• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI : Survey Pada Guru Yayasan Pendidikan Dayang Sumbi Jaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI : Survey Pada Guru Yayasan Pendidikan Dayang Sumbi Jaya."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

SANGKURIANG 1 CIMAHI

(Survey Pada Guru Yayasan Pendidikan Dayang Sumbi Jaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

BUNGA EDITA H SIPAYUNG

NIM. 0908538

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA

GURU DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI

(Survey Pada Guru Yayasan Pendidikan Dayang

Sumbi Jaya)

Oleh

BUNGA EDITA H SIPAYUNG

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Bunga Edita H Sipayung 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU DI SMK

SANGKURIANG 1 CIMAHI

(Survey Pada Guru Yayasan Pendidikan Dayang Sumbi Jaya)

Skripsi ini Telah Dibimbing dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si NIP. 196004121986031002

Pembimbing II

Dr.Hj. Nani Imaniyati, M.Si NIP. 196101061987032002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd

(4)

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA GURU DI SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI

(Survey Pada Guru Yayasan Pendidikan Dayang Sumbi Jaya)

Disusun oleh : Bunga Edita H . Sipayung Pembimbing I : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. Pembimbing II : Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si

ABSTRAK

Guru mempunyai peranan yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan suatu bangsa. Apabila kualitas guru baik maka akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas juga, begitu juga sebaliknya apabila kualitas guru tersebut buruk maka akan menghasilkan peserta didik yang buruk juga. Karena tolak ukur keberhasilan suatu pendidikan dipegang oleh seorang guru.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatnya jumlah ketidakhadiran guru, adanya penurunan kualitas kinerja guru yang dilihat dari pencapaian tugas, disiplin kerja, tanggung jawab, prakarsa, dan kepemimpinan yang belum optimal. Apabila kinerja guru menurun maka akan merugikan kualitas sekolah tersebut. Untuk meningkatkan kinerja guru salah satu cara yang dilakukan melalui pemberian kompensasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kompensasi, gambaran kinerja guru dan seberapa besar pengaruh pemberian kompensasi terhadap kinerja guru.

Objek penelitian ini dilakukan di SMK Sangkuriang 1 Cimahi yang terdiri dari variabel bebas yaitu kompensasi dan variabel tidak bebas yaitu kinerja guru. Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif, ukuran populasi 34 responden. Data yang digunakan ordinal dan interval, teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linier sederhana.

(5)

THE EFFECT OF COMPENSATION TO THE TEACHER PERFORMANCE IN THE SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI (Survey On Teacher Education Foundation Dayang Sumbi Jaya)

Prepared by : Bunga Edita H . Sipayung Mentors I : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. Mentors II : Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si

ABSTRACT

Teachers have a very important role for the success of the education of a nation. If quality teachers is good , it will produce quality learners as well. And if the quality of teachers is bad it will produce a poor learners as well. Because due to the success of an educational benchmark held by a teacher.

The problems that arise in the research is the increasing total of the teacher absenteeism, a decrease in the quality of teacher performance is observed from the achievement of tasks, work discipline, responsibility, initiative, and leadership is

not optimal. If the teacher’s performance to decease it will hurt the quality of the school. To improve the performance of teachers who made a way through compensation. This research was conducted to determine the compensation an image, image of the teacher performance dan how much influence the award compensation to the performance of the teachers.

The objeck this research at SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Independent variables is compensation and dependent variable is performance of teacher. The research to use deskriftip method, the criterion of population is 34 respondents. The data used ordinal and interval, a data analysis technique is simple linear regression.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACK...ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 9

1.3Rumusan Masalah ... 11

1.4Tujuan Penelitian ... 11

1.5Manfaat penelitian ... 11

BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1Tinjauan Pustaka ... 13

2.1.1 Kompensasi ... 13

2.1.1.1Pengertian Kompensasi ... 13

2.1.1.2Komponen-kompenen Kompensasi ... 15

2.1.1.3Tujuan dan Pentingnya Kompensas ... 22

2.1.1.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi 26 2.1.1.5Asas dan Prinsip Kompensasi ... 28

2.1.2 Kinerja Guru ... 31

2.1.2.1Pengertian Kinerja ... 31

2.1.2.2Pengertian Guru ... 33

2.1.2.3Pengertian Kinerja Guru ... 34

2.1.2.4Tugas dan Fungsi Guru ... 35

2.1.2.5Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 38

2.1.2.6Elemen-elemen Kinerja Guru ... 41

2.1.2.7Proses Penilaian Kinerja ... 46

2.1.2.8Tujuan Penilaian Kinerja ... 48

2.1.2.9Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja ... 49

2.1.2.10Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 50

2.2 Kerangka Pemikiran ... 52

2.3 Hipotesis Penelitian ... 56

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Operasional Penelitian ... 57

3.2Metode Penelitian ... 57

(7)

3.4Populasi penelitian ... 61

3.5Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... ...61

3.6Pengujian Instrumen Penelitian ... ...63

3.6.1 Uji Validitas ... ...63

3.6.2 Uji Reliabilitas ... .. 64

3.7Pengujian Persyaratan Analisis Data ... ...66

3.7.1 Uji Homogenitas ... ..66

3.7.2 Uji Linieritas ... ..67

3.8Teknik Analisis Data ... ..69

3.8.1 Prosedur Analisis Data ... ..70

3.8.2 Analisis Deskriptif ... ..72

3.9Pengujian Hipotesis ... ..74

3.9.1 Merumuskan Hipotesis Statistik ... ..74

3.9.2 Mengitung Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y ... 76

3.9.3 Koefisien Determinasi ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 78

4.1.1 Sejarah Singkat SMK Sangkuriang 1 Cimahi ... 78

4.1.2 Lokasi Administrasi Sekolah ... 79

4.1.3 Visi dan Misi Sekolah ... 80

4.2 Gambaran Karakteristik Responde ... 80

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 80

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 82

4.2.3 Karakterisrik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 83

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Formal ... 84

4.3 Hasil Pengolahan Instrumen ... 85

4.3.1 Uji Validitas ... 86

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 87

4.4 Gambaran Variabel ... 88

4.4.1 Gambaran Kompensasi ... 88

4.4.1.1 Dimensi Kompensasi Langsung ... 89

4.4.1.2 Dimensi Kompensasi Tidak Langsung ... 94

4.4.2 Gambaran Kinerja guru ... 96

4.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 102

4.5.1 Uji Homogenitas ... 102

4.5.2 Uji Liniaritas ... 104

4.6 Regresi Linier Sederhana ... 105

4.7 Pengujian hipotesis ... 106

4.7.1 Merumuskan Hipotesis Statistik ... 106

4.7.2 Menghitung Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y ... 109

4.8 Pembahasan Penelitian ... 111

(8)

4.8.2 Kinerja Guru ... 112 4.8.3 Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Guru ... 113

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan ... 115 5.2 Saran ... 116 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu investasi yang sangat berharga bagi suatu negara. Pendidikan merupakan ujung tompak suatu negara. Karena generasi penerus suatu bangsa terlahir dari kaum terpelajar. Apabila suatu negara memiliki latar belakang pendidikan yang baik maka negara atau bangsa tersebut akan menjadi negara atau bangsa yang sangat kuat. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola dengan benar, sehingga membuahkan hasil (output) juga akan bagus. Pendidikan yang dapat menjadikan bangsa yang berkualitas dan berakhlak tidak dapat dilepaskan dari peran guru sebagai pemegang keberhasilan sebuah pendidikan.

(10)

Bangsa yang maju pasti didukung dengan pendidikan yang bagus. Bangsa yang bagus yaitu bangsa yang berkualitas adalah bangsa yang manusia di dalamnya beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Tetapi itu tidak lepas yang namanya bantuan seorang guru. Dengan guru yang berkualitas maka akan menghasilkan pendidikan yang bagus kepada peserta didik (Human) yang berkualitas. Karena pendidikan sangat mempengaruhi perubahan dalam suatu negara contohnya saja negara Amerika dan Jepang. Kedua negara tersebut maju karena didukung oleh faktor sumber daya manusia yang berkualitas dan terpelajar. Oleh karena itu, negara yang berkembang seperti Indonesia hendaknya mampu melakukan hal tersebut sehingga mampu bersaing dengan negara maju melalui pendidikan. Dan mampu mengharumkan nama bangsa di dunia internasional. Dalam Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 dikemukakan :

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

2. Pendidikan nasional adalah yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggung jawab terhadap tuntunan perubahan zaman.

(11)

Menengah Kejuruan Sangkuriang 1 Cimahi diresmikan oleh Drs. Lusnan Djunaedi ( Wali Kota Administrasi Cimahi) dengan Akta Notaris No.2/1988 dari Notaris Sumatria, S.H dan ijin Kanwil Departemen dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Nomor: 003/102/Kep/E/88 dengan lokasi di jalan Sangkuriang 1 No. 76 Cimahi. Di dalam pelaksanaannya SMK Sangkuriang 1 Cimahi berada di bawah pengawasan Yayasan Pendidikan Dayang Sumbi Jaya. Yayasan tersebut dicetuskan oleh Bapak H. partoen seorang Purnawirawan ABRI.

Sekolah menengah kejuruan Sangkuriang 1 Cimahi memiliki visi dan misi dalam menjalankan organisasinya. Adapun visi dan misi SMK Sangkuriang 1 tersebut:

Visi

“Mempersiapkan lulusan menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, berdisiplin kerja, berkepribadian sehingga mampu menghadapi modernisasi,

kompetisi dan globalisasi”.

Misi

1). Berkeunggulan : Bidang Perkantoran, Eco-managemen dan IT 2). Harmonis dan Agamis

3). Berbudaya kerja : Partisifatif, Adaptif, Inovatif 4). Kemandirian : Pemberdayaan segala potensi

Pengertian Guru menurut UU RI NO 14 Tahun 2005: “guru adalah

pendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dan Ametembun (1994:

(12)

maupun klasikal, baik disekolah maupun di luar sekolah”. Tabel 1.1 berikut menyajikan tentang jumlah guru yayasan di SMK Sangkuriang 1 Cimahi sampai tahun 2013.

TABEL 1.1

Guru Yayasan SMK Sangkuriang 1 Cimahi

NO Jenis-jenis Guru Yayasan Jumlah

1 Guru Tetap Yayasan (GTY) 20 orang 2 Guru Sertifikasi Yayasan (GSY) 14 orang

Jumlah Total 34 orang

Sumber: SMK Sangkuriang 1

Faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan formal terletak pada sumber daya manusia yang berperan dalam pendidikan yaitu Guru. Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab secara langsung berupaya mempengaruhi, membina, dan mengembangkan peserta didik. Guru merupakan asset suatu bangsa dalam meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Tanpa adanya peran guru dalam pendidikan suatu bangsa maka suatu bangsa itu akan hancur. Guru merupakan penggerak atau mobilisasi suatu pendidikan. Penggerak maksudnya motor dari sebuah pendidikan. Apabila motor (tenaga pendidik) tidak bagus maka hasil (peserta didik) juga tidak akan bagus. Adapun fungsi pendidikan sekolah formal dalam buku landasan pendidikan edisi kedua (2008:124) yaitu :

1. Fungsi transmisi masyarakat.

2. Fungsi sosialisasi (memilih dan mengajarkan peranan sosial). 3. Fungsi integrasi sosial.

4. Fungsi mengembangkan kepribadian individu. 5. Fungsi mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan.

(13)

Dari fungsi pendidikan formal di atas, hendaknya guru mampu melakukan dengan profesional dan mampu menghasilkan manusia yang berkualitas, dapat diandalkan, dan mampu menghasilkan suatu perubahan dalam pendidikan suatu bangsa. Menurut Alfonso yang dikutip oleh Amentembun (1981:14) menyatakan bahwa: “suatu pengajaran sangat tergantung pada kemampuan profesional guru, maka perhatian utamanya yaitu pada peningkatan kemampuan profesional guru pada gilirannya akan meningkatkan mutu proses belajar mengajar”.

Seorang guru minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas. Kompetensi guru yang dimaksud yaitu suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh seorang guru, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan serta tanggung jawab terhadap murid-murid yang diasuhnya sehingga tugasnya sebagai peserta didik dapat terlaksana dengan baik. Sehingga peran guru dan peserta didik saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

Permasalahan yang sering terjadi di sekolah formal yaitu kinerja guru.

Kinerja berasal dari kata “ performance” dan sering diartikan dengan unjuk kerja

atau perilaku kerja dan hasil kerja. Kinerja adalah suatu bentuk hasil kerja atau hasil usaha berupa tampilan fisik, maupun gagasan. Kinerja sering dihubungkan dengan kompetensi pada diri pelakunya. Veitzal Rivai dan Ahmad Fawzi Moh. Basri (2005:14) mengemukakan bahwa:

(14)

Kinerja guru pada dasarnya merupakan hasil yang telah dicapai guru sebagai tugas dan tanggung jawabnya dari seluruh aktivitas yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Mutu pendidikan yang baik menjadi tolak ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan guru. Salah satu prioritas yang perlu diperhatikan oleh sekolah (kepala sekolah) untuk menilai kinerja guru yaitu dengan menilai tingkat ketidakhadiran guru dalam mengajar di kelas. Seperti yang dijelaskan dalam gambar di bawah ini:

Sumber : SMK Sangkuriang 1 Cimahi

Gambar 1.1

Absensi Ketidakhadiran guru Semester Ganjil SMK Sangkuriang 1 Cimahi

Agustus September Oktober November Desember

Ijin 45 56 10 50 20

Tanpa keterangan 5 10 4 7 10

Sakit 24 26 27 30 23

(15)

Berdasarkan gambar absensi ketidakhadiran guru di SMK Sangkuriang 1 di atas menjelaskan bahwa tingkat absensi kehadiran guru mulai dari sakit sampai dengan ijin sangat berpengaruh terhadap pembelajaran di kelas. Tingginya absensi ketidakhadiran guru sangat mempengaruhi kinerja guru. Karena semakin banyak jumlah ketidakhadiran guru di kelas maka akan semakin banyak kelas yang tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Ketidakhadiran guru di kelas sudah menunjukkan kinerja guru tidak baik karena tidak bertanggung jawab terhadap profesi yang dimiliki.

Dari pemaparan di atas maka bisa diindikasikan di SMK Sangkuriang 1 Cimahi memiliki permasalahan kinerja guru, hal ini karena absensi ketidakhadiran guru cukup tinggi. Faktor ketidakhadiran guru merupakan satu faktor ketidak disiplinan guru. Ketidak disiplinan guru datang kesekolah menunjukkan bahwa guru tersebut tidak bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah diemban kepadanya. Karena kehadiran guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru tersebut. Selain itu suatu hasil penelitian yang menunjukkan penilaian kinerja guru rendah yaitu dengan hasil sebagai berikut:

TABEL 1.2

Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru Di SMK Sangkuriang

No Uraian Rencana

Target

(16)

4 Sumber : Tata Usaha SMK Pasundan 1 Cimahi

Dari data sebelumnya, dapat dilihat bahwa kinerja guru belum optimal. Terlihat jelas bahwa masih terdapat kemangkiran disiplin kerja yang terjadi sampai dengan 35%. Salah satu strategi yang digunakan untuk meningkatkan kinerja guru di sekolah yaitu dengan program pemberian kompensasi. Dengan pemberian kompensasi diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru dalam mengajar di sekolah khususnya SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Seperti yang dipaparkan oleh pendapat Henry Simamora (2004:442) mengungkapkan bahwa:

Kompensasi karyawan mempengaruhi kinerja dan tendensi mereka untuk tetap bersama organisasi atau mencari pekerjaan lainnya. Kebutuhan para karyawan akan pendapatan atau keiinginan mereka diperlakukan secara wajar oleh organisasi membuat program kompensasi menjadi semakin vital bagi manajemen sumber daya manusia.

Pemberian kompensasi harus tepat sehingga memberikan pengaruh positif bagi kedua belah pihak, karena dapat memberikan kepuasaan bagi guru untuk merangsang semangat kerja berprestasi dan bagi sekolah tercapainya visi dan misi yang telah dirancang oleh sekolah, karena bagi mayoritas guru, uang masih tetap merupakan motivasi utama dalam bekerja untuk meningkatkan semangat kerja yang lebih baik, dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Apabila kebutuhan guru dan keluarganya tidak terpenuhi maka guru tersebut kurang bersemangat dalam melakukan pekerjaannya sehingga mempengaruhi kinerja guru tersebut.

(17)

Cimahi. Oleh karena itulah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Guru Di SMK Sangkuriang 1

Cimahi”.

1.2 Identifikasi Masalah

Guru merupakan sebagai tolak ukur dari suatu keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan. Keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak terlepas dari faktor internal maupun ekternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja guru. Menurut Syadiash mendefenisikan guru Indonesia sebagai berikut:

Insan yang layak ditiru dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, khususnya oleh peserta didik yang dalam melaksanakan tugas

berpegang teguh pada prinsip “Ing ngarso sung tulodho, ing madya

mangun karso, tut wuri handayani.

Kinerja guru dalam pendidikan yaitu : pengajar yang menjalankan tugas dan perannya sebagai tenaga pendidik di sekolah maupun institusi pendidikan. Tujuan dari pengajar adalah penampilan (performance) seorang guru terhadap murid setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan’ Mager dalam buku Purwanto, (2009:39).

Pentingnya kinerja guru di sekolah maupun institusi pendidikan, dalam mengupayakan kinerja guru sebagai pengajar di sekolah maupun institusi pendidikan non formal.

(18)

kerjasama, keandalan, pengetahuan tentang pekerjaan, tanggungjawab, dan pemanfaatan waktu.

Faktor yang mempengaruhi terhadap kinerja guru yang dikutip dari buku Ondi Saondi dan Aris Suherman (2010 :24-47) diantaranya yaitu :

1. Kepribadian dan Dedikasi

Guru yang memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan yang giat memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi dalam melakukan pekerjaan mendidik sehingga guru tersebut dapat dikatakan memiliki akuntabilitas yang kuat.

2. Pengembangan profesi

Pengembangan dan pembinaan profesi bertujuan untuk meningkakan kinerja dan dilakukan secara terus menerus sehingga mampu menciptakan kinerja sesuai dengan persyaratan yang diinginkan.

3. Kemampuan mengajar

Guru harus memiliki kemampuan merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pengajaran, memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar.

4. Komunikasi

Membina hubungan dan komunikasi di dalam lingkungan sekolah memungkinkan guru dapat mengembangkan kreativitasnya sebab ada jalan terjadinya interaksi dan ada respon balik dari komponen lain di sekolah atas kreativitas dan inovasi tersebut.

5. Hubungan dengan masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk hubungan komunikasi ekstern yang dilaksanakan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan.

6. Kedisiplinan

Kedisiplinan yang baik ditunjukkan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sehingga akan memperlancar pekerjaan guru dan memberikan perubahan dalam kinerja guru kearah yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

7. Iklim kerja

(19)

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah penulis ingin mambahas tentang “ Pengaruh

Kompensasi Terhadap Kinerja Guru Di SMK Sangkuriang 1 Cimahi”. Oleh karena itu dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kompensasi guru di SMK Sangkuriang 1 Cimahi? 2. Bagaimana tingkat kinerja guru di SMK Sangkuriang 1 Cimahi ?

3. Seberapa besarkah pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru di SMK Sangkuriang 1 Cimahi?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Kompensasi Terhadap Kinerja Guru di SMK Sangkuriang 1 Cimahi” adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pemberian kompensasi kepada guru

di SMK Sangkuriang 1 Cimahi

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kinerja guru yang terjadi di SMK Sangkuriang 1 Cimahi

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki tiga kegunaan : 1. Kegunaan akademis

(20)

ilmu MSDM, khususnya mengenai teori tentang kompensasi dan pengaruh terhadap kinerja

2. Kegunaan praktis

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Operasional Penelitian

Objek penelitian dari pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan Sangkuriang 1 adalah terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang terdiri variabel bebasnya (independent variable), yaitu kompensasi guru sebagai variabel X dan variabel terikatnya (dependent

variable) adalah kinerja guru sebagai variabel Y.

Berdasarkan objek penelitian di atas, maka dianalisis mengenai pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru pada Sekolah Menengah Kejuruan Sangkuriang 1 Cimahi.

3.2 Metode Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu menentukan metode apa yang akan digunakan saat melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2007: 1) mengemukakan bahwa metode penelitian pada dasarnya

merupakan “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”. Sedangkan menurut Joko Subagyo (19991:1) “metode penelitian

merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap

segala permasalahan”. Metode penelitian diperlukan agar mengarahkan pada suatu

tujuan yang efektif. Sehingga metode digunakan untuk mencapai tujuan.

(22)

baik merupakan keadaan, sikap, dan cara yang digunakan. Metode deskriptif ini dilakukan pada masalah-masalah atau kejadian-kejadian yang terjadi pada saat ini. Metode deskriptif adalah suatu metode yang dipergunakan dalam suatu penelitian dengan maksud untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang terjadi pada masa yang akan mendatang. Menurut Winarno Surakhmad (1985:139) mengemukan bahwa:

Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada sekarang. Karena banyak sekali ragam penyelidikan demikian, metode deskriptif lebih merupakan istilah umum mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya adalah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode statistika deskriptif akan menyajikan rangkuman data atau nilai-nilai yang dihitung berdasarkan data yang telah tersedia atau yang akan dikumpulkan kemudian.

(23)

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel dibuat agar penelitian dapat lebih mudah dipahami oleh setiap pembaca tulisan ini, sekaligus untuk meghindari terjadinya salah pengertian atau kekeliruan dalam mengartikan variabel yang diteliti, selain itu juga berguna sebagai kerangka acuan untuk mendeskripsikan pemasalahan yang hendak diungkap. Adapun semua indikator dalam operasionalisasi variabel ini adalah berskala ordinal.

TABEL 3.1

Operasional Variabel Kompensasi (X)

Variabel Indicator Ukuran Skala

 Kesesuaian dengan harapan

Ordinal 5 6 7 Tunjangan  Tunjangan hari raya

 Tunjangan transfortasi

 Tunjangan per semester

(24)

TABEL 3.2

Operasional Variabel Kinerja (Y)

Variabel indikator Ukuran Skala

 Evaluasi hasil belajar

 Pengembangan peserta

didik untuk

 Pemahaman penghayatan nilai-nilai

menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan lingkungan sekitarnya

 Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa

 Relevansi latar belakang pendidikan dengan tugas mengajar

Ordinal 12 13

14

(25)

3.4 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:90) yang menyatakan bahwa : ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Menurut Sugiyono (2007:91) memberikan pengertian :

“sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi”

Menurut Suharsimi riknto (1993:100-102), apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan pengertian tersebut, karena jumlah guru yang ada disekolah ini kurang dari 100, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yayasan di SMK Sangkuriang Cimahi. Maka, responen yang diteliti adalah populasi guru yayasan SMK Sangkurang Cimahi berjumlah 39 responden.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

(26)

merasa khawatir bila responden memberikan jawaban tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.

Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka (angket tidak terstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak atau keadaannya. Sedangkan angket tertutup (angket terstruktur) adalah angket yang disajikan berupa sejumlah pertanyaan yang dapat mengembarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari kedua variabel yang disertai dengan alternative jawaban, dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda (√).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup. Adapun tujuan angket tertutup oleh peneliti sebagai berikut:

a. Lebih mengarahkan informasi yang telah diperoleh secara relevan sehingga terhindar dari data yang tidak terpakai.

b. Membantu responden memberikan jawaban dalam waktu relative lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain.

c. Mengarahkan dalam pemakaian analisis kuantitatif d. Mempercepat dalam poses pengumpulan data. e. Waktu yang dipergunakan lebih efesien

Dengan memberikan angket tertutup responden tidak memiliki kesempatan lain dalam memberikan jawabannya selain jawaban yang telah disediakan di dalam daftar pertanyaan tersebut. Responden hanya fokus menjawab

(27)

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian

3.6.1 Uji Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu belum tentu otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.

Dalam penelitian ini untuk menghitung validitas menggunakan rumus uji korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut:

(Ating dan Sambas, 2006:230) Dimana :

rxy : Koefisien korelasi X : Jumlah Skor Item

Y : Jumlah skor total (seluruh item) N : Jumlah responden

X² : Jumlah kuadrat skor item

Y² : Jumlah kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden Langkah kerja yang dilakukan dalam ranga mengukur validitas instrumen (Uep dan Sambas, 2011: 117-121) adalah sebagai berikut: 1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya.

2. Mengumpulkan data dari hasil uji coba

3. Memeriksa data untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan angket. 4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item

(28)

TABEL 3.3

Conoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas No.

Responden

Nomor Item Instrumen Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5. Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor

6. Menghitung nilai koefisien korelasi Product Moment untuk setiap bulir atau item angket dari data observasi yang diperoleh dengan tabel:

TABEL 3.4

Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi No.

Responden

X Y XY

7. Menentukan titik kritis atau nilai tabel t, pada derajat bebas (db=N-2)

dan tingkat signifikansi α = 0,05

8. Membuat kesimpulan

Jika t hitung > t tabel, maka butir soal Valid Jika t hitung < t tabel, maka butir soal tidak valid

Dimana:

t : Nilai t hitung

r : Koefisien korelasi hasil t hitung N : Jumlah responden

3.6.2 Uji Reliabilitas

(29)

antara 0,00 sampai dengan 1,00 dan interpretasinya selalu mengacu pada koefisien yang positif.

Dalam konteks ini, koefisien reliabilitas yang mendekati nilai satu, menunjukan tingginya tingkat kepercayaan, kehandalan atau tingkat konsistensi dari instrumen penelitian dalam mengukur apa yang hendak diukur. Pada penelitian ini tingkat reliabilitas akan dicari dengan rumus Alpha atau Cronbach’s

Alpha (). Koefisien Alpha Cronbach dihitung dengan menggunakan rumus disarankan oleh Suharsimi Arikunto dalam Uep Tatang santoni dan Sambas Ali Muhidin (2011:123) sebagai beri kut:

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka menguji reliabilitas instrumen (Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin, 2011:124-129) adalah sebagai berikut:

(30)

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen

3. Memeriksa kelengkapan data untuk memastikan lengkap tidaknya data yang terkumpul, termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan angket. 4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses perhitungan. 5. Memberikan skor terhadap item-item yang sudah diisikan pada tabel

pembantu.

6. Menghitung nilai varians masingmasing item dan varians total.

Keterangan: : varians ∑X : jumlah skor N : jumlah responden

Menggunakan tabel pembantu sebagai berikut: TABEL 3.5

Contoh Format Tabel Perhitungan Item dan Varians Total

No. Responden X Y

7. Menghitung nilai koefisien Alfa

]

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas bebas (db) = n-2

9. Membuat kesimpulan dengan membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r, dengan tingkat signifikasi 0,05

Jika r hitung > r tabel, maka item pertanyaan dikatakan reliabel, Jika r hitung ≤ r tabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel

3. 7 Pengujian Persyaratan Analisis Data

3.7.1 Uji Homogenitas

(31)

Nilai hitung diperoleh dengan rumus: X² = (ln10)[B-(∑db . logSı²)]

Keterangan:

Sì² = Varians tiap kelompok data

Db = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = (log S² gab) (∑dbì) S² gab = Varians gabungan = S² gab =

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians menurut Ating dan Sambas Ali Muhidin (2006: 294-295):

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

TABEL 3.6 Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1 Sì² Log Sì² Db. Log Sì² Db. Sì² 1

2

3. Menghitung varians gabungan. Dengan rumus : S² =

4. Menghitung Log dari varians gabungan 5. Menghitung nilai Barlett

6. Menghitung nilai X²

7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α =0.05 dan db = k-1, dimana k adalah banyaknya indikator

8. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:

 Nilai X² hitung < nilai X² tabel, Ho diterima (varians data dinyatakan homogeny)

 Nilai X² hitung ≥ nilai X² tabel, Ho ditolak (varians data dinyatakan

(32)

3.7.2 Uji Linieritas

Asumsi linieritas dapat diterangkan sebagai asumsi yang menyatakan hubungan antar variabel yang hendak dianalisis itu mengikut garis lurus. Artinya, peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya. Dengan demikian dapat dikemuk akan juga bahwa kuatnya hubungan antara dua variabel belum tentu diikuti oleh kuatnya esimasi hubungan kedua variabel tersebut.

Pemeriksanaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah:

1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg (a)) dengan rumus:

²

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b׀a (JK reg b׀a), dengan rumus:

( ׀ ) (∑ )

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

JK res= ∑Y²- JK reg (b׀a)– JK reg (a)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus:

RJK reg (a) = JK reg (a)

(33)

RJK reg (b׀a) = JK reg (b׀a)

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JK E) dengan rumus:

∑ { }

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (RJK TC ) dengan rumus: JK TC= JK res- JK E

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJK TC) dengan rumus:

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat eror (RJK E) dengan rumus:

12.Mencari nilai uji F dengan rumus:

13.Menentukan kriteria pengukuran: jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier

14.Mencari nilai F tabel pada taraf signifikansi 95% atau α =5% menggunakan rumus: F tabel = F (1-a)(db TC, DB E) dimana db TC = k-2 dan db E = n-k

15.Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.

 Jika F hitung < F tabel, maka data dinyatakan berpola linier

(34)

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis daa diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, sehingga yang diungkapkan oleh Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:158).

Teknik analisis data dalam penelitian, dibagi menjadi dua yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2011:159). Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

3.8.1 Prosedur Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka secara garis besar menurut Sugiyono (2010: 74). Langkah-langkah pengolahan data yaitu:

1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh responden. Pemeriksanaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian secara menyeluruh.

2. Skoring, yaitu pemberia skor atau bobot terhadap item-item kuesioner berdasarkan pola scoring sebagai berikut

TABEL 3.7

Pola Skoring Kuesioner Skala Lima Alternative Jawaban Skor Pernyataan

Positif

(35)

Selalu

3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah ke dua ke dalam tabel seperti berikut:

TABEL 3.8

Tabulasi Data Penelitian

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 …. n

1 N

4. Analisis, analisis data yang digunakan terdiri dari dua jenis yakni (1) analisis deskriptif untuk variabel yang bersifat kualitatif, (2) analisis kuantitatif untuk pengujian hipotesis.

5. Transformasi data, hal ini dilakukan karena penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasional variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Mehtode of successive

Interval (Harun Al Rasyid, 1994:131). Menurut Sugiyono (2010:70) untuk

mengubah data ordinal menjadi interval dapat menggunakan bantuan Microsof Excel. Langkah-langkah untuk mensformasikan data tersebut adalah sebagai berikut:

Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.

 Klik “Analize” pada lembar menu Bar

 Klik “Successive Interval” pada menu analize, hingga muncul kotk

(36)

 Klik “Drop Down” untuk mengisi data range pada kotak dialog

input, dengan cara memblok skor yang akan dirubah skalanya.

Pilih kotak dialog tersebut, kemudian check list () Input Label In First now

Pada option min Valua isikan/ pilih 1 dan max value isikan/pilih 5.

Masih pada option, Check list (√) display summary.

Selanjutnya pada output, tentukan cell output, hasilnya akan

ditempatkan dimana lalu klik “OK”.

3.8.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya (Sugiyono.2010:144)

Untuk mengetahui gambaran pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dengan menggunakan bantuan software Excel 2007, yaitu:

1. perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab terhadap alternative jawaban yang tersedia.

(37)

TABEL 3.9 Distribusi Frekuensi

NO Alternative Jawaban Frekuensi Persentasi 1

2 3 4 5

Selalu Sering

Kadang-kadang Jarang

Tidak Pernah 4. Buat grafik

Dengan penyajian data melalui tabel yang kemudian dipersentasekan dan dibuat grafiknya, maka akan terlihat gambaran pengaruh ppemberian kompensasi terhadap kinerja guru di SMK Sangkuriang Cimahi.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan data penelitian, digunakan kriteria tertentu mengacu pada rata-rata skor kategori angkat yang diperoleh responden. Penggunaan skor kategori ini digunakan sesuai dengan lima kategori skor yang dikembangkan dalam skala liker dan digunakan dala penelitian ini. Melalui perhitungan frekuensi skor jawaban responden pada setiap alternative jawaban angket, sehingga diperoleh persentase jawaban setiap alternative jawaban dan skor rata-rata. Adapun kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:

TABEL 3.10

Kriteria Analisis Data Deskriptif

Retang Penafsiran

Variabel X Variabel Y

1,00-1,49 Sangat tidak baik Sangat rendah

1,50-2,49 Tidak baik Rendah

2,50-3,49 Cukup Sedang

3,50-4,49 Baik Tinggi

(38)

Sumber : Diadaptasi dari skor kategori

3.9 Pengujian Hipotesis

Untuk memperoleh gambaran mengenai ada tidaknya pengaruh antara variabel X (kompensasi) terhadap variabel Y (kinerja guru), maka dilakukan pengujian atas tingkat keberartian korelasi perhitungan tersebut.

Alat yang digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua Variabel bebas terhadap satu Variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara Variabel bebas terhadap suatu Variabel terikat) pada penelitian ini, maka alat yang digunakan ialah analisis regresi linier sederhana. Langkah-langkah pengujian hipotesis ini, sebagai berikut :

3.9.1 Merumuskan Hipotesis Statistik

Permasalahan yang dirumuskan adalah sebarapa besarkah pengaruh Kompensasi terhadap kinerja guru di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

Pada penelitian ini, alat yang digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh antara variabel X dan variabel Y yaitu menggunakan analisis regresi linear sederhana. Langkah-langkah uji keberartian regresi adalah sebagai berikut (Ating Somantri dan Sambas, 2006:245):

1. Menentukan rumus hipotesis H0 danH1 :

H0 : β = 0 tidak ada pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y

H1: β ≠ 0 terdapat pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y

(39)

Persamaan regresi sederhana menurut Sugiyono (2008;270) adalah sebagai berikut: Y= a + bX

Dimana :

Y = Variabel terikat X = Variabel bebas

a = satuan bilangan yang merupakan nilai Y jika X = 0/konstanta

b = koefisien regresi

Menurut Sugiyono (2008;272) rumus untuk menghitung nilai a dan b adalah sebagai berikut :

Harga a dihitung dengan rumus

a =

= Y = bX

Harga b dihitung dengan rumus

b =

Dimana : n = jumlah dari sampel. Y= Variabel Terikat X= Variabel Bebas 3. Uji Signifikansi Regresi

Langkah-langkah yang dilakukan untuk uji signifikansi yaitu sebagai berikut :

1. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK Reg [b/a]),

dengan rumus : RJKReg [b/a] = JK Reg [b/a]

2. Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes), dengan rumus :

JKRes = ∑Y² - JK Reg [b/a] - JK Reg [a]

3. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan

rumus : RJKRes =

4. Mencari nilai Fhitung dengan rumus :

Fhitung =

(40)

5) Merencanakan nilai kritis (ɑ) yaitu 0,05 dengan derajat kebebasan untuk db res = 1 dan db res = n – 2

6) Membandingkan nilai uji F terhadap nilai

Ftabel = F (1-ɑ)(db reg (b/ɑ) (dbres)

7) Membuat kesimpulan

3.9.2 Menghitung Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y

Untuk mengetahui hubungan variabel X (kompensasi) dengan variabel Y (kinerja guru) dicari dengan menggunakan rumus Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson, yaitu:

Nilai koefisien korelasi kemudian dikonsultasikan dengan tabel Guilford tentang batas-batas (r) untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel X dan variabel Y. Maka dapat digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi seperti yang dituangkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. 11

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya nilai r Interpretasi

0,000 sampai dengan 0,199

0,200 sampai dengan 0,399 0,400 sampai dengan 0,599 0,600 sampai dengan 0,799 0,800 sampai dengan 1,000

Korelasi sangat rendah (diabaikan/dianggap tidak ada) Korelasi rendah

Korelasi sedang Korelasi tinggi

(41)

Untuk mengukur seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh Variabel kompensasi terhadap kinerja guru maka digunakan rumus koefisien determinasi (KD) yaitu, KD = r2 x 100% (Ating Somantri dan Sambas, 2006:341). Dengan r2 dicari dengan rumus sebagai berikut:

{ }

Adapun dalam perhitungannya penulis menggunakan bantuan Software

Microsoft Office Excel 2007.

3.9.3 Koefisien Determinasi

Agar diketahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan atau pengaruh variabel kompensasi terhadap kinerja guru maka digunakan rumus koefisien determinasi (KD) sebagai berikut: KD = r2x100%

Dengan r2 dicari dengan rumus sebagai berikut:

r2 = Riduwan (2005:127)

2 2

) (

) )( (

Yi Yi

n

Yi Xi XiYi

n b

 

   

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di SMK Sangkuriang 1 Cimahi yang berjudul pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Kompensasi di SMK Sangkuriang 1 Cimahi dinilai masih kategori cukup belum masuk kategori puas. Dari hasil pengolahan data yang penulis lakukan di SMK Sangkuriang berada pada kategori kadang-kadang (cukup). Artinya, pemberian kompensasi kepada guru belum dirasakan puas masih dalam kategori cukup.

b. Kinerja guru di SMK Sangkuriang 1 Cimahi dinilai masih kategori cukup belum masuk kedalam kategori baik. Hasil pengolahan data kinerja guru yang tertinggi berada pada kategori kadang-kadang (cukup). Artinya kinerja guru di SMK Sangkuriang 1 Cimahi belum optimal sehingga perlu meningkatkan kinerja menjadi lebih lebih baik lagi.

(43)

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dan melihat hasil penelitian tersebut, maka penulis memberikan saran mengenai kompensasi dan kinerja guru sebagai berikut:

1. Kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung yang peneliti pilih untuk menjadi indikator kompensasi yang diteliti ternyata masih kategori cukup sehingga penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian diluar indikator yang penelitian ini seperti asas kompensasi yaitu asas layak dan asas adil.

2. Pada indikator kinerja guru yang terendah berada pada indikator kemampuan sosial guru. Peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang kemampuan sosial guru. Dimana kemampuan sosial guru dalam berkomunikasi, bekerjasama, bergaul, simpatik dan menyenangkan. 3. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagaimana kompensasi dan kinerja

guru di sekolah Swasta yang berada di Bandung khususnya di SMK Sangkuriang 1 Cimahi sehingga dengan hasil penelitian dapat menyadarkan setiap sekolah akan pemberian kompensasi kepada guru yang bernaung di sekolah tersebut sehingga mampu meningkatkan kinerja guru tersebut.

(44)
(45)

DAFTAR PUSTAKA

Aa’ad, Moh, (1995). Psikologi Industri. Jogyakarta: Likarty.

Alma, H. Buchari. DR.Prof..(2008), Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Amentembun, N.A.(1981). Guru dalam administrasi sekolah terbitan ketiga. Bandung : Tarsito.

Amentenbun, N.A.(1994). Guru dalam administrasi sekolah. Bandung : Tarsito. Arikunto S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Barizi, Amad dan Idris, M. (2009). Menjadi Guru Unggul. Jogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Casteter, BW. (1996). The Human Resources Function in Educational

Adinistration, New Jersey : Practise hall.

Depdiknas, 2005. Pembinaan Profesionalisme Tenaga Pengajar (Pengembangan

Profesionalisme guru). Jakarta :Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Depdiknas. Dessler,G.(1998). Manajemen Personalia (Terjemahan). Jakarta : Erlangga. Fatah, N. (2001). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Gibson, Ivancevich dan Donelly. (1987). Organisasi. Jakarta : Bina Rupa Aksara. Ginanjar S, Lingga. (2012). Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Guru di

Sekolah Vijayakusuma (VIKU). Bandung

Hadari, Nawawi. (2001). Manajemen Sumber daya Manusia. Jogyakarta: Gajah Mada.

Hamalik, O. (1984). Intruksional dan Strategi Guru. Bandung: Pustaka Mutiara Hasibuan, Malayu, S.P.(2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

(46)

Hasibuan, Malayu, S.P.(2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Cetakan Kedelapan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu.S.P (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Marwansyah dan Mukaram. (2000). Manajemen SDM. Bandung. Administrasi Niaga

Mathis, Robert L. dan Jackson. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyasa, (2003). Manajemen berbasis Sekolah (konsep, strategi, dan

implementasi, dan inovasi). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Notoatmodjo, S. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta

Pangewa, Maharudin. 2004. Perilaku Keorganisasian. Jakarta: Depdiknas.

Purwanto, N. (2009). Administrasi dan supervise pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Sambas Ali Muhidin.(2010). Pengantar Untuk Penelitian. Bandung. KARYA ADHIKA UTAMA.

Saondi, Ondi dan Suherman, Aris (2010). Etika Profesi Keguruan. Bandung. PT: Refika Aditama.

Sedarmayanti. (2001), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung. CV. Maju Mundur.

Simamora, Henry. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : SIE YKPN.

Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ketiga. Yogyakarta : SIE YKPN.

Sontani ,U.T, dan Sambah, A.M. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama

Sub Koordinator MKDP Landasaran Pendidikan. (2008). Landasan Pendidikan

(47)

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2005). Metode peneltian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sulistyorini, (2001). Hubungan antara keterampilan Manajerial Kepala Sekolah

dan Iklim Organisasi dengan Kinerja guru. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutisna, Oteng. (1985). Administrasi Pendidikan dasar teoritis untuk praktek

professional. Bandung : Angkasa.

T. Hani Handoko. (2003). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE

Uzer Usman, Moh. (2011). Menjadi Guru Prfesional. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Veithzal, Rivai dan Ahmad Fawzi Moh. Basri .(2005). Performance Appraisal: PT. Raja Grafindo Persada.

Veithzal, Rivai. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Dari Teori Ke

Praktek:PT.Raja Grafindo Persada.

Wuviani, Via. (2005). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai. Tesis. Pascasarjana-UPI. Tidak Ditertibkan

Yuniarsih, Tjutju. Dr.,Prof.,dan Suwatno,M.Si.,Dr (2009), Manajemen Sumber

Gambar

TABEL 1.1 Guru Yayasan SMK Sangkuriang 1 Cimahi
TABEL 1.2 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru Di SMK Sangkuriang
TABEL 3.1  Operasional Variabel Kompensasi (X)
TABEL 3.2 Operasional Variabel Kinerja (Y)
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil Uji Recovery Natrium, Kalium dan Kalsium Setelah Penambahan Masing-masing Larutan Baku pada Daun GirangMuda. Hasil Uji Recovery Natrium Setelah Ditambahkan Larutan

Bakpia merupakan salah satu makanan khas yang ada di kota Yogyakarta // Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula yang dibungkus dengan tepung

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dan

Teknik analisis data yang digunakan peneliti, dilakukan dalam beberapa langkah yaitu: (1) membuat catatan jawaban pada langkah-langkah yang benar; (2) membuat catatan

Kemampuan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran dilihat dari hasil kerja siswa pada tahap game dan turnamen sedangkan setelah pembelajaran kemampuan

Judul penelitiannya adalah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Pendekatan

Pada Hari ini, Kamis Tanggal Sebelas Bulan September Tahun Dua ribu empat belas (11-9-2014), Pokja II Pengadaan Barang/Jasa pada Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi