De- pan. Gugus Depan adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi terdepan penyeleng- gara pendidikan kepramukaan (Undang- Undang Nomor 12 tahun 2010). Peserta didik di Sekolah Dasar yang berminat dapat men- jadi anggota Gerakan Pramuka di Gugus Depan dan mengenakan Seragam Gerakan Pramuka sesuai ketentuan yang berlaku di Gerakan Pramuka. Gugus Depan yang ber- pangkalan di Sekolah Dasar berfungsi seba- gai konsultan yang memberikan masukan tentang pola latihan/ kegiatan pendidikan kepramukaan kepada sekolah/ guru dalam pelaksanaan model blok dan model aktuali- sasi.

Pelaksanan kegiatan kepramukaan di Gugus Depan merujuk kepada seluruh petunjuk penyelenggaraan dan pedoman yang diterbitkan oleh Gerakan Pramuka. Pan- duan ini tidak memberikan penjelasan khu- sus terkait pengelolan Gugus Depan dan kegiatan kepramukaan. Pembinaan Gugus Depan merupakan tanggung jawab dari Ge- rakan Pramuka mulai dari Kwartir Ranting sampai Kwartir Nasional.

Pembinaan peserta didik Gerakan Pramu- ka berfoundasikan Prinsip Dasar Kepramu- kaan, dilaksanakan dengan metode kepra- mukaan, dan pembinanya bergerak dengan

(5)

185 sistem among dalam proses pembinaan pe- serta didik.

Prinsip Dasar Kepramukaan merupakan asas dalam pelaksaan pendidikan kepramu- kaan yang dilaksanakan di alam terbuka yang menarik dan menantang dengan sasaran akhir pembentukan karakter.

Sebagai landasan berpikir dan bertindak (foundasi) bagi seorang Pramuka, semua prinsip merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Prinsip Dasar Kepramukaan terdiri atas:

(a) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Ma- ha Esa. Pramuka senantiasa beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menganut ajaran agama dan menjalankannya sesuai tuntunan agama yang dianutnya, (b) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya. Seorang Pramuka senantiasa peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya. Seorang Pramuka mencintai tanah air dan bangsanya, memiliki toleransi tinggi sesama manusia, dan tidak berbuat kerusakan terhadap alam lingkungannya. (c) Peduli terhadap diri pribadinya. Pramuka peduli terhadap dirinya sendiri. Pramuka menjaga kesehatan dirinya dengan berperilaku hidup

bersih dan berolah raga, memelihara diri dari kemelaratan dengan bekerja atau berwirausaha, dan perilaku hidup lainnya yang menunjukkan kepedulian terhadap dirinya sendiri tanpa merugian orang lain.

(d). Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. Pramuka senantiasa mengamal- kan kode kehormatannya yang berupa Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupannya sehari-hari.

Ciri utama Gerakan Pramuka adalah pendidikan kepramukaan yang berbasis belajar sambil melakukan (learning by doing) di alam terbuka dengan pola berkelompok melalui keterampilan yang menarik dan menyenangkan. Ciri itulah yang menjadi pembeda dengan lembaga atau organisasi lain yang sama-sama menangani pendidikan.

Berikut ini komponen metode kepramu- kaan yang yang merupakan sistem, berkait, dan saling memberikan makna bagi kom- petensi siswa:

Pertama, Kode Kehormatan. Kode kehor- matan dalam metode kepramukaan adalah norma belajar. Sebuah proses belajar haruslah dipagari dengan seperangkat norma yang mengikat peserta didik dalam

(6)

186 berproses. Norma belajar bagi seorang Pramuka yang juga menjadi norma hidupnya berupa Dasadarma. Jadi, Pramuka dalam menjalani hidup dan kehidupannya tidak boleh terlepas dari darmanya.

