• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT FARDHU MELLAUI METODE DRILL Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT FARDHU MELLAUI METODE DRILL Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010) - Test Repository"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian Tindakan Kelas p a d a Siswa Kelas II SDN K enteng 02 Kec. Susukan Kab. Sem arang Tahun Pelajaran 2009/2010)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

S I T I N A S IK H A H

NIM: 11408104

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 2 eksemplar H a l : Naskah Skripsi

Sdr. Siti Nasikhah

Assalam u'alaikum Wr. Wb.

K e p a da Yth. K e t u a

STAIN d i ­

t e m p a t

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara:

N a m a Siti Nasikhah

N I M 11408104

Jurusan/Program Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL

BACAAN SHALAT FARDU MEMALUI METODE DRILL (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010)

Sudah dapat diajukan pada sidang munaqosyah. Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan.

Demikian harap menjadi perhatian. Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Salatiga, Juli 2010 Pembimbing

(3)

SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : M’vnr.stainsalatim ac. id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENG ESAH AN K ELU LUSAN

Skripsi Saudara : Siti Nasikhah dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11408104

yang berjudul : “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT FARDU MEMALUI METODE DRILL (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010)“ telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Sabtu, 28 Agustus 2010 M yang bertepatan dengan tanggal 18 Romadlan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I).

28 Agustus 2010 M NIP 19670112 199203 1005

Muhsin. S.H.I.. M.Si. NIP 19790930 200312 1 001

Pembimbing

(4)

Nama : Siti Nasikhah

NIM : 11408104

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, Juli 2010

Yang menyatakan,

(5)

MOTTO

j ljC- allvdl d>l

S esu n g g u h n ya sh a la t itu b isa m en ceg a h d ir i d a ri p e rb u a ta n k eji dan m u in g ka r

PERSEMBAHAN

U ntuk su a m iku te rc in ta d a n a n a k-a n a kku tersayang, o ra n g tuaku, dosen -d o sen ku , dan

(6)

SHALAT FARDU MEMALUI METODE DRILL (Penelitian Tindakan Kelas

pada Siswa Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang tahun

pelajaran 2009/2010). Pembimbing: Dr. H. Budihaijo, M. Ag.

Kata kunci: bacaan shalat fardu dan metode drill

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan metode pembelajaran

bagi pengajaran pelajaran PAI di Sekolah dasar.. Pertanyaan utama yang ingin dijawab

dalam penelitian ini adalah dapatkah penggunaan metode drill dapat meningkatkan

kemampuan menghafal bacaan shalat fardu pada siswa kelas II SDN Kenteng Kec.

Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010?

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode drill dapat

meningkatkan kemampuan menghafal bacaan shalat fardu pada siswa kelas II SDN

(7)

Alhamdulillahi robbil 'alaamin, kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar tanpa halanagan suatu apapun. Shalawat serta salam semoga selelu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa Nur Illahi yang menyinari segenap alam dan yang semoga kita tergolong ummatnya yang akan mendapatkan syafaatnya besuk di hari qiyamah. Amin Allahumma Amin.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan pengerahan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih, dan dengan iringan doa semoga amal baik yang telah diberikan, mendapat pahala disisi Allah SWT.

Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Yth: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo sel;aku Ketua STAIN Salatiga.

*

2. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M. Ag. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Kepala perpustakaan dan para karyawan yang telah membatu untuk mencarikan buku-buku sebagai rujukan.

4. Kepala SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang yang memberikan waktu kepada penulis, untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna menyelesaikan skripsi ini.

(8)

7. Rekan-rekan yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari karena keterbatasan yang ada, skripsi ini masih jauh dari kekurangan. Untuk itu sumbang saran dan kritik untuk terciptanya tulisan yang lebih sempurna sangat penulis harapkan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya dan menjadi amal jariyah bagi penulis. Amin.

Salatiga, Juli 2010 Penulis

(9)

Halaman Judul... i

Persetujuan Pembimbing...ii

Pengesahan... iii

Pernyataan Keaslian Tulisan... iv

Motto dan Persembahan...v

Abstrak... vi

Kata Pengantar...vii

Daftar Isi... viii

Daftar Tabel... ix

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan... 4

E. Kegunaan Penelitian... 4

F. Batasan Operasional... 5

G. Metode Penelitian...6

H. Sistematika Penulisan...15

BAB H KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Menghafal Bacaan Shalat Fardu... 17

B. Metode Drill...29

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus... 60

B. Pembahasan... 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 79

B. Saran- Saran...79

C. Penutup... 80

Daftar Pustaka... x

Lampiran-Lampiran...xi

(11)

Tabel 3.1

Data Siswa Kelas II SDN Kentang 02 Kec. Susukan Kab. Semarang Tahun 2010

Tabel 4.1

Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus I

Tabel 4.2

Hasil Tugas Menghafal Siklus I

Tabel 4.3

Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus I

Tabel 4.4

Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus II

Tabel 4.5

Hasil Tugas Menghafal Siklus II

Tabel 4.6

Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus II

Tabel 4.7

Hasil Pengamatan Terhadap perhatian Siswa pada Siklus III

Tabel 4.8

Hasil Tugas Menghafal Siklus III

Tabel 4.9

Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus III

Tabel 4.10

(12)

Kab. Semarang Setelah Penggunaan Metode drill

Tabel 4.12

Rekap Hasil Pengamatan terhadap Perhatian Siswa

Tabel 4.13

Rekap Data Ketuntasan Belajar Siswa

Tabel 4.14

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum Sekolah Dasar yang diberikan mulai kelas I sampai kelas VI. Namun selama ini penyampaian materi PAI pada Sekolah dasar khususnya pada kelas II. Kendala tersebut berada pada kesulitan siswa memahami materi yang diberikan. Hal ini dikarenakan materi yang ada dalam pelajaran PAI lebih banyak menyangkut hal- hal yang abstrak dan ibadah.

Salah satu materi terpenting dalam PAI SD adalah bacaan shalat. Dikatakan penting mengingat shalat adalah rukun Islam yang kedua yang dilaksanakan setiap hari. Selain itu ibadah shalat diharapkan mampu mencegah manusia dari perbuatan yang tercela, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al Ankabut: 45

dJl sliUaJl 01 aUvaJl ja tiLJl ^ j l L» Jjl

.s’ l i O S t i t .s O L * jvijtj «UJIj

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu A l Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan

Juga sabda nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

£tJ-l j 'jk flilj dil J ofj dil V' aJI V jf {J s.

(al Bukhori, 1998, no. 8) j

(14)

Artinya: “Islam didirikan atas lima (perkara) yaitu bersaksi tidakada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad utasan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa ramadhari'.

Meskipun sedemikian penting namun demikian pengajaran bacaan shalat pada anak usia dini bukanlah suatu yang mudah. Anak-anak masih mengalami kesulitan untuk menghafal bacaan shalat fardu tersebut. Sebagai gambaran bahwa pada kelas II SDN Kenteng Kec. Susukan Kab. Semarang di mana penulis mengajar pada akhir tahun ajaran 2009/2010 ini para siswa masih mengalami kesulitan untuk mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilai 6. Pada tiga kali tes formatif terakhir nilai rata-rata kelas bahkan hanya mencapai nilai 5,9 saja.

Selama ini penyampaian materi PAI biasanya hanya disampaikan dengan metode ceramah saja. Di mana guru berbicara dan murid mendengarkan. Hal ini tentu akan membuat murid cepat jenuh, apalagi anak kelas II SD. Hal ini kemudian mengurangi minat belajar mereka sehingga selama proses belajar-mengajar mereka kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.

Karena pelajaran PAI terapan maka penyampaian secara konvensional dengan metode ceramah saja tentu akan sangat sulit diterima oleh anak serta lebih cepat membosankan karena bersifat abstrak dan tidak memberikan pengalaman secara langsung. Untuk itu perlu contoh kongkrit yang dapat dilakukan secara langsung oleh anak. Hal ini karena sangat berhubungan dengan praktek suatu ibadah seperti bacaan shalat.

(15)

Untuk itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian “PENINGKATAN

KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT FARDU MEMALUI METODE DRILL (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010)”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kemampuan menghafal bacaan shalat fardu sebelum menggunakan metode drill pada siswa kelas II SDN Kenteng Kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010?

2. Bagaimana penerapan metode drill pada siswa kelas II SDN Kenteng Kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010?

3. Apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan perhatian siswa kelas II SDN Kenteng Kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010?

4. Apakah penggunaan metode drill dapat meningkatkan kemampuan menghafal bacaan shalat fardu pada siswa kelas II SDN Kenteng Kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kemampuan menghafal bacaan shalat fardu sebelum menggunakan metode drill pada siswa kelas II SDN Kenteng Kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui penerapan metode drill pada siswa kelas II SDN Kenteng Kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010.

(16)

4. Untuk mengetahui penggunaan metode drill dapat meningkatkan kemampuan menghafal bacaan shalat fardu pada siswa kelas II SDN Kenteng Kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikuto, 1996: 67). Dengan kata lain hipotesis adalah pernyataan sementara (Black, 2001: 109). Adapun hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah bahwa "penggunaan metode drill dapat meningkatkan kemampuan menghafal materi bacaan shalat fardu pada siswa kelas II SDN Kenceng kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010”

Adapun tolok ukur keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila:

1. Hasil belajar menghafal bacaan shalat fardu setelah menggunakan metode drill lebih baik dibandingkan sebelum menggunakan metode drill.

2. Hasil belajar PAI siswa kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2009/2010 setelah menggunakan metode drill mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60, dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai 60 ke atas minimal 75%.

£ . Kegunaan Penelitian

1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan metode pembelajaran drill.

2. Sebagai salah satu strategi atau upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PAI.

(17)

4. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis.

5. Sumbangan pemikiran mengembangkan sistem kegiatan belajar mengajar di sekolah.

F. Batasan Operasional

Agar tidak menyimpang dari pokok masalah yang menjadi inti dari judul tersebut peneliti memberi batasan sebagai berikut:

1. Peningkatan Kemampuan Menghafal Bacaan Shalat Fardu

Kata "peningkatan" berasal dari kata "tingkat" yang berarti keadaan atau kwalitas yang lebih tinggi. Sedangkan kata "peningkatan" berarti usaha atau proses meningkatkan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; 1994: 1060). Adapun kata ’’kemampuan” dari kata “mampu” yang berarti kesanggupan atau kecakapan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; 1994: 623). Sedangkan kata ’’menghafal” dari kata ’’hafal” yang berarti telah masuk dalam ingatan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; 1994: 333). Bacaan berarti sesuatu yang di baca (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; 1994: 72). Adapun shalat sebgaimana tersebut dalam ensiklopesi Islam adalah rukun Islam kedua yang berupa ibadah kepada Allah SWT yang wajib dilakukan nuslim mukalaf yang dimulai dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri dengan salam dilengkapi dengan syarat, rukun, gerakan dan bacaan tertentu (Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam; 1997: 207). Sedangkan shalat fardu adalah shalat yang diwajiban bagi tiap-tiap orang dewasa dan berakal sebanyak 5 kali sehari-semalam (Rasyid; 1990: 53).

(18)

2. Metode Drill

Kata metode berarti cara keija bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan drill berarti latihan yang berulang-ulang dalam waktu singkat. Adapun metode drill yang penulis maksud di sini adalah suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan (Armai; 2002:

174).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Sebelum penulis memberikan laporan penelitian maka perlu kiranya penulis memberikan landasan teori tentang jalannya penelitian kali ini. Hal ini dimaksudkan agar penelitian ini beijalan sesuai dengan prosedur penelitian ilmiah yang benar. Ada beberapa jenis penelitian pendidikan yang berbeda. Perbedaan tersebut terkait dengan jenis tindakan, setting, intrumen dan metode penelitian (Mishra, 2005:43). Adapun penilitan yang dilakukan penulis ini adalah sebuah penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang teijadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan (Wiraatmaja; 2004: 11).

Penulis melakukan semacam ini karena penelitian yang akan penulis lakukan memenuhi kreteria sebagai berikut:

1. Problem yang dipecahkan merupakan praktis yang dihadapi penulis. 2. Peneliti memberikan perlakuan/treatment yang berupa tindakan terencana 3. Langkah- langkah yang peneliti lakukan berbentuk siklus.

(19)

Selain itu penelitian ini juga bersifat eksperimental, karena bertujuan

mendeskripsikan apa yang akan teijadi bila variabel- variabel tertentu dikontrol secara tertentu (Faisal, 1982: 42). Dalam hal ini veriabel yang dikontrol dan dimanipulatisi adalah media pengajarannya.

Penelitian ini sangat tepat digunakan untuk meningkatkan praktik mengajar supaya lebih efektif, meningkatkan pemahaman tentang praktik mengajar, dan dapat digunakan untuk meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik

(Bell; tt: 5).

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas dengan tujuan penelitian tindakan kelas yaitu memperbaiki dan meningkatkan mutu praktek pembelajaran (Suhaijono; 2008: 20). Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu bentuk teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai.

Menurut Suharsimi Arikunto berdasarkan tujuannya, penelitian tindakan dibagi menjadi 4 yaitu

a. Penelitian tindakan partisapatisi {participatory action research) yang menekankan keterlibatan masyarakat agar merasa memiliki program tersebut. b. Penelitian tindakan kritis {critical action research) yang menekankan adanya

niat yang tinggi untuk memecahkan bertindak memecahkan masalah kritis. c. Penelitian tindakan institusi {institutional action research) yaitu yang

(20)

d. Penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru baik sendiri maupun bekeijasama dengan peneliti lain (Arikunto, 2008: 57).

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berpengaruh sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini tujuan utama penelitian kelas ini ialah untuk meningkatkan praktik- praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan tindakan dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil. Hal ini bertujuan

agar guru dapat:

a. Mengkaji/ meneliti sendiri praktek mengajarnya. b. Melakukan PTK tanpa mengganggu tugasnya. c. Mengkaji pemasalahan yang dialami.

d. Mengembangkan profesionalismenya.

Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal- hal yang teijadi di masyarakat atau sekelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan. Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.

(21)

a. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar- benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan.

b. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

c. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.

d. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dan tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya. e. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang

berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu

(22)

Gambar 1.1

Denah Pelaksanaan Tindahan

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan meliputi timdakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsepsi siswa serta mengamati hasil atau dampak dan diterapkannya metode drill.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dan tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

(23)

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3 dimana masing-

masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu bab pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing- masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

2. Subyek Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan pada awal Mei sampai pertengahan Juni. Penelitian ini dilakukan pada akhir semester genap tahun ajaran 2009/2010. Penelitian dilakukan selama kurang lebih 6 minggu dengan 3 siklus dengan masing- masing siklus selama 2 minggu atau 2 kali pertemuan.

Siklus I Pertemuan pertama: hari Sabtu, 24 april 2010. Pertemuan kedua: hari Sabtu, 1 mei 2010.

Siklus II Pertemuan pertama: hari Sabtu, 8 mei 2010. Pertemuan kedua: hari Sabtu, 15 mei 2010.

Siklus III Pertemuan pertama: hari Sabtu, 22 mei 2010. Pertemuan kedua: hari Sabtu, 29 mei 2010.

b. Tempat Penelitian

Penilitian ini penulis lakukan di ruang kelas II SDN Kenteng Kec. Susukan Kab. Semarang.

c. Subyek Penelitian

(24)

3. Langkah- Langkah

a. Perencanaan

1) Menyusun tujuan instruksional.

2) Membuat skenario pembelajaran atau RPP. 3) Menyusun pre tes dan post tes.

4) Mendesain pedoman observasi sistematis bagi kerja guru selama pelaksanaan tindakan.

b. Tindakan

1) Melaksanakan doa.

2) Melaksanakan absesnsi siswa. 3) Melaksanakan pre test kepada siswa.

4) Analisis pre tes terhadap siswa untuk mengukur sejauh mana materi telah dikuasai sebelumnya.

5) Mempersiapkan media dan alat bantu yang diperlukan.

6) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang operasional pembelajaran dan tentang tugas yang akan diberikan.

7) Guru membantu siswa menghafal bacaan shalat fardu. 8) Guru mengadakan post tes.

c. Refleksi

(25)

4. Instrumen Penelitian

Adapun instrument/alat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Rencana pembelajaran ini merupakan suatu rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar.

b. Materi tentang bacaan shalat fardu.

c. Buku Penunjang Lembar observasi pembelajaran.

Lembar pembelajaran ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode drill terhadap kemampuan menghafal bacaan salta fardu.

d. Instrumen Manusia 1) Peneliti

Dalam penelitian tidakan kelas sebenarnya peneliti juga masuk sebagai intrumen penelitian. Sebagai instrumen penelitian seorang peneliti haruslah memiliki karakter sebagai berikut:

a) Responsif. b) Adaptif.

c) Menekankan aspek holistic.

d) Pengembangan berbasis pengetahuan. e) Memproses dengan segera.

f) Mampu memberikan klarifikasi dan kesimpulan. g) Kesempatan eksplorasi.

2. Mitra

(26)

menilai efektifitas jalannya kegiatan belajar- mengajar. Sehingga pelaksanaan

penelitian tindakan kelas dapat dinilai secara obyektif.

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan wali kelas II SDN 02 Kenteng Kec. Susukan Kab. Semarang Bpk Puji Hartono, S. Si. sebagai mitra. 5. Sumber Data

1) Dokumentasi.

2) Hasil 3 kali nilai kemampuan menghafal siswa sebelum menggunakan metode drill.

3) Hasil penilaian guru selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas. 4) Hasil pengamatan teman sejawat yang membantu sebagai mitra.

6. Analisa data

Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif. Pada metode observasi digunakan data kualitatif cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

a. Merekapitulasi hasil capaian .

Dalam penelitian tindakan kelas, peningkatan kemampuan menghafal siswa sebagai hasil tindakan merupakan aspek paling diharapkan berkaitan erat dengan analisis tentang prestasi belajar siswa seperti: analisis daya serap, ketuntasan belajar, dan nilai rata-rata. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

1) Ketuntasan belajar secara individu.

Peserta dikatakan tuntas belajar secara individu bila

(27)

% daya serap secara klasikal = Skor total seluruh peserta x 100% Skor idealseluruh soal

2) Ketuntasan belajar secara klasikal.

% ketuntasan belajar = Jumlah siswa yarn tuntas x 100% Jumlah seluruh siswa

Peserta dikatakan tuntas belajar secara klasikal bila memperoleh persentase daya secara klasikal > 75 %

3) Rata-rata hasil belajar

Nilai rata - rata = Jumlah nilai vans diperoleh seluruh siswa

b. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 60, sedangkan secara klasikal mencapai 75 % yang telah mencapai daya serap lebih dan sama dengan 60 %.

c. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh mitra sejawat pada kegiatan pengelolaan pembelajaran dan lembar pengamatan perhatian siswa

H. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab yang tersusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika penulisan skripsi.

(28)

Bab III: Merupakan laporan penelitian yang meliputi Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

Bab IV: Merupakan hasil penelitian meliputi Deskripsi per siklus, Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan.

(29)

BAB n :

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Menghafal Bacaan Shalat Fardu

1. Pengertian Shalat fardu

Asal makna kata shalat menurut bahasa adalah ”doa”, pengertian ini seiring dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Al Ahzab 56

L . . . 1 - J l a- Ip I Iy AT ^ J U l \j O j& z) aU I D I

Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya

Sedangkan shalat menurut istilah ialah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir serta disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. Adapun fardu adalah sesuatu yang harus dilaksanakan bagi umat Islam. Sehingga shalat fardu adalah shalat yang harus dilaksanakan oleh setiap mukalaf. (Rasyid, 1990:53-56)

Jadi shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim, diantaranya yaitu shalat fardhu atau shalat lima waktu merupakan shalat yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim apabila telah memenuhi syarat- syarat untuk melaksanakannya.

(30)

1 j lj olS'jJl IjJlj SlUaJl

Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'

2. Tujuan Shalat

Allah memerintahkan shalat kepada manusia tentulah ada tujuannya. Tujuan tersebut bukanlah untuk kepentingan Allah melainkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia maupun kelak di akherat. Sebelum melaksanakan shalat hendaknya terlebih dahulu kita ketahui apa sebenarnya tujuannya shalat itu:

a. Supaya manusia menyembah hanya kepada Allah semata, tunduk dan sujud kepada-Nya.

yiiLPli tff 01 dl U....

Artinya: ...Tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku. (QS. At- Thaha: 14)

b. Supaya menusia selalu ingat kepada Allah yang memberikan hidup dan kehidupan.

fj& iut^i J j

y y y > y

Artinya: Dirikanlah shalat itu untuk zikir kepada-Ku 3% (QS. Thaha:14) c. Sebagai wujud taatnya kepada sang pencipta

y y y y y

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supya mereka menyembah kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat [51]: 56).

(31)

CS-S-CUM iLJi oi j U i ijL £ ,\ ip \ i^1 l'

/Olinya: Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong bagi kamu, sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: [2] :153)

e. Supaya manusia terhindar dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, yang akan mendatangkan kehancuran.

U &

’jr f

<1)1

jTjJj

S * * X

^ aLUaJl 01 aULdt

• ^ C

0

Artinya: dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Ankabut [29] :45)

(32)

Allah dia terpelihara dari kedurhakaan, dosa dan ketidakwajaran, karena shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadahibadah yang lain.

Ayat di atas menjadi bahan diskusi dan pertanyaan para ulama khususnya setelah melihat kenyataan bahwa banyak diantara kita yang shalat, tetapi shalatnya tidak menghalangi dari kekejian dan kemungkaran. Persoalan ini telah muncul jauh sebelum generasi masa kini, sebab shalatnya tidak khusyuk. Banyak pendapat ulama tentang pengaitan ayat ini dengan fenomena yang terlihat dalam masyarakat. Ada yang memahaminya dalam pengertian harfiah. Mereka berkata sebenarnya shalat memang mencegah dari kekejian. Kalau ada yang masih melakukannya maka hendaklah diketahui bahwa kemungkaran yang dilakukannya dapat lebih banyak daripada apa yang terlihat atau diketahui itu, seandainya dia tidak shalat sama sekali. Ada lagi yang berpendapat bahwa kata shalat pada ayat di atas bukan dalam arti shalat lima waktu itu, tetapi dalam arti doa dan ajakan ke jalan Allah. Seakan-akan ayat tersebut menyatakan: laksanakanlah dakwah, serta tegakkan amr ma.ruf karena itu mencegah manusia melakukan kekejian dan kemungkaran.

(33)

setiap itu pula bertambah dampak pencegahan itu, dan sebaliknya kalau berkurang maka akan berkurang pula dampak tersebut.

3. Hikmah Shalat

Allah mewajibkan ibadah Shalat tentu ada hikmah dibalik itu semua, dan hikmah itu tentunya diperuntukkan bagi orang-orang yang mengerjakannya. Banyak sekali hikmah yang terkandung didalam shalat, baik yang dihasilkan melalui bacaan maupun gerakan anggota badan, baik untuk kesehatan jasmani (fisik) maupun rohani (Psikis), baik dari kesehatan (ketundukan) sebagai hamba Allah maupun dari segi peribadatan. Salah satu hikmah shalat ialah dapat mencegah diri dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, dan masih banyak hikmah-hikmah yang ditimbulkan dari shalat antara lain:

a. Mendekatkan Diri Kepada Allah

Mendekatkan diri kepada Allah memang langkah yang bagus adalah dengan melaksanakan shalat. Dengan shalat kita sudah termasuk membangun agama islam artinya sudah termasuk salah satu cara untuk menegakkan agama Allah.

Shalat yang dilakukan dengan benar atau melakukannya dengan khusyuk akan menimbulkan kedekatan diri terhadap Allah swt. Shalat yang dimaksud disini tidak cukup hanya dengan gerakan dan ucapan, akan tetapi batin kita ikut shalat, atau lebih spesifiknya shalat yang bisa membawa kedekatan seorang hamba kepada Allah ialah shalat secara formal atau secara maknawi. Hal ini akan memberi dampak positif pada hamba dan akan membentuk kedekatan diri kepada Allah.

(34)

0> 0 ,

Artinya....Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). ( QS. Al-.Alaq: 19)

b. Mencegah dari Sifat Keji dan Mungkar

ljC- alL/ail d)l

Artinya; .dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu bisa mencegah diri dari perbuatan keji dan muingkar., (QS. Al-.Ankabut [29]: 45) Apabila manusia meresapi benar-benar makna thaharah dan shalat dari awal sampai akhir, niscaya itu dapat membentuk pikiran dan hatinya dengan sebaikbaiknya. Bacaan shalat yang berisi puji-pujian, pengakuan, pengaduan, doa, dan sebagainya itu merupakan penuntunan ke arah yang kebaikan. Dengan meresapi benar-benar, tidaklah terpikir untuk jahat Hikmah besar yang ditimbulkan oleh shalat adalah terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Hikmah itu akan tampak dari cerminan akhlak seseorang dalam pergaulan sehari-hari. Inilah kiranya yang dikehendaki Allah dalam firmannya diatas.

Ayat tersebut mengandung arti bahwa hakekat shalat itu adalah .membersihkan diri dari perbuatan keji yang membawa kehinaan dan kemiskinan diri dari perbuatan yang busuk, sedangkan yang memelihara seseorang dari perbuatan keji, dosa dan kemungkaran adalah shalat itu sendiri, karena shalat itu memelihara seseorang, selama orang tersebut memelihara shalatnya.

c. Shalat menimbulkan Jiwa Yang Tenang Firman Allah SWT:

(35)

Artinya ..Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Allah.. ,.(QS. Thahaa: 14). Salah satu hikmah shalat ialah bisa menimbulkan ketenangan bagi diri seseorang. Jiwa yang tenang itu merupakan sebuah tingkat lanjutan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapainya. Pada tingkat ketenangan, seseorang bisa merasa puas pada kehidupan, pekeijaan, dan keluarga. Semakin kita menyelam ke dalam, hati kita menjadi semakin terbuka dan kita mampu menyentuh percikan ilahiah di lubuk hati terdalam. Kalau perjuangan batiniyah telah usai, akhirnya tabir terakhir, yakni rasa keberadaan yang terpisah, menjadi tersingkap, dan tiada sesuatupun yang tertinggal, kecuali sifat ketuhanan

d. Memiliki Sikap Disiplin Dan Tanggung Jawab

(36)

manfaat. Waktu diibaratkan seperti pedang, dan waktu itu diibaratkan sebagai

uang, tentu amat rugi bagi orang-orang yang tidak dapat mempergunakan waktunya.

e. Memupuk Rasa Solidaritas, Persatuan Dan Kesatuan

Untuk mencapai jiwa persatuan tentulah banyak metode diberikan dalam ajaran islam, salah satunya adalah shalat. Shalat merupakan bentuk ibadah pertama yang diwajibkan kepada muslim baligh, berakal sehat dan suci dari haid dan nifas (bagi perempuam). Dalam kewajiban ini tidaklah dibedakan antara kewajiban orang berpangkat dengan rakyat jelata, orang kaya dengan orang miskin, orang berpendidikan tinggi dengan orang yang tidak berpendidikan, semua dihukumi wajib shalat, baik dikala sehat maupun dikala sakit, baik dikala ditempat maupun dipeijalanan, baik dikala aman bahkan dikala terjadi peperangan wajib mendirikan shalat dengan ketentuan-ketentuan tertentu.

Dalam ibadah shalat, .kesadaran manusia vertical spiritual dan aksi sosial itu disimbolisasikan dengan ucapan takbir dipermukaan shalat dan diakhiri dengan salam sambil menengok kekanan dan kekiri. Keduanya merupakan bahasa perm orfatif dan deklaratif bahwa setiap muslim yang selalu menegakkan perintah shalat baru akan bermakna shalatnya kalau di lanjuti dengan sikap kepedulian sosial secara nyata.

f. Melatih konsentrasi

(37)

dengan memasalkan pikiran dan pemahaman seria renungan akan isi,

makna dan maksud yang terkandung dalam rangkaian kalimat tersebuL.68 Hal yang demikian akan membiasakan orang terlatih konsentrasi dan memusatkan pikiran, perhatian dan perasan serta kemauannya dalam

seg ala p e rso a la n Hasilnya a d a la h mampu m e n g h a d a p i persoalan dengan

konsentrasi dan perhatian yang penuh, membimbing dengan seksama,

m em p e rh atik an d e n g a n teliti dan menghadapi masalah dengan

sebaik-baiknya, barulah akan mengambil keputusan terbaik.

4, Macam-macam skaiat £ardhu

Shalat fardhu ada lima dan masing-masing mempunyai waktu yang ditentukan Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS An Nisa’: 103

!jL*U l i l i t l L l li^i J L 'j j k j j i i j C \A kill I j ^ i l i slitaJ' lili

^ ' s ' s > ^

\ j / y

i&r

J *

ciir :iQ

o\

suun

Atinyac Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu} r ingatkah Allah d i waktu berdiri, d i waktu duduk dan d i waktu berbaring.

Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman

Juga hadits nabu

j*

j u iui J i J —Ji

^

Attiayzidpakah amal yang paling di cinUn A lla h Nabi menyawab: shaialpada waktunya-^&hohsh Muslim; hadits no:504)

Umat muslim diperintahkan untuk menunaikan berdasarkan dengan

(38)

a. Zhuhur Awal waktunya setelah condong matahari dari pertengahan langit.

Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan semua itu. Sebagaimana sabda Rasululah SAW:

j-A*Jl L» Jar ^1 JJo ■'-'l c J lj Ikl cA j

Artinya: Waklu dhuhur ialah apabila m atahari samapai terjadinya bayangan seseorang seperti bayangannya selagi belum masuk waktu asar (al Bukhari, 1997, no: 612)

b. Ashar Waktunya mulai dari habisnya waktu zhuhur, sampai terbenamnya

matahari.

Jl>-I t lj il lil I •» y cA®- ijy-»j j* ^ tjf" ed-»

^s-<J*>L«s ^ ;.l» ^...«..tJl 01 ^j-» a-isv-*

Arinya: Dari Abu Huraihar ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: apabila kamu menemukan satu sujud dari shalat asar sebelum terbenam matahari maka sempurnakanlah shalatnya. (Shahih Muslim, hadits no^531)

c. Maghrib Waktunya dari terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq (awal senja) merah.

JjjLidl jl L* i_Jj*il epk^a C J jj

Artinya: waktu maghrib adalah sebelum hilangnya syafaq (al Bukhari, 1997, no: 612)

d. Isya’ Waktunya mulai dari tcbenam syafaq (awal senja), hingga terbit fajar.

e. Subuh Waktunya dari terbit fajar shidiq, hingga terbit matahari.

(39)

Artinya: Dan -waktu shalat subuh adalah sampai terbit matahari: (al Bukhari, 1997, no: 612)

B. Metode Drill

1. Metode Pembelajaran

Kajian tentang metode pembelajaran secara akademis telah dikembangkan sejak 2500 tahunan yang lalu. Seorang filosof ternama Plato yang hidup sekitar 427-347 sebelum Nabi Isa lahir dengan metode pembelajarannya ”dialougue” atau sekarang dikenal dengan metode diskusi. Perkataan metode pembelajaran atau inlructional m ethod berasal dari bahasa Yunani yaitu metha dan hodos. Metha berarti dibalik atau di belakang hodos berarti melalui Mau jalan (Rasyad; 2003:100) Plato sendiri memberikan definisi pembelajaran adalah mengasuh jasmani dan rohani supaya sampai kepada keindahan dan kesempurnaan yang telah dicapai (Yunus; 1999: 5).

Di masa lalu pengajaran dipandang sebagai proses mengisi otak dengan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan tersebut, metode yang digunakan guru hanya berpusat pada metode ceramah. Lahirnya teori-teori bani yang menjelaskan karakteristik belajar membawa pembahan pada watak pengajaran dan memunculkan berbagai metode mangajar (Suparta,

1998: 159).

Mengajar bukan semata persoalan menceritakan dan belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri, penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang optimal, karenanya diperlukan suatu strategi yang dapat mendukung

(40)

Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, cara menyelidiki (Poerwadarminta; 1986: 649). Sedangkan metode pendidikan adalah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Kata metode di sini diartikan secara luas. Karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka metode yang dimaksud di sini mencakup juga metode mengajar. Ada banyak metode mengajar dalam literatur pendidikan baik secara umum maupun khusus pendidikan Islam. Disebut metode umum karena metode tersebut digunakan untuk mengajar pada umumnya. Metode-metode pangajaran umum tersebut bisa saja digunakan untuk mengajarkan ilmu pendidikan Islam untuk memperkaya metode pendidikan Islam (Tafsir, 1998: 131).

Kemudian dari dalam Ensiklopedi Pendidikan, metode diartikan sebagai jalan, cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Jadi dari bebrapa pengertian tersebut, dapat di simpulkan bahwa metode adalah cara yang tepat dan terencana untuk melakukan segala aktifitas guna mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.

(41)

Penggunan metode pembelajaran yang kurang tepat dapat menghambat pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran. Sedangkan apabila metode yang digunakan guru tepat, maka tujuan pembelajaran dapat

tercapai secara efektif.

Pada kenyataannya, cara atau metode mengajar yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Begitu juga dengan metode yang digunakan, untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi atau untuk menjawab suatu pertanyaan tertentu, akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri dalam menghadapi berbagai persoalan.

(42)

Dengan memperhatikan hal»hal tersebut, guru dapat menggunakan metode yang tepat untuk membelajarkan suatu materi kepada siswanya dan dengan metode tersebut tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ketika sebuah pembelajaran mengalami hambatan untuk mencapai tujuannya dengan efektif maka sebuah metode memegang peranan yang penting. Sebuah metode pembelajaran mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Sebagai alat motivasi ekstrinsik

Metode berfungsi sebagai alat ekstrinsik karena dapat mendorong teijadinya proses pembelajaran yang lebih hidup di dalam kelas. Motifasi ini terlepas dari unsur utama pembelajaran yaitu guru, peserta didik dan bahan ajar

b. Sebagai strategi pembelajaran

Ini terlepas dari unsur utama pembelajaran yaitu guru, peserta didik dan bahan ajar

c. Sebagai alat mencapai tujuan

Pembelajaran selalu mempunyai tujuan yang berbeda. Tentu saja perberbedaan tujuan pembelajaran yang ditentukan membuat seorang guru harus menggunakan metode yang berbada untuk mencapainya. Sehingga penggunaan metode yang tepat akan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran yang ditentukan.

(43)

diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik

tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.

Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok babasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode, penyajian pengajaran menjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian menggunakan contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di sini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk berpartisipasi. Seorang guru yang pandai berpidato dengan segala humor dan variasinya, mungkin tidak mengalami kesulitan dalam berbicara, ia dapat memukau siswa dan awal sampai akhir pengajaran. Akan tetapi bagi seorang guru bicara, uraiannya akan terasa kering, untuk itu ia dapat mengatasi dengan uraian sedikit saja, diselingi tanya jawab, pemberian tugas, keija kelompok atau diskusi sehingga kelemahan dalam berbicara dapat ditutup dengan metoda lain. Ketrampilan mengadakan variasi ini bertujuan untuk:

a. Menimbulkan dan membangkitkan perhatian siswa kepada aspek belajar mengajar yang relevan.

(44)

c. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan

berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya (Usman, 2003: 84).

Selanjutnya pengertian tentang pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia telah dijelaskan bahwa kata pembelajaran itu sendiribermakna proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Jadi dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa arti dari metode pembelajaran adalah suatu taktik atau trik yang harus dikuasai dan diterapkan pendidik dalam berlangsungnya proses belajar mengajar. Agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

(45)

Seorang guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam menentukan atau memilih kegiatan yang tepat dan efektif. Untuk mencapai tujuan dari pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain guru dituntut untuk dapat menentukan metode pembeljaran yang tepat dan efektif. Namun tidak ada strategi pembelajaran yang baik untuk semua situasi dan kondisi. Setiap situasi dan kondisi tertentu memiliki metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi tersebut. Oleh karena itu guru harus mengetahui dasar-dasar pemilihan metode pengajaran agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.

Proses pembelajaran menuntut guru dalam merancang berbagai macam metode pembelajaran yang memungkinkan teijadinya proses pembelajaran dari diri siswa. Rancangan ini merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru sendiri maupun pagi siswa. Keaktifan dalam pembelajaran tercermin dari kegiatan baik yang dilakukan guru maupun siswa dengan menggunakan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun perencanaan, proses pembelajaran dan evaluasi.

b. Adanya keterlibatan intelectual-emosional siswa baik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat dan pembentukan sikap.

c. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses pembelajaran

(46)

e. Biasakan menggunakan berbagai metode, media dan alat secara bervariasi (Asrori, 2008: 91).

Langkah selanjutnya dalam proses pemilihan strategi pembelajaran adalah penentuan lingkungan belajar. Dalam hal ini ada tiga setting belajar dan studi independen atau keija praktek. Masing- masing dari ketiga tersebut mempunyai strategi pembelajaran sendiri- sendiri. Untuk ketiga kelas besar lebih cocok di gunakan metode ceramah atau diskusi kelompok, untuk kegiatan laboratorium lebih tepat di gunakan alat- alat, dan kegiatan studi praktek karena dengan praktek akan memungkinkan siswa mendapat pengalaman langsung mengenai tanggungjawab yang akan diembannya kelak.

Dalam memilih suatu strategi, hendaknya dapat mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima pelajaran dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan pelajaran yang telah diberikan. Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

(47)

a. Dalam metode pembelajaran diperlukan landasan, baik filosofis, psikologis maupun teori-teri dalam belajar.

b. Dalam pengembangan isi atau materi diperlukan kemampuan mengorganisasi materi dalam pembelajaran dan urutan yang rasional. c. Dalam melaksanakan prses pembelajaran sebagai implementasi metode

pembelajaran diperlukan kemampuan mengangani pelajaran, menggunakan alat, metode dan fasilitas belajar.

d. Untuk menilai hasil pencapaian pembelajaran diperlukan kemampuan mengevaluasi.

e. Pada tingkat yang lebih tinggi metode pembelajaran diarahkan untuk menumbuhkan kepribadian siswa sesuai dengan tujuan akhir pendidikan yang hendak di capai (Asrori, 2008: 97).

Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan teijadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.

Ada banyak sekali metode pengajaran yang digunakan oleh para pendidik, salah satu metode pengajaran yang digunakan adalah metode drill/ latihan. Seberapa efektifkah metode ini dan bagaimanakah metode ini dipergunakan dalam proses pembelajaran ?

2. Metode Drill

(48)

keterampilan tertentu. Winamo Surachmad (1979) menyatakan metode drill atau disebut metode latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau ketrampilan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktik suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap-siagakan (Basyirudin, 2002: 55). Sedangkan Menurut Zuhairini (2002) metode drill adalah suatu metode dalam pembelajaran dengan cara melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Sedangkan Roestiyah NK (2002) menyatakan matode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan dengan suatu cara mengajar dimana siswa melakukan latihan-latihan agar memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Sedangkan Zakiyah Darojat dkk mengatakan bahwa, penggunaan istilah ’’latihan” sering disamakan dengan istilah ’’ulangan” padahal yang dimaksud berbeda. Latihan dimaksudkan agar penetahuan dan kecakapan tertentu dapat dimiliki anak didik dan dikuasai sepenuhnya. Sedangkan ulangan adalah hanya sekedar untuk mengukur sejauhmana ia menyerap pelajaran tersebut (Armai, 2002:175).

Metode drill atau disebut latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa iangsung diajak menuju ketempat latihan keterampilan/ eksperimental, seperti untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dsb. Metode ini

(49)

menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.

Metode drill/latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan. Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama.

Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar. Hakekat metode drill adalah pembiasaan. Pembiasaan merupakan proses pendidikan. Pendidikan yang instan biasanya melupakan aspek pembiasaan ketika suatu praktek sudah terbiasa dilakukan maka akan menjadi suatu tradisi yang sulit dilupakan (Azizy, 2004:147).

Metode drill tidaklah dapat digunakan kepada semua materi pelajaran. Metode ini wajar digunakan untuk :

a. Kecakapan motoris, misalnya: menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya).

b. Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.

Adapun dalam menggunakan metode drill ini hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

(50)

b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikeijakan.

c. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. d. Selingilah latihan agar tidak membosankan.

e. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan

secara perorangan pula.

Agar penggunaan metode drill dapat efektif, maka harus memenuhi syarat sebagai berikut

a. Sebelum dimulai pelajaran, hendaknya diawali dahulu dengan pemberian materi.

b. Metode yang dipakai hanya untuk bahan pelajaran kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis.

c. Diusahakan hendaknya masa latihan dilakukan secara singkat, hal itu dimungkinkan agar tidak membosankan siswa.

d. Maksud diadakannya latihan ulangan harus memiliki tujuan yang lebih luas. e. Latihan diatus sedemikian rupa sehingga bersifat menarik dan dapat

menimbulkan motivasi belajar siswa (Armai, 2002: 175-176)

(51)

digunakan oleh guru tidak ada yang dia-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat dan dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat disebut dampak langsung

(intructional effects), sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang lama dinamakan dampak pengiring (nurturant effects) (Djamarah, 2000: 193). Karena itu setiap metode selalu memiliki kelebihan dan kelemahan.

Adapan kelebihan metode drill antara lain:

a. Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.

b. Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.

c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

d. Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.

e. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.

f. Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.

Sedangkan kelemahan metode drill

(52)

b. Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.

c. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara otomatis.

d. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh guru.

Adapaun usaha yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kelemahan metode drill ini antara lain:

a. Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb. b. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang

mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai.

c. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama, pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan.

(53)

e. Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan kemudian kecepatan, yang keduanya harus dimiliki oleh peserta didik (Saputra dan Aly, 2003:189-

190).

Adapun pelaksanaan metode drill sendiri menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Dril hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis. b. Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas.

1) Sebelum dilakukan anak didik perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu sendiri.

2) Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan mereka selanjutnya

3) Siswa harus mempunyai sikap bahwa latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar

c. Latihan itu pertama-tama harus ditekankan pada diagnosa: 1) Pada taraf permulaan jangan diharapkan hasil yang sempurna. 2) Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul

3) Respon yang benar harus dikenal siswa, respon yang salah harus diperbaiki

4) Siswa memerlukan waktu untuk mewarisi latihan, perkembangan arti dan kontrol

5) Di dalam latihan, pertama-tama ketetapan, kemudian kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus tercapat.

d. Masa latihan harus relatif singkat, tetapi sering dilakukan pada waktu lain. e. Masa latihan harus menarik, gembira dan menyenangkan.

(54)

2) Setiap kemajuan siswa harus jelas

3) Hasil latihan terbaik harus sedikit menggunakan emosi. f. Pada wal latihan harus mendahulukan proses yang esensial.

g. Proses latihan dan kebutuhan harus disesuaikan dengan perbedaan individu. 1) Tingkat kecakapan yang diterima pada suatu saat tidak harus sama 2) Latihan secara perseorangan sangat perlu untuk menambah latihan

kelompok (Armai, 2002: 176-178)

(55)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini penulis lakukan pada awal Mei sampai pertengahan Juni tanun 2010. Penelitian ini dilakukan pada akhir semester genap tahun ajaran 2009/2010. penelitian dilakukan selama kurang lebih 6 minggu dengan 3 siklus dengan masing- masing siklus selama 2 minggu atau 2 kali pertemuan.

Siklus 1 Pertemuan pertama: hari Sabtu, 24 april 2010. Pertemuan kedua: hari Sabtu, 1 mei 2010.

Siklus II Pertemuan pertama: hari Sabtu, 8 mei 2010. Pertemuan kedua: hari Sabtu, 15 mei 2010.

Siklus 111 Pertemuan pertama: hari Sabtu, 22 mei 2010. Pertemuan kedua: hari Sabtu, 22 mei 2010.

Sebagai catatan bahwa di daerah Kec. Susukan untuk Sekolah Dasar pada hari Sabtu tidak diadakan Jadwal Pelajaran Regular namun diisi untuk pengembangan siswa. Untuk itu penulis menggunanakan waktu tersebut untuk melakukan penelitian

Penilitian ini penulis lakukan di ruang yang biasa untuk melakukan proses belajar-mengajar kelas II di SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang.

(56)

Tabel 3.1

Data Siswa Kelas II SDN Kentang 02 Kec. Susukan Kab. Semarang Tabun 2010

No Nama Jenis Kelamin Usia Rangking Kelas Pekerjaan Orang tua

1 Afifatul Umayah P 8 3 Sopir

2 Ahmad Zaenul Falaq L 7 6 Tani

3 Devi Wulandarai P 7 5 Kadus

4 Hasan Setyawan L 7 9 Karyawan Pabrik

5 Ricky Setyawan L 7 10 Pedagang

6 IkaNur Aini L 8 8 Sopir

7 Indah Puspita Putri P 7 1 Karyawan Pabrik

8 Oktavia Wulandari P 8 11 Buruh

9 Eslin Ernawati P 7 2 Karyawan Toko

10 Rahmad S L 8 15 Buruh

11 Neli Hidayati P 7 4 Pedagang

12 Wahyu Setyawan L 8 17 Sopir

13 Rama bintang P L 7 16 Teknisi

14 Alip Hakim L 7 19 PNS

15 Ridho Hanail L 8 22 PNS

16 M Rifki Setyawan L 8 20 Tani

17 Egi Cahyo Prasetyo L 7 7 Buruh

18 MZaki L 8 14 Sopir

19 lta Melawati P 8 18 Sopir

20 Uafa Nahradila P 7 17 Tani

21 Endang Sri S P 7 8 Karyawan Pabrik

22 Yunus Fajar L 7 13 Pedagang

23 Salsabila Ayu Y P 7 23 Guru Swasta

24 Zaenal Arifin L 7 24 Tani

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus pertama, dalam dua pertemuan yaitu sebagai berikut. 1. Petemuan pertama

Hari, tanggal : Sabtu, 24 april 2010

(57)

Tempat : Ruang Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab.

Semarang

2. Pertemuan ke dua

Hari, tanggal : Hari Sabtu, 1 mei 2010

Waktu : Jam Ke-IV dan Ke-V (09.00 - 10.30)

Tempat : Ruang Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang

Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut: PAI

II/2

1 Memahami bacaan shalat fardu 1.2. membaca doa iftitah

Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

1.2.1. Siswa mampu membaca doa iftitah dengan benar 1.2.2. Siswa mempu menghafalkan doa iftitah

1.2.3. Siswa mampu mempraktekkan bacaan doa iftitah

Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan pengertian doa iftitah dalam shalat fardu 2. Menghafalkan doa iftitah

Materi Pembelajaran

1. Bacaan shalat fardhu 2. Bacaan doa iftitah

Metode Pembelajaran

(58)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah

sebagai berikut: 1. Perencanaan

a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu bacaan shalat fardhu

b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar

mengajar.

c. Merancang pembelajaran dengan mempersiapkan materi bacaan doa iftitah. d. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui

perubahan dan perkembangan.

e. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui perubahan dan perkembangan.

2. Tindakan

a. Kegiatan Awal

1) Guru memimpin doa 2) Guru mengabsensi siswa 3) Guru mengadakan pree test.

4) Guru memberi penjelasaan tentang jalannya pembelajaran

b. Kegiatan Jnti

1) Guru memberikan contoh bacaan doa iftitah 2) Siswa menirukan bacaan doa iftitah.

3) Guru memperhatikan siswa

(59)

c. Kegiatan Akhir

1) Guru memberikan tugah menghafal satu persatu

2) Siswa melaksakan tugas menghafal 3) Guru menutup pertemuan dengan berdoa

Adapun dalam pelaksanaan ini mitra peneliti melakukan pengamatan. Adapun hal- hal yang diamati adalah sebagai berikut:

a. Siswa

Pada pengamatan terhadap siswa ini, aspek yang diamati meliputi 1) Kehadiran siswa

2) Perhatian siswa terhadap guru 3) Ketekunan siswa dalam menghafal. b. Guru

Pada pengamatan terhadap guru ini, aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

1) Kehadiran Guru.

2) Penampilan guru di depan kelas. 3) Penyampaian materi pelajaran. 4) Pengelolaan kelas.

5) Pendangan dan suara guru. 6) Bimbingan guru kepada siswa. 7) Ketepatan waktu.

3. Refleksi

(60)

dalam mempersiapkan materi pembelajaran. Hal yang menonjol adalah siswa belum mampu mengikuti bacaan yang dicontohkan oleh guru karena banyak yang kuran jelas. Pada Siklus 1 siswa masih menganggap menghafal itu merupkan mainan saja yang tidak mengandung unsur pendidikannya, maka bimbingan guru dan motivasi sangat diperlukan agar siswa mengerti betul maksud dan tujuan kegiatan pembelajaran ini. Dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siswa harus diberi motivasi agar semangat dalam proses belajar mengajar dapat tumbuh dengan baik, disamping itu juga diberi latihan-latihan soal yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. Apabila siswa dapat menyelesaikan dengan benar guru memberi penguatan atau penghargaan agar siswa merasa senang.

Dengan melihat hasil belajar dari 24 siswa terdapat 50 % yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar klasikal yaitu mendapat nilai kurang dari 60, sedang siswa yang tuntas belajar ada 50% yang dapat dikategorikan tuntas belajar klasikal dengan rata- rata nilai kelas 6.

Untuk mempermudah gambaran jalannya siklus II perhatikan gambar 4.1

Gambar 4.1

Denah Siklus I

Perencanaan Tindakan Refleksi

- Mempersiapkan - PreeTest - Perhatian anak masih

materi - Peghafalan bacaan kurang

pembelajaan yaitu doa iftitah dengan - Nilai ketuntasan juga

bacaan doa iftitah. berulang-ulang masih kurang

- Menyusun RPP _______ N - Penjelasan Guru K - Terjadi peningkatan

- Mempersiapkan - Pengamatan Mitn dari tes formatif

tes formatif

--- 1 / - Mengerjakan --- 1 / sebelumnya

berupatugas tugas menghafal - Masih terkendala suara

menghafal yang kurang jelas

(61)

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 11

Pelaksanaan tindakan siklus pertama, dalam dua pertemuan yaitu sebagai berikut.

1. Petemuan pertama

Hari, tanggal : Hari Sabtu, 8 mei 2010

Waktu : Jam ke IV dan V (09.00- 10:30)

Tempat :Ruang Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang

2. Pertemuan ke dua

Hari, tanggal : Hari Sabtu, 15 mei 2010

Waktu : Jam Ke-IV dan Ke-V (09.00 - 10.30)

Tempat :Ruang Kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan Kab. Semarang

Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut: Mata Pelajaran : PAI

Kelas/ Semester : II/2

Standar Kompetensi : 1 Memahami bacaan shalat fardu

Kompetensi Dasar :1.2. membaca bacaan ruku’, i’tidal, sujud dan duduk antara kedua sujud

Indikator :

1.2.1 Siswa mampu membaca bacaan ruku’, i’tidal, sujud dan duduk antara kedua sujud dengan benar

1.2.2 Siswa mempu menghafalkan bacaan ruku’, i’tidal, sujud dan duduk antara kedua sujud.

(62)

Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan pengertian bacaan ruku’, i’tidal, sujud dan duduk antara kedua sujud dalam shalat fardhu.

2. Menghafalkan bacaan ruku’, i’tidal, sujud dan duduk antara kedua sujud

Materi Pembelajaran

1. Bacaan shalat fardu

2. Bacaan bacaan ruku’, i’tidal, sujud dan duduk antara kedua sujud

Metode Pembelajaran

1. Ceramah 2. Drill

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas adalah

sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu bacaan shalat fardu

b. Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Merancang pembelajaran dengan mempersiapkan materi bacaan ruku’, i’tidal, sujud dan duduk antara kedua sujud.

d. Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan.

Gambar

Tabel 4.11Rekap Hasil menghafal pelajaran PAI Siswa kelas II SDN Kenteng 02 Kec. Susukan
Gambar 1.1Denah Pelaksanaan Tindahan
Gambar 4.1Denah Siklus I
Gambar 4.2 Denah Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ajaran Konfusius tentang perempuan mempunyai dua sisi, yaitu satu sisi menempatkan perempuan dalam kedudukan yang mulia sebagai pihak yang berperan dalam

Pada gambar terlihat jelas bahwa semakin kuat asam serta semakin besar konsentrasi larutan yang digunakan ketika proses delignifikasi semakin besar pula kadar

This indicated that the alternative hypothesis stating that the interactive video media increases the students’ writing scores in analytical exposition text at XI grade

(7) Ketika Hudzaifah sakit keras menjelang ajalnya tiba, beberapa orang sahabat datang mengunjunginya pada tengah malam. Hudzaifah bertanya kepada mereka, “Pukul

Untuk dapat lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil kepada Negara serta mewujudkan keadilan dalam memberikan penghargaannya, maka Peraturan

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Mengah Atas PGII 1 Bandung yang beralamat di Jalan Panatayuda No 2 Bandung. pemilihan lokasi ini dikarenakan peneliti sebelumnya

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG JADUAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN DAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT. Daerah adalah Provinsi Jawa Barat. Pemerintah Daerah adalah

Apakah Perusahaan tempat Saudara bekerja melakukan usaha untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan melalui motivasi positif dan motivasi negatif. - Iya , Perusahaan