• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENJA RENCANA KERJA TAHUN 2020 DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENJA RENCANA KERJA TAHUN 2020 DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA BOGOR"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

RENJA

RENCANA KERJA TAHUN 2020

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

KOTA BOGOR

(2)

KATA PENGANTAR

Bissmillah hirrohmanirrohim;

Puji dan syukur marilah kita panjatkan hanya kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan taufik dan HidayahNya kepada kita semua sehingga berkat itu semua kami dapat menyusun Rencana Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tahun 2020 ini.

Tahapan pembangunan jangka panjang terbagi menjadi empat tahapan dan RPJM tahun 2019-2024 merupakan RPJM Daerah tahapan ke-4. Dalam tahapan ini ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh baik dalam bidang ekonomi, bidang fisik dan prasarana, bidang sosial budaya dan bidang hukum, pemerintahan dan politik. Arah pembangunan kepariwisataan kota Bogor tahun 2019 – 2024 adalah kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memberikan perluasan lapangan kerja dengan mengembangkan potensi wisata yang ada. Pengayaan obyek wisata yang ada dengan peningkatan aksesibilitas fasilitas sosial dan fasilitas umum serta membangun sistem dan jejaring pemasaran wisata yang kokoh.

Berpedoman dengan Rencana Kerja ini, seluruh satuan kerja di lingkungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan akan menyelenggarakan kegiatan secara lebih sistematis, konsisten, dan seimbang sehingga pencapaian program kerja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik.

(3)

Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Rencana Kerja Tahun 2020 ini, semoga kerja sama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang dan semoga Allah SWT. Membalas seluruh amal kebaikan kita dengan balasan yang baik pula.

Kepala,

H. Shahlan Rasyidi, SE,.MM

(4)

B A B I

P E N D A H U L U A N

a. Latar Belakang

Dalam rangka mengembangkan potensi Kepariwisataan, Kebudayaan, Kesenian dan Ekonomi Kreatif agar lebih berkualitas, Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota Bogor selaku penanggung jawab teknis Penyelenggaraan Pembangunan daerah dalam Bidang Kebudayan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkewajiban menyusun Rencana Kerja (Renja) tahun 2020 mengacu Pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) PD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat. Renja OPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Dokumen Rencana Kerja Dinas Pariwisata Dan Kebudayan Kota Bogor Tahun 2020 akan dijadikan landasan awal dalam penyusunan Renstra Dinas Pariwisata Dan Kebudayan Kota Bogor Tahun 2019-2024.

Disamping Itu, Rencana Dinas Pariwisata Dan Kebudayan Kota Bogor harus terintegrasi dengan prioritas dan fokus pembangunan daerah Tahun 2020, bersinergi dengan prioritas pembangunan nasional dan provinsi Jawa Barat, serta sebagai acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di lingkup Dinas Pariwisata Dan Kebudayan Kota Bogor.

(5)

Berdasarkan kerangka umum perencanaan, pengendalian dan evaluasi sebagaimana yang termaktub dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang pelaksanaan PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, dapat didefinisikan bahwa perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia, sedangkan pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. Oleh karenanya, jika didefinisikan secara utuh bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah pada jangka waktu tertentu.

Dengan ditetapkannya UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan yaitu perencanaan jangka

(6)

panjang, perencanaan jangka menengah maupun perencanaan tahunan.

Untuk setiap daerah (Kabupaten/Kota) harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Renja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud disusun dengan tahapan sebagai berikut :

a. persiapan penyusunan;

b. penyusunan rancangan awal;

c. penyusunan rancangan

d. pelaksanaan forum Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah;

e. perumusan rancangan akhir; dan f. penetapan

Penyusunan rancangan awal Renja OPD merupakan hal yang krusial dikarenakan oleh rancangan awal Renja tersebut akan dijadikan bahan pengajuan awal rancangan RKPD. Renja OPD yang disusun juga memiliki keterkaitan dengan Renstra OPD, dimana Renstra Perangkat Daerah yang telah ditetapkan dengan Perkada menjadi pedoman kepala Perangkat Daerah dalam menyusun Renja Perangkat Daerah dan digunakan sebagai bahan penyusunan rancangan RKPD dan untuk menjamin kesesuaian antara program, kegiatan, lokasi kegiatan, kelompok sasaran, serta prakiraan maju yang disusun dalam rancangan awal Renja Perangkat Daerah dengan Renstra Perangkat Daerah.

(7)

Bagan 1. Keterkaitan Renstra, Renja dan RKPD

RKPD Kota Bogor Tahun 2020 berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, yang dalam penyusunannya memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan melalui penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) yang diselenggarakan secara berjenjang mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan dan kota, yang berfungsi sebagai forum untuk menghasilkan kesepakatan antar pelaku pembangunan. Sebagai bentuk tindak lanjutnya, selaras dengan Pasal 7 UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang mewajibkan agar setiap SKPD untuk menyusun dan memiliki Renja SKPD dengan berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra) SKPD Dan RKPD, yang dijadikan sebagai dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (RAPBD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Serta Prioritas Dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

(8)

Berlatar belakang amanat dimaksud, maka Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kota Bogor sebagai salah satu OPD Pemerintah Kota Bogor sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang perangkat daerah, Peraturan Walikota Kota Bogor Nomor 81 Tahun 2018 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kota Bogor, akan melaksanakan segenap proses penyusunan renja tahun 2020.

Rencana Kerja OPD merupakan dokumen rencana pembangunan berjangka waktu 1 (Satu) tahun, sebagai upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian kinerja pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. renja menduduki posisi penting dalam sistem perencanaan daerah, khususnya dalam menjabarkan Perencanaan Strategis Jangka Menengah (RPJMD Dan Renstra) ke dalam operasionalisasi program dan kegiatan beserta penganggarannya, yang menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dan tahunan.

