• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PANDANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PANDANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PANDANGAN SISWA

TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Biologi

oleh :

Celine Dwita Suryana Putri 1100124

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PANDANGAN SISWA

TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Oleh :

Celine Dwita Suryana Putri 1100124

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam

© Celine Dwita Suryana P. 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

CELINE DWITA SURYANA PUTRI

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PANDANGAN SISWA TENTANG

HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc. NIP. 195512191980021001

Pembimbing II

Dra. Ammi Syulasmi, M.S. NIP. 195408281986122001

Mengetahui.

Ketua Departemen Pendidikan Biologi,

(4)

iv

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Hakikat sains merupakan cara berpikir yang paling mendasar yang dibutuhkan dalam pendidikan sains. Di Indonesia, melalui kurikulum 2013 generasi muda Indonesia dididik untuk menjadi seseorang yang memiliki pemikiran tingkat tinggi sehingga dapat mewujudkan tujuan pembelajaran sains yakni literasi ilmiah. Penelitian ini melihat pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis hakikat sains melalui isu sosiosaintifik terhadap pandangan siswa SMA tentang hakikat sains dan pengambilan keputusan. Tujuh aspek hakikat sains yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Lederman et al. (2002) yaitu pengetahuan ilmiah berdasar empiris, pengetahuan ilmiah bersifat tentatif, aspek sosial dan budaya yang melekat dalam pengetahuan ilmiah, hakikat kreatif dan imajinasi dalam pengetahuan ilmiah, hukum dan teori ilmiah adalah hal yang berbeda, ilmuwan menggunakan banyak metode untuk mengembangkan pengetahuan ilmiah, sains merupakan aktivitas sosial yang memiliki hubungan subjektivitas dan teori-laden. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA di SMAN 4 Kota Bandung. Desain penelitian adalah pretest-posttest design. Data dijaring menggunakan instrumen View of Nature of Science Questionnaire B yang dikembangkan dan diadaptasi oleh Lederman et al. (2002) dan kuesioner Decision-Making Questuonnaire yang diadaptasi dari Bell & Lederman (2003) dan menggunakan pendekatan yang disesuaikan dengan kerangka berpikir pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh McDaniels et al. (1999). Data yang didapatkan dikelompokan berdasarkan jawaban siswa menjadi naïve, intermediary dan informed. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan pandangan informed hakikat sains pada aspek tentatif, kreatifitas dan imajinasi dan sosial budaya setelah dilakukan pembelajaran berbasis hakikat sains melalui isu sosiosaintifik. Hasil lainnya hanya sebagian siswa yang menyisipkan aspek hakikat sains dalam keputusan (tentatif, kreatif, subjektivitas, sosial budaya).

(5)

v

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The nature of science is way of knowing. In Indonesia, science curricula 2013 science teaching was adressed to higher order thinking skills to made student have scientific literacy. This study investigated the effect of the use of nature of science based learning through socioscientific issue of the high school students' views on the nature of science and decision-making. Seven aspects of the nature of science that appears in understanding concepts by Lederman et al. (2002), scientific knowledge based on empirical, scientific knowledge is tentative, scientific knowledge is the result of creative thinking, scientific laws and theories are different things in scientific knowledge, scientists use many methods to develop scientific knowledge, social and cultural embedded, science is a social activity that has a relationship of subjectivity and theory-laden. Participants of this study were students of grade XI science program at SMAN 4 Bandung. Student were taught by applying pretest and posttest design. Instruments View of Nature of Science Questionnaire form B developed and adapted from Lederman et al. (2002) was used to captured student’s view of nature of science and the Decision-Making Questionnaire adapted from Bell & Lederman (2003) and used an approach to make a framework for decision-making by McDaniels et al. (1999) to captured student’s decision-making. Data obtained by the students' answers were grouped into naïve, intermediary and informed. These results indicated that stuents’ view of the nature of science through socioscientific issue was increased especially aspect of tentative, social & cultural embedded and creativity & imagination. In the other hand, only some students who apply the nature of science aspects in their decisions (tentative, creative, subjectivity, social and cultural embedded).

(6)

vi Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

UCAPAN TERIMA KASIH ...ii

ABSTRAK ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR GRAFIK...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Pertanyaan Penelitian ...4

D. Tujuan Penelitian ...4

E. Manfaat Penelitian ...4

F. Struktur Organisasi Skripsi ...5

BAB II HAKIKAT SAINS, PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ...7

A. Hakikat sains ...7

B. Hubungan antara Hakikat Sains dengan Literasi Ilmiah ...11

C. Pembelajaran Berbasis Hakikat Sains melaui Isu Sosiosaintifik ...18

D. Hakikat Sains dan Pengambilan Keputusan...19

E. Isu Sosiosaintifik dalam Materi Sistem Sirkulasi dan Sistem Gerak ...21

F. Penelitian yang Relevan ...25

(7)

vii Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

A. Jenis dan Desain Penelitian ...28

B. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian...28

C. Populasi dan Sampel ...29

D. Definisi Operasional ...29

E. Instrumen penelitian ...31

F. Pengembangan Instrumen...35

G. Prosedur Penelitian ...37

H. Teknik Pengumpulan Data...39

I. Analisis Data ...40

J. Alur Penelitian ...45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...46

A. Hasil dan Pembahasan Hakikat Sains ...46

B. Hasil dan Pembahasan Pengambilan Keputusan...72

BAB V SIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI...84

A. Simpulan ...84

B. Rekomendasi dan Implikasi...85

DAFTAR PUSTAKA ...87

LAMPIRAN ...91

(8)

viii Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Desain penelitian ...28

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen VNOS-B adaptasi untuk menjaring persepsi hakikat sains ...32

Tabel 3. 3 Kisi-kisi kuesioner pengambilan keputusan...33

Tabel 3. 4 Kisi-kisi komponen pertanyaan pada angket respon siswa ...34

Tabel 3. 5 Analisis data VNOS-B adaptasi secara deskriptif menggunakan presentase ...40

Tabel 3. 6 Perbandingan siswa yang memahami dan kurang memahami hakikat sains pada kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2. ...41

Tabel 3. 7 Perbandingan presentase dan frekuensi hasil pretes & postes faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan akhir partisipan ...42

Tabel 3. 8 Skor terhadap pernyataan positif & negatif siswa ...43

Tabel 3. 9 Tabel frekuensi respon siswa terhadap angket pembelajaran menggunakan isu sosiosaintifik...43

Tabel 3.10 Kategori Penilaian Kegiatan Pembelajaran (Arikunto, 2012)...44

Tabel 4.1 Presentase hasil kuesioner VNOS-B adaptasi...47

Tabel 4.2 Perbedaan pembelajaran berbasis hakikat sains...48

Tabel 4.3 Perbandingan perubahan presentase pandangan aspek empirik pada partisipan ...53

Tabel 4. 4 Perbandingan perubahan pandangan aspek theory-laden pada kedua kelas eksperimen ...54

Tabel 4. 5 Presentase perbandingan perubahan pandangan aspek sosial budaya pada pada kedua kelas eksperimen...58

Tabel 4. 6 Presentase perbandingan perubahan pandangan aspek hukum & teori pada pada kedua kelas eksperimen...61 Tabel 4. 7 Perbandingan perubahan pandangan aspek kreativitas & imajinasi

(9)

ix Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN... 91

A.1 RPP Kelas eksperimen 1 (implisit) ...92

A.2 RPP Kelas eksperimen 2 (eksplisit-reflektif)... 98

A3 Instrumen Pembelajaran... 104

A4 Slide Pembelajaran... 113

LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN... 117

B.1 VNOS B Adaptasi... 118

B.2 Decision-Making Questionnaire (DMQ)...122

B.3 Form Lembar Angket... 124

B.4 Form Lembar Observasi Siswa... 125

B.5 Form Lembar Observasi Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran... 126

B.6 Form Pedoman Wawancara... 129

LAMPIRAN C HASIL ANALISIS DATA... 132

C.1 Rekapitulasi Pengelompokan Jawaban VNOS-B Adaptasi... 133

C.2 Rekapitulasi Jawaban DMQ Siswa... 140

C.3 Rekapitulasi Hasil Angket... 148

C.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa... 150

C.5 Rekapitulasi hasil observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran... 151

C.6 Transkripsi Hasil Wawancara... 159

LAMPIRAN D ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI PENELITIAN 170 D.1 Surat Keterangan judgement... 171

D.2 Surat Keterangan Penelitian... 173

D.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... 174

(10)

1

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sains terdiri dari tiga domain yaitu domain pengetahuan ilmiah, metode/proses, dan cara untuk mencari tahu (Bell, 2009). Sains didefinisikan sebagai metode untuk pencarian suatu eksplanasi dunia alami, cara untuk mencari tahu didefinisikan sebagai hakikat sains (Bell, 2009). Hakikat sains merupakan cara berpikir yang paling mendasar yang dibutuhkan dalam pendidikan sains. Pendidikan berbasis hakikat sains di Indonesia tertulis dalam rasional kurikulum 2013. Pernyataan yang disebutkan dalam Rasional kurikulum 2013 adalah dari siswa yang diberitahu menjadi siswa yang mencari tahu. Hal tersebut merupakan kemajuan kebijakan dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan rasional kurikulum 2013 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 prinsip pembelajaran yang digunakan adalah mengubah dari peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu. Kemampuan mencari tahu dalam sains diartikan sebagai hakikat sains yang secara khas merujuk kepada epistemologi dan sosiologi sains, sains sebagai proses untuk mencari tahu atau nilai dan pemahaman sains yang melekat pada pengetahuan ilmiah beserta perkembangannya (Lederman, 1992). Berdasarkan hal itulah, pembelajaran berbasis hakikat sains penting untuk dilakukan.

(11)

2

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(12)

3

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

membantu siswa mengembangkan pandangan yang akurat tentang apa sains, termasuk jenis pertanyaan ilmiah yang dapat dijawab, bagaimana sains berbeda dari disiplin ilmu lainnya, kekuatan serta keterbatasan pengetahuan ilmiah (Bell, 2009).

Tujuh aspek hakikat sains yang muncul dalam memahami konsep sains menurut Lederman et al. (2002) yaitu pengetahuan ilmiah berdasar empiris, pengetahuan ilmiah merupakan sesuatu yang tentatif, pengetahuan ilmiah adalah hasil dari berpikir kreatif, hukum ilmiah dan teori adalah hal yang berbeda dalam pengetahuan ilmiah, ilmuwan menggunakan banyak metode untuk mengembangkan pengetahuan ilmiah, sains merupakan aktivitas sosial yang memiliki hubungan subjektivitas dan theory-laden. Dengan memahami hakikat sains, siswa dibina agar menjadi seseorang yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, berpikir kritis, berpikir kreatif dan memiliki literasi ilmiah (Bell, 2009). Salah satu strategi yang dapat digunakan guru dalam menerapkan hakikat sains di dalam pembelajaran adalah melalui isu sosiosaintifik (Khishfe, 2012).

Pembelajran menggunakan isu sosiosaintifik dalam mengajarkan hakikat sains yakni menyisipkan aspek-aspek hakikat sains dalam isu sosiosaintifik sehingga siswa tidak hanya membahas mengenai isu sosiosaintifik, melainkan membahas isu sosiosaintifik tersebut dan mengaitkannya dengan hakikat sains. Tujuan dari memberikan pendekatan isu sosiosaintifik dalam pembelajaran berbasis hakikat sains adalah membina siswa mencapai decision-making (pengambilan keputusan). Pengambilan keputusan merupakan hal yang penting dalam perkembangan literasi ilmiah siswa, yang merupakan kunci utama dalam membuat masyarakat yang demokratis (Khishfe, 2012).

(13)

4

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pengetahuan hakikat sains dalam konteks isu sosiosaintifik. Perlu diberikan arahan dalam mengaplikasikan dan menyintesis pemahaman hakikat sains sehingga siswa dapat membuat keputusan dalam membahas isu sosiosaintifik. Hubungan yang mungkin terjadi antara hakikat sains dan pengambilan keputusan adalah jika siswa memahami dan mendapat bimbingan dalam mengaplikasikan pemahaman hakikat sains mereka pada saat pengambilan keputusan dalam membahas isu sosiosaintifik. (Bell & Lederman, 2003). Acar et al. (2010) menyatakan bahwa siswa sulit membuat suatu argumen dalam membahas isu sosiosaintifik, hal tersebut tentu saja berpengaruh pada pemahaman hakikat sains siswa. Acar et al. (2010) menyatakan bahwa dengan mengajarkan sains dapat meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan melalui argumentasi. Dengan mengerti hakikat sains, siswa dapat menghubungkan keputusan dalam isu sosiosaintifik, sehingga dapat mengurangi ketidaktahuan dalam menanggapi permasalahan yang sulit (Acar, et al. 2010). Intinya adalah membelajarkan hakikat sains melalui isu

sosiosaintifik secara eksplisit-reflektif dapat membimibing siswa untuk membuat keputusan. Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah perlu diadakan pembiasaan dalam pembelajaran berbasis hakikat sains yang dilakukan secara intens oleh guru.

Kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan dalam pembelajaran sains dapat diakukan dengan memberikan pembelajaran berbasis masalah (issue-based teaching) yakni memberikan permasalahan isu sosiosaintifik. Pada kenyataannya, kelemahan siswa dalam berargumentasi untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan dalam isu sosiosaintifik ini menjadi permasalahan dalam pendidikan sains (Acar et al., 2010). Siswa dianggap kurang kompeten dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan terkait isu sosiosaintifik. Hal tersebut disebabkan kurangnya pemahaman konsep hakikat sains.

(14)

5

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mempersulit tercapainya tujuan pendidikan sains yaitu siswa memiliki literasi ilmiah. Berdasarkan hal tersebut, pengaruh pembelajaran berbasis hakikat sains dalam mengambil keputusan dan pandangan siswa tentang hakikat sains melalui isu sosiosaintifik perlu dilakukan.

B. Rumusan Masalah Penelitian

“Bagaimana pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis hakikat sains terhadap pengambilan keputusan melalui isu sosiosaintifik dan pandangan siswa SMA tentang hakikat sains?”

