• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT C A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT C A"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT CA. LAMBUNG

Annisa Fuji Lestari 34403515014

Tingkat 2-B

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

BADAN LAYANAN UMUN DAERAH ( BLUD)

(2)

A. Definisi

Kanker lambung adalah sejenis kanker saluran cerna dengan insidensi paling tinggi. akhir tahun 1997 telah dibuktikan bahwa Helicobacter pylori juga memegang peranan kausal pada semua tumor ini. banyak pengidap kanker lambung semula melalui gastritis kronis dan atrofia sel diduga berangsur-angsur menyebabkan berkembangnya tumor ganas. pembedahan dan radiasi kini tidak diperlukan lagi karena kuman dapat dibasmi dengan antibiotika. (Tjay, Tan Joan : 2002)

Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa ireguler dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen dinding lambung. (Harnawatiah : 2008)

Kanker lambung adalah salah satu penyakit pembunuh manusia dengan jumlah kematian 14.700 setiap tahun.Kanker lambung terjadi pada kurvatura kecil atau antrum lambung dan adenokarsinoma. Factor lain selain makanan tinggi asam yang menyebabkan insiden kanker lambung mencakup Inflamasi lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria ( tidak adanya hidroklorida ). Ulkus lambung, bakteri H, plylori, dan keturunan.(Suzanne C. Smeltzer)

B. Etiologi

Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung, meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Faktor predisposisi a. Faktor genetik

(3)

b. Faktor umur

Pada kasus ini ditemukan lebih umum terjadi pada usia 50-70 tahun, tetapi sekitar 5 % pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun dan 1 % kurang dari 30 tahun (Neugut, 1996).

2. Faktor presipitasi

a. Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap atau yang diawetkan Beberapa studi menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan menjadi faktor utama peningkatan kanker lambung. Kandungan garam yang masuk kedalam lambung akan memperlambat pengosongan lambung sehingga memfasilitasi konversi golongan nitrat menjadi carcinogenic nitrosamines di dalam lambung. Gabungan kondisi terlambatnya pengosongan asam lambung dan peningkatan komposisi nitrosamines didalam lambung memberi kontribusi terbentuknya kanker lambung.

b. Infeksi H.pylori

H.pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 90% ulkus duodenum dan 80% tukak lambung (Fuccio, 2007). Bakteri ini menempel di permukaan dalam tukak lambung melalui interaksi antara membran bakteri lektin dan oligosakarida spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel lambung.

c. Sosioekonomi

Kondisi sosioekonomi yang rendah dilaporkan meningkatkan risiko kanker lambung, namun tidak spesifik.

d. Mengonsumsi rokok dan alkohol

Pasien dengan konsumsi rokok lebih dari 30 batang sehari dan dikombinasi dengan konsumsi alkohol kronik akan meningkat risiko kanker lambung.

e. NSAIDs

(4)

dapat menjadi prekursor kanker lambung. Kondisi polip lambung akan meningkatkan risiko kanker lambung.

f. Anemia pernisiosa

Kondisi ini merupakan penyakit kronis dengan kegagalan absorpsi kobalamin (vitamin B12), disebabkan oleh kurangnya faktor intrinsik sekresi lambung. Kombinasi anemia pernisiosa dengan infeksi H.pylori memberikan kontribusi penting terbentuknya tumorigenesis pada dinding lambung.

C. Patofiisiologi

Beberapa faktor dipercaya menjadi pemicu kanker yang mungkin yaitu polip, anemia pernisiosa, prostgastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung. Diyakini bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostic awal.

Sekitar 95% kanker lambung adalah jenis adenokarsinoma, dan 5%- nya bisa berupa limfoma, leimiosarkoma, karsinoid, atau sarkoma. Menurut Fuccio. 2009, adenokarsinoma lambung terdiri atas dua tipe, yaitu tipe intestinal ( tipe struktur glandular) dan tipe difus ( tipe infiltratif pada dinding lambung).

Dengan adanya kanker lambung, lesi tersebut akan menginvasi muskulatis propia dan akan melakukan metastasis pada kelenjar getah bening regiaonal. Lesi pada kanker lambung memberikan berbagai macam keluhan yang timbul, gangguan dapat diradakan pada pasien biasanya jika sudah pada fase orogesif, dimana berbagai kondisi akan muncul seperti dispepsia, anoreksis, penurunnan BB, nyeri abdomen, konstipasi, anemia, mual serta muntah. Kondisi ini akan memberikan berbagai masalah keperawatan.

(5)
(6)
(7)

D. pathway Makanan asin, pengawet

Meningkatkan kandungan garam, nitrat

dan amin aromatic pilisiklik

Melekat pada permukaan epitel

Menyalurkan toksin dan menginduksi respon imun

Dinding lambung terkikis oleh HCL

Rokok

Terhisap

Nikotin dan kadmium

Merusak mukosa lambung

(8)

Polip lambung

tumor

Menyebabkan kerusakan sel-sel di epitel

Gastritis kronis

Ulkus gaster

Atropi lambung

Metaplasia intestinal

Kanker lambung

Stadium lanjut

Ancaman kematian

Kurang terpapar info mengenai kondisi, prognosis dan pengobatan

Pengrusakan dinding lambung

Peningkatan HCL

Merangsang pusat mual

Mual

Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan

Mengenai reseptor nyeri

Nyeri epigastrium

Nyeri meningkat

Nyeri akut

Menurunkan sensori untuk makan

anoreksia

(9)
(10)

E. Manifestasi Klinis

Gejala awal dari kanker lambung sering tidak pasti karena kebanyakan tumor ini dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan ganguan fungsi lambung.Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri yang hilang dengan antasida dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna.Gejala penyakit progresif dapat meliputi tidak dapat makan, anoreksia, dyspepsia, penurunan BB, nyeri abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta muntah.

Gejala klinis yang ditemui antara lain:

1. Anemia, perdarahan samar saluran pencernaan dan mengakibakan defisiensi Fe mungkin merupakan keluhan utama karsinoma gaster yang paling umum.

2. Penurunan berat badan, sering dijumpai dan menggambarkan penyakit metastasis lanjut.

3. Muntah, merupakan indikasi akan terjadinya (impending) obstruksi aliran keluar lambung.

4. Disfagia 5. Nausea 6. Kelemahan 7. Hematemesis 8. Regurgitasi 9. Mudah kenyang 10. Asites perut membesar 11. Kram abdomen

12. Darah yang nyata atau samar dalam tinja

13. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan F. Klasifikasi Kanker Lambung

Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini). Berdasarkan hasil pemeriksaan radiolog dapat dibagi atas:

(11)

Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.

2. Tipe II (superficial type) Dapat dibagi atas 3 sub tipe: a. Tipe II.a. (Elevated type)

Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung.Hampir seperti tipe I, terdapat sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.

b. Tipe II.b. (Flat type)

Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan pada warna mukosa.

c. Tipe II.c. (Depressed type)

Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik / perdarahan.

3. Tipe III. (Excavated type)

Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi seperti tipe II c dan tipe III atau tipe III dan tipe II c, dan tipe II a dan tipe IIc.

Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut). Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :

1. Bormann I

Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.

2. Bormann II

Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular.Dasar ulkus terlihat nekrotik dengan warna kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman.Mukosa sekitar ulkus tampak sangat hiperemik.

3. Bormann III

(12)

Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.

G. Anatomi Fisiologis

Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, tekanan organ lain dan postur tubuh. Struktur lambung. 1. Fundus ventrikuli

Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak.

2. Korpus ventrikuli

Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke duodenum.

3. Antrum pylorus

Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara distal yang berlanjut ke duodenum.

4. Kurvantura minor

Terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus. Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu lipatan ganda dari peritoneum.

5. Oesteum kariakum

Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk cincin yang membuka dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.

(13)

Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara:

1. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.

2. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzim tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam garam, renin dan lapisan lambung.

a. Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapat diabsorbsi di intestinum minor.

b. Asam garam (HCl) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan yang masuk ke dalam makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam.

c. Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein.

d. Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getah lambung.

Sekresi getah lambung

Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehingga menimbulkan rangsang kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang disebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase yaitu:

1. Fase serebral

(14)

3. Fase intestinal

Masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebih banyak gastrin.

(15)

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER LAMBUNG

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Kebanyakan populasi menunjukkan bahwa laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena Ca.Gaster daripada perempuan dengan rasio 2 : 1 (Schwarts, 1999. Ca.Gaster lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker tertentu terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun.). Penyakit ini hampir tidak pernah ditemukan di negara Amerika Serikat. Malaysia, Chile, Islandia, Jepang merupakan negara-negara dengan angka kejadian Ca.Gaster tertinggi di dunia.

2. Riwayat Keperawatan a. Keluhan utama

Mual dan nyeri perut bagian atas. b. Riwayat Penyakit Sekarang

Gejala awal seperti nyeri pada perut bagian atas yang beraneka ragam coraknya, bisa bersifat ringan dan berat serta menetap menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna sifatnya dan bisa hilang dengan antasida.kemudian pada kondisi yang memburuk atau kronis nyeri bertambah saat makan atau sesudah makan.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mempunyai riwayat penyakit magh. d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama,orang yang golongan darah A.

e. Keadaan Kesehatan Lingkungan Rumah tinggal px dekat pabrik rokok. f. Riwayat Kesehatan Lainnya

(16)

tidak teratur),diet tinggi asam,penyakit infeksi yang disebabkan bakteri dan virus,terpapar bahan korosif( keracuna asam atau basa kuat),stress fisik dan fisiologis.

g. Riwayat psikososial

Karena penyakit prosedur pengobatan dan prognosa membuat cemas baik klien maupun keluarga.terjadi perubahan konsep diri,tipe kepribadian mudah marah,mudah stress

3. Pemeriksaan fisik

Keluhan awal dari perasaan tak enak karena rasa penuh dan ketidaknyamanan setelah makan. Pasien sering menginterpretasikan gejala ini sebagai “kacau lambung” dan menggunakan obat di rumah dan antasida, yang memberikan rasa sakit hilang sementara.

a. Status hemodinamik : tekanan darah hipotensi, nadi, akral dan pernafasan akan naik saat nyeri dan turun pada saat terjadi perdarahan.

b. Berat badan kurang, kaheksia, konjungtiva kadang–kadang anemis c. Pemeriksaan Abdomen daerah epigastrium dapat teraba massa, nyeri d. epigastrium. Pada keganasan dapat ditemukan hepatomegali, asites. e. Bila ada keluhan melena, lakukan pemeriksaan colok dubur.

4. Nutrisi metabolic

a. Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari

b. Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi

c. Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.

d. Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus

e. Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin) f. Adanya makanan tambahan

g. Napsu makan berlebih/kurang

(17)

5. Eliminasi

a. Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan

b. Adanya mencret bercampur darah c. Adanya Diare dan konstipasi d. Warna feses, bentuk feses, dan bau e. Adanya nyeri waktu BAB

6. Aktivitas dan latihan

a. Kebiasaan aktivitas sehari hari b. Kebiasaan olah raga

c. Rasa sakit saat melakukan aktivitas 7. Tidur dan istirahat

a. Adanya gejala susah tidur/ insomnia b. Kebiasaan tidur per 24 jam

8. Persepsi kognitif

a. Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu dan orang

b. Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat c. Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri) d. Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatu 9. Persepsi dan konsep diri

Penilaian klien terhadap dirinya sendiri 10. Peran dan hubungan dengan sesame

a. Klien hidup sendiri/keluarga b. Klien merasa terisolasi

c. Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakat 11. Reproduksi dan seksualitas

(18)

a. Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah b. Mekanisme koping yang biasa digunakan

c. Respon emosional klien terhadap status saat ini d. Orang yang membantu dalam pemecahan masalah 13. Sistem kepercayaan

Agama yang dianut,apakah kegiatan ibadah terganggu

A. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada penderita kanker lambung antara lain:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan

(19)
(20)

B. Intervensi dan implementasi

No. Dx

Diagnosa

keperawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi

1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera

a. Tentukan riwayat nyeri seperti lokasi nyeri, frekuensi nyeri (rentangan 0-10) dan durasi nyeri c. Berikan tindakan

kenyamanan dasar pada dan aktivitas hiburan

d. Kolaborasi dalam

a. Informasi

memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keeftifan

dirasakannya dan dapat

kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan

(21)

pemberian analgesic

rasa nyaman dan relaksasi pasien d. Dapat

menurunkan atau menghilangkan

a. Terjadinya peningkatan berat badan sesuai batasan waktu

b. Peningkatan status nutrisi Kriteria hasil:

a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

b. Beratbadan ideal sesuai

a. Jaga kebersihan mulut pasien b. Sajikan makanan

yang mudah dicerna dalam keadaan hangat dan berikan

kebersihan mulut pasien

b. Menyajikam

makanan yg

mudah dicerna

c. Meningkatkan intake makanan

(22)

c. Mampumengidentifikas i kebutuhan nutrisi

d. Tidak ada tanda tanda malnutrisi

e. Menunjukkan

peningkatan fungsi pengecapan dari seperti berisik dan lain-lain, jaga

privasipasien, jaga kebersihan ruangan.

masukan cairan yang adekuat,

diperlukan untuk menghilangkan produk sampah dan mencegah dehidrasi.

(23)

waktu makan.

3. Ansietas berhubungan

dengan penyakit dan pengobatan yang diantisipasi

a. Setelah diberikan asuhan

keperawatan ansietas klien menurun

Kriteria hasil :

a. Klien lebih rileks b. Nadi normal

c. Tidak terjadi

peningkatan respirasi

a. Memberikan

lingkungan yang

rileks tidak

kontak sering dengan pasien, bicara dengan menyentuh realistis serta kesalahan

konsep tentang diagnostic

a. Memberikan lingkungan yang rileks tidak

(24)

keyakinan

tentang penyakit yang dialami

Kurang pengetahuan teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Kriteria hasil :

a. Mengungkapkan informasi akurat tentang diagnosa dan aturan pengobatan pada tingkatan kesiapan diri sendiri. b. Melakukan perubahan

gaya hidup yang perlu dan berpartisipasi

dalam aturan

a. Tinjau ulang dengan pasien atau orang

persepsi pasien tentang kanker dan pengobatan kanker .

c. Minta pasien untuk umpan

a. Memvalidas tingkat

pemahaman saat ini, dimana pasien dapat membuat keputusan

berdasarkan

a. Meninjau ulang dengan pasien atau orang terdekat tentang pemahaman diagnosa b. Menentukan

persepsi pasien tentang kanker dan pengobatan kanker

(25)

pengobatan. balik verbal dan perbaiki

kesalahan konsep tentang tipe kanker individu dan pengobatannya

informasinya. b. Membantu

idetifikasi ide, sikap, rasa takut,

kesalahan komsepsi dan kesenjangan pengetahuan tentang kanker c. Kesalahan

konsep tentang kanker lebih mengganggu

dari pada

kenyataan dan mempengaruhi pengobatan

(26)
(27)

C. Evaluasi

1. Mendapatkan nutrisi optimal

2. Makan makanan porsi kecil dansering dan tinggi kalori, besi, vitamin A dan C

3. Mendapatkan nutrisi enteral atau parenteral sesuai dengan kebutuhan 4. Sedikit mengalami nyeri

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. EGC : Jakarta.

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta.

Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Kerperawatan Medikal Bedah

Vol.1.Jakarta : EGC

Harnawataj. Kanker Lambung. Available from : http://harnawatiaj.wordpress.com. Akses pada 03 September 2008

Mansjoer, Arief, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3, Cet. 1. Jakarta : Media Aesculapius

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta.

Tjay, tan Joan dan Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat Penting, Khasiat,

Penggunaan, dan Efek Sampingnya. Jakarta : Elex Media

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku tersebut kemungkinan terbawa ke dalam lingkungan sekolah yang menyebabkan siswa sering tidak kemungkinan terbawa ke dalam lingkungan sekolah yang menyebabkan

Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai

Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala

invasive yang paling sering terjadi dengan perbandingan sekitar 1 dari 5 kasus kanker payudara adalah jenis DCIS. Pada tipe kanker

Digunakan sel Myeloma karena sel Myeloma meupakan salah satu sel kanker yang sering ditemukan, yang berasal dari sumsum tulang yang menghasilkan sel darah, yang ditandai dengan