• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA IMIGRASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN. (Studi Di Kantor Imigrasi Kelas I Tpi Mataram)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENYELESAIAN TINDAK PIDANA IMIGRASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN. (Studi Di Kantor Imigrasi Kelas I Tpi Mataram)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA IMIGRASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

(Studi Di Kantor Imigrasi Kelas I Tpi Mataram)

JURNAL ILMIAH

Oleh :

LALU MUHAMMAD TAQDIR AZHARI D1A116144

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM 2021

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA IMIGRASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

(Studi Di Kantor Imigrasi Kelas I Tpi Mataram) JURNAL KARYA ILMIAH

Oleh :

LALU MUHAMMAD TAQDIR AZHARI D1A116144

Menyetujui,

Pembimbing Pertama

Abdul Hamid, SH.,MH.

19590731 198703 1 001

(3)

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA IMIGRASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

(Studi Di Kantor Imigrasi Kelas I Tpi Mataram) LALU MUHAMMAD TAQDIR AZHARI

D1A116144

Fakultas Hukum Universitas Mataram Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bugaimana proses penyelesaian tindak pidana migrasi dan faktor penghambat dalam penanganan tindak pidana keimigrasian di kantor migrasi kelas 1TPI Mataram, Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum Empiris, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyelesaian tindak pidans imigrasi di Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Mataram undangan yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian, dan Kitab Undang-Undang Hukum Acarn Pidana sebagai pedoman dalam proses penyelesaiannya serta menggunakan pedoman khusus keimigrasian untuk penyelesaian tindak pidana imigrasi. Adapun kendala-kendala dalam penyelesaian tindak pidana imigrasi di Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Mataram sebagai berikut P Tehnis meliputi proses penyelesaian ndak pidana imigrasi yang telah mengacu pada peraturan perundang- proses Faktor membutuhkan waktu yang lama dan masih berpedoman dengan KUHAP, Bktor Aadministrası yaitu dokumen pemberkasan yang banyak dan biaya administrasi yang sukup mahal, faktor SDM yailu masih kurangnya penyidik Intar belakang PPNS

Kata Kunci : Inmigrasi ,Tindak Pidana.Penyelesaian

SETTLEMENT OF THE CRIME OF IMMIGRATION BASED ON THE LAW NUMBER 6 OF 2011 CONCERNING IMMIGRATION

(STUDY IN MATARAM IMMIGRATION OFFICE GRADE 1 TPI) Abstract

This research aims to find out settlement process of the crime of immigration and obstacle factors in handling the crime of immigration in Mataram Immigration Office Grade 1 TPI. The method of this research is empirical legal method using statute, conceptual and sociological approaches. The result of this research experienced that the settlement of the crime of immigration in Mataram Immigration Office Grade 1 TPI has refereed to the Law Number 6 of 2011 concerning Immigration and Criminal Procedure Law (KUHAP) as a guidance in settlement process as well as the office used special guidance of immigration for processing settlement of the crime of immigration. The obstacle factors in settlement of the crime of immigration in Mataram Immigration office as follows; technical factor including the settlement process of the crime of immigration that take long time and are still guided by the Criminal Procedure Code (KUHAP). Administrative factor are many filing documents and administrative costs are quite expensive, human resources factors are the lack of investigators who have investigator education background.

Key Words: Immigration, Crime, Settlement

(4)

I. PENDAHULUAN

Negara Republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), bukan berdasarkan atas kekuasaan (machtstaat). Hal ini secara jelas disebutkan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang rumusannya “Negara Indonesia adalah negara hukum.”Sebagai negara hukum yang sudah tertera pada Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik.

“Menurut Van Hamel seperti di kutip oleh Mulyati Pawennei dan Rahmanuddin, hukum pidana merupakan keseluruhan dasar dan aturan yang dianut oleh Negara dalam kewajibannya untuk menegakkan hukum, yaitu dengan melarang apa yang bertentangan dengan hukum (onrecht) dan mengenakan suatu nestapa (penderitaan) kepada yang melanggar larangan tersebut”.1

Tindak Pidana secara bahasa merupakan terjemahan dari istilah Belanda “StrafbaarFeit” sedangkan dalam bahasa Latin dipakai istilah

“Delict” atau “Delictum” dalam bahasa Indonesia digunakan istilah delik atau biasa di sebut Tindak Pidana atau perbuatan pidana yang sudah di atur dalam Undang-Undang.