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pengaruh perbedaan pembelajaran berbasis hakikat sains melalui isu sosiosaintifik terhadap pandangan siswa tentang hakikat sains pada kelas eksperimen 1 (implisit) dan eksperimen 2 (eksplisit-reflektif)? 2. Bagaimana pengaruh perbedaan pembelajaran berbasis hakikat sains

melalui isu sosiosaintifik terhadap pengambilan keputusan pada kelas eksperimen 1 (implisit) dan eksperimen 2 (eksplisit-reflektif)?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh perbedaan pembelajaran berbasis hakikat sains melalui isu sosiosaintifik terhadap pandangan siswa tentang hakikat sains pada kelas eksperimen 1 (implisit) dan eksperimen 2 (eksplisit-reflektif). 2. Mengetahui pengaruh perbedaan pembelajaran berbasis hakikat sains

melalui isu sosiosaintifik terhadap pengambilan keputusan pada kelas 1 (implisit) dan eksperimen 2 (eksplisit-reflektif).

E. Manfaat Penelitian

(15)

6

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

memecahkan permasalahan isu sosiosaintifik sehingga dapat menjadi masyarakat yang memiliki literasi ilmiah.

2. Siswa dapat lebih kritis dalam mengemukakan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan isu sosiosaintifik.

3. Siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam membahas isu sosiosaintifik serta mewujudkan tujuan pembelajaran kurikulum 2013 dengan menggunakan prinsip hakikat sains dalam proses mencari tahu.

F. Struktur Organisasi

Pada bab I dijelaskan mengenai latar belakang penelitian yang berkaitan dengan rasional kurikulum 2013. Pada rasional kurikulum 2013 tercantum hakikat sains dimana siswa aktif mencari tahu. Namun pada praktiknya, siswa memiliki kesulitan dalam menerapkan kemampuan hakikat sains dalam setiap pembelajaran. Kekosongan antara tujuan dengan realita yang ada di lapangan membuat peneliti bertujuan untuk meneliti pengaruh pembelajaran hakikat sains pada pembelajaran biologi di salah satu SMA di Kota Bandung. Selain meneliti tentang pandangan hakikat sains siswa, peneliti melihat adakah hubungan antara hakikat sains dalam pengambilan keputusan siswa melalui isu sosiosaintifik. Hal tersebut bertujuan agar siswa memiliki literasi ilmiah yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran sains.

Pada bab II dijelaskan mengenai kajian teori yang relevan dengan penelitian. Pada kajian teori dijelaskan pengertian hakikat sains, cara membelajarkan hakikat sains, hubungan antara hakikat sains dengan pengambilan keputusan serta contoh isu sosiosaintifik yang relevan dengan mata pelajaran biologi pada submateri sistem gerak dan sistem sirkulasi. Selain itu dipaparkan tentang penelitian relevan lainnya yang dilakukan oleh peneliti hakikat sains sebelumnya yang berikatan dengan hakikat sains, isu sosiosaintifik dan penambilan keputusan.

(16)

7

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

lokasi penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, pengembangan instrumen, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan alur penelitian Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner View of Nature of Science form B yang diadaptasi dan dikembangkan dari Lederman et al. (2002) serta Decision-Making Questionnaire yang dikembangkan dan diadaptasi dari Bell

& Lederman (2003) serta kerangka pemikiran menurut McDaniels et al. (1999). Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif secara deskriptif.

Pada bab IV dijelaskan mengenai temuan dan pembahasan.yang disajikan dalam bentuk tematik. Temuan dan pembahasan pertama yakni tentang pembahasan pandangan hakikat sains disajikan dalam bentuk tabel presentase kemunculan aspek hakikat sains dalam kategori informed, intermediary dan naïve. Hasil perbandingan persentase pada kedua kelas eksperimen

selanjutnya dibahas dengan cara dikaitkan dengan pengaruh dari perbedaan pembalajaran hakikat sains kemudian dibandingkan dengan penelitian terdahulu. Temuan dan pembahasan yang kedua adalah tentang pengambilan keputusan. Data hail pengambilan keputusan siswa dijaring melalui DMQ, kemudian dianalisis presentase kemunculan aspek hakikat sains dalam setiap keputusan siswa. Hasil perbedaan persentase kemunculan aspek hakikat sains dalam pengambilan keputusan siswa dikaitkan dengan pengaruh dari perbedaan pembalajaran hakikat sains kemudian dibandingkan dengan penelitian terdahulu. Data sekunder berupa angket, lembar observasi dan wawancara dibahas dengan cara diintegrasikan untuk melengkapi pembahasan pada data utama (VNOS-B adaptasi dan DMQ).

(17)

28 Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experimental design. Eksperimen ini merupakan comparative experiment

yakni perbandingan eksperimen pembelajaran berbasis hakikat sains secara implisit dan eksplisit-reflektif. Kelas eksperimen 1 diberi perlakuan pembelajaran berbasis hakikat sains secara implisit dan kelas eksperimen 2 diberi perlakuan pembelajaran berbasis hakikat sains secara eksplsit-reflektif.

Desain penelitian yang dilakukan adalah pretest posttest design. Terdapat kelas eksperimen 1 yang terdiri dari satu kelas dan kelas eksperimen 2 yang terdiri dari satu kelas. Berikut disajikan desain penelitian pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen 1 O1 X1 O2

Eksperimen 2 O3 X2 O4

Keterangan:

X1 : Perlakuan pembelajaran berbasis hakikat sains melalui isu sosiosaintifik secara implisit.

X2 : Perlakuan pembelajaran berbasis hakikat sains melalui isu sosiosaintifik secara eksplisit-reflektif.

O1 dan O3 : Observasi yang dilakukan dengan cara memberikan pretest. O2 dan O4 : Observasi yang dilakukan dengan cara memberikan posttest.

B. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian

(18)

29

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

rincian 13 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Karakteristik subyek penelitian yaitu siswa merupakan warga Negara Indonesia (WNI) dan usia siswa rata-rata berkisar antara 15-17 tahun.

Adapun kelas lain yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas XI MIA 1 dan XI MIA 4 sebagai kelas yang digunakan untuk uji coba kerterbacaan instrumen. Karakteristik kelas yang digunakan untuk kelas uji coba adalah kelas ini merupakan siswa SMAN 4 Bandung yang kemampuan kognitifnya tidak berbeda jauh dengan siswa di kelas eksperimen 1 dan 2 (XI MIA 5 & XI MIA 2).

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah persepsi hakikat sains dan pengambilan keputusan siswa kelas XI jurusan MIA di SMA Negeri 4 Kota Bandung tahun ajaran 2014/2015. Sampel penelitian ini adalah persepsi hakikat sains dan pengambilan keputusan siswa dua kelas dari kelas XI jurusan MIA di SMA Negeri 4 Kota Bandung tahun ajaran 2014/2015 dalam materi sistem gerak dan sistem sirkulasi.

D. Definisi Operasional

Penelitian ini merupakan comparative experiment yang terdiri dari variabel bebas berupa pengaruh pembelajaran berbasis hakikat sains serta variabel terikatnya adalah pandangan siswa tentang hakikat sains dan pengambilan keputusan. Penjelasan tentang variabel penelitian disajikan secara rinci di bawah ini.

(19)

30

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

hakikat sains yang disampaikan secara implisit melalui artikel isu sosiosaintifik. Penyampaian hakikat sains secara implisit adalah penyampaian aspek-aspek hakikat sains secara tidak langsung atau tersirat dalam artikel isu sosiosaintifik. Selanjutnya siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya mengarah pada aspek hakikat sains. Jawaban tentang aspek-aspek hakikat sains selanjutnya dibahas dalam diskusi kelas. Kelas eksperimen 2 mendapatkan pembelajaran berbasis hakikat sains yang disampaikan secara eksplisit-reflektif melalui artikel isu sosiosaintifik. Penyampaian hakikat sains secara eksplisit adalah penyampaian aspek-aspek hakikat sains secara langsung yang tertulis dalam rencana pembelajaran dan pada saat pembelajaran sehingga siswa mengetahui tujuan pembelajaran secara jelas. Reflektif adalah penguatan tentang aspek-aspek hakikat sains pada akhir pembelajaran. Kelas eksperimen 2 diberikan artikel isu sosiosaintifik beserta pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya merupakan aspek hakikat sains, selanjutnya diadakan diskusi kelas. Pada saat diskusi kelas, guru membantu siswa memahami aspek hakikat sains dan menuliskan aspek-aspek hakikat sains di papan tulis (eksplisit), selanjutnya pada akhir pembelajaran guru menguatkan kembali aspek-aspek hakikat sains (reflektif). Untuk mengontrol guru agar menyampaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan maka dibuat instrumen sekunder berupa lembar keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi guru yang diisi oleh dua orang observer.

(20)

31

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang digunakan untuk melihat pengambilan keputusan adalah DMQ (Decision-Making Questionnaire) yang disesuaikan dengan lima

tahap pendekatan kerangka berpikir pengambilan keputusan. Cara menganalisis data adalah melihat perbedaan persentase faktor-faktor pengambilan keputusan pada pretest dan posttest selanjutnya hasilnya dikaitkan dengan pembelajaran.

3. Pandangan siswa tentang hakikat sains merupakan variabel terikat yang kedua. Pandangan siswa tentang hakikat sains dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu informed, intermeiary dan naïve. Kelompok informed apabila siswa menunjukkan pandangan yang sesuai dengan pandangan kontruktivis peneliti hakikat sains. Kelompok naïve apabila siswa menunjukkan pandangan miskonsepsi terhadap pertanyaan hakikat sains yang diajukan. Kelompok intermediary adalah siswa yang pandangannya merupakan sebagian informed dan sebagian naïve (jawaban peralihan). Data dijaring melalui istrumen hasil pre-test dan post-test menggunakan kuesioner hakikat sains (adaptasi VNOS-B). Tujuh aspek hakikat sains yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengetahuan ilmiah bersifat empirik; pengetahuan ilmiah bersifat tentatif; pengetahuan ilmiah adalah hasil kreativitas dan imajinasi; teori dan hukum ilmiah; mitos metode ilmiah; kemelekatan aspek sosial dan budaya dalam pengetahuan ilmiah; dan theory-laden.

(21)

32

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Instrumen penelitian

1. Kuesioner hakikat sains

Kuesioner hakikat sains digunakan untuk menjaring persepsi siswa tentang hakikat sains. Penjaringan persepsi hakikat sains dilakukan sebelum dan setelah pembelajaran berbasis hakikat sains sehingga peneliti memberikan pretest dan posttest. Pretestt dan posttest yang diberikan adalah kuesioner yang berdasarkan pada Views of Nature of Science Questionnaire (VNOS) bentuk B yang diadaptasi dan

dikembangkan dari Lederman et al. (2002). Proses adaptasi disesuaikan dengan kemampuan berpikir siswa berdasarkan materi yang telah dipelajari sebelumnya yakni aspek empirik dengan pertanyaan tentang penamasan global yang telah dipelajari oleh siswa pada kelas X semester genap. Pemberian soal tidak berdasarkan sistem sirkulasi maupun sistem gerak dikarenakan untuk menghindari adanya retensi yang telah dilakukan saat perlakuan pembelajaran berbasis hakikat sains pada materi sistem sirkulasi dan sistem gerak.

Sebelum penelitian, kuesioner ini diuji keterbacaan terlebih dahulu pada kelas XI MIA 1 yang bukan merupakan kelas eksperimen. Instrumen ini tidak dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas karena instrumen yang digunakan merupakan hasil adaptasi dan sudah pernah diterapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lederman et al. (2002). Berikut kisi-kisi kuesioner hakikat sains siswa yang terdapat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen VNOS-B adaptasi untuk menjaring persepsi hakikat sains

No

. Aspek hakikat sains Jumlah No.Soal

1 Empiris 1 1

2 Theory-Laden 1 2

3 Aspek sosial budaya yang melekat 1 3

4 Teori dan hukum adalah hal yang berbeda

(22)

33

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5 Kreatif dan imajinatif 1 5

6 Tentatif 1 6

7 Mitos metode ilmiah 1 7

Total pertanyaan 7

2. Instrumen kuesioner pengambilan keputusan

Instrumen yang digunakan untuk pengambilan keputusan siswa berdasarkan instrumen DMQ yang dikembangkan dari Bell & Lederman (2003). Kuesioner yang diberikan ditujukan untuk menanggapi artikel isu sosiosaintifik. Terdapat dua kali pemberian DMQ, yaitu pada saat pretest dan posttest sehingga DMQ dan artikel isu sosiosaintifik yang digunakan adalah dua yaitu tentang artificial muscle (pada pretest) dan artificial blood (pada posttest). Untuk membimbing siswa membuat keputusan

yang bijaksana, peneliti menggunakan pendekatan yang disesuaikan dengan kerangka berpikir pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh McDaniels et al. (1999). Berikut ini disajikan kisi-kisi kuesioner pengambilan keputusan pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner pengambilan keputusan

No Aspek pengambilan keputusan Jumlah No.

Soal

1 Menentukan posisi „pentingnya‟ suatu isu 1 1

2 Memberikan solusi alternatif 1 2

3 Menentukan positif/negatif dari pemberian solusi 1 3 4 Mengidentifikasi keseimbangan dari solusi yang

bersifat positif dan negatif 1 4

5 Keputusan akhir 1 5

Total pertanyaan 5

3. Pedoman Wawancara

(23)

34

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

maksud dari jawaban siswa pada tes tertulis dan sebagai data pembanding. Wawancara dilakukan pada beberapa siswa berdasarkan hasil posttest dan pretest kuesioner VNOS-B dan DMQ. Siswa yang diwawancara adalah beberapa siswa yang tidak jelas menuliskan jawaban pada kedua kuesioner, baik VNOS-B maupun DMQ. Pedoman wawancara yang ditanyakan pada siswa terdapat pada Lampiran B.

4. Angket respons siswa terhadap pembelajaran menggunakan isu soiosaintifik

Penyebaran angket dilakukan setelah pembelajaran. Angket yang disebar merupakan angket tertutup mengenai respons siswa terhadap pembelajaran isu sosiosaintifik dan pengambilan keputusan. Angket ini bertujuan untuk mengetahui respons siswa terhdap pembelajaran. Angket ini diberikan pada setiap individu setelah perlakuan.

Angket berisi sepuluh pertanyaan dengan kolom isian bertanda centang () yang terdiri dari respons sangat setuju, (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Pertanyaan yang diajukan seputar pembelajaran menggunakan isu sosiosaintifik dan pengambilan keputusan siswa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terdiri dari komponen afeksi (pernyataaan positif) dan kognisi (pernyataan negatif). Berikut pada Tabel 3.4 disajikan kisi-kisi komponen pertanyaan pada angket respons siswa.

Tabel 3.4 Kisi-kisi komponen pertanyaan pada angket respons siswa

No. Klasifikasi Pernyataan

Jumlah

(24)

35

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 5. Lembar keterlaksanaan pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran berisi pernyataan berupa kegiatan pembelajaran yang di sampingnya dilengkapi dengan kolom isian tanda centang (√) “Ya” dan “Tidak”. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran ini digunakan untuk mengetahui apakah tahapan kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tersampaikan dengan lengkap ataukah tidak selama pembelajaran berlangsung. Instrumen ini dijadikan sebagai data pendukung.

6. Lembar observasi siswa

Lembar observasi siswa berisi pernyataan berupa aktivitas siswa selama pembelajaran yang di sampingnya dilengkapi dengan kolom isian tanda centang (√) “Ya” dan “Tidak”. Lembar observasi siswa ditujukan untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini tidak diisi olah guru melainkan oleh observer. Observer merupakan mahasiswi Jurusan Pendidikan Biologi semester tujuh yang sudah mendapatkan matakuliah filsafat sains dan program pendidikan biologi. Observer mengamati masing-masing siswa dalam kelompok. Selain itu, instrumen digunakan untuk melihat bagaimana kondisi siswa dalam kelompoknya, apakah seluruh siswa aktif selama pembelajaran, ataukah tidak. Instrumen ini dijadikan sebagai data pendukung.

F. Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1. judgment kepada dosen ahli;

2. uji coba keterbacaan instrumen pada kelas selain kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2

(25)

36

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu a. Data Utama (Data Primer)

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner VNOS-B. Instrumen kuesioner ini merupakan hasil adaptasi dari kuesioner VNOS-B yang telah dikembangkan oleh Lederman et al. (2002). Untuk melihat aspek hakikat sains dalam keputusan siswa, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner DMQ yang diadaptasi dari Bell & Lederman (2003). Selama pengembangan, instrumen dikaji dan didiskusikan dengan dosen pembimbing.

Kuesioner VNOS-B tidak banyak perubahan yang dilakukan setelah kuesioner dikaji oleh pembimbing, karena kuesioner ini telah digunakan pada beberapa penelitian sebelumnya dan hanya diterjemahkan serta disesuaikan dengan materi yang telah dipelajari oleh siswa. Adapun perubahan yang sering dilakukan adalah perubahan kunci jawaban dan cara menganalisis data. Artikel isu sosiosaintifik mengalami beberapa kali revisi terutama dalam redaksi penulisan artikel. kuesioner DMQ mengalami beberapa perubahan pada jumlah pertanyaan yang diajukan dan redaksi penulisan pertanyan.

Instrumen VNOS-B adaptasi diuji keterbacaan dilakukan pada siswa kelas XI MIA 1 dan uji keterbacaan artikel isu sosiosaintifik dan DMQ pada kelas XI MIA 4, untuk melihat apakah siswa mengerti dengan pertanyaan yang diajukan dan dapat menjawab sesuai dengan yang diharapkan, ataukah siswa tidak mengerti dengan pertanyaan tersebut karena kalimat yang digunakan terlalu rumit. Uji keterbacaan ini dilakukan pada siswa yang bukan merupakan partisipan dalam penelitian, namun memiliki karakteristik yang sama dengan partisipan penelitian.

(26)

37

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kuesioner DMQ, awalnya hanya diberikan satu pertanyaan, namun hasil yang didapatkan tidak sesuai, sehingga soal ditambahkan sebanyak lima butir yang disesuaikan dengan kerangka berpikir menuju pengambilan keputusan menurut McDaniels et al. (1999).

b. Data Pendukung (Data Sekunder)

Data pendukung yang digunakan dalam penelitian ini mencakup angket respons siswa, lembar observasi siswa, lembar keterlaksanaan pembelajaran, dan pedoman wawancara. Hasil judgment oleh dosen ahli, menunjukkan bahwa terdapat beberapa kekurangan pada data pendukung ini, terutama pada angket respons siswa dan pedoman wawancara.

Revisi terbanyak adalah pedoman wawancara, selain perubahan dalam redaksi, terdapat perubahan pertanyaan yang disesuaikan dengan keperluan setelah data utama dianalaisis. Revisi pada angket adalah perubahan pada redaksi pernyataan positif dan negatif. Lembar observasi siswa tidak mengalami perubahan. Lembar keterlaksanaan pembelajaran lebih disesuaikan dengan poin-poin kegiatan pembelajaran di dalam RPP.

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan penelitian a. Penyusunan proposal penelitian

Pada tahap ini peneliti menyusun proposal penelitian tentang ‘pengaruh pembelajaran berbasis hakikat sains terhadap pengambilan keputusan dan pandangan siswa tentang hakikat sains melalui isu sosiosaintifik’. Selama penyusunan proposal, peneliti rutin berkonsultasi pada dosen pembimbing penelitian.

b. Seminar proposal penelitian

(27)

38

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang terdapat pada berita acara dijadikan sebagai poin-poin revisi proposal penelitian. Berita acara dan revisi proposal dikumpulkan di kantor jurusan Pendidikan Biologi dua minggu setelah seminar.

c. Revisi proposal penelitian

Revisi proposal penelitian dilakukan setelah seminar proposal. d. Pengumpulan revisi proposal penelitian dan Pembuatan surat tugas

Setelah peneliti revisi proposal penelitian dikumpulkan, surat tugas ditandatangani oleh dosen pembimbing dan Dewan Bimbingan Skripsi. e. Judgement dan uji coba instrumen

Instrumen dan RPP yang akan digunakan dalam penelitian ini melalui tahap judgement yang dilakukan oleh dosen ahli. Setelah instrumen mendapat judgement, selanjutnya adalah penyerahan surat keterangan penelitian sebagai syarat administrasi pada sekolah yang akan dijasikan populasi penelitian. Setelah surat penelitian diberikan pada sekolah, selanjutnya dilakukan uji coba instrumen pada subjek penelitian.

f. Revisi instrument penelitian

Revisi instrumen penelitian dilakukan setelah judgement dan uji coba instrumen.

2. Tahap pelaksanaan penelitian a. Pretest persepsi hakikat sanis

Pretest dilakukan pada kelas implisit dan kelas eksplisit-reflektif.

Pretest yang diberikan berupa kuesioner VNOS-B adaptasi dan DMQ

tentang artificial muscle.

b. Pembiasaan pembelajaran berbasis hakikat sains

(28)

39

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

diskusi, guru tidak menyampaikan lagi aspek hakikat sains karena siswa dianggap sudah memahami sendiri aspek hakikat sains melalui diskusi yang telah dilakukan. Pembiasaan ini dilakukan sebanyak satu kali menggunakan materi yang berbeda dengan penelitian, namun masih termasuk materi kelas XI yakni tentang sistem gerak pada tubuh manusia.

c. Posttest persepsi hakikat sains dan pengambilan keputusan

Posttest dilakukan pada kedua kelas. posttest yang diberikan berupa

kuesioner VNOS-B adaptasi dan DMQ tentang artificial blood. d. Penyebaran angket dan wawancara

Penyebaran angket dilakukan setelah pembelajaran. Angket yang disebar merupakan angket kepuasan siswa tentang pembelajaran isu sosiosaintifik. Wawancara dilakukan pada beberapa siswa yang hasil jawaban pretest atau posttest sulit demengerti.

3. Tahap pasca penelitian a. Analisis data penelitian

Data primer yakni VNOS-B adaptasi dianalisis dan diolah melalui uji kualitatif yang disampaikan secara deskriptif melalui persentase perbedaan persentase kategori informed, intermediary dan naïve pada pretest dan posttest. Selanjutnya untuk data yang berasal dari DMQ,

kasil keputusan siswa dijaring faktor apa saja yang ada pada keputusan tersebut selanjutnya dihitung frekuensinya dan dibandingkan berdasarkan persentasenya. Data sekunder berupa angket lembar observasi, lembar keterlaksanaan pembelajaran dan wawancara digunakan sebagai data pendukung. Angket, lembar observasi dan lembar keterlaksanaan kegiatan pembelajaran dianalisis menggunakan skala sikap yang dikategorikan menjadi sikap baik sekali, baik, cukup, kurang.

(29)

40

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu H. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes Tertulis

Data tentang pandangan siswa mengenai aspek-aspek hakikat sains didapatkan melalui pretest dan posttes tertulis yakni Views of Nature of Science Questionnaire bentuk B adaptasi yang dikembangkan dari

Lederman et al. (2012). Pengambilan keputusan siswa terhadap isu sosiosaintifik menggunakan tes tertulis berupa decision-making Questionnaire yang diadaptasi dan dikembangkan dari Bell & Lederman

(2009) berdasarkan kerangka pengambilan keputusan menurut McDaniels et al. (1999).

2. Non Tes

Data pendukung berupa non-tes yaitu angket kepuasan siswa tentang pembelajaran menggunakan isu sosiosaintifik, wawancara, dan lembar observasi. Observasi dilakukan ketika perlakuan berlangsung. Angket dan wawancara dilakukan setelah perlakuan selesai dilaksanakan. Angket diberikan pada setiap siswa untuk melihat respons siswa terhadap pembelajaran, sedangkan wawancara tidak dipilih secara acak, melainkan dipilih setelah jawaban kuesioner tersebut dianalisis.

I. Analisis Data

1. Analisis Data VNOS-B Adaptasi

(30)

41

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

intermediary dan naïve. Analisis pengelompokan tersebut mengacu pada

pandangan kontruktivis hakikat sains menurut Lederman et al. (2002). Siswa dikelompokan ke dalam naïve apabila siswa tersebut menunjukkan pandangan miskonsepsi terhadap pertanyaan hakikat sains yang diajukan. Siswa dikelompokan ke dalam informed apabila siswa menunjukkan pandangan yang sesuai dengan pandangan kontruktivis hakikat sains menurut Lederman et al. (2002). Siswa yang dikelompokan ke dalam intermediary adalah siswa yang pandangannya merupakan sebagian

informed dan sebagian naïve (jawaban peralihan). Berikut ini disajikan

[image:30.596.131.516.335.405.2]

contoh tabel analisis data secara deskriptif pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Analisis data VNOS-B adaptasi secara deskriptif menggunakan persentase

No Jawaban Pretest f (%) Posttest f (%)

1 2 3

Total seluruh peserta penelitian n (%) Keterangan : f = banyaknya siswa

Setelah didapatkan data persentase seperti yang ditunjukan oleh tabel 3.5 selanjutnya persentase siswa pada kedua kelas dikelompokan menjadi kelompok informed, intermediary dan naïve . Contoh tabel disajikan pada pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Perbandingan siswa yang memahami dan kurang memahami hakikat sains pada kelas implisit dan kelas eksplisit-reflektif.

No Aspek Hakikat Sanis

Eksperimen 1 Eksperimen 2

Pretest f (%)

Posttest f (%)

Pretest f (%)

Posttest f (%)

1 Informed 2 Intermediary 3 Naïve

[image:30.596.144.520.570.701.2]
(31)

42

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

intermediary & informed) baik pada kelas implisit dan kelas

eksplisit-reflektif.

2. Analisis Data DMQ

[image:31.596.131.517.597.714.2]

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner pengambilan keputusan yang bertujuan untuk melihat aspek hakikat sains apa saja yang terdapat pada keputusan siswa. Analisis dilakukan secara kualitatif menggunakan persentase. Data disajikan dalam dua jenis tabel kemunculan aspek fakta, hakikat sains, dan nilai yang mendasari pemikiran siswa. Pandangan berbasis fakta adalah keputusan seseorang yang berlandaskan fakta yang ada pada teks. Pandangan hakikat sains adalah mempertimbangkan aspek-aspek hakikat sains dalam keputusan. Nilai pengambilan keputusan merupakan faktor pengambilan keputusan yang mempertimbangkan pandangan atau norma seperti agama, kesehatan, politik, ekonomi, kemanusiaan dan lingkungan. Tabel pertama memuat hasil pengambilan keputusan siswa pada pertanyaan nomor 1-4 sedangkan tabel kedua memuat hasil pengambilan keputusan akhir pada kuesioner nomor 5. Berikut ini disajikan contoh tabel analisis data secara deskriptif pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Perbandingan persentase dan frekuensi hasil pretest & posttest faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan akhir partisipan

EXP 1 (XI MIA 5) EXP 2 (XI MIA 2)

Pretest Posttest Pretest Posttest

% (f) % (f) % (f) % (f) Fakta (Evidence)

EXP 1 (XI MIA 5) EXP 2 (XI MIA 2)

(32)

43

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

% (f) % (f) % (f) % (f) Hakikat sains

Kreatif & imajinatif Tentatif

Sosial & budaya Subjektif

EXP 1 (XI MIA 5) EXP 2 (XI MIA 2)

Pretest Posttest Pretest Posttest

% (f) % (f) % (f) % (f) Pandangan (Value)

Kesehatan Kemanusiaan Religious Pendidikan Politik Ekonomi Lingkungan

Keterangan: % ; persentase ; f ; frekuensi 3. Analisis hasil wawancara

Melalui wawancara, data yang didapatkan adalah data kulaitatif dengan tujuan utama yaitu penjelasan mendalam terhadap jawaban siswa terhadap kuesioner yang telah diberikan. Analisis hasil wawancara dilakukan dengan cara direkam melalui video dan audio. Selanjutnya percakapan yang terekam oleh alat perekam ditranskripsikan dalam bentuk tulisan. Jawaban wawancara siswa selanjutnya dihubungkan dengan jawaban kuesioner VNOS-B dan DMQ. Hasil transkripsi wawancara siswa dilampirkan pada

lampiran C. Kendala pada saat proses yaitu pelaksanaan wawancara dilakukan jauh setelah siswa mendapat perlakuan, sehingga peneliti membantu siswa mengingat kembali hal yang pernah dilakukan.

4. Analisis angket respons siswa terhadap pembelajaran

(33)

44

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

[image:33.596.150.515.232.314.2]

pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif dan negatif dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Skor yang diberikan terhadap pilihan tersebut bergantung pada penilai asal penggunaannya konsisten. Skor untuk pernyataan positif dan negatif adalah kebalikannya. (Sudjana, 2009). Tabel skor skala yang didasari oleh skala Likert disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Skor terhadap pernyataan positif & negatif siswa

Pernyataan Skor

SS S TS STS

Pernyataan afeksi (+) 4 3 2 1

Pernyataan kognisi (-) 1 2 3 4

[image:33.596.149.510.427.514.2]

Setelah pemberian skala, selanjutnya setiap respons siswa direkap berdasarkan pernyataan sangat setuju, (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Adapun tabel contoh rekap siswa disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Tabel frekuensi respons siswa terhadap angket pembelajaran menggunakan isu sosiosaintifik

No Pernyataan

Frekuensi respons siswa

EXP 1 EXP 2

SS S TS STS SS S TS STS

1 2

Setelah pernyataan siswa direkap, selanjutnya dikalikan dengan skala sesuai dengan skala yang tertera pada Tabel 3.8, selanjutnya diubah menjadi skala 100. Perhitungan presentasi menjadi skala 100 sesuai dengan perhitungan Arikunto (2011) dibawah ini:

NP (%) =

Keterangan:

NP : nilai yang dicari R : skor mentah

(34)

45

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah didapatkan data berupa respons dalam persentase, selanjutnya dibuat tabel perbandingan persentase SS, S, TS dan STS berdasarkan pernyataaan negatif dan positif.

5. Analisis lembar observasi siswa

Lembar observasi siswa digunakan selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi siswa berisi kriteria fokus siswa dan merupakan hal-hal yang seharusnya dilakukan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Cara perhitungannya yakni dengan menjumlahkan semua kegiatan yang dilakukan di lapangan, selanjutnya diubah menjadi skala 100. Hasil nilai yang dicari selanjutnya disesuaikan dengan tabel keterlaksanaan pembelajaran yang ada pada Tabel 3.10.

6. Analisis lembar keterlaksanaan pembelajaran

[image:34.596.157.508.522.594.2]

Lembar keterlaksannan pembelajaran digunakan selama pembelajaran berlangsung dan berisi langkah kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Langkah untuk menganalisis keterlaksanaan pembelajaran mirip seperti analisis pada lembar observasi siswa. Hasil observasi selanjutnya dicocokan berdasarkan katrgori sangat baik, baik, cukup dan kurang pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Kategori Penilaian Kegiatan Pembelajaran (Arikunto, 2012) Nilai Total (%) Penilaian Kegiatan Pembelajaran

100 – 86 Sangat baik

85 – 66 Baik

65 – 46 Cukup

(35)

46

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu J. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian

Tahap persiapan

Tahap pelaksanaan

Tahap akhir Pelaksanaan seminar proposal

Judgement instrumen

Revisi instrumen

Pengumpulan data awal (pretest)

Pemberian perlakuan

Pengolahan dan analisis data

Penulisan skripsi

Penyusunan Proposal & instrumen

Uji keterbacaan instrumen

Pengumpulan data akhir (posttest), angket dan wawancara Perizinan

[image:35.596.121.541.123.650.2]
(36)

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI

A. Simpulan

(37)

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pembelajran berbasis hakikat sains melalui isu sosiosaintifik memengaruhi pengambilan keputusan siswa namun perbedan pada kedua kelas tidak jauh berbeda. Hasil perbandingan pretest dan posttest pada kedua kelas tidak jauh berbeda, tetapi kelas eksplisit-reflektif sedikt lebih baik dalam mengaplikasikan pandangan hakikat sains terutama dalam aspek tentatif, kreatifitas dan imajinasi, sosial budaya dan subyektifitas pada pengambilan keputusan. Pembelajaran berbasis hakikat sains melalui isu sosiosaintifik efektif memengaruhi banyaknya pandangan siswa terhadap aspek kesehatan, religius dan kemanusiaan pada pengambilan keputusan. Hal tersebut karena tema isu sosiosaintifik yang digunakan pada saat pembelajaran adalah isu tentang artificial blood dan artificial muscle yang erat kaitannya dengan teknologi, kesehatan, kemanusiaan dan religius. Adapun aspek hakikat sains yang memiliki peran paling banyak adalah aspek kreativitas dan imajinasi serta aspek sosial dan budaya. Meskipun aspek hakikat sains yang muncul pada kelas eksplisit-reflektif dengan persentase kreatif dan imajinatif (8,6%), tentatif (5,7%), sosial budaya (5,7%) dan subyektif (2,9%) lebih banyak dari kelas implisit, (2,9%) pada aspek tentatif dan sosial budaya, namun jawaban yang paling dominan pada keputusan siswa adalah kemanusiaan (25,7% & 25,7%), kesehatan (22,9 & 34,3%) dan religius (22,9% & 11,4%). Manfaat dari hasil penelitian ini adalah membimbing siswa untuk memiliki keputusan yang bijaksana, mendekatkan siswa untuk mencapai seseorang yang memiliki literasi ilmiah dan membimbing siswa menuju masyarakat demokratis yang dapat memecahkan permasalahan sulit yang ada di masyarakat.

B. Rekomendasi dan Implikasi

(38)

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

memandang hakikat sains lebih baik, menjadi siswa yang memiliki literasi ilmiah dan merealisasikan tujuan yang ada pada rasional kurikulum 2013. Meski hasil yang didapatkan memiliki peningkatan terutama pada kelas eksplisit-reflektif amun tidak semua mendapatkan hasil yang diharapkan, penelitian ini masih memiliki kelemahan.

Kelemahan pertama adalah hasil aspek empirik pada kedua kelas baik pada saat pretest dan posttest sudah 100% hal tersebut karena kurangnya pertanyaan yang menjaring aspek empirik. Hal tersebut menyebabkan data yang dihasilkan pada penelitian ini kurang representatif untuk mengetahui peningkatan pandangan informed pada saat pretest dan posttest serta sulit untuk menentukan kelas mana yang mengalami peningkatan yang paling banyak. Berdasarkan kelemahan tersebut, rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yang pertama adalah ada baiknya untuk menambah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring persepsi hakikat sains. Pertanyaan dapat ditambah dengan adanya aspek inferensi dan observasi sehingga terlihat pandangan siswa yang lebih baik dalam memandang hakikat sains terutama dalam melihat pengaruh dari pemberian perlakuan yang berbeda (implisit vs eksplisit-reflektif).

Kelemahan yang kedua adalah sulit menentukan isu sosiosaintifik yang digunakan untuk dapat membimbing siswa menuliskan pandangan berdasarkan aspek hakikat sains dalam keputusan. Isu sosiosaintifik yang digunakan pada penelitian ini erat kaitannya dengan aspek religius, kemanusiaan dan kesehatan sehingga pada pengambilan keputusan, siswa banyak yang mencantumkan aspek tersebut dibandingkan aspek hakikat sains. Adapun rekomendasi yang dapat meminimalisir kekurangan tersebut adalah isu sosiosaintifik yang dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran berbasis hakikat sains sebaiknya berpusat pada aspek-aspek hakikat sains.

(39)

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(40)

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abd-El-Khalick, F & Lederman, N. (2000). “The Influence of History of Science on Students’s View of Nature of Science”. Journal of Research in Science Teaching. Vol 37 (10), hlm. 1057-1095.

Abd-El-Khalick, F., & BouJaoude, S. (1997). An exploratory study of the disciplinary knowledge of science teachers. [Online]. Tersedia: http://www.ed.psu.edu/ci/Journals/97pap3.htm [July 5, 2015]

Acar, O., Turkmen, L. & Roychoudhury, A. (2010). “Student difficulties in socio -scientific argumentation and decision-making research findings: crossing the borders of two research lines”. International Journal of Science Education. Vol 32 (1), hlm. 1191-1206.

Adisendjaja, Y. H, Rustaman, N., Redjeki, S., & Satori D. (2015). Pemahaman mahasiswa pendidikan biologi tentang hakikat sains. Prosiding Seminat Alfa IV 2015 (hlm. 60-67). Yogyakarta: Jurusan Pendidikan IPA FMIPA UNY.

Aikenhead, G. S. (1994). What is STS science teaching? In J. STS education: International perspectives on reform New York, NY: Teachers College Press. (hlm. 47–59).

American Association for the Advancement of Science. (1989). Science for All Americans: A project 2061 report. New York: Oxford University Press. Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bell, R. L. (2009). Teaching the nature of science:Three Critical Questions

[Online]. Tersedia: http:www.ngsp.com/Teaching the nature of science [27 Februari 2014]

Bell, R. L., & Lederman, N. G. (2003). Understandings of the nature of science and decision-making on science and technology issues. Science Education. Vol 87 (3), hlm. 352–377.

Brock, D.L, (1991). Review of Artificial Muscle Based on Contractile Polymers.

[online] available at:

http://www.ai.mit.edu/projects/muscle/papers/memo1330/memo1330.html [26 Oktober 2014]

(41)

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Cooper, C., Reeder, B., Grey, M., Silaghi-Dumitrescu, R., Svistunenko, D., Bulow, L., & Wilson, M. (2008). Tyrosine Residues as Redox Cofactors in Human Hemoglobin Implications For Engineering Nontoxic Blood Substitutes. The Journal Of Biological Chemistry. Vol. 283 (45), hlm. 30780–30787.

Eastwood, J., Sadler, T., Zeidler, D., Amiri, L., Applebaum, S., (2012). “Contextualizing nature of Science Instruction in Sosioscientific Issues”. International Journal of Science Education. Vol 34 (15), hlm.. 2289-2315.

Fensham, P. (2008). Science education policy-making. Paris: UNESCO.

Fenny, R., & Rustaman, N. (2013). Profil Sosiocultural Perspective dalam Berargumentasi Mahasiswa Calon Guru Biologi pada Perkuliahan Fisiologi Manusia. Bandung: Fakultas Pendidikan Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Pendidikan Biologi UPI.

Heath, P. A., White, A. L., Berlin, D. F., & Park, J. C. (1987). Decision making: Influence of features and presentation mode upon generation of alternatives. Journal of Research in Science Teaching. Vol. 24 (9), hlm. 821–833.

Holbrook, J. & Rannikmae, M. (2009). “The Meaning of Scientific Literacy”. International Journal of Science Environmental & Science Education. Vol 4 (3), hlm. 275-288.

Hanines, C.S., Lima, M.D., Na Li, Spinks, G.M., Foroughi J., Madden J.D., Kim S.H., Fang, S., Andrade, M.D., Göktepe, F., Göktepe, Ö., Mirvakili S.M., Naficy, S., Lepró, X., Oh Jiyoung, Mikhail E.K., Kim, S.J, Xu Xiuru, Swedlove, B.J., Wallace G.G., Baughman R.H. (2014). Artificial Muscles from Fishing Line and Sewing Thread. Science, American Association for the Advancement of Science. DOI: 10.1126/science.1246906.

Khishfe, R., & Abd-El-Khalick, F. (2002). The influence of explicit and reflective versus implicit inquiry-oriented instruction on sixth graders’ views of nature of science. Journal of Research in Science Teaching. Vol 39 (7), hlm. 551– 578.

Khihfe, R., & Lederman, N., (2006). “Teaching Nature of Science within a Controversial Topic: Integrated versus Nonintegrated”. Journal of Research in Science Teaching. Vol. 43 (4), hlm. 395-418.

(42)

Celine Dwita Suryana Putri, 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS HAKIKAT SAINS TERHAD AP PENGAMBILAN KEPUTUSAN D AN PAND ANGAN SISWA TENTANG HAKIKAT SAINS MELALUI ISU SOSIOSAINTIFIK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Klosterman, M. L., & Sadler, T. D. (2010). “Multilevel assesment of scientific content knowledge gains associated with sosioscientific issues-based instruction”. International Journal of Science Education. Vol 32 (8), hlm. 1017-1043.

Lederman, N.G. (1992). “Students’ and teachers’ conceptions of the nature of science: A review of the research”. Journal of Research in Science Teaching. Vol 29, hlm. 331–359.

Lederman, N., Abd-El-Khalik, F., Bell, R., Schwartz, R. (2002). “Views of Nature of Science Questionnarie: Toward Valid and Meaningful Assesment of Learners’ Conceptions of Nature of Science”. International Journal of Science Education. Vol 39 (6), hlm. 497-521.

Lederman, N.G., and J.S. Lederman. (2004). “Revising instruction to teach nature of science”. The Science Teacher. Vol. 71 (9), hlm. 36-39.

Maggs S. (2014). We Can Now Make Artificial Muscle Out of Fishing Line That’s 100 Times Stronger Than Actual Muscle. [online] available at: http://www.themarysue.com/artificial-muscle-fishing-line/ [26 Oktober 2014]

McComas, W. F. (1998). The principal elements of the nature of science: dispelling the myths. The Nature of Science in Science Education, hlm. 53-70.

McDaniels, T. L., Gregory, R. S., & Fields, D. (1999). Democratizing risk management: Successful public involvement in local water management decisions. Risk Analysis. Vol. 19, hlm. 491–504.

Chang, Ming-Kun. (2014). Tracking Control of a Leg Rehabilitation Machine Driven by Pneumatic Artificial Muscles Using Composite Fuzzy Theory. The Scientific World Journal. DOI: 10.1155/2014/464276

Nuangchalerm, P. (2010). “Enggaging Student to Preceive Nature of Sciience Through Sosioscientific Issues-Based Instruction”. Europen Journal of Social Science. Vol 13 (1), hlm. 34-37.

Gambar

Tabel 3.1 Desain penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen VNOS-B adaptasi untuk menjaring persepsi
Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner pengambilan keputusan
Tabel 3.6 Perbandingan siswa yang memahami dan kurang memahami
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa pemberian intervensi yang menggunakan latihan meniup pada subjek MI memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan mengucapkan hurup H pada

Ryu, Kisang, Heesup Han dan Soocheong (Shawn) Jang, 2010."Relationships among Hedonic and Utilitarian Values, Satisfaction and behavioral Intentions in

BAB II LATIHAN MENIUP TERHADAP PENGUCAPAN ANAK DOWN SYNDROME A.. Pengertian Down Syndrome

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi

3.8 Menganalisis peran pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia 4.8 Menyajikan hasil analisis peran pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia. 3.9

Masyerakat). Sebagai organisasi, P3M drdrnkan pada tahun lq83 unruk melak !anakan progrrm pengembangan masv, rakatpesantrcn LP3ES Banyak aktivis P3M betafiliasi kc NU

Sehubungan dengan Pelelangan Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi yang di laksanakan oleh Panitia Pengadaan barang/Jasa Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan untuk

Setelah mengamati dan meneliti dari beberapa permasalahan yang terjadi pada sistem yang berjalan maka alternatif pemecahan masalah yang sekiranya bisa membantu dan berguna