Proses penyusunan rencana kerja didasarkan pada penjaringan aspirasi yang diformulasikan melalui forum musrenbang tahunan serta memperhatikan hasil evaluasi penyelenggaraan pembangunan daerah pada tahun sebelumnya. lebih lanjut penyusunan dokumen rencana kerja opd juga diintegrasikan dengan prioritas pembangunan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, hal ini sejalan dengan pasal 2 UU nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang menyatakan

(9)

bahwa daerah kabupaten dan kota merupakan bagian dari provinsi serta mempunyai hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya.

Rencana kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kota Bogor tahun 2020 merupakan rencana pembangunan tahunan yang pada dasarnya disusun sesuai dengan tugasnya untuk melaksanakan urusan pemerintah daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang Kebudayaan Dan Pariwisata. tugas tersebut dilaksanakan dalam upaya menjalankan urusan wajid dibidang budaya dan urusan pilihan pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Mengingat begitu strategisnya peranan Pariwisata dan Kebudayan Kota Bogor serta seiring untuk mewujudkan visi kota Bogor 2019-2024 Yaitu” TERWUJUDNYA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG RAMAH KELUARGA.”

Maka perlu disusun rencana satu tahun yang komprehensif dan fleksibel dalam bentuk rencana kerja (renja) Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kota Bogor Tahun Anggaran 2020.

Proses penyusunan rencana kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kota Bogor disusun sehingga dapat mencerminkan adanya kerangka pikir komprehensif dan terpadu, serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena dalam penyusunannya telah melakukan berbagai pendekatan, antara lain :

(10)

1. Pendekatan Teknokratis (Strategis Dan Berbasis Kinerja), perencanaan diawali dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh tentang kinerja pembangunan lima tahun terakhir dan identifikasi kondisi saat ini maupun lima tahun ke depan, baik mengenai sumberdaya internal maupun lingkungan eksternal serta permasalahannya. Kondisi tersebut kemudian dianalisis sehingga diketahui kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan tantangan (threats).

Berdasarkan analisis tersebut dapat dirumuskan kebijakan, strategi, prioritas program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pendekatan Demokratis Dan Partisipatif, perencanaan melibatkan peran serta berbagai pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata. Kesetaraan antara pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan di setiap tahapan penyusunan renstra, yang dilakukan secara transparan dan akuntable akan menghasilkan konsensus atau kesepakatan terhadap perumusan prioritas isu dan permasalahan, perumusan tujuan, kebijakan dan strategi serta prioritas program dan kegiatan.

3. Pendekatan Politis, Perencanaan Mengacu Pada RPJMD Kota Bogor Tahun 2019 – 2024 yang merupakan penjabaran visi misi walikota dan wakil walikota terpilih.

(11)

4. Pendekatan Top Down, perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan yang kemudian diselaraskan melalui penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan dan rapat koordinasi/kerja, mulai dari tingkat nasional, propinsi dan kota, sehingga terjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, sinergi dan konsistensi dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan antara pemerintah pusat dan daerah.

5. Pendekatan Bottom Up, perencanaan dilaksanakan dengan menampung aspirasi dari masyarakat secara partisipatif kemudian diselaraskan melalui penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) mulai dari tingkat kelurahan, tingkat kecamatan dan tingkat kota, sehingga terjamin terciptanya perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

1.2 Landasan Hukum

Dasar hukum yang menjadi landasan penyusunan Rencana Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor Tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-

(12)

undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Republik Indonesia dahulu) tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551);

2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(13)

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725) supaya disempurnakan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang

(14)

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042).

9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887).

10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178).

11. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322).

12. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan Dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323).

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

(15)

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah supaya disempurnakan menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

(16)

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540).

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 2018 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah.

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2020.

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023;

20. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 32 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 ;

21. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2010 Nomor 1 Seri E);

22. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Tahun

(17)

2005 – 2025 (Lembaran Daerah KotaBogor Tahun 2009 Nomor 3 Seri E);

23. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang wilayah Kota Bogor.

24. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor tahun 2010 Nomor 1 Seri D), sebagaimana telah diubah melalui Peraturan daerah Nomor Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 2 Seri D).

1.3 Maksud dan Tujuan a. Maksud

Maksud penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor Tahun 2020 ini adalah untuk:

1. Sebagai acuan dalam penyusunan Program dan Kegiatan Tahun 2020.

2. Sebagai alat ukur penetapan kinerja/kegiatan dan evaluasi kinerja yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor pada Tahun Anggaran 2020;

(18)

b. Tujuan

Adapun tujuan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2020 adalah:

1. Merumuskan perencanaan Program dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor yang terarah dan terukur;

2. Menjamin keterikatan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;

3. Tercapainya sasaran yang telah di tetapkan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) yang telah di tetapkan;

4. Untuk menetapkan kebijakan serta program dan kegiatan tahunan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor dalam waktu kurun 1 (satu) tahun.

5. Bahan evaluasi perencanaan tugas-tugas Kepala Dinas selanjutnya.

2 Sistematika Penulisan

Berdasarkan uraian diatas maka sistematika penyusunan Rencana Kerja Disparbud Kota Bogor tahun 20198 sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan

(19)

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra

SKPD

2.2. Ananlisis Kinerja Pelayanan SKPD

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

3.3. Program dan Kegiatan

BAB IV PENUTUP

(20)

B A B II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Perangkat Daerah

Penulisan program kerja adalah untuk memperjelas arah yang ingin dicapai dan memenuhi kewajiban formal organisasi serta penyediaan dokumen perencanaan dalam kurun waktu yang disesuaikan dengan Perencanaan Strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor.

Melalui konsep ini diharapkan terwujud kerangka konsep sebagai pedoman dalam mengelola sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Kerangka acuan ini juga dapat menjadi dasar mengembangkan perencanaan dengan memperhatikan unsur waktu, sumber daya manusia, sumber daya sarana dan prasarana, maupun sumber daya strategis yang lain dalam rangka memprediksi strategi yang paling tepat dalam mencapai tujuan yang diharapkan bersama.

Kedudukan program kegiatan tahun rencana 2019 adalah sebagai penerus program kegiatan tahun – tahun sebelumnya dan sebagai landasan program kegiatan untuk tahun-tahun ke depan. Tanpa suksesnya program kegiatan tahun 2019 maka akan mempengaruhi kegiatan yang akan datang.

Pengukuran Kinerja Kegiatan dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan. Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja. Data kinerja diperoleh melalui sistem

(21)

pengumpulan data kinerja dari dua sumber yaitu : (1) data internal, yang berasal dari sistem informasi yang ada baik laporan kegiatan reguler yang ada seperti laporan bulanan, triwulanan, semesteran dan laporan kegiatan lainnya; (2) data eksternal digunakan sepanjang relevan dengan pencapaian kinerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor.

Beberapa jenis indikator kinerja yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja kegiatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor tahun 2020, yaitu Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran (output). Untuk tahun 2020 indikator input ini diprioritaskan pada penggunaan dana kegiatan, SDM dan waktu yang kemudian dilakukan pengukuran kinerja berikut dengan satuannya. Indikator keluaran (outputs) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan atau non fisik. Indikator output yang digunakan bervariasi mulai dari ouput terselenggaranya kegiatan (jumlah kegiatan), jumlah orang, jumlah laporan, dan jumlah barang/jasa lainnya dari hasil kegiatan pelayanan pelaksanaan tugas lainnya, dengan satuan kegiatan, orang, paket, buah, unit, rupiah dan sebagainya. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (outputs) kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Indikator ini menggunakan angka mutlak dan relatif (%). Indikator manfaat (benefits) dan dampak (impacts)

(22)

yang berkaitan dengan kegiatan tahun anggaran 2019 dilakukan pengukuran untuk jangka menengah atau jangka panjang.

Pengukuran kinerja mencakup kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja kegiatan.

Pengukuran kinerja dimaksud dilakukan dengan menggunakan Formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan. Pengukuran kinerja dimaksud dilakukan dengan menggunakan Formulir Penetapan Kinerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor.

Perhitungan persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) memperhatikan karakteristik komponen realisasi dalam kondisi :

Semakin tinggi realisasi mengambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik, maka digunakan rumus :

Pencapaian Realisasi

= X 100 % Rencana Tingkat

Berdasarkan pengukuran kinerja kegiatan dilakukan evaluasi terhadap pencapaian setiap indikator kinerja untuk memberikan penjelasan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan dan pencapaian sasaran. Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan pencapaian visi dan misi, serta agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan di masa yang akan datang.

(23)

Evaluasi terhadap capaian kinerja sasaran dinilai dengan skala pengukuran ordinal yang dibuat dengan menggunakan asumsi sebagai berikut:

1. Jika nilai persentase capaian kinerja sasaran lebih besar atau sama dengan nilai 85% dikategorikan Baik.

2. Jika nilai persentase capaian kinerja sasaran berada diantara nilai 75% sampai dengan 85% dikategorikan Cukup.

3. Jika nilai persentase capaian kinerja sasaran lebih kecil atau sama dengan 55% sampai dengan 75% dikategorikan Sedang.

4. Jika nilai persentase capaian kinerja sasaran lebih kecil atau sama dengan 55% dikategorikan Kurang.

Setelah evaluasi kinerja, selanjutnya dilakukan analisis efisiensi dan efektifitas. Analisis efisiensi dilakukan dengan membandingkan antara output dan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu. Efisiensi terjadi jika realisasi masukan yang lebih kecil dari target, realisasi keluaran tetap diperoleh sesuai dengan targetnya, ataupun realisasi masukan yang sesuai dengan targetnya, diperoleh realisasi keluaran yang lebih besar dari targetnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa realisasi melampaui target.

Analisis efektifitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara sasaran dan tujuan dengan hasil (outcomes). Selain itu,

(24)

analisis juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor tahun 2018 yang mendukung pada pencapaian Visi dan Misi Kota Bogor, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Realisasi Realisasi Keu Fisik

% %

1 2 5 6

BELANJA LANGSUNG 95,85% 95,85%

1 Pengelolaan Rumah Tangga OPD 93,47% 93,47%

2 Pengadaan Inventaris kantor 89,33% 89,33%

3 Pemeliharaan Rutin/ berkala inventaris kantor 95,50% 95,50%

4 Penyusunan Perencanaan dan Pelaporan OPD 94,13% 94,13%

5 Evaluasi Permohonan Hibah dan Bantuan Sosial 36,66% 36,66%

6 Sosialisasi Sastra, Bahasa dan Aksara Sunda 93,11% 93,11%

7 Malam Anugerah Bagi Seniman/ Seniwati Kota Bogor 100,00% 100,00%

8 Pemeliharaan Situs/Cagar budaya menjadi Objek daya tarik wisata 96,53% 96,53%

9 Pameran Cagar Budaya 68,40% 68,40%

10 Pelestarian Budaya 95,92% 95,92%

11 Pagelaran dan Festival Seni 99,04% 99,04%

12 Pelestarian Seni Tradisi 99,36% 99,36%

13 Pagelaran di Kemuning Gading dan Sinergitas Pagelaran Ruang Publik 90,73% 90,73%

14 Pembinaan SDM Usaha Jasa Sarana Pariwisata 96,03% 96,03%

15 Pemutakhiran Data Potensi Pariwisata 94,28% 94,28%

16 Promosi Pariwisata 97,49% 97,49%

17 Bahan Promosi Pariwisata 99,02% 99,02%

18 Event Pariwisata 97,00% 97,00%

19 Pengembangan Pemasaran Pariwisata Penunjang Pariwisata Daerah 95,18% 95,18%

20 Kemitraan Kompepar 99,60% 99,60%

21 Pameran Ekonomi Kreatif 97,28% 97,28%

22 Sosialisasi HAKI untuk Pelaku Ekonomi Kreatif 97,23% 97,23%

23 Pembinaan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif 98,52% 98,52%

24 Pelatihan Ekonomi Kreatif 94,95% 94,95%

25 Peningkatan Kualitas Pelaku Ekonomi Kreatif 98,90% 98,90%

JUMLAH TOTAL 95,85% 95,85%

REALISASI KEGIATAN DISPARBUD TAHUN ANGGARAN 2018 Unit Kerja : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor

NO JUDUL KEGIATAN

Berdasarkan tabel di atas bahwa persentase capaian kinerja adalah rata – rata sebesar 95,85 % atau kategori Baik.

(25)

A. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Dengan mengidentifikai diantara faktor dominan dari kondisi obyektif lingkungan internal dan eksternal diharapkan dapat menjembatani terlaksananya rencana yang akan dilaksanakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor dalam upaya merealisasikan Visi dan misi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara terencana dan berkesinambungan. Untuk itu perlu ditetapkan Indikator kinerja sebagai berikut :

1. Meningkatnya kualitas sarana prasarana pelayanan Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor.

2. Meningkatnya kualitas SDM pengelola administrasi yang memiliki wawasan dan komitmen untuk mendukung pembinaan,

3. Meningkatnya pelayanan, pengembangan dan pelestarian Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor.

Berdasarkan Dokumen Penyediaan Anggaran (DPA) tahun 2018, dialokasikan Anggaran Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja berdasarkan Dokumen Penyediaan Anggaran (DPA) tahun 2018, dialokasikan Anggaran Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal sebesar Rp. 6.686.365.000 (enam milyar enam ratus delapan puluh enam juta tiga ratus enam puluh lima ribu rupiah) yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan.

(26)

1. Bagian Sekretariat, dengan rincian:

Unit Kerja : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor

1 2 3

1 Pengelolaan Rumah Tangga OPD 785.000.000

2 Pengadaan Inventaris kantor 300.000.000

3 Pemeliharaan Rutin/ berkala inventaris kantor 600.000.000 4 Penyusunan Perencanaan dan Pelaporan OPD 42.810.000 5 Evaluasi Permohonan Hibah dan Bantuan Sosial 20.000.000

JUMLAH TOTAL 1.747.810.000

PAGU ANGGARAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2018

NO JUDUL KEGIATAN JUMLAH

ANGGARAN

2. Bidang kebudayaan dengan rincian:

Unit Kerja : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor

1 2 3

1 Sosialisasi Sastra, Bahasa dan Aksara Sunda 193.530.000 2 Pemeliharaan Situs/Cagar budaya menjadi Objek daya tarik wisata 197.750.000

3 Pameran Cagar Budaya 100.000.000

4 Pelestarian Budaya 239.000.000

JUMLAH TOTAL 730.280.000

PAGU ANGGARAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2018

NO JUDUL KEGIATAN JUMLAH

ANGGARAN

3. Bidang Kesenian

Unit Kerja : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor

1 2 3

1 Malam Anugerah Bagi Seniman/ Seniwati Kota Bogor 38.000.000

2 Pagelaran dan Festival Seni 1.328.300.000

3 Pelestarian Seni Tradisi 540.700.000

4 Pagelaran di Kemuning Gading dan Sinergitas Pagelaran Ruang Publik 161.200.000

JUMLAH TOTAL 2.068.200.000

PAGU ANGGARAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2018

NO JUDUL KEGIATAN JUMLAH

ANGGARAN

(27)

4. Bidang Pariwisata dengan rincian:

Unit Kerja : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor

1 2 3

1 Pembinaan SDM Usaha Jasa Sarana Pariwisata 144.000.000 2 Pemutakhiran Data Potensi Pariwisata 100.000.000

3 Promosi Pariwisata 324.650.000

4 Bahan Promosi Pariwisata 200.000.000

5 Event Pariwisata 370.000.000

6 Pengembangan Pemasaran Pariwisata Penunjang Pariwisata Daerah 146.775.000

7 Kemitraan Kompepar 90.000.000

JUMLAH TOTAL 1.375.425.000

PAGU ANGGARAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2018

NO JUDUL KEGIATAN JUMLAH

ANGGARAN

5. Bidang Ekonomi Kreatif dengan rincian:

Unit Kerja : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor

1 2 3

1 Pameran Ekonomi Kreatif 250.000.000

2 Sosialisasi HAKI untuk Pelaku Ekonomi Kreatif 50.000.000 3 Pembinaan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif 169.550.000

4 Pelatihan Ekonomi Kreatif 125.100.000

5 Peningkatan Kualitas Pelaku Ekonomi Kreatif 170.000.000

JUMLAH TOTAL 764.650.000

PAGU ANGGARAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2018

NO JUDUL KEGIATAN JUMLAH

ANGGARAN

(28)

B. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Disparbud Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana teknis di bidang pariwisata dan kebudayaan, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Berdasarkan Peraturan Walikota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintah dibidang Kepariwisataan dan Kebudayaan.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang Kepariwisataan dan Kebudayaan;

b. pelaksanaan Kebijakan teknis di bidang Kepariwisataan dan Kebudayaan;

c. pembinaan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang Kepariwisataan dan Kebudayaan;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pengelolaan kesekretariatan. Untuk melaksanakan tugas pokok Sekretariat mempunyai fungsi:

(29)

a. pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan rencana kerja di lingkungan Dinas;

b. pelaksanaan tugas administrasi umum dan administrasi kepegawaian, perlengkapan, keuangan, kearsipan dan kerumahtanggaan;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

Sekretariat membawahkan:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi sekretariat di bidang Umum dan kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas pokok Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:

a. pengelolaan administrasi umum, pembinaan dan pengelolaan administrasi kepegawaian;

b. pengelolaan kearsipan, kerumahtanggaan dan perlengkapan di lingkungan Dinas;

c. pelaksanaan pelaporan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi

(30)

sekretariat di bidang keuangan. Untuk melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja anggaran Dinas;

b. pengelolaan administrasi keuangan dan pembinaan satuan pemegang kas serta pelayanan di bidang keuangan;

c. penyusunan laporan realisasi anggaran dan neraca Dinas;

d. pelaksanaan pelaporan Sub Bagian Keuangan.

Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi sekretariat di bidang perencanaan dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugas pokok Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana kerja lingkup Dinas;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan pelaporan;

c. pengolahan, penyusunan dan penyajian data sebagai bahan informasi;

d. pelaksanaan pelaporan kegiatan Dinas.

Bidang Kebudayaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang kebudayaan. Untuk melaksanakan tugas pokok Bidang Kebudayaan mempunyai fungsi:

(31)

a. perumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang kebudayaan;

b. pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang kebudayaan;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Bidang Kebudayaan terdiri dari:

a. Seksi Pelestarian dan Pengembangan Sejarah serta Nilai Tradisional.

b. Seksi Pemeliharaan dan Pengembangan Sastra, Bahasa serta Aksara Sunda.

c. Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman.

Seksi Pelestarian dan Pengembangan Sejarah serta Nilai Tradisional dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang kebudayaan di sektor pelestarian dan pengembangan sejarah serta nilai tradisional.

Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Pelestarian Dan Pengembangan Sejarah Serta Nilai Tradisional mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis kegiatan pelestarian dan pengembangan sejarah serta nilai tradisional;

b. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pelestarian dan pengembangan sejarah serta nilai tradisional;

(32)

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelestarian dan pengembangan sejarah serta nilai tradisional.

Seksi Pemeliharaan dan Pengembangan Sastra, Bahasa serta Aksara Sunda dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang kebudayaan di sektor pemeliharaan dan pengembangan sastra, bahasa serta aksara sunda. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Pemeliharaan Dan Pengembangan Sastra, Bahasa Serta Aksara Sunda mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis pemeliharaan dan pengembangan sastra, bahasa serta aksara sunda;

b. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan sastra, bahasa serta aksara sunda;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan sastra, bahasa serta aksara sunda.

Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang kebudayaan di sektor cagar budaya dan permuseuman.

Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Cagar Budaya Dan Permuseuman mempunyai fungsi:

(33)

a) penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis cagar budaya dan permuseuman;

b) penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan cagar budaya dan permuseuman;

c) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan cagar budaya dan permuseuman.

Bidang Kepariwisataan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang Kepariwisataan. Untuk melaksanakan tugas pokok Bidang Kepariwisataan mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang Kepariwisataan;

b. pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang Kepariwisataan;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Bidang Pariwisata membawahkan:

a. Seksi Promosi Pariwisata;

b. Seksi Sarana, Obyek dan Daya Tarik Wisata;

c. Seksi Analisa Data, Informasi dan Usaha Jasa Sarana Pariwisata.

Seksi Promosi Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang kepariwisataan di sektor promosi pariwisata. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Promosi Pariwisata mempunyai fungsi:

(34)

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis promosi pariwisata;

b. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan promosi pariwisata;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan promosi pariwisata.

Seksi Sarana, Obyek dan Daya Tarik Wisata dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang Kepariwisataan di sektor sarana, obyek dan daya tarik wisata. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Sarana, Obyek dan Daya Tarik Wisata mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis sarana, obyek dan daya tarik wisata;

b. penyiapan bahan pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan sarana, obyek dan daya tarik wisata;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan sarana, obyek dan daya tarik wisata.

Seksi Analisa Data, Informasi dan Usaha Jasa Sarana Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang Kepariwisataan di sektor analisa data, informasi dan usaha jasa sarana pariwisata.

Untuk melaksanakan tugas pokok Analisa Data, Informasi Dan Usaha Jasa Sarana Pariwisata mempunyai fungsi:

(35)

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis analisa data, informasi dan usaha jasa sarana pariwisata;

b. penyiapan bahan pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan analisa data, informasi dan usaha jasa sarana pariwisata;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan analisa data, informasi dan usaha jasa sarana pariwisata.

Bidang Kesenian dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang Kesenian. Untuk melaksanakan tugas pokok Bidang Kesenian mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang kesenian;

b. pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang kesenian;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Bidang Kesenian membawahkan:

a. Seksi Seni Tradisi;

b. Seksi Pengembangan Seni dan Kelembagaan;

c. Seksi Sarana dan Prasarana Kesenian.

Seksi Seni Tradisi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang Kesenian di sektor seni tradisi. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Seni Tradisi mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis seni tradisi;

(36)

b. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan seni tradisi;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seni tradisi;

Seksi Pengembangan Seni dan Kelembagaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang Kesenian di sektor Pengembangan Sen dan Kelembagaan. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Pengembangan Seni dan Kelembagaan mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis pengembangan seni dan kelembagaan;

b. penyiapan bahan pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan pengembangan seni dan kelembagaan;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi pengembangan seni dan kelembagaan;

Seksi Sarana dan Prasarana Kesenian dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang Kesenian di sektor Sarana dan Prasarana Kesenian.

Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Sarana dan Prasarana Kesenian mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis sarana dan prasarana kesenian;

b. penyiapan bahan pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan sarana dan prasarana kesenian;

(37)

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi sarana dan prasarana kesenian.

Bidang Ekonomi Kreatif dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang Ekonomi Kreatif. Untuk melaksanakan tugas pokok Bidang Ekonomi Kreatif mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan dan bimbingan teknis di bidang Ekonomi Kreatif;

b. pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan di bidang Ekonomi Kreatif;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Bidang Ekonomi Kreatif membawahkan:

a. Seksi Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif;

b. Seksi Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif;

c. Seksi Pemasaran Ekonomi Kreatif.

Seksi Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang Ekonomi Kreatif di sektor Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis kemitraan dan pengembangan ekonomi kreatif;

(38)

b. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan kemitraan dan pengembangan ekonomi kreatif;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan kemitraan dan pengembangan ekonomi kreatif.

Seksi Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang Ekonomi Kreatif di sektor Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif. Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis sarana dan prasarana ekonomi kreatif;

b. penyiapan bahan pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan sarana dan prasarana ekonomi kreatif;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan sarana dan prasarana ekonomi kreatif.

Seksi Pemasaran Ekonomi Kreatif dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi bidang Ekonomi Kreatif di sektor Pemasaran Ekonomi Kreatif.

Untuk melaksanakan tugas pokok Seksi Pemasaran Ekonomi Kreatif mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan bimbingan teknis pemasaran ekonomi kreatif;

(39)

b. penyiapan bahan pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan pemasaran ekonomi kreatif;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemasaran ekonomi kreatif.

Struktur Organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor berdasarkan Peraturan Daerah tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Bogor adalah sebagai berikut: Struktur organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Kebudayaan;

d. Bidang Kepariwisataan;

e. Bidang Kesenian;

f. Bidang Ekonomi Kreatif.

Struktur organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor terdiri atas Kepala Dinas sebagai pimpinan lembaga yang dibantu oleh 3 sub kelembagaan terdiri atas, Sekretariat yang secara strutural tugas dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh tiga Sub Bagian yaitu Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.

Bidang Kebudayaan yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Seksi Pelestarian dan Pengembangan Sejarah serta Nilai

(40)

Tradisional, Seksi Pemeliharaan dan Pengembangan Sastra, Bahasa serta Aksara Sunda, dan Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman.

Bidang Kepariwisataan yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Seksi Promosi Pariwisata, Seksi Sarana, Obyek dan Daya Tarik Wisata, dan Seksi Analisa Data, Informasi dan Usaha Jasa Sarana Pariwisata.

Bidang Kesenian yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Seksi Seni Tradisi, Seksi Pengembangan Seni dan Kelembagaan, dan Seksi Sarana dan Prasarana Kesenian.

Bidang Ekonomi Kreatif yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Seksi Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif, Seksi Sarana dan Prasarana Ekonomi Kreatif, dan Seksi Pemasaran Ekonomi Kreatif.

a. Masalah yang dihadapi

Berdasarkan uraian secara faktual Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor dihadapkan kepada masalah utama sebagai berikut:

1. Sistem pengelolaan data yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan yang optimal belum tercapai.

2. Koordinasi dalam pelaksanaan kebijakan strategis dinas masih perlu ditingkatkan untuk mencapai koordinasi yang terpadu.

(41)

3. Mutu sumber daya manusia yang dimiliki belum memadai untuk peningkatan mutu pelayanan prima.

4. Pengembangan budaya kerja masih memerlukan pembinaan sesuai struktur agar terencana dan berkelanjutan.

5. Pengembangan budaya tradisional dan kepariwisataan masih perlu ditingkatkan untuk mencapai misi Kota Bogor

6. Belum terpenuhinya tenaga ahli Web Site, kesenian, kebudayaan yang profesional.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya secara teknis operasional dalam pelayanan informasi dalam periode tahun 2018 terdapat beberapa kendala/faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan, program Dinas baik secara eksternal maupun internal.

Secara faktual Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor dihadapkan kepada masalah utama sebagai berikut:

1. Pengembangan Bogor sebagai kota wisata pendidikan, wisata kuliner, wisata ilmiah, wisata belanja, wisata ziarah dan sejarah belum terfasilitasi secara terencana dan terprogram.

(42)

2. Pengembangan budaya tradisional belum terintegrasi ke dalam potensi pada bidang kepariwisataan, pendidikan, potensi ekonomi dan industri Kota Bogor.

3. Belum maksimalnya pemetaan potensi ekonomi kreatif di kota Bogor.

(43)

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

A. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Propinsi

Berdasarkan penelaahan atas Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia yang merupakan acuan untuk pembangunan pariwisata di Kota Bogor, maka pola pengembangan pariwisata didasarkan atas paradigma berkelanjutan dan peningkatan daya saing, di dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan empat pilar kepariwisataan (destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata, dan kelembagaan pariwisata) sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, perjalanan wisatawan nusantara, meningkatkan devisa pariwisata, meningkatkan penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata, meningkatkan investasi bidang pariwisata, dan meningkatkan citra pariwisata Indonesia di mata dunia. Sehingga tujuan dari pembangunan kepariwisataan sesuai dengan UU No. 10 tahun 2009 “Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat” dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan penelahaan atas Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa arah dan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan kebudayaan merujuk kepada Nawacita 8 (melakukan revolusi karakter bangsa) dan Nawacita 9 (memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia). Sasaran

(44)

strategis dan tujuan strategis yang mendukung Nawacita 9 adalah peningkatan jati diri bangsa melalui pelestarian dan diplomasi budaya serta pemakaian bahasa sebagai pengantar pendidikan. Arah kebijakan dan strategi yang diperlukan untuk mendorong tercapainya sasaran strategis adalah sebagai berikut:

1. Memperkukuh karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dinamis, dan berorientasi iptek;

2. Meningkatkan apresiasi terhadap keragaman seni dan kreativitas karya budaya;

3. Melestarikan warisan budaya, baik bersifat benda (tangible) maupun tak benda (intangible);

4. Mengembangkan promosi dan diplomasi budaya; dan 5. Mengembangkan sumber daya kebudayaan.

Berdasarkan penelahaan atas Rencana Strategis Badan Ekonomi Kreatif, bahwa arah kebijakan pengembangan ekonomi kreatif adalah (1) memfasilitasi pengembangan riset dan edukasi ekonomi kreatif nasional;

(2) memfasilitasi akses permodalan bagi pelaku ekonomi kreatif nasional kepada sumber-sumber pendanaan dan menumbuhkembangkan alternatif sumber-sumber pendanaan baru; (3) membangun dan mengoptimalkan infrastruktur yang mendukung terwujudnya ekosistem ekonomi kreatif nasional; (4) menumbuhkan, menggerakan, meningkatkan, serta mengoptimalkan berbagai titik pemasaran produk dan jasa kreatif nasional di dalam dan luar negeri; (5) membangun kesadaran dan apresiasi publik

(45)

terhadap hak kekayaan intelektual, mengoptimalkan manfaat ekonomi bagi pemegang hak kekayaan intelektual; (6) membangun dan memperkuat kerja sama, serta menciptakan sinergi antar-lembaga dan wilayah, untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif nasional; dan (7) membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

Dalam pengembangan ekonomi kreatif di Provinsi Jawa Barat, dibangun arah kebijakan sebagai berikut:

1. Menciptakan iklim yang mendorong kreatifitas

a). Komisi Bandung atau Jabar kreatif, b). Pusat informasi industri kreatif (survey teratur) untuk mendukung riset dan pengembangan industri kreatif, c). Cetak biru pengembangan industri kreatif di Jawa Barat, d). Pengakuan kepeloporan dan prestasi dalam industri kreatif, e). Perlindungan hasil karya kreatif (hak cipta), f).

Kemudahan perijinan usaha industri kreatif, g). Paket kebijakan keuangandan h). Paket kebijakan investasi (layanan informasi investasi yang berkualitas internasional)

2. Mengembangkan kemampuan penciptaan rantai nilai kreatif

a). Integrasi kegiatan kreatif, bisnis, dan teknologi, b). Relevansi lembaga pendidikan dengan bisnis kreatif, c). Layanan investasi yang berkualitas internasional, d). Akses modal kerja atau pembiayaan bisnis kreatif, e). Perlindungan terhadap karis pekerja kreatif dan penyetaraan gender

(46)

3. Meningkatkan peluang atau permintaan terhadap produk kreatif a). Expo industri kreatif, b). Kawasan atau pasar kreatif, c). Duta Bandung kreatif di mancanegara, d). Cinta budaya bangsa Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 500/Kep.146-Bapp/2012

Kemudian berdasarkan penelahaan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2025, bahwa pembangunan kepariwisataan daerah meliputi pembangunan destinasi pariwisata, pembangunan indusri pariwisata, pembangunan pemasaran pariwisata, dan pembangunan kelembagaan pariwisata. Arah pembangunan kepariwisataan daerah meliputi pembangunan kepariwisataan daerah yang dilaksanakan dengan:

1. Berdasarkan prinsip pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan;

2. Orientasi pada upaya peningkatan pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta pelestarian lingkungan;

3. Tata kelola yang baik;

4. Terpadu lintas sektor, lintas Daerah Kabupaten/Kota, dan lintas pelaku; dan

5. Mendorong kemitraan sektor publik dan privat.

(47)

Dalam arah pembangunan industri pariwisata yaitu meliputi penciptaan iklim investasi dan usaha yang kondusif, penguatan jejaring nasional dan internasional industri pariwisata, dan pengembangan kemitraan industri besar di bidang pariwisata atau industri. Arah pembangunan pemasaran pariwisata meliputi pengembangan sistem pemasaran yang terpadu dan sinergis dan pengembangan pemasaran yang bertanggung jawab. Arah pembangunan kelembagaan pariwisata meliputi peningkatan integrasi dan koordinasi pembangunan kepariwisataan Daerah Kabupaten/Kota, peningkatan kapasitas dan kinerja kelembagaan kepariwisataan, pengembangan sistem insentif, dan pengembangan kerja sama dengan lembaga pendidikan.

Dengan mengacu pada arah kebijakan pembangunan kepariwisataan dan kebudayaan yang tertuang dalam Rencana Strategis Pemerintah Kota Bogor pembangunan kepariwisataan dan kebudayaan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di tahun 2019 – 2024 meliputi program pokok yaitu:

1. Program pengelolaan keragaman budaya.

Program ini terutama ditujukan untuk meningkatkan peranserta dan apresiasi masyarakat di bidang perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan keragaman budaya melalui kegiatan-kegiatan pokok :

a) Pengembangan dan Pelestarian Keragaman budaya;

b) Pengembangan Galeri Nasional;

c) Mendukung pelaksanaan festival / peristiwa budaya daerah;

(48)

d) Mendukung pengembangan keragaman budaya daerah; dan e) Pelaksanaan Koordinasi, Pelayanan Teknis dan Administrasi

pengelolaan keragaman budaya.

2. Program pengembangan pemasaran.

Bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar industri kebudayaan dan pariwisata Daerah melalui berbagai upaya pemasaran dan promosi terpadu, baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar Kota Bogor, untuk memantapkan citra Kota Bogor di tingkat Nasional maupun internasional dalam rangka mendorong peningkatan apresiasi industri budaya nasional, peningkatan arus kunjungan wisatawan mancanegara melalui implementasi kegiatan- kegiatan:

a) Promosi kebudayaan dan pariwisata dalam negeri;

b) Promosi kebudayaan dan pariwisata di luar negeri;

c) Pengembangan sarana dan prasarana promosi kebudayaan dan pariwisata;

d) Pengembangan informasi pasar wisatawan;

e) Mendukung pengembangan kebijakan pemasaran pariwisata daerah;

f) Mendukung promosi destinasi pariwisata daerah; dan

g) Pelaksanaan Koordinasi, Pelayanan Teknis dan Administrasi pengembangan pemasaran.

(49)

B. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

Sasaran pengembangan Kebudayaan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2019 – 2024 terbagi dalam 4 tujuan, yaitu:

MISI DAN TUJUAN

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA BOGOR TAHUN 2019 – 2024

No. Misi Tujuan Sasaran

1 Mewujudkan Kota Bogor yang cerdas

Terwujudnya pelestarian budaya dalam rangka menumbuhkembangkan jiwa kebangsaan generasi muda

Meningkatnya pengelolaan

keragaman budaya

Terwujudnya tata kelola urusan pemerintahan bidang Pariwisata, bidang Kebudayaan, bidang Kesenian dan bidang Ekonomi Kreatif yang efektif, Efisien dan Akuntabel

Meningkatnya kualitas tata kelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

2 Mewujudkan Kota Bogor Yang Sejahtera

Terwujudnya daya saing pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Bogor

Meningkatnya

kunjungan wisata di Kota Bogor

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi kreatif di Kota Bogor

(50)

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan membutuhkan faktor-faktor kunci penentu keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran tersebut di atas yang meliputi:

1. Kondisi Wilayah

Kondisi politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan merupakan faktor penentu utama keberhasilan pelaksanaan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan.

Kondisi daerah yang baik pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan akan berjalan sesuai dengan arah yang telah ditetapkan dalam rencana strategi pembangunan.

2. Fasilitasi

Peran utama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah sebagai fasilitator pembangunan Kepariwisataan dan Kebudayaan di Kota Bogor. dengan demikian, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan harus menjadi instansi terdepan yang mampu memberikan kemudahan bagi tersedianya berbagai pedoman, norma, kriteria, standar dan prosedur yang diperlukan, juga mampu memberikan dukungan, bantuan, bimbingan arahan, dan upaya-upaya rintisan pengembangan Kepariwisataan dan Kebudayaan bekerja sama dengan seluruh stakeholders.

3. Keterpaduan

Sebagai institusi pemerintah Daerah di bidang kepariwisataan dan kebudayaan, harus mampu memposisikan diri sebagai pemandu

(51)

(conductor) pencapaian keserasian pembangunan kepariwisataan dan kebudayaan antar daerah dan antar stakeholders. faktor kunci ini kunci ini sangat diperlukan untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan secara transparan, terkoordinasi, dan sinkron sehingga tercapai kesamaan gerak dan langkah dalam pembangunan kepariwisataan dan kebudayaan di Kota Bogor.

4. Peningkatan Sumber Daya

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan elemen yang sangat penting menunjang pembangunan: seperti penggunaan anggaran, pegawai (SDM), peraturan perundangan serta kelembagaan yang memadai agar pelaksanaan pembangunan berjalan sesuai arah yang telah ditentukan. Ketersediaan berbagai elemen ini akan memberi kemudahan dalam melakukan berbagai upaya peningkatan baik bagi Dinas Pariwisata, pihak swasta maupun masyarakat secara luas.

(52)

C. Program dan Kegiatan

Tujuan Sasaran Kode Program / Kegiatan Indikator Kinerja Program (Outcome)

Satuan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kon disi Kine rja Pad a Akhi

r Peri ode RPJ MD

Perangkat Daerah penanggun

g Jawab Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024

Target Rp Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Non Urusan Disbudpar

Terwujudnya tata kelola urusan pemerintah bidang pariwisata, bidang kebudayaan, bidang kesenian dan bidang ekonomi kreatif yang efektif, efisien dan akuntabel

Meningkatnya kualitas tata kelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Indeks Reformasi Birokrasi B B BB BB A A

Pelayanan Administrasi Perkantoran

Persentase pemenuhan Kebutuhan operasional perangkat daerah

100% 2.500 100% 2.500 100% 2.500 100% 2.500 100% 2.500 100% Disparbud

Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur

Persentase pemenuhan sarana prasarana aparatur

80% 2.000 85% 2.000 90% 2.000 95% 2.000 100% 2.000 100% Disparbud

Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan

Prosentase rekomendasi temuan Inspektorat Kota, Inspektorat Propinsi dan atau BPK yang ditindaklanjuti

90% 20 90% 20 95% 20 95% 20 100% 20 100% Disparbud

Nilai Hasil Evaluasi LKIP Perangkat Daerah

B BB BB BB A A Disparbud

Persentase capaian kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah Per Urusan

80 85 90 95 100 100 Disparbud

Urusan Kebudayaan

Referensi

Dokumen terkait

Bila budaya tinggi adalah sebuah bentuk dukungan terhadap kestabilan dan kemamapanan nilai-nilai dalam masyarakat, maka budaya populer pada awalnya bertindak sebagai counter culture

1) Adanya pewaris (muwaris) yaitu orang yang mewariskan hartanya atau si mayyit. Syarat dari adanya pewaris ini adalah seorang pewaris harus sudah meninggal dunia, baik meninggal

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji buah lengkeng dapat dibuat dalam bentuk krim antihiperpigmentasi yang memenuhi pengujian kestabilan farmaseutik berupa

Dalam rangka mengembangkan potensi Pariwisata dan Kebudayaan agar lebih berkualitas, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar selaku penanggung jawab teknis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi kebijakan pendidikan kewirausahaan di SKB Pacitan dilaksanakan mengacu kebijakan pemerintah pusat (UU, PP,

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder dari laporan keuangan Bank Umum Go Public yang terdaftar

Musibah yang terjadi belakangan ini baik yang disebabkan oleh alam ataupun faktor manusia atau sabotase nampaknya telah memacu perlunya pemikiran-pemikiran yang lebih nyata

Dari hasil tersebut, untuk mengetahui tingkat kesesuaian taman cerdas sebagai ruang publik skala pelayanan kelurahan terhadap konsep Kota Layak Anak (KLA) memiliki