UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
SKRIPSI
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT SAKA ENERGI DALAM MEMPERTAHANKAN
KEBERLANJUTAN OPERASIONAL PERUSAHAAN
Diajukan Oleh :
NAMA : ANNISA LARASATI NIM : 2015-41-388
KONSENTRASI : HUBUNGAN MASYARAKAT
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi Jakarta
2019
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Annisa Larasati
Nim : 2015 – 41 – 388
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi : Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan
Telah memenuhi persyaratan untuk di uji baik dari segi isi maupun segi teknis
PANITIA PEMBIMBING SKRIPSI
(Dr. Prasetya Yoga Santoso, M.M.) (Dr. Novita Damayanti, M.Si.)
Pembimbing I Pembimbing II
Tanggal : 7 Agustus 2019 Tanggal : 5 Agustus 2019
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UPDM (B)
(Dr. Wahyudi M. Pratopo, S.Ip, M.Si.)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Annisa Larasati
Nim : 2015 – 41 – 388
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi : Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan
Telah dipertahankan di hadapan Penguji yang diadakan pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2019 dan dinyatakan LULUS.
PANITIA PENGUJI
(Dra. Harti Yuwarti, M. Si. ) (Dra. Ida Fariastuti, M. Si. )
Penguji I Penguji II
Tanggal : 28 Agustus 2019 Tanggal : 28 Agustus 2019
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UPDM (B)
Dr. Prasetya Yoga Santoso, M.M.
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Annisa Larasati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 4 September 1997
Alamat : Jl. Wadassari I RT 006/02 No. 34 Pd. Betung, TangSel Telepon/ HP : 087888501057
Status : Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UPDM (B)
NIM : 2015 – 41 – 388
Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Hubungan Masyarakat
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi :
Judul : Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan
Pembimbing I : Dr. Prasetya Yoga Santoso, M.M.
Pembimbing II : Dr. Novita Damayanti, M. Si.
Menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya buat merupakan hasil asli (orisinal) dan bukan duplikasi dan skipsi orang lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup untuk dikenakan sanksi akademis sesuai peraturan yang berlaku di Falkultas Ilmu Komunikasi Univesitas Prof.
Dr. Moestopo (Beragama).
Jakarta, Agustus 2019 Yang menyatakan,
(Annisa Larasati)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta kasih- Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di PT. Saka Energi.
Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebahagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S. IKom) bagi mahasiswa program Sarjana (S1) di program studi Ilmu Komunikasi Jurusan Hubungan Masyarakat Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Peneliti menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Implementasi Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT. Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan”.
Peneliti telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, Agustus 2019 Peneliti
UCAPAN TERIMA KASIH
Di dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti telah melibatkan banyak pihak yang telah membantu, baik bantuan dan dukungan moral maupun materil. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih sedalam- dalamnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sriyata dan Ibu Lainah yang selalu memberikan dorongan terutama dalam bentuk doa, motivasi, inspirasi, dan materi sehingga penulis bisa terus semangat dan berhasil melewati masa-masa sulit yang pernah dirasakan ketika menyelesaikan skripsi ini. Serta kakak saya, Anto Langgeng Prayogo yang diam-diam perhatian kepada saya dan senantiasa memberikan doa. Adik saya, Nabilla Fira Ayatrie yang sudah menjadi teman curhat, bersenda gurau untuk menghilangkan rasa penat. Tak lupa nenek (mbah) saya tersayang, Sidem karena selalu mengingatkan peneliti untuk makan dan terus bersabar.
2. Bapak Dr. Prasetya Yoga Santoso, M.M. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu luangnya untuk membimbing peneliti dengan kesabarannya demi penyusunan dan penulisan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Novita Damayanti, M.Si. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan waktu luangnya, serta kesabarannya untuk membimbing peneliti dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Harti Yuwarti, M. Si., dan Dra. Ida Fariastuti, M. Si. selaku dosen penguji, yang telah bersedia memberikan waktu luangnya untuk menguji, membimbing, dan berkonsultasi dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. M. Muminto Arief, M. IKom. selaku Kepala Konsentrasi Humas Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak M. Gunawan Alif sebagai pakar Corporate Social Responsibility yang telah memberikan ilmunya mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan.
7. Bapak Yayan Mulyana selaku SR & ER Supervisor PT Saka Energi yang telah meluangkan waktunya dan bersedia menjadi key informant peneliti serta memberikan informasi bagi kepentingan skripsi saya.
8. Mba Zsa Zsa Ryzki sebagai Public Relations PT Saka Energi sekaligus mentor pada saat peneliti melakukan PKL, yang telah membantu untuk memberikan informasi seputar skripsi ini.
9. Mba Agustiana Susanti sebagai HR PT. Saka Energi yang telah membantu peneliti untuk dapat melakukan penelitian di PT Saka Energi.
10. Teman-teman dekat penulis (Dwi Putra Anugrah/Oki, Resti Magriti, Annisa Dwinita, Sisca Lestari, Nur Adi Santoso) dan rekan-rekan seperjuangan lainnya yang selalu memberikan informasi dukungan satu sama lain.
11. Teman-teman Jepang peneliti yang senantiasa memberikan support dan semangatnya.
12. Dan pihak-pihak lain yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu yang saling memberikan semangat, tempat tukar pikiran, motivasi, dan doa.
Jakarta, Agustus 2019 Peneliti
Annisa Larasati
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL & GAMBAR ... ix
ABSTRAK ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Fokus Penelitian ... 9
1.3. Pertanyaan Penelitian ... 10
1.4. Tujuan Penelitian ... 10
1.5. Signifikansi Penelitian ... 11
1.5.1. Signifikansi Teoritis ... 11
1.5.2. Signifikansi Praktis ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Kajian Pustaka – Penelitian Sejenis ... 12
2.2. Kerangka Konsep-konsep Penelitian dan Teori ... 20
2.2.1. Komunikasi ... 20
2.2.2. Public Relations ... 24
2.2.3. Corporate Social Responsibility ... 27
2.2.4. Community Development ... 57
2.2.5. Community Relations ... 59
2.2.6. Government Relations ... 61
2.2.7. Operational Sustainability(Sustainability Business) 62 2.3. Bagan Alur Pikir ... 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian ... 64
3.2. Pendekatan Penelitian ... 66
3.3. Jenis/Format Penelitian ... 67
3.4. Metode Penelitian ... 68
3.5. Objek dan Subjek Penelitian ... 69
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 69
3.7. Teknik Keabsahan Data ... 71
3.8. Teknik Analisis Data ... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek ... 79
4.1.1. Profil PT Saka Energi ... 79
4.1.2. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan ... 80
4.1.3. Rencana ke Depan PT Saka Energi ... 81
4.1.4. Kegiatan Usaha Perusahaan ... 82
4.1.5. Strategi Pemasaran PT Saka Energi ... 85
4.1.6. Logo Perusahaan ... 87
4.1.7. Struktur Organisasi Perusahaan ... 88
4.1.8. Corporate Social Responsibility (CSR) PT Saka Energi ... 88
4.1.9. Lingkup dan Pendanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT Saka Energi ... 89
4.2. Deskripsi Subjek Penelitian ... 89
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 91
4.3.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) PT Saka Energi ... 91
4.3.2. Landasan Program CSR PT Saka Energi ... 96
4.3.3. Implementation Corporate Social Responsibility of Saka Energy ... 101
4.3.4. Program-program CSR PT Saka Energi ... 118
4.4. Pembahasan ... 131 4.4.1. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
PT Saka Energi ... 131 4.4.2. Prinsip Dasar CSR ... 135 4.4.3. Jenis/Kategori CSR... 138 BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ... 145 5.2. Saran ... 146 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL & GAMBAR
Tabel
Tabel 2.1. Matriks Penelitian Sejenis ... 12
Tabel 2.2. Implementation Framework ... 48
Tabel 3.1. Tiga Paradigma Ilmu Sosial ... 65
Gambar Gambar 2.1. Komponen Komunikasi ... 22
Gambar 2.2. Triple Bottom Lines dalam Corporate Social Responsibility.... 32
Gambar 3.1. Trianggulasi Sumber Data ... 73
Gambar 3.2. Trianggulasi Teknik Pengumpulan Data ... 72
Gambar 3.3. Trianggulasi Waktu Pengumpulan Data... 73
Gambar 3.4. Trianggulasi Sumber Pengumpulan Data ... 73
Gambar 3.5. Trianggulasi Teknik Pengumpulan Data ... 74
Gambar 3.6. Komponen dalam Analisis Data (flow model) ... 75
Gambar 3.7. Komponen dalam Analisis Data (interactive model) ... 76
Gambar 4.1. Logo Perusahaan PT Saka Energi ... 87
Gambar 4.2. Struktur PT Saka Energi ... 88
Gambar 4.3. Tahapan CSR ... 135
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
ABSTRAK
Nama : Annisa Larasati NIM : 2015 – 41 – 388
Konsentrasi : Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi : Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan
Jumlah Isi : V Bab + 147 halaman
Bibliografi : 31 buku, 18 website, 6 jurnal dan karya ilmiah Pembimbing I : Dr. Prasetya Yoga Santoso, M.M.
Pembimbing II : Dr. Novita Damayanti, M.Si.
Demi terwujudnya sustainability business, berbagai strategi dilakukan perusahaan. Salah satunya melalui pelaksanaan kegiatan CSR. CSR merupakan prinsip beretika yang dilakukan perusahaan sebagai rasa tanggung jawab dan komitmen perusahaan terhadap stakeholders. PT Saka Energi merupakan perusahaan yang secara konsisten menjalankan kegiatan CSR.
Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana Implementasi CSR PT Saka Energi dalam mempertahankan keberlanjutan operasional perusahaan, bagaimana prinsip dasar CSR PT Saka Energi dalam mempertahankan keberlanjutan operasional perusahaan, dan bagaimana kategorisasi CSR PT Saka Energi dalam mempertahankan keberlanjutan operasional perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi CSR PT Saka Energi dalam mempertahankan keberlanjutan operasional perusahaan, untuk mengetahui prinsip dasar CSR PT Saka Energi dalam mempertahankan keberlanjutan operasional perusahaan, dan untuk mengkategorisasikan CSR PT Saka Energi dalam mempertahankan keberlanjutan operasional perusahaan.
Konsep yang digunakan adalah Triple Bottom Line dan CSR Implementation framework. Konsep Triple Bottom Line menjelaskan sustainability perusahaan harus berlandaskan pada konsep 3P. CSR implementation framework mengidentifikasi panduan kerja yang dilakukan perusahaan dalam melaksanakan program CSR.
Paradigma penelitian ini adalah konstruktivis. Pendekatan penelitian pada penelitian ini adalah kualitatif. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Teknik keabsahan data pada penelitian ini adalah trianggulasi. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah Implementasi CSR yang dilakukan PT Saka Energi tidak jauh berbeda dengan CSR kerangka kerja implementasi CSR oleh Paul Hohnen. Landasan/prinsip dasar program CSR PT Saka Energi sesuai pada konsep Triple Bottom Line. Kegiatan CSR rutin Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi, serta Ekowisata Mangrove merupakan kegiatan berbentuk praktis bisnis yang memiliki tanggung jawab sosial. Sedangkan program Beasiswa dan Bantuan, Rumah Pintar, dan Saka Mengajar merupakan praktik bisnis berbentuk philanthropy. Program Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi, Ekowisata Mangrove, Saka Mengajar, dan Kampung Berseri berbentuk Pemberdayaan Masyarakat. Program pengembangan keberlanjutan PT Saka Energi di dominasi pola community development.
Kata Kunci : CSR, Community Development, PT Saka Energi
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
ABSTRACT
Name : Annisa Larasati NIM : 2015 – 41 – 388
Consentration : Hubungan Masyarakat
Title : Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan
Bab : I, II, III, IV, and V Contents : 147 pages
Bibliography : 31 books, 18 websites, 6 journals Advisor I : Dr. Prasetya Yoga Santoso, M.M.
Advisor II : Dr. Novita Damayanti, M.Si.
For the sake of the realization of business sustainability, various strategies are carried out by the company. One of them is through the implementation of CSR activities. CSR is an ethical principle that is carried out by the company as a sense of responsibility and corporate commitment to stakeholders. PT Saka Energi is a company that consistently runs CSR activities.
The research questions are how the implementation of PT Saka Energi's CSR in maintaining the company's operational sustainability, how the basic principles of PT Saka Energi's CSR in maintaining the company's operational sustainability, and how the categorization of PT Saka Energi's CSR in maintaining the sustainability of the company's operations. The purpose of this study is to determine PT Saka Energi's CSR implementation in maintaining the sustainability of the company's operations, to find out the basic principles of PT Saka Energi's CSR in maintaining the company's operational sustainability, and to categorize PT Saka Energi's CSR in maintaining the sustainability of the company's operations.
The concept used is the Triple Bottom Line and CSR Implementation framework. The Triple Bottom Line concept explains the company's sustainability
must be based on the 3P concept. The CSR implementation framework identifies work guidelines carried out by companies in implementing CSR programs.
The paradigm of this research is constructivist. The research approach in this study is qualitative. The method used is a case study. Data collection techniques using in-depth interviews. The data validity technique in this research is triangulation. Data analysis techniques in this study are data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
The results obtained are that the implementation of CSR conducted by PT Saka Energi is not much different from the CSR framework of CSR implementation by Paul Hohnen. The foundation / basic principle of PT Saka Energi's CSR program is in accordance with the Triple Bottom Line concept.
Routine CSR activities in Water Supply and Sanitation, and Mangrove Ecotourism are practical activities in the form of business that has social responsibility. While the Scholarship and Aid program, Smart House, and Saka Mengajar are business practices in the form of philanthropy. Clean Water and Sanitation Provision Program, Mangrove Ecotourism, Saka Mengajar, and Serial Village in the form of Community Empowerment. PT Saka Energi's sustainability development program is dominated by community development patterns.
Keywords : CSR, Community Development, PT Saka Energi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Lain dulu, lain sekarang. Mungkin kalimat “Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam termasuk minyak dan gas bumi”, kerap terdengar ditelinga banyak orang. Kenyataannya, laju industri migas dalam negeri justru merosot perlahan-lahan dan selalu berada di bawah target.
Berdasarkan data Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM), investasi hulu sektor migas dalam tiga tahun terakhir selalu di bawah target. Pada 2016, realisasi investasi hulu migas tercatat US$11,6 miliar atau di bawah target yang mencapai US$15,9 miliar. Kemudian, pada 2017, realisasi investasi hulu migas tercatat US$9,33 miliar atau berkisar 80 persen dari targetnya. Tahun lalu, realisasi investasi hulu migas hanya US$11,9 miliar atau 83,8 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang mematok US$14,2 miliar (sumber: https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20190110115843- 85-359897/redup-investasi-hulu-migas-di-tahun-politik Diakses 3 April 2019). Meski begitu, hingga kini eksistensi minyak bumi dan gas alam belum bisa tersingkirkan dari peradaban manusia. Hampir semua fasilitas yang dinikmati manusia sekarang memerlukan minyak bumi dan gas alam
sebagai sumber bahan bakar. Mulai dari mobil, motor, pesawat terbang, listrik, dan lainnya.
Industri minyak dan gas bumi diyakini tidak hanya dijadikan sebagai salah satu sumber utama pendapatan Negara. Tetapi juga mengedepankan pemenuhan energi nasional dalam rangka ketahanan energi nasional dan sebagai penggerak perekonomian Negara. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, "Perubahan itu membawa konsekuensi bahwa negara tidak lagi mengedepankan tujuan pengusahaan migas sebagai salah satu sumber utama penerimaan negara akan lebih mengedepankan pemenuhan energi nasional dalam rangka ketahanan energi nasional,"
(sumber:https://migas.esdm.go.id/post/read/Paradigma-Migas-Sebagai- Penggerak-Pertumbuhan-Ekonomi-Nasional- Diakses 3 April 2019).
Dibalik itu, berkecimpung di industri minyak bumi dan gas alam bukanlah hal yang mudah. Selain dari faktor pesaing, terdapat beberapa faktor penghambat lainnya, seperti kondisi aspek bawah permukaan (subsurface) sumur yang sulit untuk ditebak, tingginya biaya produksi, naik turunnya harga minyak dunia, hingga hambatan dari stakeholder atau Pemerintah Daerah yang mengeluhkan dampak dari kegiatan industri migas di suatu wilayah.
Sebagai entitas anak yang dimiliki secara penuh oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), perusahaan nasional terkemuka yang bergerak di bidang distribusi dan transportasi gas bumi, yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Saka Energi adalah perusahaan yang bergerak di bidang hulu (downstream) Minyak dan Gas Bumi (MIGAS). Sesuai Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan didirikannya Perusahaan adalah menjalankan usaha dan investasi di bidang hulu minyak dan gas, yang meliputi kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pengembangan usaha di bidang minyak dan gas bumi, gas metana batubara (CBM) dan sumber energi lainnya (annual report PT Saka Energi Indonesia 2016).
Sebagai anak Perusahaan Gas Negara, tidak menjadikan PT Saka Energi berpuas diri. Hal itu dibuktikan dari hasil kerja keras Saka yang membuahkan segudang prestasi. PT Saka Energi telah meraih banyak penghargaan, yakni exploration gold award (2015), penghargaan Tata Biwara Utama (2015), penghargaan Pencegahan Polusi Air (2015), Penghargaan Proper Biru (2015), HSSE Award (2015), Anugerah Peduli Pendidikan (2015), serta penghargaan bergengsi lainnya seperti penghargaan BPKP Audit dan Cinta Karya Nusantara dari SKK Migas di tahun 2016/2017, penghargaan "Patra Nirbhaya Karya Pratama" dalam kategori Tanpa Kehilangan Jam Kerja Sebagai Akibat Kecelakaan pada
periode 16 Januari 2016 sampai dengan 31 Maret 2016 oleh Menteri ESDM, dan penghargaan “Patra Nirbhaya Karya Pratama” untuk kedua kalinya dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral atas keberhasilannya mencapai 4.802.152 jam kerja tanpa kehilangan hari kerja karena kecelakaan pada periode 15 Januari 2014 sampai 31 Maret 2017. (www.sakaenergi.com Diakses pada 8 April 2019).
Menjadi perusahaan yang berkonsentrasi pada kegiatan eksplorasi dan ekploitasi sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (non- renewable), perlu digarisbawahi tentang perlunya pemanfaatan kekayaan alam tersebut secara bijak. Perusahaan tidak hanya beroperasi untuk meraih keuntungan saja, tetapi juga perlu memperhatikan kepentingan masyarakat dan pelestarian lingkungan sekitar.
CSR atau Corporate Social Responsibility merupakan suatu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya. Tanggung jawab sosial muncul dan berkembang sejalan dengan korelasi antara perusahaan dengan masyarakat yang sangat ditentukan oleh dampak yang timbul dari perkembangan dan peradaban masyarakat. Dalam perkembangannya, John Elkington (1997) mengemukakan penemuan besar yang menjadi konsep dasar dalam implementasi program CSR yaitu “Triple Bottom Line”. Artinya, perusahaan harus memperhatikan 3P untuk menjaga ‘kehidupan’
bisnisnya. Bukan hanya mementingkan keuntungan (Profit) tetapi juga harus memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat (People) dan ikut serta dalam melestarikan lingkungannya (Planet).
Sebagai badan hukum, Saka tunduk pada Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) No. 40 Tahun 2007, yang mana Pemerintah mewajibkan bagi perusahaan untuk melaksanakan program atau tanggung jawab sosial perusahaan, serta Peraturan Pemerintah No.
47/2012 yang mengatur tentang pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan. Peraturan Pemerintah No. 47/2017 ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Di dalam Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 berbunyi : Ayat 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkunganya.
Ayat 2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dalam ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Ayat 3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dalam lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Adapun ketentuan tersebut dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Berdasarkan PP No. 47/2012, yang dimaksud
dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam” adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Sedang yang dimaksud dengan
“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam termasuk pada pelestarian fungsi lingkungan hidup. (Alif, 2016: 17). Kewajiban dalam menjalankan CSR tidak hanya diakui peraturan perundang-undangan, tapi sekaligus sebagai kewajiban hukum yang harus dilaksanakan.
Agar keberlangsungan pembangunan dapat terjaga, maka program-program CSR harus bersifat berkelanjutan, dan tidak parsial.
Demi terwujudnya program CSR yang berkelanjutan, diperlukan sebuah kejelasan dan komitmen dari perusahaan serta stakeholder untuk memandu perjalanannya.
Disamping sebagai industri bisnis, perusahaan pun berperan sebagai entitas sosial (corporate citizenship) yang berpengaruh dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Sebagai industri ekstraktif – dimana bahan baku utamanya terdapat di alam dan diambil secara langsung – industri pertambangan kerap dituding sebagai aktor perusak lingkungan. Bagaimana tidak? Seluruh kegiatan pertambangan tidak
terlepas dari pemanfaatan dan pengeksploitasian sumber daya alam.
Sehingga wilayah yang menjadi area pertambangan akan menyebabkan pengikisan (erosi). Limbah hasil kegiatan usaha industri pertambangan pun dapat mencemari lingkungan.
Dengan pelaksanaan kegiatan CSR, diharapkan dapat memberikan hasil yang positif dan optimal bagi para pihak maupun lingkungan yang terlibat. Namun, dalam pelaksanaan kegiatan CSR di lapangan, kenyataannya akan banyak sekali pertukaran wacana dan kontestasi di antara stakeholders. Tidak seluruh kegiatan CSR perusahaan akan diterima begitu saja saat dilaksanakan di lapangan. Sejumlah kritik dan ketidaksetujuan akan selalu muncul. Sehingga, tidak semua pihak mampu memberikan respon yang diharapkan oleh perusahaan.
Seperti kasus di Desa Ussu Kecamatan Malili, Luwu Timur dan PT.
PUL. Sejumlah masyarakat Desa Ussu menggelar aksi damai di perusahaan tambang nikel PT. PUL, Sabtu (13/4/2019). Masyarakat yang mengadakan aksi tersebut, mengeluhkan aktivitas pertambangan yang dilakukan perusahaan tambang nikel PT. PUL (Prima Utama Lestari). “Ini perusahaan sudah tidak sesuai dengan komitmen awal. Hentikan aktivitas penambangan sebelum membenahi konstruksi tanah yang rawan longsor.
Tolong perhatikan keselamatan warga, soalnya banyak rumah warga disekitar penambangan itu,” terang Ir. Rapiuddin, salah satu anggota BPD
Desa Ussu. “Ini permasalahannya, sejak awal masyarakat tidak setuju kalau perusahaan ada di daerah kami, soalnya dikhawatirkan kalau tidak ada komitmen. Belum lagi, tidak adanya penghijauan hutan kembali terus dibuka lagi untuk penambangan,” ungkap Rapiuddin (https://buruhtinta.co.id/khawatir-longsor-masyarakat-tuntut-tambang- nikel-pt-pul-di-tutup/ Diakses pada 18 April 2019).
Dalam lingkungan perusahaan, masyarakat di sekitar perusahaan merupakan pihak terpenting untuk memperoleh apresiasi. Apresiasi tersebut dapat berbentuk peningkatan kualitas kesejahteraan hidup melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam program CSR.
Umumnya, perusahaan akan melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan CSR, baik sebagai objek maupun subjek. Hal ini dikarenakan masyarakat adalah salah satu pihak yang cukup berpengaruh dalam menjaga eksistansi suatu perusahaan, sekaligus sebagai pihak yang paling merasakan dampak dari kegiatan produksi suatu perusahaan.
Melalui kegiatan CSR pun perusahaan akan memperoleh profit, baik yang bersifat intangible maupun tangible. Keuntungan intangible seperti terciptanya hubungan harmonis antara perusahaan dengan masyarakat sekitar, sehingga keberadaan perusahaan dapat diterima dengan baik. Pada akhirnya, perusahaan (khususnya tambang ataupun migas) dapat mendapatkan licence to operate untuk keberlanjutan
operasionalnya. Secara tidak langsung, keuntungan tangible diperoleh perusahaan, begitupun dengan citra dan reputasi perusahaan.
Pentingnya CSR sebagai bagian dari aktivitas perusahaan juga disadari oleh PT Saka Energi. PT Saka Energi berkomitmen untuk terlibat dalam pembangunan berkelanjutan bersama dengan masyarakat di sekitar wilayah operasi dan memastikan bahwa keberadaan Saka berdampak baik bagi masyarakat, perekonomian setempat dan bagi lingkungan hidup. Program CSR yang dilakukan PT Saka Energi fokus terhadap empat sektor yakni, pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan CSR yang dilaksanakan PT Saka Energi dalam memperhatikan kondisi lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi masyarakat pesisir di sekitar wilayah operasi pengeboran.
Secara spesifik fenomena tersebut diangkat ke dalam penelitian dengan judul “Implementasi CSR PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan”.
1.2. Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah aktivitas dan penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Saka Energi dalam mewujudkan licence to
operate dari masyarakat sekitar sehingga dapat mempertahankan keberlanjutan operasional perusahaan.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, timbul perumusan masalah yang dikemukakan untuk diteliti yaitu :
1) Bagaimana Implementasi Corporate Social Responsibilty (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlajutan Operasional Perusahaan?
2) Bagaimana prinsip dasar Corporate Social Responsibilty (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlajutan Operasional Perusahaan?
3) Bagaimana jenis/kategorisasi Corporate Social Responsibilty (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlajutan Operasional Perusahaan?
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui Implementasi Corporate Social Responsibilty (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan.
2) Untuk mengetahui prinsip dasar Corporate Social Responsibilty (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan.
3) Untuk mengkategorisasikan kegiatan Corporate Social Responsibilty (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan.
1.5. Signifikansi Penelitian 1.5.1. Signifikansi Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau referensi bagi para peneliti lain serta dijadikan sebagai acuan dalam menerapkan khasanah keilmuan yang berkaitan dengan ilmu komunikasi, khususnya dibidang Public Relations mengenai implementasi kegiatan Corporate Social Responsibilty yang dilaksanakan PT Saka Energi.
1.5.2. Signifikansi Praktis
1) Sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi PT Saka Energi dalam pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibilty, apakah kegiatan tersebut sudah tepat sehingga berdaya guna bagi masyarakat.
2) Sebagai penambah informasi bagi praktisi Public Relations untuk memahami pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR sebagai bentuk kepedulian dan komitmennya terhadap masyarakat.
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP & TEORI
2.1. Kajian Pustaka – Penelitian Sejenis
Sebelumnya telah ditemukan penelitian sejenis yang membahas Corporate Social Responsibility. Penelitian tersebut dijadikan sebagai bahan rujukan dan pedoman bagi peneliti untuk menyelesaikan penelitian tentang program kegiatan CSR PT Saka Energi.
Tabel 2.1
Matriks Penelitian Sejenis
NO PENELITI 1 PENELITI 2 PENELITI 3
1.
NAMA PENELITI/
TAHUN
Syifa Rachmawati (2018)
Deshinta Ria Liany (2017)
Annisa Larasati (2019)
2. UNIVERSITAS
Universitas Prof. Dr.
Moestopo (Beragama)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Universitas Prof.
Dr. Moestopo (Beragama)
3. JUDUL
Implementasi CSR PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Dalam Mempertahankan Perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Poso Energy dalam Pemberdayaan
Masyarakat Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara,
Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan
4. FOKUS PENELITIAN
Bagaimanakah implementasi CSR PT. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dalam Mempertahankan Reputasi, agar tetap bisa mendapatkan reputasi yang positif di mata masyarakat
1. Bagaimana
gambaran CSR PT.
Poso Energy dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Sulewana,
Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah 2. Bagaimana pola
CSR dan Tahapan Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan PT. Poso Energy di Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah?
Bagaimana implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT Saka Energi dalam mewujudkan licence to operate dari masyarakat sekitar sehingga dapat
mempertahankan keberlanjutan operasional perusahaan.
5. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui implementasi CSR PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dalam mempertahankan reputasi.
Untuk
mengkategorikan kegiatan Corporate
1. Untuk
menggambarkan Pemberdayaan Masyarakat yang dilaksanakan oleh CSR PT. Poso Energy di Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara,
Untuk mengetahui Implementasi CSR PT Saka Energi dalam
Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan.
Untuk mengetahui prinsip dasar CSR
Social Responsibility yang dilakukan dalam
mempertahankan reputasi perusahaan
Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah 2. Untuk menjabarkan
pola CSR dan tahapan
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PT.
Poso Energy di Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah
PT Saka Energi dalam
Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan.
Untuk
mengkategorikan kegiatan CSR PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan.
6. TEORI
- Triple Bottom Line - Excellence in
Public Relations
- Teori CSR dari PIRAC (Pola CSR) - Konsep piramida
Tanggung Jawab Sosial Archie B. Carol
- Triple Bottom Line
- CSR
implementation framework 7. METODE
PENELITIAN Deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif Deskriptif Kualitatif 8. JENIS
PENELITIAN Penelitian Kualitatif Penelitian Kualitatif Penelitian Kualitatif 9. PARADIGMA
PENELITIAN Konstruktivis Konstruktivis Konstruktivis
10. HASIL PENELITIAN
1. Implementasi CSR pada program Mudik Lebaran Gratis, Operasi Mata
1. CSR PT. Poso Energi memiliki 5 bidang program, diantaranya program
1. Implementasi CSR yang dilakukan PT Saka Energi tidak jauh
Katarak, Santunan Bagi Kaum Dhuafa, Desa Rempah dan Desa Wisata Buah merupakan komitmen
perusahaan dalam
pembangunan masyarakat yang berkelanjutan, mengatasi isu-isu yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat dan mewujudkan tindakan- tindakan yang sesuai dengan keadaan sosial terhadap masyarakat sekitar dan masyarakat luas.
2. Kegiatan CSR rutin Mudik Lebaran Gratis, Operasi Mata Katarak dan
pendidikan, kesehatan, kemasyarakatan, perlindungan lingkungan, dan pengembangan masyarakat.
Program yang termasuk bidang pengembangan masyarakat adalah budidaya ikan sidat, kebun percontohan dan penyelamatan Danau Poso.
2. Berdasarkan teori CSR dari PIRAC pola CSR yang diterapkan oleh CSR PT. Poso Energi ada 3, yaitu keterlibatan
langsung (melalui yayasan/organisasi sosial perusahaan) yakni pada program penyelamatan danau poso, dan pendidikan/beasisw a. Dalam pola ini, PT Poso Energy
berbeda dengan CSR Implementation framework oleh Paul Hohnen.
Namun terdapat perbedaan, diantaranya pada tahap planning. Pada kerangka kerja Hohnen, tahap plan secara garis besar terdiri atas kegiatan penilaian CSR dan
mengembangk an strategi CSR. PT Saka energy
mengenal planning dengan tahap kajian dan perencanaan program. Pada kerangka kerja Hohnen,
Santunan Bagi Kaum Dhuafa merupakan kegiatan berbentuk charity, sedangkan kegiatan CSR Desa Rempah dan Desa Wisata Buah merupakan kegiatan dalam bentuk
pemberdayaan masyarakat (Community Development) 3. Manfaat dari
kegiatan CSR Mudik Lebaran Gratis adalah memudahkan para pedagang jamu untuk pulang kampong.
Manfaat dari kegiatan CSR Operasi Mata Katarak adalah untuk membantu masyarakat
menjalankan CSR dengan melalui Yayasan Hadji Kalla, dan bermitra dengan pihak lain, yaitu degan Kementerian Lingkungan Hidup dalam program penyelamatan Danau Poso.
3. Tahapan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh CSR PT.Poso Energi yaitu seleksi lokasi/wilayah, sosialisasi pemberdayaan masyarakat, proses pemberdayaan masyarakat, pemandirian masyarakat dan pendampingan masyarakat.
terdapat tahap checking.
Sedangkan Saka
menggunakan monitoring.
2. Landasan/prinsi p dasar CSR PT Saka energy sesuai dengan konsep Tripple Bottom Line. Secara garis besar program CSR PT Saka Energi terbagi menjadi 4 sektor
(kesehatan, ekonomi, lingkungan, pendidikan) 3. Kegiatan CSR
Program Penyediaan air bersih &
sanitasi;
Ekowisata Mangrove merupakan socially
kurang mampu dalam mengobati mata mereka agar bisa melihat dengan
sempurna dan bisa menaikkan harapan hidup serta kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik. manfaat kegiatan CSR Santunan Bagi Kaum Dhuafa adalah untuk membantu kebutuhan mereka berupa bantuan uang &
barang-barang dalam
menyambut lebaran karena biasanya kegiatan ini dilakukan pada bulan suci Ramadhan.
Manfaat kegiatan CSR Desa
responsible business practice.
Program Beasiswa&Bant uan; Rumah Pintar; Saka Mengajar merupakan bentuk philanthtropy.
Program penyediaan air bersih dan sanitasi;
ekowisata mangrove;
saka mengajar;
dan kampong berseri merupakan program berbentuk pemberdayaan manusia. Pada hakikatnya, program berkelanjutan PT Saka Energi di dominasi
Rempah dan Desa Wisata Buah adalah untuk
memberikan kontribusi kepada lingkungan perusahaan, menciptakan usaa baru, dan membuka lapangan pekerjaan dilingkungan pabrik, serta memperkuat destinasi
kawasan wisata pabrik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar pabrik.
pola community development.
Berdasarkan tabel diatas, terdapat perbedaan dan persamaan dalam penelitian ketiga peneliti tersebut. Perbedaannya yakni :
2.1.1. Peneliti I :
1) Teori yang digunakan : Triple Bottom Line, Excellence in Public Relations
2) Objek penelitian : Program CSR PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
3) Fokus penelitian : Implementasi CSR PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dalam mempertahankan reputasi
2.1.2. Peneliti II :
1) Teori yang digunakan : Teori CSR dari PIRAC (pola CSR), Konsep piramida Tanggung Jawab Sosial Archie D. Carol
2)
Objek penelitian : Program CSR PT. Poso Energy dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah3) Fokus penelitian : Gambaran, Pola CSR dan Tahapan Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan PT. Poso Energy di Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah 2.1.3. Peneliti III/Penulis :
1) Teori yang digunakan : Triple Bottom Line, CSR Implementation Framework
2) Objek penelitian : Program CSR PT. Saka Energi
3) Fokus penelitian : Implementasi CSR PT Saka Energi dalam Mempertahankan Keberlanjutan Operasional Perusahaan.
Sedangkan persamaannya yakni, pada objek penelitiannya secara umum sama-sama mengangkat program CSR.
2.2. Kerangka Konsep-konsep Penelitian dan Teori 2.2.1. Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manusia ditakdirkan untuk hidup berkelompok dan senantiasa ingin berhubungan dengan orang lain.
Kesendirian hanya akan membuat hidup manusia menjadi tidak berarti sehingga sulit untuk bertahan hidup dalam lingkup kehidupan. Demi terpenuhinya kebutuhan biologis maupun psikologis, setiap manusia membutuhkan komunikasi antara yang satu dengan yang lainnya.
Bonner, Hubert berpendapat bahwa kebutuhan utama manusia dan untuk menghadirkan jiwa yang sehat, manusia membutuhkan hubungan sosial yang ramah. Kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan sempurna apabila manusia membina komunikasi yang baik dengan orang lain (Suryanto, 2015: 25). Jika seseorang tidak pernah berkomunikasi dengan yang lain, niscaya ia akan merasa terisolasi dari masyarakatnya.
Akar kata komunikasi adalah communicatio, dari kata dasar communis, yang berarti kesamaan dalam suatu hal. Dahulu, komunikasi dinyatakan sebagai proses mengirim atau menerima informasi. Saat ini, kata ‘berbagi informasi’ lebih dekat dengan arti sebenarnya dari komunikasi (Lubis, 2013: 6).
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan pesan antarmanusia dalam bentuk isi pikiran, ide, gagasan, pendapat, dan/atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyampai pesan. Dalam “bahasa” komunikasi, pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan dinamakan komunikan (communicate/communicant) (Suryanto, 2015:
14).
Sebagaimana yang dikutip oleh Wiryanto dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (2004:7), menurut Harold D. Laswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah “Dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who, Say What, In Which Channel, To Whom, With What Effect”.
Dalam buku Suryanto (2015: 159) “Pengantar Ilmu Komunikasi”
menjelaskan komponen-komponen komunikasi meliputi unsur komunikator, pesan, media, komunikan, efek, dan feedback. Dalam bentuk diagram, komponen komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Komponen Komunikasi (Sumber: Suryanto, 2015: 160)
Berikut adalah unsur-unsur (komponen-komponen) yang berperan dalam proses komunikasi:
1. Komunikator (Sender atau Pengirim pesan/berita)
Seseorang atau sekelompok orang yang merupakan tempat asal, pesan, sumber berita, informasi, atau pengertian yang disampaikan (dikomunikasikan) atau bisa disebut sebagai orang atau pihak yang mengirim/menyampaikan berita.
2. Pesan atau Berita (Message)
Pesan atau pesan-pesan, informasi atau pengertian dari komunikator yang penyapaiannya disampaikan kepada komunikan melalui penggunaan bahasa atau lambang-lambang.
3. Saluran atau Media Komunikasi
Sarana tempat berlalunya simbol-simbol/lambang-lambang yang mengandung makna berupa pesan pengertian.
4. Komunikan (Receiver atau Penerima pesan/berita)
Seseorang atau sekelompok orang sebagai subjek yang dituju oleh komunikator (pengirim/penyampai pesan), yang menerima pesan- pesan (berita, informasi, pengertian) berupa lambang-lambang yang mengandung arti atau makna.
5. Efek (effect) atau umpan balik (feedback)
Hasil penerimaan pesan/informasi oleh komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan menerima pesan. (Rudy, 2005: 4- 5)
b. Tujuan Komunikasi
Tujuan mempelajari ilmu komunikasi dapat dikategorikan dalam dua hal, yaitu aspek umum dan aspek khusus. Aspek umum, memperoleh pemahaman tentang ilmu yang berkaitan dengan komunikasi diharapkan dapat melakukan komunikasi dengan baik dan selalu mengalami perubahan serta kemajuan dalam berkomunikasi. Aspek khusus, menuntun manusia untuk mengubah sikap (to change the attitude), mengubah opini atau pandangan (to change the opinion), mengubah perilaku (to change the behavior), dan mengubah masyarakat (to change the society) (Suryanto, 2015: 26-27). Jadi, komunikasi bertujuan untuk mengharapkan pengertian, dukungan, dan tindakan yang sama.
c. Tatanan Komunikasi
Menurut Wiyanto dalam bukunya pengantar ilmu komunikasi (2004:67), tatanan komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication)
Merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisir maupun pada kerumunan orang.
