• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Fakultas Ilmu Komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Fakultas Ilmu Komunikasi"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PEMAKNAAN LOGO BATIK SEMAR

Diajukan Oleh:

Nama : Afdol Arif Irawan NIM : 2011-41-541 Konsentrasi : Periklanan

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi Jakarta

2015

(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, karna berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, demikian juga kepada dosen pembimbing serta teman-teman yang telah membantu penulis dan menyelesaikan skripsi ini.

Sehingga penuls dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemaknaan Logo Batik Semar” dengan baik. Dalam penelitian kali ini mencoba mengkaji bagaimana cara menyampaikan pesan atau makna melalui simbol atau gambar. Salah satunya melalui logo, karena logo memiliki pengaruh besar terhadap sebuah brand karena melalui logo yang mudah diingat akan memudahkan konsumen.

Penelitan ini diharapkan dapat berguna untuk kepentingan umum baik secara praktis maupun akademis, sehingga segala penelitian yang sudah dilakukan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, terutama untuk mewujudkan sikap toleransi antar sesame suku bangsa, menjalin suatu komunikasi yang lebih terbuka.

Demikian penelitian ini saya buat semoga bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat dn mohon maaf jika ada salah atau kurang baik dalam penulisan

Jakarta, 20 Agustus 2015

Afdol Arif Irawan

(6)

Ucapan Terimakasih

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala kemudahan, kelancaran, kesabaran, dan segala kekuatan yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Kepada kedua Orangtua saya tercinta Bapak saya Raden Sayugo Irawan dan ibu saya Murnawati, serta kakek, nenek ibu Linawati dan Bapak Rudi Susinto.

2. Dr. H. Hanafi Murtani, MM, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unversitas Prof.

Dr. Moestopo (Beragama).

3. Dr. Hendri Prasetyo, M.Si, Ketua Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Unversitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

4. Dr. Yunita Sari, M.Si. dan Nasrullah Kusajibrata, S.sos, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama)

5. Kepada kedua dosen penguji saya Olivia Dwi Ayu Qurbaningrum, S.sos, M.Si.

dan Dr. H. Muhtadin, MA.

6. Kepada seluruh dosen serta para staf Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama), yang selalu memberikan masukan yang sangat berguna dalam bimbingan informalnya selama menulis penelitian ini.

7. Kepada rekan Batik Semar yang terus memberikan saya semangat dan saran yang berguna Cicilia Sudargo, Marischka Prudence, Gunawan Lim, Willman, Eko, Garry Liliardy, Jeremy, Nik Thjin, Emir Yanwardana, Septania, Nindi, Oliv.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi dapat bermanfaat

Jakarta, 20 Agustus 2015

Afdol Arif Irawan

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ... i

Ucapan Terima Kasih ... ii

Daftar Isi... iii

Abstrak ... vii

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Pembatasan Masalah ... 9

1.3. Rumusan Masalah ... 10

1.4. Tujuan Masalah ... 10

1.5. Kegunaan Penelitian... 10

Bab II Tinjauan Literatur Dan Kerangka Pemikiran 2.1. Tinjauan Literatur………... 12

2.1.1. Kajian Pustaka-Penelitian Sejenis ... 12

2.1.2. Pengertian Iklan……… 16

2.1.3. Brand……… 19

2.1.4. Pengertian Komunikasi………. 26

2.2. Teori Komunikasi Antar Budaya……… ... 30

2.2.1. Tujuan Komunikasi Antar Budaya………... 33

2.2.2. Pengertian Budaya……….... 34

2.2.3. Sifat-sifat Kebudayaan……….. 35

1. Batik………. 36

2. Wayang……… 37

(8)

3. Komunikasi Sebagai Proses Penyampaian Tanda dan Makna………….... 38

4. Copywriting………. 41

5. Kreatif……….. 42

6. Tipografi………... 43

7. Logo………. 44

8. Desain Grafis……… 52

9. Bentuk……….. 58

10. Warna………. 60

1.1. Semiotika Charles Sanders Peirce……….. 62

Bab III Metode Penelitian 3.1. Paradigma Penelitian ... 69

3.2. Pendekatan Penelitian ... 72

3.3. Metodologi Penelitian ... 73

3.4. Teknik Analisis Data ... 75

3.5. Objek Penelitian ... 80

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Deskripsi Objek Penelitian…………..………. 73

4.2. Deskripsi Subyek Penelitian ... 85

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 83

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian………. 92

Bab V Kesimpulan dan Saran 3.1. Kesimpulan ... 105

3.2. Saran ... 106 Lampiran

(9)

Daftar Pustaka

Daftar Riwayat Hidup

(10)

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI: ILMU KOMUNIKASI

ABSTRAK Nama : Afdol Arif Irawan NIM : 2011-41-541 Konsentrasi : Periklanan

Judul : Pemaknaan Logo Batik Semar Jumlah Halaman : 5 Bab, 106 Halaman, 33 Lampiran Bibilografi : 23 Buku, 5 Website

Pembimbing I : Dr. Yunita Sari, M.Si

Pembimbing II : Nasrullah Kusadjibrata, S.os, M.Si

Komunikasi tidak hanya menggunakan bahasa mau pun tulisan. Komunikasi juga bisa dilakukan melalui tanda, simbol atau gambar, salah satunya adalah logo.

Logo sangat berpengaruh dalam mengkomunikasikan makna dan tujuan baik sebuah perusahaan mau pun organisasi. Logo juga bisa mempunyai daya tarik tersendiri bagi sebuah perusahaan yang menjual barang dan jasa untuk menarik minat konsumen untuk membeli atau menarik konsumen.

Batik Semar adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industry batik yang telah lama berdiri dan memutuskan untuk mengganti logo lamanya dengan logo barunya. Mengingat bahwa ketertarikan masyarakat pada saat ini lebig mengacu kepada bentuk visual dibadingkan dengan tulisan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang pemaknaan logo Batik Semar.

(11)

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI: ILMU KOMUNIKASI

ABSTRACT Name : Afdol Arif Irawan Student Number : 2011-41-541 Concetratio

n : Advertising

Title : Meaning Of Batik Semar Brand Page : 5 Bab, 106 Page, 33 Attachments Bibilography : 23 Book, 5 Website

Adviser I : Dr. Yunita Sari, M.Si

Adviser II : Nasrullah Kusadjibrata, S.os, M.Si

Communication does not just want to use the language of the writings . Communication can also be done through signs, symbols or images , one of which is the brand. Brand is very influential in communicating the meaning and purpose of both a company like any organization. The brand may also have a special attraction for a company that sells goods and services to attract consumers to buy or attract consumers .

Batik Semar is a company engaged in the batik industry which has a long standing and decided to replace the old logo with the new brand. Given that the public interest at this time refers to the visual form dibadingkan with writing . Therefore, researchers interested in studying more about the meaning of the brand of Batik Semar

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam segala aspek kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dalam hal komunikasi. Bahkan komunikasi telah menjadi kebutuhan dasar selain juga dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan perekonomian, pemasaran, perdagangan dan bentuk bisnis lainnya.

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang salah satu tujuannya adalah dapat menimbulkan suatu respon dari komunikasi tersebut.

Salah satu bentuk komunikasi yang dapat menyampaikan suatu pesan dan membentuk suatu image adalah melalui logo. Sebuah logo mempunyai makna-makna yang tersirat sebagai bentuk komunikasi melalui visual. Peranan logo juga menggambarkan tujuan dan arah dari suatu yang diwakili. Logo digunakan sebagai pembentuk citra dan identitas pribadi yang akan dipublikasikan. Tidak hanya perusahaan yang memiliki logo, tetapi lembaga, produk, agensi, asosiasi, institusi maupun suatu acara juga memiliki logo sebagai pembeda.

Dalam berbagai cara, logo merupakan suatu pola gambar, sehingga pendekatan desainnya sama dengan desain grafis per lambang dan elemen-elemen komunikasi lainnya. Bentuk, garis dan

(13)

jarak diperkenalkan dalam desain grafis tertentu. Elemen-elemen ini dapat menghasilkan atau merusak suatu pola desain yang baik.

Lambang kreatif yang mudah dibaca akan menjadi logo yang baik karena langsung menyampaikan pesan penting dengan cara menyenangkan sedangkan suatu pola yang terlalu rumit akan sulit dimengerti dan akibatnya tidak mencapai tujuan yang diharapkan.

Keseimbangan dalan desain logo juga harus diperhatikan.

Keseimbangan dalam logo dapat tercapai jika setiap bagian desain saling melengkapi agar tetap dalam keadaan seimbang, dan merupakan suatu kesatuan. Logo adalah alat untuk mencapai tujuan, jadi logo bukanlah tujuan. Dalam membuat suatu logo harus memperhatikan susunan yang baik, dimana adanya keseimbangan dan proporsi sehingga memiliki sebuah nilai yang mengandung maksud dan makna dari logo sehingga dapat memperkuat logo itu sendiri.

Sebuah logo biasanya dirancang dengan filosofi-filosofi tertentu.

Selain menggambarkan citra yang diwakilinya, sebuah logo juga harus tampil menarik.Terutama logo perusahaan yang pada setiap warna dan bentuknya memiliki makna yang membentuk citra dari perusahaan tersebut, sebagai simbol komitmen perusahaan tersebut kepada khlayak atau masyarakat.

Pada umumnya sebuah logo adalah penggabungan antara tulisan dengan gambar, dan dari penggabungan tersebut diharapkan sebuah logo mampu memberikan imajinasi yang baik, sehingga dapat

(14)

memberikan kesan yang baik bagi siapa saja yang melihat logo tersebut.

Logo sebagai pesan selanjutnya akan dinikmati dan diperhatikan oleh individu.

Biasanya masing-masing individu akan menginterpretasikan pesan dalam bentuk logo tersebut. Hasil interpretasi itu merupakan pemahaman atau pengetahuan individu terhadap arti pesan yang diterimanya. Suatu logo dapat membangkitkan perhatian melalui penggunaan bentuk-bentuk dan warna-warna.

Salah satu brand yang melakukan perubahan logo salah satunya adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha busana tradisional batik yaitu Batik Semar asal Solo Jawa Tengah, yang baru-baru ini mengganti logo dari perusahaan tersebut. Peneliti melakukan penelitian pada salah satu Store yang ada di Jakarta yang beralamat JL. Tomang Raya 54, Jakarta Barat.

Batik Semar didirikan oleh keluarga Kasigit pada tahun 1947.

Selain mengembangkan usaha batik, salah satu tujuannya adalah mempertahankan seni warisan budaya Bangsa Indonesia.

Pada mulanya perusahaan Batik Semar memproduksi batik dengan nama Batik Bodronoyo yang tak lain adalah nama dari Semar itu sendiri. Tetapi karena nama Semar lebih dikenal dimasyarakat pada umumnya, maka dipakailah nama tersebut pada tahun 1966 sebagai Batik Semar. Alasan dipilihnya nama tersebut karena Semar merupakan

(15)

sosok panutan dalam dunia pewayangan, yang diakui sebagai Batara Ismaya, sekaligus menjadi pengasuh keluarga Pandawa.

Bagi Perusahaan sendiri nama Semar dapat diartikan sebagai : S = Sarwi atau bersama-sama

E = Ening atau suci bersih

M = Marsudi atau berusaha tanpa putus asa A = Ajuning atau perkembangan

R = Rasa atau seni

Artinya secara umum adalah :

Dengan niat yang tulus, secara berkesinambungan berusaha terus untuk mengembangkan produk batik.

Visi Perusahaan:

Menjadi perusahaan industri batik solo yang senantiasa mampu bersaing dan tumbuh berkembang dengan sehat

Misi Perusahaan:

1. Memproduksi berbagai jenis batik Solo yang mampu memberikan kepada masyarakat dengan mutu, harga dan pasokan yang berdaya saing tinggi melalui pengelolaan yang profesional demi kepuasan pelanggan.

2. Memberikan perhatian yang tulus kepada masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, dukungan pembinaan sosial dan lingkungan.

(16)

Keberadaan logo Batik Semar tersebut diperbaharui bukan semata-mata sebagai sesuatu yang dapat menarik perhatian, namun dengan adanya pembaharuan logo Batik Semar merupakan salah satu bentuk dari komitmen dari perusahaan yang selalu bergerak mengikuti perkembangan jaman terutama dalam berbusana batik yang mulai digemari anak muda dan juga untuk menjaga loyalitas dari pengguna Batik Semar dengan tampilan logo yang lebih baru dan berkesan bisa diterima disemua kalangan baik muda mau pun tua, selain itu dalam lambang terbaru Batik Semar juga menyampaikan visi dan misi serta komitmen Batik Semar untuk menjaga peningkatan mutu dan kwalitas pelayan kedepan dan mengingat kian hari semakin banyak kompetitor yang melakoni usaha yang sama dengan farian model batik yang terbaru dengan sekmentasi untuk kaum muda.

Mengingat saat ini batik telah menjadi ikon Indonesia dan sekmentasi penggunanya yang tadinya hanya digunakan orang tua untuk acara formil kini sudah mulai banyak disukai anak muda. Oleh sebab itu penggatian logo dirasa sangat penting dikarenakan logo yang lama terkesan kuno dan ketinggalan jaman sedangkan konsumen sudah mulai mengarah kepada konsumen anak muda yang secara tampilan visual sangat mempengaruhi minat untuk membeli atau menentukan keputusan.

Pada logo terbaru Batik Semar tetap mempertahankan tokoh pewayangan semar sebagai ciri khas dari perusahaan Batik Semar

(17)

tersebut, logo yang terbaru saat ini menggunakan mencoba untuk menarik bentuk gunungan yang ada didalam logo sebelumnya menjadi latar belakang. Warna hijau menjadi latar belakang di desain logo Batik Semar yang terbaru karena warna hijau itu sendiri memiliki makna kesegaran dan berhubungan dengan sesuatu natural atau biasa disebut juga dengan alami sesuai dengan harapan perusahan yang ingin memberikan warna baru dan kesegaran dalam dunia bisnis batik tengah persaingan perusahan batik yang kian hari kian banyak. Lalu yang tetap menjadi ikon utama yaitu tokoh Semar itu sendiri.

Logo lama Logo terbaru

Sumber gambar : www.google.com

Penggunaan unsur-unsur diatas merupakan hal yang positif, tetapi pada kenyataannya sebagai pembentukan citra positif yang ingin dibentuk oleh perusahaan pakaian batik tersebut masih terdapat beberapa permasalahan yang terjadi mulai dari promosi yang kurang gencar lalu website yang kurang terurus hingga pemasaran melalu media internet yang masih minim padahal target yang ingin disasar adalah segala usia baik orang muda dan orang tua yang pada kenyataanya kenyataan internet sebagai media yang murah dan cepat

(18)

untuk menyampaikan pesan terutama pesan secara visual yaitu melalui logo.

Dilihat dari segi budaya pada logo Batik Semar yang terdahulu dan sekarang penulis melihat banyak sekali mengalami perubahan yang sangat jauh berbeda. Dimana pada logo Batik Semar terdahulu baik dari segi warna yang didominasi oleh warna-warna hitam, kuning, merah dan putih, Yang berkesan sangat kalem, simple dan mudah diterima oleh berbagai golongan.

Warna-warna tersebut menurut penulis cukup menggambarkan budaya Jawa yang kebanyakan masyarakatnya bersikap ramah, kalem dan tenang dalam pembawaanya terutama dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu tulisan yang terdapat pada logo batik semar yang menggunakan huruf dengan ukuran yang agak besar dan hampir mendominasi sebagian logo dari Batik Semar yang mempunyai kesan kokoh serta kuat yang menunjukan bahwa Batik Semar sebagai perusahaan yang berkomitmen kuat terhadap batik sebagai warisan Indonesia, Terutama batik Solo yang menjadi produk unggulan dari perusahaan Batik Semar.

