• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN STRATEGI BISNIS TERHADAP KESUKSESAN BISNIS PAYTREN PADA PT. VERITRA SENTOSA INTERNASIONAL DI KOTA MEDAN OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN STRATEGI BISNIS TERHADAP KESUKSESAN BISNIS PAYTREN PADA PT. VERITRA SENTOSA INTERNASIONAL DI KOTA MEDAN OLEH"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN STRATEGI BISNIS TERHADAP KESUKSESAN BISNIS PAYTREN PADA PT. VERITRA SENTOSA

INTERNASIONAL DI KOTA MEDAN

OLEH

NURFATIMAH MUNTHE 160521019

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN STRATEGI BISNIS TERHADAP KESUKSESAN BISNIS PAYTREN PADA PT. VERITRA SENTOSA

INTERNASIONAL DI KOTA MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui lebih jelas bagaimana pengaruh kepemimpinan dan strategi bisnis terhadap kesuksesan bisnis Paytren.

Adapun permasalahannya yang penulis angkat yaitu: apakah kepemimpinan dan strategi bisnis berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap kesuksesan bisnis Paytren pada PT. Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan.

Penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh yang melibatkan 50 responden.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan formula statistic, yakni dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa kepemimpinan dan strategi bisnis berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan bisnis Paytren pada PT. Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan.

Berdasarkan hasil penelitian, maka hipotesis diterima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kepemimpinan dan strategi bisnis terhadap kesuksesan bisnis Paytren pada PT. Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan.

Dan hasil uji parsial menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kesuksesan bisnis Paytren sebesar 0,564, kemudian diikuti oleh variabel strategi bisnis sebesar 0,378. Hasil analisis menggunakan koefisien determinasi diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R-Square) adalah 0.697. Nilai tersebut dapat diartikan variabel kepemimpinan dan strategi bisnis secara bersama-sama atau simultan mampu menjelaskan kesuksesan bisnis sebesar 69,7%, sisanya sebesar 30,3% dijelaskan oleh variabel atau faktor lainnya.

Kata Kunci : Kepemimpinan, Strategi Bisnis, dan Kesuksesan Bisnis

(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LEADERSHIP ROLE AND BUSINESS STRATEGY ON PAYTREN BUSINESS SUCCESS ON PT. VERITRA SENTOSA

INTERNATIONAL IN MEDAN CITY

This study aims to examine and find out more clearly how the influence of leadership and business strategies on the success of Paytren's business. The problem that the authors adopt is: whether leadership and business strategy have a significant simultaneous and partial effect on the success of Paytren's business at PT. Veritra Sentosa Internasional in Medan City. This study used a saturated sample technique involving 50 respondents. Data collection is done by using questionnaires. The data obtained were analyzed using statistical formulas, namely by using multiple linear regression analysis. The simultaneous test results show that leadership and business strategies have a significant effect on the success of Paytren's business at PT. Veritra Sentosa Internasional in Medan City.

Based on the results of the study, the hypothesis is accepted which states that there is a significant influence between leadership and business strategy on the success of Paytren's business at PT. Veritra Sentosa Internasional in Medan City.

And the results of the partial test show that the leadership variable has a greater influence on Paytren's business success of 0.564, followed by the business strategy variable of 0.378. The results of the analysis using the coefficient of determination is known that the coefficient of determination (R-Square) is 0.697.

These values can be interpreted as leadership variables and business strategies together or simultaneously able to explain business success by 69.7%, the remaining 30.3% is explained by variables or other factors.

Keywords : Role of Leadership, Business Strategy, and Business Success

(7)

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya peneliti masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan dan Strategi Bisnis Terhadap Kesuksesan Bisnis Paytren pada PT Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya buat orang tua tercinta Ayahanda Selamat Munthe dan Ibunda Ilo Ritonga, S.Pd. yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan dukungan, dan doa yang tak henti-hentinya kepada penulis. Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Ramli, SE,MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, dan Bapak Doli Muhammad Jafar Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uiversitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telahmeluangkan waktu dan selalu memberikan arahan dan motivasi bagi peneliti demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA, selaku Penguji I yang telah

(8)

5. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan, petunjuk serta nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Kepada Alm. Tulang Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec dan Nantulang Nurhayati Siregar, M.Si yang telah memberikan semangat, dan dukungan, kepada Peneliti baik material maupun nonmaterial sehingga studi dan laporan skripsi ini dapat terselesaikan, serta kepada sanak saudara. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

7. Seluruh Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah mendidik mahasiswa/i dengan penuh dedikasi, loyalitas, dan profesionalitas.

8. Seluruh Staff dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara terutama Kak Vina, untuk semua jasa-jasanya dalam memberikan bantuan kepada penulis selama perkuliahan.

9. Buat sahabatku Eliya, Dela, Karlina, Kiki, Widya, Laila, Mutia, Ade, Christin dan teman-teman ekstensi Manajemen stambuk 2016 yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan dan dukunganya selama ini.

Semoga kita bisa menjadi orang yang sukses.

10. Buat kakak ku tersayang Nurlina Munthe, S.Pd, M.Si dan abang ku Muhammad Ginta Munthe, SPT. Terima kasih buat dukungan dan semangat serta doa yang selama ini diberikan kepada peneliti sehingga dapat

(9)

kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya, peneliti dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan dimasa depan.

Medan Juli 2019 Peneliti

Nurfatimah Munthe 160521019

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Multi Level Marketing ... 2.1.1 Perusahaan MLM (Multy Level Marketing) ... 8

2.1.2 Jenis-Jenis MLM (Multy Level Marketing) .... 11

2.1.3 Mitra PayTren ... 15

2.1.4 Istilah dalam MLM (Multi Level Marketing).. 16

2.2 Kepemimpinan ... 17

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan ... 17

2.2.2 Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi 18 2.2.3 Teori Dan Model Kepemimpinan ... 19

2.2.4 Peran kepemimpinan ... 22

2.3 Strategi Bisnis ... 25

2.3.1 Pengertian Strategi Bisnis ... 26

2.4 Kesuksesan Bisnis ... 29

2.4.1 Pengertian Kesuksesan Bisnis... 29

2.5 Penelitian Terdahulu ... 32

2.6 Kerangka konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 33

2.6.1 Kerangka Konseptual ... 33

2.6.2 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.3 Batasan Operasional ... 36

3.4 Definisi Operasional ... 37

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 37

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.6.1 Populasi ... 38

3.6.2 Sampel... 38

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 39

(11)

3.9.2 Uji Reabilitas ... 42

3.10 Teknik Analisis data ... 43

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 43

3.10.2 Analisis Regresi Berganda ... 44

3.11 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.12 Uji Hipotesis ... 47

3.12.1 Uji Signifikan Serempak ... 47

3.12.2 Uji Signifikan Parsial ... 48

3.12.3 Uji Koefisien Determinasi ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 50

4.2 Analisis Deksriptif ... 57

4.3 Deskriptif Variabel ... 59

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 66

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 68

4.5.1 Uji Normalitas ... 68

4.5.2 Uji Mutikolinearitas ... 69

4.5.3 Uji Heterokedastisitas ... 70

4.6 Uji Hipotesis ... 70

4.6.1 Uji Signifikan Serempak ... 70

4.6.2 Uji Signifikan Parsial ... 71

4.6.3 Uji Koefisien Determinasi ... 72

4.7 Pembahasan Hipotesis ... 72

4.7.1 Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kesuksesan Bisnis... 73

4.7.2 Pengaruh Strategi Bisnis Terhadap Kesuksesan bisnis ... 74

4.7.3 Pengaruh kepemimpinan dan Strategi Bisnis terhadap Kesuksesan Bisnis ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

DAFTAR LAMPIRAN ... 81

(12)

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Penjualan Aplikasi Paytren ... 4

2.1 Jumlah Mitra Aktif Paytren ... 15

2.2 Karakteristik Kesuksesan Wirausaha ... 31

2.3 Karakteristi Kegagalan Wirausaha ... 31

2.4 Penelitian Terdahulu ... 32

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 37

3.2 Instrumen Skala Likert ... 38

3.3 Validitas Tiap Pertanyaan Item ... 41

3.4 Reabiliti Statistik ... 43

4.1 Level di Paytren ... 53

4.2 Perbandingan Lisensi Paytren ... 54

4.3 Karakteristik Responden ... 58

4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Usia ... 58

4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Pendidikan .... 58

4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Kepemimpinan ... 59

4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Strategi Bisnis ... 62

4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Kesuksesan Bisnis ... 64

4.9 Hasil Regresi Linier Berganda ... 66

4.10 Uji Normalitas ... 69

4.11 Uji Multikolinearitas ... 70

4.12 Uji Heterokedastisitas ... 70

4.13 Uji Pengaruh Simultan dengan uji F ... 71

4.14 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial ( Uji-T) ... 72

4.15 Koefisien Determinasi ... 72

(13)

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Model Jaringan Paytren ... 14

2.2 Kerangka Konseptual ... 34

4.1 Struktur Organisasi ... 56

4.2 Uji Normalitas Histogram ... 68

4.3 Uji Normalitas Probality Plot ... 68

(14)

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuisioner Penelitian ... 81

2 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden ... 86

3 Analisis Deskriptif Jawaban Responden ... 87

4 Uji Validitas dan Reabilitas ... 89

5 Uji Asumsi Klasik ... 90

6 Analisis Regresi Linear Berganda ... 92

7 Uji Hipotesis ... 93

8 Riset Penelitian ... 94

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua orang memiliki tujuan dalam hidupnya, termaksud dalam memilih pekerjaan, namun keterbatasan yang mereka miliki antara satu dengan yang lainnya adalah menjadi alasan mereka untuk membentuk suatu organisasi. Semua orang berkumpul dalam suatu wadah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan. Setiap organisasi harus memiliki pemimpin agar berjalan dengan baik. Tanpa adanya pemimpin, tentu sangat sulit dan tidak mudah dalam menjalankan semua elemen dan komponen yang ada dalam organisasi tersebut, termaksud didalamnya perusahaan berbentuk MLM (Multi Level Marketing).

Kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi atau perusahaan ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah kepemimpinan yang dibangun di dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang mampu menjadi pendorong dan motivator bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu peningkatan prestasi bawahannya.

Kepemimpinan yang sukses juga adalah kepemimpinan yang berkarakter dan mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang ada.

Menurut Hendro (2011), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dan memberikan semangat kepada orang lain untuk bekerja dalam mencapai suatu tujuan umum dan kemudian memberikan kekuatan serta kebebasan dalam mencapainya. Tanpa kemampuan memimpin, para wirausahawan dan perusahaan

(16)

tidak akan berkembang hingga di atas rata-rata dan potensinya akan menurun.

Untuk mencapai keberhasilan bisnis, wirausahawan harus menetapkan strategi bisnisnya saat memulai atau saat menjalankan usahanya.

Untuk sukses di dunia usaha, seorang wirausahawan itu harus cerdas, terampil dan kreatif. Keterampilan yang harus dipunyai oleh wirausahawan yaitu: Seorang pemimpin berani mengambil resiko, mempunyai karisma, berjiwa besar, perilakunya hati-hati karena menjadi contoh bagi yang lain, memiliki keterampilan dalam memimpin, memotivasi tim, mengatasi konflik, mengatasi kesulitan menjadi peluang, keterampilan teknis, keterampilan menjual, keterampilan berkomunikasi dan merencanakan strategi usahanya, dimana hal yang paling fundamental dalam kesuksesan bisnis adalah strategi bisnis, (Hendro, 2011).

Menurut Argys (dalam Rangkuti 2006), strategi bisnis merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal dapat mempengaruhi organisasi. Sedangkan menurut Potret (dalam Rangkuti 2006), strategi bisnis adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing, organisasi yang ada di dalam perusahaan sebaiknya berupaya memiliki pencapaian dalam sasaran dan tujuan organisasi yaitu tujuan yang sama dalam unit kerja yang lebih kecil, dengan pembagian kerja dan mekanisme kerja yang jelas. Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan, strategi bisnis adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang untuk mencapai tujuan yang telah di terapkan oleh organisasi atau perusahaan. Salah satu sasaran jangka

(17)

panjang yang memerlukan kepemimpinan sekaligus strategi bisnis untuk mensukseskan bisnis PT.Veritra Sentosa Internasional (Treni) adalah memasarkan lisensi, dimana penggunaan aplikasi/software, perangkat lunak dan teknologi yang bernama Paytren. Dengan metode jaringan pemasaran yang dikembangkan melalui kerjasama kemitraan atau mitra usaha, metode pemasaran tersebut juga dikenal dengan istilah direct selling atau penjualan langsung yang telah di kenal dengan sistem MLM (Multi Level Marketing).

Menurut Kuswara (2005) MLM merupakan sebuah metode pemasaran barang dan jasa dari sistem penjualan barang langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, di mana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang dan atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalam kelompoknya. Program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha memasarkan barang dan jasanya yaitu melalui aplikasi Paytren.

Aplikasi Paytren merupakan sebuah produk berupa software dari perusahaan PT. Veritra Sentosa Internasional, yang dapat digunakan pada semua jenis smartPhone agar dapat melakukan transaksi seperti halnya ATM, mobile banking, PPOB (Payment Point Online Bank) dan hanya berlaku di lingkungan komunitas tertutup. Paytren bergerak dalam bidang teknologi digital virtual multipayment. Teknologi pembayaran/pembelian segala macam kebutuhan sehari- hari, baik untuk pribadi, keluarga atau keperluan kantor seperti: isi ulang pulsa, listrik, internet, telepon, PDAM, cicilan, tv berbayar, pembelian tiket pesawat, kereta api dan lain-lain. Dalam menjalankan bisnisnya, PT.Veritra Sentosa Internasional

(18)

menawarkan dua pilihan/kategori transaksi (akad) terhadap semua mitra khusus (komunitas treni), yaitu: Sebagai Pengguna Paytren dan sebagai pebisnis (turut memasarkan Paytren dan mengembangkan komunitas treni) .

Tingkat penjualan pada PT. Veritra Sentosa Internasional dapat diukur berdasarkan data penjualan aplikasi Paytren berdasarkan target yang dicapai setiap tahunnya yang dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1.

Jumlah Peningkatan Mitra Paytren

No. Tahun Jumlah Mitra Paytren

1. Desember 2017 289 mitra

2. Desember 2018 1020 mitra

3. Januari 2019 922 mitra

Sumber : PT. Veritra Sentosa Internasional (2019)

Dari Tabel 1.1, terlihat penjualan Paytren pada tahun 2017 hingga pertengahan tahun 2018 mengalami peningkatan tajam. Namun, terjadi penurunan penjualan dengan angka yang cukup drastis. Permasalahan yang menyebabkan penurunan tingkat penjualan aplikasi ini diduga disebabkan server aplikasi mengalami penurunan kinerja dikarenakan meningkatnya pengguna yang tidak dapat terbendung. Hal ini mengakibatkan perusahaan berusaha memperbaiki dan memperbarui pada server berkapasitas besar. Proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga tingkat kepercayaan pengguna menurun, tidak dirasakannya kegunaan produk dan ketidaknyamanan bertransaksi yang menimbulkan adanya resiko dalam merekomendasikan produk ke pihak lain, sehingga daya intensi untuk bertransaksi dengan paytren juga melemah. Kemudian awal tahun 2019, fitur-fitur transaksi Paytren telah siap dimanfaatkan kembali, dan untuk kemudahan dan kenyamanan komunitas perusahaan kembali bertransaksi normal.

(19)

Dalam kenyataan sehari-hari, peran kepemimpinan dan strategi bisnis tidak pernah lepas dari pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi yaitu, planning, budgeting, organizing, staffing, actuating, leadership, coordinating dan controlling/evaluation. Akan tetapi, setiap perjalanan operasional suatu organisasi akan menemui kendala atau masalah akibat dinamika lingkungan internal dan eksternal organisasi. Untuk menyiasati situasi dan kondisi tersebut maka diperlukan seni kepemimpinan yang cerdas untuk mencapai efektivitas kepemimpinan.

Kepemimpinan yang efektif bagi pemimpin dalam melaksanakan peran pengendalian organisasi memiliki kontribusi besar bagi keberhasilan orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien sehingga terwujudnya visi dan misi perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, peran kepemimpinan dan strategi bisnis hal yang penting untuk mencapai kesuksesan bisnis,maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan dan Strategi Bisnis Terhadap Kesuksesan Bisnis Paytren pada PT.Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kepemimpinan dan strategi bisnis secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan bisnis Paytren pada PT.Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan ?

2. Apakah kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan

(20)

bisnis Paytren pada PT. Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan ?

3. Apakah strategi bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan bisnis Paytren pada PT.Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan dan strategi bisnis secara serempak terhadap kesuksesan bisnis Paytren pada PT.Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan berpengaruh terhadap kesuksesan bisnis Paytren pada PT.Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bisnis berpengaruh terhadap kesuksesan bisnis Paytren pada PT.Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi informasi penting bagi perusahaan untuk membangun kepercayaan, meningkatkan pengguna jasa, sebagai bahan pertimbangan dalam mendukung upaya perbaikan usaha yang dijalankan perusahaan dan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

2. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

(21)

informasi yang berharga mengenai kepemimpinan dan strategi bisnis terhadap kesuksesan bisnis Paytren pada PT. Veritra Sentosa Internasional di Kota Medan dan Penelitian ini memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan serta memperdalam pengetahuan penulis.

3. Bagi Pembaca

Sebagai bahan tambahan bacaan khusus untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian dan diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi atau sebagai sarana acuan bagi penelitian selanjutnya.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Multi Level Marketing

2.1.1 Pengertian MLM (Multi Level Marketing)

Bagimasyarakat Indonesia, terutama para pelaku bisnis, istilah Multi Level Marketing di singkat MLM, tidak asing lagi karena banyak perusahaan yang memasarkan produknya melalui sistem MLM. Sistem pemasaran melalui MLM menjadi menarik karena melibatkan masyarakat konsumen dalam kegiatan pemasaran produk. Konsumen diiming-imingi insentif atau hadiah-hadiah yang ditawarkan produsen, seperti haji dan umrah, perlindungan asuransi, tabungan hari tua dan lain sebagainya, selain dapat menikmati manfaat produk, juga bisa memperoleh benefit (keuntungan).

Menurut Wardi (2015), Multi Level Marketing (MLM) adalah sebuah sistem pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran. Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa multi level marketing adalah pemasaran berjenjang melalui jaringan distribusi yang dibangun dengan menjanjikan konsumen (pelanggan) sekaligus sebagai tenaga pemasaran.

Menurut Aditya (2013), mengemukakan bahwa MLM adalah suatu metode bisnis alternatif yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi yang dilakukan melalui banyak level (tingkatan), yang biasa dikenal dengan istilah upline dan downline. Inti dari bisnis MLM ini digerakkan dengan jaringan, baik yang bersifat vertikal atas bawah maupun horizontal kiri kanan ataupun gabungan

(23)

antara keduanya. Suatu produk atau jasa dalam MLM akan ditawarkan secara satu-satu dan dijual langsung (direct selling) oleh tenaga penjual kepada konsumen yang juga merangkap menjadi penjual (distributor). Ketika seorang konsumen MLM memilih untuk menjadi konsumen dan juga penjual, maka sebagai upline harus merekrut konsumen baru untuk menjadi down line-nya.

Downline tersebut lalu mendaftar terlebih dahulu kepada perusahaan MLM dan berhak menjadi member perusahaan tersebut, sehingga tidak mengherankan, pemasaran dengan sistem komunikasi tersebut mampu membentuk suatu jaringan (network marketing). Oleh karena itu, terkadang bisnis MLM ini sering juga disebut dengan network marketing.

Menurut Setiawan (2017), sistem atau cara kerja Multi Level Marketing (MLM) adalah sebagai berikut ini, antara lain yaitu :

1. Pertama-tama anda akan disponsori oleh seorang mitra perusahaan MLM.

Sponsor adalah mitra yang lebih dahulu bergabung dengan perusahaan MLM. Tugasnya antara lain menjual produk-produk perusahaan MLM dan mencari mitra bisnis baru sebanyak mungkin untuk bergabung menjadi mitra bisnis, hingga membentuk suatu jaringan yang luas.

2. Membayar uang pangkal/pendaftaran. Untuk dapat didaftar sebagai anggota atau mitra, setiap orang diwajibkan membayar sejumlah uang yang sudah ditentukan besarnya. Uang pendaftaran ini biasanya akan diserahkan ke perusahaan terdekat bersamaan dengan formulir pendaftaran yang telah diisi oleh prospek atau calon mitra. Setelah membayar uang pangkal seorang mitra baru akan mendapatkan berbagai fasilitas misalnya buku pedoman, kartu

(24)

anggota, literatur perusahaan, majalah, selebaran berkala, informasi produk, formulir-formulir pesanan, nasihat bisnis, dan contoh-contoh produk laiinya.

3. Menandatangani perjanjian atau kontrak. Seorang anggota/mitra yang sudah membayar sejumlah uang pangkal tadi, kemudian akan menandatangani suatu kontrak yang bersifat mengikat mitra dan perusahaan. Seorang mitra harus mematuhi berbagai peraturan yang sudah ditetapkan, sedangkan perusahaan berkewajiban untuk menyediakan produk, memberikan berbagai bonus atau komisi, memberikan layanan sebagaimana dijanjikan dalam marketing plan perusahaan, dan pedoman agar para mitra dapat menjalankan bisnisnya dengan benar. Setiap anggota berhak untuk mendapatkan produk-produk dari perusahaan.

4. Melaksanakan aktivitas penjualan produk. Para mitra bisnis kemudian melakukan kegiatan menjual produk-produk perusahaan kepada konsumen.

Sebagian besar penjualan langsung/direct selling ini merupakan personal selling/face to face, diawali dengan suatu rekomendasi atau pendekatan langsung. Para distributor biasanya memberikan penjelasan tentang produk- produk perusahaan danmeyakinkan akan manfaat, keunggulan, atau kualitas agar orang bersedia untuk membelinya.

5. Mengembangkan jaringan. Selain bertugas menjual produk secara langsung kepada konsumen, setiap mitra bisnis juga harus mengembangkan jaringan penjualan seluas-luasnya. Untuk dapat membangun jaringan, setiap mitra harus mencari prospek. Ada beberapa strategi untuk mendapatkan prospek, yaitu kembangkan jaringan seluas-luasnya, jelajahi seluruh pasar, temui

(25)

orang-orang tempat prospek bergantung, dan tampakkan diri sebagai mitra bisnis. Apabila mitra berhasil dalam mengembangkan jaringan, maka perusahaan akan memberikan berbagai imbalan dalam bentuk bonus, potongan harga, dan insentif-insentif lainnya. Strategi MLM bertumpu pada pengembangan jaringan, sehingga semakin banyak mitra bisnis yang berhasil merekrut anggota baru maka penghasilan atau bonusnya semakin besar.

Dari penjelasan diatas, dapat di tarik kesimpulan sistem dan cara kerja Multi Level Marketing (MLM) adalah sistem bisnis pemasaran jaringan, dimana seorang mitra akan menjalani usahanya bersama dengan rekan-rekannya, atau orang-orang yang telah bergabung dalam sebuah bisnis tersebut dijadikan mitra bisnis. Orang-orang baru tersebut akan mencapai sukses, dan para leader juga akan sukses, maka kita sendiri akan meraih sukses itu. Peran utama konsep entrepreneur adalah sebagai seorang yang membayar harga tertentu untuk produk tertentu, untuk kemudian dijualnya dengan harga yang lebih tinggi, sambil membuat keputusan-keputusan tentang upaya pencapaian dan memanfaatkan sumber daya dan menerima resiko berusaha. Seorang entrepreneur yang menjalani sebuah wirausaha, memiliki ciri-ciri sendiri melakukan perubahan dan bekerja agar menentukan apakah sukses ataukah tidak.

2.1.2 Jenis- Jenis MLM (Multi Level Marketing)

Salah satu dari perusahaan yang memanfaatkan teknologi berbasis MLM adalah PT. Veritra Sentosa Internasional yang merilis sebuah aplikasi bernama Paytren. Beranjak dari penggalian potensi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan teknologi mutakhir, lahirlah gagasan dari ustadz Yusuf Mansur

(26)

yang ingin menjembatani kemudahan pembayaran semua kebutuhan masyarakat dengan menggabungkan kebiasaan menggunakan gadget dan kebiasaan membayar kewajiban dengan mendirikan perusahaan Paytren. Paytren yang didirikan sejak 10 Juli 2013. Paytren merupakan perusahaan yang memasarkan lisensi penggunaan aplikasi/software dimana sistem pemasarannya dikembangkan melalui kerjasama kemitraan (direct selling/penjualan langsung) dengan konsep jejaring. Paytren adalah aplikasi yang dapat di download melalui PlayStore pada smartphone berbasis android atau appstore pada produk iPhone.

Keberhasilan bisnis MLM dari tahun ke tahun semangkin meningkat. Ini terlihat dari semangkin banyak perusahaan yang berdiri yang menggunakan sistem MLM, antara lain Tupperware, Thiansi serta MLM yang berlabel syariah termaksud didalamnya perusahaan PT. Veritra Sentosa Internasional.

Menurut Setiawan (2017), Jenis-jenis Multi Level Marketing (MLM) terdapat beberapa jenis yaitu sebagai berikut:

1. Sistem Binary Plan

Sistem binary plan ini mengutamakan pengembangan jaringan hanya dua saja dan mengutamakan keseimbangan jaringan. Semakin seimbang jaringan dan omset bisnis dalam perusahaan MLM seperti ini, semakin besar bonus yang terima. Namun jika tidak seimbang, maka bonus-bonus tersebut mengalir deras ke dalam perusahaan. Biasanya sistem binary plan ini diusung perusahaan-perusahaan MLM yang dibuat oleh orang Indonesia. Biasanya perkembangan jaringan perusahaan yang menggunakan sistem binary plan relatif cepat sekali. Mitra-mitranya cepat mendapat bonus besar. Agar terlihat

(27)

semakin mudah mendapatkan uang, mitra-mitra dari perusahaan seperti ini menerapkan aturan mendapatkan uang sebagai bonus dari perekrutan mitra yang mereka ajak (bonus sponsor). Ini artinya mereka seperti halnya memperjualbelikan orang-orang (trafficking) dalam cara halus. Sistem ini biasanya memberikan bonus besar di awal karir saja sebagai iming-iming bahwa menjalankan bisnis MLM bersistem binary plan ini sangat mudah.

Kenyataannya sistem binary plan menciptakan kesimpulan bahwa yang diuntungkan adalah mitra yang bergabung di awal.

2. Sistem Matrix

Sistem matrix ini pengembangan jaringannya menggunakan konsep hanya tiga garis depan saja dan begitu pula selanjutnya ke bawah. Jenis sistem ini muncul untuk mengakali sistem binary plan yang dianggap money game.

3. Sistem Break Away

Sistem ini pengembangan jaringannya mengutamakan pelebaran jaringan kerja. Semakin banyak mitra yang bergabung semakin besar pula bonus yang diterima. Namun kelemahannya adalah seorang mitra harus mengurus semuanya sendiri. Sistem ini juga memungkinkan downline untuk melebihi upline-nya. Bonus yang didapat mitranya biasanya kecil di awal, namun besar di peringkat atas. Dikarenakan bonus member di awal karirnya kecil, maka biasanya perusahaan seperti ini mengandalkan iming-iming bonus perekrutan.

Pada PT. Veritra Sentosa Internasional (Treni) menerapkankan model kemitraan binary plan. Berikut ini diagram model kemitraan PT. Veritra Sentosa Internasional (Treni).

(28)

Sumber : PT. Veritra Sentosa Internasional

Gambar 2.1

Diagram /Model Kemitraan Paytren

Sistem MLM pada PT. Veritra Sentosa Internasional menganut sitem binary plan. Binary plan adalah sistem MLM yang memprioritaskan jaringan hanya dua leg saja yaitu leg kiri dan kanan. Dengan semangkin seimbang jaringan, maka semangkin tinggi pula income yang didapat. Untuk keamanan sistem bonus di bisnis Paytren dan supaya bisnis Paytren ini berjalan secara jangka panjang, Perusahaan menerapkan sistem batasan bonus pasangan maksimal 12 pasang perhari per lisensi.

Sistem jaringan di bisnis Paytren mengembangkan dua duplikat saja untuk bisa mendapatkan pasif income dikanan dan kiri untuk sukses bersama-sama tampa harus tutup point. Dengan demikian, yang harus dilakukan seorang mitra antara lain yaitu, Pertama, mitra harus menawarkan dan memasarkan produk secara langsung kepada konsumen.Kedua, mitra harusmembentuk jaringan kerja serta diikuti dengan mengembangkan jaringan kerja tersebut. Jika seorang mitra ingin berhasil dalam bisnis MLM, mitra harus melakukan kedua point tersebut, yaitu memasarkan dan menawarkan produk serta membangun jaringan kerja.

