EKONOMI ISLAM
RIBA DALAM ISLAM
Ibnu Al Arabi Al Maliki, dalam kitabnya Ahkam Al Qur’an,menjelaskan:
ضوع اهلباقي مل ةدايز لك ةيلآا يف هب دارملاو ةدايزلاوه ةغللا يف ابرلاو
“Pengertian riba secara bahasa adalah tambahan, namun yang dimaksud riba dalam ayat Qur’ani yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariah.”
Yang dimaksud dengan transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu transaksi bisnis atau komersial yang melegitimasi adanya
penambahan tersebut. Seperti transaksi jual-beli, gadai, sewa, atau bagi hasil proyek.
Pengertian.
1 BUNGA MARGIN KEUNTUNGAN
2 Uang sebagai Objek dan komoditas
Barang sebagai Objek
3 Bunga bisa berubah secara sepihak
Harga yang telah disepakati tidak bisa berubah
4
Tidak dikaitkan dengan sektor riel (Sektor
Moneter & Riel terpisah)
Sektor Moneter dan Riel terkait kuat, sehingga mendorong
percepatan arus barang dan produksi
5 6
ابرلا مرح و
Bila macet, bunga berbunga
عيبلا الله لحأ و
Margin dan harga tidak berubah
BEDA BUNGA DAN MARGIN KEUNTUNGAN MURABAHAH
1. Riba Qardh ( ضرقلا ) اِبر
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh)
2. Riba Jahiliyyah ( ةيلهاجلا ) اِبر
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
3. Riba Fadhl ( لضفلا ) اِبر
Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.
4. Riba Nasi’ah ( ةئيسنلا ) اِبر
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi
lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini
dengan yang diserahkan kemudian.
JENIS-JENIS RIBA
Larangan riba yang terdapat dalam Al Qur’an tidak diturunkan sekaligus, melainkan diturunkan dalam empat tahap.
Tahap pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zhahirnya seolah-olah menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu perbuatan
mendekati atau taqarrub kepada Allah
TAHAPAN PELARANGAN RIBA DALAM AL-QURAN
"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka
(yang berbuat demikian) itulah orang -orang yang melipatgandakan (pahalanya).“
(Q.S. Ar Rum: 39).
Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah mengancam dengan balasan yang keras kepada orangYahudi yang memakan riba.
"Maka disebabkan kezhaliman orang-orangYahudi, Kami haramkan atas mereka yang (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka
memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih." (Q.S. An Nisa: 160-161)
Tahap ketiga, Allah mengharamkan riba yang berlipat ganda. Sedangkan riba yang tidak berlipat ganda belum diharamkan. Allah berfirman :"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat-ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan." (Q.S. Ali Imran: 130).
Ayat ini turun pada tahun ke 3 hijriyah. Secara umum ayat ini harus dipahami bahwa kriteria berlipat-ganda bukanlah merupakan syarat dari terjadinya riba (jikalau bunga berlipat ganda maka riba tetapi jikalau kecil bukan riba), tetapi ini merupakan sifat umum dari praktek pembungaan uang pada saat itu.
Tahap terakhir, Allah dengan jelas dan tegas mengharam-kan apa pun jenis tambahan yang diambil dari pinjaman baik bunga yang kecil maupun besar. Ini adalah ayat terakhir yang diturunkan menyangkut riba.
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa-sisa (dari berbagai jenis) riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),
maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula
dianiaya." (Al Baqarah: 278-279)
Perbedaan Investasi dengan Membungakan Uang
Ada dua perbedaan mendasar antara investasi dengan membungakan uang.
Perbedaan tersebut dapat ditelaah dari definisi dan makna masing-masing.
1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap.
2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap.
Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam mendorong seluruh masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang.
Sesuai dengan definisi di atas, menyimpan uang di bank Islam termasuk kategori
kegiatan investasi karena perolehan kembaliannya (return) dari waktu ke waktu
tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu ter-gantung
kepada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebagai mudharib
atau pengelola dana.
DOSA RIBA/BUNGA
Pelaku Riba/Bunga kekal di Neraka (QS.2:275)
Mudah dipengaruhi Syetan (QS. 7:96)
Riba diperangi Allah dan Rasulnya (QS. 2:279)
Sistem Riba Sumber Petaka (QS.2:275)
Rezekinya tidak berkah (QS.2:276)
Doanya tidak Maqbul (QS.2:186)
Dosanya lebih berat dari menzinai ibu kandungnya sendiri (Hadits Riwayat Hakim dari Ibnu Mas’ud)
Dilaknat Rasulullah Saw (H.R.Ahmad & At-Tarmizi)
Termasuk 7 dosa besar yang dimurkai Allah (H.R.Muttafaq Alaih)
Tidak akan masuk syurga (Pemakan riba, peminum khamar, pemakan harta anak
yatim, durhaka kpd ibu-Bapa, Hadits Riwayat Al-Hakim)ANCAMAN BAGI PEMAKAN RIBA
Firman Allah :
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang-orang yang kemasukan syetan, lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian, disebabkan disebabkan mereka berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang- orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari
mengambil riba, maka praktek yang lalu menjadi urusan Allah. Tetapi siapa yang mengulangi kembali, mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya (Surah Al-Baqarah : 275)
Allah mencabut berkah riba dan menyuburkan sedeqah, Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang engkar dan berdosa (QS. 2.276)
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang-orang yang beriman (QS.2:278)
Maka jika kamu tidak meninggalkan riba, ketahuilah, bahwa Allah dan Rasulnya akan
memerangi kamu. Jika kamu bertaubat dari riba maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi (QS.279)
HADITS-HADITS TENTANG DOSA RIBA
Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Nabi Saw bersabda : “ Riba itu mempunyai 73 pintu (tingkatan). Yang paling rendah dosanya, sama dengan seseorang yang berzina
dengan ibunya”.
Dari Abdillah bin Hanzalah, Nabi Saw bersabda :
“Satu dirham yang diterima seseorang dengan sengaja lebih buruk daripada berzina sebanyak 36 kali” (H.R.Ahmad)
Sabda Nabi Saw, “Jauhi kamulah 7 dosa besar yang membinasakan !!!, : 1. Syirik kepada Allah
2. Sihir
3. Membunuh orang yang diharamkan Allah 4. Makan riba
5. Makan harta anak yatim 6. Lari dari medan perang
لاق معلص يبنلا نا دوعسم نبا نع :
اباب نوعبسو ةثلاث ابرلا
همأ لجرلا حكني نا لثم اهرسيا (
مكاحلا هاور
)
Fakta Implikasi Riba
Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation dan derivative market) dunia berjumlah US$ 1.5 trillion hanya dalam sehari, sedangkan volume transaksi yang terjadi pada perdagangan dunia di sektor real hanya US$ 6
trillion setiap tahun.
Sepanjang abad 20, (Roy Davies dan Glyn Davies (1996) dalam buku mereka a history of money from ancient times to the present day), telah terjadi lebih dari 20 krisis (kesemuanya merupakan krisis sektor keuangan).
Kekuatan berupa voting powers negara-negara maju atas kebijakan yang ada dalam institusi keuangan dunia adalah sebagai berikut: 24% di WTO, 48% di IDB, 60% di ADB, 61% diWB dan 62% di IMF.
Hutang negara berkembang lebih dari tiga trillion US dollars dan masih terus tumbuh. Hasilnya adalah setiap laki-laki, wanita, anak-anak di negara
berkembang (80% dari populasi dunia) memiliki hutang $ 600, dimana pendapatan rata-rata pada negara yang paling miskin kurang dari satu dollar perhari.