No. Daftar: 320/UN40.7.D1/LT/2014
“
PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PELAKU USAHATERHADAP KEBERHASILAN USAHA”
(Survey terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan Lukisan di Desa
Jelekong Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen
Asti Nur Aryanti
1001244
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
“
PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PELAKU USAHATERHADAP KEBERHASILAN USAHA”
(Survey terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan Lukisan di Desa
Jelekong Kabupaten Bandung)
Oleh:
Asti Nur Aryanti
1001244
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Manajemen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Asti Nur Aryanti
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PELAKU USAHA
TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survey terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan Lukisan di Desa
Jelekong Kabupaten Bandung)
ASTI NUR ARYANTI
1001244
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Rofi Rofaida, SP, M.Si
NIP. 19730205 200501 2 003
Ketua Program Studi
Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak, MBA
ABSTRAK
Asti Nur Aryanti (1001244), “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Pelaku Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan Lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung). Di bawah bimbingan Rofi Rofaida, SP, M.Si
Industri kerajinan lukisan di Desa Jelekong merupakan industri kerajinan unggulan di Kabupaten Bandung. Namun, keunggulan industri lukisan ini belum mampu menunjukan keberhasilan usaha yang tinggi. Kondisi tersebut berkaitan dengan kompetensi dan motivasi yang dimiliki oleh para pelaku usahanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kompetensi, motivasi, dan keberhasilan usaha serta bagaimana pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap keberhasilan usaha pada Industri Kerajinan Lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan meneliti seluruh populasi dalam penelitian, yaitu 83 orang pelaku usaha lukisan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi berada pada tingkat sedang, motivasi berada pada tingkat tinggi dan keberhasilan usaha berada pada tingkat sedang. Dengan demikian dapat diketahui bahwa secara parsial, baik kompetensi ataupun motivasi tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Sedangkan secara bersamaan (simultan) variabel kompetensi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha dengan besaran pengaruh 9,4%. Hal ini berarti bahwa 91,6% dipengaruhi oleh faktor lain diluar dari variabel yang diteliti.
ABSTRACT
Asti Nur Aryanti (1001244), "The Influence of Competence and Motivation
toward Business Success (A Survey on Painting Craft Industry Enterpreneurs in
Desa Jelekong Located in Bandung Regency)." Under the supervision of Rofi
Rofaida, SP , M.Si
Painting Craft Industries in Desa Jelekong are popular craft industries in Bandung Regency. However, the existing Painting Craft Industries there have not been able to show a considerable business success. This condition is related with the competence and motivation of the entrepreneurs as the business owners.
The research aims to investigate the level of competence, motivation, and business success and examine the influence of competence and motivation toward business success in Desa Jelekong located in Bandung Regency. The method of the research is descriptive verificative which investigate the whole population taken as sample consisting of totally 83 painting craft industry entrepreneurs.
The result of the study shows that the level of competence is average, motivation is high and business success is average. Therefore, it is concluded that, partially, neither competence nor motivation has given an influence to the business success. On the other hand, competence and motivation simultaneously have given 9,4% significant and positive influence toward the business success. This means that the remaining 91,6% is influenced by another factors that are not involved in this research.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.
1.5 Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Industri Kreatif ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Pengertian Industri Kreatif ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Subsektor Industri Kreatif ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Pengertian Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Karakteristik Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Ciri dan Sikap Wirausaha ... Error! Bookmark not defined.
2.2.4 Modal Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Keberhasilan Usaha ... Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan UsahaError! Bookmark not
defined.
2.3.3 Faktor–Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan UsahaError! Bookmark
not defined.
A. Faktor Penyebab Keberhasilan Usaha ... Error! Bookmark not defined.
B. Faktor Penyebab Kegagalan Usaha ... Error! Bookmark not defined.
2.3.4 Indikator Keberhasilan Usaha... Error! Bookmark not defined.
2.4 Kompetensi ... Error! Bookmark not defined.
2.4.1 Definisi Kompetensi ... Error! Bookmark not defined.
2.4.2 Karakteristik Kompetensi ... Error! Bookmark not defined.
2.4.3 Indikator Kompetensi ... Error! Bookmark not defined.
2.4.4 Kompetensi Wirausaha ... Error! Bookmark not defined.
2.5 Motivasi ... Error! Bookmark not defined.
2.5.1 Definisi Motivasi ... Error! Bookmark not defined.
2.5.2 Teori Motivasi Mc.Clelland ... Error! Bookmark not defined.
2.5.3 Motif Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.
2.6 Pengaruh Kompetensi Terhadap Keberhasilan UsahaError! Bookmark not defined.
2.7 Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan UsahaError! Bookmark not defined.
2.8 Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Keberhasilan UsahaError! Bookmark
not defined.
2.9 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.10 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.11 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
a. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
b. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Analisa Data dan Rancangan Pengujian HipotesisError! Bookmark not defined.
a. Analisis Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.
b. Analisis Statistik Inferensial ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden . Error! Bookmark not defined.
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark not
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaError! Bookmark not defined.
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat PendidikanError! Bookmark
not defined.
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama UsahaError! Bookmark not
defined.
4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Laba Usaha per Bulan ... Error!
Bookmark not defined.
4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3.1 Gambaran Variabel Keberhasilan Usaha (Y)Error! Bookmark not defined.
4.1.3.2 Gambaran Variabel Kompetensi (X1) ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3.3 Gambaran Variabel Motivasi (X2) ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4 Hasil Pengujian Statistik ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.2 Koefesien Korelasi ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.3 Analisis Regresi Berganda ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.4 Koefesien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4.5 Uji Hipotesis (Uji F) ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Deskripsi Variabel Kompetensi (X1)... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Deskripsi Variabel Motivasi (X2)... Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Deskripsi Keberhasilan Usaha (Y) ... Error! Bookmark not defined.
4.2.4 Hasil Analisis Statistik ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Industri Kreatif adalah industri yang memanfaatkan kreatifitas,
keterampilan dan bakat individu demi menciptakan kesejahteraan dan lapangan
pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi
dan mencipta dari setiap individu (Kementerian perdagangan:2009)
Saat ini industri kreatif menduduki posisi yang strategis dalam
perkembangan industri di Indonesia. Data tahun 2013 dari Kementrian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif menunjukan bahwa kontribusi industri kreatif terhadap PDB
nasional adalah 7% atau 6,42 trilyun dari total PDB Indonesia Selain itu, industri
kreatif juga menyerap tenaga kerja 10,7% atau sekitar 11,1 juta dengan nilai
ekspor mencapai 119 triliyun atau sekitar 5,72%dari nilai ekspor nasional. Dalam
hal ini industri kerajinan memberikan kontribusi terhadap PDB dari industri
kreatif sebesar 14,4%, penyerapan tenaga kerja sebesar 26,19% serta peningkatan
nilai ekspor sebsesar 7,67% atau sekitar 21,7 triliyun.
Di Jawa Barat industri kerajinan itu sendiri memiliki jumlah unit usaha,
nilai investasi dan tenaga kerja yang terus meningkat, artinya industri kerajinan
merupakan salah satu jenis industri kreatif yang sangat berpotensi untuk
dikembangkan. Dibawah ini merupakan data mengenai peningkatan industri
Tabel 1. 1 Peningkatan Industri Kerajinan di Jawa Barat
Tahun Jumlah Unit Usaha (Unit)
Nilai Investasi (Juta Rupiah)
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
2007 102 46.988,36 1844
2008 253 103.725,25 6882
2009 346 3.425.028,02 12.693
2010 356 3.425.028,02 12.693
2011 363 12.924.008,02 13.869
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (data diolah)
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari unit usaha di industri kerajinan
mengalami peningkatan sejak tahun 2007, rata-rata peningkatan dari tahun 2007
hingga 2011 adalah 47,4%, nilai investasi mengalami peningkatan pesat dari tahun
2007 hingga 2011 dengan rata-rata sebesar 900,0% dan dari jumlah tenaga kerja
memiliki rata-rata peningkatan sebesar 91,7% dari tahun 2007 hingga 2011.
Jawa Barat memiliki beberapa kawasan yang memiliki potensi untuk
mengembangkan industri kreatif, salah satunya adalah kawasan Bandung yang
merupakan salah satu tempat yang memiliki tingkat kreativitas yang tinggi, hal ini
terbukti dengan banyaknya sektor indutri kreatif di Kota maupun Kabupaten
Bandung, diantaranya sektor fesyen, sektor seni, sektor musik, sektor desain,
sektor arsitektur dan sektor teknologi informasi. Bandung juga merupakan tempat
kreatif dengan potensi sumber daya manusia kreatif terbesar. Salah satu kawasan
yang memiliki potensi industri kreatif adalah Kabupaten Bandung, adapun data
mengenai unit usaha, nilai investasi dan jumlah tenaga di industri kreatif
Tabel 1. 2 Potensi Industri Kreatif di Kabupaten Bandung
Tahun Unit Usaha (unit)
Tenaga Kerja (orang)
Nilai Investasi (juta rupiah)
2008 12.085 111.577 238.228,27
2009 12.269 123.812 450.671,15
2010 12.273 124.412 457.948,15
2011 12.283 125.407 468.043,15
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (data diolah)
Tabel diatas menunjukan bahwa berbagai jenis industri kreatif di
Kabupaten Bandung memiliki unit usaha yang terus bertambah, rata-rata
pertambahannya adalah 0.55% , kemudian dari tenaga kerja di industri kreatif
Kabupaten Bandung juga mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 4.08%,
sama halnya dengan nilai investasi industri kreatif Kabupaten Bandung yang juga
mengalami penambahan dari tahun ke tahun, rata-rata penambahannya adalah
sebesar 30.67%.
Industri kreatif yang menonjol di Bandung diantaranya adalah industri
kerajinan yang berada dikawasan Kabupaten Bandung. Kerajinan merupakan
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan dari
berbagai macam bahan baku seperti batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak,
kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi. Adapun jenis industri
kerajinan yang terdapat di Kabupaten Bandung diantaranya adalahlukisan, pigura,
wayang golek, boneka, anyaman bambu, accessories, tas, sepatu, dompet, sablon,
lap/keset, topi, sangkar, miniatur, mainan anak, perak, kemasan parcel/perhiasan,
kursi, senapan angin, sumbu kompor, rak kayu, tusuk sate, taplak, mute, kirai,
sarung tangan, sarung raket, dan peci. (sumber: Diskoperindag Kabupaten
Salah satu jenis industri unggulan yang berada di Kabupaten Bandung
adalah industri kerajinan lukisan (UMKM dan Diskoperindag Kabupaten
Bandung, 2013). Industri kerajinan lukisan tersebut berada di Desa Jelekong yang
muncul sejak tahun 1958-an. Industri kerajinan lukisan di desa ini merupakan
industri kerajinan terbesar dan terkenal di Bandung dan sangat berpotensi untuk
dikembangkan.
Industri kerajinan lukisan ini akan menyerap tenaga kerja, dimana
sebagian besar pelaku usaha dan pengrajin lukisan di Desa Jelekong adalah
penduduk asli desa tersebut. Saat ini jumlah pelukis di Desa Jelekong berkisar
500 orang dan pelaku usaha lukisan baik yang memiliki sanggar ataupun gallery
adalah sebanyak 83 orang. Hal ini tentu saja akan meningkatkan pendapatan
daerah itu sendiri khususnya penduduk Desa Jelekong. Dengan demikian industri
kerajinan lukisan Jelekong ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Potensi keberhasilan usaha kerajinan lukisan di Jelekong ini didasarkan pada
beberapa faktor, diantaranya ketersediaan bahan baku yang mudah didapatkan
untuk produksi, perlengkapan/peralatan lukis yang dimiliki memadai dan tenaga
kerja yang dimiliki mempunyai keterampilan yang diperlukan dalam melukis serta
mampu menjangkau pasar internasional.
Selain terdapat potensi untuk dikembangkan, industri lukisan Desa
Jelekong ini memiliki beberapa kekurangan yang dapat menjadi hambatan dalam
mencapai keberhasilan usaha. Berdasarkan hasil dari observasi prapenelitian
menunjukan bahwa keberhasilan usaha industri lukisan ini masih belum
yang dinilai bermasalah. Dibawah ini merupakan data mengenai indikator
keberhasilan usaha yang dinilai bermasalah. Indikator keberhasilan usaha didapat
dari hasil penelitian Suryana dan Rofi Rofaida (2009:45).
Tabel 1. 3 Rata-rata Pendapatan (3 tahun terakhir) PENDAPATAN
Tahun Rata-rata (rupiah)
2011 340.000.000
2012 324.500.000
2013 290.000.000 Sumber: data diolah
Tabel diatas menunjukan bahwa pada tahun 2011 rata-rata pendapatan
responden adalah Rp. 340.000.000, sedangkan pada tahun selanjutnya yaitu tahun
2012 rata-rata omset responden mengalami penurunan sebesar 4,56% yaitu
menjadi Rp.324.500.000, pada tahun 2013 juga terjadi hal yang sama, yakni
penurunan rata-rata omset sebesar 10,63% yaitu menjadi Rp.290.000.000. Dengan
begitu dapat disimpulkan bahwa dalam kurun waktu 3 tahun terakhir rata-rata
pendapatan para pelaku usaha di industri lukisan ini menurun. Data tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. 1 Rata-rata Pendapatan (3 tahun terakhir)
260000000 280000000 300000000 320000000 340000000 360000000
2011 2012 2013 RATA-RATA PENDAPATAN
Hal yang sama terjadi pada perolehan laba pada penjualan lukisan ini,
rata-rata laba responden dari tahun ke tahun menurun,untuk lebih jelasnya disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 1. 4 Rata-rata Laba (3 tahun terakhir) LABA
Tahun Rata-rata (rupiah)
2011 60500000
2012 55600000 2013 47400000 Sumber: data diolah
Pada tahun 2011 rata-rata laba yang diperoleh adalah Rp.60.500.000,
namun pada tahun 2012 perolehan laba menurun sebesar 8,10% yaitu menjadi
Rp.55.600.000, hal yang sama juga terjadi ditahun selanjutnya yaitu tahun 2013,
terjadi penurunan sebesar 14,75% pada perolehan laba yaitu menjadi
Rp.47.400.000. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa dalam kurun waktu 3
tahun terakhir rata-rata laba para pelaku usaha di industri lukisan ini menurun.
Data tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. 2 Rata-rata Laba (3 tahun terakhir)
Indikator lain yang menunjukan bahwa keberhasilan usaha di industri
kerajinan lukisan Desa Jelekong ini bermasalah adalah dilihat dari jumlah
0 10000000 20000000 30000000 40000000
50000000
60000000 70000000
2011 2012 2013 RATA-RATA LABA
karyawan yang dimiliki dari setiap responden dari tahun ke tahun. Jumlah
karyawan yang dimiliki setiap responden sebagian besar berkurang di setiap
tahunnya, adapun datanya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 5 Rata-rata Jumlah Karyawan (3 tahun terakhir)
Responden Jumlah Karyawan (orang)
2011 2012 2013
Untuk lebih jelas melihat penurunan jumlah karyawan yang dimiliki responden
dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:
Gambar 1. 3 Rata-rata Jumlah Karyawan (3 tahun terakhir)
Keberhasilan usaha yang merupakan tujuan dari setiap pendirian
perusahaan diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari suatu
perusahaan, baik itu dalam perkembangan perusahaan, pertumbuhan jumlah
tenaga kerja, maupun peningkatan jumlah produksi suatu perusahaan, dan
lain-lain. Seperti telah diuraikan diatas bahwa keberhasilan usaha tidak terjadi begitu
saja, namun terdapat hal-hal yang mendorong keberhasilan usaha, diantaranya
adalah kompetensi dan motivasi. Untuk menjadi wirausaha yang sukses,
seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan
keberanian untuk menghadapi risiko baik waktu maupun uang.
(Suryana,2008:66). Selain data diatas, penulis melakukan observasi prapenelitian
mengenai keberhasilan usaha, kompetensi dan motivasi di industri kerajinan Desa
Jelekong, dengan hasil sebagai berikut.
- Variabel Keberhasilan Usaha
Tabel 1. 6 Hasil Pra-penelitian Variabel Keberhasilan Usaha
NO INDIKATOR SS S KS TS STS Total
1 Tenaga kerja terampil 0,00% 50,00% 50,00% 0,00% 0,00% 100,00%
2 Modal yang dimiliki sangat memadai
0,00% 20,00% 40,00% 10,00% 30,00% 100,00%
3 Jangkauan dalam pemasaran sangat
luas 0,00% 30,00% 70,00% 0,00% 0,00% 100,00%
4 Laba terus meningkat 0,00% 0,00% 80,00% 20,00% 0,00% 100,00%
5 Omset pemasaran terus meningkat
0,00% 10,00% 50,00% 40,00% 0,00% 100,00%
6 Lukisan yang dihasilkan diproduksi
dalam skala besar 0,00% 30,00% 40,00% 20,00% 10,00% 100,00%
7 Peralatan/perlengkapan lukis
memadai 10,00% 50,00% 40,00% 0,00% 0,00% 100,00%
8 Informasi mengenai teknologi
produksi mudah 0,00% 30,00% 30,00% 30,00% 10,00% 100,00%
9 Tempat usaha yang dimiliki sangat
memadai 0,00% 20,00% 20,00% 20,00% 40,00% 100,00%
10 Bahan baku yang tersedia sangat
Hasil yang didapatkan dari kuesioner pra-penelitian diatas mengenai
keberhasilan usaha menunjukan bahwa industri lukisan Desa Jelekong ini
memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari 50% responden
menyatakan memiliki tenaga kerja yang terampil yang mampu menyelsaikan
pekerjaan yang berhubungan dengan lukisan, 60% responden memiliki peralatan
lukis yang memadai dan 50% responden menyatakan bahwa bahan baku yang
tersedia sangat memadai.
Akan tetapi, ada beberapa hambatan yang dimiliki oleh responden dalam
mencapai keberhasilan usaha. Dalam hal modal dan tempat usaha, hanya 20%
responden yang menyatakan memiliki modal dan tempat usaha yang memadai.
Modal usaha yang dimiliki dinilai sangat kurang untuk dapat mengembangkan
usaha dan tempat usaha yang dimiliki sangat terbatas baik luasnya maupun
jangkauan terhadap konsumen. Selain itu, omset dan laba yang mereka miliki
cenderung rendah. Seluruh responden menyatakan bahwa laba yang mereka
dapatkan tidak selalu meningkat dan hanya 10% responden menyatakan bahwa
omset pemasaran mereka meningkat. Dalam hal produksi dan pemasaran, 70%
responden menyatakan bahwa mereka sulit mendapatkan informasi mengenai
teknologi produksi yang dikarenakan minimnya kemampuan dan pengetahuan
mengenai teknologi saat ini, dan hanya 30% responden menyatakan mereka
memproduksi lukisan dalam skala besar, produksi lukisan dilakukan dalam jumlah
kecil dikarenakan menghindari banyaknya lukisan yang menumpuk karena belum
terjual. Kemudian, hanya 30% yang memiliki pemasaran sangat luas (jangkauan
Bali, Semarang,dll). Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan bahwa
tingkat keberhasilan usaha industri kerajinan lukisan Desa Jelekong masih rendah.
Dalam mencapai hasil yang maksimal dalam kegiatan usaha, diperlukan
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh wirausahawan. Salah satunya adalah
kompetensi yang dimiliki oleh para pelaku usaha lukisan ini. Kompetensi seorang
pelaku usaha atau wirausaha merupakan salah satu faktor terpenting dalam
menentukan keberhasilan dalam berwirausaha. Kemampuan wirausaha dalam
mengelola usaha dengan baik dan dengan didorong oleh ilmu pengetahuan yang
cukup baik pula akan berperan sebagai sumber tenaga kerja yang menjadi objek
vital dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Menurut Suyana (2008:5),
“Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
individu yang berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang selalu
berorientasi pada hasil”. Berikut ini adalah hasil observasi pra penelitian penulis
mengenai Kompetensi di Desa Jelekong.
- Variabel Kompetensi
Tabel 1. 7 Hasil Pra-penelitian Variabel Kompetensi N
O INDIKATOR ST T S R SR TOTAL
1 Tingkat kemampuan dalam memahami keinginan dan memenuhi kepuasan konsumen
0,00% 60,00% 30,00% 10,00% 0,00% 100,00%
2 Tingkat kemampuan dalam
mempromosikan produk 0,00% 30,00% 10,00% 30,00% 30,00% 100,00%
3 Tingkat kemampuan dalam menjaga dan membangun hubungan dengan konsumen dan rekan usaha
10,00% 40,00% 30,00% 20,00% 0,00% 100,00%
4 Tingkat kemampuan teknis
5 Tingkat kemampuan dalam mengikuti perkembangan informasi.
0,00% 0,00% 50,00% 20,00% 30,00% 100,00%
6 Tingkat kemampuan dalam menyelesaikan pesanan
produk lukisan tepat waktu 0,00% 10,00% 20,00% 70,00% 0,00% 100,00%
7 Tingkat kemampuan dalam mengidentifikasi dan merumuskan pemecahan masalah.
0,00% 0,00% 20,00% 70,00% 10,00% 100,00%
Sumber: data diolah
Keterangan:
ST = Sangat Tinggi R = Rendah
T = Tinggi SR = Sangat Rendah S = Sedang
Hasil yang didapatkan dari kuesioner pra-penelitian diatas mengenai
kompetensi menunjukan bahwa pelaku usaha lukisan di Desa Jelekong ini
memiliki kompetensi yang tinggi dalam hal menjalin hubungan baik dengan
konsumen, hal ini terlihat dari 60% responden memiliki kemampuan yang tinggi
dalam memahami keinginan dan memenuhi kepuasan konsumen dan 50%
responden memiliki kemampuan yang tinggi menjaga dan membangun hubungan
dengan konsumen dan rekan usaha
Namun, terdapat kompetensi-kompetensi penting lainnya yang belum
dimiliki oleh para pelaku usaha lukisan Desa Jelekong ini. Dari tabel diatas
terlihat bahwa bahwa hanya 30% responden yang memiliki kemampuan yang
tinggi dalam mempromosikan produk. Dalam hal operasional pekerjaan, hanya
40% responden yang memiliki kemampuan teknis yang tinggi dalam bidang
pekerjaan, 10% responden menyatakan memiliki kemampuan dalam
menyelesaikan pesanan produk lukisan tepat waktu dan seluruh responden
mengidentifikasi dan merumuskan pemecahan masalah. Pernyataan tersebut
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryana, dkk
(2009) berkaitan dengan industri kerajinan Kabupaten Bandung menunjukan
bahwa pelaku usaha di industri kerajinan tersebut memiliki etos kerja dan
produktivitas yang masih kurang. Pekerjaan yang dihasilkan kurang rapih dan
asal-asalan, asal memenuhi pesanan yang mengakibatkan produk kurang
berkualitas, biaya tinggi, dan bermasalah dalam penyelesaian pesanan tepat waktu
sehingga pesanan dari konsumen menjadi tidak berkelanjutan.
Kemudian dalam hal teknologi, seluruh responden menyatakan tidak
memiliki tingkat kemampuan dalam mengikuti perkembangan informasi.
Pernyataan diatas sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Suryana, dkk (2009) berkaitan dengan industri kerajinan Kabupaten Bandung
menunjukan bahwa pelaku usaha di industri kerajinan tersebut kurang memahami
manajemen produksi dan bisnis yang akan berdampak pada ketidakberhasilan
meningkatkan peringkat (ranking) usaha. Berdasarkan data-data diatas dapat
disimpulkan bahwa tingkat kompetensi pelaku usaha lukisan di Desa Jelekong
masih rendah.
Selain kompetensi, terdapat hal lain yang dapat menentukan keberhasilan
suatu usaha, yaitu motivasi, baik dalam mendorong motivasi yang ada dalam
dirinya sendiri dan memberikan motivasi pada karyawan ataupun rekan kerja, hal
ini dapat mendorong seseorang untuk lebih giat dalam bekerja. Mc.Clelland dalam
Suryana (2003:33) ”Motivasi di pandang sebagai dorongan mental yang
motivasi, terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan,
menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu”. Dengan motivasi
seseorang akan lebih produktif dalam bekerja. Pernyataan tersebut diperkuat oleh
Suryana (2013: 84) “modal motivasi merupakan dorongan atau semangat untuk
maju. Motivasi merupakan modal insan bagi setiap orang untuk terus hidup dan
maju. Keberhasilan atau kegagalan berwirausaha sangat tergantung kepada tinggi
atau rendahnya motivasi wirausahawan. Usaha yang kurang semangat atau penuh
dengan keraguan akan membuat kegagalan”. Dari pernyataan tersebut terlihat
bahwa salah satu modal yang harus dimiliki seseorang dalam berwirausaha adalah
memiliki motivasi yang tinggi agar keberhasilan usaha tercapai. Berikut ini adalah
hasil observasi prapenelitian mengenai motivasi.
- Variabel Motivasi
Tabel 1. 8 Hasil Pra-penelitian Variabel Motivasi
NO INDIKATOR ST T S R SR TOTAL
1 Tingkat keinginan untuk
menghasilkan produk yang berkualitas
10,00% 50,00% 30,00% 10,00% 0,00% 100,00%
2 Tingkat keinginan untuk bersemangat dalam bekerja
10,00% 10,00% 10,00% 60,00% 10,00% 100,00%
3 Tingkat keinginan untuk menghasilkan produk yang memiliki keunggulan kompetitif
0,00% 20,00% 40,00% 40,00% 0,00% 100,00%
4 Tingkat keinginan untuk
menyelesaikan target produksi sesuai jadwal
10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 0,00% 100,00%
5 Tingkat keinginan untuk mengarahkan karyawan untuk bekerja dengan baik
0,00% 20,00% 50,00% 30,00% 0,00% 100,00%
6 Tingkat keinginan untuk menjalin komunikasi yang efektif dengan karyawan
7 Tingkta keinginan untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan lain dalam meningkatkan keberhasilan usaha
20,00% 50,00% 10,00% 0,00% 20,00% 100,00%
Sumber: data diolah
Keterangan:
ST = Sangat Tinggi R = Rendah
T = Tinggi SR = Sangat Rendah S = Sedang
Hasil yang didapatkan dari kuesioner pra-penelitian mengenai motivasi
diatas menunjukan bahwa pelaku usaha lukisan di Desa Jelekong ini memiliki
motivasi yang tinggi dalam hal produksi dan kerjasama, ini terbukti dengan 60%
responden menyatakan bahwa mereka memiliki tingkat keinginan yang tinggi
untuk menghasilkan produk yang berkualitas karena semakin baik kualitas lukisan
yang dihasilkan maka akan semakin cepat keberhasilan usaha tercapai, dan 70%
responden menyatakan bahwa mereka memiliki keinginan yang tinggi untuk
menjalin kerjasama dengan perusahaan lain dalam meningkatkan keberhasilan
usaha. Hal tersebut dilakukan untuk dapat meningkatkan penjualan dengan cara
kemitraan dan menjalin hubungan yang baik dengan rekan usaha.
Namun terdapat hal lain yang menunjukan bahwa motivasi pelaku usaha
lukisan Desa Jelekong ini dinilai masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hanya
20% responden yang memiliki semangat yang tinggi untuk bekerja, ini terjadi
karena tidak adanya tekanan atau patokan untuk memproduksi lukisan sesuai
permintaan dan hanya 30% responden yang memiliki keinginan yang tinggi untuk
menyelesaikan target produksi sesuai jadwal.
Dalam hal menghasilkan produk hanya 20% responden yang memiliki
kompetitif, hal ini terlihat dari kurang dikembangkanya diversifikasi produk baik
dari bentuk corak dan warna sehingga lukisan yang dihasilkan kurang beragam
dan tidak memiliki nilai tambah. Pembuatan lukisan dengan corak khusus dan
berbeda dari pesaing hanya dilakukan jika terdapat pesanan saja, tidak dilakukan
sebelumnya. Padahal diversifikasi produk merupakan strategi dalam menghadapi
pesaing. Dengan adanya diversifikasi produk, akan memberikan prospek yang
cemerlang bagi industri kerajinan lukisan ini, karena dengan diversifikasi, produk
yang dihasilkan akan lebih beragam dan memiliki nilai kreatifitas lebih tinggi
sehingga konsumsi lukisan akan semakin diminati oleh para pecinta lukisan.
Pernyataan diatas sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Suryana, dkk (2009) berkaitan dengan industri kerajinan Kabupaten Bandung
menunjukan bahwa industri kerajinan tersebut lemah dalam desain produk, baik
dalam jumlah maupun kualitas pekerjaan dan lemah dalam komersialisasi produk.
Begitu pula dengan industri kerajinan lukisan Desa Jelekong.
Kemudian mengenai hubungan dengan karyawan hanya 20% responden
yang memiliki keinginan yang tinggi untuk mengarahkan karyawan untuk bekerja
dengan baik dan hanya 10% responden yang memiliki keinginan yang tinggi
untuk menjalin komunikasi yang efektif dengan karyawan. Berdasarkan data-data
diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi pelaku usaha lukisan di Desa
Jelekong masih rendah.
Dari analisis hasil observasi prapenelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa
kompetensi dan motivasi yang dimiliki oleh sebagian besar pelaku usaha lukisan
keberhasilan usaha lukisan yang dicapai, hasil yang dicapai dalam keberhasilan
usaha ini juga masih rendah, dimana indikator-indikator keberhasilan usaha masih
banyak yang menurun, seperti omset dan laba yang masih cenderung menurun.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dilihat bahwa kompetensi dan
motivasi merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan
sebuah usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa lebih jauh bagaimana
pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap keberhasilan usaha di industri
kerajinan lukisan di Desa Jelekong.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam setiap kegiatan usaha tentunya terdapat tujuan yang ingin dicapai,
baik dari sisi keuntungan/laba yang dihasilkan, jumlah aset yang terus bertambah,
jangkauan pemasaran yang semakin luas, peningkatan jumlah karyawan, dan
peningkatan skala produksi. Secara garis besar tujuan setiap usaha relatif sama
yang pada intinya adalah mendapatkan laba.
Menurut Suryana (2013:109) keberhasilan usaha ditentukan oleh perilaku
wirausaha itu yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi, dan insentif, sedangkan faktor
eksternal meliputi lingkungan. Selain itu juga dikatakan bahwa faktor pendorong
keberhasilan usaha adalah kemampuan dan kemauan, tekad yang kuat dan kerja
keras, serta kesempatan dan peluang.
Hal serupa diungkapkan oleh Tulus Tambunan (2002:11) yang
menyatakan bahwa keberhasilan usaha ditentukan oleh faktor internal yang
eksternal yang merupakan kekuatan dari luar perusahaan yang dapat membantu
perusahaan untuk berkembang.
Faktor internal dan eksternal tersebut terdiri dari:
a. Faktor Internal: kualitas SDM, penguasaan teknologi, struktur organisasi,
sistem manajemen partisipasi, kultur/budaya bisnis, modal yang kuat,
jaringan dalam berbisnis, dan tingkat entrepreneurship.
b. Faktor eksternal: kebijakan ekonomi, birokrat, politik, tingkat demokrasi,
sistem perekonomian, sosio-kultur masyarakat, sistem perburuhan dan
kondisi pasar buruh, kondisi lingkungan, dan tingkat pendidikan masyarakat.
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha, maka dalam
penelitian ini penulis membatasi permasalahan yaitu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha dari internal yaitu kompetensi dan motivasi.
Kompetensi merupakan kemampuan yang menjadi faktor dasar yang harus
dimiliki individu dalam menjalankan sebuah usaha. Dengan begitu kompetensi
dapat menghasilkan kreatifitas pada setiap kegiatan usahanya, sehingga kegiatan
usaha tersebut akan semakin beragam dan memiliki nilai tambah sehingga akan
semakin menarik minat konsumen. Namun pada prakteknya, banyak
wirausahawan yang melakukan kegiatan usaha tanpa adanya kompetensi dalam
usaha, hal ini akan menyebabkan kejenuhan produk yang dihasilkan karena variasi
produk dari waktu ke waktu relatif sama.
Hal lain yang menjadi dasar dalam menjalankan usaha adalah motivasi
yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha, dengan motivasi wirausahawan akan
standar sehingga semua kegiatan usaha yang dilakukan mendapatkan hasil lebih
dari maksimal. Biasanya pelaku usaha yang tidak memiliki motivasi tidak akan
mendapatkan hasil yang optimal dan sedikit demi sedikit usahanya terancam
mundur.
Kondisi seperti ini dialami oleh para pelaku usaha industri lukisan di
Jelekong Kabupaten Bandung, dimana terlihat keberhasilan usaha industri lukisan
ini dipengaruhi oleh kompetensi dan motivasi. Dengan faktor kompetensi dan
motivasi tersebut, diharapkan keberhasilan usaha akan dicapai oleh para
wirausahawan, terutama wirausahawan di industri kerajinan lukisan Jelekong,
Kabupaten Bandung.
Sebagaimana telah diuraikan diatas, perlu diadakan pengkajian yang
mendalam mengenai keberhasilan yang diduga dapat dipengaruhi oleh kompetensi
dan motivasi. Dengan memperhatikan berbagai masalah yang telah diuraikan,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh
Kompetensi dan Motivasi Pelaku Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey
terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan Lukisan di Desa Jelekong
Kabupaten Bandung)”
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi pelaku usaha di industri kerajinan
2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi pelaku usaha di industri kerajinan
lukisan Desa Jelekong Kabupaten Bandung?
3. Bagaimana gambaran tingkat keberhasilan usaha di industri kerajinan lukisan
Desa Jelekong Kabupaten Bandung?
4. Bagaimana pengaruh kompetensi terhadap keberhasilan usaha pada industri
kerajinan lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung?
5. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha pada industri
kerajinan lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung?
6. Bagaimana pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap keberhasilan usaha
pada industri kerajinan lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung?
1.4Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat kompetensi pelaku usaha industri kerajinan lukisan di Desa Jelekong
Kabupaten Bandung
2. Tingkat motivasi pelaku usaha industri kerajinan lukisan di Desa Jelekong
Kabupaten Bandung
3. Tingkat keberhasilan usaha di industri kerajinan lukisan Desa Jelekong
Kabupaten Bandung
4. Pengaruh kompetensi terhadap keberhasilan usaha pada industri kerajinan
lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung
5. Pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha pada industri kerajinan
6. Pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap keberhasilan usaha pada industri
kerajinan lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung
1.5Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu manajemen khususnya
Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kewirausahaan yang terkahit dengan
kompetensi, motivasi dan keberhasilan usaha.
2. Manfaat Praktis
-Bagi Pelaku Usaha
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
bahan tambahan dalam menentukan langkah usaha baik yang berhubungan
dengan motivasi, kompetensi ataupun keberhasilan usaha.
-Bagi Penulis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan
penulis mengenai uraian teori yang telah disampaikan dalam penelitian ini,
yaitu mengenai motivasi, kompetensi dan keberhasilan usaha. Dan juga
memberikan pemahaman mengenai teori yang telah didapat dengan kondisi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi sasaran dalam penelitian.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis mengenai pengaruh kompetensi dan
motivasi terhadap keberhasilan usaha di Industri Kerajinan Lukisan Desa Jelekong
Kabupaten Bandung.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel kompetensi (X1) dan
motivasi (X2) sebagai variabel bebas dan keberhasilan usaha sebagai variabel
terikat (Y). Penelitian ini dilaksanakan di Industri Kerajinan Lukisan Desa
Jelekong Kabupaten Bandung. Kemudian yang menjadi responden adalah pelaku
usaha lukisan yang berada di Desa Jelekong Kabupaten Bandung.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Untuk mencapai tujuan dan memperoleh hasil yang baik dalam penelitian,
maka harus diterapkan metode penelitian yang tepat sehingga diperoleh cara
pemecahan masalah yang tepat.
Menurut Sugiyono (2009:5) metode penelitian adalah cara ilmiah yang
digunakan untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliabel dengan
tujuan dapat ditemukan, dibuktikan serta dikembangkan suatu pengetahuan
sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi
Berdasarkan objek pada penelitian ini, maka penelitian ini bersifat deskriptif
sehingga dapat menggambarkan variabel-variabel yang diteliti secara mandiri.
Sugiyono (2008:11) mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain”. Dengan demikian penelitian ini
selain memberikan gambaran tentang keterkaitan fenomena-fenomena yang ada
pada setiap variabel, juga memberikan keterangan tentang keterkaitan
variabel-variabel yang diteliti, pengujian hipotesis dan membuat prediksi untuk
memperoleh makna dari permasalahan yang diteliti. Melalui penelitian
deskriptif ini, maka akan diperoleh:
1. Gambaran mengenai kompetensi dan motivasi di Industri Kerajinan Lukisan
Desa Jelekong Kabupaten Bandung.
2. Gambaran mengenai keberhasilan usaha di Industri Kerajinan Lukisan Desa
Jelekong Kabupaten Bandung.
Selanjutnya penelitian ini menggunakan metode verifikatif. Menurut
Arikunto (2006:8) metode verifikatif adalah penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari
suatu kelompok atau daerah. Metode verifikatif membedah masalah-masalah serta
mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang
berlangsung. Dalam penelitian ini penelitian verifikatif bertujuan untuk
Industri Kerajianan Lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung, yang mana
dalam memperoleh informasinya peneliti akan menyebarkan kuesioner dan
melakukan wawancara terhadap responden dalam penelitian ini.
Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis inferensial yang digunakan
untuk kesimpulan yang lebih luas, yaitu untuk melihat keterkaitan antar variabel
yang diteliti yang kemudian diambil kesimpulan dan lalu digeneralisasikan.
Sugiyono (2010:207) menyatakan bahwa “Statistik inferensial adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisa data sampel, dan hasilnya akan
digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi di mana sampel diambil”
Dalam analisis statistik inferensial terdapat dua macam statistik yaitu
statistik parametris dan statistik nonparametris. Statistik parametris digunakan
untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang
berdistribusi normal. Sedangkan statistik nonparametris digunakan untuk
menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas berdistribusi.
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:90), “Desain penelitian adalah rencana
atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai rancangan kegiatan yang akan
dilaksanakan”. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya
mengenai pengumpulan dan analisis data saja.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian kausalitas yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi-variasi
pada suatu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain. yaitu membahas mengenai
terhadap keberhasilan usaha di Industri Kerajinan Lukisan Desa Jelekong
Kabupaten Bandung.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian ini terdiri atas variabel motivasi (X1), kompetensi (X2)
dan keberhasilan usaha (Y). Untuk kemudahan dalam pemahaman tentang
variabel-variebel tersebut, maka penulis akan menjabarkannya ke dalam suatu
konsep teoritis, konsep empirik dan konsep analitis dalam tabel operasionalisasi
variabel.
Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Alat Ukur Skala
Kompetensi (X1)
Tingkat kemampuan berinisiatif menciptakan produk yang kreatif
dan inovatif
Tingkat kemampuan berinisiatif dalam memanfaatkan peluang
yang ada
Ordinal
Kemampuan dalam ketepatan
hasil
Tingkat kemampuan dalam memperhatikan kualitas dan
ketepatan hasil produksi
Tingkat kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi harga
serta kondisi pasar
Tingkat kemampuan memahami pemikiran karyawan, konsumen
dan rekan usaha
Ordinal
Kemampuan melayani
konsumen
Tingkat kemampuan melayani
dan memenuhi kebutuhan
3. Kompetensi
Tingkat kemampuan meyakinkan orang lain akan kualitas produk
yang ditawarkan
Kemampuan mengidentifikasi
informasi
Tingkat kemampuan memahami serta mengidentifikasi informasi
yang didapat
Kemampuan berinteraksi
dengan orang lain
Tingkat kemampuan berinteraksi dengan orang lain
Tingkat kemampuan menciptakan jaringan usaha yang baru
Tingkat kemampuan mendorong karyawan dalam bekerja untuk
menghasilkan produk berkualitas
Kemampuan penginstruksian
dalam pekerjaan
Tingkat kemampuan memberi petunjuk kepada karyawan
mengenai teknis pekerjaan dan
aturan dalam bekerja
Kemampuan bekerjasana dalam
usaha
Tingkat kemampuan bekerjasama dengan baik didalam serta diluar
lingkungan usaha
Kemampuan memimpin dalam
usaha
Tingkat kemampuan memimpin usaha dan karyawan dalam
bekerja
Kemampuan mengelola usaha
Tingkat kemampuan mengelola keuangan usaha
Tingkat kemampuan mengelola waktu dengan efektif dan efesien
Tingkat kemampuan memahami masalah yang dihadapi serta
mengidentifikasi masalah tersebut
Ordinal
Kemampuan berfikir
konseptual
Tingkat kemampuan memahami akar permasalahan secara
mendasar
mengidentifikasi pola keterkaitan
Tingkat kemampuan teknis dalam menyelesaikan suatu aktivitas
usaha
Tingkat kemampuan menentukan
tindakan penting dalam
menyelesaikan masalah
mengendalikan emosi dalam
menghadapi berbagai karakter dan
situasi yang berbeda
Tingkat kemampuan mencegah tindakan negatif ketika terjadi hal
yang tidak diinginkan
Ordinal
Kemampuan dalam keyakinan
berusaha
Tingkat kemampuan meyakinkan diri sendiri atas usaha yang
dijalani
Tingkat kemampuan meyakinkan diri sendiri untuk menghasilkan
produk berkualitas
menyesuaikan diri dengan
lingkungan usaha serta semua
pihak didalamnya
Tingkat keinginan dalam melakukan perencanaan usaha
Tingkat keingiman perencanaan dalam menciptakan produk baru
Ordinal
Semangat dalam aktivitas usaha
Tingkat keinginan untuk bersemangat dan berprestasi
dalam usaha
agar dapat
bertanggungjawab pada produk
yang dihasilkan
Keinginan memajukan usaha
Tingkat keinginan untuk mencapai target usaha
Tingkat keinginan memperoleh sumber modal lain
Tingkat keinginan memperoleh laba yang maksimal
Kepuasan atas hasil usaha yang
diraih
Tingkat keinginan untuk berjuang mencapai kepuasan
Tingkat keinginan memuaskan diri dengan hasil usaha yang
Tingkat keinginan untuk berkembang dan memperoleh
hasil usaha yang lebih baik
Ordinal
Keberanian dalam menghadapi risiko
dan tantangan
usaha
Tingkat keinginan dalam kesiapan menghadapi risiko usaha
Tingkat keinginan dalam kesiapan menghadapi tantangan dalam
