12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Minat Kunjung Ulang
A. Pengertian Minat Kunjung Ulang
Minat kunjung ulang merupakan bentuk perilaku (behavioral intention) atau keinginan pelanggan untuk datang kembali, word of mouth dari konsumen yang positif, tinggal lebih lama dari perkiraan, berbelanja lebih banyak dari perkiraan (Zeithaml et al, 2009 dalam Deasy, 2012).
Minat berkunjung ulang disebut revisit intention atau minat untuk kembali berkunjung, di definisikan sebagai kemungkinan wisatawan untuk mengulangi aktivitas atau berkunjung ulang ke suatu destinasi, menurut Baker dan Crompton dalam Chung-Hslen Lin (2012). Menurut Sopyan (2015:33) minat kunjung ulang adalah keinginan uang kuat dari pengunjung untuk kembali berkunjung diwaktu yang akan datang sebagai respon langsung pasca kunjungan waktu lampau.
Maka dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, minat kunjung ulang adala sesuatu Tindakan berupa perilaku uang muncul sebagai respon terhadap suatu objek yang menghasilkan keinhinan pelanggan untuk melakukan kunjungan ulang dalam jangka waktu tertentu.
B. Dimensi Minat Kunjung Ulang
Minat kunjung ulang dapat terjadi setelah konsumen mengkonsumsi suatu produk atau jasa dan konsumen telah melakukan evaluasi dari produk atau jasa tersebut. Setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen akan dihadapkan olmeh suatu pemikiran apakah mereka akan memiliki niat (intention) untuk mengunjungi kembali (revisit) dan melakukan pembelian.
Dimensi yang di pakai di penelitian ini adalah dimensi yang dikemukakan oleh Baker dalam Crompton dalam Chung-Hslen Lin (2012) terdapat juga dua dimensi, yaitu :
1. Intention To Recommend
(Keinginan untuk merekomendasikan kepada orang lain) 2. Intention To Revisit
(Keinginan untuk kembali berkunjung)
Berdasarkan identifikasi dimensi tersebut, dalam penelitian ini dari definisi ahli dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan minat kunjung ulang akan dielaborasi, dan kemudian digunakan untuk mengukur variabel minat kunjung ulang.
C. Indikator Minat Kunjung Ulang
Berdasarkan identifikasi dimensi tersebut, dalam penelitian ini dari definisi ahli dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
minat kunjung ulang akan dielaborasi, dan kemudian digunakan untuk mengukur variabel minat kunjung ulang.
Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Utama (2017:207) indikator minat berkunjung ulang yaitu:
1. Adanya keinginan untuk berkunjung kembali.
2. Bersedia merekomendasikan untuk berkunjung.
3. Pelanggan memberikan nilai reputasi.
4. Melakukan komunikasi yang harmonis.
5. Pelanggan berkeinginan memberikan masukan demi perbaikan.
2.1.2 Bauran Pemasaran
A. Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah suatu bentuk strategi dalam mengkombinasikan berbagai macam kegiatan pemasaran agar terciptanya sebuah kombinasi yang maksimal segingga akan muncul hasil yang paling memuaskan (Buchori. A, 2011). Menurut Kotler dan Amstrong (2013;92) menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah perangkat pemasaran yang baik meliputi produk, penentuan harga, promosi, distribusi digabungkan untuk mengasilkan serpon yang diinginkan pasar sasaran.
Pengertian bauran pemasaran dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakn alat pemasaran yang baik yang berasa dalam suatu perusahaan, dimana perusahaaan mampu mengendalikan agar dapat mempengaruhi respon pasar sasaran.
B. Faktor-Faktor Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran terdiri dari 4 elemen:
1. Produk
Produk adalah barang yang dibuat atau diproduksi untuk memenuhi kebutuhan sekelompok orang tertentu. Produk ini tidak berwujud atau berwujud karena bisa dalam bentuk jasa maupun barang.
2. Promosi
Promosi merupakan komponen pemasran yang sangat penting karena dapat meningkatkan brand recognition dan penjualan. Promosi terdiri dari berbagai elemen seperti: periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, publisitas dan penjualan langsung.
3. Tempat
Tempat termasuk kegiatan-kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran.
4. Harga
Nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan sejumlah uang.
Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.
2.1.3 Kualitas Produk
A. Pengertian Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Keller (2012), kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang
sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan.
Menurut Tjiptono (2012), kualitas produk adalah tingkat mutu yang diharapkan dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kemudahan operasi dan perbaikan, dan atribut berharga lainnya. Kualitas (quality) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang di nyatakan atau tersirat. Ini jelas merupakan definisi yang berpusat pada pelanggan. Sehingga dapat dikatakan bahwa penjual telah menghantarkan kualitas ketika produk atau jasanya memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk (product quality) adalah salah satu sarana positioning utama pemasaran. Kualitas mepunyai dampak langsung terhadap kinerja suatu produk atau jasa oleh karena itu, kualitas produk berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.
B. Dimensi Kualitas Produk
Menurut Tjiptono (2008), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008) adalah:
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.
7. Perceived Quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak
mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
8. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.
C. Indikator Kualitas Produk
Kualitas produk memiliki indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik dari suatu produk. Menurut Kotler (2001:346) membagi kualitas produk menjadi beberapa kriteria, yaitu :
1. Kuantitas atau porsi 2. Variasi yang ditawarkan
3. Kebersihan makanan dan minuman 4. Cita rasa yang khas
5. Bentuk penampilan produk 2.1.4 Promosi
A. Pengertian Promosi
Promosi adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang atau perusahaan kepada masyarakat luas. Kegiatan promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada konsumen dan juga dapat mendorong calon konsumen agar melakukan pembelian dan menggunakan produk tersebut. Menurut Tjiptono dikembangkan oleh Budi (2015:1572) Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktifitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujukdan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Sementara tujuan promosi berbeda secara luas menjadi dua tujuan jangka panjang, seperti membangun nama-nama baik dari perusahaan dan menciptakan reputasi besar untuk suatu produk.
Sedangkan tujuan jangka pendek, seperti menaikkan penjualan, menginformasikan lokasi dan menyempurnakan produk. Dengan demikian fungsi promosi adalah untuk memprospek seseorang agar menjadi konsumen bagi produk yang diciptakan yang dapat mendorong dikenalnya produk melalui saluran distribusi yang dipilih dengan cara menciptakan merek yang mudah dikenal luas baik oleh penyalur maupun konsumen di berbagai tempat sepanjang saluran dan rangkaian pembelian.
B. Manfaat Promosi
Setiap pihak yang melaksanakan kegiatan promsi tentu memiliki tujuan yang ingin diraih. Beberapa tujuan promosi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang produk secara luas pada konsumen.
2. Memperoleh dan menjangkau konsumen baru serta menjaga tingkat loyalitas konsumen.
3. Meningkatkan penjualan dan keungtunga perusahaan.
4. Meningkatkan keunggulan dan menjadi pembeda dengan produk kompetitor.
5. Membangung branding dan citra produk di mata konsumen.
6. Mempengaruhi asumsi dan perilaku konsumen atas suatu produk.
C. Dimensi Promosi
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:432), bauran promosi terdiri atas 5 (lima) alat-alat promosi, yaitu:
1. Advertising (periklanan), yaitu semua bentuk presentasi dan promosi non personal yang dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan gagasan, barang atau jasa. Periklanan dianggap sebagai manajemen citra yang bertujuan menciptakan dan memelihara cipta dan makna dalam benak konsumen.
Bentuk promosi yang digunakan mencakup broadcast, print, internet, outdoor, dan bentuk lainnya.
2. Sales Promotion (promosi penjualan), yaitu insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Bentuk promosi yang digunakan mencakup discounts, coupons, displays, demonstrations, contests, sweepstakes, dan events.
3. Personal Selling (penjualan perseorangan), yaitu presentasi personal oleh tenaga penjualan dengan tujuan menghasilkan
penjualan dan membangun hubungan dengan konsumen.
Bentuk promosi yang digunakan mencakup presentations, trade shows, dan incentive programs.
4. Public Relations (hubungan masyarakat), yaitu membangun hubungan yang baik dengan berbagai publik perusahaan supaya memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan. Bentuk promosi yang digunakan mencakup press releases, sponsorships, special events, dan web pages.
5. Direct Marketing (penjualan langsung), yaitu hubungan langsung dengan sasaran konsumen dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan segera dan membina hubungan yang abadi dengan konsumen. Bentuk promosi yang digunakan mencakup catalogs, telephone marketing, kiosks, internet, mobile marketing, dan lainnya.
D. Indikator Promosi
Promosi yang ditujukan kepada pelanggan dapat memberikan informasi penawaran. Indikator yang dapat diukur dalam variable promosi, Menurut Kotler dan Keller (2016:272) indikator-indikator promosi diantaranya adalah:
1. Pesan Promosi (merupakan tolak ukur seberapa baik pesan promosi dilakukan dan disampaikan kepada pasar.)
2. Media Promosi (media yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan promosi.)
3. Waktu Promosi (Merupakan lamanya promosi yang dilakukan oleh perusahaan.)
2.1.5 Store Atmosphere
A. Pengertian Store Atmosphere
Store Atmosphere merupakan suasana atau lingkungan toko yang bisa menstimuli panca indera konsumen dan mempengaruhi persepsi serta emosional konsumen terhadap toko (Levy dan Weitz, 2012). Menurut Sutisna (2001:164) store atmosphere adalah
“penataan ruang dalam (instore) dan ruang luar (outstore) yang dapat menciptakan kenyamanan bagi pelanggan.
Dari beberapa definisi menurut para ahli diatas mengenai store atmosphere, sampai pada pemahaman penulis bahwa Store Atmosphere merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan. Suasana toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perencanaan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian.
B. Dimensi Store Atmosphere
Store Atmosphere dapat dibagi menjadi 4 dimensi penting yang akan mempengaruhi suasana toko yang diinginkan menurut Berman dan Evans (2014:545). Key element tersebut adalah:
1. Interior (bagian dalam toko)
Berbagai motif konsumen memasuki toko, hendaknya memperoleh kesan yang menyenangkan. Kesan ini dapoat diciptakan, misalnya dengan warna dinding toko yang menarik, musik yang diperdengarkan, serta aroma atau bau dan udara di dalam toko.
2. Eksterior (bagian luar toko)
Bagian depan toko adalah bagian yang termuka. Maka hendaknya memberikan kesan yang menarik, dengan mencerminkan kemantapan dan ketokohan, maka bagian depan dan bagian luar ini dapat menciptakan kepercayaan dan goodwill. Di samping itu hendaklah menunjukan spirit perusahaan dan sifat kegiatan yang ada di dalamnya. Karena bagian depan dan eksterior berfungsi sebagai identifikasi atau tanda pengenalan maka sebaiknya dipasang lambang-lambang.
3. Store Layout (tata letak)
Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari jalan atau gang di dalam toko yang cukup lebar dan memudahkan orang untuk berlalulalang, serta fasilitas toko seperti kelengkapan ruang ganti yang baik dan nyaman.
4. Interior Display
Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan penjualan dan laba bagi toko. Yang termasuk interior display yaitu: poster, tanda petunjuk lokasi, rack, case, display barang-barang pada hari-hari khusus seperti lebaran dan tahun baru.
C. Indikator Store Atmosphere
Merurut Levy dan Weitz dari Wibowo (2012:37) menjelaskan bahwa terdapat beberapa indikator yang dapat mengukur store atmosphere, yaitu :
1. Tata letak barang.
2. Desain dan dekorasi bangunan.
3. Pencahayaan.
4. Suhu dalam ruangan.
5. Musik.
6. Fasilitas.
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan oleh peneliti untuk tambahan dan refrensi sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu.
No. Nama (tahun) Variabel Alat Analisis
Hasil 1. Mailiza dan
Augusty (2015)
Minat kunjung ulang.
Kuantitatif dan
kualitatif
Kualitas produk berpengatruh positif dan signifikan terhadapa daya tarik untuk berkunjung kembali.
2. Maulana (2019) Media Sosial, Event dan Kualitas Produk dan Minat kunjung kembali
Kuantitatif Media sosial berpengaruh positif dan signifikan terdahap minat kunjung ulang.
3. Mahmudah (2019)
Bauran promosi dan
berkunjung ulang.
Kuanttatif
Bauran promosi berpengaruh positif signifikan terhadapa minat berwisata.