Dari segi visual atau gambar Batik Semar menggunakan gambar- gambar Tokoh Semar dan gambar gunungan. Secara budaya gambar- gambar tersebut sangatlah akrab dengan keseharian mereka yang pada dasarnya memang adat istiadatnya masih mempertahankan pertujukan wayang, Yang menjadi warisan leluhurnya secara turun-temurun. Selain itu wayang tidak hanya milik masyarakat Jawa saja karena di beberapa

(19)

wilayah lain di Indonesia ada juga yang memiliki kesenian wayang.

Tokoh Semar selalu ada dalam alur ceritanya. Sehingga menurut penulis penggunaan gambar tokoh Semar sangatlah tepat dengan budaya Indonesia yang memang dari dulu sudah akrab dan mengenal budaya perwayangan.

Sehingga komunikasi antar budaya secara nonverbal yaitu melalui tampilan visual dengan logo dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Jawa dan luar Jawa. Kerena didalam logo Batik Semar tersebut mengandung pesan budaya yang mudah dipahami .

Pada tampilan logo Batik Semar terbaru lebih didominasi oleh warna hijau mudah dan hijau tua sebagai latar bekangnya, Serta tulisan yang terdapat pada logo Batik Semar yang lebih terlihat dinamis.

Pada logo ini menurut penulis akan lebih mudah masuk pada sekmentasi anak muda yang dinamis dan enerjik, Karena tampilan warna yang lebih segar dan bentuk tulisan yang lebih menarik dengan perubahan gambar tokoh wayang Semar yang dibuat lebih unik dengan membuat visualnya seperti kartun serta tetap menampilkan gambar gunungan yang lebih diperbesar sebagai background dari logo tersebut.

Menurut penulis pada logo terbaru ini komunikasi yang ingin dicapai kepada anak muda tetap bisa tersampaikan namun tetap tidak menghilangkan segi budaya yang ada pada logo awal karena pada logo baru ini tetap menjadikan Semar dan gunungan sebagai ikon logo.

Menurut penulis pesan budaya yang ingin disampaikan melalui logo

(20)

terhadap sekmentasi anak muda cukup bisa diterima mengingat dimana anak muda menyukai hal yang unik terutama bentuk visual seperti karikatur dan kartun.

Permasalahan tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti logo Batik Semar, karena peneliti ingin mencari tahu lebih dalam makna- makna yang terkandung pada logo Batik Semar ini baik dari segi bentuk maupun komposisi warna yang sebenarnya memiliki makna yang baik sebagai wujud perubahan citra dari Batik Semar itu sendiri melalui logo terbarunya.

1.2. Pembahasan Masalah

Sebuah logo dapat menjadi representasi perusahaan yang menggunakannya.Hubungan tersebut dapat ditinjau dari elemen visual yang diterapkan dalam logo. Kecenderungan perubahan suatu logo dalam suatu perusahaan bertujuan untuk lebih memajukan suatu perusahaan dengan strategi dan kekuatan yang baru. Perubahan logo mempengaruhi citra perusahaan.

Penulis akan membahas tentang pemaknaan logo baru perusahaan Batik Semar serta memahami desain logo tersebut sesuai dengan tujuan komunikasinya. Penulis akan membahas makna logo tersebut berdasarkan unsur-unsur yang terkandung didalamnya seperti bentuk logo, warna, bentuk, hubungan antara unsur-unsur logo, dan citra yang dicerminkan oleh logo.

(21)

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengungkap

Bagaimana makna logo Batik Semar yang baru berdasarkan desain ?

1.4. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengetahui makna logo Batik Semar yang terkandung dalam logo Batik Semar yang terbaru .

1.5. Kegunaan penelitian

Dengan deskripsi tujuan yang dikemukakan, maka manfaat yang diharapkan dari keseluruhan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi dan teori-teori komunikasi, khususnya dalam bidang periklanan tentang kajian pemaknaan suatu logo sebagai salah satu unsur penting pada suatu iklan.

(22)

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi Batik Semar untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan problematika sejenis.Sehingga untuk kedepannya Batik Semar dapat meningkatkan image brand yang ingin dicapai melalui komunikasi non verbal yaitu melalui logo.

(23)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Literatur

2.1.1. Kajian Pustaka-Penelitian Sejenis

Peneliti mencatumkan beberapa kajian pustaka penelitian sebelumnya yang sejenis. Peneliti sejenis yang dipilih oleh peneliti ialah penelitian yang memiliki relevansi dengan apa yang sedang diteliti oleh peneliti. Berikut data dan informasi yang didapatkan.

1. Nama Peneliti : Niken Sukamto Jati Putri

Judul Penelitian : Pemaknaan Logo Starbucks Coffee Perguruan Tinggi : Universitas Prof. Dr. Moestopo

(Beragama)

Fakultas : Ilmu Komunikasi (Periklanan) Nim : 2007- 41- 210

Penelitian ini adalah penelitian mengenai perubahan logo starbucks, Peneliti ini mencoba untuk meneliti bagaimana pemaknaan gambar visual pada logo Starbucks terbaru?. Peneliti menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce, dimana pada teori ini membahas mengenai pemaknaan symbol atau tanda. Metodologi yang digunakan peneliti dalam penelitiannya adalah kualitatif. Data-data yang diperlukan peneliti ambil dengan cara observasi,

(24)

dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat bagaimana menyampaikan komunikasi non verbal yang dilakukan melalui gambar, tanda, warna, bentuk atau simbol.

2. Nama Peneliti : Melvina Karina

Judul Penelitian : Representasi Identitas Nasional Dalam Logo SEA Games 2011

Perguruan Tinggi : Universitas. Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Fakultas : Ilmu Komunikasi (Periklanan)

Nim : 2008- 41 -101

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai representasi mengenai logo SEA Games. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pesan yang terdapat dalam logo tersebut dapat dimengerti oleh para negara peserta SEA Games, terutama pesan persahabatan dan sprotifitas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara, Peneliti mencoba meneliti pemaknaan dari logo SEA Games 2011 dan pesan yang ingin disampaikan memalalui berbagai simbol,warna dan gambar.Terutama untuk menyampaikan pesan solidaritas kepada negara dikawasan Asia Tenggara yang ikut bertanding dalam SEA Games

(25)

Tabel 2.1.

Penelitan Sejenis

Keterangan Niken Sukamto Jati

Putri Melvina Karina Afdol Arif Irawan

Judul Pemaknaan Logo

Baru Starbucks Coffee

Representasi Identitas Nasional Dalam Logo SEA Games 2011

Pemaknaan Logo Batik Semar Terbaru

Masalah Bagaimana

pemaknaan gambar visual pada logo Starbucks?

Bagaimana makna identitas nasional sebagai unsur wajib di

representasikan dalam logo SEA Games?

Bagaimana makna logo Batik Semar

berdasarkan desain?

Tujuan Mengetahui makna keseluruhan gambar visual dalam logo Starbucks terbaru

Dapat

menggambarkan secara

keseluruhan makna identitas nasional Indonesia yang terkandung di dalam logo SEA Games 2011 melalui bentuk dan warna logo itu sendiri.

Dapat

menggambarkan secara tipografi dan copy writing logo Batik Semar melalui bentuk, warna dan tulisan yang terdapat pada logo Batik Semar .

(26)

Teori Teori Semiotika

Charles Sanders Peirce

Teori Semiotika Roland Barthes

Teori Semiotika Charles Sanders Peirce

Metodologi 1. Pendekatan Kualitatif

2. Metode: analisis wacana

3. Pengumpulan data: observasi, wawancara, dokumentasi

1. Pendekatan Kualitatif

2. Metode: analisis wacana

3. Pengumpulan data: observasi, wawancara, dokumentasi

1. Pendekatan kualitatif 2. Metode:

analisis wacana 3. Pengumpulan

data:

observasi, wawancara, dokumentasi

Hasil Dengan merubah

logo Starbucks yang sudah menjadi ikon atau gaya hidup konsumen terutama masyarakat yang menyukai kopi.

Starbucks diharapkan dapat memastikan logo barunya mampu mewakili gaya hidup konsumen.

Dapat mengetahui pesan atau makna dibalik Logo SEA Games 2011.

Sehingga pesan yang ingin

disampaikan dapat dimengerti dengan baik oleh khalayak umum.

(27)

2.1.2. Pengertian Iklan

Iklan adalah percakapan dengan konsumen tentang produk.Ia mendapat perhatian, memberikan informasi, mencoba untuk membuat titik dan mendorong anda untuk membeli,mencoba atau melakukan sesuatu.Akan mencoba untuk menciptakan beberapa jenis respon atau reaksi. Iklan berbicara kepada jantung dan kepala.”

Sedangkan menurut kamus istilah periklanan Indonnesia, Periklanan (advertising) dapat diartikan, pesan yang dibayarkan dan disampaikan melalui sarana media (pers, radio, televisi, bioskop,dll) yang membujuk konsumen untuk melakukan tindakan membeli atau mengubah perilakunya.

Menurut Hovland Janis & Kelly, komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya berbentuk kata-kata) dengan tujuan untuk mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).

Iklan merupakan bentuk dari komunikasi massa, karena setiap iklan ditujukkan kepada masyarakat luas, selain itu bentuk komunikasi dari iklan lebih kompleks dibandingkan dengan sebuah percakapan.

Pengertian periklanan dapat ditinjau dari media, proses, gaya komunikasi, dan reaksi konsumen, yaitu :

(28)

1. Media informasi : Iklan merupakan suatu media informasi

produk yang disampaikan kepada konsumen.

2. Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai produsen untuk disampaikan melalui iklan ditujukan kepada konsumen sebagai penerima pesan.

3. Komunikasi persuasive: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang diterapkan pada iklan mengakibatkan konsumen terbius masuk lingkaran konotasi positif terhadap produk yang diinformasikan.

4. Reaksi Konsumen: Informasi yang jelas melalui iklan akan membuahkan reaksi atau tindakan hingga kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang diinformasikan.

Selain itu juga ada pendapat dari Wright yang dikutip oleh Rhenald Khasali mengemukakan bahwa “ iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui sarana tertentu dalam bentuk informasi yang persuasive”.

2.1.2.1. Fungsi Iklan

Menurut Philip Kotler, tujuan periklanan yang berkaitan dengan sasarannya dapat digolongkan sebagai berikut:

(29)

a. Iklan untuk memberikan informasi kepada khalayak

tentang seluk beluk suatu produk

b. Iklan untuk membujuk (persuasive), dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannya adalah membentuk permintaan selektif merek tertentu.

c. Iklan untuk mengingatkan (reminding), yaitu untuk menyegarkan informasi yang pernah diterima oleh masyarakat.”

Fungsi utama iklan adalah menyampaikan informasi tentang produk kepada masyarakat. Penyampaian informasi tentang produk kepada masyarakat. Penyampaian pesan dilakukan secara terstruktur dan menggunakan elemen-elemen verbal maupun nonverbal dan dalam menjalankan fungsi komunikasinya, ini iklan memiliki berbagai gaya, baik penyajian maupun iklan itu sendiri.

Di samping menyampaikan informasi tentang produk pada khalayak atau target pembeliannya, iklan memiliki fungsi paling mendasar yaitu untuk menjual benda-benda kepada kita. Inilah tujuan utama setiap perusahaan yang akan mengiklankan produk atau jasanya. Sebagai salah satu elemen promosi iklan diharapkan mendukung tujuan akhir yaitu tujuan penjualan.

Selain menyebarkan informasi tentang produk dan berusaha menarik perhatian khlayak, iklan mempunyai fungsi lain yaitu bertujuan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak dan mengangkat citra produk.

Manajemen merek dan iklan sangat dipengaruhi oleh logo.Iklan kreatif lebih mudah dengan logo karena terdiri dari

(30)

gambar dan bukan kata-kata. Logo dalam sebuah iklan membantu mengangkat citra produk dan perusahaan.

Kepribadian logo membuat memiliki keuntungan tambahan.

Seorang pelanggaran yang melihat logo akan melihat perusahaan sebagai tidak sebanyak bisnis sebagai itu adalah tim orang dengan kepribadian mereka yang unik.Untuk mengatakan dengan cara lain, logo menunjukan wajah perusahaan. Orang akan mengigat bisnis atau produk ketika logo dibuat dan digunakan dalam iklan.

2.1.3. Brand

2.1.3.1. Pengertian Brand (Merek)

Merek merupakan nama, istilah , tanda, simbol. Lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri , manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas.

Merek sendiri Mempunyai peran yaitu :

1. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk perusahaan saingannya. Ini akan

memudahkan konsumen untukmengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.

(31)

2. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.

3. Untuk membina citra yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.

4. Untuk mengendalikanpasar. Merek memegang peranan penting dalam pemasaran. Ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek (Aaker, 1996).

Menurut David A. Aaker Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan dan para pelanggan perusahaan.

David Aaker dalam bukunya managing Brand Equity

“Brand Awareness is the ability of a costumer potensial to recognize or recall that a brand is a member of certain product category."

Mendefinisikan Brand Awarenes sebagai kemampuan dari pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termsuk dalam kategori produk tertentu. Brand Awarenes sendiri memberikan value antara lain:

1. Memberikan tempat bagi asosiasi terhadap merek 2. Memperkenalkan merek

3. Merupakan sinyal bagi bagi keberadaan komitmen dan substansi merek

4. Membantu memilih kelompok merek untuk di pertimbangkan dengan serius.

(32)

2.1.3.2. Tingkatan dari brand Awarenes

1. Unaware of brand: Tahapan ini pelanggan merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau belum.

2. Brand Reconition: Pada Tahap Ini pelanggan mampu mengidentifikasi merek yang disebutkan .

3. Brand Recall: Pada Tahap ini pelanggan mampu mengingat merek tanpa di berikan stimulus .

4. Top Of Mind : Pada Tahap Ini pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori produk tertentu .

2.1.3.3. Ekuitas Merek

Ekuitas merek dapat dikelompokkan dalam empat kategori yang meliputi:

1. Kesadaran merek (brand awareness)

Kesadaran merek (brand awareness) menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

2. Asosiasi merek (brand association)

Asosiasi merek (brand association) menunjukkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya

(33)

dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, selebritis (spoke person) dan lain-lain.

3. Persepsi kualitas (Perceived quality)

mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan.

4. Loyalitas merek (brand loyalty)

Loyalitas merek (Brand loyalty) mencerminkan tingkat

keterikatan konsumen dengan suatu merek produk Teori dari Aaker ini akan dibahas lebih dalam lagi pada bagian selanjutnya, sebagai landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini. (Durianto,dkk,2001:4)

2.1.3.4. Logo

Asal kata logo berasal dari Yunani, Logos , yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih dulu populer adalah istilah logotype, bukan logo”.

Pertama kali istilah logotype muncul tahun 1810-1840, diartikan sebagai ; tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik littering atau memakai jenis huruf tertentu.Pada perkembangannya orang membuatnya makin unik/berbeda satu sama lain. Mereka mengolah huruf itu, menambahkan elemen gambar bahkan tulisan dan gambar

(34)

berbaur jadi satu dan semua itu masih banyak yang menyebutnya dengan istilah logotype.

Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih popular dari pada logotype. Logo bisa menggunakan elemen :

1. Tulisan 2. Logogram

4. Ilustrasi, dan lain-lain

Banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar atau simbol pada identitas visual.

Mengutip “Design Dictionary” dari Board of Internasional Research in Design (BIRD): “Logo biasanya mengandung teks, gambar atau kombinasi keduanya”.

Dalam salah satu artikel di majalah Concept, Design Institute Australia mengatakan: “Logo adalah sebuah sebuah simbol atau gambar pengidentifikasi perusahaan tanpa kehadiran nama perusahaan Logotype adalah cara khusus menuliskan nama perusahaan”.

Logo merupakan suatu identitas merek yang mengkomunikasikan secara luas tentang produk, pelayanan dan organisasi dengan cepat.Logo tidak sekedar label, tetapi menampilkan pesan kualitas dan semangat produk lewat pemasaran, periklanan, dan kinerja produk.

(35)

Identitas produk yang kuat membuat program perkulihan dan hubungan masyarakat menjadi lebih efektif karena logo-logo tersebut berfungsi sebagai steno visual dari makna yang melekat padanya dan dengan demikian memungkinkan konsumen untuk menerima pesan perusahaan dengan lebih mudah.Produk- produk yang menyandang logo dari perusahaan-perusahaan yang terkenal dan berkualiatas tinggi diuntungkan oleh persepsi bahwa produk-produk tersebut juga memiliki kualitas super.Daya tarik produk bagi konsumen yangd demikian semakin diperkuat oleh merek yang telah dikenal baik oleh konsumen.

Pada dasarnya tujuan logo adalah sebagai identitas produk atau perusahaan dan menanggung beban yang besar bagi citra perusahan atau produk.Oleh sebab itu, maka logo hendaklah ditampilkan secara baik dan benar. Seperti yang dikatakan oleh John Murphy dan Michael Rowe bahwa logo mempunyai arti yang lebih dari sekedar cap dagang, logo juga bisa menjadi, indikasi kualitas, posisi produk dipasar, keaslian produk serta kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut.

Logo bisa melekat dalam ingatan dan dapat didetifikasi begitu banyak arti yang berbeda. Logo itu sendiri sebenarnya bukan menjadi perangkat komunikasi tetapi jelas dapat berfungsi sebagai simbol dari apa yang disampaikan (atau berharap

(36)

tersampaikan) oleh perusahaan sekaligus simbol dari persepsi konsumen yang muncul. Sebagai bendera perusahaan, logo adalah aset visual yang paling peting sekaligus katalisator dari perasaan baik dan buruk.

Visualisasi logo yang baik menurut David E Carter mencakup beberapa pertimbangan antara lain:

1. Origin and Destinctive

Memiliki nilai kekhasan,keunikan dan daya beda yang jelas.

2. Legible

Mempunyai tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berda- beda.

3. Simple

Sederhana dalam pengertian mudah ditangkap dan dimengerti oleh khalayak luas dalam waktu yang relatif singkat.

4. Memoriable

Cukup mudah untuk diingat, karena keunikannya, bahkan dalam kurun waktu yang relatif lama

5. Easily associated with the company

Logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan.

(37)

6. Easily adaptable for all graphic media

Faktor kemudahan aplikasi logo, baik menyangkut bentuk, warna, maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis perlu diperhitungkan pada saat proses perancangannya agar tidak menimbulkan kesulitan dalam penerapannya.

2.1.4. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin yaitu communis yang berarti sama yang dapat dimaksudkan berarti sama makna. Menurut Everret M.Rogers yang dikutip oleh Hafied Cangara, menjelasakan bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.(Cangara, 2003 : 20)

Robert T Craig yang dikutip oleh Littlejohn mengatakan bahwa :

“…komunikasi merupakan proses utama dimana kehidupan kemanusiaan dijalani komunikasi mendasari kenyataan.Komunikasi sendiri bersifat dinamis terhadap banyak situasi.”

Craig menggambarkan pentingnya pemikiran ini terhadap komunikasi sebagai sebuah bidang:

“…Komunikasi bukanlah fenomena sekunder yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor psikologis, sosiologis, kultural atau ekonomi; tetapi komunikasi itu sendiri merupakan proses sosial yang utama dan mendasar yang menjelaskan semua faktor lain”

(LittleJhon, 2009 : 9)

(38)

Craig membagi dunia komunikasi ke dalam tujuh tradisi pemikiran:

1. Semiotik

Semiotik atau penyelidikan simbol-simbol merupakan tradisi pemikiran yang penting dalam teori komunikas.

Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri. Penyelidikan tanda-tanda tidak hanya memberikan cara untuk melihat komunikasi, melainkan memiliki pengaruh yang kuat pada hampir semua perspektif yang sekarang diterapkan pada teori komunikasi. Konsep dasar yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang didefinisikan sebagai stimulus yang menandakan atau menunjukan beberapa kondisi lain.

Konsep dasar kedua adalah simbol yang biasanya menandakan tanda yang kompleks dengan banyak arti, termasuk arti yang sangat khusus.

2. Fenomologi

Istilah phenomenon mengacu pada kemunculan sebuah benda,kejadian, atau kondisi yang dilihat.Oleh karena itu, fenomologi merupakan cara yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung.Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomologi, pertama, pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar.Kedua, makna benda terdiri atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang.Ketiga adalah bahwa bahasa merupakan kendaraan makna.

3. Sibernetika

Sibernetika merupakan tradisi sistem-sistem kompleks yang didalamnya banyak orang saling berinteraksi, memengaruhi satu sama lainnya. Dalam sibernetika, komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling memengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan sistem, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan.

4. Sosiopsikologis

Kajian individu sebagai mahluk sosial merupakan tujuan dari tradisi sosiopsikologis. Berasal dari kajian psikologi sosial, tradisi ini memiliki tradisi yang kuat dalam komunikasi. Teori-teori tradisi ini berfokus pada perilaku social individu, variable psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi, serta kognisi.

(39)

Bagian yang masih popular dalam pendekatan sosiopsikologis adalah teori sifat, yang mengidentifikasi variable kepribadian serta kecenderungan-kecenderungan pelaku komunikasi yang memengaruhi bagaimana individu bertindak dan berinteraksi.

5. Sosiokultural

Pendekatan sosiokultural terhadap teori komunikasi menunjukan cara pemahaman kita terhadap makna, norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi. Tradisi ini memfokuskan diri pada karakteristik individu atau model mental.

Sosiokultural memiliki beragam sudut pandang yang berpengaruh:

simbolis,konstruksionisme,sosiolinguistik, filosofi bahasa, etnografi, dan etnometodologi.

6. Kritik

Tradisi kritik berlawanan dengan banyak asumsi dasar dari tradisi lainnya. Sangat dipengaruhi oleh karya- karya di Eropa, feminism Amerika, dan kajian-kajian post-modernisme dan post-kolonialisme. Tradisi ini berkembang pesat dan berpengaruh pada teori komuikas. Tradisi kritik memiliki tiga keistimewaan pokok.

Pertama tradisi kritik mencoba memahami sistem yang sudah dianggap benar, struktur kekuatan, dan keyakinan dengan pandangan tertentu dimana minat- minat disajikan oleh struktur-struktur kekuatan tersebut. Kedua, para ahli teori kritik pada umumnya tertarik dengan membuka kondisi-kondisi sosial yang menindas dan rangkaian kekuatan untuk mempromosikan emansipasi atau masyarakat yang lebih bebas dan lebih berkecukupan. Teori kritik yang ketiga, menciptakan kesadaran untuk menggabungkan teori dan tindakan. Teori-teori kritik sangat luas,sehingga teori-teori tersebut selalu sulit ditempatkan dan dikelompokan dalam keseluruhan teori komunikasi.

7. Retorika

Kajian retorika secara umum didefinisikan sebagai simbol yang digunakan manusia. Pada awalan, ilmu ini berhubungan dengan persuasi, sehingga retorika adalah seni penyusunan argument dan pembuatan naskah pidato. Pusat dari trasidi retorika adalah kelima karya agung retorika: penemuan,penyusunan,

(40)

gaya, penyampaian, dan daya ingat. (Ibid, 2001 : 53- 73)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tradisi komunikasi semiotika. Karena dalam teori semiotika didalamnya membahas berbagai macam tanda-tanda dan arti. Selain itu teori yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teori desain, Karena desain merupakan komunikasi yang disampaikan melalui gambar yang bisa disebut sebagai komunikasi non verbal, Seorang desain grafis harus bisa mengkomunikasikan memalui visual kepada masyarakat (konsumen).

Desainer grafis menyelesaikan masalah komunikasi dan melahirkan rancangan yang membujuk konsumen menerima gagasan yang bisa membangkitkan emosi, logika atau keinginan.

Desainer grafis ditugaskan untuk memilih, meciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Tugas desainer grafis juga termasuk menciptakan identitas visual untuk institusi dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi, seperti membuat logo.

Buku desain menjadi sumber pemikiran sumber pemikiran dan pengetahuan penulisan dalam karya tulisan ilmiah. Buku yang membahas logo di Indonesia adalah buku

(41)

Surianto Rustan yang berjudul Mendiesain Logo. Dalam bukunya dijelaskan bahwa

“…Suatu logo yang ideal secara keseluruhan merupakan instrument rasa harga diri dan nilai-nilai yang mampu mewujudkan citra positif dan bonafiditas.Pada akhirnya adalah refleksi cita bisnis perusahaan, Institusi, Instansi, dan lain sebagainya yang disimbolisasikan serta direpresentasikan secara utuh dan total, bahwa logo tersebut mengandung arti atau makna suatu “kebijakan berfikir” dan “maksud tertentu”.

Badan usaha (aspirasi perusahaan), suatu kualitas dan nilai-nilai yang ditunjukan”.(Rustan, 2009:8)

2.2. Teori Komunikasi Antar Budaya

Penting bagi kita memahami apa itu komunikasi antar budaya, karena dapat dilihat secara jelas negara Indonesia ini adalah wilayah nusantara dengan berbagai keragaman, dan seharusnya kita kembali pada pedoman bangsa ini yaitu ‟Bhinneka Tunggal Ika‟, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap sama, sehingga keharmonisan antar bangsa dapat terjalin harmonis.

Budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, dan diwariskan dari generasi ke generasi, melalui usaha individu dan kelompok. Budaya menampakan diri, dalam pola-pola bahasa dan bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku; gaya berkomunikasi; objek materi, seperti rumah, alat,

(42)

dan mesin yang digunakan dalam industri dan pertanian, jenis transportasi, dan alat-alat perang. (Sihabudin, 2011:19).

Begitu banyak suku, agama, dan ras di negara ini, namun sebaiknya hal itu tidak dijadikan penghalang untuk negara ini menjadi berkembang, melainkan membuat semuanya itu menjadi kesatuan hingga tercipta negara yang solid, dan dapat bekerjasama untuk memajukan negara ini dimata dunia.

Setiap kebudayaan harus memiliki nilai-nilai dasar yang merupakan pandangan hidup dan sistem kepercayaan dimana semua pengikutnya berkiblat. Nilai dasar itu membuat para pengikutnya melihat diri mereka kedalam, dan mengatur bagaimana caranya mereka melihat keluar. Nilai dasar itu merupakan filosofi hidup yang mengantar anggotanya kemana dia harus pergi. (Liliweri, 2011: 137) .

Model komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya lain dan penerima pesannya anggota budaya lain. Dalam keadaan demikian, maka dapat diharapakan kepada masalah-masalah yang ada dalam suatu situasi di mana suatu pesan disandi dalam suatu budaya dan harus disandi baik dalam budaya lain.

(43)

Gambar II.1 Model komunikasi antarbudaya.

Keterangan:

a. Budaya A dan B relatif serupa

b. Budaya C sangat berbeda dari budaya A dan B . Perbedaanya tampak pada pemisah hubungan antara budaya A dan B yang saling berdampingan .

Proses komunikasi antarbudaya dilukiskan oleh panah-panah yang menghubungkan antarbudaya.

1. Pesan mengandung makna yang dikehendaki oleh penyandi (encoder) .

2. Pesan mengalami suatu perubahan dalam arti pengaruh budaya penyandi balik (decoder), telah menjadi bagian dari makna pesan . c. Makna pesan berubahan selama fase penerimaan / penyandian

balik dalam komunikasi antar budaya karena makna yang dimiliki decoder tidak mengandung makna budaya yang sama dengan encoder .

(44)

Panah-panah pesan menunjukan:

a. Perubahan antara budaya A dan B lebih kecil dari pada berubahan budaya A dengan budaya C.

b. Karena budaya C tampak berbeda dari budaya A dan B, penyandian baliknya juga sangat berbeda dan lebih menyerupai pola budaya C .

Model menunjukan bahwa bisa terdapat banyak ragam perbedaan budaya dalam komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya terjadi dalam banyak ragam, situasi, yang berkisar dari ragam interaksi antara orang-orang yang memiliki budaya dominan yang sama, tetapi subkultur dan subkelompok berbeda. (Sihabudin, 2011: 22-23)

2.2.1 Tujuan Komunikasi Antarbudaya Komunikasi antarbudaya, memiliki tujuan

a. Meningkatkan pengetahuan kita tentang diri kita sendiri dengan menjelaskan sebagian dari perilaku komunikatif yang tidak kita sadari.

b. Menjelaskan kendala-kendala terhadap pemahaman atas proses lintas budaya yang selama ini hampir tak teratasi.

(Mulyana, 2006; 55)

(45)

Budaya mempengaruhi komunikasi dalam banyak hal.

Budaya dalam hal ini, melukiskan kadar dan tipe kontak fisik yang dituntut oleh adat kebiasaan, dan intensitas emosi yang menyertainya. Budaya meliputi hubungan antara apa yang dikatakan dan apa yang dimaksudkan seperti “tidak” maksudnya

“mungkin” dan “besok”maksudnya “tak pernah”

2.2.2. Pengertian Budaya

Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa dan rasa. Kata budaya sebenernya berasal kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture , dalam bahasa Belanda distilahkan dengan kata culture, dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani) .(Setiadi, 2003:

27)

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat . Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material mau pun non-material. Sebagian besar ahli yang mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi padangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang

(46)

mengatakan bahwa kebuyaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks. (Setiadi, 2003: 28)

Kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

2.2.3. Sifat-Sifat Kebudayaan

Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan memiliki ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal.

Dimana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan.

Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimanapun. Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:

1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia

2. Budaya telah terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.

(47)

3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan

dalam tingkah lakunya.

4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan. (Setiadi, 2003: 33- 34)

1. Batik

Kain batik adalah bahan tekstil ( katun, sutra atau organdi) yang telah dibatik dan digunakan orang untuk sandang seperti kain, selendang atau sarung. Orang lain yang melihat akan memadukan hasil penglihatan dan perasaan sehingga memberikan ungkapan akan keindahan motif dan warna. Keindahan motif dan warna akan dapat diterima masyarakat sesuai seni budaya yang sedang berkembang pada saat itu. Hasilnya terjadilah perkembangan batik, batik motif maupun kegunaannya.

Batik adalah pelekatan lilin pada kan putih sebelum kain tersebut diberi warna. Cara pelekatan lili ini ada bermacam-macam, antara lain menggunakan canting, canting cap atau kuas.

Kebudayaan batik tradisional semula tumbuh di dalam keraton- keraton jawa dan berkembang di dalam lingkungan itu.

Perkembangan teknik memproduksi batik terjadi di keraton juga.

Situasi yang masih erat dengan kehidupan tradisional, situasi lingkungan yang masih mempertahakan unsur-unsur kebudayaan Hindu- Jawa, memberi kesempatan para wanita keraton mendalami

(48)

salah satu dasar pendidikan seni kriya batik, mulai dari menyusun motif sampai membatiknya.

Motif batik yang dipakai sebagai pakaian harian ada bermacam-macam coraknya. Pada upacara adat tertentu seperti perkawinan, motif batik yang digunakan antara lain truntum, grompol, nogosari, gringsing ceplok mangkoro, sidoasih, sidomulyo, sidomukti, semen rama dan nitik cakar ayam . Semua motif tersebut melambangkan kesuburan dalam mengarungi kehidupan baru. Upacara-upacara lain yang menggunakan motif khusus antara lain supitan (sunatan), taraban (mulai haid), mitoni atau tingkeban dan kematian .(Samsi, 2011: 7)

2. Wayang

Wayang merupakan salah satu karya seni dari masyarakat Indonesia yang luar biasa selain itu wayang juga dipengaruhi oleh akulturasi dari budaya India dan Arab. Penampilan wayang bisa dilihat dari dua aspek penting, yaitu aspek estetis atau keindahan dan aspek etis atau ajaran moral. Penonton bisa menyaksikan keindahan wayang melalui seni rupa , seni gerak atau sabet , seni suara, seni musik dan lain sebagainya. Melalui wayang kita dapat mengetahui ajaran-jaran petuah dan nasehat-nasehat untuk membentuk watak dan budi pekerti.

(49)

Ajaran-ajaran moral dapat disampaikan secara lebih baik kepada kita karena tidak hanya sekedar tutur kata saja tetapi juga ditampilkan melalui contoh-contoh tingkah laku. Pembuatan bahan ajar ini mempertimbangkan kebutuhan untuk menyampaikan pesan-pesan moral secara efektif kepada kita. Dalam sejarah wayang telah terbukti menjadi sarana yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan moral. Pada masa lalu, para wali menyampaikan pesan dakwah melalui wayang. Wayang terbukti mendapat tempat simpati masyarakat pada waktu itu karena disampaikan secara bijak. (Nurrochsyam, 2014 :1-2)

3. Komunikasi Sebagai Proses Penyampaian Tanda dan Makna Salah satu dari banyak teori komunikasi yang sudah ada dan diketengahkan oleh para ahli komunikasi adalah yang dikekmukakan oleh Jhon Fiske dalam bukunya Introduktion to Communication studies edisi kedua yang menjelaskan bahwa

“…Komunikasi dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni yang memandang sebagai proses dan yang memandang komunikasi sebagai tanda dan makna.” (Fiske,1990:1)

Komunikasi memiliki dua sudut pandang yang berbeda, sudut pandang yang pertama menggangap bahwa komunikasi merupakan sebuah proses, yang dimaksud proses disini adalah proses pernyataan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Yang dinyatakan adalah pemikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol sebagai

(50)

alat penyalur atau adanya seorang komunikator, pesan dan komunikan, media dan efek. Definisi tersebut diperkuat oleh formula dari Lasswell yaitu, “Who says what in which channel to whom with what effect”.

Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator terhadap komunikan melalui suatu media yang akan menimbulkan sebuah efek tertentu. Hal ini menunjukan bahwa komunikasi merupakan sebuah pengoprasian lambang-lambang komunikasi oleh masing-masing individu, dimana lambang-lambang tersebut memiliki banyak makna sehingga dapat menyampaikan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan.

Sudut pandang yang kedua, menganggap komunikasi sebagai tanda dan makna.Pendapat ini melihat bahwa tanda-tanda dalam pesan adalah unsur terpenting. Untuk itu memahami keseluruhan isi pesan dianggap hal penting karena tanda-tanda dalam pesan mengandung makna-makna tertentu, baik yang mempengaruhi maupun yang dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, yang lebih luas dalam interaksinya kepada manusia.

Komunikasi tidak hanya melulu membahas kata-kata atau sematik saja, komunikasi juga membutuhkan simbol yang sebagai pemaknaan dibandingkan menggunakan kata-kata. Simbol dapat menyampaikan pesan secara langsung sebagai bagian upaya untuk membujuk khalyak secara tidak langsung.Penggunaan

(51)

simbol sebagai alat komunikasi sebenarnya telah lama digunakan oleh manusia bahkan sejak awal sejarah umat manusia. Simbol digunakan untuk memandatkan dan mengirimkan pesan-pesan kompleks yang membutuhkan banyak kata-kata untuk menjelaskan pesan yang dimaksud. Menurut A.H Baker dalam buku “Analisis Teks Media” karangan Alex Sobur, menyatakan beberapa ungkapan yaitu sebagai berikut:

“Simbol atau lambang merupakan satu kategori tanda (sign).

Tanda (sign) terdiri atas ikon (icon), indeks (index) dan simbol (symbol).” (Sobur, 2003 :157-158)

Simbol sering diartikan sama dengan tanda, namun simbol lebih subtansif daripada tanda. Sebenarnya, tanda berkaitan langsung dengan objek, sedangkan simbol memerlukan proses pemaknaan yang lebih intensif setelah menghubungkan simbol dengan tanda.

Logo mengandung simbol, warna, yang diselaraskan sedemikian rupa sehingga mengandung kesan dibalik tampilannya.

Logo merupakan simbol yang mempunyai tujuan komunikasi untuk mencerminkan citra perusahaan. Dengan demikian logo bukan hanya sekedar gambar atau simbol atau lambang yang tidak memiliki arti. Penulis ingin menyikapi makna yang terkandung dalam sebuah logo tersebut sehingga penulis dapat lebih mengetahui dan mengerti pesan apa yang hendak disampaikan.

(52)

4. Copywriting

Copywriting adalah menulis suatu tulisan secara persuasive dengan tujuan mencapai penjualan atau pemasaran.Sedangkan copywriter adalah orang yang menulis naskah iklan. Copywriting berbeda dengan scriptwriting yang merupakan tulisan naskah kreatif yang secara khusus dibuat untuk suatu program acara televisi atau radio.

Frank Jenkis memberikan pengertian terhadap copywriting sebagai tulisan karya copywriter dalam bentuk karangan-karangan iklan yang dibuat semenarik mungkin. Beliau juga mengatakan bahwa copywriting adalah seni penulisan pesan penjualan yang paling persuasif dan kuat, yang melatar belakangi kewiraniagaan melalui media-media yang berkaitan.

Copywriting bertujuan untuk membangkitkan emosi dan membentuk imajinasi sehingga mempengaruhi pembaca atau pendengar untuk berbuat sesuai dengan apa yang diharapkan.

Karya tulis yang disusun secara kreatif dengan kata-kata kaya olahan sehingga kesatuan dan keajaiban makna tercipta.

Tulisan-tulisan dalam copywriting harus bisa menarik perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan dan tindakan. Posisi copywriting memang ditujukan untuk menterjemahkan dan mendeskripsikan sebuah produk ataupun jasa yang ditawarkan.

(53)

Tujuan copywriting yang utama adalah untuk membentuk dan menciptakan perilaku pembeli. Kemudian tujuan lainnya adalah untuk mengungkapkan atau menyampaikan hal-hal yang tersirat sekaligus yang tersurat. Seiring perkembangan zaman dan teknologi,produk dan jasa apapun jika dibuatkan iklan namun tidak mengenal baik jenis media promosinya adalah sama dengan sia- sia.

Berhasil atau tidaknya sebuah copywriting dapat dinilai dari seberapa jauh penampilan sebuah iklan dapat mengangkat angka penjulan dari produk atau jasa yang ditawarkan.

5. Kreatif

Kreatif diartikan sebagai “Suatu pilihan cara yang menarik untuk mengekspresikan posisi merek dalam suatu format iklan”.

Kepentingan nyata dari ide kreatif berasal dari kesadaran adanya kesulitan orang-orang kreatif dalam menyederhanakan kata-kata bagi posisi merek dalam suatu iklan di media. Sehingga ide kreatif sangatlah digunakan bagi semua perusahaan dalam membuat iklan.

Seorang kreatif dituntut berpikir secara taktis dan manajerial tetapi tidak meninggalkan kreatifitas.

Sesuatu disebut kreative jika:

a. Unik dan beda/Unique & Different b. Diingat/Recognized

(54)

c. Asli/original

d. Punya efek/Impactfull e. Mengejutkan/Shocking f. Sifat kebaruan/Novelty g. Inovatif

6. Tipografi

Tipografi dapat didefinisikan sebagai keterampilan mengatur bahan cetak secara baik dengan tujuan tertentu: seperti mengatur tulisan, membagi-bagi ruang/ spasi dan menata/menjaga huruf untuk membantu secara maksimal agar pembaca memahami teks.

Tipografi merupakan cara hemat untuk benar-benar membuat bermanfaat dan hanya secara kebetulan mencapai hasil estetis, oleh karena menikmati pola-pola, jarang sekali menjadi tujuan utama pembaca.

Menurut Ruan Mc Lean menyatakan bahwa tipografi adalah

“…seni atau keterampilan mendesain komunikasi melalui kata-kata tercetak”.

Ia juga mengungkapkan bahwa tipografi adalah suatu cara ketika kata-kata yang terpikir dalam benak seseorang lalu ditulis pada kertas dengan pinsil atau pena, kemudian menjadi dimungkinkan untuk digandakan sebanyak-banyaknya.

(Purwanto,2006 : 108-109)

(55)

Dari penggambaran tersebut dapat disimpulkan tipografi adalah untuk memudahkan pembaca berkomunikasi dengan penulisanya melalui penentuan jenis dan pengolahan susun hurufnya. Adapun kesulitan atau kekurangan lancaran dalam memahami teks akibat kurang baik dan benarnya susunan bahasa merupakan urusan editor/penyutingan bahasa.

7. Logo

Asal kata logo berasal dari Yunani, Logos, yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih dulu populer adalah istilah logotype, bukan logo”.(Rustan,2009 : 12)

Pertama kali istilah logotype muncul tahun 1810-1840, diartikan sebagai ; tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan tehnik littering atau memakai jenis huruf tertentu. Pada perkembangannya orang membuatnya makin unik/berbeda satu sama lain. Mereka mengolah huruf itu, menambahkan elemen gambar bahkan tulisan dan gambar berbaur jadi satu dan semua itu masih banyak yang menyebutnya dengan istilah logotype.

Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih popular dari pada logotype.

(56)

Logo bisa menggunakan elemen :

a. Tulisan b. Logogram

c. Ilustrasi, dan lain-lain

Banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar atau symbol pada identitas visual.

Peranan logo juga menggambarkan tujuan dan arah dari suatu yang diwakili. Logo digunakan sebagai pembentuk citra dan identitas pribadi yang akan dipublikasikan. Tidak hanya perusahaan yang memiliki logo, tetapi lembaga, produk, agensi, asosiasi, institusi maupun suatu acara juga memiliki logo sebagai pembeda.

Pada umumnya sebuah logo adalah penggabungan antara tulisan dengan gambar, dan dari penggabungan tersebut diharapkan sebuah logo mampu memberikan imajinasi yang baik, sehingga dapat memberikan kesan yang baik bagi siapa saja yang melihat logo tersebut. Logo sebagai pesan selanjutnya akan dinikmati dan diperhatikan oleh individu.

Biasanya masing-masing individu akan menginterpretasikan pesan dalam bentuk logo tersebut. Hasil interpretasi itu merupakan pemahaman atau pengetahuan individu terhadap arti pesan yang diterimanya. Suatu logo dapat membangkitkan perhatian melalui penggunaan bentuk-bentuk dan warna-warna.

(57)

Perancangan dari logo yang baik menurut David E Carter (Sihombing,2001: 53 )yaitu:

a. Logo memiliki keaslian dan keunikan . b. Logo harus mudah dibaca.

c. Logo harus sederhana dan mudah dimengerti.

d. Logo harus mengesankan dan mudah diingat.

e. Logo mudah mencerminkan perusahaan/badan/lembaga.

f. Logo mudah diaplikasikan pada semua media grafis.

Pada penggunaanya, logo bukanlah sebuah gambar yang dapat diubah-ubah seenaknya. Karena konsentrasi suatu logo akan berdampak pada apa yang diwakilinya, namun perubahan suatu logo dapat terjadi dalam rangka untuk memperbaiki image, mewakili harapan-harapan baru, perubahan-perubahan positif dan semangat baru yang ingin dikedepankan.

Dalam dunia periklanan, logo merupakan aspek yang dapat menunjang baik buruknya sebuah iklan. Logo termasuk dalam aspek pokok dalam sebuah iklan, khususnya untuk menyempurnakan tampilan visual dari iklan itu sendiri.Keberadaan logo sendiri biasanya untuk meningkatkan ekuitas merk suatu produk. Sedangkan untuk logo yang ada dalam iklan suatu event, digunakan untuk menggungah kesadaran publik akan event itu sendiri.

(58)

Tidak sedikit yang masih mempunyai anggapan bahwa pengaruh logo tidak terlalu besar dalam sebuah iklan, padahal seiring dengan perkembangan zaman logo menjadi satu ciri khas yang mudah melekat dibenak publik. Logo harus mampu memberikan kesan yang baik, Karena jika logo memberikan imajinasi yang buruk, maka dapat dipastikan tak satu pun yang akan menghiraukan produk ataupun tergugah akan keberadaan brand.

Mengutip “Design Dictionary” dari Board of Internasional Research in Design (BIRD): “Logo biasanya mengandung teks, gambar atau kombinasi keduanya”.(Rustan, 2009 : 13)

Dalam salah satu artikel di majalah Concept, Design Institute Australia mengatakan:

“…Logo adalah sebuah sebuah symbol atau gambar pengidentifikasi perusahaan tanpa kehadiran nama perusahaan Logotype adalah cara khusus menuliskan nama perusahaan”.

Logo merupakan suatu identitas merek yang mengkomunikasikan secara luas tentang produk,pelayanan dan organisasi dengan cepat. Logo tidak sekedar label, tetapi menampilkan pesan kualitas dan semangat produk lewat pemasaran, periklanan, dan kinerja produk.

Identitas produk yang kuat membuat program perkulihan dan hubungan masyarakat menjadi lebih efektif karena logo-logo tersebut berfungsi sebagai steno visual dari makna yang melekat

Gambar

Gambar II.1 Model komunikasi antarbudaya.

Referensi

Dokumen terkait

Trick effect (manipulasi foto) adalah tindakan memanipulasi foto, seperti menambah, mengurangi, atau mengubah obyek dalam foto sehingga menjadi gambar yang sama sekali lain

Hasil penelitian yang dilakukan dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Online Detik Travel Terhadap Minat Berwisata (Survey MahasiswaJurusan Pariwisata Universitas

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana independensi seorang wartawan dalam menghadapi dominasi dari pemilik media, khususnya dalam bentuk

Berdasarkan hasil wawancara dengan key informan yaitu produser dan salah satu team promosi dapat disimpulkan bahwa strategi promosi yang dilakukan event I Can See Your

Saya ingin bertanya dan ingin meminta saran dari bapak, saya sedang melakukan sebuah penelitian di kuretakeso kemang hotel Jakarta dan yang saya teliti adalah strategi marketing

Bongkar dan Bento tidak sepenuhnya memiliki perasaan yang hanya mewakili Iwan Fals seorang yang juga penulis lagu tersebut, melainkan secara tidak langsung juga

Strategi dalam penelitian yang dilakukan oleh Aldo Brue yaitu berupa memahami keingginan masyarakat akan suatu produk yang berkualitas, dengan melihat tempat atau lokasi serta

Penelitian kedua ditulis oleh Muhammad Nizar (UIN Syarif Hidayatullah,2014), dengan judul Pandangan Masyarakat Dalam Pernikahan Usia Dini Studi Kasus Di Desa