Quinta Nashito Cendrakasih, 2013 1.1 Latar belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian... 10
1.4.1Kegunaan Teoritis ... 10
1.4.2Kegunaan Praktis……….….11
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motivasi Belajar ... 12
2.1.1 Pengertian Motivasi ... 12
2.1.2 Pengertian Motivasi Belajar ... 13
2.1.3 Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 13
2.1.4 Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah ... 14
2.1.5 Indikator Motivasi Belajar ... 17
2.2 Kreativitas Mengajar Guru ... 18
2.2.1 Pengertian Kreativitas ... 18
2.2.2 Teori Kreativitas ... 18
2.2.3 Pengertian Kreativitas Mengajar Guru ... 20
2.2.4 Indikator Kreativitas mengajar Guru ... 21
2.3 Hubungan Motivasi Belajar Siswa dengan Kreativitas Mengajar Gur ... 22
2.4 Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi ... 23
2.4.1 Pengertian Sikap ... 23
2.4.2 Karakteristik Sikap ... 24
2.4.3 Komponen Sikap ... 25
2.4.4 Indikator Sikap ... 28
2.4.5 Faktor Yang Mempengaruhinya Pembentukan Sikap ... 29
Quinta Nashito Cendrakasih, 2013
2.5 Hubungan Motivasi Belajar Siswa dengan Sikap Siswa dalam Pembelajaran
Akuntansi ... 31
2.6 Pembelajaran Akuntansi ... 32
2.6.1 Pengertian Akuntansi ... 32
2.6.2 Pembelajaran Akuntansi... 32
2.6.3 Karakteristik Pembelajaran Akuntansi ... 34
2.6.4 Ruang Lingkup Pembalajaran Akuntansi ... 35
2.6.5 Evaluasi Pembelajaran Akuntansi ... 35
2.7 Kerangka Pemikiran ... 36
2.8. Hipotesis ... 42
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian ... .44
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 44
3.3 Populasi dan Sampel ... .48
3.4 Teknik Pengumpulan data ... 52
3.5 Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis ... 53
3.5.1 Instrumen Penelitian ... 53
3.5.2 Analisis Deskriptif ... 59
3.5.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 60
3.5.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 60
3.5.3.2. Analisis Regresi ... 62
3.5.3.3. Hipotesis Statistik ... .64
3.5.3.4. Uji t Statistik ... 65
3.5.3.5. Uji F Statistik ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 67
4.1.1 Identitas SMA Negeri 7 Bandung ... 67
4.1.2 Struktur Organisasi SMA Negeri 7 Bandung ... 68
4.1.3 Visi, Misi, dan Strategi SMA Negeri 7 Bandung ... 69
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 70
4.2.1 Deskripsi Kreativitas Mengajar Guru... 70
4.2.1.1 Deskripsi Umum ... 70
4.2.1.2 Deskripsi Per Indikator ... 71
4.2.2 Deskripsi Sikap Siswa ... 75
4.2.2.1 Deskripsi Umum ... 75
4.2.2.2 Deskripsi Per Indikator ... 77
Quinta Nashito Cendrakasih, 2013
4.2.3.1 Deskripsi Umum ... 83
4.2.3.2 Deskripsi Per Indikator ... 85
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 90
4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 90
4.3.2 Analisis Regresi Ganda ... 95
4.3.3 Uji F Statistik ... 98
4.3.4 Uji t Statistik ... 99
4.4 Pembahasan ... 102
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 110
5.2 Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 113 DAFTAR LAMPIRAN
Quinta Nashito Cendrakasih, 2013
DAFTAR TABEL
1.1 Gambaran Motivasi Belajar Siswa ... 3
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 45
3.2 Populasi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Bandung ... 48
3.3 Jumlah Sampel dalam Penelitian ... 50
3.4 NIS Siswa yang Menjadi Sampel Penelitian ... 51
3.5 Format Angket Penelitian Skala Numerik ... 53
3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kreativitas Mengajar Guru ... 55
3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi ... 56
3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 57
3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 59
3.10 Kriteria Rentang Pengklasifikasian ... 60
3.11 Tabel Penolong... 63
4.1 Kriteria Rentang Pengklasifikasian ... 70
4.2 Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Kreativitas Mengajar Guru ... 71
4.3 Indikator Orisinalitas ... 72
4.4 Indikator Fleksibelitas ... 72
4.5 Indikator Kelancaran ... 73
4.6 Indikator Elaborasi ... 74
4.7 Indikator Kepribadian Kreatif ... 74
4.8 Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi .. 76
4.9 Paham dan Yakin terhadap Tujuan dan Manfaat Mata Pelajaran Akuntansi ... 77
4.10 Tahu dan Paham Mengenai Isi dari Mata Pelajaran Akuntansi ... 78
4.11 Memiliki Pikiran Positif Terhadap Mata Pelajaran Akuntansi ... 79
4.12 Senang/ Tidak Senang Terhadap Mata Pelajaran Akuntansi ... 79
4.13 Menciptakan Suasana Belajar yang Tenang ... 80
4.14 Adanya Rasa Peduli dan Disiplin terhadap Tugas Akuntansi yang Diberikan Oleh Guru Mata Pelajaran ... 81
4.15 Adanya Keseriusan Dalam Mempelajari Akuntansi ... 81
4.16 Senang Membaca/ Mempelajari Buku Akuntansi... 82
4.17 Melakukan Diskusi dengan Guru Mata Pelajaran/ Teman Sekelas ... 83
4.18 Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Motivasi Belajar Siswa ... 85
4.19 Ketekunan Menghadapi Tugas ... 86
4.20 Keuletan Menghadapi Kesulitan ... 86
Quinta Nashito Cendrakasih, 2013
4.22 Lebih Senang Bekerja Sendiri ... 87
4.23 Adanya Harapan dan Cita-Cita Dimasa Depan ... 88
4.24 Penghargaan dalam Belajar ... 89
4.25 Lingkungan Kondusif... 89
4.26 Hasil Uji Linearitas X1 ... 92
4.27 Hasil Uji Linearitas X2 ... 93
4.28 Hasil Uji Multikolinearitas ... 94
4.29 Hasil Perhitungan Regresi Ganda ... 96
4.30 Hasil Perhitungan Regresi ... 97
4.31 Hasil Perhitungan Uji F Statistik ... 98
Quinta Nashito Cendrakasih, 2013
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran ... 41
2.2 Hubungan Variabel ... 42
4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 7 Bandung ... 68
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 91
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam
kehidupan manusia. Dalam menjalani setiap segi kehidupannya, manusia
tidak akan pernah terlepas dari pendidikan karena pendidikan ini dapat
meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompoknya. Bagi
manusia, pendidikan merupakan sebuah keharusan yang harus didapatkannya
agar manusia tersebut dapat bertahan hidup atau untuk dapat hidup sebagai
manusia. Maka dari itu, pendidikan juga dijuluki sebagai memanusiakan
manusia. Seperti yang kita ketahui, sasaran utama pendidikan yaitu manusia
dan pendidikan mengandung banyak aspek dan bersifat kompleks. Banyak
para ahli yang mendefinisikan pendidikan, menurut Soelaeman (1994:163)
“pendidikan adalah perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan maksud
agar anak atau orang yang dihadapi itu akan meningkatkan pengetahuannya,
kemampuannya, akhlaknya, bahkan juga seluruh kepribadiannya.
Pendidikan dapat dikatakan sudah berjalan apabila sudah adanya
proses belajar. Terkadang berhasil atau tidaknya pencapaian suatu pendidikan
sangat penting bagi setiap manusia karena manusia adalah makhluk sosial dan
budaya. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya kegiatan belajar di sekolah
dapat dilihat dari tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa tersebut.
Prestasi belajar itulah yang menentukan apakah siswa tersebut memiliki
pamahaman atau tidak pada materi pelajaran. Prestasi belajar banyak
dikaitkan dengan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan proses belajar,
salah satunya motivasi belajar siswa. Tak heran jika tinggi atau rendahnya
prestasi belajar siswa dikaitkan dengan tinggi atau rendahnya motivasi belajar
siswa.
Motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan proses belajar dikelas.
Sebab, dengan adanya motivasi akan mendorong siswa untuk lebih semangat
dalam mengikuti pembelajaran dikelas ataupun sebaliknya. Maka dari itu,
motivasi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Namun, pada
kenyataan yang ada banyak siswa yang pada saat proses pembelajaran dikelas
berlangsung merasa bosan, tidak bersemangat, mengantuk, tidak mengerjakan
tugas, bahkan bolos ketika jam pelajaran. Hal ini sejalan dengan yang
diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Syahrumsyah
Setya, kepada redaksi Smartfm Balikpapan tanggal 26 Februari 2012 bahwa:
http://balikpapan.radiosmartfm.com/jurnal-balikpapan/3174-pelajar-bolos-motivasi-belajar-rendah.html)
Fenomena seperti ini bukan hanya terjadi di Kota Balikpapan saja,
namun terjadi juga di kota-kota lain, seperti yang terjadi di Kota Bandung,
salah satunya di SMA Negeri 7 Bandung. Tentunya, bila keadaan seperti ini
dibiarkan terus menerus maka akan menghambat keberhasilan proses
pembelajaran dikelas yang berlangsung.
SMA Negeri 7 Bandung merupakan salah satu sekolah menengah atas
di kota Bandung yang sudah terakreditasi A ( Amat Baik). Namun, dari hasil
pra penelitian dengan penyebaran angket kepada 20 siswa kelas XI IPS di
SMA Negeri 7 Bandung diketahui bahwa motivasi belajar siswa tergolong
rendah. Hal ini terlihat pada gambaran motivasi belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 1.1 Gambaran motivasi belajar siswa
Keterangan Skor Angket Motivasi Belajar Siswa
Sangat Rendah 70 – 77 25%
Rendah 78 – 85 40%
Sedang 86 – 93 10%
Tinggi 94 – 101 20%
Sangat Tinggi 102 – 110 5%
Jumlah 100%
Sumber: Data diolah
Pada tabel di atas dapat diketahui dari 20 siswa yang mengisi angket
kategori sangat rendah dan 40% atau sebanyak 8 siswa tergolong memiliki
motivasi belajar yang tergolong rendah. Sedangkan siswa yang memiliki
motivasi belajar tergolong sedang sebesar 10% dan siswa yang memiliki
motivasi belajar tergolong tinggi 20% dan sangat tinggi 5%. Dari penelitian
awal ini dapat dilihat motivasi belajar siswa di SMA Negeri 7 Bandung masuk
kedalam kategori rendah.
Selain itu, rendahnya motivasi juga diperkuat dari hasil wawancara
yang dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung pada tanggal 27 Januari 2012
kepada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 7 Bandung diketahui bahwa motivasi
belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi tergolong rendah.
Dari hasil wawancara kebanyakan para siswa yang diwawancarai
menganggap bahwa pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang
paling sulit sehingga siswa malas mengerjakan PR, tidak semangat mengikuti
pembelajaran , bahkan siswa bosan dengan gaya, metode dan media belajar
yang guru gunakan. Para siswa juga lebih memilih untuk mencontek
pekerjaan teman sebayanya yang mereka anggap paling pintar di kelas.
Tentunya hal seperti ini akan berdampak akhirnya kepada prestasi belajar
yang mereka raih di sekolah.
Pembelajaran akuntansi adalah bagaimana proses belajar mengajar
pelajaran akuntansi di kelas berjalan. Pembelajaran akuntansi mulai
karena akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang memerlukan
tingkat penalaran yang tinggi untuk memahaminya. Maka tidak heran jika
kebanyakan para siswa merasa bahwa pelajaran akuntansi adalah pelajaran
yang sulit. Mata Pelajaran akuntansi di SMA ini berfungsi untuk
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa, keterampilan, sikap,
rasional, teliti, jujur dan bertanggungjawab. Seperti yang tercantum dalam
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi untuk
Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Departemen Pendidikan
Nasional (2004:6) mengenai fungsi pembelajaran akuntansi, yaitu:
Fungsi pelajaran akuntansi di SMA yaitu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan.
Tentunya apabila fungsi-fungsi dari pembelajaran akuntansi ini tidak
bisa berjalan dengan baik maka tujuan dari proses belajar akuntansi dikelas
tidak akan tercapai dengan maksimal dan akan berdampak kepada rendahnya
motivasi belajar siswa.
Sartain dalam Purwanto (1990:61) mengatakan “motivasi atau
dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme
yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang
(incentive)”. Kadang kala, suatu proses belajar tidak dapat mencapai hasil
untuk belajar yang tinggi. Motivasi sangat berperan dalam proses belajar,
karena motivasi memberikan dorongan kepada peserta didik atau siswa untuk
melakukan kegiatan belajar. Apabila siswa tersebut memiliki motivasi yang
tinggi maka siswa tersebut akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi di
sekolahnya, begitu juga sebaliknya.
Fenomena rendahnya motivasi belajar siswa ini dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal. Menurut Syah
(1995:108-115) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa
adalah:
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah:
a.Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri manusia itu sendiri, yang berupa sikap, kepribadian, pengalaman dan cita-cita. b. Faktor eksternal yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri, yang
terdiri dari:
Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan masyarakat, tetangga, guru, orangtua/ keluarga, teman sekolah.
Lingkungan non sosial, meliputi keadaan gedung sekolah, letak sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat belajar, kondisi ekonomi orangtua dan lain-lain.
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi di atas, yang diduga
mempengaruhi motivasi belajar siswa berasal dari luar diri siswa atau yang
sering disebut dengan faktor eksternal. Faktor eksternal yang diduga
mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu berasal dari guru. Seperti yang
diungkapkan oleh Agung (2010:27) bahwa “dalam merencanakan dan
merangsang perhatian dan motivasi belajar siswa”. Seperti yang kita ketahui,
guru merupakan motivator bagi siswa maka dari itu guru harus dapat
membangkitkan motivasi belajar siswanya. Namun pada kenyataan yang ada,
banyak siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran karena
kebanyakan para siswa bosan dengan cara mengajar guru yang rata-rata
menggunakan metode ceramah, media pembelajaran yang digunakan, kurang
menguasai materi sehingga tidak luwes dalam menyampaikan bahan ajar dan
lain-lain. Disinilah kreativitas mengajar seorang guru di uji. Kreativitas guru
ini ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pengetahuan, pemilihan bahan
ajar, penggunaan media pembelajaran dan lain-lain. Maka dari itu, bagus atau
tidaknya kualitas pendidikan bergantung pada guru itu sendiri. Seperti yang
dikemukakan oleh Agung (2010:12) bahwa:
Upaya dalam meningkatkan kualitas hasil pendidikan amat tergantung dari kemampuan guru untuk mengembangkan kreativitasnya itu. Kreativitas guru bahkan menjadi penting dalam proses pembelajaran yang dapat menjadi entry point dalam upaya meningkatkan pencapaian hasil belajar dan motivasi belajar siswa
Kreativitas merupakan istilah yang banyak dipergunakan baik dalam
lingkungan sekolah maupun lingkungan diluar sekolah. Pengertian kreativitas
berhubungan dengan sesuatu yang baru atau menggunakan sesuatu yang baru.
Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003: 145) bahwa “pada hakikatnya,
pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang
menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah
dari cara mengajar, media yang digunakan, proses evaluasi pembelajaran yang
digunakan dan lain-lain, agar proses belajar mengajar di kelas tidak dirasakan
bosan oleh siswa. Sehingga siswa lebih semangat dan termotivasi untuk
mengikuti pelajaran dikelas.
Selain faktor eksternal, faktor internal yang berasal dari dalam diri
siswa juga di duga mempengaruhi motivasi belajar siswa, khususnya sikap
siswa dalam menilai suatu objek.
Sikap menentukan bagaimana seorang siswa bereaksi terhadap suatu
situasi yang dihadapinya serta menentukan apa yang dicari oleh siswa
tersebut. Sikap biasanya ditandai oleh suatu nilai positif atau negatif terhadap
suatu objek. Seorang siswa akan mempunyai sikap positif terhadap suatu
objek yang bernilai menurutnya, dan akan mempunyai sikap negatif terhadap
suatu objek yang tidak bernilai menurutnya. Sikap ini yang akan mendorong
atau memotivasi seorang siswa ke arah perbuatan yang saling berkaitan satu
sama lainnya. Seperti halnya dengan siswa yang sudah menanamkan sikap
negatif mengenai mata pelajaran akuntansi. Siswa menganggap mata pelajaran
akuntansi adalah mata pelajaran yang susah, tidak menyenangkan dan
lain-lain. Apabila hal ini dibiarkan saja maka akan berdampak kepada banyak
siswa yang tidak paham terhadap materi akuntansi sehingga mereka tidak
termotivasi untuk memahami akuntansi lebih dalam lagi. Jika hal ini sudah
terjadi maka ada kemungkinan untuk siswa tersebut memiliki prestasi belajar
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa rendahnya motivasi
belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor-faktor. Faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa tersebut yaitu faktor eksternal,
khususnya kreativitas mengajar guru ketika proses belajar mengajar sedang
berlangsung. Selain itu, faktor internal juga diduga mempengaruhi motivasi
belajar siswa, khususnya sikap dalam pembelajaran akuntansi disekolah.
Maka dari penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru dan Sikap dalam
Pembelajaran Akuntansi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMA Negeri 7
Bandung”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kreativitas mengajar guru dalam pembelajaran
akuntansi di SMA Negeri 7 Bandung.
2. Bagaimana gambaran sikap siswa kelas XI IPS dalam pembelajaran
akuntansi di SMA Negeri 7 Bandung.
3. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa di SMA Negeri 7 Bandung.
4. Bagaimana pengaruh kreativitas mengajar guru dan sikap siswa kelas XI
IPS dalam pembelajaran akuntansi terhadap motivasi belajar siswa di
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran kreativitas mengajar guru dalam pembelajaran
akuntansi di SMA Negeri 7 Bandung.
2. Mengetahui gambaran sikap dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI
IPS di SMA Negeri 7 Bandung.
3. Mengetahui gambaran motivasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri
7 Bandung.
4. Mengetahui bagaimana pengaruh kreativitas mengajar guru dan sikap
dalam pembelajaran akuntansi kelas XI IPS terhadap motivasi belajar
siswa di SMA Negeri 7 Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari informasi yang telah ada, penelitian ini diharapkan mempunyai
kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. Adapun kegunaan-kegunaannya dari
penelitian ini diantaranya:
1.4.1 Kegunaan Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan
pengetahuan teoritis tentang teori pembelajaran khususnya mengenai teori
motivasi belajar siswa juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
kajian lebih lanjut tentang hal yang sama dengan lebih mendalam
dikemudian hari.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
mengenai kreativitas mengajar guru, sikap dalam pembelajaran akuntansi
dan motivasi belajar siswa.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi peneliti
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan
pengetahuan tambahan bagi penulis khususnya mengenai kreativitas
mengajar guru, sikap dalam pembelajaran akuntansi dan motivasi belajar
siswa.
2. Bagi sekolah
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi SMA Negeri 7 Bandung
untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa dan juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian. Maka berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif.
Survey adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian untuk meneliti objek yang
cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang akan diteliti ada atau tidaknya
pengaruh antara dua variabel tersebut. Variabel-variabel tersebut adalah:
1. Kreativitas mengajar guru (X1). Kreativitas Mengajar Guru adalah
kemampuan seorang tenaga pendidik untuk melahirkan sesuatu yang baru
maupun mengembangkan hal yang sudah ada dan dapat dimengerti untuk
diberikan kepada siswa berupa pengetahuan di sekolah.
2. Sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi (X2). Sikap siswa adalah reaksi
siswa terhadap suatu objek belajar yang dapat ditandai dengan bentuk sikap
positif atau sikap negatif, senang atau tidak senang, dan memihak atau tidak
3. Motivasi belajar (Y). Motivasi belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar sehingga tujuan yang diharapkan
siswa dari kegiatan belajar tersebut mencapai hasil yang diharapkan.
Variabel-variabel tersebut didefinisikan secara operasional ke dalam bentuk
penjabaran sebagai berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Skala
Variabel X1
(Kreativitas Mengajar Guru)
Kognitif Orisinalitas Tingkat persetujuan mengenai kemampuan
Fleksibelitas Tingkat persetujuan mengenai kemampuan guru dalam pendekatan kepada siswa sesuai dengan tingkat kemampuan siswanya
Interval
Kelancaran Tingkat persetujuan mengenai kemampuan
Elaborasi Tingkat persetujuan mengenai kemampuan guru dalam mengemas pembelajaran sehingga lebih menarik
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator skala
Non-Kognitif
Kepribadian Kreatif Tingkat persetujuan mengenai kemampuan guru bertindak sesuai dengan kondisi siswa
Memiliki pikiran positif terhadap mata pelajaran akuntansi
Tingkat persetujuan mengenai isi, manfaat,, tujuan, dan anggapan mengenai belajar akuntansi.
Interval
Afektif Senang atau tidak senang terhadap mengenai rasa senang atau tidak senang, dalam belajar, senang
membaca buku
akuntansi, dan melakukan diskusi.
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Skala Konatif Melakukan
diskusi dengan
Tingkat persetujuan tentang ketekunan menghadapi tugas.
Tingkat persetujuan tentang keuletan menghadapi
kesulitan.
Tingkat persetujuan tentang minat terhadap berbagai macam masalah.
Tingkat persetujuan tentang kemandirian mengerjakan tugas.
Tingkat persetujuan tentang harapan dan cita-cita masa depan.
Tingkat persetujuan tentang penghargaan dalam belajar.
Tingkat persetujuan tentang lingkungan sekitar.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi
Menurut Sugiyono (2009:117) populasi adalah “wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Tentunya dalam suatu penelitian diperlukan objek yang akan diteliti, baik itu manusia, benda, peristiwa atau gejala-gejala yang terjadi
karena objek tersebut merupakan variabel dalam penelitian. Dari penjelasan di
atas, maka dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 7 Bandung tahun ajaran 2011/2012, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Populasi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 7 Bandung.
Kelas Jumlah Siswa
XI IPS 1 42
XI IPS 2 45
XI IPS 3 36
Jumlah 123
Sumber: Dokumen SMA Negeri 7 Bandung
Sampel
Dalam suatu penelitian, apabila populasi penelitian lebih dari 100
maka peneliti dapat mengambil sebagian dari populasi tersebut. Inilah yang
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Pengukuran sampel diambil berdasarkan rumus Slovin (Riduwan, 2010:65),
sebagai berikut:
= � 1 +�. 2
Dimana:
N = Jumlah Populasi penelitian n = Sampel
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditaksir sebesar 5%.
Maka:
= 123
1 + 123. ( 0,05)2
= 123
1 + 123. 0,0025
= 123
1 + 0,3075
= 123 1,3075
= 94.07 ( 94)
Selanjutnya adalah menentukan sampel tiap kelas secara proporsional dengan
= � �
Dimana:
ni = Jumlah sampel menurut statum
Ni = Jumlah populasi menurut statum
n = Jumlah sampel seluruhnya N = Jumlah populasi seluruhnya
Dengan rumus di atas, maka didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jumlah sampel dalam penelitian
Kelas Jumlah Siswa Sampel Dibulatkan
XI IPS 1 42 42
123 94 = 32,10
32
XI IPS 2 45 45
123 94 = 34,39
34
XI IPS 3 36 36
123 94 = 27,51
28
Jumlah 123 94
Sumber: Data diolah
Dari tabel di atas, dapat dlilihat bahwa jumlah populasi adalah 123 siswa
dengan sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah 94 siswa. Sampel ini di
ambil secara acak atau random tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
tersebut.
Adapun prosedur yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah sebagai
Peneliti membuat daftar NIS siswa yang ada di dalam populasi tersebut.
Melakukan penetapan jumlah sampel yang akan diambil.
Peneliti membuat gulungan kertas-kertas yang berisi NIS siswa untuk di undi.
Melakukan pengundian sampai jumlah sampel pada tiap kelas terpenuhi
sesuai dengan jumlah perhitungan sampel di atas.
Berdasarkan prosedur pengambilan sampel di atas, maka didapat sampel NIS
siswa dalam penelitian ini sabagi berikut:
Tabel. 3.4 NIS Siswa yang Menjadi Sampel Penelitian
Kelas XI IPS 1 111211350, 101110269, 101110088, 101110050, 101110155, 101110318, 101110156, 101110157, 101110199, 101110160, 101110168, 101110128, 101110171, 101110018, 101110172, 101110244, 101110133, 101110099, 101110174, 101110106, 101110065, 101110295, 111211353, 101110338, 111211360, 101110112, 101110114, 101110075, 101110077, 101110305, 101110222, 101110185
Kelas XI IPS 2 101110043, 101110228, 101110081, 101110086, 101110268, 101110314, 101110315, 101110012, 101110239, 101110241, 101110242, 101110015, 111211355, 101110285, 101110021, 101110288, 101110024, 101110328, 101110136, 101110104, 101110249, 101110180, 101110254, 101110335, 101110145, 101110034, 101110113, 101110036, 101110300, 101110340, 101110346, 101110264, 101110038, 101110039
Kelas XI IPS 3 101110004, 101110041, 101110044, 101110229, 101110079, 101110010, 101110049, 101110052, 101110204, 101110206, 101110126, 101110166, 101110127, 101110131, 101110098, 101110134, 101110060, 101110101, 101110245, 101110209, 101110103, 101110332, 101110213, 101110108, 101110069, 101110070, 101110215, 101110257
3.4 Teknik Pengumpulan data
Selain diperlukannya metode penelitian, teknik pengumpulan data juga sangat
diperlukan dalam suatu penelitian agar data yang diperoleh sebagai penunjang
penelitian di peroleh akurat dan relevan dengan masalah yang diteliti. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Angket. Angket atau
yang sering disebut dengan kuisioner adalah alat pengumpul informasi yang
dilakukan dalam penelitian. Angket terdiri dari sejumlah butir-butir pertanyaan yang
harus dijawab oleh responden. Angket untuk sebuah penelitian di bagi menjadi 2, ada
yang disebut dengan angket tertutup dan angket terbuka. Dalam penelitian ini, angket
yang digunakan adalah angket tertutup. Responden diberikan sejumlah pernyataan
dan jawaban, lalu mereka harus memilih salah satu butir jawaban yang sekiranya
sesuai dengan pilihan mereka. Pengisian jawaban pada angket dilakukan dengan cara
memberikan tanda ceklis (√). Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket dengan menggunakan skala numerik. Skala numerik digunakan untuk angket
dengan data yang diperolehnya adalah data interval. Skala ini merupakan variasi dari
skala diferensial semantik. Skala ini juga menggunakan dua kutub ekstrem, positif
dan negatif, hanya saja pilihan yang tersedia dalam angket adalah angka. Dalam
angket ini, dimana masing-masing pertanyaan berisi 5 opsi jawaban 1 sampai dengan
5, dimana angka 1 menunjukkan penilaian terendah dan angka 5 menunjukkan
penilaian tertinggi.
Adapun pemberian bobot nilai untuk alternative jawaban adalah sebagai
Tabel 3.5. Format Angket penilaian skala numerik
No Item Tipe
1 2 3 4 5
Sumber: Sekaran (2006:33)
Keterangan:
Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi
Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi
Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan positif sedang
Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan positif rendah
Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan positif terendah
3.5 Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis
3.5.1 Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, alat ukur yang digunakan haruslah baik. Alat ukur
yang digunakan dalam penelitian ini yang disebut instrument penelitian. Data yang
didapat dari suatu instrument penelitian haruslah benar, cermat, serta akurat karena
didapat dari instrument penelitian tersebut. Pada penelitian ini, instrument penelitian
yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian adalah angket. Intrumen penelitian
diuji dengan menggunakan validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan alat ukur dalam penelitian.
Menurut Sugiyono (2009:172) “hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti”. Instrument dikatakan valid apabila alat tersebut cocok untuk
mengukur apa yang akan diukur. Untuk menghitung valid atau tidaknya suatu alat
instrument penelitian sebelumnya harus dicari terlebih dahulu harga korelasinya.
Adapun uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus
Product Moment yang di kemukakan oleh Pearson.
= � −( ) ( )
� 2 −( )2 � 2−( )2
Dimana
rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y
kriteria pengujian suatu instrument dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
Jika rxy < r table berarti tidak valid
(Riduwan, 2010:110)
Dalam penelitian ini, untuk pengujian validitas instrument penelitian
menggunakan SPSS 20 for Windows. Berikut hasil uji validitas tiap instrument
penelitian:
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kreativitas Mengajar Guru
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 19 pertanyaan
item soal yang valid dan 1 item soal tidak valid. Item yang tidak valid di buang dan
tidak dimasukkan kedalam angket penelitian.
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Siswa
Item
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 13 pertanyaan
item soal yang valid dan 7 item soal tidak valid. Item yang tidak valid di buang dan
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 13 pertanyaan
item soal yang valid dan 5 item soal tidak valid. Item yang tidak valid di buang dan
tidak dimasukkan kedalam angket penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas dapat dikatakan sebagai ketetapan tes. Suatu alat instrument tes
dapat dikatakan reliabel apabila alat instrument tersebut dapat digunakan berkali-kali
angket pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha dapat
digunakan untuk menghitung reliabilitas angket yang digunakan dalam suatu
penelitian. Adapun rumus Alpha sebagai berikut:
11
=
−11
−
� 2�2
Dimana:
r11 = Reliabilitas yang dicari �2 = Jumlah varians skor tiap item
�2
=
Varians total(Arikunto, 2008:109)
Dimana rumus untuk menghituung variansnya adalah sebagai berikut:
�2 =
2− ( ) 2
� �
Adapun kirteria pengujian reliabilitas suatu instrument penelitian yaitu
membandingkan r 11 dan r tabel. Apabila r 11 > r tabel maka reliabel. Sedangkan apabila r
11 < r tabel maka tidak reliabel, dengan taraf signifikansi sebesar 5%.
Dalam penelitian ini, untuk perhitungan reliabilitas intrumen penelitian
menggunakan program SPSS 20 for Windows. Berikut hasil perhitungan reliabilitas
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
No Variabel r 11 r tabel keterangan
1 Angket Kreativitas Mengajar Guru (X1)
Dari hasil jawaban kuisioner yang disebarkan kepada 94 responden, maka
dibuatlah suatu kriteria klasifikasi jawaban dari kuisioner untuk variabel X dan Y.
Sebelum dibuatnya suatu kriteria pengklasifikasian, terlebih dahulu harus dicari
rentang skor untuk setiap kriteria tersebut. Adapun rumus untuk mencari rentang skor
tersebut adalah sebagai berikut:
= ( −1)
Dimana:
Rs = Rentang Skor n = Jumlah Sampel
m = Jumlah alternatif jawaban
(Umar, 1999:171)
Dari rumus diatas, maka didapat rentang skor sebagai berikut:
=94(5−1) 5
=
94(4)Dari perhitungan diatas, maka diketahui bahwa rentang skor tiap kriteria
adalah sebesar 75. Kriteria pengklasifikasian untuk skor jawaban responden dimulai
dari 94 yang didapat dari jumlah responden dikalikan dengan alternatif jawaban
terendah (94 x 1= 94) untuk jawaban terendah dan 470 yang didapat dari jumlah
responden dikalikan alternatif jawaban tertinggi (94x5= 470) untuk jawaban
tertinggi. Maka, kriteria pengklasifikasian jawaban adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10
Kriteria Rentang Pengklasifikasian
Skor Kategori
94 – 168 Sangat Rendah
169 – 243 Rendah
244 – 318 Sedang
319 – 393 Tinggi
394 – 470 Sangat Tinggi
3.5.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
3.5.3.1 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal merupakan salah satu
syarat dilakukannya parametric test. Dalam pengukuran uji normalitas, skala
pengukuran data yang disajikan sekurang-kurangnya adalah skala interval. Karena
angket sudah berupa skala interval, maka bisa langsung dilakukan uji normalitas. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 20 for windows. Dari
normal maka data tersebut berdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika data tidak
tersebar mengikuti garis normal maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Menurut Prayitno mengenai uji linearitas bahwa “ Uji linearitas digunakan
untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak” (source: http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-linieritas.html) .
Pengujian Linearitas ini menggunakan program SPSS 20 for windows dengan
menggunakan Test For Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Adapun suatu
variabel dikatakan memiliki hubungan linear apabila signifikansinya kurang dari
0,05.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya lebih dari satu
hubungan linear yang sempurna. Adapun kriteria penilaian untuk uji multikolinearitas
menurut Prayitno (2012:153) yaitu “suatu model regresi dapat dikatakan tidak terjadi
masalah multikolinearitas apabila nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF
kuramg dari 10”.
Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas diukur dengan menggunakan
d. Uji Heteroskedastisitas
Dalam suatu fungsi regresi, uji heteroskedastisitas diperlukan untuk
mengetahui apakah dalam suatu fungsi tersebut terjadi penyimpangan terhadap
faktor penggangu. Fungsi regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi
heteroskedastisitas. Apabila variasi dalam faktor pengganggu pada data penelitian
selalu sama, berarti data tersebut bersifat homoskedastik. Jika terjadi penyimpangan
terhadap faktor tersebut, maka data penelitian bersifat heteroskedastisitas.
3.5.3.2. Analisis Regresi
Analisis regresi adalah suatu analisis untuk menentukan hubungan sebab
akibat antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen). Dalam
penelitian ini, terdapat 2 variabel bebas dan 1 variabel dependen, sehingga analisis
regresi dalam penelitian ini disebut analisis regresi ganda.
Adapun persamaan untuk regresi ganda dengan dua variabel bebas
dirumuskan sebagai berikut:
Ŷ = a0 + b1X1 + b2X2
Langka-langkah perhitungan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
3. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik.
Tabel 3.11. tabel penolong
No X1 X2 Y X12 X22 X1Y X2Y X1X2
Masukkan hasil dari nilai-nilai statistik ke rumus:
1 2
=
1 2−
( 1) . ( 2)
4. Hitung nilai persamaan b1, b2, dan a dengan rumus:
b
1=
( 22).( 1 )−( 1 2).( 2 ) ( 12).( 22)− ( 1 2)2
b
2=
( 12).( 2 )−( 1 2).( 1 ) ( 12).( 22)− ( 1 2)2
a =
−
1 1−
2 2(Riduwan, 2010:153)
Namun, pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 20
for windows, sehingga rincian perhitungan dapat lebih sederhana.
3.5.3.3. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H0:β1 = 0 ; kreativitas mengajar guru tidak memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa
2. H0: β2 = 0 ; sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi tidak memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa
H1: β2 ≠ 0 ; sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa
3. H0: β1; β2 = 0 ; kreativitas mengajar guru dan sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi tidak memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar
siswa
H1: β1;β2 ≠0 ; kreativitas mengajar guru dan sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
3.5.3.4. Uji t Statistik
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas
secara individual dalam menerangkan variasi variabel terkait. Adapun rumus yang
digunakan dalam perhitungan uji t adalah sebagai berikut:
t =
(Sudjana, 2003: 31)
Dan seperti halnya pengolahan data, program SPSS 20 for Windows
digunakan kembali untuk mengetahui pengaruh variabel X secara parsial terhadap
3.5.3.5. Uji F Statistik
Uji F hitung digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variable terkait. Rumus yang digunakan adalah:
F =
( �)/ ( )/( − −1)(Sudjana, 2003: 91)
Perhitungan uji F ini pun menggunakan program SPSS 20 for windows untuk
mengetahui pengaruh variabel X ( kreativitas mengajar guru dan sikap siswa dalam
Quinta Nashito Cendrakasih, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kreativitas mengajar guru dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 7
Bandung termasuk dalam kategori sedang;
b. Sikap siswa kelas XI IPS dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 7
Bandung termasuk dalam kategori sedang;
c. Motivasi belajar siswa di SMA Negeri 7 Bandung termasuk dalam kategori
sedang;
d. Sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi berpengaruh dan signifikan
terhadap mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 7 Bandung.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk guru, khususnya guru mata pelajaran akuntansi, hendaknya lebih
meningkatkan lagi kreativitas mengajar di dalam kelas, khususnya dalam
hal indikator pribadi kreatifnya. Kreativitas mengajar guru itu tidak hanya
Quinta Nashito Cendrakasih, 2013
maupun penggunaan media pembelajaran, tetapi kreativitas mengajar guru
itu dapat dilihat dari pribadi kreatif guru itu sendiri yang lebih mengacu
kepada kemampuan guru dalam bertindak sesuai dengan kondisi siswa.
Dalam hal ini termasuk didalamnya memberikan motivasi kepada siswa.
Untuk meningkatkan kreativitas mengajar ini, guru harus mengasah
kreativitas yang ada didalam dirinya. Selain itu, guru harus lebih
mengembangkan lagi kemampuan dalam mengoperasikan media-media
pembelajaran, memperdalam materi, atau lebih memahami penggunaan
metode pembelajaran melalui seminar atau pelatihan yang diberikan dari
pihak sekolah atau pihak luar.
2. Untuk siswa, dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk
mendapatkan motivasi belajar yang tinggi ada baiknya siswa kelas XI IPS
di SMA Negeri 7 Bandung untuk lebih menanamkan sikap positif
terhadap mata pelajaran akuntansi. Untuk mengembangkan sikap positif
dalam diri hendaknya siswa lebih terbuka kepada guru untuk bertanya dan
berdiskusi apabila siswa mengalami kesulitan belajar dalam kegiatan
belajar. Sehingga, apabila siswa sudah menanamkan sikap positif terhadap
mata pelajaran akuntansi maka motivasi belajar siswa pun akan
meningkat. Apabila motivasi belajar sudah tinggi, maka prestasi belajar
yang akan diraih oleh siswa di kelas pun akan baik.
3. Motivasi belajar siswa masuk kedalam kategori sedang, namun akan lebih
Quinta Nashito Cendrakasih, 2013
dilakukan oleh siswa itu sendiri maupun dari guru atau lingkungan
keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar.
4. Untuk peneliti, penelitian yang dilakukan oleh peneliti berfokus pada
faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar,
yaitu kreativitas mengajar guru dan sikap siswa dalam pembelajaran
akuntansi. Untuk penelitian kedepannya diharapkan dapat melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor eksternal dan faktor internal yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa lainnya. Atau dapat juga
melakukan penelitian lebih luas lagi daripada kreativitas mengajar guru
Daftar Pustaka
Agung, I. (2010). Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta: Penerbit Bestari Buana Murni.
Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional.
Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Firdaus, M. (2004). Ekonemetrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Gerungan. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama
Horngren. (2006). Akuntansi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Muawanah, U. (2008). Konsep Dasar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah, Departemen Pendidikan Nasional
Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Narwanti, S. (2010). Creative Leanring. Yogyakarta: Familia.
Pendidikan Akuntansi UPI. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). Bandung: Pendidikan Akuntansi UPI.
Prayitno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sekaran, U. (2006). Metodelogi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syah. M (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Uno, H.B. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Warsono, S. dkk. Akuntansi Dasar Untuk SMA dan SMK. (2008). Jakarta: Asdard Chapter.
Sumber Skripsi:
Ayu, R.N. (2011). Pengaruh Kreativitas Guru dalam Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa: Studi Kasus di Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 3 Bandung. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.
Ayuningtyas, F.W. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 14 Bandung. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.
Ilham, R.M. (2011). Pengaruh Pendekatan Taktis terhadap Sikap Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP 1 Bungbulang. Skripsi pada FPOK UPI Bandung.
Mulyani, W. (2011). Pengaruh Sikap Siswa Mengenai Mata Pelajaran Produktif Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Akuntansi di SMK PGRI 2 Cimahi Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.
Nurlela, I. (2010). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Pasudan 1 Bandung. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.
Sumber Media Elektronik:
. (2010). Faktor-faktor Motivasi Belajar. [online]. Tersedia: http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/05/faktor-faktor-motivasi-belajar.html. [25 Januari 2012]
Ayip Miftahudin. (2012). Sekilas Tentang Motivasi Belajar. [online]. Tersedia:
http://ayip7miftah.wordpress.com/2012/01/02/sekilas-tentang-motivasi-belajar/ [28 Januari 2012]
club3ict. (2011). Hakikat Kreativitas dan Teori Kreativitas. [online]. Tersedia: http://club3ict.wordpress.com/2011/02/18/hakikat-kreativitas-dan-teori-kreativitas/. [3 Februari 2012]
Janah. (2009). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi. [online]. Tersedia: http://janetniez.blogspot.com/2009/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html [24 Januari 2012]
Mustafa, hasan. (2009). Hubungan Sikap dan Motivasi. [online]. Tersedia:
http://hasanmustafa.blogspot.com/2009/11/hubungan-sikap-dengan-motivasi.html . [18 Oktober 2012]
Prayitno, D. (2011). Uji Linearitas [online]. Tersedia:
http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-linieritas.html [3 Oktober 2012]
Setiawan. (2011). Sikap Belajar Siswa. [online]. Tersedia: http://setiawan-pendidikanmatematika.blogspot.com/2011/05/sikap-belajar-siswa.html [28 Januari 2012]
Smartfm. (2012). Pelajar Bolos: Motivasi Belajar Rendah. [online]. Tersedia: http://balikpapan.radiosmartfm.com/jurnal-balikpapan/3174-pelajar-bolos-motivasi-belajar-rendah.html. [11 Juli 2012]
Wikipedia.(2012). Pembelajaran. [online]. Tersedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran . [11 Juli 2012]
Zaenuddin Kabai. (2008). Pengaruh sikap dan Cara Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Akuntansi di SMA Negeri 2 Bantaeng. [online]. Tersedia: