Gambar 4.22Alur Pengolahan Insinerator IPS di PPK Sampoerna
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perencanaan ini, maka luas lahan IPS berbasis MRFs yang
direncanakan untuk area pengolahan sampah di PPK Sampoerna sebesar 281 m2
terdiri atas: komponen utama seperti penerimaan; pemilahan; penyimpanan; dan
pengolahan sampah (komposting, insinerator dan daur ulang) sebesar 9,2 m2; 5,2 m2;
37,25 m2; dan 169 m2, sedangkan komponen penunjang, yaitu ruang perkantoran;
aula; gudang peralatan; dan kamar mandi sebesar 9 m2; 36 m2; 12 m2; dan 3 m2.
5.2 Saran
Saran yang diberikan untuk perbaikan yaitu, perlu adanya penambahan
petugas sampah yang menangani keseluruhan sampah di PPK Sampoerna, untuk
keselamatan dan kesehatan kerja petugas sampah dan penyapu jalan, PPK Sampoerna
wajib menyediakan alat pelindung (A.P) standart seperti: A.P muka dan mata, A.P
pernafasan, A.P tangan dan kaki, serta pakaian pelindung. Memberikan pelatihan
kepada para petugas sampah tentang kesehatan diri (Hygiene Sanitasi), tentang
penyakit-penyakit bawaan sampah, serta tentang Alat Pelindung Diri (APD) dan
Standard Operating Procedure(SOP)pengolahan sampah di IPS seperti: penggunaan
insinerator, pengolahan plastik menjadi minyak serta cara komposting agar terhindar
DAFTAR PUSTAKA
Al’Amri, E. F., 2007. Perencanaan Instalasi Pengolahan Sampah di KelurahanTanah
Grogot, Kalimantan Timur. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan, ITS. Surabaya. 52-80.
Anonim, 1994. Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah. SNI 03-3241-1994.BSN. 1.
Anonim, 1994. Metode Pengambilan dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. SNI 19-3694-2002. BSN. 1-14.
Anonim, 2002a. Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. SNI19-2454-2002. BSN. 1-19.
Anonim, 2002b. Tata Cara Perencanaan Tangki Septik Dengan Sistem Resapan. Ditjen Cipta Karya. Jakarta.
Anonim, 2006. Practical Action. http://practicalaction.org., Diakses tanggal 20 Oktober 2012.
Anonim, 2007. Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. 24.
Anonim, 2008. Undang-Undang No.18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah.
Anonim, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Anonim, 2010. Investasi Pengolahan Sampah Pasar. http://www.garutkab.go.id., Diakses tanggal 12 Oktober 2012.
Anonim, 2011a. PPK Sampoerna. http://www.ppksampoerna.com., Diakses tanggal 9 Oktober 2012.
Anonim, 2011b. Nishihara Rotary Drum Composting. http://www.gec.jp., Diakses tanggal 5 Juli 2013.
Anonim, 2012. Peta Satelit Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan. https://maps.google.co.id., Diakses tanggal 5 Desember 2012.
Diakses tanggal 2 Februari 2013
Anonim, 2013b. Metode Pengelolaan Sampah Kota. http://green.kompasiana.com. Diakses tanggal 27 Maret 2013.
Anonim, 2013c. Tempat Pembuangan Sampah Longsor, Satu Warga Tertimbun. http://www.tempo.co., Diakses tanggal 20 Februari 2013.
Anonim, 2013d. Pemuda Kreatif Olah Sampah Jadi Minyak. http://informasisurabaya.com., Diakses tanggal 10 Maret 2013.
Anonim, 2013e. Mesin Pencacah Sampah. http://indonetwork.co.id., Diakses tanggal 3 April 2013.
Anonim, 2013f. Mesin Pengayak Sampah Organik (Kompos). http://mesincyrbil.indonetwork.co.id., Diakses tanggal 3 April 2013.
Anonim, 2013g. Insinerator. http://karyamitrausaha.indonetwork.co.id., Diakses tanggal 3 April 2013.
Bueckers, G., Een, T., Engan R., Estrem, L., Fredcrickson, L., dan James, M., 1990. Material Recovery Facility Technical Assistance Manual. Minnesota Office of Waste Management. Minnesota. II-2.
Chandra, B., 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. 124 dan 144-147.
Dainur, 1995. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya Medika, Jakarta. 11-15.
Damanhuri, E. dan Padmi, T., 1982. Probleme de Dechets Urban en Indonesie, TFE ENTPE, Perancis. 5-27.
Damanhuri, E., Padmi, T., Azhar, N., dan Meilany, L.T., 1989. Pengkajian Laju Timbulan Sampah di Indonesia, Puslitbang Permukiman Departemen Pekerjaan Umum-LPM ITB, Bandung. 9-13.
Damanhuri, E., 2004. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150 Edisi Semester I 2004/2005. Teknik Lingkungan-FTSL, ITB, Bandung. 10-15.
Dubanowitz, 2000. Design of a Materials Recovery Facility (MRF) For Processing
The Recyclabel Materials of New York City’s Municipal Solid Waste. Tesis.
Depaterment of Earth and Enviroment Enginering, Fu Foundation School of Engineering and Applied Science. Columbia University, New York. 21-29.
Dwinugroho, F., 2011. Perencanaan Material Recovery Facility Kecamatan Arjarasa, Kabupaten Jember. Tugas Akhir. Teknik Lingkungan-FTSP, ITS, Surabaya. 9-11.
Gabrina, T., 2010. Analisis Angkutan Persampahan di Kecamatan Kuta.Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar. 209- 210.
Ganefati, S. J., 2008. Pengolahan Lindi (Leachate) Dengan Model Coagulation – Biofilter Unaerobic. Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Depkes Yogyakarta Peneliti Di Pusat Teknologi Lingkungan- BPPT. Yogyakarta. Vol. 9 No. 2: 191-196.
Hadiwiyoto, S., 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu, Jakarta. 23-26.
Irman, 2005. Evaluasi Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Sistem Teknik Operasional Pengelolaan Sampah di Kota Padang, Tesis, Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota,Undip, Semarang. 41.
Isroi, M., 2008. Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor. 4-10.
Kartikawan, Y., 2007. Pengelolaan Persampahan. Lingkungan Hidup, Yogyakarta. 18-25.
Komala, D. S., 2011. Laporan Akhir Praktikum Laboratorium Lingkungan Berat Jenis Dan Komposisi Sampah. Teknik Lingkungan, Universitas Andalas, Padang. 14.
Mangkoedihardjo, S., dan Ganjar, S., 2010. Fitoteknologi Terapan. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Murbandono, L. H. S., 2000. Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta.10-11.
Lingkungan ITS, Surabaya. I.15-V. 12.
Prastowo, A., 2011. Memahami Metode-Metode Penelitian. A-Ruzz Media, Yogyakarta. 30.
Rahman, M. A., 2012. Perencanaan Material Recovery Facilities Di Pasar Induk Osowilangun Surabaya. Tugas Akhir. Ilmu dan Teknologi Lingkungan, UNAIR, Surabaya. 33-38.
Riyadi, J., 2008. Perencanaan MRF di TPS Terminal Purabaya Surabaya. Tugas Akhir. Teknik Lingkungan-FTSP, ITS, Surabaya. 27-34.
Rosyidah, D. N. E., 2012. Perencanaan Instalasi Sampah (IPS) di Perumahan Permata Bonang (Perbon) Kelurahan Perbon, Kabupaten Tuban.Tugas Akhir.Ilmu dan Teknologi Lingkungan, UNAIR, Surabaya. 11-13.
Santoso, U., 2009. Penanganan Sampah untuk Menuju Kota Bersih dan Sehat, Jurnal Urip Santoso Menuju Pemikiran Mandiri, Bengkulu. 3-5.
Sastrawijaya, A. T.,1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta,
Jakarta.-Sejati, K., 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Kanisius. Yogyakarta. 35.
Sitogasa, P. S. A., 2012. Desain Tempat Penampungan Sementara (TPS) Berbasis Material Recovery Facilities (MRFs) Di Kampus C Universitas Airlangga.
Tugas Akhir.Ilmu dan Teknologi Lingkungan, UNAIR, Surabaya. 84.
Slamet, J., 1996. Kesehatan Lingkungan.Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta.
Sofian, 2006. Sukses Membuat Kompos dari Sampah. Agro Media Pustaka, Jakarta.15-16.
Sulaeman, D., 2013. Prinsip Menciptakan Agro–Industri Ramah Lingkungan. -. 8.
Supriyono, 2012. 7 Fakta Berbahaya Membakar Sampah.
http://majalahkesehatan.com. Diakses tanggal 27 Maret 2013.
Tarmidi, 2004. Optimalisasi Teknik Pengolahan Limbah Padat/ Sampah di Perkotaan (Studi Kasus: TPA Leuwigajah Kota Bandung). Tesis. Magister Teknik Sipil, UNDIP, Semarang. 37-50.
Tchobanoglous, G., Theisen, H., dan Vigil, S. A., 1993. Integrated Solid Waste Management Engineering Principles and Management Issues. Mc Graw-Hill Inc, New York. 73-584.
Tobing, I., 2005. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Manusia. Fakultas Biologi, Universitas Nasional, Jakarta. 2.
Wahyono, S., 2004. Penerapan Teknologi Tinggi Untuk Pengelolaan Limbah Padat di Singapura. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta. P3TL-BPPT. Vol. 5, No. 1: 63-65.
Wibowo, A., Djajawinata, D., 2003. Penanganan Sampah Perkotaan Terpadu. http:// kkppi.go.id. Diakses tanggal 4 Desember 2012. 3.
Yasa, I., dan Sudiarsa, M. I., 2012. Pengolahan Sampah dengan Konsep 3R Studi Kasus: Kecamatan Denpasar Selatan (Kodya Denpasar). Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali. 52.
Lampiran 1. Jurnal Ilmiah
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH BERBASISMATERIAL RECOVERY FACILITIES(MRFs) DI PUSAT PELATIHAN KEWIRAUSAHAN (PPK) SAMPOERNA
Rr. Mutiara Adhi Sarasati, Agoes Soegianto, dan Nita Citrasari
Program Studi S-1 Ilmu dan Teknologi Lingkungan, Departemen Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya
ABSTRACT
Solid waste in Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) is only managed into the limited landfill and incineration which will cause environmental pollution and damage the health in Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).One alternative solution to the solid waste management is to develop their Solid Waste Treatment Plant (SWTP) based on Materials Recovery Facilities (MRFs). The research results show that the total rate of waste generation in Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) is 0,000083 m3/day/m2 or 0,0833 L/day/m2. Solid waste management in Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) is done based on composition, is composting; recycling; and incineration of 180,21 kg/day (93,41%), 8,59 kg/day (4,45%) and 4,12 kg /day (2,14%). Solid Waste Treatment Plant (SWTP) is planned to be built with an area of 281 m2 consists of: key components such receipting; sorting; storing; and processing of solid waste by 9,2 m2; 5,2 m2; 37,25 m2; and 169 m2, while the supporting components, which are space office; hall; warehouse appliances, and bathroom for 9 m2; 36 m2; 12 m2; and 3 m2.
PENDAHULUAN
PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang
dibangun di atas lahan seluas 27 Ha di Dusun Betiting, Desa Gunting, Kecamatan
Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Anonim, 2011). Semakin beragamnya
aktivitas kegiatan di PPK Sampoerna, berdampak pada meningkatnya produksi sampah
setiap hari yangberasal dari aktivitas perkantoran, kewirausahan serta perkebunan,
sesuai dengan pertambahan jumlah jiwa yang beraktivitas di PPK Sampoerna. Besarnya
timbulan sampah dariaktivitas di PPK Sampoerna hanya dikelola sebatas penimbunan
sampah pada lahan kosong dan pembakaranyang akan menyebabkan pencemaran
lingkungan di PPK Sampoerna dan mengganggu kesehatan.
Perencanaan bangunan IPS berbasis MRFs merupakan salah satu solusi alternatif
untuk pengolahan sampah mereduksi jumlah timbunan sampahdan dimanfaaatkan
menjadi barang yang bernilai ekonomis.IPS berbasis MRFs yang akan diterapkan di
PPK Sampoerna, sebelumnya perlu dilakukan penelitian tentang timbulan dan
komposisi sampah yang dihasilkan. Hasil penelitian tersebut digunakan untuk
merencanakan desain IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna.
MATERI DAN METODE PERENCANAAN
Menurut Anonim (2010), Instalasi Pengolahan Sampah (IPS) didefinisikan
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pemisahan dan pengolahan sampah secara
terpusat. Kegiatan pokok di IPS ini adalah:
1. Pengolahan lebih lanjut sampah yang telah dipilah disumbernya.
2. Pemisahan dan pengolahan langsung komponen sampah kota.
3. Peningkatan mutu produkrecovery/recycling.
Material Recovery Facilities (MRFs) adalah fasilitas dimana sampah akan
dipisahkan, diproses, dan disimpan untuk kemudian dapat didaur ulang menjadi
bahan-bahan yang bermanfaat. MRF menerima sampah, baik dari sumber terpisah ataupun
yang tercampur yang nantinya sampah diproses menjadi sumber bahan bakar atau
Menurut Tchobanoglous et al. (1993), dalam perencanaan pembangunan MRFs
meliputi tiga tahapan, yaitu analisis kelayakan, perencanaan awal, dan perencanaan
akhir. Tahapan pertama, yaitu analisis kelayakan bertujuan untuk menentukan apakah
MRFs layak untuk dibangun atau tidak. Tahapan kedua, yaitu perencanaan awal
bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam pembangunan MRFs.
Tahapan ketiga adalah tahapan akhir, yaitu tahap perhitungan perkiraan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) pembangunan MRFs dan konstruksi bangunan.Bangunan MRFs
terdapat komponen yang mendukung proses daur ulang, yaitu komponen utama dan
penunjang (Al’amri, 2007).
CARA KERJA
Rangkaian kerja perencanaan IPS di PPK Sampoerna, terdiri atas:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari 2013 dengan lokasi sampling
pada bangunan dan lahan di PPK Sampoerna.Data yang diperlukan, yaitu data sekunder
dan data primer. Data sekunder diperlukan dalam perencanaan IPS, yaitu profil PKK
Sampoerna, data administratif (meliputi luas wilayah dan fasilitas), jumlah pekerja dan
penghuni, peta lokasi, dan kondisi lingkungan.Sedangkan data primer, yaitu data
timbulan dan komposisi sampah.
2. Perencanaan Awal Desain IPS di PPK Sampoerna
Analisis data untuk perencanaan desain IPS dilakukan dengan perhitungan data
sebagai berikut:
1) Densitas dan Laju Timbulan Sampah (Volume) dihitung berdasarkan SNI
19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan
Komposisi Sampah Perkotaan.
2) Recovery factor dihitung dengan mengkalikan %recovery factor dengan besarnya
sampah yang dapat dikomposkan, dan didaur ulang atau yang telah menjadi residu
3) Loading rate pada perencanaan ini, diperhitungkan berdasarkan pertimbangan luas
lahan IPS yang direncanakan serta waktu operasional kerja direncanakan 8 jam
(Pandebesie,2005).
3. Perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna
Tahapan perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna, yaitu:
a. Perhitungan volume setiap komposisi sampah di IPS PPK Sampoerna sebagai
contoh perhitungan volume sampah mudah membusuk, yaitu:
Volume sampah mudah membusuk (m3/hari)
= ( )
( ²)
b. Penentuan komponen lahan IPS
Penentuan komponen MRFs dilakukan sesuai dengan luas lahan yang tersedia
dan berdasarkan jenis sampah yang direncanakan sesuai dengan nilai ekonomisnya.
Fasilitas IPS berbasis MRFs ini berupa komponen utama dan komponen penunjang.
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Sampah
Total laju timbulan sampah di PPK Sampoerna adalah 0,000083 m3/hari/m2atau
0,0833 L/hari/m2. Rata-rata berat sampah di lokasi sampling yang dapat dikomposisikan
adalah 192,92 kg/hari, analisis dilakukan dengan cara memilah langsung sesuai jenisnya
pada setiap lokasi sampling. Data komposisi sampah di PPK Sampoerna dapat dilihat
pada Gambar 1.
Kesetimbangan massa sampah (material mass balance)
Perhitungan kesetimbangan massa sampahbertujuan untuk mengetahui jumlah
sampah yang masuk, jumlah sampah yang dikelola di IPS dan jumlah sampah yang
menjadi residu. Perhitungan ini juga menunjukkan seberapa efektif IPS yang
direncanakan dalam mengurangi jumlah timbulan sampah (Dwinugroho,2011). Sampah
Gambar 2.Kesetimbangan Massa Sampah di PPK Sampoerna
Perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna
Pada perencanaan IPS di PPK Sampoerna, volume sampah yang masuk
digunakan untuk menghitung kebutuhan lahan, unit pengolahan serta komponennya, dan
fasilitas pendukung pada IPS.Penentuan komponen IPS dilakukan sesuai dengan luas
lahan yang tersedia dan berdasarkan jenis sampah yang direncanakan sesuai dengan
nilai ekonomisnya. Fasilitas IPS berbasis MRFs ini berupa komponen utama dan
penunjang, yaitu:
A. Komponen Utama
Komponen utama merupakan komponen yang berfungsi untuk pengolahan
sampah mulai dari sampah yang masuk hingga sampah hasil pengolahan. Komponen
utama IPS di PPK Sampoerna, meliputi:
Timbulan Sampah di PPK Sampoerna 192,92kg/hari (100%)
Diolah insinerator 4,12kg/hari (2,14%)
IPS PPK SAMPOERNA
Dimanfaatkan: 8,59kg/hari (4,45%) 1. Plastik : 2,21kg/hari (1,15%) 2. Kertas : 1,43kg/hari (0,74%)
3. Plastik pembungkus: 1,21 kg/hari (0,62%) 4. Botol Plastik : 0,96kg/hari (0,48%) 5. Kardus :1,08kg/hari (0,56%) 6. Kain : 0,49kg/hari (0,25%) 7. Gelas Plastik :1,07kg/hari (0,55%) 8. Residu : 0,16 kg/hari (0,1%)
Komposting(93,41%) Daur Ulang (4,45%)
Dimanfaatkan Berat sampah mudah membusuk
180,21kg/hari(93,41%)
1. Lahan penerimaan sampah
Lahan penerimaan sampah merupakan ruang dimana sampah pertama kali masuk
ke IPS yang diangkut dengan tossa pengakut sampah.Lahan penerimaan sampah
harusmampu menampung bahan sampah yang masuk setiapharinya.Luas lahan
penerimaan sampah 5,2m2, pada lahan ini disediakan lahan untuk parkiran tossa
pengangkut sampah, luas lahan tersebut sebesar direncanakan 4 m2(2 m x 2 m), maka di
dapatkan total luas lahan penerimaan sampah adalah sebesar 9,2 m2.
2. Lahan pemilahan sampah
Setelah sampah di bongkar di area penerimaan, petugas membawa sampah yang
masih tercampur atau belum terpilah ke lahan pemilahan. Lahan pemilahan berfungsi
untuk tahap sortasi dari sampah asal sebesar 5,2 m2(2,6 m x 2 m).
3. Lahan penyimpanan sampah
Lahan penyimpanan sampah berfungsi sebagai tempat penyimpanan sampah
baik mudah ataupun sukar membusuk sebelum dilakukan proses pengolahan. Lahan
penyimpanan sampah di IPS PPK Sampoerna direncanakan dibagi menjadi 3
bagianberdasarkan jenis pengolahan yangdilakukan, yaitu komposting 3,24 m2, daur
ulang15,54 m2, dan insinerator 18,47 m2. Total luas lahan penyimpanan sampah sebesar
37,25 m2.
4. Lahan pengolahan sampah
Lahan pengolahan sampah di PPK Sampoerna direncanakan untuk mengolah
sampah dengan metode komposting, daur ulang, dan insinerator. Tahapan perhitungan
lahan pengolahan sampah adalah:
a) Lahan Komposting
Kebutuhan luas lahan untuk komposting didasarkan pada kebutuhan lahan untuk
proses pengomposan, antara lain lahan untuk proses pencacahan,pengomposan,
Tabel 2.Kebutuhan Total Lahan Komposting
b) Lahan daur ulang
Sampah sukar membusuk akan di olah pada lahan daur ulang di IPS PPK
Sampoerna dengan luas sebesar 22 m2, dimana lahan tersebut terdiri atas:
1) Lahan daur ulang sampah
Lahan daur ulang sampah berfungsi sebagai tempat pengolahan sampah sukar
membusuk yang akan di buat kerajinan tangan dan tempat display hasil daur ulang
sampah. Direncanakan luas lahan daur ulang sampah adalah 16 m2(4 m x 4 m).
2) Lahan pengolahan plastik menjadi minyak
Lahan pengolahan plastik menjadi minyak terdiri atas: dua buah kondensor,
tangki reaktor dan tempat penampungan minyak yang direncanakan memiliki luas lahan
pengolahan 6 m2.
c) Lahan insinerator
Pada lahan ini, untuk mengolah sampah residu yang sudah tidak dapat di daur
ulang direncanakan menggunakan insinerator.Insinerator yang dapat digunakan di PPK
Sampoerna untuk mengolah residu sampah dengan volume 0,0484 m3/hari.
Berdasarkan perhitungan luas lahan insinerator maka didapatkan nilai 3,12m2.
B. Komponen Penunjang
Komponen penunjang IPS di PPK Sampoerna merupakan fasilitas yang
menunjang kebutuhan di pekerja serta aktivitas yang berlangsung di IPS. Komponen
tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Lahan Luas lahan (m2)
1. 1. Pencacahan 5,85
2. 2. Pengomposan 67,6
3. 3. Pematangan 40
4. 4. Pengayakan dan pengemasan 21
5. 5. Gudang penyimpanan kompos 7,45
6. 6. Penampungan lindi 1
Lahan Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1. Ruang perkantoran 3 3 9
2. Ruangan aula 6 6 36
3. Gudang peralatan 3 4 12
4. Ruang penjaga 3 2 6
5. Kamar mandi 2 2 4
m2terdiri atas: komponen utama seperti penerimaan; pemilahan; penyimpanan; dan
pengolahan sampah sebesar 9,2 m2; 5,2 m2; 37,25 m2; dan 169 m2, sedangkan komponen
penunjang, yaitu ruang perkantoran; aula; gudang peralatan; dan kamar mandi sebesar 9
m2;36 m2; 12 m2; dan 3 m2.
SARAN
Saran yang diberikan untuk perbaikan yaitu, perlu adanya penambahan petugas
sampah yang menangani keseluruhan sampah di PPK Sampoerna, untuk keselamatan
dan kesehatan kerja petugas sampah dan penyapu jalan, PPK Sampoerna wajib
menyediakan alat pelindung (A.P) standart seperti: A.P muka dan mata, A.P pernafasan,
A.P tangan dan kaki, serta pakaian pelindung.
DAFTAR PUSTAKA
Al’Amri, E. F., 2007. Perencanaan Instalasi Pengolahan Sampah di KelurahanTanah
Grogot, Kalimantan Timur.Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan, ITS. Surabaya. 52-80.
Anonim, 2010. Investasi Pengolahan Sampah Pasar. http://www.garutkab.go.id., Diakses tanggal 12 Oktober 2012.
Anonim, 2011.PPK Sampoerna. http://www.ppksampoerna.com.,Diakses tanggal 9 Oktober 2012.
Dwinugroho, F., 2011. Perencanaan Material Recovery Facility Kecamatan Arjarasa, Kabupaten Jember. Tugas Akhir. Teknik Lingkungan-FTSP, ITS, Surabaya. 9-11.
Dubanowitz, 2000. Design of a Materials Recovery Facility (MRF) For Processing The
Recyclabel Materials of New York City’s Municipal Solid Waste. Tesis.
Depaterment of Earth and Enviroment Enginering, Fu Foundation School of Engineering and Applied Science. Columbia University, New York. 21-29. Pandebesie, E. S., 2005. Teknik Pengelolaan Sampah. Buku Ajar.Jurusan Teknik
Lingkungan ITS, Surabaya.I.15-V.12.
Lampiran 2.Berat Total Sampah Bangunan di PPK Sampoerna
Sumber: Hasil Penelitian (2013)
No. Lokasi
1. Asrama 2,90 10,90 13,80 1,73
2. Gazebo 11,60 5,22 16,82 2,10
3. Gudang alat pertanian 4,44 6,66 11,10 1,39
4. Hall 22,99 10,52 33,51 4,19
5. Kandang kambing 91,20 1,20 92,40 11,55
6. Kandang sapi 155,10 0 155,10 19,39
7. Kantor 1 3,19 6,05 9,24 1,16
8. Kultur jaringan 1,62 3,08 4,70 0,59
9. Mushola 0 0,64 0,64 0,08
10 Parkiran 36,40 0,40 36,80 4,60
11. Pendopo 27,90 1,75 29,65 3,71
12. Pengolahan hasil ternak 10,10 0,71 10,81 1,35
13. Pos satpam 1 (gerbang) 6,75 10,80 17,55 2,19
14. Pos satpam 2 (atas) 11,59 5,56 17,15 2,14
15. Ruang galeri 7,80 6,70 14,50 1,81
16. Ruang hasil pertanian 29,70 5,58 35,28 4,41
17. Ruang pelatihan 1 14,32 3,80 18,12 2,27
18. Ruang pelatihan 2 +
kantor 13,19 7,56 20,75 2,59
19. Ruang pertemuan 1,48 1,62 3,10 0,39
20. Rumah kaca 16,28 1,42 17,70 2,21
21. Toilet 0,70 0,89 1,59 0,20
22. Unit kompos 48,40 1,10 49,50 6,19
23. Unit pelatihan
perbengkelan 3,50 5,12 8,62 1,08
24. Unit perikanan 6,10 1,22 7,32 0,92
Lampiran 3.Berat Total Sampah Lahan di PPK Sampoerna
1. Gerbang - pos satpam 1 43,10 0 43,10 5,38
2. Kantor - pendopo 91,30 0 91,30 11,41
3. Hall-kolam ikan 56,10 0,5 56,60 7,08
4. Hasil pertanian-VIP 56,20 0 56,20 7,02
5.
Sampoernafactory–
VIP 66 0 66 8,25
6.
Pendopo - ruang
pelatihan 2 19,30 0 19,30 2,41
7. Danau–SAR 32,20 1,04 33,24 4,15
8. Perkebunan/Agrikultur 443,20 1,80 445 55,62
9. Toga 107 0 107 13,37
Total 914,40 1,94 917,74 114,72
Lampiran 4.Timbulan Sampah di PPK Sampoerna Dalam Satuan Berat (kg)
Hari ke- Sampah Bangunan (kg) Sampah Lahan (kg) Berat Total (kg)
1 50,28 154,40 204,68
2 91,07 61,10 152,17
3 164,61 223 387,61
4 63,99 99,80 163,79
5 59,30 63,74 123,04
6 73,62 103,00 176,62
7 54,38 156,40 210,78
8 68,50 56,30 124,80
Total 625,75 917,74 1543,49
Rata-rata 78,22 114,72 192,94
Lampiran 5.Analisis Komposisi Sampah di PPK Sampoerna
No. Komposisi Sampah
Pengambilan Sampel Hari Ke- (kg/hari) BeratTotal Sampah
Membusuk 183,91 141,59 373,02 153,57 113,26 168 200,10 108,20 1441,65 180,21 93,56
2. Plastik 2,74 2,57 2,20 1,55 2,10 2,43 1,30 2,76 17,65 2,21 1,15
3. Kertas 2,54 1,46 2,05 1,38 0,55 0,87 1,20 1,40 11,45 1,43 0,74
4.
Plastik
Pembungkus 2,10 1,14 1,32 1,8 1,42 1,45 0,95 1,90 12,08 1,51 0,78
5. Botol 2,49 0,68 0,33 1,13 0,44 1,1 0,50 1 7,67 0,96 0,5
6. Puntung Rokok 0,86 0,27 0,35 0,23 0,17 0,35 0,44 0,19 2,86 0,36 0,19
7. Tissu 1,23 0,34 0,79 0,36 0,29 0,27 0,02 0,09 3,39 0,42 0,22
8. Kertas Minyak 1,25 0,64 0,38 0,65 0,80 0,35 0,27 2,26 6,60 0,83 0,43
9. Kardus 2,48 1,44 4,10 0,50 0,92 1,1 1,50 2,30 14,34 1,79 0,93
10. Kain 0,42 0 1,08 0,15 0 0 0,30 3,30 5,25 0,66 0,34
Lampiran 6.Laju Timbulan Sampah Setiap Fasilitas Bangunan di PPK Sampoerna
1. Asrama 0,300 2,025 1,725 0,144 0,183 0,026 65,639 691,387 1,725 0,026 0,000038
2. Gazebo 0,300 1,540 1,240 0,144 0,079 0,011 109,347 45,423 2,103 0,019 0,000423
3. Gudang alat
pertanian 0,300 1,613 1,313 0,144 0,114 0,016 80,128 44,239 1,388 0,017 0,000391
4. Hall 0,300 2,551 2,251 0,144 0,163 0,023 96,207 375,150 4,189 0,044 0,000116
5. Kandang kambing 0,300 5,750 5,450 0,144 0,205 0,030 184,621 9 11,550 0,063 0,006951
6. Kandang sapi 0,300 5,325 5,025 0,144 0,235 0,034 148,493 127,500 19,388 0,131 0,001024
7. Kantor 1 0,300 1,418 1,118 0,144 0,158 0,023 49,272 129,633 1,155 0,023 0,000181
8. Kultur Jaringan 0,300 0,738 0,438 0,144 0,074 0,011 41,196 135 0,563 0,014 0,000101
9. Mushola 0,300 0,605 0,305 0,144 0,043 0,006 49,837 37,143 0,455 0,009 0,000246
10. Parkiran 0,300 3,663 3,363 0,144 0,156 0,023 149,444 116,816 4,600 0,031 0,000263
11. Pendopo 0,300 0,906 0,606 0,144 0,060 0,009 70,168 131,103 3,706 0,053 0,000403
12. Pengolahan hasil
ternak 0,300 0,914 0,614 0,144 0,036 0,005 117,577 90 1,351 0,011 0,000128
13. Pos satpam 1
(gerbang) 0,300 2,456 2,156 0,144 0,140 0,020 106,957 10,498 2,194 0,021 0,001954
14. Pos satpam 2
LanjutanLampiran 6.Laju Timbulan Sampah Setiap Fasilitas Bangunan di PPK Sampoerna
15. Ruang galeri 0,300 1,575 1,275 0,144 0,098 0,014 90,812 105 1,813 0,020 0,000190
16. Ruang hasil
pertanian 0,300 4,710 4,410 0,144 0,159 0,023 192,913 486 4,410 0,023 0,000047
17. Ruang pelatihan 1 0,300 2,528 2,228 0.144 0,108 0,015 143,895 191,57 2,265 0,016 0,000082
18. Ruang pelatihan 2
+ kantor 0,300 2,356 2,056 0,144 0,156 0,023 91,389 96,10 2,600 0,028 0,000296
19. Ruang pertemuan 0,300 0,538 0,238 0,144 0,078 0,011 21,281 54 0,388 0,018 0,000337
20. Rumah kaca 0,300 1,550 1,250 0,144 0,123 0,018 70,862 103,70 2,213 0,031 0,000301
21. Toilet 0,300 0,386 0,086 0,144 0,051 0,007 11,687 38,81 0,199 0,017 0,000438
22. Unit kompos 0,300 0,688 0,388 0,144 0,049 0,007 55,199 77,62 6,188 0,112 0,001444
23. Unit pelatihan
perbengkelan 0,300 1,340 1,040 0,144 0,133 0,019 54,507 222,28 1,078 0,020 0,000089
24. Unit perikanan 0,300 0,800 0,500 0,144 0,046 0,007 75,075 395,60 0,915 0,012 0,000031
Total 2140,408 3723,6 78,575 0,792 0,000213
Rata-rata 89,184 155,15 3,274 0,033 0,000009
Lampiran 7.Laju Timbulan Sampah Setiap Fasilitas Lahan di PPK Sampoerna
1. Gerbang-pos satpam 1 0,300 4,213 3,913 0,144 0,189 0,02 143,948 563,67 5,388 0,037 0,00007
2. Kantor-pendopo 0,300 3,060 2,760 0,144 0,101 0,015 189,300 87 11,413 0,060 0,00069
3. Hall-kolam ikan 0,300 3,329 3,029 0,144 0,160 0,023 131,448 1772 7,013 0,053 0,00003
4. Hasil pertanian-VIP 0,300 3,867 3,567 0,144 0,166 0,024 148,984 782,9 7,025 0,047 0,00006
5. Sampoernafactory
-VIP 0,300 4,3 4 0,144 0,111 0,016 249,688 1415,2 8,250 0,033 0,00002
6. Pendopo-ruang
pelatihan 2 0,300 3,025 2,725 0,144 0,090 0,013 210,262 46,08 2,413 0,011 0,00025
7. Danau–SAR 0,300 3,206 2,906 0,144 0,155 0,022 130,184 344,77 4,155 0,032 0,00009
8. Perkebunan/
Agrikultur 0,300 3,950 3,650 0,144 0,194 0,028 130,824 41766 55,513 0,424 0,00001
9. Toga 0,300 4,650 4,350 0,144 0,121 0,017 249,141 272,52 13,375 0,054 0,00020
Total 1583,8 407050,14 0,753 0,001 0,001
Rata-rata 175,98 5227,8 0,084 0,00016 0,00016
Sumber * = Data PPK Sampoerna (2013)
Keterangan= Contoh perhitungan untuk laju timbulan sampah asrama
C= Berat sampah (kg)
Berat sampah asrama setelah diketuk berdasarkan persamaan 3 adalah:
C = B–A = 2,025 kg - 0,300 kg = 1,725 kg/hari
D = Luas kotak (m2)
Luas kotak sampah asramaberdasarkan persamaan 4 adalah:
D = P x L = 30 cm x48 cm = 1440 cm = 0,144 m2
E= Tinggi kotak sampah setelah diketuk (m),
F= Volume kotak sampah (m3)
Volume kotak sampah asramaberdasarkan persamaan 4 adalah:
F= D x E = 0,144 m2x 0,183 m = 0,026 m3
G= Densitas sampah (kg/m3)
Densitas sampah asrama berdasarkan persamaan 6 adalah:
G= C: F = 1,725 kg : 0,026 m3= 65,639 kg/m3
H= Luas lahan (m2) (Data PPK Sampoerna, 2013)
I =Rata-rata total sampah per hari (kg/ hari) (Lampiran 1 dan 2)
J= Volume timbulan rata-rata (m3/ hari)
Volume sampah asrama berdasarkan persamaan 8 adalah:
J= G : I = 65,639 kg/m3: 1,725 kg/hari = 0,026 m3/ hari
K= Laju timbulan sampah (m3/hari/m2)
Laju timbulan sampah asrama berdasarkan persamaan 9 adalah:
Pengolahan
Komposting Mudah membusuk 180,21 290,71 0,6199 0,6199
Daur Ulang
Plastik 2,21 65,26 0,0338
0,1311
Kertas 1,43 88,99 0,0161
Plastik pembungkus 1,21 65,26 0,0185
Botol plastik 0,96 65,26 0,0147
Kardus 1,08 49,66 0,0217
Kain 0,49 65,26 0,0075
Gelas plastik 1,07 65,26 0,0163
Residu 0,16 65.67 0.0024
Insinerator
Plastik pembungkus 0,3 65,26 0,0046
0,0484
Puntung rokok 0,36 480,57 0,0007
Tissu 0,42 88,99 0,0047
Kertas minyak 0,83 88,99 0,0093
Kardus 0,72 49.66 0.0145
Kain 0,16 65,26 0,0025
B3 0,2 480,57 0,0004
Logam 0,14 320,38 0,0004
Kaca 0,29 195,78 0,0015
Styrofoam 0,08 480,57 0,0002
Residu 0,63 65,67 0.0096
Jumlah 0,7994
Teknik
Membusuk 0,6199 1 0,6199 0,62
Daur Ulang
Plastik 0,0338 3 0,1014
0,40
Kertas 0,0161 3 0,0482
Plastik
Pembungkus 0,0185 3 0,0556
Botol Plastik 0,0147 3 0,0441
Kardus 0,0217 3 0,0651
Kain 0,0075 3 0,0226
Gelas Plastik 0,0163 3 0,0490
Residu 0,0024 3 0,0072
Insinerator
Plastik
Pembungkus 0,0046 3 0,0138
0,15 Puntung
Rokok 0,0007 3 0,0022
Tissu 0,0047 3 0,0142
Kertas
Minyak 0,0093 3 0,0280
Kardus 0,0145 3 0,0435
Kain 0,0025 3 0,0074
B3 0,0004 3 0,0012
Logam 0,0004 3 0,0013
Kaca 0,0015 3 0,0044
Styrofoam 0,0002 3 0,0005
Residu 0,0096 3 0,0288
Teknik
Membusuk 0,6199 1 0,6199 1 0,6199
Daur Ulang
Plastik 0,1014 0,5 0,2028 0,5 0,4057
Kertas 0,0482 1 0,0482 1 0,0482
Plastik
Pembungkus 0,0556 0,5 0,1112 0,5 0,2225
Botol Plastik 0,0441 1 0,0441 1 0,0441
Kardus 0,0651 1 0,0651 1 0,0651
Kain 0,0226 0,5 0,0453 0,5 0,0905
Gelas Plastik 0,0490 1 0,0490 1 0,0490
Residu 0,0072 0,5 0,0144 0,5 0,0288
Insinerator
Plastik
Pembungkus 0,0138 0,5 0,0276 0,5 0,0552
Puntung Rokok 0,0022 0,2 0,0112 0,2 0,0562
Tissu 0,0142 0,2 0,0708 0,2 0,3540
Kertas Minyak 0,0280 0,5 0,0560 0,5 0,1119
Kardus 0,0435 1 0,0435 1 0,0435
Kain 0,0074 0,5 0,0147 0,5 0,0294
B3 0,0012 0,5 0,0025 0,5 0,0050
Logam 0,0013 0,5 0,0026 0,5 0,0052
Kaca 0,0044 1 0,0044 1 0,0044
Styrofoam 0,0005 1 0,0005 1 0,0005
Hari ke- Berat awal (kg) Berat akhir (kg) % Kandungan air
1 1 0,11 89,50
2 1 0,08 92,39
3 1 0,07 93,44
4 1 0,12 87,89
5 1 0,11 88,98
6 1 0,12 88,21
7 1 0,14 86,27
8 1 0,14 85,51
Total 712,18
Rata-rata 89,02
Sumber: Anonim, (2013e)
Spesifikasi Insinerator Kapasitas
Dimensi luar ( ± ) 100x56x96 cm
Kapasitas pembakaran 0, 1 m3/jam
Burnerpembakaran utama 1 buah
Blower/ Kapasitas 1 buah / 2, 5"
Bahan bakar Minyak Tanah/ Solar
Konsumsi listrik ± 650 Watt
Input voltage 220 V/ 1Phase/ 50 Hz
Control panel/ Timer Automatic, 0-120 menit Konstruksi dinding dalam Bata Tahan Api SK32,
Castable CAJ13, Ceramic Fiber D64"
Filtrasi Wet Scrubber
Dinding luar Pelat MS 3mm
Temperatur ± 800º ~ 1200º C
Dimensi ruang bakar ( ± ) 51.5 x 36 x 70 cm
Cerobong / Tinggi ( ± ) 25 cm x 4 m
Tangki bahan bakar ± 60 liter
Pompa air ± 20 - 40 liter/menit
Debit air ± 40 liter/ menit
Lampiran 13.Luas total lahan yang dibutuhkan di IPS PPK Sampoerna
Komponen Lahan Detail Bangunan Panjang
(m)
Penerimaan sampah Parkiran tossa 2 2 4
Penerimaan sampah 2,6 2 5,2
Pemilahan sampah 2,6 2 5,2
Penyimpanan
Komposting
Mudah Membusuk 2 1,6 3,2
Daur ulang
Plastik 1,5 1,4 2,1
Kertas 2 1 2
Plastik pembungkus 1,5 1,3 2
Botol Plastik 2 1 2
Kardus 2 1 2
Kain 1,5 1 1,5
Gelas Plastik 2 1 2
Residu 1,5 1 1,5
Insinerator
Plastik pembungkus 1,5 1 1,5
Puntung Rokok 1,2 1 1,2
Tissu 1,4 1,2 1,7
Kertas Minyak 1,5 1,2 1,8
Kardus 2 1 2
Kain 1,5 1 1,5
B3 1,5 1 1,5
Logam 1,5 1 1,5
Kaca 2 1 2
Styrofoam 2 1 2
Residu 1.5 1,1 1,7
Pengolahan sampah
Komposting
Mesin Pencacah 1,62 1,5 2,43
Lahan Pencacahan 1,9 1,8 3,42
Pengomposan (10 tumpukan) 2,6 2,6 67,6
Pematangan (10 tumpukan) 2 2 40
Pengayakan 5,5 3,2 17,6
Pengemasan 1,8 1,8 3,24
Gudang penyimpanan kompos 2,7 2,7 7,3
Komponen Lahan Detail Bangunan
(m) (m) (m2)
Daur ulang Daur ulang 4 4 16
Utama Plastik menjadi minyak 3 2 6
Insinerator 2 2 4
Penunjang
Ruang perkantoran 3 3 9
Ruangan aula 6 6 36
Gudang peralatan 4 3 12
Kamar mandi 2 1,5 3
Total