• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instagram Sebagai Media Komunikasi Sosial

Komunikasi memliki peran dalam mempertemukan pandangan yang berbeda dalam bermasyarakat agar dapat merekatkan sistem sosial masyarakat untuk melaksanakan suatu perubahan. Dalam mengkomunikasikan suatu peristiwa yang tengah terjadi dalam masyarakat baik mulai dari kebijakan yang tengah terjadi, kebiasaan suatu masyarakat dan inovasi inovasi yang tengah terjadi.Hal memicu media teknologi komunikasi untuk terus berkembang, saat ini tidak hanya digunakan untuk sebatas alat komunikasi. Masyarakat dapat berinteraksi lebih dari sekedar mendengarkan suara, mereka dapat mengenal pribadi yang lebih dekat melalui akses media sosial. Instagram merupakan sebuah aplikasi berbasi teknologi web, dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan foto dan video serta sebagai media komunikasi serta melakukan kritik sosial kepada suatu lembaga atau peristiwa yang tengah terjadi.Instagram juga dapat dikatakan sebagai suatu alat yang bisa menyampaikan pesan supaya dapat mengkomunikasikan serta menyebarluaskan pesan tersebut kepada audiensnya melalui foto atau video. Dalam rangka memaksimalkan penggunannya, instagram memiliki fitur-fitur di dalamnya seperti following, followers, direct message, stories, explore, like, comment, view, tag person, arooba (@), geotagging, IGTV, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan instagram dalam mengkomunikasikan kritik sosial melalui komik humor untuk melakukan kritik. Pada penelitian ini, komunikasi menjadi hal yang dibutuhkan dan aspek yang paling penting melihat dari tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran media komunikasi sosial instagram yang dilakukan oleh Mice Cartoon dalam melakukan kritik sosial.

2.1.1 Definisi Komunikasi

Harold Lasswell dalam Riswandi (2009, 2) komunikasi merupakan sebuah proses yang menjelaskan “siapa” mengatakan “apa” dengan saluran “apa”, kepada “siapa”, dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”. Namun menurut Bernard Berelson & Gary A.Steiner yang dikemukakan dalam buku yang sama mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi,

(2)

29

gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain.

Kemudian Carl I. Hovlan dalam Winarni (2003, 3) mengungkapkan bahwa komunikasi merupakan proses yang memungkinkan seseorang atau komunikator menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate). Pengertian tersebut lebih menekankan pada keberhasilan seorang komunikator, sedangkan menurut M. Rogers yang lebih menekankan kepada keberhasilan komunikator mengungkapkan bahwa komunikasi merupakan proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud mengubah tingkah laku mereka.

2.1.2 Konteks Komunikasi

Menurut Deddy Mulyana (70) Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya atau tingkatnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi.

a. Komunikasi intrapribadi : komunikasi dengan diri sendiri, baik disadari atau tidak. Contohnya yaitu berfikir.

b. Komunikasi diadik : komunikasi yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami istri, guru murid dan lain sebagainya. Ciri yang menonjol yaitu pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang berdekatan, serta mengirim dan menerima pesan secara spontan.

c. Komunikasi antarpribadi : komunikasi antara orang-orang yang bertatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun non verbal.

d. Komunikasi kelompok (kecil) : komunikasi dari sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

Contohnya yaitu keluarga, tetangga, dan lain sebagainya.

e. Komunikasi publik : komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak) yang tidak dikenali satu persatu.

Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal.

(3)

30

f. Komunikasi organisasi : komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi, bersifat dan informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok.

g. Komunikasi massa : komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen.

2.1.3 Unsur Komunikasi

Dalam Nuruddin (2009, 95) dijelaskan bahwa elemen komunikasi secara umum tidak jauh berbeda atau juga berlaku pada komunikasi massa, yang

membedakan ialah jumlah pesan yang disampaikan kepada penerima. Kemudian menurut Soyomukti (2012, 58) bahwa untuk terjadinya proses komunikasi minimal terdiri dari tiga unsur utama, yaitu : pengirim pesan, pesan dan target penerima pesan. Ketiga unsur tersebut merupakan unsur dasar, namun proses komunikasi dapat mengandung lebih dari unsur itu, antara lain :

a. Pengirim pesan (komunikator) : manusia yang memulai proses komunikasi. Komunikator selalu memiliki tujuan (motif

komuikasi), selain itu komunikator bisa dilakukanoleh satu orang, banyak orang/ lebih dari satu orang, serta kumpulan orang (massa) b. Penerima pesan (komunikan) : manusia berakal budi kepada siapa

pesan komunikator ditujukan.

c. Pesan : segala ssesuatu yang disampaikan komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif komunikasinya.

d. Saluran komunikasi dan media komunikasi : saluran komunikasi lebih identik dengan proses berjalannya pesan. Sedangkan media komunikasi lebih identik dengan alat (benda) untuk

menyampaikan. Jadi saluran komunikasi lebih umum daripada media komunikasi.

e. Efek komunikasi : situasi yang diakibatkan oleh pesan

komunikator dalam diri komunikannya. Efek komunikasi ini bisa berupa efek psikologis yang terdiri dari tiga hal :

 Pengaruh kognitif : seseorang menjadi tahu sesuatu

(4)

31

 Pengaruh afektif : terjadi perubahan perasaan dan sikap

 Pengaruh konatif : perubahan tingkah laku dan tindakan

2.1.4 Unsur Pesan Komunikasi

a. Pesan verbal

Menurut Mulyana (237) Pesan verbal merupakan segala jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa juga bisa dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa verbal merupakan sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud komunikator. Bahasa verbal menggunakan kata- kata yang merepresenatasikan berbagai aspek realitas individual.

Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk memberi nama atau memberi julukan terhadap orang, objek, dan peristiwa. Selain itu Larry L. Barker dalam (Mulyana, 2010)mengutarakan bahwa bahasa memiliki tiga fungsi, antara lain : penamaan, interaksi dan transmisi informasi.

Keterbatasan bahasa merujuk pada jumlah kata yang tersedia untuk

mewakili objek. Kata-kata merupaka kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu, seperti orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dsb. Kata-kata pada dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak. Selain itu kata- kata juga bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda pula.

b. Pesan Non Verbal

Secara sederhana komunikasi non verbal diartikan sebagai sebagai semua isyarat yang bukan kata-kata. Larry A. Samovar dan Richard dalam Mulyana (308) mendefinisikan pesan non verbal merupakan prilaku yang disengaja juga tidak disengajasebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan, kita mengirim banyak pesan non verbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.

Paul Ekman dalam Mulyana (314) menyebutkan lima fungsi pesan non verbal menurut prilakunya, antara lain :

(5)

32

a. Emblem : gerakan mata tertentu merupakn simbol yang memiliki kesetarn dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan

“saya tidak sungguh-sungguh”

b. Ilustrator : pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan

c. Regulator : kontak mata berarti saluran percakapan terbuka d. Penyesuaian : kedipan mata yang meningkat ketika orang berada

dalam tekanan.

e. Affect display : pembesaran manik-mata (pupil dilation) menunjukkan peningkatan emosi.

Dalam hubungannya dalam prilaku verbal, prilaku nonverbal mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal, misalnya anda menganggukkan kepada ketika anda mengatakan “Ya”, atau

menggelengkan kepala ketika mengatakan “Tidak”

b. Memperteguh : menekankan atau melengkapi perilaku verbal c. Prilaku non verbal dapat menggantikan prilaku verbal, jadi berdiri

sendiri.

d. Prilaku non verbal dapat meregulasi perilaku verbal.

