• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI PADA SISWA KELAS VI DI SDPN SETIABUDHI BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI PADA SISWA KELAS VI DI SDPN SETIABUDHI BANDUNG."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SENI

TARI PADA SISWA KELAS VI DI SDPN SETIABUDHI

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Tari

Disusun Oleh : Gessy Garcenia Nim 0906492

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM PEMBELAJARAN SENI

TARI PADA SISWA KELAS VI

DI SDPN SETIABUDHI

BANDUNG

Oleh Gessy Garcenia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Gessy Garcenia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

June 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

GESSY GARCENIA NIM. 0906492

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI PADA SISWA KELAS VI DI SDPN SETIABUDHI BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Dewi Karyati, S. Sen., M.Pd NIP : 195807061984032002

Pembimbing II,

Agus Budiman, M.Pd NIP : 197703122005011002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

(4)

ABSTRAK

(5)

ABSTRACT

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

1. Bagi Siswa ... 6

2. Bagi Peneliti ... 6

3. Bagi Guru ... 6

4. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Tari ... 7

E. Struktur Penulisan Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter ... 11

(7)

C. Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Seni Tari ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 32

1. Lokasi Penelitian ... 32

2. Populasi Penelitian ... 32

3. Sampel Penelitian ... 33

B. Desain Penelitian ... 34

1. Rencana Penelitian ... 34

2. Pelaksanaan Penelitian ... 34

3. Penyusunan Hasil Penelitian ... 34

3.1 Penyusunan Data ... 35

3.2 Pengetikan Data ... 35

C. Metode Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 39

1. Lembar Observasi ... 39

2. Pedoman Wawancara ... 39

3. Studi Dokumentasi ... 40

F. Instrumen Penilaian ... 40

G. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Observasi ... 46

(8)

3. Studi Dokumentasi ... 47 4. Studi Pustaka ... 48 H. Analisis Data ... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Seni Tari Di SDPN Setiabudhi Kota Bandung ... 51 1. Profil Singkat SDPN Setiabudhi Kota Bandung ... 51 2. Deskripsi Proses Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Seni Tari

Di SDPN Setiabudhi Kota Bandung... 54 B. Pembahasan Hasil Penelitian Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Seni

Tari ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 115 B. Saran ... 116 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran seni tari merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan tubuh sebagai media ungkap tari. Di dalam penyelenggaraannya, seni tari merupakan salah satu cabang dari kesenian yang melibatkan gerak sebagai substansinya, di dalamnya terdapat suatu proses yang meliputi kegiatan teori dan praktik. Seni tari adalah seni gerak tubuh yang mempunyai makna atau arti yang mengungkapkan perasaan atau jiwa manusia sehingga membentuk perilaku yang memiliki keindahan (seni).

Pada saat ini di sekolah formal termasuk di sekolah dasar, mata pelajaran seni tari sudah masuk ke dalam mata pelajaran intrakulikuler. Mata pelajaran seni tari, seni rupa, dan seni musik ini dikemas dalam satu mata pelajaran yaitu mata pelajaran seni budaya. Sekolah Dasar merupakan salah satu peletak dasar untuk meningkatkan perkembangan anak dalam perkembangan sikap dan keterampilannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan selanjutnya. Karakteristik perkembangan anak usia sekolah dasar adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

(10)

masuknya anak ke sekolah dasar akan membawa akibat pada perubahan besar dalam pola kehidupannya, seperti perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku.

Anak pada usia sekolah dasar ini perlu diberikan arahan-arahan mengenai nilai-nilai budi pekerti untuk bekal di masa yang akan datang. Nilai-nilai budi pekerti ini sangatlah banyak apabila dilihat dari budi pekerti terhadap tuhan, terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, terhadap orang lain, terhadap masyarakat dan bangsa, dan terhadap alam lingkungan. Dalam penelitian ini peneliti membatasi nilai budi pekerti yang akan dianalisis sesuai dengan kebutuhan peneliti. Peneliti hanya akan menganalisis satu nilai pendidikan karakter, yaitu kreatif. Dalam hal ini peneliti akan berusaha untuk menumbuhkan sikap budi pekerti kreatif kepada siswa, bagaimana agar membentuk siswa yang kreatif. Hal ini bermaksud agar dari usia dini anak tersebut sudah diberikan arahan-arahan untuk berperilaku baik sebagai bekal mereka di masa yang akan datang.

Kreatif adalah bagian dari kehidupan yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengaktualisasikan gagasannya. Kemampuan tersebut merupakan karunia yang sudah dibawa sejak lahir, bisa berupa keterampilan, daya khayal atau imajinasi, ataupun kemampuan seseorang dalam memecahkan suatu masalah. Kemampuan berkreasi yang dimiliki oleh setiap manusia tersebut harus dikembangkan sejak dini guna mewujudkan pribadi yang utuh. Kegiatan kreatif ini juga merupakan suatu kegiatan yang mendorong daya cipta peserta didik untuk menemukan hal-hal yang baru dengan pengalaman langsung peserta didik dalam proses pembelajaran seni tari di dalam kelas. Untuk menemukan hal-hal yang baru ini tentu saja tidak akan muncul tiba-tiba tanpa diberikannya stimulus atau rangsang awal yang diberikan oleh guru. Rangsang awal merupakan suatu kegiatan yang membangkitkan fikir dan semangat, khususnya dalam memotivasi siswa untuk gemar menari. Berbagai rangsangan yang dapat memotivasi siswa bergerak kreatif yaitu rangsang auditif, visual, gagasan, dan rabaan atau kinestetik (Juju Masunah 2012 : 10).

(11)

Dalam tari pendidikan, tari atau gerak merupakan media atau alat ungkap yang digunakan untuk mengembangkan sikap, pola pikir, dan motorik anak menuju ke arah kedewasaannya. Anak tidak dituntut untuk terampil menari karena bukan untuk menjadi penari, tetapi lebih kepada proses kreatif dan merasakan pengalaman estetik melalui kegiatan berolah tari.

Dengan cara seperti ini diharapkan menghasilkan dampak yang positif bagi siswa dalam penanaman rasa seni, sikap kreatif, serta menumbuhkan motivasi untuk menghargai kebudayaan khususnya untuk kesenian lokal. Fenomena-fenomena yang terjadi pada saat ini dimana siswa sekolah dasar yaitu kebanggaan anak-anak terhadap jati diri dan kekayaan budaya diri sendiri juga masih rendah. Keberhasilan suatu bangsa sangat tergantung kepada kemampuannya bangsa itu sendiri dalam melestarikan dan menjungjung tinggi seni budaya yang dimilikinya, maka dari itu perlu digalakkan lagi program-program untuk menggali dan mengembangkan budaya yang saat ini sudah hampir hilang. Hal ini secara tidak langsung merupakan celah yang harus ditindaklanjuti oleh guru seni yang dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran.

Kita sebagai bangsa Indonesia belum bisa menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia, hal ini berdampak terhadap anak usia sekolah dasar yang pada saat ini sudah banyak yang terpengaruh oleh budaya asing yang semakin marak masuk ke Indonesia, yaitu melalui media-media elektronik anak-anak pada zaman sekarang dapat dengan mudah mengakses perkembangan dari budaya-budaya asing. Dikarenakan siswa-siswi sekolah dasar ini apabila dilihat dari perkembangan usianya, anak pada usia sekolah dasar ini masih adapada usia kongkret, dimana siswa hanya melakukan peniruan dari apa yang mereka lihat dan dengar. Karena siswa-siswi sekolah dasar pada saat ini sudah mengetahui dan mengerti cara mengakses internet maka mereka mencari sesuatu hal yang sedang marak ada di lingkungannya.

(12)

dimana guru sebagai fasilitator dan motivator dari para siswanya untuk memberikan pendidikan yang semestinya mereka lakukan.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang dilihat tidak hanya dari satu aspek saja, melainkan dari beberapa aspek yang mempengaruhi. Menurut Samani & Hariyanto (2012:43) sebagai berikut:

Pendidikan karakter sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happines), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simpicity), toleransi (tolerance), dan persatuan (unity). Pendidikan karakter juga telah menjadikan sebuah pergerakan pendidikan yang mendukung pengembangan sosial, pengembangan emosional, dan pengembangan etik para siswa.

Tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah menurut Dharma, Cepi & Johar (2012:9) yaitu: (1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadikan kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan (2) Mengkoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah (3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter bersama.

Pendidikan karakter ini sangatlah penting untuk ditumbuhkan dalam tiap-tiap pribadi siswa. Pendidikan karakter ini harus ditumbuhkan kepada siswa sejak usia sekolah dasar. Karena pada usia sekolah dasar siswa penting diberikan pembekalan tentang hal-hal yang positif. Agar siswa terbiasa dengan hal-hal yang baik untuk bekalnya nanti di masa dewasa. Melalui pendidikan karakter yaitu proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan yang ditunjukan pada terwujudnya sosok manusia masa depan, dan berakhir pada nilai-nilai budaya bangsa.

(13)

pengajar menampilkan peserta didiknya tersebut dalam acara kenaikan kelas yang biasanya di setiap sekolah dasar diadakan pentas seni siswa di setiap akhir semester genap. Untuk siswa sekolah dasar pengalaman pentas merupakan pengalaman yang berharga bagi siswa untuk berani tampil di hadapan umum. Namun dalam pembelajaran seni ini tidak hanya melatihkan siswa dalam bentuk tarian utuh dan berakhir pada sebuah pertunjukan. Ada berbagai hal yang dianggap lebih penting dalam proses pembelajaran seni yaitu dimana peserta didik dibawa dalam kondisi interaksi sosial dengan lingkungan di sekitarnya dan menggali kreatifnya dari peserta didik. Bagaimana mereka saling berhubungan dengan sesama temannya, kreatif dalam mengembangkan ide gagasannya, serta bagaimana mereka melakukan kerjasama dalam proses produksi seni.

Dalam proses produksi seni ini siswa mengalami pengalaman langsung mengenai pendidikan karakter yang tidak disadari oleh peserta didik. Dalam proses tersebut siswa dapat membentuk sikap kreatif siswa dalam mengeksplorasi gerakan dengan diberikan stimulus oleh guru.

Berdasarkan pemikiran dan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan pendidikan karakter siswa kelas VI A di SDPN Setiabudhi Bandung tersebut, dengan mengambil judul “Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Seni Tari Pada Siswa Kelas VI DI SDPN Setiabudhi Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VI di SDPN Setiabudhi Bandung?

(14)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran seni tari di SDPN Setiabudhi Bandung, secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan proses pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VI di SDPN Setiabudhi Bandung.

2. Mendeskripsikan hasil pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VI di SDPN Setiabudhi Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi siswa, bagi peneliti, bagi guru bidang studi, dan bagi lembaga. Manfaat tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Membangun karakter peserta didik dalam membangun kepribadiannya, meningkatkan budi pekertinya, dan memberikan arahan/pengetahuan-pengetahuan tentang pentingnya penanaman pendidikan karakter.

b. Meningkatkan kreativitas siswa melalui gerak-gerak tari sehingga dapat membentuk sebuah tarian.

2. Bagi Peneliti

a. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai proses penerapan dari pendidikan karakter untuk menumbuh kembangkan pribadi siswa agar menjadi pribadi yang lebih baik dengan melalui pembelajaran tari.

b. Meningkatkan pengetahuan dan memperdalam bidang yang sedang peneliti lakukan.

3. Bagi Guru

(15)

b. Memotivasi guru agar lebih banyak menciptakan hal-hal baru dalam pembelajaran tari di sekolah.

4. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Tari

a. Menjadi bahan reverensi bagi mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan tentang cara yang cocok untuk mengajar tari untuk anak-anak.

b. Sebagai stimulus bagi mahasiswa untuk mengembangkan atau menemukan cara yang lebih kreatif untuk menerapkan pembelajaran seni tari agar diminati oleh peserta didik.

c. Menambah keragaman dan pengetahuan mendalam bidang seni tari khususnya dalam mengekplorasi gerakan-gerakan baru.

E. Struktur Penulisan Skripsi

(16)

gambar pertama sampai dengan gambar terakhir yang tercantum dalam skripsi, daftar diagram yang mempunyai fungsi sama dengan daftar-daftar lainnya yakni menyajikan diagram secara berurutan mulai dari diagram pertama sampai dengan diagram terakhir yang tercantum dalam skripsi.

Bagian yang selanjutnya yaitu BAB I: Pendahuluan yang berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan ini berisi latar belakang penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, pentingnya masalah itu untuk diteliti dan pendekatan untuk mengatasimasalah tersebut baik dari sisi teoritis maupun dari sisi praktis, identifikasi dan perumusan masalah ini berisi tentang rumusan dan analisis masalah sekaligus identifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi operasionalnya, tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilaksanakan, manfaat penelitian yang berisi tentang manfaat dari penulisan skripsi untuk berbagai pihak (manfaat bagi siswa, bagi peneliti, bagi guru, dan bagi jurusan peneliti), dan yang terakhir yaitu struktur organisasi skripsi yang berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian dari bab I hingga bab terakhir.

Bagian yang selanjutnya yaitu BAB II: Kajian Pustaka yang mempunyai peran sangat penting dimana pada bagian ini berisi tentang teori-teori yang sedang dikaji dalam penelitian tersebut dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Dalam kejian pustaka ini juga peneliti membandingkan, mengontarksikan, dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti. Kajian pustaka dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sub judul yaitu diantaranya; teori –teori mengenai pendidikan karakter, pendidikan seni di sekolah dasar dan pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari.

(17)

justifikasi dari pemilihan lokasi serta penggunaan sampel, desain penelitian d justifikasi dari pemilihan desain penelitian itu. Dalam desain penelitian ini terdiri dari; rencana penelitian, pelaksanaan penelitian, penyusunan hasil penelitian (penyusunan data dan pengetikan data), metode penelitian berisi mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut dan uraian singkat mengenai pengertian dari metode penelitian itu, definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel harus melahirkan indikator-indikator dari setiap yang diteliti kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian, instrumen penelitian yang terdiri dari (lembar observasi, pedoman wawancara, dan studi dokumentasi), instrumen penilaian yang berisi tentang indikator-indikator penilaian yang dibutuhkan pada saat penelitian berlangsung untuk mendapatkan nilai yang pada akhirnya akan diolah pada bagian hasil penelitian, teknik pengumpulan data yang terdiri dari (observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka), analisis data yang berisi mengenai laporan secara rinci tahap-tahap analisis data, serta teknik yang dipakai dalam analisis itu. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kualitatif, analisis yang dipaparkan secara rinci berdasarkan tahap-tahap analisis yang dilakukan untuk data dari setiap teknik pengumpulan data sesuai dengan tema-tema utama penelitian. Data yang diperoleh dari setiap sumber data ini ditriangulasi, untuk meyakinkan bahwa semua data dari semua sumber mengarah pada kesimpulan yang sama.

Bagian yang selanjutnya yaitu BAB IV: Hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari deskripsi hasil penelitian pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas IV di SDPN Setiabudhi Bandung ini pada setiap pertemuannya. Setelah dideskripsikan proses pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari pada setiap pertemuannya peneliti juga mengakumulasikan hasil dalam bentuk persetase diagram dari setiap indikator-indikatornya. Dalam hasil penelitian ini juga dijelaskan pula secara singkat mengenai profil sekolah SD Percobaan Negeri Setiabudi tersebut.

(18)

Kesimpulan ini juga merupakan jawaban daripada rumusan masalah. Seddangkan untuk saran atau rekomendasi yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditunjukan kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian yang selanjutnya.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah di SDPN Setiabudhi Bandung yang beralamat di Jalan Sari Rasa blok 4 Kelurahan Sarijadi Kecamatan Sukasari Kota Bandung – Jawa Barat 40151. Dengan alasan pemilihan sekolah ini karena dengan pertimbangan bahwa pembelajaran seni tari di SDPN Setiabudhi Bandung ini lebih mengutamakan keterampilan menari secara peniruan dari tari bentuk saja tanpa memperhatikan proses kreatif siswa dalam membuat suatu karya seni khususnya seni tari dalam membuat suatu tarian baru yaitu tari kreasi. 2. Populasi Penelitian

Dalam kegiatan pengumpulan data yang akan dilakukan, akan selalu berhadapan dengan objek yang akan diteliti. Populasi merupakan seluruh objek yang diteliti sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012:80) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

(20)

TABEL 3.1

Daftar Jumlah Siswa Kelas VI SDPN Setiabudhi Bandung

No Kelas L P Jumlah

1 VI – A 16 15 31

2 VI – B 12 17 29

3 VI – C 18 15 33

Jumlah 46 47 93

3. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:81) sampel adalah “bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sampel yang digunakan pada

(21)

karna siswa kelas VI ini akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang selanjutnya sehingga nilai-nilai moral tersebut perlu diberikan kepada siswa dengan menggunakan pendidikan karakter.

B. Desain Penelitian

1. Rencana Penelitian

Pada tahap perencanaan penelitian tahapan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menghimpun informasi-informasi dari berbagai subyek melalui tekhnik pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka yang telah dilakukan kurang lebih selama tiga bulan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDPN Setiabudhi Bandung yang beralamat di Jalan Sari Rasa blok 4 Kelurahan Sarijadi Kecamatan Sukasari Kota Bandung – Jawa Barat 40151.

Tahap akhir pada penelitian ini adalah penulisan laporan, kegiatan penyusunan laporan ini tetap dibawah bimbingan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II untuk menilai, mengkoreksi dan memberikan saran serta masukan untuk kelayakan penelitian ini. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas. Penulis menuliskan laporan ini yang terdiri dari pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dan saran.

3. Penyusunan Hasil Penelitian

Dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini meliputi beberapa proses kegiatan, diantaranya penyusunan data, dan pengetikan data.

a. Penyusunan Data

(22)

b. Pengetikan Data

Pengetikan data dilakukan setelah semua data yang diperoleh selama penelitian dilakukan tersusun secara sistematis melalui beberapa kali proses bimbingan.

C. Metode Penelitian

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Melalui metode penelitian deskriptif analisis ini peneliti berusaha untuk memaparkan secara jelas berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

Menurut pernyataan Jamal Ma’mur (2011:40) bahwa “Penelitian deskriptif adalah

suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,

kejadian yang terjadi sekarang (pada saat penelitian dilaksanakan)”. Dengan

menggunakan metode penelitian deskriptif analisis ini peneliti berusaha untuk menjabarkan seluruh gejala atau peristiwa yang terjadi pada saat proses pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari di lapangan untuk kemudian dipaparkan sebagaimana adanya untuk menjawab semua pertanyaan. Berkaitan dengan metode deskriptif analisis Winarno Surakhmad (1989:39) sebagai berikut:

Data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, dan perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memberi pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Hakekat pemaparan adalah seperti orang merajut, setiap bagian ditelaah satu demi satu, dengan menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana suatu fenomena itu terjadi dalam konteks lingkungannya. Objektivitas pemaparan harus dijaga sedemikian rupa agar subjek peneliti dalam membuat interpretasi dapat dihindari.

(23)

sebenarnya tentang pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari pada saat di lapangan atau pada saat penelitian dilakukan. Dengan menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti kepada siswa agar siswa memiliki nilai-nilai budi pekerti tinggi. Khususnya untuk nilai kreatif siswa dalam menemukan, membuat dan menyusun gerakan-gerakan tari sehingga menghasilkan satu tarian baru yaitu tari kreasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada metode deskriptif analisis ini yaitu dengan menggunakan tekhnik wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi pustaka. Hal ini dilakukan untuk penunjang dan untuk mempermudah pada saat penelitian dilakukan.

D. Definisi Operasional

Pendidikan karakter merupakan suatu cara untuk menanamkan hal-hal yang positif kepada siswa, terutama untuk mengubah sifat siswa dari yang awalnya tidak baik, bisa menjadi pribadi siswa ke arah yang lebih baik. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang memiliki budi pekerti yang baik. Dalam penelitian ini peneliti membatasi aspek pendidikan karakter yang akan dianalisis, yaitu aspek kreatif saja. Peneliti akan melihat sejauh mana kreatif siswa dalam menciptakan gerak-gerak tari dengan diberikannya rangsang awal. Siswa diberikan kebebasan untuk eksplorasi gerak berdasarkan dengan daya imajinasi siswa dan proses kreatif siswa dalam menemukan ide-ide baru.

(24)

Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter pun bisa dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah menurut Dharma, Cepi & Johar (2012:9) yaitu (1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadikan kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan, (2) Mengkoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah, (3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter bersama.

Pembelajaran seni tari adalah suatu usaha pembelajaran dengan pembekalan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai teori dan konsep tari, serta keterampilan dalam menciptakan dan menyajikan tarian. Untuk menciptakan pembelajaran seni tari yang baik, atau paling tidak peserta didik menyukai pembelajaran tari ini maka aspek-aspek tari seperti wirasa, wiraga, dan wirahma harus disajikan secara optimal, sehingga rasa suka peserta didik terhadap pembelajaran seni tari ini dapat tercipta dengan baik. Untuk yang selanjutnya pengembangan dalam pembelajaran tari ini siswa sebaiknya diarahkan agar peserta didik tidak hanya tahu aspek-aspek tari ini secara teorinya saja, tetapi peserta didik ini juga harus tahu semua aspek dalam pembelajaran seni tari seperti aspek-aspek pengembangan gerak, aspek pengenaan busana tari, dan aspek pembelajaran untuk pertunjukan dalam tari yang dijadikan wahana untuk mengaktualisasikan serta mengekspresikan diri.

(25)

walaupun mereka dalam usia yang sama. Setiap individu siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda. Dalam hal ini guru sangat berperan penting untuk memahami karakter masing-masing peserta didik, sifat dari setiap masing-masing individunya yang berbeda-beda. Tidak semua anak dapat menangkap secara cepat pembelajaran yang diberikan oleh guru, ada juga siswa yang lambat dalam menerima pembelajaran tersebut. Itu salah satu masalah yang harus dihadapi oleh seorang guru. Anak-anak masa sekolah dasar ini mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka dalam proses pembelajaran.

(26)

untuk berekspresi sehingga menghasilkan suatu produk dari proses pembelajaran yang kreatif.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (manusia sebagai instrumen). Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012:8) bahwa

“dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument,

yaitu peneliti itu sendiri”. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus mempunyai bekal teori dan wawasan yang luas untuk meneliti suatu gejala atau kejadian yang terjadi di lapangan. Peneliti sebagai instrumen melakukan beberapa kegiatan, diantaranya sebagai berikut.

a. Lembar Observasi

Lembar observasi ini disusun untuk mengetahui data-data apa yang akan dicari dan diteliti. Dalam hal ini pedoman yang dicari berupa data-data sekolah yang meliputi keadaan sekolah, keadaan proses belajar mengajar mata pelajaran seni tari melalui pendidikan karakter di kelas VI dan keadaan siswa kelas VI di SDPN Setiabudhi Bandung.

b. Pedoman Wawancara

(27)

c. Studi Dokumentasi

Dokumentasi dengan menggunakan pedoman pengumpulan data yang memuat garis-garis besar terhadap data yang akan dicari. Studi dokumentasi ini disusun untuk mengamati tentang pendokumentasian ketika guru sedang melakukan proses pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari dan untuk pendokumentasian ketika siswa sedang dilakukan oleh guru dan respon siswa tersebut.

F. Instrumen Penilaian

Dalam penelitian ini istrumen penilaian berguna untuk menjadi tolak ukur dari ketercapaian materi yang telah disampaikan. Pada setiap penilaian disusun beberapa indikator yang nantinya akan diberikan pengukuran ketercapaian siswa dengan kata-kata sebagai berikut :

A = Sangat Baik = 90-100

B = Baik = 80-90

C = Cukup = 70-80

D = Kurang Dari Cukup = 60-70 Skala Penilian:

A = Siswa akan mendapatkan nilai ini apabila siswa tersebut sangat mampu untuk mengeluarkan ide gagasannya secara kreatif dari hasil pengamatannya melalui media gambar, siswa sangat mampu menciptakan gerakan-gerakan dari kegiatan petani yang ada pada gambar secara kreatif, siswa sangat mampu menyusun gerakan-gerakan yang telah dibuatnya secara kreatif dan sangat mampu untuk mengembangkannya, siswa sangat mampu menari dengan menyesuaikan irama musik (lagu tokecang) dengan kreatif, siswa sangat mampu membuat pola lantai dengan kreatif, dan siswa sangat mampu menyajikan tarannya di depan kelas secara berkelompok.

(28)

pengamatannya melalui media gambar, siswa mampu menciptakan gerakan-gerakan dari kegiatan petani yang ada pada gambar secara kreatif, siswa mampu menyusun gerakan-gerakan yang telah dibuatnya secara kreatif dan mampu untuk mengembangkannya, siswa mampu menari dengan menyesuaikan irama musik (lagu tokecang) dengan kreatif, siswa mampu membuat pola lantai dengan kreatif, dan siswa mampu menyajikan tarannya di depan kelas secara berkelompok.

C = Siswa akan mendapatkan nilai ini apabila siswa tersebut cukup mampu untuk mengeluarkan ide gagasannya secara kreatif dari hasil pengamatannya melalui media gambar, siswa cukup mampu menciptakan gerakan-gerakan dari kegiatan petani yang ada pada gambar secara kreatif, siswa cukup mampu menyusun gerakan-gerakan yang telah dibuatnya secara kreatif dan cukup mampu untuk mengembangkannya, siswa cukup mampu menari dengan menyesuaikan irama musik (lagu tokecang) dengan kreatif, siswa cukup mampu membuat pola lantai dengan kreatif, dan siswa cukup mampu menyajikan tarannya di depan kelas secara berkelompok.

(29)

Dalam penelitian ini karena peneliti hanya akan meneliti satu aspek dari nilai-nilai pendidikan karakter yaitu nilai kreatif, maka dari itu peneliti melihat dari hasil kreatif siswa dalam menciptakan gerakan-gerakan tari dari hasil pengamatannya melalui media gambar, kreatif siswa dalam menggabungkan gerakan-gerakan tari, kreatif siswa dalam membuat pola lantai dalam tariannya, kreatif siswa dalam menggabungkan tariannya dengan musik iringan tari dan kreatif siswa dalam menyusun gerakan-gerakan tersebut sehingga menjadi suatu tarian kreasi. Penilaian tersebut yaitu sebagai berikut :

TABEL 3.2

INDIKATOR PENILAIAN PENDIDIKAN KARAKTER (ASPEK KREATIF) DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI PADA SISWA KELAS

VI DI SDPN SETIABUDHI BANDUNG

No Nilai Indikator Keterangan

(30)

kreatif.

 Siswa sangat mampu membuat pola lantai dengan kreatif.

(31)

3. C yeng telah dibuatnya secara kreatif dan cukup mampu

 Siswa cukup mampu membuat pola lantai dengan kreatif.

(32)

 Siswa kurang mampu yeng telah dibuatnya secara kreatif dan kurang mampu menyajikan hasil tariannya di depan kelas secara

(33)

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat kejadian atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki. Pengamatan yang dilakukan yaitu mengenai proses daripada penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran seni tari yang dilakukan selama proses mengajar. Observasi ini dilakukan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan hasil penelitian untuk mengumpulkan data-data yang bersifat prilaku siswa di kelas dan di sekolah pada saat melakukan proses pembelajaran.

Langkah awal dalam mengumpulkan data yaitu dengan cara observasi. Kegiatan observasi ini juga dilakukan pada saat sebelum dilaksanakannya penelitian, untuk mengetahui berbagai hal yang berkenaan dengan situasi dan kebutuhan pada saat di lapangan, agar proses penelitian berjalan dengan lancar. Observasi yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini yaitu selama proses pembelajaran berlangsung sampai dengan mencapai hasil yang diinginkan melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan proses pembelajaran seni tari pada siswa kelas VI SDPN Setiabudhi Bandung.

2. Wawancara

(34)

Dalam kegiatan wawancara ini peneliti memili beberapa narasumber, diantaranya:

a. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru mata pelajaran seni budaya untuk mendapatkan informasi mengenai kurikulum yang ada di sekolah tersebut, informasi mengenai bagaimana proses pembelajaran seni tari yang sebelumnya dan untuk mendapatkan informasi mengenai sifat dan karakter dari setiap masing-masing siswa yang akan diteliti.

b. Wawancara terhadap siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahui tentang seni tari serta untuk mendapatkan informasi mengenai proses pembelajaran seni tari sebelum diterapkannya pendidikan karakter ataupun sesudah diterapkannya pendidikan karakter.

Dari kedua narasumber ini akhirnya akan ditarik kesimpulannya yang akan menjadi data dalam penelitian ini. Teknik wawancara digunakan untuk menggali dan memperoleh data atau informasi yang lebih mendalam dan relevan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun tujuan daripada pelaksanaan wawancara terhadap guru seni budaya dan siswa adalah untuk mendapatkan informasi yang benar-benar akurat, berhubung mereka merupakan subjek dan objek utama dalam penelitian ini yang melaksanakan proses belajar mengajar langsung di lapangan.

3. Studi Dokumentasi

(35)

peneliti bisa mempelajari ulang dari hasil yang telah direkam, melalui kamera foto atau dengan audio visual. Peneliti bisa mengamati langsung bagaimana proses kegiatan pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari yang dilakukan oleh siswa kelas VI A di SDPN Setiabudhi Bandung yang berjumlah 31 orang diantaranya 16 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu pengumpulan data-data melalui buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian untuk dijadikan sumber dan landasan dalam memecahkan masalah yang diajukan. Studi pustaka yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari berbagai sumber yang relevan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Adapun sumber yang mendukung dalam penelitian ini yaitu, Kesuma dkk 2012 “Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di

Sekolah”, Mulyasa 2012 “Manajemen Pendidikan Karakter”, Samani,

Muchlas dan Hariyanto 2012 “Konsep dan Model Pendidikan Karakter”, Desmita 2009 “Psikologi Perkembangan Peserta Didik”, serta sumber-sumber yang mendukung lainnya.

H. Analisis Data

Data analisis secara kualitatif yang dinyatakan dengan kata-kata atau simbol, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus-menerus sampai data terpenuhi dengan pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus.

(36)

partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan tekhnik yang sama.

Pada metode triangulasi ini dapat diperoleh dengan berbagai cara, diantaranya:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang.

3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Teknik analisis data yang akan menempuh tahap pelaksanaan sebagai berikut:

a. Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan mengemukakan hal-hal pokok tentang proses pembelajaran seni tari berbasis pendidikan karakter pada siswa kelas VI A di SDPN Setiabudhi Bandung.

Triangulasi

Observasi

Wawancara

Studi Dokumentasi

(37)

b. Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian dalam suasana yang sistematis, sehingga gaya belajar siswa di SDPN Setiabudhi dalam pembelajaran seni tari dapat tergambar.

c. Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan dan sudah dapat ditarik kesimpulan dan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa deskripsi dan kata-kata.

d. Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, bahkan hasil yang diharapkan, hal itu semuanya tidak ditentukan dengan pasti dan belum jelas sebelumnya, sehingga segala sesuatunya masih perlu dikembangkan sepanjang proses penelitian berlangsung. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas ini, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai satu-satunya alat yang dapat mencapai segala sesuatunya secara maksimal.

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan perolehan data dari penelitian ini yaitu melalui pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VI A di SDPN Setiabudhi Kota Bandung ini merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan nilai-nilai moral yang positif kepada siswa. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan yang sebelumnya, yaitu sebagai berikut :

1. Pendidikan karakter dalam pembelajaran seni tari dapat membangun kepribadian peserta didik, meningkatkan budi pekertinya, dan memberikan arahan-arahan/pengetahuan tentang pentingnya peserta didik untuk memiliki nilai karakter yang positif sebagai pondasi awal untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi.

2. Dalam pembelajaran seni tari ini siswa diberikan kebebasan untuk berekspresi dan bereksplorasi gerak dengan diberikannya rangsangan awal yaitu melalui media gambar.

3. Melalui pembelajaran seni tari dapat menumbuhkan karakter siswa yang kreatif dalam membuat suatu karya tari yang baru yaitu tari kreasi. Kreatif siswa dalam menciptakan gerak-gerak tari, siswa kreatif dalam menyusun gerakan tari, siswa kreatif dalam membuat pola lantai dalam tarian dan kreatif siswa dalam menggabungkan gerakan dengan musik iringan.

4. Menumbuhkan nilai moral kepada siswa yang percaya diri untuk tampil di hadapan umum, tanggungjawab atas apa yang seharusnya dikerjakan oleh siswa tersebut, disiplin dalam mengikuti pembelajaran seni tari, sikap menghargai orang lain dan menumbuhkan kerjasama siswa dalam kelompok untuk membuat suatu karya tari kreasi.

(39)

media yang digunakan siswa menjadi lebih semangat dan aktif di dalam kelas ketika mengikuti pembelajaran seni tari.

B. Saran

Adapun yang dapat dijadikan bahan saran dalam memperbaiki proses pembelajaran seni tari di SDPN Setiabudhi Kota Bandung, antara lain:

1. Guru Seni

Materi pembelajaran seni tari untuk bisa dikembangkan lagi agar siswa tidak merasa jenuh dengan proses pembelajaran hanya dari peniruan tari bentuk saja dan media pembelajaran yang harus dikembangkan lagi agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

2. Peneliti

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan pengalaman berharga serta dapat menjadi bahan yang bermanfaat bagi khalayak umum.

3. Lembaga UPI

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Amri Sofan, Ahmad Jauhari, dan Tatik Elisah. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar Permana. 2012. Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah). Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Kesuma, Dharma , Cepi Triatna dan Johar Permana. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mahfud, Choirul. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ma’mur, Jamal. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Banguntapan Jogjakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI).

Masunah, Juju. 2011. Bahan Ajar Mata Kuliah Tari Pendidikan. Bandung: PRES UPI.

Masunah Juju, Narawati Tati. 2003. Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: P4ST UPI.

Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara. Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. 1986. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar Dasar Dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Gambar

gambar-gambar yang dibutuhkan dalam hasil penelitian skripsi tersebut. Untuk
TABEL 3.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas VI
gambar secara kreatif, siswa sangat mampu menyusun gerakan-
TABEL 3.2 INDIKATOR PENILAIAN PENDIDIKAN KARAKTER (ASPEK
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inovasi dan Jiwa Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus: Pelaku UMKM Kuliner Chinatown Asia Mega Mas

BAB II KONSEP DASAR BIMBINGAN BAGI PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA BERBASIS NILAI SOLAT.... Indikator Disiplin Siswa

Hasil penelitian menunjukan bahwa lebih dari setengahnya mahasiswa mampu menerapkan hasil belajar desain tekstil dengan baik pada praktek pembuatan anyaman

[r]

Penerapan Simbol Jari Tangan Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Akor Lagu Dalam Pembelajaran Angklung Di Smp Mutiara 5 Lembang.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penerapan Bentuk- Bentuk Permainan Air Terhadap Motivasi Belajar Siswa Mengikuti Aktivitas Pembelajaran Aquatik.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan baik terbukti dari tersusunnya MUSRENBANG (Musyawarah Perencanaan Pembangunan),halini dikarenakan MUSRENBANG menjadi syarat pencairan ADD, khususnya anggaran baru dalam