• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQH MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELASVII SMP MUHAMMADIYAH 03 AMPEL KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQH MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELASVII SMP MUHAMMADIYAH 03 AMPEL KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010 - Test Repository"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

N UM BERED H EADS TOGETHER (NHT) PADA SISW A KELAS VII SM P M UHAM M ADIYAH 03 AM PEL KECAM ATAN AMPEL

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

FATMAWATI LATIFAH NIM. 11106034

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

2010

(2)

Suwardi, M. Pd Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lampiran : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

Sdr. FATMAWATI LATIFAH NIM : 11106034

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga di Tempat

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama NIM

Jurusan/ prod i Judul

: FATMAWATI LATIFAH : 11106034

: Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam

: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 03 AMPEL KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010

Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut di atas segera di munaqosahkan.

Demikian harap menjadi periksa.

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Salatiga, 31 Agustus 2010 Pembimbing

Suwardi, M. Pd

NIP. 19670121 199903 1 002

(3)

S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T IG A

Jl. T e n ta ra P e la ja r 0 2 T e lp . (0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 , 3 2 3 4 3 3 Fax 3 2 3 4 3 3 S alatig a 5 0 7 2 1 W e b s ite rw w w .s ta in s a la tig a .a c .id E -m ail: a d m in is tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi saudara : Fatmawati Latifah dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11106034 yang berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQH MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 03 AMPEL, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010 telah dimunaqasahkan dalam Sidang Panitia, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada hari selasa, 31 Agustus 2010 yang bertepatan pada tanggal 21 Ramadhan 1431 H. dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Salatiga, 31 A gustus 2010 21 Ramadhan 1431

Panitia Ujian »

y Sekretaris

Pr^Tmam Sutomo, M.A^^ S l^ L ^ ^ jyDr. Rahmat Hftryadi, M.Pd NIP. 19580827 198303 19670112 199203 1 005

Penguji II

Dra. Siti Asdigoh, M.Si NIP. 19680812 199403 2 003

Peni Susapti, M.Si NIP. 19700403 200003 2 003

Pembimbing

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah in i:

Nama : Fatmawati Latifah

NIM . : 11106034

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau di rujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 31 Agustus 2010

Fatmawati Latifah NIM. 11106034

(5)

Not only teach, but also touch.

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Ibu dan bapak tercinta yang telah membesarkan dan mendidikku dengan

untaian do'a dan kasih sayang yang selalu menngiringi langkahku, sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi di perguruan tinggi.

2. Kakak-kakakku yang aku sayangi Mas Udin, Mbak Ratih yang senantiasa

memberikan semangat dan doa-doanya sehingga penulis dapat segera

menyelesaikan skripsi ini dan dengan kalian aku dapat belajar tentang

kesabaran.

3. Adik-adikku Anie dan Hasan, walaupun kalian sering membuatku jengkel

tetapi gelak tawamu yang dapat mengobatiku disaat aku jemu.

4. Bapak dan ibu guru di SMP Muhammadiyah 03 Ampel yang memberikan ijin

untuk penelitian dan penuh kesabaran membantuku dalam pengumpulan

data-data penelitian.

5. Rekan-rekan kerja RA Darul AJiyah, MI Darul Ulum (Bu Warni, Bu Kur dan

Bu Jujuk) yang memberikan semangat untukku.

6. Teman-teman bolu community (Lisa, Umi, Eni, Nug, Tibi, Kamidi, Zaenal)

dan temen-temen PAI A lainnya yang selalu mendampingi dan membantu

dalam pembuatan skripsi maupun dalam studi.

7. Teman suka dan duka ’ku (An....) yang setia memberikan motivasi, perhatian,

semangat, bantuan, doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

Jogja yang sering memberikan motivasi dan semangat untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman seperjuangan (Rina, Mbak Endah, Hijri, Jamal, Bu Arif, Bu Umi dan

teman-teman ekstensi lainnya).

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan seluruh umat. Semoga kita diberi kemudahan dalam meneladani akhlaq beliau.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat pertolongan Allah melalui bantuan, saran serta arahan dari berbagai pihak Maka sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dra,- Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam

Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

4. Bapak dan Ibu guru SMP Muhammadiyah 03 Ampel "yang telah memberikan ijin dan bantuannya dalam penelitian ini.

5. Segenap Civitas Akademika STAIN Salatiga.

6. Bapak/Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan serta membimbing dalam menuntut ilmu selama kuliah.

7. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang penulis tidak bias sebutkan satu persatu.

(9)

itu saran dan kritik sangat kami harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 31 Agustus 2010

(10)

ABSTRAK

Latifah, Fatmawati. 2010. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqh melalui Metode

Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas VII SMP

Muhammadiyah 03 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2010. Skripsi, Salatiga : Program Strata 1 Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah. Pembimbing : Suwardi, M. Pd

Kata Kunci : Prestasi Belajar Fiqh dan Metode Numbered Heads Together

(NHT)

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah metode

Numbered Heads Together dapat meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mata

pelajaran Fiqh kelas VII, SMP Muhammadiyah 03 Ampel? Penelitian ini bertu­ juan untuk mengetahui : Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa

kelas VII SMP Muhammadiyah 03 Ampel dalam mengikuti pelajaran Fiqh melalui metode Numbered Heads Together. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, subyek penelitian sebanyak 40 sampel, menggunakan tehnik penelitian model pre-test post-test, pengumpulan data melalui lembar pengamatan.

Berdasarkan data yang terkumpul dari siklus I, siklus II, dan silkus III mengalami peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil pre test dan post test dari masing-masing siklus. Siklus I mengalami peningkatan dari 5,3 menjadi 6,5 yang mengalami peningkatan sebesar 1,2 dan 10 siswa dinyatakan tuntas. Siklus II dari 6,8 menjadi 7,3 mengalami peningkatan 0,5. Pada pre test 12 siswa yang tuntas sedangkan pada post test 35 siswa dinyatakan tuntas. Siklus III, hasil rata-rata dari 6,93 menjadi 8,25 mengalami peningkatan sebesar 1,3 dan pada post test siswa dinyatakan tuntas semua.

Berdasar hasil penelitian tersebut diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukkan bagi seluruh pihak sekolah baik siswa maupun guru, para peneliti dan semua yang membutuhkan di lingkungan sekolah SMP Muham­ madiyah 03 Ampel.

(11)

C over... i

Nota Pembimbing... ii

Pengesahan Skripsi ... iii

Pernyataan Keaslian Skripsi... iv

Motto ... v

Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

A bstrak... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Hipotesis Tindakan... 4

E. Kegunaan Penelitian ... 4

F. Definisi Operasional ... 5

G. Metode Penelitian... 9

H. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar F iq h ... 20

(12)

1. Pengertian Belajar... 20

2. Prestasi Belajar ... 22

3. Fiqh ... 26

4. Prestasi Belajar Fiqh ... 32

B. Telaah tentang Metode Pembelajaran... 33

1. Pengetian Metode ... 33

2. Manfaat M etode... 34

3. Metode Numbered Heads Together... 35

C. Hubungan Metode Numbered Heads Together dan Prestasi Belajar ... 38

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian ... 40

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 40

1. Perencanaan... 40

2. Pelaksanaan ... 41

3. Pengamatan ... 42

4. Refleksi'... 46

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 48

1. Perencaaan... 48

2. Pelaksanaan Tindakan... 48

3. Pengamatan ... 50

4. Refleksi ... 53

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I I ... 55

(13)

2. Pelaksanaan Tindakan... 55

3. Pengamatan ... 57

4. Refleksi ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 62

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 62

2. Hasil Penelitian Siklus I I ... 68

3. Hasil Penelitian Siklus III ... 73

B. Pembahasan... 78

1. Pembahasan Siklus I ... 78

2. Pembahasan Siklus I I ... 79

3. Pembahasan Siklus I I I ... 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS I ... 43

TABEL 3.2 LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS I ... ... 44

TABEL 3.3 LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS II ... 50

TABEL 3.4 LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS II ... 52

TABEL 3.5 LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS III ... 57

TABEL 3.6 LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS III ... 58

TABEL 4.7 DAFTAR NILAI SIKLUS I ... 62

TABEL 4.8 LEMBAR PENGAMATAN SISWA ... 63

TABEL 4.9 LEMBAR PENGAMATAN GURU ... 64

TABEL 4.10 LEMBAR HASIL PENGAMATAN SISWA SIKLUS I ... 64

TABEL 4.11 LEMBAR HASIL PENGAMATAN GURU SIKLUS I ... 66

TABEL 4.12 DAFTAR NILAI SIKLUS II ... 68

TABEL 4.13 LEMBAR HASIL PENGAMATAN SISWA SIKLUS II ... 70

TABEL 4.14 LEMBAR HASIL PENGAMATAN GURU SIKLUS II ... 72

TABEL 4.15 ;DAFTAR NILAI SIKLUS III ... 74

TABEL 4.16 LEMBAR HASIL PENGAMATAN SISWA SIKLUS III ... 75

TABEL 4.17 LEMBAR HASIL PENGAMATAN GURU SIKLUS III ... 76

(15)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan pendidikan sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa. adanya kemajuan dalam pendidikan menimbulkan dorongan untuk melakukan berbagai inovasi pendidikan agar tercapai tujuan seperti apa yang diharapkan.

Dalam kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya menuntut adanya suatu bentuk perubahan. Perubahan itu dapat berbentuk sikap, tingkah laku, pengetahuan dan keterampilan. Dari beberapa bentuk perubahan belajar sebagaimana disebut di atas dapat digolongkan menjadi 3 aspek yaitu aspek kognitif, aspek efektif dan aspek psikomotorik. Ketiga aspek inilah yang menjadi sasaran proses belajar yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan dalam rangka mencapai tujuan intruksional.

Pentingnya pendidikan agama bagi setiap warga negara terbukti dengan adanya peraturan pemerintah yang mengharuskan pendidikan agama diberikan kepada anak-anak sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Secara garis besar tujuan pendidikan agama di SMP adalah untuk mendidik anak-anak supaya menjadi orang yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang berarti taat dan patuh menjalankan perintah serta menjauhi larangan-larangan-Nya.

(16)

2 Pendidikan Agama Islam di SMP salah satunya adalah mata pelajaran Fiqh. Pelajaran Fiqh dalam kurikulum SMP adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan untuk mengenal, memahami, dan mengamalkan agama Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Penguasaan terhadap mata pelajaran Fiqh perlu- ditekankan, dan penekanan ini memerlukan suatu pendukung yang tepat untuk memaksimalkan hasil yang akan dicapai.

Sekolah merupakan wadah untuk mengaktualisasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan insan yang menguasai ilmu dan teknologi. Untuk mewujudkan hal tersebut memerlukan komponen pembelajaran, kurikulum, guru dan sumber belajar lainnya.

Metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar (PBM) mempunyai peran penting, karena untuk menciptakan PBM yang efektif dalam kelas terkait dengan pemilihan metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat menciptakan situasi yang interaktif antaraguru dan siswa serta siswa dengan siswa. Model pembelajaran yang dianggap unggul dalam membantu siswa adalah model pembelajaran kooperatif, sebagai salah satu pendekatannya adalah pendektan struktural.

(17)

Setiap proses pembelajaran pasti menampakkan keaktifan siswa, tetapi kenyataannya di sekolahan ini khususnya pada mata pelajaran Fiqh masih menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Dalam proses pembelajaran Fiqh masih tampak adanya kecenderungan meminimalkan peran dan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak berperan dan terlibat secara pasif. Mereka lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan serta sikap yang mereka butuhkan.

Dengan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQH MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 03 AMPEL, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

2010” .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, -maka dapat ditarik suatu rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

(18)

4 C. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian sehingga dengan tujuan penelitian akan dapat bekerja secara terarah baik dalam mencari data dan pemecahan masalah, adapun tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 03 Ampel, Kabupaten Boyolali Tahun 2010 melalui metode Numbered Heads Together dalam mata pelajaran Fiqh.

D. Hipotesis Tindakan

Menurut Arikunto (1999 : 67), “Hipotesis merupakan jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Sedangkan menurut Hadi (1981 : 63) “Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar, atau mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan”. Dengan demikian pada hakekatnya hipotesis adalah keputusan atau kesimpulan yang masih bersifat sementara, dan untuk membuktikan benar atau tidaknya diperlukan penelitian dan analisis.

(19)

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu :

1. Secara teoritis, diharapkan bisa menambahkan khasanah teori pendidikan yang sudah ada dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa yang prestasinya rendah, karena dengan metode ini menuntut siswa untuk aktif mengikuti pelajaran dan memahami materi sehingga prestasi siswa meningkat dan motivasi diri untuk belajar yang lebih baik.

b. Bagi Guru

Melalui penelitian tindakan kelas dapat mengetahui sedidkit demi sedikit metode yang bervariasi serta memilih penggunaan pendekatan yang baik termasuk penggunaan metode, sehingga meningkatkan sistem pembelajaran yang efektif.

c. Bagi Sekolah

(20)

6 F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis, perlu penjelasan beberapa istilah pokok sebagai batasan pengertian dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah pokok tersebut adalah :

1. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985 : 40) menyatakan bahwa prestasi dibedakan menjadi lima aspek : kemampuan kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990 : 110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Menurut Sardiman (2001 : 26) “Belajar adalah kegiatan yang berproses secara sistematis dan merupakan unsur yang sangat fundamentalis dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan”. Dalam arti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri.

(21)

Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapai (Winkel, 1996 : 162) sedangkan menurut S. Nasution (1996 : 17) prestasi belajar adalah "Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat”.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan, yakni tingkat keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

(22)

8 Pelajaran Fiqh adalah salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diharapkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup (way o f life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan (Depag RI, 2004 : 48).

Prestasi belajar mata pelajaran fiqh adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti pembelajaran mata pelajaran fiqh yang diukur dengan menggunakan instrumen tes.

Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqh dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi / rendahnya prestasi belajar siswa. Siswa dikatakan tuntas dalam mata pelajaran fiqh apabila nilai siswa melampaui batas KKM yaitu 6,1.

2. Metode Numbered Heads Together

Metode Numbered Heads Together (NHT) atau Kepala Bernomor adalah suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengelola, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu : 2006).

(23)

ngaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil.

Model NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.

Adapun langkah-langkah dari metode NHT ini adalah :

a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 - 8 siswa, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerja­

kannya.

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakan.

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

e. Tanggapan dari teman yang lain, guru menunjuk nomor yang lain. f. Kesimpulan.

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

(24)

10 menggambarkan bagaimana suatu bentuk teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil diinginkan dapat tercapai.

Menurut Sudikin, dkk (2002 : 54) ada empat macam bentuk penelitian tindakan, yaitu :

a. Penelitian tindakan guru sebagai peneliti b. Penelitian tindakan kolaborasi

c. Penelitian tindakan terintegratif d. Penelitian tindakan sosial

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kolaborasi, yaitu kerja-sama antara peneliti dengan guru sebagai kolaborator, dimana guru sangat berpengaruh sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

2. Rancangan Penelitian

(25)

memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.

Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:

a. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan penelitian untuk melakukan perubahan.

b. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

c. Jenis intervensi yang disebabkan harus efektif dan efisien artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana, dan tenaga.

d. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka. Setiap langkah dan tindakan dirumuskan dengan tegas, sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.

(26)

12 Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2002 : 82) yaitu berbentuk spiral dan siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning

(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection

(27)

Penjelasan :

a. Rancangan/rencana awal : sebelum mengadakan penelitian menyusun rumusan masalah, tujuan, dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

b. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dan diterapkan metode Numbered Heads Together.

c. Refleksi, penelitian mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dan tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar penga­ matan yang diisi oleh pengamat atau peneliti.

d. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamatan membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran yaitu putaran 1, 2, dan 3 dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (acara kegiatan yang sama) dan membahas satu bab pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putaran. Siklus ini berkelan­ jutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan

sudah cukup.

(28)

14 Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMP Muhammadiyah 03 Ampel, Kabupaten Boyolali. b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap 2009/2010, yaitu mulai Mei - Juni 2010.

c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 03 Ampel, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010.

4. Langkah-langkah a. Persiapan

1) Permohonan ijin kepada Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 03, Ampel Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.

2) Pengamatan dan wawancara

a) Kegiatan pengamatan dilakukan di dalam kelas ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung untuk mengetahui permasalahan awal.

b) Kegiatan wawancara dilakukan dengan melaksanakan pembe­ lajaran fiqh untuk mengetahui permasalahan awal.

3) Mengidentifikasi permasalahan dalam melaksanakan pembelajaran fiqh.

(29)

b. Pelaksanaan 1) Siklus I

a) Bersama guru mata pelajaran fiqh, peneliti:

(i) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.

(ii) Menentukan pokok bahasan. (iii) Mengembangkan skenario.

(iv) Menyusun Lembar Kerja Mengajar (LKM). (v) Menyiapkan sumber belajar.

(vi) Mengembangkan format evaluasi.

(vii) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

b) Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan Lembar Kerja Mengajar (LKM).

c) Melakukan observasi dengan memakai format observasi.

d) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format Lembar Kerja Mengajar (LKM).

e) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.

f) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, Lembar Kerja Mengajar (LKM), dan lain-lain.

(30)

16 2) Siklus II

Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II. Peneliti dan mitra guru bersama-sama mengamati proses belajar mengajar di kelas.Langkah-langkah siklus 11, yaitu : a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan

masalah.

b) Mengembangkan program tindakan II.

c) Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran, diskusi antara guru dan peneliti tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, mencatat semua kelemahan baik ketidaksesuaian antara tindakan dan skenario maupun respon siswa dengan yang diharapkan.

d) Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan dilakukan, lalu apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian dan tindakan berikutnya.

3) Siklus III

Siklus III ini dilakukan sebagai refleksi dari tindakan II. Peneliti dan mitra guru masih tetap bersama-sama mengamati jalannya proses belajar mengajar di kelas. Langkah-langkah siklus

III, yaitu :

(31)

b) Merancang skenario pelaksanaan tindakan.

c) Mempelajari hasil refleksi tindakan II dan menggunakannya sebagai masukan pada tindakan siklus III.

d) Melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario dan hasil refleksi.

e) Pengamatan dilakukan bersama dengan tindakan, dengan menggunakan instrumen yang telah tersedia. Fokus penga­ matan adalah kegiatan siswa.

f) Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan dilakukan. Jika permasalahan sudah terselesaikan apabila masih ada permasalahan, maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai permasalahan terselesaikan.

5. Metode Pengumpulan Data a. Tes

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mereka­ pitulasi hasil-hasil tes buatan yang fungsinya adalah :

1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu.

2) Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai. 3) Untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto, 2002 : 149).

(32)

18 b. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena yang terjadi (Kartono, 1990 : 157). Dalam observasi ini dilaksanakan di kelas saat proses pembelajaran. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang hambatan yang muncul dalam pelaksanaan metode Numbered Heads Together.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah berupa barang-barang yang tertulis, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, silabus, profil sekolah dan kertas nomer.

Metode ini digunakan untuk mendokumentasikan dokumen- dokumen yang telah didapat dari awal penelitian sampai selesai.

6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Soal tugas per kelompok dan soal tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

b. Lembar observasi pengamatan pengelolaan metode Numbered Heads

Together dan lembar pengamatan perhatian siswa.

(33)

H. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari Prestasi Belajar Fiqh, Metode Pembelajaran, Hubungan Metode Numbered Heads Together dan Prestasi Belajar Fiqh.

Bab III Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari Deskripsi Penelitian Siklus I (Rencana, Pelaksanaan, Penga-matan/Pengumpulan Data, dan Refleksi), Deksripsi Pelaksanaan Siklus II, dan Deksripsi Pelaksanaan Siklus III.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari Deskripsi per Siklus (Data Hasil Pengamatan / Wawancara, Refleksi Keberhaslan dan Kegagalan) dan Pembahasan.

(34)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar Fiqh 1. Pengertian Belajar

Untuk mengetahui tentang pengertian belajar, disini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. James O, Whittaker, Cronbach dan Howard L. Kinsley dalam Ahmadi (2004 : 126) sebagai berikut: a. James O. Whittaker memberi definisi:

“Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.

b. Cronbach, mengatakan :

“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.

c. Howard L. Kingley

“Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan”.

Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu

(35)

hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbgai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut “ Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. (Ahmadi, 2004 : 128)

Seperti disebutkan dalam Al Qur’an surat Al Mujadilah ayat 11 sebagai berikut:

> S

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(36)

22

unsur yang sangat fundamentalis dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Dalam arti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami siswa.

Belajar dapat pula dikatakan sebagai usaha melatih cara-cara bertingkah laku yang baru seperti tidak tahu menjadi tahu, perubahan dalam hidup, kebiasaan-kebiasaan, ketrampilan dan kesanggupan menghargai sesuatu agar berkembang, sehingga kita dapat berfikir, mengingat dan sebagainya (Hamalik, 1975 : 30). Bagi sebagian besar siswa belajar dimaknai dengan mengerjakan tugas, mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah), menghafal dan menghitung. Siswa belum mengetahui untuk apa mereka belajar serta manfaat apa yang akan diperolehnya dengan belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dnegan belajar merupakan suatu .perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, mengerjakan tugas-tugas dan lain sebagainya. Perubahan itu diperoleh melalui latihan (pengalaman) bukan perubahan yang dengan sendirinya.

2. Prestasi Belajar

(37)

Prestasi belajar terdiri dua golongan kata, yaitu kata prestasi dan belajar. Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu, prestate kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”, jadi prestasi adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. (Arifin, 1990 : 3). Prestasi disini hanya dibatasi dalam bidang pendidikan, khususnya pengajaran. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Belajar adalah suatu proses, usaha yang dilakukan, individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Kemudian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan melalui pendidikan dan latihan yang sistematis dan terencana sehingga terjadi perubahan tingkah laku dan kepribadian ke arah yang lebih baik atau yang ingin dicapai dalam pembelajaran atau latihan tersebut. Dapat dikatakan pula bahwa prestasi belajar merupakan produk dari belajar itu sendiri atau merupakan hasil dari proses belajar.

Menurut Ahmadi, (2004 : 128) prestasi yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam (interval) maupun dari luar (eksternal) individu.

(38)

mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah :

a. Faktor jasmaniah (Fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang termasuk faktor ini. Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas :

1) Faktor intelektif yang meliputi :

a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. 2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal adalah : 1) Faktor sosial yang terdiri atas :

a) Lingkungan keluarga b) Lingkungan sekolah c) Lingkungan masyarakat d) Lingkungan kelompok

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

(39)

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang .kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Bila demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya manusia yang berada pada bangku sekolah. Menurut Arifin, (1990 : 3) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebutkan sebagai tendensi keingintahuan (coariosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan.

(40)

teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tingi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

Betapa pentingnya kita mengetahuai prestasi anak didik, baik ssecara perseorangan maupun kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga indikator kualitas institusi pendidikan.

3. Fiqh

a. Pengertian Fiqh

(41)

Menurut bahasa “Fiqh” berasal dari kata faqiha, yafqahu, fiqhan. Yang berarti “mengerti” atau “faham”. Dari sinilah perkataan fiqh, yang memberi pengertian kepahaman dalam hukum syariat yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rosul-Nya. Jadi, ilmu Fiqh ialah suatu ilmu yang mempelajari syariat yang bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut (Karim, 1991 : 11).

Menurut pengertian fuqaha (faqih). Figh merupakan pengertian zhanni (sangkaan : dugaan) tentang hukum syariat yang berhubungan dengan tingkah laku manusia. Pengertian mana yang dibenarkan dari dalil-dalil hukum syariat tersebut terkenal dengan ilmu Fiqh.

Syaifudin Al Amiday dalam bukunya Syarifudin (2003 : 7) memberikan definisi fiqh yang berbeda, yaitu “ilmu tentang seperangkat hukum-hukum syara’ yang bersifat furu’iyah atau istidlal. Kata furu’iyah dalam definisi Al Amidi ini menjelaskan bahwa ilmu tentang dalil dan macam-macamnya sebagai hijjah bukanlah fiqh menurut artian ahli ushul, sekalipun yang diketahui itu adalah hukum yang bersifat azhari.

Dengan menganalisa definisi tersebut, dapat dirumuskan hakikat dari fiqh itu sebagai berikut:

1) Fiqh adalah ilmu tentang hukum Allah.

(42)

28 3) Pengertian tentang hukum Allah yang didasarkan kepada dalil

tafsili.

4) Fiqh digali dan ditemukan melalui penularan dan istidlal seseorang mujtahid atau faqih.

b. Sumber Perumusan Fiqh

Yang dimaksud dengan sumber disini ialah apa-apa yang dijadikan bahan rujukan bagi ulama dalam merumuskan fiqhnya. Yang menjadi sumber fiqih yang disepakati oleh para ulama yaitu : 1) Al Qur’an Al Karim

2) Sunnah 3) Ijma’ ulama 4) Qiyas

Pelajaran fiqh adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam. Yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya

{way o f life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan penggu­

naan pengalaman dan pembiasaan. c. Obyek Fiqh

(43)

kehormatan, juga mengetahui segala hukum yang berhubungan dengan perbuatan manusia.

Yang dibahas dalam fiqh ialah perbuatan orang-orang mukallaf tentunya orang-orang yang telah dibebani ketetapan hukum agama Islam. Berarti sesuai dengan tujuannya yang dibicarakan dalam fiqh (menurut ta’arif ahli ushul) atau yang dijadikan madhu’nya ialah segala pekerjaan para mukallaf dari jurusan hukum.

Adapun hasil pembicaraan atau mahmulnya ialah salahsatu dari jurusan hukum yang dimaksud dengan salah satu dari hukum lima ialah dari hukum taklifi yang lima.

Hukum taklifi: 1) Ijab (wajib) 2) Nadab (anjuran) 3) Tahrim (haram)

4) Karahah (menuntut meningkatkan sesuatu perbuatan dengan tuntutan tidak pasti).

5) Ibahah (mubah = membolehkan) dikerjakan atau ditinggalkan, d. Tujuan dan Fungsi

1) Tujuan mata pelajaran Fiqh di SMP

(44)

30 b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam

dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, dengan disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

2) Fungsi mata pelajaran Fiqh

a) Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT.

b) Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah dan masyarakat.

c) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melan­ jutkan yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.

d) Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui ibadah dan muamalah.

e) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.

(45)

e. Ruang Lingkup

Ruang lingkup fiqh SMP meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara :

1) Hubungan manusia dengan Allah SWT 2) Hubungan manusia dengan sesama manusia. 3) Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqh di SMP terfokus pada aspek:

1) Fiqh ibadah 2) Fiqh muamalah 3) Fiqhjinayah 4) Fiqhjiyasah f. Standar kompetensi

Standar kompetensi mata pelajaran fiqh berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik dalam menempuh fiqh di SMP. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan, ketaqwaan, dan ibadah kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SMP, yaitu :

(46)

32 thaharoh, pelaksanaan sholat serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kemampuan pembiasaan untuk mencari, menyerap, menyampai­ kan dan menggunakan informasi tentang sujud, dzikir dan doa puasa, zakat, haji dan umroh. Makanan dan minuman yang halal dan haram, qurban dan aqiqah serta mampu mengamalkannya. 3) Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampai­

kan dan menggunakan informasi tentang muamalah selain jual beli, kewajiban terhadap sesama, tata pergaulan remaja, jinayat, hudud, dan sanksi hukumnya. Kewajiban mematuhi Undang- Undang negara dan syariat Islam. Kewajiban mengelola dan mengolah lingkungan untuk kesejahteraan sosial. (Depag, 2004 : 46 - 49).

4. Prestasi Belajar Fiqih

Dalam dunia pendidikan hasil atau prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa terhadap sejumlah materi tertentu dalam rangka memperoleh suatu perubahan, baik perubahan dalam pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotorik) maupun perubahan sikap (afektif).

Jadi prestasi belajar fiqh adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa dalam pembelajaran materi fiqh, yang ditandai dengan kentutasan siswa pada nilai pelajaran fiqh. Siswa dikatakan tuntas apabila melampaui KKM (6 ,1 ) dan bias mempraktekkan materi yang diajarkan secara benar.

(47)

B. Telaah tentang Meode Pembelajaran 1. Pengertian Metode

Secara lughowi metode berasal dari dua kata yaitu metode yang artinya melalui dan hados yang artinya cara atau jalan jadi metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu jalan (Nata, 2002 : 1). Dalam praktiknya ternyata pengertian metode lebih meluas yaitu suatu jalan atau cara untuk memahami, menggali, dan mengem­ bangkan ilmu pengetahuan.

Menurut Rosyad (2003 : 110) kata metode disamakan dengan metodologi, dimana berasal dari tiga kata yaitu meta artinya melalui, hados artinya cara atau jalan dan logos berarti ilmu atau science. Jadi metodologi pembelajaran berarti cara atau seperangkat cara atau jalan yang dilakukan dan ditempuh oleh guru secara sistematis untuk melakukan pembelajaran yang telah diolah sehingga menjadi milik peserta didik.

Dari pendekatan secara lughowi di atas nampak bahwa metode lebih menunjukkan kepada jalan dalam arti non fisik, yaitu jalan dalam bentuk ide yang mengaku kepada cara yang mengantarkan seseorang untuk sampai pada tujuan yang ditentukan. Secara terminologi atau istilah kata metode bisa membawa kepada pengertian yang bermacam-macam sesuai dengan konteksnya. Tergantung aspek yang mau diukur, aspek .kognitif tentu metode yang dipakai berbeda dengan aspek psikomotor

(48)

34 2. Manfaat Metode

Secara keseluruhan metode yang ditawarkan untuk kegiatan pengajaran tersebut dalam pelaksanaannya harus mempertimbangkan tiga hal penting, yaitu :

a. Materi yang akan diajarkan, sebab materi yang berbeda metode mungkin juga berbeda.

b. Sasaran atau objek yang akan diberikan.

c. Sarana dan prasarana yang tersedia (Nata, 2001 : 193).

Dengan pertimbangan ketiga kriteria tersebut suatu metode yang digunakan akan efektif dan berdaya guna.

Secara singkat metode pembelajaran dapat berfungsi sebagai berikut:

a. Pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan.

b. Merupakan sarana untuk menemukan, mengkaji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu, (bernadib, . 1990 : 85).

(49)

3. Metode Numbered Head Together

Metode number heads together adalah salah satu variasi dari cooperative learning. Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil bekerja sama. Keberhasilan dari model ini sangat tergantung pada kemampuan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun dalam bentuk kelompok. Cooperative learning tidak sama dengan belajar kelompok, atau kelompok kerja, tetapi memiliki struktur dorongan dan tugas yang bersifat cooperative, sehingga terjadi interaksi secara terbuka dengan hubungan interdepensi yang efektif. Cooperative learning ini sangat menyentuh hakekat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi, saling membantu ke arah yang makin baik secara bersama. Dalam proses belajar disini betul-betul diutamakan saling membantu diantara anggota kelompok.

(50)

36 Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative learning yaitu penghargaan kelompok pertanggungawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil jika kelompok memperoleh nilai di atas kriteria yang ditentukan dalam hal hasil yang dicapai, proses pencapaian hasil dengan kerjasama yang baik dalam kelompok, akan diberikan penghargaan.

Langkah-langkah cooperative learning, pertanggungjawaban individu menitik beratkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dan kerjasama dalam belajar. Setelah proses belajar ini diharapkan para siswa akan mandiri dan siap menghadapi tes-tes selanjutnya. Oleh sebab itu mereka berusaha untuk tampil maksimal dalam kelompok.

Langkah-langkah dalam cooperative learning :

a. Guru mendesain rencana pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, ketrampilan apa yang diharapkan akan muncul.

b. Guru harus menjelaskan desain ini kepada siswa.

c. Guru menjelaskan sedikit tentang bahan pelajaran, tidak panjang lebar, karena inti lebih dalam akan digali oleh siswa dalam kelompoknya.

(51)

kekeliruan pendapat. Di samping itu guru dapat menambah inti pengayaan dan memberi pengayaan dan memberi penekanan terhadap nilai, sikap, dan perilaku sosial yang harus dikembangkan dan dilatih oleh siswa. (Alma, 2008 : 80 - 83).

Dalam cooperative learning ada beberapa variasi yang dapat diterapkan, salah satunya adalah metode numbered heads together diawali dengan numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok. •Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 siswa dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri dari 8 orang. Tiap-tiap kelompok beri nomor 1 - 8.

Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberpa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Siswa diberi kesempatan kepada tiap-tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru.

(52)

38 dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan utuh. (Suprijono, 2009 : 92).

Penggunaan metode pembelajaran mempunyai peranan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pada penggunaannya sebagai metode pembelajaran, NHT memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari NHT adalah :

a. Setiap siswa menjadi siap untuk mengikuti pelajaran. b. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

c. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

d. Dapat meningkatkan rasa percaya diri dan rasa ingin tahu yang tinggi. Selain kelebihan atau keuntungan di atas, metode NHT juga memiliki kekurangan sebagai berikut:

a. Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama.

b. Tidak semua anggota kelompok dipanggil guru.

c. Bisa terjadi siswa terlalu menggantungkan tugasnya terhadap siswa yang pandai.

(53)

tingkah laku tersebut menyangkut perubahan baik yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sika

(afektif)-Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya melalui proses belajar mengajar. Dimana guru bukan satu- satunya sumber belajar, walaupun fungsi dan peranannya dalam proses belajar mengajar sangatlah penting.

Melihat sedemikian kompleksnya masalah belajar mengajar dan peran guru, maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam proses belajar mengajar perlu dikembangkan iklim yang kondusif yang dapat menumbuhkan sikap dan perilaku belajar secara wajar. Untuk itu pembe­ lajaran dengan menggunakan metode, khususnya metode NHT dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk hal itu. Dasar pertimbangan menggunakan metode NHT dalam pembelajaran yaitu :

1. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan.

2. Memberikan pengalaman baru yang lebih menarik.

(54)

• T ; ?' •

i. «a&H» Sfc jj*®?’''"

(55)

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Muham­

madiyah 3 Ampel, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 pada mata

pelajaran Fiqh Pokok Bahasan Macam-Macam Sujud. Penelitian ini

dilaksanakan pada Semester II Tahun Pelajaan 2009/2010, selama kurang

lebih 3 minggu.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3

Ampel, Kabupaten Boyolali yang berjumlah 40 siswa Tahun Pelajaran

2009/2010 yang terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan. Dengan

pertimbangan permasalahan yang ada (melalui metode Numbered Heads

Together dapat meningkatkan prestasi Fiqh).

Gambaran mengenai lokasi penelitian menjadi penting karena perilaku siswa memiliki keterkaitan dengan lingkungan mereka. Dengan bekal pemahaman latar belakang secara memadai akan membantu dalam pengenalan terhadap lahirnya suatu kemampuan dalam penguasaan materi.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran. Selain itu juga mempersiapkan :

(56)

a. Rencana Persiapan Mengajar (RPP)

b. Menyusun alat evaluasi

c. Menyiapkan bahan pembelajaran

d. Menyiapkan alat observasi

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

15 Mei 2010 di SMP Muhammadiyah 3 Ampel, Kabupaten Boyolali yang

meliputi seluruh kegiatan belajar mengajar yaitu memberikan materi

pengertian sujud sahwi. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

Adapun proses belajar mengajar mengacu rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan yaitu :

a. Kegiatan Awal

1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengawali pelajaran dengan tadarus dan berdoa.

2) Mengadakan apersepsi. 3) Mengadakan pre test. b. Kegiatan Inti

1) Membagi siswa menjadi 5 kelompok masing-masing 8 siswa. 2) Membagi nomor kepada setiap siswa dalam setiap kelompok. 3) Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok.

4) Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mendiskusikan jawaban. 5) Selanjutnya setiap kelompok memaparkan hasil kerjanya dan

41

(57)

6) Guru memberi pujian dan menyimpulkan hasil kerjasama siswa.

c. Kegiatan Penutup

1) Refleksi dan memberikan penguatan tentang hasil kerja kelompok

siswa.

2) Mengadakan post test.

3) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.

d. Sumber Belajar

Buku paket Fiqh, LKS Fiqh untuk SMP Kelas VII Semester II

dan buku paket Al Islam Kemuhammadiyahan.

e. Penilaian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan tes

tertulis.

Guru menyajikan materi pembelajaran sesuai dengan skenario

pembelajaran. Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu

pada perencanaan tindakan yang telah dibuat, materi ajar yang

disajikan. Dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar.

Penilaian pada siswa terdiri dari penilaian unjuk kerja yang dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan lembar orbservasi dan penilaian tertulis yang telah dilaksanakan.

3. Pengamatan

(58)

43

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Guru Siklus 1

N o. A k t iv it a s

4. Appersepsi 70 Guru sudah

menguasai materi secara global

Appersepsi

terlalu lebar Materi

disesuaikan

85 Sudah tepat

dalam membagi

60 Ada tambahan

jam dari mapel lain

85 Sudah cukup

(59)

N o. A k t iv it a s

13. Post test 90 Guru sudah

menyiapkan

14. Penutup 95 Sudah tepat

dalam menutup

Adapun aspek yang diamati dari lembar pengamatan siswa adalah :

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

No. A k t iv it a s

40 Siswa sudah

tepat dalam

J . Memperhatikan penjelasan guru

(60)

45

guru pelajaran dudujnya di

pindah paling depan

4. Appersepsi 9 10 21

Guru sudah

mengikuti pre test

25 15 Siswa antusias

dalam

4 0 Siswa antusias

(61)

No. A k t iv it a s

F r e k u e n s i

H a l y a n g M e n d u k u n g

H a l y a n g K u r a n g M e n d u k u n g

Id e P e r b a i k a n

B C K

guru pelajaran lain tugas kepada

guru yang yang bersangkutan

12. Post test 40 Semua siswa

mengikuti post test

Beberapa siswa menyontek teman sebangku

Pengurangan nilai terhadap siswa yang menyontek

Selama pembelajaran, dilakukan pengamatan terhadap guru dan

siswa untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam

meningkatkan prestasi belajar dalam proses pembelajaran Fiqh.

Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data terkumpul, menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan pengamatan belum sesuai keinginan peneliti.

4. Refleksi

Berdasarkan pada lembar hasil pengamatan guru dan siswa terdapat kelebihan yang dapat mendukung proses pembelajaran, ada pula kekurangan-kekurangan yang dapat menghambat proses pembelajaran. Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi lagi kekurangan yang sama.

Adapun dari lembar pengamatan guru dan siswa, diperoleh hasil sebagai berikut:

(62)

47

Berdasarkan pada hasil pengamatan siswa dapat disimpulkan

bahwa, siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran Fiqh dengan

metode yang baru dan jarang diterapkan pada waktu pembelajan.

Penggunaan metode Numbered Heads Together pada mata pelajaran

Fiqh membuat semangat dalam mengikuti alur pembelajaran. Hal ini

terlihat dari rata-rata pre test dan post test yang mengalami

peningkatan dari 5,13 menjadi 6,5.

Adapun dari lembar pengamatan guru dapat disimpulkan bahwa,

guru merasa tertantang dengan adanya metode yang baru dan jarang

diterapkan. Hal ini dapat diketahui ketika guru mempersiapkan materi-

materi yang akan diajarkan.

b. Kekurangan

Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran yang

dilaksanakan belum sesuai dengan harapan dan masih banyak

kekurangan. Siswa dan guru belum paham tentang metode Numbered

Heads Together. Selain itu guru kurang tepat dalam membagi waktu

sehingga kekurangan waktu dan suasana kurang terkontrol.

c. ide perbaikan

Untuk mengurangi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan

beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus

berikutnya tidak terjadi lagi kekuangan yang sama. Adapun ide

(63)

Numbered Heads Together agar pada pembealajaran selanjutnya tidak

terlihat cangung. Selain itu, siswa lebih dituntut intuk lebih aktif.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pembelajaran. Selain itu juga mempersiapkan :

a. Rencana Persiapan Mengajar (RPP)

b. Menyusun alat evaluasi

c. Menyiapkan bahan pembelajaran

d. Menyiapkan alat observasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 22 Mei 2010 di SMP Muhammadiyah 03 Ampel, Kabupaten

Boyolali. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajarannya adalah :

a. Kegiatan Awal

1) Mengucapkan salam dilanjutkan tadarus dan berdoa bersama.

2) Mengadakan appersepsi.

3) Mengadakan pre test.

b. Kegiatan Inti

1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing

(64)

49

2) Guru membagikan nomor kepada setiap siswa dalam setiap

kelompok.

3) Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan tugas atau

pertanyaan kepada masing-masing kelompok.

4) Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mendiskusikan jawaban.

5) Selanjutnya setiap kelompok memaparkan hasil kerjanya dan

kelompok lain menanggapi.

6) Guru memberikan penjelasan dan menyimpulkan hasil kerja sama

siswa.

c. Kegiatan Penutup

1) Refleksi dan memberikan penguatan tentang hasil pengamatan

siswa.

2) Mengadakan post test.

3) Mengakhiri pertemuan dengan berdoa bersama dan mengucapkan

salam.

d. Sumber Belajar

Buku paket Fiqh, LKS Fiqh Kelas VII Semester II, dan buku

paket Al Islam Kemuhammadiyahan.

e. Penilaian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan Tes

Tertulis

Guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan skenario

(65)

banyak dibandingkan pada siklus I. Pengelolaan kelas lebih karena

setiap kelompok terdiri 5 siswa.

Penilaian pada siswa terdiri dari penilaian unjuk kerja yang

dilakukan dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi

dan penilaian tertulis yang telah dilakukan setelah kegiatan inti

dilakukan. Pelaksanaan kegiatan pada siklus II berlangsung selama

satu kali tatap muka (2 x 40 menit).

3. Pengamatan

Tahap observasi dikumpulkan dari data lembar observasi hasil

pengamatan guru dan siswa. Aspek-aspek yang diamati sama dengan

siklus I yaitu:

Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus II

N o. A k t iv it a s yang belum siap mengikuti pelajaran

5. Pre test 95 — — Sudah tepat

(66)

-51

90 Sudah tepat

dalam

89 Sudah tepat

dalam

90 Sudah tepat Suara guru

kurang

95 Sudah tepat Kesimpulan

terlalu lebar

80 Sudah tepat

dalam member

13. Post test 90 Sudah tepat

dalam menyiapkan soal post test

-

-14. Penutup 90 Sudah tepat

(67)

Adapun aspek yang diamati dari lembar pengamatan siswa adalah :

Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

No. A k t iv it a s

40 Siswa sudah

tepat dalam

40 Siswa sudah

tepat dalam

28 12 Hampir semua siswa 4. Appersepsi 25 15 5

Guru sudah siswa ada yang menyontek

40 Semua siswa

(68)

53 sudah siap dan benar dalam

40 Semua siswa

memperhatikan

Hasil post tets masih ada yang di bawah nilai KKM

Lebih ditngkatkan pada siklus berikutnya

Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap

kinerja peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa. Data yang

dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah hasil observasi pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan mengalami sedikit kenaikan dibandingkan dengan siklus I.

4. Refleksi a. Kelebihan

(69)

pada metode Numbered Heads Together, sehingga siswa lebih aktif

dan lebih mengutamakan kerjasama dengan setiap kelompok. Terlihat

dari rata-rata nilai pre test dan post test yang mengalami peningkatan

dari 6,8 menjadi 7,3 setelah pembelajaran melalui metode Numbered

Heads Together.

b. Kekurangan

Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran yang

dilaksanakan hampir semua aspek sesuai dengan harapan, akan tetapi

masih ada sedikit kekurangan yaitu pada pembagian waktu yang

kurang tepat sehingga melebihi jam pelajaran yang seharusnya. Selain

itu juga pada penguasaan kelas yang masih kurang sehingga suasana

kurang kondusif dan masih ada siswa yang sibuk sendiri.

c. Ide perbaikan

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus II peneliti melakukan

beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus

berikutnya tidak terjadi lagi kekurangan yang sama. Ide perbaikan

tersebut adalah membuat kontrak waktu pada setiap kegiatan sehingga

akan lebih tepat dalam pemakaian jam pelajaran. Penguasaan juga

ditingkatkan.

Hasil belajar siklus II ini sudah mulai mendekati hasil yang

memuaskan, maka diharapkan pada siklus uji melalui metode

Numbered Heads Together prestasi belajar Fiqh lebih meningkat dari

(70)

55 D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pembelajaran. Selain itu juga mempersiapkan :

a. Rencana Persiapan Mengajar (RPP)

b. Menyusun alat evaluasi

c. Menyiapkan bahan pembelajaran

d. Menyiapkan alat observasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 111

dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2010 di SMP Muhammadiyah 3 Ampel,

Kabupaten Boyolali yang meliputi seluruh kegiatan belajar mengajar.

Adapun proses belajar mengajar mengacu rencana pembelajaran yang

telah dipersiapkan yaitu :

a. Kegiatan Awal

1) Mengucapkan salam dilanjutkan mengawali pelajaran dengan

berdoa bekerja sama.

2) Appersepsi

3) Mengadakan pre test

b. Kegiatan Inti

1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5 siswa.

Gambar

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Guru Siklus 1
Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk mempelajari model pendugaan nonparametrik pada fungsi sebaran empiris, dinotasikan yang independent and identically

The next stage obtained an average score of the three variables, and then be weighted by using pair wise comparison. Comparisons done with questionnaire filled out by lecturers

Tahap terakhir melakukan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa dengan instrumen tes untuk aspek pengetahuan, aspek kesadaran dengan instrumen angket (skala

Promosi perpustakaan adalah upaya memperkenalkan perpustakaan kepada masyarakat luas dalam berbagai media dan kegiatan. Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga

Didalam semen Portland , kadar alkali biasanya rendah (kurang dari 1%). Kadar alkali dalam semen mempengaruhi waktu pengerasn. pemakaian kadar alkali yang lebih dari 0,6

Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Muara Enim Tahun 2017 berdasarkan SK Nomor 107/KPTS/V/2017 tanggal 17 Januari 2017, melalui Layanan Pengadaan

commit to user íò Õ±³°¿®¿-· òòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòò

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa guru penjas mengenai keterampilan mengajar guru pendidikan jasmani di kecamatan Bantarkawung kabupaten Brebes diketahui