• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PELAKSANAAN. A. Hasil Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PELAKSANAAN. A. Hasil Penelitian"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

38 BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PELAKSANAAN

A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan

Penelitian dilaksanakan di TK MTA Polokarto yang berlokasi di Jengglong RT 03 RW V No 17, Jatisobo, Polokarto, Sukoharjo. Subjek penelitian yang digunakan merupakan salah satu kelas yaitu B1 dengan usia anak 5-6 tahun yang berjumlah 11 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari tahun ajaran 2018/2019.

Fokus pada penelitian ini adalah pengembangan keterampilan menyimak anak dengan menerapkan cooking class.

Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada Juli 2018 mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa keterampilan menyimak pada anak masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari belum tercapainya tugas perkembangan anak pada indikator melaksanakan perintah berurutan, menjawab pertanyaan serta menceritakan kembali. Penilaian dalam penelitian ini menggunakan skor 1-4 untuk memudahkan menghitungan dengan keterangan 1 yaitu belum berkembang (BB), 2 yaitu mulai berkembang (MB), 3 yaitu berkembang sesuai harapan (BSH), 4 yaitu berkembang sangat baik (BSB).

Tabel 4.1 Persentase Data Keterampilan Menyimak Pratindakan Aspek yang

Diukur

Indikator Tuntas Belum Tuntas

F Persentase F Persentase Menerima

Bahasa

Melaksanakan Perintah Berurutan

8 50% 8 50%

Mengungkapkan Bahasa

Menjawab Pertanyaan 6 37,5% 10 62,5%

Menceritakan Kembali 5 31,25% 11 68,75%

commit to user

commit to user

(2)

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Melaksanakan perintah berurutan

Menjawab pertanyaan

Menceritakan kembali

Tuntas Tidak Tuntas Tabel 4.1 menjabarkan bahwa sebelum tindakan diberikan keterampilan menyimak yang dimiliki anak belum mencapai batas ketuntasan yakni 75% pada setiap indikatornya. Ketika menjalankan tugas yang berkaitan dengan keterampilan menyimak anak merasa kesulitan.

Anak akan meminta bantuan dari guru atau teman lain yang dianggap mengerti. Anak kesulitan untuk menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali kegiatan yang telah dilakukan dalam sehari. Selain itu ketika diminta untuk melaksanakan perintah secara berurutan anak akan melakukan dengan urutan yang terbalik. Berdasarkan tabel 4.1 tersebut dapat disajikan distribusi perkembangan keterampilan menyimak dalam bentuk diagram sebagai berikut :

Gambar 4.1 Grafik Perolehan Data Keterampilan Menyimak Anak Pratindakan

Berdasarkan hasil distribusi data frekuensi keterampilan menyimak anak usia 5-6 tahun dapat disimpulkan bahwa 50% atau sebanyak 8 anak belum mampu melaksanakan perintah berurutan yang diberikan oleh guru.

Anak mampu melaksanakan perintah namun jika perintah diberikan secara berurutan banyak anak yang kesulitan. Indikator menjawab pertanyaan diperoleh data sebanyak 62,5% atau sebanyak 10 anak belum mampu melaksanakan. Ketika guru bertanya anak merasa kesulitan untuk menjawab

commit to user

commit to user

(3)

meskipun materi telah disampaikan atau telah dilaksanakan oleh anak. Anak hanya menjawab 1-2 dari total 5 pertanyaan yang diberikan. Indikator menceritakan kembali diperoleh data sebanyak 68,75 atau 11 anak belum mampu. Anak kesulitan untuk mengungkapan pendapat dengan bercerita.

Anak kesulitan untuk merangkai kata dan menghubungkan kalimat sehingga membentuk cerita, untuk itu guru selalu membantu ketika anak bercerita.

Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Klasikal Keterampilan Menyimak Pratindakan

Kriteria Ketuntasan F Persentase

Tuntas 5 31,25%

Belum Tuntas 11 68,75%

Jumlah 16

Persentase Ketuntasan Klasikal (5:16) X 100% = 31,25%

Persentase Belum Tuntas Klasikal (11:16) X 100% = 68,75%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebelum tindakan diberikan, keterampilan menyimak yang dimiliki anak kelompok B1 TK MTA Polokarto belum mencapai target ketuntasan klasikal yakni 75%. Penjelasan tabel 4.2 akan dirincikan dibawah gambar 4.2. Berdasarkan tabel 4.2 dapat disajikan data dalam bentuk diagram sebagai berikut :

Gambar 4.2 Grafik Perolehan Data Keterampilan Menyimak Anak Pratindakan Secara Klasikal

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Persentase

Tuntas Belum tuntas

commit to user

commit to user

(4)

Sebelum pemberian tindakan diperoleh hasil sebesar 31,25% atau sebanyak 5 anak mampu mencapai ketuntasan secara klasikal. Anak tuntas mencapai indikator melaksanakan perintah berurutan, menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali. Hasil tersebut masih jauh dari target ketuntasan klasikal yakni sebesar 75% sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan menyimak pada anak kelompok B1 TK MTA Polokarto masih rendah. Data inilah yang dijadikan dasar adanya penelitian mengenai keterampilan menyimak anak kelompok B1 TK MTA Polokarto tahun ajaran 2018/2019.

2. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilakukan pada hari Jumat 18 Januari 2019 dan Sabtu 19 Januari 2019. Tahap pelaksanaan penelitian pada siklus I akan disusun seperti berikut:

a. Siklus I Pertemuan I 1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus I pertemuan I dilakukan pada hariSenin 14 Januari 2019 dan Kamis 17 Januari 2019 oleh peneliti dan guru kelas terkait dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan I pada hari Jumat 18 Januari 2019.

Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah melihat RKM yang dibuat oleh guru agar kegiatan memasak dapat disesuaikan dengan tema.