2.1.5 Komunikasi Sosial

Komunikasi sosial dapat dimaksud sebagai sebuah proses interaksi seorang ataupun lembaga dalam memberikan amanah bagi pihak lainnya supaya bisa menerima penyampaian iktikad tersebut secara baik yang dapat disampaikan melalui verbal ataupun nonverbal. Menurut (Mulyana, 2010)komunikasi sosial sebagai salah satu fungsi dari komunikasi ialah mengisyaratkan kalau komunikasi berarti kelangsungan hidup, bentuk dan konsep diri, serta mendapatkan kebahagiaan melalui komunikasi yang menghibur, serta menjalin hubungan dengan orang lain. Sedangkan menurut Sutisna (1989), komunikasi sosial ialah sebuah metode interaksi antar individu maupun kelompok sikap yang dimaksud agar memengaruhi sikap individu tersebut serta suatu kelompok pada sebuah organisasi. Pentingnya komunikasi inilah yang membuatnya tidak bisa lepas dari latar belakang sosialnya, di mana perilaku, sikap, norma dan polanya akan saling

(6)

33

memenuhi dan memengaruhi satu sama lain, seperti ikatan manusia dan mayarakat. Little John dalam (Kamarudin, 2014)menyebutkan bahwa kehdidupan sosial bermsyarakat tersebut termasuk dalam teori genre interactionist, di mana teori ini menjelaskan tentang pemahaman kehidupan sosial adalah merupakan sebuah proses interaksi.

2.1.6 Media Komunikasi Sosial

Media sosial merupakan suatu media yang muncul karena perkembangan internet, yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual (Nasrullah, 2015)

Van Dijk (2013) dalam (Nasrullah, 2015) menjelaskan bahwa media sosial adalah sebuah platform media yang memfokuskan pada eksistensi penggunanya, media sosial memfasilitasi para penggunanaya dalam beraktifitas maupun berkolaborasi. Karena itulah media sosial dapat disebut sebagai medium atau fasilitator jaringan yang menguatkan hubungan antar setiap penggunanya dalam berkomunikasi antara satu sama lain. Dari definisi tersebut, media sosial bisa disebut sebagai lingkungan sosial modern yang tidak dibatasi antara jarak dan waktu.

Karakteristik umum yang dimiliki media sosial yaitu selalu adanya keterbukaan komunikasi setiap penggunanya. Media Sosial selalu dapat dirubah atau ditingkatkan pada waktu tertentu dan diatur ulang oleh penciptanya, atau oleh pihak ketiga dari situs tertentu. Selain itu media sosial juga menyediakan dan membentuk cara baru dalam berkomunikasi.

Media sosial muncul didasari ide untuk menghubungkan orang-orang dari belahan dunia Sutikno (2011) dalam (Nurudin, 2013). Media sosial sendiri sebenarnya telah ada pada 1978. Saat itu meski pun masih menggunakan telepon yang tersambung modem, telah ditemukan sistem papan buletin yang menggunakan surat elektronik untuk terhubung dengan orang lain Wandira dalam (Nurudin, 2013).

Pada saat ini media sosial berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan media sosial tidak lepas dari proses berkembangnya teknologi

(7)

34

komunikasi. Era smartphone menjadi salah satu penyebab berkembangnya media sosial saat. Saat kemunculan smartphone, banyak media sosial yang bermunculan yang membuat manusia makin mudah untuk memilih media sosial yang ingin digunakan. Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan setiap orang bisa memiliki media mereka sendiri. Media sosial dapat menjadi perpanjang tangan setiap penggunanya dikarenakan para penggunanya dapat memberikan informasi mengenai dirinya sediri, atau mencari informasi dan membagi informasi kepada pengguna lain.

2.1.7 Karakteristik Media Sosial

(Nasrullah, 2015) menjabarkan terdapat tujuh karakteristik yang dimiliki oleh media sosial, yaitu :

1. Jaringan (Network)

Media sosial memiliki karakter jaringan sosial. Media sosial terbangun dari struktur sosial yang terbentuk di dalam jaringan atau internet. karakter media sosial membentuk jaringan diantara penggunanya tidak peduli apakah saling kenal di dunia nyata. Kehadiran media sosial memberikan medium bagi pengguna untuk terhubung secara mekanisme teknologi.

2. Informasi (Information)

Di dalam media sosial, informasi menjadi komoditas yang dikonsumsi oleh penggunanya. Informasi ini sebenarnya komoditas yang diproduksi dan didistribusikan antar pengguna media sosial itu sendiri. Dari kegiatan mengkonsumsi informasi inilah pengguna media sosial membentuk jaringan yang pada akhirnya secara sadar atau tidak bermuara pada institusi masyarakat berjejaring (Network Society)

3. Arsip (Archive)

Di dalam media sosial, informasi apapun akan tersimpan dalam jaringan dan bisa diakses kapanpun, dimanapun dan menggunakan perangkat apapun. Media sosial khususnya internet bisa ditempatkan sebagai medium pustaka digital dan komputer, atau perangkat lainnya, menjadi semacam portal untuk mengakses arsip yang tersimpan diribuan bahkan jutaan komputer lainnya.

4. Interaksi (Interactivity)

(8)

35

Karena karakteristik media sosial adalah terbentuknya jaringan antar penggunanya, tidak bisa dihindarkan akan terjadi interaksi antar penggunanya. Interaksi bisa berupa memberikan komentar pada unggahan atau membagi perasaan suka pada unggahan.

5. Simulasi Sosial (Simulation Of Society)

Media sosial tidak lagi menampilkan realitas, tetapi sudah menjadi realitas tersendiri. Layaknya masyarakat atau negara, dimedia sosial juga terdapat aturan dan etika yang mengikat penggunanya.

6. Konten Oleh Pengguna (User Generated Content)

Di dalam media sosial, konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. Konten oleh pengguna ini adalah sebagai penanda bahwa di media sosial khalayak tidak hanya memproduksi konten tetapi juga mengkonsumsi konten.

7. Penyebaran (Share/Sharing)

Media sosial tidak hanya menghasilkan konten yang dibangun dan dikonsumsi oleh penggunanya, tetapi juga didistribusikan sekaligus dikembangkan oleh penggunanya. Penyebaran di media sosial terdapat dua jenis yaitu penyebaran melalui isi dari kontennya dan melalui perangkatnya misalnya tombol share yang terdapat di YouTube

2.1.8 Macam Macam Media Sosial

Media komunikasi sosial terdiri dari media lama dan baru. Media lama merupakan proses produksi serta penyimpanan data menggunakan media cetak (koran, majalah, tabloid) dan media elektronik (radio, televisi). Namun saat ini media lama tersebut terus mengikuti perkembangan zaman hingga akhirnya media lama juga bisa kita temukan melalui media baru. Kemunculan media baru tidak terlepas dari kemunculan internet . Media baru merupakan istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan era digital, komputer, atau jaringan teknologidan komunikasi pada abad ke 20.

Dalam bukunya Teori Komunikasi Massa, McQuail menjelaskan bahwa Media Baru atau New Media adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi yang berbagi ciri yang sama yang mana selain baru dimungkinkan dengan digitalisasi dan ketersediaannya yang luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi. Menurut Denis McQuail ciri utama media baru adalah adanya saling

(9)

36

keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana.

Media baru merupakan media komunikasi yang berbasis internet. Di dalamnya antara lain terdapat perpaduan media lama dan media baru seperti koran digital, radio online dan sebagainya. Sedangkan media komunikasi sosial yang tanpa perpaduan media lama

2.1.9 Ciri Ciri Media Komunikasi Sosial

Menurut Sulianta Feri (2015) ciri-ciri yang dapat dijumpai pada media sosial yaitu :

a. Transparansi

Keterbukaan informasi karena konten media sosial ditunjukan untuk konsumsi publik untuk sekelompok orang

b. Dialog dan Komunikasi

Ketika ada sebuah komunikasi maka akan terjalin hubungan dan komunikasi interaktif menggunakan ragam fitur.

c. Jejaring Relasi

Hubungan antara pengguna layaknya jaring – jaring yang terhubung satu sama lain dan semakin kompleks seraya mereka menjalin komunikasi dan terus membangun pertemanan.

d. Multi Opini

Memungkinkan setiap orang yang menggunakan media sosial dengan mudahnya berargumen dan mengutarakan pendapatnya.

