• Tidak ada hasil yang ditemukan

CITRA DIRI PEREMPUAN PEROKOK DI KOTA BANDUNG : Studi Kasus Eksploratif Pada 2 Perempuan Perokok Aktif Usia Dewasa Awal di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CITRA DIRI PEREMPUAN PEROKOK DI KOTA BANDUNG : Studi Kasus Eksploratif Pada 2 Perempuan Perokok Aktif Usia Dewasa Awal di Kota Bandung."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NO.SKRIPSI:381/SKRIPSI/PSI-FIP/UPI.10.2013

CITRA DIRI (SELF- IMAGE) PEREMPUAN PEROKOK DI KOTA

BANDUNG

(Studi Kasus Eksploratif Pada 2 Perempuan Perokok Aktif Usia Dewasa Awal di

Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Jurusan Psikologi

Rista Mardian

0901178

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3)

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Citra Diri (Self-Image) Perempuan Perokok di Kota Bandung

(Studi Kasus Eksploratif Pada 2 Perempuan Perokok Aktif Usia Dewasa Awal di Kota Bandung)

Oleh

Rista Mardian

0901178

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Rista Mardian 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

(6)

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

(8)

ABSTRAK

MARDIAN, RISTA (0901178). CITRA DIRI PEREMPUAN PEROKOK DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Eksploratif Pada 2 Perempuan Perokok Aktif Usia Dewasa Awal di Kota Bandung ). Bandung: UPI

Perilaku merokok sampai saat ini dianggap wajar dilakukan oleh kaum pria. Bahkan

timbul sebutan “tidak wajar” atau “tidak keren” ketika pria dewasa tidak merokok. Namun yang lebih mengkhawatirkan, kini perilaku merokok bukan hanya dilakukan kaum laki-laki melainkan telah dilakukan oleh sebagian perempuan. Bahkan, menurut survey nasional jumlah perokok perempuan di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Perilaku yang ditampilkan tersebut akan membentuk citra diri atau gambaran diri dari perempuan perokok. Berangkat dari kasus tersebut, peneliti melakukan penelitian tentang citra diri yang ditampilkan oleh perempuan perokok, dengan tujuan untuk mengetahuhi bagiamana citra diri yang ditampilkan oleh perempuan perokok kepada publik di dalam kesehariannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus eksploratif, adapun subjek penelitian yaitu 2 perempuan perokok aktif di kota Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua subjek dalam penelitian ini menampilkan citra dirinya sebagai perempuan perokok dengan apa adanya atau sesuai dengan citra diri sebenarnya masing-masing. Penilaian atau kesan yang mereka dapatkan dari lingkungan tidak terlalu dipermasalahkan oleh kedua subjek. Subjek pertama menghargai pandangan orang lain terhadap dirinya sebagai perempuan perokok. Subjek kedua merasa bahwa penilaian negatif yang diterimanya sebagai perempuan perokok merupakan suatu bentuk kewajaran. Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka subjek hendaknya mampu meningkatkan gambaran diri atau citra diri yang lebih positif di masyarakat karena citra diri bersifat fleksibel, dinamis, dan dapat dirubah, serta hendaknya lebih memperhatikan bahaya yang muncul dari merokok terhadap kesehatan, khususnya pada kesehatan reproduksi perempuan.

(9)

ABSTRACT

MARDIAN, RISTA (0901178). SELF IMAGE OF WOMEN SMOKERS IN BANDUNG (Explorative Case Study in the early adult of 2 Women Active Smokers in Bandung).

Bandung: UPI

Smoking behavior is normal reputed did by men. Even arise as "unnatural" or "not cool" when man does not smoke. But the thing that to be worried about smoking behavior has been done by most women. According to a national survey of the number for women smokers in Indonesia tends to increase each year. The smoking behavior will show the form self-image of women smokers. Based on the case, researcher did the research about self image who have shown by woman smoker and the purpose of this research is to know how the women will show their self image to the public in their daily life. The method is a qualitative with explorative case study approach then researcher will explore the self-image of 2 females active smokers. The results showed that both subjects have shown the image of herself as a female smoker with accordance of the actual self-image respectively. They are not very disputed with environment impression. The first subject was appreciated the opinion from other people of herself as female smoker. The second subject was received a fittingness as negative impression of women smokers. Based on the result of this research, self image have a characteristics that it able to changed, flexible and dynamic, so the subjects should be able to increase of the positive self image in their society and be desirable of the dangerous from smoking for their healthy, especially in woman reproduction.

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Fokus Penelitian ...6

C. Rumusan Masalah ...6

D. Tujuan Penelitian ...7

E. Manfaat Penelitian ...7

F. Lokasi dan Subjek Penelitian ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...9

A. Citra Diri ...9

a. Pengertian Citra Diri ...9

b. Jenis Citra Diri ...12

c. Faktor-Faktor Pembentuk Citra Diri ...14

d. Aspek-Aspek Citra Diri ...15

B. Dewasa Awal (Dewasa Dini) ...16

a. Definisi Dewasa Awal ...16

b. Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal ...17

C. Perempuan Perokok ...19

a. Definisi ...19

b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Merokok ...20

D. Penelitian Sebelumnya ...22

a. Penelitian Tentang Citra Diri ...22

(11)

BAB III METODE PENELITIAN ...24

A. Desain Penelitian ...24

B. Subjek Penelitian ...24

C. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ...25

D. Definisi Operasional ...29

E. Teknik Analisis Data ...30

F. Langkah-Langkah Penelitian ...31

G. Pengujian Keabsahan Data ...32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...33

A. Hasil Penelitian ...33

a. Identitas Subjek ...34

b. Status Praesens ...35

c. Riwayat Hidup ...35

d. Proses Wawancara ...37

e. Display Data ...40

B. Pembahasan ...41

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...73

A. Kesimpulan ...73

B. Rekomendasi ...75

DAFTAR PUSTAKA ...77

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...82

Display Data Subjek Surat Pernyataan Subjek

Surat Pernyataan Member Check

Surat Pengangkatan Pembimbing Kartu Bimbingan Skripsi

Data Verbatim Reduksi Data

(12)

DAFTAR GAMBAR & TABEL

3.1 Tabel Pedoman Wawancara Semi-Terstruktur ...29

(13)

1

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Rokok dan perokok bukan suatu hal yang baru didunia ini, tetapi telah ada sejak lama. Di Indonesia, rokok sudah menjadi barang yang tidak asing dan sangat mudah untuk didapatkan. Dalam kehidupan sehari-hari keberadaan rokok dapat dijumpai di hampir setiap toko-toko atau warung dan supermarket. Begitu juga dengan para pengguna rokok, dapat membeli rokok dan menggunakannya secara bebas. Bahkan tidak sedikit para perokok tidak mau mengindahkan larangan merokok di beberapa tempat, seperti di angkutan umum.

Berdasarkan data Riskesdas 2010 diketahui sekitar 34,7% dari 82 juta jiwa penduduk Indonesia merupakan perokok aktif. Dengan jumlah perokok aktif usia 10-24 tahun mencapai kurang lebih 10 juta jiwa (Christina, 2011). Riset terbaru mengungkapkan bahwa 88,78% dari 3.040 pelajar SMP putri hingga mahasiswi (13-25 tahun) Indonesia merupakan perokok aktif. Mereka mengonsumsi 1-10 batang dalam hidup mereka. Riset tersebut dilakukan The Tobacco Control

Research Program of Southeast Asia Tobacco Alliance (SEATCA) dan Rockefeller Foundation (Nuryati, 2009).

Meskipun angka prevalensi merokok di kalangan perempuan saat ini relatif rendah, perempuan dan anak-anak masih mempunyai resiko kesehatan sebagai perokok pasif yang disebabkan adanya laki-laki merokok di rumah atau di

(14)

2

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut laporan terakhir dari WHO mengenai konsumsi tembakau dunia, angka prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu di antara yang tertinggi di dunia, dengan 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan usia 10 tahun ke

atas yang diklasifikasikan sebagai perokok (WHO, 2011). Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia telah melakukan beberapa survey mengenai kebiasaan merokok. Salah satu survey pada 2011 menemukan angka prevalensi merokok di kalangan penduduk usia 20 tahun ke atas di Jakarta dan Sukabumi mencapai 68% di kalangan laki-laki dan 8% perempuan (Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, 2001).

Perilaku merokok sampai saat ini dianggap wajar dilakukan oleh kaum pria. Bahkan timbul sebutan “tidak wajar” atau “tidak keren” ketika pria dewasa tidak merokok. Penelitian kualitatif menekankan bahwa merokok diterima sebagai bagian perilaku normal bagi laki-laki, bahkan dianggap sebagai simbol kejantanan (Ng dkk., 2007). Bahwa merokok dapat meningkatkan kejantanan laki-laki juga banyak dipromosikan lewat iklan-iklan rokok (Nichter dkk., 2009). Misalnya saja pada iklan rokok Gudang Garam Internasional yang mengusung slogan “Pria Punya Selera”. Produsen rokok tersebut menjadikan slogan tersebut sebagai salah satu daya penarik bagi para konsumen pria untuk membeli produk mereka. Tak jarang pula bukan hanya pria yang telah dewasa saja yang harus merokok tetapi anak-anak dibawah umur pun, misalnya para remaja khususnya remaja laki-laki melakukan tindakan merokok. Namun yang lebih mengkhawatirkan, kini perilaku

merokok bukan hanya dilakukan kaum laki-laki melainkan telah dilakukan oleh sebagian perempuan. Bahkan, menurut survey nasional jumlah perokok perempuan di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dengan jumlah perempuan perokok yang pada tahun 1995 hanya 1,7%, sudah meningkat menjadi 5,06% pada 2007 (Kompas, 2010).

(15)

3

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan perilaku yang sudah dianggap wajar oleh para remaja dan ada sebagian pihak yang beranggapan bahwa perilaku merokok itu bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan perempuan sekalipun. Namun, di pihak lain berasumsi bahwa nilai moral seorang perempuan akan luntur ketika ia merokok. Perspektif budaya

Timur beranggapan bahwa seharusnya seorang perempuan yang memiliki nilai moral baik tidak merokok. Hal yang menjadi titik berat disini adalah masih pada nilai normatif seorang perempuan, karena perempuan perokok sering dipandang sebagai perempuan nakal dan liar yang tidak memiliki nilai-nilai kebaikan dalam kehidupannya (Psychologymania, 2012).

Sebagian besar remaja putri yang merokok mengaku terpengaruh untuk merokok dengan melihat iklan rokok di televisi. Berdasarkan harian kompas (2010, Mei 27) Menteri Kesehatan yang saat itu menjabat mengatakan bahwa melalui iklan-iklan produk rokok dibuat iklan dengan figur-figur yang terlihat “keren” yang kemudian membuat orang menganggap merokok sebagai hal yang “keren”. Mereka juga pakai kata-kata mild dan low tar, seolah rokok-rokok itu dampaknya lebih ringan dari rokok yang lain, padahal kenyataannya tidak demikian. Berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dapat menurunkan IQ. Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap (Ocha, 2012).

Riset yang dilakukan oleh The Tobacco Control Research Program of

Southeast Asia Tobacco Alliance (SEATCA) dan Rockefeller Foundation

(16)

4

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

darah tinggi, penyakit jantung, dan berisiko mendapatkan bayi lahir cacat.

Munculnya berbagai perspektif mengenai perilaku merokok menciptakan suatu stigma atau penilaian negatif yang diberikan oleh beberapa orang terhadap seseorang yang merokok, khususnya perempuan. Penilaian negatif yang diberikan

masyarakat terhadap perempuan perokok dikarenakan mereka melakukan tindakan yang berbeda dengan harapan masyarakat (Sihite, 2007). Harapan masyarakat (social expectation) terhadap perempuan pada umumnya adalah model perempuan yang berperilaku feminim, patuh, tidak agresif dan pantas menurut gender (Morris dalam Sihite, 2007).

Fenomena semacam ini bisa dikaji terutama dalam perspektif psikologi yaitu kajian tentang citra diri. Menurut Hurlock (1990), citra diri merupakan seluruh ide dan perasaan seseorang baik yang berupa ingatan maupun karakteristik personal yang berupa kepercayaan, nilai, dan keyakinan. Diri yang merupakan “Aku” seseorang yang meliputi dua aspek yaitu actual self dan ideal self, yang keduanya tercermin dalam perilakunya, sehingga melalui perilakunya

itu citra diri atau gambaran diri orang tersebut akan nampak. Deci dan Ryan (Boyatziz, 2001) menyatakan bahwa ideal self adalah cerminan dari dorongan

dalam diri individu. Menurut Horney (Alwisol, 2009), diri aktual (actual self)

adalah kenyataan objektif diri seseorang, fisik, dan mental apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh persepsi orang lain.

Citra diri didefinisikan sebagai perilaku dari individu baik yang disadari maupun yang tidak disadari dan gambaran diri yang ideal dan sempurna yang

diinginkan individu. Citra diri bersifat fleksibel, artinya dapat berubah setiap saat atau dinamis sesuai dengan pengalaman dan persepsi baru dari individu (Maltz, 1996). Perkembangan citra diri atau gambaran diri yang dimiliki individu berasal dari reaksi individu lain terhadap individu itu sendiri. Reaksi yang diberikan masyarakat dijadikan individu sebagai penilaian atas perilaku yang dilakukan dan sebagai pembentuk dari citra diri yang dibangun oleh individu (Santoso, 2010).

(17)

5

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian negatif yang diberikan oleh masyarakat merupakan suatu respon/ tanggapan masyarakat terhadap apa yang ditampilkan oleh perempuan yang merokok. Perilaku yang ditampilkan tersebut akan membentuk citra diri atau gambaran diri dari perempuan perokok. Dengan demikian, reaksi atau respon

masyarakat merupakan salah satu stimulus terhadap bagaimana perempuan perokok menampilkan citra dirinya di ruang publik dalam kesehariannya.

Hasil penelitian Rizkiana (2012) mengemukakan bahwa citra diri dan perilaku merokok pada individu memiliki hubungan yang signifikan dimana semakin positif citra diri seseorang maka perilaku merokok semakin menurun dan sebaliknya ketika citra diri semakin negatif maka perilaku merokok akan semakin meningkat. Pencapaian citra diri yang ideal merupakan cara individu untuk mendapatkan penilaian positif dari masyarakat. Ketika individu memiliki citra diri yang ideal, maka individu tersebut akan mudah untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari masyarakat (Maxwell Maltz, 1996).

Penelitian yang berkaitan dengan citra diri pernah dilakukan oleh Ramadhani (2011) berjudul “Citra Diri (Self-Image) Remaja Putri Yang

Berprofesi Sebagai Bintang Iklan”. Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek memiliki pandangan atau gambaran terhadap dirinya masih belum sempurna dari harapannya. Citra diri idealnya (ideal self image) memengaruhi bagaimana subjek

menjalani hidup, sehingga citra diri idealnya pun belum tercapai. Serta kesenjangan yang terjadi antara actual self image dan ideal self image subjek

dikatakan wajar karena subjek masih dalam usia remaja dimana kontrol orang tua

sangat berperan dalam kehidupan seorang remaja. Lalu, peneliti juga menemukan penelitian serupa yaitu penelitian mengenai citra diri berjudul “Self Image, Self

Concept, And Self Identity Revisited” yang dilakukan Bailey (2003) di Washington D.C. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk membangun

self-image yang baik hal penting yang diperlukan adalah kepercayaan diri sejak dini.

(18)

6

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merokok dilakukan oleh Fitri (2011) berjudul “Hubungan Antara Stres Dengan Perilaku Merokok Pada Sebagian Besar Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia”, menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa laki-laki perokok di FPTK dan FPOK UPI memiliki tingkat perilku merokok yang sedang.

Penelitian mengenai perilaku merokok yang dilakukan oleh Margian (2012) berjudul “Studi Eksploratif Tentang Dinamika Pengambilan Keputusan Berhenti Merokok Pada Dua Orang Anggota Komunitas Straight Edge di Kota Bandung”. Hasil penelitiannya yaitu pada salah satu subjek penelitiannya menyebutkan bahwa subjek telah medekonstruksi frame sebelumnya dimana orang yang merokok dianggap “laki” dan bisa dianggap bisa meningkatkan kepercayaan diri. Namun, subjek merubah anggapan tersebut menjadi orang yang tidak merokok adalah orang “keren” dan bisa menempatkan diri pada berbagai situasi. Subjek memutuskan untuk berhenti merokok karena mendapat dukungan dari seorang pacar, selain itu dikarenakan faktor kesehatan dan faktor ekonomi.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti citra diri perempuan perokok karena peneliti ingin mengetahui bagaimana seorang perempuan perokok menampilkan citra dirinya di ruang publik dalam kesehariannya dengan tema penelitian yang berjudul“Citra Diri (Self-Image) Perempuan Perokok di Kota Bandung”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada bagaimana citra diri yang ditampilkan oleh seorang perempuan perokok.

C. Rumusan Masalah

(19)

7

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

banyaknya perempuan merokok ketika usia mereka masih muda atau pada saat memasuki usia dewasa awal. Padahal banyak sekali kerugian yang didapat dengan merokok, khususnya untuk kaum perempuan. Selain itu, muncul pandangan negatif terhadap perempuan yang berperilaku merokok dalam kesehariannya.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah alasan perempuan merokok?

2. Bagaimana perempuan perokok menampilkan citra diri sebenarnya kepada publik dalam kesehariannya?

3. Bagaimana perempuan perokok menampilkan citra diri idealnya kepada publik dalam kesehariannya?

4. Apakah faktor-faktor yang memengaruhi citra diri perempuan perokok?

5. Bagaimana kesan masyarakat terhadap penampilan diri perempuan perokok ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk :

1. Mengetahui alasan mengapa perempuan merokok.

2. Mengetahui bagaimana perempuan perokok menampilkan citra diri sebenarnya kepada publik dalam kesehariannya.

3. Mengetahui bagaimana perempuan perokok menampilkan citra diri idealnya kepada publik dalam kesehariannya.

4. Mengetahui apa sajakah yang menjadi faktor-faktor yang memengaruhi citra diri perempuan perokok.

(20)

8

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis yaitu memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu dan

menambah literatur penelitian studi psikologis mengenai fenomena yang terjadi saat ini khususnya tentang pencitraan diri yang diberikan terhadap perempuan perokok baik oleh masyarakat maupun diri pribadi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi:

a. Subjek

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi berupa pedoman praktis mengenai citra diri perempuan perokok.

b. Masyarakat dan Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi berupa pedoman kepada masyarakat dan pemerintah dalam pengambilan keputusan kebijakan yang berkaitan dengan rokok, terutama yang berhubungan dengan perempuan perokok.

c. Orang tua

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi berupa pedoman praktis kepada orang tua dalam memberikan masukan atau binaan terhadap anak, khususnya orang tua yang memiliki anak

perempuan.

F. Lokasi dan Subjek Penelitian

(21)

9

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Subjek adalah perempuan perokok aktif yang berada pada usia 22 tahun (dewasa awal) yang berdomisili di kota Bandung.

(22)

24

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan rancangan studi kasus eksploratif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan lain sebagainya (Moleong, 2007).

Studi kasus eksploratif digunakan untuk melacak peristiwa-peristiwa yang bersangkutan yang tidak dapat dimanipulasi dengan melakukan observasi dan wawancara secara mendalam (In Depth Interview) (Yin, 2002).

Selain itu, studi kasus eksploratif juga menekankan kepada pemahaman subjek penelitian terhadap apa yang mereka dengarkan atau rasakan, bagaiman mereka menginterpretasikan berbagai informasi serta tindakan yang mereka lakukan, serta melakukan penyelesaian permasalahan dan berinteraksi dengan orang-orang lainnya (Berg, 2007).

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Teknik

purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan

mengkhususkan pada subjek yang mengalami fenomena yang diteliti (Moleong, 2007). Subjek penelitian ini adalah 2 orang perempuan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

(23)

25

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan data

Instrumen atau alat pengumpul data pada penelitian ini adalah peneliti sendiri atau peneliti menjadi human instrument yang berfungsi menetapkan

fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti siap dalam melakukan penelitian kualitatif. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya (Sugiyono, 2007).

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dan dokumentasi (alat tulis, lembar catatan, dan recorder). Wawancara semi terstruktur merupakan jenis wawancara

mendalam yang dalam pelaksanaannya akan lebih fleksibel dibandingkan dengan wawancara terstruktur, karena saat pelaksanaannya peneliti hanya menggunakan petunjuk dari wawancara semi terstruktur tersebut yang fungsinya hanya sebagai pengingat atau pedoman supaya hal-hal yang ingin ditanyakan oleh peneliti dapat terungkap.

Pedoman wawancara dalam penelitian ini disusun berdasarkan teori mengenai aspek pembentuk Citra diri (Self-Image) dari Hurlock (1898).

Hurlock (1898) menyatakan bahwa terdapat tiga bentuk dalam gambaran citra diri yaitu:

a) Perceptual Component

(24)

26

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b) Conceptual Component

Merupakan konsepsi seseorang mengenai karakteristik dirinya, misalnya kemampuannya (keunggulan), kekurangannya, dan keterbatasan dirinya, dan masa depannya, serta meliputi kualitas penyesuaian hidupnya

(honesty, self- confidence, independence, dan courage). Komponen ini seringdisebut phsychology self image.

c) Attitudinal Component

Merupakan sesuatu yang menyangkut pikiran dan perasaan seseorang mengenai dirinya, sikap terhadap keberadaan dirinya sekarang dan masa depannya, sikapnya terhadap keberhargaan dirinya (self esteem),

kebanggaan, dan juga sikap serta pandangan terhadap diri sendiri yang dinilai memalukan. Apabila seseorang sudah masuk masa dewasa, komponen ketiga ini juga terkait dengan aspek-aspek lain, seperti keyakinan, nilai-nilai, idealita, aspirasi, dan komitmen terhadap jalan hidupnya (way of life).

Menurut Hurlock (1990), citra diri merupakan seluruh ide dan perasaan seseorang baik yang berupa ingatan maupun karakteristik personal yang berupa kepercayaan, nilai, dan keyakinan. Diri yang merupakan “Aku” seseorang yang meliputi dua aspek yaitu actual self dan ideal self, yang keduanya tercermin dalam perilakunya. Pada penelitian ini

fokus utamanya adalah mengetahui bagaimana citra diri (self-image) yang

ditampilkan oleh seorang perempuan perokok.

(25)

27

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini adalah pedoman wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini:

Konstruk Dimensi Indikator Pertanyaan

Citra Diri

Penampilan dirinya

(perceptual component)

Kondisi fisik 1. Bagaimana pandangan kamu terhadap diri kamu secara fisik ? 2. Bagaimana pandangan kamu

terhadap kecantikan secara fisik ? 3. Seberapa pentingkah menurut

kamu kecantikan secara fisik itu? 4. Apakah kecantikan secara fisik itu

dapat mempengaruhi kehidupan kamu sehari-hari? (jika yaa tau tidak, apa alasannya ?)

5. Apakah kamu terpengaruh dengan penilaian orang lain terhadap diri kamu secara fisik ? (jika yaa tau tidak, apa alasannya ?)

Konsep individu

tentang karakteristik dirinya (conceptual component) Memiliki keyakinan dan kepercayaan diri

6. Apakah kamu memiliki pertimbangan yang matang

sebelum mengambil suatu keputusan ? (jika yaa tau tidak, apa alasannya ?)

7. Apakah kamu pernah merasa ragu terhadap keputusan yang kamu anggap benar ?

(26)

28

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang telah kamu ambil ?

Penilaian terhadap diri

9. Apakah kamu mengetahui kelebihan dan kekurangan pada diri kamu ?

10.Bagaimana kamu menilai diri kamu yang sebenarnya ?

11.Bagaimana cara kamu menyikapi kelebihan dan kekurangan kamu tersebut ?

12.Apakah kekurangan diri kamu tersebut dapat menghambat kehidupan sehari-hari ?

13.Bagaimana cara kamu mengatasi kekurangan yang kamu miliki ? Pikiran dan perasaan individu tentang dirinya (attitudinal component). Keberadaan diri dan Keberhargaan

diri (self esteem) yang tinggi

14.Apakah kamu sering ikut berpartisipasi dalam acara-acara tertentu (misalnya acara kampus) ? 15.Bagimana respon yang timbul dari

orang lain ketika kamu ikut serta pada acara-acara tersebut ? 16.Apakah anda merasa malu atau

ragu ketika harus merokok diruang publik seperti dalam acara-acara yang kamu hadiri?

17.Apakah kamu puas dan bangga terhadap diri kamu saat ini ? 18.Menurut kamu, hal apa yang paling

menonjol pada diri kamu yang sangat membuat kamu puas dan

(27)

29

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prestasi-prestasi yang sudah diraih, dsb)

Pola pikir realistis

dan positif dalam meraih cita-cita

19.Bagaimanakah cara kamu mengatasi suatu permasalahan yang sedang kamu hadapi ? 20.Bagaimanakah pandangan kamu

terhadap masa depan dan cita-cita ?

21.Bagaimana cara atau usaha yang kamu lakukan dalam meraih cita-cita ?

Keadaan emosi ketika berinteraksi

dengan lingkungan

22.Apakah yang kamu rasakan ketika berada dihadapan publik dalam keadaan kamu yang sedang merokok ?

23.Bagaimana kamu menampilkan diri kamu saat berinteraksi di hadapan publik ?

24.Bagaimana perasaan kamu terhadap penilaian dari orang lain terhadap diri kamu ?

25.Menurut kamu, apakah penilaian orang lain terhadap kamu dapat mempengaruhi diri kamu?

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Semi-Terstruktur

D. Definisi Operasional

(28)

30

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bandung. Adapun maksud citra diri dalam penelitian ini merupakan bagaimana seseorang menggambarkan dan menampilkan dirinya sendiri. Gambaran diri yang ditampilkan tersebut berupa diri idealnya dan diri sebenarnya. Lalu, perempuan perokok yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah perempuan pada rentan usia 18-40 tahun yang berperilaku merokok dalam kesehariannya dan telah menjadi seorang perokok aktif kurang lebih selama 3 tahun yang berdomisili di kota Bandung.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah analisis data Mille & Huberman (Sugiyono, 2007). Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data dan verifikasi data.

Gambar 3.1 Analisis Data Miller &Huberman (Sugiyono, 2007)

1. Pengumpulan Data

Data Collection Data Display

Data Reduction

[image:28.595.117.524.209.632.2]
(29)

31

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dengan bantuan wawancara mendalam semi terstruktur. Hasil dari pengumpulan data dicatat dan seterusnya dilakukan verbatim.

2. Data Reduction

Analisis data menggunakan reduksi data dilakukan dengan cara memilih hal-hal inti dan memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan menentukan tema serta pola dari data-data yang telah ada. Lalu, hasil data yang telah diverbatim, direduksi dengan mengklasifikasikan pernyataan-pernyatan ke dalam tema-tema yang sesuai.

3. Data Display

Setelah mereduksi data langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam bentuk beberapa tipe bisa berupa tabel, chart, diagram venn, uraian, dan lain-lain tergantung kebutuhan dari si peneliti sendiri. Tujuan dengan dilakukannya penyajian data ini akan mempermudah peneliti karena data menjadi terorganisir dalam suatu pola hubungan.

4. Conclusion Drawing/verification

Langkah terakhir dari analisis data dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukaan masih bersifat sementara, dan akan berudah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang baru dan kuat yang akan membatu pada pengumpulan data selanjutnya.

F. Langkah-Langkah Penelitian

Moleong (1991) mengemukakan bahwa pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu :

(30)

32

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penelitian, penyusunan usulan penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan (data-data) yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan citra

diri perempuan perokok. Data diperoleh dari litelatur-literatur dan penelitian sebelumnya.

3. Tahap Analisis data, meliputi analisis data yang telah diperoleh. Teknik analisis data yang diperoleh melalui 4 proses yaitu pengambilan data, reduksi data (data reduction), pengolahan data

(data display), dan pengambilan kesimpulan (verification).

4. Tahap penulisan laporan, meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan laporan proposal.

G. Pengujian Keabsahan Data

Keabsahan data untuk meguji kredibilitas yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Triangulasi

Triangulasi terdiri atas beberapa macam, diantaranya adalah triangulasi data, triangulasi sumber, dan triangulasi waktu. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pemerikasaan terhadap sumber

lain dan triangulasi waktu. Pemeriksaan atau pengecekan kembali derajat kepercayaan suatu informasi terhadap sumber lain diperoleh dari teman dekat kedua subjek penelitian. Sedangkan triangulasi waktu dilakukan dengan melakukan wawancara kepada subjek penelitian secara berkala.

2. Member check

(31)

33

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Member

check dilakukan setelah pengumpulan data selesai atau setelah mendapat

kesimpulan. Member check dalam penelitian yaitu dengan melakukan

pengecekan data yang diperoleh terhadap kedua subjek penelitian.

3. Peer Debriefing

(32)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa bagaimana perempuan perokok menampilkan citra diri yang dimilikinya adalah sebagai berikut:

1. Alasan perempuan merokok

Alasan subjek S merokok karena tertarik atas tawaran teman-temannya. Saat itu pun, subjek S merasa dengan merokok dirinya akan mendapatkan kesan perempuan gaul dari lingkungan sosialnya, sedangkan alasan subjek F merokok

karena berawal dari keinginan dirinya mencoba untuk merokok. Berawal dari keinginannya tersebut, ternyata perilaku merokok menimbulkan rasa nikmat yang membuat dirinya ketagihan untuk merokok, serta menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan subjek F hingga saat ini.

2. Citra diri sebenarnya yang ditampilkan perempuan perokok

Citra diri sebenarnya yang ditampilkan subjek S yaitu secara fisik dirinya merupakan perempuan yang biasa-biasa saja, tidak berlebihan namun tetap rapi dan cantik. Selain itu, subjek S menilai dirinya sebagai perempuan yang humoris

dan apa adanya, begitupun ketika berinteraksi di lingkungan sosialnya, subjek S memilih untuk berperilaku apa adanya baik dalam keadaan merokok maupun

(33)

74

lain terhadap dirinya yang merokok di ruang publik. Jika dirinya merasa ingin berperilaku merokok, maka subjek F akan merokok tanpa memerdulikan

pandangan orang lain.

3. Citra diri ideal yang ditampilkan perempuan perokok

Citra diri ideal yang ditampilkan subjek S yaitu dirinya berusaha mencapai citra diri idealnya di masyarakat dengan berusaha mendapatkan penilaian dan pengakuan postif tentang dirinya. Hal tersebut dibuktikan dengan sikap yang ditampilkan subjek S ketika berinteraksi dilingkungan sosialnya. Begitupun dengan subjek F, dirinya menampilkan citra diri idealnya dengan berusaha mencapai keinginan atau cita-citanya dalam bidang pekerjaan. Subjek F memiliki cita-cita menjadi seorang wanita karir sekalipun dirinya merupakan seorang perokok aktif, karena menurut pandangan dirinya saat ini telah banyak perempuan yang berkarir maupun tidak berkarir merupakan seorang perokok aktif.

4. Faktor yang memengaruhi citra diri perempuan perokok

Faktor yang memengaruhi citra diri subjek S yaitu lingkungan dan pengaruh teman. Subjek S berinteraksi dilingkungan yang dimana kebanyakan dari mereka merupakan perokok aktif, sama halnya dengan subjek S faktor yang memengaruhi citra diri subjek F yaitu faktor lingkungan dan pengaruh teman. Subjek F yang sering keluar malam dan bergaul dengan teman-temannya sesama perokok aktif yang akhirnya menjadikan dirinya berperilaku merokok. Padahal

dengan jelas subjek F menyadari bahwa dengan merokok dirinya tidak mendapatkan manfaat apapun.

5. Kesan masyarakat terhadap penampilan diri perempuan perokok

(34)

75

terhadap dirinya sebagai perempuan perokok, sedangkan Subjek F merasa bahwa penilaian negatif yang diterimanya sebagai perempuan perokok merupakan suatu

bentuk kewajaran.

B. REKOMENDASI

Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa rekomendasi yang peneliti ajukan kepada beberapa pihak, diantaranya sebagai berikut:

a. Bagi perempuan perokok

Pergaulan yang mengharuskan seseorang berperilaku merokok agar mendapat kesan perempuan yang memiliki kepribadian terbuka dan mudah bersosialisasi merupakan paradigma yang keliru. Merokok bukan standar yang dapat dijadikan patokan bagi seorang perempuan yang ingin mendapat pengakuan perempuan gaul, memiliki kepribadian terbuka dan mudah

bersosialisasi. Banyak cara lain yang dapat dilakukan selain dengan berkonformitas pada mereka yang berperilaku merokok agar mendapatkan kesan perempuan gaul dimasyarakat. Pada kenyatannya citra diri perempuan

perokok di masyarakat memiliki penilaian yang negatif. Harapan masyarakat terhadap perempuan pada umumnya adalah model perempuan yang berperilaku feminim, patuh, tidak agresif dan pantas menurut gender. Bukan

perempuan yang merokok dalam kesehariannya. Oleh karena itu, saran peneliti kepada perempuan perokok hendaknya mampu mengambil setiap keputusan dengan pemikiran yang matang, pahami resiko apa yang akan muncul pada setiap keputusan yang diambil tersebut, dan bersikaplah tegas pada diri sendiri. Jangan mengambil keputusan yang dapat merugikan diri sendiri.

b. Bagi Perempuan yang tidak merokok

(35)

76

terhadap kesehatan perempuan diantaranya yaitu beresiko menjadi infertil

(mandul), kemungkinan menopause lebih awal, rentan terserang kanker mulut

rahim, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan berisiko mendapatkan bayi lahir cacat. Ingatlah, bukan hanya perokok aktif yang akan terkena dampak buruk dari asap rokok, perokok pasif pun akan mendapatkan berbagai dampak buruk pada kesehatannya dengan menghirup asap rokok.

c. Untuk Peneliti Selanjutnya

(36)

77

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Aditama, T.Y., J., Pradono, K, Rahman, C.W Warren, N R Jones, S, Asma, and J. Lee, (2006). Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia. Aditama, T.Y., J., Pradono, K, Rahman, C.W Warren, N R Jones, S, Asma, and J. Lee, 2006. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia.

(Online) Dalam

http://adsri.anu.edu.au/sites/default/files/research/transition-to

adulthood/Policy_Background_%232_Smoking-Bhs_Indonesia.pdf (21 Maret 2013).

Alfajar, R. (2003). Hubungan Antara Beraktualisasi Diri Dan Konflik Peran Dengan Citra Diri. Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Bailey, J. A. (2003). Self Image, Self Concept, And Self Identity Revisited.

(Online) tersedia di http://www.jablifeskills.com/docs/med-journal2.pdf (07 November 2012).

Baron. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2 Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Barraclough, S., 1999. Women and tobacco in Indonesia. Tobacco Control.

Vol 8:327-332. (Online) Dalam

http://adsri.anu.edu.au/sites/default/files/research/transition-to

adulthood/Policy_Background_%232_Smoking-Bhs_Indonesia.pdf (21 Maret 2013).

Berg, B. L. (2007). Qualitative Research Methods for the social Sciences.

Boston: Pearson Inc.

Boyatziz, R. E. (2001). Consortium: “Unleashing The Power Of Self Directed Learning” Consortium For Research On Emotional Intelligence In

Organizations Self-Directed Learning. (Online) tersedia di

www.eiconsortium.org (28 Oktober 2012).

Boyatziz, R. E. (2007). Journal of Management and Development New York. A Model for Effective Performance. (Online) tersedia di www.eiconsortium.org (28 Oktober 2012).

(37)

78

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Centi. (1998). Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta: Kanisius.

Centre for Health Research, University of Indonesia, (2001). Smoking Prevalence in Jakarta and Sukabumi Survey (Survei Prevalensi Perokok di Wilayah DKI Jakarta dan Kabupaten Sukabumi), Centre for health

Research, University of Indonesia, Depok, West Java. (Online) Dalam http://adsri.anu.edu.au/sites/default/files/research/transition-to

adulthood/Policy_Background_%232_Smoking-Bhs_Indonesia.pdf (21 Maret 2013).

Christina, M. (2011). Data Statistik Perokok Indonesia. (Online) Dalam

http://www.slideshare.net/marianichristina_12/data-statistik-perokok-indonesia. (01 Oktober 2012).

Elkind, A. K. (1985). The Social Definition of Women‟s Smoking, Social

Science & Medicine 20. Abstrak. (Online) Dalam http://www.nci,nlm.nih.gov/pubmed/4023761 (17 Maret 2013).

Fitri, F. (2011). Hubungan Antara Stres Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi pada Jurusan Psikologi FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Gatlin, L. (2002). Ulrich Journal Femhist: Self Image-Than and Now (Online) tersedia di http://www.cwrl.utexas.edu/~ulrich/femhist/self_image.spdfx. (01 Oktober 2012).

Herdiansyah, (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hurlock, E. B. (1898). Personality Development. USA: McGraw-Hill Book Company.

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan) Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Kompas. (2010). Ketika Perempuan Merokok Dianggap Keren. (Online)

Dalam http://www.kompas.com (01 Oktober 2012).

Lindzey, G. (1985). Introduction to Theories of Personality. Canada: John

Wiley & Sons, Inc.

(38)

79

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Margian, M. (2012). Studi Eksploratif Tentang Dinamika Pengambilan Keputusan Berhenti Merokok Pada Dua Orang Anggota Komunitas Straight Edge di Kota Bandung. Skripsi pada Jurusan Psikologi FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ministry of Health, (2004). The Tobacco Source Book: Data to support a National Tobacco Control Strategy. English Translation. (Online) Dalam

http://adsri.anu.edu.au/sites/default/files/research/transition-to

adulthood/Policy_Background_%232_Smoking-Bhs_Indonesia.pdf (21 Maret 2013).

Moleong, L. J. (1991). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Moleong, L. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Monks, F. J. (1996). Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologi Pada

Remaja. (Online) Dalam www.e-psikologi.com (06 Juli 2013).

Ng, N., L., Weinehall and A. Öhman, (2007). „If I don‟t smoke, I‟m not a real

man‟- Indonesian teenage boys‟ views about smoking. Health Education

Research. Vol 22(6):794-804. (Online) Dalam

http://adsri.anu.edu.au/sites/default/files/research/transition-to

adulthood/Policy_Background_%232_Smoking-Bhs_Indonesia.pdf (21 Maret 2013).

Nichter, M., S. Padmawati, M. Danardono, N, Ng., Y., Prabandari, and M. Nichter, (2009). Reading culture from tobacco advertisements in Indonesia.Tobacco Control, Vol 19:98-107. (Online) Dalam http://adsri.anu.edu.au/sites/default/files/research/transition-to

adulthood/Policy_Background_%232_Smoking-Bhs_Indonesia.pdf (21 Maret 2013).

Nolpersen. (2012). Citra Diri. (Online) Dalam

http://nolpersen.com/2012/04/12/citra-diri.html (17 November 2012).

(39)

80

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ocha. (2012). Contoh Karya Tulis Ilmiah Tentang Bahaya Merokok. (Online)

Dalam http://ocha-katacinta.blogspot.com (10 April 2013).

Offer. (1974). Abstract: Offer Self-Image For Adolescents (revised). (Online)

Dalam http://www.westernpsychologicalservicela.org (11 Agustus 2013)

Partodiharjo. (2007). Alasan-Alasan Orang Merokok. (Online) Dalam

http://www.psychologymania.com (02 Juli 2013).

Poerwadaminta. (2005). Alasan-Alasan Orang Merokok. (Online) Dalam http://www.psychologymania.com (02 Juli 2013).

Psychologymania. (2012). Alasan-Alasan Orang Merokok. (Online) Dalam http://www.psychologymania.com (10 April 2013).

Ramadhani. (2011). Citra Diri (Self-Image) Remaja Putri Yang Berprofesi Sebagai Bintang Iklan. Skripsi pada Jurusan Psikologi FIP UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Rizkiana, P. F. (2012). Hubungan Antara Citra Diri Dengan Perilaku Merokok Pada Wanita di Purwokerto. Skripsi Universitas Muhammadiyah

Purwokerto. Diterbitkan (Online) tersedia: http://digilib.ump.ac.id (21 Maret 2013).

Santoso, S. (2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Santrock. (1995). Life-Span Development Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Santrock. (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid

2. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, W. S. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada

Sihite, R. (2007). Perempuan, Kesetaraan, Keadilan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.

(40)

81

Rista Mardian,2013

Citra Diri Self- Image Perempuan Perokok Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Memahami penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Tn. (tt). Skripsi : Citra Diri remaja metropolitan dalam muka halaman

majalah Go Girl!!. (Online) tersedia di

http://www.journalonlines.info/image. (07 November 2012).

WHO (World Health Organisation), (2011). WHO Report on the Global

Tobacco Epidemic, 2011. (Online) Dalam

http://adsri.anu.edu.au/sites/default/files/research/transition-to

adulthood/Policy_Background_%232_Smoking-Bhs_Indonesia.pdf (21 Maret 2013).

Wulandari, D. (2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok.Dewasa Awal. Jurnal Arkhe. Yh. 2 No. 2 Hal 91-100.

Wulansari, S. (2010). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecenderungan

Cinderella Complex. (Online) Dalam

http://eprints.undip.ac.id/11136/1/RINGKASAN_SKRIPSI.pdf (27 Oktober 2012).

Wuryanano, R. (2007). “Membentuk Konsep Diri Lebih Baik”. (Online) Dalam http://groups.yahoo.com/group/SuperMindPower. (3 Juli 2013).

Gambar

Gambaran diri yang ditampilkan tersebut berupa diri idealnya dan diri

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti memiliki ketertarikan dan rasa ingin tahu untuk meneliti bagaimana sebenarnya gambaran dari Psychological Well-Being yang

Judul penelitian ini adalah Rancangan dan Uji Coba Cognitive Behavioral Therapy Untuk Menurunkan Frekuensi Merokok Pada Perokok Wanita Dewasa Awal yang Ingin Berhenti Merokok

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keluarga Perokok Dengan Kejadian

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan kecerdasan spiritual dengan gambaran diri pada

Andi Mappiare (dalam Andarwati, 2016) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi citra diri adalah; a) Penampilan menyeluruh; keadaan fisik dan psikis

Responden penelitian ini adalah wanita perokok yang ada di wilayah Kecamatan Jebres Surakarta dengan kriteria wanita perokok usia dewasa awal rentang usia 18-40 tahun

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini akan berfokus mengenai kontrol diri pada pelaku kejahatan seksual, untuk itu peneliti ingin

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mencoba meneliti sebuah permasalahan penelitian yang berjudul “Pengaruh Efikasi Diri dan Komunikasi Interpersonal