Dasadarma Pramuka, yaitu: Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa; Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; Patriot yang sopan dan ksatria; Patuh dan suka bermusyawarah; Rela menolong dan tabah;

Rajin, terampil, dan gembira; Hemat, cermat, dan bersahaja; Disiplin, berani, dan setia;

Bertanggungjawab dan dapat dipercaya;

Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Kedua, kegiatan di alam terbuka. Pembe- lajaran yang baik adalah pembelajaran yang dilakukan dalam konteks yang sebenarnya.

Alam terbuka dalam metode kepramukaan adalah sebagai tempat belajar, konteks belajar, dan wahana belajar. Di alam terbuka, peserta didik dapat belajar dengan leluasa dan lebih bebas bergerak. Alam terbuka memungkinkan membuka pikiran baru yang terbelenggu ruang, memberi kesempatan melihat lebih luas, dan belajar dalam keadaan yang senyatanya.

Ketiga, belajar sambil melakukan. Prinsip metode belajar sambil melakukan adalah be- lajar dari pengalaman. Peserta didik diberi kesempatan mencoba, praktik langsung, berkreasi tanpa takut salah, dan mengalami proses belajar. Hal ini berbeda dengan apabila peserta didik diceramahi atau diberi instruksi terlebih dahulu. Dalam proses ini tidak terjadi trial and error, tidak terjadi kreativitas, karena telah diinstruksikan sebelumnya. Peserta didik tidak diberikan ruang bebas dalam pikiran mereka untuk mencoba ide orisinal. Belajar sambil melakukan dimaksudkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak mencoba keterampilan yang diinginkan dan belajar dari pengalaman mencoba. Peran pembina sebagai pengamat proses yang dilakukan peserta didik, kemu- dian memberi umpan balik untuk mencoba dengan lebih baik.

Keempat, kegiatan menarik dan menan- tang. Kegiatan menarik dan menantang da- lam metode kepramukaan adalah suasana belajar yang penuh kejutan, kebaruan, tantangan, dan dalam kegembiraan.

Ragam aktivitas belajar dimainkan sedemikian hingga peserta didik dalam suasana belajar tapi tidak merasa belajar.

Ragam aktivitas tersebut dapat berbentuk permainan, menyanyikan lagu, menerapkan ragam tepuk kinestetis, dan bentuk aktivitas menarik lainnya. Suasana yang menarik dan menyenangkan dapat membawa peserta didik belajar dalam kondisi pikiran rileks tanpa tekanan yang memudahkan dalam penyerapan materi pembelajaran.

Kelima, kegiatan berkelompok, bekerja sama dan berkompetisi. Berkelompok haki- katnya sudah menjadi ciri manusia. Kelom- pok memungkinkan terjadi interaksi sosial, interaksi fisik, dan juga interaksi psikis. Be- lajar dalam kelompok dapat memacu kece- patan belajar, karena terjadi komunikasi dan kerjasama dalam tim. Kelemahan salah satu anggota kelompok akan diminimalisir de- ngan kekuatan anggota kelompok lainnya.

Keenam, penghargaan berupa tanda ke- cakapan. Prinsip dari pemberian tanda penghargaan adalah untuk memotivasi, pengakuan harga diri, aktualisasi diri, dan memberikan kenyamanan belajar bagi peserta didik. Tanda penghargaan tidak selalu berupa benda materi, tetapi dapat pula berupa pujian, pemberian penghormatan di depan teman lain, dan tanda kecakapan sesuai dengan kompetensi yang telah ditempuh peserta didik dalam SKU atau SKK.

Ketujuh, satuan terpisah. Satuan terpisah dalam metode kepramukaan dimaksudkan untuk memacu kepercayaan diri peserta di- dik. Dengan mereka beraktivitas dalam ke- lompok gender, perempuan berlatih sesama perempuan dengan pembina perempuan dan sebaliknya, diharapkan terbangun jati diri dan kepercayaan diri mereka. Laki-laki berlatih menjadi sejatinya laki-laki dan perempuan berlatih menjadi sejatinya perempuan.

(7)

187 Kedelapan, kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan dan du- kungan. Orang dewasa dalam metode ke- pramukaan adalah pembina yang berperan sebagai fasilitator, organisator, dan motivator, sehingga kegiatan belajar yang dilakukan terpola, tersistem serta terencana sehingga perkembangan peserta didik teramati dan terkendali. Untuk dapat mengarahkan, memotivasi, dan mengendalikan perkembangan peserta didik, tentu pembina harus mengetahui proses yang dijalani peserta didiknya, sehingga dalam setiap latihan kehadiran pembina adalah mutlak.

Kesembilan, kiasan dasar. Kiasan dasar adalah sebagai sarana pemudahan, pemak- naan, penguatan, penyimbolan, dan sebagai skenario kemasan pembelajaran. Peserta di- dik akan lebih mudah memahami konsep jika dibungkus dengan simbol atau kiasan.

Kesepuluh, sistem among. Sistem Among merupakan salah satu cara pelaksanaan pen- didikan dalam Gerakan Pramuka. Dengan sistem ini pembina memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak secara leluasa, dengan sejauh mungkin menghindari unsur perintah, keha- rusan paksaan sepanjang tidak merugikan baik bagi diri sendiri maupun masyarakat sekitarnya. Tujuannya untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri dan kreativitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.

Sistem among dalam bentuk kalimat yang juga merupakan metode pendidikan yang digunakan Ki Hajar Dewantara adalah,

“Ing Ngarsa Sung Tulada” (di depan memberi teladan); “Ing Madya Mangun Karsa” (di te- ngah membangun kemauan); Dan “Tut Wuri Handayani” (dari belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian).

Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Ke- pramukaan merupakan wahana pembinaan dan pembelajaran bagi peserta didik untuk menguatkan sikap dan keterampilan KI 1, KI 2, dan KI 4 pada mata pelajaran dengan lebih

banyak belajar sambil melakukan, meng- alami langsung, bersosialisasi, berinteraksi dengan alam dalam kondisi yang senyatanya.

Melalui penerapan Ekstrakurikuler Wa- jib Pendidikan Kepramukaan ini diharapkan peserta didik dapat menjadi manusia Indo- nesia yang bermartabat, bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global berkarakter, untuk membangun Indonesia Maju di masa depan.

Rujukan:

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka

Permendikbud Nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

Permendikbud Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

Permendikbud Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib di Sekolah Dasar dan Menengah;

Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;

Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

Surat Keputusan Kwarnas No. 231 tahun

2007 tentang Petunjuk

Penyelenggaraan Gugus Depan

Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor :178 Tahun 1979 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Upacara Di Dalam Gerakan Pramuka https://pendidikan.co.id/pengertian-

ekstrakurikuler

Referensi

Dokumen terkait

PPID pembatu dapat memperpanjang jangka waktu sebagaimana diatur dalam huruf h selambat-lambatnya 7 (Tujuh) hari kerja apabila informasi yang dibutuhkan bervolume

Pada umumnya penculikan dilakukan akan selalu didahului oleh proses observasi terhadap situasi dan kondisi dari si target dengan melakukan proses evaluasi kegiatan rutinitas dari

Dapatan objektif ketujuh: Hubungan kesediaan, penerimaan, pengoperasian dengan tahap-tahap keprihatinan guru melaksanakan Pentaksiran Berasaskan Sekolah 5.3.9 Dapatan objektif

Weill Weill Weill Weill----Ross Model Ross Model Ross Model Ross Model adalah salah satu dari sekian banyak standar yang dapat diadaptasi untuk kebutuhan adalah salah satu dari

Sementara itu, penelitian yang dilakukan di Malang pada remaja usia 13-19 tahun menunjukkan hasil yang serupa baik pada remaja obesitas dengan sindrom metabolik maupun non

Jurnal: Media pendidikan Eksakta Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: Halaman: - Tahun: 1993, ISSN:. Status: Penulis Utama,

Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi di lingkungan masing-masing maupun an tar

Jika data dapat dikombinasikan dengan wawasan tentang aktivitas pengunjung di Kebun Jika data dapat dikombinasikan dengan wawasan tentang aktivitas pengunjung di