• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi siswa SMA Bopkri I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah demi perkembangan diri - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Partisipasi siswa SMA Bopkri I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah demi perkembangan diri - USD Repository"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 2008-2009

DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH

DEMI PERKEMBANGAN DIRI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Nama: A. F. Titiari

NIM: 021114059

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

”Keberhasilan bukanlah hanya mendapatkan sesuatu. Namun

proses untuk mendapatkan sesuatu, merupakan hal terpenting

demi keberhasilan”

PERSEMBAHAN:

(5)

v

Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini, tidak memuat

karya atau bagian skripsi orang lain, kecuali yang telah dinyatakan dalam kutipan

dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juli 2009

Peneliti

(6)

vi

DEMI PERKEMBANGAN DIRI A. F. Titiari

NIM: 021114059 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bagi perkembangan diri mereka.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi penelitian ini adalah semua siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009, yang berjumlah 80 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan perkembangan diri. Data hasil penelitian dianalisis secara teknik statistik deskriptif.

(7)

vii

THE PARTICIPATION OF ELEVENTH GRADE NATURAL SCIENCE STUDENTS OF SMA BOPKRI I YOGYAKARTA

IN ACADEMIC YEAR 2008-2009

IN EXTRACURRICULAR ACTIVITIES FOR SELF DEVELOPMENT A.F.Titiari

Student Number 021114059 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The aim of the research was to find out the participation of eleventh grade natural science students of SMA BOPKRI I Yogyakarta in academic year 2008-2009 in extracurricular activities dan benefits of their participation in the extracurricular activities for their self development.

This was a descriptive research using survey method. The population of the research was all of the students (80 students). The research instrument used in the research was a questionnaire on participation in extracurricular activities and its benefits for self development. Data gained in the research was analyzed using descriptive statistic technique.

(8)

Nama

: A. F. Titiari

Nomor Mahasiswa

: 021114059

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PARTISIPASI SISWA SMA BOPKRI I YOGYAKARTA KELAS XI IPA

TAHUN PELAJARAN 2008-2009 DALAM KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH DEMI PERKEMBANGAN DIRI

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

mem-berikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Agustus 2009

Yang menyatakan

(9)

viii

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat karunia dan

bimbingan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

di program studi Bimbingan dan Konseling.

Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus

memberikan bantuan dan dukungan selama penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Ibu Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M. Hum., dosen pembimbing yang telah memberikan

waktu, dukungan, dan bimbingan dalam membantu peneliti hingga dapat

menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Drs. Wens Tanlain M. Pd, dan Fajar Santoadi, S.Pd, dosen penelitian yang

memberikan saran berguna selama melakukan pengolahan data hasil penelitian.

4. Ibu A. Setyandari, S.Pd., Psi., MA, sekretaris prodi Bimbingan dan Konseling

yang membantu kelancaran proses pengujian penelitian.

5. Para Dosen program studi Bimbingan dan Konseling, yang memberikan ilmu.

6. Para staf dan karyawan Universitas Sanata Dharma, yang banyak membantu

peneliti selama menempuh kuliah.

7. Dra. Tyas Rahwinarni beserta staf Bimbingan dan Konseling SMA Bopkri I

(10)

ix

memberikan kasih sayang dan pengetahuan.

10. Florina Wiwin dan Yasinta Lisa, kakak yang selalu memberi motivasi dan cinta.

11. Seluruh keluarga besar di Menjalin Kalimantan Barat, yang dengan sabar

memberikan dukungan moral dan spiritual.

12. Anggun Gita Sari beserta seluruh keluarga besar di Jawa, yang dengan tulus

memberikan waktu dan perhatian selama peneliti menempuh kuliah.

13. Donal Sinaga, Agung, dan seluruh mahasiswa program studi Bimbingan dan

Konseling, atas kebersamaan selama menempuh kuliah.

14. Teman-teman UKPM Natas, yang selalu berbagi pengalaman dan keceriaan.

15. Aryono, Marci, Morris, Evan, Andre dan teman-teman 8A United, atas

dukungannya.

16. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun peneliti

berharap, skripsi ini tetap berguna bagi siapa saja yang berkecimpung dalam dunia

Bimbingan dan Konseling.

Yogyakarta, Juli 2009

Peneliti

(11)

x

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Definisi Operasional ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA... 10

A. Partisipasi... 10

1. Pengertian Partisipasi... 10

2. Tahap-tahap Partisipasi ... 11

3. Macam-macam Partisipasi ... 13

B. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 25

1. Hakikat dan Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler... 25

2. Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta... 26

C. Siswa Sebagai Remaja... 34

1. Pengertian Siswa Sebagai Remaja... 34

2. Ciri-ciri Siswa Sebagai Remaja... 36

(12)

xi

C. Instrumen Penelitian ... 41

D. Prosedur Pengumpulan Data... 46

E. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

B. Pembahasan... 61

BAB V. PENUTUP... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

(13)

xii

Tabel 1 Rincian Anggota Populasi Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas

XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009 ... 40

Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I

Yogyakarta Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009 ... 43

Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Aspek-aspek Perkembangan Diri ... 44

Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian... 46

Tabel 5 Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas XI IPA Tahun Pelajaran

2008-2009 yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler ... 48

Tabel 6 Kegiatan Ekstrakurikuler yang Diikuti Siswa SMA BOPKRI I

(14)

xiii

Lampiran 2 : Ijin Penelitian dari Walikota Yogyakarta ... 71

Lampiran 3 : Ijin Penelitian Kepada SMA BOPKRI I Yogyakarta ... 72

(15)

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dipaparkan latar belakang pengambilan topik, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi oprasional.

A. LATAR BELAKANG

Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan remaja yang berada pada masa mencari identitas diri. Erickson mengatakan identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat (Hurlock, 1997: 206).

Siswa SMA kelas XI berusia sekitar 15-18 tahun. Pada usia ini, siswa berada pada masa remaja pertengahan. Dalam masa tersebut, siswa berada pada masa remaja yang mengalami perkembangan sangat pesat, baik fisik maupun psikis (Rahayu, 2006: 288). Seiring dengan perkembangan tersebut, pemahaman dan pengetahuan siswa semakin bertambah sehingga siswa mulai memahami potensi-potensi, bakat, dan minat yang dimiliki siswa.

(16)

IPA membutuhkan waktu yang cukup dan penjadwalan yang tepat agar siswa kelas IPA dapat mempersiapkan kegiatannya dengan baik. Pada situasi ini, akan dilihat kesediaan siswa kelas IPA untuk tetap mengikuti kegiatan ekstrakurikuler demi penyaluran potensi-potensi, bakat dan minat dalam bidang selain akademik.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam rangka peningkatan potensi, bakat dan minat, terutama pada perkembangan diri siswa sebagai remaja. Ali (2005) mengungkapkan bahwa perkembangan diri siswa sebagai remaja nampak pada perubahan aspek jasmani atau fisik dan rohani atau psikis siswa. Gejala-gejala perkembangan diri siswa sebagai remaja nampak pada perkembangan dan pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual, perkembangan kreativitas, perkembangan emosi, perkembangan bakat khusus, perkembangan hubungan sosial, perkembangan kemandirian, perkembangan bahasa, dan perkembangan nilai.

(17)

jawab untuk membina dan mengembangkan potensi-potensi, bakat, dan minat siswa.

Dalam upaya mengembangkan potensi-potensi, bakat, dan minat siswa, keputusan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Depdiknas tahun 2005–2009 menekankan bahwa pelaksanaan pembelajaran di sekolah saat ini harus bertujuan mengembangkan diri siswa melalui: (1) Olah hati untuk memperteguh keimanan dan ketakwaan, meningkatkan akhlak mulia, budi pekerti atau moral, membentuk kepribadian unggul, dan membangun kepemimpinan; (2) Olah pikir untuk membangun kompetensi dan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi; (3) Olah rasa untuk meningkatkan sensitifitas, daya apresiasi, daya kreasi, serta daya ekspresi seni dan budaya; dan (4) Olahraga untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, daya tahan, dan kesiapan fisik serta keterampilan kinestetis (Renstra Depdiknas Tahun 2005 -2009, 2005: 15).

(18)

dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran intrakurikuler dengan tujuan memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, menyalurkan bakat minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya (Direktorat Pembinaan Kesiswaan, 1990: 2)

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi sekolah. Berbeda dari pengaturan kegiatan intrakurikuler yang secara jelas disiapkan dalam perangkat kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikembangkan dalam beragam cara dan isi. Penyelenggaraan kegiatan yang memberikan kesempatan luas kepada pihak sekolah, selanjutnya menuntut pimpinan sekolah, guru, siswa, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya untuk secara kreatif merancang sejumlah kegiatan sebagai muatan kegiatan ekstrakurikuler. Sejalan dengan visi dan misi sekolah untuk mengembangkan potensi, bakat, dan minat siswa, SMA BOPKRI I Yogyakarta merancang kegiatan ekstrakurikuler yang menitikberatkan pada perkembangan diri siswa. Muatan-muatan kegiatan ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta, yaitu program keagamaan, pelatihan profesional, organisasi siswa, olahraga, rekreasi dan waktu luang, kegiatan seni dan budaya, perkemahan, dan live in exposure.

(19)

Olahraga, bermanfaat untuk mengembangkan bakat olahraga dan pengembangan fisik siswa. Rekreasi dan waktu luang, dapat membimbing siswa untuk penyadaran nilai kehidupan manusia, alam, bahkan Tuhan. Kegiatan seni dan budaya, berhubungan dengan penyadaran peserta didik terhadap nilai-nilai budaya. Program perkemahan, mendekatkan peserta didik dengan alam. Program live in exposure, dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengetahui nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.

Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di luar jam pelajaran, selain membantu siswa dalam pengembangan minatnya, juga membantu siswa agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar serta menanamkan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang mandiri. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tertera rumusan tentang kegiatan ekstrakurikuler, sebagai berikut:

“Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, moral, belajar, dan pengembangan karir peserta didik”.

Hurlock (1997: 209) juga menegaskan bahwa:

”Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan intelektual dan konsep yang penting pada kecakapan sosial, namun hanya sedikit remaja yang mampu menggunakan ketrampilan dan konsep ini dalam situasi praktis. Mereka yang aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler menguasai praktek ini. Namun mereka yang tidak aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, tidak memperoleh kesempatan ini”.

(20)

dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Dalam kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan pengalaman-pengalaman yang bersifat nyata yang dapat membawa siswa pada kematangan jasmani dan rohani. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa lebih dapat mengembangkan diri dari pada siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang diminati siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang pada suatu saat nanti bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari siswa.

(21)

B. RUMUSAN MASALAH

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui :

1. Bagaimana partisipasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah demi perkembangan diri?

2. Apa saja manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menurut siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan

1. Partisipasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah demi perkembangan diri.

2. Manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menurut siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009

D. MANFAAT PENELITIAN

1. SMA BOPKRI I Yogyakarta

(22)

dasar untuk menentukan kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

2. Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman pada siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta tentang pentingnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, karena dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat menyalurkan potensi, bakat dan minatnya.

3. Peneliti

Dengan mengetahui partisipasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler, maka jika kelak menjadi guru pembimbing, peneliti termotivasi untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

E. DEFINISI OPERASIONAL

1. Partisipasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah demi perkembangan diri adalah keikutsertaan siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 dalam kegiatan pendidikan sekolah.

(23)

KAJIAN PUSTAKA

A. PARTISIPASI

1. Pengertian Partisipasi

Nasdian (2004) memaknai partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif yang diambil oleh individu sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif.

Partisipasi menurut Huneryager dan Heckman (1992: 30) adalah keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab bersama mereka.

Suharsono (2005) mengartikan partisipasi sebagai hal atau usaha ikut berperan serta dalam suatu kegiatan, sedangkan partisipan adalah orang yang ikut berperan serta dalam kegiatan tersebut.

(24)

2. Tahap-tahap Partisipasi

Cohen dan Uphoff dalam Intania (2003) membagi partisipasi ke dalam beberapa tahapan, yaitu:

a. Tahap pengambilan keputusan (perencanaan) yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam pertemuan kelompok.

b. Tahap pelaksanaan dengan wujud nyata partisipasi berupa: 1) Partisipasi dalam bentuk sumbangan pikiran

2) Partisipasi dalam bentuk sumbangan materi

3) Partisipasi dalam bentuk keterlibatan sebagai anggota kelompok. c. Tahap menikmati hasil, dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan

partisipasi pada tahap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Selain itu, dengan adanya peran langsung dalam kegiatan, maka semakin bermanfaat kegiatan yang dirasakan berarti kegiatan tersebut sesuai kebutuhan.

d. Tahap evaluasi, dianggap penting karena partisipasi pada tahap ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

3. Macam-macam Partisipasi

Menurut Effendi (2002: 5) partisipasi terbagi atas dua macam, yaitu:

(25)

b. Partisipasi horizontal, terjadi dalam bentuk usaha bersama, melakukan kegiatan atas dasar kerjasama antara satu pihak dengan pihak lain.

B. KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

1. Hakikat dan Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Hakikat Kegiatan Ekstrakurikuler

Direktorat Pendidikan Kesiswaan (1990: 2), mendefinisikan kegitan ekstrakurikuler sebagai berikut:

“Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran intrakurikuler dengan tujuan memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, menyalurkan bakat minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya.”

Sedangkan Hastuti (2004: 575), merumuskan kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut:

”Kegiatan ekstrakurikuler terbagi atas kegiatan yang diatur dalam kegiatan pendidikan di sekolah, kegiatan yang berhubungan dengan rekreasi, kebudayaan, olahraga, dan pelayanan sosial. Semua kegiatan dapat dilakukan di dalam dan di luar sekolah.”

(26)

b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Tujuan ekstrakurikuler dengan sendirinya harus sejalan dengan tujuan pendidikan. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler juga bermuara pada pembentukan manusia seutuhnya, seperti tercakup dalam rumusan tujuan pendidikan nasional. Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai tujuan sebagai berikut (SK Dirjen Dikdasmen No. 226/C/Kep/1992):

1) Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya dalam arti, sebagai berikut

a) Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa b) Berbudi pekerti luhur

c) Memiliki pengetahuan dan keterampilan d) Sehat jasmani dan rohani

e) Berkepribadian yang mantap dan mandiri

f) Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

(27)

Berdasarkan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah:

1) Untuk memperteguh keimanan dan ketakwaan, meningkatkan akhlak mulia, budi pekerti, atau moral, membentuk kepribadian unggul, dan membangun kepemimpinan.

2) Untuk membangun kompetensi dan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi.

3) Untuk meningkatkan sensitifitas, daya apresiasi, daya kreasi, serta daya ekspresi seni dan budaya.

4) Untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, daya tahan, dan kesiapan fisik serta ketrampilan kinestetis.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta

a. SMA BOPKRI I Yogyakarta

(28)

SMA BOPKRI I Yogyakarta selalu berupaya mengembangkan pendidikan dengan melakukan pembaharuan-pembaharuan di segala bidang agar pelayanan pendidikan di SMA BOPKRI I Yogyakarta semakin berkualitas dan diminati masyarakat. Untuk menuntun pengembangan pendidikan, SMA BOPKRI I Yogyakarta memiliki visi dan misi yang dijadikan pedoman untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Visi SMA BOPKRI I Yogyakarta yaitu ”Menuju mutu pendidikan dengan dasar kasih serta didukung tenaga kependidikan profesional yang mampu melayani setiap peserta didik untuk menjadi manusia kritis dan humanis”. Sedangkan misi SMA BOPKRI I Yogyakarta sebagai berikut:

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien 2) Memberi kesempatan bagi setiap warga sekolah untuk saling

mengenali potensi diri dan mengembangkannya secara optimal 3) Membentuk manusia berbudi luhur dan memiliki kompetensi

tinggi

4) Menghasilkan lulusan yang berkualitas, mandiri, mampu menanggapi dan menjawab setiap perubahan kini dan masa depan 5) Saling memberikan yang terbaik pada sesama

b. Program Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta

(29)

rekreasi, kebudayaan, olahraga, dan pelayanan sosial. Semua kegiatan dapat dilakukan di dalam dan di luar sekolah (Winkel, 2004: 575).

Kegiatan ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta yang telah disusun berdasarkan beberapa program, disajikan pada siswa berdasarkan tiga kategori: ekstrakurikuler wajib, ekstrakurikuler pilihan, dan ekstrakurikuler keagamaan. Pembagian kegiatan ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta terinci sebagai berikut (Program pendidikan di SMA BOPKRI I Yogyakarta, 2008):

1) Ekstrakurikuler wajib a) Pramuka

Kegiatan ini dapat menyediakan sejumlah program dan tanggung jawab yang dapat mengarahkan siswa untuk menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur dan kuat keyakinan beragamanya, tinggi kecerdasan dan keterampilannya, kuat dan sehat fisiknya, warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Sabtu.

b) Student Research

(30)

kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat. Peneliti tidak akan meneliti kegiatan ini, karena kegiatan ini hanya untuk kelas khusus Rintisan Sekolah Berbasis International (RSBI).

c) English Experience Day

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin mengembangkan kemampuan berbahasa ingris. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Sabtu. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat. Peneliti tidak akan meneliti kegiatan ini, karena kegiatan ini hanya untuk kelas khusus Rintisan Sekolah Berbasis International (RSBI).

2) Ekstrakurikuler pilihan a) Paduan Suara

Kegiatan ini merupakan kelompok seni olah vokal sebagai wadah bagi siswa yang berminat dan ingin mengembangkan daya apresiasi dalam bidang seni suara Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Rabu. b) Musik

(31)

c) Tari / Karawitan

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin mengembangkan daya apresiasi dalam seni tari tradisional. Kegiatan ini juga berguna untuk mengisi kegiatan seni di sekolah. Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan dua kali seminggu, yaitu pada hari Rabu dan Kamis.

d) Bahasa Mandarin

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin mengembangkan kemampuan berbahasa Mandarin. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat. e) Bahasa Jepang

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin mengembangkan kemampuan berbahasa Jepang. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat. f) Basket

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin mengembangkan daya apresiasi dalam bidang olah raga basket. Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis untuk tim inti serta pada hari Selasa dan Jumat untuk anggota umum.

g) Volley

(32)

volley. Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Kamis dan Sabtu.

h) Futsal

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin mengembangkan daya apresiasi dalam bidang olah raga futsal. Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Senin untuk tim inti dan setiap hari Selasa dan Jumat untuk anggota umum.

i) Tae Kwon Do

Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa yang berminat dan ingin mengembangkan bakat dalam bidang bela diri, khususnya bela diri yang menggunakan kaki sebagai andalannya. Kegiatan ini juga berguna untuk mengembangkan mental dari para anggotanya. Pelatihan kegiatan ini dilaksanakan dua kali seminggu, yaitu pada hari Rabu dan Minggu.

j) Jurnalistik

Kegiatan ini merupakan wadah pengembangan minat dan kreativitas siswa dalam bidang jurnalistik dengan menerbitkan majalah BOSA sebagai media jurnalistik di sekolah. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat. k) Fotografi

(33)

pendokumentasian yang diawali dengan mengabadikan dan mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan sekolah. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat.

l) PMR (Palang Merah Remaja)

Kegiatan ini merupakan kegiatan siswa yang bersifat sosial. Kegiatan PMR melatih siswa untuk tanggap memberikan pertolongan pada orang lain yang mengalami penderitaan. Kegiatan ini juga mengembangkan semangat sukarela dan tanpa pamrih. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Rabu.

m) DMSC (Pecinta Alam)

Kegiatan ini mendekatkan siswa dengan alam. Karena itu, agar kegiatan ini tidak hanya sekedar hiburan atau menginap di alam terbuka, sejumlah kegiatan seperti perlombaan olahraga, kegiatan intelektual, uji ketahanan, uji keberanian, dan penyadaran spiritual merupakan jenis kegiatan yang dapat dikembangkan dalam kegiatan ini. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Rabu.

n) Karya Ilmiah Remaja

(34)

menganalisis hal tersebut dalam kaitannya dengan kehidupan di sekolah.

o) TOEIC (Tes Of English For International Comunication)

Kegiatan ini dirancang untuk mempersiapkan siswa untuk mengikuti TOEIC dan kemudian ingin mengikuti pendidikan internasional di luar negeri. Kegiatan ini menuntut kemampuan menggunakan komunikasi dengan bahasa Inggris. Pelatihan kegiatan ini setiap satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Sabtu. 3) Ekstrakurikuler keagamaan

Program ini bermanfaat bagi peningkatan kesadaran moral beragama siswa. Program ekstrakurikuler keagamaan terintegrasi dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:

(a) Persekutuan Anak BOSA

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu pelaksanaan kegiatan keagamaan di sekolah, misalnya persekutuan doa, kegiatan doa harian, dan seminar keagamaan.

(b) Katekisasi

Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa dalam mendalami keimanan dan persiapan untuk menuju pengalaman iman dan baptis.

(35)

C. SISWA SEBAGAI REMAJA

1. Pengertian Siswa Sebagai Remaja

Siswa adalah individu yang berada pada usia remaja. Ada banyak buku yang berusaha membahas secara jelas pengertian “Remaja”. Remaja atau adolescence berasal dari bahasa Latin “adolescere” yang berarti tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 1997: 206). Piaget menjelaskan bahwa istilah adolescence adalah individu yang sedang tumbuh menjadi dewasa, baik secara mental, emosional, dan fisik. Secara psikologis, remaja berusaha masuk ke dalam lingkungan orang dewasa (Hurlock, 1997: 206). Jadi, remaja adalah individu yang berkembang menuju kedewasaan. Remaja merupakan periode transisi ketika individu berubah secara fisik dan psikologis dari kanak-kanak menuju dewasa (Rahayu, 2006: 262).

(36)

2. Ciri-ciri Siswa Sebagai Remaja

Masa remaja berada diantara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Rahayu, 2006: 259). Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya (Hurlock, 1997: 207). Ciri-ciri khas remaja dapat menjadi gambaran mengenai pola perilaku dan minat remaja terhadap sesuatu, khususnya minat remaja terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Ciri-ciri khas masa remaja diantaranya adalah:

a. Masa Remaja sebagai Periode yang Penting

Masa remaja sebagai periode yang penting karena pada periode ini terjadi perubahan pada sikap dan perilaku. Perubahan tersebut terjadi karena adanya perkembangan fisik dan mental. Perkembangan ini menuntut penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai, dan minat yang baru.

b. Masa Remaja sebagai Periode Peralihan

(37)

c. Masa Remaja sebagai Periode Perubahan

Pada masa remaja, terjadi percepatan perkembangan fisik yang memepengaruhi perkembangan sosial, emosi, intelektual, perubahan pada minat, pola perilaku, dan nilai-nilai sosial. Apa yang dianggap penting pada masa kanak-kanak, pada masa remaja sudah dianggap tidak penting lagi.

d. Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas

Menurut Erikson (Hurlock, 1997 : 208), identitas yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. Remaja menunjukkan identitas dirinya melalui simbol-simbol status untuk mencari perhatian agar dipandang sebagai individu yang memiliki identitas tertentu pada kelompok sebaya.

e. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik

Remaja cenderung memandang kehidupan dengan melihat dirinya dan orang lain berdasarkan apa yang remaja inginkan dan bukan seperti yang terjadi sebenarnya. Pada masa ini remaja cenderung memiliki cita-cita yang tidak realistik. Cita-cita remaja ini cenderung sulit diterima orang tua dan orang dewasa lainnya. Remaja menjadi kecewa apabila cita-cita yang telah ditetapkan tidak tercapai.

f. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa

(38)

remaja. Remaja berusaha menunjukkan pola perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, berupa merokok, minum minuman keras, dan terlibat dalam perbuatan seks. Remaja menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra dewasa yang mereka inginkan.

Ciri-ciri remaja menunjukkan perubahan yang terjadi pada diri remaja sebagai gejala khas untuk membedakan masa remaja dari masa sebelum masa remaja yaitu masa kanak-kanak dan sesudah masa remaja yaitu masa dewasa. Ciri-ciri remaja tersebut diatas, merupakan gambaran perubahan menuju kematangan. Proses kematangan ditunjukkan dengan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pada diri remaja.

3. Perkembangan Diri Remaja

a. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan terus-menerus serta berlangsung dalam proses tertentu (Ali, 2005: 11). Pertumbuhan menimbulkan bertambahnya berat badan, panjang atau tinggi badan, tulang dan otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar, dan organ tubuh menjadi lebih sempurna.

(39)

oleh perubahan struktur biologis. Perubahan kemampuan dan karakteristik psikis sebagai hasil dari perubahan dan kesiapan struktur biologis sering dikenal dengan istilah kematangan.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berkaitan dan keduanya merupakan perubahan yang berasal dari dalam diri. Pertumbuhan dan perkembangan di pengaruhi oleh lingkungan dan proses belajar, sedangkan proses belajar hanya mungkin berhasil jika ada kematangan. Untuk mencapai kematangan, perubahan aspek dalam diri remaja menimbulkan gejala-gejala yang menjadi ciri-ciri perkembangan remaja.

b. Ciri-ciri Perkembangan Remaja

1) Perkembangan dan pertumbuhan fisik

(40)

Gejala yang tampak pada aspek fisik sebagai perwujudan dari adanya perkembangan dalam diri remaja, antara lain (Ali, 2005: 3): a) Pertumbuhan payudara pada wanita.

b) Pertumbuhan jakun pada pria.

c) Kulit yang semakin halus pada wanita.

d) Otot yang semakin kasar, kuat, dan kekar pada pria.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik (Ali, 2005: 21-22), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri remaja, berupa sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tua dan pertumbuhan fisik remaja yang terjadi karena pengaruh kematangan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri remaja, mencakup kesehatan, gizi yang diperoleh melalui makanan, dan stimulasi lingkungan berupa pelatihan untuk meningkatkan percepatan pertumbuhan fisik.

2) Perkembangan intelektual

Menurut Mahfudin Shalahudin (Ali, 2005: 26), intelek adalah akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berpikir. Perkembangan intelektual remaja merupakan proses psikologis yang didalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun dan menggunakan pengetahuan.

(41)

permasalahan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual, yaitu (Ali, 2005: 34):

a) Faktor hereditas

Semenjak dalam kandungan, remaja telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial remaja telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi kemampuan berpikir setaraf normal, di atas normal, atau di bawah normal.

b) Faktor lingkungan

Potensi yang ada dalam diri remaja tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Lingkungan penentu berkembangnya potensi remaja yaitu keluarga dan sekolah. 3) Perkembangan kreativitas

(42)

pekerjaan yang merupakan hasil dari berkembangnya aspek perasaan, moral, dan berpikir logis (Ali, 2005: 49).

Karakteristik kreativitas, antara lain (Torrance dalam Ali, 2005: 53):

a) Memiliki rasa ingin tahu yang besar. b) Tekun dan tidak mudah bosan. c) Percaya diri dan mandiri.

d) Merasa tertantang oleh perbedaan. e) Berani mengambil resiko.

f) Berpikir logis.

Utami Munandar (Ali, 2005: 53) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kretivitas adalah usia, tingkat pendidikan orang tua, tersedianya fasilitas, dan penggunaan waktu luang.

4) Perkembangan emosi

(43)

(Hurlock, 1997: 213). Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar memperoleh gambaran mengenai situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Remaja juga dapat mencapai kematangan emosi melalui katarsis emosi untuk menyalurkan emosinya, berupa latihan fisik, bermain dan bekerja.

Gejala-gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek emosi, antara lain (Ali, 2005: 3):

a) Ketidakstabilan emosi pada remaja.

Misalnya mudah menunjukkan sikap emosi yang meluap-luap seperti mudah menangis, mudah marah, dan mudah tertawa. b) Remaja semakin mampu mengendalikan diri.

Perkembangan emosi remaja nampak jelas pada perubahan tingkah lakunya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja, yaitu perubahan jasmani, perubahan pola interaksi dengan orang tua, perubahan interaksi dengan teman sebaya, perubahan pandangan terhadap dunia luar, dan perubahan interaksi dengan sekolah.

5) Perkembangan bakat khusus

(44)

dapat diklasifikasikan, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu:

a) Bakat akademik khusus, merupakan bakat untuk bekerja dalam angka-angka, logika bahasa, dan dalam kegiatan akademik lainnya.

b) Bakat kreatif produktif, merupakan bakat untuk menciptakan sesuatu yang baru.

c) Bakat seni, merupakan bakat khusus dalam bidang seni.

d) Bakat kinestetik, berupa bakat sepak bola, bulu tangkis, tenis, tari, dan keterampilan teknik.

e) Bakat sosial, merupakan bakat yang menimbulkan kemahiran dalam berkomunikasi, negosiasi, menawarkan produk, menjalin hubungan dengan rang lain, dan memiliki sifat kepemimpinan.

Dengan bakat, individu dapat mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi.

(45)

tumbuh dan berkembang. Faktor eksternal meliputi kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan prasarana, dukungan orang tua atau keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pola asuh orang tua.

6) Perkembangan hubungan sosial

Ana Alisyahbana (Ali, 2005: 85) mendefinisikan hubungan sosial sebagai cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang di sekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi, remaja harus banyak membuat penyesuaian baru.

Menurut Monks (Rahayu, 2006: 276), perkembangan sosial remaja dapat dilihat dari adanya dua macam gerakan, yaitu memisahkan diri dari orangtua dan bergerak menuju kearah teman-teman sebaya. Karena remaja lebih banyak bersama teman-teman-teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga. Remaja juga mengalami perubahan dalam pola hubungan dan pergaulan dengan teman-teman sebaya. Apabila sebelumnya remaja hanya berteman dengan teman-teman sejenis saja, sekarang remaja lebih senang berteman dengan teman-teman lawan jenisnya (Hurlock, 1997: 213).

(46)

lingkungannya, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun di lingkungan masyarakat (Ali, 2005: 93).

7) Perkembangan kemandirian

Kemandirian merupakan keberanian mengambil keputusan yang dilandasi oleh pemahaman akan segala konsekuensi dari tindakan (Ali, 2005: 110). Kemandirian yang sehat adalah yang sesuai dengan hakekat manusia paling dasar, yaitu memelihara eksistensi diri.

Tingkat kemandirian remaja pada umumnya bervariasi dan menyebar pada tingkatan sadar diri, seksama, individualistik, dan mandiri (Ali, 2005:116). Sebagai individu yang mandiri, remaja cenderung mampu berpikir alternatif, bertindak berdasarkan dasar nilai dalam diri, menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain, dan menghargai kemandirian orang lain

Kemandirian bukanlah potensi yang berkembang hanya berdasarkan pembawaan sejak lahir, tetapi perkembangannya juga dipengaruhi oleh lingkungan (Ali, 2005:118). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian, yaitu gen atau keturunan, pola asuh orang tua, sistem pendidikan di sekolah, dan sistem kehidupan di masyarakat.

8) Perkembangan bahasa

(47)

pengucapannya dalam kurun waktu tertentu (Ali, 2005: 122). Perkembangan bahasa dipengaruhi perkembangan kognitif. Kemampuan berpikir formal dan berpikir ilmiah membantu remaja untuk dapat menyusun hubungan secara teratur, membandingkan secara kritis dan mengkomunikasikan suatu bahasa.

Sesuai dengan perkembangan psikis remaja yang sedang berada pada fase mencari jati diri dan identitas, remaja seringkali membangun dan memiliki bahasa khas remaja. Perkembangan bahasa remaja sering disebut sebagai bahasa gaul. Gejala-gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek bahasa, antara lain (Ali, 2005: 4):

a) Bertambahnya perbendaharaan kata.

b) Kemahiran dan kelancaran dalam menggunakan bahasa dengan memilih kata-kata secara tepat dan penggunaan tekanan kalimat dengan tepat.

c) Remaja dapat menyusun bahasa secara baik dan benar untuk menjabarkan suatu ide atau konsep.

d) Remaja dapat menyusun bahasa secara baik dan benar untuk meringkas ide dalam deskripsi singkat.

(48)

9) Perkembangan nilai

Horrocks (Ali, 2005: 134) mendefinisikan nilai sebagai sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai sesuatu yang ingin dicapai. Nilai merupakan suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh remaja untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu.

Remaja yang berada pada masa mancari jati diri mulai menyadari pentingnya nilai dan mulai mengembangkan nilai-nilai baru yang sangat diperlukan sebagai pedoman, pegangan, atau petunjuk dalam mencari jalan sendiri untuk menumbuhkan identitas diri menuju kepribadian yang semakin matang. Gejala-gejala yang ada pada perkembangan nilai, antara lain (Ali, 2005: 4):

a) Terbentuk pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas.

b) Berkembangnya pemahaman tentang apa yang baik dan seharusnya dilakukan serta apa yang dianggap tidak baik dan tidak boleh dilakukan.

c) Berkembang sikap menghargai nilai-nilai dan menaati norma-norma yang berlaku serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(49)

baik oleh kelompok sosial, setelah berinteraksi dengan lingkungan remaja akan mulai belajar akan nilai-nilai tertentu yang dianggap penting oleh kelompok sosial. Faktor lingkungan yang berpengaruh pada perkembangan nilai mencakup aspek psikologis, sosial, budaya, dan fisik kebendaan, baik yang terdapat dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat (Ali, 2005: 146).

Pengembangan potensi-potensi, bakat, dan minat yang berguna untuk perkembangan diri siswa dapat difasilitasi oleh sekolah melalui proses pendidikan. Pendidikan di sekolah diantaranya terwujud dalam kegiatan ekstrakurikuler.

4. Siswa Jurusan IPA

(50)

dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas, 2003: 6).

Risnawati (2005: 10-14) mengklasifikasikan kegiatan belajar siswa jurusan IPA dalam mempelajari tiap mata pelajaran, yaitu:

a. Siswa bertanya jawab

Siswa bertanya bertanya pada guru mengenai kesulitan-kesulitan di dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru atau soal-soal latihan yang dikerjakan sendiri.

b. Siswa berdiskusi

Siswa berdiskusi untuk mengerjakan tugas belajarnya, memecahkan suatu topik bahasan yang diberikan oleh guru atau persoalan yang ditemukan sendiri.

c. Siswa bekerja kelompok

Siswa bekerja bersama-sama dengan teman dan membentuk kelompok untuk melakukan tugas-tugas atau latihan-latihan yang diberikan oleh guru maupun yang dikerjakan sendiri.

d. Siswa membaca

Siswa membaca pelajaran dalam tiap mata pelajaran IPA (Kimia, Fisika, Matematika dan Biologi), pada intinya untuk memahami atau menangkap isi gagasan dari bacaan secara efektif dan efisien. e. Siswa mencatat

(51)

f. Siswa berlatih mengerjakan soal-soal latihan

Siswa mengerjakan soal-soal latihan Kimia, Fisika, Matematika dan Biologi untuk melatih diri dalam memecahkan masalah-masalah.

g. Siswa melakukan demonstrasi

Siswa dapat menerangkan atau menunjukkan kebenaran bahan pelajaran yang sedang dipelajari dan melatih siswa dalam mengembangkan ketrampilan psikomotorik. Siswa memeragakan dalam sebuah tindakan disertai dangan penjelasan ilustrasi.

h. Siswa melakukan eksperimen

Siswa melakukan percobaan untuk mencoba sesuatu untuk mengamati proses dari hasil percobaan itu. Tujuan melakukan eksperimen adalah untuk melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan percobaan serta melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan.

i. Siswa melakukan penemuan

(52)

j. Siswa menggunakan perpustakaan

Siswa mengunjungi perpustakaan untuk mencari buku-buku pelajaran yang belum dimiliki dan juga dapat menambah pengetahuan siswa.

k. Siswa melakukan pengulangan bahan pelajaran

Siswa memperhatikan dengan sungguh pada saat penjelasan pelajaran, memahami bahan pelajaran dengan baik. Tiap-tiap bahan pelajaran yang telah dipelajari dipahami dengan baik dan disimpan dalam ingatan kemudian dilakukan pengulangan tiap-tiap bahan pelajaran dengan baik dalam ingatan jangka panjang.

l. Siswa membuat ringkasan

Siswa membuat ringkasan dari tiap mata pelajaran yang dipelajari, yang kemudian membantu siswa mengingat bahan pelajaran atau akan membantu siswa mencari kembali materi-materi yang telah dipelajari.

m. Siswa melakukan persiapan menempuh ujian.

(53)

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan jenis penelitian, subjek penelitian,

instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk melukiskan variabel atau

kondisi nyata dalam suatu situasi (Furchan, 2005: 447). Penelitian deskriptif

dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian

dilakukan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian metode survei karena penelitian

ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel tertentu dan data

yang dikumpulkan relatif terbatas dari kasus yang relatif besar jumlahnya.

B. SUBJEK PENELITIAN

(54)

1. Program kegiatan ekstrakurikuler di SMA BOPKRI I Yogyakarta tertata rapi,

hal ini memudahkan peneliti dalam mencari data dan melaksanakan

penelitian.

2. Di SMA BOPKRI I Yogyakarta belum pernah ada penelitian yang berkaitan

dengan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga peneliti bertujuan menyumbangkan

penelitian ini sebagai bahan pertimbangan bagi SMA BOPKRI I Yogyakarta

dalam menyusun program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

3. Peneliti membatasi penelitian pada kelas XI dengan alasan kelas XI sudah

mengalami kegiatan ekstrakurikuler di SMA BOPKRI I Yogyakarta selama

lebih dari satu tahun sedangkan kelas XII tidak lagi diwajibkan mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler.

Rincian subjek populasi disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Rincian Anggota Populasi Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta

Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009

Kelas

Jumlah Siswa

XI IPA 1

19

XI IPA 2

22

XI IPA 3

20

XI IPA 4

19

Total Siswa

80

(55)

C. INSTRUMEN PENELITIAN

Peneliti menggunakan instrumen ”Kuesioner Kegiatan Ekstrakurikuler di

Sekolah dan Perkembangan Diri” yang disusun peneliti berdasarkan kegiatan

ekstrakurikuler di SMA BOPKRI I Yogyakarta. Berikut ini peneliti menjelaskan

beberapa hal yang berkaitan dengan kuesioner:

1. Dalam kuesioner ini, responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang

positif terhadap suatu objek. Dalam hal ini, objek kuesioner adalah kegiatan

ekstrakurikuler yang terdapat di SMA BOPKRI I Yogyakarta dan

aspek-aspek perkembangan diri apa saja yang berkembang selama siswa SMA

BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Alternatif jawaban untuk mengetahui

kegiatan ekstrakurikuler yang diminati siswa dinyatakan dalam dua

kategori, yaitu ya dan tidak.

2. Butir-butir pernyataan dalam kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu:

a) Kegiatan ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta,

1) Pramuka

2) Paduan Suara

3) Musik

(56)

8) Volley

9) Futsal

10) Tae Kwon Do

11) Jurnalistik

12) Fotografi

13) PMR (Palang Merah Remaja)

14) DMSC (Pecinta Alam)

15) Karya Ilmiah Remaja

16) TOEIC (Tes Of English For International Comunication)

17) Persekutuan Doa Anak BOSA

18) Katekisasi

b) Aspek-aspek perkembangan diri,

1) Perkembangan dan pertumbuhan fisik

2) Perkembangan intelektual

3) Perkembangan kreativitas

4) Perkembangan emosi

(57)

Kisi-kisi kuesioner penelitian dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3:

Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I

Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008-2009

No

Kegiatan Ekstrakurikuler

Nomor Item

(Semua Positif)

Jumlah

Item

1.

Pramuka

1

1

2.

Paduan Suara

2

1

3.

Musik

3

1

4.

Tari / Karawitan

4

1

5.

Bahasa Mandarin

5

1

6.

Bahasa Jepang

6

1

7.

Basket

7

1

8.

Volley

8

1

9.

Futsal

9

1

10.

Tae Kwon Do

10

1

11.

Jurnalistik

11

1

12.

Fotografi

12

1

13.

PMR (Palang Merah Remaja)

13

1

14.

DMSC (Pecinta Alam)

14

1

15.

Karya Ilmiah Remaja

15

1

16.

TOEIC

16

1

17.

Persekutuan Doa Anak BOSA

17

1

18.

Katekisasi

18

1

Total Item

18

(58)

Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Aspek-aspek Perkembangan Diri

No

Aspek-aspek

Perkembangan Diri

Pilihan Pernyataan

Jumlah

Item

1.

Perkembangan dan

pertumbuhan fisik

Pertumbuhan dan kekuatan

fisik

1

2.

Perkembangan intelektual

Pengetahuan makin

bertambah

1

3.

Perkembangan kreativitas

Mampu menciptakan hal

baru / kreatif

1

4.

Perkembangan emosi

Mampu mengendalikan

emosi

1

5.

Perkembangan bakat

khusus

Meningkatkan bakat

1

6.

Perkembangan hubungan

sosial

Mampu bersosialisasi

1

7.

Perkembangan

kemandirian

Mampu mandiri

1

8.

Perkembangan bahasa

Menguasai bahasa asing

1

9.

Perkembangan nilai

Mampu melakukan hal baik

yang saya yakini

1

Dari tabel 3, diketahui bahwa aspek-aspek perkembangan diri

mendapat pengaruh positif dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

3. Validitas dan reliabilitas kuesioner.

a. Validitas

(59)

(Azwar, 2007: 45). Validitas isi pada umumnya tidak melibatkan

perhitungan statistik melainkan hanya analisis rasional, yaitu pada

penilaian subjektif. Selanjutnya, validitas isi terbagi menjadi dua tipe

yaitu validitas muka dan validitas logik. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan validitas muka. Validitas muka adalah penilaian terhadap

format penampilan alat ukur, apabila penampilan alat ukur telah

meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang

hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa validitas muka telah

terpenuhi.

Adapun upaya yang dilakukan peneliti untuk mengusahakan

validitas isi dari alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan

mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen pembimbing, dosen

penelitian BK, dan guru BK di SMA BOPKRI I Yogyakarta untuk

memperhatikan bahasa dan kejelasan isi kuesioner ini.

b. Reliabilitas

(60)

D. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data penelitian sesuai dengan jam Bimbingan dan Konseling

di SMA BOPKRI I Yogyakarta, agar tidak mengganggu mata pelajaran lain. Pada

tabel 4, disajikan jadwal pelaksanaan pengumpulan data penelitian di setiap kelas.

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian

Tanggal

Kelas

Waktu

Jumlah

Siswa dan Siswi

12 November 2008

XI IPA 1

11.15

19

13 November 2008

XI IPA 3

10.30

22

15 November 2008

XI IPA 4

10.10

20

17 November 2008

XI IPA 2

11.15

19

Total Siswa

80

Dari tabel 4, diketahui bahwa pelaksanaan pengumpulan data

disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh SMA BOPKRI I

Yogyakarta.

(61)

Sewaktu mengerjakan kuesioner kegiatan ekstrakurikuler, suasana

masing-masing kelas cukup tenang dan siswa sungguh-sungguh mengerjakan dengan

serius. Setelah siswa selesai mengerjakan, peneliti meminta siswa untuk memeriksa

kembali jawaban yang terlewati atau tidak terisi. Setelah seluruh kuesioner kegiatan

ekstrakurikuler terkumpul kembali, peneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan

para siswa untuk mengerjakan kuesioner kegiatan ekstrakurikuler.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Langkah-langkah yang digunakan untuk analisis data adalah sebagai

berikut:

1. Menghitung persentase keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah.

(62)

Pada

bab

ini,

peneliti

memaparkan

hasil

penelitian

beserta

pembahasannya. Hasil penelitian merupakan jawaban atas masalah yang

dikemukakan.

A. HASIL PENELITIAN

1. Partisipasi siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran

2008-2009 dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Pada penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mengikuti

ekstrakurikuler, namun diitemukan juga sebagian kecil siswa tidak mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler. Rincian siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas XI IPA

Tahun Pelajaran 2008-2009 yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Siswa yang Mengikuti

kegiatan Ekstrakurikuler

Siswa yang Tidak

Mengikuti Kegiatan

Ekstrakurikuler

Populasi

Siswa

%

Siswa

%

80

50

62,5

30

37,5

Dari tabel 5, diketahui bahwa para siswa yang mengikuti kegiatan

(63)

SMA BOPKRI I Yogyakarta Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009.

Rincian kegiatan ekstrakurikuler yang dikuti, disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Kegiatan Ekstrakurikuler yang Diikuti Siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta

Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009*

No. Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta

Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti

Banyaknya Siswa yang Mengikuti Kegiatan

Ekstrakurikuler

1. Pramuka Pramuka 7

2. Paduan Suara Paduan Suara 4

3. Musik Musik 3

4. Tari / Karawitan Tari / Karawitan 17

5. Bahasa Mandarin Bahasa Mandarin 16

6. Basket Basket 5

7. Volley Volley 3

8. Futsal Futsal 7

9. Tae Kwon Do Tae Kwon Do 5

10. Jurnalistik Jurnalistik 6

11. Fotografi Fotografi 9

12. PMR (Palang Merah

Remaja)

PMR (Palang Merah Remaja)

4

13. DMSC (Pecinta Alam) DMSC (Pecinta Alam) 7

14. Karya Ilmiah Remaja Karya Ilmiah Remaja 18

15. TOEIC TOEIC 17

16. Persekutuan Doa Anak BOSA

Persekutuan Doa Anak BOSA

4

17. Bahasa Jepang

-18. Katekisasi

-*Siswa dapat mengikuti lebih dari satu kegiatan ekstrakurikuler

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa:

a.

Dari 18 kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah,

terdapat 16 kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih dan diikuti oleh

siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran

(64)

b.

Kegiatan ekstrakurikuler yang tidak diikuti oleh siswa SMA BOPKRI

I Yogyakarta kelas XI IPA tahun pelajaran 2008-2009 adalah

ekstrakurikuler bahasa Jepang dan katekisasi.

c.

Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib tetapi tidak diikuti

oleh semua siswa SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI IPA tahun

pelajaran 2008-2009

2.

Manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA BOPKRI I Yogyakarta,

yaitu:

a. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1)

Perkembangan intelektual

, karena kegiatan pramuka berisi kegiatan

yang mengandung pendidikan. Dengan mengikuti kegiatan pramuka,

siswa dapat mengetahui kecakapan-kecakapan kepramukaan,

diantaranya

berupa

baris-berbaris,

penggunaan

tali-temali,

semaphore, dan mencari jejak.

2)

Perkembangan hubungan sosial

, karena dalam kegiatan pramuka,

siswa dididik dan dituntut agar mampu berkerjasama dalam sebuah

kelompok. Kelompok dalam kegiatan pramuka mengembangkan

sikap saling menghargai antara satu sama lain dan bergotong-royong

(65)

3)

Perkembangan kemandirian

, karena dengan mengikuti kegiatan

halang rintang dan mencari jejak dalam kepramukaan, siswa dituntut

untuk dapat berani dan berdasarkan kemampuan sendiri dapat

memecahkan permasalahan yang ada.

4)

Perkembangan nilai,

karena tujuan kegiatan pramuka berupaya

menciptakan semangat patriotisme dan memiliki nilai-nilai

Pancasila.

b. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1)

Perkembangan kreativitas

, karena kegiatan paduan suara melatih

siswa untuk dapat mengembangkan keahlian dalam membaca not

lagu dan nada. Siswa juga dilatih untuk dapat berkreasi dengan

kemampuan olah vokal.

2)

Perkembangan bakat khusus

, karena bakat atau talenta siswa yang

berkaitan dengan olah vokal dapat dilatih dan dikembangkan.

3)

Perkembangan hubungan sosial

, karena pelatihan dalam kegiatan

paduan suara berbentuk latihan kelompok dan tentu saja kegiatan

paduan suara melatih kemampuan olah vokal dalam bentuk sebuah

kolaborasi dari kelompok vokal yang biasa disebut koor.

c. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler musik atau band,

maka perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan

(66)

1)

Perkembangan kreativitas,

karena kegiatan ekstrakurikuler musik

atau band melatih siswa untuk mampu berkreasi dengan alat-alat

musik yang ada dan mengembangkan aliran-aliran musik yang

sesuai dengan minat siswa.

2)

Perkembangan bakat khusus

, karena bakat maupun talenta,

khususnya bakat musik siswa dilatih dan dikembangkan dengan

mengikuti kegiatan musik atau band ini.

3)

Perkembangan hubungan sosial

, karena kegiatan ekstrakurikuler

musik atau band dilatih berdasarkan kelompok, berupa kolaborasi

dari penggunaan beberapa alat musik. Kelompok-kelompok musik

atau grup musik ini menuntut kerjasama dan adanya sikap saling

memahami.

d. Apabila siswa mengikuti kegiatan tari atau karawitan, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1)

Perkembangan fisik

, karena kegiatan ekstrakurikuler tari atau

karawitan merupakan kegiatan fisik dalam bentuk gerakan tari yang

melibatkan aktivitas anggota tubuh

2)

Perkembangan emosi

, karena kepuasan dalam mengikuti suatu

kegiatan seni dan keuletan dalam berlatih merupakan salah satu

pemenuhan dimensi emosional.

3)

Perkembangan kreativitas,

karena kegiatan ekstrakurikuler tari atau

(67)

kreasi gerakan untuk menciptakan bentuk-bentuk tarian yang baru

dan menarik.

4)

Perkembangan bakat khusus

, karena siswa yang memiliki bakat

menari semakin terdorong untuk melatih dan mengembangkan bakat

khusus tersebut.

5)

Perkembangan hubungan sosial

, karena kerjasama sangat dituntut

pada saat menari dan menciptakan paduan gerak dalam pelatihan tari

dan karawitan.

e. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bahasa Mandarin,

maka perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan

adalah:

1)

Perkembangan intelektual

, karena kegiatan ekstrakurikuler bahasa

Mandarin memberikan pengetahuan baru bagi siswa mengenai

adat-istiadat, budaya, pola pikir, tatanan negara, teknologi dan segala hal

yang berkaitan dengan negara Cina.

2)

Perkembangan bahasa

, karena kegiatan ekstrakurikuler bahasa

Mandarin

melatih

siswa

untuk

dapat

menggunakan

dan

berkomunikasi dengan bahasa Mandarin.

f.

Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bahasa Jepang, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1)

Perkembangan intelektual

, karena kegiatan ekstrakurikuler bahasa

(68)

adat-istiadat, budaya, pola pikir, tatanan negara, teknologi dan segala

hal yang berkaitan dengan negara Jepang.

2)

Perkembangan bahasa

, karena kegiatan ekstrakurikuler bahasa

Jepang melatih siswa untuk dapat menggunakan dan berkomunikasi

dengan bahasa Jepang.

g. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1)

Perkembangan fisik

, karena kegiatan ekstrakurikuler basket

merupakan kegiatan olahraga yang berbentuk kegiatan jasmani

untuk merangsang aktivitas organ-organ tubuh

2)

Perkembangan emosi

, karena kepuasan dalam mengikuti suatu

pertandingan adalah salah satu pemenuhan dimensi emosional.

3)

Perkembangan

bakat

khusus

,

karena

pelatihan

kegiatan

ekstrakurikuler basket berupaya menyalurkan dan mengembangkan

bakat dan kemampuan bermain basket.

4)

Perkembangan hubungan sosial

, karena olahraga basket merupakan

kegiatan dalam bentuk kelompok atau tim. Kebersamaan,

kepedulian, dan solidaritas dalam sebuah tim sangat dituntut.

h. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola volley, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1)

Perkembangan fisik

, karena kegiatan ekstrakurikuler bola volley

(69)

2)

Perkembangan emosi

, karena dengan melakukan suatu kegiatan

yang sesuai kebutuhan dan keinginan, menghadapi situasi kalah

ataupun menang dalam sebuah pertandingan memberikan kepuasan

tersendiri.

3)

Perkembangan

bakat

khusus

,

karena

pelatihan

kegiatan

ekstrakurikuler volley berupaya menyalurkan dan mengembangkan

bakat dan kemampuan bermain bola volley.

4)

Perkembangan hubungan sosial

, karena volley merupakan olahraga

kelompok atau tim. kebersamaan, kepedulian, dan solidaritas dalam

sebuah tim.

i.

Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1)

Perkembangan fisik

, karena kegiatan ekstrakurikuler futsal

merupakan kegiatan olahraga yang berbentuk kegiatan jasmani

untuk merangsang aktivitas organ-organ tubuh.

2)

Perkembangan emosi,

karena katarsis emosi melalui kegiatan

olahraga juga dapat membantu stabilitas emosi siswa.

3)

Perkembangan bakat khusus

, karena kegiatan ekstrakurikuler futsal

menyalurkan dan mengembangkan bakat dan kemampuan bermain

(70)

4)

Perkembangan hubungan sosial

, karena kebersamaan, kepedulian,

dan solidaritas dalam sebuah tim dibutuhkan untuk memainkan pola

permainan futsal.

j.

Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tae kwon do, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1)

Perkembangan fisik

, karena kegiatan ekstrakurikuler taekwondo

merupakan kegiatan yang berbentuk kegiatan olah fisik untuk

menciptakan gerakan beladiri.

2)

Perkembangan emosi

, karena pelatihan kegiatan tae kwon do tidak

hanya melatih kemampuan bertarung, melainkan juga membantu

siswa semakin mampu mengendalikan emosi.

3)

Perkembangan bakat khusus

, karena kegiatan ekstrakurikuler

taekwondo

menyalurkan

dan

mengembangkan

bakat

dan

kemampuan tae kwon do.

4)

Perkembangan hubungan sosial

, karena pelatihan kegiatan tae kwon

do juga mengajarkan sikap hormat dan menghargai orang lain.

k. Apabila siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik, maka

perkembangan diri siswa sebagai remaja yang dikembangkan adalah:

1)

Perkembangan intelektual

, karena dengan mengikuti kegiatan

jurnalistik, siswa dapat mengetahui tata penulisan berdasarkan ejaan

yang tepat, metode menulis berita, dan kemampuan j

Gambar

Tabel 1. Rincian Anggota Populasi Siswa SMA BOPKRI I YogyakartaKelas XI IPA Tahun Pelajaran 2008-2009
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Kegiatan Ekstrakurikuler SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008-2009
Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Aspek-aspek Perkembangan Diri
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

apabila kelengkapan persyaratan berkas permohonan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, petugas front office memberikan tanda bukti penerimaan berkas sebagai alat

unit
 20
 1.100.000.000
 APBD
Kabupaten
 Dinas
PU
 Kabupaten
 Gorontalo
.

Baiquni pada tahun 2007 dalam Sahputra (2009: 11) menyatakan dalam situasi belajar yang sifatnya kompleks dan menyeluruh serta membutuhkan dan melibatkan interaksi, sering

Penelitian tentang degree diameter problem menghasilkan dua kegiatan penelitian yang utama, yaitu mengkonstruksi graf berarah dengan ordo lebih besar dari ordo graf berarah yang

Dilihat dari segi pelaksanaan kegiatan diseminasi, Prima Tani merupakan wahana untuk menghubungkan secara langsung Badan Litbang sebagai penyedia teknologi

Sebelum melaksanakan praktek mengajar, praktikan membuat RPP sesuai dengan kompetensi yang akan diajarkan. Praktikan mendapat kesempatan untuk mengajar menggunakan

MP-RHL Daerah merupakan rencana makro yang lebih bersifat management plan penanganan RHL yang disusun secara partisipatif di daerah dengan memperhatikan berbagai aspek dan

Dalam pembingkaian berita demonstrasi mahasiswa Semarang terkait rencana kenaikan harga BBM di TV Borobudur, dalam siaran berita “Jendela Jateng Sore”, pembingkaian