• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS SEMIOTIKA LOGO BARU XL AXIATA

Disusun Oleh :

NAMA

: REZA AJUDYA PERMANA

NIM

: 2017 – 41 – 398

KONSENTRASI : PERIKLANAN

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi Jakarta

(2)

i

dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil karya ilmiah yang berupa skripsi dengan judul “Analisis Semiotika Logo Baru XL Axiata” ini dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi ini ditulis dengan maksud dan tujuan untuk melengkapi sebagian dari syarat-syarat yang diperlukan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang periklanan pada Fakultas Ilmu Komunikasi Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih sangat sederhana dan masih terdapat berbagai kekurangan. Namun sampai sejauh ini penulis telah berbuat semaksimal mungkin sesuai dengan kapsitas dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna menyempurnakan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat kelak bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Bekasi, Maret 2018

Penulis

(3)

ii

izin-NYA lah yang memberikan penulis kekuatan untuk dapat menjalankan dan menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagai syarat untuk mencapai Gelar Strata Satu.

Banyak kendala dan rintangan yang penulis hadapi selama menyelesaikan skripsi ini. Seiring dengan itu pula, begitu banyak bantuan dan dorongan serta stimulus positif dari berbagai pihak, baik secara moral maupun materil, yang selalu mengiringi perjalanan penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, tidak ada kata lain yang lebih berharga yang dapat mewakili semuanya selain terima kasih kepada pihak-puhak yang turut mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.

1. Kedua orang tua, Yudi dan Ade Elis Hernawati dan Ketiga adik, Vissia Javani, Adrian Yudiansyah dan Ravena Kendilo atas kasih sayang yang kalian curahkan, semangat, serta dukungan doa yang tulus tak pernah putus senantiasa yang selalu mengiringi perjalanan penulis yang selalu ingin memberikan yang terbaik bagi kebahagian kalian.

2. Bapak Prof. Dr. Rudy Harjanto, MM, M.Sn selaku Rektor Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama).

(4)

iii

5. Dr. Usman Yatim, MSc, selaku pembimbing I dan Dra. Yuni Retna Dewi, MSi selaku pembimbing II. Terimakasih atas segala waktu dan kebaikan ilmu yang diberikan selama penulis mengerjakan skripsi ini. Terima kasih atas pengertian dan kesabaran yang amat berarti.

6. Terima kasih untuk adik saya yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya agar cepat menyelesaikan skripsi.

7. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Komunikasi universitas prof. Dr. Moestopo (Beragama) atas segala ilmu yang diberikan kepada penulis. 8. Seluruh karyawan Sekertariat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas

Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Prf. Dr. Moestopo (Beragama)

9. Terimakasih untuk seluruh karyawan PT. XL Axiata Tbk. khususnya Bapak Iwan Syafrizal karena telah memberikan bantuan yang dibutuhkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Terimakasih kepada sumber – sumber eksternal Iwan Prabowo dan Reza Saputra dalam memberikan waktunya untuk wawancara yang dibutukan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Terimakasih untuk teman- teman seperjuangan saya dalam menulis skripsi ini, Urfan, Bakem, Batara, Miko Oasis, Monasco, Edwin serta teman-teman warkop Hari Pramono, Edwin, Tiopan, Kenny, Rezky,

(5)

iv

Bekasi, Maret 2018

Penulis

(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pembatasan Penelitian ... 11 1.3 Rumusan Masalah ... 11 1.4 Tujuan Penelitian ... 12 1.5 Kegunaan Penelitian ... 12 1.5.1 Kegunaan Teoritis ... 12 1.5.2 Kegunaan Praktis ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP & TEORI 2.1 Kajian Pustaka – Penelitian Sejenis ... 14

2.2 Konsep dan Teori ... 19

2.2.1 Komunikasi ... 19

2.2.2 Periklanan ... 21

2.2.3 Logo ... 27

2.2.4 Layout ... 32

(7)

vi

2.2.6 Psikologi Warna ... 35

2.2.7 Desain Grafis ... 40

2.2.8 Visualisasi ... 43

2.2.9 Kajian Semiotika ... 45

2.2.10 Semiotika Charles Sanders Pierce ... 48

2.3 Kerangka Pemikiran ... . 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ... 56

3.2 Paradigma Penelitian ... 58

3.3 Metode Penelitian ... 64

3.4 Objek dan Subjek Penelitian ... 65

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 66

3.6 Teknik Keabsahan Data ... 67

3.7 Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 69

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT XL Axiata Tbk ... 69

4.1.2 Visi dan Misi ... 72

4.1.3 Logo XL ... 72

4.1.4 Identifikasi Tanda ... 74

4.2 Deskripsi Subyek Penelitian ... 76

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 76

4.3.1 Logotype XL ... 78

(8)

vii

4.3.3 Garis Pemisah Antara Huruf X dan L ... 82 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan... 87 5.2 Saran... 88

DAFTAR PUSTAKA

(9)

viii

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

ABSTRAK

Nama : Reza Ajudya Permana NIM : 2017 41 398

Konsentrasi : Periklanan

Judul Skripsi : Analisis Semiotika Logo baru XL Axiata Jumlah bab/halaman : 89 halaman

Biografi : 20 buku dan 3 website Pembimbing I : Dr. Usman Yatim, MSc. Pembimbing II : Dra. Yuni Retna Dewi, MSi.

Berdasarkan judul di atas yang diangkat oleh penulis maka, permasalahan dalam penelitian ini adalah “Analisis Semiotika Logo Baru XL Axiata”. Adapun tujuan dari penelitian ini penulis ingin mengetahui makna dari warna, bentuk, dan typography dari keseluruhan logo baru XL.

Pada penelitian ini penulis menggunakan segitiga semiotika C.S. Pierce yang menjelaskan bahwa suatu tanda dibentuk oleh hubungan segitiga yaitu Represement yang berhubungan dengan objek yang di rujuknya sehingga menghasilkan interpretent.

Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan mempelajari dari pengamatan, studi kepustakaan serta wawancara dengan narasumber. Semua hasil yang didapat akan di analisis diinterpretasikan oleh penulis.

Hasil penelitian yang didapat ialah, gagasan dasar dari bentuk logo yang terdapat pada logo baru XL adalah seperti bentuk halaman buku yang dibuka hal tersebut diartikan bahwa XL Axiata bisa menjangkau semua konsumen. Terdapat dua warna di dalam logo baru XL. Warna biru dan hijau dan. Warna biru yang terdapat dalam logogram bermakna bahwa XL Axiata merupakan perusahaan yang dapat dipercaya dan selalu berinovasi, sedangkan warna hijau yang terdapat dalam logogram bermakna bahwa XL merupakan perusahaan yang menyatu dengan alam dan selalu berkembang dalam teknologi. Secara keseluruhan logo baru XL saat ini mencerminkan bahwa XL berkomitmen dalam mempersembahkan produk telekomunikasi yang selalu berinovasi dan dapat digunakan oleh semua kalangan dengan jangakauan layanan yang luas.

(10)

ix

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

ABSTRAK

Name : Reza Ajudya Permana NIM : 2017 41 398

Concentration : Periklanan

Thesis title : Analisis Semiotika Logo baru XL Axiata

Number of chapters / pages : 89 halaman

Biography : 20 buku dan 3 website Supervisor I : Dr. Usman Yatim, MSc. Supervisor II : Dra. Yuni Retna Dewi, MSi.

Based on the above title raised by the author then, the problem in this research is "Semiotics Analysis New Logo XL Axiata". The purpose of this study the author wanted to know the meaning of color, shape, and typography of the overall new logo XL.

In this study the authors use the semiotics triangle C.S. Pierce explains that a sign is formed by a triangular relationship ie Represement that corresponds to the object in the reference to produce an interpreter.

The author uses descriptive qualitative research method that is by studying from observation, literature study and interviews with resource persons. All results obtained will be analyzed by the author interpreted.

The result of the research is, the basic idea of the logo form contained in XL's new logo is like the form of the book page that opened it means that XL Axiata can reach all consumers. There are two colors in XL's new logo. The colors are blue and green and. The blue color contained in the logogram means that XL Axiata is a company that can be trusted and always innovate, while the green color contained in the logogram means that XL is a company that integrates with nature and always growing in technology. Overall XL's new logo now reflects that XL is committed to delivering telecommunication products that are always innovating and can be used by all people with wide range of services.

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi sudah dikenal manusia sejak berabad-abad lalu. Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia memerlukan komunikasi untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan alam sekitar. Tanpa adanya komunikasi kehidupan manusia tidak akan ada artinya.

Komunikasi berasal dari bahasa latin, “comunis”, yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico” yang artinya berbagi (Stuart, 1983 dalam Vardiansyah, 2004:3). dalam literatur lain disebutkan komunikasi juga berasal dari kata

“communication” atau “communicare” yang berarti membuat sama (to

make common). Namun istilah “communis” adalah istilah yang paling

sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi.

Telah banyak teori komunikasi yang telah dikemukakan para ahli salah satunya oleh John Fiske dalam bukunya Introduction to

Communication Studies edisi kedua yang menerangkan bahwa

“komunikasi dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni yang memandang sebagai proses dan yang memandang komunikasi sebagai tanda dan makna”.

(12)

Komunikasi memiliki dua sudut pandang yang berbeda, sudut pandang pertama adalah menganggap bahwa komunikasi merupakan sebuah proses, yang dimaksud proses adalah pernyataan antara manusia satu dengan manusia yang lainnya. Yang dinyatakan adalah pemikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol sebagai alat penyalur atau adanya seorang komunikator, pesan dan komunikan, media, efek. Definisi tersebut diperkuat oleh formula dari Harold Lasswell yaitu, “who, says what, in

whisch channel, to whom, with what effect” (Lasswell, 1948)

Komunikasi merupakan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui suatu media yang akan menimbulkan efek tertentu. Hal ini menunjukan bahwa komunikasi merupakan sebuah pengoperasian lambang-lambang komunikasi oleh masing-masing individu, dimana lambang tersebut penuh makna sehingga memiliki tujuan.

Sudut pandang yang kedua, menganggap komunikasi sebagai tanda dan makna, pendapat ini melihat bahwa tanda-tanda dalam pesan merupakan unsur terpenting. Untuk itu memahami keseluruhan isi pesan dianggap hal penting karena tanda-tanda dalam pesan mengandung makna-makna tertentu, baik yang dipengaruhi maupun mempengaruhi oleh nilai-nilai budaya, yang lebih luas interaksinya pada manusia.

(13)

Komunikasi tidak hanya kata-kata saja, komunikasi juga membutuhkan simbol yang terkadang lebih sering dipakai daripada kata-kata. Simbol dapat menyampaikan pesan secara langsung sebagai upaya untuk membujuk khalayak. Penggunaan simbol sebagai alat komunikasi telah lama digunakan manusia bahkan sejak awal sejarah umat manusia. Simbol digunakan untuk memadatkan dan mengirimkan pesan-pesan kompleks yang membutuhkan banyak kata-kata untuk menjelaskan pesan yang dimaksud. Menurut A.H Baker dalam buku “Analisis Teks Media” karangan Alex Sobur, menyatakan beberapa ungkapan sebagai berikut : “Simbol atau lambang merupakan satu kategori tanda. Tanda (sign) terdiri atas ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol). Simbol sering diartikan sama dengan tanda, namun simbol lebih sustansif daripada tanda. Sebenarnya tanda berkaitan langsung dengan objek, sedangkan simbol memerlukan proses pemaknaan yang lebih intensif setelah menghubungkan simbol dengan tanda.

Komunikasi memiliki banyak bentuk yang sering ditemukan di lingkungan sekitar, Klasifikasi bentuk-bentuk komunikasi di kalangan para pakar berbeda-beda satu sama lain karena sudut pandang masing-masing pakar menurut pengalaman dan disiplin ilmunya.Komunikasi sendiri dapat dibagi menjadi beberapa bentuk, yaitu :

(14)

1. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi intrapribadi yang artinya komunikasi yang dilakukan kepada diri sendiri. Proses komunikasi ini terjadi dimulai dari kegiatan menerima pesan/informasi, mengolah dan menyimpan, juga menghasilkan kembali.

2. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antarpribadi. Komunikasi ini juga dapat diartikan sebagai proses pertukaran makna dari orang yang saling berkomunikasi antara satu individu dengan individu lainnya.

3. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki. Seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah. Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang dillakkan oleh beberapa orang lain atau sekelompok orang.

4. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh, sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Jadi, Komunikasi massa sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. (Cangara, 2007:30)

Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Iklan atau advertising merupakan bagian dari bauran promosi yang terdiri dari pemasaran langsung (direct promotion), public relation, promosi penjualan dan penjualan personal. Iklan secara etimologis berasal dari beberapa istilah asing, diantaranya “iklan” dari bahasa arab, “adverte” dari bahasa latin, yang berarti berlari menuju kedepan. “advertantie” dari bahasa belanda, dan “advertising” dari bahasa inggris.

Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan.

(15)

Pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang di media massa seperti koran atau majalah, atau di tempat-tempat umum yang berisikan semua pesan tentang suatu produk untuk disampaikan melalui suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Menurut Gilson dan Berkman (1980), iklan merupakan “media komunikasi persuasif yang dirancang untuk menghasilkan respon dan membantu untuk mencapai tujuan objektivitas atau pemasaran”.

Iklan adalah percakapan dengan konsumen tentang produk. Ia mendapat perhatian, memberikan informasi, mencoba untuk membuat titik dan mendorong anda untuk membeli, mencoba atau melakukan sesuatu. Akan mencoba untuk menciptakan beberapa jenis respon atau reaksi. Iklan berbicara kepada jantung dan kepala. “Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan pelayanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk komunikasi.

Tujuan dari sebuah iklan secara umum adalah untuk menctiptakan pengenalan merk atau produk ataupun perusahaan, melalui beriklan diharapkan produk dapat memposisikan dirinya dan membedakannya dengan produk yang lain, mendorong masyarakat untuk mencoba produk tersebut dengan pesan-pesan persuasif dengan beriklan diharapkan dapat menaikan angka penjualan produk.

(16)

Iklan itu sendiri harus mampu melakukan pendekatan yang berhubungan dengan keadaan nyata atau realitas dalam lingkungan dimana konsumen berada, selain itu juga khalayak dikelompokkan atau disegmentasikan berdasarkan demografis, geografis, dan psikografis khalayak sasarannya. Iklan memperkuat persepsi tentang realitas karena iklan terkait pada realitas sosial, dan persepsi merefleksikan makna keyakinan berupa nilai dan sikap.

Di era globalisasi yang sangat pesat ini banyak bermunculan produk baru dalam berbagai macam bentuk dan desain. Dari situlah sebuah perusahaan untuk melakukan suatu perubahan yang baik. Perubahan logo untuk meremajakan produk mereka agar tidak tersaingi oleh produk perusahaan lain yang sama sehingga produk mereka masih bisa diminati oleh konsumen. Logo merupakan ciri yang paling menonjol dalam identitas sebuah perusahaan, logo dirancang dan dikomunikasikan kepada masyarakat, dengan harapan agar perusahaan dapat dikenali dan ada ide yang terbentuk pada benak masyarakat tentang perusahaan tersebut setelah melihat logonya.

Logo merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau perusahaan maupun organisasi. Logotype atau tanda kata (word mark) merupakan nama lembaga, perusahaan, atau produk, yang tampil dalam bentuk tulisan yang khusus untuk menggambarkan ciri khas secara komersial. Pada prinsipnya, logo merupakan simbol yang mewakili sosok, wajah,

(17)

atau eksistensi suatu perusahaan atau produk dari sebuah perusahaan. Selain membangun citra perusahaan, logo juga sering kali dipergunakan untuk membangun spirit secara internal diantara komponen yang ada dalam perusahaan tersebut.

Sebuah logo yang baik dan berhasil akan dapat menimbulkan sugesti yang kuat, membangun kepercayaan, rasa memiliki, dan menjaga image perusahaan pemilik logo itu. Selanjutnya, logo bahkan dapat menjalin kesatuan dan solidaritas diantara anggota keluarga besar perusahaan itu yang akhirnya mampu meningkatkan prestasi dan meraih sukses demi kemajuan perusahaan. Secara visualisasi, logo adalah suatu gambar. Gambar itu bisa berupa berbagai unsur bentuk dan warna. Oleh karena sifat dari apa yang diwakili oleh logo berbeda satu sama lain, maka sewajarnya logo itu memiliki bentuk yang berbeda pula.

Pada awal proses komunikasi logo perusahaan yang baru, masyarakat akan melihat hal ini sebagai sesuatu yang baru dan akan timbul pertanyaan apa yang diwakili oleh logo tersebut, maka dengan berjalannya waktu dimana masyarakat berinteraksi dengan perusahaan dengan melihat logo dan berinteraksi dengan produknya, maka di masyarakat akan terjadi suatu kesan yang membentuk citra perusahaan.

Setiap perusahaan besar yang anda ketahui pasti memiliki logo atau lambang perusahaan. Bahkan kini tidak hanya perusahaan besar

(18)

yang memiliki logo, usaha-usaha kecil maupun usaha yang baru dibangun sudah banyak yang memiliki logo sendiri.Dikarenakan sudah banyaknya desainer-desainer logo di negeri ini yang menyediakan jasa mereka dalam membuat logo yang profesional dengan harga yang kompetitif. Inti dari sebuah logo adalah sebagai identitas, logo yang berbentuk gambar lebih memudahkan orang untuk mengingatnya karena produk yang bagus tapi tidak ada orang yang mengenalnya maka tidak akan ada yang mau menggunakannya.

Pentingnya filosofi dalam sebuah logo dalam hal ini yang menjadi bahan pembicaraan adalah filosofi dalam sebuah logo. Filosofi sendiri ialah suatu keharusan, yang mana merupakan komponen terpenting dalam sebuah logo. Dengan adanya filosofi, logo mampu berbicara banyak tentang usaha dan perusahaan yang bersangkutan. Sebagian perusahaan besar ternama telah memilih untuk menyempatkan waktu serta biaya untuk konsen dalam hal ini. Memang tidak dipungkiri lagi, hanya untuk sebuah logo dengan filosofi yang baik didalamnya, sebuah perusahaan rela mengeluarkan buaya yang besar untuk mendapat hal berharga ini.Mereka menyadari, betapa pentingnya sebuah filosofi dalam sebuah logo. Dan mereka juga menyadari bahwa persoalan ini harus dipegang langsung oleh orang yang memang berkompeten di dalamnya dan memiliki kapasitas yang cukup untuk hal tersebut.

Logo yang memiliki filosofi akan semakin mudah diingat artinya setiap orang pasti menginginkan usaha mereka diingat dan mudah

(19)

diingat oleh konsumen dan pelanggan mereka. Ketika mereka memasang iklan, hal terpenting untuk diingat orang adalah dengan menarik perhatian dan memikat orang dengan brand marketing yaitu dengan menerapkan desain logo yg baik dan profesional. Terlebih baik lagi jika mereka dapa memiliki logo yang eye catching yang akan menyedot perhatian orang. Filosofi sendiri akan menceritakan tentang apa usaha kita.

Filosofi dalam sebuah logo akan banyak membantu, karena dengan melihat logo tersebut, konsumen akan paham maksud dari logo tersebut. Filosofi dalam sebuah logo juga memberikan kesan mudah diingat. Merangkai filosofi yang harmonis untuk sebuah logo berarti dalam merangkai dan menanamkan filosofi yang harmonis pada sebuah logo sendiri juga membutuhkan proses yang lama dan bertahap. Bagaimanapun juga, logo yang baik adalah logo yang memiliki nilai filosofi didalamnya, ia juga menjadi “warna” tersendiri dalam sebuah logo.

Di dunia terdapat ribuan logo sehingga kemiripan antar logo merupakan suatu kemungkinan yang besar, karena pemilihan unsur-unsur bentuk simbolik yang dipilih. Pemilihan unsur-unsur simbol yang tepat bagi sebuah logo akan membawa citra yang kuat bagi seuatu yang diwakilinya. Membangun citra perusahaan merupakan suatu usaha yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan yang ingin maju dan berkembang. dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan tidak mungkin

(20)

hanya berorientasi pada kestabilan perusahaannya saja, dimana sebuah perusahaan hanya berada dalam posisi tidak maju, tidak juga mengalami kemunduran. Akan tetapi, juga memaksa memacu diri dalam memperluas ladang usahanya.

Hal ini memicu daya saing yang semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang sejenis. Untuk menghadapi persaingan tersebut, setiap perusahaan memiliki strategi tersendiri agar tetap eksis. Salah satu strategi perusahaan agar dapat tetap eksis dan berkembang yaitu dengan merumuskan visi misi baru. Perubahan tersebut dapat diwujudkan dengan cara merubah identitas perusahaan.

Identitas suatu perusahaan merupakan cerminan dari visi, misi dan idealisme suatu yang di visualisaikan kedalam sebuah logo perusahaan. Logo yang berupa gambar atau image. Ini semua merupakan tugas desainer untuk menciptakan suatu image yang dapat merepresentasikan perusahaan atau organisasi dengan menggunakan garis, 3 bidang, warna, dan deformasi huruf sehingga mampu memberikan kesan positif pada pembacanya (Supriyono Rakhmat, 2010:101-102).

Di dalam ini PT. XL AXIATA TBK. Telah melakukan sebuah perubahan logo pada 2014. Salah satu perusahaan besar dan telah beroperasi 20 tahun di pasar Indonesia. Saat ini XL Axiata dipandang sebagai salah satu penyedia layanan seluler untuk data dan telepon

(21)

terbesar di Indonesia. Pada hari jadi XL Axiata Tbk yang ke – 18, meluncurkan logo dan penampilan baru XL Axiata yang memiliki tiga dimensi warna yaitu kuning, hijau dan dengan latar warna biru. Tampilan dan logo baru XL ini lebih modern dan dinamis (Reskha K. Nistanto, 2014)

Pada tanggal 5 oktober 2016 XL Axiata kembali melakukan perubahan warna logo menjadi warna biru dan hijau serta membuang latar pada logo XL terdahulu, dengan adanya perubahan logo XL Axiata ini penulis ingin meneliti arti/makna pada logo XL.

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ini bermaksud agar peneliti membatasi ruang lingkup penelitian secara tegas dan jelas, hingga dapat diketahui secara terperinci masalah yang diteliti dan tidak akan menjadi bias dan meluas. Akan tetapi lebih memperjelas dan lebih spesifik sehingga membantu peneliti mengarahkan sasaran penelitian.

Penelitian ini hanya dibatasi pada pencarian makna-makna yang terdapat pada logo XL Axiata sehingga penulis dapat mengkaji tanda-tanda yang berhubungan dengan periklanan serta diharapkan dapat menghindari kesalahan penafsiran.

1.3 Rumusan Masalah

Dari berbagai penjelasan sebagaimana telah diuraikan secara singkat pada latar belakang masalah dalam penelitian diatas, maka rumusan masalah ini adalah :

(22)

1. Bagaimana pemaknaan visualisasi pada logo baru XL Axiata? 2. Bagaimana pemaknaan warna pada logo baru XL Axiata? 3. Bagaimana pemaknaan tipografi pada logo baru XL Axiata?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui makna dari visualisasi pada logo XL Axiata 2. Untuk mengetahui makna dari warna pada logo XL Axiata 3. Untuk mengetahui makna dari tipografi pada logo XL Axiata

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan masukan bagi konsumen sebagai ilmu komunikasi mengenai logo XL Axiata melalui studi semiotika dan juga penelitian ini diharapkan agar bermanfaat untuk menambah wacana penelitian kualitatif yang ada dalam penelitian periklanan. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori-teori mengenai tanda dan makna.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi XL Axiata sebagai salah satu penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia. Karena bicara tentang penyampaian pesan atau makna, melalui media visual mampu membentuk makna

(23)

tersendiri dan diharapkan mendapat masukan yang bisa bermanfaat bagi semua pihak. Penelitian secara praktis bermanfaat mengetahui strategi kreatif yang ada dibalik suatu iklan ataupun kegiatan promosi pada suatu perusahaan sehingga insan periklanan bisa menjadi bahan pertimbangan dalam membuat ataupun merancang sebuah logo.

(24)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Penelitian Sejenis

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui letak atau posisi keberadaan di antara penelitian komunikasi lain yang telah dilakukan, khususnya penelitian dalam analisis semiotika. Penelitian sejenis dapat dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang bersifat pengembangan atau pengujian ulang terhadap hasil yang telah diperoleh, diantaranya sebagai berikut :

Penelitian pertama : Niken Sukmo Jati Putri, mahasiswi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) meneliti dengan judul : “Pemaknaan Logo Baru Starbucks Coffee pada tahun 2012”, menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce, untuk mengetahui makna gambar visual dalam logo Starbucks Coffee dan makna keseluruhan logo Starbucks Coffee. Paradigma yang digunakan adalah konstruktivis dan jenis penelitian adalah kualitatif deskriptif. Sebagai hasil bahwa gambar visual pada logo menggoda dan memancing orang agar kembali ketempat tersebut, dan warna hijaunya menggambarkan bahwa kopi mereka benar-benar berkualitas. Pemaknaan seluruhnya adalah produk kopi masih menjadi sajian utama. Serta logo barunya mampu mewakili gaya hidup konsumen.

(25)

Peneliti kedua : Niko Hendravianto, mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung, meneliti dengan judul : “Analisis Semiotika Logo CIMB NIAGA”. Unit analisis dalam penelitian ini mencakup makna yang terdapat dalam unsur-unsur logo CIMB NIAGA. Teknik analisis data yang dipakai adalah Teori Semiotika Roland Barthes, diinterpretasikan dengan cara identifikasi secara denotasi serta menggunakan paradigma konstruktivis. Hasil dari penelitian tersebut, bahwa terdapat tiga simbol dalam logo CIMB NIAGA yaitu, simbol persegi empat melambangkan ketegasan, mata panah melambangkan kemampuan bertindak selangkah lebih maju, sedangkan tulisan CIMB NIAGA melambangkan nama perusahaan dan identitas diri perusahaan. CIMB NIAGA telah sukses membuat logo yang mewakili identitasnya sejak perusahaan terbentuk melalui proses merger hingga sekarang. Dengan menyandang pesan bahwa CIMB NIAGA merupakan sebuah bank yang bertindak one step ahead toward the

competitor.

Sedangkan peneliti ketiga : Reza Ajudya Permana, Mahasiswa Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), meneliti dengan judul : “Analisis Semiotika Logo Baru XL Axiata”. Teknik analisis yang dipakai adalah teori semiotika Charles Sanders Pierce, untuk menegtahui makna visual, warna dan tipografi pada logo. Paradigma yang digunakan adalah konstruktivis dan jenis penelitian adalah kualitatif.

(26)

Dalam kajian semiotika sebuah logo, maka perbandingan penelitian-penelitian yang sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Perbandingan Karya Tulis Ilmiah

PENELITI Niken Sukmo Jati Putri Niko Hendravianto Reza Ajudya Permana JUDUL PENELITIAN Pemaknaan Logo Baru Starbucks Coffee Analisis Semiotika Logo CIMB NIAGA

Analisis Semiotika Logo Baru XL Axiata TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui makna gambar visual dalam Starbucks Coffee dan makna keseluruhan logo Starbucks Coffe Untuk mengetahui makna yang terdapat dalam unsur-unsur logo CIMB NIAGA Untuk mengetahui makna visual, warna dan tipografi pada logo baru XL Axiata TEORI Teori semiotika Charles Sanders Peirce Teori Semiotika Roland Barthes Teori Semiotika Charles Sanders Pierce METODE PENELITIAN

Metode kualitatif Metode kualitatif Metode kualitatif

PARADIGMA PENELITIAN

(27)

HASIL PENELITIAN Peneliti dapatkan arti bahwa gambar visual pada logo Starbucks Coffee adalah menggoda dan memancing orang untuk datang dan terus kembali,

dan warna hijau pada logo adalah bahwa kopi benar-benar berkualitas. Pemaknaan seluruhnya adalah produk kopi masih menjadi sajian utama. Serta logo barunya mampu mewakili gaya hidup konsumen. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat tiga simbol dalam logo CIMB NIAGA yaitu, simbol persegi empat melambangkan ketegasan, mata panah melambangkan kemampuan bertindak selangkah lebih maju, sedangkan tulisan CIMB NIAGA melambangkan nama perusahaan dan identitas diri perusahaan. CIMB NIAGA telah sukses membuat logo yang dapat mewakili identitas mereka sejak terbentuknya perusahaan mereka melalui prose merger hingga sekarang dengan menyandang pesan bahwa CIMB NIAGA merupakan sebuah bank yang selalu bertindak one step ahead toward the competitor.

(28)

2.2 Konsep dan Teori 2.2.1 Komunikasi

Dilihat dari sisi etimologi, komunikasi yang dalam bahasa inggrisnya, “communication”, yang berasal dari bahasa latin “communication” yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama. Sama dalam artian, sama makna sehingga pengertian komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna diantara dua pihak yang terlibat (Effendy, 1997:9).

Teknik berkomunikasi merupakan cara atau seni menyampaikan suatu pesan yang di lakukan seorang komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator merupakan pernyataan atas paduan pikiran dan perasaan dalam bentuk ide, informasi, keluhan, keyakinan, dan anjuran. Pernyataan tersebut dibawakan, umumnya bahasa yang digunakan dalam menyalurkan suatu pernyataan yang dilambangkan melalui gerakan anggota tubuh, gambar, dan warna.

Dalam hal berkomunikasi, kesamaan kata yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan persamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum tentu dapat menegerti makna yang dibawakan, oleh karena itu kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan memahami, akan tetapi juga

(29)

bersifat persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima sesuatu paham atau keyakinan melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan-kegiatan yang lainnya.

Komunikasi adalah sebagai proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan non verbal. Segala perilaku bisa disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik dalam bentuk verbal dan non verbal, tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi memiliki sistem simbol yang sama (Mulyana, 2005:3).

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk menjalani hubungan dengan manusia lainnya dan mengenali dunianya. Komunikasi dapat dilihat dari sudut pandang atau aliran yang memandang komunikasi sebagai proses produksi dan pertukaran makna (Fiske, 1990:1).

Aliran komunikasi yang memandang komunikasi sebagai suatu proses pada komunikan. Pengertian komunikasi yang mendefinisikan sebagai suatu proses tampak pada pada komunikator yang menyampaikan pesan dan diakhiri dengan komunikan yang menerima pesan (Wiryanto, 2000:19).

(30)

produksi dan pertukaran makna melihat bahwa tanda-tanda dalam pesan adalah unsur penting untuk memahami pesan karena tanda-tanda dalam pesan tersebut mengandung makna-makna tertentu yang mempengaruhi dan juga di pengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang lebih luas dalam interaksinya kepada manusia.Pada intinya, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang atau tanda-tanda yang memiliki arti, baik secara lisan mau pun tertulis dari seorang komunikator kepada komunikan dengan maksud dan tujuan agar komunikan tersebut merubah perilaku dan opininya sesuai dengan yang diharapkan komunikator tersebut.

Tujuan dari komunikasi itu sendiri adalah membentuk kesamaan atau pengertian sesuai dengan tujuan komunikator. Setiap kegiatan komunikasi bertujuan mengubah sikap dan tidakan pihak komunikan atau sekurang-kurangnya bermaksud untuk memperoleh persetujuan dan dukungan dari komunikan. Apabila komunikasi mampu mengubah sikap dan tindakan seseorang atau lebih berhasil memperoleh persetujuan atau maksud komunikator maka dapat dikatakan komunikasi telah berhasil (Susanto, 1974:21).

Komunikasi yang berjalan dapat terjadi melalui media maupun tanpa media, komuikasi tanpa media biasanya komunikasi yang terjadi dengan orang lain dalam jumlah

(31)

terbatas, sedangkan komunikasi dengan media baik (cetak dan elektronik) ditunjukkan untuk bisa menjangkau khalayak yang lebih luas dan tersebar. Sedangkan komunikasi tanpa media biasanya komunikasi yang dilakukan secara tatap muka dengan seseorang atau dengan orang lain dalam jumlah yang terbatas di suatu tempat, manusia menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi, melalui simbol-simbol baik verbal maupun non verbal yaitu berupa tulisan-tulisan, gambar- gambar, warna-warna, patung-patung, isyarat suara, dan isyarat gerak tubuh (gesture).

2.2.2 Periklanan

Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, dipasang dimedia massa seperti Koran dan majalah, atau di tempat-tempat umum. Yang berisikan segala bentuk pesan tentang suatu produk untuk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditunjukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

Menurut Gilson & Berkman (1980), iklan merupakan “media komunikasi persuasif yang dirancang untuk menghasilkan respon dan membantu untuk mencapai tujuan objektivitas atau pemasaran”.

(32)

Periklanan merupakan suatu bentuk komunikasi dengan tujuan mengajak orang yang melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan sesuatu. Promosi pada umumnya mencakup nama produk atau layanan serta bagaimana produk dan layanan tersebut dapat memberikan manfaat bagi pembeli dalam rangka untuk mengajak calon pembeli yang memiliki potensial untuk membeli atau mengkonsumsi produk tertentu.

Menurut C. Northcote Porkinson MK Rustomiji, W alter E. Viera (Pangipora, 1999:22) “Iklan adalah promosi produksi atau pelayanan non individu yang dilakukan oleh sponsor (perusahaan atau perseorangan) tertentu yang bisa diidentifikasikan dan yang membayar biaya komunikasi ini”. Dengan adanya iklan, penjualan ataupun pemberitahuan secara massal tentang suatu produk atau jasa yang ditawarkan dapat diterima oleh khalayak luas. Iklan dapat disalurkan melalui beberapa media, antara lain media elektronik dan media cetak.

Pakar periklanan Amerika, S. William Pattis (dalam Copywriting, 2001:7), mengemukakan bahwa “Sesungguhnya iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksud untuk memotivasi dan mempromosikan produk atau jasa kepada sesorang atau pembeli potensial. Mempengaruhi

(33)

dan memenangkan pendapat publik untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan”.

Namun berbeda dengan pendapat Konig, yang dikutip oleh Noviani bahwa “Iklan adalah salah satu bentuk informasi yang memberikan berita-berita Up To Date kepada konsumen mengenai komoditi-komoditi dan dorongan-dorongan kebutuhan tertentu yang bertujuan untuk menjaga tingkat produksi” (Noviani, 2002:1).

Wells, Burnet, dan Moriarty mengatakan bahwa, “Iklan adalah suatu bentuk komunikasi yang dibayar oleh nonpersonal dan sponsor yang dikenal dengan menggunakan media massa untuk mengajak dan mempengaruhi khalayak” (Wells, Burnet, dan Moriarty, 2002:6).

Periklanan adalah pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah – murahnya. Adapun tujuan periklanan, yaitu menciptakan pengenalan merek,produk,perusahaan, memposisikan, mendorong prospek untuk mencoba, mendorong terjadinya penjualan, membina loyalitas konsumen, mengumumkan cara baru memanfaatkan, dan meningkatkan citra.

Pada hakikatnya, iklan adalah salah satu bentuk komunikasi, hal ini bisa di cermati dari definisi iklan menurut

(34)

Arens, yang dikutip oleh Noviani, bahwa “Iklan adalah stuktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang biasanya di biayai dan bersifat persuasif, tentang produk-produk (barang, jasa, dan gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi, melalui berbagai macam media”.

Dari definisi diatas jelas bahwa iklan mempunyai fungsi utama, yaitu menyampaikan informasi tentang produk. Penyampaian pesan dilakukan secara terstruktur dan menggunakan elemen-elemen verbal maupun non verbal. Dan dalam menjalankan fungsi komunikasinya ini, iklan memiliki berbagai gaya, baik penyajiannya penyampaian iklan itu sendiri. Gaya dan isi iklan selalu memiliki perubahan, selaras dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada organisasi produksi.

Menurut Robert W. Pallay yang di kutip Ratna Noviani dalam bukunnya jalan tengah memahami iklan, fungsi komunikasi iklan adalah :

1. Fungsi informasional, iklan memberitahukan kepada konsumen tentang karakter-karakter produk.

2. Fungsi transformasional, iklan berusaha untuk mengubah sikap-sikap yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, pola-pola belanja, gaya hidup, teknik-teknik mencapai sukses, dsb.

Iklan telah menjadi bagian dari masyarakat industri kapitalis yang begitu powerful dan sulit dihindari. Iklan menyediakan gambaran tentang realitas, dan sekaligus

(35)

mendefinisikan keinginan dan kemauan individu. Iklan mendefinisikan apa itu gaya dan apa itu selera bagus, bukan sebagai sebuah keinginan atau saran, melainkan sebagai sebuah tujuan yang diinginkan dan tidak bisa untuk dipertanyakan. Konstruksi sosial atau realitas (The Social

Construction Of Reality) merupakan sebuah teori sosiologi

kontemporer yang dicetuskan oleh Peter L.Berger dan Thomas Luckmann. Teori ini berpendirian untuk lebih menghadirkan konsepsi dasar tentang sosiologi pengetahuan yang memperoleh realitas “sui geners” (istilah kunci Durkheim). Terlalu banyak konsep yang ditawarkan dalam sebuah hubungan sosial yang berlaku di masyarakat. Realitas timbul dan tercipta (atau diciptakan) karena keinginan manusia terhadap suatu bentuk pemikiran yang dianggap sesuai dan memberi perasaan lebih baik yang di dapat melalui interaksi kehidupan yang dijalani.

Realitas dibangun melalui sebuah proses yang terus menerus, perkembangan media massa yang sedemikian cepat pada masa globalisasi seperti sekarang ini, menjadi salah satu faktor kunci yang memegang peranan dalam menciptakan suatu model yang tampak nyata dengan berbagai atribut yang menyertai. Umumnya hadir dengan sebuah konsep bentuk yang dibuat sempurna untuk kemudian dijadikan sebuah

(36)

patokan yang ideal yang tidak dapat dibantah keberadaanya, terutama di dalam sebuah konsep berpikir manusia.

Menurut Peter L.Berger dan Thomas Luckmann dikatakan, bahwa realitas sosial terdiri dari tiga macam:

1. Realitas objektif

Realitas sosial objektif adalah gejala-gejala sosial yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan sering dihadapi oleh individu sebagai fakta.

2. Realitas Sosial Subjektif

Realitas sosial subjektif adalah realitas sosial yang terbentuk pada diri khalayak yang berasal dari realitas sosial objektif dan realitas sosial simbolik.

3. Realitas Sosial Simbolik

Realitas sosial simbolik adalah bentuk – bentuk simbolik dari realitas sosial objektif, yang biasanya diketahui oleh khalayak dalam bentuk karya seni, fiksi serta isi media (Bungin, 2011:24)

Iklan menjadi pembentuk realitas yang ada di masyarakat. Peranan iklan sangat memengaruhi sikap hidup manusia yang menerimanya. Persoalan hidup yang tercipta dari sebuah iklan membuktikan betapa iklan bisa membentuk perilaku mayarakat. Industri periklanan sejak awal diduga telah menumbuhkan perilaku hidup konsumtif berlebihan terhadap suatu produk hingga sampai pada tahap penyimpangan perilaku dan kondisi mental yang keliru. Masalah tersebut timbul, karena sepertinya iklan terus menciptakan suatu pemikiran mengenai apa yang dianggap baik dan harus dibutuhkan oleh seseorang agar dapat diterima di masyarakat.

(37)

2.2.3 Logo

Logo telah ada sejak zaman prasejarah. Dimulai dengan perannya sebagai simbol dari kepercayaan kelompok yang dikembangkan berdasarkan keinginan untuk komunikasi sosial dan pengenalan dari “kebenaran” tertentu.

Sebagai contoh misalnya bentuk dasar, sebuah lingkaran digunakan untuk menandakan sifat alam semesta yang tidak bertepi, mewakili sifat keabadian. Lingkaran juga menjadi simbol ideografi kuno, ditemukan di gua-gua prasejarah di Kolumbia, ada lukisan lingkaran yang di gambarkan kosong, dan ada lingkaran yang diberi titik di tengahnya. Lingkaran yang kosong memberi makna mata atau mulut yang terbuka, lingkaran yang diberi titik di tengahnya yang menggambarkan matahari atau “mata” dari penguasa alam. Ideografi lingkaran ini sudah digunakan oleh hampir setiap kebudayaan yang ada dimuka bumi ini. Menurut Cooper, (1998:36) “Dalam agama Buddha lingkaran merupakan “Round

of existence” melingkupi semua hal luar biasa yang ada di dunia

ini, dalam zona lingkaran kosong adalah pencerahan. Sedangkan lingkaran yang bertitik di tengahnya menggambarkan kesempurnaan siklus. Dalam astrologi bentuk lingkaran menggambarkan matahari, serta merupakan simbol dari dewa-dewa matahari”.

(38)

Bentuk lain adalah segitiga, yang digunakan untuk menegaskan konsep tri-tunggal, seperti kelahiran, kehidupan dan kematian, filsuf Yunani, Pitagoras pada abad ke 6 sebelum masehi menggunakan segitiga ini sebagai simbol dari ke arifan. Menurut Cooper, (1998:179) “Segitiga adalah surga, bumi, dan manusia atau ayah, ibu, dan anak”. Masih banyak lagi kepercayaan-kepercayaan dimuka bumi ini yang menggunakan bentuk segitiga sebagai simbol yang memiliki arti religius.

Bentuk segi empat, memiliki arti simbolis yang berlawanan dengan bentuk lingkaran. Jika lingkaran mewakili keabadian dan penguasa alam semesta, maka segi empat menandakan pembatasan, kebendaan dan tanah. Menurut Cooper, (1998:157) “Bila lingkaran menandakan dinamis dan kehidupan, maka segi-empat menggambarkan hal yang berlawanan, yaitu statis dan kematian”.

Simbol berkembang dan bahkan mulai dapat merepresentasikan perkembangan peradaban, contohnya ketika zaman Romawi, mereka menggembangkan logo pertama yang bersifat kebangsaan, SPQR, singkatan dari, “Senatus Populusque Romanus” yang artinya senat dan rakyat roma (Thomas, 2000:10). Simbol diartikan kedalam karya seni, Grafikus Jerman, Albrecht Durer, memberikan logo berupa inisial namanya pada semua karyanya, merupakan Hallmark untuk kualitas terbaik dalam bidang seni-rupa.

(39)

kita kepada publik. Seperti halnya segala bentuk komunikasi dan bentuk periklanan, logo justru termasuk yang paling penting. Logo akan merepresentasikan bagaimana citra perusahaan dan terutama brand di mata publik dan pasar. Pemilihan logo ini penting karena secara visual konsumen akan terbantu membedakan satu brand dengan lainnya, apalagi bila bidang usaha atau produk yang dijual sejenis. Karena itulah kemudian logo ini dilindungi ketat secara hukum dengan hak cipta.

Seperti halnya brand, apabila memang logo dimaksud akan digunakan secara luas dan massif sebagai representasi produk di pasar yang segmentasinya luas, maka dianjurkan agar menggunakan jasa konsultan. Karena untuk memilih logo tidak bisa hanya dengan memodifikasi logo yang sudah ada, namun harus disesuaikan dengan visi, misi, filosofi dan aneka jenis pertimbangan lain. Logo bisa berupa huruf simbol yang dianggap mewakili atau gambar lain yang dianggap cocok. Gabungan dari unsur ilustrasi, foto dan tulisan juga seringkali diperlukan.

Di kalangan periklanan, ahli merek dan pemasaran, logo sangat penting. Pembuatan logo sekaligus dengan paket

corporate identity. Tapi bila logonya untuk brand, tentu

berbeda aplikasinya. Kalau logo perusahaan bisa sarat filosofi dan simbol, logo brand harus sederhana dan terbaca.

(40)

Karena itu, umumnya jarang yang menggunakan simbolisasi rumit. Kebanyakan berupa permainan tipografi. Jika terlalu rumit, citra brand akan sulit dipersepsi pasar dan akibatnya gagal masuk ke benak Konsumen. Korelasi logo dengan iklan adalah bahwa logo sendiri adalah cara mengkomunikasikan suatu brand kepada publik dan dengan cara tersebut adalah merupakan bentuk komunikasi dan bentuk periklanan yang mana akan merepresentasikan citra perusahaan di mata publik dan pasar.

Pada awal abad ke 19, penggunaan logo menjadi semakin kuat, produsen melihat suatu peluang yang sangat baik untuk mempromosikan berbagai produknya melalui iklan, dengan pencantuman logo sebagai identitas produsen. Procter dan Gamble adalah perusahaan pertama yang menggunakan logo untuk tujuan komersial. Bermula dari mereka mulai mengapalkan lilin-lilin produk mereka ke kota-kota di pinggiran sungai Mississippi, sesampainya di pelabuhan mereka akan memberi stempel pada peti-peti pembungkusan produk, stempel yang menggambarkan tanda bintang. Perusahaan ini kemudian menyadari bahwa konsumen akan mengenali tanda bintang ini sebagai produk Procter dan Gamble. Setelah itu mereka mengolah tanda bintang ini dan menambahkan tanda bulan sabit, maka simbol ini makin menjadi simbol dari kualitas, sehingga para pedagang hanya mau menerima peti-peti yang

(41)

bergambar bintang.

Logo semakin menjadi bentuk seni yang baru, dan desainer mulai mencari inspirasi ke tempat yang lain. Dengan berkembangnya gaya Bauhaus sebelum perang dunia II, banyak brmunculan simbol-simbol abstrak, bahkan sampai ke Amerika. Simbol dari perusahaan-perusahaan abad ke-19 kemudian disegarkan dengan bentuk-bentuk yang baru, kontemporer dan bergaya internasional. Menurut Meggs, (1983:424) “Banyak orang percaya bahwa pandangan struktur ekonomi kapitalis adalah ekspansi ekonomi yang berkesinambungan dengan kemakmuran.” “Good design is

good business” menjadi semboyan diantara komunitas desain

grafis tahun 1950an.

Produk baru yang dikembangkan untuk kepentingan gaya hidup untuk memerlukan payung logo. Nike dan Calvin Klein memilih simbol dan lettering yang akan menyatakan bahwa produk-produk dengan tanda ini di rancang atas nama mereka. Kemudian Donna Karan (DKNY), Ralph Lauren dengan “Polo player” nya yang terkenal, mencantumkan logonya pada T-shirt, bahkan pada pakaian dalam. Para pemakai merasa menjadi lebih bernilai dan “sporty” bila memakai produk ini, maka tak lama kemudian diikuti oleh Gucci dan Levi‟s.

Logo didesain bukan untuk dipakai oleh pendesain logo, melainkan dipakai untuk klien. Untuk pembuatan logo yang ideal diperlukan data mengenai klien, bukan hanya dengan penelitian menggunakan daftar pertanyaan, tetapi juga

(42)

pengamatan suasana, aspirasi dari setiap orang yang nantinya akan menggunakan logo sebagai “pakaiannya”.

2.2.4 Layout

“Tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan me-layout itu sama dengan mendisain”. (Rustian, 2008:2).

Layout adalah mengatur proses hal-hal dengan rencana,

atau pengaturan, elemen visual. Jika semua bagian halaman iklan ditempatkan secara acak, akan sangat sulit untuk memahami pesan. Akan sulit unutk membaca memahami apa arti dari pesan dan dimana untuk memulai dan mengakhiri membaca struktur tata letak pengaturan sehingga buah visual dibaca. Dalam membuat layout iklan haruslah memperlihatkan teknik movement and direction dalam sebuah desain.

Movement and direction adalah gerakan arah mata pada saat

konsumen melihat iklan.

Layout adalah seperti peta jalan, memberitahu pembaca

dimana untuk memulai, kemana harus pergi dan bagaimana akhir yang harus dilihat. Sebuah layout harus dinamis karena mata tidak bisa diam ketika melihat (membaca) visual, layout

(43)

berhasil mengendalikan tatapan. Tanda-tanda visual yang digunakan untuk mengarahkan mata melalui control, jika tata letak berhasil, maka arah gerakan mata melalui pengaturan menjadi mudah dimengerti.

Apabila peserta artistik telah memilih gambar dan elemen tipografi, mereka memanipulasi semua elemen visual diatas kertas guna menghasilkan sebuah layout. Layout adalah rencana yang memiliki aturan dan secara bersamaan menciptakan suatu penataan yang bernilai seni. Istilah layout bermakna proses penataan elemen.

2.2.5 Tipografi

Pengertian tipografi menurut Z a p t d a l a m bukunya manuale typographicum ( 1 9 7 0 ) adalah “typography can

defined a art of selected right type printing in accordance with specific purpose ; of so arranging the letter, distributing space and controlling the type as to aid maximum the readers”.

Dari pengertian diatas menjelaskan bahwa tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan dan penyebarannya dari ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus sehingga menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

Berikut disajikan beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig (seperti dikutip Perdana, 2007), antara lain sebagai berikut :

(44)

a. Roman

Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisasn yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan aalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminism.

b. Egyptian

huruf yang memiliki kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesannya adalah kokoh, kuat dan stabil.

c. SansSerif

Pengertian SansSerif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki serif/sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan huruf oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

d. Script

Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring kekanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.

e. Miscellaneous

(45)

bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif dan ornamental.

2.2.6 Psikologi Warna

Dalam bahasa Indonesia, warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu: Cahaya, Objek, dan Observer (dapat berupa mata kita ataupun alat ukur). Didalam ruang yang glap dimana tidak adanya cahaya, kita tidak bisa mengenali warna. Demikian juga kita menutup mata, maka kita tidak dapat melihat warna suatu objek, sekalipun ada cahaya. Begitu juga halnya bila tidak ada suatu objek yang kita lihat maka kitapun tidak bisa mengenali warna (Dameria, 2007:10).

Warna juga memiliki psikologinya tersendiri, beberapa arti psikologi dari warna adalah seperti:

a. Biru, selalu dihubungkan dengan langit dan air sebagai kehidupan dan kekuatan. Banyak orang berangkapan bahwa biru adalah warna yang dapat memberikan inspirasi, dan biasanya warna tersebut cocok untuk situs web, kemasan produk atau kartu identitas perusahaan DNA untuk hal-hal penting lainnya. Biru juga memberikan ketenangan dan pilihan tepat untuk area yang membutuhkan konsentrasi atau suasana meditasi. Karena itulah biru adalah warna yang paling sering digunakan untuk hal-hal yang memerlukan

(46)

ketenangan dan waktu-waktu dimana kita menginginkan untuk berhenti dan beristirahat. Secara pasitif warna biru melambangkan kebenaran, kontemplatif, damai, intelegensi tinggi dan meditatif. Secara negatif warna biru melambangkan emosional, egosentris dan racun.

b. Hijau, warna yang langsung mengasosiasikan kita akan pemandangan alam. Sedangkan hijau tua identik dengan keberuntungan dan kesejatraan. Secara positif warna hijau berarti sensitif, formal, toleran, harmonis dan keberuntungan. Sedangkan secara negatif artinya pahit.

c. Kuning, identik dengan kemegahan dan teriknya matahari. Kuning merupakan sebuah warna yang cocok dipakai untuk penjualan atau dalam pameran karena lebih menarik mata dibandingkan dengan warna lain. Sebagai salah satu primer, kuning adalah warna dengan efek yang kuat, sehingga secara psikologis warna ini sangat efektif diterapkan pada hal-hal yang membutuhkan motivasi dan menaikan mood. Dalam psikologis warna, kuning dikaitkan dengan kecerdasaan, ide baru serta kepercayaan terhadap potensi diri. Warna ini adalah warna yang sangat positif sehingga dapat dipakai untuk menghilangkan

(47)

keraguan-keraguan, melambangkan kejujuran, mengeliminasikan pemikiran negatif dan memberi semangat. Arti positif dari warna kuning adalah segar, cepat, jujur, adil, tajam, dan cerdas. Arti negatif dari warna ini adalah sinis, kritis, dan murah.

d. Hitam, sebagai simbol kekuatan, kecanggihan, keanggunan dan mengandung unsur magis. Hitam dapat menggambarkan keheningan, kematangan berfikir dan kedamaian akal yang menghasilkan karya. Warna hitam adalah warna yang abadi, selalu terlihat modern dan gaya. Hitam juga sangat dikemari sekaligus menampilkan kesan elegan dan mewah. Arti positif dari warna hitam adalah kuat, kreativitas, magis, idealis, fokus. Arti negatif hitam adalah terlalu kuat, superior, merusak dan menekan.

e. Ungu, warna yang mewah dan kompleks, lebih disukai oleh tipe yang sangat kreatif dan eksentrik. Untuk dapat mempunyai banyak arti dari kesan sederhana sampai agung tergantung banyaknya sebagai latar belakang yang digunakan. Ungu merupakan warna yang unik karena karakternya berubah-rubah begitu dratis tergantung intensitas yang dimilikinya. Warna ungu tua dengan intensitas penuh karakter, misterius, mistis, dalam dan angkuh. Sebaliknya warna ungu muda pastel justru memiliki karakter yang lembut, ringan dan

(48)

menyenangkan. Warna ungu positif artinya artistik, personal, mistis, dan spiritual. Sedangkan warna ungu negatif berarti angkuh, sombong, dan diktator. f. Pink, warna yang dapat memberikan warna yang

berbeda-beda tergantung pada intensitas kita, tetapi kecenderungannya mengarah kepada kelembutan dan romantis. Pink terlihat sebagai warna yang enerjik, terlihat muda dan menciptakan perasaan yang lembut dan bebas. Pink identik dengan wanita atau berkarakter feminim. Warna pink diartikan sebagai yang lembut, ceria dan berjiwa muda.

g. Orange, bukan warna yang serius, umumnya lebih disukai oleh orang-orang yang berkepribadian “ekstrovert” . orange merupakan warna yang paling hangat. Warna ini menebarkan energi, menghangatkan hati, sekaligus memancarkan kecerian. Dalam kehidupan sehari-hari warna orange juga diasosiasikan pada kehangatan alam, khususnya warna khas sore pada saat matahari terbenam di iklim tropis. Dari sisi psikologi, orange merupakan lambang persahabatan. Warna ini dapat memecahkan kekuatan dan menciptakan rasa akrab. Pada otak manusia, orange mampu merangsang kreativitas dan daya cipta. Warna

(49)

orange positif artinya muda, kreatif, keakraban, dinamis dan persahabatan. Sedangkan warna orange negatif mengartikan dominan dan arogan.

h. Merah, banyak digunakan sebagai lambang keberanian, kekuatan, sensualitas dan bahaya, merah sangat ekspresif dan dalam memprsntasikan cinta dan kehidupan. Dalam lingkaran warna, merah adalah warna paling panas dan memiliki gelombang warna paling panjang sehingga warna inilah yang paling cepat tertangkap mata. Itu sebabnya merah biasanya merupakan warna pertama yang dikenali anak-anak sekaligus menjadi warna yang paling menarik bagi mereka. Arti warna merah secara positif adalah hidup, cerah, pemimpin, gairah, dan kuat. Sedangkan arti negatifnya adalah panas, bahaya, emosi yang meledak, agresif dan brutal.

i. Coklat, warna tanah sebagai simbol warna dari sifat positif dan stabilitas. Warna coklat dihubungkan dengan keserhanaan yang abadi. Coklat identik dengan warna tanah dan warna kayu, sehingga pengguna warna coklat memberikaan perasaan dekat dengan lingkungan alam seperti halnya hijau. Namun berbeda dengan hijau yang sejuk, coklat lebih memiliki karakter yang

(50)

hangat. Coklat juga warna yang mencerminkan tradisi dan segala sesuatu yang berbau dengan kebudayaan. j. Putih, warna yang memberikan kemurnian dan

kesederhanaan. Putih adalah warna yang melambangkan kesucian. Karena itulah warna putih sering digunakan untuk acara-acara yang bersifat seperti prnikahan atau ibadah keagamaan. Secara psikologis, putih melambangkan kejujuran, ketulusan dan keiklasa. Warna ini juga mengasosiasikan kita terhadap rasa bersih atau higenis dan klinis.

Kombinasi warna yang tepat dapat memberikan karakter dan vibrasi pada suatu desain. Warna juga bisa digunakan untuk mendapatkan perhatian orang yang melihat desain kita dan pada akhirnya mengerti pesan yang kita sampaikan melalui visual secara keseluruhan.

2.2.7 Desain Grafis

Desain grafis adalah seni dalam berkomunikasi dengan menggunakan tulisan, ruang, dan gambar. Bidang ini merupakan bagian dari komunikasi visual. Ilmu desain grafis mencakup seni visual, tipografi, tata letak, dan desain interaksi.

Elemen dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Elemen-elemen desain grafis :

(51)

1. Garis (Line)

Garis adalah sebuah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik dengan titik lainnya sehingga tergambarlah sebuah garis dengan bentuk lengkung (curve) atau lurus (straight). Mampu membuat keteraturan, mengarahkan pandangan dan memberikan kesan bergerak serta memiliki karakter tertentu. Penggunaan garis dapat diaplikasikan dalam pembuatan grafik atau bagan.

2. Bentuk (Shape)

Bentuk adalah seperangkat garis yang ditempatkan berdekatan, memiliki diameter, tinggi dan lebar. Ini merupakan obyek 2 (dua) dimensi. Berdasarkan sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu huruf, simbol, dan bentuk nyata (form). Selain itu hal ini dapat digunakan sebagai perantara sebuah ide.

3. Tekstur (Texture)

Tekstur merupakan sebuah visualisasi dari permukaan yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda. Tekstur dapat menambah dimensi dan kekayaan sebuah layout, menegaskan atau membawa ke dalam sebuah rasa/emosi tertentu.

4. Ruang

Ruang adalah jarak yang memisahkan antar sesuatu. Biasanya digunakan memisahkan atau menyatukan elemen-elemen layout. Ruang juga berfungsi sebagai tempat istirahat bagi mata. Dalam bentuk fisiknya,

(52)

pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).

5. Ukuran

Ukuran adalah seberapa besar atau kecil sesuatu hal. Perbandingan ukuran satu bentuk terhadap bentuk lainnya. Dengan menggunakan elemen ini kamu dapat menciptakan kontras dan penekan (emphasis) pada obyek desain, sehingga orang akan tahu sisi menarik atau menonjol dari desain itu dan melihatnya terlebih dahulu.

6. Warna

Warna merupakan media paling akhir dalam komunikasi simbolik dan yang terpenting. Nyatanya, warna dibagi ke dalam dua section, warna yang timbul karena sinar (RGB) dan warna yang dibuat dalam unsur tinta atau cat (CMYK). Dengan warna si desainer dapat menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau menarik perhatian serta menegaskan sesuatu. Agar tidak salah dalam menginterpretasi suatu maksud dalam desain kamu, yuk kenali makna warna.

Prinsip-prinsip desain :

1. Keseimbangan (balance)

Keseluruhan komponen-komponen desain harus tampil seimbang. Tidak berat sebelah. Desainer harus memadukan keseimbangan antara tulisan, warna, atau pun gambar sehingga tidak muncul kesan berat sebelah.

2. Kesatuan (unity)

(53)

konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Dengan prinsip kesatuan dapat membantu semua elemen menjadi sebuah kepaduan dan menghasilkan tema yang kuat, serta mengakibatkan sebuah hubungan yang saling mengikat.

3. Ritme (rhythm)

Ritme adalah pembuatan desain dengan prinsip yang menyatukan irama. Bisa juga berarti pengulangan atau variasi dari komponen-komponen desain grafis.

4. Penekanan (emphasis)

Setiap bentuk desain ada hal yang perlu ditonjolkan lebih dari yang lain. Tujuan utama dari penekanan ini adalah untuk mewujudkan hal itu sehingga dapat mengarahkan pandangan khalayak sehingga apa yang mau disampaikan tersalur.

5. Proporsi

Proporsi dapat diartikan pula sebagai perubuhan ukuran/size tanpa perubahan ukuran panjang, lebar, atau tinggi, sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering terlihat distorsi.

kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.

2.2.8 Visualisasi

Definisi visualisasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pengungkapan suatu gagasan atau perasaan

(54)

dengan menggunakan bentuk, gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik dan sebaliknya. Pengertian lain dari visualisasi adalah suatu proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat televisi oleh pemekarsa iklan.

Peran visualisasi dalam sebuah logo terhadap pesan yang ingin disampaikan merupakan hal yang utama dalam sebuah logo, karena merupakan kunci dari suatu strategi komunikasi kreatif yang memungkinkan adanya komunikasi yang baik antara pengiklan dengan sasaran iklan tersebut.

Visualisasi mempunyai kedalaman ekspresi, gagasan atau ide dan merupakan hasil proses berfikir yang mempunyai hubungan dengan suatu konsep. Oleh sebab itu visualisasi iklan bukan hanya indah tetapi juga harus memiliki nilai atau pesan yang ingin disampaikan dalam iklan.

Dalam beberapa hal, memang televisi memiliki kelebihan visualisasi dalam proses komunikasinya jika dibandingan dengan media komunikasi yang lain. Jelas lewat televisi, pemirsa dapat melihat visualisasi yang realitas. Dalam hal ini visualisasi tanda-tanda ikonis mampu mempresentasikan sistem tanda (topologis) dalam situasi komunikasi yang bersifat konkrit dan menghadirkan visualisasi seperti apa adanya.

Adanya sistem tanda gerak-gerik (gesture), perilaku, ekspresi, sikap serta perbuatan dan kejadian yang sedang

Gambar

Gambar 2.3   kerangka pemikiran
Gambar 4.2 Logo XL
Tabel 4.2 Identifikasi dan Klasifikasi Tanda
Tabel 4.3 Interpretasi Bentuk XL
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Online Detik Travel Terhadap Minat Berwisata (Survey MahasiswaJurusan Pariwisata Universitas

Film The Love Of Siam sendiri merupakan film drama romantis Thailand yang menceritakan tentang konflik dalam sebuah keluarga namun didalam konflik tersebut terdapat dua

ini nah mungkin nih dari sipemilik yang memilih Semar sebagai ikonnya mengharapkan kelak si batik ini setenar nama semar tadi yang selalu disukai banyak orang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau referensi bagi para peneliti lain serta dijadikan sebagai acuan dalam menerapkan khasanah keilmuan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana independensi seorang wartawan dalam menghadapi dominasi dari pemilik media, khususnya dalam bentuk

Saya ingin bertanya dan ingin meminta saran dari bapak, saya sedang melakukan sebuah penelitian di kuretakeso kemang hotel Jakarta dan yang saya teliti adalah strategi marketing

Bongkar dan Bento tidak sepenuhnya memiliki perasaan yang hanya mewakili Iwan Fals seorang yang juga penulis lagu tersebut, melainkan secara tidak langsung juga

Penelitian kedua ditulis oleh Muhammad Nizar (UIN Syarif Hidayatullah,2014), dengan judul Pandangan Masyarakat Dalam Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa