Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Herdi Meidiansyah 0906647
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET DI
SMPN 45 BANDUNG
Oleh
Herdi Meidiansyah 0906647
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Herdi Meidiansyah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs. Sucipto, M.Kes. AIFO NIP. 196106121987031002
Pembimbing II
Carsiswan, S.Pd. M.Pd. NIP. 197101052002121001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edui
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan bermain sepakbola. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan populasi 180 siswa kelas VII di SMPN 40 Bandung, menggunakan random sampling sampel berjumlah 20 orang siswa. Sampel diberikan penerapan model inkuiri. Desain penelitian yang digunakan One Grup Pretest-Postest. Instrumen pengumpulan data dengan test. Melakukan tes pada awal dan akhir penelitian. Pengujian hipotesis menggunakan t-test Sparated Varian. Berdasarkan dari hasil perhitungan data menggunakan Microsoft Excel 2013 diperoleh data t hitung dribling sebesar 4,29 dan passing-stoping sebesar 2,098, selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan dk = n-1 (20-1) = 19 dengan taraf kesalahan 0.05, maka t tabel sebesar 2,093. dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila t tabel lebih kecil dari pada t hitung (2,093<4,29) dan (2,093<2,098) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap keterampilan bermain sepakbola khususnya keterampilan passing-stoping dan keterampilan dribling. Selain itu model pembelajaran inkuiri juga membuat siswa lebih aktif, kritis dan bertoleransi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu guru diharapkan untuk menerapkan model inkuiri pada saat melakukan pembelajaran.
Kata kunci : Model Inkuiri, kemampuan bermain sepakbola
Herdi Meidiansyah, 2015
towards student’s football skill. The method used in this research is experimental method with 180 eighth-grade students of SMPN 40 Bandung as the population. There are 20 students taken as the sample using random sampling, in which the treatment, inquiry method, was applied. This research used One Grup
Pretest-Postest design in which the data were collected using test. The test was
administered before and after the treatment. The hypothesis was tested using t-test Sparted Varian. The data collected based on the calculation using Microsoft Excel 2013 shows that there were 4.29 tcount of dribling and 2,098 tcount of passing-stopping. Then those data were copared with ttable with dk . n-1 (20-1) = 19 with the 0.05 error level. From the calculation, the ttable gained was 2.093. In this case, the ttable is smaller than the tcount in which Ho was rejected and Ha was accepted. This means the inquiry learning model gives a significance on students’ football skill especially passing-stopping and dribling skill.Besides, inquiry learning model makes students more active, critical, and having more tolerance in the learning process. Thus, teachers are expected to apply this model in the learning process.
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR FOTO ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN , DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11
A. Kajian Pustaka ... 11
1. Pengertian Belajar... 11
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 13
3. Pengertian Pembelajaran ... 14
4. Hakekat Pembelajaran ... 16
B. Penididikan Jasmani ... 18
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 18
2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 19
3. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 20
C. Model Pembelajaran ... 21
1. Konsep Model Pembelajaran ... 21
2. Fungsi Model Pembelajaran ... 23
3. Karakteristik Model Pembelajaran ... 23
4. Fondasi Model Inkuiri ... 25
5. Langkah Melakukan model inkuiri ... 27
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data ... 48
1. Hasil rata-rata dan simpangan baku Model Inkuiri ... 48
2. Hasil Uji Normalitas Lilifors Model Inkuiri ... 49
3. Hasil Uji Homogenitas Model Inkuiri ... 50
B. Pembahasan ... 51
C. Diskusi Penemuan ... 52
BAB V KESIMPULAN ... 53
A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
Lampiran-lampiran ... 56
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terlihat jelas bahwa proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah
sangatlah mematikan kreativitas siswa terhadap kemampuannya untuk berkreatif.
Banyak hal yang mempengaruhi salah satunya adalah guru dalam pembelajaran
belajar mengajar. Seolah-olah guru adalah “tuhan” yang tidak pernah salah,
sedangkan siswa adalah objek pelaksana yang harus melakukan semua perintah
guru, sehingga pada akhirnya dampak pada siswa tidak dapat mengekpresikan diri
ataupun mengeksplor kemampuan di dalam dirinya. Oleh karena itu adanya model
pembelajaran ini siswa yang aktif dalam pembelajaran sedangkan guru sebagai
fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Siswa aktif dan senang dalam melakukan
gerak itu adalah tugas guru pendidikan jasmani dalam menjalankan tugas.
Seperti yang diungkapkan Mahendra (2008:3) “pendidikan jasmani pada
hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik dalam hal fisik,
mental, serta emosional”.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan. Pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup, mempunyai peranan yang sangat penting yaitu
memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani Depdiknas (2003:7)
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik, bertujuan untuk meningkatkan individu secara organic, neuromuscular, perceptual, kongnitif, social dan emosional.
Pendidikan jasmani disekolah hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
2
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
saja tetapi dapat mengembangkan aspek kognitif dan afektif juga. Hal ini sesuai
dengan pengertian pendidikan jasmani menurut Dauer dan Pegrazi (1989:1) ,
yaitu :
Pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif
Penyatan di atas bahwa hakekatnya pendidikan jasmani adalah suatu
bentuk usaha atau kegiatan yang dilangsungkan dengan memanfaatkan kegiatan
fisik yang berorientasi terhadap pembentukan individu siswa dari beberapa aspek,
kognitif, afektif dan psokomotor. Upaya tersebut dapat berdampak terhadap
peningkatan individu siswa apabila dalam pelaksanaannya pendidikan jasmani
dilakukan dengan baik dan teratur. Menurut Abduljabar, (2010:22) menyatakan
bahwa:
Dalam kurikulum tujuan pendidikan jasmani adalah untuk menyokong perkembangan Aspek kognitif, AspekAfektik, psikomotor. Namun hal ini sangat bergantung pada bagaimana guru pendidikan jasmani mengorientasikan perkembangan didalam program-program pembelajarannya.
Aspek tersebut diupayakan dapat tercapai dalam pembelajaran penjas dan
mampu dikuasai oleh siswa, melalui beberapa pendekatan bermain, startegi
mengajar, modifikasi media pembelajaran dan terobosan-terobosan lain yang bisa
dimanfaatkan oleh guru dalam mengupayakan hal tersebut. Disamping itu dalam
mengupayakan tingkat ketercapaian dari ketiga aspek tersebut, guru juga harus
memahami hal lain yang tidak kalah jauh lebih penting yaitu tentang ketertarikan
siswa dan kenyamanan siswa dalam belajar.
Pada proses pembelajaran disekolah banyak guru yang masih
menggunakan metode transfer ilmu, dimana guru masih sebagai sumber belajar
pembelajaran, model merupakan bentuk prestasi fisik atau konsep dari
pembelajaran yang berupaya menjelaskan hubungan-hubungan dari berbagai
unsur-unsur yang ada dalam sistem pembelajaran kedalam suatu rancangan atau
gambaran yang dipresentasikan secara utuh dan menyeluruh. Secara umum
pengertian model dapat diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan
suatu kegiatan, menurut angka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mecapai tujuan
belajar.
Menurut Edgen & Kauchak (1993:319) dalam Juliantine, dkk (2011;8) “Model pembelajaran adalah sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu.” Winkel (1991) dalam Tite, dkk (2011:8) menjelaskan “Model pembelajaran adalah suatu pegangan praktis dalam pengelolaan pembelajaran didalam kelas. Model itu mencakup semua komponen pokok yang dipertimbangkan dan di atur oleh tenaga pengajar.”
Selain itu Knirk & Gustafon (2005) dalam Tite, dkk (2011:8) menjelaskan:
Model pembelajaran adalah rancangan yang dibuat oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai-nilai baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rencana, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.
Menurut pendapat para ahli dapat diambil kesimpulan bahwa model
pembelajaran sangat penting dikarenakan model pembelajaran adalah suatu
kesatuan dalam pengajaran sehingga guru telah menyiapkan apa yang akan
diberikan siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan suatu proses yang
sistematis melalui tahap rencana, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks
kegiatan belajar mengajar.
Sepakbola adalah jenis permainan serangan (invasion game), sepakbola
sendiri sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, di Inggris olahraga ini mulai
dimainkan pada abad ke -19 kemudian pada tanggal 21 Mei 1904 berdiri FIFA di
Paris, menurut FIFA sendiri sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan
2 regu, yang masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang orang pemain
4
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
regu berusaha menguasai bola, memasukan bola kedalam gawang lawan sebanyak
mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi
gawangnya agar tidak kemasukan bola, hal ini sesuai dengan definisi sepakbola
menurut Sucipto dkk (2000 : 7) :
Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnhya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya.
Dalam pembelajaran penjas beberapa model pembelajaran dapat
diterapkan dalam permainan ini guna meningkatkan proses dan kualitas hasil
belajar, salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri.Dalam pembelajaran
penjas beberapa model pembelajaran dapat diterapkan dalam permainan ini guna
meningkatkan proses dan kualitas hasil belajar, salah satunya adalah model
pembelajaran inkuiri.
Model pembelajaran masih kurang dalam penerapannya, hanya saja ada
beberapa model pembelajaran telah diterapkan dan kurang maksimal salah
satunya model Inquiry masih enggan dilakukan guru dalam pembelajaran
dikarenakan guru masih belum mengerti apa langkah yang harus dilakukan dalam
model pembelajaran inkuiri. Maka saya mengambil penelitian ini sebagai proses
penelitian yang baru untuk guru dalam menerapkan model pembelajaran.
Inkuiri dalam bahasa inggris (Inquiry) berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan. Juliantine dkk. (2011:79) menjelaskan bahwa : “
inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi”. Selain itu, inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, sehingga mereka dapat merumuskan
masalah sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Gulo, t,t, dalam Trianto(2007:35). “Pembelajaran melalui model inkuiri
dapat mendukung siswa untuk terlibat secara aktif dalam menyelesaikan masalah
pembelajaran inkuiri sangat menekankan pada aktivitas siswa dalam
menyelesaikan suatu persoalan, maka peneliti berkeyakinan bahwa model
pembelajaran inkuiridapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas siswa.
Model pembelajaran inkuiri diciptakan oleh Suchman pada tahun 1962,
dengan alasan ingin memberikan perhatian dalam membantu siswa menyelidiki
secara independen, namun dalam suatu cara yang teratur. Model inkuri dalam
bahasa inggris (inquiry) berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan
Model inkuiri adalah mencari informasi dengan menyusun sejumlah
pertanyaan. Definisi tersebut dikembangkan oleh Tite Juliantine dalam Trianito (2007:34) sebagai berikut “Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.” Inkuiri berarti suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Terdapat ahli lain, Ellis (1977:74) menyatakan bahwa inkuiri adalah “ the process of selecting, gathering, and processing data related to a particular problem in order to make inferences from those data.”Maksudnya adalah bahwa inkuiri merupakan suatu proses menyeleksi, mengumpulkan dan memproses data
yang berhubungandengan suatu masalah tertentu untuk menarik kesimpulan
berdasarkan data-data tersebut.
Inkuiri merupakan model yang peserta didik aktif dalam pembelajaran dan
daya ingin mendapatkan informasi sangat tinggi sehingga siswa itu sendiri yang
akan memecahkan masalah dan berpendapat sehingga memunculkan hipotesis
sampai dengan menguji hipotesis itu menjadi jawaban yang benar.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menerapkan
model pembelajaran inkuiri disekolah untuk menunjang guru pada saat melakukan
pembelajaran dikelas mauapun dilapangan dan agar guru pun tahu kemampuan
kemadirian siswa saat berkreatifitas dalam tugas gerak yang sudah diberikannya.
6
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Indentifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, terdapat permasalahan yang dapat di
identifikasi sebagai berikut:
1. Lemahnya model pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru
sehingga pembelajaran terlihat monoton.
2. Masih kurangnya keterampilan passing,stoping, dan dribbling siswa kelas VII
di SMP Negeri 40 Bandung
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, terdapat
variabel penelitian yang diantaranya adalah:
1. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini berupa hasil keterampilan
passing,stoping, dan dribbling dalam permainan sepakbola. Dimana hasil
keterampilan passing,stoping, dan dribbling dalam penelitian ini ada dua
yaitu:
Y : hasil keterampilan bermain sepakbola siswa dengan menggunakan
model inkuiri.
2. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini berupa model pembelajaran, dimana
ada dua variabel bebas, yaitu:
X : pembelajaran dengan menggunakan Model Inkuiri.
C. Rumusan masalah penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi penelitian
memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap keterampilan bermain sepakbola kelas VII SMP Negeri 40 Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah di atas penulis menjabarkan bentuk tujuan
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan bermain sepak bola kelas VII SMP Negeri 40 Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Sebelumnya telah penulis kemukakan uraian mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai pada penelitian
ini, maka selanjutnya penulis berharap manfaat atau kegunaan penelitian ini, baik
secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang penulis harapkan
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat secara teoritis
Penelitian ini dapat menjadi sumbangan keilmuan tentang model
pembelajaran inquiry untuk meningkatkan keterampilan bermain siswa dalam
pembelajaran sepakbola selama mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Manfaat secara praktis
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan penting dan untuk memperluas
wawasan pada para guru pendidikan jasmani atau pun lembaga sekolah
tentang pemakaian model pembelajaran inquiry untuk diterapkan dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya pembelajaran sepakbola di
sekolah. Begitu pula kepada siswa yang menjadikan kritis dalam suatu
permasalahan yang diberikan di model pembelajaran inkuiri
F. Struktur Organsasi Skripsi
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
8
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Identifikasi Masalah Penelitian
C. Rumusan Masalah Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Struktur Organisasi Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN , DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
3. Pengertian Pembelajaran
2. Fungsi Model Pembelajaran
3. Karakteristik Model Pembelajaran
4. Fondasi Model Inkuiri
5. Langkah Melakukan Model Inkuiri
6. Kelebihan Model Inkuiri
1 Teknik dasar permainan sepak bola
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1.Tujuan Penelitian
2. Waktu dan Tempat Penelitian
3. Metode Penelitian
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
C. Desain Penelitian
D. DefinisiOperasional
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Analisis Data
1. Uji Normalitas Data
2. Pengujian Homogenitas
3. Uji Hipotesis
BAB IVPENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Hasil Penelitian
2. Hasil Uji Normalitas Tes awal Dribling
3. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Dribling
4. Hasil Uji Normalitas Tes Awal Passing-Stoping
5. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Passing-Stoping
6. Hasil Uji Normalitas
7. Hasil Uji Normalitas
8. Hasil Uji Hipotesis
B. Pembahasan
10
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB VKESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Ada yang perlu dilakukan dalam melakukan suatu metode penelitian untuk
mengungkapkan suatu masalah, karena suatu metode memiliki kedudukan yang
sangat penting dalam pengumpulan data dan analisis data. Menurut Arikunto
(1997:151) yaitu: ”metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.”
Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen
Menurut Sugiyono (2012:107) yang dimaksud dengan metode penelitian
eksperimen adalah, “sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan
Sedangkan Arikunto(2007:207) menjelaskan sebagai berikut:
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek
selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.
Penelitian eksperimenmerupakan suatu penelitian dengan tujuan untuk
menentukan apakah ada atau tidak hubungan sebab akibat dari variabel-variabel
yang akan di teliti. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti ada tidaknya
pengaruh penerapan pendekatan bermain dengan kompetitif terhadap hasil
keterampilan passing, stoping, dan dribbling dalam pembelajaran sepakbola
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah komponen yang sangat penting dalam melakukan
penelitian. Menurut Sugiyono (2009:80) populasi adalah :
39
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini populasi diambil dari kelas VII di SMP Negeri 40
Bandung
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2013:118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki populasi”. Jadi menurut ahli tersebut bahwa
sampel tergantung dari populasi yang dimilikinya, bila populasi besar maka
sampel juga besar. Dalam menetukan sampel menggunakan sampling purposive
karena ada banyak pertimbangan yang akan banyak terjadi dilapangan, menurut
Sugiyono (2013:124) “Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu”.
Dalam melakukan penelitian ini menggunakan teknik Simple random
sampling (Sampel Acak). Menurut Sugiyono simple random sampling (2013:120)
“Teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Dengan cara ini bila populasi
dianggap homogen.
Sampel yang akan diambil 20 orang siswa laki-laki kelas VII di SMP
Negeri 40 Bandung.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penting tentang cara
menyimpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan penelitian. Mengenai desain penelitian, Nasution mengatakan (2004, hlm.
40), bahwa “Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara
mengumpulkandan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.”
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian adalah One Group
Pretest-Posttest Design, yaitu desain ini terdapat hasil sebelum di berikan
treatment dan sesudah mendapatkan treatment sehingga dapat membandingkan.
Demikian hasil dapat dilihat secara akurat sebelum dan sesudah mendapatkan
Menurut Sugiyono (2013:111) menjelaskan dalam pola
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Ket : 01 = Pre-test 02= Post-test X = Treatment
Dalam desain ini dilakukan observasi sebanyak dua kali dalam
eksperimen, observasi dilakukan sebelum eksperimen dan observasi dilakukan
sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen adalah
Pre-Test 01sedangkan observasi yang dilakukan sesudah eksprimen adalah Post-Test 02 . Ada pun langkah-langkah yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
Gambar 3.2 langkah-langkah penelitian
O
1
X O
2
Kelas VII SMP Negeri 40 Bandung
Sampel
Test Awal
Keterampilan Tenik Dasar
Model Pembelajaran Inkuiry
Test Terakhir Keterampilan Teknik Dasar
Pengolahan data dan Analisis data
41
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan
definisi dalam judul penelitian sebagai berikut:
1. Pendidikan Jasmani adalah sebuah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional
siswa yang kelak mampu di gunakan dalam kehidupan sehari-hari
2. Model pembelajaran inkuiri adalah mencari informasi dengan menyusun
sejumlah pertanyaan. Tite Juliantine dalam Trinito (2007:135:79) sebagai
berikut “Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi”.
3. Sepakbola menurut Sucipto dkk (2000:7) adalah“Sepakbola adalah permainan beregu, masing –masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang.” Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang
boleh menggunakan lengannya didaerah tendangan hukuman.
4. Stoping dan Passing, Sucipto (2000:28) adalah “ menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur
tempo permainan, dan memudahkan laju permainan dan memudahkan
untuk mengumpan “
5. Dribling dalam sepakbola menurut Sucipto (2000:28) adalah “ menendang bola terputus – putus atau pelan–pelan dengan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola.”
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian tentu memerlukan alat ukur atau instrument untuk
mengukur pada saat pengumpulan data. Menurut Arikunto (2002:126)
menjelaskan, bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan
metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana
dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar
siswa.”MenurutNurhasan (2007:3) untukmengukrketrampilanbermainsepak bola
sebagaiberikut :
1. TesSepakdanTahan Bola
2. TesDribling
1. Tes Sepak Tahan Bola ( Passing dan Stopping)
1. Tujuan : untuk mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam
menendang dan menahan bola.
2. Alat yang digunakan
1) Bola dua buah
2) Stop watch
3) Kapur
4) Bangku swedia (papan ukuran 3m x 60cm sebanyak 2 buah)
3. Petunjuk pelaksanaan.
a) Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter
dari sasaran/papan, boleh dengan kaki kanan siap menembak atau
sebaliknya.
b) Pada aba-aba “ya”, testee mulai menendang bola ke sasaran/papan dan menahan kembali dengan kaki di belakang garis tending kaki
yang akan menendang bola berikut yang arahnya berlawan
dengan tendangan pertama.
c) Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan
selama 30 detik.
d) Apabila bola keluar dari daerah tendangan, maka testee
menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.
4. Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila:
a) Bola ditahan dan ditendang di depan garis tending yang akan
menendang bola.
43
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk lebih jelas mengenai tes yang dijelaskan di atas, dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut:
60 cm
4 m
4 m
3 m
Gambar 3.3 Instrument Passing-Stoping
2. Tes Menggiring Bola (dribbling)
1. Tujuan : mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki
dalam memainkan bola.
2. Alat yang digunakan;
a) Bola
b) Stop watch
c) 6 buah rintangan (cone)
d) Tiang bendera
e) Kapur
3. Petunjuk pelaksanaan;
a) Pada aba-aba “siap” testee berdiri dibelakang garis start dengan bola dalam penguasaan kakinya.
berikunya sesuai dengan arah panah yang telah ditentukan sampai
testee melewati garis finish.
c) Salah arah dalam menggiring bola, testee harus memperbaiki
tanpa menggunakan anggota badan selain kaki di mana
melakukan kesalahan dan selama itu pula stop watch tetap
berjalan.
d) Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kiri bergantian,
atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu
sentuhan.
4. Gerakan tersebut dinyatakan gagal apabila:
a) Testee menggiring bola hanya dengan menggunkan satu kaki saja.
b) Testee menggring bola tidak sesuai dengan arah panah
c) Testee menggunakan anggota badan selain kaki
Finish Start
5 M
5 M
45
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah proses pemasukan pada saat instrumen
di lakukan dan mendapatkan suatu data dari hasil instrumen tersebut. Instrumen
atau alat pengumpulan data sudah pasti ada dalam suatu penelitian. Klinger dalam
Arikunto (2006:222) mengatakan bahwa “ mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan
dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya dan mencatatnya”.
Mengenai hal ini Arikunto (2006:222) menyatakan bahwa: “Metode observasi
adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara
sistematis, dengan prosedur terstandar”. Lebih lanjut Arikunto (2007:101) menjelaskan “ Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik pengumpulan data
obesrvasi nonpartisan. Menurut Sugiyono (2013:204) menyatakan “Peneleti
terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati . Maksudnya
adalah bahwa peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Sebagai peneliti harus mengumpulkan data, agar data itu kongkrit maka
penelitian dilakukan secara eksperimen sebgai data awal dan eksperimen akhir
sebagai data akhir
Adapun tata cara dalam melakukan penelitian ini sebagai berikut:
1. Tes Passing-Stoping
1. Tujuan : Untuk mengukur passing dan stoping
2. Alat pembantu : Lapangan, meja, peluit, bola sepak, stopwatch. Kapur,
papan,meteran
3. Pelaksanaan : Melakukan Testee bola dimulai dari yaitu bola di belakang
garing yang telah digariskan menggunakan kapur berjarak 4
meter dengan papan pantul didepan garis tersebut. Sampai
sampai berbalik dan menghentikan bola dibelakang garis.
Penendang tidak boleh menginjakan kakinya didepan garis apa
bila penendang kakinya berada didepan garis tidak dihitung.
Melakukan sampai 30 detik maka akan menghasilkan data
testee.
4. Penyekoran : Banyak passing selama 30 detik dianggap sebagai data testee
2. Tes Dribling
1. Tujuan : Untuk mengukur kemampuan menggiring bola
2. Alat bantu : Lapangan, kons, bola sepak, stopwacth, peluit, meteran
3. Pelaksannan : Testee dengan bola berdiri dibelakang garis strat, setelah ada
peluit testee menggiring bola melewati enam rintang dan rute yang telah di
gambarkan pada gambar 3.2 Sampai melewati garis finish
4. Penyekoran : Waktu testee menggiring bola dari start sampai dengan finish
menjadi data testee
G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Pengumpulan Data
Sesudah melakukan pengumpulan data selanjutnya adalah pengolahan data
dan analisis pengungumpulan data agar mendapatkan informasi yang mampu
menggambarkan tujuan penelitian. Hasil dari pengumpulan data dan analisi
pengumpulan data dapat menggambarkan pengaruh model inkuiry terhadap
permain sepak di SMP Negeri40 Bandung.
1. Uji Normalitas
Ujinormalitas digunakan untuk menguji apakah sebaran data bersifat
normal atau tidak. Menurt Sugiyono “sebelum pengujian hipotesis dilakukan,
maka terbelih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data”. Pengujian
normalitas data dalam penelitian ini menggunaka program Microsoft Excel
2013denganmenggunakanrumusUjiLiliforsmenurut (Sugiyono, 2012).Dikatakan
47
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sebaran data bersifat
homogen atau tidak. Uji homogenitas menggunakan program Microsoft Excel
2013.Adapunrumus yang digunakanberdasarpada (sugiyono, 2012) ialah :
Ket.
F :Varian yang dihitung/dicari S : Simpanganbaku
Datadikatakanhomogenapabila F hitung< F tabel. Untukmencari F tabel dk
n-1 (20-1=19) .Setelahdilihatpadatabeldistribusi F menurutSugiyonomakaharga t
tabelsebesar2,17dengantarafkesalahan 0.05.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ialah pemgujian data penelitian apakah data yang diuji
tersebut dapat diterima kebenaranya ataukah tidak. Menurut sugiyono “ hipotesis merupakan dugaan atau tidaknya perbedaan secara signifikan nilai-nilai dua
kelompok atau lebih”. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS untuk windows. Karena data penelitian ini berbentuk sampel komperatif,
maka uji hipotesis yang digunakan ialah menggunakan t-test Sparated
Varian.SebabmenurutSugiyono “bilajumalahsampel n-1makapengujian data dapatmenggunakant-testbaikuntuksparatedmaupunpool varian. Untukmelihat t
tabeldigunkanrumusdk=n-1.” Adapunrumus yang digunakanialah :
Hipotesisditerimaapabila t hitung< t tabel. Untukmencaritabeldk=n-1 =
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pertanyaan penelitian dan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh “Model Inkuiri
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil keterampilan bermain sepak
bola”
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian model inkuiri terhadap permainan sepak bola,
peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah yang sudah menerapkan model pembelajaran inkuiri tetaplah
berlanjut dan kembangkan agar siswa kritis dan aktif.
2. Bagi sekolah yang masih menerapkan gaya komando pada pembelajaran,
maka segera untuk mengubah pembelajarannya bahwa banyak
model-model pembelajaran yang telah ada.
3. Untuk para guru dalam meningkatkan pembelajaran yang aktif dan kritis,
mulailah menggunakan model pembelajaran dalam pembelajarannya
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Arikunto, T.M. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Reinika Cipta
Husdarta, M Saputra, Yudha. (2000). Belajar dan pembelajaran. Jakarta:
Depdiknas Dirjen
Juliantine, Tite dkk, 2010. Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung : FPOK
Universitas Pendidikan Indonesia.
Lutan, Rusli, (2000). Pengantar Belajar Keterampilan, Pengantar Teori dan
Metode. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti
Luxbacher, Joe.(2004). SEPAKBOLA: Taktik dan Teknik Bermain. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Metzler, Michael. 2000. Instructional Model For Physical Education. Massachusetts: Ally and Bacon, A Person Education Company
Mielke, Danny, (2007). Dasar-Dasar Sepak Bola. Bandung : Human Kinetics
Muhajir dan Sutrisno, Budi. 2013. Penjasorkes Kelas VII. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif
Nurhasan. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung : Jurusan
Pendidikan Kepelatihan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas
Pendidikan Indonesia.
Poerwadarminta, W. J. S. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT Asdi Mahasatya
Sucipto. Dkk. (2000). Sepakbola. Jakarta: Depdiknas
56
Herdi Meidiansyah, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
Suherman, Adang (2000). Dasar-dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta: Depdiknas
UPI (2013), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Bandung
Sumber Internet :