• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PELAKU USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : Survey terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PELAKU USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : Survey terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar: 320/UN40.7.D1/LT/2014

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PELAKU USAHA

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA”

(Survey terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan Lukisan di Desa

Jelekong Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen

Asti Nur Aryanti

1001244

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PELAKU USAHA

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA”

(Survey terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan Lukisan di Desa

Jelekong Kabupaten Bandung)

Oleh:

Asti Nur Aryanti

1001244

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Program Studi Manajemen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Asti Nur Aryanti

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI PELAKU USAHA

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survey terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan Lukisan di Desa

Jelekong Kabupaten Bandung)

ASTI NUR ARYANTI

1001244

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Rofi Rofaida, SP, M.Si

NIP. 19730205 200501 2 003

Ketua Program Studi

Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak, MBA

(4)

ABSTRAK

Asti Nur Aryanti (1001244), “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Pelaku Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan Lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung). Di bawah bimbingan Rofi Rofaida, SP, M.Si

Industri kerajinan lukisan di Desa Jelekong merupakan industri kerajinan unggulan di Kabupaten Bandung. Namun, keunggulan industri lukisan ini belum mampu menunjukan keberhasilan usaha yang tinggi. Kondisi tersebut berkaitan dengan kompetensi dan motivasi yang dimiliki oleh para pelaku usahanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kompetensi, motivasi, dan keberhasilan usaha serta bagaimana pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap keberhasilan usaha pada Industri Kerajinan Lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan meneliti seluruh populasi dalam penelitian, yaitu 83 orang pelaku usaha lukisan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi berada pada tingkat sedang, motivasi berada pada tingkat tinggi dan keberhasilan usaha berada pada tingkat sedang. Dengan demikian dapat diketahui bahwa secara parsial, baik kompetensi ataupun motivasi tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Sedangkan secara bersamaan (simultan) variabel kompetensi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha dengan besaran pengaruh 9,4%. Hal ini berarti bahwa 91,6% dipengaruhi oleh faktor lain diluar dari variabel yang diteliti.

(5)

ABSTRACT

Asti Nur Aryanti (1001244), "The Influence of Competence and Motivation

toward Business Success (A Survey on Painting Craft Industry Enterpreneurs in

Desa Jelekong Located in Bandung Regency)." Under the supervision of Rofi

Rofaida, SP , M.Si

Painting Craft Industries in Desa Jelekong are popular craft industries in Bandung Regency. However, the existing Painting Craft Industries there have not been able to show a considerable business success. This condition is related with the competence and motivation of the entrepreneurs as the business owners.

The research aims to investigate the level of competence, motivation, and business success and examine the influence of competence and motivation toward business success in Desa Jelekong located in Bandung Regency. The method of the research is descriptive verificative which investigate the whole population taken as sample consisting of totally 83 painting craft industry entrepreneurs.

The result of the study shows that the level of competence is average, motivation is high and business success is average. Therefore, it is concluded that, partially, neither competence nor motivation has given an influence to the business success. On the other hand, competence and motivation simultaneously have given 9,4% significant and positive influence toward the business success. This means that the remaining 91,6% is influenced by another factors that are not involved in this research.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

1.5 Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Industri Kreatif ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Pengertian Industri Kreatif ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Subsektor Industri Kreatif ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Pengertian Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Karakteristik Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Ciri dan Sikap Wirausaha ... Error! Bookmark not defined.

2.2.4 Modal Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Keberhasilan Usaha ... Error! Bookmark not defined.

(7)

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan UsahaError! Bookmark not

defined.

2.3.3 Faktor–Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan UsahaError! Bookmark

not defined.

A. Faktor Penyebab Keberhasilan Usaha ... Error! Bookmark not defined.

B. Faktor Penyebab Kegagalan Usaha ... Error! Bookmark not defined.

2.3.4 Indikator Keberhasilan Usaha... Error! Bookmark not defined.

2.4 Kompetensi ... Error! Bookmark not defined.

2.4.1 Definisi Kompetensi ... Error! Bookmark not defined.

2.4.2 Karakteristik Kompetensi ... Error! Bookmark not defined.

2.4.3 Indikator Kompetensi ... Error! Bookmark not defined.

2.4.4 Kompetensi Wirausaha ... Error! Bookmark not defined.

2.5 Motivasi ... Error! Bookmark not defined.

2.5.1 Definisi Motivasi ... Error! Bookmark not defined.

2.5.2 Teori Motivasi Mc.Clelland ... Error! Bookmark not defined.

2.5.3 Motif Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.

2.6 Pengaruh Kompetensi Terhadap Keberhasilan UsahaError! Bookmark not defined.

2.7 Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan UsahaError! Bookmark not defined.

2.8 Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Keberhasilan UsahaError! Bookmark

not defined.

2.9 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.10 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

2.11 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

(8)

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.5.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

a. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

b. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Analisa Data dan Rancangan Pengujian HipotesisError! Bookmark not defined.

a. Analisis Statistik Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.

b. Analisis Statistik Inferensial ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden . Error! Bookmark not defined.

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark not

(9)

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaError! Bookmark not defined.

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat PendidikanError! Bookmark

not defined.

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama UsahaError! Bookmark not

defined.

4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Laba Usaha per Bulan ... Error!

Bookmark not defined.

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.1 Gambaran Variabel Keberhasilan Usaha (Y)Error! Bookmark not defined.

4.1.3.2 Gambaran Variabel Kompetensi (X1) ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.3 Gambaran Variabel Motivasi (X2) ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Hasil Pengujian Statistik ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4.2 Koefesien Korelasi ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4.3 Analisis Regresi Berganda ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4.4 Koefesien Determinasi ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4.5 Uji Hipotesis (Uji F) ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Deskripsi Variabel Kompetensi (X1)... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Deskripsi Variabel Motivasi (X2)... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Deskripsi Keberhasilan Usaha (Y) ... Error! Bookmark not defined.

4.2.4 Hasil Analisis Statistik ... Error! Bookmark not defined.

(10)

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Industri Kreatif adalah industri yang memanfaatkan kreatifitas,

keterampilan dan bakat individu demi menciptakan kesejahteraan dan lapangan

pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

dan mencipta dari setiap individu (Kementerian perdagangan:2009)

Saat ini industri kreatif menduduki posisi yang strategis dalam

perkembangan industri di Indonesia. Data tahun 2013 dari Kementrian Pariwisata

dan Ekonomi Kreatif menunjukan bahwa kontribusi industri kreatif terhadap PDB

nasional adalah 7% atau 6,42 trilyun dari total PDB Indonesia Selain itu, industri

kreatif juga menyerap tenaga kerja 10,7% atau sekitar 11,1 juta dengan nilai

ekspor mencapai 119 triliyun atau sekitar 5,72%dari nilai ekspor nasional. Dalam

hal ini industri kerajinan memberikan kontribusi terhadap PDB dari industri

kreatif sebesar 14,4%, penyerapan tenaga kerja sebesar 26,19% serta peningkatan

nilai ekspor sebsesar 7,67% atau sekitar 21,7 triliyun.

Di Jawa Barat industri kerajinan itu sendiri memiliki jumlah unit usaha,

nilai investasi dan tenaga kerja yang terus meningkat, artinya industri kerajinan

merupakan salah satu jenis industri kreatif yang sangat berpotensi untuk

dikembangkan. Dibawah ini merupakan data mengenai peningkatan industri

(12)

Tabel 1. 1 Peningkatan Industri Kerajinan di Jawa Barat

Tahun Jumlah Unit Usaha (Unit)

Nilai Investasi (Juta Rupiah)

Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

2007 102 46.988,36 1844

2008 253 103.725,25 6882

2009 346 3.425.028,02 12.693

2010 356 3.425.028,02 12.693

2011 363 12.924.008,02 13.869

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (data diolah)

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari unit usaha di industri kerajinan

mengalami peningkatan sejak tahun 2007, rata-rata peningkatan dari tahun 2007

hingga 2011 adalah 47,4%, nilai investasi mengalami peningkatan pesat dari tahun

2007 hingga 2011 dengan rata-rata sebesar 900,0% dan dari jumlah tenaga kerja

memiliki rata-rata peningkatan sebesar 91,7% dari tahun 2007 hingga 2011.

Jawa Barat memiliki beberapa kawasan yang memiliki potensi untuk

mengembangkan industri kreatif, salah satunya adalah kawasan Bandung yang

merupakan salah satu tempat yang memiliki tingkat kreativitas yang tinggi, hal ini

terbukti dengan banyaknya sektor indutri kreatif di Kota maupun Kabupaten

Bandung, diantaranya sektor fesyen, sektor seni, sektor musik, sektor desain,

sektor arsitektur dan sektor teknologi informasi. Bandung juga merupakan tempat

kreatif dengan potensi sumber daya manusia kreatif terbesar. Salah satu kawasan

yang memiliki potensi industri kreatif adalah Kabupaten Bandung, adapun data

mengenai unit usaha, nilai investasi dan jumlah tenaga di industri kreatif

(13)

Tabel 1. 2 Potensi Industri Kreatif di Kabupaten Bandung

Tahun Unit Usaha (unit)

Tenaga Kerja (orang)

Nilai Investasi (juta rupiah)

2008 12.085 111.577 238.228,27

2009 12.269 123.812 450.671,15

2010 12.273 124.412 457.948,15

2011 12.283 125.407 468.043,15

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (data diolah)

Tabel diatas menunjukan bahwa berbagai jenis industri kreatif di

Kabupaten Bandung memiliki unit usaha yang terus bertambah, rata-rata

pertambahannya adalah 0.55% , kemudian dari tenaga kerja di industri kreatif

Kabupaten Bandung juga mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 4.08%,

sama halnya dengan nilai investasi industri kreatif Kabupaten Bandung yang juga

mengalami penambahan dari tahun ke tahun, rata-rata penambahannya adalah

sebesar 30.67%.

Industri kreatif yang menonjol di Bandung diantaranya adalah industri

kerajinan yang berada dikawasan Kabupaten Bandung. Kerajinan merupakan

kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan dari

berbagai macam bahan baku seperti batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak,

kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi. Adapun jenis industri

kerajinan yang terdapat di Kabupaten Bandung diantaranya adalahlukisan, pigura,

wayang golek, boneka, anyaman bambu, accessories, tas, sepatu, dompet, sablon,

lap/keset, topi, sangkar, miniatur, mainan anak, perak, kemasan parcel/perhiasan,

kursi, senapan angin, sumbu kompor, rak kayu, tusuk sate, taplak, mute, kirai,

sarung tangan, sarung raket, dan peci. (sumber: Diskoperindag Kabupaten

(14)

Salah satu jenis industri unggulan yang berada di Kabupaten Bandung

adalah industri kerajinan lukisan (UMKM dan Diskoperindag Kabupaten

Bandung, 2013). Industri kerajinan lukisan tersebut berada di Desa Jelekong yang

muncul sejak tahun 1958-an. Industri kerajinan lukisan di desa ini merupakan

industri kerajinan terbesar dan terkenal di Bandung dan sangat berpotensi untuk

dikembangkan.

Industri kerajinan lukisan ini akan menyerap tenaga kerja, dimana

sebagian besar pelaku usaha dan pengrajin lukisan di Desa Jelekong adalah

penduduk asli desa tersebut. Saat ini jumlah pelukis di Desa Jelekong berkisar

500 orang dan pelaku usaha lukisan baik yang memiliki sanggar ataupun gallery

adalah sebanyak 83 orang. Hal ini tentu saja akan meningkatkan pendapatan

daerah itu sendiri khususnya penduduk Desa Jelekong. Dengan demikian industri

kerajinan lukisan Jelekong ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Potensi keberhasilan usaha kerajinan lukisan di Jelekong ini didasarkan pada

beberapa faktor, diantaranya ketersediaan bahan baku yang mudah didapatkan

untuk produksi, perlengkapan/peralatan lukis yang dimiliki memadai dan tenaga

kerja yang dimiliki mempunyai keterampilan yang diperlukan dalam melukis serta

mampu menjangkau pasar internasional.

Selain terdapat potensi untuk dikembangkan, industri lukisan Desa

Jelekong ini memiliki beberapa kekurangan yang dapat menjadi hambatan dalam

mencapai keberhasilan usaha. Berdasarkan hasil dari observasi prapenelitian

menunjukan bahwa keberhasilan usaha industri lukisan ini masih belum

(15)

yang dinilai bermasalah. Dibawah ini merupakan data mengenai indikator

keberhasilan usaha yang dinilai bermasalah. Indikator keberhasilan usaha didapat

dari hasil penelitian Suryana dan Rofi Rofaida (2009:45).

Tabel 1. 3 Rata-rata Pendapatan (3 tahun terakhir) PENDAPATAN

Tahun Rata-rata (rupiah)

2011 340.000.000

2012 324.500.000

2013 290.000.000 Sumber: data diolah

Tabel diatas menunjukan bahwa pada tahun 2011 rata-rata pendapatan

responden adalah Rp. 340.000.000, sedangkan pada tahun selanjutnya yaitu tahun

2012 rata-rata omset responden mengalami penurunan sebesar 4,56% yaitu

menjadi Rp.324.500.000, pada tahun 2013 juga terjadi hal yang sama, yakni

penurunan rata-rata omset sebesar 10,63% yaitu menjadi Rp.290.000.000. Dengan

begitu dapat disimpulkan bahwa dalam kurun waktu 3 tahun terakhir rata-rata

pendapatan para pelaku usaha di industri lukisan ini menurun. Data tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. 1 Rata-rata Pendapatan (3 tahun terakhir)

260000000 280000000 300000000 320000000 340000000 360000000

2011 2012 2013 RATA-RATA PENDAPATAN

(16)

Hal yang sama terjadi pada perolehan laba pada penjualan lukisan ini,

rata-rata laba responden dari tahun ke tahun menurun,untuk lebih jelasnya disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 1. 4 Rata-rata Laba (3 tahun terakhir) LABA

Tahun Rata-rata (rupiah)

2011 60500000

2012 55600000 2013 47400000 Sumber: data diolah

Pada tahun 2011 rata-rata laba yang diperoleh adalah Rp.60.500.000,

namun pada tahun 2012 perolehan laba menurun sebesar 8,10% yaitu menjadi

Rp.55.600.000, hal yang sama juga terjadi ditahun selanjutnya yaitu tahun 2013,

terjadi penurunan sebesar 14,75% pada perolehan laba yaitu menjadi

Rp.47.400.000. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa dalam kurun waktu 3

tahun terakhir rata-rata laba para pelaku usaha di industri lukisan ini menurun.

Data tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. 2 Rata-rata Laba (3 tahun terakhir)

Indikator lain yang menunjukan bahwa keberhasilan usaha di industri

kerajinan lukisan Desa Jelekong ini bermasalah adalah dilihat dari jumlah

0 10000000 20000000 30000000 40000000

50000000

60000000 70000000

2011 2012 2013 RATA-RATA LABA

(17)

karyawan yang dimiliki dari setiap responden dari tahun ke tahun. Jumlah

karyawan yang dimiliki setiap responden sebagian besar berkurang di setiap

tahunnya, adapun datanya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. 5 Rata-rata Jumlah Karyawan (3 tahun terakhir)

Responden Jumlah Karyawan (orang)

2011 2012 2013

Untuk lebih jelas melihat penurunan jumlah karyawan yang dimiliki responden

dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:

Gambar 1. 3 Rata-rata Jumlah Karyawan (3 tahun terakhir)

Keberhasilan usaha yang merupakan tujuan dari setiap pendirian

perusahaan diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari suatu

perusahaan, baik itu dalam perkembangan perusahaan, pertumbuhan jumlah

tenaga kerja, maupun peningkatan jumlah produksi suatu perusahaan, dan

lain-lain. Seperti telah diuraikan diatas bahwa keberhasilan usaha tidak terjadi begitu

(18)

saja, namun terdapat hal-hal yang mendorong keberhasilan usaha, diantaranya

adalah kompetensi dan motivasi. Untuk menjadi wirausaha yang sukses,

seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan

keberanian untuk menghadapi risiko baik waktu maupun uang.

(Suryana,2008:66). Selain data diatas, penulis melakukan observasi prapenelitian

mengenai keberhasilan usaha, kompetensi dan motivasi di industri kerajinan Desa

Jelekong, dengan hasil sebagai berikut.

- Variabel Keberhasilan Usaha

Tabel 1. 6 Hasil Pra-penelitian Variabel Keberhasilan Usaha

NO INDIKATOR SS S KS TS STS Total

1 Tenaga kerja terampil 0,00% 50,00% 50,00% 0,00% 0,00% 100,00%

2 Modal yang dimiliki sangat memadai

0,00% 20,00% 40,00% 10,00% 30,00% 100,00%

3 Jangkauan dalam pemasaran sangat

luas 0,00% 30,00% 70,00% 0,00% 0,00% 100,00%

4 Laba terus meningkat 0,00% 0,00% 80,00% 20,00% 0,00% 100,00%

5 Omset pemasaran terus meningkat

0,00% 10,00% 50,00% 40,00% 0,00% 100,00%

6 Lukisan yang dihasilkan diproduksi

dalam skala besar 0,00% 30,00% 40,00% 20,00% 10,00% 100,00%

7 Peralatan/perlengkapan lukis

memadai 10,00% 50,00% 40,00% 0,00% 0,00% 100,00%

8 Informasi mengenai teknologi

produksi mudah 0,00% 30,00% 30,00% 30,00% 10,00% 100,00%

9 Tempat usaha yang dimiliki sangat

memadai 0,00% 20,00% 20,00% 20,00% 40,00% 100,00%

10 Bahan baku yang tersedia sangat

(19)

Hasil yang didapatkan dari kuesioner pra-penelitian diatas mengenai

keberhasilan usaha menunjukan bahwa industri lukisan Desa Jelekong ini

memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari 50% responden

menyatakan memiliki tenaga kerja yang terampil yang mampu menyelsaikan

pekerjaan yang berhubungan dengan lukisan, 60% responden memiliki peralatan

lukis yang memadai dan 50% responden menyatakan bahwa bahan baku yang

tersedia sangat memadai.

Akan tetapi, ada beberapa hambatan yang dimiliki oleh responden dalam

mencapai keberhasilan usaha. Dalam hal modal dan tempat usaha, hanya 20%

responden yang menyatakan memiliki modal dan tempat usaha yang memadai.

Modal usaha yang dimiliki dinilai sangat kurang untuk dapat mengembangkan

usaha dan tempat usaha yang dimiliki sangat terbatas baik luasnya maupun

jangkauan terhadap konsumen. Selain itu, omset dan laba yang mereka miliki

cenderung rendah. Seluruh responden menyatakan bahwa laba yang mereka

dapatkan tidak selalu meningkat dan hanya 10% responden menyatakan bahwa

omset pemasaran mereka meningkat. Dalam hal produksi dan pemasaran, 70%

responden menyatakan bahwa mereka sulit mendapatkan informasi mengenai

teknologi produksi yang dikarenakan minimnya kemampuan dan pengetahuan

mengenai teknologi saat ini, dan hanya 30% responden menyatakan mereka

memproduksi lukisan dalam skala besar, produksi lukisan dilakukan dalam jumlah

kecil dikarenakan menghindari banyaknya lukisan yang menumpuk karena belum

terjual. Kemudian, hanya 30% yang memiliki pemasaran sangat luas (jangkauan

(20)

Bali, Semarang,dll). Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan bahwa

tingkat keberhasilan usaha industri kerajinan lukisan Desa Jelekong masih rendah.

Dalam mencapai hasil yang maksimal dalam kegiatan usaha, diperlukan

beberapa hal yang harus diperhatikan oleh wirausahawan. Salah satunya adalah

kompetensi yang dimiliki oleh para pelaku usaha lukisan ini. Kompetensi seorang

pelaku usaha atau wirausaha merupakan salah satu faktor terpenting dalam

menentukan keberhasilan dalam berwirausaha. Kemampuan wirausaha dalam

mengelola usaha dengan baik dan dengan didorong oleh ilmu pengetahuan yang

cukup baik pula akan berperan sebagai sumber tenaga kerja yang menjadi objek

vital dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Menurut Suyana (2008:5),

“Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan

individu yang berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang selalu

berorientasi pada hasil”. Berikut ini adalah hasil observasi pra penelitian penulis

mengenai Kompetensi di Desa Jelekong.

- Variabel Kompetensi

Tabel 1. 7 Hasil Pra-penelitian Variabel Kompetensi N

O INDIKATOR ST T S R SR TOTAL

1 Tingkat kemampuan dalam memahami keinginan dan memenuhi kepuasan konsumen

0,00% 60,00% 30,00% 10,00% 0,00% 100,00%

2 Tingkat kemampuan dalam

mempromosikan produk 0,00% 30,00% 10,00% 30,00% 30,00% 100,00%

3 Tingkat kemampuan dalam menjaga dan membangun hubungan dengan konsumen dan rekan usaha

10,00% 40,00% 30,00% 20,00% 0,00% 100,00%

4 Tingkat kemampuan teknis

(21)

5 Tingkat kemampuan dalam mengikuti perkembangan informasi.

0,00% 0,00% 50,00% 20,00% 30,00% 100,00%

6 Tingkat kemampuan dalam menyelesaikan pesanan

produk lukisan tepat waktu 0,00% 10,00% 20,00% 70,00% 0,00% 100,00%

7 Tingkat kemampuan dalam mengidentifikasi dan merumuskan pemecahan masalah.

0,00% 0,00% 20,00% 70,00% 10,00% 100,00%

Sumber: data diolah

Keterangan:

ST = Sangat Tinggi R = Rendah

T = Tinggi SR = Sangat Rendah S = Sedang

Hasil yang didapatkan dari kuesioner pra-penelitian diatas mengenai

kompetensi menunjukan bahwa pelaku usaha lukisan di Desa Jelekong ini

memiliki kompetensi yang tinggi dalam hal menjalin hubungan baik dengan

konsumen, hal ini terlihat dari 60% responden memiliki kemampuan yang tinggi

dalam memahami keinginan dan memenuhi kepuasan konsumen dan 50%

responden memiliki kemampuan yang tinggi menjaga dan membangun hubungan

dengan konsumen dan rekan usaha

Namun, terdapat kompetensi-kompetensi penting lainnya yang belum

dimiliki oleh para pelaku usaha lukisan Desa Jelekong ini. Dari tabel diatas

terlihat bahwa bahwa hanya 30% responden yang memiliki kemampuan yang

tinggi dalam mempromosikan produk. Dalam hal operasional pekerjaan, hanya

40% responden yang memiliki kemampuan teknis yang tinggi dalam bidang

pekerjaan, 10% responden menyatakan memiliki kemampuan dalam

menyelesaikan pesanan produk lukisan tepat waktu dan seluruh responden

(22)

mengidentifikasi dan merumuskan pemecahan masalah. Pernyataan tersebut

sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryana, dkk

(2009) berkaitan dengan industri kerajinan Kabupaten Bandung menunjukan

bahwa pelaku usaha di industri kerajinan tersebut memiliki etos kerja dan

produktivitas yang masih kurang. Pekerjaan yang dihasilkan kurang rapih dan

asal-asalan, asal memenuhi pesanan yang mengakibatkan produk kurang

berkualitas, biaya tinggi, dan bermasalah dalam penyelesaian pesanan tepat waktu

sehingga pesanan dari konsumen menjadi tidak berkelanjutan.

Kemudian dalam hal teknologi, seluruh responden menyatakan tidak

memiliki tingkat kemampuan dalam mengikuti perkembangan informasi.

Pernyataan diatas sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Suryana, dkk (2009) berkaitan dengan industri kerajinan Kabupaten Bandung

menunjukan bahwa pelaku usaha di industri kerajinan tersebut kurang memahami

manajemen produksi dan bisnis yang akan berdampak pada ketidakberhasilan

meningkatkan peringkat (ranking) usaha. Berdasarkan data-data diatas dapat

disimpulkan bahwa tingkat kompetensi pelaku usaha lukisan di Desa Jelekong

masih rendah.

Selain kompetensi, terdapat hal lain yang dapat menentukan keberhasilan

suatu usaha, yaitu motivasi, baik dalam mendorong motivasi yang ada dalam

dirinya sendiri dan memberikan motivasi pada karyawan ataupun rekan kerja, hal

ini dapat mendorong seseorang untuk lebih giat dalam bekerja. Mc.Clelland dalam

Suryana (2003:33) ”Motivasi di pandang sebagai dorongan mental yang

(23)

motivasi, terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan,

menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu”. Dengan motivasi

seseorang akan lebih produktif dalam bekerja. Pernyataan tersebut diperkuat oleh

Suryana (2013: 84) “modal motivasi merupakan dorongan atau semangat untuk

maju. Motivasi merupakan modal insan bagi setiap orang untuk terus hidup dan

maju. Keberhasilan atau kegagalan berwirausaha sangat tergantung kepada tinggi

atau rendahnya motivasi wirausahawan. Usaha yang kurang semangat atau penuh

dengan keraguan akan membuat kegagalan”. Dari pernyataan tersebut terlihat

bahwa salah satu modal yang harus dimiliki seseorang dalam berwirausaha adalah

memiliki motivasi yang tinggi agar keberhasilan usaha tercapai. Berikut ini adalah

hasil observasi prapenelitian mengenai motivasi.

- Variabel Motivasi

Tabel 1. 8 Hasil Pra-penelitian Variabel Motivasi

NO INDIKATOR ST T S R SR TOTAL

1 Tingkat keinginan untuk

menghasilkan produk yang berkualitas

10,00% 50,00% 30,00% 10,00% 0,00% 100,00%

2 Tingkat keinginan untuk bersemangat dalam bekerja

10,00% 10,00% 10,00% 60,00% 10,00% 100,00%

3 Tingkat keinginan untuk menghasilkan produk yang memiliki keunggulan kompetitif

0,00% 20,00% 40,00% 40,00% 0,00% 100,00%

4 Tingkat keinginan untuk

menyelesaikan target produksi sesuai jadwal

10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 0,00% 100,00%

5 Tingkat keinginan untuk mengarahkan karyawan untuk bekerja dengan baik

0,00% 20,00% 50,00% 30,00% 0,00% 100,00%

6 Tingkat keinginan untuk menjalin komunikasi yang efektif dengan karyawan

(24)

7 Tingkta keinginan untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan lain dalam meningkatkan keberhasilan usaha

20,00% 50,00% 10,00% 0,00% 20,00% 100,00%

Sumber: data diolah

Keterangan:

ST = Sangat Tinggi R = Rendah

T = Tinggi SR = Sangat Rendah S = Sedang

Hasil yang didapatkan dari kuesioner pra-penelitian mengenai motivasi

diatas menunjukan bahwa pelaku usaha lukisan di Desa Jelekong ini memiliki

motivasi yang tinggi dalam hal produksi dan kerjasama, ini terbukti dengan 60%

responden menyatakan bahwa mereka memiliki tingkat keinginan yang tinggi

untuk menghasilkan produk yang berkualitas karena semakin baik kualitas lukisan

yang dihasilkan maka akan semakin cepat keberhasilan usaha tercapai, dan 70%

responden menyatakan bahwa mereka memiliki keinginan yang tinggi untuk

menjalin kerjasama dengan perusahaan lain dalam meningkatkan keberhasilan

usaha. Hal tersebut dilakukan untuk dapat meningkatkan penjualan dengan cara

kemitraan dan menjalin hubungan yang baik dengan rekan usaha.

Namun terdapat hal lain yang menunjukan bahwa motivasi pelaku usaha

lukisan Desa Jelekong ini dinilai masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hanya

20% responden yang memiliki semangat yang tinggi untuk bekerja, ini terjadi

karena tidak adanya tekanan atau patokan untuk memproduksi lukisan sesuai

permintaan dan hanya 30% responden yang memiliki keinginan yang tinggi untuk

menyelesaikan target produksi sesuai jadwal.

Dalam hal menghasilkan produk hanya 20% responden yang memiliki

(25)

kompetitif, hal ini terlihat dari kurang dikembangkanya diversifikasi produk baik

dari bentuk corak dan warna sehingga lukisan yang dihasilkan kurang beragam

dan tidak memiliki nilai tambah. Pembuatan lukisan dengan corak khusus dan

berbeda dari pesaing hanya dilakukan jika terdapat pesanan saja, tidak dilakukan

sebelumnya. Padahal diversifikasi produk merupakan strategi dalam menghadapi

pesaing. Dengan adanya diversifikasi produk, akan memberikan prospek yang

cemerlang bagi industri kerajinan lukisan ini, karena dengan diversifikasi, produk

yang dihasilkan akan lebih beragam dan memiliki nilai kreatifitas lebih tinggi

sehingga konsumsi lukisan akan semakin diminati oleh para pecinta lukisan.

Pernyataan diatas sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Suryana, dkk (2009) berkaitan dengan industri kerajinan Kabupaten Bandung

menunjukan bahwa industri kerajinan tersebut lemah dalam desain produk, baik

dalam jumlah maupun kualitas pekerjaan dan lemah dalam komersialisasi produk.

Begitu pula dengan industri kerajinan lukisan Desa Jelekong.

Kemudian mengenai hubungan dengan karyawan hanya 20% responden

yang memiliki keinginan yang tinggi untuk mengarahkan karyawan untuk bekerja

dengan baik dan hanya 10% responden yang memiliki keinginan yang tinggi

untuk menjalin komunikasi yang efektif dengan karyawan. Berdasarkan data-data

diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi pelaku usaha lukisan di Desa

Jelekong masih rendah.

Dari analisis hasil observasi prapenelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa

kompetensi dan motivasi yang dimiliki oleh sebagian besar pelaku usaha lukisan

(26)

keberhasilan usaha lukisan yang dicapai, hasil yang dicapai dalam keberhasilan

usaha ini juga masih rendah, dimana indikator-indikator keberhasilan usaha masih

banyak yang menurun, seperti omset dan laba yang masih cenderung menurun.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dilihat bahwa kompetensi dan

motivasi merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan

sebuah usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa lebih jauh bagaimana

pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap keberhasilan usaha di industri

kerajinan lukisan di Desa Jelekong.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam setiap kegiatan usaha tentunya terdapat tujuan yang ingin dicapai,

baik dari sisi keuntungan/laba yang dihasilkan, jumlah aset yang terus bertambah,

jangkauan pemasaran yang semakin luas, peningkatan jumlah karyawan, dan

peningkatan skala produksi. Secara garis besar tujuan setiap usaha relatif sama

yang pada intinya adalah mendapatkan laba.

Menurut Suryana (2013:109) keberhasilan usaha ditentukan oleh perilaku

wirausaha itu yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal

meliputi hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi, dan insentif, sedangkan faktor

eksternal meliputi lingkungan. Selain itu juga dikatakan bahwa faktor pendorong

keberhasilan usaha adalah kemampuan dan kemauan, tekad yang kuat dan kerja

keras, serta kesempatan dan peluang.

Hal serupa diungkapkan oleh Tulus Tambunan (2002:11) yang

menyatakan bahwa keberhasilan usaha ditentukan oleh faktor internal yang

(27)

eksternal yang merupakan kekuatan dari luar perusahaan yang dapat membantu

perusahaan untuk berkembang.

Faktor internal dan eksternal tersebut terdiri dari:

a. Faktor Internal: kualitas SDM, penguasaan teknologi, struktur organisasi,

sistem manajemen partisipasi, kultur/budaya bisnis, modal yang kuat,

jaringan dalam berbisnis, dan tingkat entrepreneurship.

b. Faktor eksternal: kebijakan ekonomi, birokrat, politik, tingkat demokrasi,

sistem perekonomian, sosio-kultur masyarakat, sistem perburuhan dan

kondisi pasar buruh, kondisi lingkungan, dan tingkat pendidikan masyarakat.

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha, maka dalam

penelitian ini penulis membatasi permasalahan yaitu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan usaha dari internal yaitu kompetensi dan motivasi.

Kompetensi merupakan kemampuan yang menjadi faktor dasar yang harus

dimiliki individu dalam menjalankan sebuah usaha. Dengan begitu kompetensi

dapat menghasilkan kreatifitas pada setiap kegiatan usahanya, sehingga kegiatan

usaha tersebut akan semakin beragam dan memiliki nilai tambah sehingga akan

semakin menarik minat konsumen. Namun pada prakteknya, banyak

wirausahawan yang melakukan kegiatan usaha tanpa adanya kompetensi dalam

usaha, hal ini akan menyebabkan kejenuhan produk yang dihasilkan karena variasi

produk dari waktu ke waktu relatif sama.

Hal lain yang menjadi dasar dalam menjalankan usaha adalah motivasi

yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha, dengan motivasi wirausahawan akan

(28)

standar sehingga semua kegiatan usaha yang dilakukan mendapatkan hasil lebih

dari maksimal. Biasanya pelaku usaha yang tidak memiliki motivasi tidak akan

mendapatkan hasil yang optimal dan sedikit demi sedikit usahanya terancam

mundur.

Kondisi seperti ini dialami oleh para pelaku usaha industri lukisan di

Jelekong Kabupaten Bandung, dimana terlihat keberhasilan usaha industri lukisan

ini dipengaruhi oleh kompetensi dan motivasi. Dengan faktor kompetensi dan

motivasi tersebut, diharapkan keberhasilan usaha akan dicapai oleh para

wirausahawan, terutama wirausahawan di industri kerajinan lukisan Jelekong,

Kabupaten Bandung.

Sebagaimana telah diuraikan diatas, perlu diadakan pengkajian yang

mendalam mengenai keberhasilan yang diduga dapat dipengaruhi oleh kompetensi

dan motivasi. Dengan memperhatikan berbagai masalah yang telah diuraikan,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh

Kompetensi dan Motivasi Pelaku Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey

terhadap Para Pelaku Usaha Industri Kerajinan Lukisan di Desa Jelekong

Kabupaten Bandung)”

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi pelaku usaha di industri kerajinan

(29)

2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi pelaku usaha di industri kerajinan

lukisan Desa Jelekong Kabupaten Bandung?

3. Bagaimana gambaran tingkat keberhasilan usaha di industri kerajinan lukisan

Desa Jelekong Kabupaten Bandung?

4. Bagaimana pengaruh kompetensi terhadap keberhasilan usaha pada industri

kerajinan lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung?

5. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha pada industri

kerajinan lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung?

6. Bagaimana pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap keberhasilan usaha

pada industri kerajinan lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung?

1.4Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Tingkat kompetensi pelaku usaha industri kerajinan lukisan di Desa Jelekong

Kabupaten Bandung

2. Tingkat motivasi pelaku usaha industri kerajinan lukisan di Desa Jelekong

Kabupaten Bandung

3. Tingkat keberhasilan usaha di industri kerajinan lukisan Desa Jelekong

Kabupaten Bandung

4. Pengaruh kompetensi terhadap keberhasilan usaha pada industri kerajinan

lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung

5. Pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha pada industri kerajinan

(30)

6. Pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap keberhasilan usaha pada industri

kerajinan lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung

1.5Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu manajemen khususnya

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kewirausahaan yang terkahit dengan

kompetensi, motivasi dan keberhasilan usaha.

2. Manfaat Praktis

-Bagi Pelaku Usaha

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan

bahan tambahan dalam menentukan langkah usaha baik yang berhubungan

dengan motivasi, kompetensi ataupun keberhasilan usaha.

-Bagi Penulis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan

penulis mengenai uraian teori yang telah disampaikan dalam penelitian ini,

yaitu mengenai motivasi, kompetensi dan keberhasilan usaha. Dan juga

memberikan pemahaman mengenai teori yang telah didapat dengan kondisi

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi sasaran dalam penelitian.

Dalam penelitian ini dilakukan analisis mengenai pengaruh kompetensi dan

motivasi terhadap keberhasilan usaha di Industri Kerajinan Lukisan Desa Jelekong

Kabupaten Bandung.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel kompetensi (X1) dan

motivasi (X2) sebagai variabel bebas dan keberhasilan usaha sebagai variabel

terikat (Y). Penelitian ini dilaksanakan di Industri Kerajinan Lukisan Desa

Jelekong Kabupaten Bandung. Kemudian yang menjadi responden adalah pelaku

usaha lukisan yang berada di Desa Jelekong Kabupaten Bandung.

3.2 Metode dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan dan memperoleh hasil yang baik dalam penelitian,

maka harus diterapkan metode penelitian yang tepat sehingga diperoleh cara

pemecahan masalah yang tepat.

Menurut Sugiyono (2009:5) metode penelitian adalah cara ilmiah yang

digunakan untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliabel dengan

tujuan dapat ditemukan, dibuktikan serta dikembangkan suatu pengetahuan

sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi

(32)

Berdasarkan objek pada penelitian ini, maka penelitian ini bersifat deskriptif

sehingga dapat menggambarkan variabel-variabel yang diteliti secara mandiri.

Sugiyono (2008:11) mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variabel yang lain”. Dengan demikian penelitian ini

selain memberikan gambaran tentang keterkaitan fenomena-fenomena yang ada

pada setiap variabel, juga memberikan keterangan tentang keterkaitan

variabel-variabel yang diteliti, pengujian hipotesis dan membuat prediksi untuk

memperoleh makna dari permasalahan yang diteliti. Melalui penelitian

deskriptif ini, maka akan diperoleh:

1. Gambaran mengenai kompetensi dan motivasi di Industri Kerajinan Lukisan

Desa Jelekong Kabupaten Bandung.

2. Gambaran mengenai keberhasilan usaha di Industri Kerajinan Lukisan Desa

Jelekong Kabupaten Bandung.

Selanjutnya penelitian ini menggunakan metode verifikatif. Menurut

Arikunto (2006:8) metode verifikatif adalah penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari

keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari

suatu kelompok atau daerah. Metode verifikatif membedah masalah-masalah serta

mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang

berlangsung. Dalam penelitian ini penelitian verifikatif bertujuan untuk

(33)

Industri Kerajianan Lukisan di Desa Jelekong Kabupaten Bandung, yang mana

dalam memperoleh informasinya peneliti akan menyebarkan kuesioner dan

melakukan wawancara terhadap responden dalam penelitian ini.

Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis inferensial yang digunakan

untuk kesimpulan yang lebih luas, yaitu untuk melihat keterkaitan antar variabel

yang diteliti yang kemudian diambil kesimpulan dan lalu digeneralisasikan.

Sugiyono (2010:207) menyatakan bahwa “Statistik inferensial adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisa data sampel, dan hasilnya akan

digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi di mana sampel diambil”

Dalam analisis statistik inferensial terdapat dua macam statistik yaitu

statistik parametris dan statistik nonparametris. Statistik parametris digunakan

untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang

berdistribusi normal. Sedangkan statistik nonparametris digunakan untuk

menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas berdistribusi.

3.2.2 Desain Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:90), “Desain penelitian adalah rencana

atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai rancangan kegiatan yang akan

dilaksanakan”. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya

mengenai pengumpulan dan analisis data saja.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian kausalitas yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi-variasi

pada suatu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain. yaitu membahas mengenai

(34)

terhadap keberhasilan usaha di Industri Kerajinan Lukisan Desa Jelekong

Kabupaten Bandung.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian ini terdiri atas variabel motivasi (X1), kompetensi (X2)

dan keberhasilan usaha (Y). Untuk kemudahan dalam pemahaman tentang

variabel-variebel tersebut, maka penulis akan menjabarkannya ke dalam suatu

konsep teoritis, konsep empirik dan konsep analitis dalam tabel operasionalisasi

variabel.

Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Alat Ukur Skala

Kompetensi (X1)

Tingkat kemampuan berinisiatif menciptakan produk yang kreatif

dan inovatif

Tingkat kemampuan berinisiatif dalam memanfaatkan peluang

yang ada

Ordinal

Kemampuan dalam ketepatan

hasil

Tingkat kemampuan dalam memperhatikan kualitas dan

ketepatan hasil produksi

 Tingkat kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi harga

serta kondisi pasar

Tingkat kemampuan memahami pemikiran karyawan, konsumen

dan rekan usaha

Ordinal

Kemampuan melayani

konsumen

Tingkat kemampuan melayani

dan memenuhi kebutuhan

(35)

3. Kompetensi

Tingkat kemampuan meyakinkan orang lain akan kualitas produk

yang ditawarkan

Kemampuan mengidentifikasi

informasi

Tingkat kemampuan memahami serta mengidentifikasi informasi

yang didapat

Kemampuan berinteraksi

dengan orang lain

Tingkat kemampuan berinteraksi dengan orang lain

Tingkat kemampuan menciptakan jaringan usaha yang baru

Tingkat kemampuan mendorong karyawan dalam bekerja untuk

menghasilkan produk berkualitas

Kemampuan penginstruksian

dalam pekerjaan

Tingkat kemampuan memberi petunjuk kepada karyawan

mengenai teknis pekerjaan dan

aturan dalam bekerja

Kemampuan bekerjasana dalam

usaha

Tingkat kemampuan bekerjasama dengan baik didalam serta diluar

lingkungan usaha

Kemampuan memimpin dalam

usaha

Tingkat kemampuan memimpin usaha dan karyawan dalam

bekerja

Kemampuan mengelola usaha

Tingkat kemampuan mengelola keuangan usaha

Tingkat kemampuan mengelola waktu dengan efektif dan efesien

Tingkat kemampuan memahami masalah yang dihadapi serta

mengidentifikasi masalah tersebut

Ordinal

Kemampuan berfikir

konseptual

Tingkat kemampuan memahami akar permasalahan secara

mendasar

(36)

mengidentifikasi pola keterkaitan

Tingkat kemampuan teknis dalam menyelesaikan suatu aktivitas

usaha

Tingkat kemampuan menentukan

tindakan penting dalam

menyelesaikan masalah

mengendalikan emosi dalam

menghadapi berbagai karakter dan

situasi yang berbeda

Tingkat kemampuan mencegah tindakan negatif ketika terjadi hal

yang tidak diinginkan

Ordinal

Kemampuan dalam keyakinan

berusaha

Tingkat kemampuan meyakinkan diri sendiri atas usaha yang

dijalani

Tingkat kemampuan meyakinkan diri sendiri untuk menghasilkan

produk berkualitas

menyesuaikan diri dengan

lingkungan usaha serta semua

pihak didalamnya

Tingkat keinginan dalam melakukan perencanaan usaha

Tingkat keingiman perencanaan dalam menciptakan produk baru

Ordinal

 Semangat dalam aktivitas usaha

Tingkat keinginan untuk bersemangat dan berprestasi

dalam usaha

(37)

agar dapat

bertanggungjawab pada produk

yang dihasilkan

Keinginan memajukan usaha

Tingkat keinginan untuk mencapai target usaha

Tingkat keinginan memperoleh sumber modal lain

Tingkat keinginan memperoleh laba yang maksimal

Kepuasan atas hasil usaha yang

diraih

Tingkat keinginan untuk berjuang mencapai kepuasan

Tingkat keinginan memuaskan diri dengan hasil usaha yang

Tingkat keinginan untuk berkembang dan memperoleh

hasil usaha yang lebih baik

Ordinal

Keberanian dalam menghadapi risiko

dan tantangan

usaha

Tingkat keinginan dalam kesiapan menghadapi risiko usaha

Tingkat keinginan dalam kesiapan menghadapi tantangan dalam

dunia usaha

Kompetitif dalam menjalankan

usaha

Tingkat keinginan bersaing dengan perusahaan lain

Tingkat keinginan membuat produk yang kompetitif

Mengendalikan pihak lain dalam

kegiatan usaha

Tingkat keinginan mengendalikan pihak lain dalam kegiatan usaha

Tingkat keinginan menjadi pihak yang berpengaruh dalam usaha

Tingkat keinginan melibatkan karyawan dalam memperluas

jangkauan pemasaran

Tingkat keinginan melibatkan

(38)

Aff) karyawan dalam pembuatan

produk yang diminati pasar

Komunikasi dengan pihak lain

Tingkat keinginan berkomunikasi dengan rekan usaha, konsumen

dan karyawan

Kerjasama dengan pihak lain

Tingkat keinginan bekerja sama dengan rekan usaha, konsumen

dan karyawan

Hubungan Sosial dengan pihak lain

Tingkat keinginan menjaga hubungan sosial dengan rekan

usaha, konsumen dan karyawan

Tingkat keinginan untuk bersifat terbuka terhadap lingkungan

usaha

Tingkat pertambahan modal usaha dalam 3 tahun terakhir

Ordinal

Pendapatan Pendapatan usaha yang dicapai

Tingkat peningkatan pendapatan usaha dalam 3 tahun terakhir

Tingkat peningkatan laba usaha dalam 3 tahun terakhir produk dalam 3 tahun terakhir

Tingkat perluasan jangkauan pemasaran dalam 3 tahun terakhir

Output Produksi Output produksi yang dihasilkan karyawan dalam 3 tahun terakhir

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber Data

(39)

penelitian, sumber data dapat diperoleh dari sumber data internal maupun

eksternal.

Suharsimi Arikunto (2006:172) mengungkapkan bahwa “sumber data

dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Berikut ini

adalah sumbar data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang didapat secara lansung dari

subjek yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data

primer dapat diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada

pihak-pihak yang dianggap dapat mewakili dan representatif dalam

menghasilkan data penelitian.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang didapat secara tidak

langsung dari subjek yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data

sekunder ini sifatnya membantu dan memberi informasi dalam bahan

penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data sekunder didapat dari literature

seperti: buku-buku teori, dokumen-dokumen yang berisi informasi yang

bersangkutan dengan penelitian, karya ilmiah yang dipublikasikan serta

artikel-artikel yang berasal dari internet berupa data dan teori yang ada

kaitannya dengan masalah yang diteliti.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk membantu mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan

(40)

untuk pengujian anggapan dasar dan hipotesis.

Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya

jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui

persoalan dari objek yang sedang diteliti.

2. Penggunaan kuesioner (angket), yaitu cara pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang

diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang

sedang diteliti. Daftar pertanyaan ini disebarkan kepada pelaku usaha lukisan

di Industri Kerajinan Lukisan Desa Jelekong Kabupaten Bandung.

Angket yang diambil untuk mengumpulkan data adalah kuesioner tertutup dengan

menggunakan skala Likert. Jawaban dari responden telah penulis batasi menjadi 5

alternatif yang mengikuti skala Likert. Alternative jawabannya disusun dalam

satu jawaban yang benar. Setiap jawaban diberikan bobot nilai sebagai berikut:

a. Sangat Tinggi (ST) dengan bobot nilai 5

b. Tinggi (T) dengan bobot nilai 4

c. Sedang (S) dengan bobot nilai 3

d. Rendah (R) dengan bobot nilai 2

e. Sangat Rendah (SR) dengan bobot nilai 1

Analisis statistik parametrik (statistik yang bergantung pada distribusi

tertentu dan yang menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter

populasi seperti pengujian hipotesis dan penaksiran parameter), memerlukan

(41)

data penelitian ini memberikan skala pengukuran ordinal, sehingga agar analisis

tersebut dapat dilanjutkan maka skala pengukuran ordinal harus dinaikkan

(ditransformasikan) ke dalam skala Interval dengan menggunakan Methods

Successive Interval (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data

interval yaitu:

1. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan

2. Pada setiap butir ditentukan dihitung masing-masing frekuensi jawaban

responden

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut

proporsi

4. Menentukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi

secara berurutan perkolom skor

5. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi

kumulatif yang diperoleh

6. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan

menggunakan Tabel Tinggi Densitas)

7. Menentukan skala dengan menggunakan rumus:

NS =

(Density at Lower Limit) - (Density at Upper Limit)

(Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower Limit)

Dimana :

Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = kepadatan batas atas

Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas Area Below Lower Limit = daerah dibawah batas bawah

(42)

3. Observasi

Merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara

langsung ataupun tidak. Observasi dapat dijadikan data pendukung dalam

menganalisis dan mengambil kesimpulan untuk memperoleh gambaran

mengenai motivasi, kompetensi dan keberhasilan usaha.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tetentu yang

diterapkan peneliti untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulannya.”

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha di industri

lukisan Desa Jelekong Kabupaten Bandung sebanyak 83 orang.

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakterikstik yang dimiliki oleh populasi tersebut. ”Penarikan sampel diperlukan

jika populasi yang diambil sangat besar, dan peneliti memiliki keterbatasan untuk

menjangkau seluruh populasi maka peneliti perlu mendefinisikan populasi target

dan populasi terjangkau baru kemudian menentukan jumlah sampel dan teknik

sampling yang digunakan.

Namun dalam penelitian ini populasi dinilai sedikit sehingga penarikan

sehingga dilakukan penarikan sampling jenuh. Sugiyono (2010:122) menyebutkan

(43)

populasi digunakan sebagai sampel. Karena populasi dalam penelitian kurang dari

100, maka penelitian ini menggunakan sampel sesuai dengan jumlah populasinya

yaitu 83 orang pelaku usaha lukisan.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Kevaliditasan instrumen, dinilai apabila memiliki validitas tinggi jika butir

butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Untuk

mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti akan menguji angket melalui

analisis butir soal. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) “validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan/kesahihan suatu

instrumen.

Dengan demikian, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik

dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam

mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur

disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa

yang seharusnya diukur.

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan

dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan yang ditujukan

kepada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik validitas melalui

analisis butir soal dengan rumus korelasi product moment dari Pearson.

rxy =

N∑XY-(∑X)( ∑Y)

√[{∑X2

(44)

Dimana:

rxy = product korelasi moment

N = cacah subjek uji coba

∑X = Jumlah skor butir (x) ∑Y = Jumlah skor butir (y)

Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan adalah:

Jika nilai hitung alpha lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item angket

dinyatakan valid, atau

Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item angket dinyatakan

tidak valid.

Nilai tabel r dapat dilihat pada Tabel Harga Kritik r Product Moment dengan a =

5% dan db = n – 2 dengan tingkat kepercayaan 95%.

Berikut merupakan hasil uji validitas yang dilakukan pada 20 responden

pelaku usaha lukisan Desa Jelekong Kabupaten Bandung.

Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi

No Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

1 Kemampuan berinisiatif menciptakan

produk yang kreatif dan inovatif 0,380 0,3783 Valid 2 Kemampuan berinisiatif memanfaatkan

peluang yang ada 0,682 0,3783 Valid

3 Kemampuan berinisiatif memanfaatkan

peluang yang ada 0,767 0,3783 Valid

4 Kemampuan menghasilkan produk

lukisan tepat pada waktunya 0,775 0,3783 Valid 5 Kemampuan mencari dan mengumpulkan

informasi harga serta kondisi pasar 0,388 0,3783 Valid 6 Kemampuan memahami pemikiran

karyawan,konsumen dan rekan usaha 0,579 0,3783 Valid 7 Kemampuan melayani dan memenuhi

kebutuhan konsumen dengan baik 0,739 0,3783 Valid 8 Kemampuan meyakinkan orang lain akan

kualitas produk yang ditawarkan 0,459 0,3783 Valid 9 Kemampuan memahami serta

(45)

10 Kemampuan berinteraksi dengan orang

lain 0,505 0,3783 Valid

11 Kemampuan menciptakan jaringan usaha

yang baru 0,574 0,3783 Valid

12 Kemampuan mendorong karyawan dalam bekerja untuk menghasilkan produk berkualitas

0,770 0,3783 Valid

13 Kemampuan memberi petunjuk pada karyawan mengenai teknis pekerjaan serta aturan dalam bekerja

0,665 0,3783 Valid

14 Kemampuan bekerjasama dengan baik

didalam serta diluar lingkungan usaha 0,517 0,3783 Valid 15 Kemampuan memimpin usaha dan

memimpin karyawan dalam bekerja 0,382 0,3783 Valid 16 Kemampuan mengelola keuangan

perusahaan? 0,695 0,3783 Valid

17 Kemampuan mengelola waktu dengan

efektif dan efisien dalam usaha 0,564 0,3783 Valid 18 Kemampuan memahami masalah yang

dihadapi serta mengidentifikasi penyebab masalah tersebut

0,382 0,3783 Valid

19 Kemampuan memahami akar

pemasalahan secara mendasar 0,638 0,3783 Valid 20 Kemampuan mengidentifikasi pola

keterkaitan masalah yang dihadapi 0,551 0,3783 Valid 21 Kemampuan teknis menyelesaikan suatu

aktivitas usaha 0,495 0,3783 Valid

22 Kemampuan menentukan tindakan

penting dalam menyelesaikan masalah 0,804 0,3783 Valid 23 Kemampuan mengembangkan

pengetahuan karyawan dalam pekerjaannya

0,811 0,3783 Valid

24 Kemampuan mengendalikan emosi dalam menghadapi berbagai karakteristik dan situasi yang berbeda

0,522 0,3783 Valid

25 Kemampuan mencegah tindakan negatif

ketika terjadi hal yang tidak diinginkan 0,593 0,3783 Valid 26 Kemampuan meyakinkan diri sendiri atas

usaha yang dijalani 0,567 0,3783 Valid

27 Kemampuan meyakinkan diri sendiri untuk menghasilkan produk yang berkualitas

0,739 0,3783 Valid

28 Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan usaha serta semua pihak didalamnya

(46)

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Untuk menilai apakah nilai-nilai di atas valid, dapat dibandingkan dengan R

Tabel Pada DF=N-2 dan Probabilitas 0,05. Nilai DF dalam perhitungan ini adalah:

jumlah responden (20)-2= 18. R Tabel pada DF=18 dengan Probabilitas 0,05

adalah 0,3783

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa semua item pertanyaan bernilai

rhitung (corrected item-total correlation) > rtabel=0.3783), dengan demikian seluruh

item pada pertanyaan variabel kompetensi dinyatakan valid. Artinya

pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang hendak diukur.

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi

No Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

1 Keinginan dalam melakukan perencanaan

usaha 0,483 0,3783 Valid

2 Keinginan dalam perencanaan penciptaan

produk baru 0,483 0,3783 Valid

3 Keinginan untuk bersemangat dan

berprestasi dalam usaha 0,513 0,3783 Valid 4 Keinginan untuk bertanggungjawab

terhadap usaha yang dijalani 0,427 0,3783 Valid 5 Keinginan untuk bertanggungjawab pada

produk yang dihasilkan 0,559 0,3783 Valid 6 Keinginan untuk mencapai target usaha 0,460 0,3783 Valid 7 Keinginan untuk memperoleh sumber

modal lain 0,403 0,3783 Valid

8 Keinginan untuk memperoleh laba yang

maksimal 0,520 0,3783 Valid

9 Keinginan untuk berjuang mencapai

kepuasan dalam usaha 0,586 0,3783 Valid 10 Keinginan memuaskan diri dengan hasil

usaha yang dicapai 0,596 0,3783 Valid

11 Keinginan untuk berkembang dan

memperoleh hasil usaha yang lebih baik 0,763 0,3783 Valid 12 Keinginan dalam kesiapan menghadapi

risiko usaha 0,483 0,3783 Valid

13 Keinginan dalam kesiapan menghadapi

(47)

14 Keinginan untuk bersaing dengan

perusahaan lain 0,483 0,3783 Valid

15 Keinginan untuk membuat produk

lukisan yang kompetitif 0,483 0,3783 Valid 16 Keinginan untuk mengendalikan pihak

lain dalam kegiatan usaha 0,620 0,3783 Valid 17 Keinginan untuk menjadi pihak yang

sangat berpengaruh dalam dunia usaha 0,707 0,3783 Valid 18 Keinginan untuk melibatkan karyawan

dalam memperluas jangkauan pemasaran 0,396 0,3783 Valid 19 Keinginan untuk melibatkan karyawan

dalam pembuatan lukisan yang diminati pasar

0,438 0,3783 Valid

20 Keinginan untuk berkomunikasi dengan

rekan usaha, konsumen dan karyawan 0,427 0,3783 Valid 21 Keinginan untuk bekerjasama dengan

rekan usaha, konsumen dan karyawan 0,454 0,3783 Valid 22 Keinginan untuk menjaga hubungan

sosial dengan rekan usaha, konsumen dan karyawan

0,533 0,3783 Valid

23 Keinginan untuk bersifat terbuka

terhadap lingkungan usaha 0,439 0,3783 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Untuk menilai apakah nilai-nilai di atas valid, dapat dibandingkan dengan R

Tabel Pada DF=N-2 dan Probabilitas 0,05. Nilai DF dalam perhitungan ini adalah:

jumlah responden (20)- 2= 18. R Tabel pada DF=18 dengan Probabilitas 0,05

adalah 0,3783

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa semua item pertanyaan bernilai

rhitung (corrected item-total correlation) > rtabel=0.3783), dengan demikian seluruh

item pada pertanyaan variabel kompetensi dinyatakan valid. Artinya

pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang hendak diukur.

Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Variabel Keberhasilan Usaha

No Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan

1 Rata-rata pertambahan modal usaha

Gambar

Tabel 1. 1 Peningkatan Industri Kerajinan di Jawa Barat Tahun
Tabel 1. 2 Potensi Industri Kreatif di Kabupaten Bandung Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi
Gambar 1. 1 Rata-rata Pendapatan (3 tahun terakhir)
Tabel 1. 4 Rata-rata Laba (3 tahun terakhir) LABA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi masyarakat terhadap kawasan hutan (SPUC Borisallo) cukup baik dimana mereka menyadari bahwa lahan yang mereka garap adalah milik negara serta adanya upaya-upaya

This hap- pened, for example, when the horizontally placed second book on the shelf of the book cart (the book next to the vertically placed book to be manipulated) was too thin

Disclosure of the concept of local cultural communities living on the banks of the Musi River will contribute as a wake-up knowledge of the archipelago. At least as

Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah untuk membuat sistem pada meja monitoring dengan mendeteksi suhu panas prosesor pada sebuah laptop6. Sistem alat ini terdiri dari

Selain itu, hasrat wanita terhadap pakaian yang khusus dibuat untuk ukuran tubuhnya, keinginan wanita yang ingin tampil berbeda untuk dipakai untuk berbagai momen penting

Langkah pertama adalah mendaftar keseluruhan pemilik televisi di desa cara ini lebih mudah kalau peneliti menghubungi instansi yang mengurus register televisi. Setelah

Pada kegiatan pendahuluan peneliti mengucapkan salam serta memperkenalkan diri terlebih dahulu. Peneliti juga menjelaskan tujuan dari penelitiannya. Selanjutnya

yang hadir sebagai nilai-nilai dalam kebudayaan masyarakat Bugis sebagaimana telah diuraikan di atas, menunjukkan bahwa kajian relasi antarmanusia yang terdapat