“Menurut Wirjono Prodjodikoro dalam buku Azas-azas Hukum pidana di Indonesia memberikan suatu pengertian mengenai tindak pidana adalah pelanggaran norma-norma dalam tiga bidang hukum lain, yaitu Hukum Perdata, Hukum Ketatanegaraan, dan Hukum Tata Usaha Pemerintah, yang oleh pembentuk undang-undang ditanggapi dengan suatu hukum pidana, makasifat-sifat yang ada dalam suatu tindak pidana adalah sifat melanggar hukum, karena tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum”2

1Mulyati Pawennei dan Rahmanuddin Tomalili, Hukum Pidana, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2015, hlm. 4.

2http://saifudiendjsh.blogspot.com/2014/02/pengertian-tindak-pidana.html?m=1. diakses pada tanggal 2 oktober 2020 jam 06:51 WITA.

(5)

Tindak pidana ialah suatu perbuatan yang dilarang dan sudah di atur dalam peraturan dan disertai hukuman (sanksi), salah satu dari tindak pidana tesebut ialah tindak pidana imigrasi , sebelumnya migrasi dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

“Istilah migrasi berasal dari bahasa Latin 'migratio' yang mempunyai arti perpindahan penduduk antar negara. Cukup lama istilah migrasi hanya sebatas melihat aspek perpindahan penduduk saja tanpa melihat aspek-aspek lainnya. Pandangan klasik ini mengacu pada Konferensi Internasional tentang Imigrasi dan Imigrasi Tahun 1924 di Roma, memberikan definisi imigrasi sebagai suatu: "Human mobility to enter a country with its purpose to make a liu- ing or for residence", yang berarti 78 bahwa migrasi hanya memiliki arti gerak pindah orang memasuki suatu negara dengan niat untuk mencarinafkah dan menetap di sana.”3

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian yaitu visa mereka sudah habis masa berlaku dan menyalahgunakan izin tinggal tapi kenapa malah lebih banyak yang dikenakan tindakan admisratif dibandingakan diberikan tindakaan pidana walaupun dengan dasar

Pasal 75 ayat 1 (satu) yaitu: “pejabat imigrasi berwenang melakukan tindakan adsminisratif keimigrasian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonsia yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tindak menghormati atau tidak mantaati peraturan Perundang-undangan”

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penyusun tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyelesaian tindak pidana imigrasi dengan judul: "PENYELESAIAN TINDAK PIDANA IMIGARSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 6 TAHUN 2011 TENTANG

3 M. Iman Santoso, PerspektifImigrasiDalamMigrasiManusia,Cet. 1,PRC PUSTAKA REKA CIPTA,Bandung-Jawa Barat,2014, hlm 2

(6)

KEIMIGARSIAN (STUDI DI KANTOR IMIGRASI KELAS 1 MATARAM)”

Berdasarkan uraian singkat tersebut, penyusun akan memberikan batasan dengan menentukan rumusan masalah yang akan diteliti. Adapun perumusan masalah yang hendak dikemukakan penyusun adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penyelsaian tindak pidana imigrasi di kantor imigrasi kelas 1 TPI Mataram ? 2. Apa kendala dalam penanganan tindak pidana keimigarsian di kantor imigrasi kelas 1 Mataram ?

Adapun tujuan dan penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisis Bagaimana proses penyelsaian tindak pidana imigrasi di kantor imigrasi kelas 1 TPI Mataram dan Apa saja kendala dalam penanganan tindak pidana keimigarsian di kantor imigrasi kelas 1 Mataram.

Manfaat penelitian ini adalah diharapkan dapat mengembangkan informasi dan wawasan keilmuan bagi para pembaca atau masyarakat pada umumnya serta kepada penyusun sendiri sehingga dapat menambah pengetahuan dalam bidang hukum pidana khususnya Penyelesaian Tindak Pidana Imigarsi Di Kantor Imigrasi Kelas 1 Mataram.

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan pendekatan penelitian, pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, dan pendekatan sosiologis. Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari penelitian dilapangan dan penelitian kepustakaan. Serta jenis data terdiri dari data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data

(7)

menggunakan penelitian lapangan dan studi kepustakaan. Analisis data menggunakan metode analisi deskriptif-kualitatif.

II. PEMBAHASAN

Proses Penyelsaian Tindak Pidana Imigrasi Di Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Mataram

Tindak pidana imigrasi memang meresahkan dikarenakan WNA yang melakukan tindak pidana keimigrasian dapat memberikan kerugian bagi Negara dan masyarakat Indonesia, tindak pidana keimigrasian tersebut seperti memasuki Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak melalui tempat pemeriksaan di bandara dan Pelabuhan , salah satu dari tindak pidana keimigrasian yaitu menyalahgunakan izin tinggal, imigran gelap, tidak melalui tempat pemeriksaan, pemalsuan identitas dan keterangan dan ketentuan yang sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor Tahun 2011 Tentang Keimigrasian di bab XI.

Karena sudah mencapai perbuatan melanggar peraturan Undang- Undang keimigrasian yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Di dalam Undang-Undang tersebut diatur apabila terjadi tindak pidana imigrasi, itu dapat diselesaikan melalui 2 cara yaitu

Tindakan Administratif Keimigrasian

(8)

Tindakan adminisratif keimigrasian adalah tindakan yang dilakukan di luar proses pradilan yang ada di Indonesia yang sesuai dangan keterangan dan di atur dalam Pasal 75 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian yaitu : Pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan; Pembatasan, perubanan, atau pembatalan Izin Tinggal; Larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia; Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia; Pengenaan biaya beban; dan/atau;

Deportasidari Wilayah Indonesia.

Dari tindakan adminisratif keimigrasian yang sudah disebutkan pada Pasal 75 ayat (2) ini hanya untuk WNA yang melakukan tindak pidana imigrasi kecuali kepada WNA yang sebagai korban penyelundupan manusia dan korban perdagangan orang itu tidak boleh di kenakan tindakan admisiratif dan di tegaskan pada Pasal 86 Undang –Undang No 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian yaitu

Pasal 86

Ketentuan tindakan adminisratif tidak berlakukan terhadap korban perdagangan orang dan penyelunmdupan manusia

Tahapan Kegiatan Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) Dalam melakukan setiap tindakan, pihak keimigrasian melakukan empat aspek tahapan kegiatan Tindakan Administratif Keimigrasian yang meliputi:

1. Pengolahan hasil pengawasan dan atau penyidikan Temuan adanya perbuatan melanggar hukum hasil pengawasan dan bukti penyidikan, dilakukan pengolahan dan pemilahan sesuai sifat dan jenis pelanggaran, untuk menentukan TAK yang tepat dikenakan tethadap si pelanggar hukum keimigrasian tersebut.

(9)

2. Pemeriksaan Tindakan ini dilakukan untuk memeriksa tersang ka, saksi, dan barang bukti hasil pengawasan dengan dibuatkan berita acara. Sedangkan hasil penyidikan dan perkara yang sudah mendapatkan putusan serta berkuatan hukum tetap, tidak perlu lagi pemeriksaan, hanya diperlukan identifikasi terhadap bekas terpidana, dengan menujuk surat perjalanan. surat atau dokumen lain, serta putusan hakim, sehingga tidak keliru dalam pelaksanaan tindakan keim grasian.

3. Penindakan Tindakan ini merupakan tindakan hukum administrasi terhadap orang yang tidak mentaati peraturan dan atau melakukan kegiatan yang berbahaya hagi keamanan dan ketertiban umum, terdiri dari:

a. Warga Negara Indonesia berupa cekal, penolakan keluar wilayah Indonesia, pencabutan dan hal lain yang berkenaan dengan surat perjalanan RI

b. Orang asing. berupa: cekal, penolakan keluar dan masuk wilayah Indonesia, biaya behan, deportasi, pendetensian, pembatasan, pembatalan/perubahan izin keberadaan, larangan berada di suatu atau beberapa tempat, keharusan bertempat tinggal di tempat tertentu

c. penanggung jawab alat angkut, berupa: biaya beban, membawa kembali orang asing yang tidak dibern izin masuk, orang asing yang tidak diberi izin masuk untuk tetap4

Dalam tindakan administratif ini dapat diberikan sebelum WNA yang melanggar aturan dalam Undang-Undang No 6 Tahun 2016 Tentang Keimigrasian itu di tetapkan sebagai tersangka , pemberian tindakan adminisratif harus juga mempertimbangkan beberapa hal yaitu pertimbangan politik,ekonomi, social budaya, keamanan ,waktu dan biaya yang akan di pertimbangkan oleh pejabat imigrasi dalam menentukan tindakan apa yang akan diberikan.

Tindakan Projustisia (melalui proses peradilan pidana)

Tindakan projustitia atau biasa disebut dengan tindakan pidana yaitu meliputi proses peradilan pidana Indonesia karena tindak pidana imigrasi ialah tindak pidana khusus dan di dalam Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian tidak

4 Muh Khamdan,Modul Teori Dan Praktek Tindakan Adminisratif Keimigrasiaan.

https://www.slideshare.net/mobile/khamdanwi/tindakan-administratif-keimigrasian, diakses Jam 15:00 Wita tgl 15 maret 2021.

(10)

mengatur bagaimana sistem atau proses peradilan projustitia ini, maka prosesnya akan mengikuti KUHAP dan tahapan-tahapanya yaitu :

a. Tahapan Penerimaan laporan

b. Tahapan Surat perintah penyelidikan c. Tahapan Rencana penyelidikan d. TahapanPermintaan keterangan e. Tahapan Laporan hasil penyelidikan f. Tahapan Laporan terjadinya tindak pidana g. Tahapan Matrik perkara tindak pidana h. Tahapan Surat perintah penyidikan

i. Tahapan Rencana jadwal kegiatan penyidikan j. Tahapan Surat panggilan saksi/tersangka k. Tahapan Bantuan keterangan ahli

l. Tahapan Bantuan pemanggilan saksi/ahli m. Tahapan Laporan pengembangan penyidikan n. Tahapan Usul perhentian penyidikan/penuntutan o. Tahapan Surat perintah perhentian penyidikan p. Tahapan Surat perintah penyerahan berkas perkara

q. Tahapan Surat perintah penunjukan jaksa penuntut umum untuk mengikuti perkembangan penyidikan perkara tindak pidana r. Tahapan Surat perintah penunjukan jaksa penuntut umum untuk

penyelesaian perkara tindak pidana

s. Tahapan Permintaan perkembangan hasil penyelidikan t. Tahapan Hasil penyelidikan belum lengkap

u. Tahapan Pengembalian berkas perkara untuk dilengkapi v. Tahapan Pemberitahuan bahwa waktu penyidikan telah habis w. Tahapan Pemberitahuan bahwa hasil penyidikan sudah lengkap

Terkait tindak pidana imigrasi tahapannya dilakukan berdasarkan system hukum acara pidana namun memiliki khusus an dalam tahapannya yang dimana seperti berikut yaitu:

a. Pengolahan hasil laporan kejadian maupun temuan

langkah ini dilakukan untuk menindak lanjuti temuan hukum yang melanggar hukum hasil pengawasan atau adanya laporan, dilakukan pengolahan dan pemilahan sesuai sifat dan jenis perintah untuk melaksanakan tindak pidana keimigrasian yang tepat sehingga dapat melakukan atau tidak proses penyidikannya.

b. Penerbitan surat perintah tugas

Tindakan ini untuk melakukan penanganan perkara di bidang Keimigrasian serta berkoordinasi dengan instansi lain, sehubungan dengan dugaan tindak pidana keimigrasian.

(11)

c. Penerbitan surat perintah penyidikan

Tindakan ini untuk melakukan tugas penyidikan perkara di bidang Keimigrasian serta berkoordinasi dengan instansi lain, dengan dugaan tindak pidana keimigrasian.

d. Penerbitan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) Tindakan ini untuk memberitahukan koordinasi dengan kepala kejaksaun setempat tentang dimulainya penyidikan perkara di bidang keimigrasian

e. Pemanggilan Saksi

memanggil seseorang dalam rangka penyidikan perkara tindak pidana untuk didengar keterangannya dalam pemeriksaan

f. Penerbitan Surat Penangkapan

Tindakan hukum berupa penangkap yang perlu dilakukan terhadap seseorang karena keadaannya dan atau perbuatannya yang diduga melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup

g. Pembuatan Berita Acara Penangkapan

Berita acara penangkapan ini untuk menggambar kan keadaan jalannya proses penangkapan.

h. Penerbitan Surat Perintah Penahanan

Tindakun hukum berupu penahanan dilakukan terhadap seseorang yang karena keadaannya dan perbuatannya diduga melakukan tindak pidana agar tidak kabur atau menghilangkan diri dan barang bukti.

i. Pembuatan Berita Acara Penahanan

Berita acara penahanan untuk menggambarkan jalannya proses penangkap.

j. Pembuatan Berita Acara Penahanan

Berita acara penahanan untuk menggambarkan jalannya proses penangkap.5

Berdasarkan penjelasan Reza Mulyawan terkait proses penyelesaian tindakan pidana imigrasi, maka tindakan administratif ini dapat diberikan sebelum WNA yang melanggar aturan dalam Undang-Undang No 6 Tahun 2016 Tentang Keimigrasian itu di tetapkan sebagai tersangka, sedangkan WNA yang telah ditetapkan sebagai tersangka, maka tindakan

5 Muh Khamdan,Modul Teori Dan Praktek Penyidikan Tindak Pidana Keimigrasian.

https://www.Slideshare.net/mobile/Khandanwi/tindakan-penyidikan-pidana-imigrasi, di akses

(12)

administratif tidak dapat diupayakan lagi, sehingga harus melalui proses projustisia atau pengadilan.

Berdasarkan hasil penelitian pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram,Kantor Kejaksaan Negri Mataram, dan Kantor Pengadilan Kelas IA Mataram dengan pak Reza Mulyawan selaku Kepala Subseksi Penindakan Keimigrasian mengatakan bahwa Proses penyelesaian yang ada di imigrasi itu ada dua cara yang dimana ada tindakan adminisratif pendeportasian, penangkalan dan tindakan pidana ialah pemidaaan dengan proses peradilan pada umumnya,dan dalam proses penyidikan dimana memiliki khususan yaitu WNA yang diduga ditempatkan di rumah ditensi yaitu rumah bagi WNA yang diduga melanggar ketentuan Perundang-Undangan dan prosesnya itu memakan waktu yang lama dimana ditemukan bukti-bukti yang cukup kuat dan permulaan pelaksana dari terduga baru bisa dinaikan kekejaksaan dan untuk tindakan adsmisratif itu merupakan pertimbangan dari PPNS Imigrasi dan Kepala Kantor Imigrasi apakah diberikan tindakan adminisratif ataukah tindakan pidana dan dalam proses tindakan adminisratif itu dapat dilakukan apabila terduga atau WNA tersebut belum ditetapkan menjadi tersangka maka itulah perbedaan dari penyelesaian yang ada di imigrasi dikarnakan adanya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian memberikan khususan dalam penindakannya6

6 Hasil wawancara dengan Reza Mulyawan ,Kepala Subseksi Penindakan Keimigrasian,15 Januari 2021,Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram.

(13)

Berdasarkan hasil dari wawancara terkait tahapan proses yang dilakukan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI MATARAM dari hasil atau wawancara Kepala Sub Bagian Penindakan Keimigrasian, proses khusus yang yang dijelaskan oleh bapak Reza Mulyawan selaku kepala Subseksi Penindakan Keimigrasian Tahapan prosesnya yaitu :

1) Imigrasi melakukan Rencana Penyidikan (Rendik) apabila diduga melanggar ketentuan Peratuan Perundangan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

2) Surat perintah tugas atau imigrasi membuat amditrasi penyidikan (Mendik) beberapa anggota untuk menangani tugas tindak pidana ke imigarsian:

a) Beberapa anggota untuk surat perintah persidangan

b) bersurat kepada kepala kantor kejaksaan dan pemberitaan SPD c) pembuat laporan kejadian (apabila ada laporan dari masyarakat) d) penyidikan memanggil saksi-saksi dan berita acara sumpah e) pembuatan berita acara bukti-bukti

f) perbuatan yang di ancam lebih dari 5 Tahun dapat di tahan g) permohonan penitipan tahanan di lapas

h) membuat surat perintah pemohonan penahan tersangka i) surat perintah penahan (berita acara)

j) surat perintah penyitaan terhadap alat bukti (berita acara)

k) persiapan mengumpulkan bukti-bukti, keterangan dan admistrasi lalu di limpahkan ke kejaksaan negeri

l) meminta pendangan para ahli

(14)

m) ahli menerangkan dalam saksama

n) berita acara penyerahan tersangka dan barang bukti ke kejaksaan.7 Kendala Dalam Penanganan Tindak Pidana Imigrasi Di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram

Dalam setiap penegakan hukum pasti memiliki faktor-faktor yang bisa menghambat atau dapat mempengaruhi dalam proses penegakan dan pelaksanaan hukum tersebut baik itu dari dalam berupa peraturannya, dan dari luar berupa masyarakat, budaya hukum, kebiasan dari penegak hukum dan lain-lain. Hasil wawancara dengan bapak Reza Mulyawan selaku Kepala Subseksi Penindakan Keimigrasian yaitu ada 3 faktor yang ada yakni Faktor tehnis dan faktor admistrastif

Kendala Tehnis

Kendala tehnik ialah kendala yang meliputi proses Tehnik yaitu Proses dalam suatu penyelesaian yang dimana di kantor imigrasi di seluruh Indonesia salah satunya di kantor imigrasi kelas I TPI Mataram ini memgunakan proses penyelesaianya masih berpedoman dengan KUHAP, dan ini yang menjadi salah satu kendala di kantor imigrasi kelas I TPI Mataram, yakni kendala ini agak sedikit meganggu dalam persidangan dikarnakan imigrasi dalam aturan tehnik penyelesaian masih belum meliliki pedoman sendiri atau khususan dalam beracara.

Kendala Administrasi

7Hasil wawancara dengan Reza Mulyawan, Kepala Subseksi Penindakan Keimigrasian, 15 Januari 2021, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram.

(15)

Kendala administrasi ialah kendala dalam porses adminstratrasi yang meliputi penyiapan rencana penyidikan atau disebut juga RENDIK, pengumpulan alat bukti, Admistrasi penyidikan, dan pemeriksaan saksi-saksi, oleh karena itu ini merupakan kendala yang di alami oleh kantor imigrasi kelas I TPI Mataram dan kendala administrasi ini sangat berpengaruh besar dalam proses penyelesaian tindak pidana imigrasi dikarnakan dari kendala ini yang sangat di pertimbangankan oleh kepala kantor imigrasi dan para petugas Imigrasi khususnya penyidik imigrasi atau PPNS imigrasi dan kepala Sub seksi Penindakan Keimigrasian apakah WNA yang melanggar ketentuan Undang- Undang No 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian itu diberikan tindakan adminstratif atau di berikan tindakan pidana (projustisia)8

Kendala Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting di dalam suatu organisasi baik institusi maupun perusahaan. Sumber daya manusia penyidik di Imigrasi Kelas I TPI Mataram dapat dikatakan masih kurang banyak, kekurangan penyidik di imigrasi dikarenakan tidak semua pegawai mengikuti pendidikan PPNS, hanya terdapat 2 (dua) orang pegawai yang memiliki latar belakang ppns yakni Gunawan dan Reza Mulyawan, di bawah naungan Reza Mulyawan terdapat 13 orang yang menjadi pembantu proses pembuatan berkas hasil penyidikan atau prosesnya di Imigrasi Kelas I TPI Mataram.9

8 Hasil wawancara dengan Reza Mulyawan ,Kepala Subseksi Penindakan Keimigrasian,15 Januari 2021,Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram.

9Hasil wawancara dengan Reza Mulyawan ,Kepala Subseksi Penindakan Keimigrasian, 26 April 2021,Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram.

(16)

Berdasarkan uraian di atas terkait faktor-faktor penghambat dalam proses penegakan hukum di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram,dari hasil wawancara dengan bapak Reza Mulayawan selaku kepala subseksi penindakan keimigrasian dikatakan oleh bapak Reza yaitu ada 3 faktor penghambat dalam proses penegakan yang terjadi di Mataram.

III. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Proses penyelesaian tindak pidana imigrasi di kantor imigrasi kelas I TPI Mataram dapat dikatan sesuai dengan Undang-Undang No 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian, Dalam tindakan adminstratif yaitu dilakukan pendeportasian, Tapi sebelum di lakukan pendeportasian akan terlebih dahulu di lakukan penyelidikan jika memakan waktu yang lama

(17)

dalam proses penyelidik maka akan dilakukan pendeportasian akan tetapi pendeportasian akan di pertimbangan oleh kepala kantor keimigrasian sedangkan Dalam proses projustisia akan dilakukan sesuai dengan KUHAP, tapi dalam proses ini lebih Khusus dan memakan waktu yang lama, apabila sudah ada bukti yang cukup kuat dan saksi makan akan di lakukan porses penyelesaian melalui projustisia yaitu akan di limpahkan ke kejaksaan (P21) dan akan melalui proses hukum sesuai KUHAP sampai di berikan Putusan oleh hakim. Tetapi dalam prosesnya penyelesaian tindak pidana Di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram lebih banyak memberikan tindakan adminstratif keimigrasian yaitu pendeportasian yaitu dengan persentase 98%

dan yang dikenakan Projustisia dengan persentase 2%,. 2. Adapun kendala- kendala dalam penyelesaian tindak pidana imigrasi di Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Mataram sebagai berikut: Faktor Tehnis (proses penyelesaian tindak pidana imigrasi yang membutuhkan waktu yang lama dan masih berpedoman dengan KUHAP), faktor Administrasi (Dokumen pemberkasanyang banyak dan biaya administrasi yang cukup mahal), faktor SDM (masih kurangnya penyidik yang mempunyai latar belakang pendidikan PNS).

Saran

Bagi Imigrasi Klas I TPI Mataram

diharapkan supaya lebih mempertimbangkan lagi dalam meberikan tindakan terhadap WNA yang melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian supaya bisa memberikan efek jera bagi pelanggar ketentuan Undang-Undang No 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian, dan aplikasi penunjang dalam kinerja imigrasi itu harus di sosialisasikan lebih

(18)

mendalam lagi terutama Aplikasi Pelapor Orang Asing (APOPOA) yang dimana aplikasi ini sangat mebantu tugas imgrasi dalam menangani WNA yang melakukan kegiatan yang bertentangan dengan Undang-Undang No 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian dan mepermudahkan dalam proses penyidikan, pengmpulan alat bukti, tidak memakan proses yang lama, dan waktu lebih effsien.

Bagi imigrasi, Pemerintah, dan Masyarakat

Bagi masyarakat diharapkan untuk tidak membantu WNA dalam menyembunyikan identitas diri dan memberikan tempat penginapan kepada WNA dan diharapkan bagi pengusaha pemilik penginapan agar lebih selektif dalam memberikan izin menginap bagi WNA; Bagi imigrasi diharapkan agar dapat meningkatkan sumber daya manusia para pegawai sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam penegakan tindak pidana imigrasi di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

M. Iman Santoso, PerspektifI migrasi Dalam Migrasi Manusia, Cet.

1,PRC PUSTAKA REKA CIPTA,Bandung-Jawa Barat,2014.

Mulyati Pawennei dan Rahmanuddin Tomalili, Hukum Pidana, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2015.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian

INTERNET

Muh Khamdan,Modul Teori Dan Praktek Penyidikan Tindak Pidana Keimigrasian. https://www.Slideshare.net/mobile/Khandanwi/tindakan- penyidikan-pidana-imigrasi.

Muh Khamdan,Modul Teori Dan Praktek Tindakan Adminisratif Keimigrasiaan.https://www.slideshare.net/mobile/khamdanwi/tindakan- administratif-keimigrasian.

http://saifudiendjsh.blogspot.com/2014/02/pengertian-tindak- pidana.html?m=1.

HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara dengan Reza Mulyawan ,Kepala Subseksi Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini Departemen Kementerian RI telah merancang dan mengimplemtasikan program penanganan kemiskinan melalui beberapa jenis program seperti: Proyek Bantuan Kesejahteraan

Perhitungan koefisien korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara peningkatan dosis fraksi air ekstrak buah kayu putih terhadap penurunan nafsu makan dan berat badan

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil pembahasan sebelumnya maka simpulan yang didapatkan sebagai berikut : (1) Evaluasi berbasis Computer Based Test

Penggunaan media pembelajaran yang interaktif dan mengasyikkan dapat membantu untuk memudahkan siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam

Hasil penentuan derajat ketengikan sampel minyak tanpa dan dengan penambahan butil hidroksi toluen (BHT) dan vitamin E pada penyim­ panan minggu ke 0, 1, 2, 3, 4, 5 dan ke

Oleh karena itu, atas nama negara pada kesempatan yang baik ini, saya mengucapkan terima kasih, kebanggaan dan penghargaan kepada semua pihak, termasuk yang saya sampaikan tadi