• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pandji Anoraga dan Pakarti, Pengantar Pasar Modal (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001) Hal 54

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1 Pandji Anoraga dan Pakarti, Pengantar Pasar Modal (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001) Hal 54"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Saham merupakan surat tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan terhadap perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.1 Dalam pengertian yang lain disebutkan bahwa saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas.

Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham atau sering juga disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk.2Saham dapat dibedakan kepada 2 (dua) jenis, yaitu: saham biasa (common stocks)3 dan saham preferen (preferred stocks).Perbedaan kedua jenis saham tersebut dapat dilihat dari hak dan kewenangan pemegangnya.Perbedaan ini pulalah yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk menentukan pilihan saham yang ingin diambil.

Selanjutnya Dahlan4 menambahkan bahwa hak dan kewenangan pada saham biasa (common stocks) adalah: (1) Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba; (2) Memiliki hak suara (one share one vote); (3.) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. Sedangkan hak dan kewenangan pada saham preferen (Preferred stocks) adalah: (1) Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden; (2) Tidak memiliki hak suara; (3) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus; (4) Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi; (5) Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara

1Pandji Anoraga dan Pakarti, Pengantar Pasar Modal (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001) Hal 54

2Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Jakarta: LP FEUI, 2001), Hal 268

3Saham biasa (common stocks) ini dibagi lagi kepada beberapa jenis, antara lain; saham unggul (blue chips), Growth Stocks, Emerging Growth stocks, Income Stocks, Cyclical Stocks, Defensive stocks, dan Speculative Stocks.

Untuk penjelasan lebih jauh tentang maksud dari masing-masing jenis saham biasa ini, lihat Cohen dan Jerome, Investasi Analysis and Portofolio Management (Illinois: Richard D. Irwin INC, 1982), Hal 84

4Siamat, Manajemen Lembaga, hal 268

(2)

2 tetap. Selain pembedaan di atas, saham juga dapat dibedakan berdasarkan cara peralihannya.

Saham yang peralihannya tidak menyebut nama pemiliknya disebut sebagai saham Atas Unjuk (Nominal Shares), sedangkan saham yang tidak menyebut nama pemiliknya disebut Saham Atas Unjuk (Bearer Shares). Ada atau tidak adanya penyebutan nama pada masing-masing saham ini tentunya memberikan implikasi terhadap kepemilikannya apabila berpindah tangan disebabkan hilang atau lainnya.

Berikut adalah saham syariah yang tercatat di BEI sejak periode pertama (6 Desember 2010) hingga periode akhir (31 Mei 2015) yang telah diterbitkan Bapepam dan LK adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Saham Syariah Yang Tercatat di BEI5

No Tanggal Periode Saham Syariah

Masuk Baru Jumlah Keluar

1 6 Des 2010 - Mei 2011 I 26 4 30 4

2 8 Jun 2011 - Nov 2011 II 21 9 30 9

3 7 Des 2011 - Mei 2012 I 27 3 30 3

4 1 Jun 2012 - 30 Nov 2012 II 27 3 30 3

5 3 Des 2012 - 31 Mei 2013 I 26 4 30 4

6 3 Jun 2013 - 29 Nov 2013 II 28 2 30 2

7 1 Des 2013 - 31 Mei 2014 I 27 3 30 3

8 3 Jun 2014 - 29 Nov 2014 II 27 3 30 3

1 Des 2014 - 31 Mei 2015 I 27 3 30 3

Sumber : www.idx.co.id

Setiap indeks harga saham yang ada di BEI, seperti LQ -45, Bisnis- 27, Kompas-100 atau indeks lainnya memiliki keunikan tersendiri satu dengan lainnya, begitu pula dengan indeks JII. Keunikan tersebut mempunyai tujuan dan manfaat bagi para investor sesuai dengan tujuan dan strategi investasi yang dikembangkan di pasar modal. Keunikan dari JII adalah indeks pasar modal yang berbasis syariah yang dioperasikan pada perdagangan reguler atas panduan dari Dewan Syariah Nasional MUI.

5www.idx.co.id di unduh 20 Januri 2017

(3)

3 1.1.1 Pasar Modal (Pasar Keuangan Syari’ah)

Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.

Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002.Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah.

Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut.Perkembangan tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN- MUI pada tanggal 14 Maret 2003.MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia.

Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal Syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit setingkat eselon IV yang secara khusus mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar modal syariah. Sejalan dengan perkembangan industri

(4)

4 yang ada, pada tahun 2006 unit eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon III.

Pada tanggal 23 November 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah.Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.

Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.

Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah

Selain dari kelebihan diatas, pasar modal juga masih memiliki manfaat lain, yang selama ini belum diperhatikan. Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa dipetik masyarakat dengan keberadaan pasar modal:

a) Menjadikan Manajemen Profesional

Bagi emiten, dengan memasuki pasar modal akan menurun pemanfaatan manajemen yang profesional. Karena perusahaan yang sudah go publicakan terus menjadi sorotan masyarakat. Tentu saja untuk mendapatkan sorotan positif, perusahaan harus berprestasi baik.Untuk bisa berprestasi baik, perusahaan harus dikelola oleh tenaga tenaga yanng

(5)

5 profesional. Kalau semua preusahaan sudah go public, berarti semua prusahaan akan profesional.

b) Alternatif Investasi

Jika dilihat komposisi investasi masyarakat terutama di Indonesia maka sebagian besar tertanam pada tabungan di Perbankan.Jelasnya, disimpan dalam bentuk tabungan atau deposito.Investasi di bank memang sudah baik, namun untuk lebih produktif dan menyebar resiko maka diperlukan tempat investasi lain, salah satunya diinvestasikan di pasar modal dengan membeli saham atau obligasi.Dewasa ini, suku bunga yang diberikan bank tidak terlalu tinggi, bahkansering kali menabung malah merugi, setelah pendapatan dari suku bunga itu dikurangi inflasi, pajak, dan biaya bank lainnya.Oleh karena itu, investasi di pasar modal bisa menjadi alternatif mengembangkan kekayaan masyarakat.

Bagi investor,menginvestasikan dananya dipasar modal juga mendapat keuntungan yang tidak bisa diberikan oleh bank, yaitu berupa pembayaran deviden, yang bukan tidak mungkin bisa melampaui jumlah bunga yang dibayarkan oleh bank atas nilai investasi yang sama, meskipun keuntungan ini juga diiringi risiko yang tidak kecil. Dalam keadaan peusahaan sedang merugi misalnya, sering terjadi investor tidak mendapatkan hak devidennya.

c) Alternatif Sumber Dana

Sama dengan posisi investasi masyarakat, posisi pendanaan persahaan-perusahaan diIndonesia sebagian besar juga masih bertumpu pada perbankan. Ini tidak salah, namun pendanaan yang bersumber dari kreditperbankan sudah dianggapmenjadi cara Tradisional. Pendanaan dengan menggunakan pasar modal dapat digolongkan sebagai sumber pendanaan moderen. Sesudah pasar modal, memang berkembang sumber sumber pembiayaan yang lain seperti venture capital (modal ventura), factoring(anjak piutang), dan yang lainnya.

Akan tetapi,sumber-sumber pembiayaan yang disebut belakangan belum disambut seperti pasar modal, dalam arti pemanfaatannya belum

(6)

6 seluas pasar modal. Ini menyebabkan sumber-sumber itu kurang besar perannya dalam perekonomian suatu negara. Satu keunggulan penting yang dimiliki pasar modal dibanding bank adalah untuk mendapatkan dana, sebuah perusahaan tidak perlu menyediakan agunan sebagaimana dituntutoleh bank. Hanya dengan menunjukkan prospek yang baik, maka surat berharga perusahaan tersebut akan laku di jual dipasar.

Di samping itu dengan memanfaatkan dana dari pasar modal, perusahaan tidak perlu menyediakan dana setiap bulan atau setiap tahun untuk membayar bunga. Sebagai gantinya, memang perusahaan harus membayar deviden kepada investor,hanya saja tidak seperti bunga bank yang harus disediakan secara periodik dan teratur, baik perusahaan dalam keadaan merugi ataupun untung.

Deviden tidak harus dibayarkan, jika memang perusahaan sedang menderita kerugian. Memang menggalang dana dari pasar modal lebih komplek dibanding mendatakredit dari perbankan, namun dalam jangka panjang, perusahaan akan memetik manfaat yang lebih besar, diantaranya bisa menggunakan dana dengan jangka waktu yang jauh lebih panjang, perusahaan akan memetik manfaat yang lebih besar, diantaranya bisa menggunakan dana dengan jangka waktu yang lebih besar, dan bisa memperbaiki struktur modal.

d) Indikator Ekonomi Makro

Belakangan, pasar modal juga dijadikan Indikator Ekonomi Makro suatu negara.Naik turunnya indeks suatu bursa dapat dibaca sebagai cermin dinamika ekonomi negara tersebut itulah sebabnya, dalam publikasi indikator kunci (data-data dasar) suatu Negara sering kita jumpai data tentang indeks harga saham. Bila orang menilai keadaan perekonomian suatu Negara maka dia akan melihat juga perkembangan indeks harga saham ini disamping angka inflasi, neraca transaksi berjalan, pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) dan data-data ekonomi makro lainnya. Memang, menilai kondisi pasar modal tidak bisa dilepaskan dari penilaian keseluruhan situasi ekonomi secara

(7)

7 makro.Secara teori, kondisi pasar modal sangat dipengaruhi oleh penampilan ekonomi secara agrigate. Secara logikapun, hubungan antara pasar modal dengan ekonomi makro menunjukan korelasi positif (dalam arti, situasi ekonomi makro begitu besar pengaruhnya terhadap pasar modal)6

1.1.2 Saham Syariah

Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada perusahaan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut.

Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah.Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:

a) Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.

b) Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha.

2. Perjudian dan permainan yang tergolong judi.

3. Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa.

4. Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu.

6Sawidji Widoatmodjo, Pasar Modal Indonesia Pengantar & Study Kasus, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009).

(8)

5. Bank berbasis bunga.

6. Perusahaan pembiayaan berbasis bunga.

7. Jual beli ris

dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional.

8. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li

barang atau jasa haram bukan k yang ditetapkan oleh DSN

merusak moral dan bersifat mudarat.

9. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah).

10. Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%, dan rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.

Berikut adalah data emiten yang terdaftar dalam Indonesia (ISSI)periode tahun 2011

JUMLAH SAHAM SYARIAH DALAM DAFTAR EFEK SYARIAH (DES)

Sumber : Statistik Saham Syariah 2011

*) Per Desember 2015, DES yang berlaku adalah DES periode II tahun 2

berjumlah 336 saham. Dari 331 saham pada Periode I, 334 saham diperoleh dari

7http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data unduh tanggal 30 oktober 2016

0 100 200 300 400

2011 234 253

Bank berbasis bunga.

Perusahaan pembiayaan berbasis bunga.

Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional.

Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li

barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li

yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah).

Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%, dan rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.

Berikut adalah data emiten yang terdaftar dalam Indexs Saham Syariah periode tahun 2011-2015.

Tabel 1.1

JUMLAH SAHAM SYARIAH DALAM DAFTAR EFEK SYARIAH (DES) Perkembangan Saham Syariah7

Sumber : Statistik Saham Syariah 2011 – 2015 yang sudah diolah

*) Per Desember 2015, DES yang berlaku adalah DES periode II tahun 2

berjumlah 336 saham. Dari 331 saham pada Periode I, 334 saham diperoleh dari

http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/saham-syariah/Pages/Statistik-Saham-Syariah ggal 30 oktober 2016

2012 2013 2014 2015

304 310 322 331

253

321 336 334

Periode 1 Periode 2

8 iko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional.

Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), arena zatnya (haram li-ghairihi) MUI; dan/atau, barang atau jasa yang

Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah).

Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%, dan rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.

Indexs Saham Syariah

JUMLAH SAHAM SYARIAH DALAM DAFTAR EFEK SYARIAH (DES)

*) Per Desember 2015, DES yang berlaku adalah DES periode II tahun 2015 yang berjumlah 336 saham. Dari 331 saham pada Periode I, 334 saham diperoleh dari

Syariah-Juli-2016.aspx di 2015

336

(9)

9 hasil penelaahan DES periodik per tanggal Tahun 2014 dan 3 Tahun Perkembangan saham Syariah diperoleh dari hasil penelaahan DES insidentil bersamaan dengan efektifnya pernyataan pendaftaran Emiten yang melakukan penawaran umum perdana.

1.2 Perumusan Masalah 1.2.2 Identifikasi Masalah

a. Wilayah Kajian

Wilayah kajian dalam penelitian ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham syariah.penulis mengkaji lebih mendalam faktor fundamental dan tekhnikal, khususnya faktor- faktor yang mempengaruhi tingkathargasaham syariah di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.

b. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel- variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi masing-masing variabel.Pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaannya dan kulturalnya.8

1.2.3 Jenis Masalah

Jenis masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah permasalahan asosiatif.Adannya ketidakjelasan faktor – faktor harga saham syariah di Bursa Efek Indonesia.

Permasalahan asosiatif adalah permasalahan yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan, dengan

8Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta: Kencana, 2013), hal. 110.

(10)

10 jenis asosiatif sebab akibat9 (klausal). Dalam hal ini, penulis akan meneliti faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham syariah di bursa efek indonesia.

1.2.4 Batasan Masalah

Batasan dalam penelitian ini adalah saham syariah berskala nasional, dengan objek penelitian Saham Syariah yang berada di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan kuartal secara periodik dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Selain itu data yang diambil merupakan faktor internal yaitu Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER).

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan beberapa tahapan diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah faktor – faktor yang mempengaruhi Harga Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah faktor eksternal mempengaruhi Harga Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia?

3. Perusahaan apa saja yang tercatat Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011 – 2015?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi Harga Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia.

9Permasalahan hubungan berjenis sebab akibat adalah permasalahan yang menyatakan hubungan yang bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih. Untuk pembahasan lebih mendalam baca: Syofian Siregar, Metode Penelitian ... , hal. 106.

(11)

11 2. Untuk Mengetahui adanya faktor eksternal mempengaruhi Harga Saham

Syariah di Bursa Efek Indonesia.

3. Untukk mengetahui Perusahaan apa saja yang tercatat dalam Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011 – 2015.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Bursa Efek Indonesia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi BEI mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hargasaham syariah di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2015

2. Bagi Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hargasaham syariah di bursa efek indonesi serta dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya.

3. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat sebuah keputusan investasi pada saat membeli saham perdana dengan tujuan memperoleh return yang diharapkan

4. Bagi Emiten

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa pengetahuan bagi emiten mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hargasaham syariah di bursa efek indonesia sehingga perlu dipertimbangkan untuk menghindari maupun meminimalkan underpricing tersebut demi keberhasilan dalam melakukan IPO

5. Bagi Underwriter

(12)

12 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai fair price dan menghindarkan underwriter dari risiko saham tidak laku terjual.

6. Bagi masyarakat umum

Kegunaan penelitian bagi masyarakat umum yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Pengaruh Penerbitan Saham dan Obligasi Syari’ah terhadap Jumlah Investasi di Pasar Keuangan Indonesiadan sebagai sarana investasi terbaik bagi khalayak umum.

7. Bagi penulis

Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperoleh dibangku kuliah.Menambah pengalaman dan sarana latihan dalam memecahkan masalah-masalah yang ada dimasyarakat sebelum terjun dalam dunia kerja yang sebenarnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberi gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan oleh penulis. Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab I diuraikan secara garis besar permasalahan penelitian yang meliputi latar belakang masalah, batasan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab II diuraikan mengenai konsep dan kerangka-kerangka teori yang digunakan sebagai dasar dari penelitian. Teori-teori tersebut antara lain saham dan harga saham, faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham,Penilaian Saham, Analisis Saham, Analisis Rasio

(13)

13 Keuangan,Hubungan Antara Rasio Keuangan dan Harga Saham, Rasio Keuangan yang digunakan dala penelitian, Harga Saham Syariah, Etika Bisnis Islan, Pasar Modal Syariah, Kerangka Pemikiran, Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis Penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada Bab III Pendekatan Dan Jenis Penelitian , Populasi Dan Sampel, Jenis dan Sumber Data, Definisi Operasional Variabel, Tekhnik Analisa Data, Analisis Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda , Uji Persamaan Regresi

BAB IV :HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV diuraikan analisis dan pembahasan mengenai pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham syariah di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 - 2015. Kemudian akan dibahas hasil analisis dan interpretasi dari hasil-hasil yang diperoleh.

BAB V : PENUTUP

Pada Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan sarana dari hasil penelitian. Kesimpulan merupakan uraian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam rumusan masalah, serta melalui analisis pada bab sebelumnya. Sementara itu, sub bab saran berisi rekomendasi dari peneliti mengenai permasalahan yang diteliti sesuai hasil kesimpulan yang diperoleh.

Referensi

Dokumen terkait

Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 399 Ketiga jenis irreversibilitas tersebut terjadi pada ruang bakar, dimana reaksi kimia merupakan sumber pemusnahan eksergi yang

Alasan mengapa penelitian ini penting dilakukan karena kualitas strategi aliansi baik antara pembeli-pemasok beserta faktor-faktor yang mendukung kualitas strategi aliansi

Menimbang, bahwa terhadap dalil permohonan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon dengan alasan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan

[r]

Dalam kerangka analisis risiko keamanan pangan, ONKP bertugas untuk mengelola proses kajian risiko keamanan pangan nasional; yang mana hasilnya akan menjadi input bagi

In this paper, our goal is to study the effects of behavioral probability weight- ing of players on their equilibrium strategies in three fundamental interdependent security

1) Kemiskinan adalah masalah kerentanan ; Kerentanan dapat dilihat dari ketidakmampuan keluarga miskin menghadapi situasi darurat. Perbaikan ekonomi keluarga miskin yang