Setelah memilih kegiatan yang akan di praktikkan peneliti kemuadian berkonsultasi dengan guru kelas. Kegiatan yang telah dipilih adalah membuat kamera dari roti tawar yang juga disetujui oleh guru kelas.

Selanjutnya peneliti membuat RPPHsebagai panduan pelaksanaan kegiatan penelitian yang telah disesuiakan dengan tema dan indikator penilaian.

2) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan pada hari Jumat 18 Januari 2019. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dengan cooking class dengan tema membuat kamera dari roti tawar. Kegiatan dimulai pada pukul 07.45 WIB anak-anak berbaris di halaman sekolah untuk melaksanakan

commit to user

commit to user

(5)

senam hingga pukul 08.00 yang selanjutnya masuk ke dalam kelas masing-masing.

Kegiatan awal berlangsung selama kurang lebih 30 menit yang diawali dengan salam oleh guru dan dijawab oleh anak. Kemudian guru menanyakan hari dan tanggal. Selanjutnya guru dan anak melantunkan doa harian , hadist, hafalan surat pendek serta menyanyikan beberapa lagu. Guru juga menanyakan kegiatan yang telah dilakukan pada hari sebeumnya. Setelah itu guru mulai memberitahuan yang akan anak pelajari seperti topik dan langkah kegiatan. Anak terlihat antusias mendengarkan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan anak laksanakan.

Kegiatan inti berlangsung selama kurang lebih 45 menit. Guru menjelaskan alat dan bahan serta langkah kegiatan dalam membuat kamera dari roti tawar. Guru membagikan alat dan bahan di setiap meja, kemudian anak mempraktikkan sesuai dengan instruksi dari guru secara Bersama-sama. Beberapa anak dapat melaksanakan dengan baik, beberapa anak lain meniru temannya. Setelah semua anak selesai membuat kamera dari roti tawar, guru dibanntu oleh peneliti akan menanyai anak satu persatu mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan.

Kegiatan istirahat berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Semua anak keluar dari kelas untuk bermain dihalaman dan melakukan aktivitas sesuai keinginan anak. Selama kegiatan istirahat berlangsung anak dipanggil satu persatu unutk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru atau peneliti. Setelah itu anak masuk kedalam kelas untuk mengulas kembali yang telah dipelajari dalam sehari. Peneliti dan guru melihat pada setiap anak sejauh mana anak mampu menceritakan kembali kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian guru melakukan penutupan seperti bernyanyi dan berdoa bersama dengan anak. Sebelum pulang guru memberikan permainan pada anak berupa melaksanakan perintah berurutan yang dikemas dengan santai.

commit to user

commit to user

(6)

3) Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati seluruh proses kegiatan yang dilakukan anak di dalam dan di luar pembelajaran.

Observasi dilakukan ketika anak anak melaksanakan cooking class dan setelahnya. Penilaian keterampilan menyimak pada indikator menjawab pertanyaan dilakukan oleh guru maupun peneliti sehingga menghemat waktu. Observasi dilakukan dengan berdasarkan pedoman berupa instrument penelitian dan rubrik penilaian. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil foto kegiatan anak, hasil tes serta rekaman video.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan didapat hasil yang sedikit berbeda dengan hasil pratindakan. Anak lebih antusias ketika mengikuti cooking class,meskipun terdapat beberapa anak yang belum memperhatikan guru sepenuhnya. Hasil pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I dapat dilihat pada table 5 berikut

Tabel 4.3 Persentase Data Indikator Menjawab Pertanyaan dan Menceritakan Kembali Kegiatan Siklus I Pertemuan I

Kriteria Indikator

Menjawab Pertanyaan Menceritakan Kembali

Tuntas 8 anak 50% 7 anak 43,75%

Belum Tuntas 8 anak 50% 9 anak 56,25%

Distribusi frekuensi penilaian indikator menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali kegiatan siklus I pertemuan I dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti berikut :

0%

20%

40%

60%

Menjawab pertanyaan Menceritakan kembali

Tuntas Belum tuntas

commit to user

commit to user

(7)

Gambar 4.3 Grafik Perolehan Data Indikator Menjawab Pertanyaan dan Menceritakan Kembali Siklus I Pertemuan I

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil nilai keterampilan menyimak anak kelompok B1 TK MTA Polokarto meningkat setelah penerapan cooking class. Siklus I pertemuan I dua indikator yang dinilai yaitu menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali. Hasil penilaian dua indikator tersebut masih belum mencapai target ketuntasan.

Indikator menjawab pertanyaan menunjukkan 8 dari 16 anak mampu menjawab pertanyaan dengan keterangan anak mampu menjawab 3 dari 5 pertanyaan yang diajukan. Anak antusias pada kegiatan sehingga memperhatikan setiap materi yang disampaikan oleh guru. Anak memahami materi yang telah diberikan oleh guru mampu menjawab pertanyaan dengan baik, 8 anak lainnya belum mampu menjawab 3 pertanyaan sehingga dinyatakan belum tuntas. Anak yang belum mampu menjawab pertanyaan disebabkan karena tidak memperhatikan kegiatan atau melakukan aktivitas lain selama cooking class berlangsung. Indikator lainnya yaitu menceritakan kembali kegiatan yang telah dilakukan sebanyak 7 anak mampu menceritakan kembali, sedangkan 9 lainnya belum tuntas dikarenakan kurang memahami kegiatan yang telah dilakukan. Beberapa anak terlihat malu ketika diminta untuk bercerita, adapula anak yang tidak mampu merangkai kata menjadi kalimat sehingga tidak membentuk cerita sehingga dinyatakan belum tuntas.

4) Refleksi

Hasil refleksi pada siklus I pertememuan I ini adalah masih banyak anak yang belum mencapai indikator keterampilan menyimak meskipun pelaksanaan cooking class berjalan lancar. Beberapa anak masih melakukan aktivitas sendiri selama kegiatan berlangsung. Ada pula anak lain yang hanya terfokus pada bahan yang disediakan sehingga kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Pengaturan waktu juga menjadi kendala karena ternyata masih terdapat banyak waktu ketika kegiatan berakhir, sehingga memberikan kesempatan pada anak untuk bermain

commit to user

commit to user

(8)

lebih lama. Hal ini salah satunya disebabkan karena kurangnya koordinasi antara guru dengan peneliti. Selanjutnya pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan I ini akan dijadikan sebagai acuan oleh peneliti dan guru untuk lebih dapat mengontrol waktu pembelajaran, meningkatkan koordinasi antara guru dan peneliti serta menyusun kegiatan yang lebih menarik.

b. Siklus I Pertemuan II 1) Perencanaan Tindakan

Hasil dari refleksi siklus I pertemuan I bahwa antara guru dan peneliti kurang koordinasi sehingga pelaksanaan cooking class mengalami beberapa kendala. Maka dari itu setelah pelaksanaan siklus I pertemuan I peneliti dan guru berdiskusi terkait pelaksanaan siklus I pertemuan II agar persiapan lebih matang. Guru harus paham kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus I pertemuan II sehingga pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan rencana. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar kerja jika waktu pembelajaran masih tersisa setelah cooking class.

Perencanaan tindakan siklus I pertemuan II dilakukan setelah selesai tindakan pertama yaitu 18 Januari 2019. Perencanaan yang dilakukan untuk siklus I pertemuan II diantaranya menyusun RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian), skenario pembelajaran, alat dan bahan yang digunakan untuk cooking class serta mengatur ruang kelas. Peneliti dan guru mendiskusikan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan 2 yaitu Sabtu 19 Januari 2019.

Skenario dan RPPH telah disusun berdasarkan RKM yang disiapkan oleh sekolah. Tema yang digunakan pada pertemuan II yaitu rekreasi dengan topik makanan, minuman dan obat-obatan. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah membuat bola coklat dan jus melon. Penilaian akan dilakukan untuk mengambil data pada indikator melaksanakan perintah berurutan. Kegiatan akan disesuaikan dengan waktu pembelajaran karena hari Sabtu anak pulang pada pukul 10.00

commit to user

commit to user

(9)

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menerapkan cooking class.

Anak-anak akan membuat bola coklat dan jus melon dengan bimbingan guru. Guru bertugas sebagai pengajar dan peneliti akan mengamati jalannya kegiatan pada hari Sabtu 19 Januari 2019.

Bel sekolah berbunyi pukul 07.45. Semua anak berbaris di halaman sekolah dan mulai berbaris sesuai dengan kelas masing-masing. Setelah berbaris dan senam pagi anak masuk ke dalam kelas masing-masing. Anak boleh minum dan beraktivitas lain sebelum guru masuk ke dalam kelas.

Guru kemudian masuk ke dalam kelas dan memulai pembelajaran.

Kegiatan awal berlangsung selama 30 menit dimulai dengan berdoa, salam dan presensi. Selain itu guru juga melakukan tanya jawab dengan anak-anak. Cooking class dimulai pada pukul 08.45 dengan penejalasan guru mengenai perlengkapan rekreasi. Setelah menjelaskan alat dan bahan guru mendemonstrasikan cara membuat bola coklat. Anak- anak diberikan alat dan bahan dan mulai untuk membuat sendiri sesuai dengan arahan dan bimbingan dari guru. Ketika anak merasa kesulitan guru menjelaskan kembali yang seharusnya dilakuakn oleh anak. Selesai membuat bola coklat guru menjelaskan langkan untuk membuat jus melon.

Anak diberi melon dan membuat jus bersama dengan kelompoknya.

Cooking class berlangsung selama 60 menit. Setelah itu anak-anak diberi waktu untuk beristirahat selama 15 menit.

Kegiatan akhir berjalan 15 menit, guru memberikan perintah berurutan kepada anak. Guru bersama peneliti dan yang membantu peneliti, menilai anak dengan 5-6 anak setiap penilai nya sehingga semua anak dinilai sesua dengan rubrik penialain yang dijadikan pedoman.

Kegiatan diakhiri dengan doa dan nasihat dari guru kelas.

3) Observasi

Observasi dilakukan difokuskan pada indikator melaksanakan perintah berurutan. Peneliti mengamati secara langsung dan maupun dengan video agar hasil lebih akurat. Pengamatan berpedoman pada

commit to user

commit to user

(10)

instrument dan rubrik penilaian. Hasil penilaian indikator melaksanakan perintah berurutan anak terlihat sangat bersemangat karna dilakukan dengan permainan. Berikut adalah hasil penilaian indikator melaksanakan perintah berurutan.

Tabel 4.4 Persentase Penilaian Indikator Melaksanakan Perintah Berurutan Siklus I Pertemuan II

Kriteria Melaksanakan Perintah

Berurutan

Tuntas 10 anak 62,5%

Belum Tuntas 6 anak 37,5%

Distribusi data hasil siklus I pertemuan II pada indikator melaksanakan perintah berurutan dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Gambar 4.4 Grafik Perolehan Data Indikator Melaksanakan Perintah Berurutan Siklus I Pertemuan II

Penilaian indikator melaksanakan perintah berurutan dilaksanakan di akhir pembelajaran dan terdapat beberapa anak yang sudah tidak focus.

Penerapan cooking class pada siklus I pertemuan II mendapatkan hasil bahwa 10 dari 16 anak tuntas dengan keterangan anak mampu melaksanakan 3 dari 5 perintah tanpa bantuan orang lain. Anak antusias ketika perintah berurutan disampaikan dalam bentuk permainan sederhana.

Anak mendengarkan dan memperhatikan perintah dari guru dengan baik.

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

Melaksanakan perintah berurutan

Tuntas Belum tuntas

commit to user

commit to user

(11)

Sebanyak 6 dari 16 anak anak belum tuntas. Anak masih meniru temannya atau bahkan ada yang tidak melakukan perintah guru sama sekali. Oleh karena itu, guru mengulang selama beberapa kali hingga semua anak melakukan perintah dengan benar meskipun penilaian dilakukan pada pertama kali anak melaksanakan perintah tersebut.

Indikator melaksanakan perintah berurutan merupakan indikator dengan persentase ketuntasan tertinggi dibanding dengan dua indikator lain meskipun jarang diujikan pada anak..

4) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I pertemuan II menunjukkan hasil yang tidak jauh dari pertemuan I. Guru masih kesulitan dalam mengatur waktu kegiatan. Alat dan bahan telah disiapkan butuh waktu untuk membagikan kepada anak. Selain itu masih ada beberapa anak yang melakukan aktivitas sendiri selama kegiatan berlangsung.

Banyak anak yang masih tidak mengerti urutan pembuatan karena penjelasan yang terlalu cepat menurut anak. Kegiatan berlangsung melebihi waktu sehingga ada beberapa anak dari kelas lain masuk dan melihat. Hal ini mengganggu fokus anak-anak. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada pertemuan selanjutnya.

3. Hasil Siklus I

Hasil siklus I merupakan keseluruhan penilaian keterampilan menyimak dengan indikator menjawab pertanyaan, menceritakan kembali kegiatan dan melaksanakan perintah berurutan. Hasil penilaian disusun secara klasikal hingga didapatkan data seperti berikut :

Tabel 4.5 Data Penilaian Keterampilan Menyimak Siklus I

Frekuensi Frekuensi Keterangan

8 50% Tuntas

8 50% Belum Tuntas

Persentase

Ketuntasan Klasikal

(8:16) X 100% = 50%

Persentase Belum Tuntas Klasikal

(6:16) X 100% = 50%

commit to user

commit to user

(12)

Ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus I menunjukkan hasil sebanyak 8 anak atau 50,00%. Distribusi data keterampilan menyimak anak selama tindakan siklus I dapat disajikan dalam bentuk diagaram dibawah:

Gambar 4.5 Grafik Perolehan Data Keterampilan Menyimak Anak Siklus I Penerapan cooking class selama siklus I menghasilkan data sebesar 50,00% atau sebanyak 8 anak tuntas secara klasikal, hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan jika dibandingkan dengan hasil yang didapat ketika pratindakan. Berikut diagram perbandingan hasil tes pratindakan dengan tes siklus I :

Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Perolehan Data Keterampilan Menyimak Anak Pratindakan dan Siklus I

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Persentase

Tuntas Tidak Tuntas

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

Pratindakan Siklus I

Tuntas Belum tuntas

commit to user

commit to user

(13)

Berdasarkan gambar 4.6 diatas menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menyimak. Tingkat ketuntasan meningkat dari 31,25%

menjadi 50,00%. Penerapan cooking class mencakup indikator yang telah ditentukan dalam penelitian. Peningkatan tersebut diperoleh dari penerapan cooking class selama pembelajaran, maka dapat dikatakan cooking class dapat meningkatkan keterampilan menyimak anak. Hasil pelaksanaan siklus I belum mencapat target ketuntasan yaitu 75%, sehingga siklus II perlu untuk dilaksanakan.

4. Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I perlu adanya tindakan siklus II dikarenakan anak belum mencapai batas ketuntasan klasikal yakni sebesar 75%. Tindakan siklus II dilaksanakan dengan jumlah pertemuan 2 kali pada 25 dan 26 Januari 2019. Siklus II guru bekerja sama dengan peneliti dalam kegiatannya. Selama siklus I guru merasa kesulitan untuk memperhatikan semua anak ketika cooking class berlangsung, untuk itu peneliti membantu guru ketika guru merasa kesulitan. Tahap pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut :

a. Siklus II Pertemuan I 1) Perencanaan Tindakan

Kendala yang yang didapatkan berdasarkan hasil releksi siklus I adalah pengaturan waktu agar kegiatan berjalan dengan waktu yang telah ditentukan. Meskipun guru sudah mempersiapkan agar waktu dapat sesuai, kondisi dilapangan tidak selalu terjadi sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu, guru, peneliti, dan yang membantu peneliti bekerja sama agar kegiatan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penjelasan terkait urutan pembuatan makanan juga akan disampaikan dengan lebih pelan hingga anak benar-benar mengerti dan tidak mengulang-ulang penjelasan tersebut.

Tema yang digunakan pada siklus II berbeda dibanding dengan siklus I. Siklus I menggunakan tema rekreasi, sedangkan siklus II menggunakan tema transportasi. Bahan dan bentuk makanan yang akan

commit to user

commit to user

(14)

dibuat lebih bervariasi jika dibanding dengan siklus I. Selama siklus I bahan yang digunakan kurang lebih bahan manis seperti meses, coklat serta roti sedangkan pada siklus II menggunakan bahan lain seperti nasi, lauk dan sayur sehingga anak dapat mengenal lebih banyak jenis makanan. Hal ini bias dilihat dari RPPH dan dokumentasi selama kegiatan pembelajaran dengan cooking class.

Tindakan siklus II pertemuan I telah direncanakan sebelumnya pada hari Rabu, 23 Januari 2019 dan Kamis, 24 Januari 2019.

Perencanaan dimulai dengan menyesuaikan masakan dengan tema yang akan diterapkan. Peneliti berdiskusi dan meminta persetujuan dengan guru kelas. Setelah guru kelas menyetujui maka peneliti akan membuat RPPH serta scenario yang akan digunakan sebagai pedoman pembelajaran. Adapun masakan yang akan dibuat adalah bekal dengan bentuk kereta api karena tema yang digunakan adalah transportasi.

Selanjutnya peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama siklus II pertemuan I.

2) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat, 25 Januari 2019. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru dan peneliti sebagai pengamat dan dibantu seorang teman peneliti.

Kegiatan awal dimulai ketika guru masuk ke dalam kelas yang diawali dengan salam. Selanjutnya guru menanyakan hari tanggal dan melakukan presensi. Guru mangajak anak untuk berdoa, mengulang surat yang telah dihafalkan selama satu minggu serta menyanyi bersama.

Kegiatan awal berlangsung selam 30 menit. Setelah anak muali bersemangat guru mulai menjelaskan tema, topik dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu hari.

Kegiatan inti dimulai pukul 08.45 setelah anak mengetahui tema, topik dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Guru mulai menerangkan bahwa anak masih belajar tema transportasi dengan topik kereta api.

Sebelum memulai kegiatan anak dan guru menyanyikan lagu “Naik

commit to user

commit to user

(15)

Kereta Api” secara bersama hingga 3 kali. Setelah itu guru menyampaikan bahwa anak akan membuat bekal dengan bentuk kereta api. Guru menunjukkan alat,bahan dan cara membuat bekal berbentuk kereta api. Alat dibagikan kepada anak selam guru menjelaskan sehingga tidak membuang waktu. Anak kemudian membuat bekal berbentuk kereta api sendiri dan guru mengulang untuk menjelaskan langkah pembuatan bersama dengan anak. Kegiatan inti berlangsung selama 30 menit. Setelah selesai ada waktu untuk menanyai anak terkait dengan kegiatan dan materi yang telah diberikan secar individu. Guru, peneliti dan yang membantu peneliti menilai anak satu persatu sesuai pedoman yang telah disiapkan. Anak diperbolehkan istirahat setelah melakuakan.

Kegiatan penutup dimulai dengan evaluasi. Anak diminta untuk menceritakan kembali kegiatan yang telah dilakukan dalam satu hari.

Guru, peneliti dan yang membantu peneliti menilai satu meja dengan jumlah 5-6 anak sehingga semua anak mendapatkan nilai yang sesuai dengan kemampuan mereka. Guru mengajak anak untuk bermain dan bernyanyi sebelum pulang. Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan nasihat dari guru.

3) Observasi

Observasi dilakukan di dalam dan diluar jam pembelajaran dengan berpedoman pada instrument penelitian dan rubrik penilaian. Observasi juga dilakukan melalui foto kegiatan pembelajaran, hasil tes serta rekaman video. Foto dan video digunakan untuk memperkuat hasil penilaian keterampilan menyimak pada anak karena terkadang penilaian di dalam kelas terganggu oleh banyak kendala.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan I didapat adanya perbedaan jika dibanding dengan siklus I. kegiatan berjalan dengan lancar tanpa membuang banyak waktu dan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Berikut adalah hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II pertemuan I pada indikator menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali kegiatan.

commit to user

commit to user

(16)

Tabel 4.6 Perolehan Data Indikator Menjawab Pertanyaan dan Menceritakan Kembali Siklus II Pertemuan I

Kriteria Indikator

Menjawab Pertanyaan Menceritakan Kembali

Tuntas 13 anak 81,25% 12 anak 75%

Belum Tuntas 3 anak 18,75% 4 anak 25%

Distribusi perolehan hasil pemberian tindakan pada siklus II pertemuan I untuk kedua indikator dapat disajikan dalam bentuk diagram berikut :

Gambar 4.7 Grafik Perolehan Data Indikator Menjawab Pertanyaan dan Menceritakan Kembali Siklus II Pertemuan I

Data yang diperoleh berdasarkan gambar 4.7 pada siklus II pertemuan I menunjukkan hasil sebanyak 13 dari 16 anak tuntas pada indikator menjawab pertanyaan. Anak memperhatikan materi dan kegiatan dalam sehari sehingga mampu menjawab pertanyaan yang diberikan. Guru juga mengulang materi hingga anak memahami materi yang diberikan. Namun sebanyak 3 dari 16 anak belum tuntas pada indikator menjawab pertanyaan. Terdapat anak yang susah untuk memahami materi, ada pula anak lain yang enggan menjawab meskipun tau jawabannya. Sedangkan pada indikator menceritakan kembali

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Menjawab pertanyaan Menceritakan kembali

Tuntas Tidak tuntas

commit to user

commit to user

(17)

sebanyak 12 dari 16 anak tuntas serta sebanyak 4 dari 16 anak belum tuntas.

Peningkatan ketuntasan karena adanya penjelasan setiap penyampaian materi sehingga anak memahami materi dan kegiatan yang dilakuakan. Anak juga sudah terbiasa dengan cooking class. Anak tidak malu terhadap peneliti hingga mampu menjawab pertanyaan maupun bercerita. Ketidaktuntasan anak disebabkan oleh kurangnya kemampuan anak dalam memahami materi, sikap tertutup anak dan kesulitan dalam merangkai kalimat.

4) Refleksi

Refleksi pada siklus II pertemuan I adalah kegiatan berjalan dengan lebih tertata karena adanya kerjasama dari guru dan peneliti. Guru juga mengulang materi ketika ada anak yang dirasa masih belum mengerti.

Namun ketika cooking class ada satu anak yang tidak mau melaksanakan kegiatan memasak karena bahan yang digunakan tidak menggunakan coklat. Anak melakukan aktivitas lain karena tidak tertarik dengan bahan yang digunakan. Meskipun begitu kegiatan berjalan sesuai dengan waktu yang direncanakan dan hasil yang diharapkan. Selanjutnya pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan I akan dijadikan acuan agar pertemuan selanjutnya pemilihan bahan disesuaikan dengan kesukaan anak agar semua anak mau mengikuti kegiatan tanpa paksaan.

b. Siklus II Pertemuan II 1) Perencanaan Tindakan

Hasil refleksi pada siklus II pertemuan I didapatkan adanya ketidak tertarikan anak dengan bahan yang digunakan. Peneliti berdiskusi dengan guru mengenai masakan yang akan dipraktikkan oleh anak agar semua anak tertarik kembali mengikuti kegiatan. Kegiatan akan dilaksanakan dengan lebih menyenangkan.

Perencanaan tindakan untuk siklus II pertemuan II telah dilakukan pada 24 dan 25 Januari 2019. Langkah perencanaan dilakukan sama dengan perencanaan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Namun

commit to user

commit to user

(18)

pada perencanaan kali ini peneliti dan guru memastikan peralatan yang akan digunakan pada siklus II pertemuan II. Alat yang digunakan telah ada disekolah namun sudah lama tidak digunakan sehingga perlu untuk dibersihkan. RPPH dan skenario telah didiskusikan bersama dengan perencanaan siklus II pertemuan II sehingga peneliti tinggal menyusun sendiri.

Peneliti lalu menyusun RPPH dan skenario di rumah sesuai dengan kegiatan yang telah disepakati. Anak akan membuat donat dari adonan yang telah disiapkan. Setelah itu anak akan menghias donat sesuai dengan bahan kesukaan anak masing-masing.

2) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada siklus II pertemuan II dilaksanaan pada hari Sabtu, 26 Januari 2019. Kegiatan pembelajaran akan dibimbing oleh guru dan dibantu oleh peneliti. Tema yang digunakan masih kendaraan dengan topik sepeda. Anak dan guru akan membuat donat Bersama.

Kegiatan awal ditiadakan dan langsung dimulai dengn kegiatan inti karena nanti anak akan bergabung dengan kelas lain untuk pelaksanaan praktik sholat. Kegiatan dimulai pukul 08.15 dengan penjelasan guru terhadap tema, topik dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Guru menunjukkan bahan yang akan digunakan. Guru dibantu peneliti mulai membagikan adonan roti kepada anak. Tiap anak mendapatkan dua adonan. Anak bersama-sama membentuk adonan menjadi donat.

Setelah itu anak mengikuti kegiatan bersama, guru dan peneliti menggoreng donat yang telah dibuat oleh anak-anak. Kegiatan bersama telah selesai, anak kembali masuk kelas dan duduk di bangku masing- masing. Guru memberikan pilihan berupa mentega, meses, coklat, serta gula bubuk. Anak boleh menghias donat dengan bahan yang telah disiapkan sesuai kreasi masing-masing. Kegiatan inti selesai pada pukul 09.30.

Kegiatan istirahat berlangsung selama 15 menit. Anak bebas bermain dihalaman sekolah atau makan snack yang disipkan oleh

commit to user

commit to user

(19)

sekolah. Kegiatan penutup dimulai pukul 09.45. guru mengulas kembali kegiatan yang dilakukan anak serta berbincang dengan anak. Kegiatan ditutup dengan kegiatan bermain. Guru memberikan perintah berurutan kepada anak dan diulang beberpa kali. Setelah itu guru memberi nasihat dan salam.

3) Observasi

Observasi dilakukan di dalam dan diluar jam pembelajaran yang mengacu pada pedoman observasi yaitu instrument penelitian dan rubrik penilaian. Pengambilan data dilakukan melalui tes, foto serta rekaman video. Foto dan video digunakan untuk memperkuat data yang diambil ketika tes.

Hasil yang diperoleh pada siklus II pertemuan II pada indikator melaksanakan perintah berurutan dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 4.7 Data Penilaian Indikator Melaksanakan Perintah Berurutan Siklus II Pertemuan II:

Kriteria Melaksanakan Perintah Berurutan

Tuntas 14 anak 87,5%

Belum Tuntas 2 anak 12,5%

Data yang diperoleh menunjukkan adanya kenaikan pada indikator melaksanakan perintah berurutan jika dibandingkan dnegan siklus I.

distribusi hasil penilaian pada indikator melaksanakan perintah berurutan dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti dibawah :

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Melaksanakan perintah berurutan

Tuntas Belum tuntas

commit to user

commit to user

(20)

Gambar 4.8 Grafik Distribusi Data Indikator Melaksanakan Perintah Berurutan Siklus II Pertemuan II

Tindakan siklus II pertemuan II memperoleh data sebanyak 14 dari 16 anak mampu melaksanakan perintah berurutan, namun sebanyak 2 dari 16 anak belum mampu melaksanakan perintah berurutan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan anak. Terdapat dua anak yang memiliki kemampuan dibawah anak yang lainnya. Anak lain yang telah tuntas sangat antusias ketika diberikan perintah secara berurutan meskipun harus diulang beberapa kali.

4) Refleksi

Tahapan refleksi yang peneliti lakukan menunjukkan data bahwa hampir semua anak tuntas dalam indikator melaksanakan perintah berurutan. Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan II berjalan lancar, terpotong oleh adanya kegiatan praktik sholat bersama meskipun tidak mempengaruhi hasil dari tes. Anak juga masih tertarik untuk melaksanakan kegiatan hingga selesai. Hasil yang diperoleh pun sesuai dengan harapan.

5. Hasil Siklus II

Hasil siklus II adalah penilaian semua indikator yakni menjawab pertanyaan, menceritakan kembali dan melaksanakan perintah berurutan.

Hasil penilaian setiap indikator diolah secara klasikal sehingga diperoleh data yang ditunjukkan pada table dibawah ini:

Tabel 4.8 Data Penialaian Keterampilan Menyimak Siklus II

Frekuensi Frekuensi Keterangan

13 81,25% Tuntas

3 18,75% Belum Tuntas

Persentase Ketuntasan Klasikal

(13:16) X 100% = 81,25%

Persentase Belum Tuntas Klasikal

(2:16) X 100% = 18,75%

commit to user

commit to user

(21)

Distribusi perolehan hasil penelitian pada siklus II keterampilan menyimak dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti gambar :

Gambar 4.9 Grafik Distribusi Perolehan Data Keterampilan Menyimak Siklus II Pertemuan II

Berdasarkan tabel 4.8 hasil nilai keterampilan menyimak anak kelompok B1 setelah diterapkannya cooking class pada siklus II mengalami peningkatan persentase pada ketiga indicator yaitu menjawab pertanyaan, menceritakan kembali dan melaksanakan perintah berurutan. Ketuntasan klasikal pada siklus II pertemuan II menunjukkan bahwa keterampilan menyimak anak telah meningkat menjadi 81,25%.

Pada indikator menjawab pertanyaan 13 dari 16 anak sudah mampu menjawab dengan benar 3 dari 5 pertanyaan yang diberikan. Anak sudah terbiasa dengan cooking class dan mudah untuk menerima materi yang disampaikan oleh guru. Indikator menceritakan kembali sebanyak 12 dari 16 anak sudah mampu bercerita dengan bahasa yang dimengerti sesuai dengan urutan kegiatan serta mencakup 3 dari 4 indikator yang ditentukan. Anak tidak merasa malu lagi dengan peneliti sehingga mudah untuk bercerita.

indikator melaksanakan perintah sebanyak 14 dari 16 anak mampu untuk melaksanakan 3-5 perintah yang disampaikan dengan urutan yang benar.

Anak antusias dengan perintah yang diberikan guru. Perintah berurutan diberikan dikemas dengan menyenangkan meskipun ada anak yang belum

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Persentase

Tuntas Belum tuntas

commit to user

commit to user

(22)

mampu melaksanakan dengan benar. Banyaknya jumlah anak yang sudah tuntas menjadikan bukti bahwa penerapan cooking class efektif untuk meningkatkan keterampilan menyimak anak.

Hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pratindakan dan siklus I.

berikut adalah diagram perbandingan hasil tes pra tindakan, siklus I dan siklsus II.

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Hasil Tes Pratindakan, Siklus I dan Siklus II

Gambar 4.10 menunjukkan bahwa sebelum diberikan tindakan diperoleh data sebanyak 5 dari 16 anak tuntas, kemudian pada siklus I didapatkan hasil sebanyak 8 dari 16 anak tuntas, dan pada siklsus II didapatkan data sebanyak 13 dari 16 anak tuntas. Hal ini dapat dibuktikan saat anak mampu melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru tanpa bergantung pada bantuan guru atau teman lain. Selain itu sudah hampir semua anak mampu mengatasi kesuliatan yang dihadapinya sendiri. Anak antusias terhadap kegiatan pembelajaran dan merasa senang dengan kegiatan yang dijalani. Hasil yang didapat pada siklus II telah melampaui target capaian yang diharapkan, maka penelitian dihentikan pada siklus II dan tidak dilanjutkan. Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa keterampilan menyimak anak dapat meningkat setelah diterapkannya cooking class.

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Pratindakan Siklus I Siklus II

Tuntas Belum tuntas

commit to user

commit to user

(23)

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menstimulasi keterampilan menyimak anak usia 5-6 tahun TK MTA Polokarto Tahun Ajaran 2018/2019 melalui cooking class. Indikator penelitian yaitu menjawab pertanyaan, menceritakan kembali dan melaksanakan perintah berurutan. Ketiga indikator tersebut diambil dari pendapat Adelmann (2012), Asmawati (2014) & Mudarwan (2015) Penelitian dilakukan selama 2 siklus terdiri dari 2 pertemuan setiap siklus. Tahap penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil sebesar 81,25% atau sebanyak 13 anak tuntas pada ketiga indikator. Indikator melaksanakan perintah berurutan merupakan indikator dengan ketuntasan tertinggi, kemudian menjawab pertanyaan dan yang terakhir menceritakan kembali.

Sebanyak 3 anak atau sebesar 18,75% belum tuntas dengan rincian 2 anak tidak tuntas pada indikator melaksanakan perintah berurutan, 3 anak belum tuntas pada indikator menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali serta 2 anak tidak tuntas pada semua indikator. Hasil pengamanatan menunjukkan bahwa anak tidak memiliki fokus pada pembelajaran. Anak sering tidak tertarik pada pembelajaran, bermain sendiri di kelas, mengelilingi kelas atau mengajak guru berbincang. Satu lagi anak tergolong pendiam dan jarang menjawab pertanyaan guru atau berbincang dengan guru. Anak tidak melakukan aktivitas yang mengganggu namun tidak fokus pada pembelajaran.

Guru kelas terkadang juga merasa kesulitan menangani kedua anak tersebut namun tetap memberikan bimbingan pada kedua anak.

Penerapan cooking class dimulai dengan penjelasan pada kegiatan yang akan dilaksanakan. Kemudian menunjukkan alat dan bahan yang akan digunakan. Lalu menyebutkan langkah pembuatan satu persatu dan menunjukkan hasil akhir makanan yang sudah dipersiapkan. Setelah selesai membuat makanan guru mengajak anak untuk mengulas kembali kegiatan dan memberikan beberapa pertanyaan terkait kegitan yang telah dilaksanakan.

commit to user

commit to user

(24)

Susunan kegiatan tersebut didasari oleh pendapat Giles & Wellhousen (2005) yaitu menunjukkan alat, bahan dan resep yang akan digunakan pada anak;

membacakan resep serta melaksanakan kegiatan berdasarkan resep yang dibacakan. Tahap ini memberikan kesempatan kepada anak untuk menangkap informasi yang disampaikan oleh guru, sedangkan ketika melaksanakan kegiatan berdasarkan resep menstimulus keterampilan melaksanakan perintah berurutan. Anak dibiasakan untuk melakukan sesuai dengan urutan yang benar.

Jika anak melakukan tidak sesuai dengan urutan maka hasil juga tidak akan sesuai yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Einon (2002) yang menyatakan bahwa melalui memasak anak belajar mengikuti perintah sederhana dan melaksanakan sampai selesai.

Langkah selanjutnya sesuai dengan pendapat Burnett (2018) yaitu melakukan tanya jawab bersama anak tentang kegiatan yang dilaksanakan serta bercerita mengenai kegiatan memasak yang dilakukan. Tahap ini membantu menstimulus anak untuk menjawab pertanyaan serta bercerita terkait kegiatan yang telah dilakukan. Pertanyaan yang diberikan adalah materi pembelajaran yang telah disampaikan guru baik sebelum memasak maupun ketika memasak.

Tanya jawab dilakukan setelah kegiatan memasak selesai agar anak tidak lupa terhadap materi yang telah diberikan.

Indikator menjawab pertanyaan dapat dilakukan dengan mudah jika anak mengetahui dan memahami materi yang telah disampaikan oleh guru selama kegiatan pembelajaran. Agar memahami materi yang disampaikan oleh guru anak perlu berkonsentrasi pada kegiatan pembelajaran. Anak dapat berkonsentrasi jika tertarik pada kegiatan tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutirna (2013) menjelaskan bahwa rentang waktu kemampuan fokus perhatian pada anak usia dini khususnya usia 4-5 tahun yaitu berkisar antara 12-14 menit terhadap objek yang menurut anak menarik. Salah satu kegiatan yang mampu menarik anak adalah cooking class.

Anak akan lebih mudah mengingat jika melakukan sesuatu. Kegiatan cooking class memberi kesempatan pada anak membuat sendiri makanan dengan bahan yang telah disiapkan dan dapat memakannya. Kegiatan yang

commit to user

commit to user

(25)

santai dan melibatkan anak tepat untuk dilaksanakan agar memudahkan anak bercerita. Ridwan (2015) menegaskan bahwa memasak adalah kegiatan yang menyenangkan. Anak belajar mengenai bahan, alat, langkah kegiatan, bekerja sama serta bertanggung jawab selama cooking class. Jika anak merasa senang maka lebih mudah untuk anak bercerita. Guru dapat membantu anak yang kesulitan dengan memancing beberapa kata dan anak melanjutkan lagi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, cooking class juga dapat mengembangkan beberapa bidang perkembangan seperti motorik halus.

Prititasari (2010) menjabarkan anak-anak akan lebih antusias memakan makanan yang mereka buat atau ciptakan sendiri. Anak-anak ingin diberi kesempatan untuk ikut terlibat menyiapkan bahan-bahan, mengolah, hingga menjajikannya di meja makan. Selain itu biarkan juga anak ikut membersihkan, menyiangi, atau memotong sayuran. Ketika memasak banyak aktivitas yang membutuhkan keterampilan anak dalam menggunakan jari-jarinya seperti memotong, meremas, membentuk, dan lainnya. Cooking class melatih jari-jari anak agar dapat digunakan dengan baik.

Indikator menyebutkan lambang bilangan anak mengucapkan bilangan selama membuat makanan sesuai dengan takaran, seperti tiga sendok makan, lima buah roti yang akan dihitung dari bilangan satu. Coughlin (2008) berpendapat bahwa melalui memasak anak belajar menghitung dan mengukur seperti ketika menuang dua sendok makan gula pasir pada mangkok. Anak mempelajari arti dari angka yang anak hitung. Anak juga belajar untuk membagi seperti memotong kue menjadi tiga dengan kemampuan anak sendiri.

Perkembangan sosial emosional dikembangkan ketika anak harus bertanggung jawab dengan bahan makanan yang dimiliki serta hasil yang diterima. Anak bertanggung jawab jika hasil tidak sesuai dengan orang lain dan menerima hasil karya sendiri. Anak juga bertanggung jawab pada kebersihan lingkungan meja dan tempat duduk anak. Anak akan membuang sampah dan membersikan jika ada yang berceceran. Pengembangan aspek prososial, anak belajar berbagi bahan yang disediakan guru untuk digunakan bersama. Guru menyediakan satu wadah meses untuk digunakan 5 anak, untuk itu anak tidak

commit to user

commit to user

(26)

boleh egois agar anak lain juga mendapatkan bahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Amaros & Rohita (2018) yang menyatakan bahwa memasak meningkatkan kemampuan sosial emosional anak seperti rasa tanggung jawab, mengatur diri sendiri dan memiliki perilaku prososial. Anak bertanggung jawab atas tindakan dan perilaku sendiri selama kegiatan berlangsung.

Stimulasi keterampilan menyimak melalui penerapan cooking class yang dilakukan disusun dan dilaksanakan dengan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, santai dan menarik untuk meningkatkan indikator menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali. Membuat makanan seperti bola-bola coklat, bekal dan donat dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah yang harus dilalui dengan urutan yang benar untuk menstimulasi indikator melaksanakan perintah berurutan. Data- data hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini menunjukkan kesimpulan bahwa penerapan cooking class dapat meningkatkan keterampilan menyimak anak usia 5-6 tahun di TK MTA Polokarto tahun ajaran 2018/2019.

commit to user

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Tidak terdapat perbedaan rata-rata Kadar interferon-gamma (IFN- γ) cairan asites dan darah pada karsinoma ovarium dan high grade, sehingga hubungan Kadar interferon

Berkaitan dengan judul skripsi ini yaitu “Sistem Perhitungan Jawa Dalam Pétung Salaki Rabi ” membahas sebelas cara sistem perhitungan salaki rabi , yang kemudian dari

kemudian blok time siang antara pukul 12.00 – 14.00 dan seterusnya samapai blok time malam, interval 2 jam sangat ideal dalam penjadwalan waktu, karena penyiar mempunyai cukup

menjual kembali barang tersebut kepada nasabah yang lain dengan harga yang lebih. rendah tetapi dibayarnya

Perbedaan Kemampuan Menghafal Bacaan Doa Sehari-hari Antara Sebelum dan Setelah Penggunaan Media Animasi ………..56.2. Ayu

Selain beberapa alasan tersebut, media film pembelajaran konsep metabolisme berintegrasi musik juga mampu memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah dan

Apakah Perusahaan Anda atau Pengurus atau Pejabat berwenang pada Perusahaan Anda, merupakan pengurus atau pemegang saham Perusahaan Efek (PE) di Indonesia. Is your company,