• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN Nomor 169/Pdt.G/2021/PTA.JK DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA DKI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PUTUSAN Nomor 169/Pdt.G/2021/PTA.JK DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA DKI JAKARTA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 1 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

PUTUSAN

Nomor 169/Pdt.G/2021/PTA.JK

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENGADILAN TINGGI AGAMA DKI JAKARTA

Memeriksa dan mengadili perkara cerai talak dalam persidangan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut antara:

Galina Mildaviati binti Ir.A. Karim Soedibyo, umur 56 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, Pendidikan S1, tempat tinggal di Jalan Hang Tuah Raya, Nomor 53, RT. 001, RW.004, Kelurahan Gunung, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan; dalam hal ini memberikan kuasa kepada Titisan Jaya Putra, S.H., dan Iwan Hendrawan, S.H., Advokat pada Law 0ffice PUTRA & PARTNERS, yang beralamat di Jalan Beton, Nomor 65, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur;

berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 29 Juni 2021, dan terdaftar di Kepaniteraan Perkara Pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan Register Nomor 1321/SK/07/2021 tanggal 05 Juli 2021, semula Termohon sekarang Pembanding;

m e l a w a n

Budi Herawan bin Herman Wirnyobroto, umur 59 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, Pendidikan S1, tempat kediaman di Jalan Hang Tuah Raya, Nomor 53, RT.001, RW.004, Kelurahan Gunung, Kecamatan Kebayoran baru, Jakarta Selatan; dalam hal ini memberikan kuasa kepada Irwan H. Siregar, Advokat pada Kantor Hukum IRWAN H. SIREGAR & ASSOCIATES beralamat di

(2)

Halaman 2 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

Jalan Cilandak 1 Nomor 25A Jakarta Selatan dan telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dengan Register Nomor 1501/SK/08/2021 Tanggal 13 Agustus 2021 semula Pemohon sekarang Terbanding;

Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta tersebut;

Telah membaca dan mempelajari berkas perkara yang dimohonkan banding;

DUDUK PERKARA

Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam

salinan putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 379/Pdt.G/ 2021/PA.JS tanggal 23 Juni 2021 Masehi bertepatan dengan

tanggal 12 Zul-Qoidah 1442 Hijriah yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

MENGADILI DALAM KONVENSI

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon;

2. Memberi izin kepada Pemohon (Budi Herawan bin Wirnyobroto) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon ( Galina Mildaviati binti Ir. A. Karim Soedibyo) di hadapan sidang Pengadilan Agama Jakarta Selatan setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap;

3. Menghukum Pemohon untuk memberikan mut’ah terhadap Termohon berupa:

. 1 (satu) Unit Mobil Mercedes C280 tahun 2008 Nomor Polisi B 181 GLI senilai Rp 175.000.000,00

. 2 (dua) buah jam Rolex senilai Rp 250.000. 000,00

. 1 (satu) Unit Mobil Volvo S80 tahun 2018 dengan Nomor Polisi

(3)

Halaman 3 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

B 1801 BS senilai Rp 175.000.000,00

Yang keseluruhan nilainya seharga Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah), yang merupakan bagian dari harta bersama milik Pemohon;

DALAM REKONVENSI

Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi seluruhnya;

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

Membebankan Pemohon /Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara ini sejumlah Rp 295.000,00 (dua ratus sembilan puluh lima ribu rupiah);

Membaca Akta Permohonan Banding Pembanding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS, tanggal 05 Juli 2021, yang menyatakan bahwa pada hari Senin tanggal 05 Juli 2021 pihak Pembanding/Kuasa Hukum telah datang dan menghadap untuk mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS tanggal 23 Juni 2021 tersebut, dan permohonan banding Pembanding tersebut telah diberitahukan/ diserahkan kepada Terbanding pada tanggal 12 Agustus 2021 Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS;

Membaca Tanda Terima Memori Banding yang dibuat oleh Panitera

Muda Hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS. tanggal 26 Juli 2021, yang menyatakan bahwa pihak

Termohon/Kuasa Hukum sebagai Pembanding telah menyerahkan Memori Bandingnya tertanggal 26 Juli 2021, dan Memori Banding tersebut telah diberitahukan/diserahkan kepada pihak Terbanding pada hari Kamis tanggal 12 Agustus 2021 Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS;

Bahwa isi Memori Banding tersebut pada pokoknya adalah:

Pembanding keberatan dengan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam putusan perkara a quo, sebagaimana diuraikan dalam konvensi maupun dalam rekonvensi dalam

(4)

Halaman 4 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

memori banding tersebut, selanjutnya memohon kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta c.q Majelis Hakim Tinggi memeriksa perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut:

- Menerima Permohonan Banding dan Memori banding dari Pembanding (Galina Mildaviati binti Ir. A. Karim Soedibyo);

- Membatalkan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS tanggal 23 Juni 2021;

MENGADILI SENDIRI Dalam Konvensi

1. Mengabulkan permohonan cerai talak Pemohon untuk Sebagian;

2. Memberi ijin kepada Pemohon (Budi Herawan bin Herman Wirnyobroto) untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon (Galina

Mildaviati binti Ir. A.Karim Soedibyo);

3. Menolak permohonan cerai talak Pemohon selain dan selebihnya;

Dalam Rekonvensi

1. Mengabulkan Gugatan Rekonvensi dari Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya;

2. Menghukum Tergugat Rekonvensi (Budi Herawan bin Herman Wirnyobroto) untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi (Galina Mildaviati binti Ir. A. Karim Soedibyo) berupa:

a. Nafkah Madiyah sejumlah Rp 1.902.200.044,00 ( satu milyar sembilan ratus dua juta dua ratus ribu empat puluh empat rupiah);

b. Nafkah Iddah selama 3 (tiga) bulan sejumlah Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah);

c. Mut’ah berupa uang sejumlah Rp 500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah);

3. Memerintahkan Tergugat Rekonvensi untuk membayar kewajiban- kewajiban tersebut pada angka 2a, 2b dan 2c dibayar sebelum pengucapan ikrar talak dilaksanakan;

4. Membebankan biaya perkara kepada Tergugat Rekonvensi;

(5)

Halaman 5 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

atau putusan yang se adil-adilnya (ex aequo et bono);

Membaca Surat Keterangan yang dibuat oleh Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan tanggal 13 Agustus 2021 yang menerangkan bahwa Terbanding melalui Kuasa Hukum telah menyerahkan Kontra Memori Bandingnya tertanggal 13 Agustus 2021 atas Memori banding terhadap putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS tanggal 23 Juni 2021 dan telah diberitahukan kepada pihak lawan melalui Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur dengan surat Nomor W9-A4/4269/HK.05/8/2021 tanggal 16 Agustus 2021 dan berdasarkan surat keterangan Panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan tanggal 20 Agustus 2021 relaas tersebut belum diterima;

Bahwa dalam kontra memori banding Terbanding tertanggal 13 Agustus 2021 pada pokoknya mohon kepada Ketua Pengadilan Tinggi

Agama DKI Jakarta cq. Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo berkenan mengambil putusan sebagai berikut:

DALAM KONVENSI

1. Menerima permohonan banding dari Pembanding/semula Termohon;

2. Menguatkan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS tanggal 23 Juni 2021 bertepatan dengan tanggal 12 Zul-Qoidah 1442 Hijriah yang dimohonkan banding;

3. Menghukum Pembanding/semula Termohon untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini;

DALAM REKONVENSI

Menguatkan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS tanggal 23 Juni 2021, bertepatan dengan tanggal 12 Zul-Qoidah 1442 Hijriah;

Atau apabila Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta berpendapat lain, mohon putusan yang se-adil-adilnya (Ex aequo et bono);

(6)

Halaman 6 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

Membaca Surat Keterangan yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor W9-A4/3979/HK.05/7/2021 tanggal 30 Juli 2021, melalui Pengadilan Agama Jakarta Timur telah diberitahukan kepada pihak Pembanding/ Kuasa Hukum untuk memeriksa berkas perkara (inzage) dan berdasarkan berita acara pemeriksaan berkas perkara Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS tanggal 12 Agustus 2021 yang dibuat Panitera Muda Gugatan Pengadilan Agama Jakarta Selatan menerangkan bahwa Pembanding/Kuasa Hukum pada jam 09.07 sampai dengan jam 09.12 WIB, telah melakukan inzage berkas perkara a quo sebelum berkas tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta;

Bahwa berdasarkan surat Pemberitahuan memeriksa berkas perkara banding Nomor 379/Pdt.G/2021/PA,JS tanggal 12 Agustus 2021 telah diberitahukan kepada Terbanding/Kuasa hukum, untuk memeriksa berkas perkara (inzage) dan berdasarkan berita acara pemeriksaan berkas perkara (inzage) tanggal 19 Agustus 2021, pihak Terbanding/Kuasa Hukum pada pukul 09.45 sampai dengan pukul 10,30 WIB. Telah melakukan inzage terhadap berkas perkara Nomor 379/Pdt.G/2021/PA,JS tanggal 23 Juni 2021 sebelum berkas perkara tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta;

Bahwa permohonan banding tersebut telah didaftar di Kepaniteraan

Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta dengan Nomor 169/Pdt.G/2021/ PTA.JK. pada tanggal 1 September 2021, pendaftaran

perkara banding tersebut telah diberitahukan kepada Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang tembusannya disampaikan kepada Kuasa Hukum Pembanding, dan Kuasa Hukum Terbanding dengan surat Nomor W9-A/2239 /Hk.05/ /2021, pada tanggal 1 September 2021;

PERTIMBANGAN HUKUM DALAM KONVENSI

(7)

Halaman 7 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

Menimbang, bahwa Pembanding telah mengajukan permohonan banding pada tanggal 5 Juli 2021 terhadap Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS., tanggal 23 Juni 2021 Masehi bertepatan dengan tanggal 12 Zul-Qoidah 1442 Hijriah, dengan demikian permohonan banding tersebut diajukan dalam tenggat waktu masa banding dan sesuai tata cara sebagaimana ketentuan dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura, oleh sebab itu maka permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima untuk dapat dipertimbangkan lebih lanjut;

Menimbang, bahwa oleh sebab itu Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta akan memeriksa dan mempertimbangkan ulang apa yang telah diperiksa, dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk selanjutnya diperiksa, dipertimbangkan dan diputus ulang pada tingkat banding;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan telah berusaha mendamaikan pihak-pihak yang berperkara baik secara

langsung maupun melalui proses mediasi dengan bantuan Mediator Drs.H. Kadi Sastrowirjono, namun ternyata berdasarkan laporan Mediator

dengan suratnya tertanggal 17 Februari 2021, bahwa mediasi tidak berhasil, sedangkan pada sidang-sidang berikutnya Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan selalu mengupayakan damai, namun tetap tidak berhasil.

Oleh karenanya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta berpendapat bahwa proses penyelesaian perkara secara ligitasi dapat dilanjutkan;

Menimbang, bahwa setelah memperhatikan dan mencermati dengan seksama berkas perkara banding yang terdiri dari Berita Acara Sidang Pengadilan Agama Jakarta Selatan, keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon/Terbanding dan Termohon/Pembanding serta surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara ini, Salinan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS., tanggal 23 Juni 2021 Masehi bertepatan dengan tanggal 12 Zul-Qoidah 1442 Hijriah berikut pertimbangan hukum di dalamnya, maka selama tidak dipertimbangkan lain

(8)

Halaman 8 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

dalam putusan ini, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta pada dasarnya menyatakan sependapat dengan apa yang telah menjadi pendapat dan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, sehingga hal tersebut dapat diambil alih dan dijadikan pendapat dan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta sendiri, namun Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta memandang perlu menambah pertimbangan sebagai berikut:

Menimbang, bahwa atas permohonan cerai talak yang diajukan oleh pihak Terbanding, Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan telah memutus perkara a-quo dengan menggunakan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, karena telah terbukti antara Pembanding dan Terbanding sejak tanggal 4 Januari 2021 telah pisah tempat tinggal dan sudah tidak lagi menjalankan kewajiban masing-masing sebagai suami istri;

