• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOTIK 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BIOTIK 2017"

Copied!
532
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ISBN : 978-602-60401-3-8

SEMINAR NASIONAL

BIOTIK 2017

“ Pendidikan Sains Islami dalam Konteks Pengaplikasian Etnobiologi untuk Mewujudkan Generasi Berkarakter”

Editor

Sri Mulyani Endang Susilowati Karman Yon Vitner Debby A. J. Selanno Fakhri Yacob Mursito SB Roni Koneri Chumidach Roini Mudatsir

Universitas Negeri Semarang Universitas Negeri Mataram Institut Pertanian Bogor Universitas Pattimura

Universitas Negeri Islam Ar-Raniry Universitas Tadulako

Universitas Sam Ratulangi Universitas Khairun

Universitas Syiah Kuala

Layout & Sampul Fakhrul Razi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

2017

(3)

KATA PENGANTAR

uji syukur kehadhirat Ilahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, telah dapat menyukseskan seminar nasional tahunan pada tanggal 3 Mei 2017 di auditorium Ali Hasjmy. Pendidikan Sains Islami dalam Konteks Pengaplikasian Etnobiologi untuk Mewujudkan Generasi Berkarakter merupakan tema yang diusung pada Seminar Nasional Biotik tahun ini, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman insan akademik akan pentingnya Pendidikan Sains Islami dalam untuk Mewujudkan Generasi Berkarakter.

Terselenggaranya seminar nasional kali ini berkat kerjasama dari berbagai pihak, terutama para keynote speakers: Prof. Dr. I Gusti Putu Suryadarma, M.S – UNY Yogyakarta, membahas tentang “ Peran Membangun Karakter Kemandirian (Satu Pendekatan Etnobiologi Keunikan Lokal Dalam Perspektif Nasional Dan Refleksi Global), David Dellatore dan Mistar Kamsi dari Sumatran Orangutan Conservation Programm (SOCP), masing-masing membahas tentang; Penggunaan Teknologi Drone dalam Penelitian Biologi dan Survey Amfibia Reptilia Di Provinsi Aceh, Pulau Sumatera. Pakar Pendidikan Islam; Dr. Mujiburrahman, M.Ag yang juga merupakan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry membicarakan “Pendidikan Sains Islami dan Pembentukan Karakter Bangsa”.

Seminar Nasional Biotik 2017 ini mendapat perhatian dari berbagai perguruan tinggi dan instansi terkait melalui partisipasi aktif dalam seminar sesiparalel yang berjumlah 87 makalah dan 460 partisipan non-pemakalah, berasal dari dosen, peneliti, paraguru sekolah/madrasah dan mahasiswa (strata 1, 2, 3) diantaranya: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian, Fakultas Kelautan dan Perikanan, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ubudiyah, Universitas Muhammadiyah, Universitas Serambi Mekkah, Universitas Gunung Leuser Aceh Tenggara, Dinas Pertanian, Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Melalui Seminar Nasional Biotik ini akan terjalin kerjasama antar lembaga pendidikan, penelitian dan instansi terkait dalam mengembangkan potensi mahasiswa dan para civitas akademika.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya seminar ini, khususnyapara keynote speakers dan pemakalah sesi paralel serta partisipan, yang dengan ikhlas telah berbagi pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman mereka. Terima kasih juga dihaturkan kepada Sumatran Orangutan Conservation Program (SOCP), Yayasan Orangutan Sumatera Lestari- Orangutan Informatin Centre (OIC), dan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) yang turut menyukseskan seminar ini.

(4)

Penghargaan dan terima kasih atas kerja keras panitia dan dukungan para pimpinan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry sehingga seminar ini berjalan seperti yang direncanakan.

Semoga Allah melipatgandakan ganjaranNya, amiiin ya rabbal‘alamin.

Banda Aceh, 03 Mei 2017

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Ar-Raniry,

Samsul Kamal

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... iii UCAPAN TERIMA KASIH... x KEYNOTE SPEAKER

1. Peran Membangun Karakter Kemandirian (Satu Pendekatan Etnobiologi Keunikan Lokal Dalam Perspektif Nasional Dan Refleksi Global)

I Gusti Putu Suryadarma... 1 2. Pendidikan Sains Islami dan Pembentukan Karakter Bangsa

Mujiburrahman ... 17 3. Survey Amfibia Reptilia di Provinsi Aceh

Mistar Kamsi ... 21 MAKALAH PARALEL

E K O L O G I

4. Komposisi Tipe Cangkang Neratidae Di Perairan Payau Sungai Reuleung Leupung Kabupaten Aceh Besar

M. Ali S dan Asri Mursawal ... 26 5. Perilaku Berbiak Burung Madu Sriganti (Nectarinia jugularis)

Aida Fithri ... 30 6. Kajian Tempat Perindukan Nyamuk Aedes Di Gampong Ulee Tuy Kecamatan Darul

Imarah Aceh Besar

Elita Agustina & Kartini ... 33 7. Kepadatan Dan Pola Distribusi Corbicula fluminea Dna Bellamya javanica pada Areal

Persawahan di Desa Air Satan Kabupaten Musi Rawas

Nopriyeni... 39 8. Jenis Tumbuhan Moraceae di Kawasan Stasiun Ketambe Taman Nasional Gunung

Leuser Aceh Tenggara

Hasanuddin... 45 9. Jenis Tumbuhan Obat Tradisional di Desa Batu Hamparan Kecamatan Lawe Alas

Kabupaten Aceh Tenggara

Muhammad Yasir dan Asnah ... 51 10. Karakteristik Morfologi Daun di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Referensi

Morfologi Tumbuhan

Eriawati ... 55 11. Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dan

Habitatnya Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Pasie Lembang Aceh Selatan

Nanda Silvia, Nursalmi Mahdi, dan Elita Agustina ... 63

(6)

12. Persepsi Masyarakat Terhadap Kebebasan Fragmentasi Habitat Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Hutan Rawa Tripa

Wardatul Hayuni, Samsul Kamal, dan Nafisah Hanim ... 68 13. Bioekologi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) Pada Konflik

Gajah-Manusia di Provinsi Aceh

Kaniwa Berliani, Hadi S. Alikodra, Burhanuddin Masy’ud dan Mirza Dikari Kusrini. 73 14. Estimasi Biomassa Serasah Daun di Gunung Berapi Seulawah Agam Kecamatan

Seulimum Aceh Besar

Hadi Safriani, Rizkina Fajriah, Sarah Sapnaranda, Salminardi Mirfa, dan

Muslich Hidayat... 79 15. Analisis Vegetasi Tumbuhan Menggunakan Metode Transek Garis (Line Transect) di

Hutan Seulawah Agam Desa Pulo Kemukiman Lamteuba Kabupaten Aceh Besar Muslich Hidayat, Laiyanah, Nanda Silvia, Yenni Aulia Putri, dan

Nurul Marhamah... 85 16. Estimasi Stok Karbon Tanah di Hutan Seulawah Agam Desa Pulo Kemukiman

Lamteuba Kecamatan Seulimuem Kabupaten Aceh Besar

Nurul Farija, Rahmawati, Evi Agustina, Sriwahyuni, dan Muslich Hidayat ... 92 17. Spesies Ikan Karang di Zona Sub Litoral Perairan Rinon Kecamatan Pulo Aceh

Kabupaten Aceh Besar

Sahibul Annas, Samsul Kamal, dan Nursalmi Mahdi ... 97 18. Analisa Jenis Tumbuhan Sebagai Pakan Burung Rangkong di Kawasan Gugop

Pulo Breuh Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar

Syahrul Ramadhan, Mulyadi, Samsul Kamal dan Safryadi A. ... 101 19. Kajian Kuantifikasi Simpanan Karbon Tumbuhan Di Pegunungan Seulawah Agam

Kemukiman Lamteuba Kecamatan Seulimuem Kabupaten Aceh Besar

Muslich Hidayat, Rifdah Sumayyah, Nilam Sari, dan Nadilla ... 103 20. Identifikasi Makrozoobenthos di Perairan Krueng Sabee, Krueng Panga, dan Krueng

Teunom Aceh Jaya

Irma Dewiyanti, M Fersita dan Syahrul Purnawan... 109 21. Jenis-Jenis Collembola di Desa Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang

Khairuna, Lilis Maida, Rina Muliza, dan Sunarti ... 116 22. Kajian Spesies Ikan Karang di Zona Litoral Perairan Pulau Rubiah Kecamatan

Sukakarya Kota Sabang

May Suzan Syahputri, Putri Raisah, Aswiana, dan Syah Hamdani ... 121 23. Pola Distribusi Urchin (Echinoidea) Pada Ekosistem Terumbu Karang (Coral Reefs)

di Perairan Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Sebagai Penunjang Praktikum Ekologi Hewan

Muhammad Nazar, Zuraidah, dan Samsul Kamal ... 125 24. Strategi Mencari Makan Dan Bersarang Rayap Longipeditermes longipes

(Haviland, 1898) (Nasutitermitinae) Di Ekosistem Leuser, Sumatera

Syaukani Syaukani ... 132

(7)

25. Pengaruh Ketinggian Terhadap Keragaman Jenis Rayap (Isoptera) di Kawasan Ekosistem Seulawah

Farid Aditya dan Syaukani Syaukani... 137 26. Analisa Vegetasi Tumbuhan Menggunakan Metode Transek Garis (Line Transect) di

Kawasan Hutan Lindung Lueng Angen Kecamatan Sukakarya Kota Sabang

Khairini Rahma, Cut Dian Nova Arista, Ika Sri Widimulya HT dan Mulyadi ... 147 27. Jenis-Jenis Terumbu Karang di Pulau Rubiah Sabang

Fajar Rusman, Liza Utami, Yeni Wahyuni dan Najmul Falah... 153 BIODIVERSITAS

28. Biodiversitas Akuatik Pantai Teupin Layeu Iboih Sebagai Daya Tarik Ekowisata Bahari dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaannya

Dian Aswita dan Suleman Samuda ... 158 29. Keanekaragaman Arthropoda Permukaan Tanah di Bawah Tegakan Vegetasi Pinus

(Pinus merkusii) Tahura Pocut Meurah Intan

Lisa Fatmala,Samsul Kamal dan Elita Agustina ... 165 30. Struktur Komunitas Tumbuhan Herba di Bawah Tegakan Pohon Pinus (Pinus merkusii)

di Tahura Pocut Meurah Intan

Yusra, Muslich Hidayat dan Eriawati... 172 31. Keanekaragaman Spesies Burung di Kawasan Tahura Pocut Meurah Intan Aceh Besar

Azhari, Samsul Kamal dan Elita Agustina ... 180 32. Keanekaragaman Spesies Burung di Kawasan Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang

Binti Ramlah, Agus Mulizar, Dwikha Rahma Putri, Imam Ziaul Abror

dan Rizky Ahadi... 187 33. Struktur Komunitas Echinoidea (Bulu Babi) di Perairan Pesisir Pantai Teluk Nibung

Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil

Ibrahim Ibrahim, Cut Nanda Devira, dan Syahrul Purnawan ... 193 34. Keanekaragaman Collembola di Desa Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang

Ade Irma S, Hidayana, Murni Firoza dan Selly Widia Fatma... 199 35. Inventarisasi Jenis Paku di Kawasan Gunung Paroy Kecamatan Lhong Kabupaten

Aceh Besar

Ainol Mardhiah, Hasanuddin dan Eriawati ... 202 36. Keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat

di Lawe Cimanok Kecamatan Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan

Yennita Yuliani, Samsul Kamal dan Nafisah Hanim ... 208 37. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Kulet Kabupaten Aceh Selatan

Mardianti, Muhammad Nasir dan Cut Nanda Devira ... 216 38. Keanekaragaman Keanekaragaman Gastropoda di Zona Litoral Lhok Seudu

Leupung Aceh Besar

Cut Pah Nurul Asiah, M. Ali Sarong dan Samsul Kamal... 222 39. Keanekaragaman Fungi Mikoriza di Kawasan Hutan Seulawah Agam Desa Lamteuba

Droe Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar

Nadia Rahmi, Rafika Dewi, Rahayu Maretalina dan Muslich Hidayat ... 227

(8)

40. Struktur Komunitas Makroalga Ekosistem Terumbu Karang Perairan Pantai Air Berudang Kabupaten Aceh Selatan Sebagai Referensi Praktikum Ekolog Tumbuhan

Soraya Ulfa, Elita Agustina dan Muslich Hidayat ... 237 41. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Kawasan Gua Sarang Gampong

Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang

Husni, Heti Rahmiati, Ainun Mardhiah dan Ilya Faskanu ... 245 42. Keanekaragaman Serangga Pada Pohon di Kawasan Hutan Sekunder Desa Iboih

Kecamatan Sukakarya Kota Sabang

Julizar, Eka Sundari Emda, Amalia Nura dan Samsul Kamal ... 249 43. Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Pesisir Dedap Pulo Aceh Kabupaten

Aceh Besar

Samsul Kamal ... 252 44. Keanekaragaman Jenis Teripang (Holothuroidea) di Perairan Pantai Iboih Kota Sabang

Hedriansyah, Hardiansyah, Samsul Kamal dan Nurasiah... 260

BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI

45. Kajian Beberapa Manfaat Sekam Padi Di Bidang Teknologi Lingkungan Sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah Pertanian Bagi Masyarakat Aceh di Masa Yang Akan Datang

Husnawati Yahya ... 266 46. Pemanfaatan Adsorben Alami (Biosorben) Untuk Mengurangi Untuk Mengurangi

Kadar Timbal (Pb) Dalam Limbah Cair

Rizna Rahmi & Elita Sajidah... 271 47. Etnobotani dan Identifikasi Tumbuhan Obat Bagi Ibu Pasca Melahirkan di Desa Krueng

Kluet Kecamatan Kluet Utara Aceh Selatan

Tuti Marjan Fuadi... 280 48. Penambahan Ampas Tebu Sebagai Substrat Bibit Dalam Produksi Jamur Merang

(Volvariella volvacea)

Yulia Sari Ismail, Zairin Thomy, Muslim dan Cut Yulvizar... 289 49. Pengaruh Pupuk Organik Cair Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Selada

(Lactuca sativa)

Lina Rahmawati, Salfina dan Elita Agustina ... 296 50. Efek Uji Kandungan Protein dalam Susu Biji Durian (Durio zibethinus)

Maulidar Wati, Eva Nauli Taib dan Zuraidah ... 302 51. Uji Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Di Pasar Tradisional Kota Banda Aceh

Ayu Nirmala Sari, Diana Anggraeyani, Fitria Nelda Fautama, Mazaya Dirayathi,

Misdal, Nur Amalina Marfani, Nurfadhilah dan Ulva Usliana ... 306 52. Pemberian Pakan Terbatas Dan Tepung Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap

Persentase Karkas dan Persentase Lemak Abdominal pada Ayam Pedaging

Ahmad Syakir, Nurliana dan Sri Wahyuni... 311 53. Pengaruh Efek Pemanfaatan Kulit Nenas (Ananas comosus (L.) Merr) dalam

Pakan Fermentasi Terhadap Kandungan Protein Daging Ayam Potong

Idham Noviandi, M. Aman Yaman dan Rinidar ... 318 54. Kiambang (Pistia stratiotes) Sebagai Agen Fitoremediasi Logam Krom (Cr)

Isratul Izzah, Supriatno dan Wardiah... 324

(9)

55. Pengaruh Pemberian Deksametason Terhadap Kadar Alp Dan Kreatinin Tikus (Rattus norvegicus) Galur Wistar

Syukriah ... 331 56. Karakteristik Hasil Varietas/Genotipe Padi (Oryza sativa L.) Terpilih di Lahan

Tadah Hujan

Cut Nur Ichsan, Bakhtiar, Efendi dan Sabaruddin ... 336 57. Pertumbuhan Setek Nilam (Pogostemon cablin Benth) Akibat Pengaruh Dosis

Arang Kompos Bioaktif Dan Jenis Zat Pengatur Tumbuh

Fitri Pratama Ayu Marpaung, Elly Kesumawati dan Nurhayati ... 347 58. Analisis Pengaruh Pemberian Irigasi Secara Defisit Melalui Sistem Irigasi Tetes

Terhadap Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)

Susi Chairani, Syahrul dan Firnanda Mirza ... 356 59. Kajian Etnobotani Tanaman Obat Masyarakat Meunasah Rayeuk, Aceh Jaya

Nurlia Zahara ... 362 60. Kajian Etnobotani Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat di Desa Rima Kecamatan Bukit

TusamKabupaten Aceh Tenggara

Safryadi A., Aisyah R. Nasution dan Mahdalena... 367 61. Perilaku Masyarakat Terhadap Pengendalian Vektor Tular Penyakit Demam Berdarah

di Gampong Binaan Akademi Kesehatan Lingkungan

Kartini dan Elita Agustina ... 381 BIDANG MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA

62. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Sembung (Blumea balsamifera (L.) Dc.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (Mrsa)

Alfi Amalia, Irma Sari dan Risa Nursanty... 387 63. Uji Antijamur Ekstrak Etil Asetat Daun Sembung (Blumea balsamifera (L) Dc)

Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans Resisten Flukonazol

Juwarisman, Irma Sari dan Risa Nursanty ... 392 64. Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Heksan Dan Metanol Dari

Daun Tutup Bumi (Elephantopus Scaber ) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (Mrsa)

Irma Sari dan Risa Nursanty ... 397 BIDANG BIOEDUKASI DAN PTK

65. Pengaruh Kompetensi Guru Biologi Dalam Melaksanakan Pembelajaran di Madrasah Aliyah Dan Tsanawiyah

Eva Nauli Taib dan Evinopita Taib... 403 66. Pekarangan Sekolah Sebagai Media Pembelajaran Biologi pada Materi

Keanekaragaman Hayati di SMP Negeri 3 Badar

Nurdin Amin dan Weka Jaya Yanti B... 410

(10)

67. SMP Alam Mahira Bengkulu Dan Penerapan Model Pembelajaran Learning By Doing Dalam Pembentukan Karakter Serta Menumbuhkan Semangat Kewirausahaan Siswa

Hardiansyah... 418 68. Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa Dengan Penerapan Strategi Pembelajaran

Pemberdayaan Berpikir Melalu Pertanyaan Pada Siswa SMP Negeri 2 Banda Aceh

Cut Nurmaliah dan Khairil... 424 69. Analisis Soal Pilihan Ganda Materi Sistem Pernapasan Untuk Penerapan Pembelajaran

Menggunakan Media Audio Visual pada Pesantren Moderen Kota Banda Aceh

Ulya Azra dan Ismul Huda ... 428 70. Taraf Kesukaran Dan Diskriminasi Soal Ujian Untuk Penerapan Model Pembelajaran

Discovery Learning Pada Madrasah Aliyah Kota Banda Aceh

Fazrina dan Ismul Huda ... 434 71. Problematika Calon Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran di SMK Negeri 1 Darul

Kamal Aceh Besar

Nurasiah... 439 72. Upaya Pengetahuan Dan Tingkat Kepedulian Siswa SMAN Terhadap Orangutan

Sumatera (Pongo abelii) Di Kawasan Taman Buru Linge Isaq Kabupaten Aceh Tengah

Rafika Dewi, Nursalmi Mahdi dan Samsul Kamal ... 445 73. Analisis Rubrik Penilaian Sikap Siswa Pada Subtema Macam-Macam Sumber Energi di

Kelas IV SD Negeri 53 Banda Aceh

Tursinawati dan Ismi Fitria Ulfa... 449 74. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ciri-Ciri Khusus Yang Dimiliki Hewan

Melalui Model Kooperatif Tipe Talking Stick Di Kelas VI MIN Mesjid Raya Banda Aceh

Tasnim Idris, Wati Oviana dan Marlinawati ... 456 75. Penerapan Strategi Pembelajaran PQ4R Dengan Media Komik Terhadap Aktivitas

Siswa Pada Materi Kingdom Animalia Di SMA Negeri 1 Lhoknga Aceh Besar

Neneng Afrida, Samsul Kamal dan Elita Agustina ... 462 76. Penerapan Metode Simulasi Berbasis Biodutaiment Terhadap Hasil Belajar dan

Aktivitas Siswa Pada Materi Sel di Kelas XI SMAN 5 Banda Aceh

Susi Susanti... 466 77. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ciri-Ciri Khusus Yang Dimiliki Hewan

Melalui Model Kooperatif Tipe Talking Stick Di Kelas VI MIN Mesjid Raya Banda Aceh

Nafisah Hanim... 470 78. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Animasi Dalam Smartphone Pada

Materi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Untuk Siswa Kelas XI di SMA Negeri 5 Banda Aceh

Sultia Linika Sari, Anton Widyanto dan Samsul Kamal... 476 79. Implikasi Model Pembelajaran Think Pair (TPS) Berkompetisi Terhadap Hasil Belajar

Kognitif Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Geografi Lingkungan dan Sumber Daya Alam

Muhammad Okta R.M... 486

(11)

80. Pengaruh Penggunaan Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Di SMP Negeri 1 Darussalam

Liza Yunita, Samsul Kamal dan Eva Nauli Taib... 493 81. Kemampuan Analisis Isu Sustainibility Siswa Sekolah Menengah Pharmasi Semarang

Jawa Tengah

Prasetyo ... 498 82. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Pada Pelajaran IPA

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV MIN Lamtamot Aceh Besar

Aida Oktariza, Misbahul Jannah & Darmiyah ... 502 83. Penerapan Scientifik Approach Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Pembelajaran IPA di Kelas IV MIN Tungkop Aceh Besar

Reza Safitri, Misbahul Jannah & Sri Mutia ... 511

(12)

UCAPAN TERIMA KASIH

Kesuksesan Pelaksanaan Seminar Nasional Biotik 2016 dengan tema “Pendidikan Sains Islami dalam Konteks Pengaplikasian Etnobiologi untuk Mewujudkan Generasi Berkarakter” tidak terlepas dari bantuan dan kontribusi berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan seminar ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya seminar ini, terutama para nara sumber utama, para pemakalah sesi paralel yang telah bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka. Semoga hasil seminar ini yang ditampilkan dalam prosiding ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu biologi di masa yang akan datang. Kemudian terima kasih juga dihaturkan kepada Sumatran Orangutan Conservation Program (SOCP), Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Centre (YOSL-OIC), dan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) yang turut menyukseskan seminar ini. Akhirnya, penghargaan dan terima kasih atas kerja keras panitia sehingga seminar ini berjalan seperti yang direncanakan. Semoga Allah melipatgandakan amal ibadah kita, amiiin ya rabbal‘alamin.

(13)

MAKALAH UTAMA

(14)

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8

MEMBANGUN KARAKTER KEMANDIRIAN SATU PENDEKATAN ETNOBIOLOGI KEUNIKAN LOKAL DALAM PESPEKTIF NASIONAL DAN REFLEKSI GLOBAL

I Gusti Putu Suryadarma

Guru Besar Etnoekologi Universitas Negeri Yogyakarta Email: samodhaya@yahoo.com

ABSTRAK

Alam adalah guru pertama dan utama bagi seseorang yang mampu membaca serta memaknai dalam membangun kepribadiannya. Keutuhan kepribadian mencakup; kelembutan hati dalam merasakan, kekuatan otak untuk memikirkan dan ketrampilan fisik untuk mewujudkan. Fenomena alam dan keunikan setiap kawasan merupakan karuniaNya untuk kehidupan. Memahami kecerdasan alam, keberadaan semesta melalui ketajaman menginderaan, kekuatan penalaran dalam membangun karakter sebagai tujuan utama pendidikan. Masyarakat Indonesia berawal dan bertumpu pada kehidupan agraris dan mereka lebih berpegang pada kepercayaan daripada rasionalitasnya. Kenusantaraan terbentuk karena keunikan geologis, geografis, klimatologis sehingga terwujud keunikan kewilayahan sebagai biosistem. Biosistem kewilayahan yang terdiri atas keanekaragaman flora fauna dalam berbagai macam ekosistem. Setiap etnik tumbuh sesuai keunikan wilayah, ketersediaan sumberdaya alam dan kulturalnya. Interaksi keseluruhan fenomena alam membentuk persepsi masyarakat yang dapat dimanfaatakn sebagai informasi dasar pendekatan etnobiologi. Tujuan penulisan makalah; untuk mengangkat keunikan persepsi masyarakat, dimana persepsi terbentuk melalui penapisan; kepercayaan, keagamaan, motivasi kultur masyarakat melalui kajian etnobiologi dalam perspektif nasional dan refleksi global.

Keunikan etnik dalam memhami alam dan sumber informasi biologis sebagai landasan pendidikan karakater. Pemanfaatn unikan kultural masyarakat Aceh yang bersumber dari agama Islam dalam mengembangan karakter keislaman melalui pembelajaran biologi. Pembelajaran keunikan masyarakat Aceh, melalui keterpaduan pengembangan kurikulum, kebijakan dan kaidah kidah pendidikan. Pengintegrasian antara nilai manfaat melalui kajian ilmiah dan secara selektif melakukan upaya pengembangan karakter Islami. Keutamakan karakter tercermin pada indikator berpikir, berbicara dan berbuat kebaikan sesuai kaidah keislaman. Globlasisasi adalah satu kenyataan, satu kenyataan dalam aktivitas kehidupan termasuk dalam pendidikan, sebagai konsekuensi keberadaan teknologi dan keterbukaan informasi. Masyarakat sesuai profesinya memiliki pilihan dalam menghadapi deburan gelombang tersebut. Bagaimana strategi lembaga pendidikan dalam menseleksi sesuai keunikan wilayahan, kemasyarakatan, dan siswa secara terintegrasi sebagai tujuan utama pendidikan karakter keislaman. Globalisasi ibarat sebuah kekuatan gelombang tsunami sehingga diperlukan upaya kreatif dalam menyikapinya. Pendekatan etnobiologis merupakan salah satu pilihan jalan, pilihan jalan sederhana dan penuh makna.

Membuat kegiatan pembelajaran mulai dari satuan-satuan kecil dan jadikanlah kegiatan bervariasi sesuai keunikan subyek.

Kata Kunci: Etnobotani, Perspektif Nasional, Refleksi Global, Karakter

PENDAHULUAN

etika masa remaja (gumanti bajang), seumpama sekuntum bunga sedang mekar (tan binaya pucuk nedeng kembang). Apabila sekuntum bunga tumbuh di pinggir jalan (mentik di rurunge), semua orang memetik (mekejang mengempok) dan selanjutnya bunga dibuang (raris keentungang). Tetapi sebaliknya ibarat bunga

kenanga (bungan sandat), walaupun sudah layu, ia masih harum (selayu layune enu miyik).

Itulah sebaiknya dijadikan teladan (ento nyandang tulad), berbuat baik selama hidup (sak-uripi melaksana becik). Wahai para muda mudi (para truna truni) sebaiknya engkau saling mengasuh, dengan kasih sehingga menjadi asah ( mangda saling asah, asih, asih).

(15)

I Gusti Putu Suryadarma

Hendaknya belajar rukun bersaudara dengan memupuk kebajikan (menyama beraya).

Kebaikan pasti ditemukan (rahayu kepanggih).

Yan gumanti bajang

Tan bina ya pucuk nedeng kembang Mentik di rurunge

Mekejang mengempok Raris keentungan

Ya i bungan sandat

Sak layu layune eneu miyik Ento nyandang tulad

Sauripe melaksana becik

Para truna truni

Mangda saling asah asih asuh Menyama baraya, ento pikukuhin Rahayu kapanggih

Nyanyian pengungkapan penggunaan macam bunga sebagai sifat manusia ketika remaja dan apa semestinya dilakukan, baik sebagai individu ataupun kelompok) merupakan salah satu pengenalan keunikan bunga sebagai fenomena alam. Bunga sebagai obyek alam sebagai sarana pendidikan. Penggunaan sarana obyek biologi dan keunikan sifatnya sebagai sarana pembelajaran dalam pembentukan sifat dan perilaku (karakter). Bunga bintang (Isotoma longiflora) umumnya tumbuh di pinggir jalan, bentuk dan warna bunga sangat eksotik, sehinnga menarik untuk dipetik, akan tetapi selanjutnya bunga dibuang. Berbeda dengan sifat bunga kenanga (Canangium odoratum) yang memiliki sifat sebaliknya.

Bunga kenanga walaupun layu, tetapi baunya tetap harum. Keharuman sifat itulah sebaiknya ditiru oleh para pemuda pemudi. Sifat saling kasih, untuk mengasuh dalam bergaul dan bersaudara. Keharuman bunga tidak dapat melawan arah angin, akan tetapi keharuman perbuatan dapat menembus ruang dan waktu.

Perbuatan baik adalah inti keharuman.

Pemaknaan keunikan obyek biologi dalam kultur masyarakat dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi melalui pendekatan

etnobiologi. Pemahaman keunikan bunga bintang dan bunga kenanga secara ilmiah dapat dilacak klasifikasinya, sebagai komunikasi ilmiah. Misalnya klasifikasi bunga bintang (Plantamor, 2008)

Kingdom : Plante

Subkingdom : Tracheobionta Super Devisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida

Ordo : Campanulales

Family : Campanulaceae

Genus : Isotoma

Species : Isotoma longifolia

Pendekatan etnobiologi bertumpu pada pemanfaatan obyek biologi dalam satuan biosistem oleh satu etnik dalam lintasan waktu.

Pemanfaatan pada waktu lampau, sekarang dan mendatang sesuai dinamika kehidupan masyarakat.Misalnya pemanfaatan Isotoma longifolia sebagai obat mata tidak hanya secara tradisi tetapi melalui kajian ilmiah, dan pemanfaatan sebagai pestisida alami dalam pengendalian hama terpadu. Bunga kenanga dapat dikembangkan sebagai ekstrak minyak wangi, bahan herbal, dan inspirasi pembuatan kerajian perak bermotif bunga kenanga ( Suryadarma, 2007). Etnobiologi sebagai bagian desiplin biologi bersifat multidesiplin yang mencakup hubungan antara kultur masyarakat dan komponen biologis dalam lingkungan pada waktu lampau dan sekarang.

Ethnobiology originates from “ethnos”

and “biology”. It is a sub- discipline of biology that can be defined as the interdisciplinary study of the relationship between human culture and the biological components of the environment in the context of past and present.

Ethnobiology comprises the sub disciplines of,

ethnozoology, ethnoecology,

ethnopharmacology, ethnomedicine, ethnomycology, and ethnoveterinary (Conklin 1954; Cotton 1996; Harshberger 1896). In the past, ethnobiology and ethnozoology have begun without a name in Asia and Mediterranean basin (Ford 2011). Ethnobotany

(16)

Membangun Karakter Kemandirian Satu Pendekatan Etnobiologi Keunikan Lokal dalam Perspekftif ....

was formerly known as aboriginal botany (Powers 1874) but then in 1896 Harshberger introduced the documentation of uses of plants as ethnobotany (Harsberger 1896).

Ethnobiology developed as economic botany due to the scientific interest in the economic value of plants, by the eighteenth century (Safitri, 2016).

Keunikan Kultural Masyarakat Nusantara Masyarakat nusantara yang berada pada beberapa pulau besar dan puluhan pulau kecil, dan mereka hidup dalam keunikan geologis, geografis, klimatologisnya sebagai keunikan bisistemnya. Masyarakat hidup dilatarbelakangi keunikan ekosistem, fauna, flora serta adat istiadat dan keagamaan sebagai unit bioregionnya. Masyarakat Jawa, masyarakat Aceh, masyarakat Bali dan masyarakat etnik lainnya di Indonesia memiliki keunikan bioregion. Misalnya; keunikan penggunaan berbagai perumpamaan oleh kelompok masyarakat adat Bali dan mereka berpengetahuan dalam kehidupannya.

Pengetahuannya diangkat dari keunikan lingkungan yang diungkapkan dalam bentuk

ungkapan, sindiran, nyanyian, dan berbagai analogi (Suryadarma, 2012).

Balinese who are use the uniqueness of biodiversity resources and ecological phenomena in their daily life to founding proverb and song to our self evaluation. Human species is the culminating point of the creation but in the man alone are animal, human and divine qualities alive and active together. These is reason why who Balinese use proverbs, analogy, and song as part of learning process.

Learning is processes of our escalation where it processes is analog with the process of transformation on butterfly life cycle

Keunikan kebudayaan masyarakat bersumber dari nilai nilai keagamaan dan perpaduan antara fenomena ekologis wilayah dan keanekaragaman hayatinya Keunikan perumpamaan, analogi, syair dan jenis lagu daerah di Nusantara sangat bertumpu pada perpaduan diantaranya Keunikan keberadaan dan pemanfaatan berbagai makhluk hidup oleh etnik masyarakat sebagai salah pusat kajian etnobiologi. Kajian etnobiologi mencakup semua fenomena biologi sesuai tema dalam Basic Science Curriculum Study (BSCS).

Keutuhan BSCS dapat diungkapkan pada Gambar 1 (Suryadarma, 2015).

Gambar 1. Skema BSCS Etnobiologi memusatkan perhatian pada

pemanfaatan obyek biologi dan persoalannya

dalam rentang waktu ke waktu. Misalnya ungkapan karakter merujuk pada alur

(17)

I Gusti Putu Suryadarma

kehidupan dan keunikan kewilayahan yang membangun lingkungan sosial kultural.

Masyarakat agraris etnik Nusantara dimana mereka hidup menyatu dengan alam yang terungkap dalam sistem bioregional, sehingga masyarakat tradisional terikat pada bioregionnya dan berbeda dengan masyarakat perkotaan (Suryadarma, 2009). Anggota masyarakat agraris menempatkan dirinya sebagai bagian alam dan saling ketergantungannya. Masyarakat menerima segala sesuatu kejadian yang menimpa dirinya, keluaraga dan atau desanya sebagai bagian dari kehendakNya. Misalnnya; seseorang menyatakan ungkapan bioregional berikut.

“Saya berasal dari utra Gunung Batukaru, di sebelah selatan Danau Beratan.

Desa saya diapit dua buah sungai besar, yaitu Yeh Sungi dan Yeh Panan. Rumah saya di utara Pasar Marga, dimana pernah terdapat sebuah pohon beringin besar. Saya putra dari Gusti Made Tusian dan Mekel Berta, dan saya putra pertama. Nama saya I Gusti Putu Suryadarma.

Pola bioregional hampir dimiliki setiap orang dalam masyarakat tradisional sesuai keunikan wilayahnya. “ Desa saya berada di sebelah selatan gunung , pada bagian timur sungai, bernama Desa Miren. Rumah saya dekat sebuah danau dan disampingnya ada pohon randu alas. Orang tua saya bernama Poniman, dan saya bernama Lindu Aji, karena lahir pada saat terjadi gempa besar.

Nama seseorang diperkenalkan pada bagian akhir, dimana seseorang berada pada satu satuan sistem, yaitu sistem biofisik maupun sosial dan kulturalnya. Letusan Gunung Merapi yang dialami masyarakat Yogyakarta, bagi Mbah Marijan penjaga kunci Gunung Merapi bukanlah bencana, tetapi letusan tersebut dipandang sebagai sebuah hajatan Gunung Merapi. Mbah Marijan sebagai Juru Kunci tidak melarikandiri dalam pengungsian karena kawasan Gunung Merapi adalah bioregionnya.

Pandangan berbeda diungkapkan oleh Dr Surono sebagai seorang ahli gunung berapi dan kegempaan (Bagaimana bioregional masyarakat

Aceh di pesisir dan di pegunungan, masrakat perdesaan dan perkotaan ?)

Keunikanbioregion dapat diarahkan dan diintegrasikan dalam kebijakan pemberdayaan masyarakat. Keterpaduan antara keunikan biosistemnya, keberadaan, distribusi dan keanekaragaman makhluk hidup dan nilai manfaatnya. Keluasan ragam kombinasinya sebagai dasar penunjang kehidupan (Suryadarma, 2013) Matrik dasar keunikan Nusantara sebagai negeri diantara nusa membentuk keunikan formasi vegetasi dan keberadaan binatang sebagai biosistem.

Keunikan matriks seperti berikut.

 Terletak diantara lempeng cincing api geologis

 Formasi Geologis dan Geografi serta Klimatologis berdampak pada Edafik

 Keberadaan dan Pola Sebaran Tipe Ekosistem dari Pantai sampai Pegunungan

 Komposisi jumlah Pulau Besar dan Ribuan Kepulauan Kecil

 Keberadaan Mosaik Keunikan Etnik Nusantara sebagai fakta sejarah

 Tingginya Keanekaragaman tumbuhan dan binatang

 Keberdaannya Sepanjang Tahun sesuai Dinamika Musim

 Keunikan kultural dalam pemanfaatannya

 Ketersediaan Teknologi Tradisional dan Perkembangan Teknologi Tepat Guna

 Kemunculan Diversifikasi Desa Wisata dan Perkembangan Kuliner Indonesia

 Dan berbagai keunikan lainnya

(Bagaimana keunikan kewilayahan Aceh?) Kombinasi variasi turunan matriks menghasilkan alternatif pilihan sebagai strategi pencapaian; ibarat variasi turunan genom dalam tubuh makhluk hidup. Bangsa Indonesia memiliki pola tanam tidak dibatasi waktu, satu negeri yang memiliki kelimpahan sinar matahari sepanjang tahun. Salah satu bangsa yang memiliki keanekaragaman ekosistem; mulai dari ekosistem savana di kawasan timur, luasan dataran pada berbagai pulau besar, kawasan payau sebagai pelindung pantai dan habitat

(18)

Membangun Karakter Kemandirian Satu Pendekatan Etnobiologi Keunikan Lokal dalam Perspekftif ....

pemijahan ikan, dan keberadaan pegunungan bersalju di Papua. Indonesia adalah salah satu bangsa yang memiliki keunikan kultural dalam pemanfaatan umbi-umbian, buah- buhan, biji bijian dan berbagai jenis binatang. Pola pemanfaatan dalam satuan wilayah dalam dari waktu ke waktu dan pengetahuan masyarakat sebagai kajian etnobiologi.

Bangsa Indonesia kini menghadapi tantangan dalam penyediaan sumber daya pangan dan masyarakat dihadapkan dengan fenomena dislokasi, yaitu dislokasi ekologis dan kultural karena berbagai sebab. Generasi muda dan orang kaya di perkotaan dan bahkan perdesaan memiliki kecenderungan terpesona pada keajaiban produk makanan olahan bahan baku gandum. Keganjilan kebijakan beras miskin sebagai sebuah pengingkaran pada Dewi Sri sebagai Dewi Kesuburan bagi masyarakat Jawa dan Bali. Kebijakan impor kedele transgenik bahan tahu tempe dan impor berbagai buah sub tropik sebagai salah satu sikap pengingkaran terhadap kelimpahan keanekaragaman hayati di jamrud katulistiwa dan melemahkan kultural masyarakatnya.

Model Konstruksi Pembelajaran Etnobiologi Pemerintah dan para pihak dalam menghadapi tantangan pendidikan dapat memilih jalan tengah, sebagai jalan rekonsialiasi. Jalan rekonsiliasi menuju hidup berkarakter, berkepribadian, dan pengembangan pendidikan bertumpu pada keunikan wialyah, kultural masyarakat, nilai nilai keagamaan melalui kajian ilmiah. Pola pengembangannya analog dengan strategi permaculture, sebagai pilihan hidup mandiri. Permakultur sebagai pola hidup mandiri diangkat dari berbagai keunikan masyarakat, dan hidup mandiri memiliki pilihan jalan emas dengan pertanyaan berikut . “Apakah yang dapat diperoleh bila kawasan ekositem dimanfaatkan? Bagaimana caranya agar ekosistem tetap lestari?. Misalnya apakah yang dapat diperoleh dari keunikan

wilayah Propinsi Aceh dan keunikan kultural dan kedalaman nilai nilai keislaman bila dilakukan pembangunan melalui pendidikan?.

Pendidikan keislaman dan pembangunan keunikan karakter masyarakat Aceh yang mana yang dapat dikembangkan?

1. Bagaimanakah pengembangan kesehatan ibu dan anak setelah masa kelahiran?.

Kajian ilmiah bahan bahan terapi masa kelahiran dan sesudah kelahiran. Literasi sains dan pngembangan pengetahuan para dukun bayi melalui bantuan alat alat medis dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, Kedokteran, sebagai upaya pembanugnan yang bertumpu pada keunikan kultur masyarakat Aceh

2. Bagaimana pengembangan pendidikan secara terpadu melalui kebudayaan ibu menyusu dan mengasuh anak?.

Pengembangan pendidikan bekerjasama dengan BKKBN dalam pengembangan keluarga berencana dan pendidikan anak soleh berbasis kultur masyarakat

3. Bagaimana kajian ilmiah terhadap terhadap semua gerakan Sholat pada kesehatan tubuh dan kesehatan rohani secara terintegrasi sebagai bagian pendidikan karakter melalui kajian kesehatan?

4. Bagaiman kegiatan lainnya di bidang pertanian, peternakan dalam strategi ketahanan dan keamanan pangan keluarga Strategi pengembangan kegiatan antara lain melalui jalan emas berikut; Membangun kegiatan sekecil apapun dan membuat variasi kegiatan sesuai kebutuhan masyarakat (Suryadarma, 2015). Membangun model pemahaman dan literasi sains terhadap semua kegiatan masyarakat sebagai proses pendidikan.

Semua pihak, masyarakat, para siswa belajar sepanjang hari. Misalnya melakukan literasi sains tentang nilai nilai konservasi tentang isu sosial kultural dan keagamaan masyarakat Bali Tabel 1 (Suryadarma, 2012).

(19)

I Gusti Putu Suryadarma

Table 1. Number of Animals and Each Characteristics

Number

Local Name English Scientific Name

Characteristic of Animal and Indicating of Human Character

1 Kekket

Putri malu

Putri malu Caesalpinia bonducella

Shrubs where it has pointed in the stem and it stem always cathing in all side

A trouble man where he or she life

2 Buah Pinang Bettle nug Areca catechu L

It fruits contaoins strong tannin it caused poisonous

A poison person when he chewing areca fruit

3 Mako

Tembakau

Tobacco Nicotiana tabacum

It leaf contain strong nicotine that it caused addict

Like a poison person when she or he chewing tobacco

5

Janggu

Dringo Fennel flag Acorus calamus

All part of it plant has strong aromatic.

Propocate man

6

Gedebomg

Pisang Banana Musa paradisiasa

Like stem of banana where it cool and much more water

Frigide women although she has a big body

8

Tabia krinyi

Cabe Chilli paper Capsicum fructecen

Like chilli paper that is small but has hot taste

Like a little man but he or she has many potentialities

9

Nyuh gading

Kelapa

Coconut Cocos nucifera

The smoth form of fruit yellow coconut and erected position

Like mame a girl who has god form, and staright position

10 Padi

Padi

Rice Oriza sativa

The stem it plants is straight and smooth

Like a women who has a smoot and a long thigh

Etc

Literasi sains berbagai lagu lagu sebagai pendekatan etnobotani pada kehidupan kultural masyarakat. Mengintegrasikan pendekatan etnobobiologi melalui pendidikan formal,

informal dan non formal sebagai upaya pendidikan karakter

Pola literasi sains dapat mengangkat keunikan kebudayaan lokal dalam proses belajar secara sambung budaya pada tema konservasi

(20)

Membangun Karakter Kemandirian Satu Pendekatan Etnobiologi Keunikan Lokal dalam Perspekftif ....

ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Konservasi yang bertumpu pada konsep proses belajar secara ilmiah, nilai manfaat tumbuhakan, nilai pengetahuan sumber daya melalui teknolgi tepat guna. Terjadinya proses pembelajaran bagi semua pihak sesuai keunikan perannya.

Misalnya; kelompok masyarakat belajar nilai nilai konservasi dari keunikan lokalnya melalui penjelasan ilmiah. Para pelajar, mahasiswa mulai belajar menggunakan model pendekatan terbalik yaitu para siswa mulai dikenalkan dari produk hilirnya, karena mereka berada pada kondisi kehidupan kekinian. Para siswa memiliki kecenderungan lebih mengenal produk sumber daya dalam bentuk olahan dan bentuk olah sudah jauh berbeda dari hulunya.(

Suryadarma, 2014). Para siswa dan masyarakat lebih mengenal es krim sebagai sebuah produk dari pada buah coklat, kelapa, tebu, vanili sebagai sumber bahan bakunya. Masyarakat lebih mengenal pempek sebagai produk akhir dari jenis ikan yang digunakan sebagai bahan bakunya.

Pendekatan Etnoekologis

Pemahaman keunikan lingkungan sebagai awal pemahaman fenomena ekologis tidak dapat dimaknai hanya sebagai fenomena ekologis material. Pemaknaannya sangat ditentukan keunikan persepsi setiap etnik sebagai esensi pendekatan etnoekologi. Pola serupa dapat

diterapkan pada pemanfaatan sumber daya dan pengetahuan masyarakat. Pendekatan etnoekologi sangat sesuai keunikan masyarakat dalam menanggapi keunikan lingkungan yang berbasis pada persepsi masyarakat. Praksis dan artefak etnoekologi merupakan produk aktivitas masyarakat dalam pemanfaatan keunikan alammnya. Paling tidak ada empat prinsip utama ilmu pengetahuan yang mendasari etnoekologi; yaitu antropology, ethnobiology, agronomy, environmental geography (Toledo, 1992), (Suryadarma, 2016).

Kajiannya bertumpu pada cara pemanfaatan alam oleh sekelompok masyarakat sesuai keunikannya; kepercayaan, pengetahuan, tujuan dan pandangannya. Pandangan dan kepercayaan terhadap alamnya (corpus), rangkaian proses pengolahan sumber daya (praxis), karakteristik dan dinamika kualitas ekosistemnya sebagai totalitas kegiatannya. Inti keilmuan sebagai corpus mencakup kenampakan simbol, konsepsi terhadap alam dan praksisnya tampak berupa artefak hasil pengelolaan. Pengenalan fenomena ekologis melalui hubungan berbagai binatang sesuai keunikannya dapat digunakan sebagai pendekatan pembelajaran ekologi dan pemaknaannya sebagai upaya pembentukan karakter. Misalnya penggunaan pola hubungan ekologis pada cerita rakyat masyarakat Bali ( Suryadarma, 2015).

Balinese Proverb

Tuk tuk tuk

Ngudiang I kedis blatuk ngulkul?

I capung engkok ngabe tumbak poleng

Ngudiang capung engkok ngaba tumbak poleng?

I kunang-kunang ngaba api

Ngudiang I kunang-kunang ngaba api?

I Bedude ne peteng-peteng ngurek tahin sampi

The Meaning of Proverbs

Tuk tuk tuk…tuk

Why blatuk bird hamers the wood drum?

Because yellow dragon fly handle the black white stick

Why the yellow dragon fly handle it sticks?

Because kunang kunang prepare a fire

Why kunang kunang prepare a fire?

Because the black insects eating faeces of a cow

(21)

I Gusti Putu Suryadarma

Ngudiang I beduda ngurek tain sampi?

I sampi meju dijalane

Ngudiang I sampi menju dijalane?

Dije men cang meju dadi di bungut Dewane meju

Plok bungut I sampi dipukul Btatare Guru Ento ngranang bungut I sampi tusing ngelah gigi.

Why the blackc insect eating cow faeces?

Because the cow faecing in the road Why the cow faecing in the road?

The cow asked to Deva Guru who as teacher of knowledge

Where I am must faecing ?

My I am faecing in mouth of Deva of Teacher?

Crakks...the mouth of cow was hammered by Deva Teacher Than all the theeth of cow on the upper jaww are falled That the cause why a cow doesn’t have a teeth a upper jaw

Pengungkapan hubungan diantara berbagai binatang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dasar dasar ekologi berbasis keanekaragaman fauna sesuai etniknya.

Ungkapan dan dialog antara Batara Guru dalam mitologis berbagai binatang menggambarkan hubungan sebab akibat dalam kajian ekologis.

Pengungkapan hubungan antara makhluk hidup melalui kegiatan dialogis sebagai proses pembelajaran dan pengembangan karakter. Para siswa atau mahasiswa seolah olah terlibat dan mengambil peran dalam dialog. Ibarat dialog antara setiap makhluk dalam cerita karena setiap makhluk menempati keunikan relungnya.

Penempatan relung sebagai strategi ekologis dalam mempertahankan kehidupan dan kelangsungan speciesnya. (Bandingkan dengan cerita rakyat di Aceh!).

Betara Guru yang diumpamakan sebagai pengembala bertanya pada burung pelatuk. “ Mengapai engkau burung pelatuk membunyikan kentongan (kulkul) ?. Burung pelatuk menjawab; “ karena ada seekor capung membawa senjata tombak loreng (tombak poleng), capung menjawab. “ Mengapa capung membawa tombak loreng, bhatara Guru bertanya? Kepada capung. “, dan si capung menjawab. “karena si kunang kunang membawa api. Hai? “ Mengapa kunang kunang membawa api?, karena si serangga kutis malam malam menimbun kotoran sapi. Mengapa serangga kutis malam hari menimbun kotoran sapi, karena sapi bunag kotoran di jalanan. “hai sapi,

mengapa membuang kotoran di jalan”? tanya Betara Guru terakhir kalinya. Sapi menjawab, “ dimana saya harus buang kotoran kalau tidak di jalan?”. Apa saya boleh buangh kotoran di mulut betara Guru?”. Begitu sapi selasai bicara mulutnya langsung digampar oleh sehingga gigi pada rahang atasnya rontok. Itulah sebabnya mengapa sapi tidak memiliki geraham pada rahang atasnya.

Penggunaan cerita rakyat, perumpamaan, sangat bernilai dalam proses pembelajaran, khususnya pendidikan yang berbasisi pada keunikan kultural. Perlunya membangun keahlian, ketrampilan bagi para guru, atau yang dituakan untuk dapat menjelaskan cerita rakyat, atau pengetahuan tradisional lainnya secara ilmiah, sebagai upaya pendidikan karakter. Bagi masyarakat Aceh, lebih penting dari itu adalah pengembangan akhlak mulia sebagai tujuan pendidikan keislaman dalam perspektif nasional dan refleksi global.

Pola Konstruksi Penggunaan Fabel

Setiap anak sangat menyukai cerita keunikan dongeng, cerita rakyat yang diangkat dari keunikan fables. Penggunaan fabel selain memberi informasi ekologis, karena fabel sangat efektif mengarahkan perhatian siswa dari kehidupan lampau menuju kehidupan kekinian (Gersie ,1992) (Fien, 1997:iv 1) 9 Suryadarma, 2012).

Fable are culturally and it rich resource for learning activities. It is very relevant to

(22)

Membangun Karakter Kemandirian Satu Pendekatan Etnobiologi Keunikan Lokal dalam Perspekftif ....

current concern about the ecological phenomena, because many fables focus on the human character and how it created. How we can criticized our self and for harmony in our groups or communities (Cough, Annette, 1997:

iv.1). The series of activities about the important of fables as a teaching method and about ways in which fables can be used to achieve the objectives of both ecological information and develop student character. Every student to make list uniqueness of fables and categories them according to a range of ecological information and to develop our values.

Bagaimana cara menggunakan keunikan pengetahuan masyarakat lokal sebagai sumber belajar biologi dalam berbagai bidang dan

bagaimana mengkemas sebagai sumber informasi biologi sebagai bagian pendidikan karakter?. Model pendekatannya antara lain menggunakan pendekatan seperti seorang pelukis yaitu FORTH-N (Suryadarma, 2012 ).

The method using it fables to preparation the students learning activities through FORTH- N models. It models consist of fifth steps. It steps are; Ngorten (brainstorming), Nyawi (clue), Nyigar (divided), Nyapuh (finishing), and Nyastra (meaningful). The sequences of it methods are follows. These step are; Ngorten (brainstorming), Nyawi (clue and categories), Nyigar (classifying and divided), and Nyapuh (finishing and meaningful).

Figure 2. FORTH-N models. Ngorten (brainstorming), Nyawi (categories and clue), Nyigar (classified and divided), Nyapuh (finishing and meaningful.

Proses pengkemasan sebagai bagian pembelajaran biologi mengikuti kaidah kaidah keilmuan. Pengkemasan mencacu pada tujuan pembelajaran, pencapaian standar kompetensi, model pendekatan pembelajarannya. Pencapaian konsep sesuai tuntutan kurikulum melalui proses seleksi dan strukturisasi. Misalnya analisis berbagai macam cerita, perumpamaan, sebagai sumber informasi ekologis (Suryadarma, 2012). Pengembangan karakter sebagai bagian dari pencapaian kompetensi inti.

Kompetensi inti anatara lain mengagumi keanekaragaman ciptaan dan keunikan sifatnya

yang membangun aliran kehidupan. Hubungkan kompetensi Inti, Kompetensi Dasar sesuai tertuang dalam silabus dan kurikulum. Bentuk media pembelajaran dan model pendekatan disesuaikan dengan sifat materi, keunikan wilayah dan tingkatan cintasekolah.Mengagumi dan mengharagai setiap ciptaan adalah salah satu tujuan pengembangan karakter. Mencintai dan mengharagai keanekaragaman sebagai sebuah karakter mengagumi kuasa Illahi.

Kecintaan akan alam semesta dapat dikembangkan dengan berbagai cara sesuai keunikan wilayah, kultural dan tujuan

(23)

I Gusti Putu Suryadarma

pembelajaran. Menghaagai dan mencintai kawasan hutan bakau sebagai satu karunia, karunia sang Pencipta karena telah menciptakan

kawasan pemijahan ikan, perlindungan pantai dari terpaan angina kencang dan perlindungan dari badai laut.

Table 2. Selected Processes of Fable Tantri Kamandaka as a Source Ecological Information No Uniqueness

of Fables

Animal object

Ecological Information Meaning of Fables

1 Dialogue between Cow and a dog about a Tiger

Cow

Dog

Lion

Cow is the symbol of satwam – the Truth. He will answer everyone’s request.

He is omniscient, He is everywhere, and whatever be their wants and desire.

Cow eat a grass and it transform into milk

Dog is symbol of tamasa sexualy affinity, reproductive animals, have many babies. Fighting to get food, pairs and sleep if all enough. Reproductive strategies to protect our species.

Lion is symbol of rajasa powerful, of fighter, hunter, wide territory, and fighting between their groups for their hegemony .

Conclusion

Each animal have specific behavior for survive their existence. Cow, dog and Lion that is not comparable

The moral of this story is that when you are under a wish celestial cow, whatever thoughts you get will surely come true. The enter world may be compared to a wish- celestial cow. If you have a good thought, you have a good result, if you have bad thoughts, bad results will follow Therefore you should be never harbor bad feeling or bad thoughts. That is why Swami has often said. “Be good, do good, see good…(Say Baba 2005: 95-96)

Dog was the servant, and dog has been guardian of hell. Dog honors its gifts and is loyal to the trust placed in its care. The message that dogs is trying to give you is that you must delve deeply into your sense of service to others

Please try to give it meanings!!!!

Conclusion

Every person they have a unique talent and unique way of expressing it. There is something that you can better than anuone else in the whole world- and for every unique talent and unique expression of that talent, there are also unque needs. Expressing your talents to fulfill needs created unlimied wealth and abundance (Chopra, 1993: 10).

(24)

Membangun Karakter Kemandirian Satu Pendekatan Etnobiologi Keunikan Lokal dalam Perspekftif ....

No Uniqueness of Fables

Animal object

Ecological Information Meaning of Fables

2 Dialogue between butterfly and snake

Butterfly

Snake

Butterfly is symbols of spirit transformation. It has life cycle from egg-larva- cocoon. Larva eat leave, cocoon going in and butterfly eat a nectar

Symbols of transmutation life. Snake has skin for our body covering, shedding skin, some has poison, selected food and efficiencies in its manage.

Conclusion

Each animal has different way to strategies to protected their life and for survival.

The power that butterfly brings to us is the art of transformation in your position in your life cycle. Like butterfly you and we are always at the certain station in your life activities.

You may be at the eggs, which is the beginning of all things. This is the stage at which an idea is born, but is not yet become a reality. The larva stage is the point at which you decide to create the idea in the physical world. The cocoon stages involves “going within”, doing or developing your project, idea, or aspect of personality. The final stage of transformation is the leaving of the chrysalis and birth. This last step involves sharing the colors and joy of your creation with the world. Butterfly can give clarity to your mental process, help you organize the project you are undertaking, and assist you in finding the next step for your personal life or career (Sam, 1999; adapting Suryadarma, 2011:5

The transmutation life- death- rebirth cycle is exemplified by the shedding snake skin. It is energy of wholeness, cosmic consciousness, and ability to experience anything willingly and without resistance. It is the knowledge that all thing are equal in creation and that those things which might be experience as poison can be eaten, ingested, integrated and transmuted if one has the proper state of mind.

Conclusion

The learning from uniqueness of snake therefore we have used certain aspects of each animal character. We apply to the human search for unity with all our relation.

It is through nature that the teaching comes, and it is to nature that we will all return. All space is sacred space. Every place in mother Earth holds a specially energized connection to some living creature and is therefore to be honored (Sam, 1999; adapting Suryadarma, 2011:5

The The monkey which roam, travel here and there, the very picture of unsteadiness

and fickleness,

Monkey with training, it too, can be brought under control. .Similarly the mind is always unsteady and wavering. In addition to its wavering quality, the mind is also strong and stubborn or immovable. Just as with training

(25)

I Gusti Putu Suryadarma

No Uniqueness of Fables

Animal object

Ecological Information Meaning of Fables

3

Dialogue between monkey and dog to kill the turtle

Monkey

Turtle

unpredictable

Conclusion???

Try do it !!!!!

Turtle has shall for protection our soft body inside. Live in the water and the land depend on situation. Breathing with a lung, position of nostril in upper of head. Feet completely with specific vibrant between their fingers. Turtle buries the sand and put its eggs, allow the sun to hatching

even a monkey can be controlled, in same way the mind, which is also strong and fickle, can be controlled by detachment and constant practice. In other word by Vairagya and Abhyasa. What means education? Detachment refers to realizing the temporary nature of objects and not allowing the mind to get attached to these transient things. It does not necessarily means that you feel hatred (extreme dislike) for them. It means that you feel no mental attachment toward them.

Totally giving up all the objects of the phenomenal world is is not possible. However you can give up your “ mines”, your sense of possessiveness. Once you give that up, than you can go a head and enjoy the various objects of the world; they will not cause any harm (damage). In the phenomenal world, every thing, every person, and every object undergoes change.

Conclusion

The world consists of three main types of change, growth, existence and decay. These are the changes to which all objects are subjected. To delude yourself into thinking that this transient impermanent world is really permanent, and to become attached to the various objects in it, is very foolish, indeed .

Like Turtle, we are also has a shields that protect ourselves from hurt, envy, jealousy, and unconsciousness of others. Turtle teaches us through its habit patterns, how to use protection. Use the water and earth energies, which represent Turtle two homes, to flow harmoniously with your situation … Turtle has a fine teacher of the art of grounding. In learning to ground, you are placing focus on your thought and actions …. Turtle buries its thoughts, like its eggs, in the sand and allow the Sun to hatch the little ones. This teaches you to develop your ideas before bringing them out in the light. We are can learn or Turtle teaches us through its habit patterns, how to use protection. Use the water and earth energies, which represent Turtle two homes, to flow harmoniously with your situation and to place your feet firmly on the ground in a power

(26)

Membangun Karakter Kemandirian Satu Pendekatan Etnobiologi Keunikan Lokal dalam Perspekftif ....

No Uniqueness of Fables

Animal object

Ecological Information Meaning of Fables

Dog See the dog!!!

stance.

Conclusion

Turtle has a fine teacher of the art of grounding. In learning to ground, you are placing focus on your thought and actions and slowing to a pace that assures completion Turtle buries its thoughts, like its eggs, in the sand and allow the Sun to hatch the little ones.

This teaches you to develop your ideas before bringing them out in the light.

And so on

Pranatamangsa sebagai Pengetahuan Pertanian Lokal

Keunikan musim dan perilaku tumbuhan serta binatang yang bertumpu pada posisi matahari dan rasi bintang relah menjadi pengetahuan masyarakat jawa dan Bali dalam bidang pertanian. Kehebatan peengetahuan Pranatamangsa yang telah mencapai umur ratusan tahun kini hampir kehilangan kekuatannya. Kehilangan kekuatan karena pengaruh faktor internal dan eksternal.

Masyarakat kehilangan kepercayaan diri terhadap pengetahuan dan kulturalnya,

sedangkan di sisi lain mereka tidak mempunyai kemampuan bersaing dengan pengetahuan modern. Masyarakat kehilangan kepercayaan diri dan kita selalu mengacu kebudayaan luar.

Pranatamangsa disusun berdasarkan kejadian alam seperti; musim hujan, musim kemarau, musim berbunga, letak bintang di jagatraya, pengaruh bulan purnama terhadap pasang surut air laut dan sebagainya. Masyrakat Jawa menyebut pranatamangs.. Kertamasa secara skematik dinyatakan sebagai berikut ( Yulianto, 2012).

Gambar 3. Skematik Pranatamangsa (sumber)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Affandi (2009) menyatakan bahwa penduduk lanjut usia yang bekerja umumnya ditunjang dengan kondisi kesehatannya, yang memungkinkan lansia

Keragaman tersebut dapat berpengaruh terhadap proses pembangunan. Selama ini pusat pertumbuhan berada di wilayah dengan topografi datar. Pembangunan di wilayah bergunung

Target penatalaksanaan konstipasi kronis adalah untuk mengurangi gejala, mengembalikan kebiasaan defekasi yang normal, keluarnya feses yang berbentuk dan lunak setidaknya 3 kali

Mereka mengemukakan Teori Sumber Daya Manusia dalam manajemen dan pendekatan klasik berlaku pada hubungan kerja, faktor-faktor sosial dalam pekerjaan termasuk kerja tim,

Mekanisme perencanaan dan penganggaran yang responsif gender dapat digambarkan dalam Diagram 1, yang dimulai dari analisis situasi/ analisis gender untuk mengetahui potensi

Penelitian bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh layanan informasi terhadap kedisiplinan siswa, 2) pengaruh bimbingan pribadi terhadap kedisiplinan siswa, 3)

Pedoman pengorganisasian & pelayanan panitia PPI : SPO identifikasi peralatan yang kadaluwarsa MANAJEMEN PENGGUNAAN

Berdasarkan curah hujan dengan peluang 70% dan ET o bulanan tertinggi yang telah diketahui dari analisis sebelumnya kemudian dikombinasikan dengan nilai koefisien tanaman