2. Komunikasi Kelompok
Merupakan proses komunikasi antara tiga orang atau lebih yang berlangsung secara tatap muka. Dalam kelompok tersebut anggota saling berinteraksi satu sama lain.
3. Komunikasi Organisasi
Adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan komunikasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.
4. Komunikasi Massa
Merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Terlahir dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipat gandakan pesan-pesan komunikasi.
2.2.2. Public Relations
Dikutip dari buku Elvinaro Ardianto (2017: 8) “Handbook of Public Relations”, menurut Scott M. Cutlip, Aleen H. Center dan Glen M. Broom, dalam bukunya Effective Public Relations definisi PR, yakni :
Public Relations is the management function which evaluate public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual program of action to earn public understanding an acceptances.
(Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik).
Dalam buku Elvinaro Ardianto (2017: 13-14) “Handbook of Public Relations”. Kata-kata kunci yang perlu diingat untuk mendefinisikan Public Relations adalah:
1. Sengaja (deliberate). Kegiatan PR adalah sesuatu yang disengaja, dirancang untuk memengaruhi, mendapatkan pengertian, memberikan informasi, dan memperoleh umpan balik (reaksi dari mereka yang terkena dampak kegiatan).
2. Terencana (planned). Kegiatan PR adalah sesuatu yang terorganisasi. Solusi masalah diketahui dan logistik dipikirkan, dengan kegiatan yang memerlukan jangka waktu. Kegiatan ini sistematis, membutuhkan riset dan analisis.
3. Kinerja (performance). PR yang efektif didasarkan pada kebijakan dan penampilan nyata dari seseorang atau sebuah organisasi.
Tidak ada public relations yang dapat menciptakan simpati serta dukungan jika organisasi yang bersangkutan merupakan pemilik usaha yang tidak tanggap terhadap kepentingan masyarakat.
4. Kepentingan publik (public interest). Dasar dari setiap kegiatan PR adalah melayani kepentingan publik dalam suatu masyarakat, bukan sekadar memperoleh keuntungan bagi organisasi.
5. Komunikasi dua arah (two way communication). Kamus sering kali memberi kesan bahwa PR terdiri hanya dari penyebaran materi melalui informasi. Namun, penting juga bahwa definisi itu termasuk umpan balik dari khalayak.
6. Fungsi manajemen (management function). PR paling efektif apabila berfungsi menjadi bagian dari pengambilan keputusan oleh manajemen puncak. PR didefinisikan oleh Denny Griswold, pendiri dan pemilik PR News sebagai “fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur sebuah organisasi dengan kepentingan masyarakat, dan melaksanakan suatu program tindakan (dan komunikasi) untuk mendapatkan pengertian masyarakat dan dapat diterima oleh masyarakat.”
Jadi dapat dikatakan, Public Relations merupakan suatu usaha kegiatan komunikasi dua arah yang disengaja dan telah direncanakan, yang menjalankan fungsi manejemen untuk membantu membangun hubungan baik antara organisasi dan publik.
a. Tujuan Public Relations
Menurut buku Rachmat Kriyantono dalam bukunya “PR Writing:
Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat (2016:
6). Dalam realita praktik public relations di perusahaan, tujuan public relations antara lain menciptakan pemahaman publik, membangun citra korporat, membangun opini publik yang favourable serta membentuk goodwill dan kerja sama.
1) Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dan publiknya.
Tujuan kegiatan public relations pertama kali adalah berupaya menciptakan saling pengertian antara perusahaan dan publiknya.
Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (well-informed) antara perusahaan dan publiknya.
(Kriyantono, 2016: 7)
2) Membangun citra korporat (corporate image)
Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. Citra positif mengandung arti kredibilitas perusahaan di mata publik adalah baik (credible). Kredibilitas mencangkup dua hal, yaitu kemampuan (expertise) dan kepercayaan (trustworthy) (Kriyantono, 2016: 9)
3) Citra Korporat melalui Program CSR
CSR (ada yang menyebut sebagai Community Development atau Filantropi/keikhlasan berbagi) adalah investasi sosial perusahaan yang bersifat jangka panjang. Secara berangsur akan terbentuk citra positif terhadap kegiatan sosial yang dilakukan. (Kriyantono, 2016: 16)
4) Membentuk opini publik yang favourable
Opini publik ini merupakan ekspresi publik mengenai persepsi dan sikapnya terhadap perusahaan. Ada tiga jenis opini, yaitu opini positif (mendukung atau favourable), negatif (menentang) dan netral. (Kriyantono, 2016: 19)
5) Membentuk goodwill dan kerja sama
Pada tahap ini, tujuan public relations sudah pada tahap tindakan nyata. Artinya, sudah tercipta jalinan kerja sama dalam bentuk perilaku tertentu yang mendukung keberhasilan perusahaan.
Tahap ini diharapkan publik secara nyata mendukung program- program perusahaan. (Kriyantono, 2016: 20)
b. Fungsi Public Relations
Dalam buku Effective Public Relations oleh Scott M. Cutlip, dkk (2009: 7). Fungsi Public Relations menurut “Official Statement of Public Relations” dari PRSA yaitu: memperkirakan, menganalisis, dan menginterpretasikan sikap publik; memberi saran kepada manajemen di semua level dalam organisasi sehubungan dengan pembuatan keputusan,
jalannya tindakan, dan hal-hal yang memerlukan pertimbangan lainnya;
meriset, melaksanakan, dan mengevaluasi secara rutin program-program aksi dan komunikasi untuk mendapat pemahaman publik untuk mencapai kesuksesan tujuan organisasi; merencanakan dan mengimplementasikan usaha organisasi untuk memengaruhi atau mengubah kebijakan publik;
melakukan pengolahan sumber daya manusia.
2.2.3. Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas.
“CSR is the continuing commitment by business to behave etically and contribute to economic development while improving the quality of live of the work force and their families as weel as of the local community and society at large”. (World Business Council for Sustainable Development States) (Budi Untung, 2014: 3-4).
Bowem mendefinisikan CSR sebagai kewajiban pengusaha untuk merumuskan kebijakan, membuat keputusan, atau mengikuti garis tindakan yang diinginkan dalam hal tujuan dan nilai-nilai masyarakat.
Definisi tersebut, kemudian diperbarui oleh Davis yang menyatakan bahwa: “keputusan dan tindakan bisnis diambil dengan alasan, atau setidaknya sebagian, melampaui kepentingan ekonomi atau teknis langsung perusahaan” (Totok Mardikanto, 2014: 86).
Panduan mengenai inisiatif dan tindakan CSR juga diatur dalam ISO 26000: 2010 Guidance on Social Responsibility. Panduan ini menyebutkan bahwa tanggung jawab sosial melibatkan pemahaman terhadap kian luasnya harapan dari masyarakat. Prinsip utamanya adalah menghormati aturan hukum dan mengikuti peraturan yang mengikat. Meskipun demikian tanggung jawab sosial melampaui semuanya itu dan berlaku bagi perusahaan, lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah (Alif, 2016: 26-28).
Dipandang dari perspektif pembangunan yang lebih luas, CSR menunjuk pada kontribusi perusahaan terhadap konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yakni “pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan generasi saat ini tanpa mengabaikan kebutuhan generasi masa depan. Dengan pemahaman bahwa dunia bisnis memainkan peran kunci dalam penciptaan kerja dan kesejahteraan masyarakat, CSR secara umum dimaknai sebagai sebuah cara dengan mana perusahaan berupaya mencapai sebuah keseimbangan antara tujuan-tujuan ekonomi, lingkungan dan sosial masyarakat, seraya tetap merespon harapan-harapan para pemegang saham (shareholders) dan pemangku kepentingan (stakeholders) (Damayanti, Arief, Rachmawati, 2018: 280).
a. Prinsip-Prinsip Social Responsibility
Menurut Crowther David dalam Nor Hadi (2011:59-60) mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip tanggungjawab sosial (social responsibility) terbagi menjadi 3:
1) Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan bagaimana penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. Dengan demikian, sustainability berputar pada keberpihakan dan upaya bagaimana society memanfaatkan sumberdaya agar tetap memperhatikan generasi masa datang.
2) Accountability, merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab atas aktivitas yang telah dilakukan.
Akuntabilitas dibutuhkan, ketika aktivitas perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal.
Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai media bagi perusahaan membangun image dan network terhadap para pemangku kepentingan.
3) Transparency, merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal.
Transparansi bersinggungan dengan pelaporan aktivitas perusahaan berikut dampak terhadap pihak eksternal.
Post (2002) menyatakan bahwa ragam tanggungjawab perusahaan terdiri dari tiga dimensi, yaitu :
1. Economic responsibility, keberadaan perusahaan ditujukan untuk meningkatkan nilai bagi shareholder, seperti: meningkatkan keuntungan (laba), harga saham, pembayaran dividen, dan jenis lainnya. Disamping itu perusahaan juga perlu meningkatkan nilai bagi para kreditur, yaitu kepastian perusahaan dapat mengembalikan pinjaman berikut interest yang dikenakan.
2. Legal responsibility, sebagai bagian anggota masyarakat, perusahaan memiliki tanggungjawab mematuhi peraturan perundangan yang berlaku. Termasuk, ketika perusahaan sedang menjalankan aktivitas operasi, maka harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan perundangan.
3. Social responsibility, merupakan tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungan dan para pemangku kepentingan. Social responsibility menjadi satu tuntutan ketika operasional perusakaan mempengaruhi pihak eksternal, terutama ketika terjadi externalities dis-economic. Hal itu, memunculkan resistensi sosial dan dapat memunculkan konflik sosial. (Nor Hadi 2011: 61)
Menurut Ardianto, dan Machfudz (2011: 218), manajemen aplikasi CSR dapat dilakukan dengan pola charity, social activity, dan community development. Aplikasi CSR berbasis charity philanthropy berarti bersikap karitatif, jangka pendek dan insidental. Di sini, masyarakat dijadikan objek yang harus memperoleh bantuan, sehingga perusahaan merupakan pihak dermawan yang siap berderma setiap saat. Sebagai contoh bantuan untuk bencana alam, bantuan sembako, bantuan hari raya, bantuan masyarakat sekitar, pemberian produk, dan lain sebagainya. Strategi berupa social activity merupakan strategi aplikasi CSR dengan bantuan jasa untuk meringankan beban masyarakat, misalkan jalan sehat, operasi bibir sumbing, donor darah, fasilitas hari lebaran, layanan cuma-cuma, pelatihan, fasilitas distribusi, mengorganisir relawan dalam aktivitas sosial, dan lain-lainnya. Strategi community development mendudukkan stakeholder dalam paradigma common interest (kepentingan bersama).
b. Triple Bottom Line
Triple Bottom Line merupakan suatu terobosan besar dari perkembangan keberhasilan perusahaan atas tanggung jawab sosialnya (corporate social responsibility). Istilah tersebut dipopulerkan oleh
Elkington (1997) yang dikenal dengan “Triple Bottom Line” melalui buku yang berjudul Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business.
Triple bottom line dapat dikembangkan oleh Elkington menjadi 3 istilah yaitu economy prosperity (nilai harta kekayaan ekonomi), environmental quality (kualitas lingkungan hidup), dan social justice (keadaan sosial). Triple bottom line dikenal dengan istilah “Formula 3P”, yaitu terdiri dari unsur people (perusahaan yang mempedulikan sosial dan lingkungan sekitarnya), profit (perusahaan berupaya meningkatkan keuntungan bagi perusahaan), dan planet (kemampuan perusahaan dalam menjaga kelestarian alam/bumi). (Rosyidah, 2017: 6).
Di dalam buku Nor Hadi (2011: 57-58) menjelaskan, konsep Triple Bottom Lines (3P).
1) Profit. Merupakan suatu bentuk tanggung jawab yang harus dicapai perusahaan, bahkan mainstream ekonomi yang dijadikan pijakan filosofis operasional perusahaan, profit merupakan orientasi utama perusahaan.
2) People. Merupakan lingkungan masyarakat (community) di mana perusahaan berada. Mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Dengan demikian, community memiliki interrelasi kuat dalam rangka menciptakan nilai bagi perusahaan.
3) Planet. Merupakan lingkungan fisik (sumberdaya fisik) perusahaan. lingkungan fisik memiliki signifikansi terhadap eksistensi perusahaan. mengingat, lingkungan merupakan tempat di mana perusahaan menopang. Satu konsep yang tidak bisa diniscayakan adalah hubungan perusahaan dengan alam yang bersifat sebab akibat.