• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

10 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kewirausahaan

Istilah wirausaha berasal dari kata entrepreneur dalam Bahasa Perancis dan dikenal dalam kosak kata bisnis Perancis pada sekitar permulaan abad ke 17 atau 18, yang artinya yaitu “mengelola”. Berikut ini digambarkan perkembangan teori dan definisi entrepreneur atau wirausaha. Sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Para ahli memiliki rumusan yang berbeda-beda mengenai kewirausahaan.

Menurut Rusdiana (dalam Hartini: 2018) kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya.

Peters (dalam Alma: 2017) kewirausahaan adalah enrepreneurship is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, personal satisfaction and independence, yang artinya kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.

Menurut Suryana (2016) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan berwirausaha yang kreatif dan inovatif dapat dijadikan dasar kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.

Kewirausahaan menurut Timmons and Spinelli (2015) adalah suatu cara berpikir dan bertindak yang didasarkan pada peluang bisnis, pendekatan holistic, dan kepemimpinan yang seimbang.

Kesimpulan dari definisi menurut para ahli di atas, bahwa kewirausahan adalah kemampuan seseorang dalam mencari dan memanfaatkan peluang yang ada menjadi suatu inovasi dan kreatifitas yang didasarkan kepada peluang bisnis yang nyata.

(2)

Tabel 2.1

Definisi Kewirausahaan

2.1.1.1 Kreatifitas

Kreatifitas adalah berpikir sesuatu yang yang baru dan berbeda (thinking new things) (Drucker,1994). Orang kreatif adalah orang yang selalu berfikir tentang kebaruan (novelty), perbedaan (different), kegunaan (utility), dan dapat dimengerti (understable). Untuk menghasilkan hal-hal tersebut wirausahawan harus selalu berfikir dan merenung sehingga dapat menghasilkan ide-ide, dan gagasan-gagasan baru, misalnya ide-ide bagaimana membuat sesuatu yang baru dan berbeda, bagaimana cara menambah nilai suatu barang, atau bagaimana cara menambah kemudahan-kemudahan mengakses nilai suatu barang tersebut.

SUMBER DEFINISI

Rusdiana (2014:50-51) dalam Sri Hartini 2018

Kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk

memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya.

Peters (dalam Alma: 2017) Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.

Suryana (2016) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan berwirausaha yang kreatif dan inovatif dapat dijadikan dasar kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.

Timmons and Spinelli (2015)

Kewirausahaan adalah suatu cara berpikir dan bertindak yang didasarkan pada peluang bisnis, pendekatan holistic, dan kepemimpinan yang seimbang.

Peneliti Kewirausahaan adalah kemampuan

seseorang dalam mencari dan memanfaatkan peluang yang ada menjadi suatu inovasi dan kreatifitas yang didasarkan kepada peluang bisnis yang nyata.

(3)

Menurut Zimmerer (1996:76) ada tujuh langkah proses kreatif : (1) persiapan, (2) penyeledikan, (3) transformasi, (4) penetasan, (5) penerangan, (6) pengujian, dan (7) implementasi.

 Persiapan, menyangkut kesiapan untuk berfikir kreatif, dilakukan dalam bentuk Pendidikan formal, pengalaman, magang, dan pengalaman belajar lainnya. Pelatihan merupakan landasan untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi.

 Penyelidikan, dalam penyeledikan diperlukan untuk dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang masalah atau keputusan. Untuk menciptakan konsep dan ide baru tentang suatu bidang, seseorang pertama tama harus mempelajari masalah dan memahami komponen-komponen dasarnya.

 Transformasi, yaitu menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan diantara informasi yang terkumpul. Transformasi adalah mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang terkumpul.

2.1.1.2 Model Timmons

Proses kewiraussahaan harus dipertimbangkan. Salah satu model yang lazim digunakan karena pendekatannya yang komprehensif terhadap proses kewirausahaan adalah Model Timmons. Menurut Timmons dan spinneli (2007), proses kewirausahaan dimulai dari peluang, didukung oleh sumber daya, dan diseimbangkan oleh tim. Karekteristik peluang yang baik dilihat dari tiga hal yaitu, permintaan pasar (market demand), struktur dan ukuran pasar (market structure and size), dan analisi selisih (margin analysis). Sumber daya yang dibutuhkan dalam proses kewirusahaan meliputi asset, manusia, dan rencana bisnis. Tim merupakan faktor peyeimbang dalam proses kewirausahaan. Karena tim yang baik akan mampu mengelola keseimbangan antara peluang dan sumber daya.

(4)

Gambar 2.1

Model Timmons untuk Proses Kewirausahaan

2.1.1.3 Inovasi

Menurut Zimmerer dalam Suryana (2013) keinovasian adalah kemampuan menerapkan pemecahan-pemecahan persoalan secara kreatif dan menciptakan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan manusia (inovation is the ability to aplly creative solutions to those problems and opportunities to enhance or to enrich people’s live). Inovasi dan berinovasi bagi seorang wirusahawan merupakan kunci sukses. Inovasi merupakan tindakan kewirausahaan untuk meraih sukses dalam persaingan. Melalui penelitian dan pengembangan (research and development) para wirausahawan menemukan kebaruan, kegunaan dan kemudahan sebagai nilai tambah dan daya saing.

(Suryana; 2013).

Pengertian inovasi juga dibahas dalam undang-undang, yaitu pada UU No.

19 Tahun 2002, pengertian inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau pun perekayasaan yang dilakukan dengan tujuan melakukan pengembangan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau pun cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah ada ke dalam produk atau pun proses produksinya. Sedangkan Stephen Robbins

(5)

(1994), mendefinisikan inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.

Berdasarkan pengertian tersebut, Robbins lebih memfokuskan pada tiga hal utama yaitu :

 Gagasan baru yaitu suatu olah pikir dalam mengamati suatu fenomena yang sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan, gagasan baru ini dapat berupa penemuan dari suatu gagasan pemikiran, Ide, sistem sampai pada kemungkinan gagasan yang mengkristal.

 Produk dan jasa yaitu hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian dan percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih konkret dalam bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dan dimplementasikan termasuk hasil inovasi dibidang pendidikan.

 Upaya perbaikan yaitu usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikan (improvement) yang terus menerus sehingga buah inovasi itu dapat dirasakan manfaatnya.

Menurut Mas’ud dan Mahmud (2015: 10) inovasi terdiri dari empat jenis, diantaranya:

1. Penemuan

Kreasi suatu produk, jasa, atau proses baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Konsep ini cenderung disebut revolusioner. Misalnya, penemuan pesawat terbang oleh Wright bersaudara, telepon oleh Alexander Graham Bell, dan sebagainya.

2. Pengembangan

Pengembangan suatu produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Konsep ini menjadikan aplikasi ide yang telah ada berbeda. Misalnya, pengembangan McDonal’s oleh Ray Kroe, perolehan Holiday Inn oleh Kemmons Wilson.

3. Duplikasi

Peniruan suatu produk, jasa, atau proses yang telah ada. Meskipun demikian, upaya duplikasi bukan semata meniru melainkan menambah sentuhan kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan.

(6)

4. Sintesis

Perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk yang dapat aplikasikan dengan cara baru.

2.1.2 Perencanaan Bisnis

Perencanaan Bisnis menurut Timmons (dalam Septiana 2015) adalah bagian dari proses memindahkan presentasi kegagalan dan alat yang berguna untuk memahami potensi, risiko, dan hasil untuk kesempatan tertenu.

Peters (dalam Alma 2017) mendefiniskan perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai usaha baru. Isinya merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur dan sumber daya manusia.

Perencanaan bisnis merupakan suatu cara yang digunakan oleh suatu perusahaan atau pengusaha dalam mengambil keputusan dan kebijakan di dalam perusahaan. Perencanaan bisnis memiliki tujuan ialah agar suatu kegiatan yang sedang berlangsung maupun yang akan berjalan tetap sesuai dengan rencana semula (Freddy Rangkuti ; 2008:109).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis mengenai perencanaan internal dan eskternal dengan memahami potensi, risiko dan hasil dalam mengambil keputusan yang bijak.

Tabel 2.2

Definisi Perencanaan Bisnis

SUMBER DEFINISI

Timmons (dalam Septiana 2015

Perencanaan Bisnis adalah bagian dari proses memindahkan presentasi kegagalan dan alat yang berguna untuk memahami potensi, risiko, dan hasil untuk kesempatan tertentu.

Peters (dalam Alma 2017)

Perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua uncur-unsur yang relevan baik internal maupun untuk memulai usaha baru.

Peneliti Perencanaan bisnis adalah suatu persiapan yang dilakukan seseorang untuk memulai suatu usaha yang baru.

(7)

2.1.2.1 Fungsi Perencanaan Bisnis

Zinmerer (dalam Hamali., 2016) menyampaikan bahwa perencanaan bisnis memiliki tiga fungsi pokok, yaitu:

1. Memberi panduan operasi perusahaan dengan membuat rencana untuk masa yang akan datang dan menyusun strategi untuk mencapai kesuksesan.

2. Menarik pemberi pinjaman dan investor, perencanaan bisnis harus dapat membuktikan kepada calon pemberi pinjaman dan investor bahwa perusahaan akan mampu membayar kembali pinjamannya dan menghasilkan tingkat pengembalian yang menarik.

3. Menjadi cerminan dari pembuatnya, perencanaan bisnis harus menunjukkan keseriusan dan semangat wirausahawan dalam memikirkan perusahaanya dan hal-hal lain yang akan membuatnya sukses.