Dari ciri-ciri yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa media sosial memiliki perbedaan yang cukup jauh dengan media massa. Jika informasi yang disebar memiliki kecepatan yang sama untuk sampai kepada khalayak, namun kecepatan feed tentu berbeda, dalam media sosial dapat secara langsung.

Media sosial sangat kental dengan ciri tanpa adanya gatekeeper, setiap akun atau setiap pengguna dapat dengan bebas beropini sesuai apa yang mereka pikirkan.

(10)

37

2.1.10 Manfaat Media Sosial

Jika dikelola dengan baik media sosial memiliki manfaat positif yang bisa didapatkan dari penggunanya dalam kehidupan bersosial sehari hari. Sangat banyak contoh penggunaan media sosial yang benar seperti dilakukan dalam bisnis, belajar, menjaga kesehtan dan bersosial dengan banyak orang yang berada di wilayah yang berbeda.

1. Media Sosial Sebagai Alat Komunikasi

Berkomunikasi merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup, dengan menggunakan media sosial manusia dapat berkomunikasi tanpa terhalang adanya jarak dan waktu dengan manusia lain baik yang memiliki jarak yang dekat atau jauh.

2. Media Sosial Sebagai Sarana Untuk Berbisnis

Media sosial merupakan sarana pemasaran yang cukup sukses bagi pelaku dunia usaha, media sosial dapat digunakan untuk menjajakan produk kepada calon pembeli dengan jarak dan waktu yang tak terbatas.

3. Media Sosial Sebagai Sarana Belajar

Media sosial dapat digunakan untuk mendapatkan berbagai informasi tentang keilmuan baik keilmuan umum atau keilmuan khusus

4. Media Sosial Sebagai Sarana Penyambung Antara Masyarakat dan Instansi Khusus

Media sosial dapat menjadi sarana sebagai penyampai aspirasi terhadap keputusan atau kebijakan tertentu suatu instansi atau terhadap pemerintah.

2.1.11 Jenis Media Sosial

Sosial Menurut Kaplan dan Haenlein (2010) terdapat enam jenis media komunikasi sosial: proyek kolaborasi (wikipedia), blog dan microblogs (twitter), komunitas konten (youtube), situs jaringan sosial (facebook, instagram), virtual game (world of warcraft), dan virtual social (second life).

Sedangkan Afandi dalam Nuruddin (2012) menjelaskan hal serupa secara lebih detail mengenai jenis-jenis media baru tersebut, diantaranya :

a. Collaborative Project

Merupakan media sosial yang dapat membuat konten dan dapat diakses secara global, contohnya yaitu wiki dan bookmark social.

b. Blogs and Microblogs

(11)

38

Merupakan sebuah website yang dapat digunakan untuk menyampaikan opini, pengalaman, kegiatan sehari-hari atau yang lainnya. Beberapa contohnya yaitu Kaskus, Bloggers, Wordpress, Multyply dan Plurk.

c. Content Communities

Merupakan sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk saling mengirim foto dan video dengan orang yang dituju. Contohnya antara lain adalah Youtube.

d. Social Networking Sites (Situs Jejaring Sosial)

Merupakan sebuah aplikasi yang dapat digunakan penggunanya untuk bertemu atau bergabung dengan pengguna lain melalui akun pribadinya. Pada umumnya situs jejaring sosial memiliki fitur seperti pesan instan dan email. Beberapa contoh dari situs jejaring sosial diantaranya adalah Geocties, Degrees, Twitter, Yahoo Messenger, Instagram, Line, Facebook dan lainnya.

Jenis-jenis media sosial tersebut dibedakan berdasarkan kegunaan, fitur di dalamnya hingga konten yang dibuat oleh penggunanya. Setiap jenis media sosial memiliki pasar atau targetnya masing-masing. Sehingga meskipun terdapat fitur yang sama di dalamnya, tetap saja pengguna tetap memilih jenis media sosial yang mereka gemari.

2.1.12 Instagram (IG)

Instagram atau yang sering disebut dengan IG merupakan salah satu jenis media sosial yang memiliki pengguna yang cukup banyak. Dengan pengguna yang cukup beragam mulai anak anak, remaja hingga dewasa. Instagram sendiri merupakan platfom sosial media yang penggunanya dapat berbagi foto dan video dengan pengguna lain. Dengan dilengkapi fitur-fitur menarik seperti filter, Instagram Story, IGTV, dan kemudahan berjejaring lainnya membuat instagram cukup menarik bagi penggunanya. Karena perbedaan instagram dengan media sosial pada umumnya ini, instagram masih tetap eksis digunakan oleh para penggunanya hingga saat ini, apalagi setelah beberapa pembaruan yang dilakukan dari pihak instagram yang membuat fitur instagram makin lengkap seperti fitur terbaru yaitu menyediakan fitur unggahan video yang dapat dijeda secara langsung saat pengambilan dan digabungkan secara otomatis serta

(12)

39

ditambahkan lagu dan lirik atau penyanyi dan judul lagu langung dari instagram tanpa pihak ketiga untuk semua penggunanya, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Reels.

Sejak Desember 2016, instagram yang sudah memiliki 600 juta pengguna di seluruh dunia dimana jumlah itu naik dua kali lebih banyak dibandingkan dua tahun lalu (Yusuf, 2016) Dari data tersebut, instagram sudah dapat dikatakan menjadi salah satu media sosial paling populer di dunia, bahkan dari hasil perhitungan aplikasi terbanyak di download pada quartal pertama 2017 secara global, Instagram memasuki urutan ke empat baik itu di Google Play atau pun di App Store (Arifiani, 2017). Sejak kemunculannya 2010 silam dan makin banyaknya pengguna smartphone di dunia dan Indonesia, instagram sudah mengubah cara pandang orang terhadap menikmati fashion, seni, pariwisata, kuliner. Instagram merubah cara pandang tersebut menjadi serba mobile, dapat dinikmati dimana saja dan kapan saja melalui smartphone.

Karena fitur utama dari instagram adalah unggahan foto dan video, instagram dianggap bisa menjadi pengganti album fisik. Setiap unggahan di Instagram selalu dapat diakses dan tidak terbatas waktu, pengguna instagram dapat melihat unggahan mulai dari pertama kali mengunggah hingga sampai yang terbaru. Instagram juga merupakan media online yang serimg digunakan untuk melakukan bisnis, baik penjualan barang atau saja. Banyak pebisnis yang menawarkan barang atau jasa mereka dengan melakukan promosi melalui instagram. Bukan hanya pelaku usaha mikro saja yang menggunakan instagram namun juga perusahaan dengan produk Internasional juga banyak yang menggunakan instagram sebagai media promosi.

Selain untuk media promosi instagram juga digunakan sebagai tempat mengekspresikan diri bagi sebagaian besar penggunanya. Seperti melakukan unggahan foto saat berlibur atau saat melakukan aktifitas sehari hari. Instagram pula kerap dijadikan media dalam melakukan kritik atau ungkapan kurang puas kepada kebijakan kebijakan yang ada suatu wilayah. Atau juga sebagai media penyampai kritik kepada keadaan yang sedang terjadi di sekitarnya.

(13)

40

2.2 Karakteristik dan Fungsi Instagram

2.2.1 Karakteristik Instagram

Instagram merupakan salah stu media sosial yang memiliki fitur utama dari instagram adalah unggahan foto dan video, instagram dianggap bisa menjadi pengganti album fisik. Setiap unggahan di Instagram selalu dapat diakses dan tidak terbatas waktu, pengguna instagram dapat melihat unggahan mulai dari pertama kali mengunggah hingga sampai yang terbaru. Dengan mengutamakan fiture pengunggahan foto dan video yang berbeda dengan media sosial yang lain.

Dengan jumlah unggahn sampai 8 slide foto untuk setiap unghan reta dengan durasi video singkat selama 1 menit dan dapat di edit secara mudah melalui intagram secara langsung.

2.2.2 Fiture Instagram

Didalam Instagram telah disediakan fitur-fitur yang cukup menarik oleh pengembang diantaranya yaitu:

1. Pengikut

Sistem secara umum dari instagram sendiri merupakan sistem mengikuti pengguna lain dan diikuti pengguna lain, dengan demikian komunikasi sesama pengguna dapat berlangsung, dengan memberikan tanda suka atau memberikan komentar terhadap unggahan yang dibagi oleh pengguna lain, serta dapat mengirimkan pesan langsung dan panggilan video dengan pengguna lain.

2. Mengunggah Foto

Merupakan kegunaan utama instagram, platfom media sosial dengan keutamaan berbagi foto antar penggunanya untuk berbagi cerita.

3. Efek Foto

Sebelum melakukan unggahan foto ke instagram, pengguna memliki opsi untuk melakukan editing secara sederhana terhadap foto yang akah dibagikan.

4. Arroba

Fitur yang dapat digunakan penggunanya untuk menyebut pengguna lainnya dengan menggunakan tanda arroba (@) dan memasukkan nama akun instagram dari pengguna yang dimaksudkan. Para pengguna tidak hanya dapat menyebut pengguna lainnya di dalam judul foto, melainkan

(14)

41

juga pada bagian komentar. Pada dasarnya hal itu dilakukan dengan tujuan untuk dapat berkomunikasi dengan pengguna lain.

5. Instastory

Merupakan singkatan dari Instagram Stories. Instastory ini adalah salah satu fitur instagram yang digemari oleh penggunanya dan memungkinkan para penggunanya untuk membagikan foto atau video yang akan terhapus secara otomatis dalam waktu 24 jam setelahnya. Dengan dilengkapi efek efek yang cukup menarik untuk digunakan.

6. IGTV

Merupaka fitur video mandiri yang memungkinkan pengguna instagram untuk mengunggah video berdurasi lebih panjang dibandingkan dengan unggahan kiriman di instagram.

7. Reels

Merupakan fitur yang memungkinkan untuk penggunanya membuat video singkat selama 15 detik dengan pilihan audio tertentu dan digabungkan secara langsung.

2.2.3 Konten Instagram

Menurut KBBI, konten adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Biasanya melalui: teks, gambar, suara, video, kata-kata yang diucapkan, bahasa simbol, kode morse, musik, bahasa tubuh, dan sebagainya.

Dari definisi di atas konten dapat diartikan sebagai suatu media yang digunakan sebagai penyampai informasi atau pesan yang disampaikan secara online baik melalui video, foto, teks dengan melakukan unggahan pada media sosial. Ada beberapa jenis konten yang sering diunggah oleh para pengguna instagram antara lain :

1. Teks

Teks merupakan konten yang berisikan tulisan yang berisi ulasan, analisis, definisi, deskripsi, kajian, pengertian.

2. Gambar

Gambar merupakan sarana yang digunakan untuk membangun opini secara pribadi bagi yang melihat konten yang dibagikan. Karena setiap orang dapat memaknai gambar dengan cara yang berbeda beda sesuai pengalaman yang dimiliki oleh setiap orang.

(15)

42 3. Infografis

Infografis adalah penggambaran secara visual informasi, data atau ilmu pengetahuan secara grafis atau menggunakan garis sebagai indikator penyampai suatu informasi. Grafik ini memperlihatkan informasi rumit dengan singkat dan jelas, seperti pada papan, peta, jurnalisme, penulisan teknis, dan pendidikan.

4. Video

Video merupakan gambar bergerak yang cenderung memiliki durasi beberapa menit, memungkinkan penjelasan singkat tentang apa pun yang ingin dijelaskan pembuatnya. Biasanya berisikan humor atau pembelajaran, kritik dan lain sebagainya.

5. Meme

Meme adalah gambar lucu berisi sindiran atau kritik. Meme sangat populer dikalangan pengguna internet. Meme sering berupa video dan gambar dengan teks lucu yang seringkali menjadi viral.

6. Tautan

Cara yang dapat diakses dengan cepat bagi pembaca untuk menjangkau situs lain yang disarankan oleh penggungah tautan tersebut.

2.2.4 Fungsi Media Sosial

Media sosial memiliki beberapa fungsi seperti yang disebutkan oleh Hanna et al (dalam Taffase dan Wien, 2018) media sosial memiliki kekuatan dalam membuat koneksi untuk membuat cakupan jaringan sosial secara lebih luas yang dapat menciptakan gambaran media untuk dapat memberdayakan konsumen menjadi peserta aktif dalam sebuah proses bermedia. Menurut (Tafesse dan Wien, 2018) fungsi media sosial berarti membuat user wajib memfasilitasi segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk mempromosikan diri, dapat mempengaruhi percakapan secara virtual, harus memantau, harus meningkatkan sistem dalam manajemen konten, serta memudahkan interaksi dengan audiens secara real time.

Media sosial saat ini memiliki peran besar yang dapat mengkomunikasikan kekuatan dalam berbagai bidang pada kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi sebuah brand khususnya lembaga yang menggunakan media sosial sebagai salah satu alat pemasaran dan promosi. Media sosial ialah alat promosi untuk bisnis yang efisien karena bisa diakses setiap orang, yang dalam melakukan promosinya

(16)

43

mendapat jaringan lebih luas. Media sosial juga menjadi komponen yang dibutuhkan untuk pemasaran bagi banyak perusahaan serta menjadi salah satu metode terbaik dalam menjangkau konsumen dan pelanggan. Media sosial ini pula lah yang mempunyai berbagai manfaat untuk perusahaan serta informasinya lebih cepat disampaikan dibandingkan media konvensional yaitu media cetak, brosur, dan pamphlet (Muniroh et al, 2017).

2.2.5 Fungsi Instagram

Maulana (2012) menjelaskan bahwa, Instagram mengungkapkan bahwa dirinya merupakan jejaring informasi real-time yang memiliki fungsi untuk menghubungkan pengguna dengan informasi terkini mengenai apa yang sedang terjadi dan hal menarik di sekitar lingkungan pengguna.

Sedangkan fungsi lain disebutkan Rohanawati (2012) dalam penelitiannya, bahwa fungsi awal dari Instagram adalah sebagai information networking. Namun dewasa ini para penggunanya mengalihkan fungsi awal dari twitter menjadi social networking, para penggunanya lebih mengedepankan kepentingan sosial atau pergaulan. Jika dibandingkan, penyataan Instagram mengenai fungsinya cukup sama dengan pendapat Nana mengenai fungsi Instagram pada mulanya, namun seiring berjalannya waktu, fungsi tersebut mulai tergeser.

2.3 Komik Humor dalam Instagram

2.3.1 Definisi Komik

Komik adalah kumpulan gambar dan tulisan yang tergabung dalam satu panel dan menciptakan satu kesinambungan pesan tertentu. Pada tahun 1993, seorang tokoh komik populer yang bernama Scott McCloud, mendefinisikan komik sebagai gambar-gambar dan lambang-lambang yang berdekatan atau bersebelahan dalam urutan tertentu yang bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk mencapai tanggapan estetis dari para pembaca (McCloud, 2002).

Eisner sebagaimana dikutip oleh McCloud mendefinisikan komik sebagai seni visual berurutan. Tetapi pengertian ini menimbulkan bias, karena animasi (secara visual) juga merupakan seni berurutan. Namun perbedaan yang mendasar adalah, animasi berurutan menurut waktu tetapi tidak terujuk staposisi (berdampingan) dalam satu ruang seperti halnya komik. Setiap turutan gambar film diproyeksi

(17)

44

secara tepat pada ruang yang sama (yaitu pada layar). Sementara tiap gambar pada komik harus menempati ruang yang berbeda.

Dalam lingkup sosial, komik bisa memberikan gambaran yang nyata akan realitas kehidupan sosial yang ada. (Berger, 1997) dalam bukunya berpendapat

“Comic perceptions of society often give brilliant insights into the latter. A good cartoon or joke can often be more revealing of a particular social reality than any number of social-scientific treatises”. Dalam tulisannya, Berger membandingan antara komik dan karya tulis ilmiah sosial, menurutnya kartun (dalam hal ini yang ada di komik) dan humor yang baik bisa lebih mengungkapkan realitas sosial yang ada. Karena pada umumnya komik humor ditulis dengan bahasa yang santai dan apa adanya.

2.3.2 Fungsi Komik

Komik memiliki fungsi dalam kehidupan manusia baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Setidaknya ada empat fungsi dari adanya komik sebagai berikut:

1. Menghibur

Komik dibuat pada dasarnya untuk menghibur siapa Saja. Tidak peduli anak-anak, remaja, orang dewasa tetap fungsi komik adalah menghibur.

Hiburan yang ditawarkan oleh komik adalah sekumpulan gambar statis yang memiliki alur cerita yang unik.

2. Mencerdaskan

Komik selain berfungsi sebagai penghibur, juga sebagai alat untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari komik yang berlatar sejarah tokoh misalnya, mengajarkan kecerdasan bagi peminat komik. Selain itu pula banyak pembuat komik menyalurkan pengajaran di komik. Hal ini tentu saja komik menjadi berperan penting dalam mencerdaskan anak-anak sebuah negeri.

3. Mengabarkan

Komik berfungsi sebagai penyalur suatu informasi kepada orang yang belum tahu. Dari komik yang dibuat, peminat komik mendapatkan

(18)

45

informasi baru tentang suatu hal. Komik memang bersifat informatif namun dengan penyampaian yang lebih unik.

4. Melatih Sinkronisasi

Adanya komik bagi si pembuat komik maupun peminat ternyata sangat keren. Hal ini dikarenakan komik mengajak menyatukan antara teks abstrak dan visualisasi statis yang real sesuai dengan alur cerita. Komik melatih otak untuk melakukan terus Sinkronisasi ide dalam setiap percakapan teks dan gambar.

2.2.3 Jenis Komik

Bentuk komik jikalau ditinjau berdasarkan pada penampilan, terbagi atas beberapa macam, di antaranya :

1. Komik Strip

Komik strip merupakan komik yang hanya terdapat sedikit gambar saja. Selain gambar, gagasan yang ada dalam komik tersebut juga sedikit. Meski hanya menggunakan sedikit gambar dan tulisan, hal tersebut sudah cukup menggambarkan suatu gagasan yang utuh. Komik strip ini biasanya banyak dijumpai di surat kabar dan majalah. Keterbatasan tempat untuk memuat komik dalam surat kabar atau majalah, menjadikan cerita dan gambar diringkas dan hanya menyajikan pokok-pokoknya saja.

2. Komik Buku

Komik buku merupakan jenis komik yang paling banyak ditemui. Komik buku merupakan komik yang menampilkan cerita secara utuh dalam satu buku. Selain itu, dalam komik tersebut biasanya juga terdapat seri-seri dari setiap judul yang menampilkan cerita secara berkelanjutan. Namun, ada juga jenis komik buku yang tidak berkelanjutan atau berseri.

2.2.4 Humor

Menurut KBBI humor merupakan sesuatu yang lucu dan kondisi (dalam cerita atau lainnya) yang menggelikan hati, kejenakaan dan kelucuan. Sedangkan Eysenck dalam Utomo, 2009 berpendapat bahwa secara sederhana humor

(19)

46

merupakan suatu hal yang lucu, apapun yang berhubungan dengan humor merupakan hal yang dapat membuat tertawa (fitriani dan hidayah. 2012 : 80)

Sedikit memiliki kesamaan dengan pendapat tersebut, Saraswati, (1998) dalam Syahrul (2013 : 14), mengemukakan bahwa di Indonesia humor dikenal sebagai rasa atau tanda-tanda yang merangsang kita secara mental untuk tertawa atau cenderung tertawa. Humor dapat berupa rasa, atau kesadaran di dalam diri (sense of humor) dan bisa berupa suatu gejala dari suatu hal yang diciptakan dari dalam maupun luar diri kita. Kemudian Martens memiliki pendapat yang sedikit berbeda, dalam fitriani dan hidayah (2012: 80), dijelaskan bahwa humor sebagai reaksi emosi ketika terjadi suatu hal yang tidak sesuai dengan harapan, namun reaksi emosi tersebut membawa kesenangan dan menghasilkan tawa.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa humor merupakan suatu hal yang mengundang tawa, baik melalui kesadaran diri ataupun efek lingkungan sekitar yang menghasilkan kebahagiaan. Humor sering diciptakan dengan tujuan menghibur untuk menjadi selingan di antara fokus yang berlebihan.

2.3.5 Fungsi Humor

Menurut Setiawan (1990) dalam Rahmanadji (2007) humor berfungsi sebagai rekreasi. Hal tersebut berhubungan dengan bagaimana humor sangat berperan dalam menghilangkan kejenuhan-kejenuhan yang muncul akibat aktifitas sehari-hari yang bersifat rutin. Humor sebagai rekreasi hanya bersifat sebagai hiburan semata. Selain itu, disebutkan pula fungsi humor yang lebih mendalam, yaitu untuk menghilangkan stres akibat tekanan jiwa atau batin.

Hal serupa juga diungkapkan Hendarto (1990), dalam Rahmanadji (2007), bahwa fungsi humor yang sejak dulu familiar dalam masyarakat antara lain, sebagai pembijaksanaan orang dan penyegaran. Hal tersebut dimaksudkan agar mampu membuat orang lebih memusatkan perhatian untuk waktu yang lama.

Sedangkan hal yang sedikit berbeda disampaikan James Danandjaya dalam Suhadi (1989), bahwa fungsi humor yang paling menonjol, yaitu sebagai alat untuk menyalurkan perasaan yang menekan diri seseorang. Perasaan tersebut bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti ketidakadilan sosial, persaingan politik, ekonomi, suku bangsa atau golongan, dan kekangan dalam kebebasan gerak atau kebebasan mengeluarkan pendapat. (Rahmanadji 2007).

(20)

47

2.3.6 Bentuk Komik Humor di Instagram

Menurut jenisnya komik dalam buku understanding comic (McCloud 1993) dikelompokan menjadi dua, yaitu comic strips dan comic book, comic strips merupakan komik bersambung yang dimuat di surat kabar yang dimana gambar pada komik sedikit namun dilihat dari segi isi telah menggunakan gagasan yang utuh. Comic book atau buku komik menampilkan cerita yang utuh, yang menampilkan cerita berkelanjutan yang ber-seri. Akun @micecertoon.co.id dalam instagram menggunakan jenis comic strips, memberi pesan singkat melalui komik cerita bersambung.

2.4 Kritik Sosial Dalam Komik Humor

Kritik sosial kerap kali diperbincangkan atau diungkapkan. Setiap berkehidupan sosial manusia pasti memiliki permasalahan yang terjadi baik di lingkungan sekitar hingga permasalahan sosial yang meliputi cakupan nasional. Adanya permasalahan inilah yang membuat orang ingin mengungkapkan kritik karena merasa ketidak cocokannya antara persepsi manusia dengan apa yang terjadi pada suatu realita.

2.4.1 Definisi Kritik Sosial

Menurut Akhmad Zaini Akbar dalam (Mas'oed, 1997) kritik sosial adalah suatu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat.

Dalam konteks ini kritik sosial merupakan salah satu unsur penting dalam memelihara sistem sosial. Berbagai tindakan sosial atau pun individu yang menyimpang dari kode sosial maupun kode nilai moral dalam masyarakat dapat dicegah dengan mengfungsikan kritik sosial. Dengan kata lain, kritik sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana atau konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat.

Secara etimologi, kritik merupakan sebuah celaan, kecaman, kupasan, tanggapan, pendapat dan interpretasi, sedangkan sosial merupakan suatu yang berhubungan dengan orang banyak atau masyarakat; diartikan sebagai kata kolektif yang menunjukkan segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum Pius & Dahlan, 1994 dalam (Mainari, 2009).

Pengertian lain dari kritik sosial adalah suatu aktivitas yang berhubungan dengan penilaian (judging), perbandingan (comparing), dan pengungkapan (revealing) mengenai kondisi sosial suatu masyarakat yang terkait

(21)

48

dengan nilai nilai yang dianut atau pun nilai nilai yang dijadikan pedoman.

Kritik sosial juga dapat diartikan dengan penilaian atau pengkajian keadaan masyarakat pada suatu periode waktu M.D Mahfud, 1997 dalam (Eryanti, 2012).

2.4.2 Fungsi Kritik Sosial

Menurut Harmono dalam (Mentari, 2015), tujuan awal dari kritik adalah memperbaiki secara nyata, sehingga terdapat perubahan yang lebih baik dan bisa lebih tertata rapi. Sejalan dengan pemikiran Hamono, tulisan Ahmad Zaini Akbar dalam buku (Mas'oed, 1997), menjelaskan bahwa terdapat beberapa fungsi kritik sosial :

a. Kritik sosial sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat.

b. Kritik sosial sebagai wadah untuk konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat.

c. Kritik sosial sebagai sarana komunikasi gagasan-gagasan baru sembari menilai gagasan-gagasan lama untuk suatu perubahan sosial.

d. Kritik sosial sebagai alat untuk membongkar berbagai sikap konservatif, status quo dan interest dalam masyarakat untuk perubahan sosial.

Selain untuk memperbaiki dan mengontrol kegiatan bermasyarakat, mengenai baik dan buruk suatu lingkungan bersosial, kritik sosial juga hadir menjadi alat yang digunakan untuk melestarikan, dan melindungi sistem sosial atau masyarakat. Kritik sosial dapat dipakai sebagai pengingat ketika dalam proses bermasyarakat terdapat sesuatu kejanggalan, meski kadang tidak dilakukan secara terbuka, namun kritik sosial akan selalu ada mengiringi perkembangan kegiatan bersosial.

Pada saat ini masyarakat lebih memilih melakukan kritik sosial dengan cara terselubung, perkembangan media menjadi alat yang mudah digunakan untuk mereka menyampaikan sindiran-sindiran dan kritik sosial. Sering dijumpai gambar komik di koran yang sebenarnya memiliki makna untuk menyampaikan kritik sosial, begitu pula gambar meme yang sering dijumpai di media sosial.

Dibalik lucunya gambar yang disuguhkan dalam meme tersebut, selalu ada kritik yang ingin disampaikan.

(22)

49

2.4.3 Instagram Sebagai Media Kritik Sosial

Setiap orang di Indonesia mampu menggunakan kritik sosial menjadi wadah bagi mereka menyalurkan pendapat. Beragamnya perbedaan dan latar belakang bagi para pengguna kritik sosial. Alat atau media yang digunakan pun berbeda-beda pula. Seperti pendapat Oksinata (2010), bahwa kritik sosial dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, kritik sosial dapat disampaikan melalui media. Media penyampaian kritik sosial beraneka ragam jenisnya, baik media konvensional maupun media online.

Sedangkan kritik sosial yang dilakukan secara langsung, yaitu dengan cara unjuk rasa, mogok makan dan lain-lain.

Pendapat diatas tidak jauh berbeda dengan ungkapan Mas’oed (1997, 49), dalam bukunya yang menjelaskan bahwa kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai wahana, mulai dari cara yang paling tradisional, seperti pepe (berjemur diri), ungkapan-ungkapan sindiran melalui komunikasi antarpersonal dan komunikasi sosial, melalui berbagai pertunjukan sosial dan kesenian dalam komunikasi publik, seni sastra dan melalui media sosial.

Dalam media sosial pun juga terdapat macamnya untuk menyampaikan kritik sosial. Media Sosial Instagram contohnya, kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai wujud dan bentuk baik dalam foto, video, caption, maupun dalam kolom komentarnya. Banyak diantaranya seperti meme, komik, video dan poster. Jika pada mulanya kritik sosial menjadi sebuah hal yang ditakuti, namun melalui meme dan humor, kritik sosial dianggap aman diungkapkan karena dapat menjadi media kritik yang ringan, mengundang tawa namun tersirat memiliki makna-makna dibalik lucu yang ditawarkan.

2.4.4 Tema Kritik Sosial

Menurut Soekanto (1990) dalam (Retnasih, 2014) masalah-masalah sosial yang terjadi akibat adanya ketidak sesuaian unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial. Dalam keadaan normal terdapat hubungan yang sesuai antara lembaga-lembaga masyarakat (antara lain: rumah tangga, moral, politik, pendidikan, agama, kebiasaan, dan ekonomi). Namun apabila diantaranya terdapat keganjilan atau ketimpangan sosial antar aspek, maka akan timbul permasalahan sosial.

(23)

50

Masalah-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat tersebut dapat dikurangi atau bahkan diatasi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mengemukakan kritik. Melalui kritik sosial, diharapkan dapat mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat, sehingga keadaan yang ideal diharapkan dapat terwujud.

Berdasarkan masalah sosial diatas, maka Anisa Octafinda (Retnasih, 2014) mengemukakan bahwa kritik sosial dapat dibagi menjadi sembilan aspek sesuai dengan masalah-masalah tersebut. meliputi politik, ekonomi, kebiasaan, pendidikan, keluarga, moral, gender, agama, dan teknologi.

1. Kritik Sosial Masalah Politik

Kritik sosial masalah politik merupakan kritik yang muncul seiring dengan terjadinya ketimpangan pada aspek-aspek politik yang meliputi pengaruh, kekuasaan, dan kewenangan. Ketimpangan bisa terjadi apabila pelaksanaan politik tidak dijalankan sesuai dengan porsi skala prioritas masing-masing aspek.

2. Kritik Sosial Masalah Ekonomi

Kritik sosial masalah ekonomi adalah kritik yang muncul akibat adanya ketimpangan ekonomi di masyarakat, misalnya pengangguran, tingginya harga bahan pokok, dan kurangnya lapangan pekerjaan.

Adanya permasalahan tersebut menjadikan ekonomi sebagai prioritas untuk diperhatikan, berbeda lagi bila ekonomi telah mapan, maka yang menjadi prioritas bagi masyarakat bukan lagi faktor ekonomi, melainkan faktor lain, misalnya faktor budaya, moral, dan sebagainya.

3. Kritik Sosial Masalah Pendidikan

Kritik sosial masalah pendidikan merupakan kritik yang disebabkan adanya masalah yang terjadi oleh faktor pendidik dan anak didik itu sendiri. Masalah dari faktor pendidik antara lain: masalah kemampuan ekonomi, kemampuan pengetahuan dan pengalaman, kemampuan (skill), kewibawaan, kepribadian, attitude (sikap), sifat, kebijaksanaan, kerajinan, tanggung jawab, kesehatan, dan sebagainya. Adapun permasalahan yang berasal dari faktor peserta didik sendiri meliputi:

masalah kemampuan ekonomi keluarga, intelegensi, bakat dan minat,

(24)

51

pertumbuhan dan perkembangan, kepribadian, sikap, sifat, kerajinan dan ketekunan, pergaulan, dan kesehatan.

4. Kritik Sosial Masalah Kebudayaan

Kritik sosial masalah kebudayaan merupakan kritik yang muncul karena adanya masalah-masalah yang timbul akibat dari terjadinya penyimpangan-penyimpangan terhadap unsur-unsur kebudayaan.

5. Kritik Sosial Masalah Moral

Kritik sosial masalah moral adalah kritik yang bertujuan untuk menyampaikan nilai-nilai kebenaran dan mengkritik nilai-nilai moral yang tidak memperhatikan segi kemanusiaan, serta norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat.

6. Kritik Sosial Masalah Keluarga

Kritik sosial masalah keluarga adalah kritik yang muncul akibat adanya perubahan atau hilangnya keharmonisan dalam keluarga. Hal tersebut muncul akibat adanya konflik sosial akibat adanya perbedaan pandangan atau faktor ekonomi.

7. Kritik Sosial Masalah Agama

Kritik sosial masalah agama adalah kritik yang muncul akibat lemahnya pondasi iman manusia, sehingga manusia tidak mampu untuk menjalankan perintah tuhan dan menjauhi larangannya, ketidak mampuan tersebut dapat menimbulkan penyelewengan yang mengakibatkan masalah-masalah sosial.

8. Kritik Sosial Masalah Gender

Kritik sosial masalah gender merupakan kritik yang muncul akibat adanya penilaian laki-laki kepada wanita, bahwa peran wanita lebih rendah. Antara lain wanita dianggap lemah dan tidak bisa memimpin, serta wanita diposisikan di bawah laki-laki.

9. Kritik Sosial Masalah Teknologi

Kritik sosial masalah teknologi muncul karena masalah teknologi tersebut masih berhubungan dengan aspek ekonomi, dimana teknologi merupakan hal penting dalam perkembangan ekonomi, sehingga ketika teknologi suatu negara tidak dapat menyokong perkembangan ekonomi, maka saat itulah kritik akan terjadi.

(25)

52

Kemudian menurut Aqsha (2011) secara lebih ringkas, kritik sosial dapat dibedakan menjadi lima aspek menurut bentuknya, diantaranya adalah:

1. Kritik Sosial Pembangunan

Kritik sosial pembangunan ini muncul karena terdapatnya permasalahan atau isu sosial tentang pembangunan, seperti tidak meratanya pembangunan, fasilitas umum kurang memadai, rusaknya fasilitas umum dan sebagainya. Kritik sosial pembangunan dapat dicontohkan dengan tersedianya fasilitas umum di tempat-tempat yang seharusnya ada.

2. Kritik sosial hukum

Kritik sosial hukum terjadi karena adanya isu sosial hukum yang ada.

Seperti terjadinya negosiasi hukum dan sebagainya. Contohnya adalah adanya kasus penyuapan, korupsi, kasus kriminalitas dalam masyarakat sampai dengan kasus persidangan yang dinilai tidak adil.

3. Kritik sosial moral masyarakat

Kritik sosial masyarakat ini berawal dari adanya isu atau permasalahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini dapat dicontohkan dengan perilaku anarkis masyarakat, penipuan dalam masyarakat dan kerukunan dalam masyarakat. Hal tersebut dapat memicu sebuah kritik sosial moral masyarakat.

4. Kritik sosial agama

Kritik sosial agama ini berawal dari adanya isu sosial agama, seperti adanya indikasi pemanfaatan agama, adanya tekanan terhadap suatu agama dan sebagainya. Hal tersebut dicontohkan dengan adanya kerukunan umat beragama, aplikasi ajaran agama dan munculnya aliran- aliran agama yang baru.

5. Kritik sosial ekonomi

Kritik sosial ekonomi berawal dari adanya permasalahan sosial ekonomi yang ada, seperti masih banyaknya kemiskinan, adanya bantuan kemiskinan dan sebagainya. Dapat dicontohkan dengan masih banyaknya keluarga miskin yang ada di Indonesia, adanya bantuan dari pemerintah kepada warga miskin, kesenjangan sosial pada masyarakat dan sulitnya masyarakat dalam menjangkau harga.

(26)

53

Pendapat-pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Harsono Suwardi dalam Novy (Eryanti, 2012) bahwa kritik sosial dapat ditinjau dari tema kritik sendiri, antara lain :

1. Kritik Sosial Politik

Segala hal yang berhubungan dengan pengaturan pemerintahan atau Tata Negara, termasuk kebijakan-kebijakan pemerintah terkait pemilihan umum, politik luar negeri, dan lain-lain.

2. Kritik Sosial Ekonomi

Terdapat tiga aspek di dalam masyarakat, diantaranya yaitu aspek produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, keseimbangan antara tiga unsur tersebut harus merata. Sehingga terjadi keseimbangan antara kebutuhan dan persediaan dalam pemenuhan ekonomi masyarakat, serta kebijakan-kebijakan pemerintah atas masalah diatas seperti kebijakan moneter, perbankan, penanaman modal dan lain sebagainya.

3. Kritik Sosial Masalah Sosial

Segala hal yang menyangkut masalah sosial, seperti kualitas pendidikan, peran wanita, kemiskinan, keadilan, termasuk tindakan dan perilaku masyarakat, baik secara individual maupun organisasional, serta intelektual pers dan mahasiswa termasuk dalam kategori ini.

4. Kritik Sosial Budaya

Segala hal dalam masyarakat yang berhubungan dengan sistem, nilai, norma, gaya hidup, adat istiadat, kebiasaan serta kepercayaan.

5. Kritik Sosial Hukum

Segala hal dalam masyarakat yang menyangkut undang-undang, peraturan dan ketetapan formal. Hal-hal mengenai kriminalitas atau pelanggaran hukum peradilan, penyalahgunaan wewenang, korupsi dan semacamnya.

6. Kritik Sosial Agama

Semua hal yang berkaitan dengan nilai religius, atau tentang konsep dari kitab suci dan ajaran keagamaan. Termasuk pula kebijakan-kebijakan dari pemerintah ataupun lembaga yang berwenang lainnya yang berhubungan dengan keagamaan.

(27)

54 7. Kritik Sosial Militer

Semua yang berkaitan dengan militer atau TNI, termasuk sikap dan kebijakannya.

Dari beberapa pendapat diatas terdapat beberapa poin yang sama, namun dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk kritik sosial cukup beragam, diantaranya : militer, agama, hukum, budaya, sosial, ekonomi, politik, teknologi, gender, keluarga, moral, pendidikan dan pembangunan. Dengan adanya aneka ragam bentuk kritik sosial tersebut, maka kritik sosial dapat dilakukan secara bebas oleh siapapun dengan media apapun.

Sehingga sasaran kritik sosial didalamnya juga akan beragam. Namun ketika siapapun diperbolehkan melakukan kritik, tetap saja harus mengerti dan memahami etika-etika sebelum melakukan kritik.

2.4.4 Pelaku Kritik Sosial

Menurut (Mentari, 2015) tindakan mengkritik dapat dilakukan oleh siapapun termasuk sastrawan. Upaya penyampaian kritik bisa disampaikan secara lisan maupun tulisan. Tujuan awal kritik adalah memperbaiki secara nyata sehingga ada perubahan yang lebih baik dan bisa lebih tertata rapi. Karena manfaat kritik yang baik inilah maka memahami etika kritik sebelum melakukan kritik merupakan hal wajib diketahui oleh pelaku kritik, Harmono dalam Mentari (2015) menjelaskan bahwa pelaku kritik atau kritikus yang tidak mengetahui pokok etika kritik pasti akan melahirkan generasi asal bunyi.

Hal yang sama dikemukakan oleh Ataupah (2012) bahwa kritik sosial sebagai suatu tindakan atau aktivitas sosial merupakan kegiatan membandingkan serta mengamati secara teliti dan melihat perkembangan secara cermat tentang baik atau buruknya kualitas masyarakat yang dapat dilakukan oleh siapapun, termasuk sastrawan maupun penulis secara umum. Sehingga pelaku kritik sosial merupakan dari siapapun yang mampu melakukan penyampaian kritik sosial tersebut dengan etika yang berlaku.

Kemudian (Walzer, 1985) mengemukakan bahwa kritik adalah kegiatan eksternal, terdapat dua ciri kritikus yang paling memungkinkan. Pertama, para kritikus harus terlepas secara emosional, terlepas dari ikatannya keintiman dan

(28)

55

kehangatan keanggotaan (tidak tertarik dan tidak memihak). Kedua, para kritikus harus secara intelektual terpisah, direnggut lepas dari pemahaman parokial tentang masyarakat mereka sendiri (secara standar dianggap sebagai ucapan selamat diri sendiri) kemudian berpikiran terbuka dan objektif.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kritik sosial dapat dilakukan oleh semua orang, karena setiap orang memiliki pendapatnya masing-masing. Kritik sosial dapat dilakukan oleh sastrawan ataupun penulis secara umum. Namun seseorang yang akan membuat atau menuliskan kritik tidak diperbolehkan memihak dan harus berpikiran terbuka dan objektif. Pada

@micecaartoon.co.id kritik yang dilakukan tidak pernah memihak suatu pihak dan selalu mencoba netral pada setiap konten yang dibuatnya.

2.4.5 Komik Sebagai Media Kritik Sosial

Penyampaian kritik menggunakan gambar memiliki kelebihan tersendiri dari karakter komik yang dibuat atau digambarkan. Serta didampingi dialog atau kata kata yang jenaka sehingga menjadikan komik atau kartun yang dibuat menjadi lebih menarik untuk dinikmati oleh pembacanya. Sehingga pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh pembuatnya menjadi mudah dipahami dan dicerna oleh penikmatnya.

Menurut (Rahmanadji & Didiek, 2007), di negara Indonesia, kritik secara tidak langsung memiliki pengaruh yang lebih efektif dibandingkan protes atau kritik yang dilakukan secara langsung. Kritik yang disampaikan secara langsung sering menimbulkan kerugian tersendiri bagi yang melakukan, baik melalui tulisan ataupun aksi. Sedangkan melalui kartun, kritik sosial tidak akan ditanggapi serius karena yang menyuarakan berlindung dibalik sebuah jenaka yang sama sekali tidak bertanggung jawab secara individu.

2.5 Definisi Konseptual

Definisi Konseptual Menurut Singarimbun dan Efendi (2001) adalalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti dalam mengoprasikan konsep di lapangan :

Adapun definisi konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Frekuensi Kemunculan Pesan mengandung tema Kritik Sosial

(29)

56

Banyaknya Unggahan yang bertemakan Kritik sosial pada unggahan akun instagram @micecartoon.co.id dalam populasi yag digunakan oleh peneliti.

2. Pengkategosisasian Setiap Pesan Kritik Sosial

Pengkategorisasian setiap pesan kritik sosial yang muncul pada setiap ungghan akun @miceartoon.co.id diInstagram

2.5.1 Kategorisasi

Jantung dari analisis isi adalah sistem kategori yang digunakan untuk mengklasifikasikan konten media. Sistem kategori harus saling terkhususkan, lengkap, dan terpercaya (Wimmer & Dominick, 1983)

Kritik sosial adalah kritik yang dilontarkan dan kritik tersebut berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia, maka ada beberapa pembagian tema kritik sosial. Menurut Haryono Suwardi (1991) dalam (Eryanti, 2012) kritik sosial ditinjau dari kategori tema kritik dan dihubungkan dengan penelitian milik peneliti sendiri memiliki sub kategori sebagai berikut :

1. Politik:

Gambar dan kalimat yang berhubungan dengan pengaturan pemerintah atau tata negara, termasuk kebijakan-kebijakan pemerintah terkait pemilihan umum,politik luar negeri, dan lain-lain.

2. Ekonomi:

Gambar dan kalimat yang berhubungan dengan aspek produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, bagaimana antara kebutuhan dan persediaan dalam pemenuhan ekonomi masyarakat, serta kebijakan- kebijakan pemerintah atas masalah diatas seperti kebijakan moneter, perbankan, penanaman modal dan lain sebagainya.

3. Sosial:

Gambar dan kalimat yang menyangkut masalah sosial, seperti kualitas pendidikan, peran wanita, kemiskinan, keadilan, termasuk tindakan dan perilaku masyarakat, baik secara individual maupun organisasional, serta intelektual pers dan mahasiswa termasuk dalam kategori ini.

4. Budaya:

(30)

57

Gambar dan kalimat yang berhubungan dengan sistem, nilai, norma, gaya hidup, adat istiadat, kebiasaan serta kepercayaan dalam masyarakat.

5. Hukum:

Gambar dan kalimat yang menyangkut undang-undang, peraturan dan ketetapan formal. Hal-hal mengenai kriminalitas atau pelanggaran hukum peradilan, penyalahgunaan wewenang, korupsi, dan semacamnya.

6. Agama:

Gambar dan kalimat yang berkaitan dengan nilai-nilai religius, atau tentang konsep dari kitab suci dan ajaran keagamaan. Termasuk pula kebijakan-kebijakan dari pemerintah ataupun lembaga yang berwenang lainnya yang berhubungan dengan keagamaan.

7. Militer:

Gambar dan kalimat yang berkaitan dengan militer atau TNI, termasuk sikap dan kebijakannya.

Dari tujuh tema kritik sosial diatas akan dijadikan sebagai acuhan dan kategorisasi dalam proses penelitian yang akan dilakukan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa kajian atau penelitian yang memiliki kesamaan dengan penelitian mengenai analisis isi dan kritik sosial ini, namun memiliki perbedaan subjek, latar belakang atau yang lainnya yang mencakup penelitiannya. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

Pertama, skripsi yang berjudul Kritik Sosial Pada Akun Humor (Analisis Isi Pada Media Sosial Twitter @NKR_Internet) oleh Ain Aisy pada tahun 2018.

Pada penelitian tersebut akun @NKR_Internet dalam media sosial twitter akan menjadi objek penelitiannya. Metode yang dilakukan ialah analisis isi dengan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis isi. @NKR_Internet dipilih karena merupakan akun humor yang fokus pada kritik sosial. Hasil dari penelitian tersebut adalah berupa banyak frekuensi kemunculan pesan yang mengandung kritik sosial dalam akun @micecartoon.co.id di instagram.

Relevansi penelitian Ain Aisy dengan penelitian yang akan dilakukan memiliki beberapa persamaan, antara lain terletak pada metode dan pendekatan

(31)

58

yang dilakukan. Selain itu juga terletak pada postingan-postingan akun yang banyak mengandung kritik sosial.

Penelitian kedua yang peneliti jadikan acuan adalah penelitian milik Raditia Anggraini Mainari dengan judul “Kandungan Kritik Sosial Dalam Buku Benny & Mice (Analisis Isi Pada Buku Karikatur Jakarta Atas Bawah Karya Benny Rachmadi dan Muhammad Misrad)”. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian terdahulu ini adalah tentang kritik sosial yang terkandung dalam buku Jakarta Atas Bawah. Dalam penelitian yang menggunakan metode analisis isi tersebut, terdapat 46 halaman dari kurang lebih 128 halaman yang mengandung kritik sosial atau apabila di persentasikan sebanyak 35,88 dari 100%. Dari 35,88% kandungan kritik sosial tersebut meliputi kritik sosial dengan kategori pendidikan, kebijakan pemerintah, ekonomi pembangunan, kejahatan dan hukum, moral dan masyarakat, kesehatan dan kesejahteraan, human interest, dan yang terakhir kategori kecelakaan dan bencana alam.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian kuantitaif komparatif mengenai Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Program Geogebra Dan Swish Max di Kelas VII SMP Nahdlatul Ulama 1 Gresik

Kontribusi PDRB sektor pertanian terhadap total pdrb Kabupaten Sarolangun Kontribusi sektor pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB Kabupaten

Melalui identi- fikasi awal hambatan melaluipembelajaran bersama dengan guru PAUD Gugus 11 Arjowinangun untuk menemukenali faktor kegagalan pemahaman pada K13 PAUD dari

Pemerintah melalui Kementerian Sosial membantuk pendamping Orang Dengan Kecacatan (ODK) berbasis masyarakat yang terdiri dari para relawan Pekerja Sosial Masyarakat

Adanya motivasi yang lebih tinggi dari para untuk mengkonsumsi Teh Pagilaran menunjukkan bahwa teh tersebut telah memenuhi kebutuhan para konsumen terhadap produk

Bahkan ada aktivitas-aktivitas bimbingan tertentu yang dipandang tidak perlu atau lebih baik tidak dilakukan olehnya (konselor), tetapi dilakukan oleh petugas bimbingan lain yang

Kegiatan pengabdian ini terinspirasi dari permasalahan yang dihadapi guru-guru SD di Gugus V Kecamatan Kububerupa rendahnya produk penelitian yang dihasilkan