• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN BIBIT KOPI (Coffea sp.) PADA BERBAGAI INTERVAL PENYIRAMAN PLANT GROWTH PROMOTION RHIZOBACTERIA TUGAS AKHIR OLEH:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERTUMBUHAN BIBIT KOPI (Coffea sp.) PADA BERBAGAI INTERVAL PENYIRAMAN PLANT GROWTH PROMOTION RHIZOBACTERIA TUGAS AKHIR OLEH:"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN BIBIT KOPI (Coffea sp.) PADA BERBAGAI INTERVAL PENYIRAMAN PLANT GROWTH PROMOTION

RHIZOBACTERIA

TUGAS AKHIR

OLEH:

ANDI MIFTAHUL JANNAH 1722040002

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2020

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PERTUMBUHAN BIBIT KOPI (

Coffea sp.)

PADA BERBAGAI INTERVAL PENYIRAMAN PLANT GROWTH PROMOTION

RHIZOBACTERIA

TUGAS AKHIR

Oleh:

ANDI MIFTAHUL JANNAH 1722040002

Tugas Akhir ini Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan

Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Kafrawi, S.P., M.P. Dr. Zahraeni Kumalawati, S.P., M.P.

NIP 197108101998021002 NIP 197209041998022001

Mengetahui:

Direktur Politeknik Pertanian Ketua Jurusan

Negeri Pangkajene Kepulauan Budidaya Tanaman Perkebunan

Dr. Ir. Darmawan, M.P. Abdul Mutalib, S.P., M.P.

NIP 196702021998031002 NIP 197003311997031002 Tanggal Lulus: 24 Juni 2020

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul Tugas Akhir : Pertumbuhan Bibit Kopi (Coffea sp.)pada Berbagai Interval Penyiraman Plant Growth Promotion Rhizobacteria

Nama : Andi Miftahul Jannah

NIM : 1722040002

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Budidaya Tanaman Perkebunan

Menyetujui Tim Penguji:

1. Dr. Kafrawi, S.P., M.P. (...)

2. Dr. Zahraeni Kumalawati, S.P., M.P. (...)

3. Ir. Baso Darwisah, M.P. (...)

4. Sri Muliani, S.P., M.P. (...)

Mengetahui, Ketua Program Studi,

Muhammad Yusuf, S.P., M.P.

NIP 197006271998031006

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, April 2020 Yang menyatakan,

Andi Miftahul Jannah

(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul Pertumbuhan Bibit Kopi (Coffea sp.) pada Berbagai Interval Penyiraman Plant Growth Promotion Rhizobacteria. Tidak lupa pula penulis mengirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi Rahmatan Lill Alaamin dan Uswatun Khasana dimuka bumi ini.

Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi di Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Pada kesempatan yang sangat berharga ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibunda dan ayahanda yang telah mengasuh dan merawat penulis sejak kecil sampai saat ini serta senantiasa mendoakan dan mendukung penulis, baik dari segi moril maupun materil. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Kafrawi, S.P., M.P. dan Ibu Dr. Zahraeni Kumalawati, S.P., M.P. sebagai dosen pembimbing I dan pembimbing II penulis yang telah banyak memberikan saran dalam memperbaiki laporan penulis.

2. Dr. Ir. Darmawan, M.P. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

3. Abdul Mutalib, S.P., M.P. selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan.

4. Muhammad Yusuf, S.P., M.P. selaku Ketua Prodi Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan.

5. Dosen dan teknisi yang selama ini memberikan pembelajaran yang berharga kepada penulis.

6. Terima kasih juga kepada saudara-saudara seperjuangan dari berbagai daerah, suku, ras dan agama di Kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yang telah setia menemani dan memberikan sumbangsi pemikiran dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan, sehingga ktritik dan saran sangat diharapkan demi sempurnanya laporan ini.

Akhirnya, segala kerendahan hati penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Pangkep, April 2020 Penulis

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kopi ... 4

2.2 Pembibitan Kopi ... 4

2.3 PGPR (Plant Growth Promotion Rhizobacteria) ... 6

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ... 7

3.2 Alat dan Bahan ... 7

3.3 Metode Percobaan ... 7

3.4 Pelaksanaan ... 8

3.5 Parameter Pengamatan ... 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 11

(7)

vii

4.2 Pembahasan ... 14

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 18

5.2 Saran ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19

LAMPIRAN ... 22

RIWAYAT HIDUP ... 34

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Bibit Kopi pada Berbagai Interval

Penyiraman PGPR umur 92 hari setelah tanam (hst)... 11 Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Bibit Kopi pada Berbagai Interval

Penyiraman PGPR umur 92 hari setelah tanam (hst)... 12 Tabel 3. Rata-rata Luas Daun (cm2) Bibit Kopi pada Berbagai Interval

Penyiraman PGPR umur 92 hari setelah tanam (hst)... 12 Tabel 4. Rata-rata Diameter Batang (cm) Bibit Kopi pada Berbagai Interval

Penyiraman PGPR umur 92 hari setelah tanam (hst)... 13 Tabel 5. Rata-rata Panjang Akar (cm) Bibit Kopi pada Berbagai Interval

Penyiraman PGPR umur 92 hari setelah tanam (hst)... 13 Tabel 6. Rata-rata Volume Akar (mL) Bibit Kopi pada Berbagai Interval

Penyiraman PGPR umur 92 hari setelah tanam (hst)... 14

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Denah acak kelompok dilapangan ... 23

Lampiran 2. Data hasil pengukuran (92 hst) bibit tanaman kopi ... 24

Lampiran 3. Pengecambahan benih kopi ... 28

Lampiran 4. Penyemaian kecambah ... 29

Lampiran 5. Penyiapan media tanam dan tempat pembibitan ... 30

Lampiran 6. Penanaman dan pemeliharaan bibit kopi ... 31

Lampiran 7. Aplikasi perlakuan PGPR ... 32

Lampiran 8. Pengukuran parameter pengamatan ... 33

(10)

x

ABSTRAK

ANDI MIFTAHUL JANNAH (1722040002) : Pertumbuhan bibit kopi pada berbagai interval penyiraman PGPR (Plant Growth Promotion Rhizobacteria).

Dibawah bimbingan bapak Kafrawi dan ibu Zahraeni Kumalawati.

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan interval pemberian PGPR yang tepat untuk bibit tanaman kopi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perlakuan interval penyiraman PGPR konsentrasi 30 mL.L-1 (P) yang terdiri dari 4 taraf yaitu penyiraman Tanpa PGPR/kontrol (P0), penyiraman PGPR satu kali/minggu (P1), penyiraman PGPR dua kali/minggu (P2), dan penyiraman PGPR tiga kali/minggu (P3). Setiap perlakuan terdiri atas 2 unit tanaman dan dibuat dalam 3 ulangan sehingga terdapat 24 unit pengamatan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian aplikasi PGPR tiga kali seminggu memberikan pengaruh terbaik dan hasil tertinggi terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan luas daun sedangkan perlakuan tanpa aplikasi PGPR/kontrol memberikan pengaruh terbaik dan hasil tertinggi terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi pada parameter panjang akar dan volume akar.

Kata kunci: PGPR, interval, kopi, penyiraman.

(11)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan berperan penting sebagai sumber devisa negara.

Volume ekspor kopi yang cukup tinggi menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia pada tahun 2010 (International Coffee Organization, 2012). Namun pada tahun 2015 produksi kopi Indonesia mengalami stagnasi sehingga terjadi ketidakseimbangan antara permintaan kopi yang terus meningkat sekitar 5─6% dengan pasokan yang naik hanya 1% (AEKI, 2015). Stagnasi itu menyebabkan posisi Indonesia bergeser ke posisi keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Colombia (International Coffee Organization, 2015).

Penurunan produksi kopi tersebut menyebabkan penurunan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia. Tahun 2018, volume ekspor kopi sebesar 280 ribu ton menurun sebesar 40 persen dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 467,8 ribu ton. Nilai ekspor 2018 juga menurun dari US$1,2 miliar menjadi US$817,8 juta (Badan Pusat Statistik, 2019).

Untuk dapat memenuhi permintaan ekspor yang terus meningkat dan menambah devisa negara perlu dilakukan usaha peningkatan produksi melalui perbaikan teknis budidaya terutama penggunaan bibit unggul (Rahardjo, 2012).

Kriteria bibit unggul adalah sehat yang disebabkan tercukupinya kebutuhan unsur hara bibit. Unsur hara yang cukup dapat diberikan dalam bentuk anorganik maupun organik, namun penggunaan pupuk anorganik memiliki dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Untuk itu penggunaan pupuk organik dan hayati yang aman terhadap kesehatan dan lingkungan menjadi solusi yang tepat.

(12)

2

Produk pupuk organik yang dapat digunakan salah satunya adalah rhizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman yang lebih populer disebut Plant Growth Promotion Rhizobacteria (PGPR). PGPR adalah mikroba tanah yang

berada di sekitar akar tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam memacu pertumbuhan, perkembangan dan fisiologi akar serta mampu mencegah timbulnya penyakit atau kerusakan oleh serangga (Munees dan Mulugeta, 2014; Egamberdieva et al., 2015).

Onikawijaya (2015), melaporkan bahwa variasi konsentrasi PGPR umumnya memberikan hasil pertumbuhan selada yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan PGPR dalam pembibitan tanaman juga telah dilakukan oleh Taufik (2010) pada tanaman cabai. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan PGPR pada benih cabai mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman cabai.

Aplikasi PGPR biasanya diberikan dalam bentuk granular ataupun cair dengan dosis dan interval yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Naihati et al., (2018), melaporkan bahwa aplikasi PGPR sebanyak dua kali yakni saat penanaman dan saat umur selada mencapai 14 HST dengan takaran 25 g memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman selada yang terbaik. Sedangkan Aiman et al., (2015), melaporkan bahwa pemberian PGPR satu minggu sekali pada fase vegetatif menunjukkan pertumbuhan buncis perancis yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian PGPR pada penyiapan benih, pemberian PGPR saat tanam, dan pemberian PGPR satu minggu setelah tanam.

(13)

3

Kafrawi et al. (2017), telah memformulasikan PGPR mengandung isolat- isolat bakteri yang menghasilkan auksin, nitrogen dan phosfor yang dicobakan pada tanaman bawang merah dan memberi pengaruh terbaik terhadap jumlah daun dan jumlah umbi. Pemanfaatan PGPR terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman namun cara aplikasi dalam hal ini interval pemberian yang tepat untuk memacu pertumbuhan tanaman atau bibit kopi belum diketahui. Oleh karena itu dilakukan percobaan tentang interval pemberian PGPR sehingga diperoleh cara aplikasi yang paling efektif dan efisien untuk menghasilkan pertumbuhan bibit yang optimal dan dapat meningkatkan produktivitas kopi.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Percobaan ini bertujuan menentukan interval pemberian PGPR yang tepat untuk bibit tanaman kopi.

Kegunaan dari percobaan ini sebagai bahan informasi terhadap petani kopi mengenai aplikasi PGPR yang tepat untuk menghasilkan pertumbuhan bibit dan tanaman kopi yang baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi kopi yang dihasilkan serta sebagai bahan pembanding untuk percobaan sejenis.

(14)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kopi

Tanaman kopi merupakan tanaman perkebunan yang berasal dari Benua Afrika, tepatnya dari negara Ethiopia pada abad ke-9. Suku Ethiopia memasukan biji kopi sebagai makanan mereka yang dikombinasikan dengan makanan makanan pokok lainnya, seperti daging dan ikan. Tanaman ini mulai diperkenalkan di dunia pada abad ke-17 di India. Selanjutnya, tanaman kopi menyebar ke Benua Eropa oleh seorang yang berkebangsaan Belanda dan terus dilanjutkan ke Negara lain termasuk ke wilayah jajahannya yaitu Indonesia (Panggabean, 2011).

2.2 Pembibitan Kopi

Menurut Evizal (2013) pembibitan merupakan tahap penting dalam budi daya tanaman. Mutu bibit sangat penting mengingat investasi di sektor perkebunan berjangka panjang dan membutuhkan modal yang besar. Bibit yang ditanam saat ini baru akan terlihat hasilnya setelah 4─5 tahun kemudian. Hal ini akan sangat merugikan apabila ternyata tanaman berproduksi rendah karena bibit yang ditanam tidak baik. Oleh karena itu diperlukan teknik pembibitan yang baik dan benar agar dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kopi.

Syarat yang harus dipenuhi suatu lokasi pembibitan adalah lahan pembibitan sebaiknya datar memiliki irigasi yang baik (tidak tergenang air), lokasinya harus terletak di dekat sumber air yang memiliki kualitas baik dengan kadar asam rendah, sumber air harus bebas dari parasit termasuk nematoda, lokasi pembibtan harus memiliki tanaman pelindung (penaung) untuk melindungi dari panas dan

(15)

5

angin kencang yang bisa merusak tanaman muda, lokasi harus mudah diakses menggunakan transportasi (Wintgens, 2009).

Tahap-tahap kegiatan yang ada di pembibitan terdiri atas perendaman benih, pengecambahan, pendederan benih, mengambil kepelan, menanam kepelan ke polybag, penyulaman, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma dan pengendalian hama dan penyakit (Putra, 2015).

Perbanyakan tanaman kopi dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif, perbanyakan menggunakan biji (generatif) adalah cara termurah dan termudah untuk perbanyakan kopi. Kopi juga bisa diperbanyak secara vegetatif dengan stek, sambung dan kultur jaringan (Wintgens, 2009).

Fase-fase pertumbuhan bibit kopi yang diperbanyak secara generatif adalah fase serdadu dan fase kepelan, fase serdadu yaitu pada saat kopi berumur sekitar 30 hari ditandai dengan biji mulai berkecambah dengan keping biji terangkat berdiri di atas permukaan tanah, fase kepelan yaitu setelah kopi berumur sekitar 3 bulan dengan ciri sepasang daun membuka pada fase ini benih dapat segera dipindah ke bedengan pembibitan atau polybag (Ferry, 2015).

Unsur hara yang diperlukan pada saat pembibitan tanaman seperti penambahan fiksasi nitrogen dan nutrisi lain seperti phosphor, kalium, megnesium, dan kalsium (Siahaan et al., 2005). Usaha untuk mendapatkan bibit unggul dengan unsur hara yang cukup ini dapat diperoleh melalui pengaplikasian PGPR pada bibit tanaman (Ardiana, 2012).

(16)

6

2.2 PGPR (Plant Growth Promotion Rhizobacteria)

PGPR merupakan konsorsium bakteri yang aktif mengkolonisasi akar tanaman yang berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil panen dan kesuburan lahan (Raka et al., 2012). .

Prinsip pemberian PGPR adalah meningkatkan jumlah bakteri yang aktif di sekitar perakaran tanaman sehingga memberikan keuntungan bagi tanaman.

Keuntungan penggunaan PGPR adalah meningkatkan kadar mineral dan fiksasi nitrogen, meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman lingkungan, sebagai biofertiliser, agen biologi control, melindungi tanaman dari patogen tumbuhan serta peningkatan produksi indol-3-acetic acid (IAA) (Figueiredo et al., 2010).

PGPR merupakan bakteri yang aktif mengkoloni akar tanaman dengan memiliki tiga peran utama bagi tanaman yaitu sebagai biofertilizer, PGPR mampu mempercepat proses pertumbuhan tanaman melalui percepatan penyerapan unsur hara, sebagai biostimulan, PGPR dapat memacu pertumbuhan tanaman melalui produksi fitohormon dan sebagai bioprotektan, PGPR melindungi tanaman dari patogen (Rai, 2006).

PGPR berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman yaitu sebagai merangsang pertumbuhan (biostimulants) dengan mensintesis dan mengatur konsentrasi berbagai zat pengatur tumbuh seperti giberellin, asam indol asetat, etilen, dan sitokinin, sebagai penyedia hara dengan mengikat N2 di udara secara asimbiosis dan melarutkan hara P dalam tanah dan sebagai pengendali patogen tanah (bioprotectants) dengan cara menghasilkan berbagai metabolit anti patogen seperti siderophore, kitinase, β1,3- glukanase, sianida, dan antibiotik (Marom et al., 2017).

(17)

7

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan tugas akhir dilaksanakan pada Oktober 2019 sampai Maret 2020 di Kelurahan Segeri, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih kopi, jerami, PGPR dan air. Media tanam yang digunakan yaitu tanah, pasir dan pupuk kompos. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah polybag ukuran 20 cm x 30 cm, sungkup penaung, skop, cangkul, parang, timba, ember, baskom ukuran kecil, keranjang, karung goni, kotak plastik ukuran 25 cm x 25 cm, karung bekas, handsprayer, ayakan, bambu, kayu runcing, takaran ukuran 1 liter, takaran ukuran 10 mL, mistar, jangka sorong, pulpen, buku, kamera handphone.

3.3 Metode Percobaan

Percobaan ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perlakuan interval penyiraman PGPR (P) yang berupa bakteri jenis Bacillus yang terdiri dari 4 taraf yaitu penyiraman Tanpa PGPR/kontrol (P0),

interval penyiraman PGPR satu kali seminggu (P1), interval penyiraman PGPR dua kali seminggu (P2) dan interval penyiraman PGPR tiga kali seminggu (P3).

Setiap perlakuan diberikan PGPR sebanyak 30 mL.L-1, setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 2 unit tanaman bibit kopi sehingga terdapat 24 unit pengamatan secara keseluruhan.

(18)

8

3.4 Pelaksanaan 1. Pengecambahan

Benih yang digunakan adalah benih kopi jenis arabika, pengecambahan benih dilakukan dengan terlebih dahulu mengupas kulit tanduk benih kemudian direndam dengan air selama dua hari tujuannya untuk mematahkan masa dormansi benih dan memilih benih yang bernas supaya benih dapat cepat berkecambah dan tumbuh seragam. Setelah perendaman, benih dikecambahkan selama 2 minggu pada karung goni basah yang dijadikan sebagai media perkecambahan dan pada bagian atasnya ditutup kembali menggunakan karung goni basah, karung goni basah tersebut diletakkan dalam kotak plastik ukuran 25 cm x 25 cm, saat pengecambahan benih disiram dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari menggunakan handsprayer.

2. Penyemaian kecambah

Penyemaian dilakukan pada keranjang yang berukuran 40 cm x 30 cm x 20 cm yang telah dilapisi karung bekas pada setiap sisinya dan diberi pasir halus yang telah diayak setinggi 15─20 cm sebagai media penyemaian, media penyemaian disiram terlebih dahulu kemudian diratakan dan dibuat alur tanam sedalam 0,5─1 cm dengan jarak 5 cm antar alur tanam. Kecambah dibenamkan secara berderet pada alur tanam dengan jarak 2─3 cm antar kecambah dengan posisi permukaan kecambah yang rata berada dibawah. Kecambah kemudian ditutup dengan pasir tipis pada bagian atasnya dan diberi potongan jerami agar tidak terbongkar pada saat penyiraman lalu diberi bambu penghalang diatasnya untuk mencegah kerusakan akibat hewan ternak.

(19)

9

3. Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah, pasir dan pupuk kompos dengan perbandingan 1:1:1 dan diisikan pada polybag ukuran 20 cm x 30 cm sebanyak 24 polybag dan diletakkan didalam sungkup penaung.

4. Penanaman

Bibit yang digunakan adalah bibit jenis arabika yang telah disemaikan oleh penulis, saat bibit berumur 5 minggu di persemaian dan bibit sudah berbentuk kepelan bibit siap untuk ditanam pada polybag yang sudah disiapkan, polybag yang telah disiapkan disiram terlebih dahulu kemudian dilakukan penanaman.

5. Aplikasi Perlakuan

PGPR yang digunakan berasal dari perakaran bawang merah yang telah diformulasikan. PGPR diaplikasikan pada tanaman dengan cara dilarutkan terlebih dahulu dalam air dengan takaran 30 mL.L-1 air dan disiramkan secara merata sebanyak 50 mL pada setiap polybag sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan. Penyiraman air juga dilakukan pada perlakuan tanpa PGPR dengan dengan takaran 50 mL/polybag sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari kecuali pada hari dimana aplikasi PGPR dilakukan.

3.5 Parameter Pengamatan

Pengamatan bibit kopi di polybag dilakukan pada saat bibit berumur 5 minggu setelah tanam, parameter yang diamati pada percobaan ini adalah

1. Tinggi tanaman (cm) diukur dari pangkal batang hingga titik tumbuh;

2. Jumlah daun (helai) yang diukur yakni semua daun yang telah membuka sempurna;

(20)

10

3. Diameter batang (mm) diukur secara melingkar pada batang setinggi 2 cm dari pangkal batang;

4. Luas daun (cm2) diukur pada akhir percobaan dihitung pada daun kedua dari bawah dengan menggunakan rumus :

Luas daun (cm2) =

5. Panjang akar (cm) diukur mulai dari pangkal akar hingga ujung akar pada akhir percobaan;

6. Volume akar (mL) diukur pada akhir percobaan dengan metode pengukuran gelas ukur. Akar tanaman dicelup kedalam gelas ukur yang berisi air dan peningkatan kenaikan permukaan air pada gelas ukur di ukur. Selisih kenaikan permukaan air sebelum dan setelah dimasukkan akar tanaman dihitung sebagai volume akar.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumsi makanan berisiko, konsumsi minuman beralkohol, dan stres dengan kejadian hipertensi pada laki- laki

S4 - - S5 Membuat model matematika (menentukan variabel) Restructuring – Menyederhanakan sesuatu yang abstrak pada soal menjadi yang lebih dapat diterima oleh siswa..

- Proses: proses di sini adalah bagaimana standart yang diberikan kepada konsumen dari mulai mereka tertarik pada produk yang ditawarkan sehingga mereka menikmati

sering dipakai untuk menunjuk pada bahan atau materi yang digunakan oleh para perupa (seniman seni rupa). Misalnya, seorang pematung menggunakan bahan batu, kayu,

Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berupa data-data dari wawancara, dokumentasi dan observasi sehingga diperoleh hasil seperti yang telah dibahas pada

Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan bahwa pelayanan di rumah sakit merupakan bagian dari suatu pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional dibidang pelayanan kesehatan

Renstra Disdikpora Kabupaten Gianyar Tahun 2013-2018 17 pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan yang bedaku;menngevaluasi dan menilai hasil

Lapisan paling atas bangsawan yang menerajui pentadbiran diketuai oleh raja, lapisan kedua pembesar terdiri daripada golongan agama, pentadbir, ilmuan dan kumpulan yang