2.1.2.2 Isi dan Penulisan Perencanaan Bisnis

Untuk mempermudah penulisan perencanaan bisnis, Timmons mengembangkan sebuah panduan dengan susunan sebagai berikut (Spinelli dan Adams., 2012: 250):

1. Ringkasan Eksekutif

2. Lingkungan Industri, Perusahaan beserta produk dan layanannya 3. Riset Pasar dan Analisis

4. Keadaan Ekonomi Perusahaan 5. Rencana Pemasaran

6. Desain dan Rencana Pengembangan 7. Rencana Operasional

8. Tim Manajemen

9. Jadwal Kegiatan Menyeluruh

10. Resiko, Permasalahan, dan Asumsi-asumsi Bisnis 11. Rencana Keuangan

12. Penawaran yang Diajukan Perusahaan 13. Lampiran

(8)

Timmons (dalam Spinelli dan Adams ; 2012: 246), menyatakan bahwa tidak ada satu pun cara terbaik dalam menulis perencanaan bisnis, dan terdapat banyak sekali cara untuk melakukan pendekatan dan persiapan untuk membuat perencanaan bisnis. Isi perencanaan bisnis yang dikembangkan oleh Timmons mencakup ringkasan eksekutif, lingkungan industri dan perusahaan, Analisa pasar, keadaan ekonomi perusahaan, perencanaan pemasar, perencanaan pembangunan dan pengembangan, perencanaan operasi, tim manajemen, jadwal kegiatan, risiko permasalahan dan asumsi-asumsi, perencanaan keuangan, penawaran perusahaan dan lampiran.

2.1.2.3 Arah Perencanaan Bisnis

A. Menentukan Visi dan Misi Perusahaan

Visi adalah gambaran tentang masa depan yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan datang (Akdon 2006:94). Sedangkan misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang (Akdon,2006:97). Pernyataan misi mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan yang ditawarkan. Visi bagi perusahaan berfungsi sebagai tujuan umum yang bisa dijadikan sebagai tujuan umum yang bisa dijadikan sebagai landasan utama untuk jalannya usaha. Sedangkan misi merupakan rencana tindakan untuk mewujudkan visi. Dalam membuat visi misi perusahaan, pengusaha akan menjabarkan visinya dalam bentuk misi. Penjabaran ini bisa dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, maupun berupa rancangan tindakan-tindakan nyata yang harus diperhatikan dalam membuat visi perusahaan diantaranya adalah :

1. Visi harus berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama.

2. Visi harus mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin Dicapai.

4. Visi harus menginspirasi, mampu mengobarkan semangat dan komitmen semua elemen perusahaan.

(9)

B. Analisis Lingkungan Bisnis

Lingkungan bisnis dapat diartikan sebagai segalau sesuatu yang mempengaruhi sebuah aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan. Faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:

a. Faktor di Dalam Perusahaan

Lingkungan di dalam perusahaan merupakan faktor di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi sebuah aktivitas bisnis. Secara sederhana, faktor dalam lingkungan internal terdiri dari:

1. Bahan baku

2. Kapabilitas perusahaan 3. Keahlian utama perusahaan b. Faktor di Luar Perusahaan

Lingkungan di luar perusahaan merupakan faktor di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi sebuah aktivitas bisnis. Secara sederhana, faktor dalam lingkungan eksternal terdiri dari:

1. Ancaman produk serupa 2. Ancaman produk pengganti 3. Daya tawar dari pelanggan 4. Daya tawar dari suppliers

5. Menjawab tantangan pesaing bisnis C. Perencanaan Strategi

Menurut Kerzner, perencanaan strategi adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehigga rencana strategi adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan. Karakteristik dari perencanaan strategis adalah proses memutuskan program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap program selama beberapa tahun ke depan.

D. Struktur Perusahaan

Dalam struktur perusahaan ini terdapat beberapa personil atau bagian yang tergolong dalam jajaran inti struktur perusahaan, atau yang biasa disebut dengan

(10)

petinggi perusahaan, Tentunya hal ini bertujuan agar setiap komponen dalam perusahaan bisa berfungsi secara optimal, dan roda perusahaan bisa senantiasa bergerak secara efektif dan efisien.

2.1.3 Analisis Fungsional Manajemen 2.1.3.1 Perencanaan Pemasaran

Menurut William J. Stanton (dalam Irma dan Sri, 2006: 124) Pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Menurut Philip Kotler (dalam Saiman, 2014: 217) pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Menurut Lehmann dan Winer dalam Ismail (2007:116) “Analisis Industri bertujuan untuk mengidentifikasi tren jangka Panjang maupun perubahan jangka pendek dari suatu industry. Salah satu cara untuk menganalisis industry adalah dengan cara mengetahui potensi pasar.

Bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2012), dapat diartikan bauran pemasaran (marketing mix) adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu product ( produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi). Bauran pemasaran untuk pemasaran barang yang digunakan adalah 4P, yaitu (Alma;

2017) : a. Product

Produk adalah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing semua kegiatan marketing lainnya digunakan untuk menunjang pemasaran produk. Satu hal yang perlu diingat ialah bagaimana pun hebatnya usaha pro distribusi dan harga yang baik jika tidak diikuti oleh produk yang bermutu disenangi oleh

(11)

konsumen maka kegiatan marketing mix ini tidak akan berhasil. oleh sebab itu perlu diteliti produk apa yang anda pasarkan bagaimana selera konsumen masa kini perlu mendapat perhatian yang serius.

b. Price

Masalah kebijaksanaan harga turut menentukan keberhasilan pemasaran produk. Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap l lembaga yaitu kebijaksanaan harga oleh produsen, grosir dan retailer Harga di sini bukan berarti harga yang murah saja ataupun harga tinggi akan tetapi yang dimaksudkan adalah harga yang tepat. Bagaimana menentukan harga yang tepat sangat tergantung kepada berbagai faktor misalnya faktor harga pokok barang, kualitas barang, daya beli masyarakat. keadaan persaingan, konsumen yang dituju dan sebagainya.

c. Place/Saluran distribusi

Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Di sini penting sekali perantara dan pemilihan saluran distribusinya. Perantara ini adalah sangat penting karena dalam segala hal mereka berhubungan dengan konsumen. Kita dapat bayangkan, betapa sulitnya pasaran jika tidak ada orang yang menjajakan, tidak ada toko, kios, supermarket dan sebagainya. Dalam sebuah ungkapan dikatakan: You can eliminate the middle men, but cannot eliminate their functions. Artinya: anda dapat meniadakan perantara akan tetapi tidak bisa menghilangkan fungsinya.

Perantara dapat menjadi agen pembelian yang baik bagi para konsumen, dan dapat pula menjadi penjual yang ahli bagi produsen.

Produsen dapat mengadakan lomba pajang rak toko diantara para retailer guna meningkatkan penjualan. Toko mana yang paling baik pajangannya akan diberi hadiah. Atau produsen tidak mengadakan perlombaan, tapi hanya meminjam rak toko dari suatu toko selama sekian bulan, kemudian diberi hadiah, sebagai sewa pajangannya.

Distributor ini harus dipilih secara berhati-hati, sebab dalam dunia bisnis banyak kemungkinan terjadi ketidak jujuran. Padahal sudah ditekankan bahwa bisnis yang berhasil dan bisa hidup kontinu ialah bisnis yang dijalankan atas dasar etika kejujuran, artinya berprilaku jujur dalam segala hal, seperti jujur dalam membayar utang, menepati janji, dan sebagainya Ada ungkapan Choose your

(12)

distribution channel like chossing your wife, because when you get trouble it's difficult to set it right.

d. Promotion

Antara promosi dan produk, tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling berangkulan untuk suksesnya pemasaran. Di sini harus ada keseimbangan, produk baik, sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya usaha marketing.

Termasuk di dalam kombinasi promosi ini adalah kegiatan-kegiatan advertising, personal selling, promosi penjualan, publicity, yang kesemuanya perusahaan dipergunakan untuk penjualan.

Advertising berarti berita tentang barang dan jasa pengertian yang lebih lengkap tentang advertising ialah bentuk presentasi atau penyajian dan promosi mengenai ide, barang-barang, atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu.

Dalam kegiatan ini termasuk bentuk-bentuk iklan di mass media cetak atau elektronik, papan reklame, spanduk, poster dan sebagainya.

Personal Selling adalah presentasi melalui percakapan satu atau dua orang penjual untuk tujuan melakukan penjualan. Personal Selling ini dapat terjadi di toko, di rumah-rumah atau di tempat-tempat perusahaan yang dikunjungi oleh agen-agen penjual. Sales Promotion berarti promosi penjualan yaitu memberi dorongan kepada pembeli hanya mau membeli suatu produk dengan imbalan akan dal mendapat hadiah atau bonus tertentu. Biasanya sales promotion dilakukan pada periode tertentu.

2.1.3.2 Perencanaan Operasi

Menurut Rangkuti (2015) “Manajemen Operasi adalah salah satu kegiatan manajemen fungsional. Kegiatan manajemen operasional selalu berkaitan dengan proses transformasi semua masukan (input) sumber daya secara terpadu sehingga dapat menghasilkan nilai tambah dalam bentuk keluaran (ouput) baik yang dilakukan secara efektif dan efesien, dan diukur berdasarkan kriteria tertentu secara spesifik. Hasilnya berupa kinerja produk atau jasa serta proses teknologi dan sesuai dengan tujuan pasar yang ingin dicapai.”

(13)

2.1.3.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia

Kesuksesan suatu perusahaan ditunjang oleh sumber daya manusia yang baik. Menurut Mangkunegara (dalam Irma dan Sri: 2006:94) Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu atau pegawai.

Menurut Kasmir (2016) perencanaan sumber daya manusia adalah kegiatan merencanakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan analisis jabatan yang sudah dibuat. Perencanaan tenaga kerja meliputi jumlah tenaga kerja yang sudah dibuat. Perencanaan tenaga kerja meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan serta persyaratan yang diinginkan. Hal ini penting agar perusahaan tidak mengalami kekurangan atau kelebihan karyawan.

Perencanaan Sumber daya manusia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperkirakan kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.

2.1.3.4 Perencanaan Keuangan

Keuangan berhubungan dengan proses, Lembaga, pasar dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu, maupun antara bisnis dengan pemerintah (Ridwan Sundjaja dan Inge Berlian dalam Irma dan Sri: 2006). Salah satu bagian penting dalam penyusunan business plan adalah penyusunan perencanaan keunangan (financial planner).

Perencanaan keuangan adalah suatu ilmu yang menempatkan kajian tentang keuangan dengan menempatkan berbagai atribut keuangan secara terkonsep dan sistematis baik secara jangka pendek maupun jangka Panjang.

(Fahmi, 2014)

Laporan keuangan utama adalah laporan pendapatan, neraca dan laporan arus kas. Bagi seorang wirausaha memahami tujuan dan isi tiap laporan keuangan ini penting, jika akan menentukan persyaratan keuangan pendirian perusahaan dan menilai implikasi keuangan bisnis. Untuk melakukan evaluasi terhadap suatu rencana investasi, perlu melakukan 3 kegiatan pokok yaitu estimasi cash flow,

(14)

estimasi rencana pendapatan yang ingin diperoleh dan evaluasi rencana investasi berdasarkan ukuran-ukuran yang jelas (Rangkuti, 2005;204).

2.1.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT menurut Rangkuti (dalam Hamali ; 2016: 107) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan kepada hubungan antar berbagai faktor internal terhadap faktor ekseternal suatu organisasi. Analisis SWOT terbagi atas empat komponen dasar, yaitu:

a. Strenghts (S), yaitu situasi atau kondisi internal berupa kekuatan dari organisasi;

b. Weaknesses (W), yaitu situasi atau kondisi internal berupa kelemahan dari organisasi;

c. Opportunities (O), yaitu situasi atau kondisi eksternal berupa peluang bagi organisasi;

d. Threats (T), yaitu situasi atau kondisi eksternal berupa ancaman bagi organisasi.

Metode analisis SWOT berguna untuk melihat suatu permasalahan dari empat sisi yang berbeda. Hasil analisis ini merupakan arahan untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, dengan mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman (Hamali ; 2016:110).

Langkah awal analisis SWOT adalah dengan mengidentifikasi dan menuliskan faktor-faktor SWOT yang dimiliki perusahaan. Kemudian, untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan, dapat dilakukan analisis faktor strategis eskternal dan analisi faktor strategis internal. Analisis faktor strategis eksternal dan internal dilakukan dengan Menyusun table External Strategic Factors Summary (EFAS) dan table Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) yang dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1. Menyusun faktor-faktor masukan pada kolom pertama, yaitu faktor Opportunities dan Threats pada table EFAS, serta faktor Strengths DAN Weaknesses pada table IFAS;

(15)

2. Memberikan bobot kepada setiap faktor masukan pada kolom kedua, bobot nilai dimulai dari 1,0 (sangat penting), sampai dengan 0,0 (tidak penting).

Total bobot dari keseluruhan faktor masukan pada masing-masing table harus berjumlah 1,0;

3. Memberikan rating pada kolom ketiga untuk setiap faktor masukan berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap organisasi. Rating tersebut ditentukan dengan skala 4 (sangat berpengaruh) sampai dengan 1 (sangat tidak berpengaruh);

4. Mengalikan bobot faktor masukan pada kolom kedua dengan rating pada kolom ketiga, hasil perkalian tersebut merupakan nilai skor dari setiap faktor;

5. Menghitung nilai total skor pembobotan. Nilai tersebut akan digunakan untuk memetakan posisi strategis organisasi pada Diagram Analisa SWOT.

Analisis SWOT menurut Yusanto dan Wijdajakusuma analisis SWOT merupakan instrument internal dan eksternal perusahaan yang bertumpu pada basis data tahunan dengan pola 3-1-5. Penjelasan mengenai pola ini adalah data yang ada diupayakan mencakup data perkembangan perusahaan pada tiga tahun sebelum analisis, apa yang diinginkan pada tahun saat dilakukan analisis dan kecenderungan perusahaan pada lima tahun pasca analisis.

Gambar 2.2 Diagram Analisis SWOT Sumber : (biencenter.com)

(16)

2.1.5 Matriks SWOT

Matriks SWOT analisis merupakan alat lanjutan yang digunakan untuk mengembangkan empat pilihan strategi, yaitu strategi SO (Strengths- Opportunities), strategi WO (Weaknesses-Opportunities), strategi ST (Strengths- Threats) dan strategi WT (Weaknesses-Threats). Matriks SWOT digunakan untuk mempertemukan faktor kunci internal dan eksternal untuk membuat satu strategi dalam suatu perusahaan. Terdapat delapan Langkah dalam Menyusun matriks SWOT, yaitu (David ; 2012: 330).

1. Menuliskan kekuatan internal perusahaan;

2. Menuliskan kelemahan internal perusahaan;

3. Menuliskan peluang eksternal perusahaan;

4. Menuliskan ancaman eksternal perusahaan;

5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eskternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat;

6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat;

7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat;

8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat.

Tujuan penyusunan matriks SWOT adalah untuk menggambarkan berbagai alternative yang dapat dijalankan berdasarkan pada pertimbangan- pertimbangan lain. Strategi-strategi yang didapatkan dari matriks SWOT dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut (Rachmat ; 2014:292):

a. Strategi SO merupakan strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari peluang;

b. Strategi WO merupakan strategi yang dibuat untuk memperbaiki kelemahan internal organisasi agar dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk memperbaiki kelemahan internal;

(17)

c. Strategi ST merupakan strategi yang dibuat untuk mengantisipasi ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan internal yang dimiliki oleh organisasi;

d. Strategi WT merupakan strategi yang dibuat didasarkan kepada kegiatan bersifat defensive, karena organisasi dalam kondisi memiliki kelemahan internal dan menghadapi ancaman yang tidak dapat ditangani dengan memanfaatkan kekuatan atau peluang yang ada.

2.1.6 Manejemen Risiko

Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Meskipun pengertian manajemen risiko organisasi adalah seperti yang disebutkan di atas, tetapi ada banyak definisi dan pengertian manajemen risiko organisasi. Berikut ini beberapa definisi manajemen risiko organisasi.

Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang dipunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko (SBC Warburg, The Practice of Risk Management, Euromoney Book, 2004)

Enterprise Risk Management adalah kerangka yang komprehensif, terintegrasi, untuk mengelola risiko kredit, risiko pasar, modal ekonomis, transfer risiko, untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Lam, James, Enterprise Risk Management, Wiley, 2004) Manajemen risiko organisasi mempunyai elemen- elemen berikut ini: Identifikasi Misi: Menetapkan Tujuan manajemen risiko.

Penilaian Risiko dan Ketidakpastian: Mengidentifikasi dan mengukur risiko.

Pengendalian Risiko: Mengendalikan risiko melalui diversifikasi, asuransi, hedging, penghindaran, dan lain-lain. Pendanaan Risiko: Bagaimana membiayai manajemen risiko. Administrasi program: Administrasi organisasi, seperti manual, dan sebagainya. (Williams, Smith, Young, Risk Management and Insurance, McGraw Hill, 1998)

Enterprise Risk Management (ERM) adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh manajemen, board of directors, dan personel lain dari suatu organisasi, diterapkan dalam setting strategi, dan mencakup organisasi secara

(18)

keseluruhan, didisain untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang mempengaruhi suatu organisasi, mengelola risiko dalam toleransi suatu organisasi, untuk memberikan jaminan yang cukup pantas berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi. (COSO, COSO Enterprise Risk Management – Integrated Framework. COSO, 2004) .

Elemen yang lebih penting lagi adalah proses manajemen risiko. Proses atau fungsi manajemen sering diterjemahkan ke dalam tiga langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Mengikuti kebiasaan tersebut, proses manajemen risiko juga bisa dibagi ke dalam tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian manajemen risiko.

A. Perencanaan

Perencanaan manajemen risiko bisa dimulai dengan menetapkan visi, misi, dan tujuan, yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudian perencanaan manajemen risiko bisa diteruskan dengan penetapan target, kebijakan, dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen risiko. Akan lebih baik lagi jika visi, misi, kebijakan, dan prosedur tersebut dituangkan secara tertulis. Dokumen tertulis semacam itu memudahkan pengarahan, sekaligus menegaskan dukungan manajemen terhadap program manajemen risiko.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan manajemen risiko meliputi aktivitas operasional yang berkaitan dengan manajemen risiko. Proses identifikasi dan pengukuran risiko, kemudian diteruskan dengan manajemen (pengelolaan) risiko merupakan aktivitas operasional yang utama dari manajemen risiko.

Identifikasi, pengukuran, dan manajemen risiko akan dibicarakan lebih detil di bagian dua, tiga, dan empat, dari modul ini. Bagian empat khusus membicarakan ilustrasi bagaimana perusahaan menerapkan manajemen risiko secara terencana dan sistematis di organisasinya. Untuk melaksanakan pekerjaan manajemen risiko, diperlukan organisasi (struktur organisasi) dan staffing (personel). Struktur organisasi manajemen risiko bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya.

(19)

C. Pengendalian

Tahap berikutnya dari proses manajemen risiko adalah pengendalian yang meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan manajemen risiko, output pelaporan yang dihasilkan oleh manajemen risiko, dan umpan balik (feedback). Format pelaporan manajemen risiko bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya, dan dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Proses manajemen risiko pada intinya mencakup: identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko mencakup aktivitas perencanaan (penyusunan visi, misi, dan sebagainya), pengelolaan risiko (diversifikasi, asuransi, dan sebagainya), aspek governance (struktur organisasi, staf, dan semacamnya), dan sistem pelaporan (umpan balik). Elemen-elemen tersebut bertujuan membuat organisasi menjadi sadar risiko untuk meningkatkan nilai organisasi.

2.1.7 Business Model Porter’s Five Forces

Suatu alat yang sederhana namun sangat berguna untuk memahami dimana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis. Dengan menggunakan analisis lima kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan. Konsep Analisis Lima Kekuatan ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Porter juga dikenal sebagai Bapak Strategi Bisnis Modern. Analisis Lima Kekuatan Porter atau Porter’s Five Forces Analysis ini merupakan salah satu Analisis yang sering digunakan dalam Manajemen Strategi sebuah perusahaan. Seperti namanya Porter’s Five Forces Analysis ini menggunakan 5 kekuatan Industri untuk menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri. Berikut ini adalah kelima kekuatan menurut Michael Porter atau lebih dikenal dengan Porters Five Forces Analysis.

1. Threat of new entrants (Hambatan bagi Pendatang Baru)

Kekuatan ini menentukan seberapa mudah untuk masuk ke industri tertentu.

2. Bargaining power of suppliers ( Daya Tawar Pemasok)

(20)

Daya tawar pemasok yang kuat memungkinkan pemasok untuk menjual bahan baku pada harga yang tinggi.

3. Bargaining power of buyers (Daya Tawar Pembeli)

Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan penawaran dari pembeli dalam menuntut harga yang lebih rendah.

4. Threat of substitutes (Hambatan bagi Produk Pengganti)

Hambatan ini terjadi apabila konsumen mendapatkan produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah.

5. Rivalry among existing competitors (Tingkat Persaingan dengan Kompetitor)

Kekuatan ini adalah penentu utama, perusahaan harus bersaing secara agresif untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar.

(21)

Gambar 2.3 Business Porter’s Five Forces 2.1.8 Business Model Canvas

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012) sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai Business Model Generation menjelaskan tentang bagaimana sesungguhnya perusahaan mampu memberikan respon yang cepat terhadap keinginan pelanggan dengan memberikan nilai – nilai terbaik yang ada dalam perusahaan. Business Model Canvas yang menjelaskan secara sederhana melalui Visualisasi yang ditampilkan tentang bagaimana perusahaan menghasilkan uang melalui 9 blok bangunan yang disusun menjadi satu-kesatuan.

Jadi dapat diketahui bahwa Business Model Canvas adalah sebuat model bisnis

(22)

yang mampu menggambarkan dan menangkap nilai dari aktivitas bisnis yang dilakukan untuk memberikan dan menangkap nilai dari aktivitas bisnis yang dilakukan untuk menghasilkan uang. Adapun Sembilan (9) blok bangunan dalam Business Model Canvas sebagai berikut:

1. Segmentasi Pelanggan (Customer Segmen)

Osterwalder dan Pigneur (2012) mengatakan blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Customer segments menjelaskan tentang bagaimana perusahaan memilih segmen pelanggan yang paling potensial untuk dipilih agar kegiatan usaha yang dijalankan tepat sasaran dan sesuai dengan target konsumen yang diinginkan.

2. Proposisi Nilai (Value Propositions)

Blok bangungan proposisi nilai menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik (Osterwalder dan Pigneur, 2012). Value Propositions menggambarkan tentang bagaimana perusahaan memberikan nilai terbaik kepada pelangganya sesuai dengan proposi nilai yang ada dalam perusahaan tersebut.

3. Saluran (Channels)

Blok bangunan saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai (Osterwalder dan Pigneur, 2012).

Channels ini menjelaskan tentang bagaimana perusahaan menjangkau konsumen dengan saluran komunikasi, distribusi yang digunakan oleh perusahaan.

4. Hubungan Pelangan (Customer Relationship)

Kotler (1999) menjelaskan manajemen hubungan pelanggan (customer relationsip management) yaitu mengelola informasi detail tentang pelanggan perorangan dan secara hati-hati mengelola “titik sentuh”

pelanggan untuk memaksimalkan loyalitas pelangan.

(23)

5. Arus Pendapatan (Revenue Streams)

Osterwalder dan Pigneur (2012) menyatakan revenue streams adalah blok bangunan arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan).

6. Sumber Daya Utama (Key Resources)

Osterwalder dan Pigeneur (2012) mengatakan key resources merupakan blok bangunan sumber daya utama yang menggambarkan asset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi.

7. Aktivitas Kunci (Key Activities)

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012) mengatakan blok bangunan aktivitas kunci yang menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja.

8. Kemitraan Utama (Key Partnership)

Key partnership merupakan blok bangunan kemitraan utama menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai alas an, dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis (Osterwalder dan Pigneur, 2012).

9. Struktur Biaya (Cost Structure)

Struktur Biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis. Dalam struktur biaya biasanya menggambarkan tentang biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan perusahaan di dalam menjalankan kegiatan ativitas bisnisnya.

2.1.9 Keunggulan Bersaing

Menurut Porter (dalam Sunyoto: 2015) ada strategi bersaing yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing ada tiga, yaitu:

1. Strategi inovasi, yaitu digunakan untuk mengembangkan produk atau jasa yang berbeda dari pesaing;

(24)

2. Strategi penurunan biaya, yaitu menekankan pada usaha perusahaan untuk menjadi produsen dengan penawaran harga produk yang rendah;

3. Strategi peningkatan mutu, yaitu lebih mengutamakan pada penawaran produk atau jasa yang lebih berkualitas, meskipun produknya sama dengan pesaing.

Menurut Barney dan Wright (dalam Sunyoto: 2015), ada empat kondisi yang harus dipenuhi sebelum suatu sumber daya dapat disebut sebagai sumber keunggulan bersaing yang berkelanjutan:

1. Merupakan sumber daya perusahaan yang sangat berharga (valueable), terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan dan atau menetralisasi ancaman dari lingkungan perusahaan;

2. Relatif sulit untuk dikembangkan, sehingga menjadi langka di lingkungan kompetitif;

3. Sangat sulit untuk ditiru atau diimitasi;

4. Tidak dapat dengan mudah digantikan/substitute oleh produk lainnya yang signifikan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Suatu bisnis dapat didirikan apabila adanya peluang di bisnis tersebut.

Peluang bisnis dapat di analisis dan di identifikasi dengan berbagai cara salah satunya dengan mengamati kebutuhan masyarakat yang tidak pernah tercukupi.

Mengingat semakin banyaknya pengusaha yang mendirikan outlet dan usaha yang membutuhkan bahan baku tekstil khususnya di kota Bandung. Bisnis distribusi tekstil diperkirakan memilik potensi yang cukup besar. Dalam memulai suatu bisnis diperlukan adanya gagasan usaha. Gagasan usaha berasal dari peluang, yaitu dari sebuah celah pasar atau dari dalam diri. Peluang dapat dianalisis dan di identifikasi melalui pengembangan kreativitas serta mengamati perkembangan dari pesaing.

Keunikan atau inovasi pada usaha kain TEX.BOSS tentunya dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap produk pesaing. Dilakukannya pengamatan agar dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas produk. Produk yang unggul apabila produk tersebut mampu dipasarkan dengan baik. Dengan hal

(25)

tersebut dapat mengukur besarnya peluang dan keberhasilan yang sesuai dengan yang diharapakan.Apabila suatu usaha dinilai layak untuk dijalankan, maka tahap selanjutnya yaitu membuat perencanaan bisnis yang didalamnya berisi dari gambaran produk, potensi pasar, analisis pesaing dan perencanaan dari sisi pemasaran, keuangan, operasional dan sumber daya manusia.

Gambar 2.4

Diagram Alur Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

serangga. III Oleh sebab lubang jarum itu terlalu sempit, ibu masih terkial-kial untuk memasukkan benang tersebut. IV Jalan raya di kampung itu terdapat banyak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) masyarakat Baduy yang selalu melakukan tebang-bakar hutan untuk membuat ladang (huma), tidak terjadi bencana kebakaran hutan atau tanah longsor

Hal ini sejalan dengan pernyataan expert judment yang menyatakan bahwa Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi dan Motivasi kerja merupakan yang variabel –

Berdasarkan hasil pembahasan yang dikemukakan dalam laporan akhir ini, kesimpulan yang didapatkan ialah untuk tingkat likuiditas perusahaan dianggap likuid tetapi

Di Indonesia pelaksanaan CSR telah diatur didalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang diatur didalam bab V pasal 74 ayat

Also, it is permissible to return an implicitly typed local variable to the caller, provided the method return type is the same underlying type as the implicitly typed data

Penerapan manajemen strategi dalam usaha kecil, khususnya industri kecil bertujuan untuk melakukan pengembangan usaha sehingga dapat melakukan efisiensi dan

Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan mengunakan mesin Los Angeles. Alat-alat yang dipergunakan adalah:..