HASIL
PENGABDIAN kepada MASYARAKAT (PkM)
EDUKASI PADA WANITA LANJUT USIA TENTANG PENCEGAHAN HIPERTENSI DI KLINIK BERSALIN EVI HASIBUAN
PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
TAHUN 2020
1. Rahmawani Fauza, SST, M.K.M NIDN 0129118601 (Ketua)
2. Nurfida NIM 1915201018 (Anggota)
3. Nurul Hasanah NIM 1915201019 (Anggota)
Prodi Profesi Bidan
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN PRODI S-1 BIDAN IMELDA MEDAN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
HASIL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
1. Judul PKM : Edukasi Pada Wanita lanjut Usia tentang Pencegahan Hipertensi Di Klinik Bersalin Evi Hasibuan
2. Ketua Tim Pengusul
a) Nama : Rahmawani Fauza, SST, M.K.M b) NIDN : 0129118601
c) Jabatan/Golongan : Asisten Ahli d) Program Studi : S-1 Bidan
e) Perguruan Tinggi : Universitas Imelda Medan f) No.HP :
3. Anggota PkM (1) :
a) Nama : Nurfida b) Nim : 1915201018 4. Anggota PkM (2)
a) Nama : Nurul Hasanah b) Nim : 1915201019 5. Jangka Waktu Kegiatan : 3 bulan
6. Sumber Dana : Yayasan Imelda Medan 9. Jumlah Anggaran yang Diusulkan : Rp. 12.400.000
Medan,
Ketua Tim Pengusulan
Rahmawani Fauza, SST, M.K.M NIDN : 0131088201
Mengetahui,
BIODATA KETUA PELAKSANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap (dengan gelar)
Rahmawani Fauza, SST, M.K.M 2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli/IIIb
3 Jabatan structural Sekertaris Prodi
4 NIDN 0131088201
5 Tempat dan Tanggal lahir Medan, 29 November 1986 6 Alamat rumah
7 Nomor telepon/ Hp
8 Alamat Kantor Jl. Bilal Ujung No. 24, 52, Pulo Brayan Darat I, Kec Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara
9 Alamat email
10 Mata kuliah yang diampu
11 1. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)
2. Asuhan Kebidanan II (Persalinan) 3. Kesehatan Reproduksi dan KB 4. Asuhan Kebidanan Neonatus 12 Bidang Keilmuan
B. Riwayat Pendidikan
D-IV S2 S3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Bidang Ilmu Bidan Pendidik Kesehatan
Masyarakat
C. Penelitian dalam 3 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
sumber Jumlah (juta Rp)
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 3 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Masyarakat
Pendanaan
sumber Jumlah (juta Rp)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Usulan PkM Dosen
Medan, Kamis, 11 April 2020 Pengusul,
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan……….
Hal 1
Identitas dan Uraian Umum………. 2
Daftar Isi………. 3
Ringkasan……… 4
BAB 1. PENDAHULUAN………. 5
1.1. Analisis Situasi ….……….. 5
1.2. Permasalahan Mitra……….. 5
BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN... 6
2.1 . Solusi Yang ditawarkan……….. 6
2.2. Target Luaran……….. 6
BAB 3. METODELOGI PELAKSANAAN………. 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN... 8
4.1. Anggaran Biaya………... 8
4.2. Jadwal Kegiatan……….. 8
BAB 5. SATUAN ACARA MATERI……….. 9
a. Materi……… 9
DAFTAR PUSTAKA………. 10
LAMPIRAN……… 11
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Pengajuan Judul LAMPIRAN 2 : Pengesahan Judul PkM LAMPIRAN 3 : Pengajuan Proposal PkM LAMPIRAN 4 : Susunan Anggota Pengusul LAMPIRAN 5 : Surat Pernyataan Ketua Pengusul LAMPIRAN 6 : Daftar Sarana Prasana yang dibutuhkan LAMPIRAN 7 : Kontrak Pengabdian Kepada Masyarakat
EDUKASI PADA WANITA LANJUT USIA TENTANG PENCEGAHAN HIPERTENSI KLINIK BERSALIN EVI HASIBUAN
RINGKASAN
Hipertensi merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dicegah dan dikontrol dengan penanganan yang tepat (Osamor, 2011; Hussain et al., 2016).
