• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang penggunaan startegi belajar Ta’bîr Ṣhuwâr telah dilakukan oleh banyak peneliti, di antaranya:

1. Miratussholihah tahun 2012 melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan penguasaan materi adawatul madrasah. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang mengambil latar belakang kelas IV di MI Sabilul Huda Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang terdiri dari 31 siswa (10 siswa dan 21 siswi).

Hasil penelitian menunjukkan penguasaan siswa pada materi adawatul madrasah pada mata pelajaran Bahasa Arab meningkat setelah penggunaan media gambar yaitu, pada siklus I nilai rata-rata 49,35, siklus II nilai rata-rata 60,8 dan siklus III nilai rata-rata 64,19.1

2. Hasni tahun 2013 dengan judul penelitian “Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Siswa Kelas II SDN 1 Dongko”.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas II SDN Dongko.2

3. Beti Istikhomah tahun 2014 dengan judul penelitian “Efektivitas Media kartu gambar reka cerita bagi peningkatan keterampilan menulis bahasa Arab siswa kelas XI MAN 1 Banjarnegara”. Pada penelitian tersebut menggunakan media kartu gambar pada pembelajaran bahasa Arab hanya saja dengan menggunakan jenis penelitian eksperimen. Hasilnya hipotesis diterima dengan skor rata-rata 79,42 %.3

4. Anisa Diyah Ekasari, Agus Nuryatin, dan Wagiran Suwito tahun 2014 dengan judul penelitian “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Strategi Pikir Plus

1 Miratusolihah, M. (2012). Upaya Peningkatan Penguasaan Materi Adawatul Madrasah Mata Pelajaran Bahasa Arab Melalui Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas Iv Mi Sabilul Huda Jimbaran Kec. Bandungan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 (Doctoral Dissertation, Iain Salatiga).

2 Hasni, H. (2016). Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Siswa Kelas II SDN 1 Dongko. Jurnal Kreatif Tadulako, 4(9), 121553.

3 Istikomah, B. (2014). Efektivitas Media Kartu Gambar Reka Cerita bagi Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Arab Siswa Kelas XI MAN 1 Banjarnegara Tahun 2014 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).

(2)

Dengan menggunakan media gambar peristiwa”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya proses peningkatan siswa dan perubahan mereka ke arah yang positif.4

5. Ernawati tahun 2014 dengan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Menulis Menggunakan Media Gambar Berseri Di Kelas V SDN 04 Hulu Sungai”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN 04 Hulu Sungai Ketapang dengan menggunakan media gambar. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia.5

6. Idarliati tahun 2018 dengan judul penelitian “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian ini adalah keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN 09 Mattekko dengan penerapkan media gambar dimulai dari siklus pertama sampai siklus ke-3 menunjukkan hasil yang efektif.6

7. Deifan Permana dan Dian Indihadi tahun 2018 dengan judul penelitian “Penggunaan Media Gambar terhadap Pembelajaran Menulis Puisi Peserta Didik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik dalam materi menulis puisi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Hasil penelitian ini adalah meningkat dan penggunaan media gambar sangat berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik.7

8. Ngurah Andi Putra tahun 2019 dengan judul penelitian “Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN Moahino Kabupaten Morowali”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV

4 Ekasari, A. D., Nuryatin, A., & Suwito, W. (2014). Peningkatan keterampilan menulis puisi melalui strategi Pikir Plus Dengan Menggunakan Media Gambar Peristiwa. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(1).

5 Marli, S., & Uliyanti, E. (2014). Peningkatan Kemampuan Menulis Menggunakan Media Gambar Berseri Di Kelas V Sdn 04 Hulu Sungai. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 3(3).

6 Idarliati, I. (2018). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Media Gambar. Pedagogik Journal Of Islamic Elementary School, 1(1), 57-72.

7 Permana, D., & Indihadi, D. (2018). Penggunaan Media Gambar Terhadap Pembelajaran Menulis Puisi Peserta Didik. PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(1), 193-205.

(3)

SDN Moahino Kabupaten Morowali. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa.

9. Siti Sofiyah tahun 2019 dengan judul penelitian “Penggunaan Media Gambar Realitas untuk Meningkatkan Ketrampilan Menulis Bahasa Arab pada Siswa kelas XI MAN 2 Rembang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektivan media gambar pada siswa kelas XI MAN 2 Rembang. Dan jenis penelitian menggunakan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar realitas lebih efektif untuk meningkatkan ketrampilan menulis bahasa Arab.8

10. Agusrita, Darnis Arief, Rafly Surya Bagaskara, dan Rahmania Yunita tahun 2020 dengan judul “Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Menulis Puisi Di Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan hasil belajar keterampilan menulis puisi menggunakan media gambar pada siswa kelas IV MIN 4 Padang Pariaman. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas IV.9

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian terdahulu itu terletak pada materi Insyâ’. Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode ta’bîr ṣhuwâr yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang mana pada penelitian ini, peneliti ingin menggunakan strategi pembelajaran berupa ta’bîr ṣhuwâr yang mana nantinya peneliti menampilkan gambar-gambar tersebut digunakan sebagai pedoman serta bahan visualitas dengan memberikan pola gambar yang menarik dan unik dan juga memberikan rangsangan kepada siswa dengan cara menuangkan materi Insyâ’.

B. Pembelajaran Kitâbah

1. Pengertian Mahârah Kitâbah

Mahârah kitâbah atau writing skill dan yang lebih kita kenal dengan nama keterampilan menulis adalah suatu kemampuan untuk mendeskripsikan atau

8 Sofiyah, S. (2019). Penggunaan Media Gambar Realitas untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Arab pada Siswa Kelas XI MAN 2 Rembang. Maharaat: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1(2), 165-179.

9 Agusrita, A., Arief, D., Bagaskara, R. S., & Yunita, R. (2020). Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(3), 604-609.

(4)

mengungkapkan isi pikiran dalam bentuk tulisan. Berawal dari aspek yang sangat sederhana seperti menulis kata-kata lalu kalimat sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang.10

Pengertian kitâbah menurut bahasa adalah kumpulan kata yang tersusun dan sudah teratur. Makna kitâbah secara epistimologi adalah suatu kumpulan kata yang tersusun dan mengandung arti tersendiri, karena kitâbah tidak akan terbentuk kecuali dengan adanya kata yang beraturan.11 Adanya kitâbah manusia bisa menuangkan ekpresi atau keadaan hatinya dengan bebas sesuai dengan apa yang sedang difikirkannya. Menuangkan ungkapan yang tertulis dan diharapkan para pembaca dapat mengerti apa yang ingin para penulis ungkapkan.12

Maksud dan tujuan pembelajaran itu hanya dapat kita capai dengan baik oleh para pelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan fikiran mereka dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif.13 Kejelasan ini bergantung pada fikiran, organisasi, pemakaian ataupun pemilihan kata, serta struktur kalimatnya dengan baik dan benar.14

Kitâbah merupakan suatu kegiatan yang produktif dan progresif. Dalam kegiatan mahârah kitâbah, seseorang menulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca.15

Keterampilan menulis memiliki karakter khas yang membedakannya dari keterampilan lainnya. Sifat aktif dan produktif dalam menulis memberikannya ciri khusus dalam ragam bahasa yang digunakannya. Keterampilan menulis mahârah kitâbah merupakan keterampilan tertinggi dari empat keterampilan berbahasa lainnya.

Menulis merupakan kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir manusia serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan. Materi keterampilan

10 Ibid, hal. 51.

11 Hakim, M. K. B. A., Setiadi, S., Tajuddin, S., & Yani, A. (2021). Lesson Plan Needs for Arabic Essay Writing (Kitabah Hurrah) Using Common European Framework of Reference for Language. Izdihar: Journal of Arabic Language Teaching, Linguistics, and Literature, 4(3), 291-302.

12 Kuraedah, S. (2015). Aplikasi Maharah Kitabah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Al-TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 8(2), 82-98.

13 Wijaya & Pimada, Ta'lim al-Imla' bi Al-Wasait al-Muta'addidah li Tarqiyati Maharah Al-Kitabah fi al- Lugho al-A'rabiyah, 2019 dalam Luluk Humairoh Pimada dkk, Learning of Imla' flashcard on Writing Skill at Islamic Elementary School Level in Samarinda,'' IZDIHAR : Journal of Arabic Language Teaching, Linguistics and Literature, Vol. 3 No.1, (April, 2020), 8

14 Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Prespektif, (Tiara Wacana: Jogyakarta, 2012), hal.

327.

15 Qudsi, U. (2016). Bagaimanakah Pengelolaan Kelas Untuk Membentuk Lingkungan Bahasa Arab (Bi’ah Arobiyah)?. Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab, 1(2).

(5)

menulis atau mahârah kitâbah diberikan agar siswa dapat membentuk alphabet dan mengeja kata-kata yang telah dia tulis.

Mahârah kitâbah membantu siswa tersebut dalam menyalurkan fikiran dan perasaan melalui tulisan. Dilihat dari aspek kemahiran berbahasa Arab, menulis dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan yang sangat kompleks, sebab terletak pada tuntutan kemampuan untuk menata dan mengorganisasikan ide secara runtut dan logis, serta kemampuan dalam konteks menyajikan tulisan dalam ragam bahasa tulis dan kaidah penulisan yang berbeda-beda.

Menulis merupakan kegiatan komunikasi yang bisa dilakukan tanpa didukung oleh tekanan suara, nada, mimic, gerak-gerik, dan tanpa situasi seperti yang terjadi pada kegiatan komunikasi lisan. Akan tetapi ada juga sebagian orang yang menulis dengan dukungan oleh suara dan yang lainnya. Dengan demikian, penulis harus pandai memanfaatkan kata-kata, ungkapan, kalimat yang digunakan, serta menggunakan fungtuasi untuk menyampaikan, menginformasikan, melukiskan dan menyarankan sesuatu kepada orang lain.16

Syamsuddin Asyrofi menyatakan bahwa setidaknya ada dua aspek yang penting dalam kegiatan menulis, yaitu kemahiran dalam membentuk huruf dan menguasai ejaan kata-kata dan kemahiran melahirkan pikiran dan perasaan yang mendalam dalam bentuk tulisan berbahasa Arab.17 Artinya, dibalik kerumitannya tersebut, kemahiran menulis memiliki manfaat besar sebagai pendukung penting kegiatan berbahasa, khususnya kontribusinya dalam membantu pengembangan daya inisiatif dan kreativitas anak untuk menemukan, mengumpulkan, mengolah dan menata informasi yang kemudian tersajikan dalam bentuk tulisan yang sangat bermutu.

Fajriyah juga mengatakan (dalam Amalia) bahwasanya keterampilan menulis kitâbah adalah pekerjaan yang sulit bagi anak-anak dan memerlukan beberapa keterampilan untuk memulainya. Dalam hal ini kesalahan-kesalahan pasti seringkali terjadi, namun hal inilah yang akan membawa mereka pada tingkatan yang lebih tinggi dan lebih baik lagi dalam keterampilan menulis mahârah kitâbah. Urutan pembelajaran bahasa yang sebenarnya adalah dimulai dari keterampilan menyimak

16 Mundziroh, S., Sumarwati, S., & Saddhono, K. (2013). Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Pada Siswa Sekolah Dasar. Basastra, 1(2), 318-327.

17 Shodiq, M. J. (2022). Kitābah Online Learning Strategy With The Scamper Method. Izdihar: Journal of Arabic Language Teaching, Linguistics, and Literature, 5(1), 59-74.

(6)

istimâ’,

keterampilan berbicara kalâm, keterampilan membaca qirâ’ah, dan yang terakhir adalah keterampilan menulis kitâbah.18

Ada beberapa aspek-aspek dalam mahârah kitâbah menurut Ulyan (dalam Amalia) yaitu al-qawâ’id (nahwu dan ṣharf), imlâ’dan khot. Adapun unsur-unsur dalam kitabah adalah al-kalimah (satuan kata yang terkecil dari satuan kalimat atau unsur dasar pembentukan kalimat), al-jumlah (kumpulan kata yang dapat membentuk pemahaman makna atau satu kata yang disandarkan dengan kata yang lain), al-faqrah (paragraf) dan uslub.19

Abdul Hamid mengemukakan bahwasanya kemahiran menulis mempunyai tiga aspek yang penting untuk diketahui:20

a. Kemahiran membentuk huruf dengan benar dan penguasaan ejaan yang baik b. Kemahiran memperbaiki atau mengolah khot.

c. Kemahiran melahirkan fikiran dan perasaan dengan hati ke dalam tulisan.

Inti dari kemahiran menulis dalam pengajaran bahasa terletak pada ketiga aspek tersebut. Kenyataan yang kita lihat, banyak orang yang dapat menulis bahasa Arab dengan amat baik dan benar, tetapi tidak faham makna kalimat apa yang ditulisnya, apalagi melahirkan maksud dan pikirannya sendiri dengan bahasa Arab. Sebaliknya tidak sedikit sarjana bahasa Arab yang tulisannya tidak bisa dikatakan dengan baik.21

Menulis bahasa Arab, ada dua aspek kemampuan yang harus dikembangkan, yaitu kemampuan teknis dan kemampuan ibdai (produksi). Yang dimaksud dengan kemampuan teknis adalah kemampuan untuk menulis bahasa Arab dengan baik dan benar, yang meliputi kebenaran imlâ’ (tulisan), qawâ’id (susunan), dan penggunaan alamat al-târqim (tanda baca).22

Mahârah kitâbah terkait dengan beberapa aspek yang meliputi al-qowâ’id (nahwu dan ṣharf), imlâ’ dan khot. Bahkan dalam kitâbah ikhtibârî peserta didik harus dituntut untuk memiliki kepekaan pendengaran dalam membedakan huruf yang didiktikan atau dibacakan misalnya kemampuan membedakan huruf alif dan ‘ain pada contoh م يلع’) alimun orang berilmu) dan م يل ا) alimun orang sakit).23 Kompetensi yang

18 Amalia, T. (2019). Penggunaan Media Google Form Dalam Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab Maharah Kitabah. Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab, 5(5), 318-323.

19 Ibid

20 M. Abdul Hamid, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Press, 2013), hal. 49.

21 Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2012), hal. 181.

22 Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab untuk Studi Islam, (Malang: UIN Maliki Press, 2013), hal. 74. 23 Ahmad Fuad Mahmud ‘Ulyan, al-Maharah...,190.

(7)

dibutuhkan untuk membedakan hal ini adalah ilmu tajwid yang dapat membantu untuk dapat mengetahui makhârijul huruf atau kata yang sedang disebutkan. Uraian tersebut menegaskan bahwa mahârah kitâbah atau writing skill yang dimaknai keterampilan menulis adalah kemampuan dalam mendeskripsikan sesuatu atau mengungkapkan isi pikiran dengan baik, mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks seperti mengarang cerita.

Langkah awal bagi peserta didik yang baru memulai ataupun pemula dalam pembelajaran kitâbah adalah mengenalkan lambang-lambang grafis sebagai kesatuan fonem yang membentuk kata yang disebut dengan al-kalimah (satuan kata yang terkecil dari satuan kalimat atau unsur dasar pembentukan kalimat), al-jumlah (kumpulan kata yang dapat membentuk pemahaman makna atau satu kata yang disandarkan dengan kata yang lain), al-faqroh (paragraf) dan uslub.24

Kemahiran menulis merupakan usaha penerapan kemampuan dan keterampilan berbahasa yang cukup sulit dimengerti karena dengan menulis seseorang akan menerapkan dua kemampuan berbahasa secara bersama-sama yaitu kemampuan yang bersifat aktif dan produktif, tahapan pembelajarannya pun membutuhkan proses.

Mahârah kitâbah dalam bahasa Arab dimulai dari pembelajaran mahârah al- kitâbah dasar yaitu pengetahuan tentang tata cara menulis dengan baik, menyambung huruf dengan baik, menulis kata, menulis kalimat, serta menulis tanpa melihat teks sampai kepada menuangkan gagasan dan ide dalam sebuah tulisan tersebut.

2. Macam-macam Mahârah Kitâbah

Mahârah kitâbah dibagi menjadi dua jenis pembelajaran, yaitu pembelajaran Imlâ’ dan Pembelajaran Ta’bîr.

Pembelajaran imlâ’ memiliki beberapa tahapan, diantaranya:25 a. Imlâ’ Manqûl

Tingkat pertama dalam pembelajaran menulis bahasa Arab ini bertujuan untuk memperbaiki kemampuan peserta dalam menulis huruf, dan kata bahasa Arab.

Pada tingkat ini hendaknya tidak hanya terfokus pada cara penulisan huruf tapi

24 Kuraedah, S. (2015). Aplikasi Maharah Kitabah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Al-TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 8(2), 82-98.

25 Ma’rifatul Munjiah, Imla’ Teori dan Terapan (Malang: UIN Press, 2012), hlm. 27-28

(8)

juga diikuti dengan latihan-latihan lain seperti tarkîb, qawâ’id yang juga dipelajari kalâm dan qirâ’ah.

Tingkat ini biasa digunakan untuk pemula yang biasanya ketrampilan menulis dimulai dari memberi syakkal (harakat) pada tulisan yang ada latihan menulis dari kanan ke kiri, memindahkan kalimat dari papan tulis ke buku sendiri, menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat lain, dan menulis kalimat yang benar dari segi mufrodat dan tarkîb.

b. Imlâ’ Mandhûr

Tingkat imlâ’ ini kelanjutan dari imlâ’ manqûl. Misalnya meminta peserta menulis sebagian kalimat atau jumlah yang telah dipelajari, dibaca dan ditulis dalam imla’ manqul tanpa melihat kembali pada buku. Kemudian membandingkan tulisan yang ditulis dalam imlâ’ mandhûr dengan tulisan pada imlâ’ manqûl dari sisi kebenaran tulisannya.

c. Imlâ’ Ikhtibârî

Imlâ’ ikhtibârî ini pelaksanaanya membutuhkan tiga kemampuan, yaitu kemampuan mendengar, kemampuan menghafal apa yang didengar dan kemampuan untuk menuliskan apa yang didengar sekaligus dalam waktu yang sama.

Jenis pembelajaran yang kedua dalam mahârah kitâbah disebut dengan istilah ta’bîr/insyâ’ yang terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu:

1. Ta’bîr/Insyâ’ Muwajjah (terbimbing)

Pada tingkat ini peserta telah mengenal ejaan dengan beratus-ratus kata dan telah menguasai perbendaharaan kata yang banyak serta telah berkembang konsep-konsep kebahasaannya. Mereka disiapkan untuk berlatih menulis dengan menggunakan bentukbentuk tata bahasa, susunan-susunan bahasa yang telah diperoleh pada pelajaran kalâm, qirâ’ah dan imlâ’. Pembelajaran tingkat ini harus dimulai bertahap dari menulis sederhana dengan menulis satu kalimat kemudian berkembang menjadi beberapa kalimat kemudian berlanjut menjadi satu paragraf kemudian dua paragraf dan seterusnya.26

26 Masqon, D., Suryadarma, Y., & Abdullah, A. (2017). Analisis Problematika Pembelajaran Insya’Arabi at-Tahriri Santri Kelas V (KMI) di Pondok Modern Gontor Dua. At-Ta'dib [Online], 12(2), 139-160.

(9)

Contoh dari pada menulis terbimbing ini adalah:

b. Menggunakan gambar atau picture description, mendeskripsikan sebuah gambar.

c. Cerita dengan gambar atau picture sequence essay, menceritakan proses gambar.

d. Membalas surat atau replying to letters.

e. Merangkum atau making summary, guru membacakan sebuah wacana secara intensif dan meminta siswa menulis ringkasannya.

f. Menggabungkan atau making connections, menggabungkan kata/kalimat yang terpisah-pisah.

2. Ta’bîr/Insyâ’ Hurr

Tingkatan ini merupakan tingkat terakhir dari pembelajaran menulis. Pada tingkat ini peserta diberi kebebasan untuk memilih tema, mengembangkan pikiran-pikirannya, penggunaan mufradat atau tarkîb dalam tulisannya, akan tetapi bukan berarti lepas dari bimbingan. Pada tingkat ini sampai pada tingkat kreasi dalam menggunakan bahasa Arab walaupun tidak sampai pada tingkat seperti ketika manggunakan bahasa ibu.27

3. Tujuan Pembelajaran Maharah Kitâbah

Pembelajaran merupakan suatu rangkaian yang melibatkan beberapa komponen untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu, salah satu komponennya adalah guru. Guru memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan guru harus mampu menempatkan diri serta memiliki keterampilan demi terlaksananya proses pembelajaran.

Proses pembelajaran meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran.

Proses pembelajaran terdapat beberapa komponen yang saling terkait, diantaranya tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode/strategi pembelajaran, alat/media, sumber pelajaran, dan evaluasi.28

Adapun menurut Mahmud Kamil An-Naqah (dalam Wahab) tujuan pembelajaran dari mahârah kitâbah adalah:

27 Hastang, H. (2019). Upaya Optimalisasi Maharah Kitabah Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Materi Al-Jumlah. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 12(1), 62-75.

28 Almira Amir, (2016) Penggunaan Media Gambardalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Eksakta Vol. 2 No. 1. 34.

(10)

a. Menulis huruf Arab dengan baik dan benar serta memahami hubungan antara bentuk huruf dan suara.

b. Menulis kalimat dengan berbahasa Arab dengan huruf yang terpisah dan huruf yang bersambung dengan perbedaan bentuk huruf baik di awal kalimat, di tengah ataupun di akhir kalimat.

c. Penguasaan tata cara penulisan bahasa Arab dengan baik, benar dan jelas.

d. Penguasaan menulis salinan kaligrafi yang telah di proyeksikan.

e. Penguasaan tulisan dan mampu menulis dari kanan ke kiri.

f. Mengetahui tanda baca yang baik dengan petunjuknya dan tata cara penggunaannya.

g. Mengetahui prinsip-prinsip yang ada di imlâ’ dan mengenal apa yang terdapat dalam bahasa Arab.

h. Menterjemahkan ide-ide dalam menuliskan kalimat yang baik dengan menggunakan tata bahasa Arab yang sesuai dengan kata.

i. Menterjemahkan ide-ide dalam menulis kalimat yang baik dan benar dengan menggunakan kata yang benar dalam konteks mengubah bentuk kata atau mengubah kontruksi makna (mufrad, mutsannâ jama’, mudzakkar, muannast, idhâfat,dan yang lainnya).

j. Menggunakan gaya bahasa yang sesuai untuk judul atau ide yang diinginkan.

k. Kecepatan menulis dapat mencerminkan dirinya dalam berbahasa yang baik, benar,tepat, dan jelas.29

C. Strategi Pembelajaran Ta’bîr Ṣhuwâr 1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Istilah strategi sering digunakan dalam berbagai konteks dengan makna yang berbeda-beda. Pada konteks pembelajaran, strategi ini dapat dipahami sebagai suatu pola generale tindakan guru dan peserta didik dalam perwujudan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.

Belajar ialah suatu proses kompleks yang terjadi pada semua individual dan berlangsung seumur hidup sehingga dapat memperkuat dan memperkokoh kelakuan seseorang melalui pengalaman yang diperolehnya.30 Dengan demikian, belajar dapat

29 Wahab, M. A. (2016). Standarisasi kurikulum pendidikan bahasa Arab di perguruan tinggi keagamaan Islam negeri. Arabiyat: jurnal pendidikan bahasa Arab dan kebahasaaraban, 3(1), 32-51.

30 Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333-352.

(11)

dipahami sebagai perubahan bentuk yang terjadi pada diri peserta didik sebagai hasil dari pengalaman belajarnya baik yang ada di sekolah maupun di luar sekolah.

Dick dan Carey menjelaskan bahwa Strategi pembelajaran adalah suatu komponen umum dari suatu materi dan prosedur pembelajaran yang di gunakan secara bersama-sama.31 Adapun Mustofa dan Hamid mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran ini merupakan suatu rencana, aturan-aturan, ataupun langkah-langkah serta sarana yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam kelas guna merealisasikan tujuan yang ingin dicapai.32

Suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan baik guru maupun peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada, sumber belajar, kebutuhan peserta didik dan karakteristik peserta didik yang berbeda-beda sehingga dapat dihadapi dalam rangka guna mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi pembelajaran adalah rencana, ataupun cara-cara, serta sarana yang akan digunakan dalam sebuah kegiatan belajar mengajar mulai pembukaan hingga penutup dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang ada, sumber belajar, kebutuhan peserta didik dan karakteristik peserta didik yang dihadapi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Media gambar dapat disebut juga media Visual. Menurut Amir Hamzah alat-alat visual adalah alat-alat yang "visible" artinya dapat dilihat. Diantara alat-alat visual antara lain gambar, foto, slaid, model. Karena itu, pendidikan visual artinya tidak lain dari pada penyajian pengetahuan melalui "pengalaman melihat". Dengan kata lain, pendidikan visual adalah suatu strategi untuk meyampaikan informasi berdasarkan prinsip psikologis yang menyatakan bahwa seseorang memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dilihat dari pada sesuatu yang didengar atau dibacanya.33

Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat

31 Aji, W. N. (2016). Model Pembelajaran Dick and Carrey dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Kajian Linguistik dan Sastra, 1(2), 119-126.

32 Mustofa, Bisri., dan Hamid, Abdul. 2012. Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang:

UIN-Maliki Press.

33 Hilmi, (2016) Efektivitas Penggunaan Media Gambar Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Lantanida Journal, Vol. 4 No. 2. 131.

(12)

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.34 Kata media berasal dari kata latin‚

medius yang artinya, tengah, dalam bahasa Arab, media adalah perantara لا ئ س و. Secara umum media adalah semua bentuk perantara untuk menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan/massage dan gagasan kepada penerima.

Sedangkan Hadi Miarso dalam salah satu artikelnya memberikan batasan media pendidikan tersebut sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa.

Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi ini adalah pencapaian tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dan sumber belajar seluruhnya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.

Tujuan pembelajaran harus ditetapkan terlebih dahulu, karena tujuan pembelajaran sangat penting dan merupakan roh dalam implementasi suatu strategi.

Pemilihan strategi yang tepat merupakan salah satu strategi yang sangat penting dan harus dipahami oleh pendidik, mengingat proses pembelajaran tersebut adalah proses interkasi antara guru, peserta didik, dan lingkungan belajar disekitarnya. Dari sini, bisa terlihat bahwasanya proses pembelajaran dapat terjadi karena adanya interaksi antara peserta didik dan pendidik dengan lingkungan yang ada disekitarnya.

Efisiensi dan efektivitas pemilihan strategi pembelajaran juga diperlukan, serta tingkat keterlibatan peserta didik perlu diperhatikan juga agar tidak salah dalam tindakan. Untuk itu, guru hendaknya berpikir lebih dulu dan lebih tajam lagi terkait strategi mana, strategi seperti apa, dan strategi bagaimana yang harus digunakannya dalam proses kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukannya guna memberikan kesan yang baik bagi peserta didik.

2. Langkah Operasional Strategi Pembelajaran Ta’bîr Ṣhuwâr

Taufik Mengemukakan Strategi Ta’bîr Ṣhuwâr adalah aktifitas pembelajaran mengarang yang dipergunakan oleh guru dalam proses pembelajaran melalui gambar- gambar yang tersedia. atau suatu cara yang dilakukan oleh pendidik dengan menyiapkan gambar dengan tema materi yang akan diajarkan.

34 Baiq Tuhfatul Unsi, Media Gambar Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab, Tafaqquh, Vol. 2 No. 1, (Juni, 2014), 28.

(13)

Adapun Menurut Dick dan Carey langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan strategi pembelajaran ialah sebagai berikut:

a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan untuk menarik perhatian dan meningkatkan motivasi peserta didik atas materi yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan dapat dilakukan dengan teknik:

1. menjelaskan tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai oleh peserta didik.

2. apersepsi untuk membangunkan pengetahuan lama peserta didik dan dikaitkan dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari.

Kegiatan pembelajaran pendahuluan adalah cara dan upaya guru yang dipilih dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi. Misalnya pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Aliyah dengan tema al-mihnâh (profesi).

Tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu membuat kalimat sederhana dengan menggunakan kosakata yang berhubungan dengan al-mihnâh (profesi).

Sedangkan kegiatan apersepsi bisa dilakukan dengan menunjukkan gambar tentang macam- macam profesi secara langsung dengan menggunakan gambar atau media komputer (LCD) dan meminta siswa untuk menuliskan kosakatanya.

b. Penyampaian Informasi

Penyampaian informasi merupakan salah satu komponen strategi pembelajaran yang penting dan dilakukan setelah kegiatan pendahuluan. Kegiatan pendahuluan berkaitan erat dengan penyampaian informasi karena kegiatan pendahuluan yang menarik maka kegiatan penyampaian informasi akan bermanfaat.

Hal yang harus diperhatikan saat melakukan kegiatan ini ialah:

1. Urutan penyampaian materi harus berurutan misalnya dari teori ke praktik atau sebaliknya, dimulai dari yang mudah ke yang lebih sulit serta dari hal yang bersifat konkret ke hal yang bersifat abstrak.

2. Ruang lingkup materi tergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materinya yang telah tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran.

3. Materi yang disampaikan mencakup materi dalam bentuk pengetahuan (berupa fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan (berupa langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berupa pendapat, ide, saran, tanggapan).

(14)

Pada kegiatan penyampaian informasi, guru menayangkan gambar dokter lalu bertanya kepada siswa tentang profesi apa itu? kegiatan apa yang dilakukan?

dimana ia bekerja? dan kapan ia bekerja?. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Kegiatan ini bisa dilakukan berulang kali dengan profesi yang berbeda.

c. Partisipasi Peserta Didik

Pembelajaran harus berpusat pada peserta didik agar mereka lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran student centered dilakukan dengan cara:

1. Melakukan latihan dan praktik setelah peserta didik diberi pengetahuan,sikap, atau keterampilan.

2. Umpan balik dilakukan setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai hasil belajarnya.

Umpan balik bertujuan agar peserta didik mengetahui kegiatan yang mereka lakukan tepat atau tidak tepat atau ada yang harus diperbaiki. Untuk menjadikan peserta didik berpartisipasi dalam pembelajaran, guru harus memilih cara dan merancang kegiatan-kegiatan yang dapat menjadikan peserta didik aktif.

Menjadikan peserta didik aktif, guru harus meminta dua siswa untuk melakukan tulisan tanya jawab tentang profesi sesuai dengan yang dicontohkan oleh guru. Setelah tanya jawab, Guru memberikan contoh membuat kalimat dengan bantuan pertanyaan serta gambar. Kegiatan selanjutnya yaitu siswa diminta untuk membuat kalimat sederhana tentang profesi sesuai dengan contoh. Hasilnya bisa disajikan secara lisan maupun tulisan.

d. Tes (evaluasi)

Tes bertujuan untuk mengetahui tujuan pembelajaran yang telah tercapai atau belum tercapai, dan pengetahuan serta keterampilan yang telah dikuasai atau belum dikuasai oleh peserta didik. Pemberian tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran. Guru berupaya menyusun tes yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan dan merencanakan kegiatan-kegiatan yang cocok untuk melakukan tes.

Tes dilakukan dengan memberikan pertanyaan lisan atau soal latihan yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari, misalnya membuat kalimat sederhana tentang al-mihnah (profesi) dengan bantuan gambar-gambar baru yang telah disiapkan oleh guru. Tes dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang al-mihnah (profesi) dan cara membuat kalimat sederhana.

(15)

e. Kegiatan Lanjutan atau Follow Up

Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus dan ada yang belum berhasil. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.

Guru harus merencanakan kegiatan-kegiatan untuk menindaklanjuti hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Kegiatan follow up bisa berupa memberikan pekerjaan rumah berupa membuat kalimat sederhana tentang profesi anggota keluarga dengan menggunakan bahasa Arab atau membahas kembali tema al- mihnah (profesi) hingga siswa memahaminya.

3. Strategi Meningkatkan Pembelajaran Efektif

Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk di dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran dan disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Terdapat pengertian sempit bahwa istilah strategi itu dapat sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan. Adapun pengertian luas sebagaimana dikemukakan Newman dan Logan mengemukakan empat unsur strategi dari setiap kegiatan, yaitu:

a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (output) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.

c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan usaha (achievement).

(16)

Untuk meningkatkan strategi pembelajaran yang efektif perlu memperhatikan empat unsur dalam penerapanya diantaranya :

a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.

b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.

c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.

d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Efektivitas disebut juga efektif, apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat yang menjelaskan bahwa: Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah tercapai. Demikian efektif lebih mengarah kepada pencapaian sasaran atau tujuan.35

Pembelajaran keterampilan menulis harus selalu diarahkan kepada tujuan pembelajarannya dengan indikator keberhasilan pembelajaran, yaitu (1) mampu menyalin bunyi kata, frasa dan kalimat sesuai struktur kebahasaan, (2) mampu menjawab pertanyaan sesuai teks bacaan dan mengurutkannya sehingga menjadi paragraf yang baik, dan (3) mampu mengungkapkan gagasan atau mengarang baik secara terbimbing maupun bebas dengan menggunakan kosakata sesuai tema yang ditentukan. Indikator yang ketiga merupakan pencapaian level tertinggi dalam pembelajaran bahasa Arab mahârah kitâbah.

35 Nasution, M. I. P. (2016). Strategi pembelajaran efektif berbasis mobile learning pada sekolah dasar. IQRA': Jurnal Perpustakaan dan Informasi, 10(1).

Referensi

Dokumen terkait

Aspek - aspek kinerja karyawan dapat dilihat sebagai berikut: a) hasil kerja, bagaimana seseorang itu mendapatkan sesuatu yang dikerjakannya. b) kedisiplinan yaitu ketepatn

Berdasarkan faktor-faktor yang telah diungkap di atas dapat dilihat bahwa masing-masing faktor mempunyai dampak tersendiri bagi kelangsungan hidup perusahaan, sehingga tuntutan

yang benar, dan siswa mampu menulis susunan kalimat berbahasa Arab. yang

Fungsi pendidikan agama Islam yang bersifat kompleks, tidak hanya pada aspek kehidupan dunia, namun kehidupan akhirat sebagai tujuannya, sehingga secara konkrit memaknai

Media pembelajaran bahasa Arab berbasis web offline yang dikembangkan ini memuat seluruh aspek kemahiran berbahasa mulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dimaksudkan

Berikut ini merupakan aspek penelitian yang akan digunakan: (a) ekspresi matematika, meliputi membuat model matematika, grafik, tabel, dan gambar ; (b) menulis teks, meliputi

Dari ketiga aspek tersebut dapat di simpukan bahwa pembelajaran matematika model Think Pair Share dengan menggunakan Soal Open Ended dikatakan efektif bukan hanya

Kitab kuning merupakan kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab yang dihasilkan para ulama dan pemikir muslim lainnya di masa lampau dan masa sekarang khususnya yang