dunia usaha
Kompetitif dalam menjalankan
usaha
Tingkat keinginan bersaing dengan perusahaan lain
Tingkat keinginan membuat produk yang kompetitif
Mengendalikan pihak lain dalam
kegiatan usaha
Tingkat keinginan mengendalikan pihak lain dalam kegiatan usaha
Tingkat keinginan menjadi pihak yang berpengaruh dalam usaha
Tingkat keinginan melibatkan karyawan dalam memperluas
jangkauan pemasaran
Tingkat keinginan melibatkan
Aff) karyawan dalam pembuatan
produk yang diminati pasar
Komunikasi dengan pihak lain
Tingkat keinginan berkomunikasi dengan rekan usaha, konsumen
dan karyawan
Kerjasama dengan pihak lain
Tingkat keinginan bekerja sama dengan rekan usaha, konsumen
dan karyawan
Hubungan Sosial dengan pihak lain
Tingkat keinginan menjaga hubungan sosial dengan rekan
usaha, konsumen dan karyawan
Tingkat keinginan untuk bersifat terbuka terhadap lingkungan
usaha
Tingkat pertambahan modal usaha dalam 3 tahun terakhir
Ordinal
Pendapatan Pendapatan usaha yang dicapai
Tingkat peningkatan pendapatan usaha dalam 3 tahun terakhir
Tingkat peningkatan laba usaha dalam 3 tahun terakhir produk dalam 3 tahun terakhir
Tingkat perluasan jangkauan pemasaran dalam 3 tahun terakhir
Output Produksi Output produksi yang dihasilkan karyawan dalam 3 tahun terakhir
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
penelitian, sumber data dapat diperoleh dari sumber data internal maupun
eksternal.
Suharsimi Arikunto (2006:172) mengungkapkan bahwa “sumber data
dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Berikut ini
adalah sumbar data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang didapat secara lansung dari
subjek yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data
primer dapat diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada
pihak-pihak yang dianggap dapat mewakili dan representatif dalam
menghasilkan data penelitian.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang didapat secara tidak
langsung dari subjek yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data
sekunder ini sifatnya membantu dan memberi informasi dalam bahan
penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data sekunder didapat dari literature
seperti: buku-buku teori, dokumen-dokumen yang berisi informasi yang
bersangkutan dengan penelitian, karya ilmiah yang dipublikasikan serta
artikel-artikel yang berasal dari internet berupa data dan teori yang ada
kaitannya dengan masalah yang diteliti.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk membantu mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan
untuk pengujian anggapan dasar dan hipotesis.
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya
jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui
persoalan dari objek yang sedang diteliti.
2. Penggunaan kuesioner (angket), yaitu cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang
diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang
sedang diteliti. Daftar pertanyaan ini disebarkan kepada pelaku usaha lukisan
di Industri Kerajinan Lukisan Desa Jelekong Kabupaten Bandung.
Angket yang diambil untuk mengumpulkan data adalah kuesioner tertutup dengan
menggunakan skala Likert. Jawaban dari responden telah penulis batasi menjadi 5
alternatif yang mengikuti skala Likert. Alternative jawabannya disusun dalam
satu jawaban yang benar. Setiap jawaban diberikan bobot nilai sebagai berikut:
a. Sangat Tinggi (ST) dengan bobot nilai 5
b. Tinggi (T) dengan bobot nilai 4
c. Sedang (S) dengan bobot nilai 3
d. Rendah (R) dengan bobot nilai 2
e. Sangat Rendah (SR) dengan bobot nilai 1
Analisis statistik parametrik (statistik yang bergantung pada distribusi
tertentu dan yang menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter
populasi seperti pengujian hipotesis dan penaksiran parameter), memerlukan
data penelitian ini memberikan skala pengukuran ordinal, sehingga agar analisis
tersebut dapat dilanjutkan maka skala pengukuran ordinal harus dinaikkan
(ditransformasikan) ke dalam skala Interval dengan menggunakan Methods
Successive Interval (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data
interval yaitu:
1. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan
2. Pada setiap butir ditentukan dihitung masing-masing frekuensi jawaban
responden
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
proporsi
4. Menentukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi
secara berurutan perkolom skor
5. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi
kumulatif yang diperoleh
6. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan
menggunakan Tabel Tinggi Densitas)
7. Menentukan skala dengan menggunakan rumus:
NS =
(Density at Lower Limit) - (Density at Upper Limit)
(Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower Limit)
Dimana :
Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = kepadatan batas atas
Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas Area Below Lower Limit = daerah dibawah batas bawah
3. Observasi
Merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara
langsung ataupun tidak. Observasi dapat dijadikan data pendukung dalam
menganalisis dan mengambil kesimpulan untuk memperoleh gambaran
mengenai motivasi, kompetensi dan keberhasilan usaha.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2010:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tetentu yang
diterapkan peneliti untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulannya.”
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha di industri
lukisan Desa Jelekong Kabupaten Bandung sebanyak 83 orang.
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2010:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakterikstik yang dimiliki oleh populasi tersebut. ”Penarikan sampel diperlukan
jika populasi yang diambil sangat besar, dan peneliti memiliki keterbatasan untuk
menjangkau seluruh populasi maka peneliti perlu mendefinisikan populasi target
dan populasi terjangkau baru kemudian menentukan jumlah sampel dan teknik
sampling yang digunakan.
Namun dalam penelitian ini populasi dinilai sedikit sehingga penarikan
sehingga dilakukan penarikan sampling jenuh. Sugiyono (2010:122) menyebutkan
populasi digunakan sebagai sampel. Karena populasi dalam penelitian kurang dari
100, maka penelitian ini menggunakan sampel sesuai dengan jumlah populasinya
yaitu 83 orang pelaku usaha lukisan.
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Kevaliditasan instrumen, dinilai apabila memiliki validitas tinggi jika butir
butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Untuk
mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti akan menguji angket melalui
analisis butir soal. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) “validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan/kesahihan suatu
instrumen.
Dengan demikian, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik
dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam
mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur
disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa
yang seharusnya diukur.
Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan
dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan yang ditujukan
kepada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik validitas melalui
analisis butir soal dengan rumus korelasi product moment dari Pearson.
rxy =
N∑XY-(∑X)( ∑Y)
√[{∑X2
Dimana:
rxy = product korelasi moment
N = cacah subjek uji coba
∑X = Jumlah skor butir (x) ∑Y = Jumlah skor butir (y)
Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan adalah:
Jika nilai hitung alpha lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item angket
dinyatakan valid, atau
Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item angket dinyatakan
tidak valid.
Nilai tabel r dapat dilihat pada Tabel Harga Kritik r Product Moment dengan a =
5% dan db = n – 2 dengan tingkat kepercayaan 95%.
Berikut merupakan hasil uji validitas yang dilakukan pada 20 responden
pelaku usaha lukisan Desa Jelekong Kabupaten Bandung.
Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi
No Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 Kemampuan berinisiatif menciptakan
produk yang kreatif dan inovatif 0,380 0,3783 Valid 2 Kemampuan berinisiatif memanfaatkan
peluang yang ada 0,682 0,3783 Valid
3 Kemampuan berinisiatif memanfaatkan
peluang yang ada 0,767 0,3783 Valid
4 Kemampuan menghasilkan produk
lukisan tepat pada waktunya 0,775 0,3783 Valid 5 Kemampuan mencari dan mengumpulkan
informasi harga serta kondisi pasar 0,388 0,3783 Valid 6 Kemampuan memahami pemikiran
karyawan,konsumen dan rekan usaha 0,579 0,3783 Valid 7 Kemampuan melayani dan memenuhi
kebutuhan konsumen dengan baik 0,739 0,3783 Valid 8 Kemampuan meyakinkan orang lain akan
kualitas produk yang ditawarkan 0,459 0,3783 Valid 9 Kemampuan memahami serta
10 Kemampuan berinteraksi dengan orang
lain 0,505 0,3783 Valid
11 Kemampuan menciptakan jaringan usaha
yang baru 0,574 0,3783 Valid
12 Kemampuan mendorong karyawan dalam bekerja untuk menghasilkan produk berkualitas
0,770 0,3783 Valid
13 Kemampuan memberi petunjuk pada karyawan mengenai teknis pekerjaan serta aturan dalam bekerja
0,665 0,3783 Valid
14 Kemampuan bekerjasama dengan baik
didalam serta diluar lingkungan usaha 0,517 0,3783 Valid 15 Kemampuan memimpin usaha dan
memimpin karyawan dalam bekerja 0,382 0,3783 Valid 16 Kemampuan mengelola keuangan
perusahaan? 0,695 0,3783 Valid
17 Kemampuan mengelola waktu dengan
efektif dan efisien dalam usaha 0,564 0,3783 Valid 18 Kemampuan memahami masalah yang
dihadapi serta mengidentifikasi penyebab masalah tersebut
0,382 0,3783 Valid
19 Kemampuan memahami akar
pemasalahan secara mendasar 0,638 0,3783 Valid 20 Kemampuan mengidentifikasi pola
keterkaitan masalah yang dihadapi 0,551 0,3783 Valid 21 Kemampuan teknis menyelesaikan suatu
aktivitas usaha 0,495 0,3783 Valid
22 Kemampuan menentukan tindakan
penting dalam menyelesaikan masalah 0,804 0,3783 Valid 23 Kemampuan mengembangkan
pengetahuan karyawan dalam pekerjaannya
0,811 0,3783 Valid
24 Kemampuan mengendalikan emosi dalam menghadapi berbagai karakteristik dan situasi yang berbeda
0,522 0,3783 Valid
25 Kemampuan mencegah tindakan negatif
ketika terjadi hal yang tidak diinginkan 0,593 0,3783 Valid 26 Kemampuan meyakinkan diri sendiri atas
usaha yang dijalani 0,567 0,3783 Valid
27 Kemampuan meyakinkan diri sendiri untuk menghasilkan produk yang berkualitas
0,739 0,3783 Valid
28 Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan usaha serta semua pihak didalamnya
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Untuk menilai apakah nilai-nilai di atas valid, dapat dibandingkan dengan R
Tabel Pada DF=N-2 dan Probabilitas 0,05. Nilai DF dalam perhitungan ini adalah:
jumlah responden (20)-2= 18. R Tabel pada DF=18 dengan Probabilitas 0,05
adalah 0,3783
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa semua item pertanyaan bernilai
rhitung (corrected item-total correlation) > rtabel=0.3783), dengan demikian seluruh
item pada pertanyaan variabel kompetensi dinyatakan valid. Artinya
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang hendak diukur.
Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi
No Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 Keinginan dalam melakukan perencanaan
usaha 0,483 0,3783 Valid
2 Keinginan dalam perencanaan penciptaan
produk baru 0,483 0,3783 Valid
3 Keinginan untuk bersemangat dan
berprestasi dalam usaha 0,513 0,3783 Valid 4 Keinginan untuk bertanggungjawab
terhadap usaha yang dijalani 0,427 0,3783 Valid 5 Keinginan untuk bertanggungjawab pada
produk yang dihasilkan 0,559 0,3783 Valid 6 Keinginan untuk mencapai target usaha 0,460 0,3783 Valid 7 Keinginan untuk memperoleh sumber
modal lain 0,403 0,3783 Valid
8 Keinginan untuk memperoleh laba yang
maksimal 0,520 0,3783 Valid
9 Keinginan untuk berjuang mencapai
kepuasan dalam usaha 0,586 0,3783 Valid 10 Keinginan memuaskan diri dengan hasil
usaha yang dicapai 0,596 0,3783 Valid
11 Keinginan untuk berkembang dan
memperoleh hasil usaha yang lebih baik 0,763 0,3783 Valid 12 Keinginan dalam kesiapan menghadapi
risiko usaha 0,483 0,3783 Valid
13 Keinginan dalam kesiapan menghadapi
14 Keinginan untuk bersaing dengan
perusahaan lain 0,483 0,3783 Valid
15 Keinginan untuk membuat produk
lukisan yang kompetitif 0,483 0,3783 Valid 16 Keinginan untuk mengendalikan pihak
lain dalam kegiatan usaha 0,620 0,3783 Valid 17 Keinginan untuk menjadi pihak yang
sangat berpengaruh dalam dunia usaha 0,707 0,3783 Valid 18 Keinginan untuk melibatkan karyawan
dalam memperluas jangkauan pemasaran 0,396 0,3783 Valid 19 Keinginan untuk melibatkan karyawan
dalam pembuatan lukisan yang diminati pasar
0,438 0,3783 Valid
20 Keinginan untuk berkomunikasi dengan
rekan usaha, konsumen dan karyawan 0,427 0,3783 Valid 21 Keinginan untuk bekerjasama dengan
rekan usaha, konsumen dan karyawan 0,454 0,3783 Valid 22 Keinginan untuk menjaga hubungan
sosial dengan rekan usaha, konsumen dan karyawan
0,533 0,3783 Valid
23 Keinginan untuk bersifat terbuka
terhadap lingkungan usaha 0,439 0,3783 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Untuk menilai apakah nilai-nilai di atas valid, dapat dibandingkan dengan R
Tabel Pada DF=N-2 dan Probabilitas 0,05. Nilai DF dalam perhitungan ini adalah:
jumlah responden (20)- 2= 18. R Tabel pada DF=18 dengan Probabilitas 0,05
adalah 0,3783
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa semua item pertanyaan bernilai
rhitung (corrected item-total correlation) > rtabel=0.3783), dengan demikian seluruh
item pada pertanyaan variabel kompetensi dinyatakan valid. Artinya
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang hendak diukur.
Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Variabel Keberhasilan Usaha
No Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 Rata-rata pertambahan modal usaha