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mengalami hipertensi. Estimasi prevalensi hipertensi secara global sebesar 1,28 juta diantaranya umur 30-79 tahun dari total penduduk dunia di Negara berkembang dan menengah tahun 2021 (World Hearth Organization, 2021). Prevalensi penderita hipertensi lebih banyak pada usia 55-64 Tahun (55,2%), 65-74 Tahun (63,2%) dan
>75 Tahun (69,5%) di Indonesia (Kementerian Kesehatan, 2018). Secara nasional, provinsi yang berada pada urutan kesembilan dengan angka prevalensi hipertensi 33,43% di DKI Jakarta. Kelompok usia lanjut dengan hipertensi dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup (World Hearth Organization, 2021). Pengetahuan dan penanganan yang tidak tepat dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang terutama pada usia lanjut(Nuraisyah, Putri, et al., 2021). Distribusi dari identifikasi permasalahan kesehatan di Kelurahan Cipinang Melayu hipertensi berada pada posisi pertama, kemudian diabetes, diare, jantung dan penyakit pernafasan.
Tujuan PkM secara umum adalah :
Memberikan Pembinaan, Pengetahuan, dan Edukasi Pada Wanita Lanjut Usia Tentang Pencegahan Hipertensi
Tujuan PkM Khusus
Pada akhir pembinaan akan mampu:
1. Mengetahui tujuan edukasi pencegahan hipertensi
2. Mengetahui tingkat pengetahuan para lansia tentang penceghan hipertensi 3. Mengetahui manfaat pencegahan hipertensi
Indikator:
a. Meningkatnya pengetahuan tentang pentingnya edukasi pencegahan hipertensi b. Meningkatnya kesadaran para lansia tentang pentingnya edukasi pencegahan
hipertensi
c. Meningkatnya angka kesehatan pada lansia dari penyakit hipertensi
Metode yang dipakai untuk mencapai tujuan adalah: Edukasi Pada Wanita Lanjut Usia Tentang Pencegahan Hipertensi
Rencana Kegiatan: Bulan April - Juni 2020
Kata Kunci: Penyuluhan, Kesadaran Pentingnya Edukasi Pada Wanita Lanjut Usia Tentang Pencegahan Hipertensi
. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan. Hipertensi belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi termasuk penyakit pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya. Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain. Dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif/stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya. Penyakit ini 3 menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa mengakibatkan kematian.
Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini akan membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan kematian.
Tekanan darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata
1.2 Permasalahan Mitra
Hasil survey dan wawancara yang dilakukan di klini bersalin Evi Hasibuan dijumpai para ibu menyusui kurang memahami atau kurang mengetahui edukasi pada wanita lanjut usia tentang pencegahan hipertensi sehingga para lansia banyak bertanya- tanya hingga mereka mengalami penasaran yang berlebihan.
BAB 2.
SOLUSI DAN PERMASALAHAN
1.1 Solusi yang Ditawarkan
Melihat permasalahan yang dihadapi terkait membangun kesadaran pentingnya edukasi pada wanita lanjut usia tentang pencegahan hipertensi maka diperlu dibuat solusi untuk edukasi pada wanita lanjut usia tentang pencegahan hipertensi.
1.2 Jenis Luaran dan indicator capaian
Bahan ajar dan peningkatan pemahaman mitra
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan solusi atas permasalahan yang dihadapi adalah mengumpulkan seluruh ibu menyusui di klinik bersalin Evi Hasibuan yang belum memiliki pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya edukasi pada wanita lanjut usia tentang pencegahan hipertensi maka dari itu diberikan penyuluhan dan promosi kesehatan.
Mengetahui tujuan edukasi pencegahan hipertensi, mengetahui tingkat pengetahuan para lansia tentang penceghan hipertensi, mengetahui manfaat pencegahan hipertensiAdapun metode pendekatan yang dilaksanakan adalah partisipatif dengan kurun waktu tiga bulan, dengan adanya usaha diatas kami berharap masalah mitra dapat diselesaikan dengan baik, Adapun partisipasi mitra dalam pelaksanaan program ini adalah menerima dan mendukung rencana program, menyediakan tempat, mengajak.
Pelaksanaan Solusi secara sistematis: survei awal kelokasi, menjelaskan maksud dan tujuan rencana yang akan dilaksanakan, melakukan kerja sama ( membuat MoU)
BAB 4
PELAPORAN PENGGUNANAAN DANA
4.1. Anggaran Biaya Program Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Gaji dan Upah peneliti
Honor Honor/Jam (Rp)
Waktu (Jam/Minggu)
Minggu Honor
6 bulan (Rp) Dosen
pelaksana
Rp. 6.000 12 24 Rp.1.700.000
Sub Total Rp.1.700.000 2. Bahan – Bahan habis pakai dan peralatan
Material Justifikasi pemakaian Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Biaya Pertahun
(RP) BBM Pembelian bahan bakar
untuk pengumpulan data
50 liter Rp.7000 Rp.350.000
Alat cek gula
darah(gluko meter)
Pembelian 50 tes
strip
Rp. 700.000 Rp. 700,000
Konsumsi Beli 50 KK Rp.30.000 Rp 1.500.000
Pembelian Kertas
Untuk pengetikan proposal penelitian dan
hasil pengabdian
3 rim Rp 30.000 Rp 90.000
Pembelian tinta
untuk proposal dan hasil pengabdian
2 botol Rp 30.000 Rp 60.000 Pembuatan
Cadtrige
untuk proposal dan hasil pengabdian
2 buah Rp 200.000 Rp 400.000 Pembelian
CD
Untuk menyimpan file yang akan diserahkan
2 unit Rp 7.500 Rp 15.000 Memperban
yak proposal Pengabdian
Penyerahan propsal pengabdian ke LPPM
3 rangkap Rp 40.000 Rp 120.000
Memperban yak laporan hasil Pengabdian
Penyerahan hasil pengabdian ke LPPM
3 rangkap Rp 50.000 Rp 150.000
Pembelian plash disk
untuk penyimpanan bahan dan data hasil
pengabdian
1 unit Rp 70.000 Rp 70.000
Klip Kertas Untuk menjepit ketas laporan
1 kotak Rp.20.000 Rp.20.000 SUB TOTAL (Rp) Rp 2.775.000 3. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Biaya
pemakaian Satuan (Rp)
Pertahun (RP)
Sewa Laptop Untuk pengetikan data
- Rp
500.000
Rp 500.000 Sewa Printer Untuk Mengeprint
data
- Rp
500.000
Rp 500.000
Modem Pembelian modem 1 buah Rp
275.000
Rp 275.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 1.275.000 4. Lain-lain
Material Justifikasi pemakaian
Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Biaya (RP)
Penyuluhan Konsumsi 20 orang Rp
35.000
Rp 1.750.000 SUB TOTAL (Rp) Rp 1.750.000 Total Rp. 12.400.000
Jadwal Kegiatan
No KEGIATAN April Mei Juni
1. Survei, pengenalan 2. Pelaksanaan pembinaan 3. Evaluasi kegiatan
pembinaan pada ibu hamil 4. Terminasi
BAB V
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Edukasi Pada Wanita Lanjut Usia Tentang Pencegahan Hipertensi Sasaran : Para Ibu Menyusui
Tempat :
Waktu : 2 x 50 menit
I. Tujuan Instruksional umum
Setelah proses penyuluhan diharapkan pada wanita usia subur dapat memahami pentingnya edukasi pada wanita lanjut usia tentang pencegahan hipertensi.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu : a. Menjelaskan Pengertian hipertensi
b. Menjelaskan Ruang Lingkup hipertensi
c. Menjelaskan Unsur-Unsur Penyakit Hipertensi d. Menjelaskan Pencegahan Hipertensi
e. Menjelaskan Manfaat pengetahuan tentang edukasi pada wanita lanjut usia tentang pencegahan hipertensi
III. Materi
a) Pengertian hipertensi b) Ruang Lingkup hipertensi
c) Unsur-Unsur Penyakit Hipertensi
d) Manfaat pengetahuan tentang edukasi pada wanita lanjut usia tentang pencegahan hipertensi
IV. Metode 1) Ceramah 2) Diskusi 3) Tanya jawab 4) Praktek
V. Media
1. LCD / Flipchart 2. Leaflet
VI. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 menit Pembukaan
membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Menyebutkan materi yang akan diberikan
Menyampaikan kontrak waktu
Mendengarkan pembukaan yang disampaikan oleh moderator.
2 30 menit Pelaksanaan Penyampaian materi oleh pemateri:
a. Menjelaskan Pengertian hipertensi b. Menjelaskan Ruang Lingkup
hipertensi
c. Menjelaskan Unsur-Unsur Penyakit Hipertensi
d. Menjelaskan Pencegahan Hipertensi e. Menjelaskan Manfaat pengetahuan
tentang edukasi pada wanita lanjut usia tentang pencegahan hipertensi
Mendengarkan dan memberikan umpan balik tehadap materi yang disampaikan.
3 30 menit Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami
Mengajukan pertanyaan
3 15 menit Evaluasi
Menanyakan kembali kepada peserta tentang materi yang telah diberikan dan reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan
4 5 menit Penutup
a)Menjelaskan kesimpulan dari materi penyuluhan
Mendengarkan dengan seksama dan menjawab salam
VII. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di kelurahan Desa Cinta Rakyat Percut Sei Tuan .
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar 3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus
LAMPIRAN MATERI
EDUKASI PADA WANITA LANJUT USIA TENTANG PENCEGAHAN HIPERTENSI
A) PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa sekaligus meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.
Tekanan darah bisa diartikan sebagai kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama yang berada dalam tubuh. Besarnya tekanan ini bergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja.
Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan semakin sempit pembuluh darah arteri, maka tekanan darah akan semakin tinggi.
Hipertensi dapat diketahui dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah.
Setidaknya, orang dewasa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah, termasuk tekanan darah setiap lima tahun sekali.
Penulisan hasil tekanan darah berupa dua angka. Angka pertama atau sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak. Sementara itu, angka kedua atau diastolik mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detaknya.
Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi bila pembacaan tekanan darah sistolik pada pengukuran selama dua hari berturut-turut menunjukkan hasil yang lebih besar dari 140 mmHg, dan/atau pembacaan tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar dari 90 mmHg.
B) RUANG LINGKUP HIPERTENSI
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena kondisi kesehatan yang
mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:
Obstruktif sleep apnea (OSA).
Masalah ginjal.
Tumor kelenjar adrenal.
Masalah tiroid.
Cacat bawaan di pembuluh darah.
Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas.
Obat-obatan terlarang.
Gejala Hipertensi
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:
Sakit kepala;
Lemas;
Masalah penglihatan;
Nyeri dada;
Sesak napas;
Aritmia; dan
Adanya darah dalam urine.
Diagnosis Hipertensi
Dokter atau tenaga ahli biasanya akan memakaikan manset lengan tiup di sekitar lengan dan mengukur tekanan darah dengan menggunakan alat pengukur tekanan.
Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:
Tekanan darah normal adalah tekanan darah di bawah 120/80 mmHg.
Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120–139 mmHg, atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80–89 mmHg. Prahipertensi cenderung dapat memburuk dari waktu ke waktu.
Hipertensi tahap 1 adalah tekanan sistolik berkisar 140–159 mmHg, atau tekanan diastolik berkisar 90–99 mm Hg.
Hipertensi tahap 2 tergolong lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan diastolik 100 mmHg atau lebih tinggi.
Pengobatan Hipertensi
Sebagian pengidap hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup guna mengatur tekanan darah. Namun, jika tekanan darah sudah terkendali melalui perubahan gaya hidup, penurunan dosis obat atau konsumsinya dapat dihentikan. Perhatikan selalu dosis obat yang diberikan dan efek samping yang mungkin terjadi.
Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap hipertensi, antara lain:
Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine.
Pasalnya, hipertensi membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam tinggi dalam tubuh.
Obat untuk melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa menurun.
Perlu diketahui bahwa hipertensi membuat pengidapnya rentan mengalami sumbatan pada pembuluh darah.
Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah.
Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding pembuluh darah lebih rileks.
Obat penghambat renin untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi menaikkan tekanan darah. Jika renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak
terkendali.
Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui terapi relaksasi, misalnya terapi meditasi atau terapi yoga. Namun, pengobatan hipertensi tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan perubahan gaya hidup, seperti menjalani pola makan dan hidup sehat, serta olahraga teratur.
Pencegahan Hipertensi
Menjaga berat badan.
Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
C) UNSUR-UNSUR PENYAKIT HIPERTENSI
Diagnosis hipertensi dengan pemeriksaan fisik paling akurat menggunakan
sphygmomanometer air raksa. Sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali pengukuran dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk di atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan posisi lengan sebaiknya setinggi jantung. Pengukuran dilakukan dalam keadaan tenang. Pasien diharapkan tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat mempengaruhi tekanan darah misalnya kopi, soda, makanan tinggi
kolesterol, alkohol dan sebagainya.
10
Pasien yang terdiagnosa hipertensi dapat dilakukan tindakan lebih lanjut yakni : 1) Menentukan sejauh mana penyakit hipertansi yang diderita
Tujuan pertama program diagnosis adalah menentukan dengan tepat sejauh mana penyakit ini telah berkembang, apakah hipertensinya ganas atau tidak, apakah arteri dan organ- organ internal terpengaruh, dan lain- lain.
2) Mengisolasi penyebabnya
Tujuan kedua dari program diagnosis adalah mengisolasi penyebab spesifiknya.
3) Pencarian faktor risiko tambahan
Aspek lain yang penting dalam pemeriksaan, yaitu pencarian faktor-faktor risiko tambahan yang tidak boleh diabaikan.
4) Pemeriksaan dasar
Setelah terdiagnosis hipertensi maka akan dilakukan pemeriksaan dasar, seperti kardiologis, radiologis, tes laboratorium, EKG (electrocardiography) dan rontgen.
5) Tes khusus
Tes yang dilakukan antara lain adalah :
a. X- ray khusus (angiografi) yang mencakup penyuntikan suatu zat warna yang digunakan untuk memvisualisasi jaringan arteri aorta, renal dan adrenal.
b. Memeriksa saraf sensoris dan perifer dengan suatu alat electroencefalografi (EEG), alat ini menyerupai electrocardiography (ECG atau EKG).
D) MANFAAT PENGETAHUAN TENTANG EDUKASI PADA WANITA LANJUT USIA TENTANG PENCEGAHAN HIPERTENSI
Manfaat bagi dinas kesehatan Yakni memberikan sumbangan pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan bagi kelompok lansia Dalam mengkontrol kejadian hipertensi ini. Manfaat yang didapatkan oleh masyarakat yakni Tambahan informasi mengenai upaya mencegah kejadian komplikasi penyakit hipertensi pada Lansia sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, I.S. (2013). Evaluasi Media Poster Hipertensi Pada Pengunjung Puskesmas Talaga Kabupaten
Majalengka. Jurnal Kesehatan Masyarakat;
9(1).
Andria, K.M. (2013). Hubungan antara perilaku olahraga, stress dan pola makan dengan tingkat hipertensi
pada lanjut usia di posyandu lansia Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. Jurnal
Promkes, 1(2), pp.111-117.
Balqis, S. (2019). Hubungan Lama Sakit dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Hipertensi di Dusun Depok Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).
Brahmantya, I. B. Y., & Adiputra, P. A. T. (2018). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Siswa Sekolah
Menengah Atas Di Kota Denpasar Terkait Pencegahan Penyakit Kanker Kolorektal. E- Jurnal Medika
Udayana, 7(12):1-5.
Candrasari dan Widyasari. (2010). Pengaruh Pendidikan tentang Hipertensi terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Lansia di Desa Makamhaji Kartasura Sukoharjo. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Darmawan, I. P. G. P., Satyarsa, A. B. S., Sari, N. N. S., Suryantari, S. A., & Budiana, I.
N. G. (2018).
General profile of cervical cancer patients in sanglah general hospital-bali from january 2016 to december 2017. In international journal of gynecological cancer (Vol. 28, pp. 265-265). British med assoc house, tavistock square, london wc1h 9jr, england: bmj publishing group.
Dodani, S. (2011). Partisipatif Berbasis Masyarakat untuk Pengendalian dan Pencegahan Hipertensi di
Gereja-gereja Afrika Amerika. Pusat Pos Polio Rehabilitasi, 2308 W, 127 Street, Leawood, KS 66209, USA.
Gondodiputro, S. (2007). Perencanaan Promosi Kesehatan Pencegahan Penyakit
Tidak Menular di Puskesmas.
Nuridayanti, A., Makiyah, N. dan Rahmah, R. (2018). Pengaruh Edukasi terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi di Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. Jurnal Kesehatan Karya Husada (JKKH), 6(1).
Nuryanto, K. dan Adiana, N., (2019). Dukungan Sosial dan Perilaku Promosi Kesehatan pada Lansia dengan
Hipertensi. Jurnal Riset Kesehatan Nasional, 1(2), pp.151- 159.
Ramachandran, V., & Aryani, P. (2018). Association between educational level and hypertension with
decrease of cognitive function among elderly at Puskesmas Mengwi I. Intisari Sains Medis, 9(1), 43-48. Riskesdas. (2013). Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Lap. Nas, pp.1-384.
Satryasa, Suryantari, Pratama, G. M. C. T., Hartawan, I. G. R. M., & Muliarta, I. M.
(2018). Potensi
Pranayama Dalam Meditasi Raja Yoga Sebagai Modalitas Pencegahan Serta Terapi Komplementer
Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Essential: Essence of Scientific Medical Journal, 16(1),
21-29.
Satyarsa, A. B. (2019). Potential Effects of Alkaloid vindolicine Substances in Tapak Dara Leafs
(Catharanthus roseus (L.) G. Don) in Reducing Blood Glucose Levels. Journal of Medicine and Health,
2(4):1009-19.
Satyarsa, A. B. S., Suryantari, S. A. A., Gumilang, P. G. A., & Dewi, N. N. A. (2019).