• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh :

Elisabeth Harpi Wahyuningsih 012214046

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Perjalanan beribu-ribu kilometer dimulai dengan langkah pertama. (Lao Tzu)

Saya mengerti Tuhan tidak akan memberi sesuatu melebihi kemampuan saya. Harapan saya hanyalah agar Ia tidak terlalu

berlebihan memercayai saya. (Ibu Teresa)

Jangan pernah menyerah Jangan pernah Jangan pernah Jangan pernah (Winston Churchill)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Gusti Yesus Kristus dan Bunda Maria

Almarhum Bapakku, Bapak Thomas Kamijo

Ibuku tercinta, Ibu Maria Ignasia Sudiyem

Adekku tersayang, Stefanus Andi Sukmono

Kekasihku tersayang, Kirjo

(5)
(6)

vi

Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu

Elisabeth Harpi Wahyuningsih Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah harga berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien, (2) apakah promosi berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien, (3) apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien, (4) apakah harga, promosi, kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien.

Peneliti menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk menganalisis masalah pertama sampai ketiga, dan menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis masalah keempat.

(7)

vii

Elisabeth Harpi Wahyuningsih Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The goal of the research were to answer the questions: (1) does price positively influence patient’s loyalty, (2) does promotion positively influence patient’s loyalty, (3) does service quality positively influence patient’s loyalty, (4) do price, promotion, and service quality simultaneously positively influences patient’s loyalty.

The researcher applied simple linear regression analysis to analyse the first, second, and third problems. Multiple linear regression analysis was applied to analyse the forth problem.

(8)
(9)

viii

atas kasih dan karunia-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN KUALITAS PELAYANAAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN”.

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi dan sebagai salah satu syarat

memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas

Ekonomi, Univesitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa tidak mudah unuk menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Banyak sekali hambatan yang harus dilalui, tetapi dengan penuh kesabaran,

ketekunan, semangat, dan keinginan yang kuat untuk selesai, serta bantuan yang sangat

besar dari Tuhan dan dari berbagai pihak, akhirnya segala hambatan dapat dilalui

dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Univesitas Sanata Dharma.

2. Bapak V. Mardi Widyatmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Marianus Moktar Modesir, M.M, selaku Dosen Pembimbing I yang

dengan penuh kesabaran membimbing, mengarahkan, menasihati dalam

(10)

ix

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, terima kasih atas

ilmu yang telah diberikan. Seluruh karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma terutama Mas Yuli dan Mas Frans, terima kasih atas

segala bantuannya.

6. Dr. Yosafat Suryono, M.M., selaku Direktur Rumah Sakit Umum Panti

Baktiningsih Klepu. Terima kasih atas ijin dan kesempatan yang diberikan sehingga

penelitian ini berjalan dengan lancar.

7. Pak Parno, Mbak Eva, dan seluruh karyawan Rumah Sakit Umum Panti

Baktiningsih Klepu. Terima kasih atas nasihat, bantuan, dan kerjasamanya sehingga

penelitian ini berjalan dengan lancar.

8. Alm Bapakku, Ibuku, dan adekku tercinta. Terima kasih untuk segala yang Engkau

limpahkan kepadaku.

9. Kirjo, terima kasih tak terhingga untuk cintamu padaku. Mbokdhe Sam dan Pakdhe

Nur, terima kasih atas pertanyaannya kapan selesai kuliah.

10. Lek Ipong, Mas Agung, Beti, Ita, terima kasih untuk kasih sayang, perhatian, dan

dukungannya.

11. Bulek Heni dan Pak Pri, terima kasih untuk perhatian dan dukungannya sehingga

aku menjadi lebih kuat.

12. Sahabat-sahabatku : Prima, Patrick “Copet”, Yuli “Cimbok”, Berta, Mbak Anik,

(11)

x

Mbak Rini,Mbak Heni, Mbak Yatmi, Tiwij, Duwik. Terima kasih atas semangat

dan persahabatannnya.

14. B2P-PK Community : Romo Win, Romo Ari, Romo Koko, Kelik “Keong”, Mbak

Rini, Mbak Heni, Mbak Yatmi, Leo “Kempok”, Toro “Tebek, Rinto “Gembul”

Kelik Raharjo, Ari “Kabul, Ani “Kucing”, Idha, Ana, Titus, Mayang, Lia. Terima

kasih untuk persahabatannya, suka duka kita lalui bersama.

15. Shelving Crew : Sandra, Santi, Sinta, Dhei, Fafa, Ari, Heru, Nina, Siska, Koko, Era,

Tobing, Mbak Ola. Mitra Perpustakaan : Ellen, Joe, Dina, Siska, Nina, Zico,

Pungkas, Ragil, Wati, Yongki, Qwot. Terima kasih untuk kebersamaan dan

persahabatannya. Romo Susilo, Bu Ning, Pak Supri, dan seluruh staf Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma terima kasih atas semangat, dorongan, dan kesempatan

untuk belajar dan berkarya.

16. Pusat Studi Ignasian : Romo Dipo, Martha, Wawan, Bu Maria, Suster Dewi.

Terima kasih atas kesempatannya untuk berkarya.

17. Keluarga besar Komunitas Magis Yogyakarta, terima kasih untuk semuanya, kita

berproses untuk menjadi lebih baik. Sr. Claire, FCJ, terima kasih atas kesabaran

untuk mendengarkan segala keluh kesahku.

18. Seluruh umat lingkungan Emmnauel Sejati Trukan, terima kasih atas

(12)

xi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu penulis mengharapkan masukan-masukan yang membangun demi sempurnanya

skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

Penulis,

(13)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ... 7

A. Pengertian Jasa ... 7

(14)

xiii

F. Membangun Loyalitas... 25

G. Rumah Sakit ... 26

H. Pelayanan Medis ... 27

I. Hipotesis... 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 31

A. Jenis Penelitian... 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 31

D. Variabel Penelitian ... 32

E. Definisi Operasional... 33

F. Populasi dan Sampel ... 34

G. Teknik Pengumpulan Data... 35

H. Teknik Analisis Data... 36

I. Metode Analisis Data... 38

BAB IV. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT ... 44

A. Sejarah Perkembangan ... 44

B. Falsafah ... 56

C. Lokasi ... 58

D. Jenis Pelayanan ... 58

(15)

xiv

C. Analisis Data ... 63

D. Pembahasan... 83

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran... 87

C. Keterbatasan... 88

DAFTAR PUSTAKA

(16)

xv

Gambar Halaman

V. 1 Uji Heteroskedastisitas ... 78

(17)

xvi

Tabel Halaman

V.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 61

V.2 Distribusi Responden Menurut Karakteristik ... 63

V.3 Penilaian Variabel Harga ... 65

V.4 Penilaian Variabel Promosi ... 66

V.5 Penilaian Variabel Kualitas Pelayanan ... 67

V.6 Penilaian Variabel Loyalitas Pasien ... 67

V.7 Model Summary Harga ... 69

V.8 Coefficients Harga ... 69

V.9 Model Summary Promosi ... 71

V.10 Coefficients Promosi ... 72

V.11 Model Summary Kualitas Pelayanan ... 74

V.12 Coefficients Kualitas Pelayanan ... 74

V.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 77

V.14 Hasil Uji Autokorelasi ... 80

V.15 Model Summary Loyalitas Pasien ... 80

V.16 Coefficients Loyalitas Pasien ... 81

(18)

1 A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini sektor jasa mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Hal ini terlihat dari semakin berkembangnya industri jasa seperti perbankan,

asuransi, penerbangan, telekomunikasi, ritel, pariwisata, dan

perusahaan-perusahaan jasa profesional seperti kantor akuntan, konsultan dan pengacara.

Selain itu juga terlihat dalam perkembangan organisasi-organisasi nirlaba

seperti LSM, Lembaga pemerintah, rumah sakit, universitas, dan lain-lain.

Akibatnya terjadi persaingan yang sangat ketat diantara para pengusaha jasa.

Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan pelanggan,

membangun hubungan baik dengan pelanggan, dan memepertahankannya.

Harga memiliki peranan penting dalam perusahaan jasa. Strategi

penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian nilai kepada konsumen

dan memengaruhi citra produk, serta keputusan konsumen untuk membeli.

Selain harga, promosi juga memiliki peranan yang sangat penting. Promosi

berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen dan

sebagai alat untuk memengaruhi konsumen dalam menggunakan jasa sesuai

dengan keinginan dan kebutuhannya. Selain dua hal tersebut, jasa yang

berkualitas juga sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu

perusahaan. Harga, promosi, dan kualitas jasa akan menentukan keputusan

(19)

tawarkan, konsumen diharapkan akan kembali menggunakan jasa kita dan

cenderung menjadi loyal.

Loyalitas pelanggan menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan

untuk mempertahankan posisinya dalam persaingan. Harga yang sesuai,

promosi yang gencar, dan jasa yang berkualitas diharapkan mampu

memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga konsumen menjadi loyal.

Demikian halnya dengan rumah sakit, sebagai perusahaan jasa harus

memiliki strategi yang tepat agar mampu bertahan dalam persaingan.

Semakin banyak dan berkembangnya rumah sakit mengakibatkan konsumen

semakin bebas menentukan pilihan dalam menggunakan jasa rumah sakit.

Harga, promosi, dan kualitas pelayanan yang diberikan diharapkan membuat

konsumen terkesan dan akan kembali lagi sehingga konsumen menjadi loyal.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN KUALITAS PELAYANAAN TERHADAP LOYALITAS PASIEN”. Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Apakah harga berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien?

2. Apakah promosi berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien?

(20)

4. Apakah harga, promosi, kualitas pelayanan secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah digunakan untuk membatasi permasalahan yang

terlalu kompleks sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam melakukan

penelitian.Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan pada :

1. Penelitian hanya dilakukan di Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih

Klepu.

2. Faktor yang ditinjau adalah :

a. Harga adalah persepsi pasien atau keluarga pasien terhadap harga yang

ditetapkan Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu.

b. Promosi adalah persepsi pasien atau keluarga pasien terhadap kegiatan

promosi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih

Klepu.

c. Kualitas pelayanan adalah persepsi pasien atau keluarga pasien

terhadap kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih

Klepu.

3. Loyalitas pasien adalah tingkat kesetiaan pasien atau keluarga pasien

(21)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu hal yang berfungsi untuk menjawab

perumusan masalah yang dikemukakan.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah harga berpengaruh positif terhadap loyalitas

pasien.

2. Untuk mengetahui apakah promosi berpengaruh positif terhadap loyalitas

pasien.

3. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif

terhadap loyalitas pasien

4. Untuk mengetahui apakah harga, promosi, kualitas pelayanan secara

bersama-sama berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi :

1. Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih

Penulis berharap penelitian ini berguna sebagai bahan masukan dalam

usaha peningkatan loyalitas pasien di Rumah sakit Umum Panti

Baktiningsih Klepu.

2. Universitas Sanata Dharma

Penulis berharap bahwa penelitian ini mampu menambah wawasan

pengembangan ilmu pengetahuan di lingkungan Universitas Sanata

(22)

3. Peneliti

Penulis berharap bahwa penelitian ini menjadi titik awal dalam

menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh sehingga mampu

memecahkan setiap masalah yang dihadapi di lapangan.

F. Sistematika Penulisan Bab I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan teori yang digunakan sebagai pendukung

penelitian, sehingga penelitian memiliki dasar secara ilmiah.

Bab III. METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian

subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, definisi

operasional, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel,

teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan metode analisis

data.

Bab IV. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Bab ini berisi tentang gambaran umum Rumah Sakit Umum Panti

(23)

lokasi, jenis pelayanan, dan struktur organisasi Rumah Sakit

Umum Panti Baktiningsih Klepu.

Bab V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang proses pengolahan data yang meliputi

deskrispsi data, pengujian instrumen, analisis data, dan

pembahasan.

Bab VI. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran

untuk Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu, dan

(24)

7 A. Pengertian Jasa

Jasa dipandang sebagai fenomena yang rumit. Kata ‘jasa’ atau (service) memiliki banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi (personal service)sampai jasa sebagai suatu produk.

Berikut ini pengertian jasa menurut beberapa pakar pemasaran :

A service is an activity or a series of activities which take place in interactions with a contact person or physical machine and which provides consumer satisfactions(Lehtinen,1983).

A service is any activity of benefit that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product (Kotler, 1988).

A service is an activity or series of activities of more or less intangible neture that normally, but not necessarily, take place in interactions between the customer and service employees and/or physical resources or good and/or system of the service provider, which are provided as solutions to customer problems(Gronroos, 1990).

Valarie A. Zethaml dan Mary Jo Bitner (1996) memberikan batasan tentang jasa sebagai berikut :

(25)

Jadi, jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan

berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan

dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya

kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen.

Kotler (1994), juga mendefinisikan jasa sebagai berikut :

Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bias berkaitan dengan produk fidsik atau sebaliknya.

Dari definisi-definisi di atas, tampak bahwa di dalam jasa selalu ada aspek

interaksi antara konsumen dengan produsen (jasa), meski pihak-pihak yang

terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu

proses atau aktivitas yang tidak berwujud.

B. Klasifikasi dan Karakteristik Jasa

Klasifikasi penawaran produk sebuah perusahaan bisa didasarkan pada

sejumlah kriteria. Salah satu kriteria yang paling sederhana adalah daya tahan

(26)

1. Barang Tidak Tahan Lama (Non – Durable Good)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis

dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain,

umur ekonomisnya maksimum satu tahun. Contohnya sabun, permen,

garam, gula, kapur tulis, rokok, buku tulis, dan sebagainya.

2. Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya bisa berahan

lama atau berumur ekonomis lebih dari satu tahun. Contohnya antara lain

lemari es, tv, mobil, sepeda motor, computer, mesin cuci, dan lain – lain.

3. Jasa (Services)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual. Contohnya bengkel reparasi kendaraan bermotor, salon

kecantikan, kursus keterampilan, pusat kebugaran, restoran, hotel, rumah

sakit, universitas, dan lain – lain.

Karakteristik Jasa

Berbagai riset dan literatur manajemen dan pemasaran jasa mengungkapkan

bahwa jasa memiliki empat karakteristik unik yang membedakannya dari

barang dan berdampak pada strategi mengelola dan memasarkannya ( Fandy

Tjiptono, 2005 : 22 – 30 ).

Keempat karakteristik unik tersebut yaitu :

(27)

Jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan suatu obyek, alat,

atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja ( performance ), atau usaha. Jika barang dapat dimiliki, maka jasa hanya dapat dikonsumsi

tetapi tidak dapat dimiliki. Jadi jasa adalah sesuatu yang tidak dapat

disentuh dan tidak dapat dirasakan, serta tidak mudah didefinisikan,

dirumuskan atau dipahami secara rohaniah. Jasa bersifat intangible artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba

sebelum dibeli dan dikonsumsi. Orang tdak dapat menilai kualitas jasa

sebelum ia merasakannya atau mengkonsumsinya sendiri.

2. Bervariasi(Variability)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output,

artinya memiliki banyak variasi bentuk, kualitas, jenis, tergantung pada

siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi.

Ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa yaitu :

a. Kerja sama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa

b. Moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan

c. Beban kerja perusahaan

Ketiganya ini menyebabkan organisasi jasa sulit mengembangkan citra

merek yang konsisten sepanjang waktu. Para pembeli jasa sangat peduli

terhadap variabilitas yang tinggi, sehingga seringkali meminta pendapat

orang lain sebelum memutuskan untuk memilih jasa yang spesifik.

(28)

akan berdampak pada persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa secara

keseluruhan.

Penyedia jasa dapat melakukan tiga tahap dalam pengendalian

kualitasnya yaitu :

a. Melakukan investasi dalam proses rekruitmen, seleksi, pemotivasian,

pelatihan dan pengembangan karyawan, dengan harapan bahwa staf

yang terlatih baik dan bermotivasi tinggi lebih mampu mematuhi

prosedur standar dan menangani permintaan yang sifatnya

unprecditable.

b. Melakukan standarisasi proses pelaksanaan jasa ( service-performance process standardization ) atau industrialisasi jasa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menawarkan jasa – jasa melalui mesin ATM,

vending machines, internet, call center, dan sejenisnya. Selain itu juga bisa dengan cara meningkatkan konsistensi kinerja karyawan melalui

prosedur kerja yang rinci dan penyelia yang lebih teliti.

c. Melakukan service customization, artinya meningkatkan interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan sedemikian rupa sehingga jasa

yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan

individual setiap pelanggan.

d. Memantau kepuasan pelanggan, baik secara pasif ( melalui system

kotak saran dan keluhan, saluran bebas pulsa, atau website ) maupun

(29)

demikian aspek layanan yang kurang memuaskan dapat dideteksi dan

dikoreksi.

3. Tidak terpisahkan(Inseparibility)

Barang biasanya diproduksi terlebih dahulu, kemudian dijual, baru

dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru

kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan cirri khusus

dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil dari jasa yang

bersangkutan. Dalm hubungan antara penyedia jasa dan pelanggan ini,

efektivitas individu yag menyampaikan jasa ( contact-personnel )

merupakan unsure kritis. Kunci keberhasilan bisnis jasa terletak pada

proses rekruitmen dan seleksi, penilaian kerja, system imbalan, pelatihan,

dan pengembangan karyawannya.

4. Tidak tahan lama(Perishability)

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan

untuk pemakaian ulang di waktu yang akan datang, dijual kembali, atau

dikembalikan. Permintaan pelanggan terhadap sebagian besar jasa

bersifat fluktutif dan dipengaruhi faktor musiman. Misalnya permintaan

akan jasa transportasi antar kota dan antar pulau akan melonjak seputar

lebaran, natal, tahun baru, dan liburan sekolah. Kegagalan memenuhi

permintaan puncak akan menimbulkan ketidakpuasan pelanggan. Dalam

(30)

jika organisasi jasa merancang kapasitas sesuai dengan permintan puncak,

maka pada saat periode sepi akan terjadi kapasitas menganggur dalam

jumlah yang sangat besar. Sehingga produktivitas karyawan dan Return

On assets juga akan sangat rendah. Dengan demikian organisasi

membutuhkan manajemen permintaan dan penawaran yang efektif.

Lima alternatif strategi permintan jasa :

a. Mengurangi permintaan pada periode permintaan puncak

b. Meningkatkan permintaan ada periode sepi

c. Menyimpan permintaan dengan sisten reservasi dan janji (

appointments )

d. Menerapkan system antrian, sehingga pelanggan harus menunggu

giliran untuk dilayani

e. Mengembangkan jasa atau layanan komplementer

Lima alternatif strategi penawaran jasa :

a. Menggunakan karyawan kasual dan paruh waktu pada periode sibuk

sehingga perusahan dapat melayani permintaan pelanggan.

b. Menyewa atau berbagi fasilitas dan peralatan tambahan dengan

penyedia jasa lain.

c. Menjadwalkan aktivitas downtime selama periode permintaan sepi.

d. Melakukan pelatihan silang terhadap para karyawan.

(31)

C. Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran(marketing mix)merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsure suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan

agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran pada produk barang berbeda dengan

bauran pemasaran pada produk jasa. Dalam bauran pemasaran produk barang

kita mengenal istilah 4P: prduct, price, place, dan promotion. Sedangkan dalam bauran pemasaran jasa keempat hal tersebut ditambah tiga unsur lagi:

people, process, dan customerservice. Ketiga hal tersebut terkait dengan sifat jasa di mana tahapan operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian

yang tidak dapt dipisahkan serta mengikutsertakan konsumen dan pemberi

jasa secara langsung, atau terjadi interaksi langsung antara keduanya (meski

tidak semua jenis jasa). Unsur-unsur dalam bauran pemasaran tersebut saling

memengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat

pengorganisasiannya akan memengaruhi strategi pemasaran secara

keseluruhan.

Bauran pemasaran jasa terdiri dari tujuh unsur :

1. Product(produk)

Produk jasa memiliki empat karakteristik, yaitu tidak berwujud

(intangibility), bervariasi (variability), tidak dapat dipisahkan (inseparability), dan tidak tahan lama (perishability).

Berdasarkan empat karakteristik tersebut, menurut Kotler “the offer” atau

(32)

a. Barang murni berwujud (a pure tangible good).

Tidak ada jasa yang menyertai produk, contoh : sabun mandi, pasta

gigi.

b. Barang berwujud dengan jasa yang menyertainya (a tangible good with accompanying service) untuk meningkatka daya tarik konsumen. Contoh : komputer dengan jasa instalnya.

c. Jasa mayor disertai barang dan jasa minor (a major service with accompanying minor goods and services). Contoh : jasa penerbangan kelas satu.

d. Jasa murni (a pure service)

Contoh : jasa penjaga anak dan psikoterapi

2. Price(harga)

Tujuan menentukan harga menurut Adrian Payne :

Harga sangat berpengaruh dalam pemberian nilai kepada konsumen,

memengaruhi citra produk, serta keputusan pembelian konsumen.

Tujuan perusahaan dalam menentukan harga :

a. Bertahan

b. Memaksimalkan laba

c. Memaksimalkan penjualan

d. Gengsi atau prestos

e. Pengembalian atas investasi

Faktor-faktor yang memengaruhi dalam menentukan harga :

(33)

b. Sasaran perusahaan

c. Tingkat persaingan

d. Siklus hidup jasa

e. Elastisitas permintaan

f. Struktur biaya

g. Sumberdaya yang digunakan

h. Kondisi ekonomi secara umum

i. Kapasitas jasa

3. Promotion(promosi)

Promosi merupakan salah satu variabel terpenting dalam bauran

pemasaran jasa. Promosi berfungsi sebagai alat komunikasi antara

perusahaan dengan konsumen dan sebagai alat untuk memengarui

konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan

keinginan dan kebutuhannya. Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi

adala pemiliha bauran promosi (protion mix).

Bauran promosi terdiri atas :

a. Iklan (advertising)

Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah membangun

kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan,

membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa

tersebut, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain

(34)

komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap dan perilaku

konsumen.

b. Penjualan perorangan (personal selling)

Sifat penjulan perorangan lebih luwes karena karena tenaga penjualan

dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan

kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli.

c. Promosi penjualan (sales promotion)

Promsi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk

meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada

penjual akhirnya.

d. Hubungan masyarakat (public relation)

Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, di

mana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelangga,

pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan

kumpulan kepentingan public yang lebih besar.

e. Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth)

Peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Pelanggan

sangat dekat dengan penyampaian jasa, artinya pelanggan tersebut

akan berbicara dengan pelanggan lain yang berpotensial tentang

pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi dari

mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap

pemasaran jasa.

(35)

4. Place(tempat)

Tempat dalam jasa berhubungan dengan bagaimana cara menyampaikan

jasa kepada konsumen dan di man alokasi yang strategis.

Lokasi berhubungan dengan di mana perusahaan berada. Ada tiga hal

yang memengaruhi lokasi : konsumen mendatangi perusahaan,

perusahaan mendatangi konsumen, perusahaan dan konsumen tidak

bertemu langsung. Ada tiga pihak yang terlibat dalam saluran distribusi

yaitu penyedia jasa, perantara, dan konsumen. Saluran distribusi yang

dapat di pilih antara lain penjualan langsung (direct sales), agen (broker), agen penjual atau pembeli, waralaba dan pengantar jasa kontrak. Setiap

perusahaan harus memilih lokasi dan saluran distribusi yang tepat untuk

penyampaian jasanya sebab akan berpengaruh terhadap kualitas jasa

perusahaan.

5. People(orang)

Empat peranan orang dalam memengaruhi konsumen :

a. Contactors, orang di sini berinteraksi langsung dengan ksumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat memengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli.

b. Modifiers, Orang di sini tidak secara langsung memengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen.

(36)

d. Isolateds, orang di sini tidak secara langsung ikut serta dalam bauran pemasaran dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen.

6. Process(proses)

Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas

prosedur, jadwal pekeraan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin, di

mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

Proses dapat dibedakan dalam dua cara :

a. Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah dan

tahapan proses

b. Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya perubahan

dalam langkah-langkah atau tahapan proses.

7. Customer service(layanan konsumen)

Layanan konsumen (customer service) dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi , di mana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk

mencapai kepuasan. Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk

memberikan kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayanan pra

transaksi, saat transaksi, dan pasca transaksi.

D. Strategi Pemasaran Jasa

Untuk memenangkan persaingan perusahaaan jasa harus menggunakan

strategi pemasaran yang tepat sehingga jasa yang ditawarkan dipasar dikenal

(37)

diferensiasi kompetitif mereka, kualitas jasa mereka, dan produktivitas

mereka.

Strategi - strategi tersebut antara lain :

1. Mengelola Perbedaan

Pemasar jasa sering mengeluh tentang sulitnya mendiferensiasikan jasa

mereka dengan jasa pesaing. Para pelanggan lebih memperhatikan

tingkat murahnya harga daripada faktor – faktor yang lain. Oleh karena

itu strategi pemasaran yang dilakukan adalah mengembangkan

penawaran, penyampaian, dan kesan yang berbeda. Penawaran mencakup

keistimewaan inovatif untuk membedakannya dari produk pesaing.

Tantangan utama yang harus dihadapi adalah sebagian besar jasa mudah

ditiru. Hanya sedikit jasa yang dapat dipertahankan dalam waktu lama.

Perusahaan jasa yang melakukan inovasi secara teratur akan memperoleh

keuntungan temporer sehingga mampu mempertahankan pelanggan.

Perusahaan jasa juga dapat membedakan kualitas penyampaian jasanya

dengan memiliki lebih banyak kontak pelanggan yang dapat diandalkan.

Selain itu perusahaan jasa juga dapat mendiferensiasikan citra mereka

melalui simbol dan merek.

2. Mengelola Kualitas Jasa

Salah satu cara mendiferensiasiakan suatu perusahaan jasa adalah

memberikan jasa berkualitas lebih tinggi dari pesaing secara konsisten.

(38)

pelanggan yang menjadi sasaran. Harapan pelanggan terbentuk oleh

pengalamannya dalam menggunakan jasa, pembicaraan dari mulut ke

mulut, dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Jika jasa yang

dirasakan tidak seseuai dengan harapan pelanggan, maka pelanggan tidak

akan menggunakan jasa lagi.

Lima dimensi kualitas jasa :

a. Reliabilitas (reliability)

Reabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk

memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat

kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai denga waktu

yang disepakati.

b. Daya tanggap (responsiveness)

Daya tanggap berkenaan dengan kesedian dan kemampuan para

karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespons permintaan

mereka, serta menginformasiakn kapan jasa akan diberikan dan

kemudian memberikan jasa secara cepat.

c. Jaminan ( assurance )

Jaminan berkaitan dengan perilaku para karyawan yang mampu

menumbuhkan kepercayan pelanggan terhadap perusahaan dan

perusahan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya.

Jaminan juga berarti para karyawan selalu bersiakp sopan dan

menguasai pengetahuan dan keterampolan yang dibutuhkan untuk

(39)

d. Empati (emphaty)

Empati berkaitan dengan kemampuan perusahaan memahami masalah

para pelanggan dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta

memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memilki

jam operasi yang nyaman.

e. Bukti fisik (tangible)

Bukti fisik berkaitan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan,

dan meterial yang digunakan perusahaan, seta penampilan karyawan.

3. Mengelola Produktivitas

Ada tujuh pendekatan untuk meningkatkan produktivitas jasa :

a. Perusahaan jasa bekerja lebih cekatan.

b. Meningkatkan kuantitas jasa dengan melepas kualitas tertentu.

c. “Mengindustrialisasikan jasa“ dengan menambah peralatan dan

menstandarisasi produksi.

d. mengurangi atau menghilangkan kebutuhan akan jasa dengan

menemukan suatu solusi produk.

e. Merancang jasa yang lebih efektif.

f. Memberikan insentif kepada pelanggan untuk menggantikan pekerjaan

perusahaan dengan pekerjaan mereka sendiri.

(40)

E. Loyalitas Pelanggan

Dick dan Basu ( dalam Fandy, 2000 ) mendefinisikan loyalitas

pelanggan sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu merk dan pemasok,

berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang

yang konsisten. Definisi ini mencakup dua hal penting yaitu loyalitas sebagai

perilaku dan loyalitas sebagai sikap.

Kombinasi kedua komponen akan menghasilkan empat situasi kemungkinan,

yaitu :

Perilaku Pembelian Ulang

Rendah

Sikap Kuat Lemah

Loyalty Laten Loyalty

Spurious Loyalty No Loyalty

Tinggi

Menurut Schnaars ( 1998 ) ada empat macam kemungkinan hubungan

(41)

Loyalitas Pelanggan

Rendah

Kepuasan

Pelanggan Rendah Tinggi

Failures

Tidak puas dan tidak

loyal

Forced Loyalty Tidak puas namun

mempunyai

perasaan terikat

dengan program

promosi yang

dicanangkan

perusahaan

Defectors Puas tetapi tidak loyal

Successes Puas, loyal, dan

paling mungkin

memberikan

word-of-mouth

(42)

F. Membangun Loyalitas

Tujuan dan maksud utama hubungan pemasaran adalah mencapai

hubungan pelanggan dan membangun kesetiaan. Maka kita perlu membangun

kesetiaan pelanggan dengan cara ( Tjiptono, 1995 : 93 ) sebagai berikut :

a Core Service

Jasa utama didasarkan pada kebutuhan pasar yang utama. Dari situ

hubungan pelanggan dibangun karena dengan pelayanan inti yang

memuaskan pelanggan benar – benar mulai percaya dan puas dengan jasa

kita.

b Custumizing The Relationship

Karena perusahaan jasa sangat fleksibel untuk tingkat yang lebih besar

maka bisnis ini mempunyai pertimbangan keuntungan melebihi barang

produk manufaktur karena mereka mempunyai pelanggan yang berbeda

dan problem yang berbeda pula.

c Service Augmentation

Jasa tambahan berarti membangun pelayanan plus dan lebih baik lagi jika

pelayanan plus itu tidak dapat ditiru oleh pesaing.

d Relationship Pricing

Harga sangat mempengaruhi orang untuk membeli barang. Membangun

loyalitas pelanggan daoat ditempuh dengan cara memberi potongan –

potongan bagi pelanggan sehingga mereka merasa perusahaan memberi

(43)

e Internal Marketing

Pemasaran internal merupakan faktor yang sangat penting. Tekananya

pada karyawan, bagaimana perusahaan mampu mengelola karyawannya

agar mengerti prinsip – prinsip pemasaran dan melaksanakannya dalam

tugas.

G. Rumah sakit

1. Pengertian Rumah sakit

Rumah sakit memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

masyarakat karena rumah sakit merupakan suatu lembaga sosial yang

berperan aktif dalam penyediaan dan penyelenggaraan pelayanan medis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rumah sakit adalah rumah

tempat merawat orang sakit atau tempat menyediakan dan memberikan

pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159 b / Men. Kes / Per / II

1998 memuat pengertian dan istilah rumah sakit sebagai berikut :

a. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan menyelenggarakan

kegiatan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga

kesehatan dan penelitian.

b. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan semua jenis penyakit dan yang bersifat dasar sampai dengan

(44)

c. Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan berdasar jenis penyakit tertentu.

d. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit umum yang dipakai untuk

tempat pendidikan tenaga medis tingkat S1, S2, dan S3.

2. Fungsi Rumah Sakit

Secara garis besar ada dua fungsi rumah sakit, yaitu :

a. Fungsi pelayanan intra mural, yaitu segala kegiatan pelayanan medis

dan penunjangnya yang kesemuanya dilakukan dalam batas tembok

rumah sakit seperti pelayanan pengobatan dan penyembuhan kepada

pasien secara rawat jalan atau rawat inap, penyelenggaraan pendidikan

bagi tenaga medis.

b. Fungsi pelayanan ekstra mural, yaitu kegiatan di bidang kesehatan di

masyarakat yang penyelenggaraannya dapat secarahospital basedatau di luar batas rmah sakit, seperti pelayanan terpadu yang menyangkut

program KB, gizi, penyuluhan kesehatan masyarakat, rehabilitasi

preventif dan pelayanan suportif yaitu rumah sakit berusaha langsung

dalam masyarakat sehingga mengetahui kebutuhan nyata masyarakat

untuk meningkatkan kesehatannya.

H. Pelayanan Medis

1. Definisi Pelayanan medis

Pelayanan medis didefinisikan sebagai segala upaya dan kegiatan

(45)

peningkatan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan antara para ahli

pelayanan medis dan individu yang membutuhkan (Lumenta benyamin,

1989 : 11).

2. Mutu Pelayanan Medis

Unsur terpenting dalam suatu kerangka penilaian pelayanan medis ialah

mendefinisikan mutu yang menjadi tujuan akhir dan tujuan utama

(Lumenta Benyamin, 1989 : 15 – 16).

Mutu pelayanan medis adalah tingkat kecemerlangan yang dihasilkan dan

dicapai selama proses pemerisaan pasien hingga memperoleh diagnosis

dan pelayanan proses pengobatan.

Dari definisi tersebut maka pelayanan medis dapat disimpulkan menjadi 8

yaitu :

a. Pelayanan medis yang baik terbatas pada pelaksanaan pengobatan

rasional yang didasarkan atas ilmu kedokteran.

b. Pelayanan medis yang baik menekankan pencegahan.

c. Pelayanan medis yang baik menghendaki kerja sama yang wajar antar

kaum awam dengan para pelaksana ilmu pengetahuan kedokteran.

d. Pelayanan medis yang baik mengobati seseorang secara seutuhnya.

e. Pelayanan medis yang baik dikoordinasikan dengan pembinaan

kesejahteraan sosial.

f. Pelayanan medis yang baik memerlukan hubungan pribadi antara

(46)

g. Pelayanan medis yang baik mengkoordinasikan semua jenis pelayanan

medis.

h. Pelayanan medis yang baik berarti memanfaatkan semua pelayanan

yang diperlukan dan yang dapat diberikan ilmu kedokteran modern

pada masyarakat yang membutuhkan.

3. Penilaian Pelayanan Medis rumah Sakit

Menurut Lumenta Benyamin, pendekatan mutu pelayanan medis dapat

didefinisikan sebagai berikut :

a. Penilaian struktur, meliputi penaksiran terhadap lingkungan dan

perlengkapan yang dipakai dalam pelaksanaan pelayanan. Juga

meliputi penilaian terhadap pengorganisasian terhadap administrasi

semua profesi kesehatan, termasuk pemilik lembaga pelayanan yang

berkaitan dengan sumber daya dan dana.

b. Penilaian proses pelayanan, yaitu penaksiran terhadap kegiatan para

dokter dan para profesi kesehatan lainnya ketika menangani pasien.

Kriteria yang sering digunakan adalah tingkat kesesuaian penanganan.

L. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji secara

empiris (Iqbal Hasan, 2002:51).

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

(47)

2. Promosi berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien.

3. Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap loyalitas pasien.

4. Harga, promosi, kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh

(48)

31 A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, studi kasus adalah pendekatan untuk meneliti gejala

sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh. Studi kasus

penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu.

Kesimpulan dari penelitian ini hanya berlaku bagi Rumah Sakit Umum Panti

Baktiningsih Klepu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

A. Lokasi penelitian : Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu.

B. Waktu penelitian : Bulan November 2008

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang mempunyai kompetensi dan

kapabilitas untuk dimintai data atau keterangan yang berkaitan dengan

objek penelitian. Pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah pasien

(49)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah data atau variabel yang akan dicari sehubungan

dengan masalah penelitian.

Pada penelitian ini objek penelitiannya adalah :

a. Harga adalah persepsi pasien atau keluarga pasien terhadap biaya

Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu.

b. Promosi adalah persepsi pasien atau keluarga pasien terhadap kegiatan

promosi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih

Klepu.

c. Kualitas pelayanan adalah persepsi pasien atau keluarga pasien

terhadap kualitas pelayanan medis Rumah Sakit Umum Panti

Baktiningsih Klepu.

d. Loyalitas pasien adalah tingkat kesetiaan pasien atau keluarga pasien

terhadap pelayanan medis Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih

Klepu.

D. Variabel Penelitian

Variabel independen dan dependen

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau

terpengaruhnya variabel dependen (Husein Umar, 2001:48). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah harga, promosi, dan kualitas

(50)

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

tingkat loyalitas pasien.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas

suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur (Kountur, 2003:65).

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Pasien adalah orang yang sedang menggunakan pelayanan medis Rumah

Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu, baik yang rawat inap maupun

rawat jalan, dan pernah menggunakan pelayanan medis Rumah Sakit

Umum Panti Baktiningsih lebih dari satu kali.

2. Harga adalah persepsi pasien atau keluarga pasien terhadap biaya Rumah

Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu.

3. Promosi adalah persepsi pasien atau keluarga pasien terhadap kegiatan

promosi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih

Klepu.

4. Kualitas pelayanan adalah persepsi pasien atau keluarga pasien terhadap

kualitas pelayanan medis Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu.

5. Loyalitas pasien adalah tingkat kesetiaan pasien atau keluarga pasien

(51)

F. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki

sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang untuk diteliti

(Widayat dan Amirullah, 2002:52). Populasi pada penelitian ini adalah pasien

Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu.

Sampel adalah bagian yang diteliti atau sekelompok dari populasi yang

dipilih dalam penelitian (Widayat dan Amirullah, 2002:52). Jumlah populasi

dalam penelitian ini tidak dapat ditentukan atau dihitung. Oleh karena itu

ukuran sampel tidak dapat ditentukan berdasarkan rumus-rumus matematis,

karena rumus ukuran sampel mengandung ukuran populasi. Dalam kasus

dimana ukuran populasi tidak diketahui, maka menurut Wallen (Sigit,

2001:91) ukuran sampel yang ideal adalah yang sebesar-besarnya selama

peneliti dapat memperolehnya dengan pengorbanan waktu dan tenaga yang

wajar. Fraenkel dan Wallen menyarankan besar sampel minimum sebuah

penelitian adalah sebanyak 100. Oleh karena itu peneliti menentukan jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah 100 pasien. Hal ini dilakukan dengan

pertimbangan ukuran tersebut peneliti anggap ideal dalam mewakili ukuran

populasi dan adanya keterbatasan waktu untuk pengambilan sampel.

Proses pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non random sampling yaitu proses pemilihan sampel dimana tidak semua anggota dari populasi memiliki kesempatan untuk di pilih (Kountur

(52)

dipandang bahwa orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data (Sugiyono, 2000:60).

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan (Narbuko & Achmadi, 2007:83).

2. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan/pernyataan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan

diteliti (Narbuko & Achmadi, 2007:76). Jumlah pasien yang diambil

sebagai sampel sebanyak 100 pasien.

Kuesioner dalam penelitian ini terdari dari dua bagian :

a. Identitas pasien

Bagian ini terdiri dari beberapa pertanyaan mengenai identitas pasien,

yaitu jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan penghasilan.

b. Pernyataan-pernyataan tentang harga, promosi, kualitas pelayanan, dan

loyalitas pasien.

1). Harga adalah persepsi pasien atau keluarga pasien terhadap biaya

(53)

2). Promosi adalah persepsi pasien atau keluarga pasien terhadap

kegiatan promosi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Panti

Baktiningsih Klepu.

3). Kualitas Pelayanan adalah persepsi pasien atau keluarga pasien

terhadap kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum Panti

Baktiningsih Klepu

4). Loyalitas Pasien adalah tingkat kesetiaan pasien atau keluarga

pasien terhadap pelayanan medis Rumah sakit Umum Panti

Baktiningsih Klepu.

Alternatif jawaban yang tersedia :

SS : Sangat Setuju skor 5

S : Setuju skor 4

N : Netral skor 3

TS : Tidak Setuju skor 2

STS : Sangat Tidak Setuju skor 1

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas adalah suatu alat

ukur yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

(54)

Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Rumus yang digunakan adalah

yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus Korelasi

Product Moment (Sugiyono, 2003:109) :

 

2

r = koefisien korelasi product moment

X = nilai masng – masing butir atau item

Y = nilai keseluruhan per item

n = jumlah responden atau sampel

Uji validitas ini adalah jika hasil r hitung lebih besar dari r tabel dengan

taraf signifikan 5% maka item pertanyaan kuesioner dikatakan valid, dan

sebaliknya jika hasil r hitung lebih kecil dari r table dengan taraf

signifikan 5% maka item pertanyaan kuesioner dianggap gugur.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dari suatu alat dalam mengukur r

suatu gejala atau dengan kata lain untuk menunjukkan sejauh mana suatu

hasil pengukuran relative konsisten atau tidak berubah bila dilakukan

pengkuran kembali terhadap subjek yang sama atau antar atribut dengan

jenis alat pengukur yang dipakai ( Usman dan Akbar, 2000:287). Untuk

(55)

 = koefisien reliable

k = banyaknya butir pertanyaan

2

sj = varians butir – butir pertanyaan 2

sx = varians skor total

I. Metode Analisis Data 1. Analisis Prosentase

Analisis prosentase digunakan untuk mengetahui karakteristik

masing-masing responden dan mengidentifikasi karakteristik responden tersebut.

Hal-hal yang dianalisis antara lain jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan

tingkat penghasilan.

Analisis ini dihitung dengan rumus :

N N

PX

dimana :

P : Jumlah prosentase

X

(56)

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mengetahui perumusan masalah pertama

yaitu apakah ada pengaruh harga terhadap loyalitas pasien.

Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :

a. Mencari persamaan regresi linear sederhana :

1 bX a

Y  

Keterangan :

Y = Loyalitas pasien

1

X = Variabel harga a = Konstanta

b = Koefisien regresi

b. Menentukan koefisien korelasi antara variabel bebas dengan variabel

terikat, dengan rumus sebagai berikut :

 

2

r = koefisien korelasi

n = banyaknya sample

X = variable tentang harga

Y = variable loyalitas pasien

c. Menguji kesignifikanan koefisien korelasi dengan membandingkan

t-hitung dengan t-tabel pada taraf signifikan  = 0,05 dengan db = n-2.

(57)

r

d. Menarik kesimpulan yaitu jika t tabel  t hitung  t tabel maka

hipotesis ditolak, dan jika t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel maka

hipotesis dapat diterima.

Untuk menjawab rumusan masalah kedua dan ketiga dilakukan

langkah-langkah yang sama.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk menjawab pertanyaan keempat digunakan analisis regresi linear

ganda, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mencari persamaan regresi linear ganda :

3

Y = Loyalitas pasien

a = Konstanta

1

b = Slope yang berhubungan dengan variabel X1

2

b = Slope yang berhubungan dengan variabel X2

3

b = Slope yang berhubungan dengan variabel X3

1

X = skor harga/biaya

2

X = skor promosi

3

X = skor kualitas

(58)

a = Koefisien prediktor X1

2

a = Koefisien prediktor X2

3

a = Koefisien prediktor X3

Y X

1 = Korelasi antara harga/biaya dengan loyalitas pasien

Y X

2 = Korelasi antara promosi dengan loyalitas pasien

Y X

3 = Korelasi antara kualitas dengan loyalitas pasien

c. Melakukan uji F, dengan membandingkan F tabel pada taraf

signifikansi  = 0,05 dengan db pembilang = k dan db penyebut =

n-k-1. Hal ini digunakan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi

tersebut signifikan.

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

k

F hitung = harga F garis regresi yang dicari

n = banyaknya responden

R = Koefisien determinasi korelasi ganda

(59)

d. Menarik kesimpulan yaitu jika F hitung > F tabel maka hipotesis

(60)

43

A. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Umu Panti Baktiningsih Klepu 1. Periode tahun 1961 – 1965

Dalam rentang waktu tahun 1961 – 1965, pemerintah Kelurahan

Sendangmulyo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta, bercita-cita mendirikan sebuah pusat pelayanan kesehatan

masyarakat di wilayah ini yang memadai. Pelayanan kesehatan yang

dimaksud adalah berujud poliklinik dan rumah bersalin. Namun keinginan

luhur ini selalu dirintangi oleh aktivis PKI, yang senantiasa tidak

sependapat dalam usaha-usaha peningkatan kesejahteraan rakyat. Sehingga

keinginan luhur ini mengalami kemacetan /terhenti beberapa waktu yaitu

sebagai puncak kemacetan itu meletus G 30 S/PKI tahun 1965. Tetapi

pada tahun 1966, seiring dengan konsensus nasional, Bangsa Indonesia

membasmi PKI.

2. Periode Tahun 1966 – 1970

Antara tahun 1966 – 1970, bangsa Indonesia berhasil membasmi

PKI sehingga hasrat dan kemauan Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo

yang cita-citanya terhenti itu bangkit dan dirintis kembali.

Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo bersama Dewan Perwakilan

(61)

melanjutkan cita-cita semula yaitu mendirikan pusat pelayanan kesehatan

masyarakat yang berujud Poliklinik dan Rumah Bersalin.

Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo dan DPRKGR menyerahkan

pengelolaan Poliklinik dan Rumah Bersalin ini ke Paroki Klepu karena

Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo danpihak lain tidak bersedia. Paroki

Klepu menerima kepercayaan ini demi kesejahteraan masyarakat.

Atas kepercayaan itu, Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo

menyediakan tanah Kas Desa yang terletak di sebelah Pastoran Klepu

seluas 3000 m2. Penyerahan tanah kas desa dilakukan pada tanggal 5 Mei

1967, Nomor : 2/P/V/’67, dari Bapak Martawidjana selaku Lurah

Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo, Bapak H.J. Hardjawardaja selaku

Ketua DPRKGR Kelurahan Sendangmulyo, yang diketahui/disaksikan

oleh Bapak Prodjosastramihardja selaku Camat Minggir. Tanah kas desa

persil no. 226, Kl. II itu kemudianditukar dengan sebidang tanah lain milik

Paroki Klepu. Pengesahan penggunaan tanah kas desa untuk YKKR dari

Dinas Agraria DIY Nomor : 27/PD/Agr./1969, tertanggal 15 Desember

1969. Untuk memperkuat penggunaan status tanah, selanjutnya Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,melalui

Surat Keputusan (SK) No. I/1970, tertanggal 2 Januari 1970,

mengukuhkan tanah kas desa yang sudah ditukar tersebut untuk tempat

membangun sebuah Poliklinik dan Rumah Bersalin.

Untuk mengelola Poliklinik dan Rumah Bersalin, Paroki Klepu

(62)

hadapan Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat, S.H., secara resmi berdirilah

sebuah yayasan dengan nama “YAYASAN KESEJAHTERAAN

KESEHATAN RAKYAT (YKKR) SANTO FRANSISKUS”. Yayasan

berkedudukan di Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman,Yogyakarta.

Akta Notaris Yayasan bernomor 28, dengan susunan kepengurusan

sebagai berikut :

a. Pendiri Yayasan : Henri Antonius Marie Taks, SJ. (Pastor Paroki

Klepu)

b. Ketua Umum : dr. Raden Agustinus Krisman Tjahjana

c. Ketua I : Raden Fransiskus Xaverius Martasapardjo (alm)

d. Ketua II : Raden Gerardus Hardjoadisumarta (alm)

e. Penulis : Ignasius Sumantri, B.Sc.

f. Bendahara : Michael Gimin Pratiwowijoyo

g. Pembantu : Fransiskus Xaverius Hadisubroto

Setelah urusan dan status tanah jelas serta tidak bermasalah, persiapa

pembangunan gedung Poloklinik dan Rumah Bersalin mulai dirintis.

Semangat umat Paroki Klepu mengumpulkan batu-batu kali untuk fondasi

bangunan gedung merupakan andil besar. Selain material/batu-batu kali

yang dikumpulkan umat lingkungan (kring) Paroki Klepu juga membantu

tenaga untuk kerja bakti menggali lubang untuk fondasi secara bergilir.

Untuk mengawali pembangunan gedung, secara resmi diadakan

(63)

Kelurahan sampai Kecamatan serta undanagn. Bapak Sutopo ( Dan Ramil)

mewakili Camat Minggir menyampaikan sambutan, yang intinya :

a. Atas nama Pemerintah Kecamatan Minggir, kami mengucapkan terima

kasih kepada Panitia Pendiri Poloklinik dan Rumah Bersalin,yang pada

hari ini memberi waktu untuk menghadiri Upacara Pencangkulan I,

yang pembangunannya untuk pusat pelayanan kesehatan akan dimulai.

Pada kesempatan ini pula kami akan melakukan pencangkulan I

sebagai pembangunan gedung dimulai.

b. Semoga usaha Yayasan Kesejahteraan Kesehatan Rakyat ( YKKR )

tidak ada halangan apapun, sehingga pembangunan dapat lancar dan

aman, dan akhirnya kesejahteraan masyarakat segera tercapai.

c. Usaha dan cita-cita yang luhur itu tentu saja selalu ada gangguan atau

pun rintangan, tetapi rintangan itu sendiri akan kalah dan mundur

teratur kalau dihadapi dengan sabr, tenang, dan ketekunan. Sebagi

contoh, cita-cita untuk mendirikan Poliklinik dan Rumah Bersalin ini

sudah dirintis sebelum tahun 1965, tetapi tahun 1970 baru terwujud.

d. Akhirnya sekali lagi kami atas nama Pemerintah/Tritunggal Minggir

melakukan Pencangkulan I sebagai awal pembangunan Gedung

Poliklinik dan Rumah Bersalin, semoga Tuhan selalu merestui.

Pencangkulan I dilakukan oleh Bapak Sutopo,kemudian diteruskan

oleh Dansek Minggir. Upacara Pecangkulan I ini pada hari Senin Pon, 3

Agustus 1970 antara ppukul 10.00 – 11.00 Wib. Pembangunan gedung

(64)

selaku pendiri Yayasan, sedangkan pengawasan sehari-hari oleh bruder

Matheus Tirtosumarto, SJ. ( sekarang sudah almarhum ). Pembangunan

gedung memerlukan waktu kurang lebih enam bulan, sejak Agustus 1970

– Januari 1971.

3. Periode tahun 1971 – 1972

a. Persiapan Peresmian Pembukaan Pelayanan Kesehatan

Setelah pembangunan Gedung Poliklinik dan Rumah Bersalin

mendekati selesai, 2 orang petugas para medis yaitu perawat Sr. M.

Aloysia, F. Ch., dan Sr. M. Bernada, F. Ch., sebagai bidan, pada bulan

Februari sudah datang di Klepu untuk bertugas. Dua petugas para

medis untuk cikal bakal di Klepu ini, dikirim oleh pimpinan

kongregasinya yang induknya di Palembang,Sumatera Selatan. Kedua

susuter ini di utus ke Tanah Jawa, khususnya Klepu yang jaraknya dari

ibukota Propinsi DIY kurang lebih 18 km arah barat. Selain bertugas

melayani kesehatan masyarakat, juga sekaligus mengembangkan

Charitas di Klepu. Karena pembangunan gedung belum sempurna, 2

petugas paramedis ini sementara dititipkan di rumah Bapak Djokarsa (

Japanan, Sendangmulyo, Minggir ) yang jaraknya 2 km dari Klepu.

Selaku dokter penanggungjawab BP-BKIA adalah dr. R.A. Krisman.

b. Detik – detik Peresmian Poloklinik dan Rumah Bersalin

1) Bangunan gedung sudah mendekati selesai, permohonan ijin

(65)

2) Selasa Pon, 16 Maret 1971, BPH seksi II dan DPRD Kabupaten

Sleman meninjau gedung calon Poloklinik dan Rumah Bersalin

Klepu.

3) Selasa Wage, 6 April 1971 yayasan menerima Nota Dinas dari

Bapak Kepala Dinas Kesehatan Rakyat ( DKR ) Sleman yang

ditandatangani oleh Bapak dr. Sugiyatmo, yang isinya bahwa

ijin buka Poliklinik dapat dikabulkan.

4) Senin Kliwon, 12 April 1971 Panitia Peresmian pembukaan

Poloklinik terbentuk. Panitia meliputi unsur pengurus Yayasan

dan Pengurus Harian Paroki ( PHP ) Klepu.

5) Panitia memutuskan bahwa nama Poliklinik dan Rumah Bersalin

adalah PANTI BAKTININGSIH, sedangkan peresmian

pembukaan ditetapkan pada hari Senin Wage, 26 April 1971

pukul 10.00 WIB.

6) Selanjutnya Kepala Dinas Kesehatan Rakyat ( DKR ) Sleman

menerbitkan Surat Keputusan ( SK ) tertanggal 19 April 1971,

No. 807/14/D.K.S./71, yang isinya memberi ijin

penyelenggaraan Balai Pengobatan ( BP ), Balai Kesehatan Ibu

dan Anak ( BKIA ).

c. Peresmian Pembukaan BP-BKIA Panti Baktiningsih Klepu

Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Mahaesa, pelayanan

kesehatan yang dicita-citakan oleh masyarakat bisa dibuka dan

(66)

April 1971 pukul 10.00 WIB telah dibuka dan diresmikan pusat

pelayana kesehatan. Sebagai tanda peresmian pembukaan, dr.

Sugiyatma selaku Kepala Dinas Kesehatan Rakyat ( DKR ) Kabupaten

Sleman melakukan pengguntingan pita. Sore harinya pukul 17.00 –

18.00 WIB diteruskan acara selamatan dengan tradisi jawa yaitu

kenduri yang dihadiri oleh tetangga sekitar pusat pelayanan kesehatan (

BP-BKIA ) Panti Baktiningsih Klepu.

d. Resminingsih Lahir pada saat BP-BKIA diresmikan

Senin Wage, 26 April 1971 pukul 07.00 WIB lahirlah seorang

bayi perempuan ikut menjemput tamu-tamu undangan peresmian

pembukaan gedung BP-BKIA Panti Baktiningsih Klepu. Bayi mungil

yang lahir 3 jam sebelum peresmian BP-BKIA Panti Baktiningsuh

Klepu ini adalah puteri Ibu Antonia Sugiyah Wignya Atmadja dan

Bapak Antonius Djoemangi Wignya Atmadja dari Dusun Pranan,

Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman.

Sebagai kenangan karena lahir pada waktu BP-BKIA

diresmikan, maka bayi mungil ini diberi nama “Resminingsih” oleh Sr.

Bernada, F.Ch. Oleh kedua orang tuanya bayi ini dipermandikan

dengan nama Aloysia, maka jadilah nama lengkapnya “Aloysia

Resminingsih”. Bayi ini sekarang sudah dewasa, bekerja sebagai

karyawati kantor Kanisius Jakarta, dan berganti nama “Aloysia Nining

Astuti”.

(67)

Kiranya pelayanan kesehatan kesejahteraan asyarakat belum

tercapai bila yang ada hanya BP-BKIA, sehingga perlu dilengkapi

dengan rawat inap bagi ibu yang melahirkan. Maka pengurus Yayasan

berusaha mengajukan permohonan ijin unuk rawat inap bagi ibu-ibu

yang akan melahirkan.

Setahun kemudian mengingat kebutuhan masyarakat semakin

mendesak, Kepala Dinas Kesehatan Rakyat ( DKR) Kabupaten

Sleman menerbitkan surat ijin No. 2321/4/D.K.S./1dz/72, tanggal 11

September 1972, yang isinya mengijinkan untuk ijin opname pasien

bersalin atau rumah bersalin. Dengan demikian hasrat dan cita-cita

masyarakat Sendangmulyo dan sekitarnya akan kebutuhan pelayanan

kesehatan mulai saat itu dapat dilayani.

4. Periode tahun 1973 – 1987

Berada dalam naungan Yayasan Kesejahteraan kesehatan Rakyat (

YKKR ) Santo Fransiskus, BP-BKIA Panti Baktiningsih Klepu menjadi

wadah untuk mengamalkan ajaran sosial. Cinta kasih yang dijiwai oleh

semangat alturistik ( mendahulukan kepentingan orang lain ) dan karitatif (

tidak mencari keuntungan ) dalam kerangka karya menolong sesama dan

meringankan penderitaannya. Secara idiil nilai ini merupakan cermin dari

penghayatan dan pengamalan Pancasila, terutama Sila “Kemanusiaan

Yang Adil dan Beradap”. Selain itu, secara operasional BP-BKIA-RB

(68)

program pemerintah dalam pembnagunan di bidang ketenaga kerjaan yaitu

menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran.

Dalam perkembangan selanjutnya atas pertimbangan dan desakan

masyarakat/pasien untuk mengadakan rawat inap bagi pasien umum, jadi

tidak hanya rawat inap bagi ibu-ibu yang melahirkan saja melainkan juga

untuk pasiuen umum.

Yayasan berusaha mengadakan pendekatan ke Kanwil Kesehatan

Propinsi DIY dan Puskesmas Minggir, kemudian pengurus yayasan

beserta pengelola BP-BKIA-RB mendapatkan pengarahan dari Ibu Tri

Utartin ( bagian perijinan Dinas Kesehatan Rakyat Propinsi DIY ). Hasil

dari pendekatan ini, pada tanggal 7 Februari 1979 pengurus yayasan

mengajukan permohonan persetujuan kepada Pimpinan Puskesmas

Minggir untuk menyelenggarakan rawat inap bagi pasien umum. Pimpinan

Puskesnas Minggir menyetujui permohonan yayasan ini.

Sehingga sejak awal bulan Februsri 1979, BP-BKIA-RB Panti

Baktiningsih Klepu diperkenankan melayani kesehatan dengan rawat inap

untuk pasien umum. Usaha ini sebagai upaya meningkatkan pelayanan

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pada kasus penyakit-penyakit

tertentu, BP-BKIA-RB Panti Baktiningsih Klepu menerima rujukan rawat

inap dari Puskesmas Minggir dan kecamatan sekitar Minggir. Pelayanan

kesehatan selain BP-BKIA-RB dab rawat inap untuk pasien umum ini

berlangsung hingga 14 Februari 1988.

(69)

Lahir dan berkembangnya Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu

a. Terbitnya SK Menteri Kesehatan RI No : 920,17 Desember 1986

mendorong YKKR untuk meningkatka status

Kiranya Tuhan memang menghendaki di kawasan Barat Daya

Kabupaten Sleman perlu adanya pusat pelayanan kesehatan

masyarakat yang memadai. Dengan terbitnya Surat Keputusan ( SK )

Menteri Kesehatan RI No : 920/MEN. KES/PER/XII/86, tertanggal 17

Desember 1986, tentang upaya pelayanan kesehatan swasta di bidang

medik. Kemudian dilengkapi dengan Surat Keputusan Direktur

Jendral Pelayanan Medik No : 098/Yan. Med/RSKS/1987, tertanggal

5 Februari 1987, tentang petunjuk pelaksanaan Peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 920/MEN. KES/PER/XII/1986; seperti status

BP-BKIA-RB Panti Baktiningsih Klepu, mau tidak mau harus mengikuti

dan mentaati surat Keputusan Menteri Kesehatan. Dengan demikian

status BP-BKIA-RB Panti Baktiningsih berubah menjadi Rumah Sakit

Klas Pratama.

Perubahan status ini adalah kerja keras pengurus yayasan

bersama pengelola BP-BKIA-RB yang memperoleh dukungan dari

berbagai pihak antara lain Pimpinan Kongregasi Suster-suster Charitas

di Palembang yang merupakan induk dari BP-BKIA-RB Panti

Baktiningsih Klepu, Pemerintah dari kelurahan sampai propinsi

maupun dari seluruh masyarakat. Meskipun sarana dan prasarana yang

(70)

lengkap, namun karena terdorong oleh kebutuhan masyarakat yang

sangat mendesak bahwa pelayanan kesehatan perlu diutamakan, maka

dalam hal ini keperluan untuk rawat inap segera dipenuhi.

Apalagi dengan dibukanya jembatan Ngapak yang

menghubungkan Ibu Kota Propinsi DIY dengan Kabupaten Kulon

Progo, kemungkinan akan terjadi peningkatan ruda paksa ( tratic

eceident ) atau kecelakaan lalu lintas, maka rumah sakit harus segera

terwujud.

Adanya saling pengertian dan kerja sama yang baik antara

YKKR dengan pemerintah Kalurahan, Kecamatan, Kabupaten,

Kanwil, Dep Kes Propinsi DIY dapat mempercepat terwujudnya RSU

Klas Pratama, sehingga pelayanan kesehatan dan kesejateraan

masyarakat yang memadai dapat tercapai. Dokter Yosef Victor Zebua

yang berstatus sebagai dokter tamu praktek di BP-BKIA-RB juga ikut

berpartisipasi secara aktif dalam mewujudkan peningkatan status

menjari Rumah Sakit.

b. Sarana dan Prasarana sebagai sarana Lahirnya Rumah Sakit

Setelah kebutuhan sarana dan prasarana seperti bangunan fisik, alat

medis, tenaga medis, paramedis, dll terpenuhi, maka secara

berturut-turut Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi DIY

Gambar

Tabel V.1Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel V.2
Tabel V.3Penilaian Variabel Harga
Tabel V.4Penilaian Variabel Promosi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu pendekatan Heuristik Silver Meal sangat menunjang untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di PG Watoe Toelis Sidoarjo yaitu dapat melakukan perencanaan

Cari link join untuk departemen anda pada tabel dibawah, kemudian pada tab baru tersebut, ketik link join kelas EFL dan TPA Maba sesuai dengan Asal Departemen anda, dan klik

Selanjutnya, penelitian ini di fokuskan pada pembuatan scaffold berpori dan coating scaffold berpori menggunakan larutan kitosan dengan metode dip-coating sehingga di

Sayyid Abul A‘la Maududi (1967) menegaskan Islam menyediakan asas norma-norma moral dan nilai untuk membimbing dan mengawal keseluruhan hidup manusia. Ia memberi kod

Hasil kegiatan menunjukan bahwa Sebagian besar guru memiliki pemahaman secara komprehensif mengenai teknik-teknik pembimbingan, pelaksanaan praktek pengenalan lapangan

Ditinjau dari sisi perkembangan dewan standar sebagai badan yang memiliki kewenangan dalam mengatur standar akuntansi tampak bahwa lembaga tersebut tidak memiliki kekuatan hukum

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat dan dihubungkan dengan keterangan dua orang saksi di atas, maka Majelis telah menemukan fakta di persidangan, fakta

 Teknologi mekanik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses atau prinsip pembuatan dan cara kerja dari suatu benda sehingga diperoleh hasil yang