• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON

UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

DI SLB ASYIFA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Oleh

Dea Hikmah Ayuningtias

1006443

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

Pembelajaran Seni Grafis Teknik Sablon

untuk Anak Tunagrahita Ringan di SLB Asyifa Bandung

Oleh

Dea Hikmah Ayuningtias

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Dea Hikmah Ayuningtias 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Dea Hikmah Ayuningtias

1006443

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh:

Penguji I

Dr Ayat Suyatna, M.Si.

NIP. 196401031989011001

Penguji II

Drs. Yadi Rukmayadi, M. Pd.

NIP. 196104011994031001

Penguji III

Dadang Sulaeman, S.Pd M.Sn.

(4)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

LEMBAR PENGESAHAN

Dea Hikmah Ayuningtias

1006443

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Nanang Ganda Prawira. M.Sn.

NIP. 196202071987031002

Pembimbing II

Drs. M. Oscar Sastra, M.Pd.

NIP. 195810131987031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Bandi Sobandi, M.Pd.

(5)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR BAGAN ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Kerangka Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

G. Sistematika Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIMODEL PEMBELAJARAN SENI GRAFIS BAGI ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS ... Error! Bookmark not defined.

A. Konsep Pembelajaran Seni Rupa ... Error! Bookmark not defined.

B. Konsep Seni Grafis ... Error! Bookmark not defined.

C. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(6)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

C. Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Prosedur Penelitian... Error! Bookmark not defined.

E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

F. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

A. Pemaparan Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Pemaparan dan Pembahasan Data Perencanaan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

C. Pemaparan dan Pembahasan Data Pelaksanaan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

D. Analisis Karya ... Error! Bookmark not defined.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Saran dan Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

(7)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Ayuningtias, Hikmah, Dea, 2014. “PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG”. Jurusan Pendidikan Seni Rupa.

Pembelajaran seni grafis menggunakan proses cetak saring (sablon) dengan teknik block out di SLB ABCD Asyifa adalah sebuah kegiatan penelitian berdasarkan sebuah permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah implementasi metode pembelajaran seni grafis (teknik sablon) kepada siswa tunagrahita ringan, (2) Bagaimanakah kecenderungan minat belajar siswa tunagrahita ringan pada saat pembelajaran seni grafis berlangsung, (3) Bagaimanakah unsur visual pada karya siswa tunagrahita ringan setelah selesai pembelajaran seni grafis (teknik sablon). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang pembelajaran seni grafis dengan menggunakan teknik sablon serta menganalisis hasil karya anak tunagrahita ringan di SLB ABCD Asyifa.

Penderita tunagrahita ringan memiliki karakteristik yang hampir sama dengan anak normal lainnya, Sutjihati Somantri mengatakan bahwa anak tunagrahita ringan dapat dididik menjadi tenaga kerja semi skilled dengan sedikit pengawasan. Anak tunagrahita ringan masih dapat menerima pembelajaran seni grafis dengan teknik cetak sablon. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dalil yang dikemukakan oleh Roseline Davido dalam menginterpretasi karya.

Penulis menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yakni: observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Data yang penulis dapatkan dianalisis melalui hasil pembelajaran dan interpretasi karya anak yang disajikan dalam bentuk deskripsi.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita ringan mampu menerima pembelajaran walaupun harus selalu dalam pengawasan dan bantuan dengan menggunakan metode pembelajaran direct introduction, cooperative learning dan peer tutorial. Mereka sangat tertarik terhadap pembelajaran cetak sablon dikarenakan pembelajaran ini adalah hal baru bagi mereka. Hasil gambar dari karya setiap siswa menunjukan bahwa mereka memang termasuk anak tunagrahita dengan umur kecerdasan yang tidak sesuai dengan umurnya. Selain itu lingkungan berpengaruh terhadap imajinasi mereka.

(8)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

ABSTRACT

Ayuningtias, Hikmah, Dea, 2014. “THE GRAPHIC ARTS LEARNING TECHNIQUES SCREEN PRINTING FOR FEEBLEMINDED IN SLB ASYIFA BANDUNG”. Education department of Fine Art.

Learning graphic art of using the process of screen printing (canvass) with engineering block out on the SLB ABCD Asyifa is a the research activity based on a problem as follows: (1) a method of learning how will implementation of the graphic arts (engineering canvass) to the students feebleminded light, (2) or how can response and interest students feebleminded light at the time of learning goes on, the graphic arts (3) what will be the element of the visual on the work of students feebleminded mild following the completion of learning the graphic arts (engineering canvass).The aim of this research is to obtain data and information about the learning of graphic art canvass by using a technique and analyze the work of a child feebleminded mild in SLB ABCD Asyifa.

Sufferers feebleminded mild having the characteristics of nearly the same as a normal other Sutjihati Somantri said that the child feebleminded light can be educated being in labor spring skilled with little oversight. The son feebleminded light can still receive learning graphic art and technique of printing canvass. In this research the use writers a postulate put forward by Roseline Davido in interpretation piece of work.

The use writers a method of qualitative with the technique of collecting data people--the observation, interview documentation, and triangulation. The data writer get analyzed through result of learning and interpretation of works children who served in the form of description.

Based on this research result can be concluded that child feebleminded mild capable of receiving learning although must always be in monitoring and assistance by using the method of learning direct introduction, cooperative learning and peer tutorials. They are very interested to canvass of learning a print because of learning this is a new thing for them. The result of drawing of the work of every student showed that they were actually including children feebleminded the age of intelligence which do not correspond with his age. In addition, the environment impact on their imaginations.

(9)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap makhluk memiliki keterbatasan baik itu pengetahuan, daya pikir,

daya nalar dan daya kreativitas. Ada pula keterbatasan kemampuan fisik dan

psikologis terutama pada orang-orang yang memerlukan kebutuhan khusus seperti

halnya anak tunagrahita.

Tunagrahita adalah sebutan bagi anak yang memiliki kemampuan

intelektual dibawah rata-rata. Anak tunagrahita memiliki keterbatasan intelegensi

dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Anak tunagrahita disebut juga anak

yang memiliki keterbelakangan mental karena kecerdasannya berakibat dirinya

sukar untuk mengikuti kegiatan program pendidikan di sekolah umum, oleh

karena itu anak tunagrahita membutuhkan perlakuan khusus disesuaikan dengan

kemampuannya.

Penyandang tunagrahita terbagi menjadi tiga golongan, yaitu tunagrahita

ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat. Anak tunagrahita ringan disebut

juga dengan debil. ”…kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet,

sedangkan menurut Skala Weschler (WISC) memiliki IQ 69-55…” (Somantri,

2006, hlm.106), sedangkan anak tunagrahita sedang disebut juga dengan imbesil. ”…kelompok ini memiliki IQ antara 51-36 menurut Binet, dan 54-40 menurut

Skala Weschler (WISC)…” (Somantri, 2006, hlm.107), dan kelompok anak

tunagrahita berat disebut idiot. “…Tunagrahita berat (severe) memiliki IQ antara

32-20 menurut Skala Binet dan antara 39-25 menurut Skala Weschler (WISC)…”

(Somantri, 2006, hlm.108).

Berdasarkan pandangan di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian

(10)

siswa penyandang tunagrahita. Pemilihan Sekolah Luar Biasa Asyifa yang

berlokasi di daerah Awiligar, Cibeunying, Bandung dirasa cukup tepat sebagai

sampel penelitian karena terdapat beberapa siswa penderita tunagrahita baik

ringan, sedang, maupun berat.

Dalam hal ini peneliti memilih anak tunagrahita ringan sebagai sampel

dalam penelitian. Penyandang tunagrahita ringan memiliki karakteristik yang

hampir sama dengan anak normal lainnya, mereka lancar berbicara namun kurang

dalam perbendaharaan katanya, juga mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak,

tetapi masih dapat mengikuti pelajaran akademik. Pada umur 16 tahun baru

mencapai umur kecerdasan yang sama dengan anak umur 12 tahun.

Dengan bimbingan dan pendidikan yang baik, anak penderita tunagrahita

ringan dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri.

Anak terbelakang mental ringan dapat dididik menjadi tenaga kerja semi-skilled seperti pekerjaan laundry, pertanian, peternakan, pekerjaan rumah tangga, bahkan jika dilatih dan dibimbing dengan baik anak tunagrahita dapat bekerja di pabrik pabrik dengan sedikit pengawasan. (Soemantri, 2006, hlm.107)

Pemilihan lokasi sekolah yang bertempat di daerah Awiligar, Cibeunying

Bandung dirasa cukup sesuai karena di daerah tersebut terdapat produksi rumahan

dalam bidang konveksi seperti percetakan kaos, jaket, dan lainnya. Sejalan dengan

pandangan yang dikemukakan oleh Sutjihati Soemantri bahwa anak terbelakang

mental ringan dapat dididik menjadi tenaga kerja semi-skilled.

Dari pandangan di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian terhadap

penderita tunagrahita ringan dengan mengaplikasikan seni grafis dengan

menggunakan teknik sablon. Dengan pengaplikasian seni grafis menggunakan

teknik sablon diharapkan para siswa tunagrahita dapat mengembangkan

kreativitas visual mereka serta dapat mengaplikasikan pengetahuannya di

lingkungannya sendiri dengan ikut bergabung pada usaha konveksi rumahan yang

ada di lingkungannya.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa seni grafis merupakan bagian dari

(11)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

media lainnya. Seni grafis memiliki empat teknik utama, di antaranya cetak datar,

cetak tinggi, cetak saring, dan cetak dalam. Seni sablon tergolong dalam cetak

saring, yaitu salah satu teknik cetak yang sangat sederhana, tanpa memerlukan

investasi yang tinggi. Teknik ini banyak diterapkan dalam berbagai sektor

kehidupan manusia. Walaupun dalam realisasinya bahwa teknik cetak sablon

hanya bagian dari wirausaha perumahan (home industry), tetapi teknik ini masih

sangat signifikan untuk terus dapat dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan

dengan adanya perkembangan teknologi dalam industri, teknik cetak sablon saat

ini telah dikembangkan dengan menggunakan komputer dalam hal pembentukan

gambarnya pada screen.

Ditinjau dari golongan cetak grafis, teknik sablonlah yang dirasa sesuai

untuk penerapkan pemberajaran bagi siwa tunagrahita ringan. Selain tekniknya

yang sederhana, juga menunjang bagi keterampilan kreatifitas visual siswa dan

dapat dikembangkan secara berlanjut oleh siswa tunagrahita demi kehidupan

mereka. Penguasaan teknik sablon yang akan menjadi salah satu usaha para

penyandang tunagrahita untuk diterapkan dalam kehidupan. Mereka dapat

bertahan hidup dengan keterampilan yang mereka miliki.

Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul Pembelajaran Seni Grafis

Teknik Sablon untuk Anak Tunagrahita Ringan di SLB Asyifa Bandung.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dari uraian pada latar belakang penelitian tersebut, jelaslah bahwa setiap

makhluk memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut tidak menghalangi

seseorang dalam berkarya. Seperti halnya para penyandang tunagrahita yang

memiliki keterbatasan intelegensi namun mereka dapat diberi keterampilan yang

berhubungan dengan seni rupa, seperti misalnya seni grafis dengan menggunakan

teknik sablon yang dapat menggali kreativitas visual mereka. Diharapkan hal itu

(12)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Bertolak dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah tersebut,

maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu “Bagaimana model

pembelajaran seni grafis dalam upaya meningkatkan kreatifitas visual anak

tunagrahita ringan di SLB Asifa Bandung?” Rumusan masalah penelitian tersebut

dapat dirinci ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah implementasi metode pembelajaran seni grafis (teknik sablon)

kepada siswa tunagrahita ringan di SLB Asyifa Bandung?

2. Bagaimanakah kecenderungan minat belajar siswa tunagrahita ringan pada

saat pembelajaran seni grafis berlangsung?

3. Bagaimanakah unsur visual karya cetak sablon siswa tunagrahita ringan di

SLB Asyifa?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi

tentang pembelajaran seni grafis dengan menggunakan teknik sablon untuk anak

tunagrahita di SLB Asiyfa. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan proses pembelajaran grafis (teknik sablon) kepada siswa

tunagrahita ringan di SLB Asyifa.

2. Meningkatkan minat belajar siswa tunagrahita ringan pada saat pembelajaran

seni grafis berlangsung.

3. Memahami hasil karya cetak sablon siswa tunagrahita ringan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara

teoritis maupun secara praktis sebagai berikut.

(13)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis

(keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Seni Rupa, khususnya pada bidang

seni grafis dalam teknik sablon, melalui pendekatan serta metode metode yang

digunakan terutama dalam upaya pembelajaran seni grafis dengan

menggunakan teknik sablon kepada siswa tunagrahita ringan. Dengan

pembelajaran penerapan seni grafis dengan menggunakan teknik sablon

diharapkan guru pengajar di SLB Asifa dapat mengembangan pembelajaran

seni grafis dengan menggunakan teknik sablon secara continue.

2. Secara Praktis

Manfat penelitian secara praktis diharapkan dapat memiliki kemanfaatan

sebagai berikut,

a. Sebagai masukan bagi SLB Asifa untuk menjadikan seni grafis dengan

menggunakan teknik sablon sebagai salah satu pembelajaran di sekolah

tersebut guna perkembangan keterampilan siswa tunagrahita.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi atau rujukan untuk

mengembangkan pembelajaran seni grafis dengan menggunakan teknik

sablon dalam kehidupan siswa tunagrahita kedepannya.

F. Kerangka Penelitian

Adapun kerangka penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Karya Proses Pembelajaran Respon / Minat Siswa

Kreativitas Visual

Seni Rupa

Cetak Sablon

(14)

Bagan 1. 1 Kerangka penelitian

Dalam kerangka penelitian tersebut, langkah pertama adalah pembelajaran

anak tunagrahita. Yang dimaksud dalam pembelajaran anak tunagrahita adalah

penulis akan melakukan penelitian dengan memberikan pengajaran berupa

implementasi media seni rupa yaitu pembelajaran seni grafis dengan

menggunakan cetak saring kepada siswa tunagrahita ringan.

Dalam pembelajaran anak tunagrahita tersebut penulis akan mengamati

beberapa hal diantaranya proses pembelajaran, respon atau minat siswa, dan hasil

karya siswa. Ketika dalam proses pembelajaran peneliti mengamati bagaimana

berlangsungnya pembelajaran terhadap anak tunagrahita. Pembelajaran cetak

sablon kepada anak tunagrahita ringan menggunakan teknik block out yaitu salah

satu teknik dalam proses cetak saring (sablon) dengan melapisi screen dengan

cairan yang dapat meutupi lubang-lubang pada screen sehingga tinta tidak bisa

menembus. Selain itu, peneliti juga mengamati respon dan minat siswa

tunagrahita ringan dalam pembelajaran, apakah mereka tertarik dan senang belajar

seni grafis atau tidak. Setelah pembelajaran selesai, penulis melakukan penelitian

terhadap hasil karya siswa secara visual dilihat dari bentuk, garis, dan unsur rupa

lainnya.

G. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami

permasalahan dan pembahasannya, maka penulisan skripsi ini menggunakan

sistematika sebagai berikut.

Bab I pendahuluan, dalam bab ini peneliti menguraikan latar belakang

dilakukannya penelitian dan permasalahan yang akan dikaji. Hasil pemikiran

peneliti yangt menjadi dasar dan akar permasalahan. Selain itu dalam bab ini

peneliti merumuskan dan mengidentifikasi masalah , serta menyampaikan hal-hal

yang telah dirancang untuk melakukan penelitian. Bagian lain dalam bab ini juga

(15)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

Bab II Kajian teori, berisi dalil-dalil, model-model ataupun hokum yang

menjadi dasar kajian teori dalam penelitian. Bab ini memaparkan secara

mendalam dan rinci mengenai pembahasan teori dari mulai umum kea rah yang

khusus melalui kebahasaan yang kompleks. Selain itu juga memuat

pendapat-pendapat yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai macam sumber.

Dalam bab ini juga menguraikan bebragai macam dalil yang menjelaskan mulai

dari subjek penelitian, objek penelitian, sampai sampel dan pengantar teori.

Bab III metodelogi Penelitian, sesuai dengan judulnya bab ini khusus

membahas mengenai metode penelitian yang dilakukan secara terstuktur dan

ilmiah. Teori-teori penelitian dan dalil yang melandasi penelitian serta stuktur

instrument penelitian. Selain itu dibahas juga dari lokasi penelitian sampai

struktur pembelajaran dikupas secare terperinci dalam bab ini. Selain itu dalam

bab ini juga dijelaskan mengenai prosedur perencanaan yang akan dilaksanakan

dalam rangka penelitian.

Bab IV pembahasan, bab ini memaparkan data dan informasi yang

didapatkan menjelaskan hasil penelitian mengenai proses pembelajaran yang

dilakukan, perangkat pembelajaran yang dipakai, hasil pengumpulan dan olahan

data serta analisis karya. Pembahasannya mencakup gambaran umum mengenai

perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran di kelas.

Pembahasan bab ini ditulis berdasarkan sumber data yang diperoleh penulis

berdasarkan hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, serta analisis karya

siswa.

BAB V kesimpulan, pada bab ini peneliti menyimpulkan pokok

permasalahan yang merupakan hasil temuan di lapangan. Bab ini juga

menguraikan solusi yang telah dikaji terlebih dahulu setelah melakukan

pengolahan data, serta memberikan hasil akhir dari proses penelitian yang

(16)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah SLB Asyifa yang beralamat di

Jalan Terusan Ligar Raya No.28 Kampung Parakan Panjang RT 005 RW 002

Desa Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Maksud peneliti

dalam melakukan penelitian di lokasi ini adalah tidak lain karena peneliti

berprofesi sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut dan untuk mempermudah

proses penelitian.

Letak lokasi sekolah ini dapat dikatakan kurang strategis karena berada di

wilayah pemukiman warga. Namun sekolah ini berdiri di lingkungan home

industry yaitu produsen kaos-kaos merek C59 dimana sebagian pekerjanya berasal

dari penyandang kebutuhan khusus dan produksi kain batik seperti Batik Komar

dan Batik Ihsan. Oleh karena itu, alasan penulis memilih SLB Asyifa sebagai

tempat penelitian adalah sebagai harapan kepada para siswa SLB Asyifa agar

memiliki keterampilan lebih sehingga mereka dapat memperoleh pekerjaan di

lingkungannya sendiri seperti di C59.

Selain itu, para penyandang kebutuhan khusus pada tingkatan umur

dewasa lebih seperti halnya siswa SMALB lebih ditekankan kepada keterampilan

agar bermanfaat untuk kedepannya. Lingkungan sekolah dan kebutuhan

keterampilan siswa yang dapat menunjang untuk masa depan mereka yang

akhirnya peneliti memutuskan untuk memilih SLB Asyifa sebagai lokasi

pelaksanaan penelitian.

(17)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

Peneliti secara khusus memilih siswa tunagrahita ringan dengan tingkatan

jenjang SMPLB dan SMALB. Pemilihan sampel penelitian ini disebabkan oleh

pemikiran bahwa para penyandang tunagrahita ringan masih seperti anak normal

lainnya, hanya saja golongan penyandang tunagrahita ringan memiliki IQ antara

68-52, namun dapat dididik yang nantinya dapat menjadi tenaga kerja

semi-skilled, bahkan jika dilatih dan di bimbing dengan baik mereka dapat bekerja di

pabrik-pabrik dengan sedikit pengawasan.

Tabel 3. 1Daftar Nama Siswa Sebagai Subjek Penelitian

No. Nama Siswa NIS Usia Tingkat

B. Waktu dan Jadwal Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada hari kamis pada tanggal 28

Agustus dan tanggal 4 September 2014, dimana kegiatan siswa pada setiap hari

kamis mengambil jadwal pelajaran olahraga untuk praktek keterampilan.

Berlangsung dari pukul 08.00 WIB sampai selesai. Adapun rincian jadwal

penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Jenis Kegiatan Tanggal

1. Pembelajaran pertama dengan media kertas 28 Agustus 2014

2. Pembelajaran kedua dengan media kain 4 September 2014

Jadwal penelitian yang tersusun ini bersifat tidak mengikat dan dapat bertambah

(18)

C. Pendekatan Penelitian

Penelitian tentang model pembelajaran seni grafis dalam upaya

meningkatkan kreativitas visual anak tunagrahita ringan di SLB Asifa Dago,

Bandung menggunakan metode penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang diguakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dan generalisasi. (Sugiyono, 2010:1)

Alasan pemilihan metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini sebab

penelitian ini meneliti perilaku siswa pada saat pembelajaran dan hasil karya

siswa yang bersifat kualitatif. Metode kualitatif dipilih agar peneliti memiliki

kedekatan dengan subjek penelitian, sehingga dapat mendapat gambaran secara

holistik/utuh. Peneliti diusahakan untuk memahami kompleksitas data lapangan

sehingga tidak hanya mendapatkan data melainkan makna yang lebih

mendalam.Pemilihan metode penelitian ini berdasarkan pada tujuan dari

penelitian untuk memahami implementasi metode pembelajaran, respon dan minat

siswa tunagrahita, serta mengetahui unsur visual pada hasil karya siswa

tunagrahita.

D. Prosedur Penelitian

Dalam setiap kegiatan penelitian selalu dimulai dengan pengumpulan

data. Teknik pengumpulan data adalah tahapan yang selanjutnya dilakukan dalam

penelitian. Dalam teknik pengumpulan data bermaksud mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya untuk mencapai tujuan dari penelitian. Pengumpulan data ini

harus dilakukan secara akurat sesuai dengan kebutuhan bahan materi penelitian

yang akan diolah. Pengumpulan sebanyak-banyaknya informasi dari objek

(19)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

diperoleh harus akurat atau sesuai dengan kebutuhan penelitian serta kedalaman

informasi juga harus didapatkan.

Untuk memperoleh data yang utuh dan menyeluruh, peneliti melakukan

beberapa tahap kegiatan sebelum memulai penelitian, yang dipaparkan sebagai

berikut.

1. Perencanaan

Setelah menganalisa situasi dan kondisi lapangan, peneliti merancang

prosedur pembelajaran yang akan dilakukan diantaranya mempersiapkan

perangkat pembelajaran seperti alat dan bahan untuk melakukan praktek

pembuatan karya. Diantaranya:

a. Screen sablon

Gambar 3. 1

(20)

b. Rakel

Gambar 3. 2

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

c. Lem kertas cair

Gambar 3. 3

(21)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

d. Oil pastel

Gambar 3. 4

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

e. Cat sablon

Gambar 3. 5 Cat GL untuk kain

(22)

Gambar 3. 6 Cat untuk kertas

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

f. Kain perca

Gambar 3. 7

(23)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

g. Lakban bening

Gambar 3. 8

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

h. Tiner dan Terpentin

(24)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

i. Sarung tangan

Gambar 3. 10

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

j. Gunting

(25)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

(sumber: Dokumentasi Pribadi)

k. Hairdryer

Gambar 3. 12

(sumber: Dokumentasi pribadi)

l. Kertas Sketchbook

(26)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

m. Kain/kaos

Gambar 3. 14

(Sumber: dokumentasi pribadi)

2. Pelaksanaan

Karena peran peneliti sebagai tenaga pengajar di sekolah yang

bersangkutan, maka dalam tahap pelaksanaanya peneliti memberikan penjelasan

mengenai prosedur dalam pembuatan karya.Selain itu peneliti juga ikut turun

tangan dengan dibantu oleh dosen dalam pembuatan karya sablon siswa.

3. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran

diantaranya memperhatikan respon dan minat siswa pada saat pembelajaran.

Melihat daya tarik siswa terhatap pembuatan karya.

4. Refleksi

Setelah melakukan pengamatan selanjutnya peneliti melakukan refleksi

untuk mengkaji ulang kelemahan dan mencari solusi untuk menanggulanginya.

(27)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

Setelah data terkumpul berupa hasil karya siswa dan hasil analisis selama

pembelajaran kemudian data tersebut diolah dan dianalisa untuk kemudian

dilakukan proses evaluasi sebagai wujud prosesrefleksi untuk mengetahui sejauh

mana hasil dariproses pembelajaran

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Sugiyono dalam

bukunya bahwa tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Kita

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yan di tetapkan tanpa

mengetahui teknuk pengumpulan data.

Bagan 3. 1 Macam-macam Teknik Pengumpulan Data

(Sumber: Sugiyono 2010:63)

Data yang diolah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah data mengenai

kemampuan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung dan hasil karya

siswa. Untuk memperoleh data hasil penelitian maka peneliti menggunakan

beberapa teknik dalam pelaksanaannya, antara lain dengan menggunakan teknik Macam teknik

pengumpulan data

observasi

wawancara

dokumentasi

Triangulasi/

(28)

wawancara, studi kepustakaan, observasi, catatan lapangan dan studi

dokumentasi.

1. Observasi

Dalam bukunya, Sugiyono membagi tiga jenis observasi, diantaranya: 1)

observasi partisipasif, 2) observasi terus terang dan tersamar, 3) observasi tak

terstuktur. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi partisipasif

dimana peeliti terlibat langsung dengan kegiatan atau proses yang sedang diamati.

Dengan menggunakan teknik observasi partisipasif maka data yang diperoleh

akan lebih lengkap, tajam , dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap

perilaku yang nampak (Sugiyono, 2010:64).

Studi observasi dilakukan selam proses pembelajaran berlangsung baik

dalam proses penelitian maupun pembelajaran. Hal-hal yang mejadi bahan

pertimbangan untuk dilakukannya observasi dalam penelitian ini antara lain

adalah proses pembelajaran berkarya dengan teknik sablon dan tanggapan atau

respon siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Tabel 3. 3 Daftar Observasi

No. Proses Karya

1. Respon siswa pada saat pembelajaran. Unsur seni pada karya.

2. Teknik gambar siswa pada saat

pembelajaran.

Prinsip komposisi pada karya.

3. Proses pembuatan karya. Interpretasi gambar.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti. Seperti yang dikemukakan oleh

Susan Stainback (1998) dalam Sugiyono (2010:72) mengemukakan bahwa dengan

(29)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana

hal ini tidak ditemukan dalam observasi.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara tak berstuktur.

Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2010:74).

Wawancara tak terstuktur sangat berguna pada saat pembelajaran di mulai,

ketika pengamati perilaku siswa tunagrahita dan mulai berdialog dengan para

siswa ketika pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran berlangsung

sekali-kali peneliti bertanya kepada guru pendamping mengenai sikap dan

perilaku siswa dalam keseharianya.

Sumber data ini mempunyai posisi sebagai informan ataupun narasuber.

Tujuan utama dari wawancara adalah untuk mengetahui konteks mengenai

peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan, persepsi, bentuk

keterlibatan, dan sebagainya.Dengan teknik wawancara diharapkan semua yang

diketahui narasumber bisa didapatkan sebanyak-banyaknya walapun bersifat

singkat. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap orang orang yang

berhubungan langsung dengan siswa tunagrahita seperti guru-guru di sekolah SLB

Asifa.

Tabel 3. 4 Daftar Narasumber yang Diwawancara

No. Nama Umur Keterangan

1. Sujiningsih 55 Tahun Kepala Sekolah

2. Eni 29 Tahun Guru Pendamping

3. Ikhsan Ismail 18 Tahun Siswa

5. Risma Gita Febiyana 13 Tahun Siswa

3. Studi Pustaka

Teknik studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca dan

(30)

sumber tertulis lainnya yang berhubungan dan mendukung dalam memecahkan

masalah yang dikaji. Teknik ini bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak

mungkin informasi berupa data yang didapat untuk dianalisa dan kemudian dikaji

sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan fokus permasalahan yang

diteliti.Setelah sumber literature terkumpul dan cukup relevan sebagai acuan

sumber penulisan maka peneliti mulai mempelajari, mengkaji dan

mengidentifikasi serta memilih sumber yang relevan dan memilih sumber yang

tepat untuk dipergunakan dalam penelitian maupun penulisan.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah sebuah catatan yang digunakan untuk mencatat

hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

5. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisa, gambar, atau karya karya monumental dari seseorang (Sugiyono,

2010: 82). Studi dokumentasi adalah sebuah pengkajian data yang diperoleh

melalui pengumpulan data secara digital baik berupa gambar atau rekaman.Studi

dokumentasi mengandung data tidak langsung maupun langsung namun dengan

rekayasa digital sebagai media.

6. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik gabungan dari semua teknik penggalian

informasi. Dalam penelitian ini penggabungan teknik wawancara tak terstuktur,

observasi partisipasif, dan studi dokumentasi digabungkan. Kemudian ditambah

dengan catatan lapagan ketika penelitian berlangsung dan studi pustaka yang

(31)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

Bagan 3. 2 Triangulasi “teknik” pengumpulan data (bermacam-macam cara

pada sumber yang sama)

(sumber: Sugiyono, 2010:84)

F. Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010, hlm: 89)

Teknik ini merupakan tahap dimana semua data berupa informasi yang

diperoleh dan yang telah dikumpulkan. Dimulai dengan mengumpulkan dan

menghimpun data, mereduksi data, mengklasifikasikan data, menelaah data dan

mengolahnya sehingga sampai pada penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.

Data yang diperoleh adalah data yang dihasilkan dari tahap pengumpulan data

berupa wawancara, observasi serta studi kepustakaan dan dokumentasi.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah deskripsi perencanaan,

pelaksanaan, dan hasil karya anak tunagrahita ringan. Instrumennya adalah

peneliti sendiri dan teknik yang akan digunakan untuk memperoleh data adalah:

observasi, wawancara, triangulasi/gabungan, dan studi dokumentasi. Karenanya

langkah-langkah yang akan ditempuh penulis sebagai berikut.

a. Mencari dan mengumpulkan data melalui penelusuran literatur berupa

dokumen dan semua media yang dapat menjelaskan karakteristik tunagrahita

ringan, teknik sablon, dan pembelajaran seni rupa bagi siswa berkebutuhan

khusus terutama siswa tunagrahita ringan.

b. Mencari dan mengumpulkan data dari penelusuran empirik (observasi

lapangan) melalui wawancara langsung dengan sumber utama (siswa dan para

(32)

c. Mencari dan mengumpulkan data dari penelusuran empirik (verifikasi,

investigasi, observasi) melalui wawancara dengan tokoh tokoh representative,

baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah yang dianggap dapat

menunjang kelengkapan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

d. Melakukan sejumlah langkah metodelogis terhadap data yang telah dihimpun,

antara lain analisis, komposisi, klasifikasi, dan deskripsi masalah dalam

kerangka pembahasan yang telah ditetapkan.

e. Melengkapinya dengan teori-teori yang relevan dan koheren dengan pokok

pembahasan.

f. Menyiapkan perencanaan pembelajaran seperti skenario pembelajaran dan

RPP.

g. Mengamati respon dan tanggapan siswa tunagrahita saat berlangsungnya

pembelajaran seni grafis dengan menggunakan teknik sablon.

h. Mengamati hasil karya sablon siswa tunagrahita ringan untuk kemudian

menjadi bahan perbandingan.

i. Mengamati proses pembuatan seni grafis dengan teknik sablon yang dilakukan

(33)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

Bagan 3. 3 Alur Penelitian

(Sumber: Dokumentasi Pribadi) Perencanaan Pelaksanaan

Pembelajaran

Evaluasi Refleksi

RPP

Observasi

Proses

Pembelajaran

Karya

inti

pembuka penutup

(34)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data serta pengalaman dan pengamatan yang telah

dilakukan oleh peneliti selama melakukan proses penelitian di SLB ABCD

Asyifa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Metode yang digunakan untuk pembelajaran kepada anak tunagrahita dapat

menggunakan strategi direct introduction, yaitu pembelajaran yang

menggunakan pendekatan yang terstuktur dalam memberikan instruksi atau

perintah. Strategi yang kedua adalah cooperative learning, metode ini siswa

diminta untuk duduk berkelompok dan saling berinteraksi serta saling

membantu temannya dalam menyelesaikan proses berkarya. Strategi yang lain

adalah peer tutorial, dalam metode ini siswa yang sudah bisa atau mengerti

membatu temannya yang mengalami kesulitan.

2. Respon dan minat siswa pada saat pembelajaran pertemuan pertama pada

media kertas dapat dikatakan baik dan mereka tertarik kepada pembelajaran

dikarenakan pembelajaran yang diajarkan adalah hal baru bagi mereka. Siswa

memperhatikan ketika guru mulai menjelaskan tujuan pembelajaran, dan

mengeluarkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ketika screen mulai

dibagikan dan ditugaskan untuk menggambar pada screen semangat siswa

mulai berkurang dikarenakan mereka kebingungan untuk menemukan ide

yang akan mereka gambar. Respon mulai kembali baik ketika praktek proses

cetak saring dimulai, bahkan salah seorang siswa tertarik untuk terus mencoba

mencetak sablon sampai cetakan ke-11. Pada pertemuan pembelajaran kedua

(35)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG

digunakan adalah kain berupa kaos yang nantinya dipakai oleh mereka.

Kendala muncul ketika tema ditentukan, siswa membutuhkan waktu yang

cukup lama menentukan ide sampai kepada proses penuangan ide. Pada

pembelajaran pertemuan yang kedua ini siswa lebih baik dan mulai

memahami proses berkarya namun harus tetap dalam pengawasan. Ekspresi

bahagia terlihat ketika hasil karya sudah selesai.

3. Hasil pembelajaran pada pertemuan pertama dengan media kertas cukup baik.

Namun ada satu karya yang warnanya kurang keluar dikarenakan garis yang

terlalu tipis sehingga oil pastel sulit untuk dihapus. Hal ini menjadi kelalaian

peneliti juga yang kurang mengawasi siswanya dikarenakan sibuk dengan

siswa lain. Untuk hasil karya keseluruhan dapat dikatakan berhasil mengingat

pembelajaran cetak saring untuk anak tunagrahita ringan merupakan

pembelajaran pertama bagi mereka yang belum pernah melakukan teknik

sablon sebelumnya. Untuk hasil pembelajaran pada pertemuan kedua dengan

menggunakan media kain dirasa sudah berhasil karena proses pembelajaran

masih sama seperti pembelajaran pertama hanya menggunakan media yang

berbeda. Kendala terjadi ketika siswa menggosok oil pastel dengan minyak

yang terlalu kencang sehingga lem menjadi ikut tergosok yang mengakibatkan

cat pada screen sablon belabor keluar dari desain awal.

4. Dari hasil karya cetak saring dengan teknik block out dapat terlihat

perkembangan psikologis siswa dilihat dari interpretasi hasil karya setiap

siswa.

a. Hasil karya milik Ikhsan Ismail cenderung menggunakan warna dingin

seperti biru dan hijau dengan didominasi oleh garis lengkung. Gambar

dengan objek alam menjadi pilihannya walaupun tema ditentukan tetapi ia

menambahkan objek gambar seperti tumbuhan dan awan. Dari unsur

visual yang dianalisis dapat diketahui bahwa Ikhsan termasuk siswa

introver yang memiliki karakteristik watak yang tenang, pendiam, suka

(36)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

lingkungan yang menjadi tempat tinggalnya berpengaruh terhadap objek

yang ia gambar.

b. Hasil karya milik Azis Ismail cenderung menggunakan warna panas

seperti warna oranye dan kuning dengan tarikan garis lengkung. Gambar

yang simpel dan tidak terlalu ramai menjadi pilihannya. Dari unsur visual

yang dianalisisi dapat diketahui bahwa Azis termasuk anak ekstrover,

karakteristik watak dari anak ektrover adalah mudah bergaul, terbuka, dan

mudah mengadakan hubungan dengan orang lain.

c. Hasil karya milik Astri cenderung mengunakan warna merah dengan

tarikan garis lengkung dan juga lurus. Warna merah biasanya dipilih oleh

kelompok anak ekstrover yang mudah bergaul, terbuka, dan mudah

mengadakan hubungan dengan orang lain. Astri termasuk anak yang

memiliki daya imajinasi yang tinggi, ia menambahkan banyak objek dalam

gambarnya.

d. Hasil karya milik Bayu cenderung menggunakan warna dingin, yaitu biru

dan hijau. Tarikan garis yang lurus, tebal, dan kadang tidak terkontrol

tampak pada hasil karyanya. Dari pemilihan warna, Bayu dapat dikatakan

sebagai anak introver yang memiliki karakteristik watak yang tenang,

pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dan menghindari resiko. Dari

tarikan garis yang tebal dengan tekanan menadakan bahwa bayu termasuk

orang yang tidak ragu-ragu. Dia yakin dan percaya diri dengan karyanya.

Kemudian garis yang tidak terkontrol menandakan bahwa anak memiliki

kecemasan dan agresif. Dalam hasil karyanya dia menggambar objek

utama dengan ukuran yang besar agar orang yang melihatnya dapat fokus

pata dojek utama.

e. Hasil karya milik Ishan Noor menggunakan warna tersier, yaitu warna

hijau dan juga warna oranye. Tarikan garis pada karya yang pertama

cendrung tipis dan lurus. Untuk tarikan garis pada karya kedua cenderung

(37)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG

pembelajaran pertamanya yang dikatakan gagal karena warnanya yang

tidak keluar.

f. Hasil karya milik gita menggunakan warna kuning dan ungu serta

memiliki tarikan garis lengkung. Pada setiap karyanya ia selalu

menunjukan sisi feminismenya melalui gambar bunga di setiap gambarnya

dan objek yang ia gambar.

B. Saran dan Rekomendasi

Dalam penelitian ini peneliti juga berharap akan adanya tindak lanjut yang

dilakukan baik itu dari peneliti lain, sampai kepada lembaga ataupun instansi

dengan wewenang di bidang pendidikan untuk menelaah lebih lanjut mengenai

penelitian ini. Adapun beberapa saran dan rekomendasi yang diberikan oleh

peneliti selaku penulis untuk digunakan dalam penelitian-penelitian lain yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan pendidikan umumnya dari seni rupa

secara khususnya. Saran dan rekomendasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagi dunia pendidikan

Pendidikan adalah hak semua umat manusia yang sadar dan beragama. Tidak

ada batasan untuk mereka yang mau belajar walaupun mereka dalam

keterbatasan. Mereka yang memiliki keterbatasan seperti halnya tunagrahita

layak mkendapatkan pendidikan yang kemudian dapat membantu mereka di

kemudian hari.

2. Bagi instansi yang terkait

Bagi instansi terkait, khususnya sekolah yang menjadi objek penelitian yaitu

SLB ABCD Asyifa diharapkan pembelajaran pembuatan karya dengan proses

cetak saring dapat terus berlanjut dalam mata pelajaran keterampilan sehingga

siswa yang masih dapat diberi pembelajaran tersebut menjadi lebih baik

sampai merek benar-benar bisa dan keterampilan yang mereka miliki dapat

berguna dalam kehidupannya kelak.

(38)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

Penelitian mengenai pembelajaran seni rupa secara khusus di jurusan

pendidikan seni rupa Universitas Pendidikan Indonesia sendiri dirasa masih

terbilang kurang memenuhi aspek yang ada dalam esensi seni itu sendiri.

Untuk itu sebaiknya jurusan pendidikan seni rupa secara khusus mengelola

penelitian tersebut dengan baik, penyediaan fasilitas untuk penelitian dengan

tulus, sehingga penelitian tersebut tidak hanya menjadi sebuah hasil yang

tidak bernilai seni, namun bernilai tinggi dalam hal akademis.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya penulis berharap semoga karya tulis ini dapat

bermanfaat dengan sangat baik, bagaimanapun penggunaannya. Selain itu

diharapkan tergerak untuk mau berbagi pengetahuannya tentang keterampilan

dalam bidang seni rupa kepada mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Selanjutnya peneliti juga berharap melalui penelitiannya akan banyak

penelitian lain yang akan menelaah lokasi yang diteliti penulis sebelumnya.

Karena masih banyak aspek yang dapat diteliti dari lokasi tersebut.

5. Bagi pembaca

Selanjutnya bagi para pembaca, peneliti berharap banyak manfaat yang dapat

digunakan dari karya tulis ini, baik berupa ilmu maupun hal lain yang bisa

diambil. Selain itu berbagilah ilmu dengan mereka yang ingin belajar tanpa

(39)

Dea Hikmah Ayuningtyas, 2014

PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Biegeleisen, J.I dan Arthur, C.M. (1958). Silk Screen Technique. New York:

McGraw-Hill Book Company.Inc

Biegeleisen, J.I. (1971). Screen Printing. New York: Billboard Publications, Inc

Davido, Roseline dan Sarwono S.W. (2012). Mengenal Anak Melalui Gambar.

Jakarta: Salemba Humanika

Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insani Madani

Kartika, Darshono Sony. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains

Nusantara, Guntur. (2007). Panduan Praktis Cetak Sablon. Tangerang:

AgroMedia Pustaka

Rose, Sue. (2006). 100 Ide Kreatif untuk Warna. Jakarta: Erlangga

Soehardjo, A.J. (2012). Pendidikan Seni. Malang: bayumedia Publishing

Somantri, Sutjihati. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Tabrani, Primadi. (2014). Proses Kreasi - Gambar Anak - Proses Belajar. Jakarta:

Erlangga

Skripsi dan Makalah

Mustaqim, Mochamad Aqlima. (2013). Penerapan Teknik Kolase dalam

(40)

Ar-Rohmah Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Partologi. P. Gideon.(2012). Pembelajaran menggambar Ekspresif di Rutan

Kebon Waru Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Internet

Azira, Siti. (2014). Artikel Seni: Prinsip Dasar Seni Rupa. [Online]. Tersedia:

http://zirakarisma.blogspot.com/2014/01/artikel-seni-prinsip-dasar-seni-rupa.html. [9 September 2014]

Ibrahim. (2012). Garis. [Online]. Tersedia:

http://ibrahimakadaydreamer.blogspot.com/2012/01/garis_13.html. [9

September 2014]

Julio, Irfan Ade. (2012). Teori Warna (Brewster). Tersedia:

http://irfanjulio.blogspot.com/2012/07/teori-warna-brewster.html. [9

September 2014]

Yana, Asep. (2013). Anak Tunagrahita dan Karakteristiknya. [Online]. Tersedia:

http://AsepYana.blogspot.com/2013/01/karakteristik-anak-tunagrahita.html.

[18 Juni 2014]

Sumber Wawancara

No. Nama Umur Keterangan

1. Sujiningsih 55 Tahun Kepala Sekolah

2. Eni 29 Tahun Guru Pendamping

3. Ikhsan Ismail 18 Tahun Siswa

Gambar

Tabel 3. 1 Daftar Nama Siswa Sebagai Subjek Penelitian
Gambar 3. 1
Gambar 3. 2
Gambar 3. 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga saham dan mengacu pada penelitian tersebut maka penulis

Pengaruh Kadar Perekat Urea Formaldehida Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Plafon Papan dari Sabut Kelapa.. Karakteristik Papan Partikel Dari Batang Pandan Mengkuang

(2) Sumbangan pihak ketiga kepada Pemerintah Daerah yang berupa barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan kepada Gubernur melalui SKPD di lingkungan Pemerintah

Hasil penelitian ini menunjukan penerapan hasil pelatihan Basic Cooking pada divisi store berada pada kategori menerapkan (80%), divisi hot kitchen berada pada

Analisis Pengendalian Kualitas Proses Sealing dengan Pendekatan Metode Six Sigma (Studi.. Kasus di KSU.

Dalam implementasi dari pengolahan bahan makanan yang sesuai dengan prosedur, Aerofood ACS Bandung memberikan pelatihan Basic Cooking kepada para pegawainya untuk

Nama Orang Tua Tanggal Naik/Masuk ke Kelas Meninggalkan Tanggal Sekolah. Keterangan/Catatan VII

Pertukaran informasi mengenai keadaan perusahaan maupun pertukaran informasi antar karyawan merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan supaya para karyawan mengetahui apa