• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEER DAN SELF ASSESSMENT UNTUK PENILAIAN KINERJA SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEER DAN SELF ASSESSMENT UNTUK PENILAIAN KINERJA SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan peer dan self assessment untuk penilaian kinerja dalam menilai kompetensi keterampilan dan pengetahuan pada praktikum kelarutan dan hasil kali kelarutan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan melalui tahap uji coba dan tahap implementasi yang dilakukan kepada siswa SMA kelas XII. Subjek penelitian untuk uji coba sebanyak 15 orang dan tahap implementasi sebanyak 36 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peer dan self assessment ini memenuhi syarat penilaian yaitu valid dan reliabel. Validitas menggunakan perhitungan CVR dengan 5 validator sedangkan reliabilitas pada data uji coba dihitung menggunakan KR#20. Pelaksanaan peer dan self assessment terdiri dari tahap pemotivasian, pelatihan, pelaksanaan, pengkomunikasian dan feedback serta pemanfaatan hasil. Kemampuan siswa dalam melakukan self assessment terkategori sangat baik sebanyak 97,22% dan terkategori baik sebanyak 2,78% sedangkan kemampuan siswa melakukan peer assessment terkategori sangat baik sebesar 97,22% dan terkategori cukup sebanyak 2,78%. Kinerja siswa pada tahapan persiapan praktikum lebih dari 94%, pada tahapan pelaksanaan praktikum lebih dari 69%, tahapan kebersihan praktikum lebih dari 50% dan tahapan pengolahan data lebih dari 97%. Meskipun tahap pengolahan data terkategori sangat baik namun bukan berarti siswa mengolah data dengan benar. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai LKS siswa. Aspek pengetahuan siswa dalam memprediksi terbentuknya endapan terkategori cukup sebanyak 2,78%, baik sebanyak 8,33% dan sangat baik sebesar 88,89% sedangkan untuk menjelaskan hubungan Ksp dengan QSP terkategori kurang sebanyak 2,78%, cukup sebanyak 8,33%, baik sebanyak 8,33% dan sangat baik sebanyak 80,56%.

(2)

ABSTRACT

The research aims to determine application of peer and self assessment to performance assessment in assess the skill competency dan knowledge in solubility practicum and solubility product. The methode that used in the research is descriptive methode. The step of the research are trials and implementation that was doing to the last year student of Senior High School. The result show that this peer and self assessment are completing the research requirements, they are valid and reliable. The validity of using CVR calculation with 5 validator while the reliability of the tesst using KR #20. Implementation of peer and self assessment consist of motivating step, training, execution, communicating and feedback and utilization of result. The ability of student in doing self assessment is included very good with 97,22% and good with 2,78% while the ability of student in doing peer assessment is included good with 97,22% and enough good with 2,78%. Performance of the student in step of lab preparation more than 94%, in step of lab execution more than 69%, in step of lab hygiene more than 50% and step of data processing more than 97%. Although the data processing categorized very good but that does not mean the students process the data correctly. It can be seen from the value of the student worksheets. The knowledge aspect of the student in predicting the formation of deposits is included enough good with 2,78%, good with 8,33% and very good with 88,89% while to explain the relationship between Ksp and QSP is included deficient with 2,78%, enough good with 8,33%, good with 8,33% and very good with 80,56%.

Keywords : Peer assessment, performance assessment, Self assessment, solubility and

(3)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan metodologi penelitian yang meliputi metode

penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, alur penelitian,

prosedur penelitian, serta teknik pengolahan data hasil penelitian.

A. Metode Penelitian

Berdasarkan Permendikbud No. 104 Tahun 2014 diketahui bahwa

penerapan peer dan self assessment saat ini menjadi bagian dari teknik penilaian

kurikulum 2013. Fakta di lapangan yang diperoleh melalui survei lapangan

diketahui bahwa peer dan self assessment lebih sering digunakan untuk menilai

sikap bukan menilai kinerja. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian dilakukan

untuk mengetahui gambaran pelaksanaan peer dan self assessment pada penilaian

kinerja serta pengungkapan kinerja dan aspek pengetahuan menggunakan peer

dan self assessment. Penelitian akan lebih relevan apabila menggunakan metode

deskriptif. Sukmadinata (2005, hlm. 72) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif

dalam bidang pendidikan berupa mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan

pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang

dan satuan pendidikan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah kinerja siswa kelas XII SMA Negeri. Praktikum

yang dilakukan mengenai kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan fokus

terhadap subpokok materi hubungan Ksp dengan Qsp. Penelitian dilakukan

sebanyak dua tahap yaitu tahap uji coba dan implementasi. Uji coba dan

implementasi dilakukan dengan siswa yang berbeda serta lokasi yang berbeda

pula. Alasan pemilihan siswa kelas XII karena siswa kelas XII telah mempelajari

materi kelarutan dan hasil kelarutan. Meskipun siswa yang dijadikan subjek

penelitian berada di kelas XII namun siswa tersebut belum pernah melakukan

(4)

1) Uji coba

Pada uji coba sampel yang digunakan adalah siswa kelas XII IPA di salah

satu SMA negeri di Kabupaten Garut. Sampel berjumlah 15 orang dan dibagi

menjadi 5 kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3 orang anggota

kelompok. Tahap uji coba ini dilakukan untuk mengetahui jumlah siswa yang

dapat diobservasi oleh satu orang observer sehingga observer dapat secara

optimal dalam melakukan penilaian; mengetahui waktu optimal dalam mengisi

LKS dan melakukan praktikum; serta mengetahui keefektifan pelaksanaan self

assessment untuk menilai LKS yang telah dikerjakan.

2) Implementasi

Pada tahap ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas XII IPA di salah

satu SMA negeri di kota Bandung yang belum pernah melakukan praktikum

materi terkait. Sampel merupakan 1 kelas utuh berjumlah 36 orang siswa yang

kemudian dibagi kedalam 12 kelompok dengan 1 kelompok terdiri dari 3 orang

anggota kelompok.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian disusun berdasarkan kriteria pelaksanaan peer dan self

assessment serta berisi tahapan-tahapan peer dan self assessment untuk penilaian

kinerja siswa (lampiran A.5 hlm. 120). Kriteria tersebut merupakan kriteria yang

sebelumnya telah dikembangkan oleh Siahaan (2012). Instrumen yang digunakan

diantaranya adalah :

1) Lembar peer dan self assessment untuk menilai kinerja siswa

Lembar peer dan self assessment yang digunakan berbentuk checklist.

El-Koumy (2010, hlm. 9) menjelaskan bahwa faktor terpenting dalam keakuratan self

assessment yang digunakan adalah pengalaman siswa dalam melakukan penilaian.

Fakta di lapangan ditemukan bahwa banyak guru yang tidak melakukan self

assessment untuk menilai kinerja sehingga siswa kurang berpengalaman dalam

melakukan penilaian. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memilih instrumen

berbentuk checklist dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam menilai.

(5)

diharapkan muncul saat kegiatan praktikum berlangsung. Tahapan kinerja pada

penelitian ini terdiri dari 4 tahapan kinerja dengan 22 aspek kinerja dan 9

sub-aspek yang diperlihatkan pada lampiran A.7 (hlm. 135) dan A.8 (hlm. 137).

2) Lembar observasi

Lembar observasi peer dan self assessment yang dibuat memuat tahapan

kinerja dan aspek kinerja yang sama dengan lembar peer dan self assessment

(Lampiran A.9, hlm. 136). Fungsi dari lembar observasi ini adalah sebagai

pembanding dari hasil penilaian yang dilakukan oleh siswa baik peer assessment

maupun self assessment.

3) Rubrik Penilaian LKS

Penilaian LKS digunakan untuk melengkapi data kinerja siswa yang

diperoleh terutama pada tahap pengolahan data praktikum pada penilaian kinerja.

Untuk dapat melakukan penilaian terhadap LKS, dibuatlah rubrik penilaian LKS.

Rubrik penilaian LKS ini diperlihatkan pada lampiran A.4 (hlm. 113).

4) Angket

Angket yang digunakan merupakan daftar pertanyaan-pertanyaan dengan

kolom pilihan berupa checklist. Angket digunakan untuk mengetahui

kertercapaian kriteria-kriteria dalam pelaksanaan peer dan self assessment. Angket

tersebut berisi pengetahuan siswa mengenai peer dan self assessment, pelaksanaan

peer dan self assessment, kendala saat pelaksanaan peer dan self assessment serta

tanggapan siswa terhadap pelaksanaan peer dan self assessment. Angket dapat

dilihat pada lampiran A.10 (hlm. 141).

5) Wawancara

Wawancara dilakukan kepada beberapa orang siswa apabila ada data hasil

penelitian yang belum terungkap pada lembar peer dan self assessment, lembar

(6)

D. Alur Penelitian

Berikut alur penelitian yang akan dilakukan

Tahap Penyelesaian Kesimpulan

Data hasil penelitian

Analisis data

Tahap Pelaksanaan Uji coba

Analisis temuan

Implementasi

Tahap Persiapan Analisis terhadap

penelitian sebelumnya

Survei lapangan

Perancangan instrumen Menganalisis KI dan KD serta

analisis buku teks kimia SMA

Studi literatur mengenai

self dan peer assessment

Pengkajian kriteria pelaksanaan peer dan self assessment

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Validasi instrumen

Revisi Analisis materi kelarutan

dan hasil kali kelarutan

(7)

Gambar 3.1. Alur Penelitian

E. Prosedur Penelitian

Berdasarkan alur penelitian sebelumnya, diketahui bahwa terdapat tiga

tahapan dalam prosedur penelitian diantaranya tahap persiapan, tahap pelaksanaan

dan tahap penyelesaian

1) Tahap persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :

(a) Studi literatur

Studi literatur yang dilakukan bertujuan untuk memperdalam pengetahuan

mengenai peer dan self assessment, mengkaji teori terkait penilaian kinerja

dengan menggunakan peer dan self assessment serta mengkaji penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Tahapan selanjutnya

adalah melakukan analisis KI dan KD mata pelajaran kimia berdasarkan

kurikulum 2013 untuk SMA kelas XI semester II serta berbagai buku teks kimia

SMA. Setelah melakukan analisis, maka ditentukan materi yang akan digunakan

dalam penelitian yaitu materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan subpokok

materi terfokus pada hubungan Ksp dengan Qsp.

(b) Survei lapangan

Survei lapangan ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan peer

dan self assessment khususnya pada penilaian kinerja siswa serta untuk

mengetahui bagaimana penilaian praktikum dilakukan terutama praktikum yang

berkaitan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Survei dilakukan

kepada guru kimia kelas yang mengajar kelas XI dan kelas XII di salah satu SMA

negeri di kota Bandung, guru kimia kelas yang mengajar kelas X dan kelas XI di

salah satu SMA negeri di kota Cimahi serta guru kimia yang mengajar kelas XI di

salah satu SMA negeri di Kabupaten Garut. Data survei didapatkan melalui hasil

wawancara. (Lampiran A.11, hlm. 144)

(c) Mengkaji kriteria pelaksanaan peer dan self assessment

Kriteria pelaksanaan ini merupakan kriteria pelaksanaan yang telah dibuat

oleh peneliti sebelumnya yaitu Siahaan(2012). Kriteria pelaksanaan peer dan self

(8)

pelatihan, pelaksanaan, pengkomunikasian dan feedback. Kriteria ini kemudian

dikaji dan dilakukan beberapa perubahan.

(d) Mengkaji prosedur praktikum dan LKS

Prosedur praktikum yang dipakai sebelumnya telah dikembangkan oleh

Rachmawati (2012). Prosedur praktikum tersebut kemudian dikaji dan

didiskusikan dengan dosen ahli kemudian dilakukan beberapa perubahan terutama

pada alat dan bahan yang digunakan.

(e) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan dosen ahli, RPP yang dibuat

terdiri dari 4 jam pelajaran dengan 2 kali pertemuan. Sesuai dengan kriteria

pelaksanaan peer dan self assessment yang sebelumnya telah dikaji, maka pada

pertemuan pertama dilakukan selama satu jam pelajaran dengan materi terfokus

pada tahap pemotivasian dan pelatihan peer dan self assessment sedangkan

pertemuan selanjutnya terfokus pada pelaksanaan praktikum dan penilaian peer

dan self assessment.

(f) Perancangan instrumen

Pengembangan tugas (task) didasarkan pada prosedur yang sebelumnya

telah dikaji. Tugas (task) kemudian didiskusikan dengan dosen ahli untuk

selanjutnya dibuat instrumen penilaian peer dan self assessment.

(g) Validasi instrumen

Validasi instrumen yang dilakukan merupakan validasi isi dengan melihat

kesesuaian indikator dengan tugas(task), dan kesesuaian tugas(task) dengan

kriteria kinerja yang telah dibuat. Validasi isi ini dilakukan oleh lima orang

validator, empat validator merupakan dosen ahli dan satu validator merupakan

guru kimia pada salah satu SMA di Kota Bandung. Hasil validasi ini merupakan

saran yang menyatakan valid atau tidaknya instrumen yang dibuat. Hasil validasi

tersebut kemudian diolah dengan menggunakan metode CVR.

2) Tahap pelaksanaan penelitian

(a) Uji coba

Uji coba dilakukan untuk mengetahui jumlah siswa maksimal yang dapat

(9)

dibutuhkan untuk pengerjaan LKS serta pelaksanaan self assessment untuk

menilai LKS

(b) Analisis Temuan

Analisis temuan dilakukan berdasarkan hasil dari uji coba yang telah

dilakukan sebelumnya. Faktor yang menyebabkan kekurangan-kekurangan dari

hasil uji coba dianalisis untuk kemudian diperbaiki pada tahap implementasi

(c) Implementasi

Pengenalan peer dan self assessment (Pemotivasian)

Pada pemotivasian ini siswa dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat peer

dan self assessment sehingga diharapkan siswa menjadi termotivasi dalam

melaksanakan penilaian menggunakan peer dan self assessment.

Pelatihan peer dan self assessment

Pelatihan peer dan self assessment dilakukan dengan cara menjelaskan

perbedaan format penilaian tersebut serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan

peer dan self assessment misalnya waktu yang diperlukan untuk melakukan peer

dan self assessment.

Pelaksanaan peer dan self assessment

Pada pelaksanaan peer dan self assessment siswa dikelompokkan menjadi

beberapa kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 3 orang anggota

kelompok. Meskipun pelaksanaan praktikum dikelompokkan namun pada

pelaksanaannya setiap orang dalam anggota kelompok akan mendapatkan giliran

untuk melaksanakan praktikum serta penilaian baik self assessment maupun peer

assessment masing-masing sebanyak satu kali. Pembagian kelompok dilakukan

secara acak dengan tujuan mengurangi bias pada hasil penelitian yang diperoleh.

Saat siswa melakukan praktikum, akan ada satu orang rekannya dan satu orang

observer yang menilai kinerja siswa yang melakukan praktikum.

 Pengkomunikasian hasil penilaian

Hasil dari peer dan self assessment yang berbeda dengan observer kemudian

dikomunikasikan kepada siswa untuk didiskusikan dengan siswa mengenai

perbedaan hasil tersebut

(10)

Pemberian feedback ini bertujuan agar siswa mengetahui kekurangannya

sehingga diharapkan dapat memperbaiki kesalahan tersebut. Kelebihan lainnya

adalah siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang bagaimana melakukan

kinerja secara benar saat praktikum dilakukan.

 Pemanfaatan hasil

Penerapan peer dan self assessment ini diharapkan dapat mengungkapkan

kinerja siswa serta memberikan manfaat baik pada siswa maupun pada guru

3) Tahap penyelesaian

(a) Pengumpulan data melalui angket siswa

Pengumpulan angket bertujuan untuk memperoleh informasi terkait

pendapat, kritik serta saran siswa dalam pelaksanaan peer dan self assessment.

Angket ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pelaksanaan peer dan self

assessment berdasarkan kriteria pelaksanaan peer dan self assessment yang telah

dikaji.

(b) Wawancara siswa

Wawancara kepada siswa bertujuan untuk mendukung, mengkonfirmasi

ulang data ataupun melengkapi data yang belum lengkap dari angket yang

didapatkan.

(c) Analisis hasil penelitian

Seluruh data yang diperoleh selama penelitian kemudian diolah dan

dianalisis. Hasil analisis kemudian disesuaikan dengan kajian literatur yang

sebelumnya telah dipelajari. Hasil akhir yang didapat merupakan kesimpulan

mengenai penerapan peer dan self assessment untuk penilaian kinerja siswa dalam

praktikum kelarutan dan hasil kali kelarutan

F. Teknik Pengolahan Data Hasil Penelitian

1) Validitas

Validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Instrumen yang telah dibuat

kemudian divalidasi oleh lima orang validator. Hasil validasi dari validator

kemudian diolah menggunakan analisis Content Validity Ratio (CVR) yang

dikembangkan oleh Lawshe (1975) untuk mengetahui valid atau tidaknya

(11)

CVR = ��−

ne : jumlah responden yang menyatakan Ya N : total respon

Hasil rumusan dari Lawshe (1975) :

(a) Jika validator atau ahli menyatakan setuju kurang dari setengah jumlah

total validator maka CVR bernilai negatif

(b) Jika validator atau ahli yang menyatakan setuju tepat setengah dari jumlah

total validator maka nilai CVR bernilai 0

(c) Jika validator atau ahli yang menyatakan setuju lebih dari setengah jumlah

validator, maka nilai CVR berada antara 0 sampai dengan 0,99

(d) Jika semua validator atau ahli menyatakan setuju, maka CVR bernilai 1,00

Instrumen penilaian dikatakan valid jika hasil hitung nilai CVR yang diperoleh lebih

besar daripada nilai CVR kritis. Nilai CVR kritis dengan tingkat signifikansi 0,05

adalah 0,736 jika validator berjumlah lima orang (Wilson, 2012, hlm. 206). Tabel di

bawah ini menunjukkan nilai CVR kritis pada berbagai tingkat signifikansi

Tabel 3.1. Nilai CVR Kritis (Wilson, 2012, hlm. 206)

N Tingkat Signifikansi Tes Satu Sisi

.1 .05 .025 .01 .005 .001

Salah satu cara untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan cara Kuder dan

Richarson. Cronbach (1951, hlm. 299) menjelaskan bahwa penggunaan

reliabilitas dengan rumus Kuder-Richarson dapat digunakan ketika semua item

memiliki skor 0 atau 1. Cara ini mengestimasi “konsistensi internal” suatu tes

tanpa membelah dua tes. Yang dimaksud dengan konsistensi internal ialah ukuran

(12)

Pendekatan yang dilakukan diungkapkan melalui rumus KR # 20 dan KR # 21.

Namun demikian KR # 21 hanya dipakai dengan asumsi bahwa semua soal tes

mempunyai tingkat kesukaran yan sama serta memiliki kekeliruan yang lebih

besar. (Firman, 2013, hlm. 98). Rumus KR #20 yaitu:

r = �

�−1

[ −

∑ �2

]

Keterangan : k = jumlah soal

p = proporsi respon betul pada suatu soal

q = proporsi respon salah pada suatu soal

s2 = variasi skor-skor tes

3) Pelaksanaan Tahapan Peer dan Self Assessment

Tahapan peer dan self assessment terdiri dari tahap pemotivasian, tahap

pelatihan, tahap pelaksanaan, tahap pengkomunikasian hasil, tahap pemberian

feedback dan tahap pemanfaatan hasil. Untuk dapat mengetahui pelaksanaan

setiap tahapan dari peer dan self assessment maka dilihat dari hasil angket yang

diisi oleh siswa. Hasil angket tersebut diolah dengan cara: jumlah jawaban siswa

jumlah seluruh siswa × %

Hasil perhitungan kemudian dimasukkan berdasarkan kategori ketercapaian

kriteria ideal menggunakan skala Purwanto

Tabel 3.2. Skala Purwanto

No Skala Kemampuan Kategori

1. 86% - 100% Sangat baik

4) Peer dan self assessment untuk penilaian kinerja

Data hasil penelitian dikumpulkan dari penilaian menggunakan peer dan self

assessment, hasil observasi serta penilaian LKS yang dilakukan. Kehadiran dan

(13)

peer dan self assessment. Angket respon siswa diolah mengikuti tahapan peer dan

self assessment. Kemampuan peer dan self assessment siswa dapat diketahui

dengan membandingkan hasil data peer dan self assessment dengan hasil dari

observer.

Ada enam data yang digunakan yaitu lembar self assessment, lembar peer

assessment, lembar observer, penilaian LKS, angket dan wawancara. Kemampuan

siswa dalam melakukan peer dan self assessment dapat diketahui dari lembar peer

dan self assessment serta hasil angket dan wawancara. Kinerja siswa yang

terungkap dapat diketahui melalui data peer dan self assessment, lembar observasi

serta hasil penilaian LKS. Pengolahan data secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

(a) Kemampuan Siswa dalam Melakukan Peer dan Self Assessment

% Kemampuan self dan peer assessment

Kemampuan self dan peer assessment diketahui dengan cara lembar peer

assessment dibandingkan dengan lembar observer. Begitu juga halnya dengan

lembar self assessment yang dibandingkan dengan lembar observer. Melalui

perhitungan dibawah ini, akan diketahui kemampuan siswa dalam melakukan peer

assessment maupun self assessment

jumlah penilaian siswa yang sama dengan observer

jumlah kriteria penilaian × %

 Data angket

Pengolahan hasil angket dengan menghitung presentasi jawaban siswa pada

setiap pertanyaan dengan cara :

% X = jumlah jawaban siswajumlah seluruh siswa × %

Hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukkan berdasarkan kategori

ketercapaian kriteria ideal menggunakan skala Purwanto

 Data Wawancara

Tiap jawaban akan dianalisis kemudian dihubungkan dengan data lain yang

relevan. Data wawancara ini sebagai pendukung dari hasil angket yang

sebelumnya telah diolah.

(b) Kinerja Siswa

(14)

jumlah penilaian siswa dilakukan siswa

jumlah kriteria penilaian × %

 % Kemampuan kinerja siswa menurut observer

jumlah penilaian siswa dilakukan observer

jumlah kriteria penilaian × %

 Penilaian LKS

Hasil nilai LKS siswa kemudian dianalisis keterkaitannya dengan kinerja

pada tahap pengolahan data praktikum. Selain itu hasil dari nilai LKS dapat

(15)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini dijelaskan simpulan dan saran yang dibuat berdasarkan temuan

penelitian dan pembahasan yang menjawab pertanyaan penelitian penerapan peer

dan self assessment untuk menilai kinerja siswa pada praktikum kelarutan dan

hasil kali kelarutan

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah

dilakukan maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Semua aspek kinerja yang dibuat memenuhi syarat valid. Berdasarkan

perhitungan menggunakan rumus KR#20 didapatkan bahwa penilaian

menggunakan peer dan self assessment memenuhi syarat reliabel.

2. Berdasarkan angket, diketahui bahwa sebagian besar pelaksanaan peer dan

self assessment terkategori sangat baik.

3. Sebagian besar siswa terkategori berkemampuan sangat baik dalam

melakukan peer dan self assessment.

4. Peer dan self assessment dapat digunakan untuk menilai kinerja siswa

karena pada sebagian besar aspek kinerja tidak didapatkan selisih % kinerja

yang terlalu jauh antara peer assessment, self assessment maupun observer.

Kinerja siswa lebih terungkap dengan adanya kolom keterangan pada format

penilaian peer dan self assessment yang harus diisi oleh siswa. Sebagian

besar siswa memiliki kategori sangat baik pada kompetensi pengetahuan

yaitu memprediksi terbentuknya endapan maupun pada menjelaskan

hubungan Ksp dengan Qsp.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyarankan agar:

1. Untuk guru : dapat menerapkan peer dan self assessment sebagai salah satu

penilaian formatif pada penilaian kinerja yang dapat dilakukan. Bagi siswa

(16)

tahapan peer dan self assessment terutama penekanan terhadap pelatihan

peer dan self assessment.

2. Untuk peneliti lainnya:

a. Penelitian dapat dilakukan pada materi kimia lainnya.

b. Bagi siswa yang telah atau sering melakukan penilaian peer dan self

assessment terutama dalam menilai kinerja sebaiknya instrumen yang

digunakan dalam bentuk rating scale sehingga dapat lebih mengungkap

kinerja siswa.

c. Sebaiknya jenis soal yang digunakan untuk penilaian aspek

pengetahuan menggunakan peer dan self assessment dalam bentuk

pilihan berganda daripada dalam bentuk uraian sehingga hasil yang

Gambar

Tabel 3.1. Nilai CVR Kritis (Wilson, 2012, hlm. 206) Tingkat Signifikansi Tes Satu Sisi
Tabel 3.2. Skala Purwanto Kategori Sangat baik

Referensi

Dokumen terkait

Mijen Semarang). Pokok - Pokok Materi, Metodologi Penelitian dan Aplikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Azas - Azas Pendidikan Islām. Bandung: CV Dipenegoro. S., Trans.)

Sum up and fill in the correct answers in the spaces

Sumber informasi bagi pihak yang berkepentingan tentang tingkat bahaya. erosi di

Pada hari dan jam kerja Surat perintah tertulis kepada PPID dan PPID Pembantu untuk memenuhi permintaan pemohon informasi yang mengajukan keberatan pelayanan informasi

Beranjak dari dialektika konsepsi di atas serta melihat dinamika politik Indonesia, maka pada tahun 2014 tidak bisa terelakkan dari kebutuhan akan adanya individu yang memiliki nilai

Robbins dan Mary Coulter (2012), McClelland dalam Don Hellriegeldan John W. Menyelesaikantu gasdenganbaikm eskipunbanyakk endala b. Menyukaipersai ngan yang sehat

Pelaksanaan pekerjaan pada pembangunan Gedung STIE-IBS terdiri dari tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur bawah yang terdiri dari pekerjaan pondasi yang menggunakan pondasi

berjudul “ Inovasi Pelayanan Perizinan Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Kota Makassar ” mengatakan bahwa