(29)

2.1.3 Mitra Paytren

Mitra adalah setiap orang atau badan hukum lainnya, yang telah bersedia dan sepakat, serta telah mengikatkan dirinya secara sadar tanpa paksaan dari pihak manapun untuk mendaftarkan diri menjadi mitra usaha baik sebagai mitra pengguna maupun mitra pebisnis dari PT. Veritra Sentosa Internasional.

Mitra pengguna maupun mitra pebisnis merupakan bagian dari mitra usaha perusahaan yang tidak memiliki hubungan industrial (tidak memiliki hubungan ketenaga kerjaan sebagaimana antara perusahaan dengan pekerja) sebagaimana di atur dalam undang-undang tenaga kerja yang berlaku di negara Republik Indonesia, serta bukan pula merupakan bagian dari struktur organisasi perusahaan.

Mitra pengguna adalah mitra yang hanya memiliki hak pakai atau mengambil manfaat dari penggunaan dari produk PT. Veritra Sentosa Internasional saja. Mitra pebisnis adalah mitra yang diberikan hak selain dari mitra pengguna, yaitu dapat turut serta menjual atau memasarkan produk serta mengembangkan usahanya di PT. Veritra Sentosa Internasional berikut dengan mendapatkan keuntungannya berupa komisi/cashback, dan lain-lain. Dan mitra aktif adalah mitra pebisnis yang secara resmi masih dan atau telah terdaftar di perusahaan PT. Veritra Sentosa Internasional serta dalam waktu satu bulan, melakukan minimal sekali (satu kali) transaksi pribadi (pembelian/pembayaran).

Berikut mitra Paytren yang aktif tahun 2017 dapat di lihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Pertumbuhan Mitra Paytren

NO. DATE SUB TOTAL NO. DATE SUB TOTAL

1. 01-Februari 2017 1946 14. 14-Februari-2017 2149 2. 02-Februari-2017 2126 15. 15-Februari-2017 1815

(30)

Lanjutan Tabel 2.1

NO. DATE SUB TOTAL NO. DATE SUB TOTAL

3. 03-Februari-2017 1910 16. 16-Februari-2017 1966 4. 04-Februari-2017 1634 17. 17-Februari-2017 2010 5. 05-Februari-2017 1557 18. 18-Februari-2017 1785 6. 06-Februari-2017 1740 19. 19-Februari-2017 1700 7. 07-Februari-2017 1122 20. 20-Februari-2017 2151 8. 08-Februari-2017 789 21. 21-Februari-2017 2027 9. 09-Februari-2017 1564 22. 22-Februari-2017 2215 10. 10-Februari-2017 1512 23. 23-Februari-2017 2290 11. 11-Februari-2017 2978 24. 24-Februari-2017 2421 12. 12-Februari-2017 1994 25. 25-Februari-2017 2476 13. 13-Februari-2017 2158 26. 26-Februari-2017 2477

TOTAL 57185

Sumber : PT. Veritra Sentosa Internasional (2017)

2.1.4 Istilah dalam MLM (Multi Level Marketing) 1. Upline

Menurut Setiawan (2017), upline adalah rekan kerja yang telah mengajak seseorang untuk menekuni usaha MLM. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki, mereka dapat mengarahkan, membimbing, dan mendampingi seseorang saat menjalankan bisnis ini atau di sebut dengan tingkat atas (upline).

2. Downline

MenurutSetiawan (2017), downline adalah semua jaringan di bawah upline.

Ini termaksud orang yang Upline sponsori sendiri dan orang yang disponsori.

3. Clossline /Sideline

Menurut Setiawan (2017), clossline atau sideline adalah apabila antara mitra yang satu dengan yang lain tidak berada dalam satu jaringan (network family) atau dengan kata lain berada di luar jaringannya.

(31)

4. Support System

Menurut Setiawan (2017), support system adalah suatu organisasi yang menyediakan berbagai sistem pendidikan untuk distributor dalam MLM.

Biasanya perusahaan MLM hanya menyediakan produk atau jasa yang dipasarkan dan juga bonus yang akan dibayarkan kepada distributor.

2.2 Kepemimpinan

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan

Di lingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun nonformal selalu ada seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Biasanya orang tersebut disebut pemimpin atau manajer. Menurut Rivai (2013), Kepemimpinan merupakan proses memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, memengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Selain itu juga memengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang diluar kelompok atau organisasi.

Menurut Thoha (2015), kepemimpinan situasional adalah gaya kepemimpinan yang selalu berusaha menyesuaikan dengan situasi dan kondisi organisasi, serta bersifat fleksibel dalam menyesuaikan/beradaptasi dengan kematangan bawahan dan lingkungan kerja. Perilaku kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam membangun kemajuan perusahaan

(32)

dengan melihat faktor situasi dan kondisi diperlukan adanya peningkatan mutu karyawan yang menjadi landasan suatu organisasi untuk menunjukkan hasil dalam bekerja menjadi maksimal. Peningkatan mutu karyawan ini dapat dilihat oleh pimpinan menjadi suatu bagian yang utuh yaitu, adanya kualitas pencapaian hasil kerja karyawan dalam perusahaan, kuantitas dari segi efisiensi dan efektivitas yang dilakukan karyawan.

Berdasarkan defenisi yang sudah dijelaskan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa, kepemimpinan merupakan aktivitas seseorang untuk mempengaruhi individu, kelompok, dan organisasi sebagai satu kesatuan agar bersedia melakukan kegiatan atau bekerja untuk mencapai tujuan kelompok dan organisasi.

2.2.2 Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi atau Perusahaan

Pemimpin dan kepemimpinan adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan, merupakan suatu kesatuan. Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan ini terbentuk dari suatu proses dari waktu ke waktu hingga akhirnya akan mengkristal dalam suatu bentuk karakteristik kepemimpinan. Seseorang yang mempunyai jiwa kepemimpinan, dengan usaha yang gigih akan dapat membantu lahirnya penegasan sikap kepemimpinan pada dirinya.

Pentingnya kepemimpinan dalam organisasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan fungsi yang dapat dilakukan oleh seorang sebagai tanggapan terhadap harapan-harapan dari pada anggota penting sistem sosial yang bersangkutan dan harapan-harapannya sendiri serta jabatan yang diduduki dalam sistem sosial.

(33)

Disamping itu, peran kepemimpinan adalah pola perilaku dari individu yang diharapkan dalam unit organisasi. Walaupun pengertian peran kepemimpinan itu berbeda-beda, tetapi kesimpulannya bahwa pentingnya kepemimpinan merupakan suatu fungsi yang harus dijalankan melalui pola perilaku seseorang dalam kedudukannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Artinya, pencapaian tujuan suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran seseorang yang menjadi bagian penting dari organisasi tersebut. Peran kepemimpinan merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu organisasi. Pengarahan terhadap pekerjaan yang dilakukan pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi perusahaan maupun lembaga-lembaga harus diberikan oleh pemimpin sehingga kepemimpinan tersebut dapat menjadi efektif. Menurut Robbin (2010), kepemimpinan menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa depan kemudian mereka menyatukan orang dengan mengkomunikasikan visi ini dan mengilhami mereka untuk mengatasi rintangan. Keadaan ini menggambarkan bahwa kepemimpinan sangat diperlukan, jika suatu organisasi atau perusahaan memiliki perbedaan dengan yang lain dapat dilihat dari sejauh mana pemimpinnya dapat bekerja secara efektif.

Menurut Kartono (2008), Kepemimpinan yang efisien itu mampu menghadapi setiap permasalahan dengan sikap lebih terbuka, dan dengan itikad baik yang besar dari pada seorang pemimpin kerdil serta non efisien yang selalu dipenuhi oleh ide-ide sempit (ide fixed).

2.2.3 Teori dan Model Kepemimpinan

Adapun karakteristik teori dan model kepemimpinan menurut Rivai (2013)

(34)

yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Teori Sifat

Teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian) yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan.

Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah dan dianugerahi beberapa ciri yang tidak dipunyai orang lain seperti energi yang tiada habis-habisnya, intuisi yang mendalam, pandangan masa depan yang luar biasa dan kekuatan persuasif yang tidak tertahankan. Teori kepemimpinan ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa dari seorang pemimpin.

Teori sifat terbagi tiga yaitu : Kecerdasan, kepribadian, dan karakteristik fisik.

2. Teori Kepribadian Perilaku

Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang. Teori kepribadian prilaku antara lain:

a. Studi dari University of Michigan

Kepemimpinan yang dilakukan pada pusat riset Universitas of Michigan, dengan sasaran melokasikan karakteristik perilaku kepemimpinan yang tampaknya dikaitkan dengan ukuran keefektifan kinerja. Melalui penelitian mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan yang berbeda, disebut sebagai job-centered yang berorientasi karyawan dan pemimpin yang berpusat pada bawahan.

(35)

b. Study dari Ohio State University

Di antara beberapa program besar penelitian kepemimpinan yang terbentuk setelah perang dunia II, satu yang paling signifikan adalah penelitian yang dipimpin oleh fleishman dan rekan-rekannya di Ohio State University. Program ini menghasilkan perkembangan teori dua faktor dari kepemimpinan. Suatu seri penelitian mengisolasikan dua faktor kepemimpinan, yaitu membentuk struktur dan konsiderasi.

3. Teori Kepemimpinan Situasional

Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami prilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini mensyaratkan kepemimpinan untuk memiliki keterampilan diagnotik dalam perilaku manusia.

4. Pendekatan Terbaru dalam Kepemimpinan, teori kepemimpinan yaitu dengan menyajikan tiga pendekatan lebih baru terhadap persoalan: suatu teori atribusi kepemimpinan transaksional lawan transformasional.

a. Teori Atribusi Kepemimpinan

Teori ini mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata suatu atribusi yang dibuat orang mengenai individu-individu lain.

b. Teori Kepemimpinan Karismatik

Teori kepemimpinan karismatik merupakan suatu perpanjangan dari teori-teori atribusi. Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribusi (penghubungan) dari kemampuan kepemimpinan yang

(36)

berjiwa pahlawan atau luar biasa bila mereka mengamati perilaku- perilaku tertentu. Mengenai kepemimpinan karismatik sebagian besar telah diarahkan pada mengidentifikasi perilaku-perilaku membedakan pemimpin karismatik dari padanan mereka yang non karismatik.

c. Kepemimpinan Transaksional Lawan Transformasional

1) Pemimpin Transaksional, pemimpin yang memandu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dalam memperjelas peran dan tuntunan tugas.

2) Pemimpin Transformasional, pemimpin yang memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diidenvidualkan, dan memiliki karisma.

2.2.4 Peran Kepemimpinan

Menurut, Mintzberg (dalam Thoha, 2009) mengemukakan tentang peran setiap pemimpin dimanapun letak hirarkinya yang dijabarkan dalam 3 peranutama. Kemudian dijabarkan dengan lebih rinci dalam 10 peranan. Peran- peran tersebut antara lain :

1. Peranan Hubungan Antarpribadi (Interpersonal Role)

Gambaran yang dihubungkan dengan peran ini yaitu status dan otoritas pemimpin, dan hal-hal yang bertautan dengan hubungan antar pribadi.

Aktivitas–aktivitas yang digunakan dalam peranan ini antara lain kegiatan- kegiatan seremonial sehubungan dengan jabatan yang melekat pada pemimpin. Karena pemimpin memiliki jabatan yang tinggi, maka eksesnya pemimpin tersebut harus selalu mengadakan kontak tertentu pada pihak-pihak

(37)

luar. Peran ini dibagi atas tiga peranan oleh Mintzberg sebagai perincian lebih lanjut dari peranan antar pribadi ini.

a. Peranan sebagai tokoh (figurehead role).

b. Peranan sebagai pemimpin (leader role).

c. Peranan sebagai penghubung (liaison role).

2. Peranan yang Berhubungan dengan Informasi (Informational Role)

Pemimpin melakukan hubungan-hubungan keluar untuk mendapatkan informasi dari luar organisasinya. Informasi didapatkan dan dikumpulkan oleh pemimpin perusahaan yang kemudian di bagikan kepada karyawannya.

Menjadikan pemimpin sebagai pusat informasi bagi organisasinya.

a. Peranan sebagai pemonitor (monitor role),

b. Peranan sebagai pembagi informasi (disseminator role), c. Peranan Sebagai juru bicara (spokesman),

3. Peranan Pengambilan Keputusan (decisional Role)

Peranan yang membuat pemimpin terlibat dalam proses pembuatan strategi di dalam organisasi yang dipimpin. Proses pembuatan strategi ini secara sederhana dinamakan sebagai suatu proses yang menjadikan keputusan- keputusan organisasi dibuat secara signifikan dan berhubungan. Peranan pengambilan keputusan oleh pemimpin merupakan peranan yang tidak boleh tidak harus dijalankan, lagi pula peranan ini yang membedakan antara manajer dengan pelaksana. Terdapat empat peranan pemimpin yang dikelompokkan kedalam pembuatan keputusan sebagai berikut :

a. Peranan sebagai wirausaha (entrepreneur role),

(38)

b. Peranan sebagai pereda gangguan (disturbance handler role).

c. Peranan sebagai pengalokasi sumber daya (resource allocator role).

d. Peranan sebagai penegosiasi (negosiator role).

Dari beberapa pengertian peran tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa peranan adalah sekumpulan fungsi yang disini adalah sekumpulan kewajiban atau sekumpulan perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang diharapkan orang lain dari suatu posisi jabatan yang ia duduki. Peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran yang dilakukan pemimpin perusahaan untuk dapat meningkatkan kepercayaan, meningktakan pengguna jasa Paytren dan perbaikan usaha yang dijalankan perusahaan serta sebagai alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

Kemampuan mengambil keputusan merupakan kriteria utama dalam menilai efektivitas kepemimpinan seseorang. Dalam hubungan ini perlu ditekankan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan mengambil keputusan tidak hanya diukur secara kuantitatif, dalam arti jumlah keputusan yang diambil.

Tetapi juga diperlukan keputusan yang bersifat praktis, realistis dan dapat dilaksanakan serta memperlancar usaha pencapaian tujuan organisasi.

Berkaitan dengan kriteria pengambilan keputusan tersebut, menurut Siagian (2008) terdapat lima fungsi kepemimpinan sebagai berikut:

1. Pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan.

2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak – pihak di luar organisasi.

(39)

3. Pimpinan selaku komunikator yang efektif.

4. Mediator yang andal, khususnya dalam hubungan secara internal terutama dalam menangani situasi konflik.

5. Pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.

Berdasarkan fungsi kepemimpinan yang hakikidapat diketahui bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang berasal dari ciri-ciri kepemimpinan yang dimilikinya yaitu, Siagian (2008) :

1. Sumber genetika, dalam arti bakat yang dibawa sejak orang dilahirkan.

2. Ciri-ciri yang diperoleh karena belajar dari pengalaman.

3. Ciri-ciri yang diperoleh melalui pendalaman teori kepemimpinan.

Yang dikemukakan tersebut merupakan serangkaian ciri-ciri yang bersifat ideal artinya, betapa pun besarnya bakat kepemimpinan yang dimiliki seseorang dan betapa banyak pun kesempatan untuk menempa diri menjadi pemimpin yang efektif melalui pengalaman dan pendidikan serta latihan, tidak ada seorang pun memiliki semua ciri tersebut. Jelasnya, meningkatkan efektivitas kepemimpinan merupakan proses. Oleh karena itu yang maksimal dapat dilakukan oleh setiap orang yang menduduki jabatan kepemimpinan dengan terus-menerus berusaha agar semakin banyak ciri-ciri tersebut menjadi miliknya selama ia berkarya sebagai seorang pemimpin.

2.3 Strategi Bisnis

Menurut Indriyo (2014), strategi adalah langkah-langkah yang harus dijalankan oleh suatu perusahaan untuk mencapai sebuah tujuan. Terkadang langkah yang dihadapi terjal dan berliku, akan tetapi ada pula langkah yang relatif

(40)

mudah. Disamping itu banyak rintangan atau cobaan yang dihadapi untuk mencapai sebuah tujuan. Oleh karena itu, setiap langkah yang diambil harus dijalankan dengan hati-hati dan terarah.

Sedangkan bisnis adalah suatu lembaga atau kumpulan orang yang dengan kemampuan kewirausahaan atau entrepreneurship yang dmiliki untuk bekerja sama dengan sejumlah pihak terkait dalam menggunakan dan memanfaatkan sumber daya dalam rangka menghasilkan barang atau jasa yang bernilai dan berguna untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pihak lain atau masyarakat pada umumnya. Jadi strategi bisnis adalah penentuan sasaran jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Hendro (2011), ada tiga kebijakan strategi bisnis saat memulai atau saat menjalankan usahanya, agar berkembang dengan baik serta tentunya memiliki daya saing yang kuat dengan strategi yang tepat. Strategi untuk memulai bisnis antara lain yaitu :

1. The Buffer Route

Memulai bisnis dengan modal yang pas-pasan. Berbisnis dengan cara mencari orang yang bisa menjadi pendiri utama sebagai donatur.

2. The Spin-off Route

Untuk memulai bisnis baru dilakukan dengan cara pelepasan perlahan-lahan agar berkembang. Misalnya, dari seorang pemasar berubah menjadi freelance untuk memasarkan produknya secara bebaskemudian berkembang menjadi agen dan kemudian berkembang menjadi distributor dan seterusnya.

3. The Moonlighting Route

(41)

Mengembangkan bisnis dari awal tampa mengganggu pekerjaan dengan profesional (yang penting jenis bisnisnya tidak sama dan tidak mengganggu jam kerja).

Strategi bisnis tersebut dapat di bentuk dengan kemampuan. Ada beberapa kemampuan yang mutlak dibutuhkan untuk memulai bisnis, yaitu:

1. Leadership skill – as a sstrategi thinker (enterpreneuur or intrapreneur) Kemampuan untuk memimpin dan berpikir strategi sebagai nahkoda dari bisnis yang anda dirikan.

2. Managerial skill – as a motivator (intrapreneur)

Kemampuan untuk mewujudkan pekerjaan dan bisa berjalan dengan tiga aspek, yaitu kualitas, biaya, waktu yang seimbang agar tidak terjadi pemborosan biaya, kualitas yang buruk dan waktu yang terlalu lama.

3. Controller – as a balencer (finance, quality, proces)

Pengendalian berfungsi membantu menyempurnakan dan mengoptimalkan 4. Specialist – as an expert ( core competence)

Bagian atau fungsional yang sangat penting untuk ditangani oleh orang yang ahli di bidangnya.

5. Seller – as a locomotive

Kemampuan menjual yang tinggi yaitu dengan merekrut orang yang pandai menjual sehingga bisnis anda akan bisa tumbuh dan berkembang.

Pada dasarnya, sistem perekrutan yang terdapat pada Paytren adalah sistem network marketing atau yang selama ini juga dikenal dengan istilah MLM (Multi Level Marketing). Sehingga setiap pelaku bisnis yang terlibat didalamnya

(42)

bertindak sebagai anggota yang tidak diikat oleh perjanjian-perjanjian tertentu seperti karyawan perusahaan pada umumnya. Namun, untuk memperlancar bisnis yang mereka jalani sebagian besar biasanya membentuk komunitas dimana mereka bisa saling berbagi mengenai berbagai macam hal. Komunitas tersebut biasanya dibentuk oleh anggota-anggota pada jaringan tertentu.

Konsep pemasaran adalah suatu konsep dan cara dasar yang diterapkan dalam melakukan strategi manajemen pemasaran atau jasa pada sebuah organisasi ataupun perusahaan. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang. Begitupula yang saat ini dilakukan oleh mitra Paytren dalam menetapkan konsep pemasaran. Strategi pemasaran yang efektif dalam kaitannya dengan pemasaran adalah dengan mempromosikan dan mempublikasikannya.

Hal utama yang sangat efektif digunakan dalam melakukan pemasaran adalah melalui media promosi, sama halnya dengan yang dilakukan oleh mitra Paytren. Dalam melakukan strategi pemasaran, mitra Paytren sangat memanfaatkan strategi promosi baik melalui media masa ataupun secara langsung. Selain promosi harga dan tempat juga mempengaruhi pemasaran.

Dengan adanya jaringan Multi Level Marketing (MLM) ini memasarkan produk lebih mudah dan keuntungan yang didapat juga lebih banyak. Dalam memasarkan produk juga harus memiliki strategi. Strategi yang mampu meyakinkan konsumen diantaranya, strategi promosi, strategi keunggulan bersaing, strategi produksi dan penjualan. Strategi pemasaran adalah pedoman yang dijadikan dasar dalam melakukan kegiatan terutama dalam bidang

(43)

pemasaran mulai dari perencanaan produk hingga distribusi kepada konsumen yang dapat berdampak pada kondisi organisasi bisnis kedepannya dan juga untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

2.4 Kesuksesan Bisnis

Dalam berwirausaha pasti ingin memberikan hasil yang terbaik agar bisa menjadi wirausahawan yang sukses dan bisa terus mengembangkan usahanya yang lebih maju. Modal dalam usaha bisnis sebenarnya tidaklah perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar dan biasanya biaya yang besar tersebut digunakan untuk penyewaan lokasi atau toko dan itu sebaiknya tidaklah terlalu diutamakan, karena ini adalah bisnis online, yang dimana hanya dikerjakan melalui media sosial dan bisa dilakukan dimana saja. Lagipula modal tidaklah selalu berupa uang, modal bisa berupa keinginan, keahlian, motivasi dan hal-hal pendukung dalam menjalankan usaha. Adanya keinginan yang besar, keahlian ataupun motivasi dengan modal sekecil apapun juga pasti akan berjalan lancar dan mendapatkan kesuksesan tanpa harus mengeluarkan modal yang cukup besar.

