• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III PERANCANGAN SISTEM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan membahas tentang perancangan konsep penelitian smart sytem untuk klasifikasi tingkat stres dengan metode kohonen neural network menggunakan neurosky mindwave. Sistem perancangannya dapat digambarkan pada diagram berikut :

Gambar 3.1 Diagram Blok Keseluruhan Perancangan Sistem

(2)

11 Dari diagram blok keseluruhan proses perancangan sistem di atas, selanjutnya akan dibahas mengenai perancangan proses itu sendiri, proses pengumpulan data, desain arsitektur jaringan saraf kohonen, proses perhitungan dengan algoritma Kohonen Neural Network di Matlab dan perancangan pengujian dengan alat uji Skala Likert.

3.1 Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dibagi dalam dua tahap. Tahap pengumpulan data awal dan tahap pengumpulan data baru.

3.1.1 Pengumpulan Data Awal

Data awal yang digunakan adalah data dari penelitian Kusumahadi (2017), subjek merupakan mahasiswa dan mahasiswi tingkat akhir yang belum dan sedang melaksanakan skripsi dengan total 45 orang. Berikut adalah rincian data yang digunakan :

Tabel 3.1 Data Nilai Attention dan Meditation Mahasiswa Tingkat Akhir

No. Nama Umur Jurusan Status Mahasiswa Attention Meditation

1 Elin Astika 21 FIKES TIDAK SKRIPSI 29 25

2 Ida Lestari 20 FKIP TIDAK SKRIPSI 31 58

3 Akhis Sholeh 22 FPP TIDAK SKRIPSI 33 30

4 M. Anwar Febri 20 FPP TIDAK SKRIPSI 45 40

5 Ahmad Fariz 22 FIKES TIDAK SKRIPSI 19 55

6 Ria Ayu 21 AGRIBISNIS TIDAK SKRIPSI 29 59

7 Satrio Bagus 22 FKIP TIDAK SKRIPSI 31 62

8 M. Munir 21 FKIP TIDAK SKRIPSI 30 60

9 Kurnia M. 20 FPP TIDAK SKRIPSI 19 50

10 Yulia Wijayanti 21 AGRIBISNIS TIDAK SKRIPSI 21 60

11 Ridho 20 TEKNIK MESIN TIDAK SKRIPSI 50 50

12 Ramadhan 21 D3 KEPERAWATAN TIDAK SKRIPSI 48 59

13 Iwan Ayub 24 TEKNIK SIPIL TIDAK SKRIPSI 41 56

14 Hanif 22 KEPERAWATAN TIDAK SKRIPSI 40 59

15 Fikri 22 KEPERAWATAN TIDAK SKRIPSI 24 39

16 Zena 23 KEPERAWATAN SKRIPSI 28 62

17 Yudi 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 88 70

(3)

12

18 Syamsurizal 23 MATEMATIKA SKRIPSI 68 42

19 Setyandono 23 KEPERAWATAN SKRIPSI 60 71

20 Sastra Nopi 23 KEPERAWATAN SKRIPSI 88 58

21 Riyan Fitriawan 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 70 50

22 Razuhan 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 79 41

23 Qohirin 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 84 40

24 Nurul Marzan 23 D3 KEPERAWATAN SKRIPSI 67 42

25 Muhamad A 23 KEPERAWATAN SKRIPSI 80 50

26 Mucsin 23 KEPERAWATAN SKRIPSI 86 78

27 Mansyurdi 23 AGRIBISNIS SKRIPSI 87 30

28 Makmum 23 KEPERAWATAN SKRIPSI 90 39

29 Mahfudin 23 MATEMATIKA SKRIPSI 81 63

30 Kasful Husaini 23 FISIKA SKRIPSI 78 58

31 Istama 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 59 29

32 Irgo 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 71 49

33 Hendra 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 63 48

34 Hari 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 60 49

35 Fajar 24 KEPERAWATAN SKRIPSI 71 51

36 Faisal 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 63 72

37 Dodo 25 KEPERAWATAN SKRIPSI 58 40

38 Diar Ricky 24 FISIKA SKRIPSI 71 62

39 Dani 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 63 42

40 Bangun 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 70 68

41 Bagus Setyo 24 D3 KEPERAWATAN SKRIPSI 69 42

42 Amir 23 TEKNIK ELEKTRO SKRIPSI 82 19

43 Alfan 25 KEPERAWATAN SKRIPSI 60 49

44 Agung 23 KEPERAWATAN SKRIPSI 78 43

45 Adnan 24 KEPERAWATAN SKRIPSI 98 35

(sumber : Kusumahadi, 2017)

3.1.2 Pengumpulan Data Baru

Tahap kedua pengambilan data baru. Data attention dan meditation didapat menggunakan alat kendali Neurosky Mindwave. Aplikasi yang digunakan untuk menampilkan dan merekam gelombang otak EEG tersebut adalah MyndPlayerPro 2.3. Berikut adalah diagram blok proses pengambilan data baru dan tampilan dari MyndPlayerPro 2.3.

(4)

13 Gambar 3.2 Diagram Blok Proses Pengambilan Data Dengan

Neurosky Mindwave

Gambar 3.3 Tampilan MyndPlayerPro 2.3 Bagian Monitoring

(5)

14 Gambar 3.4 Tampilan MyndPlayerPro 2.3 Bagian Record History

Perekaman otak menggunakan alat kendali Neurosky Mindwave terdiri dari 2 kali perekaman, yaitu pada saat keadaan konsentrasi dan rileks. Kemudian tiap subjek akan diminta untuk menggunakan Neurosky Mindwave untuk direkam gelombang otaknya selama 10 menit, dimana 5 menit pertama untuk mengukur kondisi fokus dengan cara meminta subjek untuk menonton video. Lalu pada 5 menit berikutnya untuk perekaman kondisi rileks, dengan cara subjek diminta untuk mendengarkan binaural beats audio berjenis alpha wave audio yang mempunyai frekuensi 12 Hz guna menstimulus gelombang alpha pada otak agar tetap pada frekuensi 12 Hz sehingga dalam keadaan rileks. Sedangakan perekaman gelombang otak itu sendiri dilakukan selam 150 detik saat berada didalam kondisi stabil.

Setelah proses perekaman selesai, hasil dari rekaman EEG di-export ke format .csv pada kolom Export Log File yang terlihat pada Gambar 3.4, hal ini dilakukan guna file dapat diolah menggunakan Microsoft Excel.

(6)

15 3.2 Proses Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan metode jaringan saraf kohonen atau Kohonen neural network. Jaringan ini termasuk dalam pembelajaran tak terawasi (Unsupervised Learning). Pada jaringan ini, suatu lapisan yang berisi neuron- neuron akan menyusun dirinya sendiri berdasarkan input nilai tertentu dalam suatu kelompok yang dikenal dengan istilah cluster. Selama proses penyusunan diri, cluster yang memiliki bobot paling cocok dengan pola input (memiliki jarak paling dekat) akan terpilih sebagai pemenang. Neuron yang menjadi pemenang beserta neuron-neuron tetangganya akan memperbaiki bobot-bobotnya.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Kohonen neural network adalah metode yang digunakan untuk membagi pola masukan ke dalam beberapa kelompok atau cluster. Sedangkan cara yang digunakan untuk mencari jarak terdekatnya adalah Euclidean Distance atau jarak Euclidean.

3.2.1 Perancangan Jaringan Saraf Kohonen

Pada tahap ini adalah proses untuk mengolah data latih dengan menggunakan data dari penelitian Kusumahadi (2017), sebanyak 45 data mahasiswa. Pada data ini terdapat nilai attention dan meditation yang digunakan sebagai parameter input.

Perancangan jaringan saraf Kohonen ini memakai dua masukan (x1 dan x2) untuk dihasilkan menjadi tiga keluaran atau kelompok (cluster) (Y1, Y2 dan Y3).

Dibawah ini adalah desain arsitektur jaringan saraf Kohonen :

(7)

16 Gambar 3.5 Desain Arsitektur Jaringan Saraf Kohonen

Pada gambar di atas dijelaskan bahwa arsitektur jaringan saraf Kohonen yang dibuat terdapat 2 layer, yaitu layer output dengan 3 unit kelompok (Y1,Y2, dan Y3) dan layer input yang tersusun dalam arsitektur sinyal masukan (input) sejumlah 2 (x1 dan x2). Setiap neuron terkoneksi dengan neuron lain yang dihubungkan dengan bobot atau weight(w).

Dari arsitektur jaringan saraf Kohonen di atas dihasilkan bobot Wji yaitu bobot antara neuron-neuron dari layer output j terhadap layer input i. Berdasarkan Gambar 3.5 dapat dijelaskan bahwa bobot W11 adalah bobot neuron Y1 dan x1. Bobot W21 untuk neuron Y2 dan x1. Bobot W31 untuk neuron Y3 dan x1. Bobot W12 untuk neuron Y1 dan x2. Bobot W22 untuk neuron Y2 dan x2. Bobot W32 untuk neuron Y3 dan x2.

Pada penelitian ini, algoritma pembelajaran unsupervised untuk pengelompokan data dengan jaringan saraf Kohonen atau Kohonen neural network dapat dijabarkan pada poin-poin di bawah ini :

1. Tetapkan :

a. Jumlah Variabel Input

Terdapat 2 variabel input yaitu x1 dan x2 yang merupakan data nilai attention dan meditation.

b. Jumlah Data

(8)

17 Yaitu data hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Kusumahadi (2017) sebanyak 45 data mahasiswa. Pada tahap ini data juga dinormalisasi agar jaringan saraf dapat mengenali data yang akan menjadi masukkan bobot-bobotnya. Data akan bernilai 0 sampai 1 dengan menggunakan rumus :

N = ( D – Dk )

/

( Db – Dk)

Keterengan :

N : data yang sudah dinormalisasi D : data yang akan dinormalisasi Dk : data terkecil dari sekumpulan data Db : data terbesar dari sekumpulan data c. Jumlah Cluster

Yaitu 3 kelompok atau cluster.

2. Inisialisasi bobot wji (acak), set parameter learning rate (α), faktor penurunannya dan maksimum Epoh.

3. Lakukan langkah berikut sampai kondisi penghentian bernilai salah : Untuk setiap vektor input x, lakukan langkah berikut :

a. Untuk setiap j, hitung jarak Euclidean dengan rumus D(j) = ∑(wji – xi)2 , j adalah layer output, i adalah layer input, sedangkan wji adalah bobot j terhadap i dan xi adalah parameter input.

b. Cari indeks j yang nilai D(j) adalah minimum.

c. Untuk setiap unit j di sekitar J modifikasi bobot, untuk setiap i : wji(baru)= wji(lama)+α(xi-wji(lama)).

d. Modifikasi learning rate (α) setiap 1 epoh, dimana setiap epoh terdiri dari 45 data yang akan diperbaharui bobotnya di setiap perhitungan data.

e. Uji kondisi penghentian.

4. Didapatkan kelompok data saling berdekatan yang dibagi menjadi 3 cluster : Y1, Y2 & Y3.

Berikut flowchart yang dibuat berdasarkan algoritma penghitungan jaringan saraf Kohonen :

(9)

18 Gambar 3.6 Flowchart Algoritma Jaringan Saraf Kohonen

(10)

19 3.2.2 Perancangan Sistem Pengolahan Data Baru

Setelah penggolahan data latih, akan didapatkan bobot optimal wji hasil proses learning untuk digunakan sebagai pengelompokan data baru. Parameter yang digunakan sebagai input yaitu nilai attention dan meditation. Berikut adalah flowchart pengolahan data baru :

Gambar 3.7 Flowchart Pengolahan Data Baru

Proses flowchart di atas yaitu insialisasi bobot optimal wji yang didapat dari proses learning sebelumnya. Kemudian normalisasi data baru x1 dan x2 dengan parameter input nilai attention dan meditation. Lalu hitung jarak vektor dengan bobot optimal menggunakan rumus Euclidean Distance : D(j) = ∑(wji – xi)2 untuk mencarai jarak terdekatnya. Kemudian didapat hasil pengelompokkan data baru masuk di cluster 1, 2 atau 3.

Seluruh proses perhitungan algoritma jaringan saraf Kohonen dan pengelompokkan data baru menggunakan program aplikasi Matlab.

(11)

20 3.2.3 Perancangan Pengujian Dengan Skala Likert

Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Setiap subjek baru, sebelum pengukuran gelombang otak dilakukan, subjek tersebut akan diminta untuk mengisi Skala Likert. Skala yang digunakan adalah hasil dari penelitian Qonita Rohmah (2017) dengan judul Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Stres Pada Mahasiswa Yang Mengerjakan Skripsi.

Skala ini memiliki 16 item pernyataan yang sudah melalui try out. Berikut blueprint Skala Likert yang digunakan untuk mengetahui tingkat stres mahasiswa tingkat akhir (Rohmah, 2017) :

Tabel 3.2 Blueprint Skala Likert

No. Aspek Indikator Jumlah Item

Jumlah Favourable Unfavourable

1. Aspek Biologis

Berdampak pada menurunnya kondisi fisik seseorang seperti sakit kepala, perut

mules.

1, 6, 11, 14 4, 9, 12, 13 8

2. Aspek Psikologis

Berdampak pada emosi dan kognitifnya dimana

seseorang menjadi cemas, merasa

takut, sedih, hilangnya motivasi

dan konsentrasi.

2, 7, 8 3, 5, 10 6

3. Aspek Perilaku

Dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain

menjadi menunda pekerjaan, tak acuh

pada lingkungan.

16 15 2

Total 16

(12)

21 Tabel 3.3 Skala Stres

Ket :

SS : bila Anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut S : bila Anda setuju dengan pernyataan tersebut

TS : bila Anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut

STS : bila Anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

No Pernyataan Pilihan

SS S TS STS 1. Detak jantung saya terasa lebih cepat ketika

mendekati deadline saat mengerjakan skripsi 2. Interaksi dengan dosen pembimbing membuat saya

merasa tegang dalam proses menyelesaikan skripsi 3. Saya tetap merasa santai dan tidak tegang saat ada

konflik dengan dosen pembimbing 4.

Saya tidak merasa sakit kepala ketika skripsi yang saya kerjakan tidak menunjukkan hasil yang maksimal

5. Saya merasa tetap santai dalam menghadapi perbedaan pendapat dengan dosen pembimbing 6.

Rasa sakit kepala saya mudah muncul ketika tidak segera menemukan solusi dalam menghadapi kendala saat mengerjakan skripsi

7. Saya merasa cemas saat berinteraksi dengan dosen pembimbing

8. Saya merasa gelisah saat literatur sulit ditemukan 9. Saya tidak merasa pusing meskipun skripsi yang saya

kerjakan sedang mengalami permasalahan 10. Saya tidak pernah merasa tertekan selama

mengerjakan skripsi

11. Saya merasa pusing ketika revisi belum terselesaikan 12. Detak jantung saya stabil meskipun skripsi saya tidak

selesai dalam waktu yang ditentukan 13.

Saya tidak mengalami sakit kepala berat saat menghadapi tekanan yang berlebihan dalam mengerjakan skripsi

14. Saya merasa mulas ketika hendak menemui dosen pembimbing

15. Saya tidak mengalami gangguan tidur ketika ada masalah dengan dosen pembimbing

16. Saya sering makan yang berlebih ketika mengerjakan skripsi

(13)

22 Cara menghitung score (scoring) dari uji Skala Likert pada Tabel 3.2 yaitu, nilai untuk item di dalam favourable : SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1. Sedangkan nilai item di dalam unfavourable : SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4.

Selanjutnya adalah menentukan range data tingkat stres dengan rumus : Rendah : x < M - 1,0 .α

Sedang : M - 1,0 . α ≤ x < M + 1,0 . α Tinggi : x ≥ M + 1,0 . α Ket :

x : Hasil total scoring setiap data

M : Mean atau rata-rata total scoring dari semua data input baru α : Standar Deviasi, didapat dengan rumus “STDEV” pada M. Excel

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Blok Keseluruhan Perancangan Sistem
Tabel 3.1 Data Nilai Attention dan Meditation Mahasiswa Tingkat Akhir
Gambar 3.3 Tampilan MyndPlayerPro 2.3 Bagian Monitoring
Gambar 3.7 Flowchart Pengolahan Data Baru
+2

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya akan membahas mengenai perancangan sistem mekanik Tarik tekan tuas pada sprayer1 dan sprayer2 yang digunakan untuk pengecatan.

Perancangan menu aplikasi Error Report dengan pada kantor cabang Bank BCA di dasari oleh proses yang harus digambarkan dalam use case diagram dan activity diagram.

Pada proses pengolahan data qurban di Gambar 3.6 diagram level 0 proses administrasi zakat dan qurban Masjid Miftahul Huda Lamongan terdapat penjelasan proses selanjutnya

Dalam analisis sistem akan dibahas mengenai prosedur, flowmap, dokumen, diagram konteks, data flow diagram Sistem Informasi Pemyewaan VCD / DVD yang sedang berjalan

terdeteksi scanner. Perancangan Blok Diagram Sistem Perancangan blok diagram dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah realisasi sistem yang akan dibuat. Blok diagram

Sistem dirancang dilakukan dengan membuat perancangan Sitemap, Data Flow Diagram (DFD), Flowchart, Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur Tabel, Database

Dengan melihat perancangan sistem di atas, hal selanjutnya adalah mengasumsikan suatu FD.

Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Pada diagram blok sistem ini mikrokontroler sebagai inti dari keseluruhan sistem ini, yang mengkontrol mulai dari sensor suhu dan kelembaban,