• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI SKETSA PANORAMA :Penelitian Efektivitas Pembelajaran Menulis di Kelas V SD Negeri Mangkubumi 3 Kota Tasikmalaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI SKETSA PANORAMA :Penelitian Efektivitas Pembelajaran Menulis di Kelas V SD Negeri Mangkubumi 3 Kota Tasikmalaya."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Asumsi ... 9

F. Hipotesis ... 10

G. Variabel dan Rancangan Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar ... 17

1. Pertimbangan Pandangan Humanisme ... 19

2. Pertimbangan Standar Kompetensi ... 20

3. Pertimbangan Pengalaman Belajar ... 30

B. Materi Pokok Pembelajaran Menulis ... 47

1. Menulis Karangan Deskripsi ... 50

(2)

ix

b. Kinerja Siswa dalam Pemilihan Bahan Tulis ... 66

c. Strategi Sketsa Panorama dalam Pembelajaran Menulis .. 76

C. Penilaian Efektivitas Pembelajaran Menulis ... 84

1. Menentukan Tujuan Penilaian ... 86

2. Menetapkan Jenis Data dan Ruang Lingkup Penilaian ... 86

3. Teknik Penilaian Pembelajaran Menulis ... 91

D. Pembelajaran Menulis di Kelas V Sekolah Dasar ... 105

1. Kegiatan Awal ... 107

2. Kegiatan Inti ... 107

3. Kegiatan Akhir ... 115

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 117

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 118

C. Prosedur Penelitian ... 119

D. Teknik Pengumpulan Data ... 121

E. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 123

1. Analisis Data ... 123

2. Uji Hipotesis ... 124

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 125

1. Hasil Prates ... 126

2. Hasil Pascates ... 130

3. Pengujian Hipotesis ... 134

(3)

x

2. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis ... 144

C. Pembahasan Hasil Observasi ... 163

1. Waktu Pelaksanaan ... 164

2. Pengembangan Tujuan Pembelajaran ... 166

3. Pengembangan Kinerja Pembelajaran ... 169

4. Pengujian Hasil Belajar Siswa ... 180

BAB V PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI SKETSA PANORAMA A. Tujuan Pembelajaran Menulis ... 194

B. Bahan Ajar ... 195

C. Prosedur Pembelajaran ... 201

D. Lembar Kerja Siswa ... 205

E. Penilaian Hasil Karangan Siswa ... 211

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 218

B. Saran ... 222 DAFTAR PUSTAKA

(4)

xi

Tabel 1.1 Perbandingan Strategi Konvensional dengan Strategi

Sketsa Panorama ... 13

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia ... 25

Tabel 2.2 Pedoman Penilaian Karangan ... 95

Tabel 2.3 Pedoman Analisis Karangan ... 97

Tabel 2.4 Contoh Pedoman Penilaian Karangan ... 101

Tabel 2.5 Ruang Lingkup Pembelajaran ... 112

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 117

Tabel 4.1 Tabulasi Skor Prates Kelas Eksperimen ... 127

Tabel 4.2 Tabulasi Skor Prates Kelas Kontrol ... 128

Tabel 4.3 Perbandingan Skor Prates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 129

Tabel 4.4 Tabulasi Skor Pascates Kelas Eksperimen ... 130

Tabel 4.5 Tabulasi Skor Pascates Kelas Kontrol ... 132

Tabel 4.6 Perbandingan Skor Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 133

Tabel 4.7 Ruang Lingkup Pembelajaran ... 144

(5)

xii Gambar

Gambar 1.1 Komponen Penalaran dalam Menulis ... 12

Gambar 2.1 Skematik Kesiapan Belajar Siswa ... 19

Gambar 2.2 Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar ... 53

Gambar 2.3 Skematik Karangan Siswa ... 56

Gambar 2.4 Proses Menulis ... 61

Gambar 2.5 Pengertian Topik Tulisan ... 63

Gambar 2.6 Cara Penentuan Bahan Penulisan ... 73

Gambar 2.7 Prosedur Penilaian ... 86

Gambar 2.8 Jenis Data dan Ruang Lingkup Penilaian ... 87

Gambar 2.9 Penalaran dalam Menulis ... 91

Gambar 2.10 Kegiatan Pembelajaran Menulis ... 107

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 120

Gambar 4.1 Kegiatan Pembelajaran Menulis ... 146

Gambar 4.2 Contoh Jenis Kegiatan Menulis ... 150

Gambar 4.3 Alur Proses Menulis ... 152

Gambar 4.4 Contoh Hasil LKS ... 153

Gambar 4.5 Rata-rata Prates Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 189

Gambar 4.6 Rata-rata Pascates Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 189

Gambar 4.7 Perbedaan Skor Tes Kemampuan Menulis ... 190

Gambar 5.1 Kegiatan Pembelajaran Menulis ... 202

(6)

xiii

Lampiran 1 Data Penilaian Kelas Eksperimen ... 229

Lampiran 2 Data Penilaian Kelas Kontrol ... 230

Lampiran 3 Data Nilai Karangan ... 231

Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data Prates dan Pascates ... 232

Lampiran 5 Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Menulis ... 238

Lampiran 6 Pedoman Observasi Pembelajaran ... 240

Lampiran 7 Pedoman Penilaian Karangan... 243

Lampiran 8 Pedoman Penilaian Aspek Kemampuan Menulis ... 247

Lampiran 9 Pedoman Penilaian Rencana Pembelajaran... 250

Lampiran 10 Pedoman Penilaian Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 252

Lampiran 11 Foto Kegiatan Pembelajaran Menulis ... 254

Lampiran 12 Contoh hasil karangan sebelum penggunaan strategi Sketsa Panorama ... 257

Lampiran 13 Contoh hasil karangan sesudah penggunaan strategi Sketsa Panorama ... 259

Lampiran 14 Karangan Prates Kelas Eksperimen ... 263

Lampiran 15 Karangan Pascates Kelas Eksperimen... 271

Lampiran 16 Karangan Prates Kelas Kontrol ... 285

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis bukan merupakan hal yang asing. Menulis adalah salah satu bentuk penggunaan bahasa dalam interaksi sosial. Menulis digunakan sebagai alat penyampai pesan dari seorang penulis kepada pembaca. Dengan membaca hasil tulisan, pembaca dapat memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulisnya. Ternyata tidak setiap orang memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan melalui tulisan. Selain itu, ternyata tidak sedikit orang yang menyukai menulis sebagai media penyampai pesan. Hal tersebut dapat mempengaruhi kepada kondisi pembelajaran menulis yang dilaksanakan di sekolah. Dalam hal ini, pembelajaran menulis yang dilaksanakan di sekolah menjadi kurang kondusif karena lingkungan sosial tidak mendukung pengembangan kemampuan menulis. Akibatnya siswa harus menghadapi masalah dalam mengembangkan kemampuan menulis.

(8)

2

produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik untuk memilih, memilah dan menyusun pesan yang disampaikan dalam tulisan.

Strategi penalaran produktif dalam proses menulis adalah kemampuan seorang penulis menghubungkan struktur pengetahuan yang dimilikinya (skemata) dengan aspek kebahasaan yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam sebuah tulisan. Strategi pengendalian mekanisme psikofisik adalah kemampuan seorang penulis menghubungkan tujuan menulis dengan pembaca dan konteks. Keberhasilan seorang penulis dalam strategi penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik tersebut dapat dibuktikan melalui hasil tulisan yang kohesif dan koheren (utuh dan padu) baik dari penyampaian pesan maupun penggunaan bahasa tulis. Hal tersebut merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi seorang penulis pada saat menulis.

Menulis bukanlah sesuatu yang diwariskan secara genetika, melainkan suatu keterampilan yang dipelajari atau dilatihkan. Menulis dapat dianalogikan dengan kegiatan mengendarai sepeda “ontel.” Seseorang menjadi terampil dalam mengendarai sepeda ontel bukanlah sebuah warisan secara genetika melainkan hasil belajar dan berlatih. Tanpa belajar dan berlatih mengendarai sepeda ontel, seseorang tidak mungkin memiliki keterampilan tersebut. Demikian juga menulis, seseorang menjadi terampil dalam menulis dikarenakan menulis itu dipelajari dan dilatihkan.

(9)

3

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ragam tulis. Salah satu upaya guru meningkatkan kemampuan siswa tersebut dengan melatih siswa menuliskan pengalaman pengamatan atau kunjungan. Selain itu, guru melatih siswa untuk menerapkan rangkaian kegiatan dalam proses menulis dan penggunaan bahasa tulis sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia.

Pembelajaran menulis yang dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) menghadapi kelemahan dalam meningkatkan kemampuan siswa. Hal itu dibuktikan oleh hasil belajar siswa dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman pengamatan atau kunjungan. Diakui bahwa siswa sebagai subjek pembelajaran memiliki pengetahuan dan pengalaman hasil dari interaksi sosial yang terorganisasi dan terstruktur dalam wilayah mental (Pappas, 1995). Selain itu, siswa sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman dari hasil pembelajaran di sekolah. Pengetahuan dan pengalaman tersebut seharusnya dapat digunakan dalam menulis karangan. Namun siswa masih belum berhasil dalam menggunakannya apabila itu dihubungkan dengan ketidakberhasilan siswa dalam menulis tersebut.

(10)

4

pesan yang disampaikan dalam bentuk bahasa tulis melalui cara penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik.

Sejalan dengan itu, siswa harus memiliki kemampuan penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik. Penalaran produktif digunakan untuk memilih, memilah dan menyusun pesan dalam bahasa tulis. Pengendalian mekanisme psikofisik digunakan untuk menyesuaikan pesan (isi) dengan tujuan penulisan dan pembaca hasil tulisan. Kelemahan siswa dalam menulis berkaitan dengan kemampuan penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik dalam memilih, memilah dan menyusun pesan. Penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik dalam kegiatan menulis tidak dimiliki oleh siswa akibat pembelajaran menulis di sekolah dasar tidak menerapkan strategi tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut maka penerapan strategi penalaran dengan pengendalian mekanisme psikofisik dalam kegiatan menulis perlu dilaksanakan.

(11)

5

“Sketsa Panorama”. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan untuk menguji perihal penerapan strategi Sketsa Panorama dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas V sekolah dasar.

B. Identifikasi Masalah

Hasil belajar siswa masih belum mencapai tujuan pembelajaran menulis akibat pembelajaran tersebut belum menerapkan strategi menulis sesuai dengan kebutuhan siswa. Siswa belum memiliki strategi menulis yang dibutuhkan untuk menuliskan hasil pengamatan atau kunjungan dalam karangan deskripsi akibat siswa tidak memperoleh pengalaman pembelajaran yang menerapkan strategi tersebut. Adapun masalahnya adalah bagaimana siswa memperoleh pengalaman belajar yang menerapkan strategi untuk menuliskan pengalaman hasil pengamatan atau kunjungan dalam karangan deskripsi.

(12)

6

disebut strategi “Sketsa Panorama.” Dengan strategi tersebut penulis dapat memilih, memilah dan menyusun pesan dalam bentuk tulisan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Strategi Sketsa Panorama memiliki peluang untuk dimiliki oleh siswa. Dengan strategi itu, siswa memiliki peluang untuk mengatasi keterbatasan dalam menulis berdasarkan pengalaman pengamatan atau kunjungan.

Dengan penalaran produktif, siswa dapat memilih, memilah dan menyusun pesan dan kebahasaan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Pesan yang disampaikan oleh siswa dalam tulisan adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. Melalui pengendalian psikofisik, siswa akan memilih, memilah dan menyusun pesan sesuai dengan tujuan dan pembaca hasil tulisan. Dengan kata lain, hasil tulisan siswa tersebut merupakan sebuah gambaran kemampuan siswa dalam bentuk tulisan atau sebuah “Sketsa Panorama”. Masalahnya siswa belum memperoleh strategi Sketsa Panorama dalam pembelajaran menulis di sekolah dasar.

(13)

7

dasar. Masalahnya strategi Sketsa Panorama belum diterapkan dalam pembelajaran menulis di sekolah dasar sehingga efektivitas dari strategi tersebut belum bisa dibuktikan.

Bertolak dari identifikasi masalah tersebut, perlu dilaksanakan penelitian. Untuk itu, penelitian ini akan dilaksanakan untuk membuktikan penggunaan strategi Sketsa Panorama dalam pembelajaran menulis di kelas V sekolah dasar.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan penelitian ini didasarkan kepada latar belakang masalah penelitian. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut:

1. Secara umum rumusan masalahnya adalah: Bagaimanakah pembelajaran menulis dengan strategi Sketsa Panorama di kelas V sekolah dasar dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi? 2. Secara khusus rumusan masalahnya adalah:

a. Bagaimanakah gambaran pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan strategi Sketsa Panorama dalam meningkatkan kemampuan siswa di kelas V sekolah dasar?

(14)

8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian ini diperoleh setelah penelitian dilaksanakan. Untuk itu, tujuan dan manfaat dari hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membuktikan penerapan strategi penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik dalam rangkaian kegiatan tahap menulis yang dikembangkan ke dalam strategi Sketsa Panorama dalam pembelajaran menulis di kelas V sekolah dasar efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan deskripsi. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menjelaskan perihal pelaksanaan pembelajaran menulis karangan

deskripsi dengan strategi Sketsa Panorama di kelas V sekolah dasar. b. Menjelaskan keunggulan komparatif pembelajaran menulis sebelum

dengan sesudah menerapkan strategi Sketsa Panorama terhadap peningkatan kemampuan siswa kelas V sekolah dasar dalam menulis karangan deskripsi.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dirumuskan sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk itu, manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

(15)

9

kegiatan tahap menulis yang dikembangkan ke dalam strategi Sketsa Panorama dalam pembelajaran menulis di kelas V sekolah dasar. b. Secara khusus, diperoleh bukti empiris hasil penelitian ini, yakni:

1) perihal pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan strategi Sketsa Panorama di kelas V sekolah dasar;

2) perihal peningkatan kemampuan siswa di kelas V dalam menulis karangan deskripsi setelah pembelajaran menulis menerapkan strategi Sketsa Panorama.

c. Secara pragmatis, diperoleh strategi alternatif pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas V sekolah dasar melalui penerapan strategi Sketsa Panorama.

E. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang dapat dikuasai

siswa melalui proses pelatihan secara terbimbing.

2. Tulisan atau karangan siswa kelas V SD dapat menggambarkan kemampuan penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik individu dalam bahasa tulis.

3. Pengukuran efektivitas pembelajaran harus selalu dihubungkan dengan pencapaian hasil belajar sesuai dengan tujuan pengajaran.

(16)

10 F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban permasalahan yang dirumuskan secara tentatif. Untuk itu, hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan deskripsi antara sebelum siswa menggunakan strategi Sketsa Panorama dengan sesudah siswa menggunakan strategi Sketsa Panorama dalam pembelajaran menulis.

2. Kemampuan menulis karangan deskripsi sesudah siswa menggunakan strategi Sketsa Panorama lebih tinggi daripada kemampuan menulis karangan deskripsi sebelum siswa menggunakan strategi Sketsa Panorama.

G. Variabel dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dan teknik analisis deskriptif dengan tujuan untuk mengujicobakan hasil rancangan, implementasi rancangan dan mengevaluasi hasilnya. Menurut Cook & Richard (1979: 19-24), “Keunggulan penggunaan metode kuasi eksperimen dan teknik analisis deskriptif adalah multiguna, yakni keduanya dapat saling melengkapi dan mengoreksi terhadap proses dan hasil (outcome) penelitian.” Untuk itu, pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan strategi Sketsa Panorama yang dirancang, diimplementasikan dan dievaluasi dengan metode dan teknik tersebut.

(17)

11

pembelajaran itu cukup banyak, antara lain: kurikulum, guru, siswa, bahan ajar, strategi pembelajaran, dan sarana (sumber dan alat). Komponen tersebut dapat mengendalikan proses dan produk atau hasil pembelajaran. Komponen pembelajaran tersebut dapat dijadikan variabel penelitian, namun komponen yang dipilih sebagai variabel dalam penelitian ini dibatasi. Sejalan dengan itu, rancangan penelitian ini pun disesuaikan dengan variabel yang dipilih dalam penelitian.

Variabel penelitian ini dipilih berdasarkan rumusan masalah. Untuk itu, variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Strategi penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik dalam rangkaian kegiatan tahap menulis yang dikembangkan menjadi strategi Sketsa Panorama dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas V sekolah dasar. Strategi tersebut ditetapkan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini (independent variable).

2. Kemampuan siswa menulis karangan deskripsi setelah siswa memperoleh perlakuan pembelajaran menulis di kelas V sekolah dasar. Kemampuan siswa tersebut ditetapkan sebagai variabel terikat dalam penelitian ini (dependent variable).

(18)

12

Penalaran tersebut berkaitan dengan produktivitas seorang penulis mengendalikan skemata (pengetahuan dan pengalaman dalam wilayah mental) dihubungkan dengan kebahasaan. Strategi produktif tersebut dikendalikan oleh mekanisme psikofisik dihubungkan dengan konteks (tujuan menulis dan pembaca). Hubungan komponen penalaran dalam menulis tersebut disajikan seperti pada gambar berikut.

Gambar 1.1. Komponen Penalaran dalam Menulis

Penalaran tersebut dikembangkan ke dalam strategi Sketsa Panorama dengan strategi penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik. Strategi itu digunakan untuk kegiatan pemilihan, pemilahan dan penyusunan bahan penulisan pada tahap pramenulis. Dengan mengamati objek atau pokok tulisan melalui strategi penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik, seorang penulis dapat memilih, memilah dan menyusun

Skemata Kebahasaan

Strategi Produktif

Mekanisme Psikofisik

(19)

13

bahan penulisan. Adapun hasilnya akan disampaikan dalam tulisan karangan deskripsi.

Karangan deskripsi merupakan salah satu jenis karangan untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan suatu objek dengan kata-kata sehingga pembaca memiliki penghayatan seolah-olah mengalami atau menyaksikannya sendiri. Objek atau topik dalam karangan deskripsi itu dapat berupa manusia dan tempat atau suasana, juga berupa benda ataupun binatang. Ada tiga alternatif pendekatan dalam menulis karangan deskripsi, yakni: pendekatan ekspositoris, pendekatan impresionistik, dan pendekatan subjektif (menurut sikap pengarang). Untuk menulis karangan deskripsi, siswa harus melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menentukan “apa” (objek atau topik) yang akan dideskripsikan, (2) merumuskan tujuan pendeskripsian, (3) menetapkan bagian (fokus) yang akan dideskripsikan, serta (4) memilih, memilah dan menyusun hal-hal (bahan-bahan) untuk mendeskripsikan isi atau pesan dalam karangan deskripsi. Hal itu dilakukan oleh siswa melalui kegiatan penalaran produktif serta pengendalian mekanisme psikofisik.

(20)

14 Tabel 1.1

Perbandingan antara Sebelum dengan Sesudah Penerapan Strategi Sketsa Panorama

No Perbandingan Sebelum Strategi Sketsa Panorama

Sesudah Strategi Sketsa Panorama 1. Tujuan Menulis karangan deskripsi

dengan inferensial bebas.

Menulis karangan deskripsi dengan inferensial terbatas. 2. Peran guru Menugaskan siswa menulis

karangan berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa

Menugaskan siswa menulis karangan berdasarkan pengetahuan dan pengala-man hasil pengamatan di lingkungan sekitar. Memonitor siswa menulis

karangan.

Membimbing siswa dalam memilih bahan penulisan. Menilai hasil karangan siswa. Memonitor siswa menulis

karangan.

menilai hasil karangan siswa.

3. Peran siswa Menulis karangan deskripsi berdasarkan bahan-bahan penulisan yang muncul dalam skemata, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dalam diri.

Menulis karangan deskripsi berdasarkan bahan-bahan penulisan yang diperoleh dari hasil pengamatan di

lingkungan sekitar. 4. Prosedur

pembelajaran

1. Guru menugaskan siswa untuk menulis karangan deskripsi berdasarkan tema tertentu.

1. Guru menugaskan siswa untuk menulis karangan deskripsi berdasarkan tema tertentu.

2. Guru menugaskan siswa untuk menulis judul karangan sesuai dengan tema yang ditentukan.

2. Guru menjelaskan

rangkaian kegiatan dalam tahapan menulis (proses menulis) kepada siswa. 3. Guru menugaskan siswa

untuk menulis karangan berdasarkan judul yang dibuat siswa.

3. Guru melatih siswa untuk menerapkan tahap menulis (tahap pramenulis).

4. Guru memonitor siswa ketika siswa menulis karangan dan memberikan peringatan bahwa siswa harus menulis kalimat maupun paragraf dalam karangan dengan memperhatikan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Guru menerapkan

(21)

15 No Perbandingan Sebelum Strategi

Sketsa Panorama

Sesudah Strategi Sketsa Panorama 5. Guru menugaskan siswa

membaca dan mengoreksi hasil karangan sebelum dikumpulkan.

5. Guru membimbing siswa dalam memilih bahan penulisan dari pengamatan di lingkungan sekitar. 6. Guru menilai hasil karangan

siswa berdasarkan standar penilaian tertentu.

6. Guru memonitor siswa dalam kegiatan penyusunan kerangka karangan

berdasarkan bahan-bahan dari hasil pengamatan. 7. Guru memonitor siswa

ketika siswa menulis kerangka karangan dalam kalimat dan paragraf. 8. Guru memonitor siswa

dalam merevisi hasil karangan sebelum dikumpulkan. 5. Sumber dan

media

Skemata siswa (inferensi pengetahuan dan pengalaman yang ada dalam diri siswa) dijadikan sumber penulisan.

Skemata siswa (inferensi pengetahuan dan

pengalaman dari hasil pengamatan dari lingkungan sekitar) dijadikan sumber penulisan.

Media tidak digunakan dalam menulis karangan deskripsi.

Media gambar digunakan dalam menulis karangan deskripsi.

6. Penilaian Siswa dinilai berdasarkan kinerja proses dan hasil menulis karangan.

Siswa dinilai berdasarkan kinerja proses dan hasil menulis karangan. Siswa dinilai berhasil apabila

skor siswa mencapai KKM (> 70) dan SKM (> 75%).

Siswa dinilai berhasil apabila skor siswa

mencapai KKM (> 70) dan SKM (> 75%).

Instrumen penilaian Lembar Tugas menulis dan pedoman penilaian (skor) karangan

Instrumen penilaian

(22)

16

(23)

117 BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

Metode dan teknik penelitian ini menjelaskan perihal (a) rancangan penelitian, (b) populasi dan sampel penelitian, (c) prosedur penelitian, (d) teknik pengumpulan data, dan (e) teknik analisis data dan uji hipotesis. Untuk itu, metodologi penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan kuasi eksperimen dengan desain prates-pascates kelas kontrol, tanpa acak (Randomized Pratest-Pascatest control group design). Pengaruh perlakuan diperhitungkan melalui hasil analisis perbedaan antara data pascates dengan prates pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol (Fraenkel dan Wallen, 1990: 328; Sudjana dan Ibrahim, 1989: 44). Rancangan penelitian ini digambarkan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Kelas Prates Perlakuan Pascates

A Y1 X1 Y2

B Y1 X2 Y2

Keterangan:

A = Kelas eksperimen B = Kelas kontrol

X1 = Pembelajaran dengan strategi Sketsa Panorama

X2 = Pembelajaran tanpa strategi Sketsa Panorama

Y1 = Tes kemampuan menulis siswa sebelum perlakuan pembelajaran

(24)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Mangkubumi 3 yang melaksanakan pembelajaran menulis lanjut. Lokasi sekolah tersebut berada dalam wilayah Dinas Pendidikan Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Alamat sekolah itu berada di Jalan Raya Singaparna. Pertimbangan pemilihan SD tersebut sebagai subjek penelitian antara lain dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, pengelolaan SD tersebut memiliki kesamaan dengan pengelolaan seperti di SD yang lain, terutama pengelolaan pembelajaran dikembangkan berdasarkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) untuk setiap mata pelajaran. Kedua, jumlah populasi dan karakteristiknya memiliki kesesuaian dengan variabel yang akan diteliti. Ketiga, lokasi SD tersebut relatif dekat dan mudah dijangkau oleh peneliti.

(25)

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dan memberi arah pelaksanaan. Penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data. Adapun prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah :

1. Melakukan studi pendahuluan berupa orientasi lapangan, studi literatur dan diskusi kesepahaman tentang kegiatan penelitian antara peneliti dengan pihak SD terkait.

2. Memilih kelas, masing-masing sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas V.A dan kelas kontrol adalah kelas V.B keduanya berasal dari SD Negeri Mangkubumi 3 Kota Tasikmalaya.

3. Memberikan prates pada kelas eksperimen dan kelas kontrol seminggu sebelum pembelajaran dilaksanakan.

4. Pemberian perlakuan (treatment). Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen adalah pembelajaran menulis dengan strategi Sketsa Panorama sedangkan untuk kelas kontrol adalah pembelajaran menulis tanpa strategi Sketsa Panorama.

5. Memberikan pascates pada kelas eksperimen dan kelas kontrol segera setelah pembelajaran dilaksanakan.

6. Menganalisis data hasil penelitian berupa data prates dan pascates serta memaparkan pembahasan.

7. Menarik kesimpulan dan memberikan saran-saran

(26)

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Kesimpulan

Penentuan subjek

T e m u a n Observasi Aktivitas

Siswa

Pengumpulan Data P r a t e s

P a s c a t e s Penyusunan Rancangan Pembelajaran

dengan strategi Sketsa Panorama

Penyusunan Rancangan Pembelajaran tanpa strategi

Sketsa Panorama

Pelaksanaan Pembelajaran tanpa strategi Sketsa Panorama Pelaksanaan Pembelajaran dengan strategi

Sketsa Panorama

Analisis Data Studi Kepustakaan Penyusunan Proposal

Penyusunan ujicoba, revisi, dan pengesahan instrumen

(27)

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini adalah data pembelajaran menulis dan hasil belajar siswa. Data tersebut dikumpulkan dengan teknik sebagai berikut.

Data pembelajaran menulis adalah data yang berkaitan dengan variabel pelaksanaan pembelajaran yang dikendalikan dalam penelitian ini. Variabel pembelajaran tersebut adalah (1) penentuan tujuan atau indikator hasil belajar, (2) penentuan, pengembangan dan pengorganisasian bahan ajar, (3) penentuan, pengembangan dan pengorganisasian prosedur pembelajaran, (4) penentuan pengelolaan sumber dan fasilitas belajar, (5) penentuan pengelolaan interaksi kelas, dan (6) pelaksanaan penilaian terhadap hasil belajar.

Teknik pengumpulan data pembelajaran tersebut dilaksanakan dengan teknik observasi. Instrumen untuk pengumpulan data tersebut digunakan pedoman observasi. Adapun data tersebut akan digunakan untuk menjelaskan perihal variabel pembelajaran yang dijadikan fokus penelitian.

(28)

Teknik pengumpulan data kemampuan siswa menulis karangan dilaksanakan melalui penugasan menulis karangan. Dalam hal ini, siswa menulis karangan deskripsi dengan tema karangan dan alokasi waktu yang ditentukan. Siswa diberikan keleluasaan untuk mengembangkan topik utama karangan, tujuan penulisan dan pembaca sesuai dengan inferensi dan pengalaman sendiri. Topik utama tersebut disampaikan kalimat dan paragraf dengan lambang-lambang yang bahasa yang memenuhi kaidah ejaan bahasa Indonesia. hasil karangan tersebut dikumpulkan untuk dinilai berdasarkan penilaian karangan. Setelah karangan dinilai, hasilnya dikumpulkan untuk digunakan sebagai data pada penelitian.

Pengumpulan data kemampuan siswa menulis karangan dilakukan dua kali; yakni sebelum dan sesudah siswa memperoleh perlakuan pembelajaran. Pengumpulan data kemampuan siswa menulis karangan sebelum perlakuan pembelajaran menulis dilaksanakan pada prates, sedangkan pengumpulan data kemampuan siswa menulis karangan sesudah pembelajaran menulis dilaksanakan pada pascates. Kedua data tersebut digunakan untuk menjelaskan variabel bebas dan variabel terikat; yakni pengaruh perlakuan pembelajaran menulis terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Selanjutnya, penjelasan tersebut digunakan untuk menjelaskan efektivitas strategi yang digunakan dalam pembelajaran menulis di kelas V Sekolah Dasar.

(29)

dalam penelitian ini. Untuk pengumpulan data di lokasi penelitian berpedoman kepada instrumen penelitian.

E. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Teknik analisis data dan uji hipotesis dilaksanakan dalam penelitian ini. Adapun pelaksanaannya mengikuti suatu prosedur yang dirumuskan dalam desain penelitian. Untuk itu, prosedur untuk menganalisis data dan menguji hipotesis tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Analisis Data

Analisis data diawali dengan kegiatan verifikasi dan pengolahan data, setelah data dinyatakan lengkap memenuhi syarat analisis, maka kegiatan analisis dilaksanakan. Kegiatan verifikasi data ditujukan untuk menentukan atau memeriksa data dari segi kelengkapan dan kelayakan. Data yang dinyatakan tidak lengkap dan tidak layak tidak dijadikan data analisis, sedangkan data yang dinyatakan lengkap dan layak dijadikan data analisis. Dalam penelitian ini, data tersebut adalah hasil karangan siswa dari prates dan pascates. Data yang dinyatakan lengkap diberi kode, kemudian hasil karangan tersebut dinilai atau diukur berdasarkan instrumen penilaian karangan. Data hasil penilaian akan dijadikan data analisis menurut prosedur statistik deskriptif dengan menggunakan komputer paket program SPSS (Statistical Package for Social Science) for Windows Versi 16.

(30)

a. Mengoreksi hasil karangan berdasarkan instrumen penilaian karangan. b. Mendaftar skor hasil penilaian prates dan pascates sesuai dengan

kualifikasi nilai/skor yang diperoleh.

c. Mendeskripsikan data hasil observasi guna melengkapi data penilaian kemampuan siswa dalam menulis karangan.

d. Mengolah data hasil karangan prates dan pascates menurut prosedur analisis statistik deskriptif.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dalam penelitian ini. Tujuan uji hipotesis ini memberikan jawaban terhadap (1) ada atau tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen (perlakuan) dilihat dari kemampuan awal siswa dalam menulis karangan, (2) ada atau tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dilihat dari kemampuan hasil belajar siswa dalam menulis karangan, dan (3) ada atau tidak adanya perubahan skor (gain) dalam kelas eksperimen yang menunjukkan peningkatan hasil secara signifikan.

(31)

193 BAB V

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI SKETSA PANORAMA

Pembelajaran menulis karangan deskripsi merupakan salah satu model peningkatan kemampuan siswa dalam menyampaikan pesan melalui tulisan. Peningkatan kemampuan siswa dilakukan melalui serangkaian kegiatan dalam tahap-tahap proses menulis. Adapun pesan yang disampaikan dalam tulisan merupakan pengetahuan dan pengalaman siswa dari hasil interaksi sosial di suatu lingkungan. Agar pesan itu dapat disampaikan dalam tulisan yang berjenis karangan deskripsi, siswa harus memiliki strategi dalam memilih, memilah dan menyusun pengetahuan dan pengalaman dari hasil interaksi sosial menjadi topik yang dituliskan dalam karangan deskripsi. Dalam konteks ini, strategi tersebut dinamakan Strategi Sketsa Panorama.

Pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui strategi sketsa panorama adalah sebuah model pembelajaran menulis untuk diimplementasikan kepada siswa kelas V berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Tahun 2006. dalam model ini, pengetahuan dan pengalaman siswa dari hasil interaksi sosial dijadikan dasar peningkatan kemampuan siswa dalam menyampaikan pesan secara tertulis. Pesan tersebut disampaikan oleh siswa dalam bentuk karangan deskripsi melalui strategi sketsa panorama.

(32)

A. Tujuan Pembelajaran Menulis

Tujuan pembelajaran menulis yang dikembangkan dalam model merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Berikut adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi dasar pengembangan tujuan pembelajaran menulis dalam model ini.

Standar Kompetensi:

Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis.

Kompetensi Dasar:

Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.

Berdasarkan uraian tersebut, tujuan utama pembelajaran menulis ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Tujuan tersebut dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran yang lebih spesifik sebagai berikut.

1. Siswa dapat memilih topik utama karangan berdasarkan pengalaman interaksi di suatu lingkungan sosial.

2. Siswa dapat memilih topik penjelas untuk menyampaikan topik utama dalam karangan.

3. Siswa dapat memilih kata untuk menyampaikan topik dalam karangan. 4. Siswa dapat menuliskan topik karangan sesuai dengan kaidah ejaan bahasa

(33)

B. Bahan Ajar

Bahan ajar yang dikembangkan dalam pembelajaran adalah menulis karangan deskripsi. Pemilihan bahan ajar ini didasari oleh sejumlah pertimbangan. Menurut Temple (1988: 1), “Writing is the act of expressing thoughts by means of written symbols. No one understands exactly how we learn to do it, but it appears the we learn to write…. Children can discover how to write if adults surround them with print and encourage them to produce print of their own.” (Menulis adalah kegiatan menyampaikan hasil berpikir ke dalam lambang-lambang tertulis. Tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan pasti bagaimana belajar menulis, tetapi itu muncul bersamaan pada saat kita belajar menulis …. Anak-anak dapat menemukan bagaimana cara untuk menulis apabila para orang dewasa di sekitar mereka menyediakan tulisan dan menyediakan peluang kepada mereka untuk menghasilkan tulisan sesuai dengan kemampuan mereka). Untuk itu, bahan ajar untuk belajar menulis adalah menyediakan kondisi dan peluang bagi siswa untuk melakukan kegiatan menulis sesuai dengan kemampuan siswa.

(34)

lisan pada saat mereka belajar menulis. Untuk proses menulis merupakan salah satu cara mengembangkan langkah-langkah pembelajaran, siswa dapat menuliskan hasil pemikirannya dan menghasilkan tulisan sesuai dengan pemikiran mereka). Oleh karena itu, peningkatan kemampuan siswa dalam menulis dapat diupayakan dengan melibatkan siswa dalam proses menulis. Untuk itu, rangkaian kegiatan dalam proses menulis dapat dijadikan bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar menulis.

Karangan deskripsi merupakan salah satu jenis tulisan untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan suatu objek dengan kata-kata sehingga pembaca memiliki penghayatan seolah-olah mengalami atau menyaksikannya sendiri. Objek yang disampaikan dalam karangan dapat berupa manusia, tempat atau suasana, juga dapat berupa benda atau binatang. Ada tiga cara untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan objek dengan kata-kata, yakni: ekspositoris, impresionistik, dan subjektif. Sedangkan langkah-langkahnya adalah (1) menentukan “apa” (objek atau topik utama) yang akan dideskripsikan, (2) merumuskan hal-hal (bahan-bahan) untuk mendeskripsikan objek atau topik utama sesuai dengan tujuan penulisan, (3) menyusun topik yang dideskripsikan menjadi bagian awal, tengah, dan akhir, kemudian (4) menuliskan topik dalam bahasa tulis sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia (Tompkins, 1994; Temple, 1988; Suparno, 2009; Santoso, 2004; Syafi’ie, 1988).

(35)

dibutuhkan oleh penulis dalam memilih, memilah dan menyusun pengetahuan dan pengalaman untuk disampaikan dalam tulisan. Strategi penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik dalam menulis karangan deskripsi dibutuhkan ketika seseorang melakukan langkah-langkah penulisan. Dengan strategi tersebut, penulis dapat menemukan, memilih dan menyusun pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki menjadi topik karangan yang disampaikan dalam bahasa tulis. Dalam pembelajaran ini, hal tersebut dikembangkan menjadi langkah-langkah sebagai berikut.

1. Siswa mengobservasi atau memikirkan sebuah topik atau objek secara menyeluruh untuk memperoleh gambaran secara utuh tentang topik karangan beserta kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan hal itu.

2. Siswa merenung (berpikir) dengan proses asosiasi bebas untuk memunculkan gagasan, ide atau konsep-konsep yang berkaitan dengan topik utama yang akan disampaikan dalam karangan.

3. Siswa memilih setiap gagasan, ide atau konsep yang berhasil dimunculkan untuk mendeskripsikan topik utama karangan sehingga gagasan, ide atau konsep yang tidak dipandang relevan diabaikan.

4. Siswa mencatat atau mendaftar gagasan, ide atau konsep yang berhasil dipilih dalam bentuk kata-kata kunci atau frase.

(36)

Untuk membantu siswa dalam memunculkan gagasan, ide atau konsep untuk menjelaskan topik utama karangan, guru dapat menggunakan pertanyaan berikut.

1. Pertanyaan untuk topik utama karangan berupa objek fisik adalah:

a. Apa ciri-ciri fisik (bentuknya, warnanya, materinya) dari objek tersebut?

b. Bagaimana wujud atau struktur objek tersebut? c. Bagaimana proses pembuatan dari objek tersebut? d. Apa kegunaan dari objek tersebut?

e. Siapa pengguna dari objek tersebut?

f. Bagaimana cara penggunaan dari objek tersebut? g. Adakah objek lain yang menyerupai objek tersebut? h. Bagaimana persamaan dari kedua objek tersebut? i. Bagaimana cara memperoleh kedua objek tersebut?

2. Pertanyaan untuk topik utama karangan berupa kejadian atau peristiwa adalah:

a. Apa kejadian atau peristiwa yang akan dijadikan topik utama karangan?

Awal

Topik Utama

(37)

b. Di mana kejadian atau peristiwa itu? c. Kapan peristiwa itu terjadi?

d. Siapa yang terlibat dalam kejadian atau peristiwa itu? e. Mengapa kejadian atau peristiwa itu terjadi?

f. Apa pengaruh atau dampak dari kejadian atau peristiwa tersebut? g. Bagaimana keterkaitan pengaruh dari kejadian atau peristiwa tersebut? h. Adakah kejadian atau peristiwa lain menyerupai hal tersebut?

i. Bagaimana persamaan antara kedua kejadian atau peristiwa tersebut? j. Bagaimana perbedaan antara kedua kejadian atau peristiwa tersebut? 3. Pertanyaan untuk topik utama karangan berupa konsep atau ide adalah:

a. Bagaimana membatasi konsep atau ide yang menjadi topik utama karangan?

b. Apa pengertian konsep atau ide itu menurut sumber lain yang relevan? c. Bagaimana penerapan konsep atau ide itu dalam kehidupan

sehari-hari?

d. Apa manfaat praktis dari konsep atau ide itu dalam kehidupan sehari-hari?

e. Apa dampak negatif dari penerapan konsep atau ide tersebut? f. Bagaimana peluang pengembangan dari konsep atau ide tersebut? g. Apakah ada konsep atau ide tersebut yang sejenis saat ini?

h. Apa perbedaan dari kedua konsep atau ide tersebut? i. Apa persamaan dari kedua konsep atau ide tersebut?

(38)

Selain dengan pertanyaan, guru dapat membantu siswa dengan menggunakan media dan alat peraga atau gambar untuk memunculkan topik utama karangan maupun topik penjelasnya. Adapun langkah-langkah penyajiannya adalah sebagai berikut.

1. Guru menyajikan media, alat peraga atau gambar kepada siswa di kelas sebagai sumber utama pemunculan topik karangan yang akan ditulis oleh siswa.

2. Guru menjelaskan bagian-bagian atau hal-hal yang terdapat dalam media tersebut kepada siswa.

3. Guru menugaskan siswa untuk memilih hal yang dianggap layak dijadikan topik utama karangan.

4. Guru menugaskan siswa memilih hal-hal yang dapat digunakan untuk menjelaskan topik utama karangan dari media yang disajikannya.

5. Guru menugaskan siswa mendaftar hal-hal yang digunakan untuk menjelaskan topik utama karangan.

6. Guru menugaskan siswa menyusun hal-hal yang akan dijelaskan dalam karangan menjadi bagian awal, tengah, dan akhir. Susunan hal-hal tentang topik karangan diwujudkan dalam bentuk peta konsep sebagai berikut.

Awal

Topik Utama

(39)

C. Prosedur Pembelajaran

Pembelajaran menulis di kelas V SD merupakan upaya peningkatan kemampuan menulis siswa melalui serangkaian kegiatan interaksi antara guru, siswa dan bahan ajar. Pembelajaran menulis ini dilaksanakan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dengan berpedoman kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa Indonesia SD tahun 2006. Pembelajaran ini dikembangkan untuk 2 (dua) pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Adapun pengembangan pembelajaran menulis ini dilandasi oleh teoretis serta latar belakang masalah yang disajikan pada bagian awal. Oleh karena itu, pembelajaran menulis yang dikembangkan ini dipandang sebagai solusi alternatif untuk mengatasi masalah dengan mempertimbangkan pandangan teoretis dari hasil studi pustaka yang relevan.

(40)
[image:40.595.119.512.242.636.2]

Agar pembelajaran memenuhi tuntutan standar kompetensi dan kompetensi dasar, maka rangkaian kegiatan interaksi antara guru, siswa serta bahan ajar dibedakan dalam 3 (tiga) tahap kegiatan. Tahap kegiatan itu adalah (1) tahap awal, (2) tahap inti, dan (3) tahap akhir. Untuk tahap inti, kegiatan pembelajaran dibedakan menjadi (a) tahap eksplorasi, (b) tahap elaborasi, dan (c) tahap konfirmasi. Bahan ajar yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran adalah menulis karangan deskripsi berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Secara skematik, kegiatan pembelajaran menulis disajikan sebagai berikut.

Gambar 5.1. Kegiatan Pembelajaran Menulis

1. Kinerja Guru a. Kegiatan Awal

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Bahan Ajar

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti: Eksplorasi

Elaborasi Konfirmasi

Kegiatan Akhir

(41)

Mengelola kondisi dan fasilitas pembelajaran sesuai dengan tujuan. 1) Menyampaikan salam

2) Memeriksa kehadiran siswa

3) Menata fasilitas dan sumber belajar 4) Menyampaikan tujuan belajar b. Kegiatan Inti

Menyampaikan bahan ajar; menulis karangan deskripsi: 1) Tahap Eksplorasi

a) Menjelaskan konsep dan penalaran dalam menulis b) Menjelaskan perihal karangan deskripsi

c) Menjelaskan perihal kegiatan tahap menulis d) Merespons pertanyaan siswa

2) Tahap Elaborasi

a) Melatih pemahaman konsep dan penalaran dalam menulis b) Melatih pemahaman perihal karangan deskripsi

c) Melatih pemahaman kegiatan tahap menulis d) Membimbing siswa dalam kegiatan pelatihan 3) Tahap Konfirmasi

a) Menugaskan siswa untuk menulis karangan deskripsi b) Menjelaskan isi tugas yang harus dikerjakan siswa dalam

menulis karangan deskripsi

(42)

c. Kegiatan Akhir

Menutup rangkaian kegiatan pembelajaran.

1) Menyimpulkan hasil kegiatan yang sudah dicapai 2) Memberi tugas latihan menulis karangan deskripsi 3) Menyampaikan salam penutup

2. Kinerja Siswa a. Kegiatan Awal

Mengelola kesiapan belajar dan fasilitas belajar. 1) Menyampaikan salam

2) Melaporkan kehadiran

3) Menata fasilitas dan sumber belajar 4) Menyimak penjelasan tujuan belajar b. Kegiatan Inti

Menerima bahan ajar menulis karangan deskripsi: 1) Tahap Eksplorasi

a) Menyimak konsep dan penalaran b) Menyimak perihal karangan deskripsi c) Menyimak perihal kegiatan tahap menulis d) Bertanya jawab kepada guru

2) Tahap Elaborasi

(43)

d) Menerima bimbingan guru dalam kegiatan pelatihan 3) Tahap Konfirmasi

a) Melaksanakan tugas menulis karangan deskripsi

b) Menyimak penjelasan isi tugas yang harus dikerjakan dalam menulis karangan deskripsi

c) Menerima bimbingan guru dalam mengerjakan tugas Mengumpulkan hasil karangan kepada guru

c. Kegiatan Akhir

Menutup rangkaian kegiatan belajar.

1) Menyimpulkan hasil kegiatan yang sudah dicapai 2) Menerima tugas latihan menulis karangan deskripsi 3) Menyampaikan salam penutup

D. Lembar Kerja Siswa

(44)
[image:44.595.124.507.101.586.2]

Gambar 5.2. Alur Proses Menulis

1. Lembar Kerja Siswa dalam Menentukan Judul Karangan

Judul karangan adalah nama atau kepala karangan. Judul seolah-olah memberi tahu kepada pembaca tentang isi atau maksud dari karangan. Oleh sebab itu, judul harus ditentukan atau dibuat semenarik mungkin sehingga pembaca tertarik untuk membaca karangan. Judul harus dibuat singkat tidak perlu terlalu panjang (Budi, 2007: 121).

Untuk melatih penentuan judul, guru menugaskan siswa untuk menuliskan judul pada masing-masing paragraf berikut.

Proses Menulis

Tahap Pramenulis Jenis kegiatan:

1. ………

2. ………

3. ………

4. ………

5. ………

6. ………

Tahap Penulisan Jenis kegiatan:

1. ………

2. ………

3. ………

4. ………

Tahap Pascamenulis Jenis kegiatan:

1. ………

(45)

a) Pertandingan telah berlangsung dua puluh menit. Kedua kesebelasan saling mempertahankan gawangnya. Tepat pada menit ke-25, kesebelasan SD Budi Mulia berhasil memasukkan bola ke gawang SD Pelita. Kedudukan menjadi 1 – 0. SD Pelita berusaha melakukan serangan lebih gencar lagi. Akan tetapi, sampai istirahat, kedudukan tetap 1 – 0 untuk SD Budi Mulia 01.

Judul yang tepat untuk paragraf di atas ialah _______________

b) Porseni antar-SD se-Kecamatan dibuka oleh Bapak Camat. Cabang olahraga yang dipertandingkan adalah sepak bola, bulu tangkis, tenis meja, dan catur. Cabang seni adalah seni tari, lukis, dan seni suara. Para peserta yang berhasil menjadi juara akan mengikuti lomba di tingkat kabupaten.

Judul yang tepat untuk paragraf di atas ialah _______________

c) Pagi-pagi sekali Murid SD Budi Mulia telah berkumpul di halaman sekolah. Hari itu, mereka akan mengikuti kegiatan karyawisata ke Candi Borobudur. Mereka akan berangkat pukul 07.00 dengan bus wisata. Tiga bus wisata telah parkir di jalan raya, tidak jauh dari sekolah mereka. Tempat duduk para peserta telah diatur oleh panitia. Sebelum berangkat, para peserta diberi pengarahan oleh Kepala Sekolah. Setelah semua siap, mereka naik satu per satu ke atas bus dengan tertib. Tidak lama kemudian, bus wisata pun berjalan menuju Candi Borobudur.

Judul yang tepat untuk paragraf di atas ialah _______________

d) Murid-murid SD Mulya Bakti merasa sedih. Sekolah mereka kebanjiran. Ruang kelas mereka kotor oleh lumpur. Buku-buku di sekolah tidak dapat digunakan lagi. Sudah satu minggu mereka tidak dapat sekolah. Mereka sangat membutuhkan bantuan buku dan alat-alat tulis.

Judul yang tepat untuk paragraf di atas ialah _______________

e) Setiap hari Senin, semua siswa dan guru mengikuti upacara bendera. Siswa kelas 4, 5, dan 6 bergantian menjadi petugas upacara. Pada hari ini, siswa kelas 4 yang bertugas. Mereka dapat melaksanakan tugas itu dengan baik. Upacara dapat berjalan tertib dan khidmat.

Judul yang tepat untuk paragraf di atas ialah _______________ 2. Lembar Kerja Siswa dalam Mengembangkan Bahan Penulisan

(46)

dalam media. Daftar topik tersebut diasumsikan sebagai bahan penulisan karangan deskripsi yang disusun secara acak. Daftar topik tersebut adalah sebagai berikut.

Tema: Pengalaman Masa Liburan Topik karangan:

a. selama liburan; b. di perjalanan;

c. merencanakan liburan; d. perjalanan pulang; e. di tempat wisata;

f. mengemasi barang-barang; g. menentukan waktu;

h. melakukan persiapan; i. tiba di rumah;

j. melihat pemandangan; k. menentukan tempat; l. merasa kelelahan; m. hampir mabuk;

n. mengecek kondisi kendaraan; o. menentukan biaya;

p. bermain ombak dan pasir; q. membeli oleh-oleh;

r. beristirahat di rumah makan; s. menyaksikan kejadian tabrakan; t. berjalan-jalan di pesisir pantai.

(47)

Daftar topik tulisan dalam media akan digunakan untuk melatih siswa menyusun kerangka karangan. Dalam hal ini, daftar topik tersebut harus dipilih, dipilah dan disusun sehingga dihasilkan sebuah daftar topik menjadi susunan baru yang dikerjakan oleh siswa. Hasil siswa penyusunan tersebut maka diperoleh sebuah susunan dengan komposisi berbeda sesuai dengan kemampuan siswa.

Siswa menyusun daftar topik menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok dilengkapi oleh topik-topik yang dipandang relevan dan berhubungan. Topik yang ditempatkan paling awal pada masing-masing kelompok dipandang sebagai induk atau kata kunci untuk topik bawahannya. Siswa diberikan keleluasaan untuk mengelompokkan daftar topik dalam media tersebut. Siswa berupaya mengerjakan tugas pengelompokan topik tersebut sesuai dengan kemampuan penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik masing-masing. 3. Lembar Kerja Siswa dalam Menyusun Isi Karangan

Kegiatan ini ditujukan untuk melatih penyusunan isi karangan. Dengan kata lain kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih siswa bahwa sebuah tulisan (karangan) memiliki struktur untuk mengorganisasikan pesan dalam tulisan. Pesan dalam karangan tersebut dapat diorganisasikan menjadi bagian awal, tengah dan akhir. Untuk melatih pengorganisasian atau struktur karangan, siswa ditugaskan untuk melengkapi cerita rumpang sebagai berikut.

(48)

a) _________________________________________________________ _____. Upacara pembukaan dilaksanakan tepat pukul 16.00. Pembina upacara adalah Ka. Gudep. Dalam sambutannya, beliau berpesan agar setiap anggota Pramuka dapat mengamalkan Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka.

b) Kegiatan api unggun dimulai pukul 20.00. Masing-masing regu mengikuti acara dengan khidmat. Acara itu dimeriahkan juga dengan berbagai pertunjukan. Setiap regu menampilkan _______ _____________________________________________________. Pukul 22.00 acara api unggun selesai. Semua peserta perkemahan meninggalkan areal api unggun. Mereka menuju tenda masing-masing. c) Gugus Depan Pramuka SD Budi Mulia 01 melaksanakan Persami.

Perkemahan itu dilaksanakan dalam rangka ulang tahun Gudep. Sebelumnya, para peserta yang akan mengikuti kegiatan _______ ______________________________________________.

4. Lembar Kerja Siswa dalam Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman Kegiatan ini ditujukan untuk melatih siswa menerapkan kemampuan siswa dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman setelah siswa memperoleh pengalaman belajar perihal proses menulis. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk melatih siswa dalam berunjuk kinerja penalaran produktif dengan pengendalian mekanisme psikofisik.

Dalam hal ini, siswa ditugaskan oleh guru untuk menulis karangan deskripsi berdasarkan pengalaman. Tugas itu adalah sebagai berikut: a) Buatlah karangan dengan tema kegiatan berlibur yang pernah kamu

alami!

b) Susunlah terlebih dahulu bahan-bahan (kerangka karangan) yang akan disampaikan!

(49)

d) Tentukan judul yang tepat untuk karangan yang kamu buat!

e) Koreksi karangan kamu sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia sebelum karangan itu dikumpulkan!

E. Penilaian Hasil Karangan Siswa

Penilaian hasil karangan siswa didasarkan kepada aspek isi karangan, pengorganisasian isi karangan, pemilihan kata, pengalimatan, dan mekanika penulisan. Adapun rentang skor yang digunakan adalah 0 – 30 untuk aspek isi karangan, 0 – 20 untuk aspek pengorganisasian isi karangan, pemilihan kata, dan pengalimatan, serta 0 – 10 untuk aspek mekanika penulisan. Deskriptor penilaian hasil karangan ditetapkan sebagai berikut.

1. Isi Karangan

24 – 30 : Baik Sekali

Isi karangan menunjukkan bahwa siswa (penulis) memiliki kemampuan inferensi pengamatan topik utama secara baik sekali sehingga isi karangan dikembangkan sesuai dengan karakteristik topik, kronologis tempat dan kronologis waktu secara lengkap.

18 – 23 : Baik ke Baik Sekali

(50)

12 – 17 : Cukup ke Baik

Isi karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan inferensi pengamatan topik utama secara cukup sehingga isi karangan dikembangkan tidak sesuai dengan karakteristik topik, kronologis tempat dan kronologis waktu.

6 – 11 : Kurang ke Cukup

Isi karangan menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki kemampuan inferensi pengamatan topik utama sehingga isi karangan tidak dikembangkan sesuai dengan karakteristik topik, kronologis tempat dan kronologis waktu.

2. Pengorganisasian Isi Karangan 16 – 20 : Baik Sekali

Pengorganisasian isi karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan baik sekali dalam mengorganisasikan isi karangan menjadi bagian pembuka, isi dan bagian penutup sesuai dengan topik utama dan topik penjelas secara lengkap. 12 – 15 : Baik ke Baik Sekali

(51)

8 – 11 : Cukup ke Baik

Pengorganisasian isi karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan cukup baik dalam mengorganisasikan isi karangan meskipun tidak menjadi bagian pembuka, isi atau bagian penutup sesuai dengan topik utama dan topik penjelas secara lengkap.

4 – 7 : Kurang ke Cukup

Pengorganisasian isi karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan yang kurang karena isi karangan tidak diorganisasikan menjadi bagian pembuka, isi dan bagian penutup tidak sesuai dengan topik utama dan topik penjelas. 3. Pemilihan Kata

16 – 20 : Baik Sekali

Pemilihan kata dalam karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan baik sekali dalam memilih kata untuk menyampaikan isi sesuai dengan topik utama dengan menggunakan kata-kata dalam bahasa Indonesia baku.

12 – 15 : Baik ke Baik Sekali

(52)

8 – 11 : Cukup ke Baik

Pemilihan kata dalam karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan cukup baik dalam memilih kata untuk menyampaikan isi sesuai dengan topik utama dengan menggunakan kata-kata dalam bahasa Indonesia dicampurkodekan dengan bahasa daerah.

4 – 7 : Kurang ke Cukup

Pemilihan kata dalam karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan kurang dalam memilih kata untuk menyampaikan topik utama selain tidak menggunakan kata-kata bahasa Indonesia baku juga terdapat kesalahan pemilihan kata.

4. Pengalimatan

16 – 20 : Baik Sekali

Pengalimatan dalam karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan baik sekali dalam menyampaikan pesan dalam karangan sehingga topik utama dan topik penjelas dapat dinyatakan dalam kalimat yang memenuhi tata kalimat lengkap (S + P + O + K) menurut kaidah bahasa Indonesia. 12 – 15 : Baik ke Baik Sekali

(53)

dinyatakan dalam kalimat yang memenuhi tata kalimat lengkap (S+P+O + K) menurut kaidah bahasa Indonesia. 8 – 11 : Cukup ke Baik

Pengalimatan dalam karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan cukup dalam menyampaikan pesan dalam karangan meskipun topik utama dan topik penjelas tidak dinyatakan dalam kalimat yang memenuhi tata bahasa lengkap (S + P + O + K) menurut kaidah bahasa Indonesia. 4 – 7 : Kurang ke Cukup

Pengalimatan dalam karangan menunjukkan bahwa siswa kurang memiliki kemampuan dalam menyampaikan pesan dalam karangan karena topik utama dan topik penjelas tidak dinyatakan dalam kalimat terlebih dalam kalimat yang memenuhi tata bahasa lengkap (S + P + O + K) menurut kaidah bahasa Indonesia.

5. Mekanika Penulisan 8 – 10 : Baik Sekali

(54)

6 – 7 : Baik ke Baik Sekali

Mekanika penulisan dalam karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan baik dalam menyampaikan pesan dalam karangan dengan menggunakan lambang-lambang penulisan, kapitalisasi dan penandabacaan meskipun masih ada kesalahan menurut ejaan bahasa Indonesia.

4 – 5 : Cukup ke Baik

Mekanika penulisan dalam karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan cukup dalam menyampaikan pesan dalam karangan dengan menggunakan lambang-lambang penulisan, kapitalisasi dan penanda-bacaan yang tidak sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia, misalnya penulisan kata bahasa asing dan bahasa daerah.

2 – 3 : Kurang ke Cukup

Mekanika penulisan dalam karangan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan kurang dalam menyampaikan pesan dalam karangan selain tidak mampu menggunakan lambang-lambang penulisan, kapitalisasi dan penandabacaan, juga tidak sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia.

(55)

Gambar

Gambar 1.1.  Komponen Penalaran dalam Menulis
Tabel 1.1   Perbandingan antara Sebelum dengan Sesudah Penerapan
tabel berikut.
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tentang kedudukan dan kewenangan Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pemerintahan desa serta untuk

Data masukan referensi diperoleh dari hasil rekaman suara ikan yang memiliki kualitas baik. Perekeman menggunakan hydrophone dan amplifier khusus instrumen yang

Pada akhirnya setelah seluruh rangkaian program dan kegiatan telah selesai dilaksanakan, begitu juga dengan kegiatan PPL. Maka pada tanggal 12 September 2015, mahasiswa

Permasalahan yang sering terjadi di kawasan perkotaan adalah kurangnya fasilitas parkir di luar badan jalan, baik berupa taman parkir atau gedung parkir sehingga

Sistem pemanen energi dengan piezoelektrik untuk perangkat elektronika daya rendah meliputi sistem penyearah untuk mengubah arus bolak-balik dari tranduser

[r]

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pembiayaan Dana Syirkah Temporer Terhadap Profitabilitas Melalui Kualitas Produk Sebagai

Hasil penelitian dengan sampel 41 orang, diperoleh petani pestisida nabati yang tidak menggunakan alat pelindung diri lengkap 40 orang (97,6%) diantaranya 27 (65,9%)