Modal besar juga belum tentu bisa meraih kesuksesan.

Menurut Alma (2011), keberhasilan usaha adalah sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih dari pada yang lainnya yang sederajat/sekelasnya.

Sedangkan keberhasilan usaha menurut Suryana (2013), adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuan seorang wirausaha dalam membangun dan mengembangkan usahanya pada titik kesuksesan sesuai yang diharapkan. Sesuai dengan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu usaha dikatakan berhasil apabila memiliki suatu kelebihan dibandingkan dengan periode

(44)

sebelumnya atau dengan perusahaan sekelasnya.

Menurut Suryana (2013), indikator keberhasilan usaha sebagai berikut:

1. Modal 2. Pendapatan 3. Volume penjualan 4. Output produksi 5. Tenaga Kerja

Menurut Alma (2011), faktor-faktor yang menunjang keberhasilan wirausaha antara lain:

1. Mampu melayani konsumen secara baik dan mengetahui persis target marketnya.

2. Memiliki modal cukup.

3. Bisa mengangkat tenaga kerja yang baik dan tepat, apalagi bisa memperoleh tangan kanan yang terampil.

4. Mencari dan menggunakan informasi secara teratur.

5. Menyimak dan mengikuti peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

6. Memiliki tenaga ahli yang bisa diandalkan dan mampu mengontrol waktu.

Menurut Kasmir (2013), ciri-ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil adalah sebagai berikut:

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas.

2. Inisiatif dan selalu proaktif.

3. Berorientasi pada prestasi.

4. Berani mengambil risiko.

5. Pekerja keras.

(45)

6. Bertanggung jawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang, mau pun yang akan datang.

7. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati.

8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.

Menurut Rye (dalam Saefullah, 2011), berikut ini karakteristik kesuksesan dan kegagalan wirausahaan:

Tabel 2.2

Karakteristik Kesuksesan Wirausaha

Karakteristik Sukses Ciri Sukses yang Menonjol

Pengendalian diri Mereka ingin dapat mengendalikan semua usaha yang mereka lakukan

Mengusahakan

terselesaikannya urusan

Mereka menyukai aktifitas yang menunjukkan kemajuan yang berorientasi pada tujuan

Mengarahkan diri sendiri Mereka memotivasi diri sendiri dengan hasrat yang tinggi untuk berhasil

Mengeloladengan sasaran Mereka cepat memahami rincian tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran

Penganalisis kesempatan Mereka akan menganalisis semua pilihan untuk memastikan kesuksesannya dan sekaligus meminimalkan risiko

Pengendalian pribadi Mereka mengenali pentingnya kehidupan pribadi terhadap hidup bisnisnya

Pemecah masalah Mereka selalu melihat pilihan-pilihan untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi

Pemikir objektif Mereka tidak takut untuk mengakui jika melakukan kekeliruan

Sumber: Abas, Sudaryono, Saefullah, 2011.

Tabel 2.3

Karakteristik Kegagalan Wirausaha

Karakteristik Kegagalan Ciri-ciri Kegagalan yang Menonjol

Pengalaman manajemen Pemahaman umum mereka terhadap disiplin manajemen yang utama rata-rata kurang

Perencanaan Keuangan Mereka meremehkan kebutuhan modal bisnis Lokasi Usaha Mereka memilih lokasi awal yang buruk untuk

(46)

Lanjutan Tabel 2.3

Karakteristik Kegagalan Ciri-ciri Kegagalan yang Menonjol Lokasi perusahaannya.

Pengendalian bisnis Mereka gagal mengendalikan aspek-aspek utama dalam bisnisnya

Pembelajaran besar Mereka menghabiskan pengeluaran awal yang tinggi Manajemen piutang Mereka menimbulkan masalah arus kas yang buruk karena

kurangnya perhatian akan piutang

Dedikasi Mereka meremehkan waktu dan dedikasi pribadi yang diperlukan untuk memulai bisnis

Memperluas berlebihan Mereka memulai program perluasan sebelum mereka siap Sumber: Abas, Sudaryono, Saefullah, 2011.

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Model

Analisis Hasil Penelitian 1. Nurul

Septiana (2018)

Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling anggota Paytren dalam melakukan Network Marketing di Pekanbaru.

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan strategi komunikasi persuasif yang dilakukan oleh anggota Paytren dalam menerapkan network marketing melibatkan tindakan manipulasi psikologis sehingga calon komunikan memutuskan sendiri untuk bergabung dalam Paytren. Strategi Komunikasi Persuasif yang dilakukan Merupakan strategi komunikasi persuasi psikodinamika, persuasi sosiokulturasi dan persuasi the meaning constructin.

2. Muhamm ad Agus.

(2018)

Implementasi Penjualan Lisensi dengan Sistem MLM pada Bisnis Paytren menurut DSN.no.

75/DSN MUI/VII/2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah

Hukum empiris Bahwasanya PT. Veritra Sentosa Internasional menggunakan akad makalah bil ujurah dengan tingkat kerja aktif setiap individu mitra usaha.

3. Asti Herliana (2017)

Analisis Sikap Pengguna Paytren Menggunakan Technology Acceptance Model

Regresi Linear Berganda

Hasil penelitian menunjukkan variabel perceived usefulness memiliki pengaruh yang dikategorikan kuat terhadap attitude toward using. Variabel perceived easy of use memiliki pengaruh yang dikategorikan lemah terhadap attitude toward using. Variabel perceived

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul pengaruh model kooperatif tipe Jigsaw berbantuan media flash terhadap hasil belajar Materi kingdom

Penerapan OVOP dalam rangka memajukan industri kerajinan memerlukan strategi yang sesuai dengan prinsip mendasar OVOP dan dapat menyelesaikan permasalahan yang

→ Mengolah informasi dari materi Simpulan tujuan, bahan/alat, langkah, dan hasil dalam laporan percobaan yang didengar dan/ atau dibaca yang sudah dikumpulkan dari hasil

Setelah tahap analisis sistem lama selesai dilakukan dan mendapat kesimpulan bahwa sistem lama masih terdapat kelemahan-kelemahan, maka diperlukan pembangunan sistem baru

Validasi metode analisis menunjukkan bahwa metode KCKT yang dikembangkan memenuhi persyaratan parameter validasi spesifisitas karena memberikan hasil pengujian

Apabila waktu yang didapat di bawah 650 second maka green modulus 300% benang karet yang dihasilkan tidak bagus, dimana benang akan sangat rapuh/mudah putus, dan jika waktu

Jadi masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana merancang kursi kerja yang sesuai dengan tubuh dan pekerjaan operator sehingga ergonomis dengan

Penggunaan pendekatan kualitatif ini didasarkan pada pertimbangan bahwa; subject matter (materi) dalam penelitian ini menyangkut proses dari suatu tindakan yang