4. Reza (2019) Produk, Promosi dan Minat kunjung ulang.
Kuantitatif Besarnya faktor produk dan promosi terhadap minat kunjung ulang adalah sebesar 59,8% dan 40,2%
merupakan faktor- faktor lain yang mempengaruhi minat kunjung ulang selain faktor yang diteliti dalam penelitian ini.
5. Fitriani, Herry Nurdin (2020)
Store atmosphere dan minat berkunjung ulang.
Kuantitatif dan
Kualitatif
Store Atmosphere berpengaruh
terhadap minat beli ulang konsumen Break Time Kota Bima.
6. Dewi dan Rinawati (2019)
Store atmosphere dan minat kunjung ulang.
Kuanttatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa general interior memiliki pengaruh sebesar 42%
terhadap minat kunjung ulang konsumen dan sisanya sebesar 58%
dipengaruhi oleh faktor lain.
7. Budi, Agus dan Afi (2018)
Store atmosphere, event
Kuantitatif Suasana Museum
dan Event
Marketing
marketing dan keputusan berkunjung ulang.
berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
berkunjung kembali wisatawan Museum Angkut.
8. Budi dan Puji (2020)(Santoso, Widarko, and Slamet 2015)
Promosid media sosial, daya Tarik wisata dan minat berkunjung kembali.
Kuantitatif Media sosial berpengaruh positif dan signifikan dan daya tarik wisata juga berpengaruh.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu objek penelitian yang berbeda dan variabel independen yang berbeda yaitu kepuasan konsumen dan keputusan pembelian. Sedangkan persamaan dengan penelitian terdahulu yaitu variabel dependen yang sama yaitu kualitas produk, promosi dan store atmosphere. Persamaan lainnya dengan penelitian terdahulu yaitu metode kuantitatif, alat analisis regresi liniear berganda dan variabel dependen yang sama yaitu kualitas produk, promosi dan store atmosphere.
2.3 Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan antara kualitas Produk dengan Minat Kunjung Ulang.
Kualitas produk menurut adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsi, kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.
Dengan kata lain apabila kualitas produk yang diterima sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas prooduk di persepsikan baik dan memuaskan, dan baik tidaknya kualitas produk tergantung pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi harapan pelanggan.
Kualitas produk merupakan alat positioning utama pemasar. Produk yang memiliki kualitas dapat menjadikan konsumen merasa puas dengan pilihannya. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan dan tetap setia menggunakan produk tersebut. Hal ini akan berdampak pada loyalitas konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Loyalitas yang semakin meningkat akan mampu menarik daya minat kunjung ulang.
2. Hubungan antara promosi dengan Minat Kunjung Ulang.
Promosi merupakan elemen bauran pemasaran yang berfokus pada upaya menginfirmasikan, membujuk dan meningkatkan kembali konsumen akan merek dan produk perusahaan menurut Tjiptono (2015, p.387).
Promosi memiliki pengaruh dengan penjualan, karena sebagai salah satu penentu laku tidaknya suatu barang atau jasa karena berhubungan dengan masyarakat atau konsumen yang ingin membeli agar tertarik dengan promosi yang ditawarkan.
Strategi promosi yang tepat mampu menarik konsumen untuk meningkatkan minat kunjung ulang. Menurut Rangkuti (2009), promosi merupakan kegiatan yang paling penting untuk meningkatkan revenue.
Tanpa kegiatan promosi, perusahaan tidak dapat memperoleh pelanggan sesuai yang diharapkan. Dengan demikian sangat dibutuhkan banyak pengeluaran untuk kegiatan promosi. Sehingga dalam meningkatkan minat kunjung ulang dibutuhkan promosi yang bertujuan mendistribusikan informasi dengan jangkauan yang luas. Melalui pengembangan teknologi yang semagin maju, promosi dapat dilakukan melalui media sosial.
Instagram merupakan salah satu media promosi yang sangat berkembang pesat. Jangkauan yang luas dapat secara mudah perusahaan memberikan informasi kepada pelanggan.
