BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Sebagai tinjauan pustaka berikut ini beberapa contoh penelitian yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai acuan dan pengetahuan.
Pada penelitian yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerimaan Beasiswa Bagi Siswa SMA N 9 Padang Dengan Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)”, sistem penunjang keputusan yang digunakan untuk menentukan penerimaan beasiswa dengan metode Analityc Hierarchy Proses (AHP) dan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Penelitian berfokus pada penentuan penerima beasiswa menggunakan metode AHP, objek penelitian adalah siswa SMA. Variabel yang digunakan adalah nilai rata-rata, jumlah penghasilan orang tua, jumlah tanggungan orang tua, jumlah saudara kandung (Yulianti & Damayanti, 2015).
Sedangkan pada penelitian yang berjudul “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pelanggan Terbaik Menggunakan Metode
Simple Additive Weighting (SAW) Pada Bravo Supermarket Jombang” dalam
penelitiannya membuat sistem yang dapat menentukan pelanggan terbaik. Pelanggan terbaik ditentukan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW). Objek penelitian adalah pelanggan Bravo supermarket di Jombang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total belanja, keaktifan belanja, penghasilan pelanggan, alamat. Penelitian ini berfokus untuk mencari keaktifan pelanggan dalam berbelanja yang aka ditentukan dengan wilayah tempat tinggal pelanggan (Sholikhah, Setyareni, & Anugerah, 2016).
2
belajar mengajar menggunakan metode SAW. Objek penelitian adalah dosen, sedangkan variabel penelitian diisikan oleh mahasiswa. Penelitian ini akan menggunakan variabel penguasaaan materi, penyampaian materi, metode pengajaran, kepemimpinan, motivasi dosen, keterbukaan.Sehingga didapat nilai terbesar ada pada V4 dan alternatif A4 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik dan dari Alternatif tertinggi maka dosen yang bersangkutan dinyatakan memiliki kinerja yang memuaskan dalam proses penyampaian materi kepada mahasiswa (Muslihudin & Arumita, 2016)
Sedangkan pada penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Analitical Hierarchy Process (AHP) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop”, dalam penelitian yg dilakukan untuk menentukan rangking laptop berdasarkan variabel yang ada. Fokus penelitian adalah untuk membuat pembobotan nilai untuk setiap laptop dan penerapan metode Analityc Hierarchy Proses (AHP) dalam proses perangkingan. Objek penelitian adalah laptop dalam
berbagai merek dan harga. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah harga, ukuran layar, jenis processor, kapasitas memori, kapasitas hardisk dan asesoris (Saragih, 2013).
Dan pada penelitian yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa Pendidikan Yayasan (Studi Kasus STMIK Royal) Dengan Metode Simple Additive Weight”, dalam penelitian tersebut peneliti berfokus kepada teori pembuatan sistem pendukung keputusan. Penulis membahas sistem tersebut dari berbagai sudut pandang yang berbeda untuk menentukan pengerjaan sistem. Sistem yang dibuat berdasar kepada sudut pandang yang diinginkan oleh peneliti, selain itu peneliti juga berfokus pada teori yang digunakan dalam pengerjaan sistem (Aswati, Mulyani, Siagian, & Syah, 2015).
3
dengan mengimlementasikan metode SAW dalam perhitungan. Sistem yang akan dibuat memiliki 7 variabel berbeda yang memiliki bobot dan nilai masing-masing. 2.2 Landasan Teori
2.2.1 Beasiswa
2.2.1.1 Pengertian Beasiswa
Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan, mahasiswa atau pelajar yang digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Menurut Murniasih (2009) beasiswa diartikan sebagai bentuk penghargaan yang diberikan kepada individu agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Penghargaan itu dapat berupa akses tertentu pada suatu institusi atau penghargaan berupa bantuan keuangan. Pada dasarnya, beasiswa adalah penghasilan bagi yang menerimanya. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat (1) Undang-undang PPh/2000. Disebutkan pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomis dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh dari sumber Indonesia atau luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak. Karena beasiswa bisa diartikan menambah kemampuan ekonomis bagi penerimanya, berarti beasiswa merupakan penghasilan.
Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cuma-cuma ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut ikatan dinas) setelah selesainya pendidikan. Lama ikatan dinas ini berbeda-beda, tergantung pada lembaga yang memberikan beasiswa tersebut. beasiswa juga banyak diberikan kepada perkelompok (group) misalnya ketika ada event perlombaan yang diadakan oleh lembaga pendidikan, dan salah satu hadiahnya adalah beasiswa.
4 2.2.1.2 Tujuan Beasiswa
Beasiswa-beasiswa yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa bertujuan untuk beberapa hal diantaranya :
1. Menghasilkan sumber daya manusia yang berpotensi untuk berperan dalam mempercepat pembangunan bangsa menuju pada kemandirian di tengah-tengah percaturan global
2. Mewujudkan keadilan dan demokratisasi dalam bidang pendidikan dengan memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang berprestasi.
3. Memberikan bantuan dana kepada mahasiswa yang mengalami kendala secara ekonomis dan atau geografis.
Pemberian beasiswa yang tepat sasaran akan memberikan pemerataan kepada pelajar dan mahasiswa untuk dapat mencapai prestasi akademik yang tinggi meskipun secara ekonomi sedikit mengalami hambatan. Pemberian beasiswa berupaya mendorong pelajar dan mahasiswa untuk tetap menjaga kelangsungan studi dan berprestasi. Beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa tentu mengandung konsekuensi yang perlu dijalani pelajar dan mahasiswa.
2.2.1.3 Jenis-Jenis Beasiswa
Menurut Murniasih (2009), ada beberapa jenis beasiswa yaitu: 1. Beasiswa Penghargaan
Beasiswa ini biasanya diberikan kepada kandidat yang memiliki keunggulan akademik. Beasiswa ini diberikan berdasarkan prestasi akademik mereka secara keseluruhan. Misalnya, dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Meski sangat kompetitif, beasiswa ini ada dalam berbagai bentuk.
2. Beasiswa Bantuan
5
sama-sama tengah menempuh studi, pengeluaran, biaya hidup, dan lain-lain.
3. Beasiswa Atletik
Universitas biasanya merekrut atlet populer untuk diberikan beasiswa dan dijadikan tim atletik perguruan tinggi mereka. Banyak atlet menyelesaikan pendidikan mereka secara gratis, tetapi membayarnya dengan prestasi olahraga. Beasiswa seperti ini biasanya tidak perlu dikejar, karena akan diberikan keada mereka yang memiliki prestasi.
4. Beasiswa Penuh
Banyak orang menilai bahwa beasiswa diberikan kepada penerimanya untuk menutupi keperluan akademik secara keseluruhan. Jika Anda benar-benar beruntung, tentunya Anda akan mendapatkan beasiwa seperti ini. Beasiswa akan diberikan untuk menutupi kebutuhan hidup, buku, dan biaya pendidikan. Namun, banyak beasiswa lainnya meng-cover biaya hidup, buku, atau sebagian dari uang sekolah.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa berbgai bentua beasiswa yang terdapat di Indonesia, akan tetapi ini hanya sebagian kecil bentuk beasiswa yang ada. Lebih lanjut penulispenjelaskan bahwa beasiswa yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu beasiswa miskin dan termasih ke dalam jenis beasiswa bantuan.
2.2.2 Sistem Penunjang Keputusan
2.2.2.1Pengertian Keputusan
Sebelum mendefinisikan apa itu keputusan, akan dijelakan apa itu masalah, karena keputusan itu sangat berkaitan erat dengan masalah. Masalah adalah suatu keadaan atau kondisi yang diinginkan dan keadaan atau kondisi kenyataan yang terjadi.
6
keputusan didalam pikirannya, sehingga sebenarnya manusia sudah sangat terbiasa dalam membuat suatu keputusan. Menurut James A.F Stoner, keputusan adalah pemilihan diantara alternatif. Tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu itu disebut pengambilan keputusan (Kusrini, 2007).
2.2.2.2Pengertian Sistem Penunjang Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).
Secara sistem pendukung keputusan akan memberikan hasil rekomendasi terbaik berdasarkan perhitungan variabel yang dimasukan. Sistem akan dengan langsung menghitung variabel yang diinputkan dan dapat memberikan rekomendasi opsi paling baik sampai opsi paling buruk.
2.2.2.3Karakteristik Sistem Penunjang Keputusan
Menurut Turban (2001) menjelaskan terdapat sejumlah karakteristik dan kemampuan SPK yaitu:
1. SPK merupakan sistem berbasis komputer dengan atarmuka antara mesin/komputer dengan pembuat keputusan.
2. Memberikan hak penuh kepada pembuat keputusan untuk mengkontrol seluruh tahap dalam proses pembuatan keputusan
3. SPK mampu memberi solusi bagi masalah tidak terstruktur baik bagi perorangan atau kelompok.
7
5. SPK ditujukan untuk membantu pembuat keputusan dalam menyelasaikan masalah dan bukan mengganti posisi manusia sebagai pembuat keputusan. 2.2.2.4Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Herbert A. Simon (Kalantari, 2010) proses pengambilan keputusan mempunyai 3 tahap, yaitu:
1. Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan data mentah yang diperoleh, diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.
2. Perancangan
Menemukan, mengembangkan, dan menganalisa arah tindakan yang mungkin dapat dipergunakan. Hal ini mengandung proses-proses untuk memahami masalah, untuk menghasilkan cara pemecahan, dan untuk menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
2.2.3 Simple Additive Weigh (SAW)
Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (Peter, 1967) (MacCrimmon, 1968).
Metode SAW membutuhkan normalilsasi matriks keputusan ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Rumus untuk melakukan normalisasi dapat dilihat pada Persamaan 2.1.
8
dimana adalah rating kinerja normalisasi dari alternatif pada atribut dengan i = 1,2,3,4,..,m dan j = 1,2,3,4,..,n. Sedangkan rumus untuk mencari nilai preferensi untuk setiap altenatif diberikan seperti pada Persamaan 2.2.
...(2.2)
dimana adalah nilai untuk setiap preferensi dan adalah bobot untuk setiap kriteria yang sudah ditentukan.
2.2.4 Fuzzy Mutiple Attribute Decision Making (FMADM)
Fuzzy Multiple Atribut Decision Making (FMADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang menyeleksi alternatif yang sudah diberikan (Kusumadewi, 2006). Dalam FMADM terdapat beberapa komponen umum yang digunakan yaitu :
1. Alternatif yaitu objek-objek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan.
2. Atribut yang sering disebut sebagai karakteristik, komponen atau kriteria keputusan. Meskipun pada kebanyakan kriteria bersifat satu level, namun tidak menutup kemungkinan adanya sub-kriteria yang berhubungan dengan kriteria yang telah diberikan.
3. Konflik antar kriteria, beberapa kriteria biasanya memiliki konflik antara satu dengan yang lainnya.
4. Bobot keputusan (W), bobot keputusan ini menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria.
9
i=1,2,…,m) m adalah banyaknya jumlah alternatif, terhadap kriteria Cj (j=1,2,…,n) n adalah jumlah kriteria (Kusumadewi, 2006).
Sedangkan menurut Rudholpi (2000), Proses dari FMADM ini dilakukan melalui 3 tahapan yaitu:
1. Pada tahapan penyusunan komponen situasi, akan dibentuk tabel taksiran yang berisi indentifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut.
2. Pada tahapan analisis dilakukan melalui 2 langkah yaitu:
Mendatangkan taksiran dari besaran potensial, kemungkinan, dan ketidakpastian yang berhubungan dengan dampak-dampak yang mungkin pada setiap alternatif.
Melakukan pemilihan dari preferensi pengambilan keputusan untuk setiap nilai dan ketidakpedulian pada setiap resiko yang timbul.