Menimbang, bahwa atas putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 379/Pdt.G/2021/PA,JS tanggal 23 Juni 2021 tersebut Pembanding telah mengajukan keberatan-keberatan sebagaimana tertuang dalam Memori Bandingnya sebagai berikut:

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam perkara a quo, menurut Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta tidak keliru dalam menerapkan hukum, karena telah terbukti antara Pembanding dan Terbanding telah pisah tempat tinggal atau pisah ranjang sebagai akibat adanya perselisihan dan percekcokan antara Pembanding dengan Terbanding. Hal ini sesuai dengan pengakuan Pembanding bahwa sejak tanggal 4 Januari 2021 Pembanding dan Terbanding sudah pisah rumah, meskipun pisahnya beda antara alasan yang diajukan Pembanding dan alasan yang diajukan oleh Terbanding, namun demikian pisah tempat tinggal tersebut adalah bentuk adanya ketidak harmonisan antara Pembanding dan Terbanding, hal ini juga menjadi bukti antara Pembanding dan Terbanding sudah pisah selama 8 (delapan) bulan lamanya dan selama itu pula

(9)

Halaman 9 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

Pembanding dan Terbanding tidak lagi menjalankan kewajibannya masing- masing sebagai suami isteri;

Menimbang, bahwa alasan lain keberatan Pembanding adalah perbedaan bunyi petitum dalam surat gugatan yang berbunyi (memberi ijin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon) dan dalam jawaban Pemohon/Terbanding dalam persidangan berbunyi (menceraikan Pemohon dan Termohon). Dalam hal ini Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta sependapat dengan apa yang telah dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, perubahan bunyi petitum dalam hal ini tidak termasuk ke dalam perubahan surat gugatan, karena pada intinya ke dua bunyi petitum tersebut adalah untuk menyatakan perceraian antara Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding;

Menimbang, bahwa keberatan Pembanding atas Putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan menurutnya telah keliru menerapkan hukum karena alasan permohonan cerai talak yang diajukan oleh Pemohon/Terbanding dalam surat permohonan cerai talaknya adalah karena Termohon/Pembanding tidak baik dengan ibu kandung Pemohon/Terbanding dan alasan lain adalah karena Pemohon/Terbanding ingin punya anak, tetapi alasan tersebut telah berubah karena Termohon/Pembanding telah berlaku nusyuz yaitu selingkuh dengan laki-laki lain, menurut Pembanding dalam hal ini Terbanding telah merubah dalil posita gugatan, otomatis telah merubah gugatan tanpa persetujuan Termohon/Pembanding. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta menyatakan sependapat dengan apa yang telah dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Alasan Pembanding nusyuz adalah alasan lain/peristiwa hukum lain yang terungkap dalam persidangan, setelah terbanding terlebih dahulu membuka peristiwa hukum pernikahan siri yang dilakukan oleh Terbanding/Pemohon dengan perempuan lain yang bernama Yurita Puji Agustiani dan telah hamil, baru kemudian Terbanding pun mengungkapkan juga peristiwa hukum lain terjadinya nusyuz yang telah dilakukan oleh Pembanding yang berselingkuh

(10)

Halaman 10 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

dengan seorang laki-laki yang sudah beristeri dan punya enam anak yang bernama Maktub, S.H., M.H.;

Menimbang, bahwa saksi dari keluarga dan orang dekat dengan Pembanding dan Terbanding, baik saksi yang diajukan oleh Terbanding maupun saksi yang diajukan oleh Pembanding dibawah sumpah telah menerangkan bahwa dirinya dan pihak keluarga masing-masing pihak telah berupaya mendamaikan Pembanding dan Terbanding, akan tetapi tidak berhasil. Begitu juga Majelis Hakim yang menangani perkara a-quo, telah berupaya untuk mendamaikan baik melalui mediasi dengan bantuan Mediator maupun melalui upaya damai dalam persidangan, namun juga tidak berhasil. Oleh karena itu perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga antara Pembanding dan Terbanding harus dinyatakan sebagai perselisihan dan pertengkaran terus-menerus yang sulit untuk bisa dirukunkan kembali.

Dengan demikian kondisi rumah tangga Pembanding dan Terbanding sebagaimana tersebut di atas, dinilai telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan perceraian yang diajukan Terbanding dan juga dalil bantahan yang diajukan oleh Pembanding sebagaimana telah dipertimbangkan tersebut di atas, dapatlah dinyatakan bahwa perkawinan Pembanding dan Terbanding telah pecah (Broken Marriage), karena indikator Broken Marriage telah lengkap mewarnai kehidupan rumah tangga Pembanding dan Terbanding, yaitu:

- Telah pisah tempat tinggal selama kurang lebih 2 (dua) Tahun;

- Telah terputus/terhambat komunikasi;

- Telah diupayakan damai, tidak berhasil;

- Telah tidak bisa melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing sebagi suami istri selama kurang lebih 2(dua) tahun;

- Telah memilik WIL (Wanita Idaman lain) bagi Terbanding dan PIL (Pria Idaman Lain) bagi Pembanding;

(11)

Halaman 11 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

Maka berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 4 Tahun 2014, tentang pemberlakuan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung RI.

Tahun 2013, maka permohonan cerai yang diajukan oleh Pemohon/

Terbanding dalam perkara a quo dinilai telah memiliki cukup alasan sesuai dengan kehendak Pasal 39 ayat (1 dan 2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974;

Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Nomor 273/K/AG/1981 tanggal 17 Maret 1999, yang menyatakan bahwa cek-cok, berpisah tempat tinggal/tempat tidur, salah satu pihak tidak berniat meneruskan kehidupan bersama pihak lainnya, adalah merupakan fakta hukum yang cukup untuk dapat dijadikan sebagai alasan perceraian, sehingga alasan perceraian sebagaimana kehendak Pasal 39 ayat (1 dan 2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 telah cukup terpenuhi;

Menimbang, bahwa penilaian perundang-undangan terhadap kondisi rumah tangga Pembanding dan Terbanding sebagaimana tersebut di atas, senada dengan ketentuan Syar’i dalam Kitab Madza Hurriyatuz Zaujani Fii Ath Thalak Jiz 1, Halaman 83, dengan terjemahan bebas menyatakan sebagai berikut:

“Islam memilih lembaga talak/perceraian, adalah ketika rumah tangga sudah dianggap goncang, tidak harmonis dan tidak bermanfaat lagi perdamaian, juga hubungan suami istri sudah hampa (tanpa ruh). Jika perkawinan diteruskan, maka berarti menghukum salah satu istri atau suami dalam penjara yang berkepanjangan yang bertentangan dengan semangat keadilan”;

Menimbang, bahwa Pemohon/Terbanding dalam permohonan talaknya telah menyatakan kesediaannya untuk memberikan nafkah iddah kepada Termohon/Pembanding berupa uang sebesar Rp 7.500.000,00(

tujuh juta lima ratus ribu rupiah) dan mut’ah berupa uang sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). Tetapi dalam persidangan Pemohon/Terbanding mencabut kesanggupan tersebut terutama dalam hal nafkah iddah, karena dalam persidangan terungkap bahwa Termohon/Pembanding telah berlaku nusyuz, telah berselingkuh sejak tahun

(12)

Halaman 12 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

2019 dengan seorang laki-laki bernama Maktub, S.H., M.H., hal ini dikuatkan dengan alat bukti berupa dua orang saksi yang diajukan oleh Terbanding dalam persidangan yaitu saksi 2 (dua) dan saksi 3 (tiga), saksi 2 (dua) adalah isteri Maktub, S.H., M.H. dan saksi 3 (tiga) adalah anak ke dua Maktub, S.H., M.H., di bawah sumpah kedua orang saksi tersebut mengaku telah menyaksikan/melihat langsung Termohon/ Pembanding berada dalam satu rumah dengan Maktub, S.H., M.H., dan Termohon/Pembanding telah mengakui berselingkuh dengan suami saksi 2 (dua) dan selanjutnya saksi 2 (dua) mendengar langsung pengakuan Termohon/Pembanding telah berhubungan badan dengan suami saksi 2 (dua). Dengan demikian kedua orang saksi tersebut yaitu saksi 2 (dua) dan saksi 3 (tiga) yang diajukan oleh terbanding/Pemohon, kesaksiannya dinilai telah menjadi bukti kebenaran tentang telah nusyuznya Termohon/Pembanding. Oleh karena itu patut dinyatakan bahwa Termohon/Pembanding sejak nusyuznya tidak memiliki hak nafkah dari Pemohon/Terbanding, hal ini berdasarkan ketentuan Pasal 149 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa walaupun demikian Termohon/Pembanding masih memiliki hak mut’ah dari Pemohon/Terbanding sesuai kesanggupan Pemohon/Terbanding selanjutnya yang terungkap dalam persidangan,bukan lagi berupa uang Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) melainkan diganti berupa benda yang saat ini telah dikuasai oleh Termohon dan itu adalah semampu Pemohon (demikian bunyi kalimat dalam Replik Pemohon halaman 3) yaitu:

- 1 (satu) Unit Mobil Mercedes C280 tahun 2008 Nomor polisi B 181 GLI senilai Rp 175.000.000,00 (seratus tujuh puluh lima juta rupiah);

- 2 (dua) buah Jam Rolex, seharga Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah);

- 1 (satu) Unit Mobil Volvo S80 Tahun 2018 Nomor Polisi B 1801 BS senilai Rp 175.000.000,00 (seratus tujuh puluh lima juta rupiah);

Sehingga keseluruhannya berjumlah Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah), dan oleh Pemohon ditutup dengan kalimat “ Dengan demikian kewajiban membayar mut’ah kepada Termohon sudah lunas” PERMA ;

(13)

Halaman 13 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

Menimbang, bahwa mut’ah sebagaimana tersebut diatas semuanya saat ini sudah berada dan dalam penguasaan Termohon, maka secara formal harus diserahkan didepan persidangan dan sesuai ketentuan dalam PERMA Nomor 3 Tahun 2019 mut’ah tersebut harus diserahkan oleh Pemohon kepada Termohon sebelum ikrar talak diucapkan di depan sidang Pengadilan Agama Jakarta Selatan;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, dalam diktum poin 3 (tiga) menambahkan dalam diktum tersebut dengan kalimat “ yang merupakan bagian dari harta bersama milik Pemohon”, dalam hal ini Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta tidak sependapat dengan kalimat tambahan tersebut, dan kalimat tersebut harus ditiadakan dan mencukupkan 3 (tiga) poin benda-benda yang telah ditunjuk oleh Pemohon/Terbanding sebagaimana tersebut di atas sebagai mut’ah untuk Termohon/Pembanding, karena barang-barang tersebut saat ini berada dalam penguasaan Termohon/Pembanding;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam Konvensi dapat dipertahankan dengan perbaikan amar sebagaimana tersebut dalam putusan ini;

DALAM REKONVENSI

Menimbang, bahwa Termohon/Pembanding telah mengajukan gugat rekonvensi sebagai berikut:

- Nafkah Iddah perbulan sebesar Rp 50.000.000,00 sejumlah 3 x Rp 50.000.000,00 = Rp 150.000.000,00 ( seratus lima puluh juta

rupiah);

- Mut’ah 10 tahun x Rp 50.000.000,00 = Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);

- Nafkah Madiyah selama 14 bulan x Rp 50.000.000,00 = Rp 700.000.000.00,- ( tujuh ratus juta rupiah);

(14)

Halaman 14 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

- Hutang pribadi Pemohon/ Terbanding kepada Termohon/Pembanding sebesar Rp 1.202.200.044,- ( satu milyar dua ratus dua juta dua ratus ribu empat puluh empat rupiah);

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilaan Agama Jakarta Selatan dalam diktumnya telah menolak seluruh gugat rekonvensi dari Tergugat/Pembanding sebagaimana tersebut di atas. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta dalam hal ini menyatakan sependapat dengan apa yang telah dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam Rekonvensi karena telah tepat dan benar, dengan tambahan pertimbangan sebagai berikut:

Menimbang, bahwa dalam persidangan Pembanding/Termohon tidak mengajukan keberatan saat kesaksian saksi 2 (dua) dan saksi 3 (tiga) diperiksa dimana para saksi menerangkan di bawah sumpahnya bahwa Termohon/Pembanding telah mengakui berselingkuh dengan suami saksi 2 (dua), dan saksi 2 (dua) telah mendengar langsung pengakuan Termohon/Pembanding yang telah

melakukan hubungan badan dengan laki-laki yang bernama Maktub, S.H., M.H., ( yang notabene suami dari saksi 2 (dua) dan ayah dari saksi 3(tiga), dan perselingkuhan tersebut sudah berjalan sejak tahun 2019, meskipun Termohon/Pembanding telah diberi kesempatan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk mengajukan tanggapan dan keberatan terhadap keterangan kedua saksi tersebut dan Termohon/Pembanding diam dengan tidak memberikan tanggapan apa -apa, dengan demikian kesaksiannya murni dapat diterima oleh pihak Termohon/Pembanding. Oleh karena itu berdasarkan ketentuan Pasal 149 huruf (b) Kompilasi Hukum Islam, Termohon/Pembanding harus dinyatakan nusyuz dan karena nusyuz maka Termohon/Pembanding dinyatakan tidak lagi memiliki hak nafkah sejak tahun 2019, baik nafkah iddah maupun nafkah madiyah;

(15)

Halaman 15 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

Menimbang, bahwa dalam hal mut’ah telah dipertimbangkan dalam konpensi, karen itu tidak perlu lagi diulas secara panjang lebar dalam rekonpensi, karena pemberian mut’ah oleh Pemohon secara suka rela yang jumlah keseluruhan bernilai Rp 600.000.000,00 ( enam ratus juta rupiah), nilainya telah melebihi tuntutan dalam gugatan

rekonpensi Termohon/Pembanding yaitu untuk mut’ah sebesar Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);

Menimbang, bahwa dalam tuntutan hutang pribadi

Pemohon/Terbanding kepada Termohon/Pembanding sebesar Rp 1.202.200.044,00 (satu milyar dua ratus dua juta dua ratus ribu

empat puluh empat rupiah), sebagaimana yang telah dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi agama DKI Jakarta menyatakan sependapat, karena dalam perkawinan Pemohon/Terbanding dan Termohon/Pembanding tidak ada dan atau tidak melakukan perjanjian pemisahan harta dalam perkawinan dan juga tidak ada bukti perjanjian adanya hutang piutang antara kedua pihak, hal yang demikian adalah suatu hal yang mustahil terjadinya utang piutang dalam rumah tangga diantara suami isteri yang tidak melakukan perjanjian pemisahan harta;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka apa yang telah dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam perkara Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS tanggal 23 Juni 2021 masehi bertepatan dengan tanggal 12 Zul-Qoidah 1442 Hijriah dalam rekonvensi patut dipertahankan;

Menimbang, bahwa karena perkara ini termasuk sengketa di bidang perkawinan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang- undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara yang timbul dalam perkara ini pada tingkat pertama dibebankan kepada

(16)

Halaman 16 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

Pemohon sedangkan biaya perkara pada tingkat banding dibebankan kepada Pembanding;

Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku serta hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

I. Menyatakan permohonan banding Pembanding secara formil dapat diterima;

II. Menguatkan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 379/Pdt.G/2021/PA.JS tanggal 23 Juni 2021 Masehi bertepatan dengan tanggal 12 Zul-Qoidah 1442 Hijriah yang dimohonkan banding, dengan perbaikan amar sehingga selengkapnya berbunyi sebagai berikut:

Dalam Konvensi

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon

2. Memberi izin kepada Pemohon (Budi Herawan bin Herman Wirnyobroto) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (Galina Mildaviati binti Ir.A. Karim Soedibyo) dihadapan sidang Pengadilan Agama Jakarta Selatan;

3. Menghukum Pemohon untuk memberikan mut’ah terhadap Termohon yang diserahkan sebelum ikrar talak diucapkan, berupa:

- 1 (satu) Unit Mobil Mercedes C280 Tahun 2008 Nomor Polisi B 181 GLI senilai Rp 175.000.000,00 (seratus tujuh puluh lima

juta rupiah);

- 2 (dua) buah jam Rolex senilai Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah);

- 1 (satu) Unit Mobil Volvo S80 tahun 2008 dengan Nomor Polisi B 1801 BS senilai Rp 175.000.000,00 (seratus tujuh puluh lima juta rupiah:

Seluruhnya bernilai sejumlah Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah);

Dalam Rekonvensi

- Menolak gugatan Penggugat rekonvensi seluruhnya;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi

(17)

Halaman 17 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

Membebankan kepada Pemohon/Tergugat rekonvensi untuk

membayar biaya perkara dalam tingkat pertama sejumlah Rp 295.000,00 (dua ratus sembilan puluh lima ribu rupiah);

III. Membebankan kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara dalam tingkat banding sejumlah Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta pada hari Kamis tanggal 9 September 2021 Masehi bertepatan dengan tanggal 2 Shafar 1443 Hijriah,

oleh Dr.H. Muri, S.H., M.M., sebagai Ketua Majelis, Dra. N. Munawaroh , M.H. dan Drs. Dadang Syarif, masing-masing sebagai Hakim Anggota, berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta Nomor 169/Pdt.G/ 2021/PTA JK., tanggal 1 September 2021, telah ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding dan putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut pada hari Rabu tanggal 15 September 2021 Masehi bertepatan dengan tanggal 8 Shafar 1443 Hijriah dengan dihadiri oleh para hakim anggota tersebut dengan dibantu oleh Drs. H. Rafiuddin, M.H., sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta, dengan tidak dihadiri oleh pihak Pembanding dan Terbanding;

Hakim Anggota,t ttd

Dra. N. Munawarah, M.H.

Ketua Majelis,tt ttd

Dr. H. Muri, S.H., M.M.

Hakim Anggota, ttd

Drs. Dadang Syarif Panitera Pengganti, ttd

Drs. H. Rafiuddin, M.H.

Rincian Biaya Perkara:

Untuk salinan

(18)

Halaman 18 dari 17 hal. Putusan No.169/Pdt.G/2021/PTA.JK

1. Biaya Proses : Rp 130.000,00 2. Redaksi : Rp 10.000,00 3. Meterai : Rp 10.000,00 Jumlah : Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah)

Untuk salinan

Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta

Panitera,

Drs. Muhammad Yamin, M.H.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan memeriksa dengan saksama, salinan resmi putusan Pengadilan Agama Jakarta Utara Nomor 2651/Pdt.G/2019/PA.JU., tanggal 8 Desember

Bahwa terhadap putusan tersebut, Para Pelawan untuk selanjutnya disebut Para Pembanding, telah mengajukan permohonan banding pada hari Rabu, tanggal 1 September 2021,

Bahwa dalam mengajukan permohonan bandingnya atas putusan Pengadilan Agama Jeneponto tersebut, tergugat/ pembanding mengajukan memori banding kepada Pengadilan Tinggi Agama

Dapat dilihat pada gambar berikut (gambar 3) WML dibutuhkan untuk menggantikan HTML pada media wireless adalah masalah kecilnya bandwidth pada jaringan wireless yang

Dalam membangun program komunikasi yang efektif, aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari konsumen, misalnya dalam hal konsumen melakukan pembelian suatu

Strategi dalam penelitian yang dilakukan oleh Aldo Brue yaitu berupa memahami keingginan masyarakat akan suatu produk yang berkualitas, dengan melihat tempat atau lokasi serta

Abstrak – Vigènere cipher merupakan salah satu algoritma klasik yang digunakan untuk menyembunyikan pesan berupa teks dari pihak yang tidak berhak dengan

Subyek penelitian adalah sumber tempat peneliti memperoleh keterangan tentang permasalahan yang diteliti, singkatnya subyek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang