• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP WAWASAN KEBANGSAAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP WAWASAN KEBANGSAAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP

WAWASAN KEBANGSAAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(Studi Deskripstif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh M U J I O N O

1009524

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP

WAWASAN KEBANGSAAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(Studi Deskripstif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Oleh

Mujiono, S.Pd

UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana

© Mujiono 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

(5)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP WAWASAN KEBANGSAAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

TESIS, MUJIONO, 2013

Penelitian ini bertolak dari fakta rendahnya kualitas guru setelah dilasanakan Uji Kompetensi Guru (UKG) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pada sisi lain wawasan kebangsaan siswa sebagai bagian dari anggota masyarakat disinyalir mengalami penurunan menyusul maraknya kasus korupsi, konflik yang bernuasa sara, kekerasan yang tidak manusiawi, tawuran antar pelajar, dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya. Permasalahan penelitian adalah bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan kebangsaan siswa dalam pembelajaran PKn dengan pertanyaan penelitiannya bagaimana deskripsi kompetensi guru PKn, bagaimana deskripsi wawasan kebangsaan siswa, dan bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan kebangsaaan siswa dan covariates termasuk di dalamnya keluarga, pergaulan di masyarakat dan teman sebaya serta sekolah dalam pembelajaran PKn. Penelitian ini didasarkan pada pendapat Debling yang menyebutkan, “Competence is broad concept which embodies the ability to transfer skill and knowledge to new situation within the occupational area.” Metode yang digunakan adalah survey pada guru SMP di Kabupaten Bogor tahun 2012 dengan teknik sampling systematic random selection procedure diperoleh jumlah guru 50 orang dan siswa 1653.Instrumen pengumpulan data menggunakan tes dan angket yang dianalisis dengan teknik Partial Least Squares (PLS). Hasil penelitian pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan kebangsaan siswa dalam pembelajaran PKn pada kategori sedang atau cukup kuat(0,181). Kompetensi guru PKn SMP di Kabupaten Bogor pada level sedang (61.45). Wawasan kebangsaan siswa SMP pada tingkat rendah (38,17). Pengaruh covariates yang di dalamnya keluarga, pergaulan di masyarakat dan teman sebaya, serta sekolah terhadap wawasan kebangsaan siswa masing-masing adalah besar(0,348) danlemah (0,011). Diharapkankepadapihak yang berkepentingan agar memperhatikan secara serius dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kompetensi guru seperti Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk penyempurnaan kurikulum, Dinas Pendidikan agar menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan guru secara rutin dan berkesinambungan, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) segera mengagendakan program kegiatan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi terdekat, dan guru untuk selalu meningkatkan kemampuan secara mandiri.

(6)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ii

ABSTRACT

THE EFFECT OF TEACHER’S COMPETENCE ON STUDENT’S CONCEPT OF NATIONALISM IN LEARNING CIVIC EDUCATION

(Descriptive Correlational Study in Bogor Junior High School)

THESIS, MUJIONO, 2013

This study departs from the fact that teacher’s quality is very poor after the administration of Teacher’s Competency Test (UKG) by the Ministry of Education and Culture; on the other hand, the student’s concept of nationalism as part of the community members has allegedly decreased as a consequence of rampant corruption, conflicts caused by ethnic, religion, racial, and inter-group relations, inhuman violence, students’ brawl, and drug abuse. The research problem is how teacher’s competence affects the student’s concept of nationalism in learning civics with research questions: how to describe the civics teacher’s competence, how to describe student's concept of nationalism and how teacher’s competence affects student’s concept of nationalism and covariates, including family, interaction in the community and peers and school in teaching civics. The study was based on Debling’s viewpoint that says, "Competence is broad concept which embodies the ability to transfer skills and knowledge to new situation within the occupational area."The method used is survey among junior high school teachers in Bogor Regency in 2012 with a sampling technique: systematic random selection procedure; 50 teachers and 1653 students participated in the survey. The instruments for data collection are tests and questionnaires which were analyzed by Partial Least Squares (PLS). The result of the research on the effect of teacher’s competence on students' concept of nationalism in learning civics is in middle category or quite strong (0.181). The competence of civics teachers at junior high school in Bogor Regency is classified as moderate level (61.45). The concept of nationalism of junior high school students is at a low level (38.17). The influence of covariates that includes family, interaction in the community and peers, as well as school on student’s concept of nationalism is strong (0.348) and weak (0.011). It is expected that the stakeholders take this matter seriously and take measures to improve teachers’ competence, such as Institute of Teachers' Education (LPTK) for curriculum improvement, the Education Agency should organize teachers education and teachers training regularly and continuously, Subject Teachers Forum (MGMP) should immediately schedule a program of activities through collaboration with nearby universities, and teachers should constantly conduct professional development independently.

Keywords: competence, the concept of nationalism, and Civic Education

(7)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah……….. 7

C. Tujuan Penelitian……… 8

1. Perngartian Kompetensi………....

2. Jenis-Jenis Kompetensi Guru………

3. Pentingnya Kompetensi Guru dalam Pembelajaran PKn………. 12 14 17 B. Wawasan Kebangsaan

1. Pengertian Wawasan Kebangsaan………

2. Bentuk-Bentuk Nasionalisme………... 3. Terbentuknya Nasionalisme di Indonesia………... 4. Wawasan Kebangsaan Merupakan Hasil Belajar Bukan Sesuatu yang Diturunkan……….... 2. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan……… 3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan………

vii

(8)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan………..… 5. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan……….…... 6. Dimensi Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan………...

29 30 30 D. Hasil Penelitian yang Relevan……….…. 31 E. Asumsidan Hipotesis Penelitian

1. Asumsi………..

2. HipotesisPenelitian………...

33 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian………....

2. Sampel Penelitian………..

35 36

B. Desain Penelitian……….... 38

C. Metode Penelitian………... 39

D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

1. Definisi Operasional……….

2. Variabel Penelitian………....

40 42

E. Instrument Penelitian……….. 51

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen………... 53

G. Teknik Analisa Data………... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian 1. LokasiPeneitian

a. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor………... b. Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor……….….. 2. Deskripsi Sampel Penelitian

a. KarakteristikSekolahMenengahPertama (SMP) Kabupaten Bogor…... b. Karakteristik Guru SMP Kabupaten Bogor……… c. Karakteristik Siswa SMP Kabupaten Bogor………..….... 3. Deskripsi Variabel penelitian

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Kompetensi Guru PKn SMP Kabupaten Bogor Tahun 2012……….... 2. Wawasan Kebangsaan Siswa SMP Kabupaten Bogor Tahun 2012………..

viii

(9)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ix

3. Pengaruh Kompetensi GuruTerhadap Wawasan Kebangsaan

Siswa………. 4. Pengaruh Variabel – Variabel Lainnya Terhadap Wawasan

Kebangsaan Siswa………....

5. Perbandingan Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa dan Nilai Ujian Sekolah (US)………...

101

109

111

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan………. 116

B. Rekomendasi………... 117

DAFTAR PUSTAKA ………. 119

(10)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Sekolah Sampel……… 37

Tabel 3.2 Variabel Penelitian……… 42 Tabel 4.1 Data Sekolah dan Siswa di Kabupaten Bogor Tahun 2012…….. 59 Tabel 4.2 Data Guru Berbasis NUPTK di Kabupaten Bogor Tahun 2012... 59 Tabel 4.3 Data Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Tahun 2012….. 60 Tabel 4.4 Rekapitulasi Guru SMP Negeri di Kabupaten Bogor 2012…….. 60 Tabel 4.5 Letak Geograrfis SMP di Kabuapten Bogor Tahun 2012………. 62 Tabel 4.6 Jumlah Siswa Per Kelas SMP di Kabupaten Bogor 2012………. 63 Tabel 4.7 Nilai US danRaporPKnTahun 2012………... 64 Tabel 4.8 Persentase Angkatan Sertifikasi Pendidik………. 67 Tabel 4.9 Pekerjaan Orang Tua Siswa SMP di Kabupaten Bogor 2012…… 69 Tabel 4.10 Penghasilan Orang Tua Siswa SMP di Kabupaten Bogor 2012… 70 Tabel 4.11 Skor Kompetensi Guru PKn Kabupaten Bogor Tahun 2012……. 72 Tabel 4.12 Skor Indikator Kompetensi Guru PKn Kabupaten Bogor 2012…. 73 Tabel 4.13 Skor Indikator Wawasan Kebangsaan Siswa SMP Tahun 2012… 75 Tabel 4.14 NilaiUS PKn, Kompetensi Guru, danWawasan Kebangsaan

Menurut Jenis Kelamin……….. 77 Tabel 4.15 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan WawasanKebangsaan

Siswa Menurut Pendidikan Terakhir Guru……… 77 Tabel 4.16 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, danWawasan Kebangsaan

Siswa Menurut Jalur Pendidikan Guru……….. 78 Tabel 4.17 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Siswa Menurut Jurusan Pendidikan Guru……….. 79 Tabel 4.18 Tabel US PKn, Kompetensi Guru, danWawasan Kebangsaan

Menurut Umur Guru……….. 79

Tabel 4.19 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Masa Kerja Guru………. 80 Tabel 4.20 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Status Kepegawaian Guru……….. 81 Tabel 4.21 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Pangkat/Golongan Guru……….. 81 Tabel 4.22 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan WawasanKebangsaan

Menurut Jumlah Jam Mengajar……….. 82 Tabel 4.23 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Mata Pelajaran yang Diampu Guru………. 82

(11)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.24 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Tugas Tambahan Guru……… 83 Tabel 4.25 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Status Sertifikasi Guru……… 84 Tabel 4.26 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan WawasanKebangsaan

Menurut Tahun Lulus Sertifikasi Guru……….. 84 Tabel 4.27 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Jalur Sertifikasi Guru……….. 85

Tabel 4.28 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Jenis Kelamin Siswa……… 86 Tabel 4.29 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Usia Siswa……… 86

Tabel 4.30 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Lama Pendidikan di TK Siswa ……….. 87 Tabel 4.31 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, danWawasanKebangsaan

MenurutCita-citaSiswa……….. 87 Tabel 4.32 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Jumlah Saudara Siswa ……… 88

Tabel 4.33 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Pendidikan Orang Tua Siswa……….. 89 Tabel 4.34 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, danWawasanKebangsaan

Menurut Pekerjaan Orang Tua Siswa……… 90 Tabel 4.35 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Penghasilan Orang Tua Siswa………. 90 Tabel 4.36 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, danWawasanKebangsaan

MenurutKepemilikanBukuPKnSiswa……… 91 Tabel 4.37 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, danWawasanKebangsaan

Menurut Kepemilikan Internet Siswa………. 91 Tabel 4.38 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, danWawasanKebangsaan

Menurut Perhatian Orang Tua Siswa……….. 92 Tabel 4.39 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, danWawasanKebangsaan

Menurut Fasilitas Belajar di Sekolah Siswa……… 93 Tabel 4.40 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, danWawasanKebangsaan

MenurutKunjunganKePerpustakaanSiswa……….. 93 Tabel 4.41 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, danWawasanKebangsaan

(12)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu xi

Tabel 4.42 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Prestasi Siswa di Sekolah………. 95 Tabel 4.43 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, danWawasanKebangsaan

Menurut Ikut dalamOrganisasi Masyarakat………. 95 Tabel 4.44 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

MenurutJabatan dalamOrganisasi Masyarakat………. 96 Tabel 4.45 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

MenurutKeaktifan dalam Organisasi Masyarakat……… 96 Tabel 4.46 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Teman Akrab dalam Pergaulan……… 97 Tabel 4.47 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Ikut Serta dalam Organisasi Tidak Resmi/Genk……….. 97 Tabel 4.48 Nilai US PKn, Kompetensi Guru, dan Wawasan Kebangsaan

Menurut Keaktifan dalam Genk……….. 98 Tabel 4.49 Quality Criteria Overview Pengaruh Kompetensi Guru terhadap

Wawasan Kebangsaan Siswa……….………. 103 Tabel 4.50 Path Coefficients (Mean, STDEV, t Values) Pengaruh

Kompetensi Guru terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa……….. 103 Tabel 4.51 Quality Criteria Overview Pengaruh Kompetensi Guru terhadap

Nilai US……….. 111

Tabel 4.52 Path Coefficients (Mean, STDEV, t Values)Pengaruh

(13)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Grafik Kualifikasi Pendidikan Guru PKn SMP di

Kabupaten Bogor Tahun 2012………... 65

Grafik 4.2 Sertifikat Pendidik Melalui Jalur Sertifikasi di Kabupaten

Bogor Tahun 2012……….. 68

Grafik 4.3 Pendidikan Orang Tua Siswa di Kabupaten Bogor Tahun

2012……… 69

Grafik 4.4 Pekerjaan Orang Tua Siswa di Kabupaten Bogor Tahun

2012……… 70

Grafik 4.5 Penghasilan Orang Tua Siswa di Kabupaten Bogor

(14)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Goelman’s El Domain, Copentencies, Capabilities… 15

Gambar 3.1 Hubungan Variabel Penelitian………. 39

Gambar 4.1 Pengaruh Kompetensi Guru dan Variabel lain

terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa………... 105

Gambar 4.2 Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Wawasan

Kebangsaan Siswa……… 107

Gambar 4.3 Pengaruh Kompetensi Guru dan Sekolah terhadap

Wawasan Kebangsaan Siswa………... 107

Gambar 4.5 Pengaruh Kompetensi Guru dan Variabel lain

(15)

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor)

(16)

1

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Profesi guru merupakan bidang pekerjaan yang harus memiliki syarat dan

dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Pasal 8 UU RI No. 14 Tahun

2005 Tentang Guru dan Dosen menyebutkan guru wajib memiliki kualifikasi

akdemik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dijelaskan dalam pasal berikutnya yang dimaksud kualifikasi akademik

adalah pendidikan yang diperoleh melalui pendidikan tinggi Program Sarjana atau

Strata 1 (S1). Kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi

pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional. Sedangkan sertifikat pendidik adalah tanda bukti atau sertifikat yang

diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh

perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang

terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.

Kompetensi guru sebagaimana disyaratkan dalam Undang-Undang tersebut

merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pembelajaran. Karena guru yang

berkompetenlah yang mampu mewujudkan sesuatu sesuai dengan tugas yang

diberikan kepadanya yaitu pembelajaran secara efektif dan bertanggung jawab.

Dengan kompetensi yang dimiliki, guru mampu beradaptasi terhadap lingkungan

kerja baru, termasuk kelas yang menjadi tugas pokoknya dalam membelajarkan

anak. Selengkapnya Debling (Musfah, 2011: 27) menyebutkan, “Competence is broad concept which embodies the ability to transfer skill and knoledge to new situation within the occupational area”. Demikian juga dengan kompetensi, guru mampu bekerjasama dalam mewujudkan tujuan lembaganya. Hal ini sesuai

dengan pendapat Kenezevich (Musfah, 2011: 27), “Kompetensi adalah

(17)

2

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sejak dilaksanakannya sertifikasi guru enam tahun yang lalu tuntutan

kualitas guru dalam melaksanakan tugasnya terus disuarakan dan menjadi suatu

keniscayaan, karena tujuan utama program sertifikasi adalah untuk meningkatkan

kompetensi guru sebagai cerminan dari kualitas seorang guru. Keefektifan

program sertifikasi yang sudah dilaksanakan mulai mendapat sorotan dan

dipertanyakan oleh berbagai kalangan yang peduli terhadap pendidikan. Ada yang

hanya sekedar bertanya berdasarkan fenomena atau gejala semata, tetapi

sebaliknya pertanyaan yang lebih mendasar disampaikan oleh lembaga

pendidikan yang sedikit banyak memahami pendidikan, yaitu perguruan tinggi

yang menyelenggarakan program pendidik dan tenaga kependidikan. Berbagai

penelitian untuk membuktikan program sertifikasi guru dalam rangka

meningkatkan profesionalitas guru dilakukan berbagai instansi terkait.

Dari hasil penelitian Pengaruh Program Sertifikasi Terhadap

Kesejahteraan dan Motivasi Kerja Guru Se-Kota Malang oleh Mika Marselly

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang tahun 2008 menyimpulkan bahwa

program sertifikasi memiliki pengaruh yang positif terhadap kesejahteraan dan

motivasi kerja. Hal sebaliknya didapat dari hasil penelitian Sekolah Pascasarjana

UPI Bandung tahun 2010, tentang Dampak Sertifikasi Terhadap Peningkatan

Kompetensi Guru dan Kualitas Belajar Siswa Sekolah Dasar menyimpulkan

bahwa sertifikasi guru tidaklah menjadi jaminan bahwa guru-guru akan menjadi

lebih berkualitas dalam mengajar. Guru-guru yang bersertifikat lebih banyak

terdiri dari mereka yang sudah berusia tua yang tidak dijamin memiliki

kompetensi pedagogik dan profesional yang memadai Dasim et al. (2010:137).

Berdasarkan data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan secara umum,

kualitas dan kompetensi guru di Indonesia belum sesuai yang diharapkan.

Kualifikasi pendidikan sampai saat ini dari 2,92 juta guru, baru 51% yang

berpendidikan S1. Dari persyaratan sertifikasi hanya 2, 06 juta guru atau 70,5%

yang memenuhi persyaratan. Selanjutnya disamping kualifikasi pendidikan,

kompetensi guru juga masih bermasalah. Saat dilakukan tes semua bidang studi,

(18)

3

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

nilai 80, bahkan ada guru yang memperoleh nilai terendah satu (KOMPAS, 7

Maret 2012).

Pada sisi lain Said (2011: 3) mangatakan fenomena tergerusnya

nasionalisme dan idiologi kebangsaan sudah terlihat. Soekarno pada tanggal 1

Juni 1945 mengingatkan ungkapan Ernest Renan, sekarang sebaliknya Indonesia

menghadapi keadaan “kehendak akan berpisah”. Timor Timur lepas dan

menyatakan diri sebagai negara merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Setelah itu

pada tanggal 17 Desember 2002 Mahkamah Internasional memenangkan gugatan

Malaysia atas pulau Sipadan dan Ligitan. Sejak saat itu kedua pulau terluar lepas

dari Indonesia dan menjadi bagian wilayah negara Malaysia. Dan sampai sekarang

Indonesia masih terlibat pertentangan status Ambalat dengan Malaysia.

Berita di Kompas tanggal 3 Juni 2010, halaman 24 : 2.000 WNI jadi warga

negara Malaysia. Mereka berasal dari Kabupaten Sanggau dan Bengkayang yang

tinggal di daerah perbatasan Kalimantan Barat dan Serawak. Tepatnya sebagian

besar dari Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau,

dan sebagian lagi berasal dari beberapa desa dari Kabupaten Bengkayang. Alasan

kepindahan kewarganegaraan dari penduduk perbatasan itu, dikarenakan sarana

dan prasarana umum di tetangga kampung Negeri Jiran itu sangat baik

dibandingkan dengan yang tersedia di kampung sendiri di Indonesia. Berita ini

bersumber dari H.R. Thalib, Ketua Himpunan Kesejahteraan Masyarakat

Perbatasan. Terlepas dari faktor sosial ekonomi berpindahnya kewarganegaraan

penduduk di perbatasan dan keinginan masyarakat menentukan nasibnya sendiri

dan berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga berkaitan

dengan nasionalisme. Rasa nasionalisme mereka patut dipertanyakan.

Disamping itu Indonesia juga dihadapkan pada tantangan dan ancaman

terhadap yuridiksi dan kedaulatan yang datang dari dalam negeri yang tidak puas

dengan kebijakan pemerintah pusat. Gerakan Organisasi Papua Merdeka, RMS,

NII. Konflik di daerah baik yang berlatar belakang SARA maupun kesenjangan

dan kesejahteraan sosial marak diberitakan di media massa. Sulaksono (2011: 20)

(19)

4

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

melecut berbagai pertanyaan tentang masa depan nasionalisme dan demokrasi di

Indonesia”

Demikian juga gejala tersebut nampak pada generasi muda khususnya

siswa yang muncul dalam bentuk lain. Sebagian dari mereka menunjukan sikap

dan perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

Corat-coret sudah menjadi trend. Kondisi ini terlihat jelas ketika ada pengumuman

kelulusan. Sebenarnya usaha dari berbagai pihak khususnya sekolah telah

dilakukan agar tidak terulang kembali, tetapi kenyataannya malahan sebaliknya.

Ada yang paling sepele dan mungkin ini awal dari segala bentuk corat coret yaitu

corat-coret di bangku, tembok atau dinding sekolah. Bangku dan meja khususnya

penuh dengan coretan baik dengan alat tulis maupun penghapus Tip Ex.

Berita tawuran antar pelajar sering menghiasi berita baik media cetak

maupun elektronik. Bahkan tindakan tersebut sudah merupakan tindak pidana,

bukan lagi sebagai salah satu bentuk atau wujud dari kenakalan remaja. Data di

Jakarta misalnya (Bimas Polri Metro Jaya) tahun 1992 tercatat 157 kasus, 1994

meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, 1995 terdapat 194

kasus dengan korban 13 pelajar dan dua anggota masyarakat lainnya. Tahun 1998

230 kasus yang menewaskan 15 korban dan dua anggota Polri dan tahun

berikutnya 230 kasus dengan 37 korban. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah

perkelahian dan korban cenderung meningkat, Detik.com (28-5-2012).

Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan jumlah pengguna narkoba

di lingkungan SD, SMP, SMA tahu 2006 mencapai 15.662 anak. Dengan rincian

SD 1.793 anak, SMP 3.543 anak, SMA 10.326 anak. Dari data tersebut yang

paling mencengangkan adalah jumlah pelajar SD pengguna narkoba. Padahal pada

tahun 2003 baru 949 namun tiga tahun kemudian 1.793 anak, Fajar.co.id

(29-5-2012).

Kabar sangat mencengangkan datang dari Komisi Nasional Perlindungan

Anak yang merilis berita 62,7% anak remaja SMP di kota-kota besar sudah tidak

perawan lagi. Terlepas apapun yang menjadi faktor penyebabnya, mereka sudah

(20)

5

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mereka tidak pernah memikirkan masa depan mereka sendiri, keluarga,

masyarakat, bangsa dan negaranya, Antara News (28-5-2012).

Gambaran sekilas di atas menunjukan bahwa sedikit banyak dunia

pendidikan khususnya guru ikut berperan terhadap munculnya fenomena tersebut.

Pendidikan dianggap gagal dalam mencapai tujuannya. Selengkapnya tujuan

pendidikan nasional sebagaimana tercantum pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut : berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggung jawab.

Guru kerap dituding sebagai penyebabnya. Pembelajaran yang

dilaksanakan di dalam kelas oleh guru masih menekankan pada aspek kognitif

daripada aspek yang lainnya yaitu afektif dan psikomotor. Sebagian guru masih

memandang bahwa belajar adalah transfer of knowledge. Pembelajaran yang

menekan pada aspek kognitif merupakan salah satu penyebabnya karena

kompetensi baik penguasaan terhadap bidang ilmu yang menjadi tugasnya dan

kompetensi didaktik metodik sebagai strategi pembelajaran bagi peserta didiknya

masih perlu ditingkatkan.

Kualiatas guru yang tercermin dalam kompetensi merupakan masalah

yang sangat penting dalam pendidikan. Guru dengan kualitas dan kompetensinya

harus dipandang sebagai ujung tombak atau paling penting dalam peningkatan

kualitas pendidikan. Untuk itu penangan permasalahan kualitas dan kompetensi

guru harus menjadi prioritas dalam pembangunan pendidikan. Hal ini disebabkan

kualitas dan kompetensi guru sangat menentukan keberhasilan dalam

pembelajaran yang pada gilirannya bermuara pada kualitas kelulusan dan mutu

pendidikan nasional. Guru merupakan komponen yang paling menentukan, karena

ditangan gurulah kurikulum, sarana dan prasarana, dan iklim pembelajaran

menjadi sesuatu yang berarti bagi peserta didik, demikian dituturkan Mulyasa

(Musfah, 2011: 9). Guru memegang peranan kunci bagi berlangsungnya kegiatan

(21)

6

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

masih dapat berjalan, tetapi tanpa guru proses pendidikan tidak akan berjalan

Sukmadinata (Musfah, 2011: 9).

Guru Pendidikan Kewarganegaran (PKn) yang secara langsung atau tidak

langsung bertanggung jawab terhadap fakta tersebut, sangat perlu berbenah diri.

Meningkatkan profesionalisme adalah kuncinya. Mengikuti Program Sertifikasi

merupakan salah satu caranya. Sertifikasi yang benar-benar menghasilkan

peningkatan pada kompetensi, bukan hanya lebelnya saja sudah mendapat

sertifikat pendidik, akan tetapi tidak berdampak positif meningkatkan kualitas

dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan

Guru PKn Kabupaten Bogor sebagian besar terutama Pegawai Negeri telah

mengikuti program sertifikasi. Namun demikian apakah mereka yang sudah

mengikuti program sertifikasi benar-benar meningkat kompetensinya, bahkan

dapat dikatakan sudah professional ? Sehingga pada gilirannya dapat

meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa. Dengan peningkatan kualitas

pembelajaran siswa diharapkan dapat mengurangi permasalahan-permasalahan

pelajar khususnya dan remaja pada umumnya. Hal inilah yang ingin penulis

ungkap dalam penelitian ini.

Kompetensi guru dalam sistem pembelajaran termasuk dalam instrumental

input disamping kurikulum, materi, media pembelajaran, buku teks, dan evaluasi.

Potensial input dalam hal ini adalah siswa dengan segala bakat dan minat baik

dari bawaan sebagai suatu yang diturunkan dari orang tuanya maupun yang

dipelajarinya dari lingkungan siswa. Sedangkan environmental input meliputi

lingkungan sekolah dan masyarakat di mana ia bersekolah dan bertempat tinggal.

Dengan kompetensi guru yang mumpuni, siswa dengan bakat dan minat yang

tinggi dan didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif diharapkan

mengasilkan output sesuai yang diharapkan.

Permasalahan pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan kebangsaan

siswa dalam pembelajaran PKn penelitian ini tercakup dalam sub sistem yang

(22)

7

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sedangkan sub sistem lainnya yaitu pertama dan ketiga adalah Pendidikan

Kewarganegaraan sebagai suatu bidang kajian ilmiah pendidikan disiplin ilmu dan

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai gerakan sosio-kultural (Udin, 2001: 17).

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Guru sebagai profesi mensyaratkan kompetensi tertentu yang membedakan

dengan profesi lainnya.

2. Guru wajib memiliki kompetensi disamping kualifikasi akdemik, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

3. Tujuan utama program sertifikasi adalah untuk meningkatkan kompetensi

guru yang selanjutnya akan berdampak pada peningkatan kualitas guru.

4. Kompetensi guru merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pembelajaran.

5. Wawasan kebangsaan warga negara termasuk siswa disinyalir mengalami

penurunan menyusul maraknya kasus korupsi, konflik yang bernuasa sara,

kekerasan yang tidak manusiawi, tawuran antar pelajar, dan lain-lain.

6. Wawasan kebangsaan warga negara harus ditanamkan dari sejak usia dini dan

lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang tepat untuk

mengembangkannya.

7. Kompetensi guru yang tinggi diharapkan dapat berperan secara maksimal

dalam pembentukan wawasan kebangsaan siswa.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahannya yaitu bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan

kebangsaan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor tahun 2012.

Dari rumusan permasalahan tersebut, selanjutnya dirinci pertanyaan

(23)

8

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana deskripsi kompetensi guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor tahun 2012 ?

2. Bagaimana deskripsi wawasan kebangsaan siswa dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

Kabupaten Bogor tahun 2012 ?

3. Bagaimanakah pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan kebangsaan

siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor tahun 2012 ?

4. Bagaimana pengaruh covariates yang di dalamnya keluarga, pergaulan di

masyarakat dan teman sebaya serta sekolah terhadap wawasan kebangsaan

siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor tahun 2012 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan permasalahan penelitian. Tujuan

penelitian berisi tentang rumusan hasil yang akan dicapai dalam penelitian yang

merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan

umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh

gambaran pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan kebangsaan siswa

dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor tahun 2012.

Sedangkan tujuan khusus penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran tentang kompetensi guru Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten

Bogor tahun 2012.

2. Untuk mengetahui gambaran tentang wawasan kebangsaan siswa dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sekolah Menengah

(24)

9

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan kebangsaan

siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor tahun 2012.

4. Untuk mengetahui pengaruh covariates yang di dalamnya keluarga, pergaulan

di masyarakat dan teman sebaya serta sekolah terhadap wawasan kangsaan

siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor tahun 2012 ?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara keilmuan

(teoritik) maupun secara empirik (praktis). Adapun kegunaan dari penelitian ini

adalah :

1. Manfaat Teoritik :

Secara teoritik (keilmuan) penelitian ini diharapkan dapat menggali dan

mengkaji pengaruh kompetensi guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) terhadap wawasan kebangsaan siswa dalam pembelajaran. Dalam artian

melalui penelitian ini diharapkan dapat memperoleh bukti empiris adanya

pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan kebangsaan siswa, sehingga dapat

memperkaya pengetahuan tentang pentingnya kompetensi yang harus dimiliki

oleh seorang guru agar berhasil dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

2. Manfaat Praktis :

a. Akademisi dalam bidang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai bahan

masukan dalam pengembangan kurikulum pada Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan (LPTK).

b. Praktisi kewarganegaraan seperti guru dan konselor sebagai referensi dalam

pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang

menitik beratkan pada pengembangan sikap atau nilai.

c. Institusi dan instansi terkait seperti sekolah, Musyawarah Guru Mata

(25)

10

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

membina dan meningkatkan kualitas guru guna menunjang pelaksanaan

pembelajaran.

E. Sistematika Penulisan Tesis

Untuk memberikan kememudahan dalam memahami dan mempelajari tesis

ini, maka sistematika penulisannya disusun sebagai berikut :

1. Bagian Awal, terdiri dari :

Judul, pernyataan, abstrak, abstract, kata pengantar, ucapan terima kasih,

daftar sisi, daftar tabel, daftar grafik, dan daftar gambar.

2. Bagian Isi, terdiri dari :

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan tesis.

Bab II Kajian Pustaka, bab ini membahas tentang kompetensi guru yang

meliputi pengertian kompetensi, macam-macam kompetensi guru, dan

kompetensi guru dalam perspektif; wawasan kebangsaan siswa yang

mencakup pengertian wawasan kebangsaan, bentuk-bentuk nasionalisme,

terbentuknya nasionalisme di Indonesia; Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

yang berisi pengertian PKn, visi dan misi PKn, tujuan dan fungsi PKn,

landasan hokum PKn, ruang lingkup PKn, dan dimensi kompetensi PKn.

Bab III Metode Penelitian, bab ini membahas tentang populasi dan sampel,

desain penelitian, metode penelitian, definisi olerasional dan variabel

penelitian, instrument penelitian, validitas dan reliabilitas instrument, dan

teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang membahas tentang deskripsi

lokasi penelitian terdiri dari wilayah administrasi Kabupaten Bogor, dan

Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor; deskripsi sampel penelitian yang

mencakup karakteristik SMP di Kabupaten Bogor, karakteristik guru PKn

SMP di Kabupaten Bogor, karakteristik siswa SMP di Kabupaten Bogor;

deskripsi variabel penelitian yang meliputi variabel kompetensi guru,

(26)

11

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang terdiri dari kompetensi guru PKn SMP di Kabupaten Bogor, wawasan

kebangsaan siswa SMP di Kabupaten Bogor, pengaruh kompetensi guru

terhadap wawasan kebangsaan siswa dalam pembelajaran PKn, pengaruh

covariates yang di dalamnya keluarga, pergaulan di masyarakat dan teman sebaya serta sekolah terhadap wawasan kebangsaan siswa dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dan perbandingan

pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan kebangsaan siswa dan nilai

Ujian Sekolah (US) dalam pembelajaran PKn.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi yang terdiri dari kesimpulan dan

rekomendasi.

3. Bagian Akhiir, terdiri dari :

(27)

35

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang bermaksud mencari kebenaran.

Kebenaran yang dimasud adalah kebenaran yang dapat dibuktikan secara empiris

sesuai dengan obyek yang diteliti. Untuk itu maka diperlukan data yang digali dari

kenyataan yang terdapat di lapangan. Data diolah dan disusun menjadi fakta. Dari

berbagai fakta yang memiliki kesatuan makna menjadi suatu konsep.

Konsep-konsep yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya disebut

genelaisasi. Dan genelaisasi yang abstrak dinamakan teori.

Seperangkat langkah, cara atau teknik untuk mencari data dalam rangka

memperoleh kebenaran ilmiah ini yang disebut metodologi penelitian. Metodologi

penelitian sangat menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian yang

dilaksanakan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini akan

membahas tentang populasi dan sampel, desain penelitian, metode penelitian,

definisi operasional, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas penelitian, dan

teknik analisis data.

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi atau subyek penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian

(Arikunto,1992:102). Subyek penelitian atau populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kabupaten Bogor baik yang

berada di sekolah negeri maupun swasta pada jenjang Sekolah Menengah Pertama

(SMP). Populasi penelitian bersifat heterogen, karena ada yang sudah dan belum

mengikuti sertifikasi. Disamping itu ada juga dari mereka yang berlatar belakang

pendidikan jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan bukan PKn. Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor sebanyak 544 sekolah dengan

rincian 140 sekolah berstatus negeri dan swasta sebanyak 404. Dari 144 sekolah

(28)

36

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tahun. Guru SMP Terbuka adalah guru yang ada di sekolah induk. Data diperoleh

dari sumber data pada sekolah tersebut yang terdiri dari guru dan siswa. Dengan

besarnya polulasi, kesimpulan yang dihasilkan akan digeneralisasikan untuk

seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil dari populasi

(Arikunto,1992:91). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari seluruh

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Bogor baik sekolah yang

berstatus negeri maupun swasta.

Teknik sampling yang digunakan adalah systematic random selection

procedure, yang maksudnya adalah cara pengambilan sampel secara seleksi acak sistematis Budimansyah et al. (2010:47). Setiap Sekolah Menengah Pertama

(SMP) di Kabupaten Bogor baik negeri maupun swasta memiliki kesempatan

yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mengurangi kesalahan sampel

dalam pengumpulan data, pemilihan sampel dilakukan dengan cara membagi

setiap wilayah secara seimbang dengan jumlah sekolah dan status akreditasi

sekolah negeri maupun swasta. Status akreditasi sekolah diasumsikan sebagai

indikator mutu sekolah. Kabupaten Bogor dibagi menjadi menjadi lima wilayah

yaitu Bogor Timur, Bogor Selatan, Bogor Barat, Bogor Utara dan Bogor Tengah.

Dengan teknik ini diharapkan keterwakilan dari masing-masing wilayah dan letak

geografis, status sekolah, dan tipe akreditasi sekolah terpenuhi.

Jumlah sampel yang akan diselidiki sebesar 10% dari seluruh jumlah

populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1992:107), bahwa populasi

yang jumlahnya kurang dari 100 diambil semua sebagai sampel, sedangkan

populasi yang lebih dari 100 diambil antara 10-15% atau 20-25%. Hasil teknik

(29)

37

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Table 3.1

9 SMP MUHAMMADIYAH 02

CILEUNGSI

Perum Gas Blok X14 No.1 Swasta B

10 SMP BINA BANGSA GUNUNG

PUTRI

Jl. Melati No.34 Wanaherang Swasta B

11 SMP ASY-SYIFA Jl. Desa Leuwikaret No.01 Swasta C

12 SMP INSAN KAHURIPAN Jl. Klapanunggal Rt 02/01

Cikahuripan (021-95975830)

Swasta D

Bogor Selatan

13 SMPN 1 CIGOMBONG Jl. Maylen Hr Edi Sukma Negeri A

14 SMPN 2 CIOMAS Kp. Sirnasari Pagelaran Ciomas Negeri B

15 SMP NEGERI 3 CIAWI Jl. Veteran Iii 05 Jambu Luwuk

Jl. Pln Udiklat Cibogo No. 275 Mega Mendung

Swasta B

19 SMPS LESTARI TAMAN SARI Swasta C

20 SMP PLUS AL-WATASI Ciderum Caringin Bogor Swasta D

Bogor Barat

21 SMP NEGERI 1 LEUWILIANG Jl. Setu Leuwimekar Leuwiliang

25 SMPN 3 CIBUNGBULANG Ds. Cijujung Kec.

Cibungbulang Kab. Bogor

(30)

38

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

26 SMP PANDU JASINGA Jl. Raya Cibungbulang Km. 15 Swasta A

27 SMPS SEJAHTERA 4

DRAMAGA

Jl. Babakan Dramaga No.122 Swasta B

28 SMP GIRI TARUNA JASINGA Jl. Parung Sapi Jasinga Swasta B

29 SMP CIPTA INSANI Kp. Cinangka Wales Rt 01/04

Desa Cinangka

Swasta C

30 SMP ISLAM TARBIYATUL

HUDA

32 SMPN 2 GUNUNG SINDUR Jl. Murai Ii, Pengasinan

Gunung Sindur

36 SMP MUHAMMADIYAH 37

PARUNG

Jl. H. Mawi No. 292 Bojong Indah Parung

Swasta B

37 SMP PGRI GUNUNG SINDUR Jl. Pendidikan No. 4 Swasta C

38 SMP NUSANTARA MANDIRI Jl. Parung Hijau 1 No. 27 Kemang

Swasta D

Bogor Tengah

39 SMPN 1 CIBINONG BOGOR Jl. Mayor Oking No. 71 Bogor Negeri A

40 SMPN 2 CIBINONG Jl. Ksr Dadi Kusmayadi Negeri A

41 SMPN 1 SUKARAJA Jl. Babakan Tuna Sukaraja

Bogor

Negeri A

42 SMPN 2 BOJONG GEDE Jl. Raya Citayam Parung

Bojong Gede Bogor

Negeri B

43 SMPN 1 TAJUR HALANG Jl. Tengah Desa Citayam Kec.

Tajurhalang

Negeri B

44 SMPN 4 CIBINONG Jl. Raya Pemda Karadenan Negeri D

45 SMP IT AL MADINAH Jl. Sukahati 36

Karadenan-Cibinong

Swasta A

46 SMPS CITRA NUSA

CIBINONG

Jl. KSR. Dadi Kusmayadi No. 17 Cibinong

Swasta A

47 SMP PGRI KADUMANGGU Jl. Raya Kadumanggu Swasta B

48 SMP KUSUMA BANGSA Jl. Nanggeran Raya No Swasta C

49 SMP ALAM CIMANGGIS Cimanggis Lamping Rt 02 Rw

10 Bojong Gede Bogor

Swasta D

50 SMP IBNU HAMZAH Cibinong Swasta D

B. Desain Penelitian

Desain atau kerangka pikir merupakan penyederhanaan hubungan-hubungan

(31)

39

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

model analisis jalur (path analysis). Model ini pertama kali diperkenalkan oleh

Sewal Wright pada tahun 1920. Namun baru dikenal secara luas tahun 1966

setelah sosiolog Otis D. Duncan menerapkan dalam penelitiaannya yang berjudul “Path Analusis: Sosiological Examples” Kusnaedi (2007:146). Model ini digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat dengan tujuan untuk

mengetahaui pengaruh langsung dan tidak langsung dan total seperangkat variabel

penyebab terhadap variabel akibat. Hubungan-hubungan antar variabel dalam

penelitian ini adalah variabel kompetensi guru sebagai penyebab atau prediktor

utama dan beberapa variable lainnya sebagai covariates (X), sedangkan variabel

wawasan kebangsaan siswa sebagai akibat (Y). Secara skematis kerangka pikir

dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Gambar : 3.1

Hubungan Variabel Penelitian

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan serangkaian langkah secara berurutan

sebagai pedoman yang harus dilakukan seorang peneliti dalam melaksanakan

penelitian (Nazir, 2005:44). Metode penelitian mencakup teknik dan prosedur

penelitian. Teknik penelitian berkaitan erat dengan alat dan teknik pengumpulan

data. Sedangkan prosedur penelitian merupakan cara atau langkah peneliti dalam

melaksanakan penelitian. Sekolah

Kompetensi Guru

Wawasan Kebangsaan Siswa

(32)

40

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survei. Metode survei merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan

untuk mencari kedudukan fenomena dan menentukan kesamaan status dengan

cara membandingkannya dengan standar yang sudah ditentukan (Arikunto,

1992:86). Metode ini dipilih karena penelitian bermaksud membuktikan atau

membenarkan hipotesis; bertujuan untuk menggeneralisasikan populasi dari

beberapa sampel sehingga dapat dibuat kesimpulan-kesimpulan; populasi dalam

penelitian ini jumlahnya cukup besar dan bervariatif; data yang dikumpulkan

dilakukan dalam satu waktu tertentu (Creswell, 2010:217).

D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Agar variabel dalam penelitian ini tergambar dengan jelas dan terukur,

berikut ini disajikan masing-masing definisi operasional variabel penelitian

sebagai berikut:

1. Definisi Operasional

Kompetensi guru dalam penelitian ini menggunakan definisi sebagai mana

tercantum dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1

yaitu seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Sedangkan profesional yaitu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang

dan menjadi sumber penghasilan penghidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi. Jadi kompetensi guru yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan yang menjadi sumber penghasilan penghidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu

atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Selanjutnya kompetensi

guru yang dimaksud disebutkan dalam pasal 10 meliputi kompetensi pedagogik,

(33)

41

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

alasan digunakannya definisi tersebut adalah definisi tersebut sudah baku dan

dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penilaian kinerja guru serta sudah

tersosialisasikan kepada guru yang telah mengikuti sertifikasi maupun guru yang

dinominasikan untuk mengikuti sertifikasi. Variable kompetensi guru ini diukur

dengan tes dan angket. Tes digunakan untuk mengukur kompetensi pedagogi dan

kompetensi professional, sedangkan angket digunakan untuk mengungkap

kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Dalam penelitian ini yang dimaksud wawasan kebangsaan atau

nasionalisme adalah konsepsi cara pandang untuk mencintai bangsa dan

negaranya sendiri yang meliputi jiwa yang timbul dari kejayaan dan kemuliaan di

masa lalu, keinginan hidup bersama baik di masa sekarang dan di masa yang akan

datang, dan penderitaan-penderitaan bersama yang diwujudkan dalam berbagai

bidang kehidupan meliputi politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan

dan keamanan. Konstruk wawasan kebangsaan atau nasionalisme tersebut telah

disesuaikan dengan perkembangan jaman, jenis atau tipe, dan dimensi

sebagaimana dikemukakan para pakar. Wawasan kebangsaan atau nasionalisme

diukur dengan tes.

Covariates merupakan sejumlah variabel yang diperkirakan memiliki

pengaruh yang berarti terhadap kompetensi guru maupun wawasan kebangsaan

siswa. Seluruh variabel covariates dalam penelitian ini diukur dengan angket

terstruktur. Covariates yang diukur dalam angket meliputi, sekolah, keluarga,

masyarakat, dan teman sebaya. Variabel sekolah meliputi indikator fasilitas

sekolah, aktifitas di sekolah, dan prestasi di sekolah. Variabel keluarga terdiri dari

indiator jumlah saudara, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan orang tua,

fasilitas belajar, dan perhatian orang tua terhadap belajar. Variabel masyarakat

diantaranya dengan indikator keikutsertaan dalam organisasi, kedudukan dalam

organisasi, dan aktifitas dalam organisasi. Sedangkan variable teman sebaya

dengan indikator teman akrab, keikutsertaan dalam oerganisasi tidak resmi atau

(34)

42

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Variabel Penelitian

Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek

pengamatan penelitian (Arikunto, S. 1992 : 107). Obyek pengamatan yang

dimaksud disini adalah fokus yang menjadi bahan kajian penelitian. Variabel

merujuk pada karakteristik atau atribut seorang individu atau suatu organisasi

yang dapat diukur atau diobservasi (Creswell, 2010: 76 ). Jadi variabel adalah

segala sesuatu yang menjadi fokus penelitian dengan karakteristik tertentu dan

dapat diukur atau diobservasi.

Mustafa (2009:23) mengelompokan variabel berdasarkan jenis dan

kedudukannya menjadi dua yaitu variabel bebas (independent variable) dan

variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah suatu variabel yang

variasi nilainya akan mempengaruhi nilai variabel yang lain. Sedangkan variabel

terikat adalah suatu variabel yang variasi nilainya dipengaruhi atau dijelaskan oleh

variasi nilai variabel yang lain. Untuk kepentingan analisis data variabel bebas diberi notasi “X” sedangkan variabel terikat diberi notasi “Y”.

Penelitian ini memfokuskan pada kajian kompetensi guru dan variabel lain

(covariates) sebagai variabel bebas (X) dan wawasan kebangsaan siswa sebagai

variabel terikatnya (Y). Variabel kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogi,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Sedangkan variabel wawasan kebangsaan siswa terdiri dari asas atau jiwa sebagai

bangsa, perwujudan jiwa bangsa dalam berbagai bidang kehidupan. Secara

sekematis masing-masing variabel diuraikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Kompetensi Guru)

No KOMPETENSI INDIKATOR

A. Pedagogik

1. Menguasai karakteristik

peserta didik

a. Mengidentifikasi karakteristik belajar

setiap peserta didik.

(35)

43

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengatasi kekurangan peserta didik

2. Menguasai teori belajar

dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang

mendidik

a. Memastikan tingkat pemahaman

pembelajaran peserta didik terhadap

materi pembelajaran dan menyesuaikan

aktifitas pembelajaran berikutnya

berdasarkan tingkat pemahaman tersebut.

b. Menjelaskan alasan kegiatan yang

dilakukan baik sesuai maupun berbeda

dengan rencana terkait keberhasilan

pembelajaran

c. Menggunakan berbagai teknik untuk

memotivasi kemauan belajar peserta didik

3. Pengembangan

kurikulum

a. Menyusun silabus yang sesuai dengan

kurikulum

b. Merancang rencana pembelajaran yang

sesuai dengan silabus

c. Mengikuti urutan materi pembelajaran

dengan memperhatikan tujuan

pembelajaran

d. Memilih materi pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan, tepat dan mutakhir, usia

dan tingkat kemampuan belajar

4. Kegiatan pembelajaran

yang mendidik

a. Melaksanakan aktivitas pembelajaran

yang bertujuan untuk membantu proses

belajar peserta didik

b. Mengkomunikasikan informasi baru

sesuai dengan usia dan tingkat

kemampuan belajar

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

(36)

44

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengkaitkannya dengan konteks

d. Melakukan aktivitas pembelajaran secara

bervariasi

5. Pengembangan potensi

peserta didik

a. Merancang dan dan melaksanakan

aktivitas pembelajaran yang mendorong

untuk belajar sesuai dengan kecakapan

dan pola belajar

b. Merancang dan melaksanakan

pembelajaran yang memunculkan

kreativitas dan berfikir kritis

6. Komunikasi dengan

peserta didik

a. Menggunakan pertanyaan untuk

mengetahui pemahaman dan menjaga

partisipasi peserta didik

b. Menanggapi pertanyaan peserta didik

secara tepat, benar, dan termutakhir

7. Penilaian dan Evaluasi a. Menyusun alat penilaian sesuai dengan

tujuan untuk mencapai kompetensi

tertentu

b. Melaksanakan penilaian dengan berbagai

jenis dan teknik

c. Menganalisis hasil penilaian untuk

mengidentifikasi topik yang sulit sehingga

diketahui kekuatan dan kelemahan peserta

didik

d. Memanfaatkan penilaian sebagai bahan

penyususnan rancangan pembelajaran

berikutnya.

B. Kepribadian

8. Bertindak sesuai dengan

norma agama, hukum,

a. Menghargai dan mempromosikan

(37)

45

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sosial dan kebudayaan

nasional

dan etika warga negara

b. Mengembangkan kerja sama dan

membina kebersamaan dengan teman

sejawat tanpa diskriminasi

c. Saling menghormati dan menghargai

teman sejawat

d. Memiliki rasa persatuan dan kesatuan

sebagai bangsa Indonesia

e. Mempunyai pandangan yang luas tentang

keberagaman bangsa Indonesia

9. Menunjukan pribadi yang

dewasa dan teladan

a. Bertingkah laku sopan dalam berbicara,

berpenampilan, dan berbuat terhadap

semua peserta didik, orang tua, dan teman

sejawat

b. Mau berbagi pengalaman dengan kolega

c. Mampu mengelola pembelajaran yang

membuktikan guru dihormati peserta

didik

d. Bersikap dewasa dalam menerima

masukan dari peserta didik

e. Berperilaku baik untuk mencitrakan nama

baik sekolah

10. Etos kerja, tanggung

jawab yang tinggi dan

rasa bangga menjadi guru

a. Mengawali dan mengakhiri pembelajaran

dengan tepat waktu

b. Meninggalkan kelas dengan memberikan

tugas agar siswa aktif belajar mandiri

c. Memenuhi jam mengajar dan dapat

melakukan kegiatan diluar jam mengajar

atas seijin sekolah

(38)

46

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan bukti yang sah

e. Menyelesaikan semua tugas administrasi

dan pembelajaran tepat waktu

f. Memanfaatkan waktu luang selain

mengajar untuk kegiatan yang produktif

g. Memberikan konstribusi terhadap

pengembangan sekolah dan berprestasi

untuk nama baik sekolah

h. Merasa bangga dengan profesinya sebagai

guru

C. Sosial

11. Bersikap inklusif,

bertindak obyektif, dan

tidak diskriminatif

a. Memperlakukan peserta didik secara adil

dan memberikan bantuan sesuai

kebutuhan

b. Menjaga hubungan baik dan peduli

dengan teman sejawat serta berkonstribusi

positif dalam diskusi terkait pekerjaannya

c. Sering berinteraksi dengan peserta didik

dan tidak membatasi perhatiannya

terhadap kelompok tertentu

12. Komunikasi dengan

sesama guru, tenaga

kependidikan, orang tua,

peserta didik, dan

masyarakat

a. Menyampaikan informasi tentang

kemajuan, kesulitan, dan potensi peserta

didik kepada orang tua

b. Berperan aktif dalam kegiatan diluar

pembelajaran yang diselenggarakan oleh

sekolah dan masyarakat

c. Memperhatikan sekolah sebagai bagian

dari masyarakat, berkomunikasi serta

berperan serta dalam kegiatan sosial

(39)

47

Mujiono, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Profesional

pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu.

b. Menyertakan informasi yang tepat dan

mutakhir didalam perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaraan

c. Menyusun materi pembelajaran dalam

perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran yang berisi informasi yang

tepat, mutakhir, dan yang membantu

peserta didik memahami konsep materi

pembelajaran

14. Mengembangakan

keprofesionalan melalui

tindakan yang reflektif

a. Melakukan evaluasi diri secara spesifik,

lengkap yang didukung dengan contoh

pengalaman diri sendiri

b. Memiliki jurnal pembelajaran, catatan

masukan dari teman sejawat atau hasil

penilaian proses pembelajaran

c. Memanfaatkan bukti kinerjanya untuk

mengembangkan perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran selanjutnya

dalam program Pengembamgan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

d. Melakukan penelitian, mengembangkan

karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah

dan aktif dalam pelaksanaan PKB

e. Dapat memanfaatkan TIK dalam

berkomunikasi dan pelaksanaan PKB

Sumber : Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2006 Tentang Standar Kualifikasi

Gambar

Grafik 4.1
Gambar  2.1 Goelman’s El  Domain,  Copentencies,  Capabilities…
Table 3.1 Data Sekolah Sampel
Gambar : 3.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PEMBELAJARAN IBING PENCAK SILAT DENGAN MENGGUNAKAN IRAMA GENDANG DAN IRAMA KETUKAN.. TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN IBING PALEREDAN PADA SISWA SD

BAB II MODEL INSTRUCTIONAL GAMES DENGAN PERMAINAN PETANI PINTAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN A.. Model

Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara paparan asap rokok pada ibu hamil dengan kejadian bayi prematur.. Kata kunci :

[r]

SEGMEN BERITA REPORTER A jogjakarta sebagai pusat film

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi ion logam dalam limbah cair ataupun industri pelapisan logam diantaranya adalah adsorpsi,

Jadi dalam penelitian ini diperoleh nilai faktor transfer 134 Cs tertinggi dari air ke ikan mas (daging) yaitu sebesar 9,831 mL/g dengan konsentrasi radionuklida 134 Cs

Mengidentifikasi risiko pembiayaan yang melekat pada seluruh produk dan aktifitasnya, untuk kegiatan pembiayaan penilaian risiko pembiayaan memperhatikan