• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PROFIL SIKAP PENGGUNA DAN BUKAN PENGGUNA SPORT DRINK SAAT BEROLAHRAGA PADA ATLET MAHASISWA ANGGOTA UKM OLAHRAGA DI PERGURURAN TINGGI SE-JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PROFIL SIKAP PENGGUNA DAN BUKAN PENGGUNA SPORT DRINK SAAT BEROLAHRAGA PADA ATLET MAHASISWA ANGGOTA UKM OLAHRAGA DI PERGURURAN TINGGI SE-JAWA BARAT."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

vi UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ...

A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... C. Perumusan Masalah ... D. Tujuan Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... F. Definisi Operasional ... G. Asumsi Penelitian ... H. Hipotesis Penelitian ... : LANDASAN TEORITIS

A. Olahraga ... B. Sikap ... C. Aktivitas Olahraga Atlet Mahasiswa UKM Olahraga

(2)

vii BAB III

BAB IV

BAB V

Perguruan Tinggi se-Jawa Barat ... D. Sikap Penggunaan Sport Drink dalam Berolahraga di

Lingkungan Atlet Mahasiswa Anggota UKM Olahraga di Perguruan Tinggi se-Jawa Barat ... E. Sport Drink yang digunakan oleh Atlet Mahasiswa

Anggota UKM Olahraga di Perguruan Tinggi se-Jawa Barat ... : METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... C. Instrumen Penelitian ... D. Uji Coba Instrumen ... E. Rancangan Analisis Data ... : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... B. Pembahasan Hasil Penelitian ... : KESIMPULAN DAN SARAN

(3)

viii : Teori Tindakan Beralasan ... : Alur Penelitian ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa terhadap macam -

macam Sport Drink ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang legalitas Sport Drink ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang kualitas Sport

Drink ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang timing

mengkonsumsi Sport Drink ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang kadar/volume Sport Drink ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang suhu Sport

Drink ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang kandungan

gizi Sport Drink ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang fungsi dan

(4)

ix Gambar 4.10

Gambar 4.11

Gambar 4.12

Gambar 4.13

Gambar 4.14

: Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang alasan mengkonsumsi atau tidak Sport Drink ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang kadar/volume

Sport Drink ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang jenis Sport

Drink ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang tujuan

mengkonsumsi atau tidak Sport Drink ... : Profil pemahaman atlet mahasiswa tentang perasaan

pengaruh mengkonsumsi Sport Drink ...

60

61

61

62

(5)

x

: Distribusi sampel penelitian ... : Kerangka sampel penelitian ... : Kriteria pemberian skor terhadap alternatif jawaban ... : Contoh pernyataan dalam angket ... : Kisi-kisi alat pengumpul data ... : Profil sampel uji coba ... : Uji validitas instrumen penelitian ... : Revisi pertanyaan ... : Hasil penghitungan uji validitas aspek kognitif ... : Hasil penghitungan uji validitas aspek afektif ... : Hasil penghitungan uji validitas aspek psikomotor ... : Kualitas harga ( r ) ... : Hasil uji reliabilitas ... : Hasil uji normalitas distribusi data variabel aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor mahasiswa UKM se-Jawa Barat ... : Uji perbandingan dua variabel ...

(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal. LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 3 LAMPIRAN 4 LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6 LAMPIRAN 7 LAMPIRAN 8 LAMPIRAN 9

: Data Pengguna Sport Drink ... : Data Bukan Pengguna Sport Drink ... : Uji Normalitas Data ... : Uji t Perbandingan Variabel Bebas ... : Angket penelitian ... : Tabel nilai-nilai Chi-Kuadrat ... : Nilai-Nilai Distribusi t ... : SK pembimbing penulisan tesis ... : Riwayat hidup ...

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan olahraga di masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Barat sangat meningkat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tempat-tempat yang menyelenggarakan kegiatan olahraga yang pada gilirannya akan meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat untuk berolahraga (Nopembri, 2008), baik itu olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan maupun olahraga yang berorientasi pada prestasi. Berdasarkan Undang-undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dijelaskan bahwa;” Ruang lingkup Olahraga di tanah air di kelompokkan kedalam 3 (tiga) kelompok, yaitu: Olahraga Pendidikan, Olahraga Rekreasi, dan Olahraga prestasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka olahraga sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang diakui oleh negara atau dengan kata lain olahraga sudah menjadi hak azasi setiap warga negara”.

Pentingnya olahraga sudah sangat dirasakan serta menjadi bagian integral dalam pola hidup sehat manusia. Di samping itu, olahraga merupakan suatu aspek penting dalam kehidupan masyarakat khususnya dalam hal menjalin hubungan antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat (Nopembri, 2008) yang pada gilirannya akan membentuk budaya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Lawrence (2005:1) bahwa, “Sports are clearly more important than ever to both the individual and society in economic, cultural, and financial

(8)

important part of cultures and societies around the world”. Olahraga secara jelas

merupakan bagian penting dari budaya dan masyarakat di seluruh dunia. Hubungannya dengan kebudayaan, Coakley (2001:3) lebih lanjut menjelaskan bahwa, “sports are cultural practices that differ from place to place and time to time”. Artinya, olahraga merupakan praktik budaya yang berbeda dari tempat ke

tempat dan waktu ke waktu. Beberapa pernyataan tersebut menggaris bawahi pentingnya olahraga dalam aspek-aspek kehidupan manusia termasuk budaya yang akan berbeda seiring dengan perubahan tempat dan waktu.

Olahraga merupakan sebuah fenomena sosial-budaya yang perlu untuk dipahami dan dipelajari. Hal ini dikarenakan olahraga secara budaya telah melekat kuat dalam diri individu dan masyarakat. Coakley (2001:2) menekankan bahwa, “sports are more than just games and meets; they are also social phenomena that

have meanings that go far beyond scores and performance statistic”. Olahraga

bukan hanya sekedar permainan dan pertandingan tetapi juga merupakan sebuah fenomena sosial yang memiliki makna lebih jauh dari sekedar angka dan penampilan. Olahraga menunjukkan tiga pola, yaitu: merefleksikan budaya dan masyarakat, mempertebal perbedaan sosial, dan merupakan sebuah wahana untuk konflik sosial (Freeman, 2001:41-42). Olahraga merupakan produk sosial dan budaya yang memiliki makna nyata bagi individu, komunitas, dan masyarakat secara umum (Maguire et al, 2002:168). Lebih lanjut Maguire mengungkapkan bahwa “. . . through sport we can begin to understand societies, nations, and communities”. Artinya, memahami masyarakat, komunitas, dan bangsa dapat

(9)

dapat dipelajari, dipahami, dan dicermati melalui pendalaman secara detail pada individu dan masyarakat terhadap kontak-kontak sosial yang mereka lakukan dalam lingkup perilaku olahraganya.

Saat ini, masyarakat telah menyadari arti pentingnya olahraga bagi kehidupannya, artinya olahraga telah memegang peranan tersendiri di hati masyarakat. Oleh karenanya, banyak pengelola di bidang bisnis yang terarik memasukan bidang olahraga sebagai komoditi bisnis, salah satunya yaitu media masa; yang di dalamnya termasuk majalah, buku, radio, surat kabar, dan televisi mempunyai pengaruh yang luas terhadap perilaku masyarakat (farid, 2004:2). Saat ini, media masa banyak menyajikan berita-berita atau informasi-informasi yang membahas olahraga yang dikemas secara menarik dan kreatif seperti sepak bola piala eropa, bulu tangkis piala Sudirman dan piala Uber. Parkhouse (1998:118) dalam farid (2004:5) mengemukakan bahwa, “perkembangan olahraga melalui media masa mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan prestasi, pembelajaran, pengembangan minat dan bakat serta peningkatan pendapatan devisa negara atau taraf ekonomi di suatu negara.”

Keterkaitan antara olahraga dan media masa memang tidak terlihat secara langsung. Coakley (1986:82) dalam farid (2004:3) menegaskan bahwa “tidak ada ketergantungan antara kegiatan olahraga dengan media massa. Karena meski bagaimanpun juga, kesuksesan dari kegiatan olahraga tersebut hanya terletak pada kesuksesan dari entertainmentnya itu sendiri.”

(10)

prestasi olahraga, adapun kontribusi media massa adalah sebagai sumber informasi yang dapat menumbuhkan minat, sikap, dan perilaku berolahraga masyarakat.

Di Indonesia, hampir seluruh stasiun televisi banyak memberitakan tentang kegiatan olahraga yang ada di tanah air maupun kegiatan olahraga yang ada di mancanegara seperti Liga Inggris, liga Italia, liga Jerman, liga spanyol, NBA, Lensa Olahraga, Sport corner, dan spirit football, serta one stop football. Di samping itu, banyak iklan yang ditampilkan di televisi berisi tentang olahraga seperti iklan kegiatan-kegiatan olahraga, pelaku olahraga, sampai produk-produk di bidang olahraga. Berkaitan dengan iklan yang ada di televisi khususnya mengenai produk di bidang olahraga penulis lebih memfokuskan pada penayangan iklan sport drink seperti Ekstra Joss, Pocari Sweat, Kratingdaeng, Isotonik, Mizone, Vitazone, gatorade, Hemaviton energy drink, M150, Bee Jely, dan Kuku bima ener-G.

(11)

tergantung dari berapa energi yang dikeluarkannya, jenis olahraga, serta tujuan yang hendak dicapai ketika meminum sport drink tersebut.

Sementara itu, sekarang ini terjadi kesalahpahaman atau anggapan yang tidak benar di masyarakat mengenai penggunaan sport drink (sport Drink). Seperti halnya penggunaan makanan dan minuman dalam jumlah yang besar, seperti penggunaan pospat, kafein, madu dengan kadar gula tinggi yang dikonsumsi sebelum berolahraga dapat meningkatkan stamina untuk penampilan (Gunawan, 2000). Dalam penjelasan Direktorat Bina Gizi Masyarakat (1997:18), secara teori penggunaan minuman dengan kadar gula lebih dari 2,5 % minimal 1 jam sebelum atau pada saat berolahraga dapat merugikan penampilannya, yaitu dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemik (pusing, mual dan muntah).

(12)

dan keharusan.” Anggapan tersebut merupakan faktor psikologis seseorang terhadap kepercayaan pada sesuatu hal yang dapat merubah atau membuat dirinya menjadi lebih nyaman atau kepercayaan dirinya meningkat. Seperti halnya seseorang yang beranggapan pada sport drink yang dapat merubah dirinya menjadi hebat atau kuat bila mengkonsumsinya.

Di kalangan mahasiswa olahraga, pemahaman tentang keberadaan sport drink sangat beragam. Sebagian mahasiswa mengkonsumsi sport drink kerena terpengaruh oleh maraknya iklan dan promosi yang ditawarkan. Di pihak lain tidak sedikit mahasiswa yang mengkonsumsi minuman tersebut dengan dilatarbelakangi pemahaman yang cukup memadai tentang kandungan nutrisi yang terdapat pada minuman tersebut.

(13)

B. Identifikasi Masalah

Beragamanya berbagai produk minuman berolahraga mengidentifikasikan bahwa makin tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk ini. Di samping itu, proses pengemasan dan pembentukan citra (Brand image) produk minuman berolahraga yang mengunakan media cetak dan elektronik sangat menarik untuk diikuti. Dalam hal ini orang yang mengkonsumsi produk sport drink seolah-seolah sebagai orang yang bugar, sehat, dan percaya diri. Sekalipun belum adanya fakta empirik yang membuktikan bahwa sport drink dapat menjadikan sehat dan bugar. Oleh karena itu, perlu kiranya ada semacam perhatian terhadap permasalahan ini, karena apabila tidak ada perhatian terpadu maka akan berakibat pada timbulnya persepsi masyarakat bahwa dengan hanya mengkonsumsi sport drink orang akan sehat dan bugar sehingga berakibat pada menurunnya minat masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga.

Penelitian ini berorientasi pada bagaimana sikap pengguna dan bukan pengguna sport drink dalam olahraga di lingkungan atlet mahasiswa anggota UKM Olahraga di Perguruan tinggi Jawa Barat?

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi pertanyaan khusus pada penelitian ini yaitu :

1. Bagaimanakah profil sikap atlet mahasiswa pengguna sport drink di lingkungan UKM olahraga perguruan tinggi se-Jawa Barat?

(14)

3. Adakah perbedaan profil sikap mahasiswa pengguna dan bukan pengguna sport drink di lingkungan UKM olahraga Perguruan tinggi se-jawa Barat?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang penulis rumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengungkap profil sikap atlet mahasiswa pengguna sport drink di lingkungan UKM olahraga perguruan tinggi se-Jawa Barat.

2. Mengungkap profil sikap atlet mahasiswa bukan pengguna sport drink di lingkungan UKM olahraga perguruan tinggi se-Jawa Barat.

3. Mengungkap perbedaan profil sikap pengguna dan bukan pengguna sport drink pada atlet mahasiswa di lingkungan UKM olahraga perguruan tinggi se-Jawa Barat.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

(15)

sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagian dari pengembangan yang dimaksud.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini memberikan pencerahan bagi masyarakat umumnya dan atlet mahasiswa di perguruan tinggi khususnya dalam mengkonsumsi sport drink. Secara spesifik penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Penulis

Dengan adanya penelitian ini, penulis bisa mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan atlet mahasiswa anggota UKM Olahraga di perguruan tinggi se-Jawa barat terhadap penggunaan sport drink dalam berolahraga. Juga menjadi tambahan pengalaman dan wawasan yang bisa dijadikan bekal di masa depan.

b. Pelaku Olahraga.

Sebagai masukan bagi para pelaku olahraga atau masyarakat secara umum mengenai penggunaan sport drink pada saat bertanding atau berolahraga. c. Lembaga

(16)

F. Definisi Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari salah penafsiran terhadap istilah dalam penelitian ini, penulis kemukakan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Sport drink

Sport drink biasa dikonsumsi seseorang untuk memenuhi kebutuhan energi selama melakukan olahraga, dan diyakini dapat memberikan perubahan dan membantu pada penampilannya. Menurut Irianto dkk. (1997:29) : “minuman ini sering disebut sebagai “sport drink” biasanya digunakan pada olahraga endurance (daya tahan) untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat”. Hal ini juga dijelaskan Clark dalam Mettylantia, (2001:106) bahwa , ”Sport drink digunakan sebagai cairan pemulih setelah melakukan aktivitas atau latihan yang cukup berat.” Minuman ini mengandung karbohidrat tinggi tetapi sedikitnya ada vitamin atau mineral yang terkandung di dalamnya.

2. Batasan Sport drink

Sport drink dalam penelitian ini dibatasi hanya sport drink (sport rink) yang tersedia dan banyak dikonsumsi oleh atlet mahasiswa olahraga seperti pocari sweat, mi-zone, isotonik, hal ini didasari kepada hasil survey sementara di

(17)

3. Kriteria pemakai sport drink

agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam penentuan subjek penelitian yang diasumsikan sebagai pengguna minumnan olahraga selama berolahraga, maka berikut ini adalah krteria pemakai sport drink, yaitu:

a. Mahasiswa olahraga yang masih aktif kuliah dan aktif di UKM olahraga yang telah dipilih sebagai subjek penelitian;

b. Para mahasiswa tersebut mengetahui dan memahami manfaat sport drink selama berolahraga;

c. Mahasiswa tersebut selalu menggunakan sport drink selama berolahraga seperti pocari sweat, mizone, isotonik

4. Sikap

(18)

yang saling berinteraksi satu sama lain dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek”.

G. Asumsi Penelitian

Asumsi mempunyai peranan yang penting dalam suatu penelitian karena asumsi merupakan suatu model atau pola dalam menyusun penelitian. Menurut Supriadi (1998:12) mengemukakan bahwa paradigma penelitian adalah “suatu pandangan mendasar suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok permasalahan yang mestinya dipelajari”. Sementara itu Bogdan dan Biklen (1990:37) dalam Rustandi (2006:16) “mengemukakan asumsi sebagai kumpulan dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proporsi yang diintegrasikan secara logis untuk mengarahkan pemikiran dan jalannya penelitian”.

Rumusan asumsi dalam penelitian ini adalah:

1. Perilaku seseorang dapat ditentukan oleh sikapnya, dengan kata lain kecenderungan seseorang dalam bertindak dapat dilihat dari sikapnya. Sikap mencakup pengetahuan, keyakinan, dan segala informasi yang diterima dan dipahami seseorang mengenai suatu objek. Menurut teori stimulus-respons yang dijelaskan Sarwono (1983:20) bahwa : “Sikap adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu”.

(19)

Sikap berhubungan dengan komponen ; “evaluation”, “emotional feeling” dan “action tendency”. Apabila ditelaah lebih mendalam maka evaluasi berhubungan dengan aspek evaluasi tidak dapat dilepaskan dengan aspek kognitif, emosi yang berhubungan dengan perasaan, dan kecenderungan berbuat berhubungan dengan aspek konatif atau kemauan berbuat.

3. Ibrahim (2001:20) mengemukakan bahwa “Sikap itu terdiri atas tiga unsur yaitu pengetahuan, reaksi emosi, dan kecenderungan untuk bertindak”. Teori ini juga dipertegas Secord dan Backman dalam Azwar (2003:5) bahwa, “Sikap yaitu keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya”.

4. Menurut Irianto dkk. (1997:29) : “Minuman ini sering disebut sebagai “sport drink” biasanya digunakan pada olahraga daya tahan (endurance) untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat”. Hal ini juga dijelaskan Clark dalam Mettylantia, (2001:106) bahwa : Sport drink digunakan sebagai cairan pemulih setelah melakukan aktivitas atau latihan yang cukup berat. Minuman ini mengandung karbohidrat tinggi tetapi sedikitnya ada vitamin atau mineral yang terkandung di dalamnya.

5. Penelitian yang dimuat di International Journal of Sport Nutrition and Excercise (2003) dikutif dari http://masenchipz.com/khasiat-sport-drink menunjukkan bahwa:

(20)

Lousie Burke (2006) menegaskan manfaat dari sport drink yaitu: “the benefits of Supplements are directly enhance sport performance, then can

optimise daily training, enhance athletic performance,maintain/rstore

health,and immune function”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka jelas

bahwa suplemen atau sport drink sangat berguna dalam olahraga khususnya dalam rangka meningkatkan performa selama olahraga, meningkatkan daya tahan tubuh, serta menjaga dan mengembalikan kesehatan.

6. Sebuah penelitian tentang efek rehidrasi minuman isotonik (sport drink) dan olah raga pada pembentukan batu saluran kemih telah dilakukan oleh Abreu NP et al pada tahun 2005 dikutif dari http://www.medicalera.com. Abreu mengemukakan bahwa:

“Kandungan sodium (garam) dalam minuman isotonik secara tidak langsung meningkatkan jumlah konsumsi garam perhari kita. Hal ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme kearah yang merugikan, yakni memudahkan terbentuknya batu ginjal, seperti contohnya : peningkatan PH, deposit kalsium dan penurunan ekskresi sitrat dan sistin.

(21)

yang rutin beraktivitas fisik, harus berhati-hati dalm mengkonsumsi minuman isotonik.

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan beberapa asumsi tersebut di atas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Profil sikap mahasiswa pengguna sport drink di lingkungan UKM olahraga perguruan tingi se-Jawa Barat dalam katagori cukup

2. Profil sikap mahasiswa bukan pengguna sport drink di lingkungan UKM olahraga perguruan tinggi se-Jawa Barat dalam katagori cukup

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sesuai dengan permasalahan yang diteliti yaitu untuk mengetahui sikap pengguna dan bukan pengguna sport drink saat berolahraga pada atlet mahasiswa anggota UKM olahraga di perguruan tinggi se-Jawa Barat. Penggunaan metode deskriptif ini dijelaskan oleh Rakhmad (1993:25) sebagai berikut :

Penelitian deskriptif ditujukan untuk : (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasika masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Subana dan Sudrajat (2001:26-21) mengemukakan:

Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, … penelitian deskriptif memiliki metode yang mengarah pada studi komparatif, yaitu membandingkan persamaan dan perbedaan gejala-gejala tertentu; studi kuantitatif yang mengukur dan menampilkan fakta melalui tekhik survei, tes, interview, angket dan lain-lain.

(23)

sikap mahasiswa pengguna dan bukan pengguna sport drink saat berolahraga pada atlet mahasiswa anggota UKM olahraga se-Jawa Barat.

2. Alur Penelitian

Gambar 3.2: Alur Penelitian

KRITERIA

POPULASI

SAMPEL

ANGKET DAN OBSERVASI

PENGGUNA PENGGUNA BUKAN

PENGAMBILAN DATA

ANALISIS DATA

HASIL

(24)

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet mahasiswa anggota UKM olahraga di Universitas se-Jawa Barat yang aktif, berjumlah 330 orang. Populasi tersebut akan dijadikan sampel pada penelitian ini. Penjelasan mengenai populasi dan sampel dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (2001:84) yang menjelaskan bahwa :

Dalam bahasa penelitian seluruh sumber data yang memungkinkan, memberikan informasi yang berguna bagi masalah penelitian disebut populasi, . . . sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya.

2. Teknik Penentuan Sampel

(25)

a. Memilih 3 Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang mempunyai perguruan tinggi secara random yang masing-masing mewakili wilayah barat, tengah dan timur; b. Untuk setiap tempat diambil 1 (satu) perguran tinggi yang mempunyai UKM

Olahraga;

c. Untuk setiap Perguruan tinggi yang terpilih diambil 3 (tiga) UKM Olahraga secara random;

d. Untuk 3 (tiga) UKM Olahraga yang terpilih di perguruan tinggi tersebut. Selanjutnya diambil sampel sebanyak 22 orang secara random.

Mengacu pada pendapat tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini 66 orang, ada pun distribusi sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Distribusi sampel penelitian No

.

Kota/Kabupaten Nama Universitas atau Perguruan tinggi

(26)

Berdasarkan jumlah sampel di atas, maka peneliti melakukan penyempitan karakteristik sampel sesuai dengan keperluan penelitian (Arikunto, 2005). Dalam hal ini peneliti membagi jumlah sampel di atas ke dalam dua kelompok yaitu: 1) kelompok pengguna sport drink, 2) kelompok bukan pengguna minuan olahraga, seperti terlihat pada tabel 3.2.

Tabel. 3.2.

Kerangka Sampel Penelitian Kelompok Pengguna sport

drink

Bukan Pengguna Sport drink

Jumlah

Laki-laki 17 orang 17 orang 34 orang

Perempuan 16 orang 16 orang 32 orang

Jumlah 33 orang 33 orang 66 orang

C. Variabel dan Instrumen Penelitian 1. Variabel Penelitian

Penelitian ini secara operasional melibatkan dua variabel bebas dan satu veriabel terikat, yaitu :

a. Variabel bebas pertama (X1) adalah pengguna sport drink.

b. Variabel bebas kedua (X2) adalah bukan pengguna sport drink.

c. Variabel terikat (Y) adalah sikap mahasiswa anggota UKM olahraga saat berolahraga.

2. Alat Pengumpul Data

(27)

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak melalui rentangan nilai tertentu. Oleh karena itu, pernyataan diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Kriteria pemberian skor untuk setiap jawaban butir pernyataan sesuai dengan positif atau negatifnya pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban

No Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

1 Sangat Setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Ragu-ragu 3 3

4 Tidak Setuju 2 4

5 Sangat Tidak Setuju 1 5

Skala ini lebih praktis dan sederhana, karena berisikan pernyataan yang merupakan pendapat mengenai subjek sikap. Dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui sikap atlet mahasiswa anggota UKM olahraga terhadap penggunaan sport drink dalam berolahraga. Berikut ini adalah tabel contoh pernyataan dalam angket yang digunakan dalam penelitian ini.

Pilihan jawaban :

Sangat setuju (SS) Setuju (S)

Ragu-ragu (R) Tidak setuju (TS)

(28)

Tabel 3.4

Contoh Pernyataan dalam Angket

No. Pernyataan SS S R TS STS

1 2

Setiap sport drink memiliki ciri khas dan kelebihan tersendiri.

Setiap sport drink berbeda kandungan komposisi nilai gizinya.

3. Kisi-kisi Pengumpul Data

Kisi-kisi dalam penelitian ini terdiri dari variabel yang dijabarkan melalui sub indikator dan pernyataan. Butir-butir pernyataan tersebut merupakan gambaran tentang “Kecenderungan Penggunaan Sport drink dalam berolahraga di Lingkungan atlet Mahasiswa Anggota UKM olahraga di Jawa barat”. Untuk lebih jelasnya kisi-kisi angket pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Alat Pengumpul Data

No Dimensi Indikator Sub Indikator No pernyataan Positif Negatif 1 Perilaku 1. Kognitif 1.1 Pemahaman

macam-macam sport drink 1.2 Pemahaman tentang

legalitas produk sport drink 1.3 Pemahaman tentang

kualitas sport drink 1.4 Pemahaman tentang

‘timing’ minum pada waktu berolahraga

1.5 Pemahaman tentang kadar minum pada waktu

1.6 Pemahaman tentang ketentuan suhu minuman yang dikonsumsi

1.7 Pemahaman kandungan zat gizi pada sport drink 1.8 Pemahaman tentang fungsi

dan manfaat sport drink

(29)

1.9 Pemahaman tentang efek samping sport drink

37, 38 39, 40 2. Afektif

2.1 Alasan penggunaan sport drink

2.2 Seberapa banyak kadar minum dalam berolahraga 2.3 Jenis minuman yang

dikonsumsi dalam berolahraga

2.4 Tujuan mengkonsumsi sport drink 3. Psikomotor 3.1 Perasaan mengenai

pengaruh penggunaan sport drink terhadap penampilan

41, 44, 46, 47

42, 43, 45, 48

JUMLAH 33 33

D. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrument ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrument itu dapat dipahami atau tidak oleh responden serta untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument. Maka, untuk keperluan ini digunakan kelompok sampel yang memiliki karkateristik yang hampir sama dengan sampel sebenarnya. Sehingga diperoleh sampel uji coba dalam penelitian ini adalah 20 atlet mahasiswa anggota ukm olahraga di STKIP Pasundan.

Tabel 3.6 Profil Sampel Uji Coba

Jenis Kelamin Nama UKM Jumlah

Laki-laki UKM Olahraga Sepakbola 10 orang

Perempuan UKM Olahraga Hoki 10 orang

(30)

cukup berjalan lancar serta tidak ada pertanyaan dari para responden sehingga pengisian instrument dapat selesai dalam jangka waktu 30 – 45 menit.

1. Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen penelitian dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkapkan variabel yang hendak diteliti secara tepat. Validitas yang digunakan yaitu validitas konstruksi, hal tersebut didasarkan pada alasan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai sikap dan sifat seseorang dalam persepsi. Mengenai pengujian validitas konstruksi (construct validity), seperti yang dikemukakan Sugiyono (2007:100-101) bahwa, “Untuk menguji validitas konstruksi, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgement experts).” Dalam hal ini setelah instrument dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu.

Setelah pengujian selesai dari ahli, maka diteruskan dengan uji coba instrument. Instrument yang telah disetujui para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Jumlah yang digunakan sebagai anggota sampel untuk uji coba instrument sebanyak 20 orang. Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan menggunakan uji beda untuk setiap item soal. Untuk keperluan ini maka diperlukan bantuan komputer.

(31)

(a) Memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan sesuai dengan jawaban responden uji coba. (b) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor tiap responden uji coba. (c) Menentukan batas atas 27 % dan batas bawah 27 % dari responden yang sudah diurut dari skor tertinggi hingga terendah. (d) Menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku untuk setiap item tes. (e) Menghitung beda rata-rata dengan menggunakan rumus uji t.

_ _ X1 – X2 t = ---

s √ 1/n1 + 1/n2

Instrument pada tabel di bawah ini memiliki tingkat kebebasan n1 + n2 – 2 = 8 + 8 – 2 = 14, nilai tabel menunjukkan harga 1,76. Dalam menentukan valid tidaknya butir pernyataan dilakukan pendekatan signifikansi, yaitu jika t-hitung ≥ t- tabel, maka pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai instrument atau alat pengukur data. Agar lebih jelas dapat di lihat pada table berikut ini:

Tabel 3.7

Uji Validitas Instrumen Penelitian

No Soal T hitung T tabel Keterangan

1 1.78 1.76 Valid

2 1.25 1.76 Tidak Valid

3 1.77 1.76 Valid

4 1.89 1.76 Valid

5 1.25 1.76 Tidak Valid

6 1.88 1.76 Valid

7 1.78 1.76 Valid

8 1.90 1.76 Valid

9 1.45 1.76 Tidak Valid

10 1.91 1.76 Valid

11 1.99 1.76 Valid

12 1.96 1.76 Valid

(32)
(33)

57 2.57 1.76 Valid

Analisis statistik dilakukan untuk memilih butir-butir pertanyaan yang baik, dari 66 pertanyaan di dalam penelitian terdapat 6 pertanyaan yang tidak valid, sehingga ke enam pertanyaan itu direvisi.

Tabel 3.8 Revisi Pertanyaan

No Pertanyaan sebelum direvisi Pertanyaan setelah direvisi 1 Semua jenis sport drink sama, tidak

memiliki ciri khas dan kelebihan tersendiri

Semua jenis sport drink tidak sama, memiliki ciri khas dan kelebihan tersendiri

2 Sport drink bentuk cair lebih baik dibanding sebuk dan effervescent

Sport drink bentuk cair lebih cepat diserap tubuh dibanding serbuk dan effervescent

3 Produk sport drink tidak

mencantumkan nilai komposisi gizi pada kemasannya

Produk sport drink sebaiknya mencantunkan nilai komposisi gizi pada kemasannya

4 Kafein yg terkandung dalam sport drink memberi manfaat yg baik bagi tubuh

Kafein dalam jumlah normal yg terkandung dalam sport drink memberi manfaat yg baik bagi tubuh

5 Mengkonsumsi sport dring saat berolahraga tidak ada pengaruh bagi saya

Mengkonsumsi sport drink saat berolahraga membuat saya semangat dan percaya diri 6 Jenis minuman serbuk dan

mengandung kafein yg saya konsumsi saat berolahraga

(34)

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Dalam pengujian tingkat reliabilitas terhadap item tes yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode tes belah dua atau split half. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (a) Membagi item-item yang valid menjadi dua bagian, dengan cara acak, separuh masuk belahan pertama sebagai variabel X dan separuh lagi masuk belahan kedua sebagai variabel Y. (b) Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment, rumusnya sama dengan uji validitas. (c) Memasukkan nilai r dari product moment ke rumus korelasi Spearman Brown, yaitu:

Keterangan:

r1 = Reliabilitas Internal seluruh Instrumen

r 1/21/2 = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua Hasil perhitungan r dibandingkan dengan r table didasarkan pada kualitas harga r berdasarkan pendapat para ahli sesuai dengan kutipan dari Sugiyono (1997:200), yang dapat dilihat pada tabel mengenai kualitas harga r. Artinya instrument ini cukup memadai untuk digunakan sebagai alat ukur.

Tabel 3.12 Kualitas Harga ( r )

Angka Korelasi Keterangan

(35)

Antara 0.00 – 0.19 Sangat rendah

Adapun hasil uji reliabilitas dari masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel .3.13 Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel r11 Keterangan

1. 2. 3.

Aspek kognitif Aspek afektif Aspek psikomotor

0,80 0,65 0,70

Sangat kuat Kuat Kuat

E. Rancangan Analisis Data

Untuk menjadikan data yang diperoleh mengandung arti dan dapat menjawab permasalahan yang diteliti, maka salah satu usahanya adalah mengolah dan menganalisa data tersebut. Setelah data dari kuosioner mahasiswa anggota UKM olahraga terkumpul, maka ditentukanlah rancangan analisis berdasarkan perbedaan rata-rata yang diperoleh dari skor sampel. Skor yang diperoleh ditentukan dengan cara menghitung korelasi antara data kuosioner dengan data masing-masing aspek tersebut. Seberapa nyata makna hubungan perolehan dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus statistik. Adapun langkah-langkahnya, yaitu:

(36)

Kawan-kawan (1992:169) mempunyai nilai terbesar ketika digunakan dalam hubungannya dengan beberapa skor responden yang berbeda pada alat ukur yang sama.

Analisis statistik yang digunakan yaitu dengan statistik deskriptif yaitu dengan cara menghitung rata-rata (mean), varians, dan simpangan baku (standar deviasi), setelah itu dilakukan penghitungan persentase. Adapun penghitungan persentase yang dilakukan, yaitu:

Jumlah skor aktual

P = x 100%

Jumlah skor ideal

Kriteria yang akan digunakan dalam pengklasifikasian skor, akan menggunakan skala yang dikemukakan oleh Sutopo dan Tata Sudarta (2004:47) sebagai berikut:

100% - 91% : Amat Baik atau Istimewa 90% - 76% : Baik

75% - 46 % : Cukup 45% - 31% : Kurang

30% - 0% : Sangat Kurang

Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan sikap pengguna dan bukan pengguna sport drink harus melalui proses penghitungan secara statistik. Ada pun rumus statistik yang digunakan yaitu uji dua pihak (Uji t) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(37)

Untuk mengetahui nilai rata-rata dari tabel kelompok nilai tinggi

Selanjutnya untuk mengetahui nilai rata-rata dari kelompok rendah menggunakan rumus:

X R = Rata-rata Kelompok Rendah

∑X = Jumlah Skor rendah

n = jumlah sampel kelompok rendah 3. Menentukan Simpangan Baku

Untuk menentukan simpangan baku kelompok nilai tertinggi dan terendah menggunakan rumus:

Selanjutnya menentukan simpangan baku total yaitu dengan cara menjumlahkan simpangan baku kelompok nilai tertinggi dengan kelompok nilai terendah dengan menggunakan rumus:

(38)

4. Uji perbandingan dua variabel dengan uji t

Uji t, digunakan dalam rangka untuk mengetahui perbedaaan dua variabel kelompok yaitu pengguna dan bukan pengguna sport drink.

Rumusnya adalah:

X1 – X2 t=

S1 S2 s1 s2

+ 2r +

n1 n2 √ n1 √n2

Keterangan :

t = nilai t yang dicari ( t hitung )

X 1 = nilai rata-rata kelompok pengguna

X 2 = nilai rata-rata kelompok bukan pengguna

n = banyaknya sampel s1 = Standar deviasi pengguna

s2 = Standar deviasi bukan pengguna

S1 = Varians pengguna

S2 = Varian bukan pengguna

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini memaparkan bagaimana sikap pengguna dan bukan pengguna sport drink dalam olahraga di lingkungan atlet mahasiswa anggota UKM Olahraga di Perguruan Tinggi se-Jawa Barat. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka diperoleh temuan-temuan penelitian yang telah menjawab pertanyaan penelitian yang diutarakan pada rumusan masalah.

Pada akhirnya dapat diajukan beberapa kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: Secara umum, aspek sikap mahasiswa pengguna dan bukan pengguna sport drink di lingkungan atlet mahasiswa perguruan tinggi se-Jawa Barat menunjukkan sikap yang sama. Secara spesifik aspek sikap mahasisswa pengguna dan bukan pengguna sport drink sebagai berikut:

1. Profil sikap mahasiswa pengguna sport drink saat berolahraga di lingkungan UKM olahraga perguruan tingi se-Jawa Barat dalam kategori cukup, aspek kognitif berada dalam katagori cukup yaitu sebesar 68,8%, aspek afektifnya berada dalam katagori cukup yaitu sebesar 61,6%, dan aspek psikomotor berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 60,0%.

(40)

68,7%, aspek afektifnya berada dalam katagori cukup yaitu sebesar 61,0%, dan aspek psikomotor berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 58,6%. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara profil sikap mahasiswa pengguna

dan bukan pengguna sport drink saat berolahraga di lingkungan UKM olaharaga perguruan tinggi se-Jawa Barat, dengan t hitung (3,47) > t tabel (1,992)

berarti Ho ditolak.

B. Saran – Saran

1. Perlu dilakukan penyegaran pemahaman bagi para mahasiswa tentang manfaat mengkonsumsi sport drink secara teratur pada saat berolahraga; 2. Perlu adanya aksesibilitas bagi para mahasiswa dalam hal mendapatkan

informasi tentang sport drink, akses diperluas dengan adanya penataran, dan aplikasi langsung manfaat sport drink dalam pelatihan olahraga prestasi di kampus.

3. Perguruan tinggi yang mempunyai jurusan olahraga sebagai penyedia layanan mahasiswa olahraga perlu memperbaiki sistem layanan kemahasiswaan khususnya dalam pembinaan UKM olahraga di Kampusnya.

4. Perlu adanya program pemahaman fisiologi dan nutrisi bagi para mahasiswa olahraga khususnya dalam rangka aplikasi sport science dalam pembinaan dan pelatihan olahraga.

(41)
(42)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin (2003). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Baylis et al. (2001) Sport Supplement for swimmers in Australia. The Sport Journal. Volume 2, Number 2, Spring 2001. Tersedia on line di www.thesportjournals.com. Access 17 th March, 2006.

Bloomfield et.all (1992). Science and Medicine In Sport . Blackwell : Scientific Publication.

Coakley, J. (2001). Sport in Society: Issues and Controversies. New York: McGraw-Hill.

Direktorat Bina Gizi Masyarakat (1997). Gizi Olahraga Untuk Prestasi. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat(2000). Pedoman Pelatihan Gizi Olahraga Untuk Prestasi. Jakarta : Departemen Kesehatan Dan Kesejahteraan Sosial RI.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 2000. Gizi Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional.

Dirjen Kesehatan RI. (2005). Pengukuran Teknis Pengukuran Kebugaran Jasmani. Jakarta: Depkes RI.

Freeman, W. H. (2001). Physical Education and Sport A Changing Society. Needham Height: Allyn and Bacon.

Giriwijoyo (2004). Ilmu Faal Olahraga Fungsi Tubuh Manusia pada Olahrga. FPOK UPI.

Girirwijoyo, Y.S.Santoso (2005), Ilmu Faal Olahraga, Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

Gunawan, A. (2000). Food Combining, Kombinasi Makanan Serasi, Pola Makan Untuk Langsing dan Sehat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(43)

Hidayat (2003). Teknik Formulasi Sport drink untuk Mempertahankan Stamina. Kompas.com/kompas-cetak/0303/15/Ilpeng/1826.htm.

Husni Agusta ( ). Buku Pintar Olahraga. Jakarta: CV Mawar Gempita. Ibrahim (2001). Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

Jakarta Direktorat Jenderal Olahraga Depdinas.

Irianto, D.P. (1997). Pedoman Praktis Berolahraga Untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta: ANDI.

Lawrence, I. (2005) “The Emergence of ‘Sport and Spirituality’ in popular culture”. The Sport Journal. Volume 8, Number 2, Spring 2005. Tersedia on line di www.thesportjournals.com. Access 8 th February, 2005.

Louise Burke (2006) supplement for sports. The Sport Journal. Volume 10, Number 2, Spring 2006. Tersedia on line di www.thesportjournals.com. Access 25 th july, 2008.

Maguire, J., et al. (2002). Sport Worlds: A Sociological Perspective. Champaign: Human Kinetics.

Maladi. (1993). Olahraga dan Masyarakat. Jakarta: Aulia. Moeloek, D. (2002). Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: FKUI.

Makmun.Abin syamsudin, (2002). Psikologi Kependidikan. Bandung : Pt. Remaja Rosdakarya.

Mar’at (1981). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Bandung : Ghalia Indonesia

Massad et al.; Krumbach et al.; Froiland et al. (2004). Supplement among athletes. The Sport Journal. Volume 6, Number 2, Spring 2004. Tersedia on line di www.thesportjournals.com. Access 16th June, 2007.

Mettylantia (2001). Petunjuk Gizi Untuk Setiap Cabang Olahraga. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Nurhasan. (1999). Hand Out Statistik. Bandung : FPOK-IKIP.

Natawidjaja, Rochman (1985). Proses Penyusunan Skala Sikap. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(44)

Nopembri, Soni (2008). Model Pengembangan Keterampilan Sosial melalui Olahraga Futsal. Tesis: Prodi Olahraga Sekolah Pasca Sarjana. Bandung: tidak diterbitkan.

Permana, D, Setia. (2005). Propil Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah Dasar Hubungannya Dengan Hasil Belajar. Skripsi Sarjana Pada FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rakhmat, Jalaluddin. (2003). Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Riduan (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

Rusli Lutan dkk. (1991). Manusia dan Olahraga. ITB dan FPOK/IKIP Bandung. Rustandi (2006) Peranan MGMP Penjas dalam upaya Meningkatkan Kompetensi

dan Kinerja guru. Skripsi. Pendidikan Oahraga. SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Saifudin. (1996). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta : CV. Rajawali. Sarwono (2006). Dasar-dasar psikologi sosial. Jakarta: CV. Rajawali.

Satiadarma, Monty P (2000). Dasar-Dasar Psikologi Olahraga. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Sudjana, Nana. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Scott K. Power, Edward T. Howley (1996). Exercise Physiology: Theory and application to fitness and performance. (fourth Edition). Boston: Mc Graw hill.

Setiawan, Iwan. (1991). Manusia dan Olahraga. Bandung : ITB dan FPOK/IKIP Bandung.

Subana dan Sudrajat (2001). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia.

Subarjah, Herman. (2000). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK UPI.

Sutedja. (2001). Olahraga mengguncang Dunia. [Online]. Tersedia: http:// www.info-sehat.com [19 Juli 2007].

(45)

Sutopo, B.H.., Tata Sudarta (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surabaya. Universitas Sebelas Maret.

Sugiyono, (2007). Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Sumosardjuno, Sadoso (1996). Sehat dan Bugar Petunjuk Praktis Berolahraga Yang Benar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

WWW.Medicine&Scienceinsport&exercise. Nutrition and Performance. By American College of sports mediciene, the American dietetic Asssociation, and The Dietitians of Canada. Di download pada tanggal 27 Maret 2008 pkl. 14.00 wib.

www.ais.org.au. Sport drink and nutrition. Diakses pada tanggal 30 Juni 2008 pkl. 21.00 wib

http://www.medicalera.com/index.php?option=com_myblog&show=minuman-isotonik-berbahaya-bagi-kesehatan-.html&Itemid=352. Diakses tanggal 16 Oktober 2010.

Gambar

Gambar 4.12
Gambar 3.2:  Alur Penelitian
Tabel 3.1  Distribusi sampel penelitian
Tabel. 3.2.  Kerangka Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini menggunakan tema ”Analisis Perbedaan Faktor Kredibilitas, Minat Beli, dan Kelas Produk

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING LANGKAH KAKI DENGAN SENSOR MPU6050 BERBASIS ANDROID beserta seluruh isinya

Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuaan dasar untuk bisnis yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar –

Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu merupakan suatu DAS besar yang berada pada wilayah CAT Bandung-Soreang dengan luas wilayah DAS mencapai 1812 Km2. Wilayah DAS Citarum

Dalam menemukan analisis pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah peserta didik di sekolah dasar, dengan unsur-unsur pokok yang ditemukan sesuai dengan

Obyek dari performance bond adalah barang serta jasa lingkungan hidup (hutan, udara, air) yang dapat terkena dampak polutif atau ekstraktif dari suatu kegiatan ekonomi..

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disumpulkan mengenai bentuk konflik sosial oleh Coser yang dialami oleh

Dokumen ini dan informasi yang dimilikinya adalah milik Jurusan Teknik Komputer- Diploma IPB dan bersifat rahasia. Dilarang untuk me-reproduksi dokumen ini tanpa diketahui oleh