UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI
STRATEGI MARKETING PUBLIC RELATIONS
PT. TRIAPUTRA PERTIWI DALAM MENINGKATKAN
LOYALITAS PELANGGAN BRAND ALDO BRUE
Diajukan Oleh :
NAMA : NUR ADI SANTOSO
NIM : 2015-41-076
KONSENTRASI : HUBUNGAN MASYARAKAT
Untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi Jakarta
x
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
NAMA : Nur Adi Santoso
NIM : 2015 – 41 – 076
PROGRAM STUDI : Ilmu Komunikasi KONSENTRASI : Hubungan Masyarakat
JUDUL SKRIPS : Strategi Marketing Public Relations PT. Triaputa Pertiwi Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Brand Aldo
Brue.
Telah dipertahankan di hadapan penguji yang diadakan pada hari Jum’at tanggal 23 Agustus 2019 dan dinyatakan LULUS.
PANITIA PENGUJI
Drs. H. Sugijono, MM. Dra. Yuni Retna Dewi, M.Si Penguji I; Penguji II;
Tanggal: Tanggal:
Mengetahui,
Dekan Falkultas Ilmu Komunikasi UPDM(B)
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nur Adi Santoso
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang 22 Desember 1994
NIM : 2015 – 41 – 076
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Hubungan Masyayrakat
Dengan ini menyatakan bahwa, Skripsi:
Judul :Strategi Marketing Public Relations PT. Triaputra Pertiwi Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan
Brand Aldo Brue
Pembimbing I : Drs. M. Muminto Arief, M. Si Pembimbing II : Nunuk Prihatiningsih, S.Sos, M.Si
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya buat merupakan karya asli dan bukan duplikasi dari skripsi orang lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya siap dikenakan sanksi akademis sesuai peraturan yang berlaku di FIKOM UPDM(B).
Jakarta, Agustus 2019 Yang Menyatakan,
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Anugerah-Nya yang begitu besar penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan judul “Strategi Marketing Public Relations
PT. Triaputra Pertiwi Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Brand Aldo Brue”.
Skripsi ini sebagai bagian dari tugas akhir dan merupakan salah satu syarat mencapai gelar sarjana (S1) di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Penulis sangat bersyukur bahwa selama masa penelitian dan penyusunan, penulis diberikan kelancaran dan dukungan doa dari keluarga, saudara, dan teman-teman, sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
Penelitiian ini mengenai Strategi Marketing Public Relations PT. Triaputra Pertiwi Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Brand Aldo Brue melalui “PENCILS” yang diantaranya digunakan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati semoga sekripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukanya dan juga dapat menambah wawasan informasi kita di bidang komunikasi. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Agustus 2019
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam masa penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan semangat, dukungan, dan doa dari banyak pihak yang membuat penulis terus termotivasi untuk dapat meyelesaikan skripsi ini. Karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kepada kedua orang tua penulis Bapak Wardiyo dan Ibu Sudarsih, serta Kaka Nurhayati, Cahyadi, Fuji Astuti, dan Adik penulis Selamat Riyadi yang selalu memberikan semangat dan dorongan baik secara moral maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Prasetya Yoga Santoso, M.M. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) untuk bimbingan dan pengarahannya kepada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Komunikasi.
3. Dr. Wahyudi M. Pratopos, S.IP, M.Si selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) untuk dukungannya kepada mahasiswa/i terutama yang sedang menyusun skripsi.
4. Drs. M. Muminto Arief, M. Ikom selaku dosen pembimbing I yang tiada lelah membimbing penulis dan memberikan ilmu, ajaran, serta nasehat dalam menyusun skripsi ini.
5. Nunuk Prihatiningsih, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing II, yang tiada lelah membimbing penulis dan memberikan motivasi selalu dalam menyusun skripsi ini.
6. PT. Triaputra Pertiwi yang telah memberikan izin penelitian.
7. Terima Kasih untuk sahabat terbaik saya Hafiz, Eki, Anisa, Resti, dan Ica. selalu mensupport dan selalu menemani penulis ketika proses pengerjaan skripsi hingga skripsi penulis bisa diselesaikan.
8. Terima Kasih sahabat-sahabat penulis Anis, Willy, Abdul Rahman, dan semua teman kelas C yang selalu memberikan semangat dan kasih sayang penuh kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) khususnya angkatan 2015 yang sama-sama berjuang menyusun skripsi.
10. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak mungkin penulis cantumkan satu-persatu.
Jakarta, Agustus 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Fokus Penelitian ... 10
1.3 Pertanyaan Penelitian ... 10
1.4 Tujuan Penelitian ... 10
1.5 Signifikansi Penelitian ... 11
1.5 Signifikansi Praktis ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka-Penelitian Sejenis ... 13
2.2.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran... 16
2.2.2 Public Relation Management... ... 26
2.2.3 Marketing Public Relations... ... 44
2.2.4 Customer Loyality... 24
2.2.5 Teori yang Digunakan ... 51
2.3 Bagan Alur Pikir ... 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian ... 58
3.2 Pendekatan Penelitian ... 60
3.3 Jenis/Format Penelitian ... 61
3.4 Metode Penelitian ... 62
3.5 Objek dan Subjek Penelitian ... 62
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 64
3.7 Teknik Keabsahan Data ... 66
3.8 Teknik Analisis Data ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 72
4.2 Deskripsi Subjek Penelitian... 75
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 78
4.3.2 Konsep Marketing Public Relations (PENCILS) ... 89
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 91
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 96 5.2 Saran ... 98 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Data Selama 3 Tahun Penjualan Bergeser ke Online...6 Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu ...……...………...14 Tabel 4.1
Matriks Hasil Wawancara 1 …....………...…….……….. 79 Tabel 4.2
Matriks Kegiatan MPR dilakuakan PT. Triaputra Pertiwi...83 Tabel 4.3
Matriks Hasil Wawancara 2 ………...…84 Tabel 4.4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Peniruan Produk Melalui Media Online...4
Gambar 2.1
Gerafik Data 3 tahun penjualan bergeser ke online...5
Gambar 3.1
Bagan Alur Berfikir...57
Gambar 4.1
DAFTAR LAMPIRAN
1. Transkip Wawancara
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
KONSENTRASI HUBUNGAN MASYARAKAT
ABSTRAK
Nama : Nur Adi Santoso
NIM : 2015 – 41 – 076
Judul Skripsi:Strategi : Marketing Public Relations PT. Triaputra Pertiwi Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Brand
Aldo Brue
Jumlah Halaman : 5 BAB, 98 halaman Bibiliografi : 30buku +1jurnal
Pembimbing I : Drs. M. Muminto Arief, M. Si Pembimbing II : Nunuk Prihatiningsih, S.Sos, M.Si
Penelitian ini membahas mengenai brand Aldo Brue, merupakan produk sepatu berkelas mewah (luxury) yang didesain atau dirancang khusus dengan bahan berkualitas terbaik. Adapun persaingan didunia bisnis, (Footwear-making) yaitu; baik antara kompetitor, serta adanya peniruan produk (imitasi) dengan kualitas jauh berbeda, dan perubahan prilaku belanja mulai bergeser ke media online setiap tahunya. Serta fungsi-fungsi peranan MPR dalam upaya memasarkan dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Loyalitas terbentuk dari pelayanan dan service yang baik dari pihak perusahaan dalam melayani keingginan dan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu perusahaan menerapkan Merketing Public Relations. Tujuan dari penelitian ini adalah inggin mengetahui Strategi Marketing Public Relations yang digunakan PT. Triaputra Pertiwi dalam meningkatkan Loyalits Pelanggan brand Aldo Brue.
Konsep teori yang digunakan dalam mendasari penelitian ini adalah Teori tentang komunikasi pemasaran, Public Relations Manajement, Marketing Public Relations (MPR) dan Meningkatkan Loyalitas Pelanggan. Teori yang digunkan dalam menjawab pertanyaan penelitian adalah adalah teori “The Four Step” yang memiliki empat unsur, yaitu: Researche, Planning, Actuating and communication, and evaluation. Untuk komunikasi dan teori dalam meningkatkan loyalitas pelanggan.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif dan sifat penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah observasi , wawancara, dan dokumentasi informasi penelitian berjumlah 3 orang, yang terdiri dari Hear of Public Relations 1 orang, Section Marketing Public Relations 1orang, dan Pakar (MPR) 1 orang.
Hasil penelitian menujukkan PT. Triaputra Pertiwi membangun komunikasi dengan efektif serta dalam menikatkan loyalitas pelanggan menerapkan “The For Step atau empat langkah langkah dalam komunikasi PR yang meliputi Researche, Planning, Actuating and communication, and evaluation. Merupakan teori Public Relations dalam memahami Keinginan pelanggan, mempertahankan kualitas produk, melakukankegiataevent dan promo, memperbaiki hasil kinerja setiap tahunya PT. Triaputra Pertiwi denganStandartOprationsProsedure (SOP) dalam pelayanan terhadappelanggan yaitu; 1.Berdisi siap dalam melayani, 2.Menghampiri pelanggan, 3.Memperlihatkan produk, 4.Menjelaskan produk, 5.Menawarkan produk sebagai pelengkap, 6.Menutup penjulan.
Kesimpulan penelitian ini PT. Triaputra Pertiwi membangun komunikasi yang efektif dengan pelanggan dan melaukuan banyak penyelenggaraan event dan promosi dalam meningkatkan penjualan serta melakukan standar (SOP) 6 langkah penjualan. Upaya dalam meningkatkan loyalitas pelanggan brand Aldo Brue. PT. Traputra Pertiwi, perlu meningkatkan service yang blom dijalankan dengan baik oleh sales staff, dan dalam pemilihan lokasi atau tempat butik lebih difokuskan agar lebih ekslusif dalam meyakinkan pembeli dalam pelayananya.
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
KONSENTRASI HUBUNGAN MASYARAKAT
ABSTRACT
Name :Nur Adi Santoso
NIM :2015 – 41 – 076
Thesis Title: Strategi :Marketing Public Relations Strategy PT. Triaputra Pertiwi
in lncreasing Brand Aldo Brue Customer Loyality
Number of Pages :5 Chapters, 98 pages Bibiliography :30 books, 1jurnal
Superviser I :Drs. M. Muminto Arief, M. Si Superviser II :Nunuk Prihatiningsih, S.Sos, M.Si
This study discusses the Aldo Brue brand, a luxury shoe product designed or designed specifically with the best quality materials. As for competition in the business world, (Footwear-making) namely; both among competitors, as well as the imitation of products (imitations) with vastly different qualities, and changes in shopping behavior began to shift to online media every year. And the functions of the role of the MPR in an effort to market and increase customer loyalty. Loyalty is formed from good service and service from the company in serving customers' needs and needs. Therefore the company applies the Public Relations Merketing. The purpose of this study is to determine the Public Relations Marketing Strategy used by PT. Triaputra Pertiwi in increasing Customer Loyalty of the Aldo Brue brand.
The theoretical concepts used in the basis of this research are theories about marketing communication, public relations management, marketing public relations (MPR) and increasing customer loyalty. The theory used in answering research questions is the "The Four Step" theory which has four elements, namely: Research, Planning, Acting and communication, and evaluation. For communication and theory in increasing customer loyalty.
This study uses a constructivist paradigm with a qualitative approach and the nature of descriptive research. Data collection techniques that will be used are observation, interviews, and research information documentation totaling 3 people, consisting of 1 person Hear of Public Relations, 1 person Public Relations Marketing Section, and 1 person Expert (MPR).
The results showed that PT. Triaputra Pertiwi develops communication effectively and in strengthening customer loyalty by applying "The For Step in PR communication which includes Research, Planning, Acting and communication, and evaluation. Is a Marketing Public Relations theory in understanding customer desires, maintaining product quality, conducting event activities and promos, improving performance results every year PT. Triaputra Pertiwi with Standard Operations Procedure (SOP) in service to customers, namely; 1. Be ready to serve, 2. Come to the customer, 3. Show the product, 4. Describe the product, 5. Offer the product as a complement, 6. Close the sale.
The conclusion of this research is PT. Triaputra Pertiwi builds effective communication with customers and conducts many events and promotions to increase sales and conducts a standard 6-step (SOP) of sales. Efforts to increase customer loyalty for the Aldo Brue brand. PT. Traputra Pertiwi, needs to improve services that have not been run well by sales staff, and in the selection of locations or boutiques more focused to be more exclusive in convincing buyers in their services.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari diperlukan alat untuk dapat
melengkapi penampilan seseorang. Diantaranya perlengkap
seseorang dalam berpenampilan adalah sepatu (footwaer - making).
Sepatu yang pada awalnya digunakan manusia hanya berfungsi untuk
menjaga sipemakai merasa nyaman, melindungi kaki dari benda
tajam, dan batu kerikil dijalan. kemudian bertambah fungsi sebagai,
keamanan, dan kenyamanan. Penggunaan sepatu adalah kebutuhan
utama bagi setiap orang terutama bagi para perkerja. Begitu pula
setiap orang menginginkan penampilan terbaik di depan umum.
Setiap orang juga ingin menjadi pusat perhatian, salah satunya
dengan menggunakan sepatu (Footwear).
Hal ini penting karena sepatu yang memenuhi syarat adalah
sepatu yang sesuai dengan kriteria seseorang dan gaya seseorang
tersebut. Beberapa jenis sepatu adalah sepatu loafer, sepatu
sneakers, sepatu espradrilles, wedges, sepatu boots, heels, sepatu oxford dan sebagainya. Di Indonesia sepatu bermerek sangat
diminati. Masing-masing produsen sepatu memberikan tawaran
menarik dari produk sepatu yang dijual kepada konsumen agar
konsumen memiliki produk sepatu yang mereka tawarkan. Tawaran
pelayanan, tempat penjualan, serta cara promosi. Berbagai macam
produk sepatu (footweer) juga menjadi alternatif merek sepatu yang
ada untuk melakukan pembelian. Ada yang menawarkan bahan
sepatu terbuat dari karet, kain, kulit ular, kulit sapi, burung unta, kulit
buaya, ringan, unik, limited edition, tren global, dan sebaginya.
Persaingan bisnis munculnya berbagai macam jenis sepatu
(footweer) merupakan salah satu penyebab mengapa
perusahaan-perusahaan kemudian berlomba-lomba menciptakan model fashion
sepatu yang dapat memenuhi kebutuhan untuk pengguna sepatu.
Berbagai macam produk sepatu juga menjadi alternatif merek sepatu
yang ada untuk melakukan pembelian.
Di Indonesia saat ini terdapat berbagai macam merek sepatu
terkenal, seperti Louis Vuitton, Gucci, Kenzo, Chanel, Balle, Saint
Laurent, dan sebaginya. Diantara produsen itu saling bersaing untuk
menonjolkan kekhasan ciri yang membedakan antara merek satu
dengan yang lain. Salah satu sepatu yang masuk dalam kategori
tersebut adalah merek Aldo Brue, sepatu high brand / (Luxury) yang
menjual sepatu-sepatu berkelas atas, merek luxury merupakan
sebuah kebutuhan. Bukan lagi keingginan. Khusunya kebutuhan bagi
kalangan high network society yang inggin membedakan diri dengan
sekmen dibawahnya. Kebutuhan mereka bukan lagi pada kebutuhan
fungsional. Tapi, lebih kepada simbol-termasuk simbol kelas sosial
Yang menyebabkan produk Aldo Brue, tergolong luxsury
pertama harganya mahal, dibandingkan ongkos produksinya, dan
mereka bukan hanya membeli, tetapi merek lebih melihat pada
expeprience di dalamnya. Kedua, mereka itu mengusung brand personality. Identitas mereka diterjemahkan ke dalam pasar-terlebih
ke masyarakat dan kultur-menjadi brand personality yang disertai
brand image dan maupun brand character. Ketiga perlu diperharikan
dari sisi klasifikasi pemilik mereka yang harus mengelola komponen
ekstetika. Ke empat, pemilik harus memperhatikan desain interior dari
butik-butiknya. Brand Aldo Brue hadir sebagai fashion lifestyle
khususnya untuk kaum jenset, sepatu Aldo Brue merupakan sebuah
brand yang distribusikan oleh PT.Triaputra Pertiwi.
Masalah yang sering ditemui oleh PT. Triaputra Pertiwi, yaitu:
naik-turunya tingkat penjualan karena faktor, yaitu: Dengan adanya
persaingan antara perusahaan yang menghasilkan dan memasarkan
produk yang serupa dengan manfaat yang relatif sama, tetapi dengan
harga yang berbeda, bahkan relatif lebih murah. Selain itu, di peroleh
semakin maraknya pembajakan (peniruan model) dengan bentuk dan
merek yang serupa tetapi memiliki kualitas yang sangat jauh berbeda
Gambar 1.1. Info Contoh Peniruan Produk Melalui Media Online
(https://www.blibli.com
/c/2/sepatu-sandal-pria-alddo-brue/SE-
1000008/54817?page=1&start=0&categori=SE-1000008&sort=brand=aldo%20brue/. Diakses tanggal 01 Agustus 2019)
Peniruan produk sepatu (footwear) brand Aldo Brue tersebut
di jual melalui media atau aplikasi jual beli online yaitu; (blibli.com)
menjual mulai dari harga Rp. 300ribu hingga 800ribu, harga tersebut
relatif jauh lebih murah di bandingkan produk aslinya yang dapat di
bandrol dengan harga 6juta hingga 30juta, dengan model serta bahan
berkualitas tinggi tentunya aman, nyaman, tahan lama, serta
pelayanan yang ramah, dan sopan terhadap customer brand Aldo
Brue.
Maraknya persaingan produk serupa ini mendapatkan
perhatian dari perusahaan dengan tutupnya geray yang berada di
Metro Departemn Store karena sekmen pasar tidak sesuai dengan
ekspetasi. Saat ini butik dan departemen store Masi bertahan
Store dan mall di luar Jakarta Lampung dan Surabaya. Maka turunya
tingkat penjualan pada loyalitas pelanggan ini harus di tangani dengan
baik.
Terlebih dengan adanya tren global yaitu jual beli melalui
media online shop yang mempermudah masyarakat dalam
berbelanja. Hal ini disebabkan pola belanja masyarakat yang mulai
bergeser ke arah elektronik atau online. Tidak dipungkiri pertumbuhan
e-commerce di Indonesia sangat positif dan membuat pola belanja
masyarakat semakin bergeser. Dibuktikan oleh penelitian yang
dilakukan ShopBack baru-baru ini pada gambar 1.1 yang melakukan
survei terhadap lebih dari 1.000 responden di Indonesia, untuk melihat
pola berberlanja online masyarakat Indonesia. Dari survei yang
dilakukan tersebut, mendapati hasil sebanyak 70,2% responden
mengaku bahwa keberadaan toko online memengaruhi perilaku
belanja mereka, di mana mereka lebih sering melakukan belanja
online dibanding berbelanja di toko offline (Shopback dalam Kama,
2018)
Gambar 1.1.2 Info Grafik Pola Perilaku Belanja Bergeser ke Online
Tabel 1.1 Data selama 3 tahun penjualan produk bergeser ke online
No Tahun Indeks Penjualan Produk Fashion
e-Commerce
1 2015 < 11%
2 2016 26%
3 2017 41%
Sumber: We Are Social dalam Kama (2018)
(http://mobitekno.com
/read/2018/20/01/ini-kata-shopback-soal-perkembangan-e-commerce-indonesia-di-tahun-2018/. Diakses tanggal 28
Juli 2019).
Perubahan pola perilaku belanja ini juga ditunjukkan dengan
jumlah transaksi e-Commerce yang meningkat. Laporan tahunan yang
dikeluarkan We Are Social menunjukkan persentase masyarakat
Indonesia yang membeli barang dan jasa secara online dalam kurun
waktu satu bulan pada tahun 2017 mencapai 41 persen dari total
populasi, naik 15 persen jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang
hanya 26 persen (Librianty, A., 2018). Survei terbaru lembaga riset
Snapcart di Januari 2018 mengungkapkan bahwa generasi millenial
menjadi pembelanja terbanyak di bidang e-commerce yakni sebanyak
berdasarkan gender adalah wanita dengan jumlah mencapai 65
persen. Jika digabung dengan generasi Z (15-24 tahun) maka jumlah
pembelanja dari generasi muda mencapai sekitar 80 persen
(Tashandra, N., 2018). Hal ini dimanfaatkan oleh
perusahaan-perusahaan untuk melakukan promosi ataupun berjualan karena
karakteristik generasi millenial dan z yang dapat dilihat sangat lekat
dengan teknologi.
Dari sisi ekonomi, industri Retail memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi perekonomian di Indonesia. Di tahun 2013, dari 15
sektor industri kreatif, fashion menjadi penyumbang product domestic
bruto (PDB) nasional terbesar kedua sebesar Rp. 181 triliun selain itu
menyerap 3,8 tenaga kerja dari 11,9 juta tenaga kerja kreatif, serta
menyubang sekitar Rp. 76 triliun terhadap ekspor. (Herman, 2015).
Permasalahan modern membutuhkan lebih dari
mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang
menarik dan membuatnya mudah didapat oleh konsumen sasaran.
Oleh karena itu, Public Relations merupaka faktor yang penting di
dalam memajukan pemasaran atau dalam hal ini sering disebut
Marketing Public Relations (MPR). (Menurut Harris yang dikutip
Kriyantono, 2008: 58).
Marketing public relations adalah sebuah proses
perencanaan, eksekusi dan evaluasi program-program yang
melalui komunikasi yang kredibel dan dalam menyampaikan informasi
dan menciptakan impresi yang mengidentifikasi prusahaan dan
produknya dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan konsumen.
Marketing public Relations adalah konsep Public Relations
yang berorientasi pemasaran. Sebelum dan sesudah marketing
dijalankan, maka perlu diakses dahulu atau dipelihara oleh Public
Relations dengan melakukan pembentukan citra (image building)
suatu produk atau jasa yang positif. Bila citra perusahaan produk atau
jasa sudah positif di mata konsumen, maka akan mempermudah
upaya pemasaran publik untuk menjadi pelanggan. (Menurut Ardianto,
2009: 121).
Peran Marketing Public Relations memang berlaku untuk
menghubungkan antara perusahaan dengan pihak yang melakukan
kerja sama dengan perusahaan tersebut. Pemasaran tidak selalu
berhubungan dengan jual beli barang, tetapi juga untuk menjaga
hubungan yang konsisten dengan pelanggan, untuk mencapai hal
tersebut maka komunikasi yang dibangun harus efektif. Melihat
pentingnya startegisnya fungsi dari Marketing Public Relations ini
maka setiap organisasi atau prusahaan seharusnya mempunyai devisi
atau tim yang khusus menangani ini.
Marketing Public Relations pada prinsipnya merupakan suatu
dapat menetapkan dan mengembangkan itikad baik (good will) dan
pengertian timbal balik (mutual understanding) antara suatu
organisasi dan masyarakat. Marketing Public Relations (MPR)
menekankan bukan pada selling (sepeti pada kegiatan periklanan),
namun peran lebih dalam memberikan informasi pendidikan dan
upaya peningkatan pengertian lewat penambahan pengetahuan
mengenai suatu produk / jasa / perusahaan akan lebih kuat
dampaknya dan lebih lama diingat oleh konsumen, maka MPR
merupaka suatu konsep yang tinggi dan lengkap dari iklan yang biasa
(Menurut Hariyanto, 2009: 41).
Fungsi-fungsi peran Marekting Public Relations sebagai garda
depan sekaligus backup bagi prusahaan memiliki peran penting untuk
menjaga citra produk (brand image product) dan citra prusahaan
(corporate image). Salah satu cara jangka panjang yang dapat
dilakukan perusahaan dalam mepertahankan eksitensi adalah dengan
membangun kesetiaan pelanggan. Perusahaan hanya mempunyai
dua tugas: (1). Memperoleh pelangan baru dan (2). Mempertahankan
pelanggan yang sudah ada dan kadang-kadang merebutnya kembali
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
meneliti tentang strategi MPR yang di lakukan PT. Triaputra Pertiwi,
dalam meningkatkan loyalitas pelanggan Brand Aldo Brue. oleh
karena itu penelitia ini berjudul “Strategi Marketing Public relations
PT. TRIAPUTRA PERTIWI dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Brand Aldo Brue”.
1.2. Fokus Penelitian
Ruang lingkup atau fokus penelitian ini dibatasi pada kegiatan “Strategi Marketing Public Relations PT.Triaputra Pertiwi dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Brand Aldo Brue”
1.3. Pertanyaan Penelitian
Pada penulisan sekripsi ini, penulis memiliki rasa keingitahuan
yang besar dan menimbulkan suatu pertanyaan menarik bagi
penelitian yaitu:
Bagaimana strategi marketing public relations PT. Triaputra Pertiwi
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang inggin dicapai dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi marketing public relations PT. Triaputra
pertiwi dalam meningkatkan loyalitas pelanggan brand Aldo Brue.
2. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi di (internal) perusahaan
dalam playanan, terhadap pelanggan brand Aldo Brue.
1.5 Signifikansi Penelitian
(Menurut Husaini dan Purnomo 2004-23), perumusan
masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersirat pertanyaan
apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya.
Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah
dan pembahasan masalah.
1.5.1. Signifikansi Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pengetahuan terhadap perkembangan ilmu public relations secara
umum dan Marketing Public Relations (MPR) secara khusus
dimasa mendatang. Hasil penelitian ini dapat menambah
pengetahuan mengenai strategi Marketing Public Relations dalam
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagi penelitian berikutya,
khusunya dalam strategi Marketing Public Relations (MPR) dalam
meningkatkan pelanggan dalam suatu prusahaan. Sehingga dapat
mendorong peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian yang
lebih sempurna lagi dimasa yang mendatang.
1.5.2 Signifikansi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
kepada pembaca mengenai marketing public relations PT. Triaputra
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP,& TEORI
2.1 Kajian Pustaka – Penelitian Sejenis
Kajian pustaka dalam penelitian ini bertujuan untuk
menginformasikan mengenai hasil-hasil penelitian, untuk
menghubungkan penelitian kedalam suatu pembahasan yang lebih
luas, serta untuk memberikan perbandingan antar hasil dan temuan
penelitian.
Peneliti menitik beratkan pada strategi PT. Triaputra Pertiwi
dalam meningkatkan loyalitas pelanggan brand Aldo Brue. Untuk lebih
memfokuskan mengenai gambaran penelitian, berikut disajikan data
penelitian terdahulu serta hasil penelitiannya yang juga menyajikan
tema sejenis dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.
Diantaranya sebagai berikut:
Pertama penelitian terdahulu yang ditemukan pertama berjudul “Strategi Marketing Public Relation Celebritis Fitness Puri Indah mall Dalam Meningkatkan Member” ditulis oleh Nadya Puspa Yolanda , mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana 2013.
terkait. Kedua Penelitian ini membahas tentang. “Strategi humas PT. Harlanda Putra dalam meningkat-kan produksi sepatu” ditulis oleh Fajar Anggreawan, mahasiswa Falkultas Ilmu Komunikasi, universitas
Prof. Dr. Moestopo (Beragama) 2015. Tujuan untuk mengetahui
strategi Public relations PT. Harlanda Putra dalam meningkatkan citra
produk sepatu Brondo dengan menggunkan teori 7 C’s Communication.
Tabel 1.1
Matrik Penelitian Sebelumnya
Nama Penelitian
Peneliti I Peneliti II Peneliti III
Nadya Puspa Yolanda (2013)
Fajar Anggreawan (2015)
Nur Adi Santoso (2019) Judul Penelitian Strategi marketing Komunikasi Celebrity Fitness di Puri Indah Mall dalam meningkatkan member. Strategi Komunikasi Humas PT. Harlanda Putra dalam meningkat-kan produksi sepatu. Strategi marketing public relations PT. Triaputra Pertiwi dalam meningkat-kan loyalitas pelanggan brand Aldo Brue. Metode
Penelitian Kualitatif Kualitatif Kualitatif Teori Teori Marketing
Public Relations, Analisis SWOT. Teori Management Public Relations 7C’s Communication. Strategi MPR, meningkat-kan loyalitas pelanggan.
4 Step & PENCILS
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi yang digunakan oleh Celebriy Fitness dalam Berdasarkan pengamatan peneliti PT. Harlanda Putra menjalankan beberapa tahapan
meningkatkan member yaitu dengan cara melakukan promosi. Pelanggan Celebrity Fitness melakukan sesuai dengan definisi operasional dalam karakteristik loyalitas pelanggan. Strategi komunikasi event management dalam meningkatkan loyalitas pelanggan telah di aplikasikan dengan baik sehingga dapat meningkatkan member. Strategi yaitu Rumusan Strategi, Implementasi Strategi, Evaluasi Strategi. Pelanggan PT. Harlanda Putra melakukan sesuai dengan definisi operasional dalam karakteristik loyalitas pelanggan. Strategi komunikasi event management dalam meningkatkan citra produk Perbedaan dengan penelitian ini Kegiatan dilakukan oleh para saff/ kariyawan, dengan menggunkan strategi pendekatan interpersonal resiprocal communications. Kegiatan dilakukan oleh Owner, dengan menggunakan startegi komunikasi dengan model handling customer complaint Kegiatan dilakukan oleh PR untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, kegiatana yang dilakukan melalui 4 langkah efektif.
2.2. Kerangka Konsep dan Teori
2.2.1 Komunikasi Pemasaran
Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi yang
disebut marketing communications (komunikasi pemasaran).
Marketing communications merupakan bentuk komunikasi yang
bertujuan untuk meperkuat strategi pemasaran demi meraih sekmen
pasar yang lebih luas. Harsono menyatakan bahwa dasar dari
pemasaran adalah kominikasi dan pemasaran bisa akan begitu
powerful jika dipandu dengan komunikasi yang efektif dan efisien.
Bagaiman menarik atau khalayak menjadi aware, kenal dan mau
membeli suatu produk melalui saluran komunikasi adalah bukan suatu
yang mudah (Menurut Prisgunanto, 2007:7)
Hubungan antara pemasaran dengan komunikasi merupakan
hubungan yang erat. Komunikasi dimana proses pemikiran dan
pemahaman disampaikan antra individu, atau antara prusahaan dan
individu. Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks
tidak sederhana seperti berbincang-bincang dengan teman atau
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, melalui
strategi komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan yang
matang.
Pengertian Komunikasi Pemasaran (Menurut Kotler dan
Keller, 2009: 498)
“Marketing Communications” are means by which firms
attempt to inform persuade, and remind comsumers – directly or
indirectly – about the products and brands they sell”. Komunikasi
pemasaran adalah sarana digunakan perusahaan dalam upaya untuk
menginformasikan, membukuk dan mengigatkan konsumen baik
secara langsung tentang pruduk dan merek yang mereka jual.
Marketing communications dapat di definisikan sebagai
kegiatan pemasaran dengan menggunakan tenik-tenik komunikasi
yang bertuan untuk memberikan informasi kepada khalayak agar
tujuan perusahaan tercapai, terjadinya peningkatan pendapatan atas
penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan (Menurut
Kennedy dan Soemanagra, 2006:5).
2.2.1.1.Tujuan Komunikasi Pemasaran
Marketing communications atau komunikasi pemasaran
bertujuan untuk tiga tahapan perubahan yang ditunjukan bagi
konsumen. Tahapan pertama yang inggin dicapai dari strategi
Dalam perusahaan ini, konsumen mengetahui keberadaan produk,
untuk apa produk diciptakan dan ditunjukan kepada siapa. Denga
demikian, pesan yang disampaikan menujukan pesan informasi
penting dari dari produk itu. Tahapan yang keduan ada tahapan
prubahan sikap, yang ditentukan oleh tiga unsur (Menurut Schiffman
dan kanuk, 2000: 242) disebut sebagai tricomponent attitude change
yang menunjukan bahwa tahapan peubahan sikap yang ditunjukan
oleh tiga komponen yaitu: cognition (pengetahuan), affection
(perasaan), dan conation (prilaku).
Jika tiga komponen ini menunjukkan adanyan kecendrungan
prubahan (cognition, affection, and conation) makan akan mungkin
sekali adanya perubahan sikap berubah keinggina mecoba broduk.
Pada tahapan yang ke tiga yaitu tahapan prubahan, dimaksut agar
konsumen tidak beralih pada produk lain, dan terbiasa
menggunkannya atau yang biasa disebut dengan loyalitas pelanggan.
(Menurut Soemanagara, 2006:63).
2.2.1.2. Sifar Dasar Komunikasi Pemasaran
Suatu hal yang dipahami adalah bagaiman komunikasi
pemasaran berkerja dan adakah sifat dasar dan karateristik yang yang
dibawahnya pemahaman kepada keunikan-keunikan dan karakteristik
komunikasi adalah awalan dasar keberhasilan komunikasi pemasaran
mengabaikan dan menyepelekan aspek-aspek yang mendasar ini.
Alhasil tanpa disadari, malah komunikasi pemasaran yang mereka
lakukan menyimpang dan menibukan efek-efek negatif yang
bertentangan dengan apa yang di ingginkan. Hal ini menjadi inti dari
permaslahan komunikasi permaslahaan disini adalah sesuatu yang
kelasik, yakni disinterpretasi dan menyampaikan pesan komunikasi
yang ada di dalam aktivitas komunikasi tersebut. Tetap saja di sini
maslah penyimpangan pemahaman pesan oleh komunikator tidak
sesuai dengan komunikan. Kondisi ini perlu dihindari oleh mereka
yang melakukan aktivitas komunikasi. Oleh sebab itu, di perlukanya
strategi dan taktik yang matang dalam efektivitas dan efisiensi sebuah
komunikasi pemasaran (Menurut Prisgunanto, 2006:13).
Suatu hal lagi yang perlu direncanakan dalam melihat sifat
komunikasi disini, yaitu komunikasi pemasaran bukan lah suatu
proses sistem yang berjalan satu arah, tetapi dua arah. Misalnya
sebuah prubahan melakukan aktivitas strategi pemasaran dengan
memasang iklan. Di sini perubahanya sudah berubah memberikan
informasi kepada pelanggan dalam keperluan untuk memberikan
masukan akan produk mereka. Masukan dari pelanggan, baik secara
langsung ataupun tidak, akan sangat berati dan berguna untuk
perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki
Ada dua sifat dasar dari komunikasi pemasaran, yaitu
kominikasi tertuju (intended) dan tidak setuju (unitended). Orang
dalam komunikasi pada umunya inggin agar pesan yang disampaikan
kepada orang tertuju atau yang dimaksut diterma dan dipahami
sepenuhnya. Di sini pesan (massage) di artikan tidak asal diterima
saja, tetapi memiliki interpretasi dengan maksut yang sama dengan
apa yang diingginkan atau disampaikan komunikator. Bentuk
komunikasi semacam ini adalah model paling ideal yang memang
diinginkan dalam proses komunikasi pemasaran. Hal ini tentu sesuai
dengan pendapat Shannon bahwa komunikasi harus ada
penyimpangan (noise) sehingga akan membuat kesalahan di
sinterpretasi pesan oleh komunikan karena pesan tidak tertuju oleh
pihak tertuju tidak tepat. semua ini bisa terjadi, berangkat tidak
mengertian akan strategi dan praktik si komunikator dalam
berkomunikasi. Hasilnya, komunikasi dianggap sebagai sesuatu yang
rutin saja padahal komunikasi perlu di strategikan agar dapat di
berjalankan efektif dan efesien mungkin (Menurut Prisgunanato, 2006:
14-15).
Inti dari dua sifat pemasaran di atas yakni bila pesan
unintended and intended diberikan secara konsisten, maka pesan
yang akan diterima dan maikin dipercaya (Menurut Prisgunanto, 2006:
17).Komunikasi pemasaran tertuju (intenational) memang
sentripetal. Komunikasi sentripetal didefinisikan bila segala usaha
komunikasi dilakukan untuk perbaikan dan di koordinasikan agar
memberikan citra baik dan tetap dipasaran, lebih fokus pada tujuan
dan maksut yang khusus dengan khalayak sasaran yang khusus juga.
Proses yang dapat di definisikan dengan komunikasi
sentripetal. Komunikasi pemasaran sentripetal akan lebih berfokus
untuk menggunakan komunikasi pesan dari pelanggan guna
memperbesar konsitensi antara pesan yang dimaksud (intenational).
Bila berkaitan dengan komunikasi pemasaran yang tidak tertuju
dengan pelanggan atau komunikan yang tidak tertuju maka juga akan
dikaitkan dengan komunikasi sentripugal. Komunikasi pemasaran
sentripugal didefinisikan bila pesan terkirim unintentional dan
kontradiktif dengan apa yang dimaksut perusahaan di pasar.
Kontradiksi ini bila tidak dijaga, lambat laun akan menghancurkan
kredibilitas produk prusahaan di pasar (Menurut Prisgunanto,
2006:18) Intinya bila antribusi pesan itended dengan strategi kreatif
konsisten, maka komunikasi pemasaran maka akan diterima dan
dipercaya. Sebaliknya, antribusi negatif pesan unitended dan
kontradiktif, maka kredibilitas dan prusahaan akan rusak dan bisnis
2.2.1.3. Lingkup dan Efek Komunikasi Pemasaran.
Lingkup komunikasi pemasaran terdiri dari dua bagian besar,
yakni komunikasi pemasaran internal dan eksternal. Komunikasi
internal lebih memiliki kekuatan dan lebih memiliki kekuatan yang
berhubungan dengan komunikasi organisasi ke dalam prusahaan. Adalah sesuatu yang percuma jika prushaan ‘gembar-gembor’ dalam komunikasi eksternal tetapi kemampuan ke dalam prusahaan itu tidak
ada. Harus diingat, bahwa setiap orang dalam struktur prusahaan
adalah pelaku pemasaran (marketing) yang bahwa simbol-simbol
komunikasi pemasaran perusahaan secara tidak langsung. (Menurut
Prisgunanto, 2006: 23).
Dalam komunikasi pemasaran eksternal, pesan yang akan
membuat gambran bisnis pemasaran yang ada. Di sini, tetap saja
tujuan utamanya komunikasi pemasaran adalah menciptakan citra
atau image perusaha yang ada. Yang menjadi sasaran dalam
komunikasi eksternal adalah para stekeholders ( yang dalam hal ini
siapa saja, terutamapelanggan dan khalayak). Efek dari komunikasi
pemasaran memang tidak sepontan, tetap memerlukan waktu dan
proses sejalan dengan waktu (Menurut Prisgunato, 2006: 71).
a. Tingkat efektifitas komunikasi pemasaran harus dipahami pelaku pasar hanya mampu meningkatkan efek-efek minimal attention (mengetahui dan mengenal) khalayak. Di sini, komunikasi pemasaran seharusnya dapat digunakan dapat mengkomunikasi ide-ide perusaha kepada pelanggan (tentu saja komunikasi tidak harus
menghasilkan atau berorientasi pada sisi penjulan produk saja).
b. Tingkat aktualisasi komunikasi pemasaran seharusnya mampu mensetimulasikan penjualan. Di sini, bukan hanyak tindakan penjualan, tetapi sikap yang mengarah kepada sikap pelanggan. Maksutnya, efek komunikasi pemasaran dapat menstimuli loyalitas pelanggan terhadap produk, bukan hanya sikap beli sesaat saja.
2.2.1.4. Kegunaan Komunikasi Pemasaran
komunikasi pemasaran memiliki dua keguanan, yaitu
langsung dan tidak langsung, namun inti dari kegunaanya tersebut
sama, yaitu untuk mendekatkan pelanggan sehingga akan ada
keputusan untuk membeli, meski masi dalam rencana jangka panjang.
Memang sedemikianlah kegunaanya kelasik dan dasar dari
komunikasi pemasaran, begitu mudah dan sederhana, tetapi pada
kenyataanya sulit untuk diwujutkan.
Di samping hal tersebut di atas, ada juga kegunaan lain yang
dikatagorikan tidak langsung dalam komunikasi pemasaran.
Tujuan-tujuan ini sebenarnya menyangkut dalam upaya menjaga hubungan
dengan pelanggan. Pola pemasaran tidak langsung erat dan dekat
dengan kerja public relations, yang pada perkembangan selanjutnya
akan memunculkan kajian-kajian baru dalam perpaduan ilmu
pemasaran dengan public relations, yakni public relations. Adapun
kegunaan komunikasi pemasaran akan dijelaskan sebagai berikut
a. Kegunaan Langsung (Direct Benefit)
Komunikasi pemasaran mempunyain kegunaan agar dari hasil tranfer pesan dan persuasi tersebut tercipta gambaran yang mengarah kepada hasrat atau keingginan beli atau menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan. Artinya, upaya mengarahkan langsung kepada untuk membeli adalah dasar pemikiran dari kegunaan pemasaran. Memang pandangan ini masi kuno dan kelasik sekali, tetapi demikianlah pada kenyataanya, waktu dimodifikasi seperti apapun juga, akan bermuara sedemikian.
b. Dalam kegunaan tidak langsung, melakukan komunikasi pemasaran merupakan keinginan untuk mendapatkan sesuatu tambahan yang dapat dicapai oleh perusahaan, selain sikap pembelian. Jadi, jelas bahwa alasan perusahaan merancang strategi pemasaran tidak hanya ‘melulu’ karena perubahan sikap beli pelanggan, tetapi juga membina hubungan antara pelanggan dengan perusahaan atau dengan kata lain, perusahaan berupaya menggunakan nilai apa saja yang membuat pelanggan memilih produk mereka dari sisi hubungan masyarakat (kehumasan).
2.2.1.5. Kegiatan Komunikasi Pemasaran
Saat ini banyak perusahaan mulai menyadari perlunya upaya
mengitergrasikan berbagai kegiatan komunikasi pemasaran yang
selama ini dilakukan secara terpisah-pisah. Pada tahun 1980-an,
berbagai perusahaan di negara-negara maju mulai menyadari
perlunya upaya mengintergrasikan seluruh instrumen promosi yang
dimiliki untuk menujukan penjualan. Perusahaan-perusahaan itu mulai
bergerak menunjukan proses yang disebut dengan komunikasi
pemasaran terpadu atau integrated marketing communications (IMC),
yang tercakup upaya koordinasi dari berbagai elemen promosi dan
Kegiatan komunikasi pemasaran itu mencakup Bauran
komunikasi pemasaran (marketing communication mix) agar dapat
mendorong efektifitas dan efektifitas komunikasi pemasaran terdiri
delapan model komunikasi utama (Menurut Kotler & Keller dalam,
2009 :21) antara lain:
a. Iklan, yaitu semua bentuk terbayar dari prsentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa melalui seposor yang jelas.
b. Promosi penjualan, berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa. c. Acara dan pengalaman, kegiatan dan program yang
disponsori oleh prusahaan yang direncanakan atau dirancang untuk menciptakan interaksi yang berhungan dengan merek tertentu.
d. Hubungan dengan masyarakat dan publisitas, beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra prusahaan atau produk individunya.
e. Pemasaran langsung, penggunaan surat, telepon, facsimile, email, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respons atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.
f. Pemasaran interaktif, kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa.
g. Pemasaran dari mulut ke mulut, komunikasi lisan, tertulis dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.
h. Penjulan personal, interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, mejawab pertanyaa, dan pengadaan pesanan.
2.2.2 Public Relations Mangement
Mangement public relations merupakan penerapan fungsi
fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan public relations akan sangat
membutuhkan fungsi-fungsi tersebut dalam membuat suatu konsep
dan mengimplikasinya yang berkaitan dengan tugasnya. Dengan
demikian mengelola public relation berati melakukan penelitian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap kegiatan
komunikasi yang diseponsori oleh organisasi. Manajemen ini
merupakan terapan dari ilmu manajemen dasar yang di implikasikan
di dunia public relations.
Manajemen dan public relations dua bidang ilmu yang
berkembang secara terpisah. Namun seiring dengan
perkembanganya manajemen telah menyatu dengan public relations.
Artinya, manajeman telah memberikan kontribusi yang sangat besar
bagi penerapan konsepsi public relation (Menurut Kasali, 2004: 32)
kasali menambahkan, dalam pelaksanaan perkerjaan, public relations
akan mengunakan kosep-konsep manajeman untuk mempermudah
pelaksanaan tugas-tugasnya, seperti membuat rencana, melakukan
persiapan-persiapan, melakukan aksi komunikasi, dan ditutup dengan
Dari teori diatas terlihat jelas bahwa pelaksanaan tugas public
relation bukan semata-mata melakukan aksi, melainkan membutukan
rencana-rencana dan di ikuti dengan langkah-langkah pengendalian
dengan suatu proses evaluasi. (Menurut Cutlip, Center dan Broom
2007: 6) menyebut PR adalah fungsi manajemen secara khusus yang
mendukung terbentuknya saling perhatian dalam komunikasi,
pemahaman, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dengan
berbagai publiknya.
2.2.2.1. Pengertian manajemen
Manajemen merupakan bagian penting dari kehidupan
sekaligus membedakan manusia dengan makluk hidup lainya. Hewan
juga “belajar ilmu manajemen” tetapi lebih ditentukan dengan instringnya, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
sedangkan manuasia belajar ilmu manajemen untuk menujukan
pendewasaan sehingga tercipta kehidupan yang bermakna (Menurut
Noor, 2013: 7).
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa
Inggris, yakni management, yang kembangkan dari kata to manage,
yang artinya mengatur atau mengelola, kata manage itu sendiri
berasal dari Bahasa Italia, managglo, yang diadopsi dari Bahasa Latin
managiare, yang berasal dari kata manus, yang artinya tangan
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, manjeman memiliki
beberapa arti, yakni, penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran, atau pimpinan yang bertanggung jawab atas
jalasnya perusahaan atau organisasi. Pengertian yang pertama lebih
menekankan kepada pengguna sumber daya efektif. Dengan
demikian lebih diarahkan pada objek yang akan dijalankan yakni
penggunaan sumber daya. Sedangkan pengertian yang kedua lebih
menekankan kepada pemimpinan yang bertanggung jawab. Disini
jelas merupakan subjek yang akan menggunakan sumber daya
tersebut (Menurut Sukirno, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya
Manusia, 2004: 96).
(Menurut Stoner yang dikutip oleh Wijayanti, dalam bukunya
Manajemen 2008: 1), manajemem merupakan proses perencanaan,
peroganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya menusia organisasi
lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
(Menurut Terry & Rue dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen, 2010:
9), fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni
Planning, (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
1. Pelanning (Perencanaan)
Ialah penetapan perkerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelopmpok untuk mencapai tujuan yang di gariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk dalam pemilihan arternatif-arternatif keputusan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajemen (Terry & Rue dalam bukunya Dasar-Dasar Manajement, 2010: 82). Penggorganisasian digunkan untuk penghimpunan dan mengatur sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga perkerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil.
3. Actuating (Pelaksanaan)
Pelaksanaan merupakan usaha mengerakan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, sehingga mereka berkeingginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama.
4. Controlling (Pengawasan)
Penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin bahwa rencana telah direncanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
(Menurut Rosady dalam bukunya Manajemen Humas dan
Manajemen Komunikasi 2002: 2-3) fungsi dari manajemen merupakan
suatu peroses atau langkah-langkah yang meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Perecanaan (planning)
Meliputi: Penetapan tujuan dan standar, penentuan standar, penetuan aturan dan prosedur, pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) apa yang akan terjadi. 2. Pengorganisasian (organizing)
Meliputi: Pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk bagian, pendelegasikan dan menetapkan sistem komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap kariyawan dalam satu tim solid dan teroganisir. 3. Menysusun formasi (Staffing)
Meliputi: Menetukan peryaratan personal yang akan diperkerjakan, mereka calon kariyawan menentukan job
descripti on dan persyaratan teknis suatu perkerjaan, melalui penelitian dan pelatihan termasuk didalam pengembanggan kualitas dan kuantitas kariyawan sebagai acuan untuk menyusun setiap fungsi dalam manajemen organisasi.
4. Memimpin (leading)
Meliputi: membuat orang lain melakukan tugasnya, mendorong dan memotivasi bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana perkerjaan yang kondusif.
5. Pengawasan (controlling)
Fungsi terakhir manajemen ini mencakup persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas hasil kerjaan, baik berbentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan/organisasi dalam upaya pencapaian tujuan, produktivitas dan menciptakan citra yang positif.
2.2.2.2. Pengertian Public Relations
Menurut para pakar, hingga saat ini blom terdapat konsensus
mutlak tentang definisi dari public relations atau humas ketidak
sepakatan tersebut disebabkan oleh pertama, beragam definisi public
relations yang dirumuskan baik oleh para pakar maupun professional Public Relations atau humas disadari pebedaan sudut pandang
mereka terhadap tahapan Public Relations atau humas. Kedua,
perbadaan latar belakang, miasalnya definisi yang dilontarkan oleh
kalangan akademis perguruan tinggi tersebut akan lain bunyinya
dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi (Public
Relations Practitioner). Dan Ketiga, adanya indikasi baik teoriti
maupun praktisi bahwa kegiatan public relations atau kehumasan itu
bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan dinamika
memasuki era globalisasi dan milenium ketiga saat ini (Menurut
Ruslan dama 2008: 15).
(Menurut The British Institute of Public Relations karangan
Jefkins 2007:18) adalah sebagai berikut: “Public Relations adalah
keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat
baik (good will) dan saling pengertian antara satu organisasi dengan segenap khalayaknya”.
Dari definisi diatas menyatakan bahwa public relation adalah
suatu cara yang dilakukan agar mencapai tujuan melalui upaya-upaya
agar berkesinambungan dan teroganisasi dengan benar anatara
organisasi dan khalayak.
Menurut Soemirat mengutip Fraser P. Seitel (2004: 13)
mengemukakan bahwa pada tahun 1975 Yayasan Pendidikan dan
Penelitian Public Relations menganalisa 472 definisi dan
merangkumnya menjadi satu paragraf yaitu:
“Public Relations is a distinctive management function which help
established and maintain mutual line of communication understanding, acceptance and cooperation between and organization and its publics, involves the management of problem or issues, helps management to keep informed on and responsive to public opinio, defines emphasiszesteh responsibility of management to serve the public
interest helps management keep abreast of and effectively utilize, serving as and early warning System to help anticipate trend, and uses research and sound and ethical communication techniques as its principles tools”.
Dapat kita lihat bahwa Public Relations sangat menunjang dalam
pelaksanaan suatu kegiatan di pemerintahan. Tidak hanya bertugas
untuk memelihara keharmonisan tetapi juga berfungsi sebagai alat
manajernen yang Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu
pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis
kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya,
menasehati para pemimpin organisasi dan rnelaksanakan program
terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk
kepentingan organisasi maupun kepentingan public atau umum.
Aspek penting dari definisi ini adalah keingginan menganalisis
kecendrungan dengan menerapkan teknik penelitian ilmu sosial
sebelum merencanakan suatu program public relations. Dari sejumlah
definisi public relations di atas, dapat disimpulkan bahwa public
relations merupakan :
1. Suatu usaha yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara organisasi dengan publiknya.
2. Suatu penerapan program-program komunikasi dalam melayani kepentingan publiknya.
3. Suatu usaha yang terencana dan berkesinambungan dalam melaksanakan kebijakan organisasi.
4. Suatu usaha yang bernilai seni dan merupakan disiplin ilmu sosial yang memiliki fungsi manajemen.
5. Fungsi manajemen yang melekat menggunkan penelitian dan perencanaan yang mengikuti standar-standar etis. 6. Suatu proses yang mencakup hubungan timbal baik antara
oganisasi dan publiknya.
7. Analisis dan evaluasi melalui penelitian lapangan terhadap sikap, opini dan kecendrungan sosial, serta mengkomunikasikannya kepada pihak manajemen atau pimpinan.
8. Konseling manajemen agar dapat dipastikan bahwa kebijaksanaan, tata cara kegiatan dan dipertanggung jawabkan secara social dalam konteks demi kepentinggan bersama bagi kedua belah pihak.
9. Pelaksanaan atau meninjak lanjuti program aktivitas yang te
rencana, mengkomunikasikan dan mengevaluasi.
10.Perencanaan dengan itikad dengan baik, saling pengertian, dan penerimaan dari pihak publiknya (internal dan eksternal) sebagai hasil dari aktivitas public relations. (Menurut Rosady, 2002: 19).
Dari kesepuluh peramaan unsur yang terdapat dalam definisi
public relations tersebut menunjukan adanya hubungan saling
berkaitan yang merupakan proses kesinambungan dalam
fungsionalnya public relations yang integral dengan manajemen
organisasi, dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran utama badan
usaha atau organisasi.
2.2.2.3. Fungsi Public Relations
Menurut Cutlip, Center and Broom, 2004: 4) PR memiliki
beberapa fungsi yang secara umum anatara lain adalah:
1. Memelihara arus komunikasi yang menciptakan pengertian,
2. Meneriama dan kerja sama anatara organisasi dengan berbagai publinya,
3. Melibatkan diri dalam manajemen untuk memecahkan atau mengatasi masalah,
4. Membatu manajemen untuk menginformasikan dan merespon terhadap opini publik,
5. Membatasi dan menegaskan akan tanggung jawab manajemen untuk melayani publik yang berkepentingan. 6. Membantu manajemen membuat suatu kebijakan untuk
suatu perubahaan yang bermanfaat.
(Menurut Ardianto, 2005: 127) PR sebagai komunikator,
tentunya harus dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan secara
Professional, ada beberapa syarat mendasar bagi seseorang yang
ingin menjalankan profesi PR, yakni:
1. Ability to communicate (Kemampuan berkomunikasi), 2. Ability to organize (Kemampuan berorganisasi)
3. Ability to get on with people (Kemampuan bergaul atau membina relasi),
4. Personality integrity (Memiliki kepribadian yang baik), 5. Imagination (Memiliki banyak ide dan kreatif).
Menurut Edward L. Bernay, public relations memiliki tiga
fungsi utama, yaitu:
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2. Melakukan persuasi untuk merubah sikap perubahan suatu masyarakat secara langsung
3. Berupaya untuk mengintegrasiksan sikap dan prubahan masyarakat atau sebaliknya (Menurut Rosady,2002: 2).
(Menurut Drozier dan Broom di kutip oleh Rosady, 2002:
22-24), menjelaskan bahwa peran public relations dapat dikelompokkan
ke dalam emapt kata gori meliputi:
1. Expert prescriber
Sebagai praktisi ahli public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencari solusi dalam menyelesaikan masalah dan hubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan praktisi ahli public relations dengan manajemen organisasi seperti, hubungan dokter dengan pasien, sehingga pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau
mempercayai apa yang telah disarankan atau di usulkan oleh ahli public relations (expert prescriber). Ahli public
relations ini memiliki pengalaman dan keterampilan tinggi
dalam memecahkan dan mengatasi persoalan public
relations yang tengah dihadapi oleh organisasi yang
bersangkutan.
2. Communicator Fasilitator
Dalam hal ini, praktisi public relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengarkan apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari proganisasi yang bersangkutan, seakligus harus mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut diharapkan oleh public relations dapat terciptanya saling pengertian, mempercayai, menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3. Problem Solving Procces Fasilitator
Peranan praktisi public relations dalam hal proses pemecahan persoalan public relations merupakan bagian tim manajemen untuk membentuk pimpinan organisasi, baik sebagai penasehat (adviser) sehingga pengambilan keputusan (eksekusi dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
4. Communications Teshnician
Perbedaan dengan tiga peranan praktisi public relations profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Dalam peran keempat ini, public relations berperan sebagai journalist in resident yang hanya di kenal dengan method of communication in
organizations dan sistem komunikasi dari masing-masing
bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus ataupun media komunikasi digunkan dari tingkatan pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke bagian atasan begitu juga arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antra kariyawan satu departemen dengan departemen lainnya (employee relations and communications media model).
2.2.2.4. Strategi Public Relations
(Menurut Peter Ducker dan Rosady 2002: 139), definisi
strategi secara umum adalah mengerjakan sesuatu yang benar (doing
the right things). Berdasarkan dari definisi tersebut, Rosady
mengembangkan secara lebih rinci, yaitu bahwa strategi adalah
memutuskan apa yang harus di kerjakan dalam langkah-langkah
tertentu dalam proses manajemen dimulai dengan penentuan suatu
perencanaan (planning), dimana rencana tersebut merupakan produk
dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirinya perencanaan
adalah salah satu fungsi dari proses manajemen.
(Menurut Siagian, 2004: 5) menyatakan bahwa strategi adalah
serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh
manajemen puncak dan diinmplementasikan oleh seluruh jajaran
suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Pengertian strategi lainya seperti yang diutarakan Craig & Grant
(1996) adalah strategi merupakan penetapan sasaran dan tujuan
jangka panjang sebuah prusahaan dan arah tindakan dan alokasi
sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan.
(Menurut Scott M Cutlip, dkk, 2007: 351) berpendapat bahwa,
pemikiran strategi nantinya akan digunakan untuk memprediksikan
atau mentukan tujuan masa depan yang diharapkan dapat
organisasi dalam mengejar tujuan dan merumuskan rencana untuk
mencapai keadaan yang di harapkan tersebut.
Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci
keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis.
Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi.
Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan
bersifat subjektif dan mengabaikan keputusan yang lainya. Dalam
suatu prusahaan terdapat tiga level strategi yaitu: level koprasi, level
unit bisnis atau lini bisnis, dan level fungsional (Menurut Hayes dan
Wheel wright, 2008: 6).
Pengertian-pengertian di atas mengantarkan kita pada sebuah definisi khusus strategi public relations adalah “Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna untuk mencapai tujuan
public relations dalam kerangka suatu rencana public relations. Dalam
definisi tersebut diungkapkan bahwa strategi public relations
merupakan alternatif optimal untuk mencapai tujuan. Yang dimaksud
dengan tujuan disini adalah penegakan citra atau image yang
menguntukan organisasi dan tentu saja bagi stakeholder. Untuk
mencapai hal tersebut, maka strategi yang digunakan, sebaiknya
diupayakan menggarap akan sikap tindakan dan persepsi stakeholder
(Menurut Muslimin, 2004:63). Strategi public relations adalah arternatif