3. Hubungan antara store atmosphere dengan Minat Kunjung Ulang.
Minat kunjung ulang marupakan suatu keputusan konsumen untuk melakukan pembelian kembali produk dan jasa. Kedai kopi akan memberikan rasa puas terhadap psikologis dan emosional konsumen untuk datang kembali. Elemen store atmospher yang mempunyai perbedaan akan menimbulkan pengalaman baru bagi konsumen, hal ini akan menciptakan rasa puas dan bayangan positif sebagai kesan bagi konsumen agar mau berkunjung kembali.
Hasil penelitian serupa didapati dalam penelitian (Nurdin 2020) bahwa variabel Store Atmosphere berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen Break Time Kota Bima. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung
> t tabel yakni 3,725 < 1,985 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.
Yang menjelaskan bahwa store atmosphere berpengaruh signifikan terhdap minat kuinjung ulang. Perihal ini menunjukkan bahwa sebakin baik dan unik, akan meningkatkan hasrat minat kunjung ulang konsumen. Hal ini sangat berpengaruh bagi kedai kopi yang mempunyai letak fisik. Disamping strategi penjualan yang diterapkan, store atmosphere akan sangat mendukung untuk memberikan pengalam bagi konsumen. Saat terciptanya pengalaman dan rasa puas pada diri konsumen, akan merangsang terbentuknya minat kunjung ulang tanpa disadari.
2.4 Kerangka Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan tinjauan pustaka yang telah di uraikan sebelumnya, maka dapat disusun kerangka penelitian sebagai berikut:
Gambar 1.1 Gambar Kerangka Penelitian.
Kerangka pikir merupakan gambaran dari penelitian. Variabel bebas (independent) dari penelitian ini adalah Kualitas Produk (X1), Promosi (X2)
dan Store Atmosphere (X3), sedangkan untuk variabel terikat (dependent) adalah Minat Kunjung Ulang (Y). Kerangka pikir ini menjelaskan mengenai proses yang akan dilakukan dalam penelitian. Kerangka pikir dalam penelitian ini melakukan dengan membandingkan faktor kualitas produk, promosi dan store atmosphere yang berpengaruh penting dalam menarik minat kunjung ulang pada kedai kopi “Kettlebean” Sidoarjo.
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terdapat rumusan masalah penelitian (Sugiono, 2003:51). Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang sudah dijelaskan, maka ada beberapa hipotesis dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut:
1. Pengaruh kualitas produk terhadap minat kunjung ulang.
Berdasarkan penelitian terdahulu (Damayanti, Ferdinand, and Manajemen 2015) menemukan bahwa kualitas produk berpengaruh secara signifkan terhadap minat kunjung ulang. Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, maka hipotesis dinyatakan sebagai berikut:
H1: Kualitas Produk berpengaruh secara signifikan terhadap minat kunjung ulang pada kedai kopi Kettelebean.
2. Pengaruh promosi terhadap minat kunjung ulang.
Berdasarkan penelitian terdahulu Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mahmudah 2019) penelitian ini menunjukkan bahwa variabel store atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap minat kunjung ulang. menemukan bahwa kualitas
produk berpengaruh secara signifkan terhadap minat kunjung ulang.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, maka hipotesis dinyatakan sebagai berikut:
H2: Promosi berpengaruh secara signifikan terhadap minat kunjung ulang pada kedai kopi Kettlebean.
3. Pengaruh store atmosphere terhadap minat kunjung ulang.
Berdasarkan penelitian terdahulu (Nurdin 2020), (Sarasuci and Handajani 2018) dan (Santoso, Widarko, and Slamet 2015) menemukan bahwa kualitas produk berpengaruh secara signifkan terhadap minat kunjung ulang. Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, maka hipotesis dinyatakan sebagai berikut:
H3: Store Atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap minat kunjung ulang pada kedai kopi Kettlebean.
4. Pengaruh store atmosphere lebih signifikan dari pada kualitas produk dan promosi terhadap minat kunjung ulang.
Berdasarkan penelitian terdahulu (Sarasuci and Handajani 2018) dan (Nurdin 2020) menemukan bahwa store atmosphere berpengaruh secara signifkan terhadap minat kunjung ulang. Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, maka hipotesis dinyatakan sebagai berikut:
H4: Store atmosphere berpengaruh lebih signifikan dari pada kualitas produk dan promosi terhadap minat kunjung ulang pada kedai kopi Kettlebean.