• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN IKLAN MELALUI MEDIA TELEVISI DALAM MENINGKATKAN CITRA MEREK TELKOM FLEXI : Survei Pada Anggota Fan Page Facebook Flexi SPEM SUC p-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN IKLAN MELALUI MEDIA TELEVISI DALAM MENINGKATKAN CITRA MEREK TELKOM FLEXI : Survei Pada Anggota Fan Page Facebook Flexi SPEM SUC p-2012."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabheta:

Aaker, David. 1997. Ekuitas Merek. Edisi Indonesia. Jakarta : Mitra Utama

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Cravens, David W. dan Piercy, Nigel F, 2006, “Strategic Marketing”, Eight Edition, Mc Graw Hill.

Darmadi Durianto, dkk. 2004. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Hurriyati, Ratih. (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung : Alfabeta.

Keller, Kevin Lane. 2007. Strategic Brand Management International Edition Building, Managing, and Measuring Brand Equity. Upper Saddle River New Jersey: Pearson International Edition

Kotler, Philip dan Garry Amstrong, (2009). Principle Of Marketing 8th. New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Kotler, Philip and Keller, 2012, Marketing Management : Pearson International Edition 14e. New Jersey: Prentice Hall, Pearson Education, Inc.

Malhotra, Naresh K. (2006). Riset Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brand. Jakarta : Gramedia

Riduan, 2006. Belajar Mudah Penelitian untuk Karyawan, Guru-Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabetha

Saladin, Djaslim. 2003. Intisari Pemasaran dan Unsur-Unsur Pemasaran. Bandung : Linda Karya

(2)

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sulaksana, Uyung. 2007. Integrated Marketing Communication. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tjiptono, Fandy. (2007). Strategi Pemasaran. Yogyakarata : Penerbit Andi

Umar, Husein. (2004). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Zethaml, A, Valerie and Marry Jo Bitner, (2000). Service Marketing, New Jersey : Mc Graw Hill, Inc

Jurnal, Majalah, Situs-Situs, dan Artikel dari Internet :

Kusnendi dan Edi Suryadi, 2005, Panduan Operasional dan Metode Penelitian Ilmiah. Bandung.

Flexi Center Bandung Sales 2007 – 2011 Majalah Marketing Edisi Khusus/1/2007 Majalah Marketing 2/IX/Februari 2009 Majalah Marketing 2/X/Februari 2010 Majalah Marketing 2/XI/Februari 2011 Majalah Marketing 03/XI/Maret/2011

Majalah Marketing 02/XII/Februari 2012 : 67 Majalah Swa 16/XXV/27 Juli – 3 Agustus 2009:63 Majalah Swa 15/XXVII/15-28 Juli 2010:39

Majalah Swa 15/XXVII/18-27 Juli 2011:45 http://www.telkomflexi.com/fitur

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik perhatian dan mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Karena itu, semakin penting bagi perusahaan untuk mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan, yaitu dengan menciptakan suatu strategi baru yang telah mengalami perubahan orientasi dalam dunia bisnis. Jika dulu dunia bisnis berfokus pada produk, kini lebih berfokus pada pasar sasaran, dimana pelanggan menjadi sentral utama perhatian para pelaku bisnis, serta memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share).

Walaupun dunia sedang dilanda krisis ekonomi global, namun ICT (Information Comunication and Tecnology) tetap berkembang dengan pesat serta

(4)

Bisnis telekomunikasi khususnya seluler terus mengalami perkembangan yang pesat. Adapun pertumbuhannya bisa kita lihat dalam Grafik 1.1 dibawah ini:

Sumber: Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Gambar 1.1

Jumlah Pelanggan Telekomunikasi

Berdasarkan data dari ATSI dalam 4 tahun terakhir jumlah pelanggan dari semua operator telekomunikasi meningkat dari 120 juta pelanggan pada tahun 2008 menjadi 212 juta pelanggan pada tahun 2010, dan terus meningkat hingga akhir tahun 2011 sudah mencapai 250 juta pelanggan.

(5)

Tabel 1.1

Pertumbuhan Belanja Iklan 12 Kategori Industri

Sumber : Nielsen dalam SWA 15/XXVII/18-27 Juli 2011 Ket * : Mei 2011

Angka di atas merupakan gross rate card tanpa memperhitungkan diskon, promo, dll.

Pertumbuhan belanja iklan untuk kategori media & telecommonication dalam 3 tahun terakhir terus mengalami peningkatan, hingga bulan Mei 2011 belanja iklan untuk kategori ini ada di peringkat ke-3. Padahal 2 tahun sebelumnya hanya berada di peringkat dua belas dan peringkat empat. Hal ini menunjukkan suatu industri akan terus meningkat apabila pemasaran yang dilakukannya efektif dan sesuai.

Di Indonesia saat ini terdapat banyak perusahaan operator telekomunikasi nirkabel yang menggunakan teknologi GSM (Global Satellite For Mobile Communications) dan selama beberapa tahun belakangan ini mulai bersaing

dengan perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access). Berdasarkan kategorinya, GSM dan CDMA dibagi

No Industri 2010 2011* Ranking 2008-2009 2009-2010

Growth Ranking Growth Ranking

1 Cosmetic & Personal

Care 6.712.732 424.553 2 38.46% 9 26.00% 9

2 Food Beverages 12.624.567 759.799 1 65.56% 3 30.83% 6 3 Pharmaceutical 3.429.815 180.852 5 55.60% 5 30.04% 7

4 Media &

Telecommunication 6.871.737 328.991 3 26.23% 12 35.77% 4

5 Bank, Finance, &

Insurance 2.054.881 74.104 9 74.77% 2 47.24% 3

6 Otomotive 4.032.404 209.387 4 27.80% 10 35.51% 5

7 Retail 2.366.841 131.918 7 44.05% 7 20.00% 10

8 Fashion 155.933 8.651 12 54.71% 6 9.27% 11

(6)

menjadi dua bagian, GSM dan CDMA dengan kartu (sim card) prabayar dan pascabayar. Keduanya hanya dibedakan oleh kapan pembayaran pulsa dilakukan. Jika pada kartu prabayar, pembayaran dilakukan sebelum pulsa itu digunakan, sedangkan pada kartu pascabayar, pembayaran dilakukan setelah pulsa digunakan. Tabel 1.2 berikut ini menujukkan semua operatot GSM dan CDMA yang ada sampai saat ini di Indonesia

Tabel 1.2

Operator Seluler Di Indonesia

Operator dan Layanan Komunikasi Seluler Indonesia

CDMA

Bakrie Telecom Esia, Wifone, Wimode, AHA

Indosat StarOne

Sampoerna Ceria

Smartfren Telecom Smartfren

Telkom Telkom Flexi

GSM

Hutchison 3

Indosat IM3 - Mentari - Matrix

PSN/ACeS ByRU - Pasti

Axis Axis

Telkomsel simPATI, kartuAs, Kartu Facebook, Kartu Prima, kartuHALO

XL Axiata XL

Sumber: Wikipedia

(7)

Tabel 1.3

Top Brand Index Simcard CDMA Pra Bayar

No Merek Top Brand Index (%)

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Esia 2,55 5,30 47,70 46,50 48,50 57,90

2. Flexi 6,01 8,50 38,40 33,50 40,80 15,70

3. Fren 1,57 1,60 4,80 3,70 2,60 1,00

4. StarOne * * 3,90 2,40 2,10 *

5. Smart * * 1,30 3,90 5,10 4,30

Sumber: Majalah Marketing Edisi Khusus/1/2007 Majalah Marketing 2/X/Februari 2010 Majalah Marketing 2/IX/Februari 2009 Majalah marketing 2/XI/Februari 2011 Majalah Marketing 02/XII/Februari 2012

Top Brand Index menunjukan bagaimana konsumen menempatkan merek

tertentu dalam benaknya, penggunaan merek, dan keinginan konsumen untuk menggunakan merek di masa mendatang. Pencitraan merek dapat dikatakan baik jika merek tersebut melekat dalam benak konsumen melalui keunikan dan keistimewaannya yang membuat terjadinya penggunaan merek pada saat sekarang dan yang akan datang.

Untuk bisa menjadi top brand syaratnya adalah dengan minimal mencapai top brand index sebesar 10%, pada tabel diatas dapat kita lihat hanya 2 operator

telokomunikasi saja yang mampu mencapainya yaitu Esia dan Flexi. Dalam 3 tahun terkahir bisa kita lihat Flexi selalu mengalami penurunan TBI meskipun pada tahun 2011 sempat mengalami peningkatan tetapi pada tahun 2012 ini jauh mengalami penurun menjadi 15,70% saja. Ini mengindikasikan kurang melekatnya Flexi di benak konsumen dan menurunnya keinginan konsumen untuk menggunakan merek sehingga dapat dikatakan citra merek Flexi kurang baik.

(8)

(brand awareness), popularitas iklan (ad awareness), persepsi kualitas (perceived quality), kepuasan (satisfaction), gain index dan penguasaan marketshare.

Kemampuan suatu merek untuk bisa menciptakan brand value yang tinggi akan berdampak pada pencitraan merek yang baik juga di benak para konsumen, ini dapat dijadikan keunggulan dalam bersaing dengan merek pesaingnya. Seperti kita dapat lihat brand value pada kategori operator Cdma Prabayar berikut:

Tabel 1.4

Brand Value Simcard CDMA Pra Bayar

No. Merek Brand Value

2008 2009 2010 2011

1. Esia 50,1 82,8 80,8 73,3

2. Flexi 51,7 81,7 61,9 55,5

3. Fren 30,2 60,8 34,6 38,8

4. StarOne 30,7 78,0 * *

5. Smart * * 34,6 40,2

Sumber : Swa 16/XXV/27 Juli – 3 Agustus 2009:63 Swa 15/XXVII/15-28 Juli 2010:39 Swa 15/XXVII/18-27 Juli 2011:45

Pada tabel 1.4 terlihat bahwa brand value Flexi terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 brand value mencapai 51,7 dan mampu mengungguli Esia, tetapi pada tahun 2009 meskipun meningkat menjadi 81,7 tetapi Esia berhasil mengunggulinya dengan 82,8. Lalu pada tahun 2010 brand value Flexi mengalami penurun kembali dengan hanya mencapai 61,9 saja

bahkan pada tahun 2011 juga hanya mencapai 55,5 sedangkan Esia mendapatkan 73,3. Penurunan tersebut mengindikasikan Flexi mengalami penurunan dalam aspek popularitas, popularitas iklan, persepsi terhadap kualitas, kepuasan, gain index dan penguasaan marketshare.

(9)

efektif dalam memasarkan suatu produk. Dalam gambar di bawah ini kita bisa melihat seberapa besar anggaran belanja iklan setiap operator seluler di Indonesia dalam usaha untuk mempromosikan produknya.

Sumber: Nielsen Advertising Information Service dalam Marketing 03/XI/Maret/2011

Gambar 1.2

Belanja Iklan Operator Seluler 2010

Dari gambar diatas bisa kita lihat Flexi hanya mengangarkan 164 M saja untuk belanja iklannya dan merupakan budget yang paling kecil dari semua operator telekomunikasi GSM ataupun CDMA yg merupakan kompetitornya. Hal ini menjadi berbanding lurus dengan tingkat kesadaran iklan masyarakat kita akan Flexi dan membuat citra mereknya menjadi menurun.

(10)

Tabel 1.5

Jumlah Pelanggan Flexi Trendy Di Bandung

Operator Tahun

2007 2008 2009 2010 2011*

Flexi Trendy 2,4 5,6 9,8 8,8 5,7

Sumber: Flexi Center Dago (*=Hingga Mei 2011), (Data Dalam Juta Pelanggan)

Dari tabel 1.5 bisa kita ketahui kalau pada akhir tahun 2009 jumlah pelanggan Flexi Trendy di Bandung mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga 9.8 juta pelanggan, tetapi pada tahun 2010 pertambahan pelanggan Flexi Trendy mengalami penurunan, dari jumlah yang dicapai pada tahun 2009 yakni hanya sebesar 8.8 juta dan 5.7 juta saja hingga akhir mei 2011.

Fenomena penurunan citra merek (brand image) Flexi diperkirakan disebabkan oleh strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan kurang berjalan efektif dan ada kemungkinan karena kesan di hadapan konsumen berkurang sehingga nilai mereknya menjadi menurun.

Flexi merupakan operator CDMA pertama di Indonesia yang merupakan salah satu produk dari perusahaan besar PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Namun sejak tahun 2009 Telkom Flexi ini sudah mulai dikelola oleh divisi sendiri sehingga sekarang sudah memiliki kebijakan sendiri.

(11)

seiringan berjalannya waktu sekarang mulai bermunculan produk-produk sejenis yang menawarkan harga lebih murah dengan kualitas bisa di bandingkan.

Awal dikeluarkannya operator CDMA adalah untuk menelpon dengan harga yang murah bila dibandingkan dengan operator GSM, tetapi kini masyarakat kita sudah mulai meninggalkan fungsi telepon seluler hanya untuk menelpon saja, tetapi dengan era globalisasi ini masyarakat kita dituntut untuk mengetahui segala yang ada di dunia ini yaitu dengan koneksi internet dan sekarang yang membuat internet menjadi pilihan utama fitur dalam memilih telepon seluler bahkan operatornya juga. Ini membuat perusahaan terus berfikir untuk bisa terus bersaing dengan semua operator yang ada dan mengikuti keinginan para konsumennya. Dalam hal ini memang tidak aneh lagi apabila suatu perusahaan harus mengeluarkan budget yang banyak untuk mempromosikan suatu produk agar produknya ini bisa tersampaikan dengan baik dan hal yang sangat penting adalah membuat masyarakat terkesan dan memilih untuk mengunakan produk yang dimiliki.

(12)

Persaingan yang tinggi dalam antara operator CDMA ini ditandai dengan munculnya berbagai iklan melalui banyak media seperti televisi, radio, majalah, billboard, bahkan surat kabar, tetapi iklan melaui media televisi merupakan salah

satu yang paling efektif. Periklanan dilaksanakan oleh Flexi untuk menanamkan kembali citra produknya dalam benak konsumen. Melalui iklan, Flexi berusaha meraih pelanggan dan terus mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Sekarang ini Flexi sudah mulai menjalankan strategi pemasaran iklannya dengan

merubah Logo dan Tagline Telkom Flexi yang semula “Bukan Telepon Bisa” kini

menjadi “Lebih Irit Kan!” hal ini yang coba dibenakkan kembali untuk masyarakat kita yang selalu tertarik dengan sesuatu yang harganya terjangkau, dan akan membuat konsumen menjadi sadar dan apabila orang membicarakan mengenai irit akan selalu ingat kepada Telkom Flexi. Dengan itu diharapkan masyarakat mengenal kembali dan menciptakan brand image yang tinggi bagi Flexi.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas turunnya citra merek akan operator CDMA Flexi ini diduga karena peranan iklan melalui media televisi yang telah dilakukan oleh Flexi masih kurang berjalan dengan efektif, oleh karena itu dengan meningkatkan kembali promosi iklan melalui media televisi diharapkan dapat meningkatkan citra mereknya.

(13)

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Citra merek yang kuat sangat berkaitan dengan dampak komunikasi yang dibangun dari adanya komunikasi pemasaran perusahaan yang tepat dengan kebutuhan pelanggannya sehingga merek mempunyai keunggulan yang kompetitif dengan pesaing.

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah cita merek Telkom Flexi yang melemah. Kita bisa lihat dari top brand index, brand value dari Flexi dalam 4 tahun terakhir ini yang mengalami penurunan sehingga kompetitor utamanya yaitu Esia kini lebih mendapat tempat di benak masyarakat kita. Sehingga pertambahan pelanggan Flexi pun ikut menurun karena masyarakat lebih mempercayai pesaingnya.

Agar merek yang dimiliki perusahaan memiliki merek yang kuat kembali, perusahaan dapat melakukan kegiatan promosi. Salah satu bentuk promosi yang dilakukan oleh perusahaan adalah iklan melalui media televisi dengan strategi dan daya tarik iklan tersebut sehingga pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat kita. Dan juga menaikkan budget untuk belanja iklannya. Hal tersebut diharapkan dapat menarik masyarakat untuk menggunakan Flexi dan bisa meningkatkan kembali citra merek Flexi.

1.2.2 Rumusan Masalah

(14)

1. Bagaimana gambaran mengenai iklan Telkom Flexi melalui media televisi?

2. Bagaimana gambaran mengenai citra merek Telkom Flexi?

3. Bagaimana peranan iklan melalui media televisi dalam meningkatkan citra merek Telkom Flexi?

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran iklan Telkom Flexi melalui media televisi. 2 Untuk mengetahui gambaran citra merek Telkom Flexi.

3 Untuk mengetahui bagaimana peranan iklan melalui media televisi dalam meningkatkan citra merek Telkom Flexi?

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu manajemen pemasaran yang berkaitan dengan iklan melalui media televisi dan juga citra merek.

2. Kegunaan Praktis

(15)
(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian Dan Metode Penelitian

3.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan oleh penulis terdiri dari variabel bebas (independent variable) pertama yaitu iklan televisi. Sedangkan yang menjadi

variabel terikat (dependent variable) adalah citra merek.

Telkom Flexi merupakan salah satu dari anak perusahaan PT. Telkom Tbk. Adapun yang dijadikan responden pada penelitian ini adalah pengguna dan anggota fan page facebooknya Flexi. Hal ini dipilih karena dengan media sosial kita bisa berkomunikasi dengan siapa pun dan dimana pun juga, karena masyarakat kita yang kini sudah sangat akrab dengan internet sehingga untuk berhubungan melalui media ini sangatlah mudah sehingga bisa menerima informasi kapan pun dan dimana pun dengan mudahnya.

Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai peranan Iklan di media televisi dalam meningkatkan Citra Merek Telkom Flexi (survei pada pengguna dan anggota fan page facebook Flexi).

3.1.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

(17)

deskriptif verifikatif. Metode deskriptif adalah penelitian yanag bertujuan membuat deskripsi atau suatu fenomena sosial atau alam secara sistematis, faktual, dan akurat (Wardiyanta, 2006:5)

Menurut Husein Umar (2004:94) untuk penelitian yang mengunakan metode deskripsi atau metode eskperimen dapat memakai desain kausalitas. Desain kausalitas ini berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan yang lainnya.

Menurut Sugiyono (2012:4) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Dengan demikian penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi konsumen atas iklan di media televisi dan citra merek dari Telkom Flexi.

Adapun verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam penelitian ini diuji mengenai peranan iklan di media televisi dalam meningkatkan citra merek Telkom Flexi.

(18)

variabel melalui pengujian hipotesis, survei dilakukan dengan cara mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data.

3.2Operasionalisasi Variabel

Suahrsimi Arikunto (2006;118) mengemukan bahwa “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian atau suatu penelitian”.

Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi iklan televisi sebagai variabel bebas dan citra merek sebagai variabel terikat.

(19)

Tabel 3.1

Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Instrument

Iklan (X)

Segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara

non-Mission Tujuan dalam periklanan

merupakan langkah

Message Pesan iklan ini dipilih

dalam memutuskan memilih iklan karena biasanya dipengaruhi oleh tema, teknik atau cara, serta sasaran yang akan dituju. Tema iklan itu sendiri harus singkat, jelas, dan mudah dipahami.

- Kemudahan pemahaman pesan iklan dan tema iklan - Daya tarik iklan - Kepercayaan

terhadap bintang iklan dan isi iklan akan informasi yang disamapikan

- Tingkat kemudahan pemahaman pesan iklan dan tema iklan - Tingkat daya tarik

iklan

- Tingkat kepercayaan terhadap bintang iklan dan isi iklan akan informasi yang

Media Media merupakan

masalah bagaimana mencari cara yang efektif dan efisien dalam menyampaikan sejumlah iklan di media televisi.

Ordinal

9.

10.

(20)

Citra

Powered Semakin seseorang

memikirkan informasi produk dan

menghubungkannya dengan pengetahuan merek yang ada, maka yang lebih kuat dapat menghasilkan asosiasi merek.

- Pengetahuan konsumen tentang semua kegiatan yang di sponsori oleh Flexi - Pengetahuan

konsumen tentang kemasan Flexi - Kecocokan Flexi

dengan event yang di sponsorinya

- Tingkat pengetahuan konsumen tentang semua kegiatan yang di sponsori oleh Flexi - Tingkat pengetahuan

Benefit Pengertian dasar,

asosiasi merek yang baik diciptakan dengan layanan dan fitur Flexi

Ordinal

- Daya tarik kemasan produk Flexi - Kesukaan akan logo

baru dari Flexi - Kesukaan akan

slogan yang dipaki Flexi

- Tingkat daya tarik kemasan produk Flexi - Tingkat kesukaan akan

logo baru dari Flexi - Tingkat kesukaan akan

slogan yang dipaki

3.3Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi

(21)

1. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan sumber data dimana data yang diinginkan dapat diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan langsung dengan penelitian dalam hal ini adalah anggota fan page facebook Flexi. 2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu dengan cara mencari informasi di berbagai media mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian tersebut.

3.4Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”. Secara

umum, populasi adalah kumpulan dari individu yang memiliki karakteristik dan kuantitas cenderung sama sebagaimana telah ditetapkan dalam suatu penelitian.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi pada penelitian ini adalah anggota fan page facebook Flexi yang berjumlah 2015 orang.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012:116) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel adalah bagian dari

(22)

tidak mungkin mempelajari semua populasi yang ada, dikarenakan keterbatasan dana, waktu, dan tenaga, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Setiap yang dipelajari dari populasi tersebut maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.

Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. rumus yang digunakan sebagai berikut :

n =

(Husein Umar, 2004:59)

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (e = 0,1)

Pada penelilitian ini responden yang diteliti adalah anggota fan page facebook Flexi di Bandung. Dan dapat ditentukan sampel dengan perhitungan sebagai berikut:

n = 2015

1 + 2015 x 0,12 n =95,271 = 100

(23)

3.4.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2012:73) bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Sampling adalah proses pengambilan sebagian elemen populasi untuk memahami karakteristik dari keseluruhan elemen populasi. kriteria teknik sampling yang baik adalah:

1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi 2. Dapat menentukan presisi dari hasil penelitian

3. Sederhana dan mudah dilaksanakan

4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin tentan populasi dengan biaya minimal

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:111) simple random sampling

(24)

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data. Adapun alat pengumpulan data yang digunakannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi literatur, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, majalah ilmiah, guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari iklan, dan citra merek. Yaitu Marketing Management Kotler dan Keller 2012, dan juga Strategic Brand Management International Edition Building, Managing, and Measuring Brand Equity Keller 2007.

2. Observasi, dilakukan dengan mengamati langsung objek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti khususnya mengenai iklan di media televisi, dan citra merek Telkom Flexi.

3. Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang pribadinya atau hal-hal yang di ketahui.

(25)

3.6Rancangan Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis

3.6.1 Rancangan Analisis Data

Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah ada peranan iklan melalui media televisi dalam meningkatkan citra merek. Dalam mengolah data ini, prosedur yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Menyusun data. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa lembar jawaban yang telah diisi oleh responden, dalam hal kelengkapan jawaban, untuk menentukan layak tidaknya lembar jawaban tersebut untuk diproses lebih lanjut.

2. Menghitung bobot nilai dengan skala Likert dengan ukuran interval, artinya yang diteliti mempunyai lima pilihan jawaban dengan urutan peringkat Sangat Baik Sekali (SBS), Baik Sekali (BS), Cukup Baik (CB), Kurang Baik (KB), dan Sangat Tidak Baik (STB).Untuk lebih jelasnya kriteria pemberian skor dapat dilihat pada tabel di baawah ini.

Tabel 3.2 Pedoman Nilai Angket

Alternatif Jawaban Skor (+) Skor (-)

Sangat Baik Sekali(SBS) Baik Sekali (BS)

Cukup Baik (CB) Kurang Baik (KB) Sangat Tidak Baik (STB)

5 4 3 2 1

(26)

3. Rekapitulasi nilai angket peranan iklan melalui media televisi dalam meningkatkan citra merek.

5. Pada penelitian ini, setiap jawaban responden dihitung, penelitian ini adalah didasarkan pada pedoman kategorisasi yang divisualisasikan dalam bentuk “skor ideal” dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menghitung skor terendah dan skor tertinggi dari bobot instrumen sebagai berikut :

Skor terendah = SR x JB x JR Skor tertinggi = ST x JB x JR Keterangan:

SR = Skor terendah ST = Skor tertinggi

JB = Jumlah butir pertanyaan JR = Jumlah responden

b. Menghitung rentang dengan cara mengurangkan skor tertinggi dengan skor terendah kemudian hasilnya dibagi lima.

c. Menentukan ukuran sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

d. Membuat parameter untuk kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

SR R S T ST

(27)

(Sugiyono : 2012:135)

e. Membandingkan skor total tiap variabel dengan parameter di atas untuk memperoleh gambaran peranan iklan melalui media televisi dalam meningkatkan citra merek.

3.6.2 Pengujian Validitas Dan Reliabilitas

3.6.2.1Pengujian Validitas

Menurut Suharsimin Arikunto (2006:168) “Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas rendah”.

Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal minimal serta pilihan jawaban lebih dari dua pilihan, perhitungan korelasi antara pertanyaan kesatu dengan skor total digunakan alat uji korelasi Pearson (product moment coefisient of corelation) dengan rumus:

2 2



2 2

 (Sumber: Suharsimi Arikunto 2006:274)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari

(28)

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y N = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut :

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung ≥ rtabel).

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung ≤ rtabel).

3.6.2.2Pengujian Reliabilitas

Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliabel). Malhotra (2006:309) mengemukakan bahwa “Reliabilitas adalah sejauh mana skala mampu menciptakan hasil yang konsisten jika pengukuran berulang dilakukan terhadap karakteristik tertentu”.

Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. (Suharsimi Arikunto, 2006:196)

(29)

penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70 (Hair, Anderson, Tatham & Black, 1998:88). Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah:

k = banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

2 Sedangkan rumus variansnya adalah:

2

(Suharsimi Arikunto, 2006: 184)

Keterangan: 2 = varians

X = jumlah skor

N = jumlah responden

Perhitungan reliabilitas pertanyaan bisa juga dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows.

3.6.3 Method of Successive Interval (MSI)

(30)

dengan penerapan statistic parametric. Metode data ini disebut Method Successive Interval (MSI) adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Perhatikan setiap butir.

2. Untuk setiap butir tersebut tentukan berapa orang yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5. yang disebut dengan frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.

4. Tentukan proporsi komulatif

5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi komulatif yang diperoleh.

6. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel densitas)

7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus

 

Density at Lower Limit

 

Density at Upper Limit

NS

Area Below Upper Limit Area Below Lower Limit

 

8. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus YNSk

min

k = 1+ NS

Langkah-langkah di atas jika di jabarkan dalan bentuk tabel akan terlihat seperti berikut:

Tabel 3.3

Pengubahan Data Ordinal ke Interval

Kriteria/Unsur 1 2 3 4 5

Frekuensi

Proporsi

Proporsi kumulatif

Nilai

Scale value

(31)

3.6.4 Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini, data akan dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Ŷ = a + bX

Dimana:

Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasakan pada variabel independen. bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Secara teknis, harga b merupakan tangen dari perbandingan antara panjang garis variabel dependen setelah persamaan regresi ditemukan. perhitungan harga a dan b ditunjukkan dalam rumus dibawah ini :

a =

(32)

r =

  

Adapun untuk mengetahui kuat rendahnya hubungan pengaruh dapat diklasifikasikan menurut Sugiyono (2012:183) sebagai berikut:

Tabel 3.4

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Klasifikasi

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

3.6.5 Rancangan Pengujian Hipotesis

Langkah terakhir dalam kegiatan analisis data adalah melakukan uji hipotesis. Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen. Melalui langkah ini dapat diambil suatu kesimpulan, menerima atau menolak hipotesis yang telah dirumuskan. Rumus yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis yaitu Uji Signifikasi Koefisien Korelasi (uji t-student) untuk menguji hipotesis parsial yang tersirat dari hipotesis penelitian, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2012:215). Rumus yang digunakan adalah:

(33)

rs= Koefisien korelasi n = Banyaknya sampel

Secara statistik hipotesis yang akan diuji dalam pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

a) Ho = α ≤ 0, artinya iklan di media televisi tidak berperan positif dalam meningkatkan citra merek Tlekom Flexi.

b) Ha = α > 0, artinya iklan di media televisi berperan positif dalam meningkatkan citra merek Tlekom Flexi.

Untuk menentukan besarnya sumbangan X terhadap Y, dapat digunakan rumus koefisien determinasi atau koefisien penentu.

KD = r2

x 100%

(Sudjana, 1996:371)

Menguji hipotesis secara simultan melalui uji F dengan rumus:

(Sudjana, 1996:385)

Dengan kriteria pengambilan H0 ditolak jika Fhitung < Ftabel artinya X

(34)
(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian peranan iklan melalui media televisi dalam meningkatkan citra merek Flexi dapat disimpulkan bahwa:

1. Tanggapan terhadap iklan melalui media televisi berada dalam kategori sedang atau cukup. Pada setiap dimensi dalam iklan pun menunjukkan kinerja yang sedang. Dari dimensi mission yang paling baik yaitu dengan iklan akan mengingat terus untuk membeli produk Flexi, sedangkan yang kurang adalah iklan tersebut kurang bisa membujuk para pelanggan untuk menggunakan produk dari Flexi. Dalam dimensi message yang baik adalah jingle lagu dalam iklan yang menarik, sedangkan yang kurang adalah pesan dan tema iklan yang ditayangkan Flexi masih kurang dapat dipahami oleh konsumen. Pada dimensi media yang baik adalah iklan Flexi ditayangkan di media televisi sangat tepat, sedangkan yang kurang adalah waktu penayangan iklan di media televisi masih belum tepat. 2. Tanggapan terhadap citra merek Flexi berada dalam kategori sedang. Citra

(36)

dibandingkan operator CDMA lainnya, sedangkan yang kurang adalah Flexi kurang memiliki fitur dan layanan yang banyak. Dan dari dimensi keunikan merek yang baik adalah konsumen menyukai logo Flexi yang baru, sedangkan yang kurang yaitu kemasan Flexi kurang menarik perhatian konsumen.

3. Hasil penelitian menunjukkan iklan melalui media televisi berperan positif sebesar 20,7% dalam meningkatkan citra mereknya Flexi. Sedangkan sisanya oleh faktor lainnya.

5.2Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan penulis pada Flexi, maka penulis mengajukan beberapa saran dengan harapan dapat memberikan manfaat dan menjadi masukan bagi Flexi dalam hal meningkatkan periklanan di media televise serta meningkatkan citra mereknya adalah sebagai berikut:

(37)

konsumen banyak yang menghabiskan waktu di depan televisi. Selanjutnya selain tingkat penayangan iklan adalah tingkat kepercayaan akan iklan yang dibuat dengan kenyataannya, dalam hal ini Flexi harus melakukan promosi langsung dengan memberikan sampel produknya itu kepada konsumen sehingga dapat membuktikan sendiri apa yang Flexi informasikan dalam iklan sesuai dengan kenyataan. Selain itu Flexi bisa membuat iklan yang ada edukasinya juga jadi sekalian beriklan sekalian memberikan pelajaran kepada penonton. Dan mungkin yang akan sangat efektif adalah iklan bersambung, Flexi bisa membuat iklan semacam ini, karena dengan iklan bersambung penonton akan penasaran akan kelanjutan iklannya, sehingga secara tidak langsung akan mengingat juga produk dari Flexi.

(38)
(39)
(40)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.1 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.2 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Bauran Pemasaran Jasa ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Promosi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Komunikasi Pemasaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Bauran Komunikasi Pemasaran ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Periklanan (Advertising) ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6 Merek (Brand) ... Error! Bookmark not defined. 2.1.7 Ekuitas Merek (Brand Equity) ... Error! Bookmark not defined. 2.1.8 Citra Merek (Brand Image) ... Error! Bookmark not defined. 2.1.9 Peranan Advertising Dalam Meningkatkan Brand Image ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian Dan Metode Penelitian Error! Bookmark not defined. 3.1.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.1.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi ... Error! Bookmark not defined.

(41)

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Rancangan Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Rancangan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Pengujian Validitas Dan ReliabilitasError! Bookmark not defined. 3.6.3 Method of Successive Interval (MSI) ... Error! Bookmark not defined.

3.6.4 Regresi Linier Sederhana ... Error! Bookmark not defined. 3.6.5 Rancangan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Profil Perusahaan ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Visi dan Misi PT. Telkom Tbk ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Telkom Flexi ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Gambaran Umum Iklan Flexi Versi Bebas Bicara “Banci Salon”

Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Fitur dan Layanan Telkom Flexi ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Karakteristik dan Pengalaman Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Gambaran Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Penelitian .. Error! Bookmark not defined.

(42)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Belanja Iklan 12 Kategori Industri ... 3

Tabel 1.2 Operator Seluler Di Indonesia... 4

Tabel 1.3 Top Brand Index Simcard CDMA Pra Bayar ... 5

Tabel 1.4 Brand Value Simcard CDMA Pra Bayar ... 6

Tabel 1.5 Jumlah Pelanggan Flexi Trendy di Bandung ... 8

Tabel 2.1 Sarana Komunikasi Umum ... 18

Tabel 2.2 Profil Jenis-Jenis Media Usaha ... 28

Tabel 2.3 Kekuatan dan Keterbatasan Iklan Melalui Media Televisi ... 29

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 49

Tabel 3.2 Pedoman Nilai Angket ... 55

Tabel 3.3 Pengubahan Data Ordinal ke Interval ... 61

Tabel 3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 62

Tabel 4.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 74

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 75

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengahasilan Perbulannya .. 76

Tabel 4.5 Pengalaman Responden Berdasarkan Iklan Operator CDMA yang Menarik ... 78

Tabel 4.6 Pengalaman Responden Berdasarkan Saluran Televisi Yang Sering Dilihat ... 79

(43)

Tabel 4.8 Pengalaman Responden Berdasarkan Frekuensi Masa Penayangan

Iklan Flexi Versi Bebas Bicara (Banci Salon) ... 81

Tabel 4.9 Pengalaman Responden Berdasarkan Pendapat Bagaimana Seharusnya Iklan Flexi Dibuat ... 83

Tabel 4.10 Pengalaman Responden Berdasarkan Cara Untuk Meningkatkan Citra Suatu Merek Maka Perlu Lebih Banyak Menayangkan Iklannya ... 84

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Mission ... 86

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Message ... 88

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Media ... 91

Tabel 4.14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Peranan Iklan Melalui Televisi ... 93

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Kekuatan ... 95

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Manfaat... 97

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Keunikan ... 100

Tabel 4.18 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Citra Merek ... 102

Tabel 4.19 Output Korelasi (Correlations) ... 104

Tabel 4.20 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 105

Tabel 4.21 Output Peranan Iklan Melalui Media Televisi Dalam Meningkatkan Citra Merek Flexi ... 106

Tabel 4.22 Koefisien... 107

Tabel 4.23 ANOVA ... 108

(44)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Pelanggan Telekomunikasi ... 2

Gambar 1.2 Belanja Iklan Operator Seluler 2010 ... 7

Gambar 2.1 Bauran Pemasaran Jasa ... 14

Gambar 2.2 Elemen-Element Dalam Proses Komunikasi ... 17

Gambar 2.3 Lima M Dalam Advertising ... 23

Gambar 2.4 Kerangka Ekuitas Merek Berbasis Konsumen ... 34

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ... 44

Gambar 2.6 Paradigma Penelitian ... 45

Gambar 4.1 Logo Telkom Flexi ... 66

Gambar 4.2 Story Board Iklan Flexi Versi Bebas Bicara “Banci Salon” ... 62

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73

Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 75

Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 76

Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan ... 77

Gambar 4.7 Pengalaman Responden Berdasarkan Iklan Operator CDMA yang Menarik ... 78

Gambar 4.8 Pengalaman Responden Berdasarkan Saluran Televisi Yang Sering Dilihat ... 80

Gambar 4.9 Pengalaman Responden Berdasarkan Frekuensi Pernah Melihat Iklan Flexi Versi Bebas Bicara ”Banci Salon” ... 81

(45)

Gambar 4.11 Pengalaman Responden Berdasarkan Pendapat Bagaimana

Seharusnya Iklan Flexi Dibuat ... 84 Gambar 4.12 Pengalaman Responden Berdasarkan Cara Untuk Meningkatkan

Citra Suatu Merek Maka Perlu Lebih Banyak Menayangkan

Gambar

Tabel 1.1 berikut ini kita lihat pertumbuhan belanja iklan pada 12 kategori
Tabel 1.1  Pertumbuhan Belanja Iklan 12 Kategori Industri
Tabel 1.2 berikut ini menujukkan semua operatot GSM dan CDMA yang ada
Tabel 1.3 Top Brand Index Simcard CDMA Pra Bayar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

(2) Kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan fungsi manajemen dalam pelayanan masyarakat pada kantor Camat Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan selama ini adalah

Dua faktor utama dalam pendekatan ini adalah biaya yang dikeluarkan, baik untuk pembangunan jalan maupun operasi dan pemeliharaan jalan, serta biaya yang diperoleh dari

Suatu hari saya mendengar dia (Ibnu Mas’ud) berkata, “ Akan memimpin kalian para pemimpin yang mengakhirkan shalat dari waktunya, maka shalatlah kalian tepat pada waktunya,

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS VOLLEY BALL LIKES GAME UNTUK MENGEMBANGKAN WAKTU AKTIF BELAJAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan dari data yang di peroleh yaitu Payback Period yaitu 1 Tahun 8 hari, Net Present Value ( NPV ) menghasilkan nilai positif yaitu Rp.90.954.240,- Profitabilitas Indeks

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan serta hubungan korelasi keduanya terhadap produksi Tanaman Tembakau tahun 2012 – 2014 di PTPN II

Oleh sebab itu korelasi antara kedua variabel diatas yaitu hasil Program Fly Hi yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia Pekanbaru terhadap kepuasan penumpang bersifat positif