• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH (IPS) BERBASIS MATERIAL RECOVERY FACILITIES (MRFs) DI PUSAT PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN (PPK) SAMPOERNA Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH (IPS) BERBASIS MATERIAL RECOVERY FACILITIES (MRFs) DI PUSAT PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN (PPK) SAMPOERNA Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Gambar 4.22Alur Pengolahan Insinerator IPS di PPK Sampoerna

(2)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perencanaan ini, maka luas lahan IPS berbasis MRFs yang

direncanakan untuk area pengolahan sampah di PPK Sampoerna sebesar 281 m2

terdiri atas: komponen utama seperti penerimaan; pemilahan; penyimpanan; dan

pengolahan sampah (komposting, insinerator dan daur ulang) sebesar 9,2 m2; 5,2 m2;

37,25 m2; dan 169 m2, sedangkan komponen penunjang, yaitu ruang perkantoran;

aula; gudang peralatan; dan kamar mandi sebesar 9 m2; 36 m2; 12 m2; dan 3 m2.

5.2 Saran

Saran yang diberikan untuk perbaikan yaitu, perlu adanya penambahan

petugas sampah yang menangani keseluruhan sampah di PPK Sampoerna, untuk

keselamatan dan kesehatan kerja petugas sampah dan penyapu jalan, PPK Sampoerna

wajib menyediakan alat pelindung (A.P) standart seperti: A.P muka dan mata, A.P

pernafasan, A.P tangan dan kaki, serta pakaian pelindung. Memberikan pelatihan

kepada para petugas sampah tentang kesehatan diri (Hygiene Sanitasi), tentang

penyakit-penyakit bawaan sampah, serta tentang Alat Pelindung Diri (APD) dan

Standard Operating Procedure(SOP)pengolahan sampah di IPS seperti: penggunaan

insinerator, pengolahan plastik menjadi minyak serta cara komposting agar terhindar

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Al’Amri, E. F., 2007. Perencanaan Instalasi Pengolahan Sampah di KelurahanTanah

Grogot, Kalimantan Timur. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan, ITS. Surabaya. 52-80.

Anonim, 1994. Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah. SNI 03-3241-1994.BSN. 1.

Anonim, 1994. Metode Pengambilan dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. SNI 19-3694-2002. BSN. 1-14.

Anonim, 2002a. Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. SNI19-2454-2002. BSN. 1-19.

Anonim, 2002b. Tata Cara Perencanaan Tangki Septik Dengan Sistem Resapan. Ditjen Cipta Karya. Jakarta.

Anonim, 2006. Practical Action. http://practicalaction.org., Diakses tanggal 20 Oktober 2012.

Anonim, 2007. Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. 24.

Anonim, 2008. Undang-Undang No.18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah.

Anonim, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Anonim, 2010. Investasi Pengolahan Sampah Pasar. http://www.garutkab.go.id., Diakses tanggal 12 Oktober 2012.

Anonim, 2011a. PPK Sampoerna. http://www.ppksampoerna.com., Diakses tanggal 9 Oktober 2012.

Anonim, 2011b. Nishihara Rotary Drum Composting. http://www.gec.jp., Diakses tanggal 5 Juli 2013.

Anonim, 2012. Peta Satelit Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. https://maps.google.co.id., Diakses tanggal 5 Desember 2012.

(4)

Diakses tanggal 2 Februari 2013

Anonim, 2013b. Metode Pengelolaan Sampah Kota. http://green.kompasiana.com. Diakses tanggal 27 Maret 2013.

Anonim, 2013c. Tempat Pembuangan Sampah Longsor, Satu Warga Tertimbun. http://www.tempo.co., Diakses tanggal 20 Februari 2013.

Anonim, 2013d. Pemuda Kreatif Olah Sampah Jadi Minyak. http://informasisurabaya.com., Diakses tanggal 10 Maret 2013.

Anonim, 2013e. Mesin Pencacah Sampah. http://indonetwork.co.id., Diakses tanggal 3 April 2013.

Anonim, 2013f. Mesin Pengayak Sampah Organik (Kompos). http://mesincyrbil.indonetwork.co.id., Diakses tanggal 3 April 2013.

Anonim, 2013g. Insinerator. http://karyamitrausaha.indonetwork.co.id., Diakses tanggal 3 April 2013.

Bueckers, G., Een, T., Engan R., Estrem, L., Fredcrickson, L., dan James, M., 1990. Material Recovery Facility Technical Assistance Manual. Minnesota Office of Waste Management. Minnesota. II-2.

Chandra, B., 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. 124 dan 144-147.

Dainur, 1995. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya Medika, Jakarta. 11-15.

Damanhuri, E. dan Padmi, T., 1982. Probleme de Dechets Urban en Indonesie, TFE ENTPE, Perancis. 5-27.

Damanhuri, E., Padmi, T., Azhar, N., dan Meilany, L.T., 1989. Pengkajian Laju Timbulan Sampah di Indonesia, Puslitbang Permukiman Departemen Pekerjaan Umum-LPM ITB, Bandung. 9-13.

Damanhuri, E., 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150 Edisi Semester I 2004/2005. Teknik Lingkungan-FTSL, ITB, Bandung. 10-15.

(5)

Dubanowitz, 2000. Design of a Materials Recovery Facility (MRF) For Processing

The Recyclabel Materials of New York City’s Municipal Solid Waste. Tesis.

Depaterment of Earth and Enviroment Enginering, Fu Foundation School of Engineering and Applied Science. Columbia University, New York. 21-29.

Dwinugroho, F., 2011. Perencanaan Material Recovery Facility Kecamatan Arjarasa, Kabupaten Jember. Tugas Akhir. Teknik Lingkungan-FTSP, ITS, Surabaya. 9-11.

Gabrina, T., 2010. Analisis Angkutan Persampahan di Kecamatan Kuta.Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar. 209- 210.

Ganefati, S. J., 2008. Pengolahan Lindi (Leachate) Dengan Model Coagulation Biofilter Unaerobic. Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Depkes Yogyakarta Peneliti Di Pusat Teknologi Lingkungan- BPPT. Yogyakarta. Vol. 9 No. 2: 191-196.

Hadiwiyoto, S., 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu, Jakarta. 23-26.

Irman, 2005. Evaluasi Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Sistem Teknik Operasional Pengelolaan Sampah di Kota Padang, Tesis, Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota,Undip, Semarang. 41.

Isroi, M., 2008. Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor. 4-10.

Kartikawan, Y., 2007. Pengelolaan Persampahan. Lingkungan Hidup, Yogyakarta. 18-25.

Komala, D. S., 2011. Laporan Akhir Praktikum Laboratorium Lingkungan Berat Jenis Dan Komposisi Sampah. Teknik Lingkungan, Universitas Andalas, Padang. 14.

Mangkoedihardjo, S., dan Ganjar, S., 2010. Fitoteknologi Terapan. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Murbandono, L. H. S., 2000. Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta.10-11.

(6)

Lingkungan ITS, Surabaya. I.15-V. 12.

Prastowo, A., 2011. Memahami Metode-Metode Penelitian. A-Ruzz Media, Yogyakarta. 30.

Rahman, M. A., 2012. Perencanaan Material Recovery Facilities Di Pasar Induk Osowilangun Surabaya. Tugas Akhir. Ilmu dan Teknologi Lingkungan, UNAIR, Surabaya. 33-38.

Riyadi, J., 2008. Perencanaan MRF di TPS Terminal Purabaya Surabaya. Tugas Akhir. Teknik Lingkungan-FTSP, ITS, Surabaya. 27-34.

Rosyidah, D. N. E., 2012. Perencanaan Instalasi Sampah (IPS) di Perumahan Permata Bonang (Perbon) Kelurahan Perbon, Kabupaten Tuban.Tugas Akhir.Ilmu dan Teknologi Lingkungan, UNAIR, Surabaya. 11-13.

Santoso, U., 2009. Penanganan Sampah untuk Menuju Kota Bersih dan Sehat, Jurnal Urip Santoso Menuju Pemikiran Mandiri, Bengkulu. 3-5.

Sastrawijaya, A. T.,1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta,

Jakarta.-Sejati, K., 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Kanisius. Yogyakarta. 35.

Sitogasa, P. S. A., 2012. Desain Tempat Penampungan Sementara (TPS) Berbasis Material Recovery Facilities (MRFs) Di Kampus C Universitas Airlangga.

Tugas Akhir.Ilmu dan Teknologi Lingkungan, UNAIR, Surabaya. 84.

Slamet, J., 1996. Kesehatan Lingkungan.Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta.

Sofian, 2006. Sukses Membuat Kompos dari Sampah. Agro Media Pustaka, Jakarta.15-16.

Sulaeman, D., 2013. Prinsip Menciptakan Agro–Industri Ramah Lingkungan. -. 8.

Supriyono, 2012. 7 Fakta Berbahaya Membakar Sampah.

http://majalahkesehatan.com. Diakses tanggal 27 Maret 2013.

(7)

Tarmidi, 2004. Optimalisasi Teknik Pengolahan Limbah Padat/ Sampah di Perkotaan (Studi Kasus: TPA Leuwigajah Kota Bandung). Tesis. Magister Teknik Sipil, UNDIP, Semarang. 37-50.

Tchobanoglous, G., Theisen, H., dan Vigil, S. A., 1993. Integrated Solid Waste Management Engineering Principles and Management Issues. Mc Graw-Hill Inc, New York. 73-584.

Tobing, I., 2005. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Manusia. Fakultas Biologi, Universitas Nasional, Jakarta. 2.

Wahyono, S., 2004. Penerapan Teknologi Tinggi Untuk Pengelolaan Limbah Padat di Singapura. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta. P3TL-BPPT. Vol. 5, No. 1: 63-65.

Wibowo, A., Djajawinata, D., 2003. Penanganan Sampah Perkotaan Terpadu. http:// kkppi.go.id. Diakses tanggal 4 Desember 2012. 3.

Yasa, I., dan Sudiarsa, M. I., 2012. Pengolahan Sampah dengan Konsep 3R Studi Kasus: Kecamatan Denpasar Selatan (Kodya Denpasar). Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali. 52.

(8)

Lampiran 1. Jurnal Ilmiah

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH BERBASISMATERIAL RECOVERY FACILITIES(MRFs) DI PUSAT PELATIHAN KEWIRAUSAHAN (PPK) SAMPOERNA

Rr. Mutiara Adhi Sarasati, Agoes Soegianto, dan Nita Citrasari

Program Studi S-1 Ilmu dan Teknologi Lingkungan, Departemen Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya

ABSTRACT

Solid waste in Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) is only managed into the limited landfill and incineration which will cause environmental pollution and damage the health in Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).One alternative solution to the solid waste management is to develop their Solid Waste Treatment Plant (SWTP) based on Materials Recovery Facilities (MRFs). The research results show that the total rate of waste generation in Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) is 0,000083 m3/day/m2 or 0,0833 L/day/m2. Solid waste management in Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) is done based on composition, is composting; recycling; and incineration of 180,21 kg/day (93,41%), 8,59 kg/day (4,45%) and 4,12 kg /day (2,14%). Solid Waste Treatment Plant (SWTP) is planned to be built with an area of 281 m2 consists of: key components such receipting; sorting; storing; and processing of solid waste by 9,2 m2; 5,2 m2; 37,25 m2; and 169 m2, while the supporting components, which are space office; hall; warehouse appliances, and bathroom for 9 m2; 36 m2; 12 m2; and 3 m2.

(9)

PENDAHULUAN

PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

dibangun di atas lahan seluas 27 Ha di Dusun Betiting, Desa Gunting, Kecamatan

Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Anonim, 2011). Semakin beragamnya

aktivitas kegiatan di PPK Sampoerna, berdampak pada meningkatnya produksi sampah

setiap hari yangberasal dari aktivitas perkantoran, kewirausahan serta perkebunan,

sesuai dengan pertambahan jumlah jiwa yang beraktivitas di PPK Sampoerna. Besarnya

timbulan sampah dariaktivitas di PPK Sampoerna hanya dikelola sebatas penimbunan

sampah pada lahan kosong dan pembakaranyang akan menyebabkan pencemaran

lingkungan di PPK Sampoerna dan mengganggu kesehatan.

Perencanaan bangunan IPS berbasis MRFs merupakan salah satu solusi alternatif

untuk pengolahan sampah mereduksi jumlah timbunan sampahdan dimanfaaatkan

menjadi barang yang bernilai ekonomis.IPS berbasis MRFs yang akan diterapkan di

PPK Sampoerna, sebelumnya perlu dilakukan penelitian tentang timbulan dan

komposisi sampah yang dihasilkan. Hasil penelitian tersebut digunakan untuk

merencanakan desain IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna.

MATERI DAN METODE PERENCANAAN

Menurut Anonim (2010), Instalasi Pengolahan Sampah (IPS) didefinisikan

sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pemisahan dan pengolahan sampah secara

terpusat. Kegiatan pokok di IPS ini adalah:

1. Pengolahan lebih lanjut sampah yang telah dipilah disumbernya.

2. Pemisahan dan pengolahan langsung komponen sampah kota.

3. Peningkatan mutu produkrecovery/recycling.

Material Recovery Facilities (MRFs) adalah fasilitas dimana sampah akan

dipisahkan, diproses, dan disimpan untuk kemudian dapat didaur ulang menjadi

bahan-bahan yang bermanfaat. MRF menerima sampah, baik dari sumber terpisah ataupun

yang tercampur yang nantinya sampah diproses menjadi sumber bahan bakar atau

(10)

Menurut Tchobanoglous et al. (1993), dalam perencanaan pembangunan MRFs

meliputi tiga tahapan, yaitu analisis kelayakan, perencanaan awal, dan perencanaan

akhir. Tahapan pertama, yaitu analisis kelayakan bertujuan untuk menentukan apakah

MRFs layak untuk dibangun atau tidak. Tahapan kedua, yaitu perencanaan awal

bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam pembangunan MRFs.

Tahapan ketiga adalah tahapan akhir, yaitu tahap perhitungan perkiraan Rencana

Anggaran Biaya (RAB) pembangunan MRFs dan konstruksi bangunan.Bangunan MRFs

terdapat komponen yang mendukung proses daur ulang, yaitu komponen utama dan

penunjang (Al’amri, 2007).

CARA KERJA

Rangkaian kerja perencanaan IPS di PPK Sampoerna, terdiri atas:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari 2013 dengan lokasi sampling

pada bangunan dan lahan di PPK Sampoerna.Data yang diperlukan, yaitu data sekunder

dan data primer. Data sekunder diperlukan dalam perencanaan IPS, yaitu profil PKK

Sampoerna, data administratif (meliputi luas wilayah dan fasilitas), jumlah pekerja dan

penghuni, peta lokasi, dan kondisi lingkungan.Sedangkan data primer, yaitu data

timbulan dan komposisi sampah.

2. Perencanaan Awal Desain IPS di PPK Sampoerna

Analisis data untuk perencanaan desain IPS dilakukan dengan perhitungan data

sebagai berikut:

1) Densitas dan Laju Timbulan Sampah (Volume) dihitung berdasarkan SNI

19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan

Komposisi Sampah Perkotaan.

2) Recovery factor dihitung dengan mengkalikan %recovery factor dengan besarnya

sampah yang dapat dikomposkan, dan didaur ulang atau yang telah menjadi residu

(11)

3) Loading rate pada perencanaan ini, diperhitungkan berdasarkan pertimbangan luas

lahan IPS yang direncanakan serta waktu operasional kerja direncanakan 8 jam

(Pandebesie,2005).

3. Perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna

Tahapan perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna, yaitu:

a. Perhitungan volume setiap komposisi sampah di IPS PPK Sampoerna sebagai

contoh perhitungan volume sampah mudah membusuk, yaitu:

Volume sampah mudah membusuk (m3/hari)

= ( )

( ²)

b. Penentuan komponen lahan IPS

Penentuan komponen MRFs dilakukan sesuai dengan luas lahan yang tersedia

dan berdasarkan jenis sampah yang direncanakan sesuai dengan nilai ekonomisnya.

Fasilitas IPS berbasis MRFs ini berupa komponen utama dan komponen penunjang.

HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Sampah

Total laju timbulan sampah di PPK Sampoerna adalah 0,000083 m3/hari/m2atau

0,0833 L/hari/m2. Rata-rata berat sampah di lokasi sampling yang dapat dikomposisikan

adalah 192,92 kg/hari, analisis dilakukan dengan cara memilah langsung sesuai jenisnya

pada setiap lokasi sampling. Data komposisi sampah di PPK Sampoerna dapat dilihat

pada Gambar 1.

Kesetimbangan massa sampah (material mass balance)

Perhitungan kesetimbangan massa sampahbertujuan untuk mengetahui jumlah

sampah yang masuk, jumlah sampah yang dikelola di IPS dan jumlah sampah yang

menjadi residu. Perhitungan ini juga menunjukkan seberapa efektif IPS yang

direncanakan dalam mengurangi jumlah timbulan sampah (Dwinugroho,2011). Sampah

(12)
(13)

Gambar 2.Kesetimbangan Massa Sampah di PPK Sampoerna

Perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna

Pada perencanaan IPS di PPK Sampoerna, volume sampah yang masuk

digunakan untuk menghitung kebutuhan lahan, unit pengolahan serta komponennya, dan

fasilitas pendukung pada IPS.Penentuan komponen IPS dilakukan sesuai dengan luas

lahan yang tersedia dan berdasarkan jenis sampah yang direncanakan sesuai dengan

nilai ekonomisnya. Fasilitas IPS berbasis MRFs ini berupa komponen utama dan

penunjang, yaitu:

A. Komponen Utama

Komponen utama merupakan komponen yang berfungsi untuk pengolahan

sampah mulai dari sampah yang masuk hingga sampah hasil pengolahan. Komponen

utama IPS di PPK Sampoerna, meliputi:

Timbulan Sampah di PPK Sampoerna 192,92kg/hari (100%)

Diolah insinerator 4,12kg/hari (2,14%)

IPS PPK SAMPOERNA

Dimanfaatkan: 8,59kg/hari (4,45%) 1. Plastik : 2,21kg/hari (1,15%) 2. Kertas : 1,43kg/hari (0,74%)

3. Plastik pembungkus: 1,21 kg/hari (0,62%) 4. Botol Plastik : 0,96kg/hari (0,48%) 5. Kardus :1,08kg/hari (0,56%) 6. Kain : 0,49kg/hari (0,25%) 7. Gelas Plastik :1,07kg/hari (0,55%) 8. Residu : 0,16 kg/hari (0,1%)

Komposting(93,41%) Daur Ulang (4,45%)

Dimanfaatkan Berat sampah mudah membusuk

180,21kg/hari(93,41%)

(14)

1. Lahan penerimaan sampah

Lahan penerimaan sampah merupakan ruang dimana sampah pertama kali masuk

ke IPS yang diangkut dengan tossa pengakut sampah.Lahan penerimaan sampah

harusmampu menampung bahan sampah yang masuk setiapharinya.Luas lahan

penerimaan sampah 5,2m2, pada lahan ini disediakan lahan untuk parkiran tossa

pengangkut sampah, luas lahan tersebut sebesar direncanakan 4 m2(2 m x 2 m), maka di

dapatkan total luas lahan penerimaan sampah adalah sebesar 9,2 m2.

2. Lahan pemilahan sampah

Setelah sampah di bongkar di area penerimaan, petugas membawa sampah yang

masih tercampur atau belum terpilah ke lahan pemilahan. Lahan pemilahan berfungsi

untuk tahap sortasi dari sampah asal sebesar 5,2 m2(2,6 m x 2 m).

3. Lahan penyimpanan sampah

Lahan penyimpanan sampah berfungsi sebagai tempat penyimpanan sampah

baik mudah ataupun sukar membusuk sebelum dilakukan proses pengolahan. Lahan

penyimpanan sampah di IPS PPK Sampoerna direncanakan dibagi menjadi 3

bagianberdasarkan jenis pengolahan yangdilakukan, yaitu komposting 3,24 m2, daur

ulang15,54 m2, dan insinerator 18,47 m2. Total luas lahan penyimpanan sampah sebesar

37,25 m2.

4. Lahan pengolahan sampah

Lahan pengolahan sampah di PPK Sampoerna direncanakan untuk mengolah

sampah dengan metode komposting, daur ulang, dan insinerator. Tahapan perhitungan

lahan pengolahan sampah adalah:

a) Lahan Komposting

Kebutuhan luas lahan untuk komposting didasarkan pada kebutuhan lahan untuk

proses pengomposan, antara lain lahan untuk proses pencacahan,pengomposan,

(15)

Tabel 2.Kebutuhan Total Lahan Komposting

b) Lahan daur ulang

Sampah sukar membusuk akan di olah pada lahan daur ulang di IPS PPK

Sampoerna dengan luas sebesar 22 m2, dimana lahan tersebut terdiri atas:

1) Lahan daur ulang sampah

Lahan daur ulang sampah berfungsi sebagai tempat pengolahan sampah sukar

membusuk yang akan di buat kerajinan tangan dan tempat display hasil daur ulang

sampah. Direncanakan luas lahan daur ulang sampah adalah 16 m2(4 m x 4 m).

2) Lahan pengolahan plastik menjadi minyak

Lahan pengolahan plastik menjadi minyak terdiri atas: dua buah kondensor,

tangki reaktor dan tempat penampungan minyak yang direncanakan memiliki luas lahan

pengolahan 6 m2.

c) Lahan insinerator

Pada lahan ini, untuk mengolah sampah residu yang sudah tidak dapat di daur

ulang direncanakan menggunakan insinerator.Insinerator yang dapat digunakan di PPK

Sampoerna untuk mengolah residu sampah dengan volume 0,0484 m3/hari.

Berdasarkan perhitungan luas lahan insinerator maka didapatkan nilai 3,12m2.

B. Komponen Penunjang

Komponen penunjang IPS di PPK Sampoerna merupakan fasilitas yang

menunjang kebutuhan di pekerja serta aktivitas yang berlangsung di IPS. Komponen

tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Lahan Luas lahan (m2)

1. 1. Pencacahan 5,85

2. 2. Pengomposan 67,6

3. 3. Pematangan 40

4. 4. Pengayakan dan pengemasan 21

5. 5. Gudang penyimpanan kompos 7,45

6. 6. Penampungan lindi 1

(16)

Lahan Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)

1. Ruang perkantoran 3 3 9

2. Ruangan aula 6 6 36

3. Gudang peralatan 3 4 12

4. Ruang penjaga 3 2 6

5. Kamar mandi 2 2 4

(17)

m2terdiri atas: komponen utama seperti penerimaan; pemilahan; penyimpanan; dan

pengolahan sampah sebesar 9,2 m2; 5,2 m2; 37,25 m2; dan 169 m2, sedangkan komponen

penunjang, yaitu ruang perkantoran; aula; gudang peralatan; dan kamar mandi sebesar 9

m2;36 m2; 12 m2; dan 3 m2.

SARAN

Saran yang diberikan untuk perbaikan yaitu, perlu adanya penambahan petugas

sampah yang menangani keseluruhan sampah di PPK Sampoerna, untuk keselamatan

dan kesehatan kerja petugas sampah dan penyapu jalan, PPK Sampoerna wajib

menyediakan alat pelindung (A.P) standart seperti: A.P muka dan mata, A.P pernafasan,

A.P tangan dan kaki, serta pakaian pelindung.

DAFTAR PUSTAKA

Al’Amri, E. F., 2007. Perencanaan Instalasi Pengolahan Sampah di KelurahanTanah

Grogot, Kalimantan Timur.Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan, ITS. Surabaya. 52-80.

Anonim, 2010. Investasi Pengolahan Sampah Pasar. http://www.garutkab.go.id., Diakses tanggal 12 Oktober 2012.

Anonim, 2011.PPK Sampoerna. http://www.ppksampoerna.com.,Diakses tanggal 9 Oktober 2012.

Dwinugroho, F., 2011. Perencanaan Material Recovery Facility Kecamatan Arjarasa, Kabupaten Jember. Tugas Akhir. Teknik Lingkungan-FTSP, ITS, Surabaya. 9-11.

Dubanowitz, 2000. Design of a Materials Recovery Facility (MRF) For Processing The

Recyclabel Materials of New York City’s Municipal Solid Waste. Tesis.

Depaterment of Earth and Enviroment Enginering, Fu Foundation School of Engineering and Applied Science. Columbia University, New York. 21-29. Pandebesie, E. S., 2005. Teknik Pengelolaan Sampah. Buku Ajar.Jurusan Teknik

Lingkungan ITS, Surabaya.I.15-V.12.

(18)

Lampiran 2.Berat Total Sampah Bangunan di PPK Sampoerna

Sumber: Hasil Penelitian (2013)

No. Lokasi

1. Asrama 2,90 10,90 13,80 1,73

2. Gazebo 11,60 5,22 16,82 2,10

3. Gudang alat pertanian 4,44 6,66 11,10 1,39

4. Hall 22,99 10,52 33,51 4,19

5. Kandang kambing 91,20 1,20 92,40 11,55

6. Kandang sapi 155,10 0 155,10 19,39

7. Kantor 1 3,19 6,05 9,24 1,16

8. Kultur jaringan 1,62 3,08 4,70 0,59

9. Mushola 0 0,64 0,64 0,08

10 Parkiran 36,40 0,40 36,80 4,60

11. Pendopo 27,90 1,75 29,65 3,71

12. Pengolahan hasil ternak 10,10 0,71 10,81 1,35

13. Pos satpam 1 (gerbang) 6,75 10,80 17,55 2,19

14. Pos satpam 2 (atas) 11,59 5,56 17,15 2,14

15. Ruang galeri 7,80 6,70 14,50 1,81

16. Ruang hasil pertanian 29,70 5,58 35,28 4,41

17. Ruang pelatihan 1 14,32 3,80 18,12 2,27

18. Ruang pelatihan 2 +

kantor 13,19 7,56 20,75 2,59

19. Ruang pertemuan 1,48 1,62 3,10 0,39

20. Rumah kaca 16,28 1,42 17,70 2,21

21. Toilet 0,70 0,89 1,59 0,20

22. Unit kompos 48,40 1,10 49,50 6,19

23. Unit pelatihan

perbengkelan 3,50 5,12 8,62 1,08

24. Unit perikanan 6,10 1,22 7,32 0,92

(19)

Lampiran 3.Berat Total Sampah Lahan di PPK Sampoerna

1. Gerbang - pos satpam 1 43,10 0 43,10 5,38

2. Kantor - pendopo 91,30 0 91,30 11,41

3. Hall-kolam ikan 56,10 0,5 56,60 7,08

4. Hasil pertanian-VIP 56,20 0 56,20 7,02

5.

Sampoernafactory

VIP 66 0 66 8,25

6.

Pendopo - ruang

pelatihan 2 19,30 0 19,30 2,41

7. DanauSAR 32,20 1,04 33,24 4,15

8. Perkebunan/Agrikultur 443,20 1,80 445 55,62

9. Toga 107 0 107 13,37

Total 914,40 1,94 917,74 114,72

(20)

Lampiran 4.Timbulan Sampah di PPK Sampoerna Dalam Satuan Berat (kg)

Hari ke- Sampah Bangunan (kg) Sampah Lahan (kg) Berat Total (kg)

1 50,28 154,40 204,68

2 91,07 61,10 152,17

3 164,61 223 387,61

4 63,99 99,80 163,79

5 59,30 63,74 123,04

6 73,62 103,00 176,62

7 54,38 156,40 210,78

8 68,50 56,30 124,80

Total 625,75 917,74 1543,49

Rata-rata 78,22 114,72 192,94

(21)

Lampiran 5.Analisis Komposisi Sampah di PPK Sampoerna

No. Komposisi Sampah

Pengambilan Sampel Hari Ke- (kg/hari) BeratTotal Sampah

Membusuk 183,91 141,59 373,02 153,57 113,26 168 200,10 108,20 1441,65 180,21 93,56

2. Plastik 2,74 2,57 2,20 1,55 2,10 2,43 1,30 2,76 17,65 2,21 1,15

3. Kertas 2,54 1,46 2,05 1,38 0,55 0,87 1,20 1,40 11,45 1,43 0,74

4.

Plastik

Pembungkus 2,10 1,14 1,32 1,8 1,42 1,45 0,95 1,90 12,08 1,51 0,78

5. Botol 2,49 0,68 0,33 1,13 0,44 1,1 0,50 1 7,67 0,96 0,5

6. Puntung Rokok 0,86 0,27 0,35 0,23 0,17 0,35 0,44 0,19 2,86 0,36 0,19

7. Tissu 1,23 0,34 0,79 0,36 0,29 0,27 0,02 0,09 3,39 0,42 0,22

8. Kertas Minyak 1,25 0,64 0,38 0,65 0,80 0,35 0,27 2,26 6,60 0,83 0,43

9. Kardus 2,48 1,44 4,10 0,50 0,92 1,1 1,50 2,30 14,34 1,79 0,93

10. Kain 0,42 0 1,08 0,15 0 0 0,30 3,30 5,25 0,66 0,34

(22)

Lampiran 6.Laju Timbulan Sampah Setiap Fasilitas Bangunan di PPK Sampoerna

1. Asrama 0,300 2,025 1,725 0,144 0,183 0,026 65,639 691,387 1,725 0,026 0,000038

2. Gazebo 0,300 1,540 1,240 0,144 0,079 0,011 109,347 45,423 2,103 0,019 0,000423

3. Gudang alat

pertanian 0,300 1,613 1,313 0,144 0,114 0,016 80,128 44,239 1,388 0,017 0,000391

4. Hall 0,300 2,551 2,251 0,144 0,163 0,023 96,207 375,150 4,189 0,044 0,000116

5. Kandang kambing 0,300 5,750 5,450 0,144 0,205 0,030 184,621 9 11,550 0,063 0,006951

6. Kandang sapi 0,300 5,325 5,025 0,144 0,235 0,034 148,493 127,500 19,388 0,131 0,001024

7. Kantor 1 0,300 1,418 1,118 0,144 0,158 0,023 49,272 129,633 1,155 0,023 0,000181

8. Kultur Jaringan 0,300 0,738 0,438 0,144 0,074 0,011 41,196 135 0,563 0,014 0,000101

9. Mushola 0,300 0,605 0,305 0,144 0,043 0,006 49,837 37,143 0,455 0,009 0,000246

10. Parkiran 0,300 3,663 3,363 0,144 0,156 0,023 149,444 116,816 4,600 0,031 0,000263

11. Pendopo 0,300 0,906 0,606 0,144 0,060 0,009 70,168 131,103 3,706 0,053 0,000403

12. Pengolahan hasil

ternak 0,300 0,914 0,614 0,144 0,036 0,005 117,577 90 1,351 0,011 0,000128

13. Pos satpam 1

(gerbang) 0,300 2,456 2,156 0,144 0,140 0,020 106,957 10,498 2,194 0,021 0,001954

14. Pos satpam 2

(23)

LanjutanLampiran 6.Laju Timbulan Sampah Setiap Fasilitas Bangunan di PPK Sampoerna

15. Ruang galeri 0,300 1,575 1,275 0,144 0,098 0,014 90,812 105 1,813 0,020 0,000190

16. Ruang hasil

pertanian 0,300 4,710 4,410 0,144 0,159 0,023 192,913 486 4,410 0,023 0,000047

17. Ruang pelatihan 1 0,300 2,528 2,228 0.144 0,108 0,015 143,895 191,57 2,265 0,016 0,000082

18. Ruang pelatihan 2

+ kantor 0,300 2,356 2,056 0,144 0,156 0,023 91,389 96,10 2,600 0,028 0,000296

19. Ruang pertemuan 0,300 0,538 0,238 0,144 0,078 0,011 21,281 54 0,388 0,018 0,000337

20. Rumah kaca 0,300 1,550 1,250 0,144 0,123 0,018 70,862 103,70 2,213 0,031 0,000301

21. Toilet 0,300 0,386 0,086 0,144 0,051 0,007 11,687 38,81 0,199 0,017 0,000438

22. Unit kompos 0,300 0,688 0,388 0,144 0,049 0,007 55,199 77,62 6,188 0,112 0,001444

23. Unit pelatihan

perbengkelan 0,300 1,340 1,040 0,144 0,133 0,019 54,507 222,28 1,078 0,020 0,000089

24. Unit perikanan 0,300 0,800 0,500 0,144 0,046 0,007 75,075 395,60 0,915 0,012 0,000031

Total 2140,408 3723,6 78,575 0,792 0,000213

Rata-rata 89,184 155,15 3,274 0,033 0,000009

(24)

Lampiran 7.Laju Timbulan Sampah Setiap Fasilitas Lahan di PPK Sampoerna

1. Gerbang-pos satpam 1 0,300 4,213 3,913 0,144 0,189 0,02 143,948 563,67 5,388 0,037 0,00007

2. Kantor-pendopo 0,300 3,060 2,760 0,144 0,101 0,015 189,300 87 11,413 0,060 0,00069

3. Hall-kolam ikan 0,300 3,329 3,029 0,144 0,160 0,023 131,448 1772 7,013 0,053 0,00003

4. Hasil pertanian-VIP 0,300 3,867 3,567 0,144 0,166 0,024 148,984 782,9 7,025 0,047 0,00006

5. Sampoernafactory

-VIP 0,300 4,3 4 0,144 0,111 0,016 249,688 1415,2 8,250 0,033 0,00002

6. Pendopo-ruang

pelatihan 2 0,300 3,025 2,725 0,144 0,090 0,013 210,262 46,08 2,413 0,011 0,00025

7. DanauSAR 0,300 3,206 2,906 0,144 0,155 0,022 130,184 344,77 4,155 0,032 0,00009

8. Perkebunan/

Agrikultur 0,300 3,950 3,650 0,144 0,194 0,028 130,824 41766 55,513 0,424 0,00001

9. Toga 0,300 4,650 4,350 0,144 0,121 0,017 249,141 272,52 13,375 0,054 0,00020

Total 1583,8 407050,14 0,753 0,001 0,001

Rata-rata 175,98 5227,8 0,084 0,00016 0,00016

Sumber * = Data PPK Sampoerna (2013)

Keterangan= Contoh perhitungan untuk laju timbulan sampah asrama

(25)

C= Berat sampah (kg)

Berat sampah asrama setelah diketuk berdasarkan persamaan 3 adalah:

C = BA = 2,025 kg - 0,300 kg = 1,725 kg/hari

D = Luas kotak (m2)

Luas kotak sampah asramaberdasarkan persamaan 4 adalah:

D = P x L = 30 cm x48 cm = 1440 cm = 0,144 m2

E= Tinggi kotak sampah setelah diketuk (m),

F= Volume kotak sampah (m3)

Volume kotak sampah asramaberdasarkan persamaan 4 adalah:

F= D x E = 0,144 m2x 0,183 m = 0,026 m3

G= Densitas sampah (kg/m3)

Densitas sampah asrama berdasarkan persamaan 6 adalah:

G= C: F = 1,725 kg : 0,026 m3= 65,639 kg/m3

H= Luas lahan (m2) (Data PPK Sampoerna, 2013)

I =Rata-rata total sampah per hari (kg/ hari) (Lampiran 1 dan 2)

J= Volume timbulan rata-rata (m3/ hari)

Volume sampah asrama berdasarkan persamaan 8 adalah:

J= G : I = 65,639 kg/m3: 1,725 kg/hari = 0,026 m3/ hari

K= Laju timbulan sampah (m3/hari/m2)

Laju timbulan sampah asrama berdasarkan persamaan 9 adalah:

(26)

Pengolahan

Komposting Mudah membusuk 180,21 290,71 0,6199 0,6199

Daur Ulang

Plastik 2,21 65,26 0,0338

0,1311

Kertas 1,43 88,99 0,0161

Plastik pembungkus 1,21 65,26 0,0185

Botol plastik 0,96 65,26 0,0147

Kardus 1,08 49,66 0,0217

Kain 0,49 65,26 0,0075

Gelas plastik 1,07 65,26 0,0163

Residu 0,16 65.67 0.0024

Insinerator

Plastik pembungkus 0,3 65,26 0,0046

0,0484

Puntung rokok 0,36 480,57 0,0007

Tissu 0,42 88,99 0,0047

Kertas minyak 0,83 88,99 0,0093

Kardus 0,72 49.66 0.0145

Kain 0,16 65,26 0,0025

B3 0,2 480,57 0,0004

Logam 0,14 320,38 0,0004

Kaca 0,29 195,78 0,0015

Styrofoam 0,08 480,57 0,0002

Residu 0,63 65,67 0.0096

Jumlah 0,7994

(27)

Teknik

Membusuk 0,6199 1 0,6199 0,62

Daur Ulang

Plastik 0,0338 3 0,1014

0,40

Kertas 0,0161 3 0,0482

Plastik

Pembungkus 0,0185 3 0,0556

Botol Plastik 0,0147 3 0,0441

Kardus 0,0217 3 0,0651

Kain 0,0075 3 0,0226

Gelas Plastik 0,0163 3 0,0490

Residu 0,0024 3 0,0072

Insinerator

Plastik

Pembungkus 0,0046 3 0,0138

0,15 Puntung

Rokok 0,0007 3 0,0022

Tissu 0,0047 3 0,0142

Kertas

Minyak 0,0093 3 0,0280

Kardus 0,0145 3 0,0435

Kain 0,0025 3 0,0074

B3 0,0004 3 0,0012

Logam 0,0004 3 0,0013

Kaca 0,0015 3 0,0044

Styrofoam 0,0002 3 0,0005

Residu 0,0096 3 0,0288

(28)

Teknik

Membusuk 0,6199 1 0,6199 1 0,6199

Daur Ulang

Plastik 0,1014 0,5 0,2028 0,5 0,4057

Kertas 0,0482 1 0,0482 1 0,0482

Plastik

Pembungkus 0,0556 0,5 0,1112 0,5 0,2225

Botol Plastik 0,0441 1 0,0441 1 0,0441

Kardus 0,0651 1 0,0651 1 0,0651

Kain 0,0226 0,5 0,0453 0,5 0,0905

Gelas Plastik 0,0490 1 0,0490 1 0,0490

Residu 0,0072 0,5 0,0144 0,5 0,0288

Insinerator

Plastik

Pembungkus 0,0138 0,5 0,0276 0,5 0,0552

Puntung Rokok 0,0022 0,2 0,0112 0,2 0,0562

Tissu 0,0142 0,2 0,0708 0,2 0,3540

Kertas Minyak 0,0280 0,5 0,0560 0,5 0,1119

Kardus 0,0435 1 0,0435 1 0,0435

Kain 0,0074 0,5 0,0147 0,5 0,0294

B3 0,0012 0,5 0,0025 0,5 0,0050

Logam 0,0013 0,5 0,0026 0,5 0,0052

Kaca 0,0044 1 0,0044 1 0,0044

Styrofoam 0,0005 1 0,0005 1 0,0005

(29)

Hari ke- Berat awal (kg) Berat akhir (kg) % Kandungan air

1 1 0,11 89,50

2 1 0,08 92,39

3 1 0,07 93,44

4 1 0,12 87,89

5 1 0,11 88,98

6 1 0,12 88,21

7 1 0,14 86,27

8 1 0,14 85,51

Total 712,18

Rata-rata 89,02

(30)

Sumber: Anonim, (2013e)

Spesifikasi Insinerator Kapasitas

Dimensi luar ( ± ) 100x56x96 cm

Kapasitas pembakaran 0, 1 m3/jam

Burnerpembakaran utama 1 buah

Blower/ Kapasitas 1 buah / 2, 5"

Bahan bakar Minyak Tanah/ Solar

Konsumsi listrik ± 650 Watt

Input voltage 220 V/ 1Phase/ 50 Hz

Control panel/ Timer Automatic, 0-120 menit Konstruksi dinding dalam Bata Tahan Api SK32,

Castable CAJ13, Ceramic Fiber D64"

Filtrasi Wet Scrubber

Dinding luar Pelat MS 3mm

Temperatur ± 800º ~ 1200º C

Dimensi ruang bakar ( ± ) 51.5 x 36 x 70 cm

Cerobong / Tinggi ( ± ) 25 cm x 4 m

Tangki bahan bakar ± 60 liter

Pompa air ± 20 - 40 liter/menit

Debit air ± 40 liter/ menit

(31)

Lampiran 13.Luas total lahan yang dibutuhkan di IPS PPK Sampoerna

Komponen Lahan Detail Bangunan Panjang

(m)

Penerimaan sampah Parkiran tossa 2 2 4

Penerimaan sampah 2,6 2 5,2

Pemilahan sampah 2,6 2 5,2

Penyimpanan

Komposting

Mudah Membusuk 2 1,6 3,2

Daur ulang

Plastik 1,5 1,4 2,1

Kertas 2 1 2

Plastik pembungkus 1,5 1,3 2

Botol Plastik 2 1 2

Kardus 2 1 2

Kain 1,5 1 1,5

Gelas Plastik 2 1 2

Residu 1,5 1 1,5

Insinerator

Plastik pembungkus 1,5 1 1,5

Puntung Rokok 1,2 1 1,2

Tissu 1,4 1,2 1,7

Kertas Minyak 1,5 1,2 1,8

Kardus 2 1 2

Kain 1,5 1 1,5

B3 1,5 1 1,5

Logam 1,5 1 1,5

Kaca 2 1 2

Styrofoam 2 1 2

Residu 1.5 1,1 1,7

Pengolahan sampah

Komposting

Mesin Pencacah 1,62 1,5 2,43

Lahan Pencacahan 1,9 1,8 3,42

Pengomposan (10 tumpukan) 2,6 2,6 67,6

Pematangan (10 tumpukan) 2 2 40

Pengayakan 5,5 3,2 17,6

Pengemasan 1,8 1,8 3,24

Gudang penyimpanan kompos 2,7 2,7 7,3

(32)

Komponen Lahan Detail Bangunan

(m) (m) (m2)

Daur ulang Daur ulang 4 4 16

Utama Plastik menjadi minyak 3 2 6

Insinerator 2 2 4

Penunjang

Ruang perkantoran 3 3 9

Ruangan aula 6 6 36

Gudang peralatan 4 3 12

Kamar mandi 2 1,5 3

Total

(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

Gambar

Gambar 4.22 Alur Pengolahan Insinerator IPS di PPK Sampoerna
Gambar 2. Kesetimbangan Massa Sampah di PPK Sampoerna
Tabel 2. Kebutuhan Total Lahan Komposting

Referensi

Dokumen terkait

Masing-masing pendaftar yang telah memasukkan Formulir Pendaftaran dan Pembayaran Pendaftaran akan menerima pemberitahuan dari panitia yang berisi konfirmasi pendaftaran dan

Pembuatan sistem baru ini juga akan memenuhi kebutuhan user sehingga dapat memudahkan user dalam mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan cepat

Berdasarkan hasil analisis didapatkan simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berorientasi kurikulum 2013 dengan metode eksperimen pada

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya bilingual dalam satu prasasti menunjukkan bahwa pada saat itu yaitu pada awal abad ke-10 di

Kapolres berharap, dengan adanya pengenalan menggunakan helm yang benar, nanti sepulang dari Polres Kebumen, murid murid, mau mengingatkan kepada orang tua di rumah agar anaknya

Hal ini disebabkan karena tiga faktor, yaitu (1) kepiting besar memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan regenerasi salah satu capitnya, (2) regenerasi capit besar

Ketika sistem moneter internasional dikaitkan dengan emas, yang pada akhirnya menyebabkan saling ketergantungan di antara sistem mata uang sehingga menjadi jangkar bagi nilai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Saluran pemasaran kelapa di Desa Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, (2) Besarnya marjin pemasaran kelapa di Desa