• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MATA KULIAH BUDAYA SUNDA SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM PEMBINAAN AKHLAK : Studi Kasus Pada Mahasiswa FKIP UNPAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MATA KULIAH BUDAYA SUNDA SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM PEMBINAAN AKHLAK : Studi Kasus Pada Mahasiswa FKIP UNPAS."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MATA KULIAH BUDAYA SUNDA

SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM PEMBINAAN AKHLAK

(STUDI KASUS PADA MAHASISWA FKIP UNPAS)

T E S I S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung

untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Magister Pendidikan Bidang Studi Pendidikan Umum

Oleh:

H. ASEP SJAMSULBACHRI NIM 9596 105

PROGRAM PASCASARJANA

INS IITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

(2)

IMPLEMENTASI M A T A KULIAH B U D A Y A S U N D A S E B A G A I M U A T A N L O K A L D A L A M P E M B I N A A N A K H L A K

L E M B A R P E N G E S A H A N

Bandung,

Pembimbing I,

V

(Prof. DR. H. Nurstd Sumaatmadja)

Bandung,

Pembimbing

(3)

IMPLEMENTASI MATA Kl-IJAII liUDAYA SUNDA SEBAGAI

MUATAN LOKAL DALAM PEMBINAAN AKHLAK

LEMBAR PENGESAIIAN

Bandung,. )A„..."!...].!..

Bandung.

Pembimbina I

(4)

Leuleupeutan Leuleumeungan

Diarah Kejo Poena

Deudeukeutan Reureujeungan Jeung Alloh Sapopoena

(H. Hasan Mustafa)

Dipersembahkan untuk Ibut

Ayah, Anak, Istri, dan Guru guru

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya misi Pasundan sebagai suatu sasaran

moral yang ingin dicapai oleh Lembaga Pendidikan Pasundan berupa mergagungkan Syiar

Islam dan mengembangkan Budaya Sunda untuk menunjang Budaya Nasional, misi ini

dilaksanakan melalui Mata Kuliah Budaya Sunda sebagai Muatan Lokal sesuai dengan

USPN No. 2/1989 Pasal 38 sebagai ciri khas suatu Lembaga Pendidikan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif

dengan pendekatan naturalistik.

Pertanyaan yang mendasari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana berlangsungnya PBM dalam pembinaan akhlak ditinjau dari Pendidikan

Umum.

2. Bagaimana penguasaan dosen dan mahasiswa terhadap nilai-nilai Budaya Sunda sebagai

Muatan Lokal yang diajarkan.

3. Bagaimana implementasi nilai-nilai Budaya Sunda sebagai muatan lokal dalam

membina akhlak yang tampak pada sikap dan perilaku dalam kehidupan kampus.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penguasaan dosen dan mahasiswa terhadap nilai-nilai Budaya Sunda sedang berproses dari kognisi yang perlu waktu untuk mencapai

kepada tahap nilai afeksi.

Pembinaan akhlak telah berlangsung melalui proses belajar mengajar baik melalui

perkuliahan Budaya Sunda sebagai muatan lokal, maupun mata kuliah lain khususnya yang

dilaksanakan oleh dosen tetap Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan.

Implementasi nilai-nilai Budaya Sunda dalam PBM berlangsung secara alamiah

melalui perkuliahan Budaya Sunda yang bermuatanakhlak sebagai Pendidikan Umum

Shidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah sebagai sifat akhlakul karimah telah dimiliki

oleh dosen dan mahasiswa dalam kadar yang masih perlu ditingkatkan. Beberapa temuan

yang diperoleh dari penelitian ini berguna untuk meningkatkan pembinaan akhlak.

Dari kajian akhir penelitian ini dapat ditarik kesimpulan umum bahwa pembinaan

akhlak mahasiswa di FKIP Unpas tidak terlepas dari pembinaan akhlak dilingkungan

keluarga, masyarakat dan pendidikan sekolah sebelumnya.

Sebagai kulminasi dari penelitian ini, penulis merekomendasikan bahwaPBMMata

Kuliah Budaya Sunda harus mengacu kepada PBM nilai sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH vii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Masalah Penelitian 4

C. Fokus Masalah Penelitian 4

D. Pertanyaan Penelitian 5

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 5

G. Paradigma Penelitian 7

H. Defmisi Operasional Judul 8

(7)

BAB II LANDASAN KONSEPTUAL TENTANG MATA KULIAH

BUDAYA SLTNDA DALAM PEMBINAAN AKHLAK DITINJAI

DARI PENDIDIKAN UMT :\l

A. Mata Kuliah Budaya Sunda Serta Kaitannya dengan Pendidikan

Nasional, Pendidikan Umum dan Akhlak 11

B. Mata Kuliah Budaya Sunda sebagai Pendidikan LImum 34 C. Nilai-Nilai Budaya Sunda dalam Pembinaan Akhlak 36 D. Nilai-Nilai Universal pada Budaya Sunda 37 E. Faktor yang mempengamhi Pembinaan Akhlak 46

1. Faktor Intern 47

2. Faktor Ekstem 49

BAB III METODE PENELITAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitan yang Digunakan 52

B. Instrumen Penelitian , 56

C. Teknik Pengumpulan Data 57

1. Teknik Observasi 58

2. Wawancara 58

3. Studi Dokumentasi 59

D. SumberData

1. Sumber Data Primer 61

2. SumberData Sekunder 62

(8)

E. Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Orientasi 62

2. Tahap Eksplorasi 64

3. Tahap Member Chek 64

4. Triangulasi , 64

5. Analisis Data 65

BAB IV HASH, PENELITIAN

A. Gambaran LImum Data Penelitian 67

B. Nilai-Nilai Budaya Sunda yang Dibinakan 68

C. Sisi Akhlak yang Diungkapkan 70

D. Proses Belajar Mengajai" Mata Kuliah Budaya Sunda Dalam Rangka Pembinaan Akhlak

1. Proses Belajar Mengajar di dalam Kelas 71 2. Proses Belajar Mengajar di luar kelas 74

E. Penguasaan Dosen dan Mahasiswa terhadap Nilai-Nilai Budaya

Sunda dalam Proses Belajar Mengajar 80

F. Implementasi Mata Kuliah Budaya Sunda dalam Pembinaan

Akhlak yang tampak dalam kehidupan kampus 83 a. Nilai nilai Budaya Sunda dalam Proses Belajar Mengajar di

Dalam Kelas 84

b. Nilai nilai Budaya Sunda dalam Proses Belajar Mengajar di

Luar Kelas 85 /

(9)

G. Sifat Amanah, Shidiq, Tabligh dan Fathonah Telah Ada Pada

Mahasiswa .".

1. Menurut Dekan 89

2. Menumt Pembanm Dekan I,II;.Iir. FKIP UNPAS 90

H. Misi Pasundan pada dosen, mahasiswa.non muslim dan non sunda. 90

I. Budaya Sunda yang Island 91

: J. Temuan Penelitian 94

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 96

B. Rekomendasi 98

DAFTAR PUSTAKA 100

LAMPIRAN • 108

(10)

DAFTAR TABEL

[image:10.599.158.451.275.570.2]

Tabel 1 Nilai-Nilai Budaya Sunda 23

Tabel 2 Materi perkuliahan Budaya Sunda 25

label 3 Nilai-Nilai Budaya Sunda dalam Pembinaan Akhlak 41

label 4. Nilai Budaya Sunda yang Islanii. 91

(11)

DAFTAR GAMBAR

[image:11.599.148.476.170.639.2]

Gambar 1 Paradigma Penelitian „.

[image:11.599.161.441.283.555.2]

Gambar 2 Faktor Yang Mempengamhi Pembinaan Akhlak 50

Gambar 3 Analisis Data 69

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. RiwayatHidup Penulis , jog

2. Surat Rektor IKIP Tentang Izin Penelitian 109

3. Surat Rektor LInpas Tentang Izin Penelitian no

4. GBPPMata Kuliah Budaya Sunda Ill

5. Kegiatan PBM 10 Dosen Tetap Yayasan 114

6> Sinkronisasi Budaya Sunda dengan Islami 115

7. Sinkronisasi Budaya Sunda yang Islami

,

n^

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah di dalam penelitian ini adalah adanya tujuan

Universitas Pasundan yang tersurat di dalam statuta yang merupakan identitas

dan ciri khas, yaitu : memuliakan dan mengembangkan syiar Agama Islam, serta

melestarikan dan mengembangkan Budaya Sunda untuk kepentingan persatuan

dan kesatuan bangsa (Statuta 1992 Pasal 4)

a. Untuk melaksanakan tujuan ini, Universitas Pasundan menyelenggarakan Mata

Kuliah muatan lokal bempa Mata Kuliah Budaya Sunda yang dibina oleh

Lembaga Kebudayaan dan Islam Disiplin Ilmu yang dibina oleh LP2SI.

b. Tujuan mata kuliah Budaya Daerah (Sunda) adalah sama dengan tujuan

Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia Indonesia yang

beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan

dan kenegaraan, ditambah dengan Universitas Pasundan menjadi Perguruan

Tinggi yang memadukan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Agama Islam, dan

Budaya

Sunda sebagai bagian integral dari Kebudayaan Nasional secara

harmonis (GBPP Mata Kuliah Budaya Daerah 1990:1).

c. Sedangkan tujuan yang khusus adalah : 1). Menghasilkan sarjana yang mengenal

dan mencintai kebudayaan daerah khususnya Budaya Sunda; 2). Menghasilkan

(14)

sarjana yang mampu memahami dan meyerap nilai nilai budaya daerah; 3).

menghasilkan sarjana yang mampu mentransformasikan nilai-nilai budaya

daerah kedalam budaya nasional maupun internasional melalui disiplin ilmu

yang dikuasainva. (GBPP Mata Kuliah Budaya Daerah, 1990:2)

d. Pokok Bahasan Mata Kuliah Budaya Sunda berdasarkan kepada GBHN. yang

mengacu kepada Pancasila dengan titik berat mengenalkan unsur budaya daerah

yang mewujudknn kelima unsur Pancasila. Untuk mencapat hasil yang memadai

sangai bergantung kepada kesiapan para dosen dalam menyampaikan kuliah

budaya daerah ditiap fakulias. disamping tersedianya buku pegangan dan buku

penunjang lainnya. (Kurikulum Budaya Daerah 1990:2)

e. Oleh karenanya. maka dosen. Mahasiswa, pegawai yang ada di lingkungan

Universitas Pasundan hams melaksanakan identitas tersebut yang tampak pada

sikap dan perilaku dalam kehidupan kampus sebagai pengimplementasiannya.

Di dalam proses belajar mengajar dalam kelas yang terdiri dari faktor :

tujuan, materi, dosen, metode, media, evaluasi, dan Mahasiswa yang sedang belajar,

unsur dosen sebagai pengajar sangatlah berperan. Menumt Bernard Harold W. dalam

buku Mental Higiene for Classroom Teachers meyatakan bahwa sifat pengajar yang

disenangi oleh peserta didik diantaranya adalah : a. Cooperative, democratic attitude.

b. Kindliness and consideration for the individual

c. Patience

d. Wide interest

e. Personal appearance pleasing manner f Fairness and impartiality

g. Sense of humor

h. Good disposition and consistent behavior I. Interest in pupils problem

j. Flexibility

(15)

1. Unusual proficiency in teaching a particular subject

(Bernard Harold W. 1952 : 174)

Terjemahan bebasnya adalah : a). Kerjasama dan bersifat demokratis; b).

Penuh pertimbangan kepada setiap individu; c). Sabar; d). Penuh perhatian; e).

Mempunyai kepribadian yang menarik; f). Terbuka; g). Mempunyai rasa humor; h).

Memberikan disposisi baik sesuai dengan tingkah laku; i). Penuh perhatian kepada

persoalan peserta didik: j). Luwes; k). Memberikan pujian 1). Penguasaan mated

yang luar biasa.

Maka bagi para pengajar yang ada dilingkungan pasundan, terutama Dosen

Tetap Yavasan Pasundan dan Dosen Mata Kuliah Budaya Sunda idealnya menguasai

sifat-sifat tersebut di atas selain menguasai ciri khas Pasundan.

a. Secara keseluruhan lingkungan pendidikan Pasundan tidak lepas dari motto

Paguyuban Pasundan yang berbunyi Silih-Asih, Silih-Asah, Silili-Asuh

dan

penjabarannya

dilaksanakan unit garapan masing-masing

seperti

Unpas

Menjabarkan identitas dalam Statutanya, sebagaimana telah diutarakan di muka.

b. Sasaran yang hendak dicapai melalui mata kuhah ini secara filosofis ingin

mewujudkan Sunda, Sadut Santa dan Budi dalam konsep cageur, bageun bener,

pinter, wanter, nanjer (Ambarau Rasa Gapura Bhagya, 1996:24). Ketua

Lembaga Kebudayaan menegaskan, melalui mata kuhah ini ingin membina

Mahasiswa untuk mencapai Insan Kami! WaMukamil (wawancara 6-6-1997).

c. Karena identitas itulah, maka Mahasiswa FKIP menjadi sosok pribadi

Mahasiswa calon tenaga kependidikan yang memiliki pengetahuan dan teknologi

dan ketaatan kepada agama dan kebudayaan sunda yang keterkaitannya bertaut

secara harmonis, sehingga tampak pada sikap dan tingkah laku dalam kehidupan

(16)

Berdasarkan latar belakang itu, penulis menyusun Tesis yang berjudul

Implementasi Mata Kuliah Budaya Sunda Sebagai Identitas/Muatan Lokal Dalam

Pembinaan Akhlak (Studi Kasus Pada Mahasiswa FKIP - UNPAS).

B. Masalah Penelitian

Sebagaimana judul tesis yang tersebut di atas, maka yang perlu mendapat

perhatian adalah masalah pada penelitian ini ; Bagaimana Proses Belajar Mengajar

Budaya Sunda sebagai Muatan Lokal dalam pembinaan Akhlak Mahasiswa, sesuai

dengan maksud dari muatan lokal adalah pelaksanaan kegiatan dalam Sistem

Pendidikan berdasarkan kurikulum yang disesuaikan kebutuhan lingkungan dan ciri

khas satuan pendidikan yang bersangkutan(USPN.No.2 Bab IX pasal 38).

UNPAS sebagai Perguruan Tinggi Swasta memiliki ciri khas Budaya Sunda

sebagai muatan lokal, secara geografis UNPAS berada pada lingkungan masyarakat

Jawa Barat, tempat tinggal mayoritas etnik sunda yang beragama Islam sangat

menarik untuk dijadikan tempat penelitian pada penyusunan tesis (S.2) Bidang Studi

Pendidikan Umum.

C. Fokus Masalah Penelitian

Yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah : " Bagaimana

pengimplementasian mata kuliah Budaya Sunda sebagai muatan lokal dalam proses

Belajar Mengajar membina Akhlak Mahasiswa untuk menjadi Insan Kamil yang

(17)

D. Pertanyaan Penelitian

Memjuk kepada fokus penelitian yang telah diuraikan di atas, maka masalah

yang akan dijawab dalam penelitian ini dimmuskan dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut:

1. Bagaimana berlangsungnya proses belajar mengajar Budaya Sunda sebagai

Muatan Lokal dalam pembinaan Akhlak di tinjau dari Pendidikan Umum .

2. Bagaimana Dosen dan Mahasiswa menguasai nilai-nilai Budaya Sunda dalam

Proses Belajar Mengajar mata kuliah Budaya Sunda sebagai Muatan Lokal.

3. Bagaunana Implementasi nilai-nilai Budaya Sunda dalam membina Aklilak

yang tercermin pada sikap dan perilaku dalam kehidupan kampus.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini bermaksud untuk :

L Mengungkap pembinaan Aklilak melalui Proses Belajar Mengajai' yang

berlangsung dalam kampus, baik di dalam maupun di luar kelas.

2. Ingin mengungkapkan penguasaan Dosen dan Mahasiswa terhadap nilai-nilai

Budaya Sunda sebagai muatan lokal.

3. Ingin mengetahui bagaunana implementasi nilai Budaya Sunda sebagai muatan

lokal yang tercermin pada sikap dan perilaku mahasiswa dalam

kehidupan kampus.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

(18)

a. Meningkatkan penguasaan atas nilai-nilai Budaya Sunda sebagai muatan

lokal Universitas Pasundan .

b. Meningkatkan upaya Dosen dalam implementasi nilai-nilai Budaya Sunda

yang sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional dalam rangka pembinaan

Akhlak yang selaras dengan dengan misi Pasundan serta tercermin pada

sikap dan perilaku Mahasiswa.

2. Mahasiswa

a. Menguasai nilai-nilai Budaya Sunda yang diajarkan Dosen yang selaras

dengan nilai-nilai yang ada pada diri Mahasiswa .

b. Mampu mengkaji dan memilih nilai-nilai Budaya Sunda yang baik

menumt pilihannya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam kampus dan masyarakat

3. Lembaga Penyelenggara Pendidikan

a. Menjadi masukan untuk mengkaji kembali segala kebijakan yang

berhubungan dengan mata kuliah Budaya Sunda sebagai muatan lokal agar

lebih bermakna dan herhasil guna bagi Dosen dan Mahasiswa untuk bekal

hidup di masyarakat nanti.

b. Mempertajam visi pada misi Pasundan yang selama ini sudah dipandang cukup dalam rangka pembinaan Akhlak bagi Dosen, Mahasiswa dan pegawai di lingkungan Pasundan.

4. Program Pendidikan LImum

Merupakan pengembangan dan pendalaman salah satu aspek kajian

(19)

G. Paradigma Penelitian

Latar Belakang

^

Kajian Teoritis

Y

Fokiis Penelitian—1, Pertanyaan

Penelitian 4 ,

/

t —> 1—>

/

Hasil Penelitian

/ ^\ 1

/

•1

Kajian Empiris f i t

Met. Penelitian

Tek. Pens. Data 4 —

1

Analisis Data 1 FTED&4.CK I L 1 I 1 Kesimpulan. Implikasi, Rekomendasi Gambar 1

Dari paradigma penelitian ini tampaklah jalan fikiran peneliti bertitik tolak

dari latar belakang, kajian teoritis, dan kajian empiris untuk mengkaji fokas penelitian yang menghasilkan pertanyaan penelitian.

Pertanyaan penelitian ini dikaji dengan menggunakan metode penelitian kualitatif serta menggunakan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan studi dokumenter; selanjutnya melakukan analisis data yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian tadi, sehingga melahirkan. hasil penelitian.

(20)

H. Detinisi Operasional Judul

Untuk menghindarkan salah pengertian tentang arah penelitian ini maka perlu dijelaskan istilah yang ada pada judul Tesis ini yaitu :

L Implementasi

a. Pengertian :

Implementasi secara sederhana sering diartikan sebagai penerapan atau pelaksanaan, dengan itu. Majone (1979) dalam Sukimo mengartikan implementasi

sebagai evaluasi , sedangkan Browne dan Wildavsky (1983) mengemukakan

bahwa implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling menyesuaikan (dalam Sukimo 1997 :21) . Menumt Schulbert (1986) bahwa implementasi merupakan sisiem rekayasa.

Dari pengertian di atas ternyata implementasi menunjukan arali kepada aktivitas, adanya aksi tindakan yang tampak pada perilaku.

Keberhasilan implementasi juga dideskripsikan sebagai proves of mutual

adaptation antara pengguna dan kondisi kelembagaan (Mc.Laughin 1978 : 20 dalam Sukirno: 1977 ).

(21)

Proses Belajar Mengajar (PBM) menjadi salah satu sarana untuk

melakukan dialog antara subjek didik dengan kurikulum mata kuliah Budaya

Sunda dan merekonstmksikan pengetahuan subjek didik melalui proses dialog

Dalam penelitian ini implementasi terjadi sebagai evaluasi atas suatu

kegiatan PBM nilai-nilai Budaya Sunda dapat diserap dan diterima serta

dimunculkan kembali dalam bentuk perilaku dan sikap mahasiswa yang tercennin

dalam kehidupan kampus.

b. Komponen yang berperan dalam implementasi

Adapun komponen yang berperan dalam implementasi adalah : a) Proses

pembelajaran ; b) Mahasiswa; c) Dosen; d) Sumber belajar.

2. Mata Kuliah Budaya Sunda

Mata kuliah Budaya Sunda adalah mata kuliah muatan lokal sebagai ciri

khas Pasundan yang mempunyai GBPP tersendiri yang dalam Proses Belajar

Mengajamya membawa nuansa Nilai-nilai Budaya Sunda unruk

diimplementasikan dalam kehidupan di masyarakat , sehingga individu akran

dengan lingkungannya dimana mahasiswa tinggal.

3, Akhlak

Aklilak yang berasal dari bahasa Arab . secara bahasa artinva Assajivah

(perangai) , AttabPah (kelakuan) . Al Adat (kekhasaiukelaziman) ? Al Mara ah

(22)

10

Adapun dalam penelitian ini diartikan sebagai budi pekerti, sopan santun .

tata krama yang baik dan tercermin dalam sikap dan perilaku Mahasiswa dalam

kehidupan kampus.

Tulisan ini merupakan hasil Inquiri Riset yang diharapkan dapat mengantarkan

kepada Action Risetr maka yang dimaksud dengan judul penelitian :

"Implementasi Mata Kuliah Budaya Sunda sebagai muatan lokal dalam

pembinaan Aklilak. " Adalah Implementasi nilai pada Mata Ku;iah Budaya Sunda

sesuai GBPP terhadap Aklilak mahasiswa dengan mengamati proses belajar

(23)

BAB i n

METODE PENELITAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sesuai dengan masalah yang telah disebutkan dimuka yaitu metode kualitatif, dengan pendekatan naturalistik, metode ini dipilih karena masalah yang sedang dikaji adalah masalah yang sedang berlangsung dalam kehidupan kampus (dalam Proses Belajar Mengajar), khususnya pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan, dengan harapan dari tempat penelitian ini data yang dikumpulkan dapat sebanyak mungkin, dengan tetap memperhatikan segi kualitas data.

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif bempa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek itu sendiii, pendekatan ini diarahkan pada latar belakang individu tersebut secara holistik (1992:2, terjemali)).

S. Nasution menyatakan : Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka serta berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka terhadap dunia sekitarnya, sehingga untuk itu peneliti hams tumn ke lapangan dan berada di sana dalam

waktu yang cukup lama (1992:5).

Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif naturalistik, karena data ini

berkenaan perilaku manusia dalam situasi pendidikan (PBM) Mata Kuhah

(24)

Budaya Sunda dalam rangka pembinaan Akhlak sehingga datanya bersifat lunak

penuh penghayatan dan penafsiran.

Dipilihnya pendekatan naturalistik ini sebab data tentang gejala-gejala yang

akan diperoleh dari lapangan lebih banyak menyangkut perbuatan dan kata-kata

dari responden, yang sedapat mungkin tidak dipengamhi dari luar, sehingga

bersifat alami dan apa adanya.

Hal ini dikuatkan pendapat Subino Hadi Subroto, data yang dikumpulkan

melalui penelitian kualitatif lebih bempa kata-kata dari pada angka-angka

(1988:2).

Meskipun demikian peneliti tidak akan mengabaikan data bersifat dokumen,

sepanjang data itu menunjang pencapaian tujuan penehtian.

Menumt S. Nasution : Data dalam kehidupan mempakan data situasi, yang

bervvujud adegan yang wajar, karena data tersebut diperoleh secara wajar, yang

disebut natural setting (1992:9).

Alasan dipilihnya metode dan pendekatan ini antara lain :

1. Penelitian ini mengambil latar belakang kegiatan belajar mengajar, baik di

dalam maupun di luar kelas, yang dilakukan dosen dan mahasiswa dalam

perkuliahan Budaya Sunda sebagai muatan lokal ditinjau dari sisi Pendidikan

Umum.

Pemilihan pendekatan tersebut sudah tepat, sesuai dengan pendapat Nana

Sudjana dan R. Ibrahim yang menyatakan bahwa ; Tekanan pada penehtian

(25)

54

Lebih

lanjut

S.

Nasution

menyatakan

Pendekatan

Naturalistik

mengutamakan pandangan masing-masing perorangan (S.

Nasution,

1988:32).

2. Penelitian ini ingin mengungkapkan

penguasaan Dosen dan mahasiswa

terhadap penguasaan Mata Kuhah Budaya Sunda sebagai muatan lokal serta

implementasinya dalam pembinaan Akhlak.

3. Penelitian ini ingin mengungkapkan implementasi Mata Kuliah Budaya

Sunda dalam pembinaan Akhlak yang tampak pada sikap dan perilaku dalam

Proses Belajar Mengajar di kampus. Mengamati perilaku hanya tepat dengan

pendekatan Naturalistik, selaras dengan karakteristiknya, menumt

S.

Nasution yaitu:

1) Sumber data, yaitu situasi yang wajar atau natural setting; 2). Peneliti

sebagai instrumen penelitian; 3). Sangat deskriptif; 4). Mementingkan proses

dan produk; 5). Mencari makna dibelakang kelakuan atau perbuatan, yang

dapat memahami masalah atau situasi; 6). Menguatamakan dan langsung atau

"first hand"; 7). Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran dengan cara

memperoleh data itu dari sumber lain; 8).

menonjolkan perincian

kontekstual; 9). Subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan

peneliti; 10). Mengutamakan perspektif emic, artinya mementingkan

pandangan responden tentang bagaimana ia memandang dan menafsirkan

dunia dari segi pendiriannya; 11) Verifikasi, yaitu mencari kasus lain yang

berbeda dengan apa yang ditemukan untuk memeperoleh hasil yang lebih

dapat dipercaya; 12) Sampling yang purposif, dihhat menumt tujuan

(26)

55

untuk mengetahui apakah laporan sesuai dengan yang dikumpulkan; 14)

Partisipasi tanpa mengganggu untuk memperoleh situasi yang natural; dan

15) Mengadakan analisa sejak penelitian awal.

(S. Nasution 1992:2)

Dalam penelitian ini peneliti sendiri sebagai pengumpul dala, hal ini sesuai

dengan tuntutan dari 5 karakteristik penelitian kualitatif.

Lebih lanjut Bodan dan Biklen (1987:27-29) mengemukakan 5 karakteristik

ufama dari penelitian kualitatif. adalah seperti di bawah ini :

1. Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and

the researcher is the key instumrnt; 2. Qualitative research is descriptive; 3.

Qualitative researchers are concerned with process rather than simply with

outcomes of products; 4. Qualitative researchers tend to analyze their data

inductively; 5. Meaning is ofessential concern to the qualitative approach.

Dari kutipan di atas dapat diungkapkan bahwa karakteristik tersebut

menjiwai penelitian ini. Dengan karakteristik tersebut; Pertama, peneliti sendiri

sebagai instrumen utama untuk mendatangi secara langsung sumber datanya;

Kedua, mengimplikasikan data yang diumpulkan dalam penelitian ini lebih

cenderung dalam bentuk kata-kata daripada angka-angka. Jadi hasil analisisnya

berupa suatu uraian; Ketiga, menjelaskan bahwa hasil penelitian kuaUtatif lebih

menekankan perhatian kepada proses, tidak semata-mata pada hasil; Keempat,

melalui analisis induktif peneliti mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati;

Kelima, mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial dari pendekatan

(27)

56

Bogdan dan Biklen menyarankan agar observasi dilakukan peneliti dengan

maksud, supaya tidak ada penafsiran dari orang ke tiga (1982:43).

B. Instrumen Penelitian

Sehubungan dengan pendekatan tersebut pada penelitian ini dimana peneliti

sebagai instrumen dengan alasan :

1. Infonnan telah mengetahui dan secara sadar memahami, maka penelitian ini.

sehingga mereka bersedia membantu sepenuhnya.

2. Tempat penehtian memungkinkan untuk peneliti sesering mungkin berada di

lapangan.

Dalamhal ini peneliti sebagai instrumen sudah seharusnya memiliki ciri yang

harus dipenuhi pada pendekatan naturalistik yaitu bercirikan antara lain :

a. Responsif

Peneliti hams peka dan resposif serta berinteraksi terhadap lingkungan dan

pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan, dalam hal ini Proses Belajar

Mengajar Mata Kuhah budaya Sunda di lingkungan FKIP Universitas Pasundan.

b. Dapat Menyesuaikan Diri

Peneliti sebagai Intrumen harus dapat menyesuaikan diri terhadap semua

aspek, baik dalam kegiatan PBM, di dalam maupun di luar kelas.

Untuk itu peneliti mencatat, merekam, memfoto segala sesuatu yang terjadi

dalam PBM tersebut.

c. Menekankan Keutuhan

Peneliti sebagai instrumen menekankan imajinasi kreativitas dengan

(28)

57

suatu kesatuan yang utuh, begitu pula PBM Mata Kuliah Budaya Sunda dan mata

kuhah lainnya di kelas dipandang secara keseluruhan.

d. Memahami Situasi dengan Merasakan

Peneliti sebagai instrumen hams mampu memahami siluasi dengan jalan

merasakannya serta mengliayati berbagai hal yang berkailan dan lerjadi dalam

PBM.

e. Menganalisis Data Secepatnya

Peneliti sebagai instrumen hams menganalisis dan menafsirkan hasil analisis

data tersebut dengan segera.

f. Menyimpulkan

Peneliti sebagai instrumen harus mampu mengambil kesimpulan berdasarkan

data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakannya sebagai umpan balik

untuk mendapatkan penegasan, perabahan, perbaikan bila perlu penolakan.

g. Menggali Imformasi yang Aneh

Peneliti sebagai instrumen tidak menghindari temuan informasi yang tidak

biasa terjadi (aneh) balikan hams menggali lebih dalam terhadap hal yang bersifat

aneh tersebut (apabila hal itu ada dan terjadi).

C. Teknik Pengumpuian Data

Ada tiga teknik pengumpuian data yang dipergunakan dalam penehtian ini

yaitu : observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Ketiga teknik tersebut

diharapkan dapat saling melengkapi dalam memperoleh data yang diperlukan.

Sedangkan sumber data yang diperlukan dapat diklasifikasi menjadi data primer

(29)

58

Data primer diambil dari subjek penehtian dosen dan mahasiswa dalam kampus yang langsung berhubungan dengan aktifitas proses belajar mengajar. Personil tersebut dipilih untuk diwawancarai dan diobservasi. ditentukan dengan keterlibatan mereka yang terkait langsung dengan tugas sebagai dosen dan mahasiswa. Sedangkan data sekunder yang diambil dari berbagai dokumen. seperti identitas pribadi responden, pendidikan, pengalaman. yang berhubungan dengan materi penelitian, yang mendukung data primer.

1. Teknik Observasi

Secara iniensip teknik observasi digunakan untuk memperoleh data yang lengkap tentang Proses Belajar Mengajar Mata Kuliah Budaya Sunda sebagai muatan lokal baik di dalam kelas maupun di luar, serta implementasinya dalam pembinaan akhlak yang tampak dalam perilaku dan kehidupan kampus.

Dengan observasi ini diharapkan lebih dapat mengamati apa-apa yang mereka lakukan dan apa saja yang mereka kerjakan yang keselumharmya dapat didengar, dihhat dan dirasakan secara langsung.

Peneliti menyadari sepenuhnya, bahwa tidak semua data dapat diperoleh hanya melalui observasi saja, karena teknik ini memihki kelemahan, maka untuk menutupinya diguakan teknik wawancara.

2. Teknik Wawancara

Penggunaan teknik wawancara lebih menekankan pada bentuk wawancara terbuka (tidak berstuktur), sehingga diharapkan data yang dapat dikumpulkan adalah data yang relevan dengan penehtian ini, terfokus dan bermakna.

(30)

59

Menumt S. Nasution : Dengan teknik wawancara terkandung maksud untuk mengetahui apa yang ada dalam fikiran dan hati responden (1992:73).

Tentang apa saja yang ditanyakan dalam wawancara. Palton (1984) menyatakan ada enam jenis pertanyaan dan setiap pertanyaan yang diajukan akan terkait dengan pertanyaan lain, yaitu :

(1) Pertanyaan yang berkaitan dengan perjalanan atau perilaku. interaksi. komunikasi. anak dengan orang lua.

(2) Pertanyaan yang berkenaan dengan pendapat atau nilai (3) Pertanyaan yang berkaiian dengan perasaan

(4) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan (5) Pertanyaan yang berkaiian dengan indra

(6) Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi (Lexy. J. Maleong 1988:119-120).

Penggunaan teknik observasi dan wawancara terhadap mahasiswa yang dipilih, kelompok mahasiswa yang aktif dalam organisasi kampus, baik yang mengikuti perkuliahan Budaya Sunda dan mahasiswa yang mengikuti perkuhahan lainnya dari Dosen Tetap Yayasan, serta alumni yang telah bekerja di lingkungan Pendidikan.

Untuk mengukuhkan hasil observasi dan wawancara, dikembangkan pula kepada pihak terkait yang berhubungan dengan penelitian inktermasuk para pakar

yang dipandang ahli dalam bidangnya.

3. Studi Dokumentasi

(31)

60

Menumt S. Nasution : Dalam penehtian kualitatif, dokumen tennasuk

sumber non-human resources yang dapat dimanfaatkan karena memberikan

beberapa keuntungan. yaitu bahannya telah ada. telah tersedia, siap pakai dan

menggunakan bahan ini tidak meminla biaya ( 1992:85).

Alasan lain tentang penggunaan data dokumen penelitian ini sebagaimana

dijelaskan olehLincoln dan Guba 1985 :276-277, dalam Zainal Asril).

(1) Dokumen dan catatan ini selalu dapat digunakan temtama karena mudah

diperoleh dan relatif murah.

(2) Mempakan sumber

informasi yang

mantap

baik dalam

pengertian

merefleksikan situasi secara akurat maupun dapat di analisis tanpa melalui

perubahan didalamnya.

(3) Dokumen dan catatan mempakan sumber informasi yang kaya.

(4) Dokumen mempakan sumber resmi yang tidak dapat disangkalkan, yang

menggambarkan pernyataan formal.

(5) Tidak seperti pada sumber manusia, baik dokumen maupun catatan tidak

memberi reaksi atas perlakuan peneliti.

Dari penggunaan ke tiga teknik pengumpuian data tadi maka pedoman untuk

menjaring data penehtian dengan memperhatikan hal sebagai berikut:

1. Peneliti mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

2. Penelitimemperhatikan setiap peristiwa secara keseluruhan.

3. Peneliti bemsaha mengkaitkan keadaan dan lingkungan sekitar responden

dengan peristiwa yang terjadi.

4. Agar data yang diperoleh mempakan data yang akurat, maka peneliti bemsaha

(32)

61

D. Sumber Data

Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang utama yang diperoleh dari subjek penelitian sendiri. Sumber data sekunder tidak merupakan subjek penelitian. letapi orang-orang di luar responden. Data sekunder

dipergunakan untuk memperkuat dan menguji kebenaran data yang diperoleh dari

responden.

1. Sumber data primer

Dosen dan mahasiswa dalam situasi pendidikan, pada penelitian ini mempakan sumber data utama. Yang dimaksud dosen disini adalah pengajar pada

Mata Kuhah Budaya Sunda dan Dosen Tetap Yayasan di FKIP Unpas; sedangkan

maliasiswa adalah Mahasiswa FKIP Unpas yang mengikuti perkuliahan Budaya

Sunda pada Semester VI Tahun akademik 1996/1997, pada saat penelitian ini

berlangsung terdiri dari perorangan, setiapjurusan satu orang dan kelompok tiap

jurusan satu kelompok terdiri dari tiga sampai lima orang mahasiswa yang

anggotanya adalah maliasiswa yang aktif dalam organisasi kampus.

Alasan dosen dijadikan sebagai sumber data primer adalah karena dosen

mempunyai kedudukan tinggi dan terhormat juga bertanggung jawab tentang

berlangsungnya Proses Belajar Mengajar.

Alasan memilih mahasiswa yang aktif dalam organisasi kampus karena mereka orang yang terpilih dan biasanya kritis serta dipandang cukup dapat

(33)

62

Mahasiswa dan dosen dijadikan sumber data primer, karena nilai-nilai akhlak

merupakan kristalisasi jalinan komunikasi antara dosen dan mahasiswa dalam

wujud sikap dan perilaku dalam proses belajar mengajar.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber yang dapat memberikan data dan

informasi mengenai sumber utama yang bersifat melengkapi, diambil dari

berbagai dokumen. seperti identitas pnbadi responden. pendidikan, pengalaman,

yang berhubungan dengan materi penelitian, yang mendukung data primer.

Yang penulis jadikan sumber data sekunder pada penelitian ini adalah :

1- Peraturan-ketentuan yang berhubungan dengan Mata Kuliah Budaya Sunda

sebagai Muatan lokal.

2. Buku-buku pedoman yang berhubungan dengan mata kuliah Budaya Sunda.

E. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penehtian pada penelitian yang menggunakan metode kuaUtatif

sebagaimana yang dilakukan pada penelitian ini dengan melalui tahapan sebagai

berikut:

1. Tahap Orientasi

Sebagaimana pada umumnya tahap-tahap pada penehtian kualitatif dimulai

dari tahap orientasi, tahap ini dienuhi oleh penulis setelah lolos ujian desain tesis

pada tanggal 18 Maret 1997, Tahap orientasi dilakukan sambil menunggu SK

penelitian terbit dari IKIP Bandung.

Bersamaan dengan itu, di tempatpenelitian, yaitu FKIP Universitas Pasundan

(34)

63

Maret 1997, dan operasionalnya berjalan tertib sejak tanggal 17 Maret 1997.

Orientasi non formal sudah dimulai saat itu dengan melakukan observasi sekilas dalam PBM serta memilih Mahasiswa yang akan dijadikan responden.

Secara formal kegiatan orientasi dilakukan mulai tanggal 8 Mei 1997 setelah

terbit surat pengantar dari Pasca Sarjana IKIP Bandung No.

332/K.04.7 PL.06.05T 997 tanggal 7 Mei 1997 tentang Studi

Lapangan Penelitian yang suratnya penulis tembuskan kepada Pimpinan FKIP

Universitas Pasundan.

Pada tahap ini penulis mengikuti seluruh kegiatan perkuliahan Mata Kuhah

Budaya Sunda diseluruhjumsan yang ada di FKIP tanpa kecuali.

Pilihan untuk responden Dosen untuk Mata Kuhah Budaya Sunda, ditarik

secara keseluruhaa yang jumlahnya ada empat orang, masing-masing tiga orang

Master, dan satu orang Sarjana. Untuk mata kuliah lainnya menggunakan

responden 10 dosen tetap Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan yang mengajar

Mata Kuhah laiit yang memberikan kuliah dalam 10 macam mata kuhah di lima

jurusan pada kelas semester yang berbeda. VValaupun ada kelas yang sama, mata

kuliah dan dosennya berbeda.

Responden dari fihak mahasiswa untuk perorangan diambil satu orang dari

masing-masing jumsan, jumlah seluruhnya 5 orang, ditambah 2 orang non muslim

sebagai pembanding, sehingga jumlah seluruhnya menjadi 7 orang, untuk

mengukulikan pendapat responden perorangan diambil pula responden kelompok.

Untuk responden kelompok, tiap jumsan diambil satu kelompok yaitu dari

kalangan aktifis kampus, alasannya bahwa aktifis kampus lebih dapat beipikir

(35)

64

Dari kalangan pegawaL penulis mengambil tiga orang yang dianggap senior, dan dari unsur pimpinan FKIP terdiri dari Dekaa PD L PD n, PD DI, dan mantan

Dekan (pendiri). ditingkat Universitas. responden dari Lembaga Kebudayaan.

Dari tingkat paguyuban 2 orang, dan alumni sebanyak 6 orang yang telah

bekerja di lingkungan Pendidikan. 2. Tahap Eksplorasi

Tahap ini dimulai sejak tanggal 7 Mei 1997 s.d. selesai perkuliahan semester

genap tahun 1996 1997 yang jatuh pada tanggal 22 Juli 1997 sebagai hari

terakliir tentamen semester genap 96/97, pengamatannnya dilanjutkan sampai

dengan tanggal 27 Desember 1997 dalam PBM dosen tetap yayasan, serta

melengkapi data lainnya. Pada tanggal ini perkuliahan semester ganjil 97/98

telah berakhir.

3. Tahap Member Cheks

Pada tahap ini data dipilih dan dikonfirmasikan ulang kepada responden

untuk disesuaikaa bam setelah disetujui terns ditandatangani oleh responden

yang bersangkutan dengan menambahkan beberapacatatanyang dianggap perlu.

4. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terfiadap data tersebut. Teknik triangulasi yang

paling banyak

digunakan ialah dengan pemeriksaan melalui sumber lain. (Lexy Maleong. 1994

: 178)

(36)

65

1. Menepati jadwal kuliah Budaya Sunda yang diikuti secara seksama dan

mengikuti PBM lainnya yang dilakukan oleh dosen tetap yayasan.

2. Wawancara dengan dosen senior lain yang memahami dengan baik materi

perkuliahan Budaya Sunda, yang secara akademik dapat dijadikan

pengampu.

3. Wawancara dengan teman dekat dari mahasiswa yang jadi responden untuk

menguji kebenaran jawaban responden.

4. Wawancara dengan pihak Paguyuban Pasundan sebagai pemegmgpolicy.

5. Melakukan kegiatan lain yang dipandang dapat memperkuat hasil penelitian.

\ ,

5. Analisis Data

Cara menganalisis data dilakukan sesuaidengan alur sebagai berikut:

Gambar 2. (1) Rangkuman Pendapat Responden (2) Reduksi Data (3) Penyajian Data (4) Interprestasi (5) Pertanyaan Penelitian «) KESIMPULAK Penielasan •:

a. Rangkuman pendapat respoden : Rangkuman yang ditarik dari semua jawaban

(37)

66

b. Reduksi Data : Adalah bentuk analisis yang menjalankan penggolongan yang

mengarahkan dan membuang yang tidak perlu, sehingga seluruhnya selaras dan

berkaitan dengan pertanyaan penehtian dan fokus penelitian.

c Pem-ajian data : Data yang telah direduksi disusun dalam bentuk kolom-kolom

yang mudah untuk dibaca dan dipahami.

d. Interprestasi : Penafsiran data dari kalimat singkat menjadi jelas arah dan

pengertiannya sehingga memudahkan penarikan kesimpulan dengan tetap

berpegang kepada unsur pertanyaan penelitian, dan kesimpulannya merupakan

jawaban dari pertanyaan penelitian.

e. Kesimpulan : Mempakan jawaban aras pertanyaan penelitian yang telah diajukan

dimuka dengan dukungan data-data yang kuat

Aplikasi dari analisis data ini dapat dilihat pada bab IV tentang Hasil

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada Bab V ini akan disajikan kesimpulan sebagai hasil akliir penelitian,

selanjutnya disampaikan beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada berbagai

fihak yang berkepentingan dengan penelitian ini baik lembaga maupun

perorangan.

A, Kesimpulan

Sesuai dengan metode yang diterapkan yaitu metode kualitatif dengan

pendekatan naturalistik. kesimpulan hasil penelitian ini dengan tidak bersifat

generalistik, melainkan berupa rekapitulasi makna esensial.

Berdasarkan fokus, masalah pertanyaan penelitian, pengumpuian data dan

pembahasan hasilnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembinaan aklilak dalam kontek yang luas berakar dari hngkungan keluarga,

masyarakat, dan pendidikan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan

observasi di kampus Unpas melalui PBM Mala Kuliah Budaya Sunda sebaga

Muatan Lokal didalam dan diluar kelas. Keberhasilan pembinaan akhlak

tersebut tak dapat lepas dari latar pembinaan akhlak sebelumnya

-2. Secara konsep Mata Kuliah Budaya Sunda merupakan rumusan dari akhlak

yang baik. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara melalui PBM Mata

Kuliah

yang bersangkutan, dosen serta mahasiswa telah mengerti dan

menguasai materi perkuliahan Budaya Sunda. Namun demikian para dosen

(39)

97

menyadari bahwa penguasaan tadi masih belum meyakinkan sesuai dengan

tujuanyang hams dicapai.

3. Dari hasil wawancara dan pengamatan, keberhasilan implementasi mata

kuhah Budaya Sunda dalam pembinaan aklilak mahasiswa di Unpas. tidak

dapat dilepaskan dari latar belakang tradisi, kevakinan religi yang selaras

dengan nilai-nilai etika dan dinamika yang telah dimiliki mahasiswa

sebelumnya.

4. Berdasarkan kajian perundang-undangan Pendidikan Nasional rumusan

tujuan Pendidikan Umum dan kurikulum mala kuliah Budaya Sunda.

berkenaan dengan pembinaan aklilak terdapat kesesuaian dan keselarasan.

Dosen. baik dosen mata kuliah Budaya Sunda maupun dosen mata kuliali

lainnya yang mempakan Dosen Tetap Yayasan telah dibekali kepasundanan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara

di kampus Unpas. antara

rambu-rambu tertulis dengan pembekalan nilai-nilai kesundaan oleh para

dosennya menjadi kunci disukainya pembinaan aklilak oleh para mahasiswa.

5. Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai fihak dan observasi dalam

berbagai kesempatan dalam penelitian, terungkap bahwa implementasi mata

kuliah Budava Sunda sebagai muatan lokal dalam pembinaan aklilak sesuai

dengan sifat aklilak Nabi Muhammad SAW (Shidiq. Amanah, Tabligh.

Fathonah) dan konsep cageur. bageur, bener, pinter, wanter dan nanjeur telah

tercermin dalam kehidupan kampus. Berdasarkan kajian dan kevakinan

penulis nilai-nilai budi pekerti pada sifat Akhlakul Karimah lebih lengkap

(40)

98

B. Rekomendasi.

Pada bagian akhir dari tulisan dalam tesis ini, diajukan beberapa rekomendasi

yang ditujukan kepada pihak lembaga dan perorangan sebagai berikut :

i. Kepada Lembaga :

a. Lembaga Pasundan.

1. Untuk memenuhi tuntutan sifat paternalist masyarakat, tuntutan

persaingan era reformasi dan APIA tahun 2003. temiasuk peningkatan

SDM Pasundan yang kuat jatidirinya. maka harus ada ketelaanan dari para

pimpinan dan tokoh Pasundan dalam pengamalan misi identitasnva.

2. Untuk memperkuat jatidiri Pasundan. Lembaga Kebudayaan Unpas perlu

diberdayakan sesuai dengan fungsL peran dan kedudukannya yang selaras

dengan statuta. Harus adanya peraturan yang lengkap mehputi

sanksi-sanksi sebagai cara untuk meningkatkan SDM Pasundan yang disiphn.

3. L'ntuk pembinaan aklilak di Perguruan Tinggi, tidak boleh meiupakan

pendidikan

sebelumnya,

melaksanakan

pembinaan

aklilak

perlu

profesional (yang menguasai bidangnya).

4. Pembinaan dosen mata kuliah Budaya Sunda. maupun Dosen Tetap

lainnya harus berkesinambungan pada berbagai kesempatan formal

terstruktur atau kesempatan lain tentang penguasaan dan kemampuan

membina akhlak anak didik.

5. Dalam membina jatidiri Unpas sebagai lembaga pendidikan yang berciri

khas Sunda dan Islam, perlu meningkatkan antara kegiatan mengasungkan

Agama Islam dengan kegiatan mengembangkan Budaya Sunda, serta

wajib meningkatkan penguasaan landasan filosofis misi Pasundan yang

(41)

99

6. PBM Mata Kuliah Budaya Sunda hams mengacu kepada PBM nilai serta

perangkat lainnya yang berhubungan dengan itu.

h, Pemda DT.I PropinsiJawa Barat.

Berkenan dengan terbitnya Perda No.6/1996. Tentang pengembangan

bahasa sastra dan Budaya Sunda untuk pembentukan jatidiri yang merupakan

kebanggaan daerah.

Unpas sebagai perguruan tinggi yang memiliki misi identitas >ang sesuai

dengan tuntutan pada Perda itu dapat dipakai untuk sarana kajian vang berkaiian

dengan Perda tersebut. sebelum dtmasyarakatkan kepada warga Jawa Barat.

2. Perorangan.

Untuk perorangan ini ditujukan kepada para Dosen mata Kuliah Buda>a

Sunda dan Dosen Tetap Yayasan. serta para peminat. peneliti dan pakar bidang

pendidikan dan budaya serta pemerhati Muatan Lokal.

a. Dosen Mata Kuliah Budava Sunda dan Dosen Tetap.

Dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia Pasundan. Dosen

hams proaktif meningkatkan kemampuan, memperkuatjatidiri serta menguasai

landasan filosofis yang dijivvai agama sebagai kunci pengalaman misi identitas

Pasundan.

b. Bagi para peminai. peneliti, pakar bidang Pendidikan dan Budaya.

Karena penelitian ini masih bam pada tarap awal yang mendeskripsikan

Implementasi Mata Kuliah Budaya Sunda Sebagai Muatan Lokal dalam

pembinaan Akhlak, kepada para peminat, peneliti. pakar bidang pendidikan dan

budaya, serta pemerhati tentang muatan lokal. direkomendasikan untuk

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Al Bagdadi (1996). Sistem Pendidikan Djmasa Khilajah Islam.

Al-Izzah, Jakarta.

Abdurrachman An Nahlavvi (1995). PendjdftaiUslam^U^umaiL^kglah_dan

Masyarakat. Gema Insani Press., Jakarta.

Abdurrahman Asy Syarqowi (1997). Muhammad Rosy] HumyahL (Terjemahan),

Pustaka Pelajar Ycgyakarta.

Abuddin Nata (1996), Akhlak Tasawuf. Rajavvali Press., Jakarta.

__

(1996), Agidah Akhlakj, Dirjen Bimbingan Islam & Universitas

Terbuka, Jakarta.

Ahmad Amin 1997) Ethika. PT Bulan Bintang, Jakarta..

Ahmad Muhammad Al-Hufy (1978). Min Akhlaqin Nabiy. (Terjemahan), Bulan

Bintang. Jakarta.

Affian (1986), Transformasi Sosial Budava dalam Pembangunan UI Press, Jakarta.

Allamah Sayyid Abdullah Hadad (1992), Tariqah Menuiu Kebahagiaan. Mizan,

Bandung.

Asmawi Zainul (1994), Penilaian Hasil Belajar, Dirjen Dikti Depdikbud, Jakarta.

Atja

(1984), Seminar Kurikulum Kebudayaan .Snn<1a (1984). Sundanologi,

Bandung.

Ayat Rohaedi (1987), Svvaka Parma. DepdikbudL Jakarta.

(43)

101

Ayip Rosidi (1984), Manusia Sund^Jr^Ickryu, Jakarta.

BJ- Habibie, dkk. (1996), Sujnl^Day^^

ICMI &PT Putra Bangsa, &Mizan, Jakarta.

Bogdan, R.C. and Biklen, S.K. (1982), Q^aJiy.U^

lalmduciion^r^En^^

Albany A(fcon Wes,^,

New York.

Budi Rajab (1996), EmmL.MMm&SLJndm^ Majalah Prisma No. 6,

LP3IS. Jakarta.

Bernard Harrold W. (1952), M^LO^a&MJic^^smjTMam, Mc.

Gravv Hill Book Company, New York.

Cansuello G. Sevflla et. al. (1993), M^d^eneJitiaiL UI Press. Jakarta.

Daniel Goleman (1997), ^otionaUn^ffl6D£& (Terjemahan), PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Djamari (1995), Primii^rinjar^^^

(Catalan Kuliah), PPS IKIP

Bandung.

Drijakara, SJ (1995), FflsatoMinusia, Kanisius Yogyakarta.

Edy Ekajati (1995), K^bjzdayamSunda, Pustaka Jaya, Jakarta.

.

, PJlMaka^Raia^umO^anta^ Depdikbud, Jakarta.

Faridah (1992), Kons^Dajyu^ej^^

^^<ta-LIS!^^

Tesis S2 HOP Bandung,

(44)

102

Frans Von Magnis (1987). Etika Umum. Kanisius Yogyakarta.

H. Hadari Nawavvi (1992), Metode_PjrMtkrt^id^ng_S^sja], UGM Press..

Yogyakarta.

Hadono Hadi P. (1996), Jatidiri, Pustaka Kanisius, Yogyakarta.

Hasan Mustafa, R.H. (1913), Adat Istiadat Oerang Snenri* Government, Batavia.

Hasby Ash Shiddiqy (1996), Tafsir al Bavan. Al-Maarif, Bandung.

Henry Nelson B. (1952), The Fifrvfirst Yearbook of Education - Part r . ^

Education Part VI Social Science in Genial Education. Part VTT

The Natural Science in General Education Part XE Evaluation in

General education. University ofChicago Press., Chicago.

Hidayat Suryalaga (1995), Silih Asih. Silih Asah. Silih Asuh Lembaga Kebudayaan

Universitas Pasundan. Bandung.

Ian Craib (1992), Modern Social Thent^

From Parson to Hehermas

(Terjemahan), CV. Rajawali, Jakarta.

Jerold Kemp, E. (1994), Proses Perancangan Penpajaran (Terjemahan),

ITB Press., Bandung.

Jorge

Larrain, (1996),

The Concept of Ideology (Terjemahan), LKPSM,

Yogyakarta.

Joyce, Bruce &Marsha Weill (1986), Models of Teaching (Third FA) Prentice

Hall. Inc., Englewood Cliffs. New Jersey.

Konvensi Nasional Pendidikan E(1994), Kurikulum Untuk Abad ke-?1TT Bunga

(45)

103

Kosasih Djahiri (1992), MeneluMriDuma^Afektif Nilai Moral dan Pendidikan

Moral OOP Bandung.

Koentjaraningrat (1983) Pengantar Ilmu Antmpolngi Aksara Baru, Jakarta.

(1983) Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (Bunga Rampai).

Djambatan, Jakarta.

Majid Fakhry (1995), Etika dalam Tslam

Pusat Studi Islam Universitas

Muhammadh'ah Surakarta.

Maleong, Lexy J. (1991), Metodologj Penelitian K»Mt*M P3T Depdikbud.

Jakarta.

Mamun Atmamihardja (1954), Sejarah Sunda. PT. Ganaco, Bandung.

Mien Wamaen (1987), Pandangan Hidup Orang Sunda Sundanologi Depdikbud,

Bandung.

Mr. Prijono (1942), Sejarah Pulau Jawa Dolmen Tosyokoku.

Mubiar Purwasasmita (1996), Konsep Teknolooj Koordinator Mata Kuliah

Konsep Teknologi, ITB Bandung.

Murtadha Muthahhari (1995), Insone Komil (Manusia Seutuhnya) (Terjemahan),

Yayasan Pesantren Islam. Bangil.

Nasution S (1974), Praktek Keguruan. Dir. Pend. Guru dan TNT Dep P &K,

Jakarta.

(1987), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif Tarsito, Bandung.

(46)

104

Nina H. Lubis (1998). tohidujE^^ Penerabit Pusat

Informasi Kebudayaan Sunda, Bandung.

Nursid Sumaatmadja (1991). Konsep dan EMst^rm I^dMLk^Lmum, PPS IKIP

Bandung.

(1996). PerkujUahm Catatan Kuliah Jurusan

Pendidikan Umum. PPS IKIP Bandung.

Paguyuban Pasundan. 80 Tahun (1997). PB Paguyuban Pasundan. Bandung.

Panitia LBSS (1985) Kamus LImum Bahasa Sunda. Teratai, Bandung.

Pedoman Pembmaan

(1984)U, Dirjendikasmen, Depdikbud,

Jakarta.

Paguyuban Pasundan (1997), Bunga R ^

Bandung.

Phenix. Phillip H. (1964), Eeatas_ofJrfean^

General Education. Me. Graw Hill ook Company, New York.

Ronald Duska (1975), M^'MDevelopm^^ Gill

Mc. Millan Co. Toronto.

Salman bin Fadh Al Audah (1411 H), Min Akhlak__ALDaiyat. (Terjemahan).

Khasanah Ilmu, Jakarta.

Salmun (1939) Paginoaban Pasundan 2i_TMtun. Commete, Jakarta.

Sayyid Sabiq (1996), AL Aqgid. AaLJdamiyalvAqi (Terjemahan).

Dipenogoro, Bandung.

Schoorl (1988), Sociologje Per Modernisering . (Terjemahan), PT. (iramedia.

(47)

05

Selo Sumarjan (1988) Masyarakat dan Kebudayaan Jambatan, Jakarta.

Simon Cook (1997), Kebudayaan Sunda__djnMta_^ujuJk Makalah, Dirjen

Kebudayaan Jarah Nitra, Bandung.

Soedjatmoko, dkk. (1991), Mencari Penggmbangi^^

Abad XXL Grassindo, Jakarta.

Soeharto, Presiden RI (1997), Amanat pada Hari Kebanekitan Nasinm^Tg^g

Suara Pembaharuan, Jakarta.

(1997X Pidato Kenegaraan didepan Sidang DPR RI Tanggal__\f>

Agustus 1997 di Jakarta

Soelaiman MI (1988), Suatu Telaah Tentang manusia religi Pendidikan. PPLPTK

Depdikbud, Jakarta.

(1997), Penghampiran Fenomenolopis Terhadap Pendidikan. FLP

IKIP Bandung.

Sukarna, dkk. (1992), Hakekat Tuiuan Pendidikan National Konvensi Nasonal H,

University Press., KIP Bandung.

Sukirno (1997), Implementasi Kurikulum Pntitetnit- Disertasl PPS HOP Bandung,

(Tidak Diterbitkan).

Sukmajaya Asyarie (1996), Indeks Al-Our'an. Pustaka, Bandung.

Syech. Muhammad Navvawi Al Bantani (Tanpa Tahun), Tiian Addirari

Rajamurroh, Pekalongan

(48)

106

(1995) Identitas Unpas, Universitas Pasundan, Bandung.

Thamnn Gunardi (1997) Kjhijaksa^^

Pembinaan Budaya Daerah, Makalah, Dirjen Kebudayaan, Balai

Kajian Jarah Nitra, Bandung.

Thomas Gordon (1997) Tj^aj^JEge^^

(Terjemahan).

PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(!995) Parent Effectiveness Training in Action. (Terjemahan). PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Tim Program NKK (1980), Hubungan Dosen dan Mahasiswa Buku CPedoman

PBM Dirjen Perguruan Tinggi, Jakarta.

Titus, Harold H. et. al. (1984), Living Issues In Philosophy (Terjemahan HM.

Rasyidi), Bulan Bintang, Jakarta.

Ukas Sukasah (1997), Manusia Seutuhnya, Tulisan Bersambung, Pikiran Rakyat,

Bandung.

Waini Rasyidin (1997), Perkuliahan Pedapoo* Pr^c Catalan Kuliah PPS IKIP

Bandung.

William S. Goode (1983) The Family, (Terjemahan), Bina Aksara, Jakarta.

Winarno Surakhmad (1982), Pengantar Penelitian Dmiah: Metoda dan Teknik

Tarsito, Bandung.

Winecoff HL. (1988) Valugs_ArLEducation Concents and MoH.k (Terjemahan

(49)

107

Yin, Robeit K. (1987), <^LStud^^

Sage Publishin,

House. New York.

Peraturan dan Undang Undang

Depag (1989), Al-Qur'an dan Teriemahannva Gema Risalah Bandung.

UndangUndang Dasar 1945

Undang Undang RI No. 2 Tahun 1989. Sistem Pendidikan N^nnM PT. Golden

Terayon Press., Jakarta.

PP No. 30 Tahun 1990 Tentang Perguruan Tinggi

Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1996 Tentang Pdestarian p^k.^,

Gambar

Tabel 2Materi perkuliahan Budaya Sunda
Gambar 3Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan materi gizi dan makanan tradisional daerah setempat ke dalam mata pelajaran muatan lokal di sekolah dasar ditinjau dari

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan mengetahui pengaruh positif persepsi mahasiswa tentang mata kuliah kewirausahaan, budaya organisasi, dan motivasi terhadap

Hasil observasi menunjukkan bahwa di SMKN 1 Pundong belum memiliki sarana-prasarana yang memadai untuk melakukan praktikum guna menunjang proses belajar mengajar muatan

Guru muatan lokal pendidikan lingkungan hidup di masing-masing Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten OKU Timur merupakan guru mata pelajaran lain yang memiliki jam mengajar

Isi Kurikulum Muatan Lokal Keterampilan Batik di SMPN 2 Bantur suatu perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran keterampilan batik mulai daripenyusunan

Guru muatan lokal pendidikan lingkungan hidup di masing-masing Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten OKU Timur merupakan guru mata pelajaran lain yang memiliki jam mengajar

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka Bahan Ajar Muatan Lokal Budaya Banyumasan Menggunakan Media Komik di kelas IV sekolah dasar dapat digunakan dalam pembelajaran..