• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Perusahaan. Jumlah Karyawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Perusahaan. Jumlah Karyawan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

1.1.1 Profil Organisasi

PT. Saluyu Prima Group merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang transportasi yang berada di Tasikmalaya. Perusahaan yang dimiliki oleh H.Aa Abdul Fatah ini beroperasi sejak tahun 2004. Perusahaan ini pun telah memiliki enam jalur yang dilayaninya yaitu Tasikmalaya-Bandung, Tasikmalaya-Cijulang, Singaparna-Jakarta, Jakarta, Garut-Leuwi Panjang, dan juga Garut-Cicaheum.

Awalnya perusahaan yang dirintis oleh H. Aa Abdul Fatah atau yang sering di kenal orang Haji Alen ini hanya memiliki lima unit bus sedang yang berkapasitas 30 penumpang dan 15 orang sopir dan kondektur sehingga seluruh karyawan berjumlah 16 termasuk dengan pemilik perusahaan. Trayek pertama yang dilalui oleh perusahaan ini adalah trayek Tasikmalaya-Cijulang. Perusahaan ini belum genap berusia 10 tahun, namun telah memiliki 120 unit bus, yang termasuk di dalamnya elf, middle bus, big bus. Saat ini PT. Saluyu Prima Group memiliki 376 orang karyawan termasuk dengan supir dan kondektur. Diantaranya terdiri atas 366 orang supir dan kondektur. Seiring dengan berjalannya waktu terlihat peluang jalur-jalur yang dapat dimasuki oleh perusahaan ini, peluang yang pertama adalah jalur Tasikmalaya-Cijulang.

Sebelum perusahan ini berdiri pemilik telah memiliki usaha di bidang pertanian yaitu pabrik teh hijau di kawasan Taraju Kabupaten Tasikmalaya yang diberi nama Teh Diana, oleh karena itu modal awal untuk mendirikan perusahaan transportasi tersebut berasal dari usaha sebelumnya yang memang maju secara pesat. Pada tabel 1.1 ditunjukkan perkembangan perusahaan PT. Saluyu Prima Group.

Tabel 1.1

Perkembangan Perusahaan

Periode Jumlah Unit KaryawanJumlah Jumlah Jalur 2004 - 2005 5 unit bus 16 orang 1 Jalur (Tasikmalaya-Cijulang) 2006-2014 115 unit bus 360 orang 1. Tasikmalaya-Bandung

3. Singaparna-Jakarta 4. Garut-Jakarta

5. Garut-Leuwi Panjang 5. Garut-Cicaheum Total 120 unit bus 376 orang 6 jalur trayek

(2)

Sumber: PT. Saluyu Prima Group

1.1.2 Struktur Organisasi

PT. Saluyu Prima Group dipimpin oleh seorang komisaris yang berdampingan dengan direktur, dibawah direktur terdapat empat bagian yaitu bagian keuangan, bagian persediaan, bagian operasional dan bagian perijinan. Ilustrasi struktur organisasi PT. Saluyu Prima Group dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1

Struktur Organisasi PT. Saluyu Prima Group

Sumber: PT. Saluyu Prima Group

1.1.3 Visi, Misi dan Tujuan 1) Visi

Menjadi perusahaan penyedia layanan bus pariwisata terbesar yang unggul dan terpercaya.

2) Misi

a. Melayani dengan mengedepankan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan. b. Membentuk budaya perusahaan yang beretika.

1.2 Latar Belakang Masalah

Menurut jurnal Kadir (2006:121), transportasi berasal dari kata latin, yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau suatu tempat ke tempat lainnya. Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan/atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. KOMISARIS DIREKTUR BAG. KEUANGAN BAG. PERSEDIAA N BAG. OPERASION AL BAG. PERIJINAN

(3)

Layanan angkutan umum yang berkualitas tinggi dapat menyediakan berbagai manfaat ekonomi , sosial , dan lingkungan , termasuk manfaat pemakai langsung dan berbagai manfaat tidak langsung dan eksternal. Dikutip dari jurnal Brakewood et.al (2014:69).

Menurut Weisbord et al. (2009:15), jasa transportasi umum penting dalam banyak hal . Mereka memberikan mobilitas, menciptakan lapangan kerja dan memungkinkan pertumbuhan ekonomi. Penanaman modal di angkutan umum memperluas layanan dan meningkatkan mobilitas, dan jika berkelanjutan dari waktu ke waktu, berpotensi dapat mempengaruhi perekonomian dengan menyediakan:

1) penghematan biaya perjalanan dan kepemilikan kendaraan untuk transportasi umum penumpang dan orang-orang beralih dari mobil , menyebabkan pergeseran dalam belanja konsumen ;

2) mengurangi kemacetan lalu lintas untuk mereka yang bepergian dengan mobil dan truk, mengarah ke penghematan biaya perjalanan langsung sehingga dapat digunakan untuk bisnis dan rumah tangga.

3) Kehandalan efek mengurangi kemacetan. 4) Memperluas area layanan transit; dan

5) Pada tingkat nasional, penghematan biaya dan dampak produktivitas lainnya dapat mempengaruhi saing di pasar internasional .

Transportasi umum membantu orang, penumpang, keluarga, mahasiswa, warga senior, penyandang cacat, dapat menikmati hidup. Karena mereka berusaha untuk memenuhi pribadi mereka dengan tujuan karir, memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat menjaga tingkat kemandirian transportasi. Penting sekali untuk saat ini sistem transportasi publik yang kuat dibutuhkan dari sebelumnya. Transportasi umum tidak hanya membantu dalam memelihara dan menciptakan lapangan kerja, tetapi juga dibutuhkan untuk mempermudah mobilitas dalam bekerja. Penggunaan angkutan umum menurunkan biaya rumah tangga dan membebaskan lebih banyak pendapatan untuk kebutuhan lainnya.

1) Untuk setiap dolar yang diperoleh , rumah tangga rata-rata menghabiskan 18 sen pada transportasi , 94 persen diantaranya adalah untuk membeli , memelihara dan mengoperasikan mobil.

2) Biaya transportasi Rumah Tangga meningkat di daerah pengadaan transportasi yang jarang.

Hanya dengan menggunakan transportasi umum, orang-orang dapat membatu mengurangi ketergantungan negara pada minyak asing. Setiap tahun pengguna angkutan umum di AS menyimpan:

1) 1,4 miliar galon bensin, yang mewakili 4 juta galon bensin per hari 2) Setara dengan 34 supertank minyak.

3) Setara dengan 140.769 stasiun layanan bahan bakar yang mengisi truk tangki setiap tahun.

4) Setara dengan 300.000 mobil yang mengisi bensin setiap hari.

(http://www.apta.com/resources/reportsandpublications/Documents/twenty_first_century.pdf, diakses pada tanggal 23 Oktober 2014).

(4)

Para pengemudi angkutan umum memiliki peran penting dalam menciptakan transportasi yang lebih baik bagi masyarakat. (http://www.jakarta.go.id/v2/news/2010/09/12-Sopir-Angkutan-Terima-Penghargaan diakses pada tanggal 26 Oktober 2014).

Tanpa seorang supir, bus tidak dapat berfungsi, menurut jurnal Dorn et.al (2010:3), menyatakan bahwa pekerjaan sebagai pengemudi angkutan umum merupakan pekerjaan yang penuh tanggung jawab, mempunyai tuntutan tinggi atas keselamatan penumpang dan kelancaran lalu lintas. Menurut Greiner et.al dalam Dorn et.al (2010:2) “Driver stress may impair performance, lead to an increased risk of being involved in a bus crash”, penting sekali untuk menjaga agar supir tidak stres karena akan merusak kinerja supir dan rentan akan terjadinya kecelakaan, oleh karena itu dalam hal ini PT. Saluyu Prima Group perlu melakukan peningkatan motivasi.

Motivasi sangat penting untuk dianalisis berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susan et. al (2012:202) dalam jurnal “Influence of Motivation on Performance in The Public Security Sector with a Focus to the Police Force in Nairobi, Kenya” motivasi karyawan diperlukan agar mereka dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.

Menurut Marwansyah (2010:116), menyatakan bahwa “motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja”. Diperkuat dengan pernyataan dari Robbins dalam jurnal Zunaidah et. al (2014:45) menyatakan bahwa motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuannya. Pernyataan dalam jurnal menurut Zunaidah et.al (2014:46), menyatakan bahwa tabel absensi dapat digunakan untuk menggambarkan motivasi kerja sebuah perusahaan. Tabel 1.2 merupakan laporan kehadiran pegawai sebagai absensi karyawan pada PT. Saluyu Prima Group.

PT. Saluyu Prima Group merupakan salah satu perusahaan transportasi di Indonesia. Perusahaan ini mengalami permasalahan pada penurunan kinerja karyawan ditandai dengan peningkatan angka ketidakhadiran, seperti yang dapat dilihat pada tabel 1.2 di bawah ini:

Tabel 1.2

Laporan Kehadiran Supir dan Kondektur PT. Saluyu Prima Group Periode Tahun 2011, 2012, 2013

Tahun Jumlah Karyawan Ketidakhadiran Total

Pegawai

Persentase ketidakhadiran

Izin Sakit Absen

2011 9 11 5 25 249 10,04%

2012 5 14 19 38 321 11,83%

2013 20 15 22 57 366 15,57%

Sumber: Data Internal PT. Saluyu Prima Group

Laporan kehadiran karyawan PT. Saluyu Prima Group menunjukkan penurunan kehadiran karyawan dari tahun 2011, 2012 sampai tahun 2013 yang dijelaskan dengan peningkatan ketidak hadiran pegawai dari tahun 2011 sampai 2013. Hal ini membuktikan

(5)

bahwa motivasi karyawan PT. Saluyu Prima Group dari tahun ke tahun menurun. Persentase dari ketidakhadiran karyawan PT. Saluyu Prima Group dapat dilihat pada gambar 1.2:

Gambar 1.2

Persentase Ketidakhadiran Supir dan Kondektur PT. Saluyu Prima Group Periode tahun 2011, 2012, 2013

Berdasarkan gambar 1.2 di atas diketahui bahwa persentase ketidakhadiran karyawan PT. Saluyu Prima Group mengalami peningkatan dari tahun 2011, 2012 sampai 2013, hal ini menunjukkan bahwa karyawan pada PT. Saluyu Prima Group memiliki penurunan dalam motivasi yang ditandai dengan meningkatnya ketidakhadiran. Sesuai dengan pernyataan menurut Hasibuan dalam jurnal Mauli et.al ( 2012:11) bahwa untuk Suatu pekerjaan dapat diukur melalui jumlah pekerjaan, kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, kehadiran dan kemampuan kerja sama.

Adanya penurunan motivasi berpengaruh terhadap kinerja hal ini membuktikan bahwa adanya hubungan antara motivasi dengan kinerja. Semakin menurun motivasi maka kinerja perusahaan akan menurun. Seperti yang dikatakan dalam jurnal yang ditulis oleh Asim (2013:2) “if the motivation level was increasing, if organization stands on every steps, the performance was increasing. Motivation level is the directly and positive relationship with the employee performance” apabila motivasi meningkat, apabila organisasi berjuang untuk mencapai kebutuhannya maka kinerja karyawan juga akan meningkat. Tingkat motivasi sangat berhubungan dengan kinerja karyawan. Oleh karena itu, organisasi harus memotivasi karyawan mereka untuk kinerja terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Dikutip dari jurnal internasional menurut Zameer et.al (2014:293).

Hal ini didukung oleh pendapat McClelland dalam jurnal Zunaidah et.al (2014:49) menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi dan berprestasi dengan pencapaian kinerja. Artinya, pimpinan, manajer dan pegawai yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan

(6)

mencapai kinerja tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah disebabkan karena motivasi kerjanya rendah.

(Mangkunegara, 2009:67), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Standar pekerjaan dapat ditentukan dari isi suatu pekerjaan, dapat dijadikan sebagai dasar penilaian setiap pekerjaan (Bangun, 2012:233).

Dalam perusahaan ini indikator kinerja menggunakan data rekapitulasi penjualan tiket. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3:

Tabel 1.3

Rekapitulasi Penjualan Tiket PT. Saluyu Prima Group Periode 2011, 2012, 2013

Tahun Realisasi Penjualan Tiket Target Penjualan Tiket Persentase 2011 65.125 72.000 90,45% 2012 62.370 72.000 86,62% 2013 59.243 72.000 82,28%

Sumber: data internal PT. Saluyu prima Group

Tabel Rekapitulasi Penjualan Tiket PT. Saluyu Prima Group menunjukkan penurunan dalam penjualan tiket pada periode tahun 2011, 2012, 2013 yang dijelaskan dengan penurunan realisasi penjualan tiket terhadap target penjualan tiket yang ditentukan perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa motivasi karyawan PT. Saluyu Prima Group dari tahun ke tahun menurun. Persentase dari rekaitulasi penjualan tiket PT. Saluyu Prima Group dapat dilihat pada gambar 1.3:

Gambar 1.3

Persentase Penjualan Tiket PT. Saluyu Prima Group Periode Tahun 2011, 2012, 2013 80.00% 82.00% 84.00% 86.00% 88.00% 90.00% 92.00%

Persentase Penjualan Tiket

Berdasarkan gambar 1.3 di atas diketahui bahwa persentase penjualan tiket PT. Saluyu Prima Group mengalami penurunan dari tahun 2011, 2012 sampai 2013, hal ini

(7)

menunjukkan bahwa karyawan pada PT. Saluyu Prima Group tidak dapat memenuhi target penjualan yang ditentukan oleh perusahaan.

Motivasi dan kinerja yag rendah mengakibatkan penurunan pendapatan pada perusahaan PT. Saluyu Prima Group. Apa bila berkelanjutan maka perusahaan ini akan kesulitan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya sehinggan akan berdampak pada operasionalisasi perusahaan nantinya. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mempunyai tujuan untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT Saluyu Prima Group dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Saluyu Prima Group”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian adalah a. Bagaimana motivasi karyawan pada PT. Saluyu Prima Group?

b. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. Saluyu Prima Group?

c. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawnan pada PT. Saluyu Prima Group?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

a. Untuk melihat motivasi karyawan pada PT Saluyu Prima Group. b. Untuk melihat kinerja karyawan pada PT Saluyu Prima Group.

c. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Saluyu Prima Group.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang bersangkutan:

a. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai sarana dalam meningkatkan pemahaman untuk penulis dalam pembuatan karya ilmiah sebagai syarat kelulusan S1 di Telkom University, juga sebagai pembelajaran bagi penulis apabila hendak membuka perusahaan secara mandiri dan mempunyai karyawan hendaknya memahami betul masing-masing karyawan dan mengetahui apa yang diinginkan karyawan.

b. Bagi Perusahaan

penelitian ini dapat dijadikan masukan positif terhadap kemajuan usaha PT Saluyu Prima Group. Hasil Penelitian ini dapat lebih mengoptimalkan pihak PT saluyu Prima Group dalam memahami karyawan agar menghasilkan kinerja yang baik. c. Bagi Pihak Lain

Menjadi sarana untuk menambah ilmu pengetahuan bagi semua orang yang membacanya, menjadi bahan pertimbangan dalam pencarian referensi.

(8)

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan obyek penelitian, latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Pada bab ini dikemukakan tentang landasan teori yang relevan dengan topik pembahasan, penelitian terdahulu sebagai referensi, serta hipotesis untuk jawaban sementara dari permasalahan.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini, dijelaskan mengenai jenis penelitian yang digunakan, operasional variabel dan skala pengukuran, teknik pengumpulan data, pengujian validitas dan pengujian reliabilitas, serta teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan tentang analisis dan pengolahan data yang dilakukan, serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini dijelaskan tentang kesimpulan yang telah diperoleh peneliti bdan saran yang bermanfaat sebagai masukan kepada pihak perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak etanol jahe merah pada penelitian ini diformulasikan dalam bentuk krim untuk meningkatkan kemudahan penggunaannya dan efektivitasnya terhadap penurunan intensitas

Melihat kepada kurangnya interaksi segelintir kanak-kanak dengan orang luar misalnya jiran tetangga, ianya akan memberi impak atau kesan ke atas perkembangan sosial mereka

Pada tahap ini dilakukan uji performansi dari kinerja perangkat keras yang telah dibuat serta menganalisa apakah telah sesuai dengan spesifikasi perancangan yang telah

Berdasarkan teori dan didukung oleh dengan hasil analisis dan pengolahan data serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa

Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat elektronik yang menggunakan isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur Lalu Lintas

DKI Jakarta sebagai ibukota dari Indonesia juga memiliki potensi pariwisata yang dapat bersaing dengan kawasan- kawasan lain yang ada di Indonesia, banyak sekali

Kemampuan menjaga kecepatan agar tetap sesuai dengan set point ketika diberi beban maupun kemampuan sistem untuk mengejar kecepatan agar mencapai set point ketika motor mulai

Pemberian Nomor Cara Seri Unit (Serial Unit Numbering System) Pemberian nomor cara seri unit atau dikenal dengan Serial Unit Numbering